Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap


masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak
dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU No. 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.1Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya kasus
kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia.Berdasarkan data pengawasan norma
ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans),
pada 2006 terdapat 95.624 kasus kecelakaan kerja. Masih tingginya kasus
kecelakaan kerja ini disebabkan karena belum optimalnya tingkat pemahaman dan
kesadaran akan kesehatan dan keselamatan kerja.1
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan sandang bagi kelangsungan hidupnya. Makanan yang bersih dan aman
dihasilkan oleh berbagai tempat pengolahan makanan, akan memberikan
sumbangan yang berarti bagi pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas.2

Rumah makan adalah setiap tempat usaha komersil yang ruang lingkup
kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya (Depkes 1990). Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk
mengendalikan factor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat
atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan.2

Rumah makan merupakan tempat pengolahan makanan yang


memproduksi dan menjual berbagai jenis makanan dan minuman bagi masyarakat
luas yang cenderung berkembang pesat. Hal ini sejalan dengan pergeseran pola
hidup dari kebiasaan makan di rumah menjadi makan di rumah makan.2

Rumah makan sebagai salah satu tempat pengolahan makanan yang menetap
dengan segala peralatan dan perlengkapannya yang di gunakan untuk proses
membuat, menyimpan, menyajikan makanan dan minuman bagi umum, dimana

1
orang dapat datang untuk membeli makanan dan minuman di tempat tersebut.
Sebagai salah satu bangunan tempat-tempat umum yang sifatnya komersil, dengan
kegiatan penyediaan makanan dan minuman, maka rumah makan harus memenuhi
persyaratan kebersihan dan kesehatan.

1.1 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerja di rumah makan Gotri.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami oleh pekerja di
rumah makan Gotri.
2. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pekerja di rumah makan
Gotri.
3. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di tempat kerja pekerja
di rumah makan Gotri.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus)
5. Untuk mengetahui tentang peraturan perusahaan tentang K3 di tempat
kerja
6. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerjaan pekerja di rumah makan Gotri.
7. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada
penyuluhan/pelatihan, pengukuran, pemantauan lingkungan tentang hazard
yang pernah dilakukan
8. Untuk mengetahui informasi tentang pencegahan bencana (terutama
kebakaran).
9. Untuk mengetahui informasi tentang konstruksi bangunan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Faktor hazard yang dialami karyawan restoran/rumah makan

Bahaya potensial di restoran/rumah makan dapat mengakibatkan


penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Yaitu yang disebabkan oleh faktor
biologi (virus, bakteri dan jamur), faktor kimia (antiseptik, gas anestasi),
faktor ergonomi (cara kerja yang salah), faktor fisika (suhu, cahaya, bising,
listrik, getaran dan radiasi), faktor psikososial (kerja bergilir, hubungan
sesama karyawan/atasan).4

Bahaya potensial yang dimungkinkan ada di restoran/rumah makan, di


antaranya adalah desain/fisik, kebakaran, mekanik, kimia/gas/karsinogen,
radiasi dan risiko hukum/keamanan.4
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di restoran/rumah makan, umumnya
berkaitan dengan faktor Fisik (kebisingan, temperature, radiasi), faktor
kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti sabun
pembersih lantai pada kulit), faktor ergonomic (posisi kerja yang salah),
faktor psikososial (hubungan interpersonal dengan karyawan lain yang
buruk, shift kerja bergilir siang dan malam).4

Berikut merupakan bahaya potensial (faktor hazard) yang dapat dialami


oleh karyawan di rumah makan:
Bagian Kasir
1. Fisik: bising (Suara AC dan Generator), Suhu yang terlalu dingin,
penyakit Carpal tunnel syndrome
2. Kimia: bahan iritan yang terkandung dalam sabun antiseptic untuk
tangan
3. Biologik : terjangkit kuman yang terdapat pada uang kertas yang sudah
berpindah dari tangan ke tangan
4. Ergonomik: terlalu lama berdiri

3
5. Psikososial: gaji yang kurang, pekerjaan yang berulang, kerja bergilir,
kerja berlebih, pertanggung jawaban terhadap pekerjaan sangat tinggi.
Hubungan interpersonal dengan karyawan lain baik.1,4,5

Bagian Gudang

1. Fisik : bising (suara AC dan Generator), penyakit musculoskeletal karena


mengangkat beban berat, terjatuh
2. Ergonomik : Cara mengangkat barang yang salah
3. Psikososial : Gaji sedikit, Kerja berlebih, hubungan interpersonal dengan
karyawan lain baik

Bagian Etalase

1. Fisik: bising (suara AC), resiko terjatuh


2. Ergonomik : cara mengambil barang yang salah
3. Psikososial : gaji sedikit, hubungan interpersonal dengan pekerja lain baik

Bagian Penyaji makanan dan minuman

1. Fisik: bising (suara AC, blender)


2. Ergonomic : berdiri
4. Psikososial : gaji sedikit, hubungan interpersonal dengan pekerja lain baik

Bagian Distributor barang

1. Fisik: resiko kecelakaan, mengantuk


2. Ergonomik : posisi menyetir yang terus menerus
3. Kimia : debu di jalan
4. Psikososial : kerja berlebih, shift malam, hubungan interpersonal dengan
karyawan lain baik

Bagian Cleaning Service

1. Fisik : bising (suara generator) terjatuh, kelelahan


2. Kimia: bahan iritan yang terkandung pada sabun pembersih lantai

4
3. Ergonomi: posisi membungkuk yang lama saat membersihkan lantai
supermarket, terpapar debu saat membersihkan barang-barang
4. Psikososial : Gaji sedikit, Hubungan interpersonal yang baik dengan
karyawan lain

Bagian Security

1. Fisik : bising (suara generator), kelelahan


2. Ergonomi: Posisi berdiri dan berjalan yang lama
3. Psikososial : Hubungan interpersonal yang baik dengan karyawan lain

B. Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan karyawan di


Restoran/Rumah Makan
1. Benda-benda tajam seperti pisau, gunting, barang pecah belah (dari
gelas, piring, porselen, botol sirup, dll yang dapat menyebabkan luka
tergores atau terpotong.
2. Bahan bakar untuk menyalakan Generator saat terjadi pemadaman
listrik, dapat menyebabkan terjadinya kebakaran. Bahan bakar yang di
gunakan diantaranya adalah bensin atau solar.
3. Gerobak pengangkut barang yang di gunakan oleh karyawan yang
bekerja di gudang dapat menyebabkan keluhan musculoskeletal apalagi
jika barang yang di taruh di atas gerobak tersebut sangat berat. Gerobak
ini terbuat dari besi dan jika pegangannya sudah berkarat maka dapat
menyebabkan Dermatitis kontak alergi bila tidak menggunakan sarung
tangan saat memegang dan mendorong gerobak.
4. Kecelakan karena arus listrik. Suatu alat mungkin sudah dirancang dan
dipasang sedemikian rupa sehingga aman bagi pemakai. Namun, karena
suatu keadaan yang belum diketahui dan menyebabkan alat tersebut
mengandung arus listrik terbuka. Keadaan tersebut sering menimbulkan
kaget, shock, gerak reflek ataupun kecelakaan yang fatal.

5
5. Kecelakaan karena bahan kimia. Beberapa bahan kimia dipergunakan
juga dalam pengolahan makanan, misalnya untuk pembersih, pengawet
ataupun pemberantas hama/tikus.
6. Terpeleset atau terjatuh karena air atau alas kaki yang tidak sesuai
dengan apa yang kita injak dapat menimbulkan sesuatu yang fatal,
misalnya jika kepala atau bagian badan yang lain terbentur sesuatu.
Terpeleset juga terjadi karena beberapa hal, yaitu karena keseimbangan
yang kurang dan lantai yang licin.4

C. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan karyawan di Restoran/Rumah


Makan

Alat pelindung diri yang digunakan di Restoran/rumah makan, yaitu


perlengkapan pakaian yang ditentukan dan penggunaan masker, sarung
tangan, penutup kepala pada waktu tertentu.Penggunaan pakaian/seragam
ini memang terkesan sederhana, namum memiliki fungsi yang sangat
penting dalam melindungi diri selama melaksanakan kegiatan di tempat
kerja. Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai berikut:.

1. Sarung tangan (hand gloves)


Sarung tangan digunakan oleh pekerja saat mengatur makanan-
makanan mentah seperti daging dan ikan, dan pada saat mengangkat
barang pecah belah
2. Masker (Mask)
Berfungsi untuk mencegah terhirupnya debu yang dapat menyebabkan
bersin dan penularan penyakit, khususnya untuk pekerja di Gudang.1
3. Penutup kepala
Berfungsi untuk melindungi keringat dan rambut yang jatuh dapat
mempengaruhi kualitas makanan.Serta penggunaan helm pada
kendaraan bermotor

6
4. Kaos kaki atau sepatu tertutup
Berfungsi untuk melindungi pekerja agar tidak jatuh saat menginjak
lantai yang licin, dan tidak terluka saat menginjak pecahan kaca atau
barang pecah belah 5
5. Celemek
Celemek merupakan kain penutup baju yang digunakan sebagai
pelindung agar baju tetap bersih

D. Ketersediaan obat P3K di Restoran/Rumah makan


P3K merupakan pertolongan pertama yang harus segera diberikan
kepada korban yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak
dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan. P3K
sendiri ditujukan untuk memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau
petugas kesehatan lainnya.6

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1969 Pasal 19: “Setiap


badan, lembaga atau dinas pemberi jasa, atau bagiannya yang tunduk kepada
konvensi ini, dengan memperhatikan besarnya dan kemungkinan bahaya
harus menyediakan apotik atau pos P3K sendiri, memelihara apotik atau
pos P3K bersama-sama dengan badan, lembaga atau kantor pemberi jasa
atau bagiannya dan mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau
perlengkapan P3K.6

Dalam upaya pengawasan P3K maka perlu tersedia fasilitas dan


personil P3K.Fasilitas dapat berupa kotak P3K, isi kotak P3K, buku
pedoman, ruang P3K, perlengkapan P3K (alat perlindungan, alatdarurat, alat
angkut dan transportasi).Personil terdiri dari penanggung jawab: petugas
P3K yang telah menerima sertifikat pelatihan P3K ditempat kerja.6

Rekomendasi minimum failitas yang tersedia dalam kotak P3K tipe I


yaitu kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban (lebar 7,5 cm),

7
plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram), perban
segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker,
aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku
panduan P3K umum, buku catatan, daftar isi kotak. Sedangkan pada kotak
P3K tipe II terdiri dari kasa steril terbungkus, perban (lebar 5 cm), perban
(lebar 7,5 cm), plester (lebar 1,25 cm), plester cepat, kapas (25 gram),
perban segitiga/mettela, gunting, peniti, sarung tangan sekali pakai, masker,
bidai, pinset, lampu senter, sabun, kertas pembersih (Cleaning Tissue),
aquades (100 ml lar saline), povidon iodin (60 ml), alkohol 70%, buku
panduan P3K umum.6Secara umum penentuan jenis dan jumlah kotak yang
disediakan tergantung dari jumlah pekerja.6

Tabel 1. Jumlah kotak P3K tiap unit kerja

Untuk jumlah personil P3K sendiri ditentukan oleh faktor risiko bahaya di
tempat kerja dan jumlah pekerja.6

Tabel 2. Jumlah petugas P3K

8
E. Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai peraturan (sebelum
kerja,berkala,berkala khusus)
Dalam upaya pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan
melalui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja di rumah
sakit termasuk tenaga kerja di Restoran/rumah makan, ada berbagai macam
cara yang dilakukan salah satunya yaitu pengendalian melalui jalur
kesehatan. Upaya ini dilakukan untuk menemukan gangguan sedini
mungkin dengan cara mengenal (recognition) kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit
pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada
baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang disekitarnya.
Dengan deteksi dini, maka penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat,
mengurangi penderitaan dan mempercepat pemulihan kemampuan
produktivitas masyarakat pekerja.Disini diperlukan system rujukan untuk
menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja secara cepat dan tepat (prompt-
treatment). Pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan
kesehatan pekerja yang meliputi:

1. Pemeriksaan Awal
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum
seseorang calon / pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai
melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan
mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi
kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan
kepadanya. Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :
- Anamnese umum
- Anamnese pekerjaan
- Penyakit yang pernah diderita
- Alergi
- Imunisasi yang pernah didapat

9
- Pemeriksaan badan
- Pemeriksaan laboratorium rutin
- Pemeriksaan tertentu (Tuberkulin test, Psikotest).7
2. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan
secara berkala dengan jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan
besarnya resiko kesehatan yang dihadapi. Makin besar resiko kerja,
makin kecil jarak waktu antar pemeriksaan berkala Ruang lingkup
pemeriksaan disini meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan
khusus seperti pada pemeriksaan awal dan bila diperlukan ditambah
dengan pemeriksaan lainnya, sesuai dengan resiko kesehatan yang
dihadapi dalam pekerjaan.7
3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
pada khusus diluar waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan
dimana ada atau diduga ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan
pekerja.Sebagai unit di sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya
untuk intern di Tempat Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan
pelayanan paripurna juga harus merambah dan memberi panutan pada
masyarakat pekerja di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan
preventif. Misalnya untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak
kesehatan bagi pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan
kepekaan dalam mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak
terjadi kecelakaan dan sebagainya.7

F. Penyakit yang dialami berhubungan dengan pekerjaan dan hazard pada


karyawan di restoran/rumah makan
1. Gangguan pendengaran akibat bising ( noise induced hearing loss /
NIHL ) adalah tuli akibat terpapar oleh bising yang cukup keras dalam
jangka waktu yang cukup lama dan biasanya diakibatkan oleh bising
lingkungan kerja. Tuli akibat bising merupakan jenis ketulian

10
sensorineural yang paling sering dijumpai setelah presbikusis. Secara
umum bising adalah bunyi yang tidak diinginkan. Bising yang
intensitasnya 85 desibel ( dB ) atau lebih dapat menyebabkan
kerusakan reseptor pendengaran Corti pada telinga dalam. Sifat
ketuliannya adalah tuli saraf koklea dan biasanya terjadi pada kedua
telinga. Banyak hal yang mempermudah seseorang menjadi tuli akibat
terpapar bising antara lain intensitas bising yang lebih tinggi,
berfrekwensi tinggi, lebih lama terpapar bising, kepekaan individu dan
faktor lain yang dapat menimbulkan ketulian.10
2. Hipotermi. Hipotermia adalah kondisi di mana tubuh kita mengalami
penurunanan suhu inti (suhu organ dalam). Hipotermia bisa
menyebabkan terjadinya pembengkakan di seluruubuh (Edema
Generalisata), menghilangnya reflex tubuh (areflexia), koma, hingga
menghilangnya reaksi pupil mata. Disebut hipotermia berat bila suhu
tubuh < 32 derajat celcius. Untuk mengukur suhu tubuh pada
hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading
termometer) sampai 25 derajat celcius. Di samping sebagai suatu
gejala hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir
dengan kematian. Dari jenis kejadian hipotermi, dibagi menjadi
Hipotermi sepintas, akut, sekunder, dan Cold Injury. Cold injury, yaitu
hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin
(lebih dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan
dingin, suhu berkisar antara 29,5–35 derajat Celsius, tak banyak
bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan muka seolah-
olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis.11
3. Gangguan muskuloskeletal atau Musculoskeltal Disorder (MSD). Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan MSD pada karyawan di
supermarket, namun faktor utamanya berupa tenaga yang dipaksakan
(force), posisi yang tidak sesuai (awkward postures) dan pengulangan
pekerjaan(repetition). Pada pekerja supermarket, mengangkat barang
jualan yang berat dan berulang dengan posisi yang tidak sesuai. 8

11
4. Luka tusuk dan luka robekan, ada banyak pemicu terjadinya luka tusuk
atau luka robek pada karyawan di rumah makan, di antaranya adalah
tertusuk pecahan barang-barang yang tidak sengaja dijatuhkan oleh
pekerja tersebut, atau tertimpa barang berat saat bekerja khususnya di
gudang.8
5. Luka bakar dan tersengat listrik. Flash atau luka bakar listrik adalah
cedera panas untuk kulit yang disebabkan oleh tegangan tinggi arus
listrik mencapai kulit dari konduktor. Luka panas untuk kulit yang
intens dan mendalam, karena arus listrik memiliki suhu sekitar 2500°C
(cukup tinggi untuk melelehkan tulang). Api membakar pakaian dari
sering memicu bagian paling serius dari cedera. Setelah saat ini telah
memasuki tubuh, jalur bergantung pada resistensi itu pertemuan dalam
berbagai organ. Berikut ini adalah tercantum dalam urutan resistensi:
tulang, lemak, urat, kulit, otot, darah, dan saraf. Jalur dari menentukan
saat ini bertahan hidup, misalnya, jika sedang melewati jantung atau
batang otak, kematian dapat langsung dari fibrilasi ventrikel atau
apnea. Lancar lewat melalui dapat menyebabkan kejang otot cukup
parah untuk menghasilkan patah tulang-tulang panjang atau dislokasi.
Hal seperti ini paling banyak terjadi pada pekerja di bagian
maintenance kelistrikan karena sangat sering bersentuhan dengan alat-
alat listrik.12
6. Carpal Tunnel Syndrome. Carpal tunnel syndrome
(CTS), atau neuropati median di pergelangan tangan, adalah kondisi
medis di mana saraf median dikompresi di pergelangan tangan,
menyebabkan parestesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan.
Perdebatan internasional mengenai hubungan antara CTS dan gerakan
berulang dalam pekerjaan sedang berlangsung. Keselamatan dan
Kesehatan Administration (OSHA) telah mengadopsi aturan dan
peraturan mengenai gangguan trauma kumulatif. Faktor risiko
pekerjaan dari tugas yang berulang, gaya, postur, dan getaran telah
dikutip. Namun, American Society for Bedah Tangan (ASSH) telah

12
mengeluarkan pernyataan bahwa literatur saat ini tidak mendukung
hubungan sebab akibat antara aktivitas kerja spesifik dan
perkembangan penyakit seperti CTS. Sering terjadi pada kasir sebuah
supermarket karena setiap hari bertugas untuk menghitung uang saat
selesai bekerja.9
7. Rinitis alergi, adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi
alergi pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan
alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika
terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut (von Pirquet,
1986). Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on
Asthma) tahun 2001, rinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan
gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa
hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh IgE.13
8. Depresi. Gangguan depresif merupakan suatu masa terganggunya
fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih
dengan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan,
psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa, tak
berdaya dan gagasan bunuh diri. Depresi bias disebabkan oleh
beberapa faktor seperti biologis, genetic, dan psikososial (pekerjaan,
rumah tangga dll).13

G. Upaya K3 lainnya yang dijalankan


1. Memonitor semua proses pekerjaan karyawan di rumah makan, yang
dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang
ditentukan sudah dipenuhi dengan baik.9
2. Memberikan pembekalan terhadap karyawan mengenai bahaya di
tempat kerja, sanitasi lingkungan kerja serta melatih teknik-teknik
bekerja secara aman agar risiko terjadinya kecelakaan kerja dapat
diturunkan secara signifikan.9

H. Pengendalian bahan (yang dapat terbakar)

13
Untuk mengendalikan bahan yang dapat terbakar agar tidak bertemu
dengan dua unsur yang lain dilakukan melalui identifikasi bahan bakar
tersebut. Bahan bakar dapat dibedakan dari jenis, titik nyala dan potensi
menyala sendiri.Bahan bakar yang memiliki titik nyala rendah dan rendah
sekali harus diwaspadai karena berpotensi besar penyebab kebakaran. Bahan
seperti ini memerlukan pengelolaan yang memadai : penyimpanan dalam
tabung tertutup, terpisah dari bahan lain, diberi sekat dari bahan tahan api,
ruang penyimpanan terbuka atau dengan ventilasi yang cukup serta dipasang
detektor kebocoran. Selain itu kewaspadaan diperlukan bagi bahan-bahan
yang berada pada suhu tinggi, bahan yang bersifat mengoksidasi, bahan
yang jika bertemu dengan air menghasilkan gas yang mudah terbakar
(karbit), bahan yang relatif mudah terbakar seperti batu bara, kayu kering,
kertas, plastik,cat, kapuk, kain, karet, jerami, sampah kering, serta bahan-
bahan yang mudah meledak pada bentuk serbuk atau debu.

I. Peralatan Pemadaman Kebakaran


Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan
pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin
terbakar di tempat yang bersangkutan.

1. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

a. Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan
(side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan
kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat
daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa
karet/plastik.

b. Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak
masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada
benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember

14
c. Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk
menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah
tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.
d. Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu
penyelamatan dan pemadaman kebakaran.
2. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung
APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis
APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry
chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti
benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai
oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas bertekanan.
Prosedur penggunaan APAR :

1. Tarik segel pada APAR


2. Arahkan selang keapi
3. Tekan pengatup
4. Semprotkan ke api

15
BAB III
BAHAN, CARA, LOKASI, DAN JADWAL SURVEI

A. Bahan dan Cara


a. Peralatan yang Diperlukan
Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey
antara lain:
- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan
selama survey jalan sepintas.
- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan
dan suasana rumah makan
- Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer
mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.
b. Cara
Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check
list. Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan
dan indra pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan
pekerja. 5

Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah


kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.
Sebelum melakukan pemotretan perlu diminta ijin terlebih dahulu kepada
pimpinan perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup hanya
dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay. Check
list hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada kelupaan.

B. Lokasi Survei

Survey dilakukan di Rumah makan Gotri perintis kemerdekaan di Kota


Makassar, Sulawesi-Selatan

16
C. Jadwal Survei

Survei dilakukan pada hari Senin (25 Juli 2016) sampai Jumat (29 Juli
2016)

No. Tanggal Kegiatan

- Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina


1. 25 Juli 2016
- Pengarahan kegiatan

- Pembuatan proposal walk through


2. 26 Juli 2016 survey
- Walk through survey

3. 27 Juli 2016 - Walk through survey

- Pembuatan laporan walk through


4. 28 Juli 2016
survey

- Presentasi laporan walk through


5. 29 Juli 2016
survey

BAGAN ALUR KEGIATAN PETUGAS RUMAH MAKAN GOTRI

17
Gudang

Persiapan Makanan
Cleaning Service Sekuriti

Penyajian Makanan

Kasir

18
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Berikut ini adalah pembahasan hasil identifikasi dari survey yang dilakukan
sehubungan dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) karyawan Rumah
makan Gotri :

A. Security

Hazard umum

 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber


dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah Makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja..
 Faktor kimia yang didapatkan pada Rumah Makan Gotri merupakan asap
debu yang berasal dari sisa pembakaran kendaraan bermotor, hal ini tentu
sangat beresiko bagi kesehatan petugas security terutama resiko terkena
ISPA. Dari pihak Rumah Makan Gotri juga tidak menyediakan masker
bagi petugasnya.
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun,
Rumah Makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi,

19
sehingga belum dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula.
Pencegahan paling dini dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas
di Rumah Makan Gotri adalah cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Gotri,
petugas security sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan posisi
berdiri sehingga mudah menimbulkan keluhan nyeri otot.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di
Rumah Makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

Alat Kerja
Dari hasil pengamatan kami di Rumah Makan Gotri tidak ditemukan alat kerja
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi petugas security.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)


Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang
penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara APD yang tersedia bagi petugas security berupa sepatu, dimana
sepatu tersebut disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja. Namun, APD
lain yang perlu untuk menjamin kesehatan petugas seperti masker belum
disediakan oleh pengelola.

20
Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di Rumah Makan Gotri tidak tersedia kotak P3K.

Identifikasi Peraturan K3
Di Rumah Makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.

Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah Makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh
ini yaitu penyediaan BPJS bagi semua karayawan.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.

21
Di Rumah Makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran.

Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di


Rumah Makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

B. Pelayanan

Hazard umum
 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah Makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja..
 Tidak ada faktor kimia yang didapatkan pada Rumah Makan Gotri.
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun,
Rumah Makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi,
sehingga belum dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula.
Pencegahan paling dini dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas
di Rumah Makan Gotri adalah cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.

22
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Gotri,
petugas bagian pelayanan sebagian besar pekerjaannya dilakukan dengan
posisi berdiri sehingga mudah menimbulkan keluhan nyeri otot.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di
Rumah Makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

Alat Kerja
Dari hasil pengamatan kami di Rumah Makan Gotri tidak ditemukan alat kerja
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi petugas pelayanan

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)


Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang
penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara APD yang tersedia bagi petugas pelayanan berupa celemek dan
sepatu, dimana keduanya disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di Rumah Makan Gotri tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

23
Identifikasi Peraturan K3
Di Rumah Makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.
Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah Makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Di Rumah Makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran.

Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di
Rumah Makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

24
C. Kasir

Hazard umum
 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah Makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja.
 Faktor kimia yang didapatkan petugas kasir Rumah Makan Gotri yaitu
debu. Pembersihan yang berkala diharapkan mampu untuk mengeliminasi
zat kimia ini .
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun,
Rumah Makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi,
sehingga belum dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula.
Pencegahan paling dini dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas
di Rumah Makan Gotri adalah cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah Makan Gotri,

25
petugas bagian kasir sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan
berulang-ulang sehingga mudah terjadi keluhan otot dan sendi.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di
Rumah Makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

Alat Kerja
Dari hasil pengamatan di Rumah Makan Gotri, di bagian kasir tidak ditemukan
adanya alat kerja yang berpotensi membahayakan pekerja.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)


Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang
penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas kasir yaitu berupa sepatu.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di Rumah Makan Gotri tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

Identifikasi Peraturan K3

Di Rumah Makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai

26
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.

Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah Makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Di Rumah Makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran.

Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di
Rumah Makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

D. Cleaning Service

Hazard umum
 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan

27
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja..
 Faktor kimia yang didapatkan pada petugas cleaning service Rumah
makan Gotri berupa desinfektan yang terkandung pada zat-zat pembersih
lantai dan debu pada saat membersihkan.
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun,
Rumah makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga
belum dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling
dini dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah makan
Gotri adalah cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah makan Gotri,
petugas cleaning service sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan
berulang-ulang serta selalu membungkuk sehingga mudah terjadi keluhan
otot dan sendi.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di

28
Rumah makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

Alat Kerja
Dari hasil pengamatan di Rumah makan Gotri, alat kerja di bagian cleaning
service tidak ada yang berpotensi membahayakan pekerja.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang


penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas cleaning service berupa sepatu dan sarung
tangan yang disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja. Namun, APD
lain yang diperlukan untuk menjamin kesehatan petugas seperti masker dan
handscoen belum disediakan oleh pengelola.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di Rumah makan Gotri tidak tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

Identifikasi Peraturan K3
Di Rumah makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.

29
Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh
ini yaitu penyediaan BPJS bagi semua karayawan.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Di Rumah makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran.

Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di


Rumah makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

E. Dapur

Hazard umum
 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu

30
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja..
 Terdapat faktor kimia berupa gas/uap-uap yang berasal dari hasil
pembakaran maupun memasak makanan didapatkan di dapur rumah
makan Gotri.
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun, rumah
makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga belum
dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling dini
dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah makan Gotri
adalah cuci tangan sebelum dan setelah melakukan pekerjaan.
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah makan Gotri,
petugas bagian kasir sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan
berulang-ulang serta berdiri terus menerus sehingga mudah terjadi keluhan
otot dan sendi.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di
Rumah makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

31
Alat Kerja
Dari hasil pengamatan di rumah makan Gotri, alat kerja di bagian dapur tidak
ada yang berpotensi membahayakan pekerja.

Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang


penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas bagian kasir berupa sepatu dan celemek yang
disediakan oleh pengelola.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di rumah makan Gotri tersedia kotak P3K tidak tersedia yang merupakan
sebagai pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

Identifikasi Peraturan K3
Di rumah makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.

Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.

32
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di rumah makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas dan penyediaan BPJS bagi semua karayawan
belum ada.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Di rumah makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran, dimana tersedia APAR, detector, alarm, hydrant, dan sprinkler.

Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di


rumah makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

F. Gudang

Hazard umum
 Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat
tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. Jika kebisingan
melebihi nilai ambang batas sebesar 85 dB selama 8 jam sehari atau secara
sederhana sulit melakukan percakapan, maka pihak pengelola perlu
memberikan alat pelindung diri berupa penutup telinga (earplug dan
earmuff). Pada saat melakukan walk through suvey, besarnya nilai
kebisingan yang dihasilkan tidak dapat ditentukan secara pasti disebabkan
tidak tersedianya alat pengukur kebisingan suara.

33
 Penerangan di tempat kerja harus memenuhi syarat untuk melakukan
pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting untuk peningkatan
kualitas dan produktivitas. Di Rumah makan Gotri, penerangan dirasakan
cukup oleh pekerja..
 Faktor kimia yang didapatkan pada petugas di gudang Rumah makan Gotri
berupa debu pada saat membersihkan gudang.
 Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Faktor
biologi juga dapat menular dari pekerja ke pekerja lainnya. Namun,
Rumah makan Gotri belum dapat mengidentifikasi faktor biologi, sehingga
belum dapat melakukan pencegahan yang spesifik pula. Pencegahan paling
dini dan sederhana yang dapat dilakukan oleh petugas di Rumah makan
Gotri adalah cuci tangan setelah melakukan pekerjaan.
 Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur
sedemikian sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan.
Desain ergonomis yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja yang
nyaman dan efisien bagi pekerja. Cara bekerja harus diatur sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan yang
berlebihan atau gangguan kesehatan lainnya. Di Rumah makan Gotri,
petugas gudang sehari-hari melakukan pekerjaan dengan gerakan
berulang-ulang serta selalu membungkuk untuk mengangkat barang
sehingga mudah terjadi keluhan otot dan sendi.
 Jika suatu perusahaan ingin memaksimalkan produktivitas, perlu
menciptakan tempat kerja dimana pekerja merasa aman dan dihormati. Di
Rumah makan Gotri, lingkungan kerja dari petugas cukup kondusif, aman,
dan saling menghormati.

Alat Kerja
Dari hasil pengamatan di Rumah makan Gotri, alat kerja di bagian gudang
yang berpotensi membahayakan seperti gas, dan peralatan tajam.

34
Identifikasi Alat Pelindung Diri (APD)

Penyediaan dan penggunaan APD di lingkungan kerja merupakan hal yang


penting agar para petugas dapat meminimalkan terpapar dengan faktor resiko
yang dapat membahayakan kesehatan pekerja. Hasil observasi dan wawancara
APD yang tersedia bagi petugas gudang berupa sepatu dan sarung tangan yang
disediakan oleh pengelola beserta seragam kerja. Namun, APD lain yang perlu
untuk menjamin kesehatan petugas seperti masker dan handscoen belum
disediakan oleh pengelola.

Identifikasi ketersediaan P3K

Pelaksanaan P3K di tempat kerja harus menjamin sistem penanganan


kecelakaan di tempat kerja sampai mendapatkan rujukan ke fasilitas pelayanan
kesehatan dengan penyediaan fasilitas P3K yang sesuai dengan sifat pekerjaan.
Di Rumah makan Gotri tidak tersedia kotak P3K yang dapat digunakan sebagai
pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan kerja.

Identifikasi Peraturan K3
Di Rumah makan Gotri tidak ada peraturan khusus dari pengelola yang
mengatur mengenai K3. Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung
jawab untuk melindungi keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat
kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam memastikan
berfungsinya kebijakan K3. Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai
bahaya kesehatan dan keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan
dengan pekerjaan mereka.

Identifikasi Program K3

Para petugas dalam lingkungan kerja bertanggung jawab untuk melindungi


keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka
perlu mengambil bagian dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3.

35
Mereka perlu menyadari dan memahami berbagai bahaya kesehatan dan
keselamatan, standar, dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka. Di Rumah makan Gotri, pemeriksaan kesehatan secara berkala tidak
dilakukan bagi para petugas. Program K3 yang dilaksanankan pengelola sejauh
ini yaitu penyediaan BPJS bagi semua karayawan.

Aspek Keselamatan Kerja

Untuk antisipasi terjadinya kebakaran, diperlukan adanya perangkat yang dapat


mengurangi atau memadamkan kebakaran pada sebuah gedung seperti
penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran maupun
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala.
Di Rumah makan Gotri tidak tersedia antisipasi yang cukup baik untuk
kebakaran.

Konstruksi Bangunan

Konstruksi bangunan yang baik dapat menunjang pekerjaan para pekerja. Di


Rumah makan Gotri, konstruksi bangunannya sudah sesuai dengan standar
bangunan pada umumnya dan kondisinya masih dalam keadaan baik.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan walk through survey, maka didapatkan beberapa kesimpulan,
yaitu:

1. Terdapatnya beberapa faktor hazard di Rumah makan Gotri yaitu:


- Faktor fisik berupa kebisingan yang sumbernya dari musik,
blender, dan kendaraan bermotor.
- Faktor kimia berupa jenis larutan yang berasal dari bahan
pembersih lantai khususnya untuk petugas cleaning service dan
faktor kimia lain seperti debu untuk petugas security.
- Faktor biologi yang berasal dari uang kertas pada bagian kasir, sisa
makanan pada bagian dapur kotor.
- Faktor ergonomi yang berasal dari cara kerja petugas dalam posisi
berdiri pada bagian kasir, dapur, cleaning service, security dan
membungkuk pada bagian gudang dan cleaning service serta
gerakan yang berulang-ulang pada bagian dapur.
2. Alat kerja yang digunakan yang dapat mengganggu kesehatan, yaitu
pisau, gunting (atau benda tajam lainnya) pada bagian pengolah bahan
baku makanan, gudang.
3. Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan oleh karyawan di Rumah
makan Gotri berupa, sarung tangan, masker, sepatu, cukup memenuhi
standar karyawan. Pada bagian kasir menggunakan alas kaki. Sarung
tangan dan alas kaki pada bagian gudang. Sarung tangan dan alas kaki
pada bagian cleaning service. Alas kaki pada bagian security. Alas kaki
dan celemek pada bagian dapur.
4. Tidak ada pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum bekerja, berkala, dan berkala khusus). Para pekerja

37
memeriksakan kesehatannya hanya saat sakit saja di rumah sakit
terdekat, namun belum tersedia pemeriksaan kesehatan dalam
perusahaan.
B. Upaya K3 yang tersedia di Rumah makan Gotri saat ini antara lain, kotak
P3K, alat pemadam kebakaran, dan jaminan BPJS bagi seluruh karyawan.
C. Saran
1. Diharapkan agar pengelola memberikan pengarahan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja pada semua petugas yang bekerja di
Rumah makan Gotri.
2. Diharapkan agar pengelola melengkapi perlindungan diri bagi petugas
yang belum memadai.
3. Diharapkan agar pengelola menyediakan antisipasi yang cukup untuk
baik untuk kebakaran.
4. Diharapkan agar para karyawan di Rumah makan Gotri melakukan
pemeriksaan kesehatan secara berkala

38
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta:


UIPress
2. Hendrawansilondae.Hubungan Beban Kerja dan Ergonomis.[Online] 23 juni
2005 [citied 2009February 11]. Available from:
URL:http://www.hendra’ssiteblogger.com.
3. Astrid Sulistomo. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan.
[Online] 2002 [citied 2009February 11]. Available from: URL:
http://www.cerminduniakedokteran.com
4. Sutjana I Dewa Putu. Hambatan Dalam Penerapan K3 dan Ergonomi di
Perusahaan. [Online] 29 Juli 2006 [citied 2009February 11]. Bagian Fisiologi
Fakultas Kedokteran Program Pascasarjana Universitas Udayana.
5. Anonim. Serasikan Alat, Cara dan Lingkungan Kerja. [online] 8 agustus 2008
[citied 2009February 11]. Available from http://www.unmul.ac.id
6. Staff Dosen Emergency MedicineUniversity of Sumatera Utara.Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. [Onlineon 2013], [Cited on
September 2013]. Available from:
http://ocw.usu.ac.id/course/detail/pendidikan-dokter-s1/1110000130-
emergenvcy-medicine.html.
7. Anonim. Prinsip Dasar Kesehatan Kerja.[online] [citied 2009 February 11].
Available from URL: http://www.depkes.go.id
8. Notoatmojo Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Prinsip-Prinsip
DasarJakarta: Penerbit Rineka Cipta. 1996
9. Ladou Joseph. Current Occupational & Environmental Medicine.San
Fransisco : Mc Graw Hill.
10. Yunita, Andrina M. Gangguan Pendengaran Akibat Bising. Medan: Library
USU. 2010. Diakses pada tanggal 26 Juli 2016
(library.usu.ac.id/download.fk/tht-andrina1.pdf)
11. Ema Susanti. Kesehatan: Hipotermi. Diakses pada tanggal 26 Juli 2016
(http://susantiema38.blogspot.com/2013/05/hipotermia.html)

39
12. Yudha, S Herry. Cidera Luka Bakar Listrik. Diakses pada tanggal 26 Juli 2016
(https://herrysetyayudha.wordpress.com/2012/03/10/cidera-luka-bakar-listrik-
2/)
13. Repository USU. Rhinitis Alergi. Diakses pada tanggal 26 Juli 2016
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21493/4/Chapter%20II.pdf)

40
Checklist Walk Through Survey pada Karyawan Rumah makan Gotri

1. Kasir
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas / Uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √

41
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √

Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √

42
- Ventilasi √

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

43
2. Cleaning Service
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas/uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √

44
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √

Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat


penyuluhan √
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat
penyuluhan √
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran

45
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

46
3. Chef
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas / Uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √

47
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √

Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran

48
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

49
4. Security
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas / Uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √

50
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √
Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran

51
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

52
5. Waiter/Pelayan
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas anestesi √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √

53
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √
Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran

54
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

55
6. Pencuci Piring

No. Perkara Ya Tidak Ket


Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas / Uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √

56
3. Kerja berlebih √
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √

Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √

57
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

58
7. Gudang
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
1. Desinfektan √
2. Cytotoxic √
3. Gas-gas/uap √
4. Debu √
c. Faktor biologi
1. Bakteri √
2. Virus √
3. Jamur √
4. Parasit √
d. Faktor ergonomis
1. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
2. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
3. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
1. Sering kontak dengan masyarakat √
2. Kerja bergilir √
3. Kerja berlebih √

59
4. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
1. Sistem Pernafasan √
2. Sistem Pencernaan √
3.. Sistem Reproduksi √
4. Sistem saraf √
5. Orthopedi √
6. Sistem Indera √
7. Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1. Tutup kepala √

2. Kacamata √

3. Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

6. Sepatu √

Ketersediaandan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √

Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √


penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran

60
Pencegahan dan pengendalian

- APAR

- Detector

- Alarm kebakaran

- Hydran

- Sprinkler

61
BAGIAN KASIR

ss

BAGIAN RUANG MAKAN

BAGIAN PENYAJIAN MAKANAN DAN MINUMAN

62
BAGIAN PNYIMPANAN

BAGIAN DAPUR MASAK

63
BAGIAN TEMPAT PARKIR

GUDANG

64

Anda mungkin juga menyukai