Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ANALISIS KASUS PEMICU

2.1 Masalah yang Dialami Anak


Masalah yang dialami oleh anak tersebut adalah penyakit Gagal Ginjal Akut
(GGA). GGA adalah penyakit yang dapat terjadi apabila ginjal secara tiba-tiba
tidak dapat mengatur volume dan komposisi urin secara tepat sebagai respon
terhadap asupan makanan dan cairan dan terhadap kebutuhan organisme.
Gambaran utama GGA adalah oligouria yang disertai dengan tanda azotemia,
asidosis metabolik dan berbagai gangguan elektrolit (Hockenberry, 2013).
Graber, 2006 ; Wilcox, 2009 mengatakan GGA merupakan gangguan fungsi
ginjal yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala khas berupa
oliguria/anuria dengan peningkatan BUN (Blood Ureum Nitrogen) atau
kreatinin serum. Secara pengertian umum, gagal ginjal akut juga disebut
sebagai Acute Renal Failure (ARF) atau Acute Kidney Injury (AKI) (Eko
Prabowo, dkk, 2014).

2.2 Penyebab Penyakit yang Dialami Anak


Berdasarkan etiologinya, GGA dibagi dalam 3 kategori :
a) GGA Pre Renal
 Merupakan gangguan fungsi ginjal karena hipoperfusi (penurunan
aliran darah ke ginjal)
- Volume sirkulasi berkurang karena; perdarahan hebat, pengeluaran
khusus seperti enteritis, muntah-muntah, deurisis yang banyak.
- Tekanan darah menurun karena; renjatan (shock), miokard luas, operasi
besar seperti operasi jantung terbuka. Pada keadaan hipoperfusi ginjal
terjadi oliguri fisiologik, infark Na menurun, urea dan kreatinin
meningkat.
b) GGA Renal (Intrinsik)
 Gangguan struktur dan fungsional di dalam ginjal misalnya parenkim
ginjal rusak.
- GGS prerenal yang berkepanjangan.
- Nekrosis tubular akut (NTA) sebagai akibat dari :
(1) Hipotensi berkepanjangan pada pasca tindakan bedah.
(2) Hipovolemik dan infeksi pada pasien yang mengalami luka bakar.
(3) Hipotensi akibat trauma berat.
- Infeksi oleh bakteri gram negatif, meningokokus, malaria falsifarum,
dan leptospirosis.
- Nefrotoksis disebabkan oleh obat-obatan seperti rifampisin, antibiotik
seperti aminoglikosan dan tetrasiklin.
- Penyakit parenkim ginjal seperti; pielonefritis akut, glomerulonefritis
akut, nefritis interstitial akut, poliarthritis nodusa.
- Sindrome hepatorenal.
c) GGA post renal (obstruktif)
 Gangguan yang terjadi akibat sumbatan aliran kencing yang disebabkan
oleh :
- Obstruksi di dalam ginjal yang urat, kristal sulfanamida, dan kristal
asam jengkol.
- Obstruksi bilateral saluran kencing yang disebabkan oleh batu saluran
kencing, tumor ganas pada kandung kencing, kelenjar asam prostat,
kolon dan servik serta uterus.
- Fibrosis retroperitoneal.
- Tindakan bedah yang disengaja untuk mengikat/memotong ureter.
- Obstruksi uretra yang disebabkan oleh hipertropi prostat, striktura
uretra dan kelainan katup uretra posterior (Toto Suharyanto, dkk, 2013).
2.3 Pastofisiologi terjadinya Penyakit

GGA umumnya merupakan keadaan yang reversible tetapi penyimpangan


fungsi ginjal bisa sangat ekstrim. Pada GGA terjadi penurunan laju filtrasi
glomerulus yang parah, peningkatan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan
penurunan aliran ginjal yang signifikan.
Perjalanan klinis GGA bervariasi dan berngatung penyebabnya. Pada GGA
reversible terdapat periode oligouria berat atau fase flow-output / pengeluaran urin
yang sedikit diikuti diuresis atau fase high output dengan awitan mendadak, yang
pada tahap akhir masuk ke fase pemulihan dimana volume urin kembali normal
(Hockenberry, 2013).

2.4 Manifestasi Klinis yang Khas pada Anak


Secara khusus, anak yang sehat tiba-tiba tanpak sakit dengan gejala non
spesifik yang terdiri dari :
a) Mual.
b) Muntah.
c) Letargi, letih.
d) Edema, sembab.
e) Hematuria kasar.
f) Oligouria.
g) Hipertensi.
h) Tanda dan gejala ini diakibatkan dari ketidakseimbangan elektrolit, uremia
dan kelebihan cairan. Anak terlihat pucat dan letargi (Ball & Bindler).
i) Mata cekung.
j) Kulit dan membrane mukosa kering akibat dehidrasi (Nursalam, 2006).
k) Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah)
(Brunner & Suddarth, 2001).

2.5 Pemeriksaan Penunjang dan Hasil Pemeriksaan


Anamnesis yang tepat perlu dilakukan untuk menentukan adanya gejala
glumerulonefritis, uropati obstruktif, dan pajanan terhadap zat-zat kimia
nefrotoksik (Hockenberry, 2013).
a) Kadar Kimia Darah
 Meliputi natrium,kalium, ureum, kreatinin dan bikarbonat. Biasanya
natrium mengalami penurunan (< 20mmol/l). Sedangkan urea akan
mengalami peningkatan (> 8) yang akan mempengaruhi sistem RAA
(Renin Angiotensin Aldosteron).
b) Urinalisis
 Pemeriksaan analisa kimia pada urine untuk melihat fungsi ginjal.
c) Ultrasonografi (USG)
 Hal ini untuk mendapatkan data pendukung tentang ukuran ginjal,
adanya obstruksi pada tract urinary, hidronephrosis, dan penyakit
pada saluran kemih bagian bawah. USG juga diperuntukkan adanya
komplikasi dari gagal ginjal, misalnya adanya kardiomegali dan
edema pulmonal.
d) Darah Lengkap
 Adapun hasil yang spesifik dari hasil pemeriksaan darah lengkap
pada klien gagal ginjal akut adalah :
- Peningkatan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen)
- Peningkatan kadar serum kreatinin
- Peningkatan kadar kalium
- Penurunan pH darah
- Penurunan kadar bikarbonat
- Penurunan kadar hematokrit dan kadar hemoglobin (Eko
Prabowo, dkk, 2014).
e) Rontgen Foto
 Untuk melihat ukuran ginjal norma dan tidak ada tanda osteodistrofi
(Ball & Bindler, 2010).
DAFTAR PUSTAKA

Ball, J. W, and Bindler, R. C., (2010). Pediatric of nursing: caring for children.
Pearson Education, Inc : New Jersey, America
Hockenberry, Wilson. (2013). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing.(8thed.). St.
Louis : Mosby Elseiver
Nursalam. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Prabowo, Eko, dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Suharyanto, Toto, dkk. (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : CV. Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai