Anda di halaman 1dari 29

MINICEX

Oleh : Pembimbing :
Rafeni Bunga C dr. Atik Rahmawati, Sp.M
1 OD PTERYGIUM
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. R
◦ Usia : 35 tahun
◦ Jenis Kelamin : Perempuan
◦ Alamat : Mertoyudan,Magelang
◦ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
◦ Status : Sudah menikah
◦ Agama : Islam
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 Maret 2020
Keluhan Utama : Mata kanan terasa mengganjal

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke poli mata RST dr. Soedjono Magelang dengan keluhan mata terasa
seperti mengganjal. Mata kanan terlihat merah, dan seperti terdapat suatu selaput
putih yang menutupi mata. Pasien merasa mata gatal. Pasien tidak mengeluhkan
penurunan visus. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang kegiatan sehari
harinya mengantar jemput anak menggunakan motor tanpa helm dan kacamata. Saat
ini pasien tidak menggunakan kacamata. Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada
mata. Pasien sudah memberikan tetes mata yang dibeli diapotek untuk mengurangi
keluhan mengganjal pada mata namun keluhan tidak membaik.
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 29 Januari 2020

Riwayat Penyakit Dahulu Riawayat Peyakit Keluarga

o Riwayat gejala serupa o Riwayat gejala serupa


sebelumnya : disangkal sebelumnya : disangkal
o Riwayat trauma o Riwayat DM : disangkal
sebelumnya : disangkal o Riwayat Hipertensi : disangkal
o Riwayat alergi : disangkal
o Riwayat DM : disangkal
o Riwayat Hipertensi: disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

Pengobatan di tanggung BPJS,


Kesan ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik

Vital Sign
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 94 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : tidak diperiksa
Status Ophtalmicus
Status Ophtalmicus
Status Ophtalmicus
Diagnosis Banding
OD Pterygium
Ditegakkan karena dari hasil anamnesis pasien merasa
Keluhan hanya pada mata kanan. Pasien merasa seperti tersa
mengganjal pada mata yang disertai mata merah dan juga
nerocos. Pasien meraskaan adanya penurunan pandangan. Dari
hasil pemeriksaan fisik didapatkan suatu massa fibrovaskular
yang menjapai pertengahan kornea pada mata kanan.
 
 
 
OD Myopia ringan
Disangkal karena pada penurunan visus pasien saat diperiksa
visus dan diberi pinhole pasien tidak merasakan perubahan pada
matanya sehingga penurunan visus akibat kelainan refraksi
disangkal.
Diagnosis Banding
OD Pinguekela
Disangkal karena dari hasil anamnesis didapatkan rasa mengganjal
pada mata pasien disertai mata merah dan penurunan visus. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan jaringan putih, namun merupakan suatu
jaringan fibrovaskuler bukan suatu massa berwarna kekuningan.
Diagnosis Kerja

• OD Pterygium Grade IV
TATALAKSANA
OD Pterygium Grade IV
Non Medikamentosa :
Ekstirpasi pterygium + konjungtival graft
Medikamentosa:
-
E
EDUKASI

• OD Pterygium Grade IV
• Menjelaskan bahwa penyakitnya terjadi karena paparan sinar matahari dan angin
secara terus menerus
• Menjelaskan ke pasien bahwa penurunan visus pasien disebabkan oleh
tertutupnya kornea oleh suatu jaringan fibrovaskular
• Menjelaskan pasien jika pengobatan yang dapat dilakukan adalah pembedahan
untuk menghilangkan jaringan fibrovaskuler
• Menjelaskan ke pasien jika setelah dilakukan pembedahan dapat terjadi
kekambuhan pada mata pasien
PROGNOSIS

PROGNOSIS OCULUS DEXTER OCULUS


SINISTER
Quo ad visam ad bonam ad bonam
Quo ad sanam ad bonam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam ad bonam
Quo ad cosmeticam ad bonam ad bonam
Quo ad vitam ad bonam ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Pterygium Grade IV
Struktur Anatomi

Anatomi
Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran
yang menutupi sclera dan kelopak
mata bagian belakang. Berbagai
macam obat mata dapat diserap
melalui konjungtiva. Konjungtiva
inimengandung sel musin yang
dihasilkan oleh sel goble t
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian,
yaitu :

Konjungtiva tarsal yang menutupi
 

tarsus, konjungtiva tarsal ini sukar


•digerakkan dari tarsus.

Konjungtiva bulbi, menutupi sclera
 

dan mudah digerakan dari sclera


•dibawahnya.

Konjungtiva forniks, merupakan
 

tempat peralihan konjungtiva tarsal


•dengan konjungtiva bulbi.
Pterygium
Pterygium adalah bangunan mirip sayap, khususnya untuk lipatan
selaput berbentuk segitiga yang abnormal dalam fisura interpalpebralis,
yang membentang dari konjungtiva ke kornea, bagian puncak (apeks)
lipatan ini menyatu dengan kornea sehingga tidak dapat digerakkan
sementara bagian tengahnya melekat erat pada sclera, dan kemudian
bagian dasarnya menyatu dengan konjungtiva.

Pterygium adalah poliferasi jaringan subconjunctiva berupa granulasi


fibrovaskular dari (sebelah) nasal konjuntiva bulbar yang berkembang
menuju kornea hingga akhirnya menutupi permukaannya.

Pterigium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk


segitiga, mirip daging yang menjalar ke kornea, pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif .
Etiologi

• Pterigium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan
udara panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu
neoplasma, radang, dan degenerasi.2
Pterygium diduga merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan
dan lingkungan dengan angin banyak. Faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan
pterygium antara lain uap kimia, asap, debu dan benda-benda lain yang terbang
masuk ke dalam mata. Beberapa studi menunjukkan adanya predisposisi genetik
untuk kondisi ini.
Patofisiologi
• Konjungtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar.
Kontak dengan ultraviolet, debu, kekeringan
mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan
konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea.
• Pterigium ini biasanya bilateral, karena kedua mata
mempunyai kemungkinan yang sama untuk kontak
dengan sinar ultraviolet, debu dan kekeringan. Semua
kotoran pada konjungtiva akan menuju ke bagian nasal,
kemudian melalui pungtum lakrimalis dialirkan ke meatus
nasi inferior.
• Patofisiologi pterygium ditandai dengan degenerasi
elastotik kolagen dan proliferasi fibrovaskular, dengan
permukaan yang menutupi epithelium,
Gejala Klinis

Pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa


keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan
yang sering dialami pasien antara lain:
  Mata sering berair dan tampak merah
  Merasa seperti ada benda asing
  Timbul astigmatisme akibat kornea tertarik oleh
pertumbuhan pterigium tersebut, biasanya astigmatisme
with the rule ataupun astigmatisme irreguler sehingga
mengganggu penglihatan
  Pada pterigium yang lanjut (derajat 3 dan 4) dapat
menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam
penglihatan menurun
KLASIFIKASI PTERYGIUM
• Derajat 1 : jika hanya terbatas pada limbus kornea.
• Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati k
ornea.
• Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata atau >
2mm melewati kornea, dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan normal s
ekitar 3 – 4 mm 
• Derajat 4 : pertumbuhan melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

IV III II I
BERDASARKAN  PERJALANAN PENYAKITNYA, DIBAGI MENJADI 2:
progresif : tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala

regresif : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.

BERDASARKAN TERLIHATNYA PEMBULUH DARAH EPISKLERA DAN HARUS DIPE


RIKSA DENGAN SLIT LAMP DIBAGI 3 YAITU:
• T1 (atrofi) : pembuluh darah episkleral jelas terlihat

• T2 (intermediet) : pembuluh darah episkleral sebagian terlihat

• T3 (fleshy, opaque) : pembuluh darah tidak jelas


Terapi
• Konservatif
Pada pterigium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterigium derajat 1-
2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata
kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan
juga bahwa penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita
dengan tekanan intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.
• Bedah
Pada pterigium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi
pterigium. Sedapat mungkin setelah avulsi pterigium maka bagian
konjungtiva bekas pterigium tersebut ditutupi dengan cangkok konjungtiva
yang diambil dari konjugntiva bagian superior untuk menurunkan angka
kekambuhan. Tujuan utama pengangkatan pterigium yaitu memberikan
hasil yang baik secara kosmetik, mengupayakan komplikasi seminimal
mungkin, angka kekambuhan yang rendah.
Indikasi Operasi

Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3


mm dari limbus
Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh
antara limbus dan tepi
pupil
Pterigium yang sering memberikan keluhan mata
merah, berair dan
silau karena astigmatismus
Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.
PROGNOSIS 

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien da

pat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan rekuren dapat dilaku

kan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran a

mnion.
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai