Anda di halaman 1dari 97

TRY OUT ONLINE UKMPPD 1 UKDI CORNER PREPARATION

No. SOAL
1. An. Lee usia 11 tahun, dibawa ibunya ke poli KIA puskesmas dengan keluhan benjolan di kelopak mata kiri
bawah bagian dalam sejak 3 hari yang lalu, benjolan tidak terasa sakit dan tidak merah, penglihatan masih jelas.
Pemeriksaan fisik menunjukkan massa kenyal di palpebral inferior, hiperemis(-), nyeri tekan(-), injeksi
conjunctiva palpebral inferior (-). Penyebab terjadinya penyakit tersebut adalah…
a. Disfungsi kelenjar meibom
b. Disfungsi kelenjar zeis
c. Sumbatan kelenjar moll
d. Sumbatan kelenjar lacrimalis
e. Sumbatan kelenjar sebacea

Kunci Jawaban : A
KALAZION
Kalazion adalah Peradangan granulomatosa kronik yang terjadi Pada kelenjar kelopak mata
Etiologi :
Proliferasi dan reaksi lipogranulomatosa pada glandula Meibom
DIAGNOSIS
KALAZION
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bengkak pada kelopak mata, edema kelopak mata (+), nyeri tekan pada kelopak (-), hiperemis (-),
tidak nyeri dan rasa mengganjal dapat dijumpai pseudoptosis

Pemeriksaan histopatologi : Tidak ada Pemeriksaan Khusus, kecuali bila keadaan ini berulang
untuk mengidentifikasi secara dini adanya proses keganasan

TATALAKSANA :
Non Farmakologi : Jaga Higenitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
Farmakologi :
 Konservatif
 Injeksi steroid intralesi : (triamsinolon 40mg/ml)
 Definitif : Ekokleasi kalazion (insisi vertical)
2. Kang usia 35 tahun datang ke Poli Mata dengan keluhan mata kemasukan serbuk kayu ketika dia sedang
memahat di tempat kerjanya. Mata terasa nyeri, merah, dan berair. Penglihatan masih jelas. Pemeriksaan fisik
menunjukkan terdapat benda kecoklatan di konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva (+), kornea dan lensa dalam
batas normal. Pemeriksaan visus OD: 6/6 dan OS: 6/6. Tatalaksana yang tepat adalah….
a. Tetes anestesi mata dan diambil dengan kapas
b. Tetes anestesi mata dan diambil dengan lidi kapas
c. Tetes anestesi mata dan diambil dengan spuit 3 cc
d. Tetes anestesi mata dan diberikan antibiotik
e. Tetes antibiotic mata kemudian dirujuk

Kunci Jawaban : B
CORPUS ALIENUM DI KONJUNGTIVA
Corpus alienum konjungtiva merupakan suatu benda yang secara normal tidak terdapat pada konjungtiva
Etiologi :
Serbuk kayu, debu.
DIAGNOSIS
DAKRIOSTENOSIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Lakrimasi, mata merah, Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Inflamasi
rasa mengganjal, nyeri (+), tampak corpus alienum pada
konjungtiva (+)

TATALAKSANA :
Farmakologi :Ekstraksi Corpus alienum
 Tetesi dengan pantocain (anestesi topical)
 Ekstraksi corpal dengan lidi kapas atau jarum halus dari arah medial-ke lateral
 Bubuhkan povidone iodine dengan lidi kapas pada lesi
 Oleskan salep antibiotik dan istirahatkan mata
Komplikasi :
Konjungtivitis

3. Tn. Kim usia 23 tahun datang ke Poli Mata dengan keluhan mata pedih, berair, dan silau setelah terkena larutan
kimia. Penglihatan pasien buram. Pasien bekerja dilaboratorium perusahaan. Pemeriksaan visus sulit dinilai
karena pasien sulit membuka matanya. Tatalaksana awal yang paling tepat pada kasus ini adalah…
a. Irigasi dengan RL 2 liter per mata
b. Berikan steroid tetes mata untuk mengurangi inflamasi
c. Berikan sikoplegik untuk mengistirahatkan iris
d. Berikan antibiotic tetes mata segera
e. Irigasi dengan NaCl 0,9% sebanyak mungkin selama 15-30 menit

Kunci Jawaban : E
TRAUMA KIMIA PADA MATA
Level Kompetensi :3B
Mata terkena bahan kimia, baik asam mmaupun basa kuat (lebih parah)
Diagnosis : kertas lakmus
Tatalaksana: irigasi sebanyak 2 liter selama 15-30 menit sampai ph normal+steroid (dexamethasone 0,1%/2
jam) +doksisiklin 100mg
4. Tn. Dong usia 60 tahun, datang ke poli umum dengan keluhan pandangan mata semakin lama semakin kabur,
pasien merasa pandangannya tertutup kabut. Mata tidak merah ataupun nyeri. Pada pemeriksaan visus,
didapatkan OD: visus 6/60 dikoreksi menjadi 6/20, OS: visus 6/60 dikoreksi menjadi 6/20. TIO kedua mata
normal. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan bilik mata depan dalam, lensa kedua mata sedikit keruh dan
shadow test positif. Diagnosis pada kasus ini adalah…
a. Katarak imatur
b. Katarak matur
c. Katarak hipermatur
d. Katarak morgagni
e. Katarak sekunder

Kunci Jawaban : A
KATARAK
Katarak merupakan setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan), denaturasi protein lensa atau keduanya.
Klasifikasi:
Berdasarkan usia
 Katarak congenital (<1tahun)
 Katarak juvenile (1-40 tahun)
 Katarak pra-senilis (40-50tahun)
 Katarak senilis (>50 tahun)
Katarak traumatika : riwayat trauma
Katarak sekunder : akibat penyakit mata lain sebelumnya (uveitis, retinitis, iskemi ocular dll), atau post op.
Katarak komplikata : katarak akibat penyakit sistemik (DM disebabkan sorbitol oleh enzim aldose reduktase)
Etiologi :
Proses degenerative, gangguan metabolic, kelainan congenital dan toksik :kortikosteroid, clorpromazin, dll

KATARAK
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Distorsi penglihatan, penglihatan Penurunan visus (+), lensa
kabur seperti berkabut atau keruh, shadow test (-/+)
berasap, mata tenang Kongenital : sclera tipis
(kebiruan), buftalmus, bintik
putih pada mata
Traumatika : star-shaped
pada lensa

Pemeriksaan : Kadar KGD


Tonometri (komplikasi glaucoma)

Stadium Katarak Senilis

TATALAKSANA
Farmakologi :
Definitif : Operatif
 EKIK (ekstraksi katarak intrakapsular) -> Membuang lensa dan kapsul secara keseluruhan memutus
Zonnula Zinn
Indikasi → Katarak tak stabil, menggembung, hipermatur, terluksasi
Kontraindikasi -> Absolut: anak, ruptur kapsul karena trauma., Relatif: miop tinggi, ke COA
 EKEK (ekstraksi katarak ekstrakapsular) -> Membuang nukleus dan korteks melalui kapsul anterior lalu
menanam IOL
 SICS (small incision cataract surgery)
 EKEK + fakoemulsifikasi
Komplikasi :
Katarak hipermatur/matur : Glaukoma Fakolitik
Katarak imatur : glaucoma fakomorfik
Reaksi hipersensiivitas akibat IOL : glaucoma fakoanafilaktik(steroid)
5. Ny. Song he-Kyo usia 40 tahun, datang ke poli umum dengan keluhan mata kiri tiba-tiba berwarna merah.
Pasien baru menyadari hal tersebut saat bercermin. Mata tidak terasa nyeri, merah, berair, gatal, dan
penglihatan tidak menurun. Pasien memiliki riwayat penyakit jantung sehingga harus mengonsumsi obat
secara rutin sejak 1 tahun terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan perdarahan di sclera warna merah terang.
Pemeriksaan visus OD dan OS 6/6. Funduskopi dalam batas normal. Obat yang menyebabkan keluhan tersebut
adalah…
a. Klopidogrel
b. Aspirin
c. Nitrat
d. Morfin
e. ACE Inhibitor

Kunci Jawaban : B
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Etiologi :
Trauma, factor resiko : umur, hipertensi, ateriosklerosis, pemakaian antikoagulan, batuk kronik(pertusis
DIAGNOSIS
PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA
Gejala Tanda (Signs):
(Symtoms) : Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Inflamasi (-),
Mata merah tampak patch merah pada konjungtiva (+), nyeri (-)

TATALAKSANA :
Nonfarmakologi :
Kompres dingin (1-2 hari ) vasokonstriktor
Kompres hangat (>2hari) meningkatkan absorpi darah
Farmakologi :
 Obati penyakit yang mendasari
 Tidak perlu pengobatan khusus karena dapat sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu
Komplikasi :
Jika perdarahan luas bisa menyebabkan hifema dan glaucoma, dan penyembuhan lebih lama
6. An. Eun Byo usia 9 tahun, dibawa ayahnya ke poli KIA dengan keluhan nyeri pada ujung mata kanan dekat
pangkal hidung sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai nyeri. Pemeriksaan fisik menunjukkan terdapat edema
di kantus medial ,hiperemis, sekret (+), dan nyeri tekan. Diagnosis pasien pada kasus adalah…

a. Dakrioadenitis
b. Dakriosistitis
c. Hordeolum eksterna
d. Kalazion
e. Celulitis Orbita
Kunci Jawaban : B
DAKRIOSISTITIS
DAKRIOSISTITIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Nyeri, lakrimasi, bengkak Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
dan merah pada sudut Inflamasi (+), edema pada saccus
mata dalam (pangkal lakrimalis, nyeri tekan(+), dapat
hidung), demam dijumpai sekret mukopurulen bila
saccus lakrimalis di tekan

Pemeriksaan anel test : Negatif

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Kompres hangat
 Jaga higenitas mata/kelopak mata
Farmakologi :
 Antibiotik : Amoxicilin/Clavulanate
 Definitif : jika terdapat abses : insisi drainase, pada dakriosistitis berulang :dacryocystorrhynostomy
Komplikasi :
Fistula glandula lakrimalis, fistula saccus lakrimalis dan selulitis orbita.
7. Ny. Lisa usia 30 tahun datang ke poli umum dengan keluhan mata merah sejak 2 minggu yang lalu. Mata nyeri,
silau, dan penurunan penglihatan. Keluhan memberat saat sore dan malam hari. Pasien merasakan keluhan
serupa 1 bulan yang lalu. Riwayat trauma atau pemakaian lensa kontak disangkal. Pemeriksaan visus
menunjukkan OD 20/200 dan OS 20/200. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan injeksi silier, keratik presipitat,
sinekia posterior (+), dan pupil miosis. Diagnosa pada kasus ini adalah…
a. Keratitis
b. Iridosiklitis
c. Uveitis posterior
d. Skleritis
e. Endoftalmitis

Kunci Jawaban : B
IRIDOSIKLITIS
DIAGNOSIS
UVEITIS ANTERIOR
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata nyeri, merah , Penurunan Visus (+) ; Tanda – Tanda
fotofobia, penurunan Inflamasi (+), keratic presipitat (+),
penglihatan, lakrimasi (+) sel flare(+), efek tyndall (+),
Nodul Koeppes dan busaka (+),
pupil miosis(+)

Pemeriksaan TIO dapat meningkat


tonometri:
TATALAKSANA :
Farmakologi :
•Topikal : (Mydriatic-cyclopegic, Kortikosteroid ,Antibiotik)
•Sistemik : (Kortikosteroid, NSAIDs, Immunosupresan)
Komplikasi :
Endoftalmitis/panoftalmitis, glaucoma sekunder, uveitis simpatis (rasa nyeri pada mata yang lainnya),
katarak komplikata
8. An. Yoon usia 9 tahun, datang dengan keluhan tidak dapat menggambar garis lurus. Pemeriksaan visus ODS
o
6/7 dikoreksi dengan lensa C -4.50 S -1.00 90 menjadi 6/6. Diagnosa pada kasus ini adalah…
a. Astigmatisma hipermetropia simpleks
b. Astigmatisma hipermetropia kompositus
c. Astigmatisma myopia simpleks
d. Astigmatisma myopia kompositus
e. Astigmatisma mixtus

Kunci Jawaban : D
ASTIGMATISMA
Klasifikasi:
 Astigmatisma lazim : kelengkungan kornea pada bidang vertical bertambah atau lebih kuat atau jari-
jarinya lebih
pendek dibanding jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal (baru lahir)
 Astigmatisma tidak lazim : kelengkungan kornea pada meridian horizontal lebih kuat dibandingkan
kelengkungan kornea vertical (usia pertengahan)
Bentuk Astigmatisma :
 Astigmatisma regular : kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara
teratur dari 1 meridian ke meridian berikutnya
 Astigmatisma irregular : Astigmatisma yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian saling tegak lurus
Etiologi :
 Kelainan kornea (90%), Perubahan lengkung kornea, Kelainan lensa, Kekeruhan lensa (ex.katarak
insipien,
imatur)
ASTIGMATISMA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata kabur saat melihat Penurunan Visus (+)
jauh dan Tanda – Tanda Inflamasi
Dekat, Obyek (-)
membayang, Astenopia

Pemeriksaan : Amsler Grid


Plasidoskopi
TATALAKSANA:
 Nonfarmakologi :Hindari faktor resiko dan penyakit yang mendasari
 Farmakologi :Menyatukan kedua focus utama (dengan lensa silinder)
Komplikasi :Ambliopia
9. Tn. Baek Bom usia 36 tahun datang dengan keluhan mata kanan merah dan nyeri sejak 3 hari yang lalu.
Penglihatan kabur dan silau bila terkena cahaya. Mata pasien baru terkena daun singkong saat dia bekerja
dikebun. Pemeriksaan visus OD 2/6 dan OS 6/6. Pemeriksaan oftalmologi menunjukkan terdapat injeksi silier
dan lesi satelit di kornea pada mata kanan pasien. Diagnosis pada kasus ini adalah…
a. Keratitis bakterialis
b. Ulkus kornea
c. Keratitis jamur
d. Keratitis viral
e. Konjungtivitis bakterialis

Kunci Jawaban: C
KERATITIS
Keratitis adalah peradangan pada kornea
Klasifikasi dan Etiologi :
 Keratitis bakterialis : staphylococcus, Pseudomonas, enterobacteriae
 Keratitis Virus : HSV, VZV
 Keratitis Fungal: C.albican, Aspergillus
 Keratitis protozoa : Achantamoeba
DIAGNOSIS
KERATITIS BAKTERIALIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (+) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+); injeksi konjungtiva (+),
Fotofobia (+), injeksi siliar(+),
penurunan ✓S. aureus dan S. pneumonia →
penglihatan ulkus berbentuk oval,
warna putih kekuningan, batas
tegas
✓Pseudomonas → ulkus bentuk
ireguler, eksudat
mukopurulen kehijauan, batas tidak
tegas oleh karena
terjadi nekrosis liquefaksi dari
kornea
✓Enterobacteriacea → ulkus
dangkal, warna keabu-abuan,
opasitas stroma batas tidak tegas,
infiltrate kornea bentuk cincin oleh
karena endotoksin yang dihasilkan
Laboratorium : Pewarnaan gram
KERATITIS VIRAL
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+)
Fotofobia (+), HSV : lesi denritik ulcer (ulkus
enurunan berbentuk
penglihatan ireguler, zigzag, bercabang),
Herpes Zooster : lesi mikrodenritik
+ ruam vesikel berkelompok sesuai
dermatom
Laboratorium : Tzank smear : sel datia berinti banyak
FUNGAL
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
Lakrimasi (+): Inflamasi (+), injeksi konjungtiva (+),
Fotofobia (+), injeksi siliar (+)
penurunan Candida Albican : lesi satelit
penglihatan Aspergillus : Feathery finger like
appereance

Laboratorium : KOH 10% : Candida Albican : pseudohifa, balstospora, yeast


Aspergillus : hifa panjang bersekat, dengan spora
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata Merah ; Nyeri ; Lakrimasi KERATITIS PROTOZOA
(+): Fotofobia (+), penurunan Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
penglihatan Inflamasi (+), injeksi konjungtiva (+),
Fk.resiko: riwayat berenang injeksi siliar (+)
memakai soflens

Pemeriksaan : Ring-shaped

TATALAKSANA :
Non Farmakologi : Jaga Higinitas / Kebersihan Kelopak Mata, Kompres Hangat Kelopak Mata
Farmakologi :
 K.bakterialis : kloramfenikol 0,5%, eritromisin salep 0,5% + siklopegik
 K.viral : HSV (acyclovir 5x400mg), VZV (acyclovir 5x800mg) 7 hari + siklopegik
 K. fungal : C.albican (Ampotericin B 1,5% 1gtt/jam), Aspergillus (Natamycin 5% 1gtt/2jam) +siklopegik
 K.protozoa : Amoebisid + kortikosteroid topikal
Komplikasi :Ulkus kornea (tes flouresen positif) /perforasi kornea, Iridosiklitis, Glaukoma sekunder
10. An.Kwon Joo usia 5 tahun datang dibawa ibunya ke poli Mata dengan keluhan bengkak dan nyeri di kelopak
mata kanan sejak 3 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan edema di area supratemporal palpebral
superior mata kanan berbentuk huruf S terbalik, hiperemis, dan nyeri tekan. Diagnosis pada kasus ini adalah…
a. Blefaritis anterior
b. Blefaritis posterior
c. Hordeolum
d. Dakriosistitis
e. Dakrioadenitis

Kunci Jawaban : E
DAKRIOADENITIS/DAKRIOSISTITIS
Level Kompetensi : 3A
Dakrioadenitis adalah peradangan pada glandula lakrimalis, sedangkan dakriosistitis adalah peradangan
pada saccus lakrimalis
Etiologi :
Dakrioadenitis disebabkan virus : CMV, Morbili, Varicella zoster, bakteri :Staphylococcus sp, jamur :
histoplasmosis
Dakriosistitis disebabkan oleh obstruksi duktus nasolakrimalis

DIAGNOSIS
DAKRIOADENITIS
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Nyeri dan bengkak pada Penurunan Visus (-) ; Tanda – Tanda
kelopak mata, demam Inflamasi (+), edema orbita bagian
temporal superior (berbentuk S terbalik)

Pemeriksaan anel test : Positif

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Kompres hangat
 Jaga higenitas mata/kelopak mata
Farmakologi :
 Antibiotik : Amoxicilin/Clavulanate
 Definitif : jika terdapat abses : insisi drainase, pada dakriosistitis berulang :dacryocystorrhynostomy
Komplikasi :
Fistula glandula lakrimalis, fistula saccus lakrimalis dan selulitis orbita.
11. Tn Han Seo, usia 50 tahun, datang ke IGD dengan keluhan kelopak mata robek setelah terkena seng sejak 35
menit yang lalu. Nyeri di sekitar mata. Pada pemeriksaan fisik ditemukan region palpebral superiomedial dextra
terdapat luka robek berukuran1x0,5x0,5 cm, tepi rata, perdarahan aktif, dengan, hematoma dan edema di
sekitar kelopak mata. Tatalaksana awal pada kasus adalah…
a. Langsung rujuk ke Sp.M
b. Cuci luka, berikan ATS, bebat, lalu rujuk ke Sp.M
c. Cuci luka, debridement, lalu rujuk ke Sp.M
d. Jahit kondisional lalu rujuk keSp.M
e. Cuci luka, berikan ATS, dan jahit luka

Kunci Jawaban : B
LASERASI KELOPAK MATA
Level Kompetensi : 3B
Laserasi kelopak mata merupakan rudapaksa pada kelopak mata akibat benda tajam yang mengakibatkan luka
robek (laserasi)
Etiologi :
Trauma tumpul ataupun trauma tajam
DIAGNOSIS
LASERASI KELOPAK MATA
Gejala (Symtoms) Tanda (Signs):
: Penurunan Visus (+) jika mengenai organ
Perdarahan, nyeri, mata seperti media refraksi ; Tanda –
kelopak mata Tanda Inflamasi (+),edema kelopak mata
bengkak dan merah (+), nyeri tekan pada kelopak (+),
hiperemis (+), dapat dijumpai
perdarahan.

Pemeriksaan CT SCAN jika dicurigai adanya fraktur


radiologi :

TATALAKSANA :
Non Farmakologi :
 Bebat Tekan luka
Farmakologi :
 Definitif : jahit luka (didaerah lateral), injeksi ATS jika perlu
Komplikasi :
Eksposure keratitis, abrasi kornea, dan ektropion/entropion sikatrikal.
12. Ny. Parkin jo, 54 tahun, datang ke poliklinik mengeluhkan mata terasa mengganjal dan berpasir sejak 3 bulan.
Pada pemeriksaan fisik mata didapati palpebra dan segmen depan mata tenang dan visus baik. Terapi yang
sesuai untuk pasien tersebut adalah
a. Antihistamin topikal
b. Air mata buatan
c. Antivirus topikal
d. Antibiotik topikal
e. Air mata buatan
Kunci Jawaban : B
DRY EYES
Etiologi :
 Defisiensi komponen lemak air mata : blefaritis menahun, riwayat operasi
 Defisiensi kelenjar air mata
 Defisiensi komponen musin: def.vit A
 Penguapan berlebihan : di gurun pasir, keratitis, lagoftalmus
 Parut pada kornea

Diagnosa : mata gatal, berpasir, silau, penglihatan kabur . Pemeriksaan Schimmer Test, Teat break up time
Tatalaksana : Airmata Buatan
Komplikasi : ulkus kornea, infeksi sekunder
13. An Soo Joon usia 3 tahun diantar orang tuanya ke Puskesmas keluhan saat bermain sore hari sering terjatuh
karena tersandung batu atau menabrak benda di sekelilingnya. Diketahui pasien sering mengucek mata dan
mengeluh mengantuk. Pemeriksaan mata didapatkan konjungtiva tampak keruh, kering, menebal, berkeriput
dan ditemukan konjungtiva tidak memiliki sel goblet (+). Diagnosis yang paling tepat adalah
a. Retinitis pigmentosa
b. Xeroftalmia
c. Katarak juvenile
d. Hipotiroidisme
e. Endoftalmitis

Kunci Jawaban : B
XEROFTALMIA
Xeroftalmia merupakan buta senja
Etiologi :
Defisiensi vitamin A
DIAGNOSIS
XEROFTALMIA
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Mata kering, sulit melihat pada keadaan remang- Penurunan Visus (-) Tanda – Tanda Inflamasi (-),
remang (sore-malam hari), rasa berpasir, rasa xerosis konjungtiva (+), xerosis kornea (+), Bitot‟s
mengganjal spot(+), ulkus kornea (+)

Pemeriksaan: schimmer test : < 10 mm


>10 mm : normal, 10mm :mild, 6-9mm: moderate, 3-
5mm :severe, <3mm:very severe
kadar vitamin A dalam darah
TATALAKSANA :
 Nonfarmakologi : Perbaiki status gizi pasien , Obati penyakit yang mendasari
 Farmakologi :Airmata buatan ,Pemberian Vitamin A <6 bulan = 50.000IU, 6-11 bulan =100.000IU,
>11 bulan =200.000IU
Komplikasi : Ulkus kornea, infeksi sekunder
14. Tn. Do kwang wo berusia 25 tahun dibawa anggota keluarga ke IGD RS karena mengalami kelemahan tungkai
atas dan bawah kedua sisi. Seminggu sebelum keluhan dirasakan, pasien baru saja sembuh dari ISPA.
Awalnya pasien merasakan kelemahan dirasakan pada kaki kemudian menjalar ke kedua tungkai bawah dan
tungkai atas sehigga pasien harus dipapah ketika berjalan. Pasien juga mengeluhkan mulai adanya kelemahan
o
pada tangan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80mmHg, HR 88x/I, RR 20x/I Temp. 36,5 C, kekuatan motorik
extremitas bawah 22222/2222, extremitas atas 44444/44444 pungsi lumbal didapatkan kenaikan kurva disosiasi
sitoalbumin. Apakah diagnosis penyakit pasien di atas?
a. GBS
b. Myastenia gravis
c. Poliomielitis
d. Demielinisasi saraf tepi
e. Stroke infark

Kunci Jawaban : A
GUILLAN BARE SYNDROME
Etiologi
Autoimun  demyelinisasi yang menyerang neuromuscular junction
Pencetus : Campylobacter Jejuni
Temuan Klinis :
 Ascending paralysis
 (+)riwayat ISPA/diare
 Gloves stocking phenomenon paralysis
Penunjang
Analisa CSF  disosiasi sitoalbumin (peningkatan protein tidak sebanding dengan kenaikan leukosit)
Cek elektrolit  hypokalemia berat
Tatalaksana
Rujuk :
 Intravena Imunoglobulin(IVIg)
 Plasma paresis
 Steroid
15. Ny. Seung yul berusia 26 tahun datang dengan keluhan kebas dan nyeri pada telapak tangan kanannya.
Pasien adalah seorang sekretaris sebuah perusahaan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/90mmHg, HR 80x/I, RR
o
18x/I Temp. 36,7 C dan pemeriksaan neurologis dengan pengetukan dipergelangan tangan keluhan bertambah
berat(+), keluhan berkurang dengan mengibaskan tangan kanan nya (+). Dimanakah saraf perifer yang
terganggu pada pasien di atas?
a. Nervus ulnaris
b. Nervus radialis
c. Nervus aksilaris
d. Nervus medianus
e. Nervus muskulokutaneus

Kunci Jawaban : D
NEUROPATI
Level kompetensi :3A
Carpal Tunnel Syndrome
Definisi Neuropati akibat penjempitan pada N. Medianus
Gejala dan tanda Nyeri pada pergelangan tangan, atrofi pada otot thenar, kebas-kebas/kesemutan

Pemeriksaan Obstetric hand, tinnel, phallen,


flick-> keluhan berkurang
Penunjang X-ray : region wrist joint AP/obliq
EMG-> aktivitas neuro-otot
Terapi - Hindari factor resiko : menjahit, menembak, mengetik
- Bebat tangan pada malam hari
- Rujuk -> injeksi kortikosteorid
- Operatif

16. Ny. Pyo Hun mi berusia 50 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri tengkuk sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan nyeri dirasakan menjalar dari leher sampai siku kanannya. Keluhan lebih terasa saat pasien kelelahan.
Pasien sehari-hari bekerja mengangkat barang di pasar. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80mmHg, HR 88x/I,
o
RR 20x/I Temp. 36,5 C Apakah pemeriksaan yang tepat untuk pasien tersebut ?
a. Kernig
b. Pattrick
c. Bragard
d. Lhermitte
e. Lasseque

Kunci Jawaban : D
NEUROPATI
Level kompetensi :3A
Hernia Nucleus pulposus
Definisi Penonjolan discus intervertebralis yang menekan medulla spinalis

Gejala dan tanda Nyeri menjalar


Nyeri menjalar pada leher : HNP cervikalis
Nyeri menjalar pada pinggang : HNP lumbalis
Pemeriksaan Pinggang : Bagard, Sicard, Patrick
Cervical : Nafziger, Lhermitte
Penunjang X-ray : lumbo-sacral, cervical AP/L : penyempitan celah sendi
MRI (gold standard): penonjolan discus intervertebral menjempit medulla spinalis

Terapi - Membatasi aktivitas pasien, menurunkan BB


- Analgetik : NSAID, adjuvant: Gabapentin, pregabalin dll
- Operatif : laminectomy

17. Tn. Song jong ki, usia 70 tahun dibawa ke poli RS karena bicara kacau. Pasien bisa menjawab pertanyaan yang
diminta dokter dengan baik. Apabila diminta melakukan sesuatu pasien melakukannya dengan benar tetapi
ketika diminta mengulang suatu kata atau kalimat pasien tidak dapat melakukan dengan benar. Pada
o
pemeriksaan fisik TD 110/80mmHg, HR 86x/I, RR 18x/I Temp. 36,6 C dan pemeriksaan neurologis dalam batas
normal. Apakah kelainan fungsi luhur yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Afasia motorik
b. Afasia sensorik
c. Afasia anomik
d. Afasia konduksi
e. Afasia global

Kunci Jawaban : A
Gangguan Fungsi Kortikal
Level kompetensi : 2
Afasia merupakan gangguan komunikasi atau berbahasa
Klasifikasi afasia :
Afasia motoric (area broca area 44;45) ->pasien tidak dapat berbicara tetapi dapat mengerti pembicaraan
Afasia sensoris (area wernicke 22)-> pasien tidak dapat mengerti pembicaraan tetapi dapat berbicara
Afasia global : kombinasi motoric dan sensoris
Agrafia : kehilangan kemampuan menulis
Aleksia : kehilangan kemampuan membaca
Acalculia : kehilangan kemampuan berhitung
Agnosia : kehilangan kemampuan mengenali objek sederhana/abstrak
Apraksia : kehilangan control aktivitas

18. Tn lee jong sook berusia 66 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD dengan kelemahan sesisi tubuh sebelah
o
kanan sejak 3 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik TD 160/90mmHg, HR 88x/I, RR 20x/I Temp. 36,5 C,
didapatkan bibir tertarik ke kiri dan alis mata simetris. Ketika diminta mengangkat tangan kanan, pasien hanya
bisa menggeser tangan kanan. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Parese N.VII dextra sentral dengan hemiparese dextra
b. Parese N.VII dextra perifer dengan hemiplegia dextra
c. Parese N.VII sinistra sentral dengan hemiparese dextra
d. Parese N.VII sinistra perifer dengan hemiplegia dextra
e. Parese N. VII sinistra sentral dengan hemiplegia dextra

Kunci Jawaban : C
STROKE
Stroke adalah ggangguan fungsional baik berupa deficit neurologis yang motoric mmaupun sensorik bersifat
fokal/global yang terjadi > 24 jam -> meninggalkan deficit neurologis yang disebabkan oleh gangguan
perdarahan otak.
Klasifikasi :
 Stroke iskemik
 Stroke trombotik : DM, dislipidemia, aterosklerosis
 Stroke emboli : A.fibrilasi, penyakit jantung katup (insufisiensi)
 Stroke perdarahan
 Stroke perdarahan intracerebral (ICH) : rupture charcot boucard aneurysma
 Stroke perdarahan subaracnoid (SAH): rupture berry aneurysma

Stroke iskemik Stroke hemoragik


Deficit neurologis, progresifitas lambat, Penurunan kesadaran
penurunan kesadaran (+/-), saat istirahat Onset cepat , saat aktivitas. Nyeri kepala sedang-berat,
Mual muntah (-) peningkatan TIK :mual, muntah, nyeri kepala hebat
Nyeri kepala (+/-) Deficit neurologis
ICH : (-)ransangan meningeal
SAH : (+)ransangan meningeal
CT SCAN non kontras : lesi hipodens di ICH : lesi hiperdens di hemisfer cerebri
hemisfer serebri SAH: lesi di celah gyrus/stelata
Tatalaksana : Tatalaksana :
<3 jam Antihipertensi (pemantauan per 5 menit)
Rt-PA 0,9mg/BB 10% bolus , 90% infus Kalau TDS > 180mmHg + peningkatan TIK
(dalam 1 jam) Target ICH <160/90mmHg
Antihipertensi : Labetalol, nitropusid, diltiazem, Target SAH <140/90mmHg ex: Nimodipin 60mg
nikardipin Manitol 20% 0,5-1gr/BB IV bolus dalam 20 menit
Kalau TDS >220mmHg/ TDD > 120mmHg diulang 4-6 jam
Target <185/110mmHg
Antiplatelet : Aspirin 325mg dalam 24-48jam Definitive : Kraniotomi
Antikoagulan

19. Tn. Young ho usia 45 tahun, datang ke dokter dengan keluhan sering kesemutan di ujung-ujung jari tangan dan
kaki. Pasien merupakan pasien diabetes mellitus sejak 10 tahun yang lalu. Pasien merasa tidak nyaman dan
o
ingin keluhannya diatasi. Pada pemeriksaan fisik TD 130/80mmHg, HR 88x/I, RR 22x/I Temp. 36,5 C Apakah
tatalaksana yang paling tepat untuk pasien ini?
a. Ibuprofen 3x400 mg PO, dosis dinaikkan bertahap
b. Ibuprofen 3x800 mg PO, dosis dinaikkan bertahap
c. Amitriptilin 1x25 mg PO, dosis dinaikkan bertahap
d. Amitriptilin 1x150 mg PO, dosis dinaikkan bertahap
e. Litium 3x300 mg PO, dosis dinaikkan bertahap

Kunci Jawaban :C
NEUROPATI DIABETIK
Komplikasi :
1. Akut : Hipoglikema dan Hiperglikemia (HONK dan KAD)
2. Kronik : Makroangiopati (PJK, stroke, Gangren diabetic), mikroangiopati (nepropati , neuropati,
retinopati )

Tatalaksana Neuropati: Analgetik Adjuvan  amitriptilin 1x25mg, gabapentin 100mg


20. An. Han byul berusia 6 tahun, datang dibawa ibunya karena mengalami kejang. Sebelum kejang, pasien sempat
berteriak dahulu, kemudian muncul kekakuan seluruh tubuh diikuti dengan kelojotan. Mulut berbuih (+) , Saat
keluhan pasien tidak demam ataupun memiliki keluhan lain. Pada pemeriksaan fisik HR 88x/I, RR 20x/I Temp.
o
36,5 C Apakah jenis bangkitan kejang yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Mioklonik
b. Petit mal
c. Grand mal
d. Lena
e. Kejang demam

Kunci Jawaban : C
EPILEPSI
Epilepsi merupakan bangkitan/kejang yang bersifat sesaat akibat aktivitas neuronal yang abnormal dan
berlebihan di otak
Diagnosis dan Klasifikasi :
Klasifikasi Epilepsy Parsial Epilepsy Generalisata
Gejala umum: Hanya bersifat fokal/ Bangkitan/kejang terjadi seluruh tubuh,
1 kali bangkitan ke bangkitan parsial penurunan kesadaran, confused setelah
yang lain > 24 jam, factor  Simplex : sadar penuh bangkitan
resiko usia >5 tahun  Complex : kesadaran  Absans/lena/petitmall
menurun saat  Mioklonik : kedutan
bangkitan  Tonik : kekakuan seluruh tubuh
 Secondary  Tonik-klonik/grandmall: diawali fase
generalisata : diawali tonik->klonik
parsial -> generalisata
Penunjang EEG ; spike/abnormalitas aktivitas listrik otak
Tatalaksana Saat bangkitan : diazepam Saat bangkitan : diazepam
st st
1 : Carbamazepin 400-2gr 1 : Asam Valproat 750-4gr
nd
2 : asam valproate 750- Untuk Absans : Ektosuksimide PO
4gr
21. An Bae hyul usia 8 tahun dibawa ibunya ke RS dengan keluhan kejang-kejang bersifat hilang timbul yang
o
didahului demam. Dari hasil pemeriksaan fisik dijumpai HR 88x/I, RR 24x/I Temp. 38,5 C, kaku kuduk (+),
Kernig (+). Dari hasil pemeriksaan lumbal pungsi didapatkan hasil: warna xantokrom, dominan sel MN, glukosa
menurun dan protein meningkat, nonne pandy (+). Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Meningoensefalitis viral
b. Meningoensefalitis TB
c. Meningoensefalitis bakteri
d. Meningitis bakteri
e. Meningitis TB

Kunci Jawaban : B
NEUROINFECTION
Meningitis dan Encephalitis
Etiologi : viral ->H.simplex, bakteri -> anak(H.influenza), dewasa(S.pneumonia, M.Tuberculosa), fungal
(Aspergillus)
Gejala : Trias meningitis : Demam, nyeri kepala, Kaku kuduk
Trias Encephalitis : Demam, Penurunan Kesadaran, Kejang
Diagnosis :
Jenis Cairan Dominasi sel Protein /none pandy Glukosa

Bakterialis Keruh PMN +++ ↓↓


Fungal Keruh MN +++ ↓
TB xantokrom/jernih MN +++ ↓↓
Viral Jernih MN N/+ N/↓
Tatalaksana : Terapi simptomatis
Ceftriaxone 2x 2gr (dws), ampisilin 150-200mg/bb/hari(anak)
TB : OAT+Steroid
Encephalitis
Etiologi : virus, M.TB, riwayat HIV : Toxoplasma (multiple ring enhancing lesion)
Tatalaksana : pirimetamin+sulfadiazine

22. Tn. Ariel berusia 55 tahun datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan lemah anggota gerak kanan. Pasien
merasakan keluhan tersebut setelah bangun pagi disertai kaki sulit digerakkan. Pasien juga sulit berbicara. 1
jam kemudian pasien mulai bisa menggerakkan anggota geraknya lalu datang ke RS untuk diperiksa. Pasien
mempunyai riwayat DM dan hipertensi. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD150/80mmHg, HR 80 x/i,
RR 20x/i. Tidak dijumpai adanya defisit neurologis. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Transient ischemic attack
b. Reversible Ischemic Neurologic Deficit
c. Stroke in evolution
d. Stroke iskemik
e. Stroke hemorrhagic

