Anda di halaman 1dari 19

PTOSIS

Risky Kukuh Widadi


201420401011073
Pembimbing:
dr. Iqbal Hilmi, Sp.M

SMF ILMU PENYAKIT MATA RSUD Jombang


2015

PENDAHULUAN
Ptosis atau blefaroptosis merupakan keadaan dimana
kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka
sehingga

celah

kelopak

mata

menjadi

lebih

kecil

dibandingkan dengan keadaan normal. Ptosis dapat


terjadi unilateral atau bilateral. Posisi normal palpera
superior adalah 2 mm dari tepi limbus atas dan palpebra
inferior berada tepat pada tepi limbus bawah.

ANATOMI PALPEBRA
Palpebra terbagi menjadi 7
lapisan,
yaitu
kulit,
otot
orbikularis, septum, bantalan
lemak, tarsus, levator, dan
konjungtiva.

Fungsi Palpebra
Memberikan proteksi mekanis pada bola
mata anterior
Mensekresi lapisan lemak dari lapisan air
mata
Menyebarkan film air mata ke konjungtiva
dan kornea
Mencegah mata menjadi kering
Memiliki pungta tempat air mata
mengalir ke sistem drainase lakrimal.

ETIOLOGI

Kelainan perkembangan levator


Ptosis miogenik lain

Ptosis aponeurotik

Ptosis neurogenik

Ptosis mekanik
Terlihat seperti ptosis

Simplek
Kelemahan rektus superior
Sindrom blepharophimosis
Ophtalmoplegia
eksternal
progresif
menahun
Sindrom okulofaringeal
Distrofi muskular progresif
Miastenia Gravis
Fibrosis
kongenital
dari
muskulus
ekstraokuler
Ptosis senilis
Ptosis herediter berkembang lambat
Stress atau trauma aponeurosis levator
Pasca operasi katarak
Lokal trauma lainnya
Blepharochalasis
Berhubungan dengan kehamilan
Berhubungan dengan penyakit Grave
Lesi nervus okulomotor
Sindrom Horner
Migrain Ofthalmoplegi
Multipel Sklerosis
Sindrom Marcuss Gunn
Ptosis misdireksi nervus III
Pasca trauma oftalmoplegi
Akibat hipotropia
Akibat dermatochalasis
Akibat berkurangnya jaringan penyokong

PATOFISIOLOGI
Kelopak mata diangkat oleh kontraksi m. levator
superioris palpebrae.
jaringan berserat dan lemak didalam otot
mengurangi kemampuan m. levator untuk kontraksi
dan relaksasi.
Ptosis Kongenital juga dapat terjadi ketika inervasi
untuk m.levator terganggu melalui disfungsi neurologis
atau neuromuscular junction.

GAMBARAN KLINIS
Jatunya / menutupnya kelopak mata atas yang tidak
normal
Kesulitan membuka mata secara normal
Peningkatan produksi airmata
Adanya gangguan penglihatan
Iritasi pada mata karena kornea terus tertekan kelopak
mata
Pada anak akan terlihat kepala condng kebelakang
untukmengangkat kelopak mata agar dapat melihat
jelas.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien ptosis dimulai dengan
empat pemeriksaan klinis :
Palpebra fissure Height : jarak antara margo palpebra
superior dan inferior pada posisi penglihatan primer.

Margin reflek distance (MRD) : penderita disuruh


melihat pada posisi primer kemudian diukur MRD 1
jarak antara margo palpebra superior dan reflek
cahaya, normal 4 cm. MRD 2Jarak antara pusat
refleks cahaya pupil dan margin kelopak mata bawah
pada posisi primer. Jumlah MRD1 dan MRD2 sama
dengan palpebra fissure height

Lid-crease palpebra superior :


Jarak antara lipatan kulit palpebra superior dengan
margin palpebra.
Cirri khas lid-crease orang asia biasanya rendah dan
tidak jelas, walaupun tidak ada ptosis.

Fungsi levator : penderita diminta melihat


kebawah maksimal, pemeriksa memegang
penggaris dan menempatkan titik nol pada
margo palpebra superior, juga pemeriksa
menekan otot frontal agar otot frontal tidak
ikut mengangkat kelopak, lalu penderita
diminta melihat keatas maksimal dan
dilihat margo palpebra superior ada pada
titik berapa. Aksi levator normal 14-16m.

KLASIFIKASI PTOSIS
Berdasarkan onsetnya ptosis dibedakan
menjadi ptosis kongenital dan ptosis
didapat.
Berdasarkan etiologinya
ptosis dapat
dibagi menjadi miogenik, aponeurotik,
neurogenik, mekanikal, traumatik.

PENATALAKSANAAN
Reseksi levator eksternal
Advancement of the levator aponeurosis atau
tucking
Frontalis sling
Fasenella-servat

PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada tingkat ptosisnya dan
etiologinya,
Ptosis kongenital tipe mild dan moderate dapat
mengalami perbaikan seiring dengan waktu tanpa
komplikasi yang berat.
Ptosis yang menyebabkan ambliopia membutuhkan
terapi patching
Ptosis kongenital yang menyebabkan hambatan
penglihatan sebaiknya segera ditangani dengan
pembedahan.

KOMPLIKASI
Underkoreksi merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi pada operasi ptosis.
Underkoreksi ini dapat dicegah dengan mengukur
jumlah reseksi aponeurosis levator yang tepat sebelum
ujung aponeurosis dipotong dan dijahit pada pinggir
tarsus. Koreksi ulang bila terdapat underkoreksi dapat
dilakukan dalam minggu pertama setelah operasi
Overkoreksi dapat disertai dengan keratitis eksposure
dan dry eyes.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai