Anda di halaman 1dari 385

Prediksi UKMPPD

Periode
151
Seorang anak perempuan usia 9 tahun datang dengan keluhan pandangan menjadi buram secara
bertahap. Pasien tidak pernah menggunakan kacamata sebelumnya. Riwayat mata merah, kelainan
refraksi, dan memakai kacamata disangkal. Dari hasil pemeriksaan visus OS 1/60 sedangkan OD 0.5.
Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan untuk koreksi dan didapatkan hasil OS S-7.0 C-0.25 X 180.
Sedangkan OD S-1.5 C- 2.00 X90. VODS tidak bisa menjadi 6/6 meskipun sudah dikoreksi. Diagnosis
pada pasien ini adalah...

A. Ambliopia ametropia

B. Ambliopia strabismus

C. Ambliopia meredional

D. Ambliopia devprivasi

E. Ambliopia anisometropia
E. Ambliopia anisometropia
Pembahasan
Anak perempuan usia 9 tahun
– Keluhan pandangan menjadi buram secara bertahap.
– Dari hasil pemeriksaan visus OS 1/60 sedangkan OD 0.5.
– Hasil koreksi OS S-7.0 C-0.25 X 180.
– Hasil koreksi OD S-1.5 C- 2.00 X90.
– VODS tidak bisa menjadi 6/6 meskipun sudah dikoreksi.
Diagnosis?
Ambliopia
• Kelainan mata unilateral di mana terjadi penurunan ketajaman visual
terkoreksi (BCVA) tanpa adanya penyebab lain pada mata atau jalur
penglihatan
• Biasanya diakibatkan oleh:
1. Deprivasi/ terhalangnya sinar yang masuk , contoh katarak congenital
2. Strabismus
3. Anisometropia

• Mekanisme dasar terjadinya ambliopia adalah karena makula tidak terangsang


secara adekuat dalam masa perkembangannya.
• Sama seperti otot dan otak, kalau mata tidak digunakan 🡪 akan tidak berfungsi
• “If you don’t use it, you will loose it”
Patofisiologi Ambliopia

American Optometric Association (AOA), 2015


• Tanda dan gejala gangguan retina:
– Pupil putih, kehilangan parsial atau total
penglihatan, buta pada malam hari, gambaran
floaters, intoleransi cahaya
Anisometropia

Jika beda kekuatan refraktif antara kedua mata


lebih dari 2 dioptri (miopia atau hipermetropia)

Antimetropia
Jika salah satu mata miopia dan mata yang lain
hipermetropia
A. Ambliopia ametropia

B. Ambliopia strabismus

C. Ambliopia meredional

D. Ambliopia devprivasi

E. Ambliopia anisometropia
152
Seorang laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan gatal pada
kelopak mata bagian atas sebelah kanan sudah 1 bulan yang lalu.
Keluhan gatal disertai ada kotoran keras berbutir pada kelopak mata
tersebut. pada pemeriksaan didapatkan adanya palpebra anterior
terdapat krusta dengan ulserasi, kemerahan (+). Mekanisme yang
mendasari kondisi tersebut adalah...
A. Hilangnya bulu mata (madarosis)
B. Produksi sebum berlebihan
C. Infeksi
D. Degeneratif
E. Disfungsi glandula meibom
C. Infeksi
Blefaritis
• Definisi: Radang pada tepi kelopak mata (margo palpebra)
• Bisa melibatkan folikel rambut
Gejala
• Gatal pada tepi kelopak mata
• Rasa panas pada tepi kelopak mata
• Merah/hiperemia pada tepi kelopak mata
• Sisik keras atau krusta, terutama di sekitar bulu mata
• Bisa disertai kerontokan bulu mata (madarosis), bulu
mata memutih (poliosis), dan trikiasis
• Bisa disertai keluarnya sekret yang mengering ketika tidur,
sehingga ketika bangun mata sulit dibuka
Faktor Risiko Blefaritis

• Kelainan kulit (misalnya dermatitis seboroik)


• Higiene personal dan lingkungan kurang baik
Penanganan
1. Membersihkan kelopak mata dengan lidi kapas
yang dibasahi air hangat
2. Membersihkan kelopak mata dengan sampo atau
sabun
3. Kompres hangat selama 5-10 menit
4. Bila ada ulkus pada mata, bisa diberikan salep atau
tetes mata antibiotik hingga gejala menghilang
Jenis Blefaritis
ANTERIOR POSTERIOR
Infeksi (Staphylococcal) Seboroik Disfungsi Kelenjar Meibom
- Madarosis - Madarosis - Madarosis (-)
- Krusta - Krusta berminyak - Krusta (+/-)
- Ulserasi/inflamasi (+) - Ulserasi/inflamasi (-) - Ulserasi/inflamasi (-)
A. Hilangnya bulu mata (madarosis)
B. Produksi sebum berlebihan
C. Infeksi
D. Degeneratif
E. Disfungsi glandula meibom
153
Seorang perempuan usia 50 tahun datang dengan gangguan
penglihatan. Dirinya mengatakan tidak dapat melihat sisi
terluar dari penglihatan kedua mata. Diketahui pasien telah
mengidap anaplastic astrositoma. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hemianopsia bitemporal. Kelainan tersebut
disebabkan adanya lesi pada?
A. Nervus opticus
B. Chiasma opticum
C. Reticulum geniculatum
D. Traktus optikus
E. Occipital
B. Chiasma opticum
Pembahasan

Perempuan usia 50 tahun


• Gangguan penglihatan
• PF: hemianopsia bitemporal

Lokasi lesi?
Jaras Nervus Opticus
A. Nervus opticus
B. Chiasma opticum
C. Reticulum geniculatum
D. Traktus optikus
E. Occipital
154
Perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan terdapat tonjolan
berwarna kuning di sekitar kelopak mata. Tonjolan tersebut tidak terasa nyeri
maupun panas. Benjolan muncul sekitar 3 bulan yang lalu. Hal ini membuat
pasien merasa malu dengan penampilannyaa. Apa mekanisme yang mendasari
kondisi tersebut?
A. Hiperproduksi kelenjar sebum
B. Inflamasi kelopak mata
C. Disfungsi kelenjar meibom
D. Disfungsi kelenjar sebum
E. Inflamasi pada kelenjar sebum
A. Hiperproduksi kelenjar sebum
Pembahasan

Diagnosis?
• Perempuan 25 tahun
– Tonjolan berwarna kuning di sekitar kelopak mata

– Tidak terasa nyeri maupun panas

– Muncul sekitar 3 bulan yang lalu


• Xanthelasma
Benjolan kuning sekitar kelopak mata
Xenthelasma
• Plak kuning di sekitar kantus dalam (medial) kelopak mata atas maupun bawah
• Multipel dan biteral biasanya
• Bentuk xanthoma kutan yang paling sering
• Xanthoma: koleterol
Penyebab:
• Biasanya menandakan kondisi hiperlipidemia!
Tatalaksana:
• Kurangi makan berkolesterol
• Eksisi, ablasi laser, kauter kimia, krioterapi
A. Hiperproduksi kelenjar sebum

B. Inflamasi kelopak mata


C. Disfungsi kelenjar meibom
D. Disfungsi kelenjar sebum
E. Inflamasi pada kelenjar sebum
155
Seorang bayi usia 10 hari dibawa oleh ibunya karena keluar sekret
mukopurulen dari mata secara terus menerus. Awalnya sekret dikatakan cair.
Ibu bayi memiliki riwayat keputihan berulang saat masih hamil. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan palpebra edema, kemerahan, sekret
mukopurulen sehingga mata sulit dibuka. Diagnosis yang paling mungkin?
A.Konjungtivitis Klamidia
B.Konjungtivitis Gonorea
C.Konjungtivitis Bakterial
D.Konjungtivitis Viral
E.Konjungtivitis Vernal
A.Konjungtivitis Klamidia
Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva.
• Disebabkan oleh infeksi (bakteri atau virus)
atau alergi.
Klasifikasi Konjungtivitis
Klasifikasi Keterangan
Bakterial • Konjungtiva hiperemia
• Sekret purulen atau mukopurulen
• Bisa disertai membran atau pseudomembran di
konjungtiva tarsal.
Gonoreal • Konjungtiva hiperemia
• Sekret purulen sangat banyak
• Terutama pada bayi baru lahir
Viral • Konjungtiva hiperemia
• Sekret mukoserosa
• Pembesaran KGB preauricular
Alergi • Konjungtiva hiperemia
• Riwayat atopi atau alergi
• Gatal, cobblestone
Klamidia • Biasanya pada neonates 5 hari-2 minggu
• Sekret mukopurulen
• Potensi kebutaan tergantung serotipe
DDx Neonatal Conjunctivitis
Keratitis vs Konjungtivitis vs
Keratokonjungtivitis

• Kornea 🡪 Keratitis

• Konjungtiva 🡪 Konjungtivitis

• Kornea dan konjungtiva 🡪 Keratokonjuntivitis

• Inflamasi karena mata kering 🡪Keratokonjuntivitis sicca (dry


eyes)
Paham injeksi silier
Letak injeksi silier menandakan kondisi penyakit
Penunjang Konjungtivitis

• Curiga gonoreal 🡪 pemeriksaan sekret


dengan pewarnaan metilen biru
• Curiga bakterial 🡪 swab konjungtiva,
pewarnaan Gram, atau Giemsa
Penanganan Konjungtivitis
Klasifikasi Penanganan
Konjungtivitis • Kloramfenikol tetes mata 6x1 tetes selama 3
bakterial hari
• Kloramfenikol salep mata 3x1 selama 3 hari
Konjungtivitis Kloramfenikol tetes mata 0,5-1% 24x1 tetes, DAN
gonorea penisilin 50.000 U/kgBB 1x1 sampai tidak
ditemukan kuman gonorea pada sediaan apus
selama 3 hari berturut-turut.
Saat ini: First line dapat diberikan ceftriaxone
Konjungtivitis Acyclovir salep 3% 5x1 selama 10 hari.
viral
Konjungtivitis Flumetolon tetes mata 2x1 tetes selama 2 minggu
alergi
Klamidia Salep mata tetrasiklin 1% atau eritromisin 0.5%
Konjungtivitis Gonokokal

Hasil Gram: diplokokus, gram negatif = Gonorea


A.Konjungtivitis Klamidia

B.Konjungtivitis Gonorea

C.Konjungtivitis Bakterial

D.Konjungtivitis Viral

E.Konjungtivitis Vernal
156
Laki-laki usia 23 tahun dibawa oleh ayahnya ke puskesmas dengan keluhan gelisah sejak 3 bulan yang lalu
disertai mudah tersinggung dan sulit tidur. Pasien mengatakan bahwa ia menggunakan obat untuk
meningkatkan semangat dan konsentrasi untuk mengerjakan skripsinya. Obat diminum tiga kali dalam
seminggu dan dosis ditingkatkan bila ia ingin lebih bersemangat. Pasien telah mencoba menghentikan
konsumsi obat namun selalu gagal. Jika dihentikan pasien mengalami keringat dan gemetar. Obat yang
dapat mengakibatkan kondisi tersebut adalah…
A. Morfin
B. Kanabis
C. Alkohol
D. Barbiturat
E. Amfetamin
Jawaban

E. Amfetamin
Pembahasan
Obat penyebab?
• Laki-laki 23 tahun
– Gelisah sejak 3 bulan yang lalu disertai mudah tersinggung dan sulit tidur
– Menggunakan obat untuk meningkatkan semangat dan konsentrasi untuk mengerjakan
skripsinya
– Diminum tiga kali dalam seminggu, dosis ditingkatkan bila ingin lebih bersemangat 🡪
ketergantungan
– Telah mencoba menghentikan konsumsi, namun selalu gagal, jika dihentikan pasien
mengalami keringat dan gemetar 🡪 sindrom putus obat
Zat Psikoaktif
• Stimulan
– Membuat sesorang bersemangat (berdebar-debar, tidak bisa tidur, dll)
– Kafein, Amfetamin, Kokain

• Benzodiazepin
– Menenangkan (laju napas turun)
– Diazepam

• Opioid
– Mengurangi nyeri dan menenangkan
– Morfin, kodein, heroin

• Halusinogen
– Membuat halusinasi
– Ganja, kanabis, LSD
Antidotum

Keracunan Antidotum
Kokain Benzodiazepin

Opioid Nalokson

Benzodiazepin Flumazenil

Sianida Tiosulfat

Organofosfat (pupuk) Atropin


A. Morfin
B. Kanabis
C. Alkohol
D. Barbiturat
E. Amfetamin
157
Perempuan usia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri dada sejak 3 hari yang lalu.
Nyeri dada diikuti dengan nyeri kepala, pusing, dan kesemutan. Pasien sudah berobat
ke tiga dokter yang berbeda, namun keluhan tetap tidak berkurang. Pasien yakin bahwa
ia menderita penyakit jantung. Pemeriksaan fisik dan EKG dalam batas normal.
Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah ...
A. Gangguan konversi
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Gangguan cemas depresi
Jawaban

C. Gangguan hipokondriasis
Pembahasan
Diagnosis ?
• Perempuan 27 tahun
– Nyeri dada sejak 3 hari yang lalu disertai nyeri kepala, pusing, dan
kesemutan
– Sudah berobat ke 3 dokter yang berbeda namun keluhan tetap tidak
berkurang, ia yakin menderita sakit jantung
• Pemeriksaan fisik dan EKG dalam batas normal
– Gangguan cemas dengan ciri doctor shopping dan yakin bahwa
memiliki sakit parah walaupun secara objektif tidak terbukti 🡪
hipokondriasis
Gangguan Somatoform dan Factitious

Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit
serius hanya berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis
agar terlihat sakit (contoh: sengaja minum
antikoagulan agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya
(contoh: berpura-pura sakit karena mau menghindari
panggilan sidang pengadilan).
Tips Ingat

• Somatisasi: Semuatisasi: Semua gejala ada,


mulai dari pusing, sakit perut, mual, pegal-pegal

• Konversi: konvert: berubah, mengubah suatu kejadian


buruk menjadi penyakit motorik atau sensorik. Cerita klasiknya, tangan lumpuh
saat ngerjain skripsi yang ga kelar-kelar, jadi buta setelah lihat suami selingkuh.

