Anda di halaman 1dari 36

[BST]

PTERIGIUM
Irghea Puti Raudha
Reno Hulandari
Fariz Hidayatullah

Preseptor:
dr. Julita, Sp.M
PENDAHULUAN
BAB I

2
Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinar matahari tinggi, risiko
timbulnya pterigium 44 kali lebih tinggi dibandingkan daerah non- tropis.

Insiden yang lebih tinggi dikaitkan dengan paparan sinar matahari kronis
(sinar ultraviolet), usia yang lebih tua, jenis kelamin laki-laki, dan aktivitas
luar ruangan

Pterygium berasal dari kata Yunani yang berarti sayap,


pterygos. Pterygium adalah proliferasi jaringan subkonjungtiva
berupa granulasi fibrovaskular dari bagian nasal konjungtiva
bulbar yang berkembang menuju kornea hingga akhirnya
menutup permukaannya
▰ Pasien ▰ Mulai dari ▰ Pada keadaan
yang tidak ada lanjut misalnya
menderita gejala hingga terjadi
pterigium terdapat gangguan
sering gejala, seperti penglihatan
mempunyai keluhan mata (refraktif),
berbagai merah, mata pterigium telah
macam gatal, iritasi, menutupi
keluhan. dan media
pandangan penglihatan
kabur menutupi
sebagian besar
permukaan
kornea
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II

5
DEFINISI

Pterygium berasal dari kata Yunani yang berarti


sayap, pterygos.

Pterygium adalah proliferasi jaringan subkonjungtiva berupa granulasi


fibrovaskular dari bagian nasal konjungtiva bulbar yang berkembang
menuju kornea hingga akhirnya menutup permukaannya
ETIOLOGI – FAKTOR RESIKO

• Paparan ultraviolet (faktor risiko paling signifikan)


• Paparan iritasi (debu, pasir, angin)
• Peradangan
• Permukaan okular kering
• Riwayat keluarga menderita pterigium
KLASIFIKASI

Tipe I Tipe II Tipe III


▰ Lesi hanya ▰ Pterigium tipe ▰ Pterigium primer atau
terbatas pada primer advanced / rekuren dangan
limbus atau rekuren tanpa keterlibatan zona optic.
menginvasi tepi keterlibatan zona ▰ Lesi mengenai kornea >
kornea. optic. 4mm dan mengganggu
▰ Lesi meluas <2 ▰ Tampak kapiler- aksis visual.
mm dari kornea. kapiler yang ▰ Pada kasus rekuren dapat
▰ Stocker’s line membesar. berhubungan dengan
atau deposit besi ▰ Lesi menutupi fibrosis subkonjungtiva
dapat dijumpai kornea sampai 4 yang meluas ke forniks dan
pada epitel mm, berpengaruh biasanya menyebabkan
kornea dan dengan tear film gangguan pergerakan bola
kepala pterigium. dan dapat mata serta kebutaan.
▰ Asimptomatis menimbulkan
STADIUM

Stadium 1 Stadium 2
▰ invasi minimum ▰ lapisan tebal
▰ pertumbuhan lapisan yang ▰ pembuluh darah profunda
transparan dan tipis tidak kelihatan
▰ pertumbuhan pembuluh ▰ menginvasi kornea (1-2
darah yang tipis hanya mm) tapi belum mencapai
terbatas pada limbus pupil
kornea
Stadium 3 Stadium 4
▰ lapisan tebal seperti ▰ pertumbuhan telah
daging yang menutupi melewati pupil
pupil
▰ vaskularisasi yang jelas
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

▰ Tahap awal pada pterigium sering asimptomatik.


▰ Jika tahap berlanjut maka kita dapatkan keluhan pasien
seperti
▻ Adanya ganjalan pada mata yang semula dirasakan
didekat kelopak namun lama-kelamaan semakin ke
tengah (kornea)
▻ Mata merah dan tidak disertai sekret
▻ Mata merah dengan tajam penglihatan normal disertai
jaringan fibrovaskular konjungtiva yang tumbuh secara
abnormal berbentuk seperti sayap (wing shaped)
▻ Gangguan penglihatan dapat terjadi jika pterigium
menutupi aksis visual atau terdapat astigmatisme
PRINSIP
DIAGNOSTIK
Anamnesis, pemeriksaan fisik, penunjang