Kunci Jawaban : A
TRANSIENT ISCHEMIC ATTACK
TIA adalah suatu keadaan terjadinya serangan/deficit neurologis bersifat sementara dan menghilang tanpa
meninggalkan deficit neurologis <24 jam
Klasifikasi TIA :
 TIA karotis
 TIA vertebrobasiler : diplopia, disartria, hemiparesis, ataxia, disfagia dan gangguan keseimbangan
RIND : >24 Jam, <72 jam
PRIND: >72 jam, < 7 hari
Tatalaksana : Antiplatelet: aspirin 80-160mg/hari
23. Ny. Ayu ting ting berusia 50 tahun datang dengan keluhan terdapat benjolan yang terasa nyeri pada punggung
sejak 3 minggu yang lalu. Nyeri terutama dirasakan saat berbaring. Sebelumnya pasien mempunyai riwayat
batuk berdahak dan berat badan turun sejak 2 bulan yang lalu. Apakah diagnosis pasien tersebut ?
a. Ankilosing spondylitis
b. Spondylitis TB
c. Spondylosiss
d. Spondilolystesis
e. Spondylolysis
Kunci Jawaban : B
SPONDILITIS TB: peradangan pada tulang belakang
Etiologi : Mycobacterium tuberculosis
Gejala : nyeri pada punggung/pinggang disertai adanya benjolan
X-ray : Gibbus (+)
Tatalaksana : OAT+ Steroid
24. Tn. alinski laki laki, usia 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kelopak mata kiri tampak turun dan sulit
diangkat sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga mengeluhkan wajah sisi kiri tidak pernah berkeringat. Riwayat
trauma sebelumnya disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan kesadaran CM, TD 120/70 mmHg, HR 92
x/menit, RR24 x/menit, Temp. 37C. pemeriksaan fisik didaptkan pupil anisokor 5mm/3mm, ptosis (+) palpebra
sinistra. Hasil pemeriksaan rontgen toraks dan CT-Scan kepala tidak menunjukkan kelainan. Apakah diagnosis
yang paling mungkin dari pasien tersebut?
a. Sindrom Raeder
b. Sindrom Horner
c. Sindrom Pancoast
d. Sindrom Wallenberg
e. Arnold Chiari malformation

Kunci Jawaban : B
GANGGUAN NERVUS :
 N. radialis : drop hand
 N. ulnaris : claw hand, promment sign, jaenne sign, wartenberg sign
 Tarsal tunnel syndrome : rasa nyeri pada kaki, kesemutan, tinnel (+)
 Peroneal palsy : pasien tidak dapat dorsofleksi , drop foot
 Sindrom Horner : ptosis, anhidrosis, miosis
 Ramsay Hunt Syndrome : paralisis fasialis ipsilateral -> vesikel di auricular +paralisis N.VII
25. Tn Igun dibawa keluarganya ke IGD RS karena mengalami kecelakaan sejak 1 jam yang lalu dengan bagian
kepala dan badan terbentur. Pasien mengeluhkan tungkai atas dan bawah terasa lemah dan kesemutan pada
daerah leher ke bawah. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80mmHg,
o
HR 88x/I, RR 20x/I Temp. 36,5 C, Pemeriksaan neurologis didapatkan tetraplegia tipe UMN dan anesthesia
setinggi C4 ke bawah. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Neuropati
b. Cauda Equina Syndrome
c. Brown Sequard Syndrome
d. Guillaine Barre Syndrome
e. Complete Spinal Transection

Kunci Jawaban : E
TRAUMA MEDULLA SPINALIS
Etiologi : Trauma (biasanya terduduk)
Diagnosis
Trauma Medulla Spinalis
Gejala (Symtoms) : Pemeriksaan :
Paraparese/paraplegia inferior Neurologis : kekuatan
extremitas, derajat kelumpuhan motoric dan sensoris
sesuai dermatom medulla  Central cord injury
spinalis, : extremitas atas
(+) riwayat trauma lebih buruk dari
ekstremitas bawah
 Anterior Cord :
gangguan motoric
 Posterior cord :
gangguan
sensorik
 Brown Sequard
Syndrome : kanan
motoric, kiri
sensorik
(ipsilateral deficit)

Penunjang : x-ray (lumbosacral)

Tatalaksana  Korset
 Analgetik opioid
 Metylprednisolon dosis tinggi
o <3 jam : inisial 30mg/BB/IV (30 menit), rumatan
5,4mg/BB/IV (23 jam)
o 3-8 jam : inisial 30mg/BB/IV (30 menit), rumatan
5,4mg/BB/IV (47 jam)
o > 8 jam : tidak direkomendasikan

26. Ny. Nia berusia 22 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 bulan yang lalu. Kepala
terasa seperti diikat dengan kencang terutama pada daerah kepala belakang. Keluhan ini dirasakan terus-
menerus. Pasien juga mengeluh perut terasa mual, namun tidak muntah.. Pada pemeriksaan fisik TD
o
110/80mmHg, HR 80x/I, RR 18x/I Temp. 36,5 C, pemeriksaan neurologi dalam batas normal. Apakah diagnosis
yang paling tepat?
a. Tension type headache
b. Migrain dengan aura
c. Migrain tanpa aura
d. Cluster headache
e. Vertigo

Kunci Jawaban: A
TENSION TYPE HEADACHE
Jenis nyeri kepala Tension Type Headache
Etiologi Idiopatik, spasme muscular perikranial
Gejala Nyeri kepala seperti terikat,
Unilateral/bilateral
Region frontalis-cervikalis
Terapi Analgetik : paracetamol, ibuprofen

Profilaksis Amitriptilin 10-25mg sebelum tidur

27. Ny. Kim so-hyun, usia 25 tahun datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan adanya nyeri kepala sebelum pasien mengalami penurunan kesadaran setelah pasien terjatuh
dari sepeda motor. Pasien diketahui nyeri kepala hebat disertai mual dan muntah. Dari pemeriksaan didapatkan
O
tekanan darah 110/90 mmHg, nadi 90 kali/menit, respirasi 16 kali/menit, suhu 36,5 C. GCS E2V3M4. Pada
pemeriksaan CT Scan tampak adanya lesi hiperdense berbentuk semilunar pada area temporal. Apakah
diagnosis yang tepat pada pasien ?
a. EDH
b. SDH
c. SAH
d. Stroke hemoragik
e. Fraktur basis kranii

Kunci Jawaban : B
SUBDURAL HEMATOMA
Subdural hematom : pecahnya bridging vein , CT
scan : bulan sabit/semilunar
 Akut (1-3 hari)
 Sub akut (3-minggu ke 3)
 Kronik (>3minggu)

28. Ny. Seo Hyun, 35 tahun, datang dengan keluhan berdebar-debar sejak 2 minggu. Keluhan disertai berkeringat
0
dan penurunan berat badan. Pada Pemeriksaan Fisik TD 130/80mmHg, HR 115x/I, RR 22x/I,Temp.37,5 C
didapatkan tremor dan eksoftalmus positif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan TSH menurun dan fT4
meningkat. Apakah faktor yang mendasari penyakit ini?
a. Infeksi
b. Autoimun
c. lnflamasi
d. Keganasan
e. Defisiensi sekresi hormone
Kunci Jawaban : B
HYPERTHYROIDISME
Hyperthhyroidisme adalah suatu gejala akibat peningkatan hormone thyroid yang disebabkan
overaktivitas/disfungsi kelenjar thyroid.
Etiologi : autoimun, infeksi
Diagnosis:

Hyperthyroid
Gejala (Symtoms) : Skoring : New Castle,
Peningkatan nafsu makan, BB menurun, tidak tahan panas, ansietas, palpitasi, Wayne
tremor, iritabilitas, goiter + exoftalmus -> Graves Disease /parry EKG : atrial fibrilasi
disease/Basedow disease Laboratorium:
Sign lain : lid lag, jofroy, Mobius sign, stellwag sign TSH  menurun
FT4, FT3  meningkat
Imunologi : sidik thyroid,
dan IgG TSI
Biopsy :FNAB

Tatalaksana :
st
 1 : PTU (menghambat perubahan T4->T3) dosis 300mg/hari terbagi (aman untuk ibu hamil)
nd
 2 : Metimazole (menghambat sintesis T3 dan T4) dosis 15-30mg PO single dose
 Propanolol -> untuk keluhan palpitasi (KI: asma)
Komplikasi :
 Atrial fibrilasi, thyroid Storm, Thyroid Eye disease (pemeriksaan Hertel test)
 Ringan (21-23mm), sedang (23-27mm), berat (>28mm)  terapi steroid
29. Tn Lee, 45 tahun, datang ke praktek dokter dengan menunjukkan hasil medical check up GDP 142 mg/dl.
Pasien tidak mengeluhkan sering lapar, sering haus ataupun sering kencing di malam hari. Pada pemeriksaan
beberapa hari kemudian didapatkan GDP 120 mg/dl dan TTGO 139 mg/dl. Diagnosis yang tepat adalah
a. Normal
b. Gangguan glukosa puasa
c. Gangguan toleransi glukosa
d. DMT1
e. DMT2
Kunci Jawaban : B
DIABETES MELITUS
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan kedalam kelompok
prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
 Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara100-125
mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl;
 Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 —jam PP antara140-199
mg/dl dan glukosa plasma puasa (100 mg/dl
 Bersama—sama didapatkan GDPT dan TGT
 Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan HbAlc yang menunjukkan
angka 5,7-6,4%.

30. Ny. Eun dong, 27 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 4 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
menstruasi tidak lancer sejak 1 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 160/100 mmHg, HR 80
kali/menit, RR 20 kali/menit. Ditemukan obesitas sentral dengan muscle wasting, moon face (+). Pasien
kemudian dilakukan tes supresi dexametason 1 mg. Kadar kortisol tidak turun esok harinya. Apakah diagnosis
yang paling tepat untuk saat ini?
a. Addison disease
b. Hipotiroidisme
c. Cushing syndrome
d. Sumber ACTH eksogen
e. Cushing disease
Kunci Jawaban: C
CUSHING SYNDROME
Cushing syndrome adalah suatu keadaan yang diakibatkan hiperkortisolisme akibat intake steroid eksternal
Cushing disease adalah suatu keadaan yang diakibatkan hiperkortisolisme akibat peningkatan hormon ACTH di
glandula pituitary oleh adenoma

Diagnosis
Cushing syndrome
Cushing disease
Temuan klinis : Dexametasone suppression test
obesitas sentral, kulit tipis, hirsustisme, jerawat, buffalo Low dose (0,5mg/6 jam selama 2 hari)
hump, striase, moon face, nafsu makan bertambah  Tersupresi : normal
 Tidak : cushing syndrome
High dose (2mg/6jam selama 2 hari)
 Tersupresi : cushing
disease
 Tidak : ACTH ectopic
CT-SCAN : lesi hiperdense pada pituitary
 cushing disease
-

Komplikasi : krisis adrenal


31. Tn. Na Hong-soo, 55 tahun datang control ke dokter dengan penyakit Diabetes Melitusnya. Pasien memiliki
riwayat pasang stent pada jantungnya. Pada Pemeriksaan Fisik TD 140/90mmHg, HR 96x/I, RR
0
22x/I,Temp.36,5 C , Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan kadar kolesterol total 242 mg/dl, kadar HDL 35
mg/dl. Kadar LDL 260 mg/dl, kadar trigliserida 215 mg/dl. Berapakah target yang harus dicapai?
a. Kadar trigliserida< 200 mg/dl
b. Kadar LDL < 100 mg/dl
c. Kadar LDL < 70 mg/dl
d. Kadar HDL < 50 mg/dl
e. Kadar kolesteroltotal <250 mg/dl
Kunci Jawaban: C
DISLIPIDEMIA
Dyslipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yg ditandai dgn ↑kolesterol total, LDL, TG, serta ↓HDL
Etiologi dan klasifikasi:
 Dislipidemia primer : genetic
 Dislipidemia sekunder : DM, hipotiroidisme, peny hati obstruktif, SN, obat (progestin, steroid
anabolik, kortikosteroid,beta blocker)
Diagnosis : Laboratorium (lipid profile)

32. An Kim Won, 2 tahun, dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran sebelumnya pasien tampak lemas dan
berkeringat. Keluhan timbul setelah pasien bermain dengan temannya, namun pagi ini belum sarapan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan N 110x/menit, RR 22x/menit, Suhu 36,8°. Pemeriksaan GDS menunjukkan 40
mg/dL Apakah tatalaksana yang tepat diberikan kepada pasien?
a. Bolus Dextrose 40% 20cc IV
b. Bolus NaCl0.9% 1L secepatnya
c. Bolus Dextrose 40% 30cc IV 110
d. Bolus Dextrose 25% 2cc/BB/kali beri IV
e. Bolus Ringer Lactate 1L secepatnya

Kunci Jawaban : D
HIPOGLIKEMIA
Etiologi : golongan sulfonylurea, insulin, hiperaktivitas, malnutrisi
Gejala : pusing, rasa lapar, gemetar, palpitasi, keringat dingin, dan penurunan kesadaran
Diagnosa : GDS < 70mg/dl
Tatalaksana :
Dewasa
 Pasien sadar
Air gula (glukosa ) ringan 15gr, berat 20gr dalam 200cc air-> bisa diulang kalau belum mencapai
target
 Pasien tidak sadar
D20% (50cc) atau D40% (25cc)+ infus D5%/D10%-> evaluasi 15 menit -> bisa diulang jika belum
mencapai target D20%-> evaluasi 1-2 jam -> ulang D20%-> evaluasi -> tilik penyebab lain
Anak
Diagnosa: anak apatis, sulit menyusu, tremor, apnea, palpitasi, berkeringat, dan akral dingin
GDS <45mg/dl (bayi atau anak)
GDS <35 mg/dl (neonatus aterm <72 jam)
GDS < 25mg/dl (neonatus preterm < 1minggu)
Tatalaksana :
 Sadar -> ASI/air gula
Tidak sadar  D10%(anak < 2tahun), D25% (anak 2-12 tahun), D50% (anak > 12tahun) dosisnya 2cc/BB/kali
beri  bisa diulang 3x
33. Ny. Dong bong , 21 tahun diantar ke IGD RS dengan penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran sopor, dengan tanda dehidrasi sedang-berat. Pemeriksaan laboratorium GDS 620 mg/dl, natrium
120 mmol, pH 7,36, PCO2 45, HCO3 24, ketonemia(-). Tatalaksana awal apakah yang tepat pada kasus ini?
A. Insulin bolus IV 0,1 U/kgBB
B. Pemberian natrium bikarbonat (50 mmol) dalam 200 ml H2O
C. Pemberian infus kalium 40 mEqK/jam
D. Insulin SC 0,4 U/kgBB
E. Rehidrasi NaCl 0,9%

Kunci Jawaban : E
HIPERGLIKEMIA
KAD HONK
Klinis : sesak nafas (kussmaul), bau aseton, Penurunan kesadaran, tanda dehidrasi berat
penurunan kesadaran
Lab : GDS >250mg/dl, ketonuria (+), ketonemia(+), Lab : GDS >550mg/dl, ketonuria (+/-), ketonemia(-),
asidosis metabolic, PH <7,35 osmolaritas plasma >>>, PH >7,35
*biasanya pada DM tipe 1 *biasanya pada DM tipe 2

Tatalaksana :
 Rehidrasi cairan NaCl 0,9% 1L/1jam pertama
 Insulin rapid acting :0,15IU/BB/ IV bolus -> dilanjutkan IV drip 0,15IU/BB
Koreksi gangguan elektrolit, koreksi asam basa
34. Puskesmas Cempaka Putih memiliki program posyandu dengan jumlah kader lebih dari 5 orang. Dan program
posyandu terselenggara lebih dari 8 kali/tahun dengan cakupan program <50%. Termasuk dalam apakah
posyandu tersebut......
a. Pratama
b. Madya
c. Purnama
d. Mandiri
e. Sejahtera

Kunci Jawaban : C
POSYANDU
Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya.
1 POSYANDU  100 BALITA
No Jenjang posyandu Jumlah kader Kegiatan Program Dana mandiri
tambahan

1 Pratama Terbatas Belum rutin Tidak ada Tidak ada


2 Madya 5 orang Teratur Tidak ada Tidak ada
3 Purnama ≥ 5 orang Teratur Ada Tidak ada
4 Mandiri ≥ 5 orang Teratur Ada Ada

Penilaian Posyandu Berdasarkan Sistem SKDN

35. Dokter Adnrew memberikan edukasi tentang cara melakukan 3M plus yang benar kesuatu kelompok
masyarakat. Mayoritas kelompok tersebut memiliki tingkat pendidikan minimal SMA dan berkeberatan jika kelas
edukasi yang diselenggarakan berlangsung lama karena mereka sibuk bekerja. Media promosi kesehatan
apakah yang sesuai untuk edukasi yang diberikan oleh dokter?
a. Poster
b. Spanduk
c. Flip chart
d. Siaran Radio
e. Ceramah

Kunci Jawaban : D
PROMOSI KESEHATAN
Definisi : Upaya yang di lakukan oleh Tenaga Medis / Paramedis untuk mencegah penyakit sebelum penyakit
tersebut muncul di wilayah tersebut
Sasaran Promosi Kesehatan :
METODE PROMOSI KESEHATAN
DENGAN MENGGUNAKAN
SEGITIGA EDGAR

36. Dokter Susi Mendapatkan buruknya indikator kesehatan pada Desa Suka Mulia ; Dalam 1 Tahun Terdapat 2100
Kelahiran Bayi ; dengan 100 Bayi lahir mati dibawah 1 tahun ; 25 Bayi Meninggal Usia < 28 Hari serta
didapatkan Tingginya kematian ibu dalam 1 tahun ini , jumlah ibu yang meninggal 200 orang ; 100 meninggal
akibat penyakit kronis non infeksi ; 50 Akibat Penyakit Kronis Infektif dan Sisanya akibat Persalinan, Berapakah
Nilai Maternal Mortality Rate pada kasus di atas .....
a. 200/2100
b. 50/2100
c. 200/2000
d. 100/2000
e. 50/2000

Kunci Jawaban : E
INDIKATOR KESEHATAN DAERAH
Besarnya Masalah Kesehatan :
 Endemi : Suatu keadaan dimana dijumpai suatu penyakit dengan frekuensi kecil dan menetap di suatu
daerah tertentu
 Sporadik : Penyakit dijumpai di suatu daerah tertentu dengan frekuensi berubah-ubah menurut
perubahan waktu
 Epidemi : Penyakit pada daerah tertentu dengan frekuensi meningkat cepat, waktu singkat dan gejala
jelas.
 Pandemi : Peningkatan frekuensi sangat tinggi dan melewati batas negara.
Ukuran penyakit
 Incidence rate : semua kasus baru / semua populasi berisiko
 Prevalence rate : semua kasus baru dan lama / semua populasi
 Crude birth rate : jumlah bayi lahir hidup selama 1 tahun / jumlah penduduk
 Crude death rate : jumlah kematian bayi selama 1 tahun / jumlah penduduk
 Infant mortality rate : Jumlah bayi mati sebelum berusia 1 tahun selama 1 tahun / Jumlah bayi lahir
hidup pada tahun yang sama x 1000
 Maternal mortality rate : Jumlahibu mati akibat kehamilan, persalinan dan nifas selama 1 tahun
/Jumlah lahir hidup tahun yang sama x 1000
 Neonatal mortality rate : jumlah bayi yang mati usia <28 hari selama 1 tahun / jumlah lahir hidup
37. Ny. Laura 60 Tahun dengan riwayat hipertensi dan DM tidak terkontrol datang dengan keluhan gangrene di
tungkai dan didapatkan tanda-tanda sepsis. Pasien memiliki riwayat stroke dan mengalami depresi akibat
penyakit kronisnya. Dokter menyarankan melakukan amputasi tungkai namun pasien menolak dan memaksa
pulang. Prinsip etika apa yang digunakan dokter sehingga memilih tindakan amputasi?
a. Non-maleficence
b. Beneficence
c. Altruism
d. Confidentiality
e. Autonomy

Kunci Jawaban : A
Non-Maleficence
Prinsip gawat darurat, atau dokter menghindarkan diri dari tindakan yang dapat memperburuk dan membuat
kondisi pasien lebih jelek atau dalam posisi yang tidak menguntungkan (first do no harm).
Contoh :
 Menolak aborsi tanpa indikasi medis (mis. hamil di luar nikah - karena dapat meningkatkan risiko bagi
pasien)
 Tidak melakukan eutanasia
 Mengutamakan pasien yang dalam keadaan gawat
 Tidak melakukan rujukan laboratorium / memberi obat yang sebenarnya tidak diperlukan demi
mendapat komisi dan gratifikasi
38. Hayati, usia 15 tahun dibawa ke UGD dengan kesadaran menurun dan perdarahan aktif per vaginam. Pasien
ditemani oleh teman prianya yang berusia 20 tahun. Menurut temannya ini, pasien mengalami nyeri perut hebat
3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien takut memeriksakan diri ke dokter karena takut diketahui orang tuannya
kalau pasien hamil. Pada pemeriksaan ternyata didapatkan kehamilan ektopik dengan ruptur uterus dan harus
dilakukan laparotomi segera. Bagaimana dokter melakukan informed consent?
a. Tidak melakukan informed consentkarena pasien tidak sadarkan diri dan langsung melakukan operasi
b. Melakukan informed consentkepada orang tua pasien melalui telepon
c. Melakukan informed consentkepada teman pria
d. Melakukan perawatan minimal sampai menunggu pasien sadar
e. Melaporkan kepada pihak yang berwajib
Kunci Jawaban : A
PERSETUJUAN TINDAKAN
 Informed Consent
Persetujuan yang diberikan setelah diberi penjelasan mengenai tindakan, tujuan, dan efek samping.
Biasanya untuk tindakan medis tertentu dan umumnya tertulis
 Expressed Consent
Pasien menunjukkan persetujuannya secara lisan dan tertulis
 Implied Consent
Pasien menunjukkan persetujuan dari tingkah lakunya, mis. Mengangguk
 Presumed Consent
Dokter menganggap pasien memberi persetujuan meskipun pasien tidak menunjukkan baik secara
expressed atau implied (pasien tidak menolak, jadi dianggap menerima)
 Mandotory Consent
Keadaan-keadaan yang mutlak dokter tidak boleh melakukan apa pun sebelum ada persetujuan. Biasanya
merupakan suatu prosedur yang besar dan invasif, seperti tindakan pembedahan mayor
Informed consent harus terdiri atas :
1. Kompeten :
• Berusia >18 tahun
• Sadar (dapat dianggap tidak kompeten sementara bila syok, nyeri hebat, dan kelemahan lainnya)
• Keadaan mental yang baik
2. Disclosure (pengungkapan / penjelasan)
3. Understanding (pemahaman)
4. Voluntariness (kesukarelaan, kebebasan)
5. Authorization (persetujuan)
NB :
• tindakan medis risiko tinggi harus memiliki persetujuan tertulis
• tindakan medis yang non risiko tinggi cukup dengan persetujuan lisan atau isyarat. Cth :
pengukuran TD
39. Tn X, Laki-laki, 42 tahun datang ke IGD RS setelah kecelakaan lalu lintas. Didapatkan terdapat fraktur terbuka
pada bagian ekstrimitas bawah dengan perdarahan masif. Dokter segera melakukan operasi, saat operasi
dokter memasang torniquet pada proximal luka untuk mengurangi pendarahan. Setelah selesai operasi dan
perawatan pasien dipulangkan. 2 hari kemudian pasien datang kembali dengan keluhan ujung kakinya menjadi
membiru, saat diperiksa ternyata torniquete masih terpasang. Dokter segera memberikan pengobatan dan kaki
pasien sembuh. Apakah nama kejadian yang dialami pasien tersebut?
a. Kondisi Potensial Cedera
b. Kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
c. Kejadian Tidak Cedera
d. Kejadian tidak Diharapkan
e. Latent error

Kunci Jawaban : C

40. Di Klinik Pratama Asa Medika Terjadi Komunikasi antara dokter dan Pasien
Dokter : ― Apa Keluhan Bapak Saat Ini ?‖
Pasien : ― Keluhan saya sakit kepala sekarang dokter ―
Dokter : ― Saya Lihat di RM Tekanan Darah Bapak Sekarang 150/90 mmHg ; Obat Anti Hipertensi Pasti
tidak di konsumsi Jadi Sekarang Sakit Kepala kan....‖
Jenis Refleksi Pembicaraan diatas adalah ....
a. Refleksi Isi
b. Refleksi Perasaan
c. Empati
d. Asumsi
e. Simpati

Kunci Jawaban : D
KOMUNIKASI EFEKTIF DOKTER PASIEN
KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL
adalah komunikasi melalui kata-kata yang diucapkan  Suara (volume, kecepatan, nada, ocal)
oleh seseorang  Wajah (muram, kesal, senyum, marah, kecewa)
1. Membuat pasien merasa nyaman (Rapporting)  Kontak mata
―Salam – perkenalkan diri – persilahkan duduk –  Gerak tubuh, posisi tubuh
berbasa basi‖  Touch
2.
Mengajukan pertanyaan (pertanyaan terbuka
dan tertutup, diajukan satu-persatu)
pertanyaan terbuka : “ Coba ibu ceritakan apa
yang ibu rasakan,..?”
3. Mendengar aktif (refleksi isi, refleksi perasaan,
merangkum)
Refleksi isi : memvalidasi pernyataan pasien
Refleksi perasaan : ―saya paham keadaan ibu
tengah bersedih dengan penyakit ini‖
4. Memberikan informasi
5. Menanggapi pasien (Asumsi “ Memberikan
Pendapat Sesuai Kesimpulan Sendiri “,
evaluasi, memotong pembicaraan, tidak
mencela, menenteramkan, memuji)
6. Evaluasi
41. Dokter Budi Sebagai Kepala puskesmas Desa Kenanga ingin melakukan evaluasi program DBD dan
mendapatkan masalah, sehingga berinisiatif melakukan pencarian jentik nyamuk di rumah warga dan
melakukan penanganan lebih lanjut untuk jentik nyamuk yang ditemukan. Tindakan ini disebut:
a. Health promotion
b. Spesific protection
c. Early detection
d. Prompt treatment
e. Rehabilitation

Kunci Jawaban : B

42. Dokter Alex sudah bekerja selama 5 Tahun di sebuah desa. Beliau tidak hanya mengobati penyakit
pasien namun juga menggali informasi pasien terkait aspek lain penyakit yang mendasari pasien. Prinsip
dokter keluarga yang dianut beliau adalah
a. Komprehensif
b. Holistik
c. Koordinatif
d. Kolaboratif
e. Berkesinambungan

Kunci Jawaban : A
PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA
1. Holistik : Pengobatan Pasien dipusatkan dari Sisi Biopsikososial dan Spirtiualis
2. Komprehensif : Pengobatan Pasien dilakukan secara Menyeluruh dimulai dengan Promotif, Preventif,
Kuratif sampai dengan Rehabilitatif
3. Kontinyu : Pengobatan dilakukan terus – menerus (Follow Up)
4. Koordinatif : Pengobatan Bekerja sama dengan disiplin ilmu lain bidang Kesehatan
5. Kolaboratif : Pengobatan bekerja sama dengan Komponen anggota Keluarga
43. Dokter Prasetyo meneliti hubungan infeksi TORCH saat kejamilan dengan katarak congenital. Dari 200 pasien
dengan katarak kongenital, 120nya ibu terinfeksi TORCH. Dari 200 pasien tanpa katarak congenital, 60 ibu
terinfeksi TORCH. Odd ratio nya adalah?
a. 120x140/80x60
b. 120/200 : 80/200
c. 80 x 60/ 120 x 140
d. (120 + 140) : (80+60)
e. 80/220 : 120/180

Kunci Jawaban : A
Katarak Katarak
Kongenital + Kongenital - Rumus OR : AD x CB
TORCH + 120 60 120x140 / 60x80
TORCH - 80 140

44. Dokter Hadi Kepala puskesmas Indra Jaya mendapatkan Rendahnya Tingkat Peran serta masyarakat terhadap
imunisasi dasar lengkap ; Data tersebut didapatkan dari Nilai UCI di Puskesmas indra Jaya yang tidak mencapai
standart Nasional 1 Tahun ini, Oleh karena itu Dokter hadi berencana melakukan Promosi Kesehatan Tentang ―
Pentingnya Imunisasi ― Siapakah Target Sekunder Pada Program ini....
a. Anak Usia < 1 Tahun
b. Ibu – Ibu Memiliki Anak < 1 Tahun
c. Kepala Lingkungan
d. Camat
e. Kepala Dinas Kesehatan

Kunci Jawaban : C

45. Seorang Pria 68 Tahun datang ke PKM dengan keluhan sulit BAK. Apabila BAK mengejan, BAK malam
hari dan terputus. Oleh dokter PKM pasien kemudian dirujuk ke Dokter Sp.U untuk diberikan tatalaksana
BPH lebih lanjut. Tindakan yg dilakukan oleh dokter PKM dalam merujuk adalah
a. Interval Referral
b. Cross Referral
c. Kolateral Referral
d. Split Referral
e. Promotif Referral

Kunci Jawaban : B
PEMBAGIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
 INTERVAL REFERRAL : Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penderita sepenuhnya kepada
dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter tsb tidak ikut
menanganinya.
 COLLATERAL REFERRAL : Menyerahkan wewenang dan tanggungjawab penanganan penderita hanya
untuk satu masalah kedokteran khusus saja.
 CROSS REFERRAL : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita
sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya.
 SPLIT REFERRAL : Menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya
kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab tersebut dokter pemberi rujukan tidak ikut campur
46. Dokter Maladewa mendapatkan tingginya ledakan kasus DBD di Puskesmas Jati Luhur ; Dalam 4 Bulan
Terakhir didapatkan 300 pasien terdiagnosis DBD ; Jumlah Populasi di wilayah kerja tersebut berjumlah 3000
penduduk , Berapakah Insidensi Kejadian DBD Tersebut .....
a. 5%
b. 10%
c. 12%
d. 17%
e. 20%

Kunci Jawaban : B
Insidensi
Rumus = Jumlah Kasus Baru dalam Periode / Jumlah Populasi Beresiko x 100%
= 300 / 300 x 100 %
= 10 %
47. Berikut ini adalah uji diagnostic alat skrining baru terhadap untuk pemeriksaan kanker kolon :

Berapakah Sensitivitas pada pasien ini ?


a. 210/290
b. 80/290
c. 190/210
d. 190/270
e. 210/230

Kunci Jawaban : E
UJI DIAGNOSTIK

Sensitivitas = A : (A+C)
Spesifitas = D : (B+D)
Nilai prediksi positif (Positive Predictive Value ) = A : (A+B)
Nilai prediksi negatif (Negative Predictive Value) = D : (C+D)
48. Dokter Dewi Mendapatkan Masalah ISPA Berulang yang terjadi pada 1 Keluarga di wilayah kerjanya, Dari
anamnesa didapatkan bahwa ayah pasien merupakan perokok berat dan selalu merokok di lingkungan rumah
mereka, Terkait Resiko apakah ISPA pasien tersebut....
a. Masalah Ekonomi
b. Masalah PHBS
c. Masalah Kebersihan Lingkungan
d. Masalah Kesehatan Persalinan
e. Masalah Gizi

Kunci jawaban : B

49. Ny. Lisa 43 tahun G8P7A0 datang ke dokter dengan keluhan keluar benjolan kasar dari lubang kemaluan yang
tidak dapat masuk sendiri sejak 1 minggu lalu. Keluhan tanpa disertai perdarahan dan Nyeri. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien.....
a. Ruptur uteri
b. Atonia uteri
c. Prolaps uteri
d. Inversio uteri
e. Prolaps rectum

Kunci Jawaban : B
Prolaps Uteri
Level Kompetensi : 3A
Faktor Resiko : Multipara, Usia Tua
Gejala dan Tanda :
 Terasa seperti ada yang turun pada kemaluan
 Nyeri Belakang
 Frekuensi Miksi meningkat
 Stress inkontinensia
 Ketidaknyamanan pada saat koitus

Klasifikasi :
 Grade 1 : Uterus turun > 1 cm diatas Hymen
 Grade 2 : Uterus turun -1 cm dan +1 cm pada Hymen
 Grade 3 : Uterus Turun > 1 cm di bawah Hymen
 Grade 4 : Uterus Turun Total

Tatalaksana :
 Belum Menopause : Grade 1 dan 2 : Pemasangan Pesarium, Grade 3 dan 4 : Colporaphy anterior /
Posterior
 Menopause : Histerektomi
50. Ny. Alexandra datang dengan keluhan keputihan yang banyak ; Selain itu pasien juga mengeluhkan rasa nyeri
dan gatal pada bibir kemaluan setelah dilakukan PD didapatkan Vulva ; Eritema ; Edema ; Nyeri dan hangat,
Selama ini pasien gemar memakai celana dalam yang ketat, Diagnosis yang mungkin pada pasien ini
adalah......
a. Bakterial Vaginosis
b. Vaginitis
c. Trichomoniasis
d. Vulvitis
e. Candidiasis Vaginal

Kunci Jawaban : D
VULVITIS
Kompetensi : 4A
Definisi : Peradangan Infeksi yang terjadi pada vulva (Bibir Kemaluan)
Etiologi : Infeksi ― Herpes Simplex ; Candida A ; HPV ; dll‖ ; Iritasi ; Penyakit Kulit ― Psoriasis ; Lichen Planus‖
Hormonal ; Keganasan

Diagnosis
Gejala Klinis Tanda Klinis
 Rasa gatal di bagian genital  Inspeksi : Vulva Eritema ; Edema ; Nyeri dan
 Leukorea / Keputihan Hangat
 Nyeri pada bibir kemaluan
Pemeriksaan Penunjang Darah Rutin : ― Leukositosis  Disebabkan Bakteri ―
Tzank Test (Herpetic) ; KOH ― Fungal ―

Tatalaksana :
 Edukasi : Tidak Memakai pakaian dalam terlalu ketat
 Farmakologi : Antibiotik ( Bakteri ) ; Pemberian Antiviral / Asiclovir ― Herpetic ― ; Pemberian Antifungal
Klotrimazole / Ketokonazole Salep ― C. Albican‖
51. Ny.Caca 35 tahun P2A0 perdarahan 2 minggu, setiap hari ganti 5-6 pembalut. Dismenore (+). Pemeriksaan fisik
didapatkan tampak anemis. TD 120/70, Nadi 92 x/menit. Teraba massa di abdomen batas tegas setinggi 1 jari
bawah pusat, mobile, padat. Nyeri -. VT: fluksus (+), portio tertutup licin. Corpus uteri antefleksi sebesar 18-20
minggu. Lab: Hb 7,6 g/dl. Plano (-). Kemungkinan diagnosis untuk pasien ini adalah?
a. Ca Cerviks
b. Ca endometrium
c. Polips cerviks
d. Myoma uteri
e. Kista Gartner

Kunci Jawaban : D
MIOMA UTERI
Level SKDI : 2
Definisi : Hiperplasia jaringan miometrium yang bersifat jinak
Etiologi : Idiopatik ; Resiko  Ketidakstabilan Hormonal ―Estrogen‖ ; Riwayat Multigravida ; Menopasue

Diagnosis
Gejala Klinis Tanda Klinis
 Perdarahan Haid Panjang dan Banyak (Menoragia)  Teraba Massa di Abdomen ; Mobile ; Kenyal ;
 Nyeri Haid (Dismenorea) Reguler; Tidak Nyeri dan Tidak ada Nodul
 Faktor Resiko (+)
Pemeriksaan Penunjang :  USG : Terdapat Lesi Hipoechoic di Miometrium
 Biopsi PA ― Whorl Pattern Appearance‖

Tatalaksana : Rujuk ke Rumah sakit Tindakan Operatif


52. Ny.Tania, 35 tahun datang dengan keluhan perdarahan flek sudah 5 hari. Pasien G2P1A0 12 minggu. Sekarang
pasien lemas, dari pemeriksaan fisik didapat TD 120/80, N : 84 x/i, RR 18 x/i, S 37,1C. Dari pemeriksaan dalam
didapatkan tidak ada pembukaan, DJJ (+) ; TFU sesuai usia kehamilan. Diagnosis yang paling tepat adalah?
a. Abortus Imminen
b. Abortus Insipien
c. Abortus Incomplete
d. Abortus Complete
e. Missed Abortion

Kunci Jawaban : A
Abortus
Level Kompetensi : 3B – 4A
Ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat keluar dalam kandungan, Pada Usia kehamilan <
22 Minggu atau berat < 500 gr
Klasifikasi, Gejala dan Tanda :
Tatalaksana :
 Abortus Iminens : Pertahankan Kehamilan, Bed Rest dan Observasi Lanjutan
 Abortus Insipiens : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
 Abortus Inkomplit : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
 Abortus Komplit : Konseling dan Rawat Jalan
53. Ny. Bela, 21 tahun datang dengan keluhan perdarahan flek sudah 3 hari. Pasien G3P2A0 18 minggu. Sekarang
pasien lemas, dari pemeriksaan fisik didapat TD 120/80, N : 84 x/i, RR 18 x/i, S 37,1C. Dari pemeriksaan dalam
didapatkan tidak ada pembukaan, DJJ (-) ; TFU 3 Jari diatas simpisis Pubis. Diagnosis yang paling tepat
adalah?
a. Abortus Imminen
b. Abortus Insipien
c. Abortus Incomplete
d. Abortus Complete
e. Missed Abortion

Kunci Jawaban : E
Abortus
Level Kompetensi : 3B – 4A
Ancaman atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat keluar dalam kandungan, Pada Usia kehamilan <
22 Minggu atau berat < 500 gr
Klasifikasi, Gejala dan Tanda :

talaksana :
 Abortus Iminens : Pertahankan Kehamilan, Bed Rest dan Observasi Lanjutan
 Abortus Insipiens : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
 Abortus Inkomplit : Pemberian Cairan NaCl 0,9 %, Kuretase Vakum / Tajam Untuk pengeluaran Hasil
Konsepsi
Abortus Komplit : Konseling dan Rawat Jalan
54. Ny.Kartika 26 tahun dengan G1P0A0 hamil 32 minggu datang dengan keluhan mata berkunang-kunang, pusing,
nyeri perut, mual dan muntah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/110 mmHg, nadi 100x/menit, RR
20x/menit, suhu 37 C. Selain itu, terdapat edema pada kedua tungkai dan proteinuria + 3. Disebut apakah
kondisi diatas?
a. Preeklampsia berat
b. Preeklampsia ringan
c. Sindrom HELLP
d. Superimposed Preeklamsia
e. Hipertensi gestasional

Kunci Jawaban : A
Hipertensi Pada Kehamilan
Level Kompetensi : 2
Jenis Hipertensi Kriteria Diagnosis
Hipertensi Gestasional • Tekanan Darah ≥ 140 / 90 mmHg yang muncul setelah usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Hilang setelah 14 minggu post partum
• Riwayat Hipertensi Sebelumnya (-)
• Proteinur a (-)
Hipertensi Kronis Kehamilan • Tekanan Darah ≥ 140 / 90 mmHg yang muncul sebelum usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Menetap setelah 14 minggu post partum
• Riwayat Hipertensi Sebelumnya (+)
• Proteinuria (-)
Preeklamsia Preeklamsia Ringan
• Tekanan Darah ≥ 140 / 90 mmHg yang muncul setelah usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Proteinuria (+)  Uji Disptik +1
• Kejang (-)
Preeklamsia Berat
• Tekanan Darah ≥ 160 / 100 mmHg yang muncul setelah usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Proteinuria (+)  Uji Disptik +2
• Kejang (-)
• Sindrom HELLP : Hemolisis, Peningkatan Enzim Hati
(SGOT/SGPT), Trombositopenia
• Nyeri Kepala, Gangguan Visus
Superimposed Preeklamsia • Tekanan Darah ≥ 140 / 90 mmHg yang muncul sebelum usia
kehamilan diatas 20 minggu
• Menetap setelah 14 minggu post partum
• Riwayat Hipertensi Sebelumnya (+)
• Proteinuria (+)
Eklamsia • Memenuhi Kriteria Preeklamsia atau Superimposed Preeklamsia
• Kejang (+)

Tatalaksana :
Hipertensi Gestasional / Kronis
• Nipedipine 1 x 10 – 20 mg (Long Acting) atau 3 -4 x 10 - 30 mg (Short Acting)
• Metildopa 2 x 250 – 500 mg
Preeklamsia Ringan : Aspirin 75 mg /hari + Kalsium 1000 mg /hari
Preeklamsia Berat : Antikonvulsan ( MgSO4 4 gr (Inisial) + 6gr Rumatan (didalam RL) + Anti Hipertensi
Eklamsia : MgSO4
Terapi Defenitif Pasien adalah TERMINASI KEHAMILAN
55. Ny. Gita hamil 32 minggu dibawa ke UGD RS Cempaka Asri karena keluhan keluar perdarahan berwarna
merah segar dari jalan lahir. Perut tidak terasa mulas ; Pasien menyebutkan bahwa pada kehamilan 26 minggu
dia juga mengeluhkan hal serupa, TTV Ibu : TD 11/70 mmHg ; N : 87 x/i , RR : 16 x/i dan T : 37,1 C. pada
Pemeriksaan janin masih terdapat pergerakan janin, DJJ 144x/menit. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Plasenta previa
b. Solusio plasenta
c. Vasa previa
d. Atonia uteri
e. Ruptur uteri

Kunci Jawaban : A
Plasenta Previa
Level Kompetensi : 2
Definisi : Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks interna.
Klasifikasi Plasenta Previa
• Plasenta previa totalis – ostium internal ditutupi seluruhnya oleh plasenta
• Plasenta previa parsialis – ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta
• Plasenta previa marginalis – tepi plasenta terletak di tepi ostium internal
• Plasenta previa letak rendah – plasenta berimplantasi di segmen bawah uterus sehingga tepi plasenta
terletak dekat dengan ostium

Diagnosis
Gejala Klinis Tanda Klinis
• Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan>22 minggu • Tidak ada kontraksi uterus
• Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya • Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas
anemia panggul
• Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
• Syok
• Kontaindikasi dilakukan VT dan Inspekulo
Pemeriksaan Penunjang ― Ultrasonografi ― Plasenta Terimplantasi di Segmen Bawah Rahim
Tatalaksana :
• Resusitasi Airway ; Breathing dan Circulation (ABC) jika ada perdarahan
• Rujuk ke RS (Fetal Distress) untuk dilakukan Persalinan operatif
56. Ny. Sabrina 22 Thn G1P0A0 datang dengan Mulas – mulas ingin melahirkan ; Sebelumnya pasien
mengeluhkan keluar cairan dan flek darah dari kemaluan ; TTV : 100/90 mmHg ; N 89 x/i ; RR 16 x/i T 37,2 C
dilakukan Pemeriksaan dalam didapatkan Pembukaan 7 cm ; Kepala di Hodge II, HIS 3 – 30 dektik/10 menit ;
Moulase +2 DJJ : 10 – 15 - 12 Diagnosis Pasien ini adalah.....
a. Arrest Of Dilatation
b. Prolonged Latent Phase
c. Cephalo-Pelvic Disproportion
d. Arrest of Descent
e. Premature Rupture of Membrane (PROM)

Kunci Jawaban : C
PANGGUL SEMPIT (CPD)
Level Kompetensi : 2
Definisi : Ketidak sesuaian antara keadaan luas pintu panggul dengan besar bayi ( Kepala bayi )
Etiologi : Ibu Bentuk Panggul (Platipeloid / Antropoid) ; Janin  Bayi Besar / Big Baby / Makrosomia ;
Malpresentasi Kepala

Diagnosis :

 Kala I memanjang ( Persalinan Lama )


 VT  Moulase ≥ +1
Kesempitan pintu atas pangul
 Panggul sempit relativeJika konjugata vera > 8,5-10 cm
 Panggul sempit absolutJika konjugata vera < 8,5 cm
Kesempitan panggul tengah
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simfisis dan spina os ischii dan memotong sacrum kira-
kira pada pertemuan ruas sacral ke-4 dan ke-5.

Kesempitan pintu bawah panggul


Bila jarak antara tuber os ischii 8 cm atau kurang.

Tatalaksana : Rujuk Ke Rumah Sakit ― Persalinan Operatif ―


57. Ny. Maya, 34 tahun, G4P3A0 hamil 40 minggu mengalami persalinan macet. Tampak kepala bayi sudah diluar
setelah persalinan dibantu oleh bidan Puskesmas. Riwayat DM tak terkontrol sejak 5 tahun lalu. Turtle sign (+).
Perkiraan berat badan bayi 4200 gram. Diagnosa yang tepat adalah?
a. CPD
b. Retensio bayi
c. Distosia bahu
d. Kala I lama
e. Kala II lama

Kunci Jawaban : C
Dystosia Bahu
Level Kompetensi : 3B
Definisi : Tertahannya bahu depan diatas simfisis atau
Ketidakmampuan melahirkan bahu pada persalinan
normal
Faktor Resiko : Kehamilan Post Term, Obesitas Pada
Ibu, Makrosomia (Big Baby), Persalinan Lama, Riwayat
SC sebelumnya.

Diagnosis :
• Kepala melekat pada perineum (―Turtle Sign‖)
• Kala II yang memanjang
• Gagal untuk lahir dengan usaha yang
maksimal dan posisi yang benar.
Tatalaksana : Manuver Mc Robert
58. Seorang wanita usia 30 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 30 minggu datang ke RS dengan keluhan nyeri perut
tembus ke belakang disertai keluar lendir dan darah dari vagina. Pemeriksaaan vagina didapatkan pembukaan
serviks 3 cm dan ketuban menonjol. 15 menit kemudian pembukaan serviks 4 cm dan ketuban pecah disertai
tali pusat keluar dan teraba berdenyut. Diagnosis?
a. Retensio Plasenta
b. Tali pusat Melilit
c. Prolaps tali pusat
d. Vasa previa
e. Ketuban pecah dini

Kunci Jawaban : C
Prolaps Tali Pusat
Level Kompetensi : 3B
Definisi : Keluarnya tali pusat dari uterus mendahului janin
Etiologi : Multiparitas, Premature, Anomali Konginital, Letak Lintang, Polihidromnion, Plasenta Letak
Rendah
Klasifikasi Prolaps Tali Pusat
Tali pusat menumbung (prolapsus Tali pusat terkemuka (tali pusat Occult Prolapse (tali pusat
funikuli) terdepan) tersembunyi)
Tali pusat teraba keluar / Tali pusat berada di samping atau lebih Tali pusat di samping kepala
disamping dan melewati bagian rendah dari bagian bawah janin, atau di dekat pelvis tapi tidak
terendah janin didalam jalan lahir ketuban masih utuh dalam jangkauan jari pada
setelah ketuban pecah pemeriksaan vagina

Tatalaksana :
 Tali Pusat Terkemuka : Minimalisasi dengan Knee Chest Position / Trendelenberg  Rujuk ke RS
Untuk Tindakan Operatif
 Tali Pusat Menumbung : Janin Mati  PSP, Janin Hidup  Berikan O2, Lakukan Knee Chest Position
/ Trendelenberg  Rujuk ke RS Untuk Tindakan Operatif
59. Ny. Winny 28 tahun G4P3A0 aterm dtg dg keluhan mulas2. Pembukaan lengkap. Ketuban utuh. DJJ
148x/menit. Persentasi kepala. UUK didepan. Hodge III-IV. His 4x/10 menit. Setelah lahir, bayi menangis kuat,
BBL 3500 gr. Pada ibu terjadi perlukaan jalan lahir sampai otot perineum. Apa diagnose pasien ini?
a. Ruptur perineum drjt I
b. Ruptur perineum drjt II
c. Ruptur perineum drjt III
d. Ruptur perineum drjt IV
e. Ruptur perineum drjt V

Kunci Jawaban : B
Klasifikasi Ruptur Perineum :
 Grade 1 : Robekan Terjadi Pada Mukosa Vagina
 Grade 2 : Robekan Terjadi pada Otot Perineum dan Vagina
 Grade 3 : dibagi Menjadi 3
 Grade 3 A : Robekan Terjadi < 50 % Pada Sphingter Ani Eksterna
 Grade 3 B : Robekan Terjadi > 50 % Pada Sphingter Ani Eksterna
 Grade 3 C : Robekan Terjadi pada Spingter Ani Interna
 Grade 4 : Robekan Terjadi pada Rectum
Ruptur Serviks : Pada Inspekulo terdapat Robekan Di Serviks

Tatalaksana Umum : Berikan Oksigenasi, Berikan Cairan NaCl 0,9% / Ringer Laktat
Tatalaksana Khusus :
Robekan Jalan Lahir
 Lakukan Penjahitan Luka Robek Perineum / Serviks
60. Ny. Wanda 26 Tahn, G1P0A0, datang dengan keluhan keluar lendir campur darah dari kemaluan, diperiksa vital
sign ibu: TD 110/80mmHg, nadi 88x/menit, nafas 22x/menit, suhu afebris. DJJ 152x/menit, pembukaan serviks
10cm, ketuban udah pecah, kontraksi uterus baik, ibu merasa ingin mengejan. Bagaimana tindakan dokter?
a. Observasi 24 jam
b. Memimpin persalinan
c. Injeksi oksitosin
d. sc
e. Persalinan vakum

Kunci Jawaban : B
PERSALINAN NORMAL :
Persalinan Normal di Bagi Menjadi 4 Fase
1. Kala I (Pembukaan)
a. Fase laten : pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, Waktu : 10 – 12 Jam Pada Primigravida, 6-8 Jam pada
Multigravida
b. Fase Aktif : Dibagi Menjadi dalam 2 Sub Fase : Akselerasi (3 – 4 cm), Dilatasi Maksimal ( 5 – 9 cm) dan
Deselerasi (9 – 10 cm) : Waktu 1 cm / Jam
Penilaian Partograf :
Hal yang dinilai per 30 menit Fase Aktif :
 Denyut Jantung Janin ( Cardiotokografi) : Normal : 120 – 160 x / menit
 Denyut Jantung Ibu
 HIS : 3 – 4 x dalam 10 Menit durasi 30 – 40 Detik / 3-4 x 30 – 40” / 10‟
 Pemeriksaan yang lain seperti : TD, Urine Output, Pembukaan, dll diperiksa / 4 Jam

2. Kala II (Persalinan)
Kriteria :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasa tekanan yang meningkat pada rektum dan vaginannya
 Perineum menonjol dan Menipis
 Vulva – vagina dan sphingter ani terbuka

3. Kala III (Pengeluaran Plasenta)


Kriteria :
 Bayi Telah Lahir
 Inj. Oksitosin 10 IU (I.M)
 Plasenta < 30 Menit Lakukan Manuver Peregangan Tali pusat terkendali.
 Tanda Lepas : Darah Menyembur, Uterus Globular, Talipusat Memanjang

Kala IV : segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum


61. Ny. Xena, 28 tahun, P2A0 datang untuk konsultasi seputar pemilihan alat kontrasepsi. Saat ini pasien baru
memiliki 1 orang anak berusia 1 tahun dan sudah tidak menyusui anaknya. Pasien berencana menunda
kehamilan hingga 3 tahun ke depan. Pasien memiliki riwayat kehamilan di luar rahim. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan tekanan darah 120/80. Apa alat KB yang paling tepat disarankan?
a. AKDR
b. Implant
c. Inj. KB Per 3 Bulan
d. Pil KB
e. Inj. KB Per 1 Bulan
Kunci Jawaban : A

62. Ny.Riski 30 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri perut kanan bawah kemudian dijumpai mual
muntah (+). Haid terakhir 6 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan didapatkan tekakan darah 80/60 mmHg, nadi
100 x/mnt, RR 18x/mnt, pemeriksaan fisik dijumpai massa di suprapubik, perdarahan pervaginam (+), berwarna
merah kecoklatan, serviks dilatasi. Cavum douglas menonjol dan nyeri goyang servik (+), pemeriksaan HCG (+).
Tindakan awal apa yang dilakukan adalah?
a. Pemasangan infus RL
b. Tampon pervaginam
c. Laparotomi
d. Transfusi
e. Salpingektomi

Kunci Jawaban : A
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kompetensi : 3B
Definisi : Kehamilan yang terjadi diluar cavum uterus, Lokasi tersering dari KET adalah Tuba Fallopi di area
Ampula.

Gejala dan Tanda :


• Nyeri Abdomen (Hampir 95% Kasus)
• Menstruasi abnormal
• Perubahan asimetris uterus
• Massa di pelvic
• Kuldosintesis : terdapat darah pada cavum douglas (Cavum Douglas Menonjol)
• Nyeri Goyang Portio
• Perubahan tekanan darah dan nadi : pada awal denyut < 100 , Tensi sistolik > 100 kemudian
semuanya turun.

Tatalaksana :
• Manajemen Awal : Pemberian Cairan NaCl 0,9% Menjaga Tekanan Darah Tetap Stabil
• Rujuk ke Faskes Lanjutan Untuk Laparotomi
63. 6. Ny. Mutia 30 Tahun P2A0 setelah melakukan persalinan terjadi perdarahan, riwayat sebelumnya pasien
melakukan persalinan lama di dukun, pada pemeriksaan fisik didapatkan kontraksi uterus tidak teraba,
tekanan darah 80/60, nadi 126. Diagnosis Pasien ini adalah?
a. Atonia uteri
b. Ruptur uteri
c. Inversio uteri
d. Solusio plasenta
e. Plasenta previa

Kunci Jawaban : A

Tatalaksana Umum : Berikan Oksigenasi, Berikan Cairan NaCl 0,9% / Ringer Laktat
Tatalaksana Khusus :
Atonia Uteri
 Pemijatan Uterus
 Pemberian Ureterotonika : 20 – 40 IU oksitosin dalam Nacl 0,9% / Ringer Laktat dilajutkan dengan 20
IU oksitosin dalam 1000 ml Nacl 0,9% / Ringer Laktat.
 Perdarahan Berlanjut  Inj. As. Traneksamat 1gr + Kompresi Bimanual
 Rujuk ke RS
64. Ny.Bela G1P0A0 UK 9 bulan mengeluh mulas sejak 18 jam yang lalu. Sejak 2 jam dipimpin mengedan oleh
bidan, ibu lemah dan tidak sanggup mengedan, pucat, menggigil, keringat dingin. Pemeriksaan obstetri
pembukaan lengkap, ketuban (-), kepala H3. Tindakan apakah yang harus dilakukan?
a. Pimpin mengedan
b. Ekstraksi forceps
c. Ekstraksi vakum
d. Drip oksitosin
e. SC

Kunci Jawaban : B
Indikasi Persalinan Vakum
 Kehamilan Aterm ( 37 – 42 Minggu )
 Pembukaan Lengkap ; Presentasi Kepala, Dahi ataupun Bokong Murni
 Kepala di Hodge III – IV
 Ibu Lelah dan sudah tidak dapat Mengedan ; HIS - / + Lemah
65. Ny. Anastasia 29 Thn, G2P1A0 datang dengan nyeri perut berat ; Perdarahan Pervaginam (+) , pasien
sebelumnya dilakukan percobaan persalinan pervaginam ; PD : TTV : TD 90/70 mmHg ; HR: 110 x/i RR : 22 x/i
dan Temp 37,1 C ; TFU : 33 cm dengan Ring Bundle (+) Pasien Sebelumnya Melahirkan dengan Riwayat SC ,
Pemeriksaan Janin DJJ 168 x/i. Diagnosis Pasien ini adalah.....
a. Solusio Plasenta
b. Rupture Uteri
c. Rupture Cerviks
d. Plasenta Previa
e. Atonia Uteri

Kunci Jawaban : B
Rupture Uteri
Level Kompetensi : 3B
Definisi : Ruptura uteri atau robeknya dinding rahim terjadi akibat terlampauinya daya regang miometrium.
Pada bekas seksio sesarea, risiko terjadinya ruptura uteri lebih tinggi.

Diagnosis:
Gejala Klinis Tanda Klinis
• Perdarahan intraabdominal, dengan atau • Adanya cairan bebas intraabdominal
tanpa perdarahan pervaginam • Hilangnya gerak dan denyut jantung janin
• Nyeri perut hebat (dapat berkurang setelah • Bentuk uterus abnormal atau konturnya tidak jelas
ruptura terjadi) • Dapat didahului oleh lingkaran konstriksi (Bandl’s
• Syok atau takikardia ring)
• Nyeri raba/tekan dinding perut
• Bagian-bagian janin mudah dipalpasi

Tatalaksana :
• Resusitasi Airway ; Breathing dan Circulation (ABC)
Rujuk ke RS (Fetal Distress) untuk dilakukan Persalinan operatif
66. Puskesmas Cempaka Putih memiliki program posyandu dengan jumlah kader lebih dari 5 orang. Dan program
posyandu terselenggara lebih dari 8 kali/tahun dengan cakupan program <50%. Termasuk dalam apakah
posyandu tersebut......
a. Pratama
b. Madya
c. Purnama
d. Mandiri
e. Sejahtera

Kunci Jawaban : C
POSYANDU
Posyandu adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya serta kesehatan ibu dan anak pada khususnya.
1 POSYANDU  100 BALITA
No Jenjang posyandu Jumlah kader Kegiatan Program Dana mandiri
tambahan

1 Pratama Terbatas Belum rutin Tidak ada Tidak ada


2 Madya 5 orang Teratur Tidak ada Tidak ada
3 Purnama ≥ 5 orang Teratur Ada Tidak ada
4 Mandiri ≥ 5 orang Teratur Ada Ada

Penilaian Posyandu Berdasarkan Sistem SKDN

67. Tn. Sahid Kapoor 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar nanah dari kemaluan, keluhan juga
disertai nyeri saat buang air kecil 7 hari ini. Pekerjaan pasien selama ini supir truk lintas provinsi. Pemeriksaan
vital sign dalam batas normal. Pada pemeriksaan pewarnaan gram dijumpai bakteri berbentuk seperti biji kopi.
Diagnosa pasien ini adalah ?
a. Uretritis non GO
b. Uretritis GO
c. Cancroid
d. Ulkus durum
e. Ulkus molle

Kunci Jawaban : B

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL


Gonorhea
Temuan klinis : Keluar sekret purulen dari vagina cervicitis Go, uretra
uretritis Go. Riw. Hub seks dg penjaja seks 1 bln ini, multi partner
seks.
Etiologi: GO: N.gonorrhea, Non GO: C.trachomatis
Pem.penunjang: Pewarnaan gram: GO: diplococcus gram neg.
intraseluler / bijikopi.
Th/1st line Cefixime 400 mg single dose oral + Azythromycin 1 gram
singledose
1st line Levofloksasin 500 mg single dose oral + Doksisiklin 2x100 mg
selama 7 hari
2nd line Ceftriaxone 250 mg intramuskular singledose + Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari

68. Tn. Arbaaz Khan, usia 20 tahun datang dengan keluhan pendengaran telinga kanan menurun dan teinga terasa
penuh sejak 3 hari yang ini. Dari hasil pemeriksaan otoskopi didapatkan serumen proop pada liang telinga
kanan. Dari hasil pemeriksaan telinga kanan: Rinne negatif pada telinga kanan, webber lateralisasi kearah
kanan, schwabach hantaran tulang memanjang. Jenis tuli pada pasien diatas adalah ?
a. Tuli Konduktif
b. Tuli Sensorik
c. Tuli Sensorik Neural
d. NIHL
e. Tuli Campuran

Kunci Jawaban : A
SERUMEN PROOP
Level Kompetensi : 4A
Penumpukan serumen diliang telinga.
DIAGNOSIS
SERUMEN PROOP
Gejala dan Tanda :
Tuli konduksi, telinga terasa penuh, tinitus/ vertigo, failnest
terutama setelah berenang
Tatalaksana:
- Serumen lembek dibersihkan dengan kapasyang
dililitkan pada pelilitkapas Serumen keras → dengan
pengait atau kuret.
- Jika tidak dapat dikeluarkan, dilunakkan terlebih
dahulu dengan tetes karbogliserin 10% selama
3hari.
- Jika sudah terlalu dalam → dikeluarkan dengan
cara mengalirkan (irigasi) Nacl 0.9% / air hangat.
Kontraindikasi : perforasi membran timpani
Otoskopi :
―Massa berwarna kehitaman/kecoklatan
pada liang telinga‖
Pemeriksaan dan interpretasi Garpu Tala :
- Tes Rinne : Membandingkan hantaran udara (AC) dan hantaran tulang (BC) pasien. Rinne positif jika
AC>BC
- Tes Weber : Membandingkan hantaran tulang pada telinga kanan dan kiripasien.
- Tes Schwabach : Membandingkan hantaran tulang (BC) antara telinga pasien dan pemeriksa.
Tes scwabach dikatakan memendek jika pasien tidak lagi mendengar getaran suara ,
sementara pemeriksa masih mendengar, begitu pula sebaliknya jika hasil tes scwabach
memanjang
69. An.Sharma usia 9 tahun, datang dibawa orang tuanya dengan keluhan ada lubang didepan lubang telinga
kanannya yang terasa nyeri. Lubang diketahui sudah ada sejak anak berusia 4 tahun namun akhir-akhir ini
keluar cairan kuning kental dan kadang berbau. Hasil pemeriksaan fisik terdapat benjolan didepan tragus
diameter 1 mm, Fluktuasi (+), tanda radang (+). Diagnosis dari pasien tersebut?
a. Tragus accesorius kiri
b. Fistel pre-aurikular kiri
c. Abses pre-aurikular kiri
d. Perikondritis aurikula kiri
e. Pseudokista

Kunci Jawaban : C
FISTULAPRE-AURIKULAR
Level Kompetensi : 3A
Terbentuknya lubang kecil di depan tragus, terbentuk akibat
kegagalan penggabungan tuberkel.
Temuan klinis : Jika fisteltertutupdantimbul
infeksi/bengkak menjadi abses Pre-aurikular.
Pemeriksaan penunjang:fistulografi
Tatalaksana: antibiotik, menjaga higienitas, jikatimbulabses
berulang, dilakukan tindakan insisi dan drainase
(fistulektomi).

70. An. Anil Kapoor 15 tahun, datang dengan keluhan penurunan pendengeran pada telinga kanannya tanpa
adanya keluar cairan, namun ternyata 6 bulan yang lalu telinga kanan sering keluar cairan berbau busuk.
Pasien tidak berobat sejak awal keluar cairan dari telinga. Pemeriksaan Fisik didapat Tanda Vital dalam batas
normal, Status lokalis otoskopi didapatkan sekret (-) pada MAE, perforasi sentral membran timpani, jaringan
granulasi berwarna putih (-). Tatalaksana devenitif pasien adalah?
a. Steroid
b. Dekongestan
c. Tampon Antibiotik
d. Miringotomi
e. Timpanoplasti

Kunci Jawaban : E
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
Level Kompetensi : 3A
Kelanjutan dari OMA yang tidak mengalami resolusi secara sempurnaselama lebih dari 2 bulan, baik karena
infeksi berulang atau karena pengobatan tidak adekuat
Etiologi :
DIAGNOSIS
OMSK
OMSK Benign
Perforasi MT : sentral, subtotal, pars tensa
Tatalaksana :
- Secret aktif : aural toilet + AB tetes telinga
- Secret tenang : Observasi 2bulan,perforasi masih menetap, dilakukan
miringoplasti atautimpanoplasti

Tipe/ OMSK Maligna


klasifikasi :
- Perforasi disertai dengankolesteatoma
- Jenis perforasi : total, marginal, attic (parsflaksida)
Tatalaksana : eradikasi kolesteatoma dengan pembedahan (mastoidektomi dengan atau
tanpa timpanoplasti)

Pemeriksaan penunjang
- Foto rontgen mastoid : Schuller (lebih unggul),stenver
- Kultur dan uji resistensi kuman dari secret telinga
Komplikasi OMSK
- Intratemporal: Mastoiditis, Petrositis, Paralisis fasial,Labirinitis
- Intrakranial: Abses ektradural, Abses subdural, Meningitis, Abses otak, Tromboflebitis sinus lateralis,
Hidrosefalusotitis
71. Ny.Preity zinta, 42 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran. Pendengaran
menurun secara perlahan-lahan pada kedua telinga. Telinga kanan lebih berat daripada telinga kiri. Pasien
cenderung berbicara pelan dan awalnya dapat mendengar lebih baik daripada orang normal pada situasi ramai.
Pasien mengeluh telinga berdenging dan pusing. Pemeriksaan otoskopi : membran timpani utuh dan refleks
cahaya (+). Diagnosa yang paling mungkin ?
a. Serumen proop
b. Otosklerosis
c. Timpanosklerosis
d. Otitis media efusi
e. Microtia aurikula kiri

Kunci Jawaban : B
OTOSKLEROSIS (3A)
Penurunan pendengaran bilateral telinga secara progresif akibat spongiosis di daerah kaki stapes. Sering pada wanita
berusia 11-45 tahun.
Etiologi : diduga dipengaruhi faktor keturunan Gejala :
- Penurunan pendengaran progresif (tuli konduksi sampai ke tulicampuran)
- Tinnitus danvertigo
- Schwarte„ssign
- Paracusiswillisi ( Pedengaran akan lebih baik saat di tempat bising )
Terapi : alat bantu dengar (sementara), stapedektomi
72. Tn. Rahul Khanna, usia 32 tahun mengeluh bengkak pada daun telinga kanan setelah terjatuh dari sepeda dan
membentur tanah. Pada pemeriksaan status lokalis ditemukan telinga merah, edema, disertai nyeri saat ditekan.
Setelah dilakukan tindakan aspirasi ditemukan adanya darah. Apa diagnosis yang tepat...
a. Perikondritis
b. Fistula Auricular
c. Abses Preauricular
d. Hematoma Aurikula
e. Pseudokista

Kunci Jawaban : D

HEMATOMA AURIKULAR
Level Kompetensi : 3B
Trauma langsung pada daun telinga dan menyebabkan akumulasi darah diantara perikondrium dan tulang
rawan
Temuan klinis : Edema pada telinga, respan darah pada telinga, riwayat trauma
Tatalaksana: Aspirasi hematoma
Komplikasi : Cauliflowerear

73. Tn.Jhon abraham 20 tahun datang dengan keluhan peurunan penghidu sejak 3 bulan yang lalu. Kakak pasien
selalu mencium bau yang tidak enak jika berada di dekat pasien tapi pasien selalu menyangkal. Pada
pemeriksaan rhinoskopi didapatkan cavum nasi tampak longgar disertai krusta kehijauan, tes penghidu
didapatkan hiposmia. Apa diagnosis yang tepat....
a. Ca Nasofaring
b. Rhinitis Alergi
c. Rhinitis Vasomotor
d. Rhinitis Ozaena
e. Angiofibroma

Kunci Jawaban : D
RHINITIS KRONIK/ATROFI/OZAENA (3A)
Infeksi hidung kronik (tersering karena infeksi klebsiellaozaena)
Gejala klinis : hidung dan nafas berbau, gangguan penghidu, hidung terasatersumbat
Rhinoskopi: rongga hidung lapang (mukosa atrofi), krusta kehijauan, secretpurulent
Px penunjang : px histopatologik, mikrobiologi dan uji resistensi kuman, dan sinus paranasal CT-scan
Th/:
- Konservatif:cuci hidung dengan larutan garam hipertonik, VitA3x50.000unit preparat Fe selama 2
minggu
- Operatif : penutupan/penyempitan lubang hidung untuk memperbaiki turbulensi udara, bedah sinus
(jika karenasinusitis)
74. Ny. Kajool, 25 tahun datang ke UGD dengan keluhan tidak bisa bernapas apabila tidur miring ke kanan. Pasien
dikatatakan memiliki riwayat sering bersin dipagi hari. Pada pemeriksaan rhinoskopi pada meatus medius
terdapat benjolan berwarna putih keabuan, bertangkai, mudah digerakkan, dan tidak nyeri. Diagnosa Pasien
adalah ?
a. Hipertropi Konka
b. Kanker Nasofaring
c. Angiofibroma Juvenile
d. Polip Hidung
e. Tumor Hidung

Kunci Jawaban : D
POLIP HIDUNG
Level Kompetensi : 2
DIAGNOSIS
POLIP HIDUNG
Etioogi : Inflamasi kronis, intoksikasi alkohol /aspirin, genetik.
Gejala dan Tanda:
― Massa putih lunak bertangkai brwarna putih abu-abu dan
mengkilat dari kompleksostio-meatal ‖
Stadium polip menurut Mackay dan Lund:
- Stadium 1 : polip masih terbatas meatusmedia
- Stadium 2 : polip sdh melewati meatus media, sudah tampak di
rongga hidung tp belum memenuhi ronggahidung
- Stadium 3 : polipmassif
Px penunjang : Nasoendoskopi, foto polos SPN (dapat
memperlihatkan penebalan mukosa sinus, tapi kurang
bermanfaat untuk polip), CT-scan (lebihbaik)
Th :/ medikamentosa (kortikosteroid), pembedahan(polipektomi)

75. Tn.Akshay Kumar, 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri tenggorokan dan sulit menelan seak 2 hari ini.
Keluhan juga disertai demam. Pasien juga menyadari suaranya berubah dalam beberapa hari terakhir seperti
sedang berkumur-kumur. Vital sign TD : 120/ 80 mmHg, Nadi: 100 x/i, RR 20 x/i, T 38,7 C. Pada pemeriksaan
didapatkan uluva terdorong ke sisi kanan dan hipersalivasi. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasu diatas ?
a. Tonsilitis Akut
b. Abses Quincy
c. Abses Dental
d. Abses Luc
e. Abses Bezold

Kunci Jawaban : B
ABSES PERITONSIL(Abses Quinsy)(3A)
Level Kompetensi : 3A Gejala dan tanda :
Akumulasi pus pada tonsila Demam, nyeri tenggorokan, disf
palatina. Yang sering terjadi Hot potato voice. Tampak u
karena komplikasi dari terdorong kesisi kontra lateral
tonsilitis yang tidak teratasi kearah sehat.
dengan baik.
Pemeriksaan penunjang : Asp
jarum untuk melihat adanya pus

Tatalaksana :
- Insisi drainase abses + antoibiotik
- Antibiotik (iv) : Ampisislin 3 g/ 6 jam, Penicilin G 1,5 jt unit/ 6 jam + Metronidazol 500 mg/ 6jam. Alergi penicilin (
Clyndamicin 900 mg/ 8 jam
- Antibiotik (oral) : Amoxicilin clavulanat 875 mg 2x1, Penicilin 500 mg 4x1 + metronidazol 500 mg 4x1, Clyndamicin
mg 2x1/ 300 mg 4x1.
76. An. Amir Khan 4 tahun datang dengan keluhan sesak dan tidak mau makan sejak 2 hari ini. Anak tampak lemas
dan sesekali memegang lehernya. Pemeriksaan fisik didapati demam 38C, tanda vital lain dalam batas normal.
Pemeriksaan tenggorokan sulit dilakukan pasien tidak kooperatif. Pada foto rontgen leher didapati thumb sign.
Diagnosis yang paling mungkin adalah ?
a. Tumor Laring
b. Abses Submandibula
c. Epiglotitis Akut
d. Corpus Alienum Tenggorokan
e. Faringitis Akut

Kunci Jawaban : C
EPIGLOTITIS
Level Kompetensi : 2
DIAGNOSIS
EPIGLOTITIS
Eiologi : Haemofilus Influena Tanda (Signs):
X-Ray “ Thumbprint Sign

Gejala (Symtoms) :
Suara serak sampai terdengar stridor dan sesak
nafas

77. Tn.Salman Khan, 30 tahun datang keIGD dengan keluhan mimisan 30 menit yang lalu ketika sedang diskusi
ditempat kerjanya. Pasien sempat berusaha menghentikan pendarahan di hidung kanannya dengan cara
dipencet kurang lebih 10 menit namun darah tidak dapat berhenti serta dirasakan ada yang mengalir
ketenggorokanya. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. Dari manakah sumber perdarahan
pada kasus pasien ?
a. Arteri Etmoidalis Anterior
b. Arteri Etmoidalis Media
c. Arteri Etmoidalis Posterior
d. Pleksus Kieselbach
e. Pleksus Brakhialis

Kunci Jawaban : C
EPISTAKSIS
Level Kompetensi : 4A
Perdarahan pada hidung (mimisan).
DIAGNOSIS
EPISTAKSIS ANTERIOR POSTERIOR
Lokasi Dari arteri ethmoidalis anterior atau Dari arteri.sfenopalatina dan ar.ethmoid
pleksus kiesselbach di septum nasi posterior

Gejala Perdarahan hidung anterior , Post Perdarahan hidung posterior , Post nasal drips
nasal drips (-), darah di nasofaring (-) (+), darah di nasofaring (+)

Faktor Diawali trauma atau infeksi Penyakitsistemikseperti hipertensi ataukelainan


resiko koagulan
Tatalaksana Penanganan awal: - Tampon Belloq/posterior 2-3 hari
- Penekanan cuping hidung selama - Jika epistaksis berulang dan lokasi diketahui:
10-15 menit. kaustik AgNO3/ kauterisasi elektrik/ ligasi
- Jika masih berdarah dapat arteri
ditampon
- anterior 2x24 jam
- Jika perdarahan terlihat dapat
dikauter.
78. Tn.Ali Khan, berusia 44 tahun datang ke poliklinik RS dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. Sekitar 2
minggu sebelumnya, pasien sempa menderita batuk dan pilek. Dari dari pemeriksaan fisik didapatkan TD
130/90 mmHg, nadi 80x/menit, frekuensi napas 20x/menit, T 38 C, tonsil tampak hiperemis, T3 T3, kripta
melebar, detritus (+). Apakah diagnosis pasien tersebut.....
a. Tonsilitis akut
b. Tonsilofaringitis
c. Tonsililitis dipteri
d. Faringitis akut
e. Tonsillitis kronis

Kunci Jawaban : E
TONSILITIS 4A
TONSILITIS DIFTERI 3B
Infeksi atau inflamasi yang terjadi pada tonsila palatina
Etiologi :Viral , bakteri, jamur.
Klasifikasi : Tonsilitis akut dan Tonsilitis Kronis.
DIAGNOSIS
TONSILITIS AKUT
Tonsilitis Viral Tonsilitis Fungal Tonsilitis Bakteri
Etiologi : Coxsackie virus, EBV Etiologi : Candida albican Etiologi : strep B-hemolitikus grup
Gejala dan tanda : Gejala dan tanda : anak )
Commond Cold dan dijumpai Riw Imunocompromise, Demam, Gejala dan tanda :
―selaput putih bening pada tonsil Disfagia, dijumpai “selaput Selaput Nyeri tenggorokan, disfagia, dem
palatina‖. kekungingan seperti keju” gambaran “strawberry tounge”,
Denritus.
Jenis detritus :
Folikularis:jelas
Lakunaris:membentuk alur
Pseudomembran : melebar
Th/ :Itrakonazol 200 mg (SD), Nistatit
100.000 iv (7 hari)

Th/ :Antibiotic spectrum luas


(penisilin, eritromsin), antip
obatkumur

Th/ : Istirahat, minum,


(simptomatis)

TONSILITIS DIFTERI
Etiologi:Corynebacterium diphteriae

Gejala dan Tanda :


Demam, malaise, buil neck dijumpai bercak putih kotor (pseudomembran),
dan mudah berdarah jika diangkat.
Riwayat imunisai tidak lengkap.

Th/: ADS 20.000-100.000 unit


Antibiotic penicillin G 1,2 jt unit atau eritomisin

TONSILITISKRONIK
Etiologi :higinietas oral yang buruk, rokok,kelelahan,
pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat

Gejala dan Tanda:Tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kripta


melebar dan beberapa terisi detritus, tenggorokan kering, nafasberbau
Th/: obat kumur atau obat isap

Indikasi tonsilektomi:
- Timbul gejala sumbatan jalan nafas seperti
gangguan menelan, bicara, sleepapneu
- Infeksi berulang ≥ 3 kali dalam setahun disertai
dengan demam, tonsillar eksudat dan didapatkan
hasil kultur positif bakteristreptokokus
- Rhinitis/ sinusitis, abses
- peritonsil dan otitis media yangberulang/kronik
- Curigakeganasan

79. An.Kareena Kapoor, berusia 4 tahun dibawa ibunya ke poli THT karena mengeluh kesakitan pada telinga kiri
sejak tadi malam, menangis terus dan tidak bisa tidur. 4 hari sebelumnya pasien menderita batuk dan pilek.
Pemeriksaan fisik suhu 38,5 C pada pemeriksaan otoskopi ditemukan membran timpani hiperemi dan menonjol
(bulging). Selain medikamentosa, tindakan apa yang bisa dilakukan pada pasien ?
a. Timpanoplasti
b. Miringoplasti
c. Miringotomi
d. Mastoidektomi
e. Observasi

Kunci Jawaban : C
OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
Level Kompetensi : 4A
Etiologi :
- Gangguan tuba eustachius.
- Anak <5 tahun : hemofillusinfluenza
- Secara umum : S.pneumonia, s. hemolitikus, s. Aureus.
DIAGNOSIS
OMA
Stadium dan terapi
1. Oklusi : membrane timpaniretraksi ( Penurunan pendengaran dan sensasi penuh pada telinga)
Th:/ Dekongestan : Hcl efedrin 0,5% (anak <12tahun) atau 1% (diatas 12 tahun)
2. Hiperemis/presupuratif : membrane timpanihiperemis (Nyeri telinga, penurunan pendengaran, demam)
Th:/ Antibiotic (gol penisilin/ampisilin) + analgetik + dekongestan
3. Supurasi : membrane timpani bulging, nyeri hebat disertai demamtinggi
Th:/ Rujuk untuk miringotomi (MT kuadran posterior-inferior) + antibiotik (amoxycilin)
4. Perforasi :secret mengalir, nyeri dan demamberkurang.
Th:/ Ear toilet (H2O2 3% selama 3-5 hari) +antibiotik
5. Resolusi : secret mongering → observasi sampai sembuh,kalo
terus berlanjut > 2 bulan → OMSK

80. Ny.Tina, 30 tahun dibawa keluarganya ke IGD dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Keluhan disertai
cairan yang keluar dari kemaluan, menyerupai nanah disertai rasa nyeri ketika berkemih. Pasien mengatakan
siklus haid menjadi tidak teratur. Riwayat pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim 4 tahun yang lalu namun
tidak pernah kontrol. Vital sign TD 120/80 mmHg, HR 100 x/i, RR 18 x/i, T 38,5 C. Pada pemeriksaan abdomen
didapatnya nyeri tekan pada perut bagian bawah sisi kanan dan kiri. Pemeriksaan lab belum dilakukan. Apakah
diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini ?
a. Uretritis
b. Servisitis
c. Salpingitis
d. Ca serviks
e. Bartolinitis

Kunci Jawaban : B
Penyakit Radang Panggul
Level Kompotensi : 3A
Penyakit radang panggul adalah inflamasi traktus genitalia atas perempuan, meliputi endometritis, servisitis,
salpingitis, abses tuboovaria dan peritonitis pelvic.
FaktorResiko : Hubungan seks tidak menggunakan kondom, Riwayat IMS sebelumnya, Aborsi, Keguguran,
Kuret, Histeroskopi, Endometrium biopsi, pemasangan alat kontrasepsi.
Gejala dan Tanda :
 Gejala sangat bervariasi, tergantung lokasi, serta daya tahan tubuh
 Nyeri pada perut bagian bawah dan bertambah bila sedang bergerak
 Perdarahan diluar siklus menstruasi
 Demam dan menggigil
 Keputihan abnormal
 Nyeri saat ovulasi
 Nyeri saat melakukan hubungan seksual
 Mual muntah
 Nyeri pada punggung bagian bawah
 Chandelier Sign (Severe Cervical Motion Tenderness)
Tanda : nyeri tekan pada abdomen bagian bawah, Suhu tubuh meningkat, Nyeri pada saat pergerakan
serviks, Parametrium nyeri baik unilateral maupun bilateral, Nyeri goyang serviks, Nyeri pada adneksa, Masa di
pelvik pada pemeriksaan USG

Pemeriksaan Penunjang : Darah Lengkap, Kultur Vagina, laparoskopi, USG, pewarnaan gram, CRP.
Tatalaksana Farmakologi
a. Bila PRP masih ringan, masih beoleh untuk rawat jalan : Ceftriaxone 250 mg single dose + doksisiklin 100
mg 2 kali sehari selama 14 hari with or without metronidazol 500 mg 2 kali sehari selama 14 hari
b. Diindikasikan untuk rawat inap bila : kecurigaan kedaruratan bedah, pasien dalam keadaan hamil, tidak
respon terapi oral, dll.
c. Pada PRP berat diberikan terapi parenteral dengan obat Regimen A sebagai berikut :
1. Cefotetan 2 g IV setiap 12 jam atau
2. Cefaxitin 2 g IV setiap 6 jam
3. Ditambah dengan doksisiklin 100 mg oral atau IV setiap 12 jam.
Bila tidak ada, diberikan Regimen B sebagai berikut :
1. Clindamisin 900 mg IV setiap 8 jam
2. Ditambah gentamisin loading dose IM (2mg/kgBB) diikuti dengan terapi maintenance (1,5mg/kgBB)
setiap 8 jam.
Non Farmakologi : Tirah baring, mandi teratur, kompres hangat pada bagian abdomen yang merasa nyeri.

81. Ny. Anggeli, 35 tahun P4A2 datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan juga
disertai cairan yang keluar dari kemaluan berwarna kuning dan berbau. Riwayat persalinan pervaginan 3 hari
yang lalu diparaji. Penmeriksaan vital didapatkan TD 120/80 nadi 98 x/i RR 20 x/i dan suhu 39,8 C,. Diagnosis
pasien adalah?
a. Abses pelvis
b. Abses perineum
c. Endometritis
d. Endometriosis
e. Cervisitis

Kunci Jawaban : C
Mertritis (Endometritis)
Level Kompetensi : 3B
Definsi : Infeksi pada uterus setelah persalinan.
Faktor Resiko : Kurangnya tindakan Aseptik saat melakukan tindakan, Kurangnya Hygine Pasien, Kurangnya
Nutrisi.
Gejala dan Tanda :
 Demam > 38 C disertai mengigil
 Nyeri perut bawah
 Lokia Berbau dan Purulen
 Nyeri tekan uterus
 Subinvulsi Uterus
 Dapat disertai perdarahan uterus dan Syok
Tatalaksana :
Farmakologi : Ampicilin 2 gr IV setiap 6 jam + Gentamisin 5 mg/KgBB IV tiap 24 jam + Metronidazole 500 Mg
IV setiap 8 Jam
82. Nona. Anandhi, 24 tahun, mengeluh terdapat benjolan di kemaluan sejak beberapa bulan terakhir. Benjolan
terlihat keluar dari liang senggama dan berasal dari permukaan vagina. Pasien mengatakan bahwa awalnya
benjolan dapat masuk sendiri. Pasien merasa tidak nyaman saat bersenggama. Riwayat pendarahan dan nyeri
diangkal. Apa diagnosis yang paling mungkin?
a. Hemoroid Interna
b. Mioma Geburt
c. Kista Bartholin
d. Kista Gartner
e. Kista Ovarium

Kunci Jawaban : D
Kista Gartner
Level Kompetensi : 3A
Lokasi : Dinding Anterior Vagina Anterolateral Vagina
Asal : Sisa Kanalis Wolfii (Duktus Gartner)
Gejala dan Tanda :
 Massa Kistik pada dinding Vagina
 Tidak Nyeri
Tatalaksana : Insisi dan Eksisi

83. Ny. Thapki, usia 55 tahun, datangbke dokter dengan nyeri dan kaku pada sendi jari-jari kedua tangan sejak 1
tahun lalu namun memberat dalam 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh kaku disendi saat bangun tidur
namun berkurang saat dicoba digerakan pemeriksaan fisik didapatkan TTV dalam batas normal. Pemeriksaan
Rheumatoid faktor (+). Dan pasien didiagnosa dokter dengan rheumatoid arthrtis. Tanda apakah yang
didapatkan pada pasien ?
a. Herbeden node
b. Swan neck deformity
c. Bouchat node
d. Osteoporosis
e. Tofus

Kunci Jawaban : B
RHEUMATOID ARTHRITIS (RA)
Level Kompetensi : 3A
Penyakit inflamasi kronis sistemik yang ditandai dengan pembengkakan dan nyeri sendi serta destruksi
membran sinovial.
Patofisiologi : Proses Autoimun
DIAGNOSIS
RA
Gejala dan Tanda :
Nyeri sendi simetris (PIP, MCP), hambatan gerak sendi, kaku pada pagi
hari,dijumpai sinovitis : kemerahan bengkak ataupun gejala nyeri seperti :
Bahu (Shoulder frozen syndrome), tangan (Swan neck Deformity)
Pemeriksaan fisik :
Mengenai lebih dari 3 sendi terutama sendi,simetris, deformitas sendi
tangan ( Swan Neck deformity)
PemeriksaanPenunjang:
- Darah lengkap LED meningkat.
- Faktor Rheumatoid (+)
- Radiologi : Destruksi celah sendi dan kista subkondral.

Tatalaksana - Analgetik : Ibuprofen, Naproksen, Aspirin


- Awal : Kortikosteroid (Prednison, metilprednisolon)
- Defenitif :Desases Modyfiing Antirematic Drug (DMARDs): Sulfasalazin 1x50
ditingkatkan 500 mg/minggu sampai dosis 4x500 mg, Metotrexsat dosis 7,5-1
mg/minggu
- Terapi bedah
84. Ny. Khanna, 30 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Menurut pasien, 1 hari yang lalu terjatuh dari
motor dan lututnya terbentur. tungkai bawah kanan sulit digerakkan. Pada pemeriksaan didapatkan Mc. Murray
(-), Sag Sign (+), Posterior Drawer test (+). Apa diagnosis pasien tersebut...
a. Ruptur Tendon Archiles
b. Ruptur Tendon Patela
c. Anterior Crutiate Ligamen Injury
d. Posterior Crutiate Ligamen Injury
e. Medial Collateral Ligamen Injury

Kunci Jawaban : D
TRAUMA SENDI LUTUT
Level Kompetensi : 3A
Faktor resiko : Pemain sepakbola/olahragawan
DIAGNOSIS
Anterior Cruciate Ligament (ACL) Posterior Cruciate Ligament Meniscus Ligament
(PCL)
Gejala : Gejala : Gejala :
Hematoatrosis, nyeri lutut bagian Hematoatrosis, nyeri bagian lutut Nyeri pada areal medial/lateral lut
dalam. belakang. edema dan sendi terkunci.

Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik :


- Test Lachman - Posterios Drawer Sign - Mc Murray Test
- Anterior Drawer Sign - Posterios Sag Sign - Apley Compresion Test
- Pivot Test - Thesaly Test

Tatalaksana Non farmakologi : RICE , Farmakologi : Analgesik (NSIAIDs)

85. Tn. Jarjit Khan, 40 tahun datang dengan keluhan jempol kaki terasa nyeri 8 jam yang lalu. Ada riwayat nyeri
sebelumnya, dan biasa diberikan obat anti nyeri lalu keluhan menghilang. Riwayat keluhan nyeri berulang. Pada
pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dalam batas normal, pada MTP 1 dekstra ditemukan tofus, hiperemis (+).
Hasil laboratorium asam urat 9 mg/dL. Apa terapi yang tepat pada kasus ini...
a. Steroid
b. Probenesid
c. Kolkisin
d. Allupurinol
e. Paracetamol

Kunci Jawaban : C
GOUT ARTHRITIS dan PSEUDOGOUT
Level Kompetensi : 4A
Suatu kumpulan gejala yang timbul akibat adanya deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat
supersaturasi asam urat didalam cairan ekstraseluler.
Patofisiologi:Deposit kristal urat yang menginduksi mediator inflamasi.
Faktor risiko : Makanan tinggi purin.
DIAGNOSIS
GOUT ARTHRITIS dan PSEUDOGOUT
Gejala dan Tanda:
Stadium atritis gout: peradangan monoartikular, ertema , nyeri
hebat, hangat disekitar sendi.
Stadium interkritikal :Terjadi peningkatan monosodium urat.
Stadium atritis gout kronis :Serangan gout berulang waktu
memendek, jumlah sendi yang terkena semakin banyak
Stadium atritis gout bertofus :Serangan poliartikular, ditemukan
tofus.

Pemeriksaan fisik :
Terjadi pada sendi MTP-1 atau sendi tarsal lainnya, tampak merah
dan bengkak (“Tofus”)
Pemeriksaan penunjang Tatalaksana :
Darah : Serum asam urat meningkat Serangan akut :
Aspirasi Cairan sendi: Gold standart - Kolkisin 0,5 – 0,6 mg/2 jam saat serangan dengan
Gout Artritis → Kristal monosodium urat/brefingent dosis maksimal 6-8 mg
negatif - NSAID (Indometasin 150-200 mg/hari)
Pseudogout → Kristal kalsium pyrophospat/ - Kortikosteroid (Prednison 20-40mg/hari)
brefingent positif Setelah serangan akut :
Radiologi : Soft tissue sweling pada pada awal penyakit. - Allupurinol 800 mg/hari
86. Tn. Sanjaty Dut, 21 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan nyeri terbakar dan kesemutan pada tungkai kanan.
Saat ini pasien tidak dapat menggerakkan kakinya. Terasa nyeri saat digerakkan secara pasif. Pasien memiliki
riwayat kakinya terbentur saat bermain sepak bola. Pemeriksaan fisik pada tungkai kanan bawah : pain, pallor,
puffiness, pulseless. Diagnosa pasien ini?
a. Compartement Syndrome
b. Osteomielitis
c. Dislokasi Genu
d. Dislokasi Ankle
e. Fraktur tibia

Kunci Jawaban : A
Sindroma Kompertemen
Level kompetensi : 3B
Paling sering pada antebrachii dan cruris
Faktor resiko : Fraktur tertutup, luka bakar yang menyebabkan obstruksi aatau hambatan mekanik
pembuluh darah.
Gejala : 5P Pain, Pallor, Parestesia, Paralisis,Pulselesness.

Th/Fasciotomy. Jika terjadi akibat cast yang terlalu kuat maka longgarkan, buka atau ganti cast.
87. Ny. Rani Mukherji, usia 60 tahun datang dengan keluhan nyeri pada sendi lutut yang semakin memberat
terutama ketika berjalan jauh dan naik turun tangga. Nyeri dirasakan makin memberat sejak 1 bulan yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, pengukuran IMT didapatkan hasil obesitas
II; pemeriksaan sendi genu nyeri tekan(+) dan krepitasi(+). Hasil pemeriksaan foto genu didapatkan celah sendi
menyempit; osteofit(+); sklerosis (+). Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah....
a. Osteoartritis
b. Osteoporosis
c. Rheumatoid Artritis
d. Ankylosing Spondylitis
e. Gout Artritis

Kunci Jawaban : A
OSTEOARTHRITIS (OA)
Level Kompetensi : 3A
Penyakit sendi yang ditandai proses degeneratif pada tulang rawan sendi dan disertai hipertrofi tepi tulang dan
perubahan struktur sinovial.
Patofisiologi : Trauma mekanik sendi menginduksi lepasnya TNF- α, proses degenerasi.
DIAGNOSIS
OA
Gejala dan Tanda :
Nyeri sendi,unilateral/bilateral, hambatan gerak sendi, kaku pada
pagi hari,pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan.

Predileksi :Sendi besar yaitu sendi lutut, vetebra lumbosakral , leher,


pergelangan kaki dan metatarsal
Faktor risiko: wanita, obesitas , usia >50 tahun dan aktivitas yang
tinggi.

Pemeriksaan fisik :
Krepitasi (+), tanda peradangan sendi, deformitas sendi.
OA tangan : Herbeden node

PemeriksaanX-ray: “ Osteofit, penyempitan celah sendi, kista subcondral, slerosis subcondral”


Tatalaksana Non Farmako : Menurunan BB dan penurunan aktivitas berat.
Farmako :
- Analgetik Non-Opioid : Paracetamol
- NSAID : Ibuprofen, Naproksen, Aspirin
- Terapi bedah
88. Tn. Sharul Khan,berusia 28 tahun dibawa ke IGD karena jatuh terpeleset saat sedang menyapu halaman rumah
dengan posisi jatuh ke kanan dan tangan kanan menumpu badan. Pemeriksaan tanda vital normal,
pemeriksaan lokalis pergelangan tangan kanan tampak bengkak, kemerahan, teraba hangat dan bengkak
dengan perabaan, krepitasi (+), dan keterbatasan gerak karena nyeri. Status neurologis dan vaskularisasi dalam
batas normal. Pada pemeriksaan X-ray didapatkan gambaran Dinner Fork Deformity seperti garpu. Apa
diagnosis pasien tersebut
a. Salter Harris Fracture
b. Colles' Fracture
c. Smith's Fracture
d. Galeazzi Fracture
e. Monteggia Fracture

Kunci Jawaban : B
FRAKTUR RADIUS ULNA
Level Kompetensi : 3B
Etiologi : Trauma dengan telapak/punggung tangan menjadi tumpuan.
DIAGNOSIS :

TATALAKSANA :
Awal :
- A, B, C, D, E→ Clear
- Pemasangan Spalk/Bidai.
- Waspadai tanda kompertemant sindroma (nyeri, pulsasi lemah, lemah, pucat, parastesia dan paralisis.
- Rujuk Sp Orthopedi
89. Nenek Kharisma kapoor, usia 68 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri punggung hebat yang
dirasakan 1 tahun ini dan memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien sudah menopause selama 5 tahun terakhir.
Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, krepitasi (+) di vertebra saat difleksikan dan
menundukan badan kedepan. Pada pemeriksaan densitomteri terdapat penurunan densitas tulang. Komplikasi
yang sering terjadi adalah ?
a. Spondylolistesis
b. Spndylolisis
c. Spondilitis
d. Fraktur patologis
e. Osteomielitis

Kunci Jawaban : D
OSTEOPOROSIS
Level Kompetensi : 3A
Penurunan massa tulang dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang.
DIAGNOSIS
OSTEOPOROSIS
Gejala dan Tanda: Pemeriksaan BMD : Dual Energy Xray
Deformitas, serta mudah terjadi Absorptiometri (DEXA)./ Densitometri.
fraktur pada kasus trauma.
Etiologi dan Klasifikasi : Normal : >-1
- Osteoporosis Primer : sering pada Osteopenia : -1 s.d. -2.5 Osteoporosis :
wanita karena defisisensi hormon < -2.5
estrogen dan kalsium. Komplikasi : Fraktur Patologis
- Osteoporosis sekunder : Obat
seperti kortikosteroid, penyakit cth :
hipotiroid.

