Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang di gunakan
untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam
setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan
pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu
terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik
secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian
kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan
pada bayi.
Pemeriksaan fisik sangat penting untuk di lakukan, karena sangat penting
untuk diketahui,yaitu untuk mengetahui normal atau tidak normal pada bayi
baru lahir.Keadaan suhu di luar rahim sangat mempengaruhi kondisi bayi baru
lahir tersebut. Karena kondisi di luar rahim sangat berbeda dengan kondisi
didalam rahim.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada bayi
2. Bagaimana cara mengukur pertumbuhan bayi
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan organ bayi

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui cara pemeriksaan fisik pada bayi
2. Untuk mengetahui cara mengukur pertumbuhan bayi
3. Untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan
organ bayi

1.4 Manfaat Penulisan


Dapat memahami dan mengetahui cara pemeriksaan fisik, cara mengukur
pertumbuhan, dan apa yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan organ bayi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemeriksaan Fisik pada Bayi


A. Tujuan Pemeriksaan Fisik
1) Untuk menentukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan
sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya.
2) Mampu memperagakan pemeriksaan kepala sampai kaki pada bayi.
3) Menyebutkan nilai pemeriksaan bayi normal pad amasing-masing
daerah pemeriksaan fisik.
4) Mengidentifikasi minimal 6 variasi bayi yang lazim ditemukan (Sri
Sukamti dkk, 2009)

B. Pedoman Pengkajian Fisik


1) Lakuan pengkajian dari ujung kepala sampai kaki.
2) Pemeriksa harus mampu mengkaji secara tepat.
3) Beberapa pemeriksaan dapat diabaikan dalam pengkajian harian,
tergantung kesehatan, umur, dan alasan kontak gengan pasien. Contoh
uji neurologis, uji tendon.
4) Pemeriksaan dilakukan berurutan dan sistematis dapat menjadi tidak
mungkin Fleksibilitas Is Essensial.
5) Seringkali pemeriksaan dapat dilakukan sekali waktu ( bersamaan).
6) Lakukan aspek-aspek pemeriksaan yang tidak menimbulkan stress
terlebih dahulu.
7) Gunakan pendekatan yang ramah dan tenang.
8) Gunakan kedua tangan bila perlu.
9) Jangan meninggalkan bayi di atas meja pemeriksaan tanpa pengawasan
(Sri Sukamti dkk, 2009)

C. Prinsip-Prinsip Utama Melakukan Pemeriksaan


a) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan.

2
b) Cuci tangan.
c) Cara terarah.
d) Bandingan sisi tubuh dengan sisi lainnya.
e) Ekspos bagian tubuh yang sedang dikaji.
f) Komunikasi (tauch,feel) (Sri Sukamti dkk, 2009)

D. Hal-hal yang Harus Dilakukan


 Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan dan ngunkan sarung
tangan.
 Bertindak lembut saaat menanggani bayi.
 Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masinng daerah dibawah ini,
dimulai dari kepela dan lanjut secara sistematis menuju kaki.
 Jika ditemukan kelainan cari bantuan lebih lanjut jika dibutuhkan.
 Catat hasil pengamatan dan setiap tindakan yang dilakukan (Sri Sukamti
dkk, 2009)

E. Cara Pemeriksaan
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Auskultasi
4) Perkusi (Sri Sukamti dkk, 2009)

F. Variasi Bayi yang Lazim Ditemukan


1) Kaput Suksedaneum
 Pengumpulancairan dibawah kulit kepala yang biasa terjadi
padapersalinan lama/sulit. Kaput dapat melewati garis sutura.
Cairan ini diserap kembali dalam waktu 12 jam atau beberapa hari
setelah lahir.
2) Molage
 Suatu keadaan sutura saling bertumpukan satu sama lain sebagai
uapaya memfasilitasi pergerakan kepala satu sama lain melalui jalan

3
lahir pada proses persalinan yang menyebabkan kepala bayi tidak
semetris
3) Bercak Mongol
 Pigmentasi yang datar dan bewarna di daerah pinggang kebawah dan
bokong yang ditemukan saat lahir pada beberapa bayi yang akan
menghilang secara perlahan selama tahun pertama dan tahun kedua
kehidupan
4) Hemangioma
Tabdalahir ini ada dua jenis :
 Nevus Flammerus  Kapiler yang tidak menonjol berbatas
tegas, bewarna merah ungu yang tidak bertambah ukurannya,
bisa menghilang / memudar warnanya.
 Nevus Vaskulosus  Kapiler yang terbentuk dan membesar
pada kulit (lapisan dermis dan subdermis) yang tumbuh
beberapa bulan kemudian mengkerut dan menghilang.
5) Pseudomenorrhae
 Cairan mukus kental berwarna keputihan dari bayi baru lahir
perempuan selama minggu pertama kehidupan. Ini disebabkan oleh
terhentinya pengaruh hormon ibu
6) Akrosianosis
 Warna biru pada tangan dan kaki yang mungkin timbul pada 2-4 jam
pertama setelah lahir akibat sirkulasi perifer buruk. Jika sirkulasi
sentral memadai, suplai darah akan segera kembali dengan cepat
kebagian ekstremitas setelah kulit ditekan dengan jari
7) Milia
 Sumbatan pada kelenjar subasea, tampak sebagai bercak putih
menojol pada muka terutama daerah hidung. (Sri Sukamti dkk,
2009).

G. Pemeriksaan Usia Gestasi


a. Cukup bulan : Antara 37-42 minggu lengkap ( 259-294 hari)
b. Kurang bulan : ˂ 37 minggu ( sebelum 259 hari)

4
a. Lebih bulan : ˃ 42 minggu (sesudah 294 hari).

 Usia Gestasi Menurut Ballard Score

 Physical Maturity

5
 Tabel Perkiraan Umur BBL
Tempat <_ 36mgg 37-38 Mgg >_ 39mgg
Garis telapak kaki Garsis transversal 2/3 garis anterior Dipenuhi garis-
anterior garis
Diameter nodul 2 mm 4 mm 7 mm
payudara
Rambut kepala Baik dan halus Baik dan halus Kasar dan licin
Daun telinga Dapat dilihat, Sedikit kartilago Kaku karena
tidak ada kartilago kartilago tebal
Testis dan Testis pada Intermediate Skrotum penuh
skrotum kanalis inguinalis, dan banyak rugae
skrotum kecil,
beberapa rugae

 Diagram Pertumbuhan

6
 Tabel Riwayat Kesehatan Bayi
1 ANC Maternal (atenatal care -Jumlah kunjungan atenatal care
ibu)
2 Riwayat prenatal maternal - HPHT(hari pertama haid terakhir)
- TP (taksiran persalinan)
- Pertambahan BB
- komplikasi
- Penanganan
- Perawatan di rumah sakit

3 Golongan darah dan faktor Rh - (A/B/AB/O),(positif/negatif)

4 Hasil tes skrining maternal -VDRL,gonorhea,hepatitis,herpas


-AIDS
- RUBELLA
5 Riwayat persalinan -Mulai ,lama,komplikasi
-Pengobatan,anestesis
6 Pecahnya ketuban -Lama,jumlah-Ada/tidak nya mekorium

7
7 Pencatatan pengawasan janin -indikasi,tipe
-pola DJJ (denyut jantung janin)
-ada/tidaknya gawat janin

8 Riwayat persalinan -lama,tipe,tempat persalinan


-anestesi,obat obatan
9 Riwayat posnatal -pernapasan bayi,resusitasi,obat obatan
-interaksi orangtua-bayi
-cedera bayi
10 Riwayat sosial yang penting -struktur keluarga
-suku
-rencana menyusui
-masalah sosial

 Tabel Tanda-Tanda Vital Bayi


Frekuensi pernapasan 30-60 kali per menit
Denyut nadi -120-160 kali per menit
-100 kali per menit:tidur
-180 kali per menit:menangis
Suhu tubuh 36,4 -37,2
Berat badan Cukup bulan : 2500-4250 gram
Panjang badan 49,5cm
Lingkar kepala 35,5cm (2 cm lebih besar dari dada)
Lingkar dada 33cm (2-3 cm lebih kecil dari kepala)
Tekanan darah Pada saat lahir 80/46mmHg

2.2 Pemeriksaan ABGAR


Pemeriksaan fisik yaitu dengan cara ABGAR yaitu:
A = Appearance (penampakan/ kelainanwarna)
P = Pulse (nadi atau detak jantung)
G = Grimace (ringisan atau respon wajah bayi ketika kaki nya disentuh)

8
A = Activity (aktivitas tonus otot lengan dan kaki)
R = Respiration (pernafasan)
Cara memberikan penilaian yaitu dengan memberikan nilai 0 sampai 2 yang
dapat dilihat pada tabel sistem penilaian APGAR berikut ini :
Tanda - tanda 0 1 2
Tubuh merah,
Rupa/warna Seluruhnya
Pucat atau biru tangan dan kaki
(penampakan) merah
biru
Lambat, dibawah
Nadi/ detak Tidak terdapat Diatas 100, detak
100, detak
jantung detak jantung jantung kuat
jantung lemah
Wajah
Menyeringai atau
menyeringai / Tidak ada respon / Menangis, batuk
wajahnya tampak
respon terhadap reaksi atau bersin
kecut
sentuhan
Ada sedikit
Tangan dan kaki pergerakan Pergerakan aktif,
Aktivitas / tonus
lumpuh (tidak ada sebagai reaksi kaki dan tangan
otot
gerakan) terhadap bergerak
rangsangan
Pernapasan
perlahan / tidak
Tidak ada
teratur, dinding
Upaya bernapas pernapasan, tidak Menangis kuat
dada tertarik,
ada tangisan
merintih atau
tangisan lemah
 Warna
- Nilai/angka 0, jika Apgar score/nilai Apgar: pucat atau cyanosis Dada
seluruh tubuh.
- Nilai/angka l, jika merah tetapi extremitas cyanosis
- Nilai/angka 2, jika seluruh badan bayi berwama merah

9
 Nadi  Untuk nadi, diberi angka 0 jika keadaannya lemah atau lambat,
diberi angka 1 jika kurang dari 100, dan jika lebih atau minimal 100, dapat
diberi angka 2.
 Wajah (Grimace)  Untuk grimace, dapat kita rangsang dengan
mengagetkannya. adakah suara atau gerakan ataukan tidak ada. Jika tak ada
reaksi sama sekali maka angkanya 0, bila reaksi hanya terdapat pada
mukanya maka angkanya adalah 1, dan jika reaksinya hebat (timbul
refleksi), lebih refleksi, bayi akan menangis, maka angkanya 2.
 Aktivitas  Untuk aktivitas Jika tampaknya flacid atay ototnya lemah,
diletakkan pada posisi apa saja tidak berubah maka angkanya 0, jika
tampaknya lemah tetapi ada tonus otot maka angkanya 1, dan jika aktif
bergerak, menangis maka angkanya adalah 2.
 Pernapasan  Untuk respirasi, jika tidak ada respirasi maka angkanya 0,
jika ada respirasi tetapi lambat dan tidak teratur maka angkanya adalah 1,
jika menangis dengan kuat dan pernafasannya baik angkanya adalah 2.

Penilaian APGAR :
a. 8 – 10 = Bayi dalam keadaan baik.
b. 6 – 7 = Bayi keadaannya kurang baik (depresi).
c. Kurang dari 6 = Bayi dianggap dalam keadaan buruk, harus dibawah
pengawasan dokter dan perlu tindakan -tindakan khusus.
d. Pada keadaan kurang dari 8 maka harus waspada. Walaupun belum perlu
tindakan khusus, sehingga nilai APGAR dinilai beberapa kali. Biasanya
pada APGAR 8 - 10 keadaannya baik.

2.3 Pemeriksaan Antropometri


Ada tiga komponen untuk mengukur pertumbuhan Bayi :
1. Berat harus ditimbang setiap hari.
2. Panjang harus diukur saat masuk dan setiap minggu.
3. Lingkar kepala harus diukur saat masuk dan setiap minggu.

10
A. Berat Badan Lahir Normal : 2500 gr – 4000 gr
1) Semua bayi harus ditimbang pada saat masuk.
2) Bayi baru lahir normal mungkin akan kehilangan 10% berat badannya
pada minggu pertama terutama jika diberi ASI.
3) Berat badan bisa kembali pada usia 2 minggu.
4) Jika ada kehilangan berat badan berlebihan,evaluasi kecukupan asupan
cairan dan tanda-tanda dehidrasi bayi baru lahir.
5) Kenaikan berat badan yang diharapkan adalah +- 30 gm/hari.
6) Bayi yang tergolong Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan
berat <2500 gm, tentukan apakah prematuritas dan kecil masa
kehamilan (KMK).
7) Bayi >3800 gm harus di evaluasi untuk mengetahui apakah besar masa
kehamilan (BMK).
8) Untuk kedua kasus, harus didapatkan harus didapatkan usia kehamilan
yang akurat.
9) Perhatikan kadar gula darah pada kedua situasi tersebut.
10) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir <2500 gr.
11) Bayi berat lahir sangan rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gr.
12) Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) berat lahir <1000 gr

B. Lingkar Kepala : 33-35 cm


1) Lingkar kepala harus diukur saat masuk dan setiap minggu sesudahnya.

11
2) Lingkar kepala menghubungkan 4 titik: 2 frontal bosses dan 2 occipital
protuberances.
3) Letakkan pita pengukur pada bagian paling menonjol di tulang oksiput
dan dahi.
4) Pengukuran dilakukan sedikitnya sekali sehari jika BBL mempunyai
masalah neurologis seperti perdarahan intraventricular, hydrocephalus,
atau asfiksia

C. Panjang Badan : 48-52 cm


1) Ubun-ubun sampai tumit harus diukur saat masuk dan tiap minggu
setelahnya.
2) Panjang harus dicatat pada diagram panjang badan setiap minggu dan
dibandingkan dengan berat
3) Bayi harus dalamb posisi terlentang saat diukur. Sendi lutut dan panggul
harus ekstensi penuh

