Anda di halaman 1dari 32

Disusun Oleh :

dr. Rizka Kusumaningsih

Pembimbing :
dr.Yeny Rusmawati

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER


PUSKESMAS NGRAMBE
KABUPATEN NGAWI
PROVINSI JAWA TIMUR
2018
F6: Pengobatan Dasar
Anatomi dan fisiologi Konjungtiva
Definisi Pterygium
Pterygium merupakan pertumbuhan fibrovaskuler konjungtiva
yang bersifat degeneratif dan invasif.

Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral


atau di daerah kornea, pertumbuhan ini biasanya terletak
pada celah kelopak bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluas ke daerah kornea.
Epidemiologi
Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak
di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi
di daerah berdebu dan kering. Insiden pterigium cukup tinggi
di Indonesia yang terletak di daerah ekuator, yaitu 22%.
Faktor risiko

Usia Pekerjaan Herediter

Tempat Jenis
Infeksi
Tinggal Kelamin
Klasifikasi
• Derajat I : hanya terbatas pada limbus
• Derajat II : Sudah melewati limbus tetapi tidak
melebihi dari 2 mm melewati kornea
• Derajat III : jika telah melebihi derajat 2 tetapi
tidak melebihi pinggir pupil mata dalam keadaan
cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4
mm)
• Derajat IV : Jika pertumbuhan pterygium sudah
melewati pupil sehingga mengganggu
penglihatan.
Patofisiologi
- Paparan UV
-Iritasi kronik
mata

Degenerasi kolagen elastoid


Pelepasan ↑ regulasi kolagen
+
sitokin ↑ migrasi sel
Jaringan fibrovaskular
berlebihan angiogenesis
subepithelial

Merusak
TGF-β membran bowman
VEGF +
Peradangan
Gejala

• Mata sering berarir


• Tampak merah
• Rasa gatal
• Seperti ada benda asing
• Nyeri dan rasa panas
• Gangguan penglihatan
• Diplopia
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
- Identitas pasien sangat diperlukan untuk ditanyakan
- Riwayat pekerjaan juga sangat perlu ditanyakan
- Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan penderita
seperti mata merah, gatal, mata sering berarir, gangguan
penglihatan. Selain itu perlu juga ditanyakan adanya
riwayat mata merah berulang, serta dapat pula ditanyakan
riwayat trauma sebelumnya.
2. Pemeriksaan Fisik
- Tajam penglihatan dapat normal atau menurun
- Pada inspeksi pterygium terlihat sebagai jaringan
fibrovaskular pada permukaan konjungtiva. Pterigium
dapat memberikan gambaran yang vaskular dan tebal
tetapi ada juga pterigium yang avaskular dan flat.
Pterygium paling sering ditemukan pada konjungtiva nasal
dan berekstensi ke kornea nasal, tetapi dapat pula
ditemukan pterigium pada daerah temporal.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan pada pterigium
adalah topografi kornea untuk menilai seberapa besar
komplikasi berupa astigmatisme ireguler yang disebabkan
oleh pterygium.
DIAGNOSIS BANDING
Pembedaan Pterygium Pinguekula Pseudopterigium

Definisi Jaringan Benjolan pada Perlengketan


fibrovaskular konjungtiva bulbi konjungtiba bulbi
konjungtiva bulbi dengan kornea
berbentuk yang cacat
segitiga
Warna Putih kekuningan Putih-kuning Putih kekuningan
keabu-abuan

Letak Celah kelopak Celah kelopak Pada daerah


bagian nasal mata terutama konjungtiva yang
atau temporal bagian nasal terdekat dengan
yang meluas ke proses kornea
arah kornea sebelumnya

♂:♀ ♂>♀ ♂=♀ ♂=♀


Progresif Sedang Tidak Tidak

Reaksi kerusakan Tidak ada Tidak ada ada


permukaan
kornea
sebelumnya
Pembuluh darah Lebih menonjol menonjol Normal
konjungtiva

Sonde Tidak dapat Tidak dapat Dapat diselipkan


diselipkan diselipkan di bawah lesi
karena tidak
melekat pada
limbus
Puncak Ada pulau-pulau Tidak ada Tidak ada (tidak
Funchs (bercak ada head, cap,
kelabu) body)
Penatalaksaan
• Konservatif : edukasi pada pasien untuk mengurangi iritasi
maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan
kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical
lubricating drops

