Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga makalah yang berjudul “Salat
sebagai ibadah paling utama dalam Islam” dapat tersusun dengan baik dan dapat
Disajikandenganbaik.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih


banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat penulis harapkan, demi untuk perbaikan di
masa yang akan datang.Demi kelancarannya mengerjakan tugas ini saya ucapkan
terima kasih kepada Bapak xxx.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita
semua, dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya
robbal ‘alamin.

xxx, oktober 2014

1|Page
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………1
Daftar Isi………………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….3
A. Latar Belakang………………………………………………………………....3
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………….4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………...4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..5
1. Makna shalat dalam islam…………………………………………………….5
2. Shalat sebagai ibadah utama dalam islam………………………………….9
3. shalat sebagai tiang agama………………………………………………….13

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….16


KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………...16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...17

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang saya membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tengah
semester mata kuliah Seminar Agama. Di samping itu untuk menambah wawasan bagi
pembaca tentang penting nya shalat. Hal ini akan dijelaskan dalam makalah ini.Shalat
adalah amalan yang pertama akan dihisab pada hari kiamat. Apabila baik shalatnya,
maka dianggaplah baik keseluruhan amalannya. Tentulah orang tersebut masuk surga.
Inilah anugrah terindah yang bisa didapat oleh siapa saja yang mengerti, memahami
dan mau berusaha menggapainya. Jika shalat hanya dijadikan sebagai kewajiban
semata, maka keindahan ini tidak akan dirasakan dan kita akan semakin jauh dari
surga.

Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita sebagai
mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau tentang kewajiban tapi
tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan. Selain itu juga bagi kaum fanatis yang
tidak menghargai tentang arti khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang salah.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi
(tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia
mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia
meruntuhkan agama (Islam). Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam
sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit.
Karena amat pentingnya urusan shalat ini.

Pada hakikatnya itu semua merupakan kesalahan, padahal shalat merupakan


mi’raj atau sebuah media untuk berinteraksi dengan sang ilahi Robbi. Maka dengan ini
penulis berharap bisa memotivasi dan membuka mata hati manusia tentang makna
shalat dengan cara mengimplementasikannya sebagai tiang agama, karena tanpa tiang
apalah jadinya sebuah bangunan yang dibangun tanpa tiang pengokoh begitu pula
islam yang tanpa shalat sebagai tiangnya seperti apa yang diibaratkan diatas.

3|Page
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dalam penulisan
makalah ini penulis akan membahas permasalahan sebagai berikut :
1. Makna shalat dalam islam?
2. Shalat sebagai ibadah utama dalam islam ?
3. shalat sebagai tiang agama?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, penulis bertujuan


melakukan suatu penelitian, pengkajian dan pembahasan tentang :
1. Makna shalat dalam islam.
2. Shalat sebagai ibadah utama dalam islam.
3. shalat sebagai tiang agama.

4|Page
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna shalat dalam islam

Shalat menurut bahasa berarti do'a, sedang menurut istilah adalah suatu bentuk
ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan yang diawali dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan salam. Dan telah diwajibkan kepada manusia untuk beribadah kepada
Allah Swt (QS.2:21), khusus dalam hal ini terhadap ummat islam yaitu wajib
menjalankan sholat wajib 5 (lima) waktu sehari-semalam (17 raka'at). Sholat (baik wajib
maupun sunnah) sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia, yang oleh
karenanya Allah Swt mengajarkan bila hendak memohon pertolongan Allah Swt yaitu
dengan melalui sholat dan dilakukan dengan penuh kesabaran serta shalat dapat
mencegah untuk berbuat keji dan munkar

. Shalat tiang agama. Kewajiban dan syi'ar agama Islam yang paling utama adalah
shalat. "Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah
mendirikan agama, namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah
menghancurkanagama."Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan
dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia pada hari kiamat kelak

.
َ
‫سبُ َما أو َل إِن‬ ْ ْ ُ
َ ‫ص ََلتهُ َع َم ِل ِه ِم ْن ال ِقيَا َم ِة يَ ْو َم العَ ْب ُد بِ ِه يُ َحا‬َ ‫ت فَإ ِ ْن‬ َ ‫ت َوإِ ْن َوأ َ ْن َج َح أ َ ْفلَ َح فَقَ ْد‬
ْ ‫صلُ َح‬ َ َ‫َاب فَقَ ْد ف‬
ْ ‫س َد‬ َ ‫فَإ ِ ْن َو َخ ِس َر خ‬
ْ
َ َ‫ضتِ ِه ِم ْن انتَق‬
‫ص‬ َ ‫ش ْيء فَ ِري‬ َ ُ ْ
َ ‫ص َما بِ َها فَيُكَم َل تَطوع ِم ْن ِلعَ ْبدِي ه َْل انظ ُروا َو َجل َعز الرب قا َل‬َ ْ
َ َ‫ض ِة ِم ْن انتَق‬ َ ‫يَ ُكونُ ثُم ْالفَ ِري‬
‫سائِ ُر‬َ ‫علَى َع َم ِل ِه‬ َ َ‫ذَلِك‬. (‫)ماجه وابن وأحمد الترميذي رواه‬

“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah
shalatnya. Jika shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika
shalatnya rusak, maka rugi dan sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada
yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla berfirman: periksalah kembali wahai
para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika ada, sempurnakanlah
shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal
ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i). Shalat merupakan garis
pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan antara
orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana ditegaskan
oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya

5|Page
:
َ ُ‫علَ ْي ِه ّللا‬
‫صلى الن ِبي قَا َل‬ َ ‫سل َم‬ َ َ‫ان ْال ُك ْف ِر َبيْن‬
َ ‫و‬: ِ ْ ‫النسائي رواه( الص ََلةِ ت َْركُ َو‬، ‫الترميذي‬: ‫سن َحدِيث‬
ِ ‫اْلي َم‬ َ ‫ َح‬، ‫)وأحمد‬

"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa’i,
Tirmidzi dan Ahmad)Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan
seorang Muslim dan masyarakat Islam.

Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu


termasuksifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang.Adapun terus menerus
mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri
masyarakat kafir.Allah SWTberfirman:"Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan
kerjakanlah shalat, maka mereka enggan mengerjakannya." (Al-Mursalat: 48).Bahkan
shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji
dan munkar. “Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar”.
(Al-Ankabut: 45).Namun pada kenyataannya, mengapa ada dari kita yang tidak
menjadikan shalat sebagai pencegah kekejian dan kemunkaran? Mengapa ibadah
shalat kita tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam kehidupan kita sehari-hari?
Mengapa ada dari kita, bahkan tidak sedikit, ia juga mendirikan shalat tapi ia juga
berbohong. Dia shalat, tapi dia juga mencuri. Dia shalat, tapi dia juga mempermainkan
perempuan, dia tidak segan-segan berkata cabul dan jorok. Dia shalat, tapi di lain
waktu dia juga tidak pernah alpa untuk selalu hadir di depan televisi menonton acara-
acara vulgar dan tidak mendidik.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang meyakini adanya hari perhitungan di


akhirat kelak, sebagai sebuah perjanjian yang mengikat antara hamba dengan
khaliknya. Pada sisi ini, shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang
Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah Swt.karena ketika seorang muslim
terombang-ambing di dalam bahtera kehidupan, maka datanglah shalat
menyelamatkannya ke tepian rahmat Allah Swt. Ketika dia dilupakan oleh kesibukan
dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika dia diliputi oleh dosa-dosa
dan hatinya penuh ‘debu kelalaian', maka datanglah shalat untuk membersihkannya. Ia
merupakan ‘kolam renang’ ruhani yang dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati,
lima kali dalam sehari semalam, sehingga tidak tersisa kotoran sedikit pun.
Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu
dilaksanakan dengan cara berjamaah dan adanya adzan. Karena begitu pentingnya arti
shalat berjamaah, hampir-hampir Rasulullah Saw membakar rumah suatu kaum karena
mereka ketinggalan dari shalat berjamaah dan melakukan shalat di rumah mereka
masing-masing.

6|Page
Shalat berjamaah dalam Islam sangatlah penting, kecuali bagi yang uzur syar’i
semisal sakit, tua renta, dan musafir. Saking pentingnya, arti shalat berjamaah, Islam
mewajibkannya meskipun di tengah-tengah peperangan yang dikenal dengan shalat
Khauf.menekankan kepada kita untuk senantiasa mendirikan shalat secara berjamaah,
walaupun di tengah-tengah peperangan, yang dikenal dengan shalat "Khauf." Shalat ini
merupakan shalat berjamaah yang khusus dilakukan pada saat peperangan di
belakang satu imam dengan dua tahapan. Pada tahap pertama sebagian orang-orang
yang ikut berperang shalat terlebih dahulu satu rakaat di belakang imam, kemudian
meninggalkan tempat shalat untuk menuju ke medan perangnya dan menyempurnakan
shalatnya di sana, kemudian pada tahapan berikutnya datanglah sebagian yang semula
menghadapi musuh, untuk mengikuti shalat dibelakang imam.

Shalat, sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan


ruhani dalam kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan
iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dilaksanakan di rumah Allah dengan
kekhusu’annya, penampilan yang rapih, bersih dengan kesuciannya, menghadap ke
kiblat' dengan ketepatan waktunya, maupun kewajiban-kewajiban lainnya seperti
gerakan, tilawah, pujian, bacaan, maupun perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunya nilai
lebih dari hanya sekedar ibadah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup,
manhaj pendidikan dan pengajaran yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik,
akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk
mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Karenanya, jiwa pun menjadi lapang
dan tenang.

