Anda di halaman 1dari 103

TO PREDIKSI UKMPPD CBT

BACTH FEBRUARI
Divisi Soal UKMPPD
UKDI Corner Preparation
OFTALMOLOGI
Nn. D usia 23 tahun dibawa rekan kerjanya ke IGD dengan keluhan
mata kanan memerah setelah terkena shampoo sejak 6 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD 6/20 dan VOS 6/6.
Pemeriksaan segmen anterior mata kanan ditemukan blefarospasme
(+), injeksi siliar (+), kornea keruh (+), iskemia konjungtiva <1/3 limbus.
Apakah tatalaksana awal yang dapat dilakukan?
a. Debridement
b. Irigasi koloid 500 cc
c. Antibiotik sistemik
d. Steroid topical
e. Irigasi normal saline 2 L
awal
↳ sampai PH Normal

langutan
-
Ny. W usia 48 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan lapang
pandang semakin hari semakin menyempit. Pasien terutama sering
mengeluhkan tidak bisa melihat dengan jelas saat senja dan malam
hari. Ibu pasien memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Pada
pemeriksaan perimetri didapatkan lapang pandang perifer menyempit.
Dari pemeriksaan funduskopi didapatkan bone spicule. Apakah
kemungkinan diagnosis kasus di atas?
a. Xeropthalmia
b. Glaukoma kronik sudut tertutup
c. Retinoblastoma
d. Retinitis pigmentosa
e. Neuritis optik
Retinitis Pigmentosa
• Kelainan genetik (mutasi gen rhodopsin) yang
menyebabkan kerusakan retina terurama sel
batang
• Diturunkan autosomal dominan, resesif, maupun x
Ygygyg
linked THT
yby
• Manifestasi klinis: niktalopia (buta senja) dan
tunnel vision (lapangan pandang perifer
menyempit)
• Pemeriksaan penunjang: perimetri - lapangan
pandang menyempit, funduskopi - bone spicule
(deposit pigmen epitelium dibagian perifer)
Tn. Q usia 58 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata kanan
merah dan nyeri sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan
penglihatan kabur dan silau bila terkena cahaya. Sebelumnya terdapat
riwayat mata pasien terkena daun padi saat bekerja di sawah.
Pemeriksaan visus OD 6/20 OS 6/6; segmen anterior OD injeksi siliar
(+), pada tes fluoresensi ditemukan lesi satelit (+). Apakah diagnosa
pada pasien tersebut?
a. Keratitis fungal
b. Keratitis viral e.c herpes simplex
c. Keratitis viral e.c herpes zooster
d. Panoftalmitis
e. Keratitis protozoal
An. R usia 8 tahun dibawa oleh ibunya karena sering memincingkan
matanya saat di kelas sejak 6 bulan yang lalu. Pandangan dirasa kabur
terutama pada mata kiri. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa
seluruh keluarga menggunakan kacamata. Pada pemeriksaan fisik
tidak didapatkan kelainan. Dari pemeriksaan visus didapatkan VOD
6/12 koreksi optimal dengan S-0.5 C-0.25 axis 90° menjadi 6/6 dan
VOS 6/60 koreksi optimal dengan S-3.75 C-0.5 axis 90° menjadi 6/6.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
a. Miopia ringan
b. Miopia tinggi
c. Astigmatisma miopia mixtus
d. Anisometropia
e. Ambliopia
Miopia diatas sama dengan 3 dioptri
Hipermetropia diatas sama dengan 2 dioptri
Astigmatisma diatas sama dengan 1,5 dioptri
Tn. G usia 49 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata merah sejak 1
minggu yang lalu. Pasien juga merasa pandangannya tidak jelas. Diketahui
pasien memiliki riwayat operasi katarak pada kedua matanya sekitar 2 bulan
yang lalu, namun pasien tidak kontrol rutin. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 140/90 mmHg, HR 92 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37.8°C.
Pemeriksaan oftalmologis ditemukan adanya palpebra edem (+), injeksi siliar
(+), pupil kekuningan (+), hipopion (+), kornea keruh (+), gerak bola mata
normal, dan bagian belakang mata tidak dapat dinilai. Apakah diagnosis
yang sesuai pada kasus di atas?
a. Keratitis bakteri
b. Katarak nuclear
c. Erosi kornea
d. Endoftalmitis
e. Panoftalmitis
Komplikasi Post Manuver/ Operasi pada mata

Endoftalmitis Panoftalmitis

Uvea-Retina Seluruh bola mata - kapsul tenon


• Diagnosis: mata merah, visus turun, hipopion, • Diagnosis: mata merah, visus turun,
amaroutic cats eye reflex, tidak ada hambatan hipopion,TIO meningkat, nyeri hebat, bagian
gerakan bola mata dalam sulit dinilai, ada hambatan gerakan bola
• Terapi: Antibiotik sistemik, rujuk -> mata
vancomycin 1mg (0,1ml) intravitreal + • Terapi: Antibiotik sistemik, rujuk ->
deksametason, vitrektomi vancomycin 5mg + nacl 0,9% +
deksametason, episerasi/enukleasi/
eksenterasi
Ny. B usia 56 tahun datang berobat dengan keluhan kedua mata nyeri
mendadak. Keluhan disertai mata merah, mual, dan nyeri kepala.
Pasien mengalami pandangan buram sejak 2 tahun yang lalu. Tanda
vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik diperoleh VODS
1/300, foto fobia (+), lakrimasi (+), injeksi sklera (+), lensa keruh masif
(+), COA dalam, shadow test (+), iris tremulans, TIO OD/OS: 28/30
mmHg. Apakah diagnosis yang tepat?
a. Glaukoma fakolitik
b. Glaukoma fakomorfik
c. Glaukoma fakoanafilaktik
d. Glaukoma primer
e. Glaukoma sekunder
KATARAK
Tatalaksana :
Rujuk -> pembedahan
• EKEK
• EKIK

Komplikasi :
Imatur -> glaucoma fakomorfik
Matur/hipermatur -> glaucoma fakolitik
• Alergi IOL -> glaucoma fakoanafilaktik
An. S usia 14 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan di
kelopak mata kiri atas sejak 2 hari yang lalu. Benjolan dirasakan nyeri
saat disentuh. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR
76 x/menit, RR 22 x/menit, suhu 36.9°C. Pemeriksan oftalmologis
didapatkan visus kedua mata 6/6, teraba massa soliter di palpebral
superior sinistra bagian dalam, hiperemis (+), hangat (+). Apakah
penyebab dari keluhan yang dialami pasien?
a. Sumbatan kelenjar moll
b. Sumbatan kelenjar zeis
c. Sumbatan ductus lakrimal
d. Penurunan produksi air mata
e. Sumbatan kelenjar meibom
BENJOLAN PADA KELOPAK

Kalazion Hordeolum
Peradangan kronis lipogranulomatous Peradangansupuratif akut +fluktuasi
padakelenjarmeibom Etiologi : Staphylococcus

Temuan Klinis : benjolan pada kelopak


mata, tidaknyeri, bersifat keras Interna Eksterna
Tatalaksana: Inflamasi kelenjarmeibom Inflamasi kelenjar zeisdan
Kompreshangat danpemijatanlembut moll
Injeksi steroid : triamcinolone 0,1-0,2 ml Temuanklinis:
intralesi Benjolan, tandaradang+ Temuanklinis:
Rujuk->Ekokleasi (insisi dankuretase) (tampakjikadieversikan) Benjolan, tanda radang +,
dimargopalpebra
Tn. T usia 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan mata kanan
terasa mengganjal sejak 1 bulan yang lalu. Ketika bercermin pasien
melihat ada selaput putih kekuningan di matanya. Keluhan lain seperti
penurunan penglihatan, mata merah, berair, nyeri, ataupun sekret
disangkal. Tidak ada riwayat trauma dan penyakit lain. Tanda-tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi segmen anterior
didapatkan gambaran sebagai berikut. Apakah tindakan yang tepat
pada pasien ini?
a. Eksenterasi
b. Epilasi
c. Eksisi
d. Enukleasi
e. Eviscerasi
PINGUEKULA
• Definisi: nodul putih kekuningan di konjungtiva
• Etiologi: deposit protein dan lemak
• Faktor resiko: DM, hiperkolestrol, obesitas
• Diagnosis: Nodul putih kekuningan pada
konjungtiva, asimptomatis. Jika memerah
disebut pinguekulitis
• Tatalaksana: Artificial tears , definitive – eksisi
dan autograf
Tn. D usia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri mata kanan sejak 2 hari
yang lalu. Keluhan disertai dengan mata merah, pandangan kabur, dan silau.
Keluhan terjadi setelah mata kanan pasien terkena padi saat di sawah.
Didapatkan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan mata kanan
didapatkan fotofobia (+), edema kornea (+), hipopion (+), tyndal phenomenon
(+), sinekia posterior (+), pupil miosis. Apakah kemungkinan diagnosis
kasus tersebut?
a. Iridosiklitis
b. Panoftalmitis
c. Endoftalmitis
d. Uveitis posterior
e. Erosi kornea
IRIDOSIKLITIS/ UVEITIS ANTERIOR
Etiologi/ faktorresiko: SLE, RA, TB, Sarcoidosis
Klasifikasi : akut ( < 3 bulan) , kronis( > 3 bulan)
Temuanklinis:
• Mata merahpenurunanvisus
• Keraticpresipitat
• sel flare FARMAKOLOGI :
• Pupil miosis - Steroid topical
• Noduskopesbusaka - Siklopegik
• Sinekiaposterior - NSAIDoral
KERATIC PRECIPITATE SEL FLARE (COA) PUPIL MIOSIS DAN IREGULLER

BUSSACA NODE KOEPPE NODE


Tn. S usia 45 tahun datang ke klinik dengan keluhan mata kiri merah.
Keluhan disertai dengan nyeri dan mata berair. Pada pemeriksaan
ditemukan bulu mata kiri pasien tumbuh ke dalam dan menggores mata,
tidak ditemukan kelainan pada kelopak mata. Apakah tatalaksana yang
sesuai pada kasus tersebut?
a. Enukleasi DX trikias is
:

b. Rekonstruksi
c. Insisi
d. Eksisi
e. Epilasi
KELAINAN BULU MATA

Trikiasis Distikiasis
Dx: Bulu mata masuk ke Dx: Barisan bulu mata
dalam tambahan
Tx: Epilasi, elektroforesis Tx: Epilasi
cryosurgery
Tn. H berusia 43 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pandangan kabur atau tidak jelas. Dari pemeriksaan didapatkan visus
turun dan dilakukan koreksi dengan kacamata S +1 C -1.25 Axis 90
ODS 6/6. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien?
a. Astigmatisma mixtus
b. Astigmatisma miopia simpleks
c. Astigmatisma miopia kompositus
d. Astigamtisma hipermetropia simplek
e. Astigmatisma hipermetropia kompositus
Tn. N usia 30 tahun datang praktek dokter dengan keluhan mata kanan
kemerahan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri dan mata
berair. Riwayat trauma maupun penyakit lainnya disangkal. Dari
pemeriksaan visus didapatkan ODS 6/6. Pada pemeriksaan oftalmologi
didapatkan mata merah, fotofobia (+), lakrimasi (+), dan hasil tes
fenilefrin 2,5% (+). Apakah diagnosis yang tepat pada pasien
tersebut?
a. Perdarahan subkonjungtiva
b. Konjungtivitis bakteri
c. Konjungtivitis vernal
d. Episkleritis
e. Skleritis
Penyakit pada sklera
EPISKLERITIS SKLERITIS

Difusa Nodular Anterior Posterior

Difusa
Nodular Necrotizing

Tatalaksana Episkleritis:
- Kompres dingin
- Artificial tears
- Nsaid Oral
- Steoid topical (betametason asetat/dexametason)
Tatalaksana Skleritis:
- Nsaid Oral
- Steoid oral (Prednisoolon 40-80 mg/hari)
- AB sistemik +/-
THT
Ny. F usia 47 tahun mengeluhkan penurunan pendengaran setelah
mendengar suara petasan. Dilakukan pemeriksaan otoskop didapatkan
gambaran normal. Apa yang akan diperoleh dari hasil pemeriksaan
audiometri?
a. Hantaran udara dan tulang < 25 dB
b. Hantaran udara dan tulang > 25 dB tanpa gap
c. Hantaran udara < 25 db tulang > 25 db
d. Hantaran udara > 25 db tulang < 25 db
e. Hantaran tulang dan udara > 25 db dengan gap
Ny. E G2P1A0 sedang hamil 19 minggu, berusia 35 tahun datang ke praktek
dokter umum dengan keluhan hidung tersumbat bergantian terutama pagi hari
sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai bersin ataupun gatal pada mata.
Pasien mengaku tidak memiliki riwayat mudah bersin ataupun gatal baik di
hidung dan mata sebelumnya. Keluhan demam disangkal oleh pasien. Tanda-
tanda vital lain dalam batas normal. Pasien mengaku belum mengonsumsi
obat apapun sebelumnya. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak
gambaran konka inferior membesar dan berwarna merah gelap dengan sekret
serosa. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
a. Rinitis Kronik
b. Rinitis Akut
c. Rinitis Alergi
d. Rinitis Atrofi
e. Rinitis Vasomotor
Rhinitis vasomotor
FR : - Asap rokok, bau menyengat, udara dingin
TK : Hidung tersumbat bergantian bergantung posisi, bersin, rinore
Concha hipertrofi dan hiperemis
PP : Skin prick test -
Tx : hindari pencetus
- Rinore, Bersin, PND+Hidung tersumbat -> Antihistamin topikal
- Rinore -> antikolinergik topikal (ipratropium bromide)
- Hidung tersumbat -> kortikosteroid topikal
Dekongestan
Definitif : transeksi nervus vidianus
Ny. D usia 35 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri pada
pangkal hidung sejak satu minggu ini. Keluhan diawali keluar ingus
berbau. Keluhan disertai hidung tersumbat dan demam. Pemeriksaan
tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 89 x/m, RR 22 xm, suhu 38.1oC.
Pemeriksaan fisik dijumpai secret mukopurulen, nyeri tekan kantus, tes
regurgitasi (-). Diagnosis yang tepat adalah?
a. Dakrioasistitis akut
b. Sinusitis frontalis subakut
c. Sinusitis ethmoidalis kronis
d. Sinusitis ethmoidalis akut
e. Sinusitis sphenoidalis akut
An. Y usia 14 tahun datang ke Poliklinik THT dengan keluhan perdarahan
pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat, akhir-
akhir ini pasien juga sering merasa pusing. Keluhan tersebut dialami sejak
satu tahun yang lalu namun hilang timbul. Tanda vital TD 110/70 mmHg, HR
89 x/m, RR 22 x/m, suhu 36.8oC. Pemeriksaan fisik hidung ditemukan massa
warna keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah. Rhinoskopi
posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna merah
keabuan yang menonjol ke kavum nasi. Kemungkinan diagnosis kasus di
atas adalah?
a. Epistaksis anterior
b. Epistaksis posterior
c. Angiofibroma nasofaring juvenile
d. Karsinoma nasofaring
e. Polip nasi
Tumor nasofaring

Angiofibroma juvenile Karsinoma nasofaring

Faktor resiko : anak-anak Faktor resiko : usia tua, merokok, mengkonsumsi zat
Temuan klinis : hidung tersumbant, epistaksis berulang karsinogenik
Rhinoskopi posterior : masa keabuan atau merah gelap Temuan klinis : gejala mata, hidung, pembesaran kgb
Rhinoskopi posterior : masa rapuh mudah berdarah
Ny. C usia 61 tahun datang ke UGD RS diantar oleh anaknya dengan keluhan
keluar darah dari kedua lubang hidung. Darah merah segar dengan volume
sekitar 300 cc, keluhan baru pertama kali dirasakan. Pasien merasakan ada
cairan mengalir dari hidung ke tenggorokan. Keluhan muncul tiba-tiba. Tidak
ada riwayat trauma. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik: kesadaran compos mentis, TD 187/98 mmHg, HR 84 x/m,
RR 20 x/m, suhu afebris. Status generalisata tidak ada kelainan. pemeriksaan
penunjang dalam batas normal. Pembuluh darah yang terlibat pada kasus
tersebut adalah?
a. Arteri Etmoidalis Anterior
b. Pleksus Kisselbach
DX Epistaksis
:

Posterior
c. Arteri Faringeal Ascendens
d. Arteri Sfenopalatina
e. Arteri Palatina Mayor
An. V usia 5 tahun, diantar orangtuanya ke IGD dengan keluhan demam tinggi
sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri menelan. Pada pemeriksaan
didapatkan HR 130x/menit, RR 28x/menit, suhu 38,5°C. Pada pemeriksaan
didapatkan retraksi substernal, napas cuping hidung, dan tampak selaput berwarna
putih keabuan yang menutupi area tonsil, palatum, hingga faring. ada pemeriksaan
sediaan usap tenggorok dengan pewarnaan Gram didapatkan bakteri batang
positif Gram tidak berspora. Tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien
adalah?
a. Tirah baring dan suportif saja
b. Parasetamol dan Ciprofloxacin
c. Parasetamol, ADS, dan Penisilin
d. ADS dan kortikosteroid
e. Eritromisin dan vaksin TDaP
Tonsilitis Difteri

Tonsilitis Difteri
Et : Corynebacterium diptheriae
FR : Riwayat imunisasi tidak lengkap
PF : Pseudomembran mudah berdarah jika diangkat,
bullneck +/-
Tx :
- ADS = 20.000-100.000 iu
- Antibiotik
1st Penicilin prokain 25.000-50.000 U/kgbb/
hari IM (14 hari)
2nd Eritromisin
Tn. M usia 37 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan sulit
membuka mulut sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai sulit menelan.
Pasien memiliki infeksi sakit gigi sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik
140/90 mmHg, 90x/m, 26x/m, 38,5 C. Pada regio submandibular kiri
teraba edema, kulit tegang, hiperemis dan berfluktuasi. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Abses peritonsiler
b. Abses parafaring
c. Abses submandibular
d. Angina Ludwig
e. Abses parotis
Tn. O usia 45 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan gangguan
pendengaran sejak 1 bulan terakhir. Sebelumnya pasien merasa ada yang
aneh dengan pendengarannya, namun pasien belum sempat berobat.
Gangguan pendengaran dirasakan makin berat akhir-akhir ini. Keluhan nyeri
atau gatal pada telinga tidak ada. Riwayat infeksi telinga (+). Tanda vital TD
130/80 mmHg, HR 89 x/m, RR 22 x/m, suhu 37.1C. Pada pemeriksaan
otoskopi didapatkan patch putih ireguler pada membran timpani seperti kapur.
Diagnosis kasus di atas adalah?
a. Otosklerosis
b. Keratosis obturans
c. Timpanosklerosis
d. Kolesteatom
e. Otomikosis
Tn. K usia 25 tahun, datang ke Puskesmas mengeluhkan telinga kirinya
sulit mendengar sejak 1 hari yang lalu. Pasien merasa telinganya seperti
berbunyi air yang bergerak. Keluhan ini muncul setelah pasien berlibur
ke beberapa negara dengan pesawat. Tanda vital TD 130/80mmHg, HR
89 x/m, RR 22 x/m, suhu 36.8oC. Pada pemeriksaan otoskopi telinga
kanan, didapatkan gambaran berikut. Diagnosis pada kasus di atas
adalah?
a. Miringitis bulosa
b. Otitis media serosa
c. Otitis media akut stadium oklusi
d. Otitis media akut stadium supuratif
e. Otitis media kronik supuratif
Etiologi/faktor resiko
Gangguan fungsi tuba

Otitis media efusi Temuan klinis


Sensasi seperti cairan bergerak ditelinga
Pemeriksaan fisik : air bubble sign

Tatalaksana
Awal -> dekongestan
Definitif -> grommet tube
Tn. F usia 54 tahun mengeluh adanya penurunan pendengaran yang
dirasakan sudah lama. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan
ambang pendengaran sebesar 55 dB. Derajat kelainan pendengaran
tersebut termasuk dalam?
a. Tuli derajat sedang
b. Tuli derajat sedang-berat
c. Tuli derajat berat
d. Tuli derajat sangat berat
e. Tuli derajat ringan
Tn. D usia 37 tahun datang ke RS dengan keluhan tidak bisa bernafas
apabila tidur miring sejak satu minggu ini. Keluhan juga disertai sering
bersin pagi hari apabila cuaca dingin ataupun terkena debu. Pemeriksaan
tanda vital TD 120/80 mmHg, HR 89 x/m, RR 22 x/m, suhu 38.1oC.
Status lokalis didapatkan adanya benjolan berwarna putih keabuan,
bertangkai, bisa digerakkan, tidak nyeri, tidak mengecil dengan epinefrin.
Tatalaksana definitif pada kasus ini?
a. Polipektomi
b. Vasokonstriktor intranasal
c. Antibiotik topikal
d. Antibiotik oral
e. Steroid intranasal
FR :
Alergi
(Keabuan / Pucat)

budesonide Fluticasone
& ,

mometasone

DEFINITIF/
Gagal Obat
POLIp drjt tinggi 3
Obs Sal hapas
. -
GEH
Ny. E usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan BAB hitam sejak 3
minggu terakhir. Pasien mengaku mengkonsumsi obat hepatitis B sejak 1
tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik ditemukan adanya dilatasi vena pada
perut, shifting dullness (+), dan splenomegali (+). Dari pemeriksaan
esofagografi didapatkan gambaran berkelok-kelok (serpiginosa). Pada
pemeriksaan gold standard dapat ditemukan gambaran?
a. Red wale sign
b. Incomplete tear pada mukosa dan submukosa esofagus
c. Hamman’s sign
d. Watermelon sign
e. Metaplasia epitel kolumnar
Perdarahan Saluran Makan

Bagian Atas Bagian Bawah


Hematokezia
Hematemesis, coffee ground emesis, melena

• Perdarahan divertikula
Variseal Non variseal • Tumor
• Kolitis
Varises esofagus • Mallory weiss tear • Anorektal - hemoroid, fissura
(SEKASIH) • Gastritis erosiva ani, ulkus rektal dll
• Ulkus peptikum
• Dll

Tatalaksana awal : stabilkan hemodinamik


Tx khusus: Tx khusus: Tx khusus:
• injeksi vitamin k, obat vasoaktif • Injeksi PPI • sesuai etiologi
• Definitif (Ligasi varises) • Definitif: injeksi NE
• Profilaksis (propanolol)
Tn. H usia 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3
hari yang lalu disertai mual, muntah dan nyeri perut di bagian ulu hati.
Nyeri dirasakan sampai menembus punggung. Riwayat nyeri beralih
ke kanan bawah disangkal. Pasien memiliki kebiasaan minum alkohol
3x/minggu. Pada pemeriksaan didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 100
x/m, RR 22 x/m, suhu 38,0 ºC, nyeri tekan epigastrium (+), Cullen’s
sign (+). Pernyataan yang tepat terkait diagnosis pasien?
a. Peningkatan serum amilase atau lipase ≥ 3x nilai normal
b. Konsumsi alkohol bukan termasuk faktor risiko
c. Lesi hemoragik pada regio flank tidak menjadi salah satu tanda
d. Tatalaksana awal: resusitasi, analgesik, diet tinggi lemak
e. Batu empedu bukan termasuk faktor risiko
Ny. O usia 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan perut kembung sejak
3 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan rasa perih pada perut, mual, kadang
disertai muntah, dan sering bersendawa. Pasien mengaku keluhan terasa
memberat dengan makan dan kambuh-kambuhan sejak 3 bulan ini. Riwayat
konsumsi obat-obatan anti nyeri disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
TD 100/70, HR 84x/menit, RR 18x/menit, Tax 36, nyeri tekan epigastrium (+).
Dari hasil pemeriksaan endoskopi, didapatkan ulkus pada antrum gaster, dan
pada biopsy jaringan sekitar ulkus didapatkan kuman H pylori. Terapi etiologi
yang paling tepat untuk pasien adalah?
a. Bismuth, tetrasiklin, metronidazole, lansoprazole
b. Omeprazole, ciprofloxacin, metronidazole
c. Omeprazole, amoksisilin, metronidazole
d. Omeprazole, domperidon, ciprofloxacin
e. Bismuth, amoksisilin, metronidazole
Nn. F usia 18 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan jarang BAB
karena sulit BAB disertai nyeri perut. Nyeri perut hilang setelah pasien
BAB. BAB padat, darah (-), lendir (-). Keluhan sudah dirasakan sejak 3
bulan yang lalu. Pasien mengaku jika saat ini sedang sibuk
mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi. Pemeriksaan fisik dan
lab dalam batas normal. Diagnosis yang tepat adalah?
a. Iritable bowel disease
b. Iritable bowel syndrome
c. Dyspepsia fungsional
d. Dyspepsia patologis
e. Gastroenteritis akut
Irritable bowel Syndrome



Tn. G usia 60 tahun dibawa ke IGD RS oleh keluarganya dengan keluhan sulit
menelan sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien hanya mengalami kesulitan
untuk menelan makanan padat, namun sekarang mengalami kesulitan saat
minum. Setiap kali makan dan minum pasien selalu muntah. Sehingga pasien
mengalami penurunan berat badan selama 1 bulan terakhir. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 37 C. Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu
menegakkan diagnosis. Apakah pemeriksaan penunjang terbaik kasus
tersebut?
a. Barium swallow
b. Manometri esofagus
c. Myomotomi heller
d. X foto thoraks
e. USG
Akalasia (2)
Kelainan motorik esofagus, degenerasi plexus aurbach, gangguan relaksasi LES

Temuan klinis Klasifikasi Px


Disfagia * PRIMER * barium swallow (meal)
Muntah idiopatik Bird beak app/mouse tail app
Penurunan berat * endoskopi
badan * SEKUNDER * manometri
Nyeri dada Tumor
Ny. B usia 30 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan bercak putih pekat
pada lidahnya yang dirasakan muncul sejak 3 minggu lalu. Pasien juga
mengeluhkan sering demam hilang timbul disertai batuk dan keringat dingin
sejak 2 minggu lalu. Pasien merasakan ia semakin hari semakin kurus
dengan porsi makan yang tetap sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
plak berwarna putih pada mukosa lidah menjadi eritem apabila diangkat.
Kemudian dokter melakukan pemeriksaan TCM TB (+), dokter menyarankan
pasien untuk melakukan VCT. Diagnosis pasien yang paling tepat adalah?
a. Glossitis
b. Stomatitis aftosa rekuren
c. Stomatitis herpetik
d. Candidiasis oralis
e. Leukoplakia
Differi Berdarah
Plak putih pada lidah
Bisa di angkat Tidak bisa diangkat
Can-Tin
Leukoplakia
.

Candidiasis oral
Etiologi : Candida Albicans Etiologi : EBV
FR : immunodeficiency (HIV), penggunaan Ks jangka FR : immunodeficiency (HIV), rokok
panjang AB fangka Panjang Dm Bay ,
-
.
TK : Plak putih tidak bisa diangkat
TK : Plak putih kekuningan menyisakan dasar eritema bila PP : Histopatologi -> Hiperkeratosis, parakeratosis, atrofi
diangkat PBY Tx : Obati penyakit dasar
tepat
PP : KOH 10% -> Pseudohifa, Blastospora, Yeast
>
-
eksisi
-

drop
-

Tx : Nystatin -
Tn. H usia 35 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu. Pasien
tampak kuning dan mengeluh mual. Riwayat penyakit disangkal. TD 130/70
mmHg, HR 96 x/m, RR 20 x/m, suhu 38.6 C. Sklera ikterus (+/+), hepar teraba
2cm BAC. Didapatkan hasil pemeriksaan seperti ini, HbsAg (+), IgMHBs (+),
IgMHBc (+), IgM anti HAV (-), IgG anti HAV (-), HCVRNA (-), anti HCU (-).
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien?
a. Sekarang Hepatitis A, dulu pernah hepatitis B & C
b. Sekarang hepatitis A, tidak pernah hepatitis B, dulu pernah hepatitis C
c. Tidak pernah hepatitis A, sekarang hepatitis B, dulu pernah hepatitis C
d. Tidak pernah hepatitis A, sekarang hepatitis B, tidak pernah hepatitis C
e. Tidak pernah hepatitis A & B, sekarang hepatitis C
Tn. K usia 20 tahun datang dengan keluhan perut terasa penuh dan
sering sendawa sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
mulut terasa pahit, mual (+), muntah (+), dan terkadang terasa panas di
dada. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70, HR
88x/menit, RR 16x/menit, Tax 36. Dari esofagoskopi didapatkan lumen
esofagus tampak menyempit. Diagnosis yang paling mungkin pada
pasien adalah?
a. Striktur esofagus
b. Barret esofagus
c. Sumbatan benda asing
d. Akalasia
e. Tumor esofagus
Ny. V usia 54 tahun datang ke IGD diantar suaminya dengan keluhan nyeri
perut kanan atas sejak 5 hari yang lalu. Nyeri dirasakan semakin memberat
sejak 1 hari yang lalu sehingga pasien kesulitan berjalan. Keluhan disertai
mual dan demam. Suami pasien mengatakan kulit istrinya tampak
menguning, BAB dempul (+). Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum
tampak sakit berat, TD 90/60 mmHg, HR 120 x/m, RR 24 x/m, suhu 38,7 ºC,
sklera ikterik, nyeri tekan RUQ (+). Saat dokter palpasi hepar, pasien menarik
napas dalam dan nafas pasien sempat terhenti karena kesakitan. Diagnosis
yang paling tepat adalah?
a. Kolesistitis akut
b. Kolangitis akut
c. Koledokolithiasis
d. Kolelithiasis
e. Pankreatitis akut
PEDIATRI GEH
Bayi A usia 2 minggu, datang dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan BAB
berdarah sejak 12 jam yang lalu. Keluhan disertai muntah 2x berisi susu. Sejak
3 hari yang lalu, anak mulai mendapatkan susu formula karena ASI ibu tidak
lancar. Pasien lahir denganusia kehamilan 33 minggu, BBL 1400gr. Pada tanda
vital didapatkan anak tampak sakit berat, RR 30x/menit, HR 140x/menit, suhu
38°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perut distensi (+), eritem, bising usus
menurun. Pada pemeriksaan xray abdomen dijumpai gambaran pneumatosis
intestinalis. Apa diagnosis pada pasien?
a. Necrotizing enterocolitis
b. Hirschsprung disease
c. Intusepsi
d. Volvulus
e. Atrresia duodenum
Necrotizing Enterocolitis

• Iskemik pada usus -> invasi bakteri penghasil gas


• Faktor resiko: bayi BBLR, prematur, minum susu formula
• PEDIATRI GEH
Manifestasi Klinis: Distensi abdomen ( tanda ileus obstruktif)
• Pemeriksaan penunjang: xray abdomen - pneumatosis intestinalis, gold
standart - histopatologi - gas intramural pada submukosa
• Terapi: Antibiotik - Rujuk
Bayi L usia 2 hari, dibawa ke UGD karena selalu tersedak apabila
disusui. Ibu juga mengatakan sejak lahir bayinya sering mengeluarkan
lendir yang banyak dari mulutnya. Saat hamil, dokter mengatakan
bahwa air ketuban ibu sangat banyak. Apakah diagnosis yang paling
mungkin untuk kasus ini?
a. Atresia ani letak tinggi
b. Atresia ileum
c. Hyperthropic pyloric stenosis
d. Penyakit hirschprung
e. Atresia esofagus
Atresia Esofagus
• Tidak terhubungnya esofagus
• Faktor resiko: polihidroamnion pada ibu, prematuritas
• Manifestasi klinis: tersedak saat pertama kali minum,
muntah tidak hijau, drooling saliva, batuk (jika terdapat
PEDIATRI GEH

fistula esotracheal proksimal
Penunjang: foto thoraks (coiled ngt/ngt menggulung),
foto abdomen (gasless abdomen/the glasses abdomen
- tanpa distal fistula, terdapat gas di gaster, distensi
abdomen - dengan distal fistula
• Tatalaksana: awal - NDIAR, Nutriai parenteral
By. K usia 7 hari datang diantar orang tuanya dengan keluhan susah
BAB. BAB pertama kali pada hari kedua, dan belum ada BAB lagi
hingga saat ini. Setiap BAB sulit dikeluarkan dan hanya sedikit-sedikit
ketika diberikan pencahar. Dari pemeriksaan fisik, bayi tampak rewel,
perut distensi, bising usus meningkat, perkusi hipersonor. Dari RT
didapatkan tinja menyemprot. Apa diagnosis pada pasien?
a. Necrotizing enterocolitis
b. Hirschsprung disease
c. Intusepsi
d. Volvulus
e. Atrresia duodenum
HOM
Tn. E usia 34 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan kencing
berdarah. Selain itu, pasien mengaku badan sering memar sejak kecil.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 80 x/menit,
suhu 37 C, RR 20 x/menit, konjungtiva anemis. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 10 g/dL, leukosit 9.000, trombosit 350.000,
bleeding time memanjang, aPTT memanjang, tes ristosetin terganggu,
PT normal. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. ITP
b. DIC
c. Hemofilia A
d. Hemofilia B
e. Von willebrand disease
Von Willbrand Disease

• Definisi: penyakit gangguan pembekuan darah yang disebabkan oleh


kurangnya faktor von willebrand
• Manifestasi klinis: gejala perdarahan
• HOM
Pemeriksaan penunjang: Faal hemostasis (bleeding time memanjang,
Aptt memanjang), Faktor VIII menurun, tes ristosetin terganggu
• Tatalaksana: desmopresin, VWF (kriopresipitat)
Ny. O usia 22 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan lemas, pucat, mata
dan kulit tampak kekuningan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70
mmHg, HR 80 x/menit, suhu 37 C, RR 20 x/menit, sklera ikterik, konjungtiva
anemis, splenomegaly (+). Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 8
g/dL, MCV 90 fl, MCH 34 pg, bilirubin indirek meningkat, retikulositosis,
serum haptoglobulin meningkat, LDH meningkat. Hapusan darah tepi tampak
sferosit, skistosit, helmet cell, dan retikulosit. Direct comb’s test (+). Apakah
tatalaksana awal yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pemberian terapi kelasi
b. Pemberian eritropoietin
c. Pemberian kortikosteroid
d. Melakukan flebotomi
e. Pemberian zat besi
Autoimmun hemolytic anemia (AIHA)
• Tanda anemia
• Ikterik + organomegali
• Coomb test +

Warm Cold
- Suhu tubuh 37 c - Suhu 0-4 C
- IgG (warm agglutinin) - IgM ( cold agglutinin) mengikat komplemen C
- usia muda - usia tua
- Tx : kortikosteroid - Tx : menghindari paparan dingin
Tn. J usia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan lemas sejak 3
bulan yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 3 hari yang lalu. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 80 x/menit, RR 20
x/menit, suhu 38 C, ptekiae (-), hepatomegaly (+). Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 8 g/dL, leukosit 60.000, trombosit 95.000. Dari hapusan darah
tepi ditemukan smudge cell (+). Apakah diagnosis yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Leukemia limfoblastik akut
b. Leukemia limfoblastik kronis
c. Leukemia myeloid akut
d. Leukemia myeloid kronis
e. Limfoma maligna
Ny. I usia 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala dan
mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan sering merasa kebas pada
tangan dan kaki. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 190/100 mmHg,
HR 80 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 37 C. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 19 g/dL, eritrosit 11 juta/ml, hematokrit 52%,
leukosit 24.000, trombosit 800.000. Apakah tatalaksana yang tepat
pada kasus tersebut?
a. Pemberian terapi kelasi
b. Pemberian eritropoietin
c. Pemberian kortikosteroid
d. Melakukan flebotomi
e. Pemberian zat besi
POLISITEMIA

Absolut Relatif

Primer Sekunder

Vera Fisiologis Patologis


NEFROLOGI
Tn. Y usia 55 tahun datang dengan keluhan nyeri di pinggang kanan yang
menjalar ke paha bagian dalam. Terdapat riwayat kencing merah darah.
Pada pemeriksaan didapatkan nyeri ketok ginjal kanan (+), pemeriksaan
urin ditemukan eritrosit (+), leukosit (-), nitrit (-), bakteri (-). Hasil USG
tampak hidronefrosis. Komplikasi dari penyakit apakah kondisi
tersebut?
a. Ureterolithiasis
b. Vesikolithiasis
c. Cystitis
d. Gagal ginjal kanan
e. Nefrolithiasis
Hidronefrosis

Etiologi : Grade : Temuan klinis :


1. Obstruksi saluran kemih * Grade 1 -> Tumpul (blunting) * Nyeri pinggang
2. Kebiasaan menahan BAK * Grade 2 -> Datar ( Flattening) PF -> Nyeri ketok CVA +, Ballotement +
3. Kerusaka. Saraf * Grade 3 -> Menonjol (Clubbing) PP -> BNO IVP (Pelebaran kaliks renal)
Dll * Grade 4 -> Menggembung (Balloning)
Ny. J usia 52 tahun datang dengan keluhan sering merasa nyeri pada tengkuk.
Pada pemeriksaan didapatkan TD 150/90 mmHg. Pasien mengatakan memiliki
riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan penyakit ginjal. Riwayat penyakit lain
disangkal. Apakah pilihan terapi yang tepat pada pasien tersebut?
a. ACEi dan ARB
b. ACEi atau ARB
c. Beta blocker
d. CCB dan Diuretik
e. CCB
Anak R usia 6 tahun dibawa ke IGD oleh kedua orang tuanya karena
bengkak di kedua mata dan kaki sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai
dengan BAK tampak berbuih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema
periorbita bilateral dan pitting edema tungkai bilateral. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil proteinuria +3, albumin 2,1 g/dL. Pada
evaluasi 4 minggu pasca pengobatan, didapatkan proteuria negatif selama
1 minggu. Apakah klasifikasi yang tepat pada pasien ini berdasarkan
respon terapi?
a. Dependen steroid
b. Sensitif steroid
c. Belum dapat disimpulkan
d. Resisten steroid
e. Window period
Tn. Q usia 35 tahun datang dengan keluhan nyeri di pinggang kiri
sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai nyeri saat berkemih dan
BAK kemerahan. Keluhan demam disangkal. Pada pemeriksaan tanda
vital didapatkan TD 130/80 mmHg, HR 88x/menit, RR 18x/menit, suhu
36,7°C Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok costovertebrae
(-/+). Apakah pemeriksaan gold standard yang tepat pada pasien
tersebut?
a. Urinalisis
b. Biopsi histopatologi
c. CT-Scan tanpa kontras
d. USG Abdomen
e. BNO-IVP
Tn. B usia 60 tahun datang dengan keluhan sering BAK pada malam hari.
Keluhan disertai dengan pancaran BAK terasa lemah. Riwayat penyakit lain
disangkal. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 130/80 mmHg, HR
78x/menit, RR 18x/menit, suhu 36,8°C. Pada pemeriksaan fisik colok dubur
didapatkan prostat membesar dengan konsistensi kenyal. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kreatinin meningkat. Apakah kemungkinan
diagnosis pada pasien tersebut?
a. Batu ginjal
b. Gagal ginjal akut pre renal
c. Gagal ginjal akut intrinsik
d. Gagal ginjal kronik
e. Gagal ginjal akut postrenal
ur , CO It

UOP
Oligouri6jam
-

>
-
! 12
Jam
24fam/
&
-
-

-
anuria

5 12gam
-

Anda mungkin juga menyukai