PENDAHULUAN
Gangguan ginjal akut / Acute Kidney Injury (AKI), dideskripsikan sebagai terganggunya
fungsi ginjal tiba-tiba yang mengakibatkan gangguan pada keseimbangan cairan, elektrolit,
dan produk-produk sisa yang akan dibuang. Insiden gangguan ginjal akut pada anak
meningkat secara global, yang diasosiasikan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
Etiologi AKI selama beberapa dekade terakhir telah bergeser dari penyakit ginjal primer
menjadi penyebab multifaktorial, terutama pada anak – anak yang dirawat di rumah sakit.
Faktor genetik dapat mempengaruhi beberapa anak untuk terjadinya AKI2. Dengan
menggunakan definisi AKI berdasarkan KDIGO (Kidney Disease Improving Global
Outcomes), didapatkan bahwa di dunia, insiden gangguan ginjal akut pada anak yang
menjalani opname di rumah sakit sekitar 33,7% dengan angka kematian sebesar 13,8%.
Dengan kata lain, 1 dari 3 anak di seluruh dunia mengalami AKI selama perawatan di rumah
sakit3. Penyebab terjadinya gangguan ginjal dapat dibagi menjadi pra-renal, renal, dan paska
renal2. Dengan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium termasuk
urinalisis dan studi radiografi, dapat menentukan kemungkinan penyebab AKI 1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Acute Kidney Injury (AKI), sebelumnya disebut juga gagal ginjal akut, adalah penurunan
fungsi ginjal mendadak yang mengakibatkan hilangnya kemampuan ginjal untuk
mempertahankan homeostasis tubuh seperti keseimbangan cairan, elektrolit, dan produk sisa.
Hal ini ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin darah secara progresif 0,5 mg/dL per hari
dan peningkatan ureum sekitar 10 – 20 mg/dL per hari. Dapat bersifat oligurik dan non-
oligurik. Oligurik adalah produksi urin < 1ml/kgBB/jam untuk neonatus dan <0,8
ml/kgBB/jam untuk bayi dan anak1.
Beberapa definisi telah digunakan, terutama kriteria RIFLE (Risk, Injury, Failure,
Loss of kidney function, End-stage renal disease), skor RIFLE pediatrik (RIFLE), dan kriteria
AKIN (Acute Kidney Injury Network). Masing-masing definisi mendefinisikan dan
menetapkan tahap cedera ginjal yang sedikit berbeda1.
Definisi standar AKI diusulkan oleh Kidney Disease: Improving Global Outcomes
(KDIGO) pada tahun 2012 dan telah divalidasi. Definisi ini mengidentifikasi dan menentukan
AKI berdasarkan perubahan kreatinin serum dari baseline atau keluaran urin. Kreatinin dasar
/ baseline creatinine didefinisikan sebagai nilai kreatinin serum terendah dalam 3 bulan
sebelumnya, memperkirakan tingkat filtrasi glomerulus dasar (GFR) menggunakan
persamaan Schwartz. Jika tidak ada pengukuran serum kreatinin sebelumnya yang tersedia,
direkomendasikan untuk menggunakan baseline 120 mL/min/1.73 m2
Angka kejadian pasti dan penyebab AKI pada pasien anak saat ini belum diketahui pasti.
Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kejadian AKI pada anak yang dirawat di
rumah sakit meningkat. AKI yang diinduksi oleh hipoksia / iskemia dan nefrotoksin telah
terbukti menjadi penyebab penting AKI pada neonatus, anak-anak, dan remaja. Dalam sebuah
studi pasien anak-anak di pusat perawatan tersier, 227 anak-anak menerima dialisis selama
interval 8 tahun untuk kejadian keseluruhan 0,8 per 100.000 total populasi. Dalam sebuah
studi tentang neonatus, kejadian AKI berkisar antara 8% hingga 24% bayi baru lahir, dan
AKI sangat umum pada neonatus yang telah menjalani operasi jantung. Neonatus dengan
asfiksia berat memiliki insiden AKI yang lebih tinggi, sedangkan neonatus dengan asfiksia
sedang mengembangkan AKI lebih jarang. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa berat
lahir sangat rendah (kurang dari 1.500 g), skor Apgar rendah, paten ductus arteriosus dan
penerimaan ibu terhadap antibiotik dan obat antiinflamasi nonsteroid dikaitkan dengan
perkembangan AKI. Skor Apgar yang rendah dan konsumsi ibu terhadap obat antiinflamasi
nonsteroid telah dikaitkan dengan penurunan fungsi1
ETIOLOGI
Penyebab AKI dapat dibagi menjadi pra-renal, penyakit ginjal intrinsik (renal), dan pasca
renal termasuk obstruksi. Pada pra-renal, dapat berupa dehidrasi, perdarahan, luka bakar,
infeksi berat (sepsis), dan kelainan jantung. Pada renal berupa kelainan bawaan pada ginjal,
glomerulonephritis, pielonefritis, nefrotoksisitas karena obat atau kemoterapi, lupus nefritis,
nekrosis tubular akut, SHU (Sindrom Hemolitik Uremik), HSP (Henoch Schonlein Purpura).
Sedangkan pada pasca renal, dapat berupa kelainan bawaan pada saluran kemih, sindrom
tumor lisis, buli-buli neurogenic, atau penyumbatan pada saluran kemih seperti batu saluran
kemih2
GGA prarenal2
Karena berbagai sebab pra-renal, volume sirkulasi darah total atau efektif menurun,
curah jantung menurun, dengan akibat darah ke korteks ginjal menurun dan laju filtrasi
glomerulus menurun. Tetapi fungsi reabsorbsi tubulus terhadap air dan garam terus
berlangsung. Oleh karena itu pada GGA prarenal ditemukan hasil pemeriksaan osmolalitas
urin yang tinggi >300 mOsm/kg dan konsentrasi natrium urin yang rendah <20 mmol/L serta
fraksi ekskresi natrium (FENa) yang rendah (<1%). Sebaliknya bila telah terjadi nekrosis
tubulus (GGA renal) maka daya reabsorbsi tubulus tidak berfungsi lagi. Ditemukan kadar
osmolalitas urin yang rendah <300 mOsm/kg sedangkan kadar natrium urin tinggi >20
mmol/L dan FENa urin juga tinggi (>1%). Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk
membedakan apakah pasien GGA prarenal yang terjadi sudah menjadi renal. GGA renal
terjadi apabila hipoperfusi prarenal tidak cepat ditanggulangi sehingga terjadi kerusakan
parenkim ginjal.
Pembedaan ini penting karena GGA prarenal memberi respons diuresis pada
pemberian cairan adekuat dengan atau tanpa diuretika. Sedangkan pada GGA renal tidak.
Penyebab tersering pada anak adalah dehidrasi berat karena muntah dan diare, perdarahan,
luka bakar, syok septik, sindrom nefrotik, pembedahan jantung, dan gagal jantung.
CONTOH
Berdasarkan etiologi penyakit, penyebab GGA renal dapat dibagi menjadi beberapa
kelompok; kelainan vaskular, glomerulus, tubulus, interstisial, dan anomali kongenital.
Tubulus ginjal karena merupakan tempat utama penggunaan energi pada ginjal, mudah
mengalami kerusakan bila terjadi iskemia atau oleh obat nefrotoksik oleh karena itu kelainan
tubulus berupa nekrosis tubular akut adalah penyebab tersering dari GGA renal.
CONTOH
CONTOH
Ureteral
Kalkulus, bekuan darah, peluruhan papila, kanker, kompresi eksternal (e.g; fibrosis
retroperitoneal)
Kandung kemih
Neurogenic bladder, hipertrofi prostat, kalkulus, kanker, bekuan darah
Uretra
Striktur, katup kongenital, phimosis
DAFTAR PUSTAKA
1.KDIGO. 2012. Clinical Practice Guideline for the Evaluation and Management of Chronic
Kidney Disease. Journal of the International Society of Nephrology Vol. 3.
2.Buku ajar Nefrologi Anak. 2nd .Ed. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
807-847