• Hipokondriasis:
Hebohkandriasakitsesuatu, merasa menderita
penyakit tertentu meski hasil pemeriksaan normal. Misalnya, merasa sakit jantung
karena suaminya sakit jantung atau sakit kanker karena perut membuncit.
A. Gangguan konversi
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan hipokondriasis
D. Gangguan cemas menyeluruh
E. Gangguan cemas depresi
158
Perempuan usia 35 tahun, mengeluh mudah lelah dan tidak bisa berkonsentrasi. Pasien juga mengeluhkan
rasa kantuk yang berlebihan mulai dari bangun dan memuncak pada pada siang hari. Kondisi ini dikatakan
muncul tiap hari mulai dari 3 bulan terakhir. Hal ini menyebabkan pasien sering tidur lebih awal
dibanding sebelumnya agar jam tidir lebih lama. Pasien menjadi tidak fokus saat bekerja dan terus
mendapat teguran dari bosnya. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan, tidak ditemukan kondisi
katapleksi. Apakah terapi yang direkomendasikan untuk kondisi tersebut?
A. Methylphenidate
B. Diazepam
C. Asam valproat
D. Haloperidol
E. Fluoksetin
Jawaban

A. Methylphenidate
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 35 tahun
– Mengeluh mudah lelah dan konsentrasi meskipun jam
tidur 3 bulan terakhir sudah bertambah
– Kantuk yang berlebihan mulai dari bangun dan
memuncak pada pada siang hari.
• Hipersomnia
Gangguan Tidur non Organik
Disomnia Parasomnia
• Kondisi psikogenik primer • Peristiwa episodik abnormal
dengan gangguan pada kualitas, selama tidur
jumlah atau waktu tidur • Contoh :
• Contoh : – Somnabulisme

– Insomnia – Nigh terror

– Hipersomnia – Nightmare

– Gangguan jadwal tidur


Insomnia (F51.0)
• Kesulitan memulai / mempertahankan tidur atau
kualitas tidur yang buruk
• Berlangsung min. 3 malam/minggu selama min. 1 bulan
• Preokupasi tidak bisa tidur dan kekhawatiran terhadap
akibatnya
• Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas
tidur yang menyebabkan penderitaan dan
mempengaruhi fungsi dalam sosial dan pekerjaan

PPDGJ-
Klasifikasi Insomnia

Early • Kesulitan memulai tidur


• Masa laten tidur memanjang
Insomnia • Berkaitan dengan gangguan cemas

Middle • Kesulitan mempertahankan tidur


• Terbangun malam hari 🡪 tidak tidur lagi
Insomnia • Berkaitan dengan penyakit organik dan nyeri

Late • Bangun lebih pagi dari yang diperlukan terus


menerus
Insomnia • Berkaitan dengan depresi
Hipersomnia (F51.1)
• Bertambahnya waktu tidur sampai 25% dari pola tidur biasa
• Gejala
– Rasa kantuk siang hari yang berlebihan / serangan tidur / transisi
yang memanjang dari mulai bangun hingga sadar penuh
– Terjadi setiap hari, lebih dari 1 bulan atau berulang dengan
kurun waktu lebih pendek
– Tidak ada kondisi neurologis atau medis yang mendasari

PPDGJ-
Parasomnia
• Somnabulisme (F51.3)
– Tidur sambil berjalan
– Sebab : kurang tidur, jadwal tidur kacau, demam, dll.
• Night Terror (F51.4)
– Kondisi terbangun sepertiga awal tidur malam, diikuti dengan teriakan dan
gejala cemas berlebihan disertai tanda-tanda otonom🡪 terjadi berulang
• Nightmare (F51.5)
– Terjaga dari tidur yang berulangan dengan ingatan terperinci akan mimpi yang
menentukan 🡪 setelah terbangun segera sadar dan mengenali lingkungan

PPDGJ-
Terapi Insomnia
• Terapi lini utama : Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
– Edukasi sleep hygiene : mengurangi kafein/alkohol di malam hari, tidak
melakukan aktivitas lain selain tidur di tempat tidur
– Terapi kognitif
– Terapi relaksasi
• Apabila tidak membaik 🡪 diberikan terapi farmakologi
– Hipnotik sedatif (DOC) : zolpidem atau aprazolam diberikan maksimal
4 minggu
– Antidepresan : amitriptilin atau doksepin untuk insomnia kronik jenis
middle atau late

American Academy of Sleep Medicine


Terapi Hipersomnia
• Terapi lini utama : Cognitive Behavioral
Therapy (CBT)
• Rekomendasi medikamentosa untuk narkolepsi
(American Academy of Sleep Medicine):
– Amphetamine, methamphetamine, dextroamphetamine,
and methylphenidate are effective for treatment of
daytime sleepiness due to narcolepsy
A. Methylphenidate
B. Diazepam
C. Asam valproat
D. Haloperidol
E. Fluoksetin
159
Seorang laki-laki, 19 tahun, ketika sedang menjalani perkuliahan sering mengganggu
teman sekelasnya dan berusaha membantu mengambil barang temannya yang terjatuh
namun sebagian diambil untuk disimpan sebagai keuntungan pribadi saat membantu
temannya. Tugas yang diberikan kepadanya juga tidak pernah dikerjakan sampai selesai.
Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
A. Ciri kepribadian anti sosial
B. Kleptomania
C. Gangguan pemusatan perhatian (ADHD)
D. Ciri kepribadian ambang
E. Autisme
Jawaban

A. Ciri kepribadian anti sosial


Pembahasan

• Diagnosis yang tepat?


– Laki-laki, 19 tahun
• Sering mengganggu teman sekelasnya

• Membantu temannya yang terjatuh namun mengambil


keuntungan pribadi dari temannya

• Tidak pernah mengerjakan tugas sampai selesai


– Ciri kepribadian anti sosial
Gangguan kepribadian
Kluster A Kluster B Kluster C

Paranoid Histrionic Dependen

Skizoid Antisosial Avoidant

Obsesif
Skizotipal Narsisistik
Kompulsif

Borderline
Gangguan Kepribadian
Gangguan Karakteristik
Paranoid Selalu curiga, takut terhadap kegagalan, menyimpan dendam
dan sangat sensitif
Skizoid Introvert, emosi dingin, tidak suka bergaul dengan orang
lain, tidak peduli terhadap pujian/kecaman
Skizotipal Perilaku eksentrik dan aneh
Histrionik Dramatis, suka mencari perhatian, afek dangkal dan labil,
suka penampilan yang merangsang
Anti Sosial Tidak peduli orang lain, sering marah-marah, sering
melanggar aturan
Gangguan Kepribadian
Gangguan Karakteristik
Narsistik Arogan, menganggap dirinya orang penting dan dikagumi.
Borderline Dependen, hubungan dengan orang lain tidak stabil,
impulsif
Avoidan Sering cemas, merasa tidak cukup
Dependen Butuh diperhatikan, sensitif terhadap perkataan negatif,
suka mengorbankan diri sendiri
Obsesif kompulsif Preokupasi dengan urutan, perfeksionis, ketelitian
berlebihan
Ciri Kepribadian 🡪 ABC

Aneh Berisik Cemas


Paranoid Antisosial Avoidan

Skizoid Borderline Dependen

Obsesif-
Skizotipal Narsisistik
kompulsif

Histrionik
Aneh
• Paranoid
– Tidak percaya
– Curiga orang lain akan menyakitinya
• Skizoid
– Tidak bersosialisasi
– Emosi terbatas
• Skizotipal
– Aneh, misalnya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan supernatural
Berisik
• Antisosial
– Memberontak
– Melanggar peraturan dan hak orang lain

• Borderline/ambang
– Emosi tidak stabil
– Pacaran patologis dan ‘needy’
– Cepat akrab
– Sering mengancam bunuh diri dan suka melukai diri

• Histrionik
– Suka cari perhatian

• Narsisistik
– Merasa ingin dipuji
Cemas
• Avoidance/menghindar
– Merasa rendah diri
– Menghindari sosialisasi
• Dependen
– Bergantung pada orang lain
– Manja berlebihan
• Obsesif-kompulsif/Anankastik
– Suka dengan kerapian, perfeksionis, ‘ngotot’
Jawaban Lainnya
• ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
– Sulit memusatkan perhatian, hiperaktif, impulsif, tidak sesuai anak
seusia, minimal 6 bulan
• Autisme
– Kondisi mental sulit untuk berkomunikasi dan membentuk relasi
dengan orang lain menggunakan bahasa dan konsep abstrak
• Kleptomania
– Tidak bisa menahan diri untuk mencuri, tapi bukan untuk keuntungan
pribadi atau motif finansial
A. Ciri kepribadian anti sosial
B. Kleptomania
C. Gangguan pemusatan perhatian (ADHD)
D. Ciri kepribadian ambang
E. Autisme
160
Seorang perempuan diantar oleh suaminya dengan keluhan sering nyeri saat
berhubungan badan dengan suaminya. Pasien dan suami merupakan pasangan yang baru
menikah. Pasien pernah mendengarkan cerita dari teman-temannya bahwa saat
pertama kali berhubungan dengan suami akan terasa nyeri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan otot-otot vagina yang mengencang. Apa diagnosis untuk keluhan
pasien tersebut?
A. Dispareunia
B. Vaginismus
C. Kekurangan produksi cairan vagina
D. Aversional sex disorder
E. Female orgasmic disorder
Jawaban

B. Vaginismus
Pembahasan
Diagnosis ?
• Pasien datang diantar oleh suaminya
– Nyeri saat berhubungan badan dengan suaminya.
– Pasien dan suami merupakan pasangan yang baru menikah.
– Pasien pernah mendengarkan cerita dari teman-temannya
bahwa saat pertama kali berhubungan dengan suami akan terasa nyeri.
• Pemeriksaan fisik
– Otot-otot vagina mengencang
• Ada kesulitan dalam hubungan seksual karena pikiran terganggu 🡪
otot mengencang karena takut nyeri 🡪 vaginismus
F52.5 Vaginismus
• Terjadi spasme otot vagina sehingga penis
tidak dapat masuk
• Penyebab
– Trauma seksual
– Kecemasan yang tinggi
– Depresi
– Permasalahan dengan pasangan

Lahai MA, Boyer SC, Amsel R, Khalife as, Binik YM. Vaginismus: a review of the literature on the classification/diagnosis, etiology and treatment. Woman’s
health. 2010:6(5);705-19
Pilihan Lain
• Dispareunia 🡪 nyeri ketika berhubungan seksual
• Kekurangan produksi cairan vagina
• Aversional sex disorder 🡪 enggan melakukan
hubungan yang bekaitan dengan kontak kelamin dengan
pasangan
• Female orgasmic disorder 🡪 kesulitan mendapatkan
orgasme. Kesulitan ini bukan karena efek konsumsi
obat tertentu
A. Dispareunia
B. Vaginismus
C. Kekurangan produksi cairan vagina
D. Aversional sex disorder
E. Female orgasmic disorder
161
Seorang pasien perempuan usia 60 tahun, dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit
tempat anda bekerja oleh keluarganya dengan keluhan bingung. Dari cerita keluarga,
pasien sejak 2 hari terakhir pasien bicara melantur. Pasien mengatakan bahwa dirinya
melihat bayangan anak kecil yang tidak dilihat oleh orang lain. Keluhan pasien
memberat ketika malam hari. Dari pemeriksaan status mental didapatkan:
kesadaran yang berfluktuasi, proses berpikir inkoheren, psikomotor gelisah
dan ada halusinasi visual. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah:
182/140 mmhg, denyut nadi 100 X/menit, frekuensi napas: 24 X/menit. Hasil
pemeriksaan laboratorium glukosa darah 525 mg/dl dan beta hidroksibutirat 4.1.
Sebelumnya tidak ditemukan riwayat gangguan serupa. Apakah terapi yang tepat untuk
pasien tersebut.....
A. Haloperidol
B. Sertralin
C. Amitriptilin
D. Alprazolam
E. Asam valproat
A. Haloperidol
Pembahasan
Perempuan usia 60 tahun
• Kesadaran yang berfluktuasi, proses berpikir
inkoheren, psikomotor gelisah
dan ada halusinasi visual
• Terdapat kondisi organic 🡪 KAD dengan
hipertensi urgensi
Delirium
Kriteria Diagnosis Delirium (DSM-5)
1. Gangguan atensi (berkurangnya kemampuan untuk mengarahkan,
memfokuskan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian) dan
kesadaran (berkurangnya orientasi terhadap lingkungan).
2. Gangguan tersebut terjadi dalam waktu singkat (biasanya hitungan
jam hingga hari) dan cenderung derajat ringan-beratnya cenderung
berfluktuasi dalam satu hari.
3. Selain itu, terjadi gangguan kognisi (defisit ingatan, disorientasi,
bahasa, kemampuan visuospasial, atau persepsi).
Kriteria Diagnosis Delirium (DSM-5)
4. Gangguan atensi, kesadaran, dan kognisi yang terjadi tidak
disebabkan oleh kelainan neurokognitif lain dan tidak disebabkan
juga akibat gangguan kesadaran berat sebelumnya, misalnya koma.
5. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium, gangguan yang telah disebutkan di atas terbukti
secara langsung disebabkan oleh kondisi medis lain, intoksikasi atau
withdrawal substansi tertentu, atau terpapar toksin, atau akibat
beberapa etiologi sekaligus.
Klasifikasi Delirium (Durasi)

• Delirium akut
– Delirium berlangsung selama beberapa jam hingga
hari.

• Delirium persisten
– Delirium berlangsung selama beberapa minggu
hingga bulan.
Klasifikasi Delirium (Aktivitas)
• Delirium hiperaktif
– Adanya aktivitas psikomotor yang hiperaktif, disertai labilnya mood,
agitasi, dan/atau menolak untuk bekerja sama dengan perawatan medis.
• Delirium hipoaktif
– Adanya aktivitas psikomotor yang hipoaktif, disertai gerakan lambat
dan letargi yang mendekati stupor.
• Delirium dengan tingkat aktivitas campuran
– Ada dua makna: (1) adanya aktivitas psikomotor normal, walaupun
atensi dan kesadaran terganggu. (2) adanya aktivitas psikomotor yang
sangat cepat berfluktuasi.
Tatalaksana Delirium
A. Haloperidol
B. Sertralin
C. Amitriptilin
D. Alprazolam
E. Asam valproat
162
Pasien perempuan, usia 28 tahun, takut tiap mau naik lift, jantung berdebar-
debar, keringat dingin. Pasien mengatakan bahwa saat usia 19 tahun, adik
pasien pernah jatuh meninggal dari ketinggian di dalam lift. Semenjak itu,
pasien mengatakan bahwa dirinya tidak berani untuk masuk kedalam lift.
Diagnosis pasien tersebut adalah?
A. Agorafobia
B. Claustrophobia
C. PTSD
D. Gangguan stress akut
E. Depresi
C. PTSD
Pembahasan

• Perempuan, usia 28 tahun,


– Takut tiap mau naik lift, jantung berdebar-debar,
keringat dingin dengan riwayat peristiwa traumatis
9 tahun yang lalu

Diagnosis?
Gangguan Pasca Trauma

• Kejadian yang dianggap traumatis: diancam


mati, luka berat, diperkosa. Bisa dialami
sendiri, dialami oleh keluarga atau teman
dekat, atau menyaksikan langsung.
Gangguan Pasca Trauma
Gangguan Deskripsi Durasi
Gangguan stres Stres setelah kejadian traumatis. <1 bulan
akut
Post Traumatic Stres setelah kejadian traumatis. >1 bulan
Stress Disorder
(PTSD)
Gangguan Gangguan kegiatan sehari-hari setelah <6 bulan
penyesuaian terjadi suatu stresor yang mestinya tidak
berakibat berat (contoh: pindah rumah,
putus dengan pacar, masalah pekerjaan,
tinggal).
Fobia
Ketakutan irasional menetap dan berlebihan terhadap satu hal
spesifik/keadaan/situasi

• Arachnophobia: Laba-laba
• Agoraphobia: Tempat ramai
• Acrophobia: Ketinggian
• Cynophobia: Anjing
• Claustrophobia: Tempat sempit/tertutup
• Glossophobia: Berbicara depan umum
• Mysophobia: Kotoran dan bakteri
• Nyctophobia: Gelap
• Social Phobia: Interaksi dengan banyak orang
• Trypanophobia: Jarum suntik
A. Agorafobia
B. Claustrophobia
C. PTSD
D. Gangguan stress akut
E. Depresi
163
Perempuan 25 tahun datang dengan keluhan merasa ketakutan sejak 3 minggu yang
lalu. Pasien bekerja di luar negeri. Pasien merasa dikejar-kejar oleh polisi yang
menanyakan mengenai pasportnya. Sejak saat itu pasien jadi tidak semangat dan
cenderung mengurung diri di dalam rumah dikarenakan takut. Diagnosis pasien
tersebut adalah?

A. Depresi berat

B. Psikosis akut

C. Skizofrenia

D. Depresi berat dengan gejala psikotik

E. Skizoafektif
B. Psikosis akut
Pembahasan

Perempuan 25 tahun
• Mengalami gejala sejak 3 minggu disertai
dengan waham kejar

Diagnosis?
Gangguan Psikotik Akut
• Psikosis yang terjadi 1 hari hingga 1 bulan dan dapat
kembali ke tingkat premorbid
• Didahului oleh stressor bermakna
• Stressor bukan merupakan stressor yang
berkepanjangan
• Tidak terdapat penyebab organik (trauma kapitis,
intoksikasi, dst
Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan and Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry 9th ed. USA: Lippincott Williams and Wilkins; 2009
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. 1993
Spektrum Skizofrenia

Deskripsi Waktu

Minimal 1 gejala
Psikosis akut < 1 bulan
psikosis

Minimal 2 gejala Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga


Skizofreniform
psikosis 6 bulan

Minimal 2 gejala Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6


Skizofrenia
psikosis bulan (tanpa obat)

Minimal 2 gejala
Skizoafektif psikosis + mania
atau depresi
Psikofarmaka
• Antipsikosis
– Generasi 1/tipikal : haloperidol, klorpromazin
– Generasi 2/atipikal: risperidon 2 x 1mg
• Mood stabilizer (untuk bipolar)
– Litium 3 x 300mg
– Asam valproat 3 x 250mg
• Antidepresan (untuk depresi dan bipolar episode depresi)
– Fluoksetin 1 x 20mg
– Sertralin 1x 50mg
Antipsikosis
Haloperidol (gen 1/tipikal) 2-3x1,5-3mg dapat dinaikan 3-
5mg/hari
Klorpromazin (gen 3x25mg
1/tipikal)
Risperidon (gen 2/atipikal) 1x2mg, rumatan 2x2mg
Mood stabilzer
Litium
Asam valproat 3x250mg
Antidepresan
Fluoksetin 1x20mg
Sertralin 1x50mg
Antimania dan antiansietas
Alprazolam 1x0,5-1mg/hari
Diazepam 3x2mg, dapat dinaikan 15-30mg/hari
Efek Samping Antipsikosis

• Gejala ekstrapiramidal 🡪 diberikan triheksifenidil


– Akatisia: tidak bisa diam, gelisah
– Distonia: leher terpuntir, mata mendelik
Wajib
– Tardif diskinesia: gerakan mengecap mulut
dihafal
– Tremor
– Sindrom neuroleptik maligna 🡪 tanda vital tidak stabil

• Gejala lain yang umum


– Sedasi
– BB↑
– Oligomenorea, disfungsi ereksi

• Gejala lain yang tidak umum


– Galaktorea
– Agitasi
– Hipotensi ortostatik
A. Depresi berat

B. Psikosis akut

C. Skizofrenia

D. Depresi berat dengan gejala psikotik

E. Skizoafektif
164
Perempuan usia 17 tahun datang dengan keluhan pusing selama 1 minggu terakhir.
Setiap makan, pasien sering makan banyak kemudian memuntahkan makanan karena
ingin badannya tetap seperti saat ini. Pasien sangat takut berat badannya naik. Hal ini
telah dilakukan oleh pasien sejak lebih dari 3 bulan yang lalu. Diagnosis yang tepat
adalah...

A. Anoreksia nervosa tipe restriksi

B. Anoreksia nervosa tipe purging

C. Bulimia nervosa
D. Obsesif Kompulsif
E. Gangguan Dismorfik tubuh
C. Bulimia nervosa
Pembahasan
Diagnosis?
• Perempuan 17 tahun
– Setiap makan, pasien sering makan banyak kemudian
memuntahkan makanan karena ingin badannya tetap
kurus seperti saat ini.
– Pasien sangat takut berat badannya naik.
– Telah dilakukan lebih dari 3 bulan yang lalu
Anoreksia vs Bulimia
Anoreksia Bulimia
• Mengurangi berat badan dengan sengaja • Preokupasi untuk makan
• Mempertahankan BB 15% dibawah yang • Melawan efek kegemukan dengan cara :
seharusnya 🡪kurus – Merangsang muntah

• Tidak makan, merangsang muntah, – Konsumsi pencahar

konsumsi pencahar, olahraga berlebihan – Puasa berkala


– Memakai obat-obatan
• Distorsi body image
• Ketakutan luar biasa kana kegemukan
• Perkembangan pubertas tertunda
• Biasanya normoweight
• Sering ada gejala depresi

PPDGJ-III
Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT)
cenderung stabil cenderung menurun
A. Anoreksia nervosa tipe restriksi

B. Anoreksia nervosa tipe purging

C. Bulimia nervosa
D. Obsesif Kompulsif
E. Gangguan Dismorfik tubuh
165
Laki-laki usia 35 tahun datang ke praktik dokter dengan keluhan perasaan sedih, murung, dan nafsu
makan menurun sejak 6 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh gairah seksualnya menurun sejak 5 bulan
terakhir. Pasien menuturkan bahwa saat ini sedang tidak menghadapi masalah. Pasien merasa putus asa
karena perasaan tersebut. Pasien mengatakan bahwa terdapat memiliki perasaan bersalah kepada
istrinya. Pemeriksaan TTV dan status generalis dalam batas normal. Dari status mental didapatkan sikap
kooperatif, mood hipotimik, afek terbatas, dan halusinasi (-). Tatalaksana yang paling tepat untuk
kasus diatas adalah...
A. Methylphenidate
B. Diazepam
C. Asam valproat
D. Haloperidol
E. Fluoksetin
Jawaban

E. Fluoksetin
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki usia 35 tahun
– Perasaan bersalah kepada istrinya
– Perasaan sedih, murung, dan nafsu makan menurun sejak 6 bulan yang
lalu
– Gairah seksualnya menurun sejak 5 bulan terakhir.
• Status mental 🡪 sikap kooperatif, mood hipotimik, afek terbatas,
dan halusinasi (-)
– Depresi
Psikofarmaka
• Antipsikosis (dosis per hari)
– Generasi 1 (tipikal)
• Haloperidol 5-20 mg/hari (2-3 dosis)
• Klorpromazin 100-400 mg/hari (2 dosis)

– Generasi 2 (atipikal)
• Risperidon 8 mg (1-2 dosis)
• Olanzapine 10-20 mg (1 dosis)
• Quetiapine 200-800 mg (2 dosis)
• Aripriprazole 10-30 mg
Psikofarmaka
• Mood stabilizer (untuk bipolar)
– Litium 2-3 x 300mg
– Asam valproat 3 x 250mg
– Carbamazepine

• Antidepresan (untuk depresi dan bipolar episode depresi)


– Fluoksetin 1 x 10-20mg
– Sertralin 1x 25-50mg

• Antiansietas (untuk gangguan cemas)


– Diazepam 1 x 2-40 mg
– Clonazepam 1 x 0,5-2 mg
– Alprazolam 2-3 x 0,5-2 mg
– Lorazepam 1-2 x 0,5-2 mg
– Clobazam 2-3 x 5-10 mg
A. Methylphenidate
B. Diazepam
C. Asam valproat
D. Haloperidol
E. Fluoksetin
166
Laki-laki, 50 tahun, datang dengan keluhan penglihatan ganda. Pasien mengeluhkan kesulitan
saat berjalan turun tangga dan membaca karena bayangan tangga dan tulisan ganda. Keluhan
tidak dirasakan saat jalan naik tangga. Riwayat trauma orbita dan kepala disangkal. Pasien
memiliki riwayat hipertensi dan DM tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisis tidak
ditemukan kelemahan maupun gangguan sensori di ekstremitas. Kemungkinan lokasi lesi
yang menyebabkan gangguan visual pasien ini adalah…
A. N. abducens
B. Fasikulus longitudinal medial
C. N. oculomotor
D. N. optic
E. N. troklear
Jawaban

E. N. troklear
Pembahasan

Lokasi lesi?
• Laki-laki 50 tahun
– Pandangan ganda

– Keluhan muncul terutama saat turun tangga dan


membaca

• Pemeriksaan fisis ekstremitas normal


Gerakan Bola Mata
• N. IV 🡪 m. superior oblik 🡪 arah inferomedial

• N. VI 🡪 m. lateral rectus 🡪 arah lateral

• N. III 🡪 otot dan gerakan selain di atas

Duus’ Topical Diagnosis in Neurology


Trochlear Palsy

• Pada posisi pandangan lurus ke depan, mata yang


terkena mengalami deviasi ke medial atas
karena tidak ada tahanan ke arah medial bawah
oleh m. superior oblik.
• Gambar di samping menunjukan bayangan yang
dilihat oleh penderita trochlear palsy mata
kanan. Dapat dilihat diplopia terberat terjadi saat
melirik ke kiri bawah (medial bawah) 🡪 lirikan
ke arah tersebut dilakukan saat membaca atau
melihat sisi bawah (turun tangga)
Pilihan lain
A. N. abducens 🡪 diplopia saat melihat ke lateral mata
yang terkena
B. Fasikulus longitudinal medial 🡪 internuclear
ophthalmoplegia
C. N. oculomotor 🡪 mata yang terkena mengalami
ptosis, deviasi ke lateral bawah, dan bisa disertai dilatasi
pupil
D. N. optic 🡪 gangguan lapang pandang
A. N. abducens
B. Fasikulus longitudinal medial
C. N. oculomotor
D. N. optic
E. N. troklear
167
Laki-laki usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala hilang timbul beberapa
bulan dalam setahun. Keluhan muncul 1-2 kali per hari. Nyeri dirasakan di sisi kanan
khususnya belakang bola mata, hingga menimbulkan mata kemerahan, berair dan hidung
tersumbat. Sebelumnya pasien tidak mengeluh batuk atau pilek. Apa tata laksana yang
tepat untuk mencegah kekambuhan pada pasien ini?

A. Sumatriptan

B. Oksigen 10 lpm

C.Verapamil

D. Ergot

E. Steroid
Jawaban

C. Verapamil
Pembahasan
Tata laksana?
• Laki-laki 50 tahun
– Nyeri kepala hilang timbul beberapa bulan dalam setahun
– Muncul 1-2 kali per hari
– Sisi kanan khususnya belakang bola mata, hingga menimbulkan
mata kemerahan, berair dan hidung tersumbat
– Tidak mengeluh batuk atau pilek
• Cluster type headache
Cluster Type Headache
• Gejala
– Nyeri hebat di orbita, supra orbita, temporal yang
unilateral
– Injeksi konjungtiva
– Lakrimasi ipsilateral
– Kongesti nasal, rhinorrhea ipsilateral
– Edema palpebral ipsilateral
– Dahi atau wajah berkeringat ipsilateral
– Miosis, ptosis ipsilateral
Cluster Type Headache
• Terapi abortif:
– Oksigen (masker) 100% 7-10 liter/menit selama 15 menit
– Dihidroergitamin (DHE) 0,5 – 1,5 mg IV
– Sumatriptan injeksi subkutan 6 mg

• Terapi profilaksis
– Calcium channel blocker, seperti Verapamil 120 – 160
mg/hari dibagi 3 hingga 4 dosis
A. Sumatriptan

B. Oksigen 10 lpm

C. Verapamil

D. Ergot

E. Steroid
168
Perempuan usia 45 tahun mengeluh mencong pada mulut kanan sejak 6
jam yang lalu. Tidak ada kelainan pada anggota gerak. Pada
pemeriksaan, pasien tidak bisa mengerutkan dahi dan bersiul. Terapi
yang tepat untuk pasien ini adalah…
A. Diazepam
B. Karbamazepin
C. Prednison
D. Amitriptilin
E. Ibuprofen
Jawaban

C. Prednison
Pembahasan

Terapi?
• Perempuan 45 tahun
– Mulut kanan mencong sejak 6 jam yang lalu 🡪
paresis

• PF 🡪 tidak bisa mengerutkan dahi dan bersiul


🡪 paresis nervus fasialis perifer ipsilateral
Anatomi N. Fasialis
• Komponen motorik
– Otot yang dipersarfi 🡪 m. orbicularis oris; m. orbicularis
okuli; m. busccinator; m. occipitalis; m. frontalis; otot
kecil (m. stapedius, m. platisma, m. stilohioideus, venter
posterior digastricus)
– Otot wajah atas 🡪 dipersarafi kedua hemisfer
serebri
– Otot wajah bawah 🡪 mendapat persarafan
unilateral
• Komponen sensoris
– Nervus indermedius (serabut aferen viseral dan somatik,
eferen viseral)
Anatomi N. Fasialis
Bells’ Palsy
• Definisi 🡪 paralisis nervus fasialis perifer (LMN) akut

• Manifestasi klinis
– Paralisis motorik mendadak ipsilatral (dalam waktu 48 jam) 🡪 lateralisasi ke sisi wajah yang sehat
ketika tersenyum

– Gangguan pengecapan ipsilteral 2/3 anterior lidah

– Hiperakusis

– Gangguan lakrimasi ipsilateral

– Hipersalivasi

– Nyeri belakang telinga

– Epifora

– Baal pada dagu


Bell’s Palsy vs Lesi Supranuklear
Tata Laksana Bell’s Palsy
• Nonmedikamentosa
– Dekompresi N. Fasialis jika tidak respon dengan tatalaksana
medikamentosa
• Medikamentosa
– Steroid

• Prednisolon 1 mg/kg atau 60 mg/hari selama 6 hari,


dilanjutkan dengan tapering off, total pengobatan 10
hari
– Antivirus

• Asiklovir 40 mg PO, 5 kali/hari selama 10 hari


A. Diazepam
B. Karbamazepin
C. Prednison
D. Amitriptilin
E. Ibuprofen
169
Laki-laki usia 60 tahun datang dengan keluhan penglihatan ganda. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan diabetes tetapi hanya minum obat saat merasa tidak enak badan.
Riwayat trauma kepala disangkal. Pada pemeriksaan fisis didapatkan kelopak mata
kanan menurun, bola mata kanan saat istirahat berada di posisi abduksi dan depresi,
dan pupil isokhorik. Otot ekstraokular mana yang masih normal pada pasien ini?

A. Rectus superior

B. Rectus medial

C. Rectus lateral

D. Rectus inferior

E. Oblik inferior
Jawaban

C. Rectus lateral
Pembahasan
Sistem yang terganggu ?
• Pria 60 tahun
– Diplopia
– Riwayat hipertensi dan DM, kemungkinan tidak terkontrol
• Pemeriksaan fisis:
– kelopak mata kanan menurun
– bola mata kanan saat istirahat berada di posisi abduksi dan depresi
– pupil isokhor
Otot-otot Ekstraokular

Blumenfeld H. Neuroanatomy through clinical cases; 2010


Otot-otot Ekstraokular

Baehr M, Frotscher M. Duus’ topical diagnosis in neurology; 2005.


Kasus

• Defisit neurologis yang dialami pasien adalah palsi n. oculomotor


(komplit) tanpa melibatkan pupil dan tidak ada nyeri
– Biasanya disebabkan oleh DM atau neuropati mikrovaskular lainnya
– Tidak ada keterlibatan pupil karena saraf parasimpatis di n.
oculomotor terletak di permukaan saraf (bagian terluar saraf)
• Palsi n. oculomotor (komplit atau parsial) dengan rasa nyeri dan
keterlibatan pupil biasanya disebabkan oleh aneurisma (terutama
a. communicans posterior)
A. Rectus superior

B. Rectus medial

C. Rectus lateral

D. Rectus inferior

E. Oblik inferior
170
Laki-laki usia 74 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan lemah pada tubuh sisi kanan
sejak 1 jam lalu. Keluhan muncul saat pasien beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan sakit
kepala dan muntah. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran apatis, tekanan darah
200/120 mmHg, nadi 120 kali/menit, suhu 36,7C kekuatan motorik 5555/2222. Tata
laksana untuk menurunkan tekanan intrakranial pada kasus adalah…
A. Mannitol
B. Steroid
C. Anti-hipertensi
D. Diuretik
E. Restriksi garam
Jawaban

A. Manitol
Pembahasan
Tatalaksana untuk menurunkan TIK ?
• Laki-laki 74 tahun
– Lemah pada tubuh sisi kanan sejak 1 jam lalu
– Keluhan muncul saat pasien beraktivitas
– Sakit kepala dan muntah
• Defisit neurologis mendadak

• Kesadaran apatis, tekanan darah 200/120 mmHg, nadi 120


kali/menit, suhu 36,7 C kekuatan motorik 5555/2222 🡪 stroke
hemorhagik
Tata Laksana Stroke (Hemorhagik)
• Kontrol tekanan darah 🡪 mencegah perdarahan ulang pada orang yang
dasarnya normotensif (tensi normal) diturunkan sampai sistolik 160
mmHg
– Pada orang dengan hipertensi, target sedikit lebih tinggi
– Sistolik 150-220 turunkan menjadi 140
– Sistolik >220: turunkan agresif dengan antihipertensi IV

• Tekanan intrakranial 🡪 diturunkan dengan cara meninggikan posisi


kepala 15-30 derajat (satu bantal) sejajar dengan bahu dan manitol 1,5
g/kgBB dalam 1 jam

• Neuroprotektor 🡪 sitikolin 250mg (tidak wajib)

Guideline for the Management of Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. 2015 (AHA/ASA)


Tata Laksana Stroke (Umum)
1. Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC
2. Pertimbangkan intubasi jika kesadaran stupor atau koma atau gagal
napas
3. Pasang jalur infus IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan kecepatan
20 mL/jam (jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5%
dalam air dan SALIN 0,45% karena dapat memperhebat edema
otak)
4. Berikan O2 🡪 2-4 liter/menit via kanul hidung
5. Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut
Tata Laksana Stroke (Iskemik)
1. Fibrinolitik
– Menggunakan rt-PA. Syarat TD <185/110mmHg, tidak sedang mengkonsumsi
antikoagulan, <80 tahun
– <3 jam: prognosis baik
– 3-4,5 jam: prognosis sedang
2. Kontrol TIK 🡪 elevasi kepala 30 derajat & manitol 1,5 g/kgBB dalam 1
jam
3. Kontrol tekanan darah 🡪 jika sistolik >220 atau diastolik >120, MAP
diturunkan perlahan sebesar 15% dalam 24 jam
4. Neuroprotektor 🡪 sitikolin 250 mg (tidak wajib)

Guideline for the Early Managements of Patients with Acute Ischemic Stroke. 2013 (AHA/ASA)
Terminologi
• Stroke
– Defisit neurologis fokal akibat faktor vaskular yang terjadi mendadak
(berlangsung >24 jam)
• Transient ischemic attack (TIA)
– Mirip stroke, tapi gejala <24 jam
• Reversible ischemic neurological attack (RIND)
– Mirip stroke, tapi gejala hilang <72 jam

Pembuluh darah yang paling sering tersumbat 🡪 arteri serebri


media
Stroke
• Keluhan berdasarkan pembuluh darah yang terlibat, seperti:
– Hemiparesis, hemiplegi
– Hemihipestesi, hemi-anestesi
– Gangguan bicara (disatria), gangguan berbahasa (afasia)
– Jalan sempoyongan (ataksia)
– Vertigo
– Kesulitan menelan (disfagia)
– Penglihatan ganda (diplopia), penyempitan lapang pandang (hemianopia)
Klasifikasi
Iskemik 🡪trombus menutupi aliran darah 🡪 iskemik
Hemoragik 🡪 tensi tinggi 🡪 pembuluh darah otak pecah

Iskemik Hemorhagik
• Riwayat ateroma (DVT, • Gejala TIK ⇑ (muntah
PJK, AF, dll) proyektil, pusing, sakit
kepala)
• Penurunan kesadaran
(lebih sering)
• Hipertensi
• Tatalaksana keduanya bertolak belakang, sehingga wajib CT-scan untuk
membedakannya
Skor Siriraj
• Iskemik vs hemorhagik
– Skor Siriraj = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
sakit kepala) + (0,1 x diastol) – (3 x ateroma) - 12
– Nilai >1 🡪 stroke hemoragik
– Nilai <-1 🡪 stroke iskemik
– Nilai -1 s/d 1 🡪 belum jelas dan harus lanjut ke CT-
scan
CT-scan (Gold Standard)
Stroke Iskemik Stroke Hemoragik
A. Manitol
B. Steroid
C. Antihipertensi
D. Diuretik
E. Restriksi Garam
171
Laki-laki usia 18 tahun terjatuh dari pohon. Pada pemeriksaan fisik tampak
adanya angulasi pada klavikula dekstra, perdarahan terbuka tidak ada, namun
edema (+). Terjadi juga kelemahan motorik dan sensorik pada lengan atas. Di
manakah letak kelainan yang mendasari keluhan pasien?
A. N. radialis
B. Pleksus brakhialis
C.Arteri aksilla
D. M. supraspinatus dan infraspinatus
E. N. ulnaris
Jawaban

B. Pleksus brakhialis
Pembahasan
Topis kelainan?
• Laki-laki usia 18 tahun
– Terjatuh dari pohon
• Pemeriksaan fisik
– Tampak adanya angulasi pada klavikula dekstra, perdarahan
terbuka tidak ada, namun edema (+) 🡪 fraktur klavikula
– Terjadi juga kelemahan motorik dan sensorik pada lengan
atas 🡪 gangguan saraf
Erb’s Paralysis

• Cedera pleksus brakialis


setinggi C5-C6 (superior)
• Menyebabkan rotasi
interna pada lengan atas,
pronasi lengan bawah
dengan fleksi jari dan
pergelangan tangan. Palmar
grasp (+)
Klumpke’s Paralysis
• Cedera pleksus brakialis setinggi C8-T1 (inferior)
• Menyebabkan lengan supinasi, siku fleksi, pergelangan tangan
ekstensi, dan claw-like hand.
A. N. radialis
B. Pleksus brakhialis
C. Arteri aksilla
D. M. supraspinatus dan infraspinatus
E. N. ulnaris
172
Perempuan usia 45 tahun datang dengan keluhan sering merasa pusing berputar. Keluhan semakin
memberat sejak 3 bulan ini. Keluhan terjadi 3-4 kali dalam setahun, setiap serangan berlangsung selama
1-2 jam. Pasien merasa akhir-akhir ini telinga kanan berdenging dan pendengaran menurun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80 kali/menit, napas 20 kali/menit, dan
suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan Weber ditemukan lateralisasi ke telinga kiri. Lokasi abnormalitas
yang paling mungkin adalah…
A. Koklea

B. Kantong endolimfatik

C. Kanal semisirkluar

D. Utrikulus dan sakulus

E. N. vestibulokoklear
Jawaban

B. Kantong endolimfatik
Pembahasan
Lokasi kelainan?
• Perempuan 45 tahun
– Pusing berputar, memberat sejak 3 bulan ini, terjadi 3-4 kali
dalam setahun selama 1-2 jam
– Telinga kanan berdenging, pendengaran menurun

• PF 🡪 tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 80 kali/menit,


napas 20 kali/menit, suhu 36,5 C, Weber: lateralisasi ke kiri
Klasifikasi

• Vertigo:
– Vestibularis 🡪 lingkungan seperti berputar
• Vertigo vestibularis sentral: lesi di nucleus vestibularis, batang otak,
talamus, korteks serebri
• Vertigo vestibularis perifer: lesi di labirin atau n.viii
– Non-vestibularis 🡪 goyang seperti naik kapal

Vertigo Vestibularis Sentral Vertigo Vestibularis Perifer

Gejala lebih ringan Gejala berat, hingga muntah

Disertai gangguan neurologis lain Mungkin ada gangguan


pendengaran
Vertigo Vestibularis Sentral vs Perifer
Vertigo Vestibularis Perifer

Jenis Vertigo Tinnitus SNHL

BPPV + - -

Meniere + + +

Labirinitis + + +

Neuritis Vestibularis + - -
Pemeriksaan Fisik
• Tes nistagmus
– Vertigo vestibular sentral 🡪 vertikal, torsional
– Vertigo vestibular perifer 🡪 horizontal, rotatoar (kelainan di kanal posterior)

• Tes past pointing


– Kelainan di vestibuler 🡪 deviasi ke arah lesi
– Kelainan serebelum 🡪 hipermetri atau hipometri

• Tes Rhomberg dipertajam


– Kelainan serebelum 🡪 saat mata terbuka pasien sudah jatuh
– Kelainan di vestibuler atau propioseptif 🡪 jatuh

• Tes jalan tandem


– Kelainan di vestibuler 🡪 pasien deviasi
– Kelainan serebelum 🡪 pasien jatuh
Terapi Farmakologi

• Betahistin mesylate 3 x 12 mg
• Betahistin HCl (Beserc) 3 x 8 mg
• Dimenhidrinat 4 x 25-50 mg
• Difenhidramin HCl 4 x 25-50 mg
• Antagonis Ca dapat menekan fungsi vestibuler
🡪 Cinnarizine 3 x 15-30 mg atau 1x75mg
PPK Neurologi, 2016 (PERDOSSI)
Penyakit Meniere
• Nama lain 🡪 idiopathic endolymphatic hydrops
• Terjadi peningkatan tekanan hidrolik di sistem endolimfatik
telinga dalam
• Gejala tetrad:
– Pendengaran menurun
– Vertigo
– Tinitus
– Rasa penuh, atau tidak nyaman di telinga
Pilihan Lain
A. Koklea 🡪 menyebabkan SNHL

B. Kantong endolimfatik

C. Kanal semisirkluar 🡪 menyebabkan BPPV

D. Utrikulus dan sakulus 🡪 organ untuk menentukan


akselerasi dan deselerasi, lesi biasanya tidak menyebabkan
vertigo vestibular

E. N. vestibulokoklear 🡪 menyebabkan SNHL


A. Koklea

B. Kantong endolimfatik

C. Kanal semisirkluar

D. Utrikulus dan sakulus

E. N. vestibulokoklear
173
Laki-laki usia 65 tahun dengan riwayat stroke sebelumnya datang dengan
kelemahan anggota gerak kanan dan gangguan bicara. Ia dapat mengerti isi
pembicaraan tetapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Ia juga mampu
mengulang saat pemeriksa meminta untuk menyebut kata “bola”. Apakah
jenis afasia yang dialami pasien ini?
A. Afasia sensorik
B. Afasia motorik
C. Afasia transkortikal motorik
D. Afasia transkortikal sensorik
E. Afasia anomik
Jawaban

C. Afasia transkortikal
motorik
Pembahasan
Jenis afasia?
• Laki-laki 65 tahun
– Kelemahan anggota gerak kanan + riwayat stroke
– Gangguan bicara
• Dapat mengerti isi pembicaraan 🡪 sensorik baik
• Tidak bisa mengeluarkan kata-kata 🡪 gangguan bagian
motorik
• Dapat mengulang kata 🡪 transkortikal
Afasia
• Afasia 🡪 tidak dapat berbicara.
• Klasifikasi:
– Afasia sensorik 🡪 bisa bicara dengan lancar tapi tidak dapat mengerti
dan tidak dapat mengulang pembicaraan (motorik saja yang bisa)
– Afasia motorik 🡪 tidak bisa bicara dengan lancar dan tidak
dapat mengulang, tetapi dapat mengerti (sensorik saja yang
bisa)
– Afasia transkortikal 🡪 salah satu di antara dua keadaan di
atas dan masih bisa mengulang perkataan
Afasia
Pilihan Lain
• Afasia sensorik 🡪 tidak bisa memahami perkataan, bisa berkata jelas, namun tidak
bisa mengulang kata

• Afasia motorik 🡪 tidak bisa berkata jelas, bisa memahami perkataan, namun tidak
bisa mengulang kata

• Afasia transkortikal sensorik 🡪 tidak bisa memahami perkataan, bisa berkata jelas,
dan tidak bisa mengulang kata

• Afasia anomik/disnomia/afasia nominal/afasia amnesik 🡪 ketidakmampuan persisten


untuk mengeluarkan kata-kata (kata kerja dan kata benda), pembicaraan baik,
namun tidak dapat menyebutkan sesuatu objek secara spesifik
A. Afasia sensorik
B. Afasia motorik
C. Afasia transkortikal motorik
D. Afasia transkortikal sensorik
E. Afasia anomik
174
Perempuan usia 36 tahun datang dengan keluhan kelemahan keempat anggota gerak
sejak 2 jam, riwayat jatuh kepala duluan dan ke arah depan, kekuatan ekstremitas atas
2/2 bawah 4/4, sensibilitas tidak jelas tapi pasien mengaku ada rasa baal di ujung jari
kaki dan tangan, terutama tangan, propioseptif normal. Termasuk ke dalam jenis
sindrom medula spinalis yang manakah kondisi pasien saat ini?
A. Sindrom lateral
B. Sindrom sentral
C. Sindrom posterior
D. Sindrom Brown-Sequard
E. Sindrom anterior
Jawaban

B. Sindrom sentral
Pembahasan

Apa diagnosis?

• Anamnesis: perempuan kelemahan keempat


anggota gerak.
– Jatuh dengan kepala duluan

• PF: motorik ekstremitas atas 2/2 dan


ekestremitas 4/4, sensibilitas terganggu,
propioseptif normal
Trauma Medula Spinalis
• Gejala
– Hilang fungsi gerakan involunter bagian tubuh di
bawah lesi
– Hilang sensasi bagian tubuh setinggi lesi
– Refleks segmen medula terganggu
– Gangguan otonom (miksi, defekasi. seksual, dan
berkeringat)
Trauma Medula Spinalis
• Klasifikasi
– Komplit 🡪 hilang fungsi motorik dan sensorik di
bawah level lesi
• Unilevel, multilevel
– Inkomplit 🡪 hilang fungsi motorik dan sensorik
bervariasi
• Anterior, posterior, sentral, Brown-Sequard, cervicomedula,
conus medulary
Central cord syndrome
Brown sequard syndrome
Sindroma Medulla Spinalis
Anterior Posterior Sentral Brown-Sequard

Fungsi motorik (-) (+) (-), ekstremitas Ipsilateral (-)


atas >
ekstremitas
bawah, distal >
proksimal

Proprioseptif (+) (-) (+) Ipsilateral (-)

Nyeri (-) (+) (-) Kontralateral (-)

Suhu (-) (+) (-) Kontralateral (-)


A. Sindrom lateral

B. Sindrom sentral

C. Sindrom posterior

D. Sindrom Brown-Sequard

E. Sindrom anterior
175
Perempuan usia 25 th, G2P1 usia kehamilan 38 minggu, melahirkan seorang bayi laki-
laki setelah 4 jam fase laten dan 1 jam fase aktif. Dari anamnesis diketahui bahwa ibu
tidak pernah kontrol kehamilan dan tidak mengonsumsi vitamin pranatal. Bayi lahir
dengan berat lahir 3.600 gram dan dari hasil pemeriksaan fisis didiagnosis
meningomielokel. Abnormalitas apa yang dapat dilihat berdasarkan diagnosis tersebut?
A. Sekelompok rambut di vertebra setinggi lumbal

B. Penonjolan meninges dan otak dari defek kranium

C. Penonjolan meninges dan medulla spinalis melalui defek vertebra dalam kantong

D. Penonjolan meninges melalui defek vertebra dalam kantong

E. Penonjolan meninges, otak, dan bagian ventrikel elalui defek kranium


Jawaban

C. Penonjolan meninges dan


medulla spinalis melalui defek
vertebra dalam kantong
Pembahasan

• Bayi laki-laki
– Terdiagnosis menigomiekolel
Spina Bifida
• Merupakan bentuk kegagalan penutupan tabung neural (neural tube
defects/NTD) yang terjadi sejak lahir.
• Tiga tipe tersering :
– Mielomeningokel
• Tipe terberat. Protrusi meninges dan saraf spinal. Menyebabkan disabilitas.

– Meningokel
• Protrusi meninges dengan sediki/tanpa saraf spinal. Disabilitas minimal.
– Spina bifida okulta
• Kegagalan penutupan tabung neural tanpa protrusi meninges.
Spina Bifida
Pilihan Lain
A. Sekelompok rambut di vertebra setinggi lumbal 🡪 spina bifida okulta
B. Penonjolan meninges dan otak dari defek cranium 🡪 meningoensefalokel
C. Penonjolan meninges dan medulla spinalis melalui defek vertebra dalam
kantong
D. Penonjolan meninges melalui defek vertebra dalam kantong 🡪 meningokel
E. Penonjolan meninges, otak, dan bagian ventrikel elalui defek cranium 🡪
meningohidroensefalokel
A. Sekelompok rambut di vertebra setinggi lumbal

B. Penonjolan meninges dan otak dari defek kranium

C. Penonjolan meninges dan medulla spinalis melalui


defek vertebra dalam kantong
D. Penonjolan meninges melalui defek vertebra dalam kantong

E. Penonjolan meninges, otak, dan bagian ventrikel elalui defek


kranium
176
Bayi usia 8 bulan dibawa orangtuanya ke IGD dengan keluhan tidak mau minum sejak 2 hari lalu. Sejak 1
hari sebelum dibawa ke IGD, pasien BAB pasien makin sedikit dan tangisannya tidak sekuat biasanya. Saat
diperiksa di IGD, pasien makin letargi dan hipoventilasi sehingga pernapasan harus dibantu ventilator.
Pada anamnesis lebih lanjut, ibu pasien menyebutkan keluhan muncul setelah pasien diberi madu selama
1 minggu sebelumnya agar pasien tidak sakit-sakitan. Pasien lahir cukup bulan dan menyusui hingga umur
7 bulan. Ciri bakteri penyebab keluhan pasien adalah…
A. Anaerobik, basil gram positif penghasil spora
B. Anaerobik, basil gram positif, tidak menghasilkan spora
C. Aerobik, basil tahan asam
D. Aerobik, coccus gram positif yang tersusun berantai
E. Aerobik, coccus gram positif yang tersusun berkelompok
Jawaban

A. Anaerobik, basil gram


positif penghasil spora
Pembahasan

Diagnosis?
• Anak, 8 bulan
– Sulit minum, menangis tidak kuat, konstipasi,
letargi, hipoventilasi

– Keluhan muncul setelah makan madu 🡪


botulisme
Botulisme
• Definisi: gangguan neurologi akut yang disebabkan oleh neurotoksin dari
Clostridium botulinum, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan
saraf yang mematikan.
• C. botulinum adalah bakteri gram positif anaerobik yang menghasilkan
spora.

• Patogenesis terbagi 3:
– Infant botulism: pada anak-anak

– Foodborne botulism: akibat makanan yang tercemar (biasanya makanan kaleng)

– Wound botulism: akibat luka yant terinfeksi


Botulisme
Gejala:
• Mual
• Muntah
• Nyeri menelan
• Pandangan ganda
• Dilatasi pupil
• Mulit kering yang tidak berkurang dengan minum air

Setelah itu akan diikuti dengan symmetrical descending


paralysis, kelemahan saraf motorik dan otonom, dan
kelemahan otot pernapasan.
Tata Laksana
1. Mengamankan jalan napas
– Waspada gagal napas karena paralisis otot napas 🡪 observasi ketat

2. Nothing per oral


3. Suction jika ada ileus
4. Antitoksin botulinum, heptavalen
Pilihan lain
Anaerobik, basil gram positif, tidak menghasilkan
spora 🡪 Actinomyces
Aerobik, basil tahan asam 🡪 Mycobacterium
Aerobik, coccus gram positif yang tersusun berantai
🡪 Streptococcus
Aerobik, coccus gram positif yang tersusun
berkelompok 🡪 Staphylococcus
A. Anaerobik, basil gram positif penghasil spora
B. Anaerobik, basil gram positif, tidak menghasilkan spora
C. Aerobik, basil tahan asam
D. Aerobik, coccus gram positif yang tersusun berantai
E. Aerobik, coccus gram positif yang tersusun
berkelompok
177
Seorang bapak mengantar anak perempuannya yang berusia 3 tahun ke UGD RS dengan kelemahan pada
kedua kakinya. Di daerah tempat tinggal, tiba-tiba banyak masyarakat yang mengalami kelumpuhan
mendadak. Pasien tidak pernah mendapat imunisasi sejak lahir. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kelumpuhan pada kedua ekstremitas bawah tipe flaccid, Gowers’ sign (-). Penyakit tersebut bisa dicegah
jika pasien mendapat imunisasi yang menurut rekomendasi IDAI diberikan pertama kali pada usia…
A. 0 hari
B. 2 bulan
C. 3 bulan
D. 4 bulan
E. 9 bulan
Jawaban

A. 0 hari
Pembahasan
Vaksin?
• Anak perempuan 3 tahun
– Kelemahan pada kedua kaki 🡪 paralisis
– Di daerah tempat tinggal, tiba-tiba banyak masyarakat yang
mengalami kelumpuhan mendadak 🡪 bukan kongenital,
namun infeksi
• Kelumpuhan pada kedua ekstremitas bawah tipe flaccid
• Gower sign (-)
Poliomielitis
• Infeksi virus polio
• Penularan fecal-oral route
• Virus polio masuk melalui saluran pencernaan.
Kemudian menyerang:
– Anterior horn medula spinalis: paling sering
– Batang otak
– Korteks motorik
Gejala dan Tanda
• GI: sakit tenggorokan, mual,
muntah, diare, nyeri perut
• Neurologi: parestesia,
paralisis, gangguan saraf
otonom, refleks dalam dan
superfisial hilang, meningitis

• Demam
• Sakit kepala

Centers for Disease Control and Prevention, 2017


Gowers’ Sign
• Pemeriksaan kekuatan motorik otot-otot proksimal
tungkai bawah
• Positif 🡪 pasien menggunakan tangan dan lengan
bawah untuk berubah posisi dari jongkok ke posisi
berdiri
• Pada semua kelainan gelang panggul dan tungkai bawah,
antara lain distrofi Duchenne, distrofi Becker
Gowers’ Sign
A. 0 hari
B. 2 bulan
C. 3 bulan
D. 4 bulan
E. 9 bulan
178
Bayi, 19 hari, dibawa ibunya ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 2 jam lalu. Sebelumnya pasien
sudah mengalami demam tinggi selama 3 hari. Selama di rumah, pasien sulit minum ASI dan terlihat
gelisah. Pada pemeriksaan fisis didapatkan nadi 180 kali/menit, laju napas 60 kali/menit, dan suhu 39,60C.
Pada analisis LCS didapatkan adanya peningkatan protein, penurunan kadar glukosa, dan peningkatan
jumlah sel yang didominasi sel polimorfonuklear. Etiologi tersering pada kelompok usia tersebut
adalah…
A. Coccus gram positif yang tersusun berkelompok
B. Diplococcus gram negatif yang memfermentasikan maltosa
C. Basil gram positif anaerob
D. Basil gram negatif yang memfermentasikan laktosa
E. Basil tahan asam
Jawaban

D. Basil gram negatif yang


memfermentasikan laktosa
Pembahasan
Diagnosis?
• Bayi usia 19 hari
– Penurunan kesadaran sejak 2 jam yang lalu
– demam tinggi 3 hari
– sulit minum ASI, gelisah
– Pemeriksaan fisis: nadi 180 kali/menit, laju napas 60 kali/menit, dan suhu 39,60C
• Pada analisis LCS didapatkan peningkatan protein, penurunan kadar
glukosa, dan peningkatan jumlah sel yang didominasi sel polimorfonuklear
– Meningitis bakterial
Meningitis
• Inflamasi pada selaput arakhnoid, piamater, maupun cairan
serebrospinal
Meningitis bakterial akut
• Cepat dan progresif
• Demam, penurunan kesadaran, nyeri kepala, kaku kuduk

Meningitis tuberkulosis
• Demam, kaku kuduk, kelainan saraf kranial
• Gejala klasik tuberkulosis

Meningitis virus
• Nyeri kepala, demam, tanda rangsang meningeal
• Fotofobia, nyeri ketika menggerakkan mata
• Jarang disertai penurunan kesadaran dan defisit neurologis
Meisadona, G., Soebroto, AD., Estiasari, R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CDK. 2015:224/42(1): 15 – 19
Alur Diagnosis Meningitis Bakterial

Meisadona, G., Soebroto, AD., Estiasari, R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CDK. 2015:224/42(1): 15 – 19
Terapi Empirik Meningitis Bakterial

Meisadona, G., Soebroto, AD., Estiasari, R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CDK. 2015:224/42(1): 15 – 19
Terapi Spesifik Meningitis Bakterial

Meisadona, G., Soebroto, AD., Estiasari, R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CDK. 2015:224/42(1): 15 – 19
Diagnosis Banding berdasarkan Analisis
CSS

Meisadona, G., Soebroto, AD., Estiasari, R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CDK. 2015:224/42(1): 15 – 19
Pilihan lain
A. Coccus gram positif yang tersusun berkelompok 🡪 S.
aureus
B. Diplococcus gram negatif yang memfermentasikan maltosa
🡪 N. meningitides (etiologi meningitis pada remaja-dewasa)
C. Basil gram positif anaerob 🡪 Clostridium
D. Basil gram negatif yang memfermentasikan laktosa
E. Basil tahan asam 🡪 M. tuberculosis
A. Coccus gram positif yang tersusun berkelompok
B. Diplococcus gram negatif yang memfermentasikan
maltosa
C. Basil gram positif anaerob
D. Basil gram negatif yang memfermentasikan
laktosa
E. Basil tahan asam
179
Anak laki-laki usia 10 tahun datang dengan keluhan bahu kanan digigit anjing 30
menit yang lalu. Anjing tersebut berhasil ditangkap dan diawasi. Dokter lalu
membersihkan luka gigitan anjing tersebut. Apakah tindakan selanjutnya
untuk pasien ini?
A. Mencari anjing yang tinggal dekat dengan anjing tersebut

B. Memberi vaksin rabies


C. Memberi vaksin rabies dan serum anti rabies
D. Mengobservasi pasien
E. Merawat inap pasien
Jawaban

C. Memberi vaksin rabies dan


serum anti rabies
Pembahasan
Tindakan selanjutnya ?
• Anak laki- laki 10 tahun
– Mengeluh bahu kanan digigit anjing 30 menit yang lalu
– Anjing telah berhasil ditangkap dan diawasi
– Luka sudah dibersihkan
• Bahu 🡪 risiko tinggi
• Anjing berhasil ditangkap
Rabies
• Definisi
– Infeksi sistem saraf pusat oleh virus rabies (Lyssavirus)
• Penularan
– Gigitan hewan pembawa rabies (GHPR) 🡪 anjing, kucing, kera/monyet
– Manusia ke manusia 🡪 saliva, kontaminasi mukosa
• Patofisiologi
– Virus pertama kali menyerang otot, kemudian neuromuscular junction dan saraf
perifer (ganglion)
• Melalui saraf perifer ini, virus menyebar ke sistem saraf pusat

– Pada neuron dapat ditemukan badan Negri


• Inkubasi
– Dekat ke SSP (25-48 hari)
– Jauh ke SSP (46-78 hari)
Diagnosis Manifestasi
• Riwayat gigitan + hewan penggigit mati dalam • Stadium prodromal
1 minggu – Demam, malaise, mual dan nyeri di
tenggorokan selama beberapa hari
• Manifestasi klinis
– Agitasi • Stadium sensoris

– Delirium – Nyeri, panas, kesemutan pada bekas luka

– Demam tinggi – Kemudian disusul dengan cemas dan iritabilita

– Nyeri faring • Stadium eksitasi


– Hipersalivasi – Tonus otot dan aktivitas simpatis meningkat
– Kejang – Hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dan
– Hidro dan aerofobia pupil dilatasi
– Stadium ini berlangsung hingga pasien meninggal

• Stadium paralisis
– Jika pasien tidak meninggal, pasien akan
mengalami paresis
Tata Laksana (Simtomatik)

• Isolasi pasien 🡪 menghindari rangsangan


spasme otot dan penularan
• Hanya terapi suportif, karena risiko
kematiannya hampir 100%
Pencegahan
• Sebelum tergigit (pawang hewan, dokter hewan, dll)
– Vaksin rabies (VAR) 🡪 hari ke-0,3 🡪 cek titer Nab > 0,5IU/ml

• Pertolongan pertama luka GHPR/post-exposure prophylaxis (sudah atau


belum vaksin)
– Cuci luka dengan air sabun atau deterjen 10-15 menit, bilas dengan air
mengalir

– Antiseptik 🡪 povidon iodine, alkohol 40-70%

– Tidak usah dijahit, jika luka lebar dan dalam 🡪 jahit situasi saja dan sebelum
dijahit berikan infiltrasi SAR + IM SAR
Pencegahan
• Belum vaksin
– Serum anti rabies (SAR) di daerah luka, sisanya IM (heterolog 40 IU/kgBB, homolog 20 IU/kgBB)

– Vaksin anti rabies (VAR) 0,5 mL


• Hari 0, 3, 7,14, dan 28 (regimen Essen/rekomendasi WHO)
• Hari 0, 7, dan 21 (regimen Zagreb/rekomendasi Depkes RI)

• Sudah vaksin
– Dalam 5 tahun terakhir 🡪VAR pada hari 0 dan 3, jika luka berat diberikan lengkap sesuai
regimen Essen

• Regio leher ke atas, jari tangan, dan genitalia (risiko tinggi)


– SAR 20 IU/kgBB dosis tunggal
• ½ dosis infiltasi
• ½ dosis IM di tempat berlainan dengan tempat VAR, pada hari yang sama dengan dosis pertama VAR
Klasifikasi Luka
• Risiko rendah (VAR saja)
– Jilatan pada kulit yang luka
– Eksoriasi di tangan, badan, dan kaki
• Risiko tinggi (VAR dan SAR)
– Jilatan pada mukosa
– Luka di bagian bahu ke atas
– Luka pada jari tangan/kaki
– Luka genitalia
– Luka lebar/dalam/multipel
Klasifikasi Hewan Pembawa Rabies
1. Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka)

2. Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit bukan dibunuh)

3. Tak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh, lari, dan


sebagainya)

4. Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan, dan


lain-lain)
A. Mencari anjing yang tinggal dekat dengan anjing
tersebut
B. Memberi vaksin rabies
C. Memberi vaksin rabies dan serum anti rabies
D. Mengobservasi pasien
E. Merawat inap pasien
180
Laki-laki usia 55 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pasien dikatakan demam
sejak 2 minggu dan keluar cairan dari telinga. Ada riwayat sakit telinga sejak 1 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan GCS: E2M3V4, suhu 38 C, tampak keluar
cairan warna kuning dari telinga, perforasi membran timpani, dan ronkhi halus pada
kedua lapang paru. Diagnosis kasus di atas adalah...
A. Tuberkuloma otak
B. Toksoplasmosis ensefalitis
C. Metastasis kanker paru
D. Abses otak otogenik
E. Meningitis
Jawaban

D. Abses otak otogenik


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki usia 55 tahun
– Penurunan kesadaran
– Demam sejak 2 minggu dan keluar cairan dari telinga
– Ada riwayat sakit telinga sejak 1 tahun yang lalu 🡪 OMSK
• GCS: E2M3V4, suhu 38 C, tampak keluar cairan warna kuning dari
telinga, perforasi membran timpani, dan ronkhi halus pada kedua
lapang paru
– Abses otak, komplikasi OMSK
Tatalaksana Abses Otak
• Antibiotik empirik (diberikan sampai hasil uji sensitivitas keluar).
Antibiotik diberikan 6-8 minggu)
– Ceftriaxone 2 x 2g (IV)
– Cefotaxime 3 x 2g (IV)
– Metronidazol 3 x 500mg (IV)
• Antiedema
– Manitol
– Deksametason
• Operasi jika terapi konservatif gagal atau abses berdiameter >2,5cm

PPK Neurologi 2016 (PERDOSI)


Abses Otak
• Definisi 🡪 infeksi jaringan otak yang terlokalisir
• Etiologi:
– Bakteri 🡪 S. Aureus, Streptococcus, E. coli
– Jamur 🡪 N. asteroids, Candida, Aspergillus,
Actinomycetes
– Parasit 🡪 Entamoeba hisolitika, Sistiserkosis,
Schistosomiasis
• Biasanya akibat penyebaran infeksi dari telinga tengah
atau sinus
Gejala dan Tanda
• Demam
• Nyeri kepala
• Perubahan kesadaran
• Kejang
• Gangguang fokal neurologis
• Peningkatan TIK: muntah proyektil
• Riwayat infeksi di organ lain 🡪 otitis media, sinusitis,
endokarditis, pneumonia, selulitis, dll
Pemeriksaan Penunjang

• CT-scan + kontras: lesi


hipodens dengan tepi
enhancement/menyangat
• MRI

• Kultur darah dan uji sensitivitas

• Lumbal pungsi jarang diperlukan


dan dikontraindikasikan jika ada
peningkatan TIK
A. Tuberkuloma otak
B. Toksoplasmosis ensefalitis
C. Metastasis kanker paru
D. Abses otak otogenik
E. Meningitis
181
Perempuan usia 58 tahun datang dengan keluhan kelemahan kaki kanan mendadak sejak 1 hari lalu.
Pasien mengeluhkan kaki terasa berat dan sulit berjalan. Pasien memiliki riwayat hipertensi, diabetes, dan
osteoarthritis. Pada pemeriksaan fisis, dokter menggores telapak kaki kanan menggunakan ujung tumpul
palu refleks dari tumit hingga ke jari kelingking. Reaksi yang didapatkan adalah ekstensi ibu jari kaki kanan
dan gerakan mengembang jari-jari kaki kanan lainnya. Pemeriksaan fisis lain mana yang diharapkan
ditemukan di pasien ini?
A. Atrofi otot dibandingkan kaki kiri

B. Peningkatan refleks tendon Achilles

C. Rigiditas otot dengan interupsi ritmik

D. Kelemahan flaksid kaki kiri

E. Kontraksi otot spontan dan intermiten


Jawaban

B. Peningkatan refleks tendon


Achilles
Pembahasan
Sistem yang terganggu ?
• Perempuan 58 tahun
– kelemahan kaki kanan mendadak sejak 1 hari lalu
– kaki terasa berat dan sulit berjalan
– Riwayat hipertensi, diabetes, dan osteoarthritis.
• Pemeriksaan fisis:
– Refleks Babinski (+) 🡪 lesi UMN
Refleks Babinski

Blumenfeld H. Neuroanatomy through clinical cases; 2010


Lesi UMN vs LMN
UMN LMN
Tipe paralisis Spastik (di fase akut bisa Flaksid
flaksid)
Atrofi Tidak ada atau disuse atrophy Atrofi
Refleks Meningkat Negatif
fisiologis
Refleks (+) (-)
patologis
Fasikulasi (-) (+)

Blumenfeld H. Neuroanatomy through clinical cases; 2010


Jawaban lain

A. Atrofi otot dibandingkan kaki kiri 🡪 LMN


B. Peningkatan refleks tendon Achilles
C. Rigiditas otot dengan interupsi ritmik 🡪 Parkinson,
lesi ekstrapiramidal
D. Kelemahan flaksid kaki kiri 🡪 LMN
E. Kontraksi otot spontan dan intermiten 🡪 fasikulasi,
LMN
A. Atrofi otot dibandingkan kaki kiri

B. Peningkatan refleks tendon Achilles

C. Rigiditas otot dengan interupsi ritmik

D. Kelemahan flaksid kaki kiri

E. Kontraksi otot spontan dan intermiten


182
Anak 15 tahun dibawa ke UGD RS karena penurunan kesadaran. 3 jam yang
lalu pasien kejang, 3 kali dalam 30 menit. Setelah kejang pasien tidak sadar.
Pasien memiliki riwayat meminum obat kejang, namun 3 hari yang lalu
berhenti meminum obat tersebut. Saat ini pasien kesadaran koma, TD 100/80,
HR 80x/menit, RR 18x/menit, suhu 39.3°C. Diagnosis pasien ini adalah?
A.Demam tifoid
B. Kejang demam kompleks
C. Epilepsi
D. Status epileptikus
E. Meningoencephalitis
Jawaban

D. Status epileptikus
Pembahasan

Apa diagnosis?
• Anamnesis: anak 15 tahun dengan penurunan
kesadaran.
– Kejang sebanyak tiga kali dalam 30 menit tanpa
perbaikan kesadaran.

– Memiliki riwayat minum obat kejang dan berhenti.


Jenis-jenis Kejang
• Kejang fokal/partial

– Sederhana: kesadaran tidak terganggu,

– Kompleks: kesadaran terganggu, pasien tidak ingat saat kejang

– Umum-sekunder: awalnya kejang fokal kompleks, lalu menjadi kejang umum tonik-klonik
• Kejang umum/generalized

– Absans/petit mal: pasien menjadi bengong, dapat disertai automatisme

– Mioklonik: gerakan motorik singkat, jerking, <1 detik

– Klonik: pergerakan motorik - ritmik

– Tonik: tonus otot meningkat, tubuh jadi kaku

– Tonik-klonik: campuran tonik dan klonik

– Atonik: tonus otot hilang, tiba-tiba jatuh


Status Epileptikus
• Definisi
– Kejang >30 menit ATAU
– >2 kejang berturut-turut tanpa pulihnya kesadaran diantara kejang yang berlangsung lebih dari
30 menit.
– Umumnya berupa kejang tonik-klonik

• Perlu didapatkan riwayat epilepsi dan pengobatan


• Status epileptikus tanpa riwayat epilepsi, pikirkan
– Cedera kepala
– Infeksi
– Neoplasma
– Penyakit lain
Untuk neonatus, lini
pertama adalah
fenobarbital

Rekomendasi Penatalaksanaan Status Epileptikus, 2016 (IDAI)


Tatalaksana Kejang
pada
Dewasa

American Epilepsy Society, 2016


Pilihan lain

• Kejang demam kompleks?


– Harus didahului dengan demam, dengan suhu di
atas 38.5 dan tidak ada proses ekstrakranial.

– Biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan – 5 tahun.

– Sifat kejang: berulang dalam 24 jam, lebih dari 15


menit atau terdapat defisit neurologis.
A. Demam tifoid

B. Kejang demam kompleks

C. Epilepsi

D. Status epileptikus

E. Meningoencephalitis
183
Laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan tangan bergetar, badan terasa kaku, dan
hanya bisa berjalan dengan langkah kecil-kecil sejak setahun terakhir. Akhir-akhir ini
keluhan dirasa bertambah berat. Riwayat hipertensi, stroke, dan trauma disangkal. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan fungsi motorik baik, tonus rigid, dan terdapat gerakan
roda pedati. Kelainan pada neurotransmiter apakah yang terjadi pada pasien
ini?
A. Dopaminergik mesensefalon B
B. Dopaminergik nukleus kaudatus
C. Dopaminergik substantia nigra
D. Serotonergik mesensefalon
E. Serotonergik talamus
Jawaban

C. Dopaminergik substantia nigra


Pembahasan
Kelainan yang terjadi pada sistem?
• Pria 65 tahun
– Tremor, badan terasa kaku, dan jalan dengan langkah kecil-
kecil sejak 1 tahun
• Gangguan pergerakan pada lansia

• Tonus rigid, cogwheel phenomenon 🡪 kelainan sistem


ekstrapiramidalis
– Disimpulkan penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson
• Penyakit degeneratif yang menyerang sistem motorik
– Berkurangnya neuron dopaminergik pada substansia nigra

• Parkinson akan dikenali dengan 4 gejala utama, yaitu:


– Tremor
– Rigiditas
– Bradikinesia
– Postural imbalance
Patofisiologi
Parkinson
Terapi
• Levodopa (+karbidopa)
– Levodopa adalah prekusor dopamin
– Karbidopa adalah inhibitor dekarboksilase perifer, sehingga levodopa tidak diubah
menjadi dopamin di perifer.
– Dosis awal 3 x 25/100 mg

• MAOI-inhibitor
– Bisa sebagai monoterapi di awal atau kombinasi dengan levodopa
– Rasaglinin 1 x 0,5-1 mg

• Agonis dopamin
– Pramipeksol
A. Dopaminergik mesencephalon B
B. Dopaminergik nucleus caudatus.
C. Dopaminergik substantia nigra
D. Serotonergik mesencephalon
E. Serotonergik thalamus
184
Perempuan usia 21 tahun datang ke dokter karena kedua kelopak matanya sulit dibuka sejak 3 bulan
yang lalu. Mata tidak sembab atau kemerahan, keluhan bisa sembuh sendiri namun muncul kembali
apabila pasien kelelahan. Pasien sering merasakan lemas pada tungkai dan lengan saat sedang berolahraga
atau beraktivitas berat tetapi membaik bila ia beristirahat. Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak
didapatkan kelainan. Patogenesis terjadinya penyakit tersebut adalah…

A. Infeksi virus pada korteks serebri


B. Antibodi terhadap reseptor nikotinik asetilkolin

C. Penurunan reseptor asetilkolin

D. Perubahan kanal kalsium pada celah prasinaps

E. Blokade pada neuro-muscular junction


Jawaban

B. Antibodi terhadap
reseptor nikotinik asetilkolin
Pembahasan
Mekanisme kelainan ?
• Perempuan 21 tahun
– Kedua kelopak matanya sulit dibuka sejak 3 bulan yang lalu,
muncul apabila kelelahan, dan bisa sembuh sendiri
– Lemas tungkai dan lengan saat sedang berolahraga atau
beraktivitas berat, membaik dengan beristirahat
• Gangguan motorik reversibel, otot tertentu 🡪 gangguan di perifer
Miasthenia Gravis
• Sistem imun menyerang reseptor asetilkolin di
neuromuscular junction 🡪 gangguan transmisi sinyal 🡪
gejalanya adalah kelemahan jika melakukan aktivitas terlalu lama
(mis: kelopak mata turun setelah lama membaca)
Manifestasi Klinis
• Mata
– Ptosis bilateral
– Diplopia
• Tenggorokan
– Disartria & disfagia
• Kepala
– Wajah tanpa ekspresi
– Dropped head syndrome
• Kelemahan ekstremitas
• Kelemahan otot pernapasan
Pemeriksaan Penunjang
• Endrophonium chloride (Tensilon) test 🡪 positif
• Tes Wartenberg (benda diletakkan di atas atau kedua
mata dan pasien tidak boleh berkedip) 🡪 positif jika
ptosis
• Elektrodiagnostik
Pada Soal! Biasanya dikatakan
• Ocular cooling/ ice pack gejala utama adalah kelopak mata
• Antibodi tidak dapat terbuka pada sore
hari. Harap bedakan dengan GBS
yang paralisis ascending bilateral
Terapi
• Cholinesterase (CHE) inhibitor
– Menurunkan hidrolisis enzim Ach, pada sinap cholinergik ChE
• Pyrido stigmuno bromide (Mestinon) dan Neustigramin bromide
(Prostigmin) 🡪 dosis sangat bervariasi
• Thymectomy
– Pasien MG dianjurkan thymectomy. Respon yang diharapkan muncul 2-5 tahun
post OP. Thymectomy pada usia > 60 th jarang menunjukkan kesembuhan.
• Kortikosteroid
– Prednison 1,5-2 mg/kg/BB
A. Ensefalitis virus
B. Antibodi terhadap reseptor nikotinik
asetilkolin
C. Penurunan reseptor asetilkolin
D. Perubahan kanal kalsium pada celah prasinaps
E. Blokade pada neuron motoric junction
185
Laki-laki usia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri leher sejak 3
hari yang lalu. Keluhan nyeri dirasakan menjalar ke siku kanannya. Keluhan
lebih terasa saat pasien sedang kelelahan. Sehari-hari pasien bekerja sebagai
pengangkat barang di pasar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tes Spurling
(+). Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini?
A. Rotator cuff syndrome
B. Cervical root syndrome
C. Herniated nucleous pulposus
D. Ankylosing spondilitis
E. Cauda equina syndrome
Jawaban

B. Cervical root syndrome


Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 50 tahun
– Nyeri leher sejak 3 hari yang lalu, menjalar sampai siku
kanannya 🡪 nyeri saraf
– Keluhan lebih terasa saat pasien kelelahan 🡪 saat
kelelahan diperparah oleh otot yang tegang
– Pekerjaan 🡪 mengangkat barang di pasar
• Tes Spurling positif
Anatomi

Leher hingga tangan


dipersarafi root (sekumpulan
saraf) yang berasal dari saraf
tepi setinggi servikal.
Cervical Root Syndrome
• Definisi • Gejala
– Inflamasi nerve root servikal – Sensorik
• Nyeri menjalar
• Etiologi
• Kesemutan
– Hernia nukleus pulposus
– Motorik
– Perubahan degeneratif
• Kelemahan
foramen saraf
• ROM berkurang
Pemeriksaan Khusus

• Spurling test 🡪 pemeriksaan


kompresi foraminal dengan cara
memposisikan kepala pasien di
posisi ekstensi dan ditekuk ke
arah ipsilateral, kemudian
ditekan dari atas. Hasil positif
jika nyeri muncul.
Pemeriksaan Khusus
• Pemeriksaan distraksi kepala:
– Pasien hanya diminta untuk ekstensi kepala dan ditekan
– Hasil positif jika nyeri berkurang

• Pemeriksaan Valsava :
– Pasien diminta untuk menahan nafas, ada penekanan pada
bagian servikal
– Hasil positif jika nyeri
Pilihan Lain
• Rotator cuff syndrome 🡪 mengenai rotator cuff sehigga pasien
tidak dapat melakukan manuver Apley
• Herniated nucleus pulposus 🡪 HNP servikal bisa merupakan
etiologi terjadinya cervical root syndrome 🡪 tidak spesifik
• Ankylosing spondylitis 🡪 biasanya tidak pada servikal, namun
torakal
• Cauda equine syndrome 🡪 kompresi saraf lumbosakral di
bawah level konus medularis
Cauda Equina Syndrome vs Conus
Medularis Syndrome

Conus
Cauda Equina
Medularis
Back pain +++ +
Radicular pain + +++
Saddle Bilateral Unilateral
anesthesia
Anus Total Parsial
paresthesia
A. Rotator cuff syndrome
B. Cervical root syndrome
C. Herniated nucleus pulposus
D. Ankylosing spondilitis
E. Cauda equina syndrome
186
Seorang laki-laki, 45 tahun datang ke dokter X dengan diagnosis ulkus diabetikum.
Dokter X hanya mengontrol gula darah pada diabetes. Sedangkan untuk komplikasinya,
pasien dirujuk ke spesialis penyakit dalam dan spesialis bedah vaskular di rumah sakit
yang sama. Jenis rujukan yang dilakukan dr X adalah?

A. Interval referral

B. Vertical referral

C. Split referral

D. Cross referral

E. Horizontal referral
C. Split referral
Pembahasan

• Seorang laki-laki, 45 tahun


– Dx ulkus diabetikum
– Dokter X hanya mengontrol gula darah pada diabetes.
– Pasien dirujuk ke spesialis penyakit dalam dan spesialis
bedah vaskular di rumah sakit yang sama.

• Jenis rujukan?
Rujukan Vertikal vs Horizontal
• Rujukan vertikal
– Rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
– RS tipe B merujuk pasien ke RS tipe A untuk kemoterapi

• Rujukan horizontal
– Rujukan dari fasilitas kesehatan yang setara
– RS tipe B kota X merujuk pasien ke RS tipe B kota Y,
karena pasien berpindah tempat tinggal
Jenis Rujukan Antar-Dokter
• Interval: ke satu dokter lain, dalam jangka waktu
tertentu tanpa dokter primer.
• Split: ke beberapa dokter lain, dalam jangka waktu
tertentu tanpa dokter primer.
• Collateral: ke dokter lain untuk masalah kesehatan
tertentu sambil dirawat juga oleh dokter primer.
• Cross: alih rawat
A. Interval referral

B. Vertical referral

C. Split referral

D. Cross referral

E. Horizontal referral
187
Pada Posyandu kecamatan SukaMandi didapatkan data berupa cakupan
50 bayi, jumlah kader 10 orang, penanganan gizi buruk 40 %, imunisasi
80 %, program dana 50 % dan belum memiliki program program
tambahan lain. Tipe posyandu di atas adalah…
A. Mandiri
B. Pratama
C. Purnama
D. Madya
E. Swadaya
Jawaban

D. Madya
Pembahasan
Tipe posyandu?
• Kriteria
– Cakupan 50 bayi
– Jumlah kader 10 orang
– Penanganan gizi buruk 40 %
– Imunisasi 80 %
– Program dana 50 %
– Belum memiliki program program tambahan lain.
PROGRAM
WAJIB
KB/KIA IMUNISASI GIZI DIARE

JENIS
TINGKATAN

CAKUPAN CAKUPAN
PROGRAM DANA
JENIS KADER PENIMBANGAN PROGRAM TAMBAHAN SEHAT (%)
WAJIB

Pratama <5 <8


Madya
< 50 % -
< 50
Purnama ≥5 >8
> 50 % +
Mandiri > 50
A. Mandiri
B. Pratama
C. Purnama
D. Madya
E. Swadaya
188
Berikut ini tindakan yang termasuk germas
adalah?
A. Melakukan aktifitas fisik 15 menit setiap hari
B. Imunisasi
C. Tidak minum alkohol
D. Periksa kesehatan rutin/berkala
E. Menggunakan jamban
D. Periksa kesehatan rutin/berkala
GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat)
• Merupakan tindakan sistematis dan terencana
yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh
komponen bangsa dengan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
untuk meningkatkan kualitas hidup
A. Melakukan aktifitas fisik 15 menit setiap hari
B. Imunisasi
C. Tidak minum alkohol
D. Periksa kesehatan rutin/berkala
E. Menggunakan jamban
189
Sebuah puskesmas mendapatkan laporan adanya 15 anak usia 7-10 tahun yang
mengalami varicella. Anak-anak pada daerah tersebut berjumlah total 153 orang.
Setelah dilakukan tracing, semua anak di daerah tersebut pernah kontak dengan
seorang temannya yang mengalami varicella tersebut. 14 hari kemudian, terdapat 3
anak yang mengalami varicella. Berapa secondary attack rate dari varicella di wilayah
tersebut?

A. 3/153

B. 3/138

C. 15/153

D. 18/153

E. 18/138
B. 3/138
Pembahasan
• 15 anak usia 7-10 tahun yang mengalami varicella. (First
case)
• Anak-anak pada daerah tersebut berjumlah total 153 orang.
• Semua anak sisanya pernah kontak 🡪 138
• 4 hari kemudian, terdapat 3 anak yang mengalami varicella.

Berapa secondary attack rate dari varicella di wilayah


tersebut?
Secondary attack rate
• Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
terjangkit pada serangan kedua dibagi jumlah
penduduk susceptible yang dikurangi
penduduk terkena serangan pertama
A. 3/153

B. 3/138

C. 15/153

D. 18/153

E. 18/138
190
Peneliti ingin mencari pengaruh jenis pekerjaan terhadap tingkat depresi.
Variabel jenis pekerjaan merupakan variabel nominal (kantoran/lapangan)
sementara variabel tingkat depresi numerik (1-10). Data deskriptif tingkat
depresi menunjukan negative skewed. Jenis uji yang harus dilakukan?

A. Korelasi spearman

B. Korelasi pearson

C. Independent T-test

D. Paired T-test

E. Mann-whitney test
E. Mann-whitney test
Pembahasan
• Penelitian mencari pengaruh jenis pekerjaan
terhadap tingkat depresi.
– Variabel independent nominal
– Variabel dependent numerik
– Data numerik negative skewed (sebaran data tidak
normal)
• Jenis uji yang harus dilakukan?
A. Korelasi spearman

B. Korelasi pearson

C. Independent T-test

D. Paired T-test

E. Mann-whitney test
191
Seorang peneliti ingin membandingkan pengaruh jenis kelamin terhadap kadar
IL-6 dari penderita COVID-19 berat di HCU dan ICU wilayah X. Peneliti
tersebut hendak mengambil sampel pria dan wanita dengan jumlah yang sama
secara acak dari seluruh pasien HCU dan ICU di wilayah tersebut. Jenis
sampling apakah ini?
A. Simple random sampling
B. Stratified random sampling
C. Cluster random sampling
D. Systematic sampling
E. Consecutive sampling
B. Stratified random sampling
Pembahasan

• Pengambilan sampel:
– Mengambil sampel pria dan wanita dengan jumlah
yang sama secara acak dari seluruh pasien HCU
dan ICU di wilayah tersebut.
Pengambilan Sampel
• Gampang kok!
• Sampel acak
– Simpel randomization/ acak sederhana 🡪 tutup mata terus pilih, simpel kan?
– Systematic randomization/ acak sistematik 🡪 setiap 3 nomor diambil🡪 sistematis kan?
– Stratification randomization/ acak startifikasi 🡪 kalau pengetahuan anak SD, kelas
mempengaruhi nggak?
– Cluster randomization/ acak kluster 🡪 gampangnya adalah per wilayah kerja

• Sampel tidak acak


– Consecutive 🡪 setiap ngeliat pasien yang masuk kriteria 🡪 lgsg masukin
– Judmental 🡪 ya menurut penilaian peneliti
– Convenient 🡪 seenak jidat peneliti
Stratified vs. Cluster Sampling

Isinya diambil secara acak dari tiap Kluster: kelompoknya diambil


kelompok! secara acak!
A. Simple random sampling
B. Stratified random sampling
C. Cluster random sampling
D. Systematic sampling
E. Consecutive sampling
192
Seorang peneliti ingin untuk mecari faktor-faktor risiko yang terlibat terhadap
tingkat keparahan dari Steven Johnson Syndrome (SJS) dan Toxic Epidermal
Necrolysis (TEN). Peneliti tersebut akhirnya mencari sebanyak 10 orang
untuk masing-masing dan kemudian menelusuri faktor yang mempengaruhi.
Penelitian ini termasuk kedalam jenis?
A. Cross sectional
B. Cohort retrospektif
C. Case control
D. Deskriptif
E. RCT
C. Case control
Pembahasan

Penelitian:
• Outcome: Steven Johnson Syndrome (SJS) dan
Toxic Epidermal Necrolysis (TEN).
• Ditelurusi faktor yang mempengaruhi.
Diagram Waktu untuk Riset
Cara Pikir Case Control
Cara Pikir Kohort

Ingat! Kohort prospektif dan restrospektif


hanya bergantung pada waktu
A. Cross sectional
B. Cohort retrospektif
C. Case control
D. Deskriptif
E. RCT
193
Sebuah penelitian melibatkan 600 subjek dengan probable COVID-19. Hasil PCR
dianggap sebagai baku emas dan didapatkan hasil PCR positif pada 200 subjek.
Selanjutnya, dilakukan uji dengan alat diagnosis baru berupa swab antigen. Dari subjek
dengan hasil PCR positif, alat baru ini memberikan hasil positif pada 160 sampel. Dari
subjek dengan hasil PCR negatif, alat ini memberikan hasil negatif pada 360 subjek.
Berapa nilai NPV alat uji diagnostik ini?
A. 54 %
B. 95 %
C. 90 %
D. 80 %
E. 66 %
Jawaban

C. 90 %
Perhitungan untuk Uji Diagnostik
Gold Standard
+ -
Uji
Diagnostik
+ A B
_ C D
Pembahasan
Gold Standard

+ -
Uji + 160 40
Diagnostik
_ 40 360
A. 54 %
B. 95 %
C. 90 %
D. 80 %
E. 66 %
194
Seorang dokter praktek di sebuah klinik meresepkan obat yang telah di
anjurkan oleh sebuah perusahaan obat (sponsorship) untuk meresepkan
pasiennya. Hal tersebut dikarenakan dokter menginginkan meningkatkan
kemampuan keilmuannya. Etika sponsorship yang benar adalah...
A. Mewajibkan penggunaan obat yang dianjurkan sponsorship
B. Menganjurkan pasien untuk menggunakan obat dari perusahaan
tersebut
C. Membantu dokter untuk mengikuti kegiatan keilmuan dengan seizin
direktur Rumah Sakit
D. Membantu dokter untuk mengikuti kegiatan keilmuan tanpa seizin
rumah sakit
E. Membantu dokter dengan pemberian biaya hidup dan pendidikan
lanjutan
C. Membantu dokter untuk mengikuti
kegiatan keilmuan dengan seizin direktur
Rumah Sakit
PERMENKES 58 2016
• Sponsorship:
– Pemberian dukungan dalam segala bentuk bantuan
dan/atau kegiatan
– Tujuan: peningkatan pengetahuan yang dilakukan,
diorganisir atau disponsori oleh perusahaan/industri
farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium kesehatan
dan/atau perusahaan/industri lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan dan
akuntabel
PERMENKES 58 2016
• Prinsip:
– Tidak mempengaruhi independensi pelayanan Kesehatan
– TIDAK DALAM BENTUK UANG atau setara uang*
– TIDAK DIBERIKAN LANGSUNG KE INDIVIDU
– Sesuai bidang keahlian
– Diberikan secara terbuka
– Akuntable dan transparan
*Pengecualian: honor pembicara atau moderator
PERMENKES 58 2016

• Penyelenggara (institusi) dapat menggunakan


dalam penyelenggaraan:
– Seminar/pertemuan ilmiah

– Pendidikan/pelatihan
A. Mewajibkan penggunaan obat yang dianjurkan
sponsorship
B. Menganjurkan pasien untuk menggunakan obat dari
perusahaan tersebut
C. Membantu dokter untuk mengikuti kegiatan
keilmuan dengan seizin direktur Rumah Sakit
D. Membantu dokter untuk mengikuti kegiatan
keilmuan tanpa seizin rumah sakit
E. Membantu dokter dengan pemberian biaya hidup
dan pendidikan lanjutan
195
Seorang laki-laki, usia 20 tahun hendak menjalani prosedur ORIF dikarenakan terdapat
fraktur pada tulang tibia dextra. Pasien dijanjikan untuk menjalani prosedur tersebut
oleh dokter X. Akan tetapi, dikarenakan kesibukan dr,.X, operasi tersebut harus
digantikan oleh dr. Y. ,Keluarga pasien yang mengetahui hal ini ingin menuntut dr. X
dikarenakan hal tersebut. Termasuk pelanggaran apakah yang dilakukan oleh dr. X?

A. Hukum pidana

B. Hukum perdata
C. Hukum administrasi

D. Pelanggaran etika

E. Pelanggaran disiplin
B. Hukum perdata
Hukum PERDATA
Terjadi apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan
tidak dipenuhinya isi perjanjian
(wanprestasi) didalam transaksi terapeutik
oleh dokter atau tenaga kesehatan lain, atau
terjadinya perbuatan melanggar hukum
(onrechmatige daad) sehingga menimbulkan
kerugian pada pasien.
� Dilakukan pemeriksaan oleh HAKIM
� Jika terbukti bersalah: Ganti rugi
Hukum PIDANA
Terjadi apabila pasien meninggal dunia atau
mengalami cacat akibat dokter atau tenaga kesehatan
lainnya kurang hati-hati atau kurang cermat dalam
melakukan upaya penyembuhan terhadap pasien yang
meninggal dunia atau cacat tersebut.

• Dilakukan pemeriksaan oleh Jaksa, hakim dan polisi


• Jika bersalah 🡪 Denda, kurungan/penjara
Hukum Administrasi
Terjadi apabila dokter atau tenaga kesehatan
lain melakukan pelanggaran terhadap hukum
Administrasi Negara yang berlaku, misalnya
menjalankan praktek dokter tanpa lisensi
atau izinnya, manjalankan praktek dengan izin
yang sudah kadaluarsa dan menjalankan praktek
tanpa membuat catatan medik
ETIK vs. DISIPLIN
• ETIK
– Dibuat oleh organisasi profesi (IDI)
– Diatur dalam kode ETIK
– Yang mengadili: MKEK, P3EK 🡪 jika bersalah 🡪 cabut rekomendasi
• DISIPLIN
– Disusun oleh KKI
– Diatur dalam aturan disiplin kedokteran
– Yang mengadili: MKDKI 🡪 jika bersalah 🡪 cabut SIP
A. Hukum pidana

B. Hukum perdata
C. Hukum administrasi

D. Pelanggaran etika

E. Pelanggaran disiplin
196
Seorang dokter membuka praktik umum tanpa memiliki SIP.
Pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran...
A. Misconduct
B. Intentional
C. Nonfeasance
D. Misfeasance
E. Malfeasance
Jawaban

A. Misconduct
Malpraktik dapat berupa:

• Tindakan disengaja (intentional/misconduct)


• Tindakan kelalaian (negligence)

Catatan: harus ada kerugian bagi pihak yang


mendapatkan tindakan (pasien).
Tindakan disengaja
(intentional/misconduct)
• Melanggar ketentuan etik, disiplin profesi, hukum administratif, hukum pidana, atau perdata.
• Contoh:
– Sengaja merugikan pasien
– Fraud (penipuan)
– Penahanan pasien
– Pelanggaran kewajiban simpan rahasia kedokteran
– Aborsi ilegal
– Eutanasia
– Penyerangan seksual
– Keterangan palsu
– Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang belum teruji
– Praktik tanpa SIP
– Praktik di luar kompetensi
Tindakan kelalaian (negligence)

“Feasance” artinya “to do” atau “melakukan”.

• Nonfeasance (“non” artinya “tidak”): tenaga kesehatan tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan ATAU menunda penanganan secara berlebihan.
• Misfeasance (“mis” artinya “salah”): penanganan dilakukan, tetapi tidak dengan prosedur yang
benar.
• Malfeasance (“mal” artinya “jahat”): penanganan yang diberikan salah dan menyalahi aturan yang
ada.
Misfeasance VS Malfeasance

Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik

MALfeasance Nonfeasance MISfeasance


A.Misconduct
B. Autonomy
C.Nonfeasance
D.Misfeasance
E. Mallfeasance
197
Seorang kepala keluarga adalah Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk biaya kesehatan
dengan 2 anak semua belum menikah (dibawah 21 tahun) akan otomatis terdaftar dan
dibiayai oleh negara. Jika kepala keluarga tersebut ingin mendaftarkan anggota keluarga
yang kelima dan seterusnya, maka biaya setiap orang akan dipotong dari gaji kepala
keluarga tersebut sebesar?

A. 1%

B. 2%

C. 2,5%

D. 5%

E. 10%
A. 1%
Perubahan Pembayaran (Perpres
No.75 2019)
• Iuran bagi peserta Pejabat Negara, pimpinan dan
anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, PNS,
Prajurit, Anggota Polri, kepala desa dan perangkat
desa, dan Pekerja/pegawai sebesar 5% dari gaji
atau upah per bulan
– 4% dari pemberi kerja
– 1% dari peserta
Kenaikan Iuran BPJS tahun 2020
Jaminan Hari Tua
• Iuran JHT sebesar 5,7% dengan ketentuan:
– 3,7% dibayar pemberi kerja dan 2% dibayar pekerja.

Jaminan Pensiun
• Iuran jaminan pensiun sebesar 3% dengan ketentuan:
– 2% dibayar pemberi kerja dan 1% dibayar pekerja
A. 1%

B. 2%

C. 2,5%

D. 5%

E. 10%
198
Seorang laki-laki dan anggota keluarganya datang ke IGD karena
kecelakaan lalu lintas, dari pemeriksaan fisik ditemukan fraktur dan
luka-luka. Asuransi yang menangani pembiayaan perawatan
pasien ini adalah...
A. BPJS Kesehatan
B. BPJS Ketenagakerjaan
C. Asuransi prabayar
D. Jasaraharja
E. Asuransi KIS
Jawaban

D. Jasaraharja
Pembahasan

• Penanggung biaya pasien KLL?


Kecelakaan Lalu Lintas

1.Jasa Raharja
2.BPJS
Kecelakaan Lalu Lintas
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.010/2017 tentang Besar
Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan
Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat/Sungai/Danau,
Feri/Penyeberangan, Laut, dan Udara, dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 16/PMK.010/2017 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib
Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan. Apabila biaya pengobatan peserta
melebihi plafon penjaminan PT Jasa Raharja (20 juta rupiah), maka BPJS
Kesehatan akan membayar selisih antara tarif plafon Jasa Raharja dikurangi
plafon, maksimal INA CBG sesuai hak kelas peserta
Santunan Korban Kecelakaan
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.
15&16/PMK.010/2017
JENIS ANGKUTAN
JENIS SANTUNAN DARAT/LAUT UDARA
(Rp) (Rp)
MENINGGAL DUNIA 50 000 000 50 000 000
CACAT TETAP (MAKSIMAL) 50 000 000 50 000 000
PERAWATAN (MAKSIMAL) 20 000 000 25 000 000
PENGGANTIAN BIAYA 4 000 000 4 000 000
PENGUBURAN
(tanpa ahli waris)
PENGGANTIAN BIAYA P3K 1 000 000 1 000 000
PENGGANTIAN BIAYA 500 000 500 000
AMBULANCE
A. BPJS Kesehatan
B. BPJS Ketenagakerjaan
C. Asuransi prabayar
D. Jasaraharja
E. Asuransi KIS
199
Wanita 55 tahun, datang ke klinik dengan keluhan mual muntah, tidak bisa makan minum, dokter
memberikan injeksi dan setelah kondisi stabil pasien boleh pulang dan konsumsi obat minum. Pasien
anggota asuransi, tidak membayar biaya perawatan. Klinik akan klaim ke perusahaan asuransi sesuai tarif
pengobatan. Pembayaran yang dilakukan adalah?

A. Out of payment

B. Fee for service

C. Kapitasi

D. Premi

E. Paket manfaat
D. Premi
Sistem Pembayaran
Kesehatan
• Retrospektif 🡪 dilakukan berdasarkan pelayanan
kesehatan yang sudah diberikan kepada pasien,
semakin banyak jenis pelayanan semakin banyak biaya
yang dibayarkan
– Contoh 🡪 fee for service
• Prospektif 🡪 jumlah biaya yang harus dibayarkan
sudah ditetapkan sebelumnya
– Conoh 🡪 global budget, per diem, kapitasi, dan case-based
Sistem Pembayaran
Kesehatan
• Fee for service
– Pasien membayar dengan mandiri jasa dokter dan pelayanan kesehatan yang didapatkan
langsung setelah selesai berobat
– Contoh 🡪Ibu Ana membayar Rp 250.000,00 untuk satu kali kunjungan ke dokter
spesialis Jantung

• Kapitasi 🡪 prinsip pembiayaan faskes I dalam BPJS


– Dokter atau instansi menerima sejumlah uang untuk sekian pasien yang terdaftar dalam
wilayah kerja dokter atau instansi tersebut, meskipun pasien tidak berkunjung ke dokter
atau instansi tersebut.
– Contoh 🡪 Puskesmas A memiliki 1000 orang yang terdaftar di wilayahnya dengan
kapitasi Rp 10.000/orang. Setiap bulan, puskesmas A mendapat 10 juta berapa pun pasien
yang berobat ke puskesmas A. Semakin sedikit pasien, semakin baik.
Sistem Pembayaran
Kesehatan
• Global budget
– Pemerintah atau badan asuransi memberikan dana kepada RS untuk membiayai seluruh
kegiatan untuk masa satu tahun
– Jumlah dana ditentukan dari jumlah pelayanan tahun sebelumnya, kemungkinan kegiatan lain,
dan kinerja RS
– RS harus mengelola dana tersebut dalam masa 1 tahun pelayanan seefektif mungkin
• Per diem
– Pembayaran yang disepakati di awal, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk per hari perawatan
tanpa mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit
– Contoh 🡪 Biaya perawatan kelas III di suatu RS dihargai sebesar Rp 250000/hari, harga ini
sudah mencakup semua fasilitas, tidak peduli berapa biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh RS
Sistem Pembayaran
Kesehatan
• Case-based

– Pembayaran provider ke RS berdasarkan kategori


diagnosis yang di dalamnya sudah dimasukkan
perincian biaya yang dihabiskan untuk satu diagnosis.
– Contoh 🡪 RS A mendapatkan pembayaran sebesar
Rp. 10.000.000 untuk pelayanan satu pasien apendisitis
akut.
Pembayaran Prospektif

Kelebihan Kekurangan

Provider Pembayaran lebih adil sesuai Kurangnya kualitas Koding


dengan kompleksitas akan menyebabkan
pelayanan ketidaksesuaian proses
grouping (pengelompokkan
Proses klaim lebih cepat kasus)

Pasien Kualitas Pelayanan baik Pengurangan kuantitas


pelayanan
Dapat memilih provider dengan Provider merujuk keluar /RS
pelayanan terbaik lain
Pembayar Biaya administrasi lebih rendah Memerlukan monitoring Pasca
klaim
Mendorong peningkatan sistem
informasi
Pembayaran Retrospektif

Kelebihan Kekurangan

Provider Resiko keuangan sangat kecil Tidak ada insentif untuk yang
memberikan pencegahan
penyakit
Pendapatan Rumah Sakit tidak Demand dipengaruhi supplier
terbatas
Pasien Waktu tunggu yang lebih Jumlah pasien di klinik sangat
singkat banyak (Overcrowded)
Lebih mudah mendapat Kualitas pelayanan kurang
pelayanan dengan teknologi
terbaru
Pembayar Mudah mencapai kesepakatan Biaya administrasi tinggi untuk
dengan provider proses klaim
Meningkatkan resiko keuangan
A. Out of payment

B. Fee for service

C. Kapitasi

D. Premi

E. Paket manfaat
200
Suatu puskesmas wilayah kecamatan B memiliki penduduk 30.000
dengan kunjungan berobat 5.000 dan sistem kapitasi per orang 5.000.
berapakah total kapitasi per bulan?
a. 250.000.000
b. 150.000.000
c. 25.000.000
d. 10.000.000
e. 5.000.000
c. 25.000.000
Sistem Pembayaran
Kesehatan
• Fee for service
– Pasien membayar dengan mandiri jasa dokter dan pelayanan kesehatan yang didapatkan
langsung setelah selesai berobat
– Contoh 🡪Ibu Ana membayar Rp 250.000,00 untuk satu kali kunjungan ke dokter
spesialis Jantung

• Kapitasi 🡪 prinsip pembiayaan faskes I dalam BPJS


– Dokter atau instansi menerima sejumlah uang untuk sekian pasien yang terdaftar dalam
wilayah kerja dokter atau instansi tersebut, meskipun pasien tidak berkunjung ke dokter
atau instansi tersebut.
– Contoh 🡪 Puskesmas A memiliki 1000 orang yang terdaftar di wilayahnya dengan
kapitasi Rp 10.000/orang. Setiap bulan, puskesmas A mendapat 10 juta berapa pun pasien
yang berobat ke puskesmas A. Semakin sedikit pasien, semakin baik.
Menghitung Kapitasi

• Kapitasi = Angka utilisasi x Biaya satuan/unit


cost
• = 5000* 5000 = 25.000.000
a. 250.000.000

b. 150.000.000

c. 25.000.000

d. 10.000.000

e. 5.000.000

Anda mungkin juga menyukai