14

Pasien dengan pterigium
menunjukkan berbagai macam
keluhan mulai dari tidak ada gejala
sampai kemerahan, pembengkakan,
gatal, iritasi, penglihatan menjadi
kabur berhubungan dengan
peninggian lesi pada konjungtiva dan
kornea yang berdekatan pada satu
atau kedua mata.
PEMERIKSAAN FISIK

▰ Pada pemeriksaan dapat dijumpai


benjolan atau tonjolan fibrovaskular
berbentuk segitiga dengan pinggiran
yang meninggi dengan apeks yang
mencapai kornea dan badannya
terletak pada konjugtiva inter
palpebra.
▰ Bagian puncak dari jaringan
pterigium ini biasanya
menampakkan garis coklat-
kemerahan yang merupakan tempat
deposisi besi yang disebut garis
Stocker.
▰ Pada umumnya jaringan ini memiliki
vaskularisasi yang baik dan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

▰ Pemeriksaan histopatologi dilakukan pada


jaringan pterigium yang telah diekstirpasi.
▻ Gambaran pterigium yang didapat adalah
berupa epitel yang irreguler dan tampak adanya
degenerasi hialin pada stromanya.

▰ DD’s
▻ Pinguekula
▻ Pseudopterigium
▻ Pannus
▻ Neoplasia intraepitelial
konjungtival

PENATALAKSANAAN

20
▰ Pencegahan


kacamata dan topi bertepi untuk menghindari paparan
cahaya matahari dan debu.
▰ Medikamentosa
- artificial tear
- steroid topical
pada pasien dengan gejala iritatif, artificial tear
direkomendasikan untuk peradangan ringan dan steroid
topical direkomendasikan pada peradangan sedang.

Indikasi untuk tindakan eksisi
▻ mengganggu aksis visual
▻ induksi astigatisme
▻ berproliferasi dengan cepat ke sentral
kornea (>3-4mm)
▻ menyebabkan iritasi kronis persisten
▻ restriksi pergerakan bola mata
▻ memberi efek pada nilai estetika (kosmetik)
KOMPLIKASI

▰ Distorsi atau reduksi pandangan sentral


▰ Mata merah atau iritasi
▰ Scarring kronik pada konjungtiva dan
kornea
▰ Pterigium yang meluas yang mengenai
otot ekstra okuler dapat menghambat
pergerakan bola mata dan menyebabkan
diplopia
PROGNOSIS

Pterigium umumnya prognosis baik.


Kekambuhan dapat dicegah dengan
kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata
atau beta radiasi
LAPORAN KASUS
BAB III

25
IDENTITAS PASIEN

▰ Nama : Ny.SL
▰ Jenis Kelamin : Perempuan
▰ Umur : 59 tahun
▰ Negeri asal : Batusangkar
ANAMNESIS

▰ Keluhan Utama
▻ Mata kanan dan kiri berlemak sejak 21 tahun yang lalu
▰ Riwayat Penyakit sekarang
▻ Mata kanan dan kiri berlemak telah dirasakan sejak 21 tahun yang lalu
▻ Penglihatan buram (-)
▻ Penglihatan terasa terhalang-halang (-)
▻ Pasien kadang-kadang merasakan mata perih ketika bangun tidur
▻ Riwayat mata merah (-) mata sekret (-) mata gatal (-)
▻ Penglihatan ganda tidak ada
▻ Dulu pasien sering terpapar sinar matahari langsung dan juga sering
terpapar debu karena berkebun, sekarang pasien hanya sebagai ibu
rumah tangga
Riwayat Penyakit dahulu
▰ Riwayat DM dan hipertensi tidak ada
▰ Riwayat trauma pada mata tidak ada
▰ Riwayat operasi pada mata tidak ada
▰ Riwayat mata kering tidak ada

Riwayat Penyakit keluarga


▰ Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang sama dengan
pasien
PEMERIKSAAN FISIK

▻ Kesadaran : Komposmentis kooperatif


▻ Keadaan umum : Baik
▻ Tekanan darah : 120/80mmHg
▻ Nadi : 88x/menit

▰ Status Generalis : dalam batas normal


STATUS OFTALMOLOGIS

▰ Diagnosa kerja
▻ Pterigium ODS grade II

▰ Diagnosa banding
▻ Pinguecula

▰ Anjuran terapi
▻ Cendo Lyteers Eye drop

▰ Anjuran dan Edukasi


▻ Pakai kacamata anti UV atau topi
pelindung saat beraktivitas di luar
rumah
PROGNOSIS

▰ Quo ad vitam : Bonam


▰ Quo ad sanationam : dubia ad Bonam
▰ Quo ad functionam : Bonam
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai