• Perempuan, 48 tahun
– Nyeri pada sudut dalam mata kanan sejak 4 hari yang lalu → bayangkan
struktur-struktur yang terletak di bagian medial mata
– Keluhan serupa sudah pernah dialami sebelumnya dan tersisa benjolan kecil
yang dibiarkan → menandakan adanya proses kronik sebelum keluhan saat
ini
– Pada pemeriksaan fisik diperoleh AVODS 6/6, sakus lakrimalis mata kanan
bengkak, kemerahan, teraba hangat dan nyeri pada penekanan ringan.
A. Konjungtivitis alergi
B. Keratitis
D. Uveitis
E. Konjungtivitis vernal
Jawaban
Bowling B. Kanski's Clinical Ophthalmology A Systematic Approach 8th ed. Australia: Elsevier; 2016
Dry Eye Syndrome
• Manifestasi klinis
– Blefaritis posterior
– Injeksi konjungtiva
Bowling B. Kanski's Clinical Ophthalmology Pewarnaa fluoresensi (A) dan rose Bengal (B) pada
A Systematic Approach 8th ed. Australia:
Elsevier; 2016 mata kering
Tes Schrimer
• Kertas Schrimer dilipat sedikit dan diselipkan
pada sela antara konjungtiva dan kelopak mata
bagian bawah. Jangan sampai kertas menyentuh
kornea atau bulu mata
• Minta pasien untuk menutup mata
• Baca hasil setelah 5 menit/6 menit
– 6 menit bila menggunakan anestesi topikal
• Interpretasi abnormal bila:
– Kertas basah <10 mm tanpa anestesi topikal
– Kertas basah < 10 mm dalam 6 menit dengan
anestesi topikal
Bowling B. Kanski's Clinical Ophthalmology A Systematic Approach 8th ed. Australia: Elsevier; 2016
Tear Meniscus Height (Meniscometry)
B. Keratitis
D. Uveitis
E. Konjungtivitis vernal
153
Laki-laki usia 50 tahun datang ke dokter karena mengeluh penurunan tajam
penglihatan. Visus mata kanan 6/30 dikoreksi dengan S -1 D menjadi 6/6, mata
kiri visus 6/12 dikoreksi S - 1 D menjadi 6/6. Dokter ingin menambahkan
koreksi addisi lensa sesuai umur,Berapakah addisi lensa yang dipakai?
A. S + 0,5 D
B. S + 1,0 D
C. S + 1,5 D
D. S + 2,0 D
E. S + 2,5 D
Jawaban
D. S + 2,0 D
Pembahasan
Lensa adisi ?
• Laki-laki 50 tahun
– Penurunan tajam penglihatan
– Visus
• OD 6/30 koreksi S -1 D menjadi 6/6
• OS 6/12 koreksi S - 1 D menjadi 6/6
– Presbiopia
Presbiopia
• “Mata tua” akibat kelemahan daya akomodasi
• Ditambahkan lensa sferis (+) sesuai usia untuk membaca dekat
• Kekuatan lensa tambahan berdasarkan usia (atau penglihatan terbaik
di Jaeger chart)
B. S + 1,0 D
C. S + 1,5 D
D. S + 2,0 D
E. S + 2,5 D
154
Perempuan usia 28 tahun datang ke IGD dengan mengeluh perih pada
mata kanannya setelah terkena pemutih baju ketika mencuci. Pada
pemeriksaan fisik mata didapatkan konjungtiva hiperemis dan kornea
edema. Tatalaksana awal apa yang harus segera dilakukan?
A. Irigasi 500 cc NaCl
B. Irigasi >15 menit dengan air steril
C. Tes lakmus
D. Antibiotik dan anti-inflamasi
E. Obat oral anti nyeri
Jawaban
• Perempuan 28 tahun
– Perih pada mata kanan setelah terkena pemutih
baju → trauma kimia
C. Tes lakmus
B. USG mata
A. Kokain
B. Opioid
C. Benzodiazepin
D. Organofosfat
E. Morfin
Jawaban
A. Kokain
Pembahasan
Zat apa?
• Pada pasien ditemukan:
– Gelisah
– Takikardi
– Takipnea
– Dilatasi pupil
• Benzodiazepin
– Menenangkan (laju napas turun)
– Diazepam
• Opioid
– Mengurangi nyeri dan menenangkan
– Morfin, kodein, heroin
• Halusinogen
– Membuat halusinasi
– Ganja, kanabis,LSD
Antidotum
KERACUNAN ANTIDOT
Kokain Benzodiazepin
Opioid Nalokson
Benzodiazepin Flumazenil
Sianida Tiosulfat
Depresi postpartum
Depresi berat yang muncul saat kehamilan atau dalam kurun waktu 4 minggu
pasca-persalinan
Psikosis postpartum
Disertai gejala psikosis (halusinasi, waham)
A. Gangguan psikotik post partum
Obsesif
Skizotipal Narsisistik
Kompulsif
Borderline
Gangguan Kepribadian
Gangguan Karakteristik
Paranoid Selalu curiga, takut terhadap kegagalan, menyimpan dendam
dan sangat sensitif
Skizoid Introvert, emosi dingin, tidak suka bergaul dengan orang
lain, tidak peduli terhadap pujian/kecaman
Skizotipal Perilaku eksentrik dan aneh
Histrionik Dramatis, suka mencari perhatian, afek dangkal dan labil,
suka penampilan yang merangsang
Anti Sosial Tidak peduli orang lain, sering marah-marah, sering
melanggar aturan
Gangguan Kepribadian
Gangguan Karakteristik
Narsistik Arogan,menganggap dirinya orang penting dan dikagumi.
Borderline Dependen, hubungan dengan orang lain tidak stabil,
impulsif
Avoidan Sering cemas, merasa tidak cukup
Dependen Butuh diperhatikan, sensitif terhadap perkataan negatif,
suka mengorbankan diri sendiri
Obsesif kompulsif Preokupasi dengan urutan,perfeksionis, ketelitian
berlebihan
Ciri Kepribadian → ABC
Obsesif-
Skizotipal Narsisistik
kompulsif
Histrionik
Aneh
• Paranoid
– Tidak percaya
– Curiga orang lain akan menyakitinya
• Skizoid
– Tidak bersosialisasi
– Emosi terbatas
• Skizotipal
– Aneh, misalnya percaya bahwa dirinya memiliki kekuatan supernatural
Berisik
• Antisosial
– Memberontak
– Melanggar peraturan dan hak orang lain
• Borderline/ambang
– Emosi tidak stabil
– Pacaran patologis dan ‘needy’
– Cepat akrab
– Sering mengancam bunuh diri dan suka melukai diri
• Histrionik
– Suka cari perhatian
• Narsisistik
– Merasa ingin dipuji
Cemas
• Avoidance/menghindar
– Merasa rendah diri
– Menghindari sosialisasi
• Dependen
– Bergantung pada orang lain
– Manja berlebihan
• Obsesif-kompulsif/Anankastik
– Suka dengan kerapian, perfeksionis, ‘ngotot’
Jawaban Lainnya
• ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
– Sulit memusatkan perhatian, hiperaktif, impulsif, tidak sesuai anak seusia,
minimal 6 bulan
• Autisme
– Kondisi mental sulit untuk berkomunikasi dan membentuk relasi
dengan orang lain menggunakan bahasa dan konsep abstrak
• Kleptomania
– Tidak bisa menahan diri untuk mencuri, tapi bukan untuk keuntungan
pribadi atau motif finansial
A. Ciri kepribadian anti sosial
B. Kleptomania
E.Autisme
159
Pasien perempuan usia 41 tahun dibawa ke poliklinik dikarenakan sering
terbangun tengah malam dan dikatakan berjalan dalam tidur ke jalan raya
hingga hampir tertabrak mobil. Pasien mengatakan bahwa keesokan harinya
ketika bangun, dirinya tidak ingat dengan apa yang terjadi. Apakah diagnosis
yang tepat?
A. Night terror
B. Insomnia
C. Somnambulisme
D. Nightmare
E. Hipersomnia
Jawaban
C. Somnambulisme
Pembahasan
Terapi?
PPDGJ-III
Klasifikasi Insomnia
PPDGJ-III
Parasomnia
• Somnabulisme (F51.3)
– Tidur sambil berjalan
– Sebab : kurang tidur, jadwal tidur kacau, demam, dll.
• Night Terror (F51.4)
– Kondisi terbangun sepertiga awal tidur malam, diikuti dengan teriakan dan
gejala cemas berlebihan disertai tanda-tanda otonom→ terjadi berulang
• Nightmare (F51.5)
– Terjaga dari tidur yang berulangan dengan ingatan terperinci akan mimpi yang
menentukan → setelah terbangun segera sadar dan mengenali lingkungan
PPDGJ-III
Terapi Insomnia
• Terapi lini utama : Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
– Edukasi sleep hygiene : mengurangi kafein/alkohol di malam hari, tidak
melakukan aktivitas lain selain tidur di tempat tidur
– Terapi kognitif
– Terapi relaksasi
• Apabila tidak membaik → diberikan terapi farmakologi
– Hipnotik sedatif (DOC) : zolpidem atau aprazolam diberikan maksimal
4 minggu
– Antidepresan : amitriptilin atau doksepin untuk insomnia kronik jenis
middle atau late
B. Insomnia
C. Somnambulisme
D. Nightmare
E. Hipersomnia
160
Seorang wanita, usia 23 tahun datang dengan berdebar-debar dan rasa seperti tercekik
dileher. Menurut adik pasien, hal tersebut terjadi ketika pasien mendapatkan
penghargaan di sebuah festival dan diminta untuk naik ke atas panggung. 6 bulan yang
lalu pasien juga pernah mengeluhkan hal serupa ketika sedang berjalan di pelaminan dan
harus dilihat oleh banyak orang. Apakah diagnosis yang tepat?
A.Agoraphobia
B. Fobia sosial
C. Cynophobia
D. Klaustrofobia
E. Glossophobia
Jawaban
B. Fobia sosial
Pembahasan
• Arachnophobia: Laba-laba
• Agoraphobia:Tempat ramai
• Acrophobia: Ketinggian
• Cynophobia:Anjing
• Claustrophobia:Tempat sempit/tertutup
• Glossophobia: Berbicara depan umum
• Mysophobia: Kotoran dan bakteri
• Nyctophobia: Gelap
• Social Phobia: Interaksi dengan banyak orang
• Trypanophobia:Jarum suntik
A.Agoraphobia
B. Fobia sosial
C. Cynophobia
D. Klaustrofobia
E. Glossophobia
161
Perempuan usia 30 tahun, dibawa oleh suaminya ke poliklinik RS dengan keluhan banyak bicara sejak 2
minggu terakhirsuara – suara tanpa wujud yang memanggil namanya dan mengajaknya berbicara. Riwayat
4 bulan yang lalu pasien merasa sedih, putus asa, bahkan p. Keluhan ini berlangsung terus – menerus,
disertai aktivitas berlebih tanpa merasa lelah. Akhir – akhir ini pasien juga mendengar ernah memiliki
keinginan untuk bunuh diri. Pemeriksaan vital dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat
untuk kasus di atas?
A. Gangguan skizoafektif tipe manik
B. Gangguan skizoafektif tipe depresif
C. Gangguan campuran cemas dan depresi
D. Gangguan bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
E. Gangguan bipolar episode kini depresi dengan gejala psikotik
Jawaban
PPDGJ-III
Mania dan Hipomania
Mania Hipomania
• Aktivitas berlebihan • Derajat gangguan lebih
• Percepatan dan kebanyakan ringan dari mania
bicara
• Kekacauan wajar
• Kebutuhan tidur yang
berkurang
• Waham kebesaran / grandiose
• Optimistik
• Kekacauan tidak wajar
PPDGJ-III
Depresi
• Gejala utama
– Afek depresif
– Anhedonia : hilang minat dan kegembiraan
– Anergia : mudah lelah dan menurunnya aktivitas
• Gejala lain : Konsentrasi menurun, harga diri & kepercayaan
berkurang, rasa bersalah& tidak berguna, merasa masa depan suram
& pesimis, gagasan bunuh diru, tidur terganggu, nafsu makan
terganggu
• Minimal terjadi selama 2 minggu
PPDGJ-III
Bipolar dengan ciri Psikotik vs
Skizoafektif
• Skizoafektif
– Gejala skizofrenia dan afektif menonjol di waktu yang
bersamaan
– Tidak ada periode waktu sehat yang jelas
E. Fluoksetin
Pembahasan
Terapi?
• Laki-laki usia 35 tahun
– Perasaan bersalah kepada istrinya
– Perasaan sedih, murung, dan nafsu makan menurun sejak 6 bulan yang
lalu
– Gairah seksualnya menurun sejak 5 bulan terakhir.
• Status mental → sikap kooperatif, mood hipotimik, afek terbatas,
dan halusinasi (-)
– Depresi
Psikofarmaka
• Antipsikosis (dosis per hari)
– Generasi 1 (tipikal)
• Haloperidol 5-20 mg/hari (2-3 dosis)
• Klorpromazin 100-400 mg/hari (2 dosis)
– Generasi 2 (atipikal)
• Risperidon 8 mg (1-2 dosis)
• Olanzapine 10-20 mg (1 dosis)
• Quetiapine 200-800 mg (2 dosis)
• Aripriprazole 10-30 mg
Psikofarmaka
• Mood stabilizer (untuk bipolar)
– Litium 2-3 x 300mg
– Asam valproat 3 x 250mg
– Carbamazepine
B. Diazepam
C. Asam valproat
D. Haloperidol
E. Fluoksetin
163
Laki-laki usia 30 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri kepala. Pasien meyakini
bahwa dirinya mempunyai tumor di kepalanya. Pasien meminta untuk dilakukan
pemeriksaan CT-scan kepala dan hasilnya masih dalam batas normal. Kemudian pasien
meminta untuk dilakukan CT-scan ulang. Pasien merasa sedih dengan keadaannya
sekarang. Dari pemeriksaan status mental didapatkan pasien kooperatif dengan mood
hipotim. Apa tindakan dokter yang tepat untuk pasien ini?
A. Mengikuti kemauan pasien untuk memeriksakan kembali CT-scan
B. Menolak keinginan pasien
C. Merujuk ke psikiater
D. Bersimpati
E. Memberikan analgetik dosis besar
Jawaban
C. Merujuk ke psikiater
Pembahasan
Tindakan?
– CT-scan normal
• Hipokondriasis
Gangguan Somatoform dan Factitious
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius
hanya berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis
agar terlihat sakit (contoh: sengaja minum antikoagulan
agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya
(contoh: berpura-pura sakit karena mau menghindari
panggilan sidang pengadilan).
Tips Ingat
• Hipokondriasis: Hebohkandriasakitsesuatu,
merasa menderita penyakit tertentu meski hasil pemeriksaan normal. Misalnya,
merasa sakit jantung karena suaminya sakit jantung atau sakit kanker karena perut
membuncit.
A. Mengikuti kemauan pasien untuk memeriksakan
kembali CT-scan
B. Menolak keinginan pasien
C. Merujuk ke psikiater
D. Bersimpati
E. Memberikan analgetik dosis besar
164
Laki-laki usia 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan
disertai mual, muntah, nyeri kepala, dan tidak nafsu makan. Keluhan ini dirasakan setelah berpisah dari
istri dan anaknya sejak 6 bulan lalu. Pada pemeriksaan, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 83
kali/menit, napas 20 kali/menit. Pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan. Diagnosis
pada pasien ini adalah ....
A. Gangguan cemas
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan depresi
D. Gangguan hipokondriasis
B. Gangguan somatisasi
Pembahasan
Diagnosis ?
• Laki-laki 38 tahun
– Sesak napas 6 bulan yang lalu, mual, muntah, nyeri
kepala, dan tidak nafsu makan.
– Sejak berpisah dari istri dan anaknya sejak 6 bulan lalu.
Gangguan Deskripsi
Somatisasi Kombinasi gejala (nyeri, gastrointestinal, seksual, dan
pseudoneurologis)
Konversi Gejala fungsi motorik atau sensoris (neurologis)
Hipokondriasis Mempercayai bahwa sedang mengalami penyakit serius
hanya berdasarkan gejala ringan saja.
Factitious Sengaja atau membuat gejala fisik atau psikologis
agar terlihat sakit (contoh: sengaja minum antikoagulan
agar mengalami hematuria).
Malingering Seperti factitious, tetapi ada tujuan khusus di baliknya
(contoh: berpura-pura sakit karena mau menghindari
panggilan sidang pengadilan).
Tips Ingat
• Hipokondriasis: Hebohkandriasakitsesuatu,
merasa menderita penyakit tertentu meski hasil pemeriksaan normal. Misalnya,
merasa sakit jantung karena suaminya sakit jantung atau sakit kanker karena perut
membuncit.
A. Gangguan cemas
B. Gangguan somatisasi
C. Gangguan depresi
D. Gangguan hipokondriasis
E. Gangguan cemas menyeluruh
165
Anak perempuan 12 tahun datang ke praktik dokter dibawa ibunya karena sering melihat pasien
mencabuti rambutnya sendiri. Ibunya mengatakan bahwa lahir dan tumbuh kembang anaknya normal, tapi
memang anaknya selalu menyendiri, lebih suka di kamar dan jarang bermain dengan teman sebayanya.
Prestasi di sekolah juga biasa-biasa saja. Pasien mengatakan jika tidak mencabuti rambut maka ia merasa
gelisah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak gelisah dan menarik-narik bajunya berulang kali.
Pada kepala tampak rambut tipis dengan bagian pitak di beberapa tempat. Apakah terapi psikososial yang
dapat dilakukan?
A.Terapi perilaku
B.Terapi keluarga
C. Interpersonal therapy
D.Terapi suportif
E. Konseling
Jawaban
A.Terapi prilaku
Pembahasan
Diagnosis?
• Anak perempuan 12 tahun
– Mencabuti rambutnya sendiri
– Lahir dan tumbuh kembang normal, tapi selalu menyendiri, lebih
suka di kamar dan jarang bermain dengan teman sebayanya.
– Prestasi di sekolah juga biasa
– Jika tidak mencabuti rambut, merasa gelisah
• Terapi kognitif
– Bertujuan untuk mengubah pola pikir (kognitif) pasien
B.Terapi keluarga
C. Interpersonal therapy
D.Terapi suportif
E. Konseling
166
Laki-laki usia 74 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan lemah pada tubuh sisi kanan
sejak 1 jam lalu. Keluhan muncul saat pasien beraktivitas. Pasien juga mengeluhkan
sakit kepala dan muntah. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran apatis,
tekanan darah 200/120 mmHg, nadi 120 kali/menit, suhu 36,7C kekuatan motorik
5555/2222. Tata laksana untuk menurunkan tekanan intrakranial pada
kasus adalah…
A. Mannitol
B. Steroid
C.Anti-hipertensi
D. Diuretik
E. Restriksi garam
Jawaban
A. Manitol
Pembahasan
Tatalaksana untuk menurunkan TIK ?
• Laki-laki 74 tahun
– Lemah pada tubuh sisi kanan sejak 1 jam lalu
– Keluhan muncul saat pasien beraktivitas
– Sakit kepala dan muntah
• Defisit neurologis mendadak
Guideline for the Early Managements of Patients with Acute Ischemic Stroke. 2013 (AHA/ASA)
Terminologi
• Stroke
– Defisit neurologis fokal akibat faktor vaskular yang terjadi mendadak
(berlangsung >24 jam)
• Transient ischemic attack (TIA)
– Mirip stroke, tapi gejala <24 jam
• Reversible ischemic neurological attack (RIND)
– Mirip stroke, tapi gejala hilang <72 jam
– Hemihipestesi,hemi-anestesi
– Vertigo
Iskemik Hemorhagik
• Riwayat ateroma (DVT, PJK, • Gejala TIK ⇑ (muntah
AF, dll) proyektil, pusing, sakit kepala)
• Penurunan kesadaran (lebih
sering)
• Hipertensi
• Tatalaksana keduanya bertolak belakang, sehingga wajib CT-scan untuk
membedakannya
Skor Siriraj
• Iskemik vs hemorhagik
– Skor Siriraj = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x
sakit kepala) + (0,1 x diastol) – (3 x ateroma) - 12
– Nilai >1 → stroke hemoragik
– Nilai <-1 → stroke iskemik
– Nilai -1 s/d 1 → belum jelas dan harus lanjut ke CT-
scan
CT-scan (Gold Standard)
Stroke Iskemik Stroke Hemoragik
A. Manitol
B. Steroid
C. Antihipertensi
D. Diuretik
E. Restriksi Garam
167
Laki-laki, 50 tahun, datang dengan keluhan penglihatan ganda. Pasien mengeluhkan
kesulitan saat berjalan turun tangga dan membaca karena bayangan tangga dan
tulisan ganda. Keluhan tidak dirasakan saat jalan naik tangga. Riwayat trauma orbita
dan kepala disangkal. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan DM tidak terkontrol.
Pada pemeriksaan fisis tidak ditemukan kelemahan maupun gangguan sensori di
ekstremitas. Kemungkinan lokasi lesi yang menyebabkan gangguan visual pasien ini
adalah…
A. N. abducens
B. Fasikulus longitudinal medial
C. N. oculomotor
D. N. optic
E. N. troklear
Jawaban
E. N. troklear
Pembahasan
Lokasi lesi?
• Laki-laki 50 tahun
– Pandangan ganda
– Keluhan muncul terutama saat turun tangga dan
membaca
C. N. oculomotor
D. N. optic
E. N. troklear
168
Perempuan usia 26 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri
seperti ditusuk-tusuk pada rahang bawah kanan sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Keluhan timbul ketika pasien meminum air dingin.
Pasien ke dokter gigi namun tidak ditemukan kelainan. Diagnosis yang
mungkin pada pasien ini adalah ?
A. Karies dentis
B. Bell’s palsy
C. Neuralgia trigeminal
D. Cluster headache
E. Classic migraine
Jawaban
C. Neuralgia trigeminal
Pembahasan
• Perempuan, 26 tahun,
– Nyeri ditusuk-tusuk pada rahang bawah kanan 3 hari
SMRS
• Nyeri wajah akut dengan karakteristik nyeri seperti ditusuk-
tusuk → dd nyeri wajah atipikal, neuralgia pasca herpes, nyeri
karena infeksi gigi, nyeri kepala klaster, neuralgia trigminal
– Keluhan timbul ketika pasien meminum air dingin
• Faktor pencetus → stimulus non nyeri
– Tidak ada kelainan gigi
• Diagnosis yang mungkin?
Anatomi N. Trigeminal
Baehr M, Frotscher M. Duus’ topical diagnosis in neurology anatomy, physiology, signs, symptoms. 5 th ed. Stuttgart: Thieme; 2012
Neuralgia Trigeminal
• Nyeri akibat lesi N.Trigeminal
• Perempuan > laki-laki → 2:1
• Pemicu → stimulus non nyeri → mengunyah, menyikat gigi, berbicara,
tersenyum, mencukur jenggot (semua aktivitas yang melibatkan area
tersebut)
• Gejala klinis
– Nyeri wajah unilateral, spontan, tidak menjalar ke sisi wajah lainnya,
karakteristik nyeri kuat, tajam, superfisial, lokasi nyeri pada area
wajah yang dipersarafi N. Trigeminal, tidak ditemukan defisit
neurologis
• Tatalaksana medikamentosa
– Karbamazepin 100-600 mg/hari
Aninditha T, Rasyid A. Nyeri Kepala. Aninditha T, Wiratman W, penyunting. Dalam: Buku Ajar Neurologi Jilid 2. Jakarta: Departemen Neurologi FKUI-RSCM;
2017
Pilihan lain
A. Karies dentis → tidak ditemukan kelainan gigi
B. Bell’s palsy → paralisis N. VII unilateral akut. Tidak sesuai dengan deskripsi
soal
D. Cluster headache → Nyeri kepala hebat ditambah gejala otonom (injeksi
konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal, edema palpebral, ptosis). Tidak sesuai
dengan keluhan pada soal
E. Classic migraine → Nyeri kepala 4-72 jam ditambah dua dari karakteristik
lain (unilateral; berdenyut; intensitas sedang-berat; memberat dengan
aktivitas) dan mual/muntah atau fotofobia dan fonofobia. Tidak sesuai
dengan keluhan pada soal
Aninditha T, Rasyid A. Nyeri Kepala. Aninditha T, Wiratman W, penyunting. Dalam: Buku Ajar Neurologi Jilid 2. Jakarta: Departemen Neurologi FKUI-RSCM;
2017
A. Karies dentis
B. Bell’s palsy
C. Neuralgia trigeminal
D. Cluster headache
E. Classic migraine
169
Perempuan, 36 tahun, datang dengan keluhan benjolan di pipi kanan sejak 4
bulan terakhir. Tidak ada keluhan demam, pilek, nyeri tenggorokan, atau batuk.
Pada pemeriksaan fisis ditemukan benjolan preaurikular. Pemeriksaan MRI
menunjukkan massa di kelenjar parotid dan biopsy menunjukkan keganasan.
Jika dibiarkan,pasien kemungkinan akan mengalami…
A. Hemianopia bitemporal
B.Wajah merot sesisi
C. Kebas wajah sesisi
D. Suara serak
E. Sindrom Horner
Jawaban
• Perempuan, 36 tahun
– Benjolan di pipi kanan
D. Suara serak
E. Sindrom Horner
170
Laki-laki usia 60 tahun dibawa ke RS oleh anaknya karena sering gemetaran saat
istirahat dan langkahnya kecil saat berjalan. Pada pemeriksaan didapatkan status
generalis dalam batas normal, namun terdapat tremor, bradikinesia, dan rigiditas.
Neurotransmiter apa yang mengalami penurunan kadar pada kasus ini?
A. Norepinefrin
B. Seritonin
C. Dopamin
D.Asetilkolin
E. Epinefrin
Jawaban
C. Dopamin
Pembahasan
Neurotransmitter yang terganggu ?
• Pria 60 tahun
– Sering gemetaran saat istirahat (Tremor at rest)
– Langkahnya kecil saat berjalan
• Status neurologis
– Tremor, bradikinesia,dan rigiditas (Ingat TRAP!)
• Penyakit Parkinson
Penyakit Parkinson
• Penyakit degeneratif yang menyerang sistem motorik
– Berkurangnya neuorn dopaminergik pada substansia nigra
• It’s a TRAP !
– Tremor
– Rigiditas
– Akinesia/Bradikinesia
– Postural imbalance
Penyakit Parkinson
• Patofisiologi
– Hilangnya neuron dopaminergik di pars kompakta
substansia nigra → penurunan kadar dopamin di striatum
→ disinhibisi indirect pathway dan mengurangi aktivasi direct
pathway yang nantinya menyebabkan inhibisi pada area
kortikal motorik
– α-sinukleinopati: α-synuclein terakumulasi di Lewy bodies
dan menyebabkan neurotoksisitas pada substansia nigra
Patofisiologi
Parkinson
Terapi
• Levodopa (+karbidopa) →
• Antikholinergik
– Levodopa adalah prekusor dopamin
B. Seritonin
C. Dopamin
D. Asetilkolin
E. Epinefrin
171
Perempuan 30 tahun datang dengan keluhan kelopak mata sering
menutup pada sore hari. Pada pagi hari mata kelopak mata membuka
sempurna. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ptosis. Pemeriksaan yang
tepat untuk menegakkan diagnosis kasus di atas adalah …
A.Tes Tensilon
B.Tes Warternberg
C.Arm drop
D. Flick sign
E. Tes Tinel
Jawaban
A. Tes Tensilon
Pembahasan
Pemeriksaan yang tepat ?
• Perempuan 30 tahun
– Kelopak mata sering menutup pada sore hari
• PF: ptosis
– Khas untuk miasthenia gravis
Miasthenia Gravis
• Uji
– Uji tensilon (edrophonium chloride)
• Penyuntikan tensilon intravena akan memperbaiki otot-
otot yang lemah
– Uji prostigmin (neostigmin)
• Penyuntikan 3 cc atau 1.5 mg prostigmin metilsulfat IM
akan memperbaiki gejala
• Tatalaksana → plasma exchange, immunoglobulin intravena
(IVIG), kortikosteroid, piridostigmin bromide
ArieAAGAA,Adnyana MO,Widyadharma IPE. Diagnosis dan tatalaksana miastenia gravis. Universitas Udayana
Pemeriksaan Penunjang
• Endrophonium chloride (Tensilon) test → positif
• Tes Wartenberg (benda diletakkan di atas atau kedua
mata dan pasien tidak boleh berkedip) → positif jika
ptosis
• Elektrodiagnostik
Pada Soal! Biasanya dikatakan
• Ocular cooling/ ice pack gejala utama adalah kelopak mata
tidak dapat terbuka pada sore
• Antibodi hari. Harap bedakan dengan GBS
yang paralisis ascending bilateral
Miasthenia Gravis
• Penyakit autoimun pada neuromuscular junction →
sel B menyerang asetilkolin
• Wanita lebih sering terkena dibanding laki-laki
• Tanda dan gejala
– Kelemahan abnormal dan progresif jika digunakan
terus-menerus
– Kelemahan otot ekstraokular → ptosis
– Kelemahan otot pernapasan → gagal napas akut
– Setelah beristirahan,kekuatan otot pulih kembali
ArieAAGAA,Adnyana MO,Widyadharma IPE. Diagnosis dan tatalaksana miastenia gravis. Universitas Udayana
Terapi
• Cholinesterase (CHE) inhibitor
– Menurunkan hidrolisis enzim Ach, pada sinap cholinergik ChE
• Pyrido stigmuno bromide (Mestinon) dan Neustigramin bromide (Prostigmin)
→ dosis sangat bervariasi
• Thymectomy
– Pasien MG dianjurkan thymectomy. Respon yang diharapkan muncul 2-5 tahun
post OP.Thymectomy pada usia > 60 th jarang menunjukkan kesembuhan.
• Kortikosteroid
– Prednison 1,5-2 mg/kg/BB
Arm drop
Tinnel & Flick
A. Tes Tensilon
B. Tes Warternberg
C. Arm drop
D. Flick sign
E. Tes Tinel
172
Laki-laki usia 30 tahun datang dengan keluhan kedua tungkai mengalami
kelemahan gerak sejak 4 hari lalu. Kelemahan kemudian menyebar hingga ke
tangan. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Saat diperiksa, kekuatan
otot keempat ekstremitas adalah 3 dan refleks fisiologis menurun. Penyebab
kelemahan kedua tungkai pada pasien adalah...
A. Sindrom Guillain-Barre
B. Mielitis transversalis
C. Miastenia gravis
D. Paralisis akut
E. Poliomielitis
Jawaban
A. Sindrom Guillain-Barre
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 30 tahun
– Kelemahan anggota tubuh dari kaki ke tangan →
ascending
• Degenerasi akson motorik oleh sistem imun dimulai dari distal, sehingga
gejala yang muncul adalah paralisis yang dimulai dari kaki dan berlanjut ke
perut, dada, dan tangan. Jika otot paralisis terjadi di otot pernapasan, pasien
tidak bisa bernapas dan mati.
• Plasmapharesis
• IVIg
B. Mielitis transversalis
C. Miastenia gravis
D. Paralisis akut
E. Poliomielitis
173
Anak laki-laki, 12 tahun, dibawa ibunya ke IGD karena kelemahan tangan kanan.
Beberapa jam lalu, pasien memanjat pohon bersama teman-temannya. Saat memanjat,
pasien hilang keseimbangan dan saat akan jatuh ia berpegangan pada cabang pohon
dengan tangan kanannya. Setelah itu pasien berhasil turun pohon dengan selamat tanpa
trauma kepala. Pada pemeriksaan fisis ditemukan pasien sulit melakukan motorik halus
dengan tangan kanan. Kemungkinan letak lesi pasien ini adalah…
A. N. aksilaris
B. N. radialis
C. N. supraskapularis
D.Trunkus superior pleksus brakhialis
E.Trunkus inferior pleksus brakhialis
Jawaban
• Pemeriksaan fisis
– Sulit melakukan motorik halus dengan tangan kanan
Pleksus Brakhialis
• Pleksus brakhialis merupakan sekumpulan saraf yang berasal dari C5-T1.
• Inervasi sensori dan motorik
• Lima saraf mayor dari pleksus brakhialis:
• N. musculocutaneus
• N. medianus
• N. ulnaris
• N. radialis
• N. axilaris
• Lesi pleksus brakhialis biasanya terjadi di dua tempat, yaitu C5-6 (Erb-Duchene Palsy) atau
C8-T1 (Klumpke Palsy)
Lesi Pleksus Brakhialis
A. N. aksilaris
B. N. radialis
C. N. supraskapularis
C. MRI
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang?
• Laki-laki 60 tahun
– Nyeri punggung menjalar ke paha kiri terutama saat angkat
badan berat
• Nyeri radikular → Radikulopati ec herniasi nukleus pulposus
– Kaki kiri terasa kesemutan dan terbakar hingga ke ibu
jari. Riwayat trauma disangkal. Tidak ada keluhan pada buang air
kecil/buang air besar.
• Pemeriksaan neurologis kaki kiri, ditemukan laseque (+), tonus
normal, tenaga kaki kiri +4, refleks +2, babinski (-)
Medula Spinalis, Radiks, dan Vetebra
Kesemutan hingga
ibu jari S1
Nyeri paha → L1-
3,S2-4
Netter FH, Craig JA, Perkins J. Atlas of neuroanatomy and neurophysiology. USA: Icon Custom Commmunications; 2002
C1-3 Tanda vital tubuh
C4-5 Otot pernapasan diafragma
C6-7 Otot lengan dan dada
(bermanfaat untuk fungsi
makan, memakai pakaian)
T1-3 Fungsi lengan bagus
T4-9 Mengontrol tungkai di bawah
umbilikus
T10-L1 Otot paha yang
memungkinkan seseorang
berjalan
Tortora GJ, Derrickson B. A principles of anatomy and physiology 13 th ed. USA: John Wiley and Sons, Inc; 2012
Analisis Soal
B. CT-scan
C. MRI
D. Elektromiografi
E. X-ray lumbosacral
175
Anak usia 3 tahun datang ke IGD dengan keluhan kejang sejak 3 hari.
Tipe kejang tonik-klonik, lidah tergigit, dan mata mendelik ke atas.
Tindakan awal di IGD adalah...
A. Fenitoin IV 20 mg/kgBB
B. Fenobarbital IV 10 mg/kgBB
C. Diazepam IV 0,5 mg/kgBB
D. Parasetamol rektal 10 mg/kgBB
E. Diazepam rektal 0,5/kgBB
Jawaban
B. Fenobarbital 10 mg/kgBB
D. Parasetamol 10 mg/kgBB
A.Tumor parietal
B.Tumor mesensefalon
C Tumor temporal
D.Tumor serebelum
E.Tumor frontal
Jawaban
D.Tumor serebelum
Pembahasan
Kemungkinan diagnosis ?
• Perempuan 28 tahun
– Sering terjatuh saat berjalan → gangguan keseimbangan
– Sering jatuh ke arah kiri, tidak ada mual dan muntah, pusing berputar (+) →
vertigo
– Telinga berdenging (-) dan penurunan pendengaran (-) → gangguan
keseimbangan sentral (vertigo sentral)
• Nistagmus (+) dan tes Romberg (+) → konfirmasi kelainan serebelum
– Etiologi sentral → massa/gangguan vaskular serebelum
Anatomi Otak
Tumor Fossa Kranial Posterior
• Antara foramen magnum dan tentorium serebeli
– Batang otak (medulla oblongata, pons)
– Serebelum
• Jenis
– Astrositoma serebelum
– Neuroektoderm primer
– Medulloblastoma
– Ependimoma
– Ependimoblastoma
– Hemangioblastoma
– Metastasis
Gejala
• Tergantung lokasi
– Kompresi serebelar → gangguan keseimbangan
B. Tumor mesensefalon
C. Tumor temporal
D. Tumor serebelum
E. Tumor frontal
177
Laki-laki usia 30 tahun mengeluhkan kelumpuhan tungkai bagian kanan sejak 2 minggu
lalu. Keluhan disertai dengan gangguan BAK dan BAB. Pasien memiliki riwayat batuk
lama. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan paraparesis UMN setinggi T5, teraba
gibus di vertebra torakal 5, dan retensi urin et alvi. Apakah diagnosis pasien di
atas?
A. Mielitis tuberkulosa
C. Spondilitis tuberkulosa
C. Spondilitis TB
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 30 tahun
– Kelumpuhan tungkai bagian kanan sejak 2 minggu lalu
– Gangguan BAK dan BAB
– Riwayat batuk lama
• Kortikosteroid
C. Spondilitis tuberkulosa
• Antikonvulsan intermiten
– Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/kali atau rektal 0,5 mg/kgBB/kali (dosis max 7,5 mg/kali), 3 kali sehari
dalam 24 jam pertama demam
– Indikasi
• Kelainan neurologis berat
– Indikasi
• Kejang fokal
• Durasi kejang >15 menit
• Ada kelainan neurologis nyata sesudah atau sebelum kejang
(hidrosefalus, hemiparesis, serebral palsi)
Edukasi untuk Orang Tua
1. Meyakinkan orangtua bahwa kejang demam umumya mempunyai
prognosis baik.
11. Berikan diazepam rektal bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit.
Jangan berikan bila kejang telah berhenti. Diazepam rektal hanya boleh
diberikan 1x oleh orangtua.
12. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung >5 menit,
suhu >40oC, kejang tidak berhenti dengan diazepam rektal, kejang
fokal, setelah kejang anak tidak sadar, atau ada kelumpuhan.
B. CT Scan kepala
C. Lumbal pungsi
D. Darah tepi
E. Rontgen kepala
Jawaban
C. Lumbal pungsi
Pembahasan
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan?
• Anamnesis: Laki – laki 34 tahun penurunan
kesadaran.
– Demam, menggigil dan kejang.
– Pekerja tambang
B. CT Scan kepala
C. Lumbal pungsi
D. Darah tepi
E. Rontgen kepala
180
Seorang bapak mengantar anak perempuannya yang berusia 3 tahun ke UGD RS
dengan kelemahan pada kedua kakinya. Di daerah tempat tinggal, tiba-tiba banyak
masyarakat yang mengalami kelumpuhan mendadak. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
kelumpuhan pada kedua ekstremitas bawah tipe flaccid, Gowers’ sign (-). Apakah
etiologi dari keluhan pasien tersebut?
A. Genetik
C. Infeksi virus
D. Infeksi bakteri
C. Infeksi virus
Pembahasan
Etiologi?
• Anak perempuannya 3 tahun
– Kelemahan pada kedua kaki → paralisis
– Di daerah tempat tinggal, tiba-tiba banyak masyarakat yang
mengalami kelumpuhan mendadak → bukan kongenital,
namun infeksi
• Kelumpuhan pada kedua ekstremitas bawah tipe flaccid,
• Gower sign (-)
Poliomielitis
• Infeksi virus polio
• Penularan fecal-oral route
• Virus polio masuk melalui saluran pencernaan.
Kemudian menyerang:
– Anterior horn medula spinalis: paling sering
– Batang otak
– Korteks motorik
Gejala dan Tanda
• GI: sakit tenggorokan, mual,
muntah,diare, nyeri perut
• Neurologi: parestesia,
paralisis, gangguan saraf
otonom, refleks dalam dan
superfisial hilang,meningitis
• Demam
• Sakit kepala
C. Infeksi virus
D. Infeksi bakteri
C. BPPV
Pembahasan
Diagnosis ?
• Perempuan 35 tahun
– Pusing berputar sejak pagi → vertigo → perifer/sentral?
Setiap posisi
dipertahankan 30 detik
Manuver Semont
• Kepala dimiringkan 450
• Jatuhkan badan ke sisi yang sakit terlebih dahulu
• Posisi 1 dan 3 dipertahankan selama 1 menit
Manuver Lempert
• Kepala ditolehkan 450 ke arah yang sakit, kemudian sehat, lalu berguling
secara bertahap (sesuai gambar)
• Setiap gerakan 15 detik
Manuver Brandt-Daroff
• Serupa dengan
Semont,
namun
seluruh badan
dijatuhkan
• Dilakukan 3x
sehari, masing-
masing 5
siklus selama
2 minggu
Pilihan Lain
• Vertigo sentral → perbedaan dengan perifer: gejala ringan, mual
muntah ringan, jarang ditemui gangguan pendengaran sering ditemui
defisit neurologis, nistagmus bidireksional, vertikal, atau rotatoar
B. Hipotensi ortostatik
E. Penyakit Meniere
182
Laki-laki usia 27 tahun datang ke IGD setelah terjatuh dari pohon. Pasien
mengeluh tidak dapat menahan BAB dan BAK, serta nyeri pada pinggang dan
paha. Pemeriksaan fisik apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis pasien ini?
A. Gores ringan pada skrotum
E. Transkortikal sensorik
Pembahasan
• Laki-laki, 45 tahun
– Tiba-tiba dapat berbicara tidak memiliki makna
namun lancar
• Lancar berbicara tidak memiliki makna→
Fluensi → Afasia sensorik
– Tidak mengerti apa yang dibicarakan orang lain.
Dapat mengulang kata dengan baik
• Jenis afasia pada pasien?
Afasia
• Fluensi → Ya
• Pengulangan → Ya
• Pemahaman → Tidak
B. Motorik
C. Sensorik
D. Anomi
E. Transkortikal sensorik
184
Laki-laki usia 25 tahun dibawa ke UGD oleh polisi karena kesadaran menurun setelah mengalami
kecelakaan lalu lintas 30 menit yang lalu. Awalnya pasien masih sadar, lalu kesadaran pasien mulai turun
sampai tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 170/90mmHg, nadi 120 kali/menit,
napas 28 kali/menit, dan suhu 36C. Pada pemeriksaan neurologis didapatkan GCS E2V2M5, pupil
anisokor, pupil kiri dilatasi, dan kelumpuhan tubuh sebelah kanan. Pada CT-scan kepala didapatkan area
bikonveks hiperdens pada duramater area frontotemporal sebelah kiri. Apakah diagnosis pasien
tersebut?
A. Perdarahan subdural
B. Perdarahan intrakranial
C. Perdarahan epidural
D. Komosio serebri
E. Kontusio serebri
Jawaban
C. Perdarahan epidural
Pembahasan
Diagnosis?
• Pria 25 tahun
– Kesadaran menurun, post-KLL 30 menit lalu.
– Awalnya pasien masih sadar, lalu kesadaran pasien mulai turun sampai tidak sadar
– Perdarahan epidural → mendesak struktur lain → TIK↑ & herniasi batang otak → mengancam nyawa
– CT-scan:bikonveks
• Perdarahan subdural
– Pecahnya bridging vein
• Perdarahan subarachnoid
– Pecahnya aneurisma
• Semilunar → bulan
sabit
Bisa bedain?
Epidural Subdural
Subarachnoid
Kontusio
Pilihan Lain
• Perdarahan intrakranial
– Gejala seperti stroke hemoragik
• Komosio serebri
– Cedera kepala yang menimbulkan gangguan fungsi otak, tapi
tidak menyebabkan kerusakan anatomi
• Kontusio serebri
– Cedera kepala yang menimbukan gangguan fungsi dan
anatomi otak
A. Perdarahan subdural
B. Perdarahan intrakranial
C.Perdarahan epidural
D. Komosio serebri
E. Kontusio serebri
185
Laki-laki usia 34 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pasien jatuh dari motor 20
jam yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan TD: 140/90 mmHg, N: 60 kali/menit, P: 25
kali/menit. Dari pemeriksaan CT-scan didapatkan gambaran lesi hiperdens bentuk bulan
sabit di regio temporoparietal. Diagnosis pasien adalah…
A. Hematoma subdural
B. Hematoma intraserebral
C.Hematoma subarakhnoid
D. Hematoma epidural
E. Hematoma intraventrikular
Jawaban
A. Hematoma subdural
Pembahasan
Diagnosis?
• Laki-laki 34 tahun
– Penurunan kesadaran
– Jatuh dari motor 20 jam yang lalu
– Perdarahan epidural → mendesak struktur lain → TIK↑ & herniasi batang otak → mengancam nyawa
– CT-scan:bikonveks
• Perdarahan subdural
– Pecahnya bridging vein
• Perdarahan subarachnoid
– Pecahnya aneurisma
• Semilunar → bulan
sabit
Bisa bedain?
Epidural Subdural
Subarachnoid
Kontusio
Pilihan Lain
B. Hematoma intraserebral
C. Hematoma subarakhnoid
D. Hematoma epidural
E. Hematoma intraventrikular
186
Seorang dokter puskesmas hendak melakukan promosi kesehatan dalam rangka Pekan
Imunisasi Nasional (PIN). Dokter tersebut berencana untuk mengajak warga yang
memiliki balita untuk pergi ke pusat pelayanan kesehatan. Dokter tersebut hendak
melakukan promosi kesehatan di wilayah kelurahan dengan total 41 kepala keluarga
dengan pendidikan SD-SMA. Apakah metode promosi kesehatan yang sesuai
untuk dilakukan dokter tersebut?
A. Metode Ceramah
B. Metode Massa
C. Metode Individual
D. Diskusi Kelompok
E. Curah Pendapat
Jawaban
A. Metode Ceramah
Pembahasan
Metode promosi kesehatan yang sesuai?
• Dokter puskesmas hendak melakukan promosi
kesehatan
– Lokasi: wilayah kelurahan dengan total 41 kepala
keluarga dengan pendidikan SD-SMA → Kelompok
Besar
– Materi: mengajak warga yang memiliki balita untuk pergi ke
pusat pelayanan kesehatan
Metode Promosi Kesehatan
• Konseling
Perseorangan • Wawancara
• Media massa
Massa • Ceramah umum
B. Metode Massa
C. Metode Individual
D. Diskusi Kelompok
E. Curah Pendapat
187
Seorang dokter yang bekerja di puskesmas bertugas dalam
melakukan pengumpulan data, analisis, dan diseminasi nyamuk
Aedes tiap tahun. Disebut apakah kegiatan tersebut?
A. Surveilans matra
B. Surveilans penyakit menular
C. Surveilans kesehatan lingkungan
D. Surveilans masyarakat global
E. Pencegahan dini KLB
Jawaban
C. Surveilans kesehatan
lingkungan
Pembahasan
• Kesehatan haji
E. 100/1000
Pembahasan
Case Fatality Rate kasus COVID-19?
• 100.000 penduduk → 1000 kematian/tahun
• 631 kasus infeksi COVID-19 → 326 laki-laki +
305 perempuan
• 62 kematian terkait COVID-19 → 37 laki-laki
+ 25 perempuan
Pembahasan
• Spesific death rate
– Cause specific death rate → jumlah kematian pada sebuah
populasi (berbeda dengan case fatality rate dimana
denominatornya adalah mid term population)
– Age specific death rate → jumlah kematian per tahun per 1000
orang yang memiliki usia yang sama
• Misalnya kematian orang-orang yang sama-sama berusia 70 tahun
B. 60/1000
C. 4350/1000
D. 4350/100.000
E. 100/1000
189
Di suatu wilayah terdapat 32 orang yang berobat ke puskesmas karena gigitan
kera liar. Rata-rata 5 orang setelah tergigit menderita demam, 2 minggu setelah
kejadian seorang mengalami kejang kemudian 3 hari setelahnya meninggal.
Sebelumnya tidak pernah terdapat kejadian gigitan kera liar. Istilah yang
tepat untuk kasus diatas adalah…
A. Endemik
B. Epidemik
C. Pandemik
D. Outbreak
E. Sporadik
Jawaban
D. Outbreak
Pembahasan
• Epidemi
– Penyakit baru,meningkat secara cepat, atau insidensi yang tidak dapat diperkirakan
• Pandemi
– Penyakit yang menjalar secara luas (ke negara lain, benua,atau seluruh dunia)
• Wabah
– KLB dengan jumlah yang sangat besar, lebih luas persebarannya, durasi lebih lama, dampak lebih
berat
• Sporadik
– Berlangsung singkat,dapat di beberapa tempat,waktu tidak beraturan
A. Endemik
B. Epidemik
C. Pandemik
D. Outbreak
E. Sporadik
190
Seorang dokter sedang melakukan penelitian yang membandingkan efektivitas dari
penggunaan tes antigen COVID-19 dengan cara pengambilan swab nasoorofaring
dibandingkan pemeriksaan PCR. SARS COV-2 Dari 1000 pasien yang di tes antigen dan
PCR, 60% diantaranya positif keduanya. Dari total 200 pasien dengan hasil PCR negatif,
terdapat 50 pasien dengan hasil antigen positif. Berapa sensitivitas dari tes
antigen?
A. 600/650
B. 600/800
C. 150/200
D. 150/350
E. 600/1000
Jawaban
B. 600/800
Pembahasan
Berapa sensitivitas dari tes Antigen COVID-19?
• Membandingkan efektivitas dari penggunaan tes antigen
dibandingkan pemeriksaan PCR SARS COV-2
• Jumlah sampel 1000
– 60% diantaranya positif keduanya
– Dari total 200 pasien dengan hasil PCR SARS COV-2
negatif, terdapat 50 pasien dengan hasil tes antigen positif
Perhitungan untuk Uji
Diagnostik
Gold Standard
+ -
Uji
+ A B
Diagnostik
- C D
𝐴 𝐴
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑃𝑃𝑉 =
𝐴+𝐶 𝐴+𝐵
𝐷 𝐷
𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑁𝑃𝑉 =
𝐵+𝐷 𝐶 +𝐷
600 600
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑃𝑃𝑉 =
800 650
150 150
𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = 𝑁𝑃𝑉 =
200 350
B. 600/800
C. 150/200
D. 150/350
E. 600/1000
191
Seorang penelitian ingin mengetahui efek hepatotoksisitas etanol daun salam
terhadap hati mencit. Sampel mencit dibagi kedalam 4 kelompok, yakni
kelompok plasebo, 1g/kgBB, 2g/kgBB, dan tanpa terapi. Mencit diberi perlakuan
selama 14 hari. Setelahnya dicek ALT dan AST hepar mencit dalam u/L. Jenis
uji hipotesis apakah yang digunakan?
A. Uji T tidak berpasangan
B. Uji T tidak berpasangan
C. One way anova
D. Repeated Anova
E. Chi square
Jawaban
D. Repeated Anova
E. Chi square
192
Seorang dokter puskesmas hendak melakukan penelitian hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan kejadian diare di Kecamatan X. Dokter
tersebut mengambil 50 bayi diare dan 50 bayi sehat secara acak dan kemudian
melakukan wawancara untuk mengetahui ada tidaknya riwayat pemberian ASI
eksklusif. Apakah jenis penelitian yang digunakan dokter tersebut?
A. Kohort retrospektif
B. Kasus kontrol
C. Eksperimental
D. Potong lintang
E. Kohort prospektif
Jawaban
B. Kasus kontrol
Pembahasan
• Case SERIES → ya inget-inget aja namanya. Karena ada series → kumpulan beberapa kasus
yang poinnya sama
– Tidak dapat digunakan sebagai sebab-akibat, hanya digunakan untuk ada tidaknya hubungan
– Kenapa harus nyari yang sakit dan gak sakit? Kalau nunggu kelompok
itu sampai sakit → lama bro!
– Karena kita ambil dua waktu yang berbeda → sekarang (sakit dan
nggak sakit) dan dulu (faktor risiko) → bisa untuk mencari
hubungan sebab akibat
– Penelitian ini tidak liat belakang atau tidak lihat dulu, tapi
liat ke depan
Tidak sakit
Sakit
Tidak ada faktor
risiko
Tidak sakit
Ingat! Kohort prospektif dan restrospektif
hanya bergantung pada waktu
Lihat waktunya!
Saat Ini
Kohort
Retrospektif
Kohort
Propektif
Case
Control
Cross Sectional
A. Kohort retrospektif
B. Kasus kontrol
C. Eksperimental
D. Potong lintang
E. Kohort prospektif
193
Seorang kepala puskesmas ingin membuat penelitian mengenai TB
berhenti obat, dia mewancarai semua pasien TB dengan berhenti obat,
apa jenis sampling pengumpulan sampel yang digunakan?
A. Konsekutif sampling
B. Purposive sampling
C. Snowball sampling
D. Stratified sampling
E. Convinience sampling
Jawaban
B. Purposive sampling
Pembahasan
B. Purposive sampling
C. Snowball sampling
D. Stratified sampling
E. Convinience sampling
194
Seorang perempuan, 55 tahun, bersama dengan anak perempuannya, 20 tahun datang ke
sebuah klinik. Dikatakan bahwa anak tersebut baru kembali pulang setelah 2 minggu
pergi dengan pacarnya dan diantarkan oleh polisi. Ibunya meminta untuk melakukan
pemeriksaan virginitas. Tetapi anaknya menolak dengan berbagai alasan. Dokter setuju
untuk tidak memeriksa. Sesuai dengan kaidah bioetika apakah tindakan dari
dokter tersebut?
A. Beneficence
B. Non maleficence
C. Justice
D. Autonomy
E. Utilitarian
Jawaban
D. Autonomy
Kaidah Dasar Bioetik (Prima Facie)
• Beneficence (beneficence = benefit)
– Memberikan yang terbaik kepada pasien.
– Jika dokter tidak melakukan beneficence, pasien tidak celaka,
tetapi pasien tidak mendapat yang terbaik.
B. Non maleficence
C. Justice
D. Autonomy
E. Utilitarian
195
Seorang perempuan, usia 30 tahun datang dengan keluhan sakit kepala sejak 1
hari yang lalu. Pasien diberikan obat paten yang diresepkan dokter dari sebuah
perusahaan dengan janji dokter tersebut akan mendapatkan imbalan dari hasil
peresepan obat tersebut. Kode etik apakah yang dilanggar oleh dokter
tersebut?
A. Menjaga rahasia
B. Kemandirian dalam praktik kedokteran
C. Menjaga privasi
D. Menghargai hak pasien
E. Kejujuran terhadap pasien
Jawaban
C. Menjaga privasi
D. Misfeasance
Malpraktik medis dapat berupa:
Keadaan pasien makin buruk Keadaan pasien tanpa ditolong Keadaan pasien makin baik
C. INA-CGBs
Sistem Pembayaran Kesehatan
• Retrospektif → dilakukan berdasarkan pelayanan
kesehatan yang sudah diberikan kepada pasien,
semakin banyak jenis pelayanan semakin banyak biaya
yang dibayarkan
– Contoh → fee for service
• Prospektif → jumlah biaya yang harus dibayarkan
sudah ditetapkan sebelumnya
– Conoh → global budget, per diem, kapitasi, dan case-based
Sistem Pembayaran Kesehatan
• Fee for service
– Pasien membayar dengan mandiri jasa dokter dan pelayanan kesehatan yang didapatkan
langsung setelah selesai berobat
– Contoh →Ibu Ana membayar Rp 250.000,00 untuk satu kali kunjungan ke dokter
spesialis Jantung
• Per diem
– Pembayaran yang disepakati di awal, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk per hari perawatan
tanpa mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan oleh rumah sakit
– Contoh → Biaya perawatan kelas III di suatu RS dihargai sebesar Rp 250000/hari, harga ini
sudah mencakup semua fasilitas,tidak peduli berapa biaya yang sebenarnya dikeluarkan oleh RS
Sistem Pembayaran Kesehatan
• Case-based
– Pembayaran provider ke RS berdasarkan kategori
diagnosis yang di dalamnya sudah dimasukkan
perincian biaya yang dihabiskan untuk satu diagnosis.
– Contoh → RS A mendapatkan pembayaran sebesar
Rp. 10.000.000 untuk pelayanan satu pasien apendisitis
akut.
Pembayaran Prospektif
Kelebihan Kekurangan
Mendorong peningkatan
sistem informasi
Pembayaran Retrospektif
Kelebihan Kekurangan
– Pembayaran tunai
– Merupakan salah satu metode pembayaran, namun
definisi ini terlalu luas dan bukan yang dimaksudkan
dalam soal
A. Kapitasi
B. Premi
C. INA-CBGs
D. Non INA-CGBs
E. Non Kapitasi
198
Seorang laki-laki, usia 58 tahun datang ke IGD pasca tangan
kanannya tergilas mesin saat ditempat kerja. Pasien merupakan
seorang peserta BPJS. Jaminan apa yang dapat digunakan?
A. Jaminan hari tua.
B. BPJS Kesehatan
C. BPJS Ketenagakerjaan
D. Asuransi prabayar
E. Jasaraharja
Jawaban
C. BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan
10. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisinal, termasuk akupuntur, shin she, chiropractic,
yang belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi kesehatan (health technology
assessment/HTA)
11. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai percobaan (eksperimen)
14. Pelayanan kesehatan yang sudah dijamin dalam program kecelakaan lalulintas sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan
16. Biaya pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan manfaat jaminan kesehatan yang diberikan
A. Jaminan hari tua.
B. BPJS Kesehatan
C. BPJS Ketenagakerjaan
D. Asuransi prabayar
E. Jasaraharja
199
Seorang laki-laki, usia 37 tahun datang ke rumah sakit dengan diare sejak 5 hari
SMRS. Setelah diperiksa, ditemukan adanya tanda dehidrasi dan pasien
dianjurkan untuk rawat inap. Pasien merupakan pegawai BUMN dan peserta
BPJS yang gaji tiap bulannya dipotong 5% untuk iuran BPJS. Berapa
pesentase yang harus dibayarkan oleh peserta per tahun 2020?
A. 1 %
B. 2 %
C. 3 %
D.4 %
E. 5 %
Jawaban
A. 1%
Jaminan kesehatan
• Diatur dalam UU No.40 Tahun 2004 pasal 19
dengan ketentuan pembayaran:
– 5% dari gaji per bulan
• Swasta, BUMN, BUMD: Terbagi menjadi 4% dibayar
pemberi kerja dan 1% dibayar peserta
• PNS: Terbagi menjadi 3% dibayar pemberi kerja dan 2%
dibayar peserta
Perubahan Pembayaran (Perpres No.75
2019)
• Iuran bagi peserta Pejabat Negara, pimpinan dan
anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, PNS,
Prajurit, Anggota Polri, kepala desa dan perangkat
desa, dan Pekerja/pegawai sebesar 5% dari gaji
atau upah per bulan
– 4% dari pemberi kerja
– 1% dari peserta
Kenaikan Iuran BPJS tahun 2020
Jaminan Hari Tua
• Iuran JHT sebesar 5,7% dengan ketentuan:
– 3,7% dibayar pemberi kerja dan 2% dibayar pekerja.
Jaminan Pensiun
• Iuran jaminan pensiun sebesar 3% dengan ketentuan:
– 2% dibayar pemberi kerja dan 1% dibayar pekerja
A. 1 %
B. 2 %
C. 3 %
D.4 %
E. 5 %
200
Laki-laki usia 62 tahun, seorang pensiunan Departemen Keuangan
Kabupaten Jawa Tengah, dirujuk ke RS yang bekerjasama dengan BPJS.
Apa jenis kepesertaan yang dimiliki oleh pasien tersebut?
A. PBI (Penerima Biaya Iuran) Bukan pekerja
B. Non-PBI Bukan Pekerja
C. PBI Pekerja Penerima Upah
D. Non-PBI Pekerja Penerima Upah
E. Non-PBI Bukan Penerima Upah
Jawaban
– Anggota TNI – Pekerja lain yang bukan pekerja mandiri dan bukan
penerima upah
– Anggota Polri
– Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling
– Pejabat Negara singkat 6 bulan
– Pegawai Pemerintah non PNS • Bukan Pekerja dan keluarganya
– Pegawai swasta – Investor
– Penerima pensiun
– Veteran
– Perintis kemerdekaan
A. PBI (Penerima Biaya Iuran) Bukan pekerja