Shalat merupakan tathbiq 'amali (contoh kongkrit) dari prinsip-prinsip Islam baik
dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Sehigga nilai
persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah.Imam Asy-syahid Hassan Al Banna berkata, dalam menjelaskan
shalat secara sosial,setelah beliaumenjelaskan pengaruh shalat secara ruhani:
"Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas pribadi, tetapi shalat itu sebagaimana
disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai aktifitasnya yang zhahir dan hakikatnya
yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil (sempurna) untuk mentarbiyah
ummat yang sempurna pula. Shalat itu dengan gerakan tubuh dan waktunya yang
teratur sangat bermanfaat untuk tubuh, sekaligus ia merupakan ibadah ruhiyah. Dzikir,
tilawah dan doa-doanya sangat baik untuk pembersihan jiwa dan melunakkan
perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya,
sementara AL Qur'an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah

7|Page
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan,
sehingga orang yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya
dan akalnya pun mendapat gizi. Maka kesempurnaan manakah dalam pendidikan
manusia secara individu setelah ini? Kemudian shalat itu dengan disyaratkannya
secara berjamaah, maka akan bisa mengumpulkan ummat lima kali setiap hari dan
sekali dalam satu pekan dalam shalat jum'at di atas nilai-nilai sosial yang baik, seperti
ketaatan, kedisiplinan, rasa cinta dan persaudaraan serta persamaan derajat di
hadapan Allah yang Maha Tingi dan Besar.

Sesungguhnya shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna


bagi individu dan pembinaan bagi membangun ummat yang kuat. Shalat yang lurus dan
sempurna, bisa membawa dampak kebaikan bagi pelakunya dan bisa membuang sifat-
sifat buruk yang ada. Shalat telah mengambil dari "Komunisme" makna persamaan hak
dan persaudaraan yaitu dengan mengumpulkan manusia dalam satu tempat yang tidak
ada yang memiliki kecuali Allah yaitu Masjid; dan Shalat telah mengambil
dari"kediktatoran" makna kedisplinan dan semangat yaitu dengan adanya komitmen
untuk berjamaah' mengikuti Imam dalam setiap gerak dan diamnya, dan barang siapa
yang menyendiri, maka ia akan menyendiri dalam neraka. Shalat juga mengambil dari
"Demokrasi" suatu bentuk nasehat, musyawarah dan wajibnya mengembalikan Imam
ke arah kebenaran apabila ia salah dalam kondisi apa pun. Dan shalat biasa
membuang segala sesuatu yang jelek yang menempel pada semua ideologi tersebut di
atas seperti kekacauan Komunisme, penindasan diktaktorisme, kebebasan tanpa batas
demokrasi, sehingga shalat merupakan minuman yang siap diteguk dari kebaikan yang
tidak keruh di dalamnya dan tidak ada keruwetan".

Umat Islam telah sepakat, bahwa siapa saja yang meninggalkan shalat karena
menentang kewajiban shalat dan karena menghinanya maka ia telah kafir. Tidak
seorang pun di antara para Imam Mazhab, semisal baik Imam Abu Hanifah, Imam
Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Daud Azhahiri, Imam Ishaq
maupun yang lainnya yang mengatakan bahwa shalat bagi seorang muslim boleh
dikerjakan dan ditinggalkan sekehendak hatinya.

Allah Swt berfirman:

“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang


waktunya telah ditentukan”. (An-Nisa: 103). Oleh karena itu, bukanlah dikatakan
masyarakat yang Islami, apabila ada masyarakat yang hidup tanpa ruku' dan sujud
kepada Allah SWT, dan mereka tidak memperoleh sanksi atau pengajaran dengan
alasan bahwa manusia itu mempunyai hak kebebasan untuk berbuat. Bukanlah
masyarakat Islami, masyarakat yang menyamakan antara orang-orang yang shalat dan

8|Page
orang-orang yang tidak shalat, apalagi mengutamakan orang-orang yang tidak shalat,
dan menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin orang Islam.

B. Shalat sebagai ibadah utama dalam islam

Shalat merupakan salah satu rukun Islam setelah syahadatain. Dan amal yang
paling utama setelah syahadatain. Barangsiapa menolak kewajibannya karena bodoh
maka dia harus dipahamkan tentang wajibnya sholat tersebut, barangsiapa tidak
meyakini tentang wajibnya sholat (menentang) maka dia telah kafir. Barangsiapa yang
meninggalkan sholat karena menggampang-gampangkan atau malas, maka wajib
baginya untuk bertaubat kepada Allah.Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam:"Pemisah di antara kita dan mereka (orang kafir) adalah sholat. Barangsiapa
meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir." (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi,
Nasai dan Ibnu Majah).Sholat dalam Islam mempunyai kedudukan yang tidak disamai
oleh ibadah-ibadah lainnya. Ia merupakan tiangnya agama ini. Yang tentunya tidaklah
akan berdiri tegak kecuali dengan adanya tiang tersebut.Sabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam menegaskan:"Pondasi (segala) urusan adalah Islam, dan tiangnya
(Islam) adalah sholat, sedangkan yang meninggikan martabatnya adalah jihad fi
sabilillah." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-
Albani).Sholat juga merupakan kewajiban mutlak yang tidak pernah berhenti kewajiban
melaksanakannya sekalipun dalam keadaan takut, sebagaimana firman Allah Ta'ala
menunjukkan:"Peliharalah segala sholat(mu), dan (peliharalah) sholat wustha. Jika
kamu dalam keadaan takut (akan bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau
berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah)
sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui." (QS.
AL-baqarah : 238 - 239).

Sholat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan Allah dan nantinya akan
menjadi amalan pertama yang dihisab di antara malan-amalan manusia serta
merupakan akhir wasiat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana
disebutkan dalam sabdanya:"Sholat, sholat dan budak-budak yang kamu miliki. (HR.
Ibnu Majah dan Ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Sholat yang nantinya akan menjadi amalan terakhir yang hilang dari agama ini.
Jika sholat telah hilang, berarti hilanglah agama secara keseluruhan. Untuk itu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan dengan sabdanya:"Tali-tali
(penguat) Islam sungguh akan musnah seikat demi segera berpegang dengan ikatan
berikutnya (yang lain). Ikatan yang pertama kali binasa adalah hukum, dan yang

9|Page
terakhir kalinya adalah sholat." (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani).Dari penjelasan-penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa shalat
merupakan kewajiban paling utama yang menjadi pondasi kehidupan kita. Sia-sialah
amalan-amalan yang kita kerjakan apabila ibadah shalat ditinggalkan.Dari Anas,Nabi
Saw.Bersabda:“Sesungguhnya yang pertama-tama difardhukan Allah atas manusia
dalam urusan agama mereka ialah shalat. Dan yang pertama-tama dihisab pun adalah
sahalat. Allah berfirman, “Lihatlah olehmu salat hamba-Ku.” Maka jika ia sempurna
ditulis sempurna. Dan jika ia kurang, Allah berfirman, ‘Adakah bagi hamba-Ku shalat
sunnat?’ Maka jika ada padanya shalat sunnat, disempurnakanlah yang wajib dengan
sunnat.” (H.R Abu Ya’la)

Semua muslim tahu, shalat adalah ibadah yang paling utama. Tetapi, seringkali
pengetahuan tidak diiringi dengan amal. Saya kerap bertanya di dalam kelas, siapakah
yang dalam seminggu ini shalatnya full? Hanya ada satu dua jari yang terangkat.
Padahal, mereka Islam semua, siswa madrasah pula. Betapa memprihatinkan!
Shalat berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Kalau haji bisa diwakilkan, puasa bisa
diganti dengan fidyah, zakat boleh tidak dibayarkan bagi yang tidak mampu, maka
shalat tidak. Shalat tidak boleh diwakilkan, tidak ada qadha, tidak bisa diganti dengan
uang (fidyah), dan wajib bagi yang kaya maupun miskin.

Dalam keadaan apapun kita, sakit seperti apa, bahkan ketika perang
sekalipun, semiskin apapun, ada air atau tidak, kita tetap diwajibkan shalat. Ini
menandakan bahwa shalat adalah ibadah yang utama. Lebih utama dibanding dengan
ibadah-ibadah yang lain. Belum lagi ketika kita cermati hadist Nabi Saw di atas, kian
jelaslah, bahwa shalat adalah ibadah yang utama.

Shalat merupakan bukti kepatuhan kita kepada Yang Maha Kuasa. Dengan
mendirikan shalat kita berarti tengah mengakui bahwa diri kita adalah makhluk. Makhluk
yang tidak punya daya dan tenaga tanpa ridha dari-Nya. Kita kita shalat, kita puji Allah
Swt, kita memohon, kita pasrah sepenuhnya di depan Sang Pencipta.
Bukankah secara bahasa shalat berarti doa. Doa yang khusus. Doa yang dikerjakan
dengan syarat dan rukun tertentu. Orang yang enggan berdoa tergolong orang-orang
yang sombong.

Kedudukannya dalam Islam : Dalam Islam shalat menempati kedudukan yang


tak dapat ditandingi oleh ibadah manapun. Ia merupakan tiang agama dimana ia tak
dapat tegak kecuali dengan itu. Rasulullah saw. bersabda: Pokok urusan adalah Islam,
sedang tiangnya ialah shalat, dan puncaknya adalah berjuang di jalan Allah.Shalat
adalah ibadah yang pertama diwajibkan oleh Allah Ta'ala, yang titahnya disampaikan

10 | P a g e
secara langsung oleh-Nya tanpa perantara, dengan berdialog dengan Rasul-Nya pada
malam mi'raj. Dari Anas r.a.: "Shalat itu difardhukan atas Nabi saw. pada malam ia
diisra'kan sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi lima. lalu ia dipanggil: 'Hai
Muhammad! Putusan-Ku tak dapat diubah lagi, dan dengan shalat lima waktu ini, kau
tetap mendapat ganjaran lima puluh kali'." (HR.Ahmad, Nasa'i, dan Tirmidzi yang
menyatakan sahnya).Shalat merupakan amalan hamba yang mula-mula dihisab.
Disampaikan oleh Abdullah bin Qurth r.a.:"Amalan yang mula-mula dihisab dari seorang
hamba pada hari kiamat ialah shalat.Jika ia baik, baiklah seluruh amalannya,
sebaliknya jika jelek, jeleklah pula semua amalannya." (HR.Thabrani).Shalat adalah
wasiat terakhir yang diamanatkan oleh Rasulullah saw. kepada umatnya sewaktu
hendak berpisah menginggal dunia. Demikianlah ia bersabda,-dalam saat-saat ia
hendak menghembuskan nafasnya yang terakhir.Shalat adalah barang terakhir yang
lenyap dari agama, dengan arti bila ia hilang, maka hilanglah pula agam secara
keseluruhannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Sungguh, buhul atau ikatan
agama Islam itu akan terurai saru demi satu! Maka setiap terurai satu buhul, orang-
orang pun bergantung pada buhul berikutnya, Maka buhul yang pertama ialah
menegakkan hukum, sedang yang terakhir ialah shalat." (H.R. Ibnu Hibban dari Abu
Umamah).Islam amat menentang orang yang menyia-nyiakan dan mengancam orang
yang lalai dari melakukannya. Allah Ta'ala berfirman:

َ َ‫خل‬
َ‫ف‬ َ ‫م ِمنَ َف‬ ِ ‫خ ۡلفَ ب َۡع ِد‬
َۡ ‫ه‬ ُ ‫ض‬
َ َ‫اعوا‬ َ َ‫صلَوٰ ََة أ‬
َّ ‫ت وَٱتَّبَ ُعواَ ٱل‬ َّ
َِ ‫ۖٱلش َہوَٲ‬ ََ ‫س ۡو‬
‫ف‬ ََ ‫َغيَ ي َۡل َق ۡو‬
َ ‫ن َف‬

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti [yang jelek] yang menyia-nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.
(Q.S. Maryam: 59). Dan firman-Nya yang lain:

َ‫ص ِلِّينََ َفو َۡيل‬ ُ ‫( لِ ِّ ۡل‬٤) ََ‫م ٱلَّ ِذين‬


َ ‫م‬ َۡ ‫ه‬ َۡ ‫ص ََلتِ ِہ‬
ُ ‫م َعن‬ ُ ‫سا‬
ََ ‫ه‬
ََ ‫ون‬ َ (٥)

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (4) [yaitu] orang-orang yang lalai
dari shalatnya, (Q.S. Al-Ma’un: 4 – 5)

Karena pentingnya shalat, maka penganutnya disuruh mengerjakannya baik di waktu


mukim maupun di dalam perjalanan, di waktu damai maupun perang.

َ‫حـٰ ِفظُوا‬
َ ‫صلَوَٲتَِ َعلَى‬
َّ ‫صلَوٰ َِة ٱل‬َّ ‫ى وَٱل‬َٰ َ‫سط‬ ۡ ‫لِل و َُقو ُمواَ ۡٱل ُو‬
َِ َّ ِ ََ‫( َقـٰ نِتِين‬٢٣٨) ‫ن‬ َۡ ‫م َف ِإ‬
َۡ ‫خ ۡف ُت‬ َ ‫َف ِإ َذآ ۖ ُر ۡكبَاناا أَ َۡو َف ِرج‬
ِ ‫َال ا‬
َۡ ‫ڪ ُرواَ أَ ِمن ُت‬
‫م‬ ُ ‫ٱذ‬ ََ َّ ‫ڪم َكمَا‬
ۡ ‫ٱلِل َف‬ ُ ‫م‬ َ َّ ‫م َّما َعل‬َۡ َ‫ون تَ ُكونُواَ ل‬
ََ ‫م‬ ُ َ‫( تَ ۡعل‬٢٣٩)

Peliharalah segala shalat [mu], dan [peliharalah] shalat wusthaa . Berdirilah karena
Allah [dalam shalatmu] dengan khusyu’. (238) Jika kamu dalam keadaan takut
[bahaya], maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu
telah aman, maka sebutlah Allah [shalatlah], Sebagaimana Allah telah mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. Q.S. Al-Baqarah: (238-239).

11 | P a g e
Di dalam Al-Qur'anul Karim, Allah Ta'ala menyebutkan perintah shalat terkadang diiringi
dengan amalan ibadah lainnya, seperti :

Diiringi perintah dzikir:


َّ ِ‫صلَوٰ ََة إ‬
َ‫ن‬ َّ ‫َى ٱل‬
َٰ ‫ن تَ ۡنه‬ َ ‫نك َِر ۡٱل َف ۡح‬
َِ ‫شآ َِء َع‬ َ ‫م‬ُ ‫ٱلِل وَلَ ِذ ۡك َُر ۖو َۡٱل‬ ۡ َ‫ۖأ‬
َِ َّ ‫ڪبَ َُر‬

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari [perbuatan-perbuatan] keji dan mungkar.


Dan sesungguhnya mengingat Allah [shalat] adalah lebih besar [keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain].(Q.S. Al-Ankabut: 45). “Sungguh telah berbahagialah orang
yang berusaha menyucikandiri dan mengingat nama Tuhannya, lalu ia shalat.” (Q.S. Al-
A’la: 14 – 15). “Dan dirikanlah shalat itu untuk mengingat-Ku.” (Q.S. Thaha: 14).

Dan sewaktu-waktu diiringi dengan zakat:

ُ ‫صلَوٰ ََة وَأَقِي‬


َ‫موا‬ َّ ‫ڪوٰ ََة َوءَاتُواَ ٱل‬
َ ‫ۖٱل َّز‬

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (Q.S. Al-Baqarah: 110) .

Kali yang lain diiringi dengan perintah bersabar:

َ‫َٱس َت ِعي ُنوا‬ َّ ‫صلَوٰ َِة بِٱل‬


ۡ ‫صبۡ َِر و‬ َّ ‫ۖوَٱل‬

Dan mintalah pertolongan [kepada Allah] dengan sabar dan [mengerjakan] shalat...
(Q.S. Al-Baqarah: 45).

Dan terkadang diiringi dengan qurban dan ibadah-ibadah lainnya:

ِّ ِ ‫ك َفص‬
َ‫َل‬ ََ ِّ ِ‫و َۡٱنحَرَۡ لِ َرب‬

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah (Q.S. Al-Kautsar: 2).
ُ
َ‫ن ُق ۡل‬
ََّ ِ‫سكِى ص َََلتِى إ‬
ُ ُ‫ى َون‬
ََ ‫لِل َو َممَاتِى َوم َۡحيَا‬ َِ َّ ِ ِ‫ب‬
َِّ ‫مينََ َر‬ ِ َ‫( ۡٱل َعـٰل‬١٦٢) ‫ل‬
ََ ‫ك‬
ََ ‫ش ِري‬ َُ َ‫ك ۖۥ ل‬
َ ‫ه‬ َُ ۡ‫وَأَنَاَ أ ِمر‬
ََ ِ‫ت َوبِ َذٲل‬
َُ ‫مينََ أَ َّو‬
‫ل‬ ِ ِ‫سل‬ ۡ ‫م‬ُ ‫( ۡٱل‬١٦٣)

Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadat, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam, (162) tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
[kepada Allah]". (Q.S. Al-An’am:163)

Dan karena shalat merupakan salah satu urusan penting yang membutuhkan
petunjuk khusus, maka Nabi Ibrahim a.s. pun memohon kepada Allah agar ia bersama
anak cucunya dijadikan penegaknya, katanya:

َِّ ‫ٱج َع ۡلنِى َر‬


ِ‫ب‬ ۡ ‫م‬ََ ‫صلَوَٰ َِة ُم ِقي‬ ُ ‫ل َربَّنَا‬
َّ ‫ۖذ ِرِّيَّتِى َو ِمن ٱل‬ َۡ َّ‫ُد َعآ َِء َوتَ َقب‬

12 | P a g e
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan
shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. (Q.S. Ibrahim: 40).

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang menjaga shalat dan
menegakannya, amin.

‫هَلال َكَناَحبُس‬
ِّ ‫م‬
ُ َِّ ‫حبَو‬
ِ َ‫كيَلِإ ُب ُوتَأَو َﻙُرِفﻐَتسَأ َﺖنَأ َِّلِإ َهلِإ َل نَأ ُدَهشَأ َﻙِدم‬

“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

C. shalat sebagai tiang agama

Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka
sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa merobohkannya maka
sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu. Maka barangsiapa yang
mendirikannya berarti ia telah mendirikan agama itu (Islam) dan barang siapa
meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama (Islam) itu.

Sebuah bangunan, setelah adanya pondasi yang merupakan asas sebuah


bangunan berdiri, kebutuhan pokok setelah pondasi adalah tiang penyangga,
penyokong, yang akan menguatkan bangunan tersebut. Apabila sebuah bangunan
memiliki 5 buah pilar penyangga, maka jika salah satu dari tiang tersebut roboh maka
kekuatan atau kekokohan bangunan tersebut akan berkurang. Demikian seterusnya
kekokohan suatu bangunan akan terus berkurang seiring dengan hilangnya pilar-pilar
penyangganya satu persatu.

Demikian pula Islam, yang ibaratnya adalah sebuah bangunan dengan syahadat
sebagai pondasinya, dakwah dan jihad sebagai atap pelindungnya, dan sholat yang
merupakan cerminan syariat islam sebagai pilar penyangganya. Bila kaum muslimin
rajin mendirikan sholat yang 5 waktu maka berarti mereka telah mengokohkan pilar-
pilar islam. Sebaliknya, apabila kaum muslimin malas mendirikan sholat fardhu yang 5
waktu secara berjamaah di masjid, maka berarti mereka telah melemahkan islam itu
sendiri dengan merobohkan pilar-pilarnya. Mungkin ini salah satu maksud islam itu
terhalang oleh orang islam sendiri. Bila kita pandang dalam lingkup yang lebih kecil,
dalam diri seseorang bisa kita lihat parameter kekuatan islamnya. Apakah ia rajin
mendirikan sholat fardhu yang 5 waktu secara berjamaah di masjid, menambahi
dengan mendirikan sholat sunnah, atau sebaliknya ia mengerjakan sholat fardhu 5
waktu namun tidak berjamaah dan hanya sholat sendirian di rumah, atau bahkan ia
jarang melaksanakan sholat fardhu yang 5 waktu, atau bahkan yang paling parah ia
tidak mengerjakannya sama sekali. Bahkan secara tegas dalam sebuah

13 | P a g e
hadist Rasulullah disebutkan bahwa pembeda antara seorang mukmin dan kafir adalah
seseorang tersebut melaksanakan sholat atau tidak. Yang bisa kita maknai bahwa
agama islam telah roboh dari diri seseorang tersebut bisa seorang tersebut
meninggalkan sholat, terlepas dari perbedaan pendapat tentang kafir tidaknya orang
tersebut.

Oleh karena itu, ulama bersepakat bahwa hukuman seseorang yang meninggalkan
sholat selama hidupnya adalah dipenggal. Sungguh amatlah berat hukuman ini tentu
sebanding dengan beratnya pelanggaran yang dilakukan orang tersebut.
Penyebutan sholat sebagai tiang islam adalah tepat, dalam Al Quran kita akan
menemukan kata-kata yang digunakan adalahaqaama – yuqiimu (mendirikan), seperti
dalam surah Al-Ankabut ayat 45. Pemilihan kata tersebut adalah untuk menegaskan
bahwa sholat memang benar-benar sebagai pilar penyokong Islam yang dalam
pelaksanaannya dihukumi wajib, 5 kali dalam sehari semalam, dan dilaksanakan secara
bersama-sama (berjamaah) di tempat yang tertentu yaitu masjid. Kita masih ingat kisah
isra’mi’raj Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan perintah sholat secara langsung
dari Allah Azza wa Jalla yang pada awalnya dibebankan 50 kali dalam sehari semalam.
Tentunya ada maksud dari Allah Yang Maha Mengetahui mengenai jumlah sholat yang
awalnya 50 waktu menjadi hanya 5 waktu dalam sehari semalam dalam waktu yang
tertentu.Maka sholat yang merupakan salah satu komponen utama dalam bangunan
Islam, hendaknya kita kuatkan, kokohkan, agar bangunan Islam yang kita bernaung di
dalamnya tidak mudah roboh dan dirobohkan.
Asal makna sholat menurut bahasa Arab ialah “doa”, sedangkan menurut syara’ ialah
“ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”.
Firman Allah Swt:

“Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan)


keji dan mungkar.” (Al-Ankabut: 45)

Sholat itu Cahaya Maksudnya, sholat mempunyai cahaya atau menyinari. Sholat
itu cahaya dan menyinari wajah pemiliknya (Orang yang melakukan sholat) dalam satu
riwayat dikatakan “Barang siapa yang telah mengerjakan shalat pada malam hari
niscaya pada siang hari wajahnya bercahaya”. Abu Darda’ mengatakan, “Shalatlah
kamu semua pada waktu gelap malam untuk menghilangkan gelapnya kubur”. Shalat
itu menyinari hatimu (dengan) cahaya-cahaya makrifat dan memperlihatkan kebenaran-
kebenaran. Dengan demikian, orang yang melakukan sholat harus mencurahkan
pikirannya dari segala kesibukan dunia dan harus menghadap penuh kepada Allah,
sehingga dia diberi anugerah oleh Allah SWT, merasa disaksikan olehnya, merasa

14 | P a g e
dekat kepada-Nya, dan merasa cinta kepada-Nya.Abu Daud mengabarkan kepada
kami, Harun bin Ismail al-Huzaz berkata:

Humam menceritakan kepada kami dari Qatadah dari Hasan dari Harits bin Qobishoh
berkata aku ari Abu Hurairah r.a.,

katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya pertama-tama amalan yang seseorang itu dihisab dengannya ialah


shalatnya, maka jikalau baik shalatnya itu, sungguh-sungguh berbahagialah dan
beruntunglah ia dan jikalau rosak, sungguh-sungguh menyesal dan merugilah ia.
Jikalau seseorang itu ada kekurangan dari sesuatu amalan wajibnya, maka Tuhan
Azzawajalla berfirman: "Periksalah olehmu semua - hai malaikat, apakah hambaKu itu
mempunyai amalan yang sunnah." Maka dengan amalan yang sunnah itulah ditutupnya
kekurangan amalan wajibnya, kemudian cara memperhitungkan amalan-amalan lainnya
itupun seperti cara memperhitungkan amalan shalat ini." An-Nasa’i

Penjelasan hadist tentang bab keutamaan sholat dan ancaman yang sangat
berat bagi yang meninggalkannya. Oleh sebab itu perkara yang pertama dihisab pada
hari kiamat besok adalah sholat karena sholat hubungannya langsung kepada Allah
SWT. Maka apabila sholatnya seseorang baik maka dia akan berbahagia dan selamat
dari segala siksaan. Berdasarkan berbagai keterangan dalam Kitab Suci dan Hadits
Nabi,dapatlah dikatakan bahwa shalat adalah kewajiban peribadatan (formal) yang
paling penting dalam sistem keagamaan Islam. Kitab Suci banyak memuat perintah
agar kita menegakkan shalat (iqamat al-shalah, yakni menjalankannya dengan penuh
kesungguhan),dan menggambarkan bahwa kebahagiaan kaum beriman adalah
pertama-tama karena shalatnya yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan.).
Sebuah hadits Nabi Saw. menegaskan, "Yang pertama kali akan diperhitungkan
tentang seorang hamba pada hari Kiamat ialah shalat: jika baik, maka baik pulalah
seluruh amalnya; dan jika rusak, maka rusak pulalah seluruh amalnya. Dan sabda
beliau lagi,Pangkal segala perkara ialah al-Islam (sikap pasrah kepada Allah),tiang
penyangganya shalat, dan puncak tertingginya ialah perjuangan di jalan Allah.

Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan tentang pentingnya


shalat yang kita dapatkan dalam sumber-sumber agama, tentu sepatutnya kita
memahami makna shalat itu sebaik mungkin, serta menjalankannya sesuai dengann
ketentuan-ketentuannya. Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan
kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan antara orang-orang yang beriman
dengan orang-orang yang inkar.

15 | P a g e
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh. Shalat juga
merupakan tiangnya agama. Kewajiban dan syi'ar agama Islam yang paling utama
adalah shalat. "Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia
telah mendirikan agama, namun bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia
telah menghancurkan agama."Karena demikian banyaknya penegasan-penegasan
tentang pentingnya shalat yang kita dapatkan dalam sumber-sumber agama, tentu
sepatutnya kita memahami makna shalat itu sebaik mungkin, serta menjalankannya
sesuai dengann ketentuan-ketentuannya. Shalat merupakan garis pemisah antara
keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan antara orang-orang
yang beriman dengan orang-orang yang inkar.

Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang


Muslim dan masyarakat Islam. Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau
mengabaikan shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang.
Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu
termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi
manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. Disamping itu, dalam
melaksanakan shalat pun kita harus husyu.

Khusyuk di sini adalah melaksanakan shalat secara baik dan benar karena hanya
takut kepada Allah Swt semata, Sholat itu adalah tiang agama (Islam), maka
barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan
barangsiapa merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam)
itu. Maka barangsiapa yang mendirikannya berarti ia telah mendirikan agama itu (Islam)
dan barang siapa meninggalkannya maka ia telah merobohkan agama (Islam) itu.

Saran

Tidak ada kesempurnaan pada diri manusia, melainkan kesempurnaan hanyalah


milik Allah SWT, oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya apabila terdapat
banyak kesalahan dalam penyusunan makalah atau dari segi penyampaian isi.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

pintu-hikmah01.blogspot.com
Mifty.2010.Tripod.[online]. http://mifty-away.tripod.com/id5.html.
Ibnu malawi.2008.Eksistensi shalat bagi kita. [online].http://ibnumalawi.blogspot.com/
2008/06/eksistensi-shalat-bagi-kita.html /2008/06/eksistensi- shalat-bagi-kita.html.
Nino.2011.Sholat merupakan tiangnya agama.[online].http://www.ninosaji.com/sholat-
merupakan -tiangnya-agama.php/.
Zahra.2012.Hadist tentang makna dan fungsi sholat. [online].
http://zahraxanze.blogspot.com /2012 /04/hadits-tentang-makna-dan-fungsi-sholat.html.
Ahmad Zamroli, Fawwaz. Tips Sholat Khusyuk. Solo : Mumtaza, 2007.Ahmad Al-
Muqaddam, Muhammad. Mengapa Kita Shalat?. Jakarta : Pustaka Imam Ahmad,
2010.pintu-hikmah01.blogspot.com

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai