Anda di halaman 1dari 6

Silvie Anastasya

406222026

Konjung6vi6s/mata merah
Penger6an: inflamasi/radang pada jaringan konjung5va (selaput lendir) yang dapat
terjadi akut maupun kronis akibat bakteri, alergi, virus, dan reaksi imunologi
Tanda klinis khas konjung6vi6s:
• Mata merah à Injeksi konjung5va (hiperemia konjung5va)
• Sekret/discharge dengan berbagai konsistensi
o Sekret serosa à infeksi virus akut atau alergi akut
o Sekret mucoid à alergi kronik
o Sekret mukopurulen à infeksi bakteri akut dan chlamydia
o Sekret hiperpurulen à infeksi gonococcus
• Kemosis ( edema konjung5va)
• Pembentukan membrane
• Reaksi jaringan limfoid berupa tonjolan-tonjolan folikel dan papil pada
konjung5va tarsal
• Limfadenopa5 preauricular à konjung5vi5s adenoviral
Epidemiologi : Konjung5vi5s merupakan penyakit mata paling umum ke 3 setelah
katarak dan glaucoma. Menurut Kemenkes RI terdapat 185.749 kunjungan ke poli
mata dengan keluhan konjung5vi5s di Indonesia

Konjung6vi6s bakteri
konjung5vi5s neonatal ( chlamydia/gonococcus)
trachoma
konjung5vi5s chlamydia pada orang dewasa
• Penyebab paling sering : S.pneumonia, S. aureus, H.influenzae, dan Moraxella
catarrhalis. Neiserria gonorrhoeae
• Penularan à kontak langsung dengan sekret konjung5va penderita lain atau
melalui hidung dan mukosa sinus
• Tanda dan gejala
o Mata merah
o Mata terasa berpasir dan perih
o Sulit membuka mata di pagi hari
o Dirasakan pada kedua mata
o Sekret purulent
o Edema kelopak
o Injeksi konjung5va
o Erosi epitel korna superfisial
o Limfadenopa5

Konjung5vi5s Viral (Adenovirus)

• Penyebab paling sering adenovirus, HSV, VZV, Picornavirus, Molluscum


kontangiosum, HIV
• Self limi5ng dalam 2-4 minggu
• Penularan à secara langsung melalui par5kel virus dari tangan pasien,
sekret mata, atau melalui kontak dengan droplet saluran nafas.
Secara 5dak langsung melalui media penghantar; handuk, kolam renang yang
terinfeksi
• Tanda dan gejala
o Konjung5vi5s folikular akut non spesifik à yang paling sering
ditemukan, gejala umumnya ringan
o Demam faringokonjung5va à adenovirus 5pe 3 4 7; demam, sakit
kepala, faringi5s, konjung5vi5s folikular, dan adenopa5 peraurikular.
o Keratokonjung5vi5s epidemic à adenovirus 5pe 8 9 17; gejala
terberat folikel, kemosis konjung5va, petechiae, perdarahan
subkonjung5va, pseudomembran pada konjung5va tarsal
o Konjung5vi5s adenoviral kronik/relaps à jarang terjadi; papil atau
folikel non spesifik

Konjung5vi5s alergi
Kertokonjung5vi5s vernal dan keratokonjung5vi5s atopik
• Penyebab paling sering : alergi
• Tanda dan gejala
o Mata gatal
o Berair
o Kemosis
Konjung5vi5s terkait penggunaan lensa kontak
• Penyebab paling sering : trauma mekanik berulang akibat permukaan lensa
kontak, reaksi hipersensi5vitas terhadap polimer lensa, mata kering, dan
infeksi
• Tanda dan gejala
o Mata merah
o Gatal
o Sensasi benda asing
o Sekret mucus
o Penurunan tajam penglihatan
o Timbul papil berukuran kecil pada konjung5va tarsal superior
o Erosi epitel pungtata
o Infiltrate dan vaskularisasi kornea perifer

Tatalaksana:
• Sesuai penyebab
• Edukasi pasien untuk menjaga kontak, cuci tangan, 5dak menyentuh mata
yang sakit, 5dak berbagi handuk atau kosme5k, 5dak masuk kerja/sekolah,
hen5kan penggunakan lensa kontak hingga tanda dan gejala hilang.
• ar5ficial tears & lubrikan agar mata nyaman
• vasokonstriktor dan an5histamin topical à gatal
• an5bio5c topical à mencegah superinfeksi bakteri

Konjung6vi6s masih kurang dikenal oleh masyarakat, dan masyarakat sering salah
persepsi mengenai konjung6vi6s sehingga belum mengetahui factor resiko dan
penanganan dan pencegahan dari konjung6vi6s, dengan penyuluhan ini
diharapkan dapat menimbulkan pemahaman yang benar untuk meminimalkan
penularan dari konjung6vi6s

Pterigium
Penger6an: kelainan klinis berupa jaringan fibrovascular berbentuk segi5ga pada
limbus kornea.
E6ologi: proses degenerasi dan proliferasi pada pterygium serta factor kerusakan
jaringan akibat pajanan kronik terhadap sinar matahari
Tanda klinis khas pterygium:
• mata merah berulang
• rasa iritasi à rasa mengganjal, berpasir, dan perih
• pterygium ringan à 5dak ada penurunan penglihatan
• pterygium sedang hingga berat à as5gma5sma
• pterygium berat àpenurunan tajam penglihatan akibat jaringan
fibrovascular menyebabkan obstruksi pada pupil
• pemeriksaan o`almologik tampak jaringan berwarna merah muda
berbentuk segi5ga yang tumbuh dengan dasar di limbus serta puncak
segi5ga di kornea
Epidemiologi : Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus pterygium
yang cukup banyak, dengan jumlah ter5nggi yaitu di provinsi Bali.

Tatalaksana
• bedah eksisi pterygium
• Ar5ficial tears
• Obat an5 inflamasi non steroid

Pterygium 6dak menyebabkan mortalitas secara langsung, namun pterygium


dapat mengganggu kualitas hidup pasien akibat ganguan penglihatan, dan
menyebabkan iritasi pada mata. Pterygium merupakan permasalahan mata yang
sering terjadi pada orang pedesaan terutama petani yang sering terpapar sinar
matahari. Dengan adanya penyuluhan tentang pterygium diharapkan masyarakat
mengetahui terkai pterygium dan cara menghindarinya.

Amblyopia
Penger6an: berkurangnya tajam penglihatan pada masa anak-anak walau dengan
koreksi terbaik yang biasanya terjadi unilateral ( jarang bilateral), kelainan ini 5dak
berhubungan dengan kelainan strukturan anatomi mata maupun jalur visual
posterior.
Tanda dan Gejala:
• Adanya penurunan tajam penglihatan yang 5dak dapat dikoreksi dengan
kacamata
• dari pemeriksaan tajam penglihatan; fenomena crowding ( kesulitan
mengiden5fikasi huruf yang ditampilkan secara linear Bersama huruf lain
misal pada Snellen chart.
Tatalaksana:
• menghilangkan penyebab
• mengkoreksi se5ap kenalan refraksi yang tepat
• merangsang pemakaian mata yang bermasalah dengan cara membatasi
penggunaan mata yang normal/dominan

Ambliopia dapat di cegah dan bersifat reversible apabila terdeteksi dini serta
mendapatkan intervensi yang tepat . oleh karena itu pen6ngnta skrining untuk
mendeteksi amblyopia dan masalah penglihatan lain pada anak-anak. Dengan
adanya penyuluhan ini diharapkan orangtua dapat melakukan skrining di layanan
Kesehatan primer/puskesmas secara berkala untuk mendeteksi amblyopia.

Strabismus
Penger6an: Kegagalan atau ke5dak seimbangan otot dalam berfungsi sebagai 5m
yang mengganggu kemampuan untuk melihat dengan baik, kedua mata 5dak
berada dalam posisi/kedudukan segaris.
Tanda dan Gejala:
• mata juling ke dalam/luar/atas/bawah
• Gerakan mata 5dak sinkron
• Memicingkan satu mata saat berada di ruangan terang
• Penglihatan dobel
• Cepat Lelah saat melakukan ak5vitas jarak dekat
Pemeriksaan fisik:
• Pemeriksaan tajam penglihatan dan status refraksi
• Pemeriksaan segmen anterior sampai posterior ( funduskopi)
• Pemeriksaan pergerakan dan kedudukan bola mata
Tatalaksana
Tatalaksana primer à mencegah amblyopia, mencapai kemampuan penglihatan
binocular terbaik dengan persepsi kedalaman fungsional.
Tatalaksana sekunder à kosmesis yang lebih baik
• Non bedah: koreksi kelainan refraksi dengan kacamata, penggunaan
prisma, terapi ortop5k
• Bedah

Strabismus dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien dengan memberikan efek


nega6ve dalam interaksi social maupun dalam kehidupan sehari-hari Sehingga,
tatalaksana Strabismus memberi harapan hidup dan kesempatan mencari
perkerjaan yang lebih luas, kehidupan social yang lebih baik, rasa percaya diri.
Trauma Mata
Trauma mata dapat menimbulkn berbagai kerusakan pada bagian mata. Trauma
dapat terjadi sangat ringan hingga megancam hilangnya kemampuan penglihatan.
• trauma tumpul
• trauma tembus bola mata
• trauma kimia
• trauma radiasi
Pencegahan:
• trauma tumpul akibat kecelakaan 5dak dapat dicegah, kecuali trauma tumpul
perkelahian
• diperlukan perliindungan pekerja untuk menghindarkan terjadinya trauma
tajam
• se5ap pekerja yang sering berhubungan dengan bahan kimia sebaiknya
menger5 bahan apa yang ada di tempat kerjanya
• gunakan kacamata saat berkeja misalnya pekerja las
• awasi anak-anak saat bermain yang mungkin berbahaya untuk matanya.

Trauma sangat rentan terjadi padamata dalam berbagai macam kecelakaan,


kondisi trauma mata dapat menyebabkan rasa sakit, penglihatan menurun,
hingga, kebutaan, oleh karena itu dengan penyuluhan ini diharapkan pasien
dapat memahami pen6ngnya pencegahan dari trauma mata.

Anda mungkin juga menyukai