Anda di halaman 1dari 57

PTERIGIUM Diajukan Kepada :

dr. Evita Wulandari, Sp. M

GUNUNG PRAMUDITO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


20164011001
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. N
 Usia : 51 tahun
 JenisKelamin : Perempuan
 Alamat : Petuguran 01/01, Pituruh,
Purworejo
 Tanggal priksa : 12 Desember 2017
ANAMNESIS

 Keluhan Utama
Mata kanan tertutup selaput sehingga pandangan terganggu
kurang lebih sejak 20 tahun
 Keluhan Tambahan
Mata kanan tertutup selaput, terasa mengganjal, pandangan
terganggu, pegel dan mata kanan berair.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh mata kananya seperti ada yang mengganjal, serta
adanya selaput yang tumbuh semakin tebal dan melebar pada tepi
matanya, kondisi tersebut sudah terjadi kurang lebih selama 20 tahun.
Sejak 1 bulan terakhir mata kanan semakin pegal dan mata sering
berair. Keluhan tersebut sudah mengganggu penglihatan pasien.
Keluhan mata nyeri, mata silau, kelopak mata bengkak, mata gatal
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat sakit serupa : disangkal


 Riwayat diabetes militus : disangkal
 Riwayat hipertensi : disangkal
 Riwayat trauma : disangkal
 Riwayat mata merah : positif
 Riwayat operasi mata : disangkal
 Riwayat infeksi / iritasi mata : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
 Riwayat keluhan serupa disangkal
 Riwayat penyakit asma dan alergi disangkal
 Riwayat trauma, penyakit, dan operasi mata
sebelumnya disangkal
 Riwayat hipertensi dan DM pasien tidak
mengetahui
Riwayat Personal
 Pasien merupaka ibu rumah tangga, sebelumnya
pasien berdagang di pasar, pasien mengaku
jarang memakai pelindung ( kaca mata ),
merokok dan minum alkhol disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Generalis
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda Vital :
Frekuensi Nadi : 90 kali/menit
FrekuensiNafas : 24 kali/menit
Suhu : afebris
Status Oftalmologis
USULAN PEMERIKSAAN

 Pemeriksaan slit-lamp
DIAGNOSIS

DIAGNOSIS BANDING
 OD Pterigium
 OD Pseudopterigium
DIAGNOSIS KERJA
 OD Pterigium Duplex gr IV
PENATALAKSANAAN
 Dilakukan tindakan terapi konservatif pembedahan
Tindakan Pembedahan :
OD Extirpasi pterigium dengan konjungtival autograf
PROGNOSIS
 Ad vitam :Dubia ad Bonam
 Ad sanam :Dubia ad malam
 Ad visam :Dubia ad malam
 Ad kosmetikam :Dubia ad malam
FOLLOW UP H+1 ( post op 14/12/2017)

 Anamnesis
Keluhan dirasa Pandangan masih
kabur, nyeri pada mata kanan.
 Pemeriksaan fisik
Status Generalis
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital :
 TD :100/80 mmhg
 Frekuensi Nadi : 108 kali/menit
 FrekuensiNafas : 30 kali/menit
 Suhu : afebris
Status Opthalmologis
PENATALAKSANAAN

 Tab ciprofloxacin 2x500 mg


 Tab natrium diklofenak 2x50 mg
 Salep mata gentamicin 3x OD
FOLLOW UP H+7 (kontrol poli
21/12/2017)
 Anamnesis

Pandanga masih labur, terasa berat untuk


membuka mata, terasa mengganjal.
 Pemeriksaanfisik

Status Generalis
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital
 Frekuensi Nadi : 88 kali/menit
 FrekuensiNafas : 28 kali/menit
 Suhu : afebris
PENATALAKSANAA
 Tab. Metil prednisolon 3 x 4 mg
 Tab. Ranitidine 3 x 1
 Natrium diklofenak 2 x50mg
 Salep mata gentamicin 3 dd OD
 Tetes mata lubrican 6 dd OD
PROGNOSIS
 Ad vitam :Dubia ad Bonam
 Ad sanationam :Dubia ad Bonam
 Ad visam :Dubia ad Bonam
 Ad kosmetikam :Dubia ad Bonam
FOLLOW UP H+14 (kontrol poli
28/12/2017)

 Anamnesis
Pasien sudah tidak merasa nyeri dan
mata merah agak berkurang,
pandangan sudah mulai terang
 Pemeriksaanfisik
Status Generalis
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital
 Frekuensi Nadi : 97 kali/menit
 FrekuensiNafas : 29 kali/menit
 Suhu : afebris
PENATALAKSANAAN
 Natrium diklofenak 2x50mg
 Tetes mata lubrican 6 dd OD
 Tetes mata steroid kombinasi antibiotik 4 dd OD
PROGNOSIS
 Ad vitam :Dubia ad Bonam
 Ad sanationam :Dubia ad Bonam
 Ad visam :Dubia ad Bonam
 Ad kosmetikam :Dubia ad Bonam
FOLLOW UP H+21
(04/01/2018)
Anamnesis
 Pasien sudah merasa lebih nyaman, pandangan
tidak terlalu kabur sudah lebih terang.
Pemeriksaan fisik
 Status Generalis
 KeadaanUmum : Baik
 Kesadaran : Composmentis
 Tanda Vital
 Frekuensi Nadi : 102 kali/menit
 FrekuensiNafas : 29 kali/menit
 Suhu : afebris
PENATALAKSANAAN
 Tetes mata antibiotik 6 dd OD
 Tetes mata lubrican 6 dd OD
 Tab. Metilprednisolone 4mg 3 x1
PROGNOSIS
 Ad vitam :Dubia ad Bonam
 Ad sanationam :Dubia ad Bonam
 Ad visam :Dubia ad Bonam
 Ad kosmetikam :Dubia ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA

Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang
menutupi sclera dan kelopak mata bagian
belakang. Berbagai macam obat mata dapat
diserap melalui konjungtiva. Konjungtiva ini
mengandung sel musin yang dihasilkan oleh sel
goblet.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
 Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus,
konjungtiva tarsal ini sukar digerakkan dari tarsus.
 Konjungtiva bulbi, menutupi sclera dan mudah
digerakan dari sclera dibawahnya.
 Konjungtiva forniks, merupakan tempat peralihan
konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi
DEFINISI

 Pterigium bahasa Yunani, pteron yang artinya


wing atau sayap, yang merupakan penetrasi
lapisan Bowman akibat pertumbahan
fibrovaskuler konjungtiva yang berasal dari
penebalan dan lipatan konjungtiva bulbi yang
bersifat degeneratif dan invasif. Biasanya terletak
pada rima palpebrae bagian nasal ataupun
temporal. Pertumbuhan ini berbentuk seperti
sayap (bentuk lipatan segitiga abnormal) yang
memiliki banyak permbuluh darah dengan
puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.
ETIOLOGI

Faktor risiko pterigium adalah sebagai berikut:


o Frekuensi terpajan dengan sinar ultraviolet yang
tinggi, termasuk tinggal di daerah subtropis dan
tropis
o Beraktivitas diluar ruangan
Predisposisi genetik dari pterigium muncul pada
beberapa keluarga
patofisiologi
 Sinar UV-B merupakan sinar yang dapat
menyebabkan mutasi pada gen suppressor
tumor p53 pada sel-sel benih embrional di
basal limbus kornea. Tanpa adanya apoptosis
(program kematian sel), perubahan
pertumbuhan faktor Beta akan menjadi
berlebihan dan menyebabkan pengaturan
berlebihan pula pada sistem kolagenase,
migrasi seluler dan angiogenesis. Perubahan
patologis tersebut termasuk juga degenerasi
elastoid kolagen dan timbulnya jaringan
fibrovaskular, seringkali disertai dengan
inflamasi
 Histopatologi dari kolagen abnormal pada area
degenerasi elastik menunjukkan basofilia dengan
pewarnaan hematoksilin dan eosin. Kornea
menunjukkan destruksi pada lapisan membrana
Bowman akibat pertumbuhan fibrovaskular,
disertai dengan peradangan ringan. Epitelnya
dapat normal, tipis atau menebal kadang disertai
displasia
(A) Cap: Biasanya datar, terdiri atas zona abu-abu pada kornea yang

kebanyakan terdiri atas fibroblast, menginvasi dan menghancurkan lapisan

bowman pada kornea. (B) Whitish: Setelah cap, lapisan vaskuler tipis yang

menginvasi kornea. (C) Badan: Bagian yang mobile dan lembut, area yang

vesikuler pada konjunctiva bulbi, area paling ujung


JENIS-JENIS PTERYGIUM

 Progresif : pterygium tebal, merah, progresif,


vasikular ditemukan pada anak muda (tumbuh
cepat karena banyak pembuluh darah.
 regresif : pterygium tipis seperti plastik, tidak terlalu
merah, terdapat pada orang tua.

