Kep
Keperawatan Medikal Bedah II
Disusun oleh :
Kelompok 1
Gangguan ginjal akut (GGA) adalah suatu sindrom yang disebabkan oleh
kerusakan metabolik atau patologis pada ginjal yang ditandai dengan penurunan
fungsi ginjal secara tiba-tiba selama beberapa hari atau minggu, dengan atau tanpa
homeostasis tubuh. ginjal akut ditandai dengan sementara fungsi ginjal (laju filtrasi
nitrogen serum, dan ketidakmampuan ginjal untuk mengatur homeostasis cairan dan
mengenali gejala awal dan prognosis mengakibatkan istilah gangguan ginjal akut
(Dwi, 2021).
Acute kidney injury (AKI), yang sebelumnya dikenal dengan gagal ginjal akut
(GGA, acute renal failure (ARF]) merupakan salah satu sindrom klinik akibat
adanya gangguan fungsi ginjal yang terjadi secara akut, ditandai dengan
Gangguan ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi ginjal yang di tandai
dengan peningkatan kadar kreatinin serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau
penurunan urine output (UO). Acute kidney injury (AKI) adalah penurunan cepat
(dalam jam hingga minggu) laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya
berlangsung reversible, diiikuti kegagalann ginjal untuk mengekskresi sisa
(Fredy, 2023).
tipe, yaitu pre-renal (gagal ginjal sirkulatorik), renal (gagal ginjal intrinsik), dan
1. Tipe Pre-renal
renal juga dapat diakibatkan oleh penurunan perfusi ginjal pada pasien gagal
jantung atau shock. GGA Pre- renal merupakan tipe paling umum dari GGA
dan ekstra renal, misalnya obstruksi saluran kemih, tumor, batu saluran
kemih.
Menurut (Fredy, 2023) etiologi gagal ginjal akut berdasarkan klasifikasi, yaitu :
prerenal.
c. Vasodilitasi perifer terjadi pada syok septic, anafilaksis dan cedera, dan
trimester.
2. Penyebab gagal ginjal pada renal (gagal ginjal intrinsik) dibagi antara lain:
ringan.
neurogenik”.
1. Fase Inisiasi
Hal ini disertai dengan berkurangnya aliran darah ke nefron sampai nekrosis
tubular akut. Nekrosis tubular akut mengacu pada kematian sel-sel ditubulus
pengumpul nefron, tempat reabsorpsi air, elektrolit, dan ekskresi sisa protein
2. Fase Oliguri
Fase oliguri dikaitkan dengan ekskresi yang kurang volume urin. Fase
ini dimulai dalam 48 jam setelah gangguan seluler awal dan dapat
berlangsung selama 10-14 hari atau lebih lama. Terjadi kelebihan volume
seperti kreatinin dan asam urat dalam darah, menciptakan potensi perubahan
lebih besar dari 500 mL/hari. Berat jenis urin rendah, karena tidak memiliki
jumlah normal zat yang diekskresikan seperti kelebihan kalium dan ion
3. Fase Diuretik
ada peningkatan volume urin, ekskresi limbah dan elektrolit terus terganggu.
Tetapi BUN, kreatinin, kadar kalium, dan fosfat tetap tinggi didalam darah
(Malisa,2022).
4. Fase Pemulihan
filtrasi glomerulus normal dan fungsi tubulus dipulihkan. Beberapa klien pulih
ditandai beberapa fase. Efek GGA yang meluas, konsekuensi utamanya sbebagai
berikut (Malisa,2022) :
2. Asidosis
4. Anemia
5. Disfungsi trombosit
stomatitis
pada kejadian terakhir, abtundasi episodik, disatria, tremor. kejang dan koma
dan bladder
terapi cairan dan diet rendah protein tinggi karbohidrat serta koreksi asidosis
dengan natrium bikarbonat dan dialisis. Dialisis dapat dilakukan untuk mencegah
H. Komplikasi
Odema paru terjadi karena gagal jantung kongestif. Keadaan ini terjadi akibat
ginjal tidak dapat mensekresi urin, garam dalam jumlah yang cukup. Posisi pasien
setengah duduk agar cairan dalam paru dapat di distribusi ke vaskular sistemik, di
pasang oksigen, dan di berikan diuretik kuat (furosemide injeksi). Aritmia terjadi
karena perubahan perfusi dan penurunan aliran darah ke otak. Infeksi terjadi
karena retensi sisa metabolisme tubuh dalam peredaran darah (BUN, kreatinin).
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Nama : Tn.N
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Nelayan
b. Penanggung jawab
Nama : Ny.M
Umur : 45 tahun
2. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan masuk ke RSUD Tarakan karena perutnya yang besar dan
nyeri serta tidak ada selera makan. Makanan dan minuman yang dikonsumsi
oleh pasien dirasa pahit di lidah. Pengaruh penyakit terhadap pasien ialah
tidak merasa nyaman karena merasa nyeri dan tidak dapat makan ataupun
cepat pulih dari penyakitnya dan dapat pulang ke rumah. Klien terlihat lemas,
Awal mula penyakit muncul secara tiba-tiba dengan keluhan perut kembung
namun, keluhan yang dirasakan masih sama dan dirujuk ke RSAL Tarakan
dengan kondisi penyakit yang sama. Penyakit masa kanak-kanak klien adalah
obat. Pernah dirawat sebelumnya di RSAL dengan kasus seperti saat ini
selama 2 hari pada Januari 2019. Riwayat penyakit yang diderita sebelumnya
ialah perut kembung dan sakit yang diderita sudah 7 bulan lamanya, pasien
melakukan pemeriksaan kesehatannya bila dirasa sudah sakit parah, obat yang
dikonsumsi hanya dari dokter dan obat bebas. Bila obat dari dokter telah
d. Riwayat penyakit
Q : Seperti tertusuk-tusuk
S : 5(1-10)
T : Hilang timbul
e. Data medik
X X X
X
X 73 X X 65
?
57 55 50
52 45
45
35 33 25 20
Keterangan
: Laki-laki : Meninggal
1) Sebelum sakit
a) Peran klien dalam keluarga ialah sebagai seorang ayah yang mencari
nafkah.
dekat rumahnya.
c) Orang kepercayaan klien untuk membantu saat kesulitan ialah istri dan
kedua anaknya.
2) Saat sakit
Peran klien dalam keluarga ialah seorang ayah dan di masyarakat klien
sebagai masyarakat yang bekerja sebagai nelayan. Teman dekat ialah istri
dengan pengobatan yang minimal. Klien selalu berdoa kepada Allah agar
3. Pemeriksaan Fisik
b. TTV
TD :100/60 mmHG
N :70x/mnt
S : 36,8℃
P : 18X/mnt
1) Kepala
dan lembab.
2) Mata
Inspeksi : Ukuran pupil 2.5 mm kiri dan kanan 2.5mm (isokor). Reaksi
3) Hidung
Inspeki : Warna mukosa bibir merah muda. Gigi geligi terlihat berjarak
5) Telinga
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, warna sawo matang, tidak ada
6) Leher
7) Payudara
Palpasi : Tidak ada keluar sekret dan tidak ditemukan adanya lesi, tidak
8) Thorax
daerah thorax.
Perkusi : Lapang paru kanan dan kiri terdengarsonor. Batas jantung ictus
ICS4.
9) Abdomen
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan pembesaran pada perut bagian kiri
Palpasi : Nyeri tekan di kuadran kiri bawah. Turgor kulit elastis dan
10) Genetalia
11) Anus
putih
Nervus II: Ukuran pupil 2,5 mm kiri dan kanan (isokor), refleksi terhadap
Nervus VI: Refleks pupil (+) terhadap rangsangan cahaya (isokor), klien
angin.
Nervus VII:Klien dapat mengangkat kedua alis serta dapat membuka dan
Nervus VIII:Hasil tes Rinne (+) hambatan udara lebih baik dari pada
tangan pemeriksa.
secara cepat.