2.4 Pemeriksaan Sistem Organ


1) Rupa

12
 Kelainan kongenital sering terlihat, misalnya: sindroma down yaitu
mongolisme.
2) Kulit
 Normal, pucat, kuning, biru, pendarahan ataukah terdapat edema.
 Suhu kulit hangat atau aksila 36,5ºC - 37,5º C.
 Warna kulit bayi masih kebiruan : jika tangan dan kaki bayi masih
berwarna kebiruan namun suhu tubuh bayi hangat, mungkin idak ada
masalah yang serius. Beberapa bayi bahkan masih memiliki tangan dan
kaki kebiruan satu atau dua hari setelah lahir. Bibir atau wajah bayi
masih terlihat biru satu jam setelah lahir, kemungkinan bayi mengalami
masalah dengan jantung atau paru-parunya, kemungkinan dia
memerlukan oksigen.
 Jika kulit bayi terlihat kekuningan kurang dari 24 jam setelah lahir bisa
jadi dia terkena penyakit kuning atau infeksi. Segera minta bantuan
medis.
 Kulit bayi terlihat pucat. Bayi terlihat pucat dan lemas kemungkinan
bayi mengalami anemia atau penyakit kesehatan lainnya. Segera minta
bantuan medis.
 Kulit bayi sangat merah: bayi sangat merah mungkin tidak terjadi apa-
apa. Coba perhatikan dia selama satu minggu untuk mencari
kemungkinan penyakit kuning. Jika kulitnya mulai berubah menjadi
kekuningan, napasnya mulai cepat dan mengalami kesulitan saat
menyusui segera minta bantuan medis. Kebanyakan bayi baru lahir
akan mengalami ruam pada kulit dalam minggu-minggu pertama.
Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti
lengan, tungkai, dan punggung. Tetapi juga bisa muncul di wajah.
Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan. Penggunaan
lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana
plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini, terutama pada cuaca
panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi beberapa hari,
terutama di pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

13
 Bayi yang sebetulnya normal akan tampak kuning pada hari kedua,
yang harus diperhatikan adalah kuning muncul sebelum bayi berusia 24
jam.
 Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya
(nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak
beberapa jaringan lemak. Pada persalinan dengan pertolongan porsep,
benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi, dan leher. Benjolan
bisa pecah menembus kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi
biasanya akan segera sembuh.
3) Kepala dan Leher
 Kepala perlu dikaji adanya Moulage, Caput Suksedanium, pendarahan
sub aponeurotik atau terdapat Hematoma Sefal.
 Adakah Hidrosefalus ditandai dengan kepala besa disertai ubun-ubun
cembung dan sutura melebar.
 Periksa apakah ubun-ubun besar cembung atau cekung.
 Kepala dapat bergerak bebas ke kiri dan ke kanan.
 Kelenjar tiroid di garis tengah, kelenjar limfe tidak dapat diraba dan
tidak meraba adanya masa atau benjolan abnormal pada leher.
Caput Suksedanium
- Karena tekanan keras pada kepala ketika memasuki jalan lahir.
- Terletak di periosteum.
- Teraba lunak, berbatas tidak tegas, melampaui sutura.
- Tidak berfluktasi tetapi bersifat edema tekan, kulit pada benjolan sering
bewarna kemerahan.
- Terlihat segera setelah lahir, hilang 2-3 hari, tidak memerluka
pengobatan.
Hematoma Sefal
- Karena tekanan tulang pelvis ibu terhadap tulang kepala bayi, bisa
karena vacum ataupun cunam.
- Terletak di sub periosteum.
- Benjolan difus, berbatas tegas, tidak melampaui sutura.
- Terasa fluktasi.

14
- Baru terlihat jelas setelah beberapa jam setelah lahir (6-7 jam) dan dapat
membesar sampai hari ke-2/ ke-3, hilang 2-8 mg.
- Tidak memerlukan pengobatan
Pendarahan Sub Aponeurosis
- Pendarahan massif dalam jaringan lunak kepala dibawah lapisan
Aponeurosis.
- Benjolan difus, batas tidak tegas, dapat melampaui sutura.
- Pada pemeriksaan memberikan kesan kepala tidak simetris.
- Terlihat setelah 24 jam sampai 2 hari Post Partum, bila cepat dan luas
dapat 12 jam Post Partum.
- Terkadang diberikan vitamin K.
- Komplikasi dapat terjadi pendarahan yang luas
4) Muka
 Dilihat kesimetrisan, adakah paralisis, jarak antara hidung dan mulut,
jembatan hidung, besarnya mandibula dan pembengkakan.
 Palpasi :
a. Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri.
b. Wajah : pucat, cemas, kuning, merah, biru (sianosis)
c. Kulit wajah : halus atau kasar
d. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau
sindrom piere rotin.
e. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi.
f. Hiperpigmentasi melantonik ada atau tidak
5) Telinga
 Periksa dalam hubungan letak mata dan telinga, kelengkapan daun
telinga, lubang telinga, dan membran timpani.
 Palpasi :
a. Periksa dan pastikan jumlah,bentuk dan posisnya
b. Simetris kiri dan kanan
c. Struktur telinga lengkap
d. Bersih / tidak

15
e. Tidak pernah keluar cairan / tidak
f. Dapat mendengar dengan baik / tidak
g. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
h. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang
jelas dibagian atas
i. Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu
(pierre-robin)
j. Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal
k. Telinga bunyikan bel atau suara, apabila terjadi reflek terkejut
maka pendengarannya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks
maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran
 Inspeksi : Apakah ada benjolan yang tidak normal pada telinga
6) Mata
 Amati adanya edema, ptosis, tanda infeksi, adakah pendarahan sub
konjungtiva.
 Bagaimana warna sklera apakah ikterik.
 Bagaimana kebersihan konjungtiva.
 Bagaiman refleks pupil, simetris atau tidak.
 Refleks berkedip reaktif atau tidak.
 Bagaiman keadaan kornea, bersih atau berkabut.
 Apakah respon mata boneka utuh.
 Palpasi :
a. Periksa jumlah, posisi normal atau juling pada mata
b. Simetris kiri dan kanan dan pastikan tidak buta
c. Selaput lendir mata : pucat atau tidak
d. Bintik pada mata ada atau tidak
e. Pupil mata bereaksi dengan baik
f. Sclera putih dan tidak ikhterus

16
g. Kaji eyeblink reflex : refleks gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata, jika bayi terkena sinar atau hembusan angin,
matanya akan menutup matanya
h. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan, seperti:
- Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna)
dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga
mata bayi akan terbuka.
- Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensitifitas terhadap cahaya
berkurang.
- Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down
- Glaukoma kongenital, terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan
pada kornea.
- Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih
periksa pelupuk mata bagian bawah, dan minta klien melihat ke
atas. Periksa warna, bentuk dan ukuran konjungtiva , sclera, iris
periksa ukuran kesamaan, dan respon pupil terhadap cahaya
- Temuan konjungtiva berwarna merah konjungtiva bengkak
konjungtiva pucat
- Sklera normal putih, sklera kuning sclera kebiru biruan infeksi
reaksi alergi anemia (anemis) ikterik (hpetitis, hiperbilirubinemia)
osteogenesis imperfekta, glaucoma.
7) Hidung
 Periksa adanya Atresia, gerakan cuping hidung, mukosa (meradang/
pucat) dan sekresi (purulen, berdarah, dan cair).
 Inspeksi :
a) Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm. Perhatikan kedua lubang hidung (nares) harus
terletak di tengah dan paten.
b) Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia

17
koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring
c) Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah,
hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital
d) Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
8) Mulut
 Perhatikan keadaannya (warna, fisura, simetris). Periksa dengan teliti
apakah terdapat Labioschizis, Palatoschizis ataukah
Labiopalatoschizis. Periksa adakah sianosis sentral. Periksa apakah
lidah dan membran mukosa kering. Periksa kemampuan menghisap.
 Inspeksi: Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang
kecil menunjukkan mikrognatia. Perhatikan bibir harus berwarna merah
muda dan berbentuk lengkung. Perhatikan adanya bercak putih pada
gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi.
 Palpasi : Mulut bayi dapat diraba dengan satu jari untuk merasakan,
apakah mulut hangat dan lembab, serta meraba atap mulut untuk
memeriksa palatum durum (keras). Pemeriksaan dengan jari ini akan
memastikan normal tidaknya lengkung langit-langit serta keutuhan
palatum.
9) Dada
 Amati bentuk dada bayi, keadaan puting, bunyi napas dan bunyi jantung
bayi.
 RR bayi biasanya diafragmatik dan abnominal. Menit I biasanya
80 x/menit lalu 40x/menit setelah tenang.
 Dengarkan suara napas apakah ada stridor, merintih.
 Adakah rektrasi dada, adakah apneu (henti nafas >20 detik).
 Jenis pernapasan biasanya Cheyne Stokes.
 Denyut jantung biasanya 100-160 x/menit.
 Terdapat pembesaran kelenjar mammae disertai sekresi air susu
(normal karena hormon).