.
STADIUM PTERYGIUM

 Stadium I : Belum melewati limbus


 Stadium II : Sudah melewati limbus dan belum
mencapai pupil
 Stadium III : Sudah menutupi pupil
 Stadium IV : Sudah melewati pupil
Diagnosis Banding
 Pseudopterygium (misal luka akibat kimia atau suhu, trauma,
penyakit kornea marginal)
 Neoplasia (karsinoma in situ, squamous cell carcinoma)
 Pinguekula (lesi pada konjungtiva perilimbik yang tidak
meluas ke kornea)
o Pinguekulae biasa muncul sebagai lesi kecil
dan asimtomatik (biasanya berwarna
kuning) pada permukaan konjungtiva.
Ditemukan Lebih sering pada sisi nasal,
namun bisa juga muncul di sisi temporal
ataupun kedua sisi.
o Pinguekula dipikirkan sebagai lesi yang
muncul akibat aktivitas sinar UV
 Pseudopterigium
Pterigium umumnya didiagnosis banding dengan
pseudopterigium yang merupakan suatu reaksi dari
konjungtiva oleh karena ulkus kornea. Pada
pengecekan dengan sonde, sonde dapat masuk di
antara konjungtiva dan kornea.
Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva
dengan kornea yang cacat akibat ulkus. Sering
terjadi saat proses penyembuhan dari ulkus kornea
TATALAKSANA

 Pterygium atrofik yang berukuran kecil dapat


diobservasi secara teratur. Cairan pelumas dapat
digunakan untuk mengatasi iritasi.
 Pterygium aktif dapat diterapi awal dengan
vasokonstriktor, obat-obat anti inflamasi non
steroid atau tetes mata steroid. Semua hal ini
dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau
sebelum dilakukan eksisi bedah.
Indikasi Operasi
 Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3
mm dari limbus
 Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh
antara limbus dan tepi pupil
 Pterigium yang sering memberikan keluhan mata
merah, berair dan silau karena astigmatismus
 Kosmetik, terutama untuk penderita wanita
Teknik Pembedahan

 Teknik Bare Sclera


 Teknik Autograft Konjungtiva
 Cangkok Membran Amnion
1. Tindakan Operatif
a. Bare Sklera
b. Sliding flap
c. Rotational flap
d. Conjungtival autograft
mencegah terjadi kekambuhan setelah
operasi
a. Mitomycin C 0,02% tetes mata (sitostatika) 2x1 tetes/hari selama 5 hari,
bersamaan dengan pemberian dexamethasone 0,1% : 4x1 tetes/hari
kemudian tappering off sampai 6 minggu.
b. Mitomycin C 0,04% (o,4 mg/ml) : 4x1 tetes/hari selama 14 hari,
diberikan bersamaan dengan salep mata dexamethasone.
c. Sinar Beta
d. Topikal Thiotepa (triethylene thiophosphasmide) tetes mata : 1 tetes/ 3
jam selama 6 minggu, diberikan bersamaan dengan salep antibiotik
Chloramphenicol, dan steroid selama 1 minggu.
Komplikasi
· Komplikasi dari pterigium bisa sebagai berikut:
o Mata kemerahan
o Iritasi
o Luka kronik dari konjungtiva dan kornea
· Pada pasien dengan pterigia yang meninggi, bisa terjadi mata kering
dan
penipisan dari kornea
· Komplikasi post-operatif bisa sebagai berikut:
o Infeksi
o Diplopia
o Luka kornea
· Lebih jarang: perdarahan vitreus dan ablasio retina
· Yang paling sering dari komplikasi bedah pterigium adalah
kekambuhan. Eksisi bedah simpleks memiliki angka kekambuhan yang
REFERENSI

 Jerome P Fisher, PTERYGIUM.


http://emedicine.medscape.com/article/1192527-
overview
 http://www.baysideeyes.com.au/eye
specialists/pterygium.htm
 http://www.uic.edu/depts/mcpt/eyepath/specco4.
htm
 http://www.rhmis.kerala.gov.in/Health-Care-CDAC-
Kol-gksaha-v2.0/Zoom-Eye%20Problem-Pterygium-
Sty-Cataract.html
 http://torontoeyeclinic.com/index.php?option=com
_content&view=article&id=54&Itemid=73
 http://www.missionforvisionusa.org/anatomy/2006/0
6/what-is-pterygium.html

Anda mungkin juga menyukai