Februari 2017
1
Seorang laki-laki usia 17 tahun datang ke poliklinik RS
dengan keluhan pandangan kabur. Sejak 1 bulan yang
lalu. Pemeriksaan mata 1 tahun yang lalu menunjukkan
ODS plana C - 0,75 x 90. Pada saat ini didapatkan visus
20/20 dengan menggunakan kacamata yg lama. Apakah
diagnosis dari pasien tersebut?
A. Emetropia
B. Miopia
C. Astigmatism
D. Astigmatism miopia
E. Hipermetropia
Pembahasan
• ODS plana C - 0,75 x 90
– Lensa silindris (C) tanpa lensa sferis (S)
• Saat ini visus 20/20 dengan kacamata lama
– Koreksi tajam visus terbaik sudah tercapai
• Diagnosis?
– Pasti astigmat, tapi tipe yang mana?
Astigmat
• Ada 2 jenis klasifikasi besar, Reguler dan ireguler.
Sebagian besar untungnya reguler.
• Reguler ketika kornea berbentuk bola rugby
sehingga kedua meridien tegak lurus, ireguler
ketika bentuknya tidak beraturan.
• Tipe astigmat reguler tergantung dari bagaimana
letak dua bayangan meridien ini jatuh terhadap
retina.
Ada 5 Tipe Astigmat Reguler
Pembahasan
• Pada kasus ini, salah satu bayangan dari
meridien jatuh tepat di retina, sehingga yang
perlu dikoreksi hanya satu meridien (yang
bayangannya jatuh di depan retina sehingga
koreksinya dengan lensa negatif)
• Jadi, yang terjadi adalah astigmat miopia
simpleks
A. Emetropia
B. Miopia
C. Astigmatism
D. Astigmatism miopia
E. Hipermetropia
2
Seorang perempuan usia 19 tahun datang ke poliklinik RS
dengan keluhan mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu.
Terdapat riwayat terkena lemparan bola kasti. Hasil
pemeriksaan fisik, visus OD 6/60, OS 6/6, conjungtiva bulbi
hiperemis, kornea jernih, pada camera oculi anterior
didapatkan darah yg mengisi 3/4 COA. Segmen anterior dan
segmen posterior mata dalam batas normal. Termasuk Grade
berapakah kasus tersebut?
A. Grade 1
B. Grade 2
C. Grade 3
D. Grade 4
E. Grade 5
Pembahasan
• Perempuan 19 tahun
• mata kanan merah sejak 3 hari yang lalu
• Terkena lemparan bola kasti.
• Visus OD 6/60, OS 6/6
• Konjungtiva bulbi hiperemis, kornea jernih,
pada camera oculi anterior didapatkan darah
yang mengisi 3/4 COA
• Grade berapakah kasus tersebut?
Derajat Hifema
Cara mudah hafal!
Hafalkan batas atas
setiap derajatnya
saja (I II III - 321)
• I seperTIGA
• II seperDUA
• III seperSATU
• IV full darah
https://www.aao.org/detail/image.jpg?id=60a7ec99-8595-4fbb-a3d2-6eaeb8647ab0&t=635072501065430000
A. Grade 1
B. Grade 2
C. Grade 3
D. Grade 4
E. Grade 5
3
Seorang perempuan usia 35 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan mata merah sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri,
gatal, berair, terbentuk keropeng di kelopak mata setiap bangun tidur
di pagi hari, serta banyak kotoran kental berwarna putih di mata.
Keluhan juga disertai pandangan buram dan silau. Hasil pemeriksaan
fisik menunjukkan visus OD 5/6 OS 4/6, tampak sekret mukopurulen,
injeksi konjungtiva (+), dan injeksi silier (+). Apakah diagnosis dari kasus
ini?
A. Ulkus kornea
B. Abrasi kornea
C. Keratitis
D. Keratokonjungtivitis
E. Konjungtivitis
Pembahasan
• Perempuan 35 tahun, mata merah sejak 2 hari yang
lalu
• Nyeri, gatal, berair, terbentuk keropeng di kelopak
mata setiap bangun tidur di pagi hari, serta banyak
kotoran kental berwarna putih di mata
– Infeksi
• Keluhan juga disertai pandangan buram dan silau, visus
OD 5/6 OS 4/6
– Gangguan pada aksis visual atau media refraksi
• Injeksi konjungtiva (+), dan injeksi silier (+)
– Ini kuncinya, apa arti injeksi silier?
• Diagnosis?
Keratitis vs Konjungtivitis vs
Keratokonjungtivitis
• Kornea Keratitis
• Konjungtiva Konjungtivitis
• Kornea dan konjungtiva Keratokonjuntivitis
• Inflamasi karena mata kering
Keratokonjuntivitis sicca (dry eyes)
Paham injeksi silier
Apakah sudah terjadi inflamasi pada
kornea jika terlihat injeksi silier?
A. Ulkus kornea
B. Abrasi kornea
C. Keratitis
D. Keratokonjungtivitis
E. Konjungtivitis
4
Seorang wanita 52 tahun datang dengan keluhan nyeri
mata. Keluhan disertai mata berair, kantung mata
bengkak dan merah, dan nyeri saat disentuh.
Pemeriksaan oftalmologis VODS 6/6, segmen anterior
dan posterior dalam batas normal, sakus lakrimalis
tampak edema, hiperemis, dan nyeri tekan disertai keluar
sekret mukopurulen. Apa diagnosis pasien ini?
A. Blefaritis
B. Episkleritis
C. Dakriosistitis
D. Blefarokonjungtivitis
E. Sinusitis ethmoidalis
Pembahasan
• Wanita 52 tahun, nyeri mata
• Mata berair, kantung mata bengkak dan merah,
dan nyeri saat disentuh
• VODS 6/6, segmen anterior dan posterior dalam
batas normal
– Visus masih baik
• Sakus lakrimalis tampak edema, hiperemis, dan
nyeri tekan disertai keluar sekret mukopurulen
– Masalah ada pada sakus lakrimalis: kantung air mata
• Diagnosis?
Soal Anatomi
Air mata
diproduksi di sini
(gland: kelenjar)
Jika terinfeksi:
dakrioadenitis Dan mengalir ke
sini (punctum-
ducts-sac)
Jika terinfeksi:
dakriosistitis
Pilihan lain
• Blefaritis: radang pada kelopak mata
• Episkleritis: injeksi pada episklera yang
pembuluh darahnya merespon dengan tetes
fenilefrin 2,5%
• Blefarokonjungtivitis: Blefaritis + injeksi
konjungtiva
• Sinusitis ethmoidalis: hidung tersumbat +
post nasal discharge + nyeri tekan di
antara/belakang bola mata
BAGAIMANA JIKA ADA PILIHAN
DAKRIOADENITIS?
Dakriosistitis ATAU Dakrioadenitis?
Bagaimana membedakan?
– Apa yang terinfeksi: Kelenjar
atau duktus?
– Lokasi anatomis: supratemporal
atau inframedial
A. Blefaritis
B. Episkleritis
C. Dakriosistitis
D. Blefarokonjungtivitis
E. Sinusitis ethmoidalis
5
Perempuan usia 35 tahun datang ke poli mata RS dengan
keluhan mata kanan seperti melihat benang berwarna hitam
berterbangan sejak 2 hari, disertai melihat kilatan cahaya dan
melihat bagian atas seperti tertutup bayangan, VOD 20/100,
tidak maju dengan pinhole, VOS 20/20, mata kanan vitreus
keruh, pada retina seperti terlihat lembaran yang terlepas di
bawah retina, mata kiri normal. Apa diagnosis pasien ini?
A. Vitritis
B. Floaters
C. Ablasio retina
D. Korioretinitis
E. Perdarahan vitreus
Pembahasan
• Perempuan 35 tahun
• Mata kanan seperti melihat benang berwarna hitam berterbangan sejak 2
hari
– Floaters
• disertai melihat kilatan cahaya
– Flashes of light
• melihat bagian atas seperti tertutup bayangan
– khas untuk ablasio retina
• VOD 20/100, tidak maju dengan pinhole, VOS 20/20
– Bukan kelainan refraksi
• Mata kanan vitreus keruh, pada retina seperti terlihat lembaran yang
terlepas di bawah retina, mata kiri normal
– Retinal detachment/ ablasio retina
• Diagnosis?
– Jangan terkecoh dengan pilihan jawaban lain yang merupakan tanda dan
gejala ablasio, diagnosisnya tetap ablasio
Ablasio Retina
Lepasnya LAPISAN RETINA dari RPE
dengan tanda:
• Floater
• Flashes of light (kilatan cahaya),
• Seperti tirai
TIGA Jenis:
1. Rhegmatogenous - cairan
masuk ke robekan retina
2. Traksional - tarikan jaringan
parut
3. Eksudatif - cairan di antara
retina dan RPE tanpa
robekan retina
A. Vitritis
B. Floaters
C. Ablasio retina
D. Korioretinitis
E. Perdarahan vitreus
6
Seorang laki-laki berusia 34 tahun datang ke puskesmas
mengeluh benjolan di kelopak mata kiri sejak 4 hari yang
lalu. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan benjolan
pada palpebra sinistra dengan konsistensi keras, nyeri,
pseudoptosis, dan hiperemis. Apakah diagnosis yang
paling tepat?
A. Kalazion
B. Hordeolum
C. Tumor palpebra
D. Folikulititis
E. Dakriosistitis
Pembahasan
• Laki-laki 34 tahun
• Benjolan di kelopak mata kiri sejak 4 hari lalu
• Konsistensi keras, nyeri, pseudoptosis, dan
hiperemis
• Diagnosis?
Hordeolum vs Chalazion
Variasi soal
BAGAIMANA MEMBEDAKAN
HORDEOLUM INTERNAL VS
EKSTERNAL?
“…benjolan pada tepi kelopak mata…” = Eksternal
Pilihan lain
• Kalazion: masa palpebra, keras, tidak nyeri
• Tumor palpebra: istilah terlalu umum,
biasanya bertambah besar dalam waktu
singkat
• Folikulititis: inflamasi pada folikel rambut
• Dakriosistitis: inflamasi pada saluran air mata,
bengkak dan nyeri pada regio inframedial, air
mata keluar berlebihan
A. Kalazion
B. Hordeolum
C. Tumor palpebra
D. Folikulititis
E. Dakriosistitis
7
Seorang perempuan usia 20 tahun datang dengan
keluhan mata merah sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluh mata gatal, sekret berair. Riwayat alergi bulu
kucing. Pada pemeriksaan terdapat injeksi konjungtiva
dan gambaran coble stone di palpebral. Terapi apa yang
akan anda diberikan?
A. Antihistamin
B. Antibiotik topikal
C. Anti jamur
D. Antiviral
E. Sikloplegik
Pembahasan
• Perempuan 20 tahun, mata merah sejak 1
minggu yang lalu.
• Mata gatal, sekret berair
• Riwayat alergi bulu kucing
• Injeksi konjungtiva dan gambaran coble stone
di palpebral.
– Diagnosis: konjungtivitis vernal
• Terapi?
Konjungtivitis Vernal
• Inflamasi kronik pada konjungtiva akibat reaksi
alergi (hipersensitivitas tipe I dan IV)
• Biasanya ada riwayat alergi pada individu
maupun keluarga
– Rinitis alergi, asma, eksim
– Paling sering pada laki-laki usia muda, pada musim
semi atau panas
Keratokonjungtivitis Vernal
3 Bentuk klinis:
Palpebral: bentuk jalan Bulbar: kongesti di limbus,
batu (cobblestone), jika muncul bulatan seperti
parah bisa hipertrofi dan tasbih (Tranta’s spots)
menjadi seperti bunga kol
(giant papillae)
A. Retinopati hipertensi
– Tidak ada riwayat HT
B. Retinal detachment
– Visus turun mendadak tapi tidak ada faktor risiko maupun gejala RD
(floaters, flashes of light, tirai)
C. Optic neuritis
– Mungkin
D. Hemianopsia unilateral
– Gangguan pada salah satu chiasma optic (perifer kiri atau kanan)
E. Maculopathy degenerative
– Usia pasien masih 35 tahun
Kita lihat gejala optic neuritis
1. Ada gejala penyakit viral sebelumnya
2. Visus turun mendadak, biasanya hanya pada satu mata
3. Dyschromatopsia: perubahan persepsi warna
4. Nyeri retro-orbital dan biasanya semakin para apabila mata
digerakkan
5. Afferent pupillary defect jika salah satu mata sehat
6. Skotoma sentral
7. Fotopsia
8. Papilitis, optic disc edema
9. Fenomena Uhthoff: visus semakin memburuk dengan aktivitas fisik
atau udara panas
10.Fenomena Pulfrich: benda yang bergerak lurus terlihat bergerak
melengkung (akibat konduksi asimetris antara nervus optikus)
• Sakit tenggorokan
• Demam tidak tinggi, lemas
• Sakit kepala
• Serak
• Pseudomembran warna abu yang berdarah
jika diangkat
• Bull’s neck (limfadenopati servikal)
‘Pseudomembran’ Tonsilitis vs Difteri
Tatalaksana Difteria Tonsilitis
1. Anti Difteri Serum 20.000-100.000 U
2. Antibiotik penisilin atau eritromisin 25-50
mg/kgBB/hari
3. Antipiretik
Pencegahan
Vaksin DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus)
Faktor risiko
• Kemoterapi
• Diabetes
• Penurunan kekebalan tubuh
Gejala:
• Cairan keluar dari telinga terus menerus, warna hijau atau kuning dan bau busuk
• Nyeri telinga
• Penurunan pendengaran
• Gatal
• Demam
• Sulit menelan
• Lemah pada otot wajah (biasanya nervus VII)
Pilihan lain
• OMA: <2 bulan, tergantung stadium tapi
biasanya telinga tengah dan membran timpani
bermasalah
• OMK: OMA >2 bulan
• Bells palsy: palsy saraf kranial VII juga, tapi
idiopatik
• Kolesteatoma
A. OMK
B. OMA
C. OE maligna
D. Bells palsy
E. Kolesteatoma
15
Seorang laki-laki berusia 68 tahun mengeluh penurunan
pendengaran sejak sebulan terakhir. Pada pemeriksaan
dengan otoskop, membran timpani intak. Pada
pemeriksaan telinga, Rinne (+) dan Swabach memendek.
Pada pemeriksaan audiometri, nilai ambang batas turun.
Apakah diagnosis yang paling tepat?
A. Presbikusis
B. OMSK
C. OMSA
D. Otosklerosis
E. Noise-induced hearing loss (NIHL)
Pembahasan
• Laki-laki 68 tahun
• Penurunan pendengaran sebulan terakhir
• Membran timpani intak
• Rinne (+) dan Swabach memendek
– Tuli sensorineural
• Pemeriksaan audiometri: nilai ambang batas
turun
• Diagnosis?
Presbikusis
• Telinga tua
• Tulis sensorineural frekuensi tinggi (>1000Hz)
• Bilateral, kronis progresif, mulai di atas 65 tahun
• Akibat degenerasi koklea dan N VIII
• 4 jenis: sensorik, neural, metabolik, mekanik
• Keluhan: tinitus, cocktail party deafness, nyeri bila ada
suara intensitas tinggi.
• Tatalaksana:
1. Alat bantu dengar
2. Speech reading
3. Auditory training
Hasil Audiometri
• Penurunan tajam pendengaran setelah
frekuensi 2000 Hz, bilateral, simetris
Tuli akibat bising (NIHL)
• Riwayat paparan bising jangka panjang
• Tes penala tuli sensorineural
• Mirip dengan presbikusis:
• Sulit komunikasi jika latar belakang bising (Cocktail
party deafness)
Hasil Tes Pendengaran
RINNE WEBER SCHWABACH DIAGNOSIS
• Tonsil membesar, faring dan tonsil hiperemis , eksudat. Beberapa hari kemudian: bercak petechiae pada
Bakterial palatum & faring. limfadenopati anterior, kenyal dan nyeri tekan
• Kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan hiperplasia, mukosa dinding posterior tidak rata dan
Kronik bergranular
hiperplastik
• Mukosa faring ditutupi lendir yang kental, bila diangkat tampak mukosa kering
Konik atrofi
Tanda:
• Bising inspirasi
• Bising meningkat
saat tidur
terlentang atau
menangis, setelah
minum, ISPA
• Kadang ada
refluks
• Tapi bayi biasanya
masih bertumbuh
dengan baik
• Epiglotis
Epiglotitis
• Panah: Vallecula sign + (airspace valekula berkurang)
• Segitiga: Thumb sign + (penebalan radang epiglotis)
A. Laringotrakeobronkitis
B. Laringomalasia
C. Sumbatan benda asing
D. Laryngitis akut
E. Bronkhitis
20
Seorang wanita berusia 36 tahun datang ke RSUD dengan
keluhan pilek sejak 2 minggu yang lalu. Pilek disertai ingus
berwarna kuning kehijauan dan berbau busuk. Terasa nyeri
tekan di pipi kanan dan pada saat menunduk terasa seperti
tertekan. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior telihat konka
media oedem dan terdapat sekret mukopurulen. Apakah
pemeriksaan penunjang yang dianjurkan untuk pasien ini?
A. Lateral
B. Waters
C. Schedel
D. Schuller
E. Nasal
Pembahasan
• Wanita 36 tahun
• Pilek sejak 2 minggu yang lalu, disertai ingus
berwarna kuning kehijauan dan berbau busuk.
• Konka media oedem, sekret mukopurulen
– Sinusitis maksila/etmoid anterior/frontal
• Nyeri tekan di pipi kanan dan pada saat
menunduk terasa seperti tertekan
– Sinusitis maksilaris!
• Pemeriksaan penunjang?
Kriteria Diagnosis Rinosinusitis Akut AAO
Paling sering
Sphenoid Sinus
Pemeriksaan
Rinoskopi anterior:
• Edema dan hiperemia konka
• Sekret mukopurulen
– Jika di meatus media: sinusitis maksila/etmoid anterior/frontal
– Jika di meatus superior: sinusitis etmoid posterior/sfenoid
http://www.aafp.org/afp/2012/0801/p244.html
Ingat Mekanisme Feedback Tiroid
Tiroiditis akut
• Demam 38-40°C.
• Akut
• Nyeri pada leher,
• Kelenjar tiroid eritema, bengkak, dan nyeri,
• Limfadenopati regional
Tiroiditis Subakut
• Demam
• Tanda tirotoksikosis
• Kelenjar tiroid membesar dan nyeri, semakin nyeri jika leher ekstensi
A. Tiroiditis
B. Karsinoma tiroid
C. Struma nodosa toksik
D. Struma difusa non toksik
E. Struma nodosa non toksik
24
Pasien laki-laki, usia 53 tahun datang dengan keluhan
penurunan berat badan, peningkatan nafsu makan, dan
kencing terus menerus. Pada pemeriksaan fisik, berat
badan saat ini 75 kg, tinggi badan 160 cm, tanda-tanda
vital dalam batas normal, dan GDS 278 mg/dL. Terapi
yang diberikan adalah…
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Glimipirit
D. Acarbose
E. Sitagliptin
Pembahasan
• Pasien laki-laki, usia 53 tahun datang dengan
keluhan penurunan berat badan, peningkatan
nafsu makan, dan kencing terus menerus
– Gejala klasik DM
• BB 75 kg, tinggi badan 160 cm
• GDS 278 mg/dL
– Diagnosis DMT2
• Terapi?
Soal ini:
• Dengan keluhan
klasik
• GDS 278 mg/dL
Kriteria pengendalian DM
Untuk pasien berumur lebih dari 60 tahun, sasaran kadar glukosa darah lebih
tinggi dari biasa (puasa < 150 mg/dl, dan sesudah makan < 200 mg/dl),
demikian pula kadar lipid, tekanan darah, dan lain-lain, mengacu pada batasan
kriteria pengendalian sedang. Hal ini dilakukan mengingat sifat-sifat khusus
pasien usia lanjut dan juga untuk mencegah kemungkinan timbulnya efek
samping dan interaksi obat.
OHO
“OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons
kadar glukosa darah, dapat diberikan sampai dosis optimal.”
Cara Kerja:
A. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue): sulfonilurea dan glinid
B. Peningkat sensitivitas terhadap insulin: metformin dan tiazolidindion
C. Penghambat glukoneogenesis: metformin
D. Penghambat absorpsi glukosa: penghambat glukosidase alfa
E. DPP-IV inhibitor
Cara Pakai:
1. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan. Repaglinid, Nateglinid: sesaat sebelum
makan
2. Metformin : sebelum / pada saat / sesudah makan
3. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama suapan pertama
4. Tiazolidindion: tidak bergantung pada jadwal makan
5. DPP-IV inhibitor: bersama makan dan atau sebelum makan
Efek Biguanida (Metformin)
• Meningkatkan
sensitifitas insulin
• Mengurangi
glukoneogenesis
• Memperbaikin
pengambilan
glukosa di perifer
• Menurunkan berat
badan
Pemilihan obat anti hiperglikemi
• Pasien baru terdiagnosis DM tipe 2
• Selain DM, ingat:
• Berat badan 75 kg, tinggi badan 160 cm
• Hampir obes (IMT 29an)
• Obat antihiperglikemi dengan efek penurunan
berat badan: METFORMIN
• JANGAN LUPA: tetap edukasi modifikasi gaya
hidup dan menurunkan BB dengan aktivitas fisik
yang teratur dan sesuai dengan berat badan
A. Glibenklamid
B. Metformin
C. Glimipirit
D. Acarbose
E. Sitagliptin
25
Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun
datang dengan keinginan untuk kurus. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hasil IMT 35. Apakah
diet yang tepat anda sarankan pada pasien ini?
A. Diet rendah lemak
B. Diet rendah gula
C. Diet rendah protein
D. Diet rendah kalori
E. Diet rendah kolesterol
IMT untuk Populasi Asia?
Cut-off IMT sebaiknya tetap diklasifikasi secara internasional
(tidak ada cut-off khusus populasi Asia)
IMT:
• >25 kg/m2 : Overweight
• >30 kg/m2 : Obese
– Obese class 1 : 30-34.9 kg/m2
– Obese class 2 : 35-39.9 kg/m2
– Obese class 3 : >40 kg/m2
WHO Expert Consultation. Lancet. 2004 Jan 10;363(9403):157-63. Appropriate body-mass index for Asian
populations and its implications for policy and intervention strategies.
Baca
The Practical Guide Identification, Evaluation, and
Treatment of Overweight and Obesity in Adults
• Target penurunan BB hanya 5-10% per 6 bulan
• Pengurangan 500-1000 kalori per hari akan memenuhi
target penurunan BB yang direkomendasikan (0,5-1 kg
per minggu)
– Perempuan amannya makan 1000-1200 kalori/hari
– Laki-Laki amannya makan 1200-1600 kalori/hari
• Ingat! Yang Penting adalah kalorinya, makanan
berlemak mungkin banyak kalori, tapi kalau hanya
berusaha mengurangi lemak dengan kalori tetap, BB
akan tetap naik!
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/prctgd_c.pdf
Perubahan Gaya Hidup
• Seperti matematika, berat badan tergantung
pada keseimbangan energi MASUK (kalori dari
makanan-minuman) dengan energi KELUAR
(aktivitas fisik)
• Makanan sehat
– Tinggi serat, rendah lemak jenuh,
• Lingkungan harus mendukung perubahan
aktivitas dan pola makan
• IMT >35 boleh pertimbangkan operasi
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/obe/treatment
A. Diet rendah lemak
B. Diet rendah gula
C. Diet rendah protein
D. Diet rendah kalori
E. Diet rendah garam
26
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang dengan
keluhan wajah membulat dan ditumbuhi rambut. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan obesitas sentral dengan
peripheral wasting. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan tes supresi dexametason tidak tersupresi.
Diagnosis yang tepat adalah …
A. Penyakit Cushing
B. Cushing syndrome
C. Adenoma hipofisis pensekresi ACTH
D. Ectopic ACTH syndrome
E. Penyakit Addison
Pembahasan
• Perempuan 27 tahun
• Wajah membulat dan ditumbuhi rambut
– Moon face: hiperkortisol
• Obesitas sentral dengan peripheral wasting
– Cushing’s!
• Tes supresi dexametason tidak tersupresi
– Apa artinya?
• Diagnosis?
Cushing’s Syndrome
Kelebihan hormon kortisol
Tanda sering:
• Moon face
Kata kunci: moon face, • Pertumbuhan terhambar
penggunaan steroid jangka • Obesitas sentral (ekstremitas kurus)
panjang. • Depresi
• Lesu
• Cepat haus, cepat pipis
Tanda-tanda pada soal ini: • Kulit sering terinfeksi
• Striae
• Gemuk • Gampang memar
• Menstruasi tidak teratur • Buffalo hump
• mudah lelah Perempuan:
• cepat lupa • Rambut halus di wajah, leher, dada,
abdomen, paha
• TD 180/100 • Menstruasi ireguler
• Wajah moon face
Laki-laki:
• stria-stria warna kemerahan di • Gairah seks berkurang
abdomen • Disfungsi ereksi
Sindrom Cushing’s
Jika sadar:
• Gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/permen atau gula murni (bukan pemanis
pengganti gula atau gula diet/ gula diabetes) dan makanan yang mengandung karbohidrat.
• Stop obat hipoglikemik sementara. Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam.
• Pertahankan GD sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya tidak sadar).
• Cari penyebab hipoglikemia
A. Glukosa intravena
B. Sulfonil urea
C. Biguanide
D. Tiazolidindion
E. Akarbose
28
Perempuan berusia 40 tahun dibawa ke UGD RS dengan
keadaan tidak sadar sejak 5jam yang lalu. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan turgor kulit menurun, mata cekung, dan akral
dingin. Pasien sudah menderita DM sejak 3 tahun terakhir
namun tidak terkontrol. Pada pemeriksaan lab: GDS 400
mg/dL, AGD pH <7,35, HCO3 <19 mEq/L, PaCO2 45 mmHg,
anion gap 20 mEq/L, dan keton +++. Apa penanganan awal
yang tepat pada pasien tersebut?
A. Pemberian oksigen
B. Resusitasi cairan
C. Resusitasi cairan dan pemberian insulin
D. Pemberian insulin
E. Pemberian kalium
Pembahasan
• Perempuan 40 tahun
• Tidak sadar sejak 5jam yang lalu
• Turgor kulit menurun, mata cekung, dan akral dingin
– Hipo atau hiperglikemia
• Pasien sudah menderita DM sejak 3 tahun terakhir
namun tidak terkontrol
– Hipo atau hiperglikemia
• GDS 400 mg/dL, AGD pH <7,35, HCO3 <19 mEq/L,
PaCO2 45 mmHg, anion gap 20 mEq/L, dan keton +++
– Ketoasidosis diabetik
• Penanganan awal?
Kriteria Diagnostik KAD
• GD > 250 mg/dL
• pH <7.3
• Bikarbonat: < 15 mEq/L
• Keton urin: ≥3+
• Ketone serum: +
• Osmolalitas: variabel
http://www.aafp.org/afp/2013/0301/afp20130301p337-f1.pdf
Rangkuman Tatalaksana KAD
• Nomer satu pastikan diagnosis KAD sudah benar
• Langsung resusitasi cairan 1L NaCL dalam 1 jam
• Cek kadar K dulu sebelum masuk insulin
• Cek kadar Na dan GDS untuk maintenance cairan
NaCl
• Insulin sesuai kebutuhan
• Cek pH untuk tahu kebutuhan koreksi bikarbonat
http://www.aafp.org/afp/2013/0301/p337.html
A. Pemberian oksigen
B. Resusitasi cairan
C. Resusitasi cairan dan pemberian insulin
D. Pemberian insulin
E. Pemberian kalium
29
Seorang laki-laki usia 45 tahun, datang untuk
pemeriksaan kesehatan. Dari Pemeriksaan didapatkan BB
95 kg, TB 170 cm, lingkar perut 100 cm. TD 130/90
mmHg, nadi 94x/menit, LDL 230 mg/dL, HDL 100 mg/dL,
trigliserida 170 mg/dL, GDS 230 mg/dL, dan GDP
150mg/dL. Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka pasien
tersebut menderita …
A. Dislipidemia
B. DM tipe 2
C. Obesitas
D. Sindrom metabolik
E. Hiperkolesterolemia
Soal To The POIN
• Laki 45 tahun
• BB 95 kg, TB 170 cm, lingkar perut 100 cm
– IMT 32, Obesitas grade I
• TD 130/90 mmHg, nadi 94x/menit
– Belum hipertensi
• LDL 230 mg/dL, HDL 100 mg/dL, trigliserida 170 mg/dL
– Dislipidemia
• GDS 230 mg/dL, GDP 150mg/dL
– DM tipe 2 (sindrom resistensi insulin)
• Diagnosis?
– Ketika ada pasien dengan resistensi insulin, dan salah dua dari:
gemuk/dislipidemia/hipertensi/microalbuminuria Sindrom
Metabolik!
IMT untuk Populasi Asia?
Cut-off IMT sebaiknya tetap diklasifikasi secara internasional
(tidak ada cut-off khusus populasi Asia)
IMT:
• >25 kg/m2 : Overweight
• >30 kg/m2 : Obese
– Obese class 1 : 30-34.9 kg/m2
– Obese class 2 : 35-39.9 kg/m2
– Obese class 3 : >40 kg/m2
WHO Expert Consultation. Lancet. 2004 Jan 10;363(9403):157-63. Appropriate body-mass index for Asian
populations and its implications for policy and intervention strategies.
Sindrom Metabolik
• ADALAH sekumpulan faktor risiko penyakit jantung
koroner, dan juga DM, fatty liver, dan beberapa kanker.
Yang diawali dengan resistensi insulin. (WHO)
Meliputi:
• Resistensi insulin
• Obesitas
• Dislipidemia
• Hipertensi
• Microalbuminuria
Beberapa Definisi Sindrom Metabolik
Kasus ini….
• GDS 230 mg/dL, GDP 150mg/dL (Resistensi insulin)
• Kolesterol total 330 mg/dL, LDL 230 mg/dL, HDL 100 mg/dL,
Trigliserida 170 mg/dL (dislipidemia)
• BB 95 kg, TB 170 cm = IMT 32 (obesitas)
• TD 130/90 mmHg (belum hipertensi)
A. Dislipidemia
B. DM tipe 2
C. Obesitas
D. Sindrom metabolik
E. Hiperkolesterolemia
30
Anak laki-laki berusia 2 tahun dibawa ibunya karena cemas BB
anaknya tidak naik dalam 2 bulan terakhir, nafsu makan turun,
dan sehari-hari jarang makan makanan bergizi. Pada
pemeriksaan fisik, anak tampak kurus dengan BB di bawah
garis merah pada kurva berat badan WHO di buku KIA,
terdapat muscle wasting, lemak subkutan sedikit tapi tidak
tampak ada oedema. Apa diagnosa anak ini?
A. Marasmus
B. Kwasiorkor
C. Marasmus kwasiorkor
D. Stunting
E. Undernutrition
Pembahasan
• Anak laki-laki berusia 2 tahun
• BB anaknya tidak naik dalam 2 bulan terakhir
• nafsu makan turun, dan sehari-hari jarang makan
makanan bergizi
• Anak tampak kurus
• BB di bawah garis merah pada kurva berat badan
WHO di buku KIA
• Muscle wasting, lemak subkutan sedikit tapi tidak
tampak ada oedema
• Diagnosa?
Kurang Energi Protein Berat
1. Marasmus
a.Tampak sangat kurus,tinggal tulang terbungkus kulit
b.Wajah seperti orang tua
c.Cengeng rewel Soal:
d.Baggy pants appearance • Anak tampak kurus
e.Perut cekung • Muscle wasting
f.Iga gambang • Lemak subkutan sedikit
2. Kwashiokor • Tidak tampak ada oedema
a. Edema dan perut buncit
b. Wajah membulat dan sembab
c. Mata sayu
d. Rambut tipis, warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
e. Perubahan status mental, apatis dan rewel
f. Pembesaran hati
g. Hipotrofi otot
h. Kulit coklat kehitaman dan terkelupas
3. Marasmik- kwashiorkor
Campuran kwashiorkor dan marasmus, dengan BB/U< 60 % baku median WHO-
NCHS disertai oedema yang tidak mencolok.
• Lemas Perempuan:
• Rambut halus di wajah, leher, dada,
• Mudah tersinggung abdomen, paha
• Menstruasi ireguler
• Wajah moon face
Laki-laki:
• stria-stria abdomen • Gairah seks berkurang
• Disfungsi ereksi
Sindrom Cushing’s
Bedanya adalah…
• Anoreksia
– Tidak mau makan, jadinya kurus
• Bulimia
– Masih mau makan (bahkan makan banyak) tapi
merasa bersalah dan dimuntahkan lagi, jadinya belum
tentu kurus
JADI, pada intinya adalah pertama menurunkan kolesterol LDL dan TD tinggi dan kedua baru
mencegah DM karena pada kasus ini belum ada HT dan DM, jadi lebih pada menurunkan input
kolesterol. Makanan yang paling banyak mengandung kolesterol pada pilihan adalah kuning
telur
https://www.nhlbi.nih.gov/health/health-topics/topics/ms/treatment
A. Daging ayam
B. Roti gandum
C. Kuning telur
D. Nasi putih
E. Ikan laut
34
Wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak yang
diawali batuk sebelumnya. Selain itu, sering berdebar-debar,
mudah berkeringat, dan penurunan BB juga dikeluhkan
pasien. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan TD 120/80 mmHg,
HR 88x/menit , RR 24x/menit, dan suhu 37,2°C. Pada hasil
pemeriksaan laboratorium: T3=48 µg/dl, T4=48 µg/dl,
TSH=0,4 mIU/L. Terapi yang akan anda diberikan pada pasien
ini adalah...
A. Methimazole dan deksametason
B. Carbimazole dan betametason
C. PTU dan amoxicillin
D. PTU dan propanolol
E. Methimazole dan nifedipine
Pembahasan
• Wanita 45 tahun
• sesak yang diawali batuk sebelumnya
• sering berdebar-debar, mudah berkeringat, dan
penurunan BB
• TD 120/80 mmHg, HR 88x/menit , RR 24x/menit,
dan suhu 37,2°C
• T3=48 µg/dl, T4=48 µg/dl, TSH=0,4 mIU/L
– Hipertiroidisme
• Terapi?
Tirotoksikosis
• Berdebar-debar
• Tremor
• Iritabilitas
• Intoleran terhadap panas
• Keringat berlebihan
• Penurunan berat badan
• Peningkatan rasa lapar
• Diare
• Gangguan reproduksi (oligomenore/amenore dan libido turun)
• Mudah lelah
• Pembesaran kelenjar tiroid
• Sukar tidur
• Rambut rontok
Diagnosis Banding
• Pengaruh ASI:
– bentuk early (breast feeding) dan
Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
Ikterus Neonatrum Patologis
1. Ikterus terjadi sebelum usia 24 jam
2. Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan
fototerapi
3. Peningkatan kadar bilirubin total >0,5 mg/dL/jam
4. Terdapat manifestasi sakit, seperti: muntah, letargi, malas
menetek, apnea, takipnea, atau suhu yang tidak stabil
5. Ikterus menetap lebih dari 8 hari pada bayi cukup bulan dan
14 hari pada bayi kurang bulan
Sukadi A. Bb IX Hiperblirubiemia. Daam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Saroa GI, Usman A. Buku ajar nenatoloi. Jakarta:
Iktan Dokter Ana Indonesia; 2011.
http://www.aafp.org/afp/2002/0215/a
fp20020215p599-f1.gif
Gejala Atresia Bilier Kongenital
• Ikterik, urin gelap, feses terang
PF:
• Tidak ada hasil PF yang patognomonik
• Hepatosplenomegali mungkin ada
Lab:
• Hiperbilirubinemia direk
• Hiperbilirubinemia indirek hanya fisiologis
hingga 2 minggu pertama sejak kelahiran.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium
• Hyperbilirubinemia direk (terkonjugasi) = bilirubin
direk > 2 mg/dL atau 20% bilirubin total, dan SELALU
ABNORMAL. Biasanya anak dengan atresia bilier
hanya mengalami kenaikan bilirubin total 6-12 mg/dL,
dengan proporsi direk sekitar 50-60%
• Alkaline phosphatase (AP), 5' nucleotidase, gamma-
glutamyl transpeptidase (GGTP), serum
aminotransferases, serum bile acids bisa meningkatkan
sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan lab rutin tapi
masih belum bisa membedakan atresia bilier dengan
kolestasis neonatal yang lain
Pembahasan Atresia Bilier
Nilai SGOT dan SGPT yang tidak terlalu tinggi
(SGPT normal 0-35, SGOT normal 0-45)
mendukung diagnosis tersebut ke arah kolestasis
ekstrahepatik atresia bilier.
Atresia Bilier
• Bentuk klinis:
– Tipe fetal/embrionik: ada kelainan kongenital lain,
mis: defek KV, asplenia, situs inversus abdominal;
gejala kolestasis sejak lahir
– Tipe perinatal: sebelum gejala kolestasis, ada
masa bebas kuning sesudah ikterus fisiologis
hilang
A. Neonatus ikterus berkelanjutan
B. Neonatus hepatitis
C. Atresia biliaris
D. Sepsis neonatorum
E. Ikterus neonatorum sedang
36
Wanita usia 45 tahun datang ke IGD dengan nyeri perut
kanan sejak 2 jam SMRS. Nyeri dirasakan setelah makan
siang rendang dan sudah terjadi berulang. Nyeri
berdenyut seolah naik ke bahu dan menembus punggung,
disertai mual dan muntah. Pemeriksaan fisik: TD 130/80
mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi napas 20 x/menit, dan
suhu 37,5°C. Diagnosis pada pasien ini adalah…
A. Kolik bilier karena kolesistitis akut
B. Kolik bilier karena kolelitiasis
C. Kolik bilier karena pankreatitis akut
D. Kolik abdomen karena perforasi duodenum
E. Kolik renal kanan
Pembahasan
• Wanita 45 tahun
– Female, forty
• Nyeri perut kanan sejak 2 jam SMRS
• Nyeri dirasakan setelah makan siang rendang dan
sudah terjadi berulang
– Dipengaruhi makanan, kelenjar empedu atau
pankreas?
• Nyeri berdenyut seolah naik ke bahu dan
menembus punggung, disertai mual dan muntah.
– Nyeri kolik, ada nyeri alih
• Diagnosis?
Kolesistitis vs Kolelitiasis
Walaupun 90 % kolesistitis disebabkan oleh batu
empedu, biasanya jika soal mengarah ke
kolelitiasis akan diberikan tambahan informasi
faktor risiko 4F:
KOLESISTITIS KOLELITIASIS
• Ikterik • Fat
• BAB dempul • Female
• Demam • Forty
• Nyeri perut kanan • Fertile
atas (setelah makan
berlemak)
• Murphy’s sign +
Pilihan lain
• Kolik bilier karena kolesistitis akut:
– Murphy’s sign, demam
• Kolik bilier karena pankreatitis akut:
– Nyeri terus menerus, tumpul, dipicu oleh makan
yang banyak, demam, makin parah pada posisi
berbaring, makin berkurang jika duduk atau
meringkuk, amylase dan lipase akan meningkat!
• Kolik abdomen karena perforasi duodenum:
–
• Kolik renal kanan:
– Nyeri pinggang kanan
A. Kolik bilier karena kolesistitis akut
B. Kolik bilier karena kolelitiasis
C. Kolik bilier karena pankreatitis akut
D. Kolik abdomen karena perforasi duodenum
E. Kolik renal kanan
37
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke UGD dengan
penurunan kesadaran. Pasien tampak gelisah dan sulit diajak
bicara sejak 1 hari lalu. Sebelumnya pasien mengalami
demam selama 10 hari. Perut kembung tidak bisa BAB.
Pemeriksaan fisik: TD 100/60 mmHg, nafas 36 x/menit, suhu
39,6°C. Abdomen tegang, pekak hati hilang. Widal 1/1600.
Apa gambaran yang mungkin terlihat pada abdomen 3 posisi?
A. Gambaran usus halus dengan gambaran fish bone
appearance
B. Gambaran usus halus dengan air fluid level
C. Gambaran bayangan lusen subdiafragma
D. Kolon terisi banyak feses
E. Gambaran garis psoas menghilang
Pembahasan
• Seorang laki-laki berusia 35 tahun
• penurunan kesadaran
• Gelisah dan sulit diajak bicara sejak 1hari lalu
• Riwayat demam selama 10 hari
• Perut kembung tidak bisa BAB
• Nafas 36 x/menit, suhu 39,6°C
• Abdomen tegang, pekak hati hilang
– Defans muskular
– Hati terdorong ke bawah karena udara akibat perforasi usus
• Widal 1/1600
– Diagnosis anda?
• Gambaran X-ray abdomen 3 posisi?
Pembahasan
• Pada kasus ini, yang menonjol adalah keluhan
penurunan kesadaran karena terjadi akibat tifoid
• Perforasi dapat terjadi (ditandai dari pekak hati
menghilang), kemungkinan disebabkan oleh
komplikasi tifoid berdasarkan clue bahwa ada
demam 10 hari dan ada hasil tes Widal
(walaupun 1x tes Widal tidak bersifat diagnostik)
• Nah, apa gambaran perforasi usus pada foto
abdomen 3 posisi?
Perforasi Usus pada foto Abdomen 3
posisi
• Pada dasarnya terjadi perforasi di usus akibat
tifoid, sehingga gambaran yang muncul
adalah:
– kekaburan pada cavum abdomen,
– udara bebas subdiafragma atau intraperitoneal
Pneumoperitoneum
(udara bebas di subdiafragma)
A. Gambaran usus halus dengan gambaran fish
bone appearance
B. Gambaran usus halus dengan air fluid level
C. Gambaran bayangan lusen subdiafragma
D. Kolon terisi banyak feses
E. Gambaran garis psoas menghilang
38
Seorang perempuan 24 tahun datang dengan
keluhan keluar darah merah segar saat BAB. Timbul
benjolan yang keluar dari anus saat BAB namun
dapat masuk kembali dengan sendirinya. Apakah
diagnosis kasus ini?
A. Hemoroid interna grade I
B. Hemoroid interna grade II
C. Hemoroid interna grade III
D. Hemoroid eksterna grade I
E. Hemoroid eksterna grade II
Pembahasan
• Perempuan 24 tahun
• keluar darah merah segar saat BAB
• Benjolan keluar dari anus saat BAB
• namun dapat masuk kembali dengan
sendirinya
• Diagnosis?
Hemorrhoid
Internal hemorrhoids:
• Di lower rectum
• Berdarah tapi tidak nyeri
• Bisa prolaps
External hemorrhoids:
• Di anus
• Nyeri karena iritasi dan erosi
• Bekuan perdarahan akan menjadi skin tag
Hemorrhoid
Grading Hemoroid Interna
Korman, M. G.; Bolin, T. D.; Szabo, S.; Hunt, R. H.; Marks, I. N.; Glise, H. (1994-08-01). "Sucralfate: the Bangkok review". Journal of
Gastroenterology and Hepatology. 9 (4): 412–415.
A. Metoklopramide
B. Omeprazole
C. Domperidon
D. Sucralfate
E. Ranitidine
45
Seorang anak laki-laki umur 10 tahun bersama ibunya datang ke
puskesmas dengan keluhan demam dan lemas. Dari alloanamnesis
didapatkan pasien demam sejak 2 hari, BAK berwarna seperti air teh,
tidak mau makan. Dua orang teman ada yang memiliki gejala serupa.
Riwayat suka jajan sembarangan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 90x/menit, respirasi 20x/menit,
suhu 38°C, sklera ikterik. Pemeriksaan abdomen didapatkan hepar
teraba 2 cm bawah arcus costae kanan, nyeri tekan. Apa diagnosis yang
paling tepat?
A. Hepatitis A
B. Hepatitis B
C. Hepatitis C
D. Hepatitis D
E. Hepatitis E
Pembahasan
• Anak laki-laki 10 tahun
• Demam dan lemas sejak 2 hari
• BAK berwarna seperti air teh, tidak mau makan
• Dua orang teman ada yang memiliki gejala
serupa. Riwayat suka jajan sembarangan
• Sklera ikterik
• Hepar teraba 2 cm bawah arcus costae kanan,
nyeri tekan
• Diagnosis?
Soal To The POIN
Hepatitis A
• Jika ada gejala hepatitis akut, pikirkan
pertama HEPATITIS A!
• Diagnosis banding: ikterus obstruktif, Hepatitis
B dan C akut, sirosis hepatis
• Penularan fecal-oral, Dua orang teman ada
yang memiliki gejala serupa. Riwayat suka
jajan sembarangan adalah kata kunci umum
bahwa sumber penularan mungkin dari
jajanan kurang bersih
Pemeriksaan lanjutan Hep A
• Serologi Hep A
– IgM dan IgG VHA
• Biokimia Hati
– ALT >> AST
• USG
– Untuk eksklusi kolelitiasis
A. Hepatitis A
B. Hepatitis B
C. Hepatitis C
D. Hepatitis D
E. Hepatitis E
46
Pasien mengalami kecelakaan 1 jam yang lalu, hasil
pemeriksaan radiologis didapatkan udara
subdiafragma, bagaimana posisi pemeriksaan foto
polos abdomen?
A. RLD
B. Supine
C. Erect
D. RLD, supine, Erect
E. Prone
Soal To The POIN
• Pasien mengalami kecelakaan 1 jam yang lalu,
• Hasil pemeriksaan radiologis didapatkan udara
subdiafragma
• Bagaimana posisi pemeriksaan foto polos
abdomen?
– Untuk dapat mendapatkan hasil udara di bawah
subdiafragma dengan foto polos abdomen,
dilakukan foto pada posisi pasien berdiri (erect)
A. RLD
B. Supine
C. Erect
D. RLD, supine, Erect
E. Prone
47
Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke dokter
dengan keluhan nyeri perut bagian hipokondriak kanan.
Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal. Demam
tidak dijumpai. Nyeri dirasakan bila pasien mengkonsumsi
makanan berlemak. Murphy sign (+). Apakah diagnosis
pasien tersebut diatas ?
A. Kolangitis
B. Kolesistitis
C. Kolelitiasis
D. Obstruksi jaundice
E. Koledokolitiasis
Pembahasan
• Perempuan 40 tahun
• Nyeri perut hipokondriak kanan
• Tidak demam
• Nyeri dirasakan bila pasien mengkonsumsi
makanan berlemak
• Murphy sign (+)
• Diagnosis?
Tiga langkah:
1. Minta pasien buang
napas
2. Letakkan tangan di
batas bawah hepar
3. Minta pasien tarik
napas
Positif jika nyeri atau
pasien berhenti menarik
napas (juga karena nyeri)
Murphy’s sign
Tanda Murphy adalah tanda dari kolesistitis
(inflamasi pada kandung empedu)
1.Omeprazole 20 mg 14 hari!
(2x1)
2.Clarithromycin 500
mg (2x1)
3.Amoxicillin 1000 mg
(2x1)
A. Aluminium hidroksida
B. Ranitidine
C. Omeprazole
D. Metoclopramide
E. Sucralfat
49
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun diantar ibunya ke puskesmas
dengan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu. Diare berlendir, berdarah
dan disertai dengan demam. Keadaan umum baik, TD 110/60 mmHg,
nadi 90 x/menit, nafas 20 x/menit, suhu 38°C. Turgor kembali dengan
cepat, tidak ditemukan tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan feses
ditemukan parasit dengan sitoplasma bergranul mengandung eritrosit,
inti di tengah dengan kariosom padat ditengahnya, kromatin tersebar
di sekitar inti, parasit bergerak dengan aktif. Apakah yang menjadi
penyebab diare pada anak ini?
A. Shigella
B. Giardia lamblia
C. Amoeba
D. Balantidiasis
E. Eschericia coli
Pembahasan
• Anak laki-laki usia 15 tahun
• Diare sejak 2 hari yang lalu. Diare berlendir, berdarah
dan disertai dengan demam
• Keadaan umum baik, TD 110/60 mmHg, nadi 90
x/menit, nafas 20 x/menit, suhu 38°C. Turgor kembali
• Tidak dehidrasi
• Parasit: sitoplasma bergranul mengandung eritrosit,
inti di tengah dengan kariosom padat ditengahnya,
kromatin tersebar di sekitar inti, parasit bergerak
dengan aktif
• Penyebab?
Diare berdarah
Single Triple
Atresia pylorus Atresia Jejunum
Tips:
Double Double buble-Atresia Duodenum
A. Atresia esophagus
B. Penyakit Hirschprung
C. Stenosis pylorus
D. Atresia duodenum
E. Atresia ani
51
Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun, datang
dengan keluhan BAB cair, frekuensi 6x, berlendir, dan
berwarna putih seperti cucian air beras. Pemeriksaan
fisik: TD 120/80 mmHg, nadi 100 x/menit, napas
20x/menit, suhu 39,1°C. Pada pemeriksaan feses
ditemukan kuman batang gram negatif. Etiologi yang
menyebabkan keadaan tersebut adalah?
A. Escherichia coli
B. Shigella dysentriae
C. Clostridium jejuni
D. Vibrio cholera
E. Vibrio parahemolitikus
Pembahasan
• Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun,
datang dengan keluhan BAB cair, frekuensi 6x,
berlendir, dan berwarna putih seperti cucian
air beras. Pemeriksaan fisik: TD 120/80
mmHg, nadi 100 x/menit, napas 20x/menit,
suhu 39,1°C. Pada pemeriksaan feses
ditemukan kuman batang gram negatif.
Etiologi yang menyebabkan keadaan tersebut
adalah?
Soal To The POIN
Terapi:
• Penentuan status dehidrasi lalu rehidrasi
• Antibiotik pilihan: doksisiklin, tetrasiklin, Trimethoprim
sulfamethoxazole, ciprofloxacin
A. Escherichia coli
B. Shigella dysentriae
C. Clostridium jejuni
D. Vibrio cholera
E. Vibrio parahemolitikus
52
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan nyeri ulu hati yang berulang sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai nyeri perut kanan bawah,
mual, dan demam yang hilang timbul. keluhan nyeri perut
kanan bawah terutama dirasakan bila berjalan atau ketika
tungkai bawah ditekuk. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
psoas sign (+). apakah diagnosis yang paling mungkin
A. Ulkus peptikum
B. Appendisitis
C. Salfingitis
D. Gastritis
E. Kolitis
Pembahasan
• Perempuan 20 tahun
• Nyeri ulu hati yang berulang sejak 1 minggu yang
lalu
• Keluhan disertai nyeri perut kanan bawah, mual,
dan demam yang hilang timbul
• Keluhan nyeri perut kanan bawah terutama
dirasakan bila berjalan atau ketika tungkai bawah
ditekuk
• Psoas sign (+)
• Diagnosis?
Klasik, Apendisitis Akut
• Nyeri epigastirum diikuti mual, muntah, tidak mau makan
• Setelah itu nyeri pindah ke perut kanan bawah
• Semakin nyeri bila batuk atau bergerak
• Nyeri lepas pada titik McBurney
• Nyeri di kanan ketika sisi perut kiri bawah ditekan (Rovsing
Sign)
• Nyeri panggul kanan saat M illiopsoas diangkat ke belakang
(Psoas sign)
• Nyeri saat rotasi internal paha yang sedang fleksi
(Obturator sign)
• Demam ringan 37,7-38,3
• Leukositosis (walaupun normal tidak bisa mengeksklusikan
apendisitis)
Kocher's
(Kosher's) sign:
Nyeri berpindah
dari umbilikal ke
perut kanan
bawah
Apendisitis: Tanda Obturator dan Psoas
(nyeri : positif)
• Terapi
pada
kejang
apa?
• Baca
POINOLO
GI!
A. Parsial sederhana
B. Umum absans
C. Umum mioklonik
D. Umum tonik
E. Parsial kompleks
58
Wanita berusia 55 tahun datang ke IGD dengan
keluhan nyeri pinggang akibat terpeleset di
kamar mandi. Pada pemeriksaan foto polos
didapatkan corpus vertebra Lumbar 4 berada di
depan Lumbar 5. Apa diagnosis pada pasien ini?
A. Spondilosis
B. Spondilitis
C. Spondilolithesis
D. Hernia Nucleus Pulposus
E. Pott Disease
Pembahasan
• Wanita 55 tahun datang setelah terpeleset
• Data pemeriksaan foto rontgen
menyebutkan korpus vertebra T4 berada di
depan T5
• Diagnosis?
Spondilolisthesis
• Spondilolisthesis merupakan suatu keadaan
dimana salah satu korpus vertebra lebih maju
dibandingkan dengan korpus yang berada di
bawahnya.
• Apa penyebabnya? Bisa gaya hidup dan genetik
• Gejalanya? Low back pain, spasme otot, otot
hamstring kaku, kesulitan berdiri dan berjalan
• Apabila berat dapat mempengaruhi saraf,
seperti kesemutan hingga hiposthesia
• Dapat merupakan kelanjutan dari spondilolisis
Spondilolisis
• Gejala hampir mirip dengan
spondylolisthesis namun lebih ringan
• Merupakan adanya deformitas pada pars
interarticularis yang merupakan
penghubung antara korpus yang satu
dengan yang lain
Spondilolisthesis vs Spondilolisis
Pilihan Lain
Subdural
Epidural
Subarachnoid
Kontusio
Soal Pasca KLL
• Hati-hati pada soal dengan pasien Pasca KLL
• MEMANG paling banyak adalah epidural
hematoma, tetapi diBACA lagi soalnya
• Lucid interval juga diperhatikan. Epidural
itu untuk lucid interval yang jangka
waktunya pendek.
• Jika pasien kembali pingsan setelah minggu
lalu KLL apakah lucid interval? TIDAK!
A. Perdarahan subdural
B. Perdarahan epidural
C. Perdarahan subarachnoid
D. Perdarahan intraserebral
E. Stroke hemorrhage
60
Seorang wanita 55 tahun datang dengan keluhan
ekstremitas kanan lumpuh sejak 1 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik menunjukkan mulut pasien tertarik
atau mencong ke kiri. Ketika dokter meminta untuk
mengangkat dahi, pasien tidak mampu melakukannya.
Dokter mendiagnosis pasien ini sebagai stroke. Nervus
kranial yang terkena adalah…
A. N. V kanan sentral
B. N. VII kanan perifer
C. N. VII kanan sentral
D. N. VII kiri sentral
E. N. VII kiri perifer
Pembahasan
• Pasien wanita 55 tahun dengan keluhan
utama kelumpuhan ekstrimitas.
• Selain itu, terdapat wajah mencong ke kiri
wajah bagian kanan lumpuh.
• Pasien tidak dapat mengangkat dahi
• Nervus kranialis yang lumpuh?
Nervus Kranialis VII
PHP – TTP 6 – 6
Diskusi
• Pasien dalam keadaan preterm (32 bulan)
dan sesak kurang dari 6 jam (4 jam) HMD
A. Hyaline membrane disease
B. Acute respiratory distress syndrome
C. Sindrom aspirasi meconium
D. Pneumonia neonatorum
E. Transient tachypneu of the newborn
69
Perempuan 78 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan sesak sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan disertai batuk lendir berwarna hijau.
Keluhan lain adalah selera makan dan berat badan turun. Riwayat
merokok satu bungkus per hari sejak muda. Pemeriksaan tanda vital
ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 88 kali/menit, nafas
26x/menit, dan suhu 37oC. Tampak kulit kemerahan, nafas melalui
mulut retraksi otot sternokleidomastoideus, barrel cest, retraksi
interkostal, sela iga melebar hipersonor, suara nafas bronkial dan
wheezing di kedua lapang paru. Apa diagnosa paling tepat pada pasien
ini?
A. Abses paru
B. Pneumonia
C. Status asmatikus
D. Emfisema
E. Bronkiektasis
Pembahasan
• Sesak sejak 1 hari yang lalu disertai batuk dengan dahak berwarna
hijau
• Selera makan dan BB turun
• Riwayat merokok sebungkus sehari
• PF:
– tampak kulit kemerahan
– nafas melalui mulut
– retraksi otot sternokleidomastoideus
– barrel cest
– retraksi intercostal
– sela iga melebar hipersonor
– suara nafas bronkial dan wheezing di kedua lapang paru
• Diagnosis?
PPOK
PPOK
Indikator SESAK PPOK:
• Progresif (sesak bertambah berat seiring
berjalannya waktu)
• Bertambah berat dengan aktivitas
• Persisten (menetap sepanjang hari)
• Pasien mengeluh, “Perlu usaha untuk
bernapas”
• Berat, sukar bernapas, terengah-engah
Keluhan PPOK
• Sesak napas
• Kadang-kadang mengi
• Batuk kering atau berdahak yang produktif
• Rasa berat di dada
Pembagian Lama PPOK
BLUE BLOATER (BRONKITIS KRONIK) PINK PUFFER (EMFISEMA)
Gemuk Kurus
Hipoksia Ortopneu
• Infeksi yang
menyerang
parenkim
paru
• Dewasa:
– demam
– sesak nafas
– batuk
Pneumonia Bakterial
Warna sputum dan patogen penyebabnya
• Streptococcus pneumoniae: Rust-colored (warna karat)
• Pseudomonas, Haemophilus, and pneumococcal species: hijau
• Klebsiella species pneumonia: Red currant-jelly
• Infeksi anaerobik: bau dan rasa tidak enak
Ethambutol
EthamBUTA
A. Isoniazid
B. Etambutol
C. Rifampisin
D. Pirazinamid
E. Streptomisin
74
Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan demam. Sejak sekitar 1 bulan yang
lalu, pasien batuk-batuk dengan dahak berwarna
kehijauan. Pasien memiliki riwayat 3 tahun yang lalu
pasien mengalami keluhan yang sama, diterapi selama 6
bulan dan sudah dinyatakan sembuh. Apakah diagnosis
yang mungkinn pada kasus ini?
A. TB Paru BTA positif
B. TB Paru dengan kavitas
C. TB Paru kasus relaps
D. TB Paru kasus kronik
E. TB Paru dengan hemoptisis
Pembahasan
• Keluhan batuk berdarah disertai demam
• Ada riwayat sakit TB dan diobati selama 6
bulan, kemudian dinyatakan sembuh
• Kondisi pasien saat ini?
Klasifikasi Pasien TB berdasarkan
Waktu
• Pasien baru TB: adalah pasien yang belum
pernah mendapatkan pengobatan TB
sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis)
• Pasien yang pernah diobati TB: adalah
pasien yang sebelumnya pernah menelan OAT
selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28 dosis)
• Pasien yang riwayat pengobatan
sebelumnya tidak diketahui
Klasifikasi Pasien yang Pernah
Diobati TB
• Pasien kambuh: adalah pasien TB yang pernah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB
berdasarkan hasil pemeriksaanbakteriologis atau klinis (baik
karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
• Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB
yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan
terakhir.
• Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to
follow-up):adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan
lost to follow up (klasifikasi inisebelumnya dikenal sebagai
pengobatan pasien setelah putus berobat /default).
• Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil
akhir pengobatan sebelumnya tidak diketahui.
A. TB Paru BTA positif
B. TB Paru dengan kavitas
C. TB Paru kasus relaps
D. TB Paru kasus kronik
E. TB Paru dengan hemoptisis
75
Seorang pasien dibawa ke IGD setelah kecelakaan lalu
lintas. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
100/90 mmHg, nafas 32 kali/menit, nadi 132 kali/menit,
dan suhu 36,20C. Pasien tampak sesak, ditemukan retraksi
dan gerakan napas hemithoraks kiri tertinggal, serta bunyi
nafas vesikular hanya ditemui pada paru kanan. Dilakukan
pemeriksaan foto thoraks AP. Diagnosis yang tepat pada
kasus ini adalah...
A. Hidrothoraks kiri
B. Hemothoraks kiri
C. Efusi pleura kiri
D. Pneumothoraks kiri
E. Tamponade jantung
Pembahasan
• Post KLL
• TD 100/90
• Pasien tampak sesak, ditemukan retraksi
dan gerakan napas hemithoraks kiri
tertinggal, serta bunyi nafas vesikular hanya
ditemui pada paru kanan
• Rontgen PA trakea terdorong ke paru
kanan
• Diagnosis?
Pneumothoraks
Macam-Macam Pneumothoraks
• Pneumotoraks spontan primer
– Tanpa riwayat penyakit paru atau trauma
sebelumnya ataupun trauma, terjadi pada individu
yang sehat. Terutama lebih sering pada laki, tinggi
dan kurus, dan perokok.
• Pneumotoraks spontan sekunder
– Dengan riwayat penyakit paru sebelumnya (PPOK,
TB paru, dll).
• Tension Pneumothoraks
– Pneumothoraks dengan system pentil ban udara
bisa masuk tidak bisa keluar tanda vital terus
menurun
Tension Pneumothoraks
Tanda Klinis Pneumothoraks
• Inspeksi: lebih menonjol dan tertinggal
pada pernapasan
• Palpasi: fremitus menurun
• Perkusi: hipersonor dan pergeseran
mediastinum ke arah yang sehat
• Auskultasi: suara napas melemah dan jauh
Foto Rontgen: Pneumothoraks vs
Atelektasis
• Bedakan foto rontgen pada pneumothoraks
dan atelektasis
• Keduanya sama-sama hipoaerasi sehingga
gambaran lebih ke lusens
pneumothoraks masih dapat terlihat pleural
line
• Yang membedakan pneumotoraks trakea
mengarah ke yang sehat, jika atelectasis
trakea mengarah ke yang sakit.
A. Hidrothoraks kiri
B. Hemothoraks kiri
C. Efusi pleura kiri
D. Pneumothoraks kiri
E. Tamponade jantung
76
Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
utama batuk sejak 1 minggu. Batuk disertai banyak dahak terutama
pada pagi hari dan pada saat perubahan posisi, terkadang batuk juga
disertai darah. Pasien tidak ada riwayat merokok. Pada pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 100
kali/menit, nafas 22 kali/menit, dan suhu 37,10C. Pada pemeriksaan
penunjang radiologi didapatkan gambaran sarang tawon. Pada
pemeriksaan sputum didapatkan lapisan busa, purulen, dan mukoid.
Apa diagnosis yang tepat ?
A. Abses paru
B. Tuberkulosis paru
C. Bronkhitis kronik
D. Bronkiektasis
E. Carcinoma paru
Pembahasan
• Keluhan batuk sejak 1 minggu yang lalu,
disertai terkadang batuk darah dan saat
berubah posisi
• Pada pemeriksaan penunjang radiologi
didapatkan gambaran sarang tawon
• Pada pemeriksaan sputum didapatkan lapisan
busa, purulen, dan mukoid
• Diagnosis?
Ini soal To The Poin!
• Sangat jelas sekali kata kunci pada soal ini
• Ciri-ciri khas bronkiektasis:
– Batuk berdarah
– Sputum tiga lapis
– Honey Comb Appearance pada foto rontgen
A. Abses paru
B. Tuberkulosis paru
C. Bronkhitis kronik
D. Bronkiektasis
E. Carcinoma paru
77
Seorang laki-laki usia 35 tahun datang dengan keluhan
batuk, pilek, demam, dan sesak. Pasien bercerita
bahwa pasien memiliki riwayat berpergian ke
peternakan ayam milik keluarganya. Seminggu
kemudian ayam-ayam di perternakan mati mendadak.
Etiologi dari penyakit tersebut adalah....
A. H1N1
B. H5N1
C. H1N5
D. Coronavirus
E. HIV
Pembahasan
• Keluhan batuk, pilek, demam, dan sesak
• Riwayat mengunjungi perternakan ungags
dan unggas mati
• Etiologi?
Influenza
Diskusi
• Kata Kunci
– H5N1 : Avian flu
– H1N1 : Swine flu
– Coronavirus: Flu unta
Cara Ingat
5
H5N1
Jenis Soal Lain
• Berpergian ke Timur Tengah Coronavirus
A. H1N1
B. H5N1
C. H1N5
D. Coronavirus
E. HIV
78
Laki-laki berusia 65 tahun datang ke IGD dengan sesak
nafas. Keluarga mengatakan pasien mengalami sesak
setelah disuapi makanan dan tersedak. Pemeriksaan tanda
vital pasien berupa tampak sesak, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 100 kali/menit, nafas 28 kali/menit, suhu
37oC. Auskultasi pada pasien didapatkan ronki di kedua
lapangan paru. Apa diagnosis pasien tersebut?
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia komunitas
E. Pneumonia nosokomial
Pembahasan
• Laki-laki 65 tahun sesak nafas
• Riwayat tersedak saat disuapin
• Tanda vital dalam batas normal
• Terdapat ronkhi di kedua lapang paru
• Diagnosis?
Pneumonia Aspirasi
• Pneumonia adalah
suatu inflamasi yang
terjadi pada parenkim
paru yang dapat
diakibatkan oleh
infeksi atau non infeksi
• Contoh pneumonia non
infeksi adalah
pneumonia aspirasi
• Soal lain biasanya pada
pasien yang stroke
dengan faktor risiko
mudah tersedak.
Pneumonia Aspirasi
• Aspirasi adalah suatu kondisi dimana konten
dari GI tract masuk ke dalam saluran nafas
• Pneumonia aspirasi disebabkan oleh bakteri
yang berada di orofaring yang masuk ke paru
bersama dengan makanan misalnya sehingga
menimbulkan inflamasi
• Aspirasi tidak selalu menghasilkan pneumonia
aspirasi, contoh:
– Mendelson syndrome : Tertelan asam lambung
– Pneumonia lipoid: Tertelan minyak
Mengapa pada pasien ini bukan
aspirasi benda asing?
• Aspirasi benda asing merupakan salah satu
etiologi terjadinya pneumonia aspirasi
• Beberapa klinisi akan menggabungkan
pneumonia aspirasi akibat bakteri dengan
akibat aspirasi benda asing
• Pada pasien ini sudah didapatkan ronkhi
sudah pasti ada inflamasi di dalam paru
A. Aspirasi benda asing
B. Pneumonia atipikal
C. Pneumonia aspirasi
D. Pneumonia komuniti
E. Pneumonia nosokomial
79
Laki-laki 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk
sudah 3 bulan ini. Keluhan disertai penurunan berat badan drastis
dalam waktu 1 bulan terakhir. Pasien merokok sejak umur 25
tahun. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
110/70mmHg, nafas 28 kali/menit, nadi 100 kali/menit. Pada
perkusi ditemukan pekak pada basal paru kanan. Auskultasi ronkhi
basah kasar. Pemeriksaan radiologis dijumpai massa intermediate
paru kanan. Apakah pemeriksaan baku emas untuk menegakkan
diagnosa pasien tersebut?
A. PET-Scan
B. Bronkoskopi
C. Histopatologi
D. Tumor marker
E. Sitologi sputum
Pembahasan
• Laki-laki, 56 tahun
• Batuk 3 bulan
• Penurunan berat badan drastis dalam 1
bulan terakhir
• Perkusi: Pekak pada dasar paru
• Auskultasi: ronkhi basah kasar
• Rontgen: massa intermediate di paru kanan
• Baku emas pemeriksaan?
Kanker Paru
• Yang perlu diingat adalah
mengapa hasil pemeriksaan
fisik dapat demikian
– Ketika ada massa padat di
paru penghantaran suara
oleh vocal fremitus menjadi
lebih baik (media padat)
– Massa di paru juga
menghambat pengembangan
jaringan paru sendiri suara
nafas berkurang
• Ingat lagi bahwa ada gejala
khas dari kanker paru
batuk darah atau sesak nafas
• Lihat usia juga!
Apa Gold Standard?
• Sebenarnya seluruh kanker memiliki gold
standard biopsi yang dinilai melalui
histopatologi.
• Skrining dan metode diagnosis lainnya
menggantikan sementara biopsy karena
terlalu invasif.
• Jadi gold standard yang digunakan
adalah histopatologi
A. PET-Scan
B. Bronkoskopi
C. Histopatologi
D. Tumor marker
E. Sitologi sputum
80
Wanita 20 tahun datang ke praktik dokter umum
mengeluhkan lemah, letih, lesu, dan lunglai sejak 1
bulan terakhir. Gambaran radiologi yang didapatkan
adalah pinggang jantung menghilang. Struktur
anatomis apa yang bermasalah pada pasien ini?
A. Stenosis katup aorta
B. Stenosis katup pulmonal
C. Regurgitasi katup aorta
D. Regurgitasi katup trikuspid
E. Regurgitasi katup mitral
Pembahasan
• Wanita 20 tahun dengan keluhan 4L
• Gambaran radiologi: pinggang jantung
menghilang
• Struktur anatomis yang bermasalah?
Kata Kunci: 4L dan Pinggang Jantung
Menghilang
• Keluhan 4L perifer tidak
mendapatkan oksigen dan
nutrisi yang cukup
jantung kiri tidak
memompa darah dengan
baik Fokuskan ke jantung
kiri
• Pinggang jantung
menghilang adanya
pembesaran pada atrium
antara stenosis mitral atau
regurgitasi mitral
A. Stenosis katup aorta
B. Stenosis katup pulmonal
C. Regurgitasi katup aorta
D. Regurgitasi katup trikuspid
E. Regurgitasi katup mitral
81
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke klinik dokter untuk rutin
kontrol terhadap hipertensi dan kencing manis yang sudah diderita
sejak 3 tahun yang lalu. Pasien rutin dapat obat tiap 1 bulan dan rutin
kontrol tiap 3 bulan. Dokter memberikan resep obat kepada pasien:
R/ captopril tab 25 mg No XXX
1 dd tab 1
R/ glibenklamid tab 5 mg No XXX
1 dd tab 1 m.a.c
Pro: Ny. A
Berapakah harusnya anda mengisi iter tersebut?
A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. 4 kali
E. 5 kali
Pembahasan
• Pasien kontrol rutin 3 bulan dan menebus
obat tiap bulan
• Berapakah tulisan iter pada resep?
Apakah iter itu?
• Iter adalah penanda bahwa resep boleh diulang
• Iter yang ditulis di kiri atas resep menandakan
semua obat di resep itu boleh diulang sebanyak
iter yang digunakan
• Iter yang ditulis setelah obat tertentu
menandakan hanya obat tertentu yang boleh
diulang sebanyak iter yang digunakan
• Intinya jumlah yang ditulis di iter merupakan
jumlah berapa kali dia boleh diULANG. Kalau
iter 3 resep boleh ditebus 4 kali (3 kali
pengulangan).
A. 1 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. 4 kali
E. 5 kali
82
Seorang pasien datang dengan keluhan nyeri dada
disertai sesak napas setelah pasien beraktivitas.
Keluhan itu kemudian hilang sendiri bila beristirahat.
Pada saat pemeriksaan EKG ditemukan ST depresi dan
troponin T negatif. Terapi awal apa yang harus
diberikan pada pasien ini?
A. Clopidogrel
B. Simvastatin
C. Asetil salisilat
D. Propanolol
E. ISDN
Pembahasan
• Nyeri dada yang menghilang saat istirahat
• EKG pasien ST depresi dengan
pemeriksaan lab troponin tidak naik
• Tatalaksana awal?
Baca POINOLOGI!
Lead EKG pada ACS
Tatalaksana ACS
• Nitrat / ISDN sublingual 5 mg bisa diulang 2
kali lagi apabila masih nyeri
• Aspirin 160 -320 mg (ini yang paling penting!)
• Clopidogrel 4 x 75 mg terutama jika akan
primary PCI
• Oksigen
• Morfin (jika dibutuhkan)
• VF
EKG
• SVT
• Atrial flutter
• AF
A. Ventrikel takikardi
B. Ventrikel fibrilasi
C. Atrial fibrilasi
D. Atrial flutter
E. Torsade de Point
86
Seorang wanita membawa bayi berusia 9 bulan untuk
konsultasi kelainan jantung. Melalui anamnesis, diketahui
bahwa bibir bayi sering kebiruan saat menangis.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya murmur, lain-lain
dalam batas normal. Hasil foto rontgen ditemukan
gambaran seperti di bawah ini. Kelainan kongenital yang
mungkin pada pasien ini adalah...
A. Patent ductus arteriosus
B. Tetralogi of Fallot
C. Atrial septal defect
D. Ventricular septal defect
E. Transposisi arteri besar
Pembahasan
• Bayi 9 bulan konsultasi kelainan jantung
• Biru saat menangis
• Rontgen berbentuk sepatu boot
• Diagnosis?
Baca POINOLOGI
Pembahasan
• Dengan melihat grafik POINOLOGI di atas
pasien ToF
• Pasien ToF memiliki gambaran jantung
pada foto rontgen seperti sepatu boot
karena ada hipertrofi ventrikel kanan
A. Patent ductus arteriosus
B. Tetralogi of Fallot
C. Atrial septal defect
D. Ventricular septal defect
E. Transposisi arteri besar
87
Seorang pria 47 tahun dating dengan keluhan jantung
berdebar disertai keringat dingin. Riwayat hipertensi
tidak ada. Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
140/80 dan pemeriksaan lain-lain dalam batas normal.
Pemeriksaan EKG di gambar bawah. Apa diagnosisnya?
A. AV Block derajat 2 mobitz 1
B. AV Block derajat 1
C. AV Block derajat 2 mobitz 2
D. AV Block derajat 3
E. Ventrikel ekstrasistol
Derajat AV Block
• 1 jarak PR memanjang dan regular
• 2 mobitz 1 jarak PR semakin lama semakin
memanjang hingga P tidak lagi diikuti oleh QRS
• 2 mobitz 2 jarak PR masih regular dan
sesekali P tidak lagi diikuti oleh QRS
• 3 P dan QRS tidak bekerja berkesinambungan
dan sesuka hati keluar yang mana dulu
A. AV Block derajat 2 mobitz 1
B. AV Block derajat 1
C. AV Block derajat 2 mobitz 2
D. AV Block derajat 3
E. Ventrikel ekstrasistol
88
Seorang pria 65 tahun dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri, nyeri menjalar sampai ke bahu dan lengan. Keluhan
memberat jika beraktivitas dan membaik jika istirahat.
Pasien mempunyai penyakit hipertensi dan DM sejak 8
tahun yang lalu dan tidak teratur minum obat. Pasien
memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus per hari.
Pemeriksaan tanda vital dan EKG dalam batas normal.
Pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan?
A. Enzim jantung
B. Foto rontgen thoraks
C. Ekhokardiogram
D. Treadmill test
E. EKG saat istirahat
Pembahasan
• Pasien nyeri dada kiri menjalar hingga bahu
dan lengan
• Membaik saat istirahat
• Terdapat riwayat HT dan DM, tidak teratur
• Riwayat merokok
• EKG normal
• Pemeriksaan penunjang?
Baca POINOLOGI!
Jadi gimana?
• Ketika kita mendapatkan soal tentang nyeri dada
lihat dulu apakah khas kardiak atau tidak. Pada soal
ini sangat khas kardiak nyeri di dada kiri yang
menjalar hingga ke lengan.
• Angina pektoris akan menandakan ACS atau stable
angina pektors
• Pada soal ini nyeri yang dirasakan hanya saat
aktivitas fisik dan berkurang saat istirahat stable
• Stable angina diperiksa lanjutan dengan treadmill
test atau stressed EKG
A. Enzim jantung
B. Foto rontgen thoraks
C. Ekhokardiogram
D. Treadmill test
E. EKG saat istirahat
89
Laki-laki berusia 35 tahun dengan riwayat penyakit ginjal
terminal datang dalam kondisi sinkop. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri dada atau sesak. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan simino di lengan kiri. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kreatinin 14 mg/dL, nitrogen
urea 88 mg/dL dan kalium 8,8 mEq/L. Pada pemeriskaan
EKG didapatkan adanya ST depresi. Tatalaksana yang
sesuai untuk pasien ini adalah…
A. Kalsium glukonat intravena
B. Dekstrosa dan insulin intravena
C. Furosemide intravena
D. Natrium bikarbonat intravena
E. Kayexalat rektal
Pembahasan
• Laki-laki 35 tahun dating dengan sinkop
• Memiliki CKD stage V dan ditandai adanya
simino
• Didapatkan pemeriksaan lab kalium 8,8
mEq/L
• Tatalaksana?
Tatalaksana
Hyperkalaemia
Gampangnya untuk Hiperkalemi!
• Jika Kalium antara 5 hingga 6, masukkin
Calcium 4 x 15 gram/hari per oral
• Jika kalium lebih dari 6 dan ada EKG seperti
T tinggi, QRS lebar, bradikardi, VT, dan ST
depresi kalsium glukonat 10% 30 mL IV
atau kalsium klorida 10% 10 mL IV
• Jika kalium lebih dari 6 dan tidak ada hasil
EKG seperti di atas glukosa 50% 50mL
ditambah dengan insulin 10 unit
A. Kalsium glukonat intravena
B. Dekstrosa dan insulin intravena
C. Furosemide intravena
D. Natrium bikarbonat intravena
E. Kayexalat rektal
90
Seorang pria 50 tahun datang dengan sesak nafas sejak 2 jam
yang lalu. Keluhan sesak tidak disertai suara nafas ngik-ngik dan
batuk. Demam dan batuk lama disangkal. Sesak dirasakan pasien
terutama saat beraktivitas atau saat tidur terlentang. Pasien
memiliki riwayat sakit jantung sejak 5 tahun yang lalu. Sejak 1
minggu terakhir ini, pasien mengaku kakinya juga bengkak. Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88
x/menit, suhu 370C, nafas 25 x/menit. Auskultasi terdengar
ronki basah halus di kedua lapang paru. Foto polos
menunjukkan adanya batwing appearance. Apa tatalaksana yang
paling tepat untuk pasien saat ini?
A. Captopril
B. Simvastatin
C. Furosemide
D. HCT
E. Aspirin
Pembahasan
• Pria keluhan sesak tanpa batuk, terutama
saat aktivitas
• Adanya riwayat penyakit jantung 5 tahun
lalu
• PF ditemukan adanya ronkhi basah halus
• Tatalaksana awal?
Framingham Criteria
Kriteria Mayor Kriteria Minor
• Sesak napas tiba-tiba pada • Edema ekstremitas
malam hari (paroxysmal • Batuk malam
nocturnal dyspneu)
• Distensi vena-vena leher
• Dyspneu d’effort (sesak
ketika beraktifitas)
• Peningkatan tekanan vena
jugularis • Hepatomegali
• Ronki basah basal • Efusi pleura
• Kardiomegali • Penurunan kapasitas vital
• Edema paru akut paru sepertiga dari normal
• Gallop (S3) • Takikardi >120 kali per
• Refluks hepatojugular positif menit
Tatalaksana Gagal Jantung Akut
• Terapi oksigen 2-4 liter per menit
• IV line
• Furosemid injeksi 20 s/d 40 mg bolus dapat
diulang tiap jam (maksimal 600 mg/hari)
• Segera rujuk
A. Captopril
B. Simvastatin
C. Furosemide
D. HCT
E. Aspirin
91
Pasien perempuan, 33 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan nadi 159 kali/menit dan hasil EKG seperti
berikut:
Apa penanganan awal yang tepat?
A. Injeksi amiodaron
B. Injeksi sulfas atropine
C. Injeksi adenosine
D. Manuver vagal
E. Injeksi epinefrin
Pembahasan
• Perempuan 33 tahun datang dengan
berdebar-debar
• Nadi 159 kali/menit
• EKG tergambar
• Tatalaksana?
Tachycardia Algorithm.
Troponin
A. CK
B. CKMB
C. H-fabp
D. Myoglobin
E. Troponin T
94
Pasien wanita 20 tahun datang dengan keluhan
demam, nyeri sendi berpindah-pindah, nodul eritema
dan gangguan ekstrapiramidal. Pada pemeriksaan
jantung didapatkan murmur holosistolik di linea
midclavicula. Apa criteria minor penyakit diatas?
A. Demam
B. Chorea
C. Poliatralgia
D. Nodul subkutaneus
E. Poliartritis migraine
Pembahasan
• Wanita 20 tahun dengan keluhan:
– Demam
– Nyeri sendi berpindah-pindah
– Nodul eritema
– Gangguan ekstrapiramidal
• Terdapat murmur di linea midclavicular
• Kriteria minor PJR?
Penyakit Jantung Rematik
Kriteria JONES
Cara Menghafal Kriteria JONES
(Mayor)
• J Joint involvement (poliathritis)
• O Ooo.. Myocard (carditis)
• N Nodul subkutan
• E Eritema marginatum
• S Sidenham Chorea
A. Demam
B. Chorea
C. Poliatralgia
D. Nodul subkutaneus
E. Poliartritis migraine
95
Seorang wanita, usia 40 tahun datang ke Poliklinik RS dengan
keluhan lemah dan pucat sejak 1 bulan ini, riwayat menstruasi 1
tahun terakhir lebih banyak dari biasanya. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan vital sign TD 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
frekuensi napas 18 kali/menit, suhu 37,2°C, konjungtiva anemis,
sklera ikterik, dan tidak dijumpai pembesaran kelenjar atau organ
lain. Dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap Hb 7,0 mg/dl,
MCV 66 fl, MCHC 18,9 pg, RDW 20%, leukosit 12.800/mm3,
trombosit 560.000/mm3. Apakah kemungkinan diagnosa dari
pasien diatas?
A. Anemia hemolitik autoimun
B. Anemia penyakit kronis
C. Anemia defisiensi besi
D. Thalasemia
E. Malaria
Pembahasan
• Wanita, 40 tahun
• Lemah dan pucat sejak 1 bulan
• Riwayat menstruasi 1 tahun terakhir menoragia
• Pemeriksaan fisik konjungtiva anemis, sklera ikterik
• Lab :
– Hb 7,0 mg/dl turun
– MCV 66 fl turun
– MCHC 18,9 pg turun
– RDW 20% meningkat
– Leukosit 12.800/mm3 meningkat
– Trombosit 560.000/mm3 normal
Diagnosis?
Anemia Hipokrom Mikrositer
Anemia
A. Anemia hemolitik autoimun
B. Anemia penyakit kronis
C. Anemia defisiensi besi
D. Thalasemia
E. Malaria
96
Seorang perempuan, usia 27 tahun datang ke praktek
dokter dengan keluhan pusing dan badan lemas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam
batas normal dan konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil Hb 8 mg/dl, LED 24 mm/jam,
MCV 78 fl, MCHC normal. Jika dilakukan pemeriksaan
hapusan darah tepi, gambaran apa yang ditemukan?
A. Anemia normokrom normositer
B. Anemia hipokrom hipositer
C. Anemia normokrom hipositer
D. Anemia hiperkrom makrositer
E. Anemia normokrom makrositer
Pembahasan
• Perempuan, 27 tahun
• Pusing dan badan lemas
• Pemeriksaan fisik konjungtiva anemis
• Pemeriksaan penunjang
– Hb 8 mg/dl
– LED 24 mm/jam
– MCV 78 fl turun
– MCHC normal.
• Pemeriksaan hapusan darah tepi?
Pengukuran Eritrosit
• Kadar Hemoglobin
– Metoda cyanmethemoglobin dengan teknik kolorimetri dan spektrofotometri
– Dewasa :
• Pria : 13 – 18 gr/dl
• Wanita : 12 – 16 gr/dl
• Jumlah Sel Eritrosit
– Hitung manual atau automatik, automatik > teliti
– Dewasa :
• Pria : 4,4 – 5,9 juta/cmm
• Wanita : 3,8 – 5,2 juta/cmm
Pengukuran Eritrosit
• Hematokrit
– Proporsi volume sel darah yang mengendap setelah disentrifus dengan
kecepatan tertentu dalam tabung Wintrobe
– Dewasa :
• Pria : 40 –48%
• wanita : 37-43%
Indeks Eritrosit
• Mean Corpuscular Volume (MCV)
– Volume rata-rata eritrosit
𝐻𝑐𝑡
– 𝑀𝐶𝑉 = × 10 (fl)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑟𝑖𝑡𝑟𝑜𝑠𝑖𝑡 (𝑗𝑢𝑡𝑎)
– Nilai normal : 80 –94 fl
MATURATION
Acute Chronic
Sel blast dan Auer rod pada AML CML pasar malam
Sel blast pada ALL Sel matur dan Smudge cell pada CLL
A. Acute lymphocytic leukemia
B. Acute nonlymphocytic leukemia
C. Acute myelogenous leukemia
D. Chronic myelogenous Leukemia
E. Chronic lymphocytic Leukemia
99
Seorang laki-laki, umur 34 tahun datang dengan
keluhan utama: gatal pada punggung kaki kanan.
Awalnya keluhan berupa panas dan bruntus-bruntus
kecil. Kemudian bruntus-bruntus tersebut menjadi
berkelok-kelok. Pasien merupakan seorang pekerja
kebun dan tak memakai alas kaki. Apa terapi yang
tepat untuk pasien ini?
A. Albendazole 400mg 1x1 selama 3 hari
B. Tiobendazole 500mg 2x1 selama 5 hari
C. Dexametason 5mg 3x1 selama 3 hari
D. Metronidazole 500mg 3x1 selama 4 hari
E. Flukonazole 200mg 3x1 selama 3 hari
Pembahasan
• Laki-laki, 34 tahun
• Gatal pada punggung kaki kanan
• Awal panas dan bruntus-bruntus kecil berkelok-kelok
• Pasien pekerja kebun dan tak memakai alas kaki
• Terapi?
Creeping Eruption
• Sinonim :
– Kutaneous larva migrans
• Definisi :
– Keradangan pada kulit
berbentuk linier/berkelok-
kelok karena invasi cacing
tambang yang berasal dari
kucing/anjing
Creeping Eruption
• Epidemiologi :
– Anak-anak, petani, tukang kebun, tentara
• Etiologi :
– Larva cacing tambang pada hewan anjing dan kucing yaitu :
• Ancylostoma brazilienze
• Ancylostoma caninum
• Gambaran klinis :
– Lokasi : kaki, tungkai bawah, pantat, paha
– Panas & gatal
– Lesi meninggi, linear/berkelok-kelok, serpiginosa, papul/vesikel di
atasnya
– Larva bergerak beberapa milimeter / hari
Tatalaksana
Tiabendazol 50mg/KgBB/hr 2 hari
Cryotherapy
Nitrogen cair
Kloretil spray
A. Albendazole 400mg 1x1 selama 3 hari
B. Tiobendazole 500mg 2x1 selama 5 hari
C. Dexametason 5mg 3x1 selama 3 hari
D. Metronidazole 500mg 3x1 selama 4 hari
E. Flukonazole 200mg 3x1 selama 3 hari
100
Seorang laki-laki, usia 25 tahun datang ke IGD Rumah Sakit
dengan keluhan demam menggigil sejak 5 hari yg lalu.
Sebelumnya pasien berpergian ke Nusa Tenggara. Pada
pemeriksaan lab dijumpai Hb 8mg/dl. Dari hapusan darah
tepi dijumpai tropozoit dengan ukuran lebih besar dari
eritrosit normal dan didapatkan bentukan cincin dan
pisang (crescent) di dalam eritrosit. Apakah
mikroorganisme penyebab penyakit pasien diatas?
A. Plasmodium malariae
B. Plasmodium vivax
C. Plasmodium ovale
D. Plasmodium falciparum
E. Virus dengue
Pembahasan
• Laki-laki, 25 tahun
• Demam menggigil sejak 5 hari yang lalu
• Riwayat berpergian ke Nusa Tenggara
• Pemeriksaan lab Hb 8mg/dl, tropozoit dengan ukuran
lebih besar dari eritrosit normal, bentukan cincin dan
pisang (crescent) di dalam eritrosit
• Mikroorganisme penyebab?
Malaria
• Malaria merupakan penyakit infeksi akut hingga
kronik yang disebabkan oleh satu atau lebih spesies
plasmodium, ditandai dengan panas tinggi bersifat
intermitten, anemia dan hepato-splenomegali.
• Etiologi :
– Plasmodium parasit (protozoa)
– Hidup dalam organ dan pembuluh darah manusia
– Empat spesies :
• Plasmodium vivax malaria tertiana
• Plasmodium falciparum malaria tropikana
• Plasmodium malariae malaria kuartana
• Plasmodium ovale malaria ovale
Malaria
• Penularan :
1. Alamiah (natural infection) gigitan nyamuk
Anophelles
2. Non alamiah :
• Malaria bawaan (kongenital)
• Secara mekanik transfusi darah, jarum suntik
• Diagnosis :
– Anamnesis
– Pemeriksaan Fisik
– Pemeriksaan Penunjang
• Hapusan darah tepi :
– Tetes tebal ada/tidaknya plasmodium
– Tetes tipis identifikasi spesies plasmodium, tingkat parasitemia
Kurva Suhu Pada
Penderita
Malaria
Tertiana
Quartana
Tropika /
subtertiana
Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax
Oxyuris
Taenia
vermicularis
Enterobius
vermicularis
Bulat, dinding
tebal, radial, Asimetris,
berisi embrio dinding pipih di
salah satu sisi
A. T. Trichura
B. Ascaris lumbricoides
C. Necator americanus
D. Vermicularis
E. T. saginata
102
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan
keluhan diare. Keluhan disertai sakit perut dan kembung, penurunan
nafsu makan serta gatal-gatal di kulit. Dari pemeriksaan fisik dijumpai
anak tampak pucat, konjungtiva palpebra pucat. Dari pemeriksaan lab
dijumpai Hb 9,8 mg/dl, leukosit 5.400/mm3 (eosinofil 7%, basofil 0%,
segmen 64%, limfosit 13%, monosit 16%), trombosit 234.000/mm3. Dari
hasil pemerikssan tinja dan didapatkan gambaran
Quartana
Tropika /
subtertiana
Gambaran Hapusan Darah Tepi
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax
MD SOAP BRAIN
Lupus symptoms
Tatalaksana
NSAIDs
Antimalarials (Hydroxychloroquine)
Corticosteroids
Immunosuppressive agents
• (Cyclophoshamide, Methotrexate,
• Azathioprene, Mycophenolate)
Antimalarials
(Hydroxychloroquine)
• Skin manifestations
• Musculoskeletal complaints
• Reduce the risk of disease flares
• Prevent major damage to the kidneys and central
nervous system
• Not the drugs of choice for renal and CNS
• The most common adverse reactions are related to
the GI, skin, and CNS
• Ophthalmologic examination
Tatalaksana
Dermatitis Arthritis
• Minimize exposure to UV • NSAIDS
• Topical glucocorticoids • Antimalarial
• Antimalarial • Corticosteroids
• Retinoic acid • IL-1 receptor antagonist,
• Methotrexate and anakinara
Azathioprene • Methotrexate
• Topical tacrolimus/
Dapsone/Thalidomide
A. Sulfasalazine
B. Vitamin A
C. Eritomisin
D. Metilprednisolon
E. Piroxicam NSAID
110
Anak perempuan berumur 9 tahun datang bersama ibunya ke IGD
Rumah Sakit dengan keluhan demam tinggi sejak 4 hari yang lalu
disertai mual dan muntah. Mimisan disangkal. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum anak tampak lemah, tekanan darah
110/90 mmHg, nadi 82 kali/menit, frekuensi napas 24 kali/menit,
dan saat dilakukan rumple leed didapatkan hasil positif.
Pemeriksaan laboratorium darah didapatkan leukosit 6200/mm3,
trombosit 68000/mm3, hematokrit meningkat. Apa diagnosis anak
tersebut?
A. Demam dengue
B. DBD
C. DBD derajat 1
D. DBD derajat 2
E. DBD derajat 3
Pembahasan
• Anak perempuan, 9 tahun
• Demam tinggi sejak 4 hari yang lalu
• Mual dan muntah
• Mimisan disangkal
• Pemeriksaan fisik rumple leed (+)
• Pemeriksaan lab trombosit 68000/mm3, hematokrit
meningkat
• Diagnosis?
Patofisiologi Infeksi Dengue
Derajat Keparahan Dengue
A. Demam dengue
B. DBD
C. DBD derajat 1
D. DBD derajat 2
E. DBD derajat 3
111
Laki-laki, usia 36 tahun, datang dengan keluhan diare sejak
1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh berat badan turun
drastis. Awalnya berat badan pasien 80 kg namun saat ini
hanya tinggal 45 kg. pasien mengatakan hal itu karena
nafsu makannya berkurang sejak 4 bulan terakhir. Pasien
menjalani pergaulan bebas dan menggunakan narkoba
suntik. Apa pemeriksaan penunjang untuk menentukan
rencana terapi untuk pasien?
A. HbA1c
B. Anti HIV
C. CD4
D. Sputum SPS
E. VDRL
Pembahasan
• Laki-laki, usia 36 tahun
• Diare sejak 1 bulan yang lalu
• Berat badan turun drastis
• Awalnya BB 80 kg, saat ini BB 45 kg 4 bulan
• Pergaulan bebas dan menggunakan narkoba suntik
• Pemeriksaan penunjang untuk menentukan rencana terapi
untuk pasien?
– Susp. HIV Stadium 3
HIV/AIDS
HIV
• Diagnosis mengarahkan pada infeksi HIV
– Pemeriksaan pertama kali : Rapid test (uji cepat untuk mengetahui
antibodi terhadap HIV) lebih superior dibanding ELISA u/
pemeriksaan pertama karena lebih feasible di berbagai layanan
kesehatan
– Pemeriksaan CD4 dilakukan saat sudah terdiagnosis HIV dan
persiapan terapi ART untuk mengetahui respons pengobatan dan
gagal terapi
– Immunoassay merujuk pada prinsip umum pemeriksaan yang
menggunakan uji biokimia untuk memeriksa keberadaan
makromolekul dalam suatu larutan melalui prinsip antibodi/Ig.
Contoh: ELISA, radioimmunoassay (RIA), RTqPCR, dll
A. HbA1c
B. Anti HIV
C. CD4
D. Sputum SPS
E. VDRL
112
Tn. Wawan, 45 tahun datang ke prakter dokter umum dengan
keluhan muncul gelembung-gelembung kecil berisi cairan di
sekitar mata kiri sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluhkan adanya gejala pilek dan demam 5 hari yang lalu.
Keluhan disertai dengan rasa panas dan nyeri. Pada
pemeriksaan dermatologi juga ditemukan adanya vesikel-
vesikel dengan dasar eritem di sepanjang dada kiri. Apa terapi
yang paling tepat diberikan?
A. Acyclovir 4 x 200mg
B. Acyclovir 5 x200mg
C. Acyclovir 4 x 400mg
D. Acyclovir 5 x 400mg
E. Acyclovir 5 x 800mg
Pembahasan
• Tn. Wawan, 45 tahun
• Muncul gelembung-gelembung kecil berisi cairan di
sekitar dada kiri sejak 2 hari
• Gejala pilek dan demam 5 hari yll
• Keluhan disertai dengan rasa panas dan nyeri
• Pemeriksaan dermatologi: vesikel-vesikel dengan dasar
eritem di sepanjang dada kiri
• Diagnosis: herpes zooster
– Apa terapi yang paling tepat diberikan?
– Apa komplikasi tersering dari keluhan pasien untuk kasus
di atas?
Herpes Zoster
Herpes Zoster
• Infeksi virus varicela zoster yang
menyerang kulit dan mukosa
• Reaktivasi virus yang terjadi
setelah penderita mendapat
varisela
• Sebelum timbul gejala kulit,
timbul gejala prodormal.
• Lokasi unilateral dan dermatomal
• Penunjang :
– Tzanck test sel datia berinti
banyak
• Tatalaksana :
– Asiklovir 5 x 800 mg selama 7 hari
– Valasiklovir 3x1000 mg
5
A. Acyclovir 4 x 200mg
B. Acyclovir 5 x200mg
C. Acyclovir 4 x 400mg
D. Acyclovir 5 x 400mg
E. Acyclovir 5 x 800mg
113
An. Laki-laki, usia 5 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan
timbul bercak merah pada tubuh sejak 2 hari yang lalu. Sejak 10
hari yang lalu, pasien sempat demam disertai batuk pilek. Pada
pemeriksaan fisik terdapat petekie pada trunkus dan ekstremitas;
splenomegali (-). Pada pemeriksaan laboratorium ditermukan
hemoglobin 13 g/dL, leukosit 8000/uL, dan hitung jenis normal.
Kadar trombosit 15.000/uL. Kemungkinan diagnosis pada pasien
ini adalah?
A. Von Willebrand Disease
B. Anemia aplastik
C. DIC
D. Hemofilia
E. Idiopatic Trombositopenia Purpura
Pembahasan
• Anak laki-laki, usia 5 tahun
• Timbul bercak merah pada tubuh sejak 2 hari yang lalu
• Riwayat demam disertai batuk pilek
• Petekie pada trunkus dan ekstremitas; splenomegali (-)
• Kadar trombosit 15.000/uL
• Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah?
Idiopatic Trombositopenia Purpura
• ITP akut sering mengikuti infeksi akut dan akan
mengalami resolusi spontan dalam dua bulan walau
pada 5-10% kasus menjadi kronik (>6 bulan).
• Pada 75% kasus terjadi sesudah vaksinasi atau infeksi
• Pemeriksaan Fisik :
– Nonpalpable petechiae
– Purpura
– Perdarahan
– Limpa tidak teraba
Pemeriksaan Laboratorium ITP
Trombositopenia
Low-
• Penis kaku dan nyeri
• Iskemik pada badan penis (darah gelap di area
tersebut)
• Tidak ada riwayat trauma
Flow
• Tatalaksana aspirasi
High-
• Tidak nyeri, gejala episodik
• Aliran darah cukup
• Badan penis teroksigenasi dengan baik
• Terdapat riwayat trauma pada penis atau
Flow
perineum (straddle injury paling sering)
• Tatalaksana observasi, embolisasi arteri bila
perlu
Pilihan Lainnya
• Testis retraktil testis hypermobile (bisa naik-turun)
• Torsio testis Torsio dari korda spermatikus
penurunan suplai darah iskemia testis ipsilateral
• Canchroid Infeksi H. Ducreyi ulkus mole, nyeri dan
ulkus kotor
• Phimosis prepusium tidak bisa ditarik ke belakang
A. Testis retraktil
B. Torsio testis
C. Canchroid
D. Priapismus
E. Phimosis
120
Laki-laki, 40 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri pinggang sebelah kanan sejak 2 jam yang lalu. Nyeri tidak
menjalar, namun keluhan disertai BAK berwarna kemerahan.
Pasien merupakan supir truk angkutan barang, pasien memiliki
kebiasaan kurang minum karena malas berhenti saat perjalanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal
dan nyeri ketok CVA kanan (+). Dokter mencurigai pasien
menderita batu saluran kencing. Jika batu memberikan gambaran
radioopaque pada foto rontgen, maka apakah jenis batu tersebut?
A. Asam urat
B. Cystine
C. Kalsium oksalat
D. Silikat
E. Struvit
Pembahasan
• Laki-laki, 40 tahun
• Nyeri pinggang kanan, 2 jam yang lalu
• Nyeri tidak menjalar
• Hematuria
• Kebiasaan kurang minum
• Pemeriksaan fisik nyeri ketok CVA kanan (+)
• Diagnosis : batu saluran kencing (Nefrolitiasis)
• Gambaran radioopaque jenis batu??
Batu Saluran Kencing
Jenis BSK Keluhan
Nefrolithiasis Nyeri kolik terutama di daerah
pinggang, hematuria
Ureterolithiasis Nyeri kolik dari pinggang menjalar
sampai ke kemaluan
Vesicolithiasis BAK dipengaruhi perubahan posisi
gejala kencing terputus-putus
(interupted)
Uretrolithiasis Nyeri di penis saat kencing, retensi urin
Batu Saluran Kemih
Batu Staghorn Batu Ureter Batu Buli-buli
Jenis Batu
• Batu kalsium
Radioopaque oksalat
• Batu kalsium fosfat
Anterior Posterior
Butterfly Floating
hematoma prostate
Ruptur Uretra
Posterior Anterior
• Gambaran khas • Gambaran khas
– Perdarahan per uretra – Perdarahan per uretra
– Retensi urin – Butterfly hematom
– DRE: Floating prostate – Kadang retensi urin
• Uretrografi
• Uretrografi
– Kontusio: (-)
– Ekstravasi kontras pada uretra pars – Ruptur: Eksravasasi (+) bulbosa
prostato-membranasea
• Tindakan
• Tindakan – Kontusio : observasi 4-6bln,
– Akut : Sitostomi uretrografi ulang
– Ruptur :
– Stabil :
• Sistostomi 1 bln
• Primary endoscopic realignment, 1mgg • Uroflometri, setelah 3 bln, uretrogram.
pasca ruptur Striktura, lakukan sachse
• Urteroplasti, 3 bulan pasca ruptur
• Komplikasi
• Rail roding catheter
– Striktur uretra
• Komplikasi
– Striktur uretra
– Disfungsi ereksi
– Inkontinensia urin
A. Ruptur buli
B. Ruptur uretra posterior colapinto 1
C. Ruptur uretra posterior colapinto 2
D. Ruptur uretra anterior
E. Ruptur ureter
122
Laki-laki, usia 58 tahun, datang ke praktik dokter dengan keluhan
sulit buang air kecil sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengaku
kencing keluar sedikit-sedikit dan terkadang harus mengedan.
Nyeri disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
pasien 120/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, nafas 18 kali/menit,
suhu 36.50C. Pemeriksaan umum dalam batas normal. Pada colok
dubur didapatkan prostat teraba kenyal, tidak ada nyeri tekan, pool
atas tidak teraba. Secara anatomi, daerah apakah yang paling sering
mengalami kelainan pada kasus ini?
A. Zona transisi
B. Zona sentral
C. Zona perifer
D. Zona uretra
E. Area fibromuskular
Pembahasan
• Laki-laki, 58 tahun
• Sulit BAK, kencing keluar sedikit-sedikit dan
terkadang harus mengedan
• Nyeri disangkal
• Pemeriksaan colok dubur prostat teraba
kenyal, tidak ada nyeri tekan, pool atas tidak
teraba
• Diagnosis : BPH
• Zona yang terkena?
BPH
• LUTS sering didapatkan
pada batu buli, ISK
bawah (sistitis), atau
BPH.
• Gejala LUTS
– Gejala Obstruktif
• Pancaran miksi lemah
• Miksi tidak lampias
– Gejala Iritatif
• Frekuensi
• Nokturia Hormon paling bertanggung jawab pada
• Urgensi BPH adalah dihidrotestosteron (DHT).
• Smith's General Urology 17th ed. Halaman
348
Kelainan Prostat
BPH Ca Prostat
• Gejala Klinis • Gejala Klinis
– Gejala obstruktif – Gejala obstuktif dan iritatif
– Gejala iritatif – Gejala metastasis (tulang)
• Pemeriksaan RT • Pemeriksaan RT
– Pembesaran prostat,
– Pembesaran prostat, berdungkul-dungkul, nyeri
konsistensi kenyal, tidak
nyeri, pool atas tidak teraba • Zona Prostat
– Zona perifer
• Zona Prostat
• Pemeriksaan Lab
– Zona transisional – PSA <4 ng/ml
• Pemeriksaan Lab – TRUS
– USG – Bone scan
– Skor IPSS – Biopsi
Gambaran Prostat
Periurethral zone
Urethra
Transitional zone
Peripheral zone
A. Zona transisi
B. Zona sentral
C. Zona perifer
D. Zona uretra
E. Area fibromuskular
123
Balita laki-laki, usia 1 tahun dibawa ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan ujung penis
menggelembung setiap kali BAK. Keluhan demam dan
nyeri disangkal. Saat dilakukan pemeriksaan
didapatkan preputium menempel pada gland penis
dan sulit ditarik ke belakang. Apa diagnosis balita
tersebut?
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hematoma penis
D. Hipospadia
E. Balanitis
Pembahasan
• Balita laki-laki, 1 tahun
• Ujung penis menggelembung setiap kali BAK
• Pemeriksaan fisik preputium menempel pada
gland penis dan sulit ditarik ke belakang
• Diagnosis?
Fimosis vs Parafimosis
Fimosis Parafimosis
Dorsumsisi!
KECIL KEJEPIT
Fimosis vs Parafimosis
Fimosis Parafimosis
• Bukan emergensi • Emergensi
• Prepusium yang ditarik ke belakang
• Prepusium tidak bisa ditarik tidak bisa ditarik kembali terjepit
dan edema
ke belakang • Gejala umum :
• Gejala umum : – Kulit prepusium edema
– Terdapat cincin menjepit penis
– Ujung penis menggembung bisa iskemia
• Tatalaksana:
• Tatalaksana : – Manual reduksi
– Sirkumsisi – Cairan hipertonik kompres
– Pungsi
– Rujuk ke urologi – Aspirasi
– Insisi vertikal
– Dorsumsisi urologi
A. Fimosis
B. Parafimosis
C. Hematoma penis
D. Hipospadia
E. Balanitis
124
Anak perempuan, usia 8 tahun datang ke Poliklinik Rumah Sakit
bersama ibunya dengan keluhan kencing berwarna kemerahan.
Selain itu, ibu mengeluhkan wajah anak tampak bengkak. Demam
disangkal. Dua minggu sebelumnya anak sempat sakit tenggorokan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg,
nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/menit, suhu 37,20C,
edem palpebra dan asites minimal. Hasil pemeriksaan penunjang
apakah yang menunjang diagnosis anak tersebut?
A. Kolesterol total 350 mg/dl
B. Albumin 1,5
C. Proteinuria +4
D. Asto menurun
E. C3 menurun
Pembahasan
• Anak perempuan, 8 tahun
• Hematuria
• Wajah anak tampak bengkak edem palpebra
• Riwayat sakit tenggorokan (+)
• Pemeriksaan fisik Hipertensi (130/80 mmHg),
edem palpebra dan asites minimal
• Hasil pemeriksaan penunjang?
Glomerulonefritis Akut Post
Streptococcus
• Glomerulonefritis akut ditandai dengan
– Edema
– Hematuria
– Hipertensi
– Penurunan fungsi ginjal (azotemia)
• GNA pasca streptokokus terjadi setelah infeksi
GABHS nefritogenik → deposit kompleks imun
di glomerulus
Glomerulonefritis Akut Post
Streptococcus
• Diagnosis
– Anamnesis
• Riwayat ISPA atau infeksi kulit 1-2 minggu sebelumnya, hematuri
nyata, kejang atau penurunan kesadaran, oliguri/anuri
– Pemeriksaan Fisik :
• Edema di kedua kelopak mata dan tungkai, hipertensi, lesi bekas
infeksi, gejala hipervolemia seperti gagal jantung atau edema paru
– Penunjang
• Fungsi ginjal BUN/kreatinin serum ↑
• Komplemen C3 menurun
• Urinalisis proteinuri, hematuri
• ASTO meningkat
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak
Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003: 58 - 63
Nephritic Syndrome vs Nephrotic Syndrome
Tatalaksana
Diuretik
A. Kolesterol total 350 mg/dl
B. Albumin 1,5
C. Proteinuria +4
D. Asto menurun
E. C3 menurun
125
Wanita, usia 27 tahun, G2P1A0 UK 32-33 minggu datang ke
Puskesmas dengan keluhan nyeri saat berkemih. Pasien
juga mengatakan menjadi sering BAK dan perut bagian
bawah terasa sakit. Kencing berwarna merah disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 90 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit,
suhu 37,20C, dan nyeri tekan suprapubis. Apakah terapi
yang dapat diberikan pada pasien ini?
A. Ciprofloxacin
B. Kotrimoksazol
C. Amoxicillin
D. Ceftriaxon
E. Kortikosteroid
Pembahasan
• Wanita, 27 tahun
• G2P1A0 UK 32-33 minggu
• Nyeri saat berkemih (disuria)
• Frekuensi
• Pemeriksaan fisik nyeri tekan suprapubis
• Terapi?
• Diagnosis : Sistitis
Infeksi Saluran Kencing
• ISK Atas : pielonefritis, prostatitis
• ISK Bawah : sistitis, uretritis
Anatomis
Reponible - Ireponible
• Reponible : hilang timbul
• Ireponible : tidak dapat kembali ke posisi normal
Medial - Lateral
• Medial/direct : di medial a. epigastrik inferior, merobek kanalis
inguinalis
• Lateral/indirect : di lateral a. epigastrik inferior, masuk melalui
internal inguinal ring, dapat mencapai skrotum
Hernia berdasarkan letak
DIREK = MEDIAL
INDIREK = LATERAL
(SELALU DI DEWASA)
Hernia Berdasarkan Sifatnya
• Reponiblis : KELUAR – MASUK
• Ireponiblis : KELUAR – TIDAK BISA MASUK
• Inkarserata: GANGGUAN PASASE USUS
• Strangulata: GANGGUAN VASKULARISASI
• SIIR
A. Hernia scrotalis
B. Hernia inguinalis lateral
C. Hernia inguinalis medialis
D. Torsio testis
E. Epididimitis
130
Pasien laki-laki, usia 56 tahun datang ke Poliklinik dengan
keluhan benjolan pada buah zakar, tidak disertai rasa nyeri
dan hanya dirasakan semakin membesar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam
batas normal, pemeriksaan genetalia eksterna tidak
didapatkan massa, skrotum membesar bilateral dan
pemeriksaan transiluminasi (+). Apa diagnosis pasien
diatas?
A. Filariasis
B. Varikokel
C. Torsio testis
D. Hidrokel
E. Orchitis
Pembahasan
• Laki-laki, 56 tahun
• Benjolan pada buah zakar, tidak nyeri, semakin
membesar
• Pemeriksaan fisik tidak didapatkan massa,
skrotum membesar bilateral, transiluminasi (+)
• Diagnosis?
Hidrokel
• Hidrokel adalah penumpukan cairan yang
berlebihan di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis, yang dalam keadaan
normal cairan ini berada dalam keseimbangan
antara produksi dan resorbsi oleh sistem limfatik
disekitarnya
Etiologi
• Pada bayi baru lahir
– Penutupan prosesus vaginalis belum sempurna
– Sistem limfatik di daerah skrotum dalam
melakukan resorbsi cairan hidrokel belum
sempurna
• Pada dewasa
– Idiopatik(primer)
– Sekunder kelainan pada testis atau
epididimis tumor, infeksi, trauma
Hidrokel
• GEJALA KLINIS
– Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
– Pada hidrokel testis dan hidrokel funikulus besarnya benjolan dikantong
skrotum tidak berubah sepanjang hari, sedangkan pada hidrokel
komunikan besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar pada
saat anak menangis.
Hidrokel
• PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
– Tampak benjolan di skrotum dengan konsistensi kistus dan pada
penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
– Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, hidrokel dapat
dibedakan menjadi:
• hidrokel testis bila kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi
testis sehingga testis tidak dapat diraba
• hidrokel funikulus bila kantong hidrokel berada di kranial dari
testis dan hidrokel komunikan bila terdapat hubungan antara
prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum (pada palpasi
kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke
dalam rongga abdomen)
A. Filariasis
B. Varikokel
C. Torsio testis
D. Hidrokel
E. Orchitis
131
Anak perempuan umur 4 tahun dibawa ibunya ke Poliklinik
Rumah Sakit dengan keluhan perut membesar dan nyeri.
Pada pemeriksaan fisik teraba massa pada perut kanan
atas. Setelah dilakukan pemeriksaan USG, didapatkan hasil
massa soliter, berbatas tegas, ukuran 12 cm pada ginjal.
Dilakukan nefrotomi pada anak, massa dibelah dua
berwana keabu-abuan, tampak jaringan nekrosis dengan
bercak perdarahan. Apa diagnosis pasien diatas?
A. Wilms tumor
B. Fibrokistik renal
C. Adenoma renal
D. Carcinoma renal
E. Adenocarsinoma renal
Pembahasan
• Anak perempuan, 4 tahun
• Perut membesar dan nyeri
• Pemeriksaan fisik teraba massa pada perut kanan atas
• USG massa soliter, berbatas tegas, ukuran 12 cm pada
ginjal
• Nefrotomi massa dibelah dua berwana keabu-abuan,
tampak jaringan nekrosis dengan bercak perdarahan
• Diagnosis?
Tumor Wilms
• Nefroblastoma, keganasan area abdomen tersering pada
anak-anak
• Gejala utama :
– Massa asimptomatik di abdomen
– Nyeri
– Hematuria
• Etiologi : mutasi pada gen WT1
• Prognosis cukup baik 80-90% survival
• Pemeriksaan imaging awal dapat digunakan USG ginjal
• Hasil biopsi klasik :
– Trifasik : epitelial, blasternal, dan stromal
Tumor Wilms
Makroskopis Mikroskopis
• Massa bentuk bulat, • Khas :
sangat besar – Glomerulus primitif/abortif
• Irisan : – Capsula bowman tidak
terbentuk
– Daerah miksomatik, lunak
seperti daging ikan – Tubulus primitif
terkurung stroma sel
– Jaringan hialin abu-abu
spindle
padat seperti tulang rawan
– (+) jaring mesoderm : otot
– Necrotik yang hemorrhagik
lurik (>>), otot polos, tulang
rawan, dll
Tumor Wilms
Makroskopis Mikroskopis
A. Wilms tumor
B. Fibrokistik renal
C. Adenoma renal
D. Carcinoma renal
E. Adenocarsinoma renal
132
Seorang anak laki-laki, usia 5 tahun dibawa ibunya ke Poliklinik
Rumah Sakit dengan keluhan bengkak. Bengkak awalnya di kelopak
mata namun selang beberapa hari bengkak menyebar hingga ke
kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 84 kali/menit, frekuensi nafas 20 kali/menit, suhu
aksila 36,70C, edema periorbita dan pitting edema di kedua tungkai
kaki. Pada pemeriksaan urin didapatkan protein urin +++.
Bagaimanakah proses terjadinya kasus diatas?
A. Malnutrisi
B. Obstruksi
C. Hipoalbumin
D. Hipernatremi
E. Hipersekresi
Pembahasan
• Anak laki-laki, 5 tahun
• Bengkak awal di kelopak mata, menyebar hingga ke kaki
• Pemeriksaan fisik edema periorbita dan pitting edema
di kedua tungkai kaki
• UL protein urin +++
• Diagnosis : Sindrom Nefrotik
• Bagaimanakah proses terjadinya kasus diatas?
Sindrom Nefrotik
• Sindrom nefrotik (SN) adalah suatu sindrom klinik
dengan gejala:
– Proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu > 2 mg/mg atau dipstik
≥ 2+)
– Hipoalbuminemia ≤ 2,5 g/dL
– Edema
– Dapat disertai hiperkolesterolemia
• Etiologi SN dibagi 3 yaitu :
– Kongenital
– Primer/Idiopatik
– Sekunder (mengikuti penyakit sistemik antara lain lupus
eritematosus sistemik (LES), purpura Henoch Schonlein)
Diagnosis
Bakteriuria
Hematuria
Urinalisis Nitrit (+)
Leukosit >5/LPB
Kultur
Jumlah koloni ≥105/mL
urin
pancaran
tengah
Tatalaksana
A. Mycobacterium tuberculosis
B. E. coli
C. Trichomonas
D. Candida albicans
E. Gardnerella vaginalis
135
Laki-laki berusia 38 tahun dibawa keluarganya ke UGD
RS dengan keluhan nyeri punggung setelah jatuh dari
tangga dua jam yang lalu. Pada pemeriksaan foto polos
didiagnosis fraktur korpus vertebra setinggi thorakal
V. Apakah jenis fraktur yang biasa terjadi pada kasus di
atas?
A. Fraktur transversal
B. Fraktur oblik
C. Fraktur kompresi
D. Fraktur longitudinal
E. Fraktur kominutif
Pembahasan
• Keluhan nyeri punggung setelah jatuh dari
tangga dua jam yang lalu.
• Xray fraktur korpus vertebra setinggi
thorakal V
• Jenis fraktur?
Fraktur Kompresi
• Fraktur inkomplit, di
mana sisi tulang yang
utuh menjadi
bengkok
• Pada anak-anak
Pilihan lain
A. Fraktur transversal
B. Fraktur oblik
C. Fraktur kompresi
D. Fraktur longitudinal
E. Fraktur kominutif
136
Perempuan berusia 50 tahun mengeluh lengan kiri
tidak bisa digerakkan setelah jatuh. Dari hasil rontgen
foto antebrachii sinistra, didapatkan adanya fraktur
distal radius dengan fragmen distal bergeser ke arah
dorsal dan proksimal dan deformitas “dinner fork”.
Diagnosis yang paling tepat adalah...
A. Fraktur Boxer
B. Fraktur Galeazzi
C. Fraktur Smith
D. Fraktur Montegia
E. Fraktur Colles
Pembahasan
• Lengan kiri tidak bisa digerakkan setelah
jatuh.
• Xray antebrachii sinistra: fraktur distal
radius dengan fragmen distal bergeser ke
arah dorsal dan proksimal
• Deformitas “dinner fork”
• Jenis Fraktur?
Berbagai macam fraktur antebrachii
• Galeazzi
• Montegia
• Colles
• Smith
Colles Vs Smith
• Colles
– Terjatuh dengan tangan
ekstensi
– Fragmen distal yang
mengalami fraktur, terletak
pada bagian
palm/punggung tangan
mirip fork/garpu
• Smith SMITH
• Galeazzi
– Dislokasi
radioulnar
– Fraktur 1/3
distal radius
• Montegia
– Dislokasi head
radius
– Fraktur ½
proksimal ulna
GFR-MU
Galeazzi Fraktur Radius
Montegia fraktur Ulna
A. Fraktur Boxer
B. Fraktur Galeazzi
C. Fraktur Smith
D. Fraktur Montegia
E. Fraktur Colles
137
Laki-laki berusia 25 tahun, mengeluh nyeri bahu kanan
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas 1 jam lalu.
Pada pemeriksaan, didapatkan klavikula dekstra
mendatar dan terdapat tonjolan inferior
infraklavikuler dekstra. Diagnosis untuk kasus ini
adalah...
A. Dislokasi humerus anterior
B. Dislokasi humerus posterior
C. Fraktur caput humeri
D. Fraktur tuberositas mayor
E. Fraktur tuberositas minor
Pembahasan
• Purin banyak
terkandung dalam
makanan yang
berprotein
A. Meningkatkan asupan sumber vitamin B
12
B. Meningkatkan asupan sumber vitamin C
C. Membatasi asupan cairan
D. Membatasi asupan sumber protein
E. Membatasi asupan sumber lemak
139
Anak laki-laki berusia 14 tahun datang dengan keluhan
bahu kanan lebih tinggi dari pada bahu kiri. Kadang
pasien mengeluhkan nyeri punggung, namun tidak
sampai menjalar ke kaki. Dari foto polos, didapatkan
hasil bahwa pasien menderita skoliosis. Menurut
derajat sudut cobb, berapakah batasan untuk diagnosis
skoliosis?
A. >10 derajat
B. <10 derajat
C. antara 40-50 derajat
D. >50 derajat
E. 90 derajat
Pembahasan
• Tatalaksana
• 10-20o = tidak perlu
• 20-40o = brace
• >40o = pembedahan
A. >10 derajat
B. <10 derajat
C. Antara 40-50 derajat
D. >50 derajat
E. 90 derajat
140
Perempuan berusia 70 tahun datang dengan keluhan
nyeri pada kedua lutut sejak 6 bulan lalu. Nyeri
dirasakan terutama pada saat beraktivitas. Dari
pemeriksaan lutut, tidak ditemukan tanda radang,
namun ada krepitasi. Hasil foto polos lutut
menunjukkan adanya osteofit dan penyempitan celah
sendi. Diagnosis kasus ini adalah...
A. Osteoatritis
B. SLE
C. Reumatoid Atritis
D. Gout Atritis
E. Atritis septik
Pembahasan
• Nyeri pada kedua lutut sejak 6 bulan lalu.
• Nyeri dirasakan terutama pada saat
beraktivitas.
• PF lutut: tidak ditemukan tanda radang,
namun ada krepitasi.
• X-ray lutut: osteofit dan penyempitan celah
sendi
• Diagnosis?
Osteoartritis
• Penyakit sendi degeneratif
• Faktor risiko
– Laki-laki >60 tahun
– Wanita >50 tahun atau sudah menopause
– Obesitas
• Gejala
– Nyeri sendi yang progresif
– Nyeri muncul saat beraktivitas dan menghilang saat
istirahat ROM berkurang
– Kaku di pagi hari <1 jam
– Perubahan gaya berjalan
– PF: krepitasi
Gambaran Xray pada OA
Kellgren-Lawrence
20
Pre-eklampsia Berat
160/90
Proteinuria atau Organ
minggu • +2 atau lebih • Mata
• 6g/24 jam atau • Hepar
lebih • Ginjal
• Paru
• Ginjal
KEJANG atau
KOMA Eklampsia
Obat hipertensi pada kehamilan
A. Propanolol
B. Tiazid
C. Losartan
D. Nifedipine
E. Atenolol
144
Perempuan berusia 18 tahun P1A0 datang dengan
keluhan tidak dapat menahan kemih. Pasien baru
melahirkan anak seminggu yang lalu dan persalinan
ditolong bidan. Pada saat melahirkan, robekan perineum
cukup luas dan sudah dijahit oleh bidan. Apakah
diagnosis untuk kasus ini?
A. Prolaps uteri
B. Inkontinensia uri
C. Inkontinensia alvi
D. Sistokel
E. Rectokel
Pembahasan
• Perempuan berusia 18 tahun P1A0
• Tidak dapat menahan kemih
• Baru melahirkan anak seminggu yang lalu
• Robekan perineum cukup luas dan sudah
dijahit oleh bidan
• Diagnosis?
Inkontinensia uri post-partum
• Etiologi
– Sobekan perineum luas melemahkan otot
dasar pelvis
– Anestesi lokal atau epidural
Pilihan lain
• Prolaps uteri
– F.risiko: Melahirkan pervaginam berkali-kali, usia tua
– Gejala: keluar benjolan dari vagina terutama setelah
mengedan, inkontinensia uri
– Terapi: senam kegel, pesari
• Sistokel
– Prolaps kandung kemih
• Rectokel
– Prolaps rektum
• Inkontinensia alvi = tidak bisa BAB
A. Prolaps uteri
B. Inkontinensia uri
C. Inkontinensia alvi
D. Sistokel
E. Rectokel
145
Perempuan berusia 20 tahun G1P0A0 hamil 14 minggu,
datang ke IGD karena nyeri perut yang disertai
perdarahan dari jalan lahir. Pasien nampak lemas dan
pucat. Pada pemeriksaan, didapatkan sisa jaringan dan
ostium uteri terbuka. Diagnosis kasus ini adalah...
A. Abortus inkomplit
B. Abortus imminens
C. Abortus komplit
D. Abortus septik
E. Abortus insipien
Pembahasan
• Perempuan berusia 20 tahun G1P0A0 hamil
14 minggu
• Nyeri perut yang disertai perdarahan dari jalan
lahir
• Lemas dan pucat
• PF: sisa jaringan dan ostium uteri terbuka
• Diagnosis?
Abortus
• Definisi: ancaman atau pengeluaran janin atau
hasil konsepsi <20 minggu
Jenis Perdarahan Nyeri Serviks Jaringan Uterus
Iminens/ Sedikit Sedang Tertutup Tidak ada Sesuai usia
ancaman ekspulsi kehamilan
Insipiens Banyak Hebat Terbuka Tidak ada Sesuai usia
ekspulsi kehamilan
Inkomplit Banyak Hebat Terbuka Ekspulsi Sesuai usia
sebagian kehamilan
jaringan
Komplit Sedikit Sedikit Terbuka/ Ekspulsi Lebih kecil
tertutup seluruh dari usia
jaringan kehamilan
Missed Tidak Tidak Tertutup Janin mati Lebih kecil
abortion tapi tidak dari usia
diekspulsi kehamilan
Tatalaksana
Jenis Tatalaksana
Iminens/ Pertahankan kehamilan: tirah baring
ancaman
Insipiens Mengeluarkan hasil konsepsi: ergometrin atau
oksitosin
Inkomplit <16 minggu: forsep cincin atau jari
<16 minggu + perdarahan hebat: AVM
>16 minggu: oksitosin
Komplit Konseling
Missed <12 minggu: AVM atau kuret
12-16 minggu: kuret
>16 minggu: oksitosin
A. Abortus inkomplit
B. Abortus imminens
C. Abortus komplit
D. Abortus septik
E. Abortus insipien
146
Perempuan berusia 21 tahun datang untuk meminta surat
keterangan pap smear. Dari anamnesis diketahui pasien
sudah menikah selama 2 tahun, namun belum
mempunyai keturunan. Dari pemeriksaan inspekulo
didapatkan mukosa serviks tampak benjolan warna putih
bertangkai. Apakah diagnosis pasien di atas?
A. Kista bartholini
B. Mioma uteri
C. Kista nabothi
D. Ca serviks
E. Polip serviks
Pembahasan
• Perempuan berusia 21 tahun datang untuk
meminta surat keterangan pap smear
• Pasien sudah menikah selama 2 tahun, namun
belum mempunyai keturunan infertilitas
• Inspekulo: mukosa serviks tampak benjolan
warna putih bertangkai
• Diagnosis?
Polip Serviks
• Massa cherry-red, reddish purple, grayish
white
• Asimptomatik, namun kadang dapat
menimbulkan gejala seperti:
– Discharge
– Perdarahan abnormal
– Infertilitas
Pilihan lain
• Kista bartholini
– Pembengkakan kista bartolin
akibat duktus tersumbat
– Asimptomatik kecuali sangat besar
– Bedakan dengan abses bartolin
(nyeri + gejala inflamasi)
• Kista nabothi
– Massa kistik berwarna putih
dengan permukaan rata di seviks
– Asimptomatik, kecuali sangat besar
• Ca serviks
– Discharge, perdarahan abnormal
– HPV 16 dan 18
Mioma
• Mioma = tumor otot polos
• Gejala
– Biasanya asimptomatik
– Durasi menstruasi panjang
– Menstruasi banyak
– Dismenorea
– Infertilitas
• Klasifikasi
– Submukosa dapat tubuh hingga keluar rahim yang
disebut mioma geburt
– Intramural biasnya menyebabkan dismenorea
– Subserosa dapat berbentuk seperti bertangkai yang
disebut mioma pedunculated
Lokasi
A. Kista bartholini
B. Mioma uteri
C. Kista nabothi
D. Ca serviks
E. Polip serviks
147
Perempuan berusia 69 tahun datang dengan keluhan
terasa tidak nyaman di perut bagian bawah. Keluhan
disertai benjolan yang keluar dari kemaluannya. Dari
anamnesis diketahui pasien menikah pada usia 15 tahun.
Pasien mempunyai 8 orang anak dan lahir pervaginam.
Organ apakah yang mengalami prolaps?
A. Uterus
B. Ovarium
C. Tuba Fallopi
D. Serviks
E. Vagina
Pembahasan
• Perempuan berusia 69 tahun
• Keluhan terasa tidak nyaman di perut bagian
bawah.
• Benjolan yang keluar dari kemaluannya
• Anamnesis: menikah pada usia 15 tahun,
mempunyai 8 orang anak dan lahir
pervaginam
• Organ yang prolaps?
Prolaps Uteri
• F. risiko
– Usia tua
– Riwayat melahirkan banyak anak pervaginam
• Gejala
– Rasa tidak enak atau menggajal
– Muncul benjolan dari introitus vagina
• Derajat
– 0 : tidak ada prolaps
– 1 : >1cm di atas himen
– 2 : <1cm di atas himen
– 3 : >1 cm di bawah himen
– 4 : uterus seluruhnya
berada di luar introitus
vagina
A. Uterus
B. Ovarium
C. Tuba Fallopi
D. Serviks
E. Vagina
148
Perempuan 22 tahun G1P0A0 hamil 18 minggu, datang
dengan keluhan perdarahan bercak dari jalan lahir. Rasa
nyeri dan riwayat keluar jaringan disangkal pasien. Tinggi
fundus sesuai dengan usia kehamilan, tidak ada bukaan
serviks ataupun jaringan di jalan lahir. Apakah tindakan
yang sebaiknya dilakukan?
A. Tirah baring
B. Transfusi PRC
C. Kuretase
D. Terminasi kehamilan
E. Rujuk
Pembahasan
• Perempuan 22 tahun G1P0A0 hamil 18
minggu
• Perdarahan bercak dari jalan lahir. Rasa nyeri
disangkal pasien
• Tinggi fundus sesuai dengan usia kehamilan,
tidak ada bukaan serviks ataupun jaringan di
jalan lahir
• Tatalaksana?
Jenis Perdarahan Nyeri Serviks Jaringan Uterus
Iminens/ Sedikit Sedang Tertutup Tidak ada Sesuai usia
ancaman ekspulsi kehamilan
Insipiens Banyak Hebat Terbuka Tidak ada Sesuai usia
ekspulsi kehamilan
Inkomplit Banyak Hebat Terbuka Ekspulsi Sesuai usia
sebagian kehamilan
jaringan
Komplit Sedikit Sedikit Terbuka/ Ekspulsi Lebih kecil
tertutup seluruh dari usia
jaringan kehamilan
Missed Tidak Tidak Tertutup Janin mati Lebih kecil
abortion tapi tidak dari usia
diekspulsi kehamilan
Tatalaksana
Jenis Tatalaksana
Iminens/ Pertahankan kehamilan: tirah baring
ancaman
Insipiens Mengeluarkan hasil konsepsi: ergometrin atau
oksitosin
Inkomplit <16 minggu: forsep cincin atau jari
<16 minggu + perdarahan hebat: AVM
>16 minggu: oksitosin
Komplit Konseling
Missed <12 minggu: AVM atau kuret
12-16 minggu: kuret
>16 minggu: oksitosin
A. Tirah baring
B. Transfusi PRC
C. Kuretase
D. Terminasi kehamilan
E. Rujuk
149
Sepasang suami istri datang untuk konsultasi KB. Saat ini
suami berusia 28 tahun dan istri 26 tahun. Istri baru hamil
dan melahirkan 1 kali, setahun yang lalu. Apakah yang
sebaiknya dilakukan dokter?
A. Segera langsung memberikan KB yang paling sesuai
untuk pasien
B. Memberitahukan metode kontrasepsi mantap karena
bagus
C. Memberikan konseling jenis KB dan metode KB
D. Memberikan kebebasan memilih jenis KB
E. Merujuk ke spesialis obstetri
Pembahasan
• Sepasang suami istri datang untuk konsultasi
KB.
• Suami berusia 28 tahun dan istri 26 tahun.
• Istri baru hamil dan melahirkan 1 kali, setahun
yang lalu.
• Tindakan dokter yang tepat?
Jenis KB KB
Sementara Permanen
Barier
Alami Hormonal IUD Tubektomi
mekanik
Metode Kondom
Implan IUD saja Vasektomi
kalender pria
Pil
kombinasi
ALAMI
• Metode kalender
– Cara hitung masa subur
• Siklus menstruasi terpanjang – 11
• Siklus menstruasi terpendek – 18
– Mengukur suhu tubuh setiap pagi
menjelang ovulasi, suhu basal
turun dan akan naik <24 jam
sebelum ovulasi
• Koitus interuptus
• Amenorea laktasi
– Laktasi prolaktin↑ GnRh↓
– Hanya sampai 6 bulan setelah
melahirkan atau saat menstruasi
pertama
– Keberhasilan: 2%
KB Hormonal
• Kekurangan • Kekurangan
• Retensi cairan BB↑, sakit • Nafsu makan↑ BB↑
kepala • Haid semakin pendek dan
• Hipertensi, mual, nyeri sedikit, spotting
payudara • Kebotakan, jerawat, sakit
• Risiko trombo-emboli kepala
• Memperburuk keadaan • Depresi dan suasana
kanker payudara dan perasaan cepat berubah
penyakit hati • Kelebihan
• Kelebihan • Tidak mengganggu laktasi
• Mengurangi risiko kanker
endometrium, kanker
ovarium, kista ovarium, PID,
dan gejala PCOS
Metode KB Kelebihan Kekurangan
Implan Bisa dipakai 3-7 tahun Invasif
(etonogestrel) (tergantung jenisnya) +kekurangan progesteron
+kelebihan progesteron
Pil kombinasi Haid menjadi teratur Harus diminum setiap hari
(etinil-estradiol + Dismenorea berkurang risiko lupa
levo-norgestrel) Tdk mengganggu hub seksual +Kekurangan estrogen &
Tidak perlu kontrol progesteron
+Kelebihan estrogen
Suntik kombinasi Penelitian masih terbatas, Penelitian masih terbatas,
(1x/bulan) namun diduga mirip pil namun diduga mirip pil
kombinasi + kontrol tiap bulan kombinasi
Mini pil/Progestin Tdk mengganggu hub seksual Gangguan haid, hingga
only Tidak perlu kontrol amenorea
+Kelebihan progesteron Harus diminum tiap hari
risiko lupa
+Kekurangan progesteron
Suntik DMPA Tdk mengganggu hub seksual Gangguan haid, hingga
(1x/3bulan) Harus kontrol tiap 3 bulan amenorea
+Kelebihan progesteron +Kekurangan progesteron
IUD
• Cara kerja
– Memicu reaksi inflamasi menghalangi fertilisasi
– IUD jenis tertentu (MIRENA) ditambahkan progesteron
untuk mengentalkan lendir dan mengganggu pergerakan
tuba
• Pemasangan
– Postpartum
• Langsung setelah plasenta lahir (<20 menit) atau dalam 48 jam
postpartum
• > 4 minggu setelah melahirkan
– Saat haid pasien pasti tidak hamil, pemasangan lebih
mudah, nyeri berkurang
• Follow up: 1 minggu dan 3 bulan setelah pemasanga,
kemudian tiap 6 bulan
IUD
• Komplikasi: infeksi, perforasi, jika terjadi kehamilan
bayi berisiko cacat
• Efek samping:
– Perdarahan setelah pemasangan hilang setelah 1
minggu
– Nyeri dan kram perut bawah
– Gangguan pada suami saat berhubungan benang IUD
dipotong atau diselipkan
• Kontraindikasi
– Sedang hamil
– Infeksi di daerah genital, PID, paska abortus septik
– Kanker endometrium, kanker serviks
Pemilihan kontrasepsi rasional
A. Segera langsung memberikan KB yang paling
sesuai untuk pasien
B. Memberitahukan metode kontrasepsi
mantap karena bagus
C. Memberikan konseling jenis KB dan metode
KB
D. Memberikan kebebasan memilih jenis KB
E. Merujuk ke spesialis obstetri
150
Perempuan berusia 17 tahun datang dengan keluhan terdapat nyeri
pada perut bagian bawah. Keluhan disertai dengan perdarahan dan
keluarnya jaringan berupa gelembung. Pasien sebelumnya telat haid
2 bulan disertai keluhan mual dan muntah. Pada pemeriksaan,
ditemukan tinggi fundus uteri setinggi umbilikus. Pada pemeriksaan
USG tidak ditemukan lagi jaringan di dalam abdomen. Apakah
diagnosis kasus ini?
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Mola hidatidosa parsial
E. Mola hidatidosa komplit
Pembahasan
• Perempuan berusia 17 tahun
• Nyeri perut bagian bawah
• Perdarahan dan keluarnya jaringan berupa
gelembung
• Telat haid 2 bulan disertai keluhan mual dan
muntah
• PF: tinggi fundus uteri setinggi umbilikus
• USG: tidak ditemukan jaringan di dalam
abdomen
• Diagnosis?
Mola Hidatidosa / hamil anggur
• Gejala
– Mual dan muntah hebat
– Ukuran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
– Perdarahan pervaginam
– Nyeri perut
– Berdebar-debar, takikardi
(tanda tirotoksikosis)
• Klasifikasi
– Parsial: ada sisa jaringan
– Komplit: tidak ada sisa jaringan
Pilihan lain
• Abortus inkomplit
– Nyeri hebat + perdarahan banyak + ekspulsi
sebagian jaringan + OUE terbuka + TFU sesuai usia
kehamilan
• Abortus komplit
– Nyeri ringan + perdarahan sedikit + ekspulsi seluruh
jaringan + OUE tertutup/terbuka + TFU < usia
kehamilan
• Abortus insipiens
– Nyeri hebat + perdarahan banyak + tidak ada
ekspulsi + OUE terbuka + TFU sesuai usia kehamilan
• Mola hidatidosa parsial
– Masih ada sisa jaringan di abdomen
A. Abortus inkomplit
B. Abortus komplit
C. Abortus insipiens
D. Mola hidatidosa parsial
E. Mola hidatidosa komplit
151
Perempuan berusia 25 tahun G2P1A0, datang untuk
memeriksa kandungannya. Anak pertama pasien
mengalami bibir sumbing. Vitamin apa yang
sebaiknya diberikan untuk mencegah bibir
sumbing?
A. Asam folat
B. Vitamin A
C. Vitamin D
D. Vitamin B
E. Vitamin C
Pembahasan
• Perempuan berusia 25 tahun G2P1A0, datang
untuk memeriksa kandungannya
• Anak pertama pasien mengalami bibir
sumbing
• Vitamin untuk profilaksis?
Suplementasi pada kehamilan
• Zat besi
– Setelah ibu tidak mengalami mual muntah, karena
suplemen besi memiliki efek samping mual dan
muntah
– 1x300 mg sulfat ferosus (60 mg zat besi elemental)
• Asam folat
– Sejak 2 bulan sebelum kehamilan
– 0,4 mg/hari
– 4 mg/hari riwayat melahirkan bayi dengan
neural tube defect (NTD)
Pencegahan kelahiran bayi
anencephaly dan neural tube deffect
Untuk pencegahan, normalnya…
• Wanita yang ingin hamil perlu suplemen 0.4
mg (400 microgram) asam folat setiap hari
• Mulai konsumsi: 1 bulan sebelum hamil
• Selama: 3 bulan pertama kehamilan
Tapi dengan riwayat anencephaly dan NTD…
• Dosisnya 10x lipat!
• Jadi 1 hari = 10 tablet 400µg (total 4000µg)
Dosis dan Sediaan Asam Folat
Asam Folat = AF = 4F =
4 gram untuk Frefention
dengan riwayat NTD
A. Asam folat
B. Vitamin A
C. Vitamin D
D. Vitamin B
E. Vitamin C
152
Perempuan berusia 24 tahun G1P0A0 hamil 37
minggu, datang dengan keluhan keluar cairan
bening sejak 1 jam lalu. Pada pemeriksaan, tidak
ada kontraksi atau pembukaan. Diagnosis untuk
kasus ini adalah...
A. Ketuban pecah dini dalam persalinan
B. Ketuban pecah dini sebelum persalinan
C. Aborsi insipien
D. Plasenta previa
E. Persalinan prematur
Pembahasan
• Perempuan berusia 24 tahun G1P0A0 hamil
37 minggu
• Keluar cairan bening sejak 1 jam lalu
• Tidak ada kontraksi atau pembukaan
• Diagnosis?
Ketuban pecah dini
• Keluar cairan banyak yang tidak bisa ditahan
• Tidak ada kontraksi atau tanda inpartu
• Demam dan leukositosis (infeksi)
• Inspekulo: tampak cairan ketuban, tes valsava:
suruh ibu mengedancairan keluar
• Tes nitrazin/lakmus: positif/biru
• Mikroskop: tes fern dengan sediaan sekret
vaginagambar pakis
Tatalaksana
• Tirah baring
• Tatalaksana:
– >34 minggu: induksi persalinan
– 24-33 minggu:
• Jika ada amnionitis, abrupsio plasenta, kematian
janin: terminasi kehamilan
• Pematangan paru hingga usia 34 baru dilahirkan
– <24 minggu
• Kemungkinan dilakukan terminasi kehamilan, sesuai
kondisi ibu dan janin
Pilihan lain
• Ketuban pecah dini dalam persalinan
– KPD saat akhir kala 1 atau awal kala 2
• Aborsi insipien
– Nyeri hebat + perdarahan banyak + tidak ada ekspulsi +
OUE terbuka + TFU sesuai usia kehamilan
• Plasenta previa
– Keluar darah merah segar, tidak nyeri, tidak ada kontraksi
– Usia kehamilan >22 minggu
• Persalinan prematur
– Kehamilan <37 minggu
– His 4x dalam 20 menit atau 8x dalam 60 menit
– Pembukaan serviks progresif >2cm
A. Ketuban pecah dini dalam persalinan
B. Ketuban pecah dini sebelum persalinan
C. Aborsi insipien
D. Plasenta previa
E. Persalinan prematur
153
Perempuan berusia 28 tahun datang ke UGD dengan keluhan keluar
banyak darah disertai gumpalan-gumpalan seperti gelembung dari
kemaluan. Keluhan disertai rasa sakit dan kram perut bagian bawah.
Sebelumnya sudah tes kehamilan dan hasilnya positif. Pada
pemeriksaan ditemukan tekanan darah 80/60 mmHg, nadi
124x/menit, pernapasan 24x/menit, dan akral dingin. Tinggi fundus
uteri lebih besar dari usia kehamilan. Selain resusitasi, tindakan apa
yang harus segera dilakukan pada pasien ini?
A. Histerotomi
B. Suction curretage
C. Histeroplasti-laparoskopi
D. Tubektomi
E. Histerektomi
Pembahasan
• Gejala
– Mual dan muntah hebat
– Ukuran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
– Perdarahan pervaginam
– Nyeri perut
– Berdebar-debar, takikardi
(tanda tirotoksikosis)
• Klasifikasi
– Parsial: ada sisa jaringan
– Komplit: tidak ada sisa jaringan
Tatalaksana
• Fasyankes primer
– Resusitasi + rujuk
• Fasyankes sekunder
– AVM + Oksitosin
A. Histerotomi
B. Suction curretage
C. Histeroplasti-laparoskopi
D. Tubektomi
E. Histerektomi
154
Perempuan berusia 46 tahun mengeluhkan perdarahan
sebanyak 1 pembalut setiap hari selama 6 bulan. Setiap
bersenggama, pasien juga mengalami perdarahan. Pasien
mengeluhkan lemas dan pucat. Pada pemeriksaan
spekulum terdapat massa padat berbenjol-benjol ,
immobile dan labia minor tampak kemerahan. Apakah
diagnosis kasus ini?
A. Mioma uteri
B. Kanker serviks
C. Kista bartolin
D. Kista ovarium
E. Sifilis
Pembahasan
• Gejala
– Pusing, nyeri kepala
– Nyeri ulu hati, nyeri perut kuadran kanan atas
– Pandangan kabur, scotoma
– Mual hingga muntah
– Sesak, edema
Klasifikasi
• Ringan : TD ≥140/90 mmHg DAN proteinuria 1+
atau >300 mg/24 jam
• Berat : TD ≥160/90 mmHg DAN salah satu di
bawah ini:
– Proteinuria ≥2+ atau >5 g/24 jam
– Keterlibatan organ
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis
mikroangiopati
• SGOT/SGPT meningkat, nyeri abdomen kuadran kanan
atas
• Sakit kepala, skotoma
• Pertumbuhan janin terhambat/IUGR, oligohidramnion
• Edema paru, gagal jantung kongestif
• Oliguria (<500ml/24 jam), kreatinin >1,2 mg/dl
Tatalaksana
• Syarat
– Napas >16x/menit
– Ada refleks patella
– Urin >0,5 ml/kgBB/jam
Eklampsia
• Kejang atau koma yang merupakan komplikasi
preklampsia
• Dapat terjadi pada pre, intra, dan post (24 jam)
partum
• Impending eklampsia
– Keadaan mendekati eklampsia
– Gejala: pandangan kabur, nyeri epigastrium, nyeri
kuadran kanan atas, nyeri kepala, edema pulmo,
edema anarsaka
A. Eklampsia
B. Impending eklampsia
C. Preeklampsia berat
D. Preeklampsia ringan
E. Hipertensi kronis
160
Perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 23 minggu
datang ingin mengontrol kehamilannya. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan. Pada
pemeriksaan laboratorium, didapatkan hasil IgM
toxoplasmosis (+), IgG toxoplasmosis (+). Apakah terapi
untuk pasien di atas?
A. Spiramisin
B. Sulfadoxin
C. Sulfadiazine
D. Pirimetamin
E. Amoksisilin
Pembahasan
• Perempuan berusia 28 tahun G1P0A0 hamil
23 minggu
• PF normal
• IgM toxoplasmosis (+), IgG toxoplasmosis (+)
• Terapi?
Toksoplasma dalam kehamilan
• Spiramycin
– Merupakan terapi standard toksoplasma pada
kehamilan
– Hanya menurunkan risiko infeksi janin
• Pyrimethamine
– Jika sudah ada bukti janin terinfeksi, baru diberikan
pyrimethamine
– Bukan terapi standard
– Kontra indikasi pada trimester pertama dan trimester
kedua awal
A. Spiramisin
B. Sulfadoxin
C. Sulfadiazine
D. Pirimetamin
E. Amoksisilin
161
Perempuan berusia 30 tahun datang dibawa keluarganya
karena keluhan tangan dan kaki tidak bisa berhenti
bergerak. Pasien juga sering duduk, berdiri, dan berjalan
tidak tentu arah. Pasien merupakan penderita skizofrenia
tipe paranoid dan sudah mendapat terapi antipsikotik. Dari
pemeriksaan, ditemukan tangan dan kaki tidak berhenti
bergerak dan ketika berjalan terlihat mau jatuh. Apakah
diagnosis kasus ini?
A. Akatisia akut
B. Distonia akut
C. Parkinsonism
D. Tardive dyskinesia
E. Neuroleptic malignant syndrome
Pembahasan
• Tangan dan kaki tidak bisa berhenti bergerak.
• Pasien juga sering duduk, berdiri, dan berjalan
tidak tentu arah.
• Pasien merupakan penderita skizofrenia tipe
paranoid dan sudah mendapat terapi
antipsikotik.
• PF: tangan dan kaki tidak berhenti bergerak
dan ketika berjalan terlihat mau jatuh.
• Diagnosis?
Akatisia
• Efek samping antipsikotik yang paling sering
• Gejala
– Gelisah atau gerakan yang gelisah (duduk-berdiri
berulang-ulang, mondar-mandir)
– Tidak bisa diam
Efek samping antipsikotik
• Gejala ekstrapiramidal
– Akatisia: tidak bisa diam, gelisah
– Distonia: leher terpuntir, mata mendelik
– Tardif diskinesia: gerakan mengecap mulut
– Parkinsonism: tremor
– Sindrom neuroleptik maligna tanda vital tidak stabil
• Gejala lain yang umum
– Sedasi
– BB↑
– Oligomenorea, disfungsi ereksi
– Efek antikolinergik
• Gejala lain yang tidak umum
– Galaktorea
– Agitasi
– Hipotensi ortostatik
Pilihan lain
Distonia akut
- Kontraksi otot yang menyebabkan gerakan atau
postur abnormal
- Contoh: kejang-kejang, leher tampak terpelintir,
trismus, dll
Parkinsonism
- Gejala mirip parkinson:
- Tremor saat istirahat
- Rigiditas/kaku
- Akinesia
- Postur tidak stabil
Tardive dyskinesia
- Gerakan involunter dari mulut, batang tubuh, dan
ekstremitas.
- Contoh: mengecap-ngecap, mengerutkan dahi, dll
Neuroleptic malignant syndrome
- Demam
- Perubahan status mental
- Rigiditas
- Keterlibatan s.otonom tanda vital tidak stabil
A. Akatisia akut
B. Distonia akut
C. Parkinsonism
D. Tardive dyskinesia
E. Neuroleptic malignant syndrome
162
Perempuan berusia 24 tahun datang dengan
keluhan sering mencabut rambutnya hingga
botak. Ia mengaku mendapat kepuasan jika
mencabut rambutnya hingga botak. Diagnosis
kasus ini adalah...
A. Sadisme
B. Fetihisme
C. Trikomatilia
D. Voyeurisme
E. Masokisme
Pembahasan
• Sering mencabut rambutnya hingga botak.
• Mengaku mendapat kepuasan jika mencabut
rambutnya hingga botak
• Diagnosis?
Triko (thrix = rambut)
Tilo (tilo = mencabut)
Mania (maniac = senang)
Penderita memiliki dorongan tak tertahankan
untuk mencabuti rambutnya
Pilihan lain
• Sadisme
– Senang menyakiti pasangan seksual secara fisik saat
berhubungan
• Masokisme (pasangannya sadisme)
– Senang disakiti pasangan seksual secara fisik saat
berhubungan
• Fetihisme (Fetish = benda mati)
– Senang dengan benda mati atau bagian tubuh non-
genital
• Voyeurisme (Voyeur = tukang ngintip)
– Suka mengintip orang lain melakukan hal-hal berbau
seksual (mandi, berhubungan seksual, dll)
A. Sadisme
B. Fetihisme
C. Trikomatilia
D. Voyeurisme
E. Masokisme
163
Laki-laki berusia 30 tahun curiga berat terhadap
istrinya sejak 3 hari yang lalu. Hal ini terjadi setelah
istrinya diangkat menjadi manajer. Sejak kemarin,
istrinya tidak boleh menggunakan handphone. Pasien
hanya curiga kepada istrinya. Saat ini, pasien masih
bisa bekerja dan bersosialisasi dengan lingkungannya.
Apakah diagnosis kasus ini?
A. Psikotik lir skizofrenia
B. Gangguan waham menetap
C. Somatisasi
D. Skizofrenia paranoid
E. Gangguan penyesuaian
Pembahasan
Skizofreniform Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga
6 bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis
+ mania atau depresi
Pilihan lain
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius
hanya berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis
agar terlihat sakit (contoh: sengaja minum
antikoagulan agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya
(contoh: berpura-pura sakit karena mau menghindari
panggilan sidang pengadilan).
A. Skizoafektif lir skizofren
B. Gangguan waham menetap
C. Skizoafektif
D. Skizofrenia paranoid
E. Gangguan penyesuaian
164
Laki-laki berusia 75 tahun dibawa keluarganya
karena tidak mau keluar kamar sejak terserang
stroke sebulan yang lalu. Pasien juga tampak
lemas, sedih, dan tidak mau makan. Terapi
apakah yang sesuai untuk kasus ini?
A. Terapi suportif
B. Cognitive behavioral therapy
C. Terapi tingkah laku
D. Konseling
E. Terapi kognitif
Pembahasan
• Tidak mau keluar kamar sejak terserang
stroke sebulan yang lalu.
• Pasien juga tampak lemas, sedih, dan tidak
mau makan
• Terapi?
Psikoterapi
Ada berbagai macam jenis psikoterapi, berikut adalah
jenis psikoterapi yang sering diterapkan:
• Terapi suportif
– Memperkuat defense mechanism yang matur pada pasien
• Terapi kognitif
– Bertujuan untuk mengubah pola pikir (kognitif) pasien
• Terapi behavior/tingkah laku
– Bertujuan untuk mengubah tingkah laku (behavior)
pasien
• Cognitive behavioral therapy
– Bertujuan untuk mengubah pola pikir (kognitif) dan
perilaku (behavior) pasien
• Pada kasus ini, pasien berubah sikap dan
perilakunya setelah terserang stroke 1
bulan lalu (termasuk gangguan pasca
trauma)
• Diperlukan terapi suportif untuk
menguatkan defense mechanism pasien
dalam menghadapi stres (dalam kasus ini
adalah stroke)
Pilihan lain
• Konseling
– Kadang konseling dan psikoterapi memiliki area yang
overlap
– Konseling diartikan sebagai panutan/acuan yang
diberikan bagi pasien untuk menyelesaikan masalah di
bidang tertentu.
– Contoh: konseling KB
• Terapi kognitif
– Contoh: membangun percaya diri pada pasien body
dismorphic
• Terapi behavior/tingkah laku
– Contoh: membantu pecandu narkoba untuk berhenti
• Cognitive behavioral therapy
– Contoh: digunakan untuk pasien depresi, skizofrenia, dll
A. Terapi suportif
B. Cognitive behavioral therapy
C. Terapi tingkah laku
D. Konseling
E. Terapi kognitif
165
Laki-laki berusia 23 tahun datang diantar ibunya
dengan keluhan sulit tidur sejak 3 minggu yang lalu.
Pasien menjadi suka marah-marah dan mondar-
mandir di depan kamar pasien sejak 3 minggu yang
lalu. Pasien merasa ada yang ingin membunuhnya dan
merasa ada leluhur yang merasukinya. Diagnosis kasus
ini adalah..
A. Skizofrenia
B. Skizoafektif
C. Gangguan waham
D. Bipolar episode manik dengan gejala psikotik
E. Psikotik akut
Pembahasan
• Sulit tidur sejak 3 minggu yang lalu
• Suka marah-marah dan mondar-mandir di
depan kamar
• Merasa ada yang ingin membunuhnya dan
merasa ada leluhur yang merasukinya
• Diagnosis?
Psikotik akut
• Minimal terdapat 1 gejala psikosis
(waham/halusinasi/gangguan bicara) dengan
durasi < 1bulan
SPEKTRUM SKIZOFRENIA
• Gejala psikosis • Gejala lainnya
– Delusi/waham • Katatonia
– Halusinasi • Gejala negatif
– Gangguan bicara
Deskripsi Waktu
Skizofreniform Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan, tetapi tidak bertahan hingga
6 bulan
Skizofrenia Min 2 gejala psikosis Gejala 1 bulan dan bertahan hingga 6 bulan
(tanpa obat)
Skizoafektif Min 2 gejala psikosis
+ mania atau depresi
Pilihan lain
• Gangguan waham
– Adanya waham sebagai ciri khas, berlangsung <3
bulan
– Dapat diikuti gejala psikotik (halusinasi), tetapi
tidak dominan
Pitiriasis
Tinea Kandida
versikolor
• Hifa panjang • Pseudohifa • Hifa pendek
bersekat • Ragi/yeast • Ragi/yeast bulat
• Artospora = • Blastospora bergerombol
spora berderet • Spagetti &
meatball
Pemeriksaan Lampu wood
Pitiriasis
Tinea Eritrasma
versikolor
• Kuning • Kuning • Merah / coral
keemasan kehijauan red
Pilihan lain
Hifa sejati panjang tinea
Hifa pendek bersekat pitiriasis versikolor
Balstospora candida, tapi jawabannya
kurang lengkap
Spora bergerombol pitiriasis versikolor
A. Hifa sejati panjang
B. Hifa pendek bersekat
C. Blastospora
D. Hifa pendek tidak bersekat dengan
spora
E. Spora bergerombol
173
Perempuan berusia 18 tahun mengeluh jempol kuku
kaki berwarna kuning. Keluhan awalnya terjadi pada
satu kuku jempol kaki, kemudian menyebar ke kuku
yang lain. Kuku menjadi mudah patah dan kasar. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan.
Penatalaksanaan yang sesuai adalah...
A. Salep kortikosteroid
B. Griseofulvin peroral
C. Salep griseofulvin
D. Antibiotik peroral
E. Salep antibiotik
Pembahasan
• Jempol kuku kaki berwarna kuning.
• Awalnya terjadi pada satu kuku jempol kaki,
kemudian menyebar ke kuku yang lain.
• Kuku menjadi mudah patah dan kasar.
• PF: nyeri tekan
• Diagnosis tinea unguium/onkomikosis
• Tatalaksana?
Tinea Unguium
Infeksi kuku oleh dermatofita. Ada 5 bentuk, yaitu:
• Onkomikosis subungual distalis
• Leukonikia trikofita (leukonikia mikotika)
• Onkomikosis subungual proksimal
• Onkomikosis endonyx
• Onkomikosis candida
Uretritis
Gonorea & Sifilis HPV
non-spesifik
Herpes
Candida Chancroid
genitalis
Moluskum
BV LGV
contagiosum
Trikomonas
Trikomoniasis
• Etiologi: Trichomonas vaginalis
• Vagina: bau ikan busuk, gatal, eritema, edema
• Discharge kuning kehijauan dan berbusa
• Serviks strawberi
BV (Bakterial Vaginosis)
• Etiologi: Gardnerella vagginallis
• Kriteria Amsel
– Discharge putih keabuan
– pH >4,5
– Whiff test/tes amin (KOH10%): Discharge bau amis
– Mikroskopik: ditemukan clue cell
Candida
• Gatal, bau asam
• Discharge putih, kental, bergumpal seperti
susu
• KOH 10%: pseudohifa dan ragi
Uretritis
• Laki-laki
– Disuri, polikisuria
– Duh tubuh kental, warna putih atau kuning
kehijauan, kadang disertai darah
– Nyeri saat ereksi
• Perempuan
– Biasanya asimptomatik
– Duh tubuh kental, warna putih atau kuning
kehijauan
Uretritis gonorea vs Uretritis non-spesifik
• Gonorea Neisseria gonorhea
• Non-spesifik C. Trachomatis, Ureaplasma
urealyticum
Uretritis
Gonorea & Sifilis HPV
non-spesifik
Herpes
Candida Chancroid
genitalis
Moluskum
BV LGV
contagiosum
Trikomonas
Uretritis
• Laki-laki
– Disuri, polikisuria
– Duh tubuh kental, warna putih atau kuning
kehijauan, kadang disertai darah
– Nyeri saat ereksi
• Perempuan
– Biasanya asimptomatik
– Duh tubuh kental, warna putih atau kuning
kehijauan
Uretritis gonorea vs Uretritis non-spesifik
Uretritis
Gonorea & Sifilis HPV
non-spesifik
Herpes
Candida Chancroid
genitalis
Moluskum
BV LGV
contagiosum
Trikomonas
Chancroid
• Awalnya papul yang
berkembang jadi ulkus
mole
• Ulkus mole/kotor
– Nyeri
– Ulkus multipel, tepi tidak
rata dan bergaung
• Mikroskopik: school of
fish (berderet seperti
ikan berenang)
Jangan terbalik..!!
• Sifilis: ulkus durum • Chancroid/ulkus mole
– Dasar bersih • Dasar kotor
– Tidak nyeri • Nyeri
– Tepi rata • Rata
• Pemeriksaan
– Eosinofil
– Uji gores/scratch test demografisme
• Impetigo Bulosa
– Staphylococcus aureus: bergerombol
– Predileksi: aksila, dada, punggung
– Lesi eritema dengan bula
Bedakan.!
• Impetigo Krustosa
– Jika krusta diangkat, nampak EROSI
• Ektima
– Jika krusta diangkat, nampak ULKUS
Pilihan lain
• Eritrasma
– Lampu wood: coral red
• Steven Johnson syndrome
– Riwayat minum obat sebelumnya
– Lepuh di kulit dan mukosa
• Selulitis
– Infeksi epidermis dan dermis
– Nyeri, bengkak, merah, berbatas tegas
– Gejala sistemik: demam
A. Impetigo krustosa
B. Impetigo bullosa
C. Eritrasma
D. Steven johnson syndrome
E. Selulitis
184
Laki-laki 48 tahun datang dengan keluhan ulkus di kaki
sejak seminggu yang lalu. Ulkus terasa nyeri. Tidak ada
riwayat trauma sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
hipertensi. Pada pemeriksaan, ditemukan ulkus di
maleolus lateral, dalam, tepi tegas, dan kotor. Diagnosis
pasien ini adalah...
A. Ulkus tropikum
B. Ulkus varikosum
C. Varises
D. Ulkus arteriosum
E. Ulkus mole
Pembahasan
• Laki-laki 48 tahun datang dengan keluhan
ulkus di kaki sejak seminggu yang lalu
• Ulkus terasa nyeri
• Tidak ada riwayat trauma sebelumnya
• Pasien memiliki riwayat hipertensi
• PF: ulkus di maleolus lateral, dalam, tepi tegas,
dan kotor
• Diagnosis?
Ulkus Kruris
• Ulkus tropikum
– Didahului trauma atau kelainan kulit sebelumnya
– Ulkus cepat meluas, nyeri, kotor dan jaringan
sekitarnya edema eritema
– Gejala lain: demam, limfadenopati regional
• Ulkus arteriosum
– Biasanya di maleolus lateral
– Ulkus dalam, nyeri, kotor, tepi jelas
– Disertai gejala PAD: klaudikasio intermiten
– F. Risiko: merokok, riwayat hipertensi atau DM
Ulkus Kruris
• Ulkus varikosum
– Biasanya di maleolus medial
– F. Risiko: DVT, varises, trauma
– Ulkus dangkal, tepi tidak teratur
• Ulkus neuropatik
– Biasanya di daerah yang tertekan (metatarsal, tumit,
jari kaki)
– Disertai gejala neuropati: kesemutan, baal, rasa
terbakar
A. Ulkus tropikum
B. Ulkus varikosum
C. Varises
D. Ulkus arteriosum
E. Ulkus mole
185
Pada tahun 1924, seorang dokter di Amerika melakukan penelitian
tentang penyakit sifilis yang terjadi pada masyarakat kalangan
bawah. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk melihat
efektivitas antibiotik terhadap penyakit sifilis. Ketika penelitian
tersebut sedang berjalan, muncul obat untuk penderita sifilis, yaitu
penisilin. Namun, peneliti tetap meneruskan penelitiannya sampai
tahun 1972. Apa kaidah dasar bioetik yang dilanggar oleh dokter
tersebut?
A. Autonomy
B. Interference
C. Beneficence
D. Justice
E. Non-maleficence
Pembahasan
• Pada tahun 1924, seorang dokter di Amerika
melakukan penelitian tentang penyakit sifilis
yang terjadi pada masyarakat kalangan
bawah. Tujuan dilakukannya penelitian ini
untuk melihat efektivitas antibiotik terhadap
penyakit sifilis. Ketika penelitian tersebut
sedang berjalan, muncul obat untuk
penderita sifilis, yaitu penisilin. Namun,
peneliti tetap meneruskan penelitiannya
sampai tahun 1972.
• Kaidah bioetik yang dilanggar?
Kaidah Dasar Bioetik (Prima Facie)
• Beneficence (beneficence = benefit)
– Memberikan yang terbaik kepada pasien.
– Jika dokter tidak melakukan beneficence, pasien
tidak celaka, tetapi pasien tidak mendapat yang
terbaik.
Pasien tidak
Near miss
cedera
Medical Error
Pasien cedera Adverse event
MALPRAKTEK
Perawatan
Pasien cedera
sesuai standar
Medical Error
Malpraktik medis dapat berupa:
• Tindakan disengaja (intentional/misconduct)
• Tindakan kelalaian (negligence)
Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik
Tempel 15 cm 30 cm 60 cm >60 cm
Kesat
Pistol Api Jelaga Tatto
Lecet
A. Jarak tempel
B. Jarak kontak
C. Jarak sangat dekat
D. Jarak dekat
E. Jarak jauh
189
Seorang jenazah laki-laki, usia 19 tahun dibawa ke
Instalansi Forensik Rumah Sakit akibat terkena
sengatan listrik. Luka apa yang ditemukan pada pasien
tersebut?
A. Arborescent Mark, metalisasi dan magnetisasi
B. Arborescent Mark, metalisasi dan meninggal akibat
ventrikel fibrilasi
C. Ditemuka luka yang tengahnya pucat dan
dikelilingi jaringan hiperemis
D. Baju yang hangus terbakar
E. Luka masuk dan keluar
Pembahasan
• Jenazah laki-laki, 19 tahun
• Terkena sengatan listrik
• Luka yang ditemukan?
Trauma Listrik
• Sebab Kematian :
– Cardiac arrest
– Ventrikuler fibrilasi
– Respiratory paralysis
– Paralisis pusat pernapasan
sumber listrik (1)
(3) paralisis pusat
pernapasan di SSP
“current mark”
masuk
“current mark”
keluar
earth
Pemeriksaan Korban Trauma Listrik
TKP
Pemeriksaan • Current mark (electric mark = stroomerk van jellineck = joule
burn)
• Bentuk oval (sesuai konduktor), cekung warna kuning atau
Luar coklat keputihan atau coklat kehitaman atau abu-abu
kekuningan, dikelilingi daerah kemerahan dan edema
Tambahan
A. Arborescent Mark, metalisasi dan
magnetisasi
B. Arborescent Mark, metalisasi dan
meninggal akibat ventrikel fibrilasi
C. Ditemukan luka yang tengahnya pucat
dan dikelilingi jaringan hiperemis
D. Baju yang hangus terbakar
E. Luka masuk dan keluar
190
Seorang anak laki-laki, usia 12 tauun dibawa ibunya ke Poliklinik
Rumah Sakit dengan keluhan nyeri saat BAB selama seminggu
terakhir. Ibu mengatakan anaknya juga tampak murung dan tidak
mau bersekolah. Ibu pasien curiga terjadi pelecehan seksual oleh
oknum guru disekolahnya. Apa keterangan luka yang ditulis dalam
Visum et repertum?
A. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1 cm
B. Terdapat luka lecet pada daerah pembuangan arah jam 12
ukuran 1x1 cm
C. Terdapat luka lecet, tepi tidak rata, menggaung, pada daerah
pembuangan ukuran 1x1 cm
D. Terdapat luka lecet pada anus dengan ukuran 1x1cm dengan
tepi menggaung tidak rata
E. Tampak luka lecet pada kaki tangan
Pembahasan
• Anak laki-laki, 12 tahun
• Nyeri saat BAB seminggu terakhir
• Tampak murung dan tidak mau bersekolah
• Ibu pasien curiga pelecehan seksual
• Keterangan luka?
VeR
• Visum et Repertum adalah Laporan (jawaban) tertulis
dokter yang berdasarkan sumpah jabatan dan
keilmuannya, tentang obyek medik-forensik yang dilihat
dan diperiksa atas permintaan tertulis penyidik
berwenang, untuk kepentingan peradilan.
Jenis VeR
• VeR Hidup
– Definitif seketika, pasien tidak memerlukan
rawat inap atau tindakan lain
– Sementara pasien memerlukan rawat inap dan
pemeriksaan lanjutan
– Lanjutan dibuat setelah pasien sembuh/pindah
RS/pindah dokter/pulang paksa
• VeR Jenazah
– Terhadap jenazah untuk mengetahui penyebab,
mekanisme dan cara kematian jenazah
Deskripsi Luka Oleh Dokter
• Tidak boleh menggunakan istilah hukum, contoh :
diperkosa, dipukul, dianiaya
• Dalam membuat kesimpulan Visum et Repertum, hanya
dapat menggunakan istilah seperti “persetubuhan”
maupun “kekerasan tumpul”
• Tidak boleh pula seorang dokter menggunakan kata
seperti “tersangka”
Luka Akibat Benda Tumpul
• Sebagian atau seluruh epitel kulit hilang
• Permukaan tertutup oleh eksudat krusta
Luka Lecet • Reaksi radang (+)
• Tidak meninggalkan jaringan parut