18
 Inspeksi dan Palpasi :
 Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan.
 Harus ada dua puting susu yang berjarak sama dengan jaringan
payudara normalnya sekitar 1-2 cm dari jaringan. Dan perhatikan
juga adanya pembengkakan (mastitis) payudara.
 Auskultasi :
 Dengarkan bunyi jantung dengan meletakkan diafragma stetoskop
diruang antar iga yang sesuai untuk mendengarkan bunyi jantung.
Katup Mitral terletak di ruang antar iga ke-5 tepat disebelah kiri
garis midklavikula dibawah puting kiri. Katup Trikuspid terletak di
ruang antar iga ke-4 di sebelah kanan garis midklavikula. Katup
aorta terletak di ruang antar iga ke-2 di sebelah kanan daris
sternum. Katup Pulmonal terletak di ruang antar iga ke-2 di sebelah
kiri garis sternum. Ketika mendengar bunyi jantung, hitung juga
frekuensi jantung yang normalnya 110-160 denyut per menit.
 Auskultasi Paru untuk mengetahui frekuensi napas dengan
meletakkan stetoskop (bel) di atas katup aorta (ruang antar iga ke-
2, ke sebelah kanan garis sternum), Frekuensi napas normal pada
bayi yaitu 40-60 kali per menit. Bunyi yang terdengar harus
menunjukkan bahwa jalan napas bayi bebas dan napas inhalasi
serta ekspirasinya berjalan lancar. Pemeriksaan harus
membandingkan satu sisi dengan sisi lain, tidak boelh ada bunyi
tambahan seperti mengi.
10) Ekstremitas Atas (Bahu, Lengan, dan Tangan)
 Amati pergeraka bayi, apakah terdapat trauma lahir pada bayi tersebut.
 Cek dengan teliti jumlah jari tangan dan kaki bayi. Apakah terdapat
polidactili/syndactili.
 Bagaimana keadaan bantalan kuku: normal bila bewarna pink.

19
 Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada
tangan reflek genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan
tanpa berselaput, jarak antar jari sama karpal dan metacarpal ada dan
sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi bantalan kuku.
 Palpasi : Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa
nyeri simetris bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.
11) Abdomen
Bagaimana bentuk perut bayi ?
 Cekung
 Kembung
 Adanya penonjolan
 Hati-hati pendarahan tali pusat
 Adakah distensi abdomen
 Terdengar bising usus
 Keadaan tali pusat: adakah pendarahan, kemerahan atau tanda infeksi
lainnya.
 Inspeksi : Apabila abdomen membuncit, kemungkinan disebabkan
hepatosplenomegali (cairan di dalam rongga perut) dan adanya
kembung.
 Auskultasi : Adanya bising usus.
 Palpasi :
 Lakukan perabaan organ hati. Umumnya, teraba 2-3 cm di bawah
arkus kosta kanan. Sedangkan limpa teraba 1 cm dibawah arkus
kosta kiri.
 Lakukan palpasi ginjal dengan mengatur posisi terlentang dan
tungkai bayi dilipat agar otot – otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi. Batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus, di
antara garis tengan dan pipi perut. Bagian ginjal dapat diraba
sekitas 2-3 cm. adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan
oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis.
12) Genetalia
 Laki-laki : (Inspeksi)

20
 Apakah testis telah ada di skrotum? Skrotum: pigmentasi, rugae,
turunnya testis, dan edema.
 Periksa apakah penis belubang? Panjang penis: 3,6 + 0,7 cm,
berada di pinggir tengah.
 Periksa dimana letak lubangnya? Glans: uretra, hipospadia (defek
dibagian ventral ujung penis atau defek sepanjang penis), epispadia
(defek pada dorsu penis).
 Perempuan : (Inspeksi)
 Periksa apakah labia mayora menutupi labia minora. Dengan
memisahkan labia kita dapat melihat hymen mukoid yang
menutupi massa vagina dan memeriksa adanya massa,
pembengkakan atau rabas yang abnormal.
 Periksa apakah vagina dan uretra berlubang.
 Periksa apakah terdapat sekresi vaginal, kadang ada discharge
putih atau bleeding
13) Ekstremitas Bawah
 Adakah kelainan bentuk.
 Adakah kelumpuhan disekitar ekstremitas bayi tersebut, seperti
lunglai/layu.
 Bagaimana posisi ekstermitas adakah gerakan yang abnormal.
 Adakah gerakan yang asimetris.
 Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari kaki.
 Temuan Biasa/Normal :
- Sepuluh jari tangan dan jari kaki
- Rentang gerak penu
- Punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera
setelah lahir
- Fleksi ekstremitas bawah
- Telapak kaki biasanya datar
- Ekstremitas simetris
- Tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi
berlawanan

21
- Nadi brakhialis bilateral sama
 Abnormalitas Minor :
- Sindaktili parsial antara jari kaki kedua dan ketiga
- Jari kaki kedua tumpang tindih dengan jari kaki ketiga
- Kesenjangan lebar antara ibu jari kaki dan jari kedua
- Lipatan dalam pada permukaan plantar telapak kaki antara jari
pertama dan kedua
- Panjang jari kaki asimetri
- Dorsifleksi dan pemendekan haluks (jari besar)
 Tanda Potensial Kegawatan :
- Polidaktili : Jari tambahan
- Sidaktili : Jari bersatu atau berselaput
- Fokomelia : Tangan atau kaki melekat ke batang tubuh
- Hemimelia : Bagian ekstremitas distal tidak ada
- Hiperfleksibel sendi, lipatan transpalmar, fraktur.
- Abnormalitas bagian distal ekstremitas
- Dislokasi atau sublokasi panggul
- Keterbatasan abduksi panggul
- Tinggi lutut tidak sama
- Bunyi klik pada abduksi
- Tonus otot atau rentang gerak tidak sama
14) Punggung dan Anus
a. Punggung : Adakah pembengkakan, cekungan di punggung, adakah
kelainan pada punggung seperti meningokel atau spina bifda.
 Inspeksi
- Telungkupkan bayi untuk melihat dan meraba tonus lihat
pergerakan kepala dan pastikan kepala dan pastikan bahwa garis
rambut sesuai.
- Harus ada dua bahu yang simetris disertai tulang belakang
yang lurus, tidak tampak kelengkungan yang belebihan, tidak
ada sumbing atau rambut.

