Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan
kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi
penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus
dilakukan sejak dini, secara sistematis dan berkesinambungan. Kualitas
bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini (Judarwanto,
2010).
Usia anak sekolah dasar di Indonesia lazimnya yaitu umur 7-12 tahun,
sedangkan WHO menyebutkan bahwa anak sekolah dasar adalah anak yang
berusia antara 7-15 tahun, kelompok ini rentan terhadap empat masalah gizi di
Indonesia. Masalah gizi di Indonesia yang muncul sebagai akibat kebiasaan
makan yang salah pada anak usia sekolah adalah Kekurangan Vitamin A
(KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kekurangan Energi
Protein (KEP) dan Anemia (Moehji, 2003).
Anemia merupakan masalah kesehatan yang utama di Negara berkembang,
salah satunya di Indonesia. Anemia di Indonesia sering di hubungkan dengan
defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terjadi akibat
kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah
berkurang karena terganggunya pembentukan sel–sel darah merah akibat
kurangnya kadar besi dalam darah (Gibney, 2008).
Berdasarkan survei prevalensi anemia secara nasional maupun daerah
yang dilakukan oleh WHO pada tahun 1993 hingga 2005, menunjukkan 2
sekitar 24,8% atau 1,62 milyar dari populasi dunia menderita anemia. Secara
global kejadian anemia pada anak usia prasekolah 47,4%, anak usia sekolah
25,4%, ibu hamil 41,8%, wanita yang tidak hamil 30,2%, laki-laki 12,7% dan
usia lanjut 23,9%. Di Indonesia sendiri melalui penelitian yang dilakukan oleh
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tahun 2007 dari 1.000 anak usia sekolah
di 11 Propinsi di Indonesia menunjukkan prevalensi anemia sebanyak 20-
25% (Lubis, 2008). Anemia merupakan salah satu permasalahan gizi yang
sangat penting terutama jika diderita oleh anak usia sekolah karena berdampak
pada menurunnya kemampuan serta konsentrasi belajar, meningkatkan resiko
penyakit infeksi yang berhubungan dengan menurunnya sistem imun dan
menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak (Arisman, 2004).
Berdasarkan latar belakang ini, maka perawat diharuskan untuk
mempelajari, memahami, dan ikut serta dalam perawatan penyakit anemia
pada anak dengan lebih mendalam.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Mampu menjelaskan masalah yang dialami anak pada kasus tersebut.
2. Mampu menjelaskan penyebab anak mengalami masalah pada kasus
tersebut.
3. Mampu menjelaskan bagaimana patofisiologi penyakit anak disertai WOC
pada kasus tersebut.
4. Mampu menjelaskan apa tanda dan gejala yang khas pada anak.
5. Mampu menjelaskan apakah pemeriksaan diagnostik standar untuk
menegakkan diagnosis anak pada kasus tersebut.
6. Mampu menjelaskan bagaimanakah penatalaksanaan medis yang dapat
dilakukan pada anak dikasus tersebut.
7. Mampu menjelaskan hal apa yang harus dijelaskan untuk mengkaji anak
pada kasus tersebut.
8. Mampu menjelaskan rumusan masalah keperawatan yang muncul pada
anak dan membuat analisanya pada kasus tersebut.
9. Mampu menjelaskan rencana intervensi yang sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul pada anak di kasus tersebut.

1.3 Manfaat Penulisan


Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar dapat digunakan sebagai
bahan pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang penelitian-
penelitian tentang anemia.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011). Pada dasarnya anemia disebabkan oleh : 1). Gangguan pembentukan
eritrosit oleh susmsum tulang belakang; 2). Kehilangan darah keluar tubuh
(perdarahan); 3). Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya
(hemolisis). Gambaran lebih rinci tentang etiologi anemia menurut (Smelzer,
2002 dalam buku Amin & Hardhi, 2016).
Manifestasi klinis yang ditimbulkan oleh penyakit ini antara lain pusing,
mudah berkunang-kunang, lesu, aktivitas kurang, rasa mengantuk, susah
konsentrasi, cepat lelah, dan lain-lain. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan secara umum adalah pemeriksaan darah seri anemia.
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan antara lain adalah melakukan
transfuse darah dan mengkonsumsi obat oral yang mengandung zat besi.

4.2 Saran
Makalah ini kami buat agar mahasiswa mengetahui bagaimana
menganalisis kasus terkait penyakit anemia serta menentukan askep yang
tepat.  Namun penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih bnyak
terdapat kekurangan baik dalam penulisan maupun penyusunannya. Oleh
karena itu kritik dan saran yng bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah di masa yang akan datang.

Dafpus
BPOM RI. (2011). Laporan Tahunan 2011 Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI. Jakarta : Badan POM RI.
Moehji, S. (2003). Ilmu Gizi 2 Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta : Papas Sinar
Sinanti.
Gibney, Michael J. (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Arisman. (2004). Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
180- 195.

Anda mungkin juga menyukai