Anda di halaman 1dari 99

MATA MERAH

DENGAN VISUS NORMAL


Asti Nurhidayati
Silmi Kaaffah

KASUS
Seorang perempuan umur 25 tahun
datang dengan keluhan mata kanan
merah sejak 3 hari yll. Mata tsb tidak
terasa sakit, hanya agak sepet dan
penglihatan dirasakan sama seperti
biasa. Kelopak mata agak bengkak,
dan terdapat kotoran berwarna putih.

Pemeriksaan Fisis
Keadaan umum : tidak tampak sakit
Tanda vital
TD : 125/70 mmHg Nadi: 72 x/menit
TB : 162 cm
BB : 50 kg
Pemeriksaan oftalmologi:
AVODS 6/6
Segmen anterior OD konjungtiva tarsalis superior
dan inferior terlihat beberapa papil, konjungtiva
bulbi tampak kemerahan difus. Tampak sekret
mukopurulen. Lain-lain tampak tenang, fundus ODS
dalam batas normal.

Pertanyaan
1. Jelaskan diagnosis kerja dan diagnosis banding dari gejala
di atas!
2. Jelaskan berbagai patogenesa dari masing-masing gejala
kasus di atas!
3. Data-data apa saja yang perlu anda peroleh untuk
membantu menegakkan diagnosis pasti:
a.
b.
c.
d.

Anamnesis
PF oftalmologis
Pemeriksaan penunjang/lab
Apa diagnosis pasti saudara untuk kasus ini

4. Bagaimana rencana penata laksanaan pada pasien, termasuk


pencegahan dan nasihat yang perlu anda berikan pada pasien
tersebut

Pterigium
Merupakan suatu pertumbuhan
fibrovaskular konjungtiva yang
bersifat degeneratif dan invasif
Biasanya terletak di celah kelopak
bagian nasal ataupun temporal
konjungtiva yang meluar ke kornea

Etiologi
Iritasi kronis akibat debu, cahaya
sinar matahari, udara yang panas
Neoplasma
Radang
Degeneratif

Tanda dan Gejala


Berbentuk segitiga dengan puncak di bagian
sentral atau di daerah kornea
mudah meradang saat iritasi mata merah
Dapat mengenai kedua mata
Mungkin menimbulkan astigmat yang
memberikan keluhan gangguan penglihatan
Dapat disertai keratitis pungtata dan dellen
(penipisan kornea akibat kering), dan garis
besi (iron line dari stocker) yang terletak di
ujung pterigium

Dellen Pterigium

Penatalaksanaan
Pengobatan tidak diperlukan karena sering
bersifat rekuren terutama pada pasien
yang masih muda
Jika pterigium meradangm diberikan
steroid atau obat tetes mata dekongestan
Pengobatan konservatif dengan cara
pembedahan (jika ada gangguan
penglihatan akibat astigmatisme irreguler
atau pterigium yang telah menutupi media
penglihatan

Pencegahan
Lindungi mata dengan pterigium dari
sinar matahari, debu, dan udara kering
dengan kacamata pelindung
Bila terdapat radang, berikan air mata
buatan atau steroid bila perlu
Bila terdapat dellen (lekukan kornea) beri
air mata buatan dalam bentuk salep
Bila diberikan vasokontriktor maka perlu
kontrol dalam 2 minggu

Diagnosis Banding
o Pseudopterigium
o Kista dermoid

Pseudopterigium
Perlekatan konjungtiva dengan kornea yang
cacat
Terjadi pada proses penyembuhan tukak
kornea, sehingga konjungtiva menutupi
kornea
Letak pseudopterigium yaitu pada daerah
konjungtiva yang terdekat dengan proses
kornea sebelumnya

Pinguekula dan Pinguekula Iritans


Merupakan benjolan pada konjungtiva
bulbi
Berasal dari degenerasi hialin
jaringan submukosa konjungtiva.
Sering ditemukan pada orang tua.
Pembuluh darah tidak masuk ke
dalam pinguekula namun saat
meradang, pembuluh darah sekitar
bercak ini, akan melebar.

Terjadi akibat sering mendapat


rangsangan :
Sinar matahari
Debu
Angin panas

Penatalaksanaan
Tidak perlu diberikan pengobatan,
namun bila terdapat tanda
peradangan (penguekulitis), dapat
diberikan antiradang

Hematoma Subkonjungtiva
terjadi pada keadaan pembuluh darah
rapuh
Faktor Resiko
1. Umur
2. Hipertensi
3. Arteriosklerosis
4. konjungtivitis hemoragik
5. anemia, pemakaian antikoagulan, batuk
rejan, dan trauma)

Penatalaksanaan
tidak perlu pengobatan khusus karena
akan diserap dengan spontan dalam
1-3 minggu

Episkeliritis
Reaksi radang jaringan ikat vaskular
yang terletak antara konjungtiva dan
permukaan sklera
Umumnya mengenai satu mata dan
terutama perempuan usia
pertengahan dengan bawaan penyakit
reumatik

Etiologi
Reaksi hipersensitivitas terhadap
penyakit sistemik seperti :
Tuberkulosis
Reumatoid atritis
SLE

Tanda dan Gejala


Mata terasa kering
Rasa sakit ringan
Ada perasaan mengganjal
Gambaran radang khas, yaitu
benjolan setempat dengan batas
tegas dan warna merah ungu
dibawah konjungtiva (benjolan akan
sakit jika ditekan)

Pengobatan
Pelebaran pembuluh darahnya
diberikan fenil efrin 2.5% topikal
(vasokontriktor)
Pada keadaan berat diberi
kortikosteroid tetes mata , sistemik,
atau salisilat

Skleritis
Biasanya disebabkan penyakit
sistemik dan lebih sering disebabkan
penyakit jaringan ikat, pasca herpes,
sifilis, dan gout.
Bisa juga disebabkan tuberkulosis,
bakteri (pesudomonas), sarkoidosis,
hipertensi, benda asing, dan pasca
bedah

Tanda dan Gejala


o Terlihat bilateral
o Perasaan sakit yang berat dan menyebar
ke dahi, alis, dan dagu
o Mata merah berair
o Fotofobia
o Pengelihatan menurun
o Konjungtiva kemotik
o Terdapat benjolan berwarna sedikit lebih
biru jingga

Pengobatan
Anti inflamasi steroid atau nonsteroid
atau immunosupresif lain

Trakoma
Bentuk konjungtivitis folikular kronik
yang disebabkan Chlamydia
trachomatis
Cara penularan :
kontak langsung dengan sekret
penderita
melalui alat-alat sehari-hari : handuk,
alat kecantikan

Klasifikasi Mac Callan


Stadium I (Trakoma Insipien)
Stadium II (Trakoma)
IIA dengan hipertrofi folikular
IIB dengan hipertrofi papilar yang
menonjol
Stadium III (Trakoma Memarut)
Stadium IV (Trakoma Sembuh)

Gejala Klinis
Fotofobia
Mata gatal
Mata berair

Tatalaksana
Tetrasiklin salep mata 2-4x sehari 3-4
minggu
Sulfonamid (bila ada penyulit)
PENCEGAHAN
Vaksinasi
Makanan bergizi
Higiene yang baik

Konjungtivitis Dry Eyes


Keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva akibat berkurang fungsi air mata
Etiologi :
Defisiensi komponen lemak
Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen mucin
Penguapan berlebihan
Parut kornea

PEMERIKSAAN :
uji Schirmer

PENGOBATAN
Tergantung penyebab dan air mata buatan

Toksik Konjungtivitis
Folikular

GEJALA UTAMA
Terbentuk folikel pada konjungtiva tarsal superior atau
Inferior dengan penyebab hipersensitifitas terhadap
obat
TANDA HIPERSENSITIVITAS
Hiperemia
Easinofil dengan pewarnaan giemsa
TATALAKSANA
Menghentikan obat penyebab, steroid topikal dan
salep
Pada keadaan berat, steroid sistemik atau oral

Defisiensi Vitamin A
Primer :
Kurang vitamin A dalam diet
Sekunder :
Absorbsi usus tidak baik

Gejala Klinis
mata kering
Penglihatan turun perlahan
Buta senja
KELAINAN PADA MATA
Niktalopia
Keratinisasi epitel dan mukosa

Klasifikasi WHO
X1 A : xerosis konjungtiva
X1 B : bercak bitot dengan xerosis
konjungtiva
X2 : xerosis kornea
X3 : xerosis dengan tukak
X3 B : keratomalasia

Pemeriksaan
Tes adaptasi gelap
Kadar Vit A dalam darah

TATALAKSANA
Vitamin A 200.000 IU peroral

KONJUNGTIVITIS

Radang konjungtiva (konjungtivitis)


adalah penyakit mata paling umum di
dunia.
Penyakit ini bervariasi:
hiperemia
ringan dengan
mata berair

Penyebab umum
endogen.

konjungtivitis
berat dengan
banyak sekret
purulen kental

eksogen &

Konjungti
vitis
Konjungtivitis
Infeksi
Bakteri
Viral

Konjuntivitis Non
Infeksi
Immunologik
(alergika)
Kimiawi/Iritatif

Klamidia

Etiologi tidak diketahui

Ricketsia

Berkaitan dengan
penyakit sistemik

Jamur
Parasitik

Konjungtivitis Karena
Agen Infeksi
Patogen umum yang dapat menyebabkan
konjungtivitis, yaitu:
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Neisseria meningitidis
Sebagian besar strain adenovirus manusia
HSV tipe 1 & 2
Picornavirus
Chlamydia trachomatis
Neisseria gonorrhea Ditularkan melalui seksual

Gejala dan Tanda


Gejala
1.Sensasi benda asing

sensasi
tergores atau terbakar, sensasi
penuh di sekeliling mata, gatal dan
fotofobia.

2.Edema dan hipertrofi papila


yang biasanya menyertai hiperemia
konjuntiva

3.Nyeri

kemungkinan kornea

Hiperemia

Mata berair
(epifora)

Eksudasi

Pseudoptosis

Hipertrofi
papilar

Kemosis

Folikel

Pseudomemb
ran &
membran

Konjungtivitis
ligneosa

Granuloma

Fliktenula

Limfadenopat
i preurikular

Konjungtivitis Bakteri

Penyebab
Hiperakut (purulen)
Neisseria gonorrheae
Neisseria meningitidis
Neisseriae gonorrheae
subspesies kochii

Akut (mukopurulen)
Pneumococcus
(Streptococcus
pneumoniae)
Haemophillus aegyptus)

Subakut
Haemophilus influenzae

Kronik
Staphylococcus
aureus
Moraxella lacunata

Jenis jarang
(akut, subakut,
kronik)

Streptococci
Moraxella catarrhalis
Proteus
Corynebacterium
diphtheriae
Mycobacterium
tuberculosis

Umumnya bermanifestasi dalam bentuk


iritasi dan pelebaran pembuluh darah
(injeksi) bilateral, eksudat purulen
dengan palpebra saling melengket saat
bangun tidur dan kadang-kadang edema
palpebra.
Infeksi biasanya mulai dari satu mata dan
melalui tangan menular ke sebelahnya.
Infeksi dapat menyebar ke orang lain
melalui benda yang dapat menyebarkan
kuman (fomit).

Konjuntivitis bakteri hiperakut


(purulen)
Konjungtivitis mukopurulen
(catarrhal) akut
Konjungtivitis subakut
Konjungtivitis bakteri kronik

Gambaran laboratorium
Pemeriksaan mikroskopik kerokan
konjungtiva yang dipulas dengan
pulasan Gram atau Giemsa
neutrofil polimorfonuklear >>>
*pemeriksaan mikroskopik dan biakan
disarankan untuk semua kasus dan
diharuskan jika penyakitnya purulen,
bermembran atau pseudomembarn.

Komplikasi
Blefaritis marginal kronik, parut konjungtiva,
ulserasi dan perforasi kornea.

Kornea tidak
terkena:
Ceftriaxone 1 g (IM)

Terapi
Terapi sesuai temuan agen mikrobiologik.
Sambil menunggu polymyxin-trime-troprim
Kornea terkena:
Konjungtivitis purulen dengan pulasan Gram
Ceftriaxone parenteral
diplococcus gram negatif (sugestif neisseria)
1-2 g/ &
hari
selama 5
dimulai dengan terapi topikal
sistemik.
hari
Konjungtivitis purulen & mukopurulen saccus
conjungtivalis dibilas dengan larutan saline
Pemeliharaan hygiene perorangan

Konjungtivitis Viral

Konjungtivitis viral adalah suatu


penyakit umum yang disebabkan oleh
berbagai jenis virus.
1. Konjungtivitis Viral Akut
Demam Faringokonjungtival
Keratokonjungtivitis Epidemika
Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks
Konjungtivitis Penyakit Newcastle
Konjungtivitis Hemoragika Akut

2. Konjungtivitis Viral
Kronik
Blefarokonjungtivitis Molluscum
Contagiosum
Blefarokonjungtivitis Varicella-Zoster
Keratokonjungtivitis Campak

Demam Faringokonjungtival
Disebabkan oleh adenovirus tipe 3, 4 atau 7.
Tanda & gejala:
Demam tinggi 38,3oC 40oC
Konjungtivitis folikular pada satu atau kedua mata
Nyeri tenggorokan

Bilateral/ unilateral
Limfadenopati preaurikular yang tidak nyeri
tekan*
Self limiting disease (10 hari)
Tidak ada pengobatan spesifik

Keratokonjungtivitis
Epidemika
Disebabkan oleh adenovirus tipe 8, 19, 29
dan 37
Umumnya bilateral, awalnya hanya pada
satu mata saja, mata pertama yang
terkena biasanya lebih parah.
Awal : injeksi konjungtiva, nyeri sedang &
berair. Lalu dalam 5-14 hari fotofobia,
keratitis epitel & kekeruhan subepitel yang
bulat. Sensasi kornea normal & terdapat
nodus

preaurikular dengan nyeri tekan yang


khas.
Edema palpebra, kemosis dan hiperemia
konjungtiva (tanda fase akut) dengan
folikel & perdarahan konjungtiva yang
sering muncul dalam 48 jam.
Dapat terbentuk pseudomembran
Belum ada terapi yang spesifik, kompres
dingin dapat mengurangi gejala.
Kortikosteroid dihindari

Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks


Penyebab: virus herpes tipe 1 (umum) dan tipe 2
(neonatus)
Terjadi pada infeksi primer HSV atau episode
kambuh herpes mata. Berlangsung 2-3 minggu.
Biasanya mengenai anak-anak.
Tanda: injeksi unilateral, iritasi, sekret mukoid,
nyeri dan fotofobia ringan.
Sering disertai keratitis herpes simpleks dengan
kornea menampakkan lesi-lesi epitel tersendiri
yang umumnya menyatu membentuk ulkus
tunggal atau ulkus epitelial bercabang banyak
(dendritik)
Usia > 1 tahun dan dewasa self-limiting
disease. Namun antivirus topikal (7-10 hari) &

Konjungtivitis Penyakit
Newcastle
Penyakit yang jarang, ditandai
dengan perasaan terbakar, gatal,
nyeri, merah, berair dan penglihatan
kabur.
Biasanya terjadi pada epidemi yang
kecil
Tanda: kemosis, nodus preaurikular
kecil, folikel-folikel di tarsus superior
dan inferior.
Self-limiting disease, tidak ada

Konjungtivitis Hemoragika
Akut
Memiliki inkubasi yang pendek (8-48 jam) dan
berlagsung singkat (5-7 hari).
Gejala & tanda: nyeri, fotofobia, sensasi benda
asing, banyak mengeluarkan air mata,
kemerahan, edema palpebra & perdarahan
subkonjungtiva.
Perdarahan subkonjuntiva umumnya difus, tetapi
awalnya dapat berupa bintik-bintik mulai dari
konjungtiva bulbaris superior dan menyebar ke
bawah.
Penularan melalui kontak erat dari benda penular

Blefarokonjungtivitis Molluscum
Contagiosum
Sebuah nodul molluscum pada tepian atau kulit
palpebra dan alis mata dapat menimbulkan
konjungtivitis folikular kronik unilateral, keratitis
superior dan pannus superior dan mungkin
menyerupai trachoma.
Lesi bulat, berombak, putih mutiara, noninflammatorik dengan bagian pusat yang melekuk
khas untuk molluscum contagiosum.
Biopsi inklusi sitoplasma eosinofilik yang
memenuhi sitoplasma sel yang membesar,
mendesak inti ke satu sisi.
Terapi: Eksisi, insisi sederhana atau krioterapi.

Blefarokonjungtivitis VaricellaZoster
Tanda khas: hiperemia dan konjungtivitis
infiltratif disertai dengan erupso vesikuler
yang khas di sepanjang penyebaran
dermatom nervus trigeminus cabang
oftalmika.
Nyeri tekan pada KGB preaurikular awal.
Kerokan vesikel palpebra sel raksasa dan
leukosit polimorfonuklear >>>
Terapi: acyclovir oral dosis tinggi (800 mg
PO, 5xsehari selama 10 hari.

Konjungtivitis Rickettsia

Semua rickettsia yang dianggap


patogen untuk manusia, dapat
menyerang konjungtiva.
Demam Q, Demam Marseilles
(demam boutoneus) dan Tifus
endemik

Konjungtivitis Jamur

Konjungtivitis Candida
Disebabkan oleh Candida spp
Candida albicans
Jarang terjadi, umumnya tampak
sebagai bercak putih.
Timbul biasanya pada pasien
immunocompromised
Terapi: amphotericin B (3-8 mg/mL)
dalam larutan air atau krim kulit
nistatin (100.000 U/g) 4-6xsehari.

Konjungtivitis Parasit

Infeksi Thelazia californiensis


Infeksi Loa loa
Infeksi Ascaris lumbricoides (konjungtivitis
Butcher)
Infeksi Trichinella spiralis
Infeksi Schistosoma haematobium
Infeksi Taenia solium
Infeksi Pthirus pubis (infeksi kutu pubis)
Oftalmomyasis

Konjungtivitis Immunologik
(alergika)

Reaksi Hipersensitivitas Humoral Segera

Konjungtivitis Hay Fever


Radang konjungtiva non-spesifik ringan
umumnya menyertai hay fever (rhinitis
alergika).
Biasanya ada riwayat alergi tepung sari, bulu
hewan, rumput, dll.
Gatal, kemerahan, mata berair, injeksi ringan di
konjungtiva palpebralis & konjungtiva bulbaris.
Selama serangan akut ditemukan kemosis
berat.
Terapi: vaokontriktor antihistamin topikal
dan kompres dingin.

Keratokonjungtivitis Vernal
catarrh musim semi, konjungtivitis
musiman, konjungtivitis musim kemarau
Merupakan penyakit alergi bilateral yang jarang
Dimulai pada usia prapubertas dan berlangsung
selama 5-10 tahun. Biasanya terdapat riw
alergi.
Sangat gatal, kotoran mata berserat-serat,
konjungtiva tampak putih-susu dan terdapat
papila halus di konjungtiva tarsalis
Terapi: vasokontriktor antihistamin, kompres
dingin.

Keratokonjungtivitis Atopik
Riw. Alergi (hay fever, asma, eksim),
riw atopi.
Tanda dan gejala: sensasi terbakar,
sekret mukoid, merah dan fotofobia.
Tepi palpebra eritematosa,
konjungtiva tampak putih-susu.
Terdapat papila-papila halus pada
tarsus inferior.
Berlangsung berlarut-larut dan sering
mengalami eksaserbasi dan remisi.

Konjungtivitis Papilar Raksasa


Biasanya ditemui pada pasien
pengguna lensa kontak atau mata
buatan dari plastik.
Tata laksana: Mengganti protesis
plastik dengan kaca dan memakai
kaca mata bukan lensa kontak.
Hygienitas dan sterilitas lensa kontak
perlu dijaga, penggantian lensa
kontak ke jenis weekly-disposible
atau daily-disposible.

Reaksi Hipersensitivitas Tipe


Lambat
1. Fliktenulosis
2. Konjungtivitis ringan sekunder
akibat blefaritis kontak

Konjungtivitis Akibat Penyakit


Autoimun
1. Keratokonjungtivitis Sika (Pada
sindrom Sjrgen)
2. Pemfigoid sikatral

Konjungtivitis Kimia atau


Iritatif

Konjungtivitis Iatrogenik Akibat


Pemberian Obat Topikal
Konjungtivitis follikular toksik atau
konjungtivitis non-spesifik infiltratif,
yang diikuti pembentukan parut
seringkali terjadi akibat pemberian
jangka panjang dipiverin, miotik,
idioxuridine, neomycin dan obat-obat
lainnya dengan bahan pengawet
atau vehikulum toksik atau yg
menimbulkan iritasi.

Konjungtivitis Pekerjaan Oleh Bahan


Kimia dan Iritan
Asam, alkali, asap, angin dan hampir
setiap substansi iritan yang masuk
ke saccus conjungtivalis dapat
menimbulkan konjungtivitis.
Beberapa iritan yang umum yaitu:
sabun, deodoran, spray rambut,
tembakau, bahan-bahan make up
dan berbagai macam asam san
alkali.

Konjungtivitis Karena Bulu


Ulat
Bulu ulat masuk ke dalam saccus
conjuntivalis dan membentuk satu
atau lebih grnuloma (oftalmia
nodusum) di tempat tsb.
Penanganan: mengeluarkan bulu ulta
satu persatu. Jika ada 1 yang
tertinggal, dapat menginvasi sklera
dan traktus uvealis.

Konjungtivitis yang Penyebabnya


Tidak Diketahui

Folikulosis
Konjungtiva Folikular Kronik
Rosacea Okular
Psoriasis
Eritema Multiforme Mayor (Sindrom Steven-Johnson)
Dermatitis Herpetiform
Epidermolisis Bullosa
Keratokonjungtivitis Limbik Superior
Konjungtivitis Ligneosa
Sindroma Reiter
Sindrom Limfonodus Mukokutaneus (Penyakit Kawasaki)

Konjungtivitis Yang Berhubungan


Dengan Penyakit Sistemik

Konjungtivitis pada
penyakit tiroid
Konjungtivitis Gout
Konjungtivitis Karsinoid

Referensi
Vaugan & Asburys General
Ophtalmology ed. 17

Anda mungkin juga menyukai