22
- Ketika bayi telungkup, perhatikan ada tidaknya refleks
merangkak dan coba cetuskan refleks melangkah.
 Palpasi
- Rabalah keseluruhan tulang belakng untuk memastikan tidak
ada kelengkungan yang abnormal, tidak ada sumbing, lesung
atau sinus.
- Periksa kesimetrisan lipatan gluteal ( meski tidak diangap
sebagai penanda pasti adanya displasia perkembangan
pinggul).
b. Anus
 Inspeksi
- Periksa apakah ada lubang pada anus.
- Anus harus berada digaris tengah (Lorna davies, Sharon
McDonald, 2011).

2.5 Pemeriksaan Neurologik


Refleks yang dapat dilihat adalah:
1. Berkedip
- Cara : Sorotkan cahaya kemata bayi
- Hasil : Jika refleks ini tidak dijumpai menunjukkan kebahagiaan
2. Babinski
- Deskripsi : Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorsofleksi
- Cara : Gores telapak kaki sepanjang tepi terluar dimulai dari tumit
- Note : Setelah 2 tahun : Lesi ekstrapiramidal
3. Moro's
- Deskripsi : Lengan ekstensi, jari mengembang, kepala terlempar keluar
dan tungkai sedikit ekstensi. Lebih kuat selama 2 bulan dan menghilang
setelah 3-4 bulan.
- Cara : Ubah posisi bayi dengan tiba-tiba, atau tepuk keras didekat bayi.
- Hasil : Refleks yang menetap > 4 bulan menunjukkan kerusakan otak.
4. Palmar Grasp (Menggenggam)

23
- Deskripsi : Jari-jari bayi melengkung disekitar jari pemeriksa yang
diletakkan di telapak tangan bayi pada sisi uknar.
- Hasil : Fleksi yang tidak simetris menunjukkan paralisis
5. Rooting
Bayi memutar kearah pipi yang disentuh. Jika refleks ini tidak ada
menunjukka gangguan neurologi berat
6. Menghisap
Bayi menghisap kuat dan merespon terhadap stimulasi. Refleks yang
lemah menandakan kelambatan perkembangan neurologi.
7. Tonic Neck
Telungkupkan bayi dan bayi akan mengangkat kepala nya.

24
BAB III
ROLEPLAY

Ny. Nani melahirkan di RS HARAPAN BUNDA pada tanggal 20 April 2019


jam 07:00 perawat melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi di ruang nifas pada
pukul 07:00 di ruang rawat inap pasien. Perawat melakukan anamnesa, memeriksa
keadaan umum bayi dan bayi dengan keadaan baik dan cukup bulan, bayi menangis
spontan, tidak ada mekonium, keadaan tonus otot kuat,dan warna kulit kemerahan.
Bayi Ny.Nani berjenis kelamin perempuan.

Perawat : “Baiklah pak, buk saya akan melakukan pemeriksaan pada bayi
bapak dan bu ya, sebelumnya saya akan mendokumentasikan data
nya dulu”
Bapak/Ibu : “Baik buk”
Perawat : “Saya akan membacakan data-data ya pak, bu”

DATA SUBJEKTIF
Tanggal : 20 April 2019 Jam : 07.00 WIB
Tempat : RS HARAPAN BUNDA
1. Data Subjektif
a) Identitas
 Identitas Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. Nani
Tanggal lahir : 20 April 2019 Pukul : 07.00 WIB
Jenis Kelamin : Perempuan
 Identitas orang tua
Nama istri : Ny. Nani
Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Flamboyan No. 4 inggris

25
No. Hp : 085647123654
Nama suami : Tn. toni
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : Pegawai Bank
Alamat : Jl. Flamboyan no. 4 inggris
No. Telp : 08564733312
 Riwayat penyakit kehamilan : Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit
kehamilan
 Kebiasaan waktu hamil
1. Makanan : Makanan yang biasa dimakan oleh ibu pada saat
kehamilan ini adalah nasi, lauk pauk, buah-buahan seperti
jeruk, apel, anggur, dan sebagainya.
2. Obat-obatan : Obat-obatan yang biasa diminum pada saat
kehamilan ini yaitu tablet tambah darah, vitamin B complex,
vitamin C, vitamin B1.
3. Merokok : Ibu tidak pernah merokok, karena kebiasaan ini akan
mempengaruhi perkembangan janin.
Perawat : “Apakah benar itu data nya bu”
Ibu : “ Iya, benar buk”
Bidan : “Nah baiklah, berdasarkan Riwayat Persalinan ibu yaitu :
1) Jenis persalinan : partus spontan letak belakang kepala
2) Lama persalinan : Kala I 8 jam dan untuk kala II 2 jam.
3) Ditolong oleh : Bidan Lany
4) Ketuban : Spontan setelah pembukaan lengkap, warna jernih, bau khas,
jumlah 100 cc.
5) Komplikasi ibu dan janin : tidak ada

Perawat pun mulai melakukan pemeriksaan fisik pada bayi NY. Nani
Perawat : “Saya sudah melakukan pemeriksaan fifk pada bayi ibu, dan didapatkan
1. Umur Kelahiran : 38 minggu 2 hari ( cukup bulan)

26
2. BBL : 3500 gram
3. PB : 50 cm
4. Tidak ada meconium
5. Bayi menangis spontan
6. Keadaan tonus ototnya kuat
7. Warna kulit kemerahan
8. Refleks menghisap bayi buruk.

PERAWAT MENJELASKAN PENATALAKSANAAN


PERAWATAN BAYI PADA SI IBU
 Menjelaskan cara Menjaga kehangatan bayi. Ibu sudah mengerti dan akan
menghangatkan bayinya.
 Menjelaskan cara Memberikan pakaian kepada bayi. Ibu sudah mengerti
dan memahami cara memakaikan pakaian terhadap bayi nya.
 Menjelaskan dan mengkomunikasikan tanda-tanda bahaya pada bayi. Ibu
mengerti dan memahami akan tanda-tanda bahaya bayi.
 Menjelaskan cara dan tekhnik Menyusui yang benar. Ibu mengerti dan
sudah bisa menyusui anak nya dengan benar.
 Pemberian vit.K 1 jam setelah IMD pada jam 15.00 WIB.
 Menjelaskan penerapan Pencegahan Infeksi. Ibu mengerti dan akan
menerapkan kebersihan nya.
 Bidan menjelaskan bahwa Setelah 6 jam nanti, bayi dapat di mandikan. Ibu
mengerti dan menyetujui nya.

6 jam kemudian setelah di lakukan pemantauan ternyata keadaan ibu


dan bayi baik sehingga ibu diperbolehkan untuk pulang
Ibu : “Bagaimana bu, apakah saya sudah boleh pulang?”
Bidan : “Oh,, Keadaan ibu dan bayinya baik, jadi sudah boleh pulang.”
Perawat pun melakukan pendidikan kesehatan kepada ibu. Setelah ibu
mengerti , ibu pun pulang bersama suami dan ibu mertuanya.
Ibu : “Ibu saya pamit, makasih ya bu .”
Perawat : “Iya, bu sama-sama.”

27
Suami : ”Kalau begitu kami pamit dulu bu .”
Perawat : “ Iya, hati-hati.”
Suami :”Assalamu’alaikum.”
Perawat : “Wa’alaikumsalam.”

Kesimpulan
Berdasarkan Role Play diatas dilakukan pemeriksaan fisik Bayi Ny.Nani,
dan didapatkan bayi NY.Nani lahir cukup bulan, menangis spontan, dan warna kulit
kemerahan lahir spontan, cukup bulan sesuai masa kehamilan, keadaan sehat dan
normal. Lalu Perawat melakukan Edukasi kepada Orang tua si bayi dalam
melakukan perawatan dirumah kepada bayinya.

28
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu Pemeriksaan fisik merupakan
salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami
oleh pasien. Pemeriksaan fisik bertujuan utnuk mengumpulkan data tentang
kesehatan pasien, menambah informasi, menyangkal data yang diperoleh dari
riwayat pasien, mengidentifikasi masalah pasien, menilai perubahan status
pasien, dan mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah diberikan. Dalam
melakukan pemeriksaan fisik terdapat teknik dasar yang perlu dipahami, antara
lain inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (ketukan), dan auskultasi
(mendengar).
Pemeriksaan fisik bisa dilakukan pada seluruh bagian dari tubuh. Mulai
dari kepala sampai kaki untuk mengetahui adanya ketidaknormalan pada bayi.
keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir
melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan
laboratorium, namun kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi
tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi tertentu.

3.2 Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian
hari.

29
DAFTAR PUSTAKA

Sri Sukamti, Dkk. (2009). Bahan Ajar Pemeriksaan Fisik Pada Bayi Dan Anak.
Jakarta Timur : CV. Trans Info Media
Lorna davies, Sharon mcdonald. (2011). Pemeriksaan Kesehatan Bayi :
Pendekatan Multidimensi. Jakarta : EGC

30

Anda mungkin juga menyukai