15) Kulit
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
a) Hematologi lengkap
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit
9.50x103/𝜇𝐿 4.00-12.00
Indeks Eritrosit
HitungJenis
Limfosit 25 % 20.0-40.0
b) Kimia Darah
c) GFR
4. Analisis Data
5. Diagnosa Keperawatan
No NOC NIC
Dx
1 Risiko Ketidakseimbangan Manajemen Cairan (4120)
Volume Cairan - Dukung pasien dan keluarga untuk
Keseimbangan Cairan (0601) membantu dalam pemberian makan
- (060109) Berat badan stabil 2/4 dengan baik
- (0601020) Berat jenis urin 2/4 - Berikan cairan dengan tepat
- (060115) Kehausan 2/4 - Timbang berat badan
- Ekspresi
nyeri wajah 2
- Menggosok
area yang
terkena
dampak 2
Assesment :
Masalah belum
teratasi
Planning :
Lanjutkan
intervensi 1, 2,3
3. 11.00 3 NIC 5246 Subjektif :
Konseling - Klien
Nutrisi mengatakan
1. Bina lemas
hubungan - Klien
terpeutik mengatakan
berdasarkan minum 2
rasa percaya gelas/hari
dan saling - Klien
menghormati mengatakan
Hasil : tidak ada selera
Pasien sangat makan
percaya dan Objektif :
menghargai - Asupan
petugas makanan
kesehatan secara oral 2
11.20 2. Diskusikan - Asupan
makanan cairan secara
yang disukai oral 2
dan yang Assessment :
tidak disukai Masalah sebagian
pasien teratasi
Hasil : Planning :
Pasien Lanjutkan
mengatakan intervensi 2,3
tidak
menyukai
makanan
seperti bubur
tanpa
campuran
apapun tetapi
dia menyukai
bubur kacang
hijau
11.40 3. Bantu pasien
untuk
mencatat
makanan
yang
biasanya
dimakan
dalam waktu
24 jam
Hasil :
Pasien lebih
sering makan
nasi dengan
telur saja
Hari kedua
Hari Ketiga
No Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi
Tanggal/
Waktu
1. Rabu 1 NIC 4120 Manajemen Subjektif :
29-05- Cairan - Klien
2019 1. Dukung pasien dan mengatakan
09.00 keluarga untuk frekuensi
membantu dalam BAKnya sudah
pemberian makan membaik
dengan baik 1x/sehari
Hasil : - Klien
Pasien sudah mengatakan
mengkonsumsi yang perutnya sudah
mengandung banyak terasa
nutrisi, seperti membaik
sayuran, buah-buahan, Objektif :
susu, karbohidrat, - Berat badan
kacang-kacangan. stabil 4
09.20 2. Berikan cairan dengan - Berat jenis
tepat urin 4
Hasil : - Kehausan 4
Pasien sudah tidak Assessment :
diberikan cairan IV Masalah sudah
karena sudah teratasi
membaik dan mulai Planning :
09.50 minum air 8 gelas Intervensi
sehari dihentikan
3. Timbang berat badan
Hasil :
TB : 160
BB : 53
2. 10.00 2 NIC 1400 Manajemen Subjektif :
Nyeri - Pasien
1. Dorong pasien untuk mengatakan
memonitor nyeri dan bahwa sudah
menangani nyerinya tidak ada nyeri
dengan tepat dengan skala
Hasil : nyeri 3
Skala nyeri 3 (1-10) Objektif :
10.20 2. Dorong pasien untuk
- Nyeri yang
untuk menggunakan
dilaporkan 5
obat-obatan penurun
- Ekspresi
nyeri yang adekuat
nyeri wajah 4
Hasil :
- Menggosok
Pasien mengatakan
area yang
bahwa sudah tidak ada
terkena
nyeri
dampak 4
10.40 3. Dukung
Assesment :
istirahat/tidur yang
Masalah sudah
adekuat untuk
teratasi
membantu
Planning :
penurunan nyeri
intervensi
Hasil :
dihentikan
Pasien sudah
melakukan istirahat
dengan teratur
3. 11.00 3 NIC 5246 Subjektif :
Konseling - Klien
Nutrisi mengatakan
1. Diskusikan sudah tidak
makanan lemas lagi
yang disukai - Klien
dan yang mengatakan
tidak disukai minum 8
pasien gelas/hari
Hasil : - Klien sudah
Pasien sudah memiliki selera
mau makanan
memakan Objektif :
makanan - Asupan
yang sehat makanan
dan bergizi secara oral 4
11.20 2. Bantu pasien - Asupan
untuk cairan secara
mencatat oral 4
makanan Assessment :
yang Masalah sudah
biasanya teratasi
dimakan Planning :
dalam waktu Intervesi
24 jam dihentikan
Hasil :
Pasien sudah
mau
memakan
makanan
yang sehat
dan bergizi
PENYIMPANGAN KDM
Obstruksi tubulus
Ultrafiltrasi
glomerulus turun
Penurunan GFR
Dwi, Wiwit Nurbadriyah. 2021. Asuhan Keperawatan Penyakit Ginjal Kronis dengan
Pomalongo,. Aulia Asman,. Resti Ariani. 2023. Penyakit Gagal Ginjal Akut
Simatupang, Ulpenta. 2019. Asuhan Keperawatan pada Tn. N dengan Acute Kidney