• Operatif : Conjungtival graft menggunakan free graft yang


biasanya diambil dari konjungtiva bulbi bagian superior,
dieksisi sesuai dengan ukuran luka kemudian dipindahkan dan
dijahit atau difiksasi dengan bahan perekat jaringan
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul pada pterygium, adalah :
• Astigmatisma
• Penglihatan berkurang
• Mata merah
• Iritasi
• Scar (jaringan parut) kronis pada konjungtiva dan kornea
• Pada pasien yang belum exicisi, scar pada otot rectus
medial dapat menyebabkan terjadinya diplopia.
Komplikasi post eksisi pterygium, adalah:
• Infeksi, reaksi bahan jahitan (benang), diplopia, scar
cornea, conjungtiva graft longgar dan komplikasi yang
jarang termasuk perforasi bola mata, vitreous hemorrhage
atau retinal detachment.
• Penggunaan mytomicin C post operasi dapat
menyebabkan ectasia atau melting pada sclera dan kornea.
• Komplikasi yang terbanyak pada eksisi pterygium adalah
rekuren pterygium post operasi.
PROGNOSIS

• Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah


baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48
jam post operasi. Pasien dengan pterigium rekuren dapat
dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva
autograft atau transplantasi membran amnion.
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. E
• Umur : 53 Thn
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Tanggal Pemeriksaan : 6 Maret 2018
• Puskesmas : Poli Rawat Jalan PKM Ngrambe
• Dokter Pemeriksa : dr. Rizka Kusumaningsih
ANAMNESIS

• Keluhan Utama : mata kanan berpasir sejak + 3 bulan


• Anamnesis :
Pasien datang ke PKM Ngrambe dengan keluhan mata kanan
seperti berpasir sejak 3 bulan terakhir dan memberat dalam 1
bulan ini. Pasien mengaku ketika mata pasien berpasir maka mata
akan menjadi merah. Pasien juga mengeluh kadang mata pasien
berair dan rasa perih. Keluhan lain pasien sering sakit kepala sejak
1 tahun terakhir ini. Keluhan mata gatal (-), silau (-). Pasien
mengaku selama ini dirumah pasien sedang dalam perbaikan jalan
dan berdebu. Setiap pasien keluar rumah dan pergi berkebun, mata
pasien selalu terpapar debu dan matahari tanpa pelindung mata.
Riwayat Penyakit dahulu:
• Riwayat memakai kacamata (-)
• Riwayat penyakit lain : hipertensi (+)

Riwayat Pengobatan:
• Catopril

Riwayat Penyakit keluarga :


• Riwayat penyakit yang sama : tidak ada
A. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
B. PALPASI

C. Tonometri : tidak dilakukan pemeriksaan


D. Visus : VOD = 6/6
VOS = 6/6
E. PENYINARAN OBLIK
• Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Colour Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Campus Visual : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Slit Lamp : Tidak dilakukan pemeriksaan
DIAGNOSIS

• OD Pterygium Stadium III


PROGNOSIS

• Quo ad Vitam : Ad Bonam


• Quo ad Functionam : Ad Bonam
• Quo ad Sanationam : Dubia Ad Bonam
KESIMPULAN
Pasien pada kasus ini didiagnosa dengan OD Pterigium
Stadium III berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Dari anamnesis di dapatkan rasa selaput pada mata kiri
dialami kurang lebih 3 bulan. Pada pemeriksaan inspeksi
OS di dapatkan adanya selaput berbentuk segitiga pada
konjungtiva dengan tepi melewati limbus, tetapi belum
melewati pinggir pupil, yang menunjukkan tanda
pterigium stadium III.
Lanjut….

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik


untuk pterigium. Tujuan pengobatan medikamentosa adalah
untuk mengurangi peradangan. Bila terjadi peradangan
dapat diberikan steroid topikal. Tindakan pembedahan pada
pterigium adalah suatu tindakan bedah untuk mengangkat
jaringan pterigium dengan berbagai teknik operasi.
Teknik operasi yang direncanakan pada pasien ini
adalah teknik graft konjungtiva dengan alasan karena teknik
ini dianggap paling bagus dalam menurunkan rekurensi
pterigium.
• Diharapkan agar penderita sedapat mungkin
menghindari faktor pencetus timbulnya pterigium
seperti sinar matahari, angin dan debu serta rajin
merawat dan menjaga kebersihan kedua mata. Oleh
karena itu dianjurkan untuk selalu memakai
kacamata pelindung atau topi pelindung bila keluar
rumah. umumnya pterigium bertumbuh secara
perlahan dan jarang sekali menyebabkan kerusakan
yang bermakna sehingga prognosisnya baik.

Anda mungkin juga menyukai