Tatalaksana:
Non Farmakologi : Rehabilitasi
Farmakologi : Suplement Kalsium 1000 mg + Pro Vit D
90. Tn. Amar , 20 tahun mengeluh nyeri dan bengkak di pergelangan kaki kiri belakang setelah melompat saat main
bulu tangkis, dari pemeriksaan didapatkan pergelangan kaki bengkak dan gerakan dorsofleksi terbatas.
Pemeriksaan refleks achiles (+), Thomson (-) Apa diagnosa kasus diatas....
a. Ruptur Tendon Achilles
b. Ankle Sprain
c. Dislokasi Calcaneus
d. Fraktur Tibialis Distal
e. Ruptur Gastrocnemius

Kunci Jawaban : B
 ANKLE SPRAIN
Level Kompetensi : 3A
Cedera ankle atau ankle sprain adalah keseleo pergelangan kaki ketika ligamen yang mendukung tulang-tulang
pergelangan kaki teregang atau robek.
Faktor resiko : Atlet (Basket, Badminton dll), anak-anak.
Klasifikasi /grade :
- Sprain grade I : Regangan pada ligamen, edema persendian ringan.
- Sprain grade II : Robekan pada ligamen bersifat parsial, nyeri dan edema berat.
- Sprain grade III : Robekan total pada ligamen , nyeri dan edema berat, pasien tidak dapat berjalan.
Tatalasana : RICE
 Rest
Mengistirahatkan cedera kaki, dengan meminimalisasi gerakan ,bila
perlu menggunakan brace atau tapping pada saat melakukan
aktivitas.
 Ice
Melakukan kompres es diarea cedera pergelangan kaki selama 15-
20 menit tiap 2-3 jam sekali. Kompres es ini sebaiknya dilakukan 48-
72 jam pertama setelah cedera engkel.
 Compression
Melakukan kompresi dengan menggunakan bebat atau perban
elastik atau non adhesive bandage di area engkel kaki. Fungsinya
untuk mengurangi bengkak dan perdarahan di area ceder.
 Elevation
Mengelevasikan area yang cedera angkle lebih tinggi dari level
jantung untuk mengurangi perdarahan dan bengkak.
91. An. 8 tahun dibawa oleh orang tuanyake Puskesmas dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan sejak 3hari yang
lalu sehingga pasien tidak mampu berjalan. Keluhan inidisertai dengan demam, dan bengkak pada paha kanan
bawah. Sekitar10 hari yang lalu pasien pernah terjatuh dengan tungkai kananmembentur tembok. Pada
pemeriksaan fisik tampak edema padaregio femur 1/3 distal, kemerahan dan nyeri tekan. Padapemeriksaan
radiologi tampak adanya gambaran soft tissueswelling, reaksi periosteal, tampak gambaran radiolusen
pada1/3 distal tulang femur yang dikelilingi oleh gambaransklerotik. Apakah diagnosis yang paling
mungkin....
a. Kronic Osteomyelitis
b. Acute Osteomyelitis
c. Osteoarthritis
d. Osteosarcoma
e. Septic Arthritis

Kunci Jawaban : B
Osteomielitis
Level kompetensi : 3B
Inflamasi tulng dan sumsun tulang yang disebabkan oleh bakteri dapat bersifat akut,subakut dan kronik.
Etiologi : Staphylocooccus aureus penyebaran melalui hematogen.
Gejala dan tanda: Demam, mialgia, anoreksia nause dan vomiting, di jumpai edema pada area tulang yang
terinfeksi eritema, hangat dan nyeri.
Pemeriksaan penunjang : Leukositosis
Rontgen tulang :
Akut → Soft tissue swelling , reaksi perosteal, tulang terlihat lusen dan sklerosis
Kronis → Involucrum dan sequestrum
Th/ Antibiotik IV
92. Ny. Kristina, berusia 50 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan nyeri pada sendi lutut kiri sejak 2 hari.
0
Pada pemeriksaan fisik tampak lutut kiri bengkak, nyeri dan panas. Pemeriksaan fisik temperatur 38 C,
didapatkan genu sinistra eritem, edem, nyeri tekan (+). Pemeriksaan analisis cairan sendi didapatkan leukosit
250.000/LBP. Tidak ditemukan kristal oksalat maupun kristal urat. Apakah tatalakasana yang tepat untuk kasus
di atas?
a. Kortikosteroid
b. Antibiotik
c. NSAID
d. Kolkisin
e. Allopurinol

Kunci Jawaban : B

ATRITIS SEPTIK
Etiologi : Bakteri (Staphylococcus aureus)
Faktor Resiko : Kelainan sendi, Trauma sendi, Prosedur invasif pada sendi
Gejala dan Tanda :
- Nyeri sendi (Knee Joint) , Monoatritis
- Edema, eritema, hangat
- Demam

Pemeriksaan penunjang :
Lab : Leukositosis
Aspirasi cairan sendi : Bakteri (+) Staphylococcus aureus
Tatalaksana Rujuk Rs (Antibiotik + antinyeri)
93. Tn. Amita Bachan, 30 tahun, datang ke UGD membawa surat permintaan VER dan diantar polisi dalam
keadaan tangan kanan terdapat luka terbuka. Hasil pemeriksaan ditemukan di tangan kanan terdapat luka
terbuka dengan tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, disekitar luka terdapat memar. Jika luka dirapatkan,
panjangnya 10 cm dan dalamnya 2 cm. Bagaimana penulisan diagnosis dan penyebab luka dalam kesimpulan
VER ?
a. Luka robek dengan persentuhan benda tumpul
b. Luka robek dengan persentuhan benda tajam
c. Luka tusuk dengan persentuhan benda tajam
d. Luka iris dengan persentuhan benda tumpul
e. Luka iris dengan persentuhan benda tajam

Kunci Jawaban : A
TRAUMA BENDA TUMPUL
Level kompetensi : 4A
Temuan :
Tepi luka tidak rata, dijumpai jembatan jaringan, , sudut luka
tumpul.
Jenis :
- Luka lecet (Vulnus ekskoriatum)disebebkan persetubuhan
epidermis dengan benda tumpul. Terdiri dari luka lecet gores,
luka lecet serut, luka lecet tekan dan luka lecet geser.
- Luka robek (Vulnus laseratum) disebabkan oleh
persetubuhan dermis dengan benda tumpul
- Luka memar/lebam (Kontusio) disebabkan oleh penumpukan
darahdisuperfisil kulit.

Perbedaan warna luka memar/ contusion

94. Tn, Rhonsan, 30 tahun ditemukan meninggal oleh warga dihutan saat mencari kayu, kondisi terakhir mayat
ditemukan saat sedang hujan deras dengan pakaian terbakar dan robek-robek. Pada pemeriksaan luar
ditemukan bercak kebiruan seperti cabang batang pohon disekitar area dada. Apakah nama tanda tersebut ?
a. Rigor mortis
b. Electrickmark
c. Magnetisasi
d. Metalisasi
e. Arborescent mark

Kunci Jawaban : E
TRAUMA LISTRIK TRAUMA PETIR
Temuan : Temuan :
• Electricmark • Blast effect
• The skin is pale, often white, and there is an • Magnetization or even fusion of metallic
areola of pallor objects in the clothing.
• Spark burn “Metalization”
• Hyperaemicrim • Arborescent mark
• Crocodileskin

95. Seorang laki-laki 28 tahun, korban penganiayaan. Dibawa ke UGD RS. Pada pemeriksaan fisik ditemukan luka
bacok pada lengan bawah kiri, paha kanan, dan ppunggung kiri dan kanan. Setelah dilakukan perawatan luka di
kamar operasi, pasien dirawat inapkan. Setelah 2 hari perawatan pasien meninggal akibat sepsis. Jenis visum
apasaja yang diberikan ke penyidik?
a. Visum Sementara dan Visum Lanjutan
b. Visum Sementara dan Visum Jenazah
c. Visum Lanjutan dan Visum Jenazah
d. Visum Definitive dan Visum Jenazah
e. Hanya Visum Jenazah

Kunci Jawaban : B
VISUM ET REPERTUM ( VER )
Keterangan tertulis yang dibut oleh dokter atas permintaan tertulis penyidik yang berwenang, mengenai hasil
pemeriksaan medis terhadap manusia, baik hidup atau mati atau pun yang diduga bagian tubuh manusia
berdasarkan keilmuannya dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
Point :
 Visum et Repertum (VER) dibuat atas permintaan tertulis penyidik Polri melalui surat resmi (KUHAP
133 tentang permintaan VER).
 Surat permintaan VER harus diantar oleh petugas kepolisian dan hasilnya diserahkan langsung keada
penyidik.
 Salinan VER tidak boleh diserahkan kepada siapapun. Selain penyidik, POLRI, dan instansi lain yang
berwenang meminta VER adalah polisi militer, hakim, jaksa penyidik dan jaksa penuntut umum.
 Sebelum tindakan pemeriksaan untuk pembuatan VER, perlu dibuatkan informed consent. Apabila
korban/keluarga menolak untuk diperiksa maka hendaknya dokter meminta pernyataan tertulis secara
singkat penolakan tersebut disertai alasan atau bila hal itu tidak mungkin dilakukan maka dokter bisa
mencatatnya didalam rekam medis.
 KUHP Pasal 184 tentang keterangan bahwa ― VER adalah alat bukti surat yang SAH ―. ( Keterangan
saksi, Keterangan ahli, Surat (VER), Petunjuk, Keterangan terdakwa).
Jenis-jenis VER :
- VER Hidup
- VER Jenazah
Klasifikasi VER berdasarkan Waktu :
 Visum Seketika/ Defenitif : Visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak memerlukan
tindakan khusus atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka ringan.
 Visum Sementara : Visum yang dibuat untuk sementara dikarenkan korban memerlukan tindakan
khsus atau perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum tentang apa yang dijumpai pada waktu itu
agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun visum akhir menyusul.
 Visum Lanjutan : Visum yang dibuat setelah berarkhir masa perawatan dari korban oleh dokter yang
merawatnya yang sebelumnya sudah dibuat vium sementara untuk awal penyidikan. Visum tersebut
dapat lebih dari satu visum tergantung dari dokter atau rumah sakit yang merawat korban.
Susunan Visum et Repertum : Pro Justisia, Pendahuluan ( Identitas ), Pemberitaan ( hasil pemeriksaan yang
mana sesuai dengan tanggal pemeriksaan ), Kesimpulan , penutup.

96. Tn. Syaheer, 25 tahun datang ke praktik dokter keluarga yang bekerja sama dengan BPJS. Pasien datang
dengan keluhan demam 1 minggu disertai mual muntah. Dari pemeriksaan didapatkan susu 38,2 C dan vital
sign lainnya dalam batas normal, lidah tampak kotor sehingga dokter mencurigai demam typoid. Dokter
meyarankan untuk pemeriksaan penunjang widal agar mendapatan doagnosis. Apakah tidakan yang tepat
dilakukan oleh dokter untuk pasien tersebut?
a. Merujuk pasien kerumag sakit terdekat
b. Merujuk pasien ke poliklinik interna di RS yang bekerja sama dengan BPJS
c. Merujuk pasien ke laboratorium swasta
d. Merujuk pasien ke Puskesmas swasta
e. Merujuk pasien ke laboratorium yang bekerja sama dengan BPJS

Kunci Jawaban : B
Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan
secara berjenjang sesuai kebutuhan medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat
pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh
spesialis, maka pasien dapat dirujuk ke fasilitas
kesehatan tingkat kedua
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes
sekunder hanya dapat diberikan atas rujukan
dari faskes primer.
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes
tersier hanya dapat diberikan atas rujukan dari
faskes sekunder dan faskes primer.
2. Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat
dirujuk langsung ke faskes tersier hanya untuk
kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan
rencana terapinya, merupakan pelayanan berulang
dan hanya tersedia di faskes tersier.

97. Tn. Tampan, 26 tahn datang ke puskesma dengn keluhan muncul bercak merah di legan kanan sejak 9 bulan
yang lalu, Bercak serpa juga muncul di perut, dada dan paha kanan pasien. Pada pemerksaan sensibilitas
didapatkan anastesi, pemeriksaan BTA BI +, MI 60%. Tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
a. Rifampisin 600 mg dan lampren 300 mg setiap hari selama 12 bulan
b. Rifampisin 600 mg dan dapson 100 mg setiap hari selama 12 bulan
c. Rifampisin 600 mg dan lampren 50 mg setiap hari selama 2 bulan
d. Rifampisin 600 mg setiap bulan dan dapson 100 mg setiap bulan selama 12 bulan
e. Rifampisin 600 mg setiap bulan, lampren 300 mg setiap bulan dan dapson 100 mg setiap hari selama
12 bulan

Kunci Jawaban : E
MORBUS HANSEN/KUSTA/LEPRA (4A)
Etiologi: M. Leprae
Diagnosis:
Temuan Klinis :
Macula/patch hipopigmentasi
Tidak gatal
Anestesi (+)
Pem.fisik  pem saraf tepi.
Penunjang : histopat - slit skin smear  sel
vrichow (histiosit dengan M leprae di dalamnya)

Klasifikasi:
Tatalaksana:
 Jumlah lesi 1: ROM (Rifampicin, ofloksasin, Minosiklin) single dose Jumlah lesi 2-5: RD (rifampicin , dapson)
 Jumlah lesi >5: RDK (rifampicin, dapsone, klofazimin/lamprene)
 Th/ kusta pada bumil  lanjut spt biasa, tidak ada pengaruh. Kec. Regimen ROM  tunda

Reaksi pengobatan kusta: (3A)

98. Tn. Anil Kapoor, usia 35 tahun, pekerjaan wiraswasta, belum menikah datang ke praktek dokter dengan keluhan
luka pada kemaluannya. Pasien mengaku sering berhubungan seksual bergonta ganti pasangan. Vital sign
dalam batas normal. Pemeriksaan genital didapatkan ulkus tunggal, rata, tampak bersih dan tidak nyeri. Etiologi
yang menyebabkan penyakit pasien ini adalah ?
a. Haemophilus ducreyi
b. Treponema pallidum
c. Human papilomavirus
d. Neisseria gonorrhoeae
e. Chlamydia trachomatis
Kunci Jawaban : B
Sifilis (Ulkus Durum)
Temuan klinis : NonGo Sifilis (ulkus durum): muncul ulkus bersih, soliter, tidak berdarah dan tidak
nyeri. Kadang dapat sembuh dengan sendirinya, kemudian muncul stadium II dan III, menyebar
sistemik.
Etiologi : Treponema palidum
Px: VDRL dan TPHA (mendeteksi antigen Treponema). Direct test: mikroskop lap gelapmotile treponema
Th/ Benzatine benzilpenicilin 2,4 jt IU, SD, i.m. atau PP 600.000 IUi.m

99. Budi, usia 20 tahun dibawa ke UGD RS diantar oleh keluarganya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Awalnya
pasien pergi untuk memanjat pohon di depan rumahnya kemudian saat hendak memanjat pasien disengat oleh
lebah. Saat dilakukan pemeriksaan di dapatkan GCS 234, TD: 80/60 mmHg, N: 100 x/menit, RR: 30 x/menit , T:
36°C. Apakah diagnosa yang mungkin pada pasien tersebut?
a. Syok Hipovolemia
b. Syok Kardiogenik
c. Syok Anafilaktik
d. Syok neurogenik
e. Syok sepsis

Kunci Jawaban : C
SYOK ANAFILAKTIK
 Reaksi anafilaktik adalah gejala yang
timbul melalui reaksi allergen atau
antibodi sedangkan reaksi anafilaktoid
tidak melalui reaksi imunologik.
 Karena gejala dan pengobatannya
tidak dapat dibedakan maka kedua
macam reaksi tersebut disebut
sebagai anafilaksis
 Gejala yang timbul dapat ringan
seperti pruritus atau urtikaria sampai
ke gagal nafas atau syok anafilaktik
yang mematikan
100. Rina, usia 24 tahun P2A0 datang ke praktek dokter umum dengan keluhan nyeri pada payudara kanan. Pasien
post melahirkan 5 hari yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan TD: 120/70 mmHg, N: 83 x/menit, RR: 18
x/menit, T: 37,9°C . Pemeriksaan lokalisata (pada payudara kanan) tampak eritema, edema, teraba hangat,
nyeri tekan (+), fluktuasi (-). Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
a. Mastitis
b. Abses mammae
c. Bendungan air susu
d. Galaktokel
e. Tumor payudara
Kunci Jawaban : A
MASTITIS
Level Kompetensi : 4A
 Pada wanita menyusui, paling sering disebabkan S. Aureus
 Tanda inflamasi lokal aktif (eritema, nyeri, teraba hangat pada
payudara) dan gejala sistemik (demam, malaise, sakit kepala,
nyeri otot)
 Tatalaksana :
- Antibiotik (10-14 hari)
- Kompres hangat dan/atau dingin (tergantung kenyamanan
pasien)
- Masase punggung
- Analgetik
- lanjtkan menyusui dan perbaiki teknik menyusui (sangat
membantu pada mastitis)

101. Suci, 35 tahun datang ke praktek dokter umum dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri. Pasien
juga mengeluhkan tidak nafsu makan dan Berat badan pasien semakin hari semakin berkurang. Pada
pemeriksaan vital sign didapatkan TD:100/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 36,7°C. Pada
pemerisaan lokalisata (payudara kiri) didapatkan kulit payudara tampak mengeras dan terlihat seperti kulit jeruk,
teraba benjolan ukuran 3x4 cm konsistensi keras, terfiksir, berdungkul. Dan pada ketiak dijumpai benjolan
dengan ukuran 3x4 cm konsistensi kenyal, terfiksir, tanpa nyeri. Akakah diagnosa yang tepat untuk kasus ini ?
a. Lipoma
b. FAM
c. Mastitis
d. Tumor phyloides
e. Ca mammae

Kunci Jawaban : E
CA MAMMAE
Level Kompetensi : 2
 Tumor ganas pada payudara
 Adenokarsinoma : jenis paling banyak
 Karsinoma invasif : sel tumor menembus membrana basalis dan menyebar ke jaringan sekitar.
- Karsinoma duktal invasif (70%)
- Karsinoma lobular invasif
 Karsinoma in situ (paget’s disease)
 Faktor resiko : riwayat kanker payudara pada ibu atau saudara kandung perempuan, riwayat kanker
payudara sebelumnya,
menarche terlalu awal,
menopause terlambat,
penggunaan KB hormonal,
hormonal replacement
therapy
 Pemeriksaan Penunjang :
- USG : cocok untuk
pemeriksaan pada wanita
muda
- Mammografi : dapat
digunakan pada usia tua
- Baku emas : BIOPSI PA

102. Lesti, usia 30 tahun datang di antar keluarganya ke IGD RS setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien
terjatuh ke sisi kanan dan pinggang kanan mengenai trotoar jalan. Dari pemeriksaan Vital sign didapatkan TD:
100/700 mmHg, N: 100 x/menit, RR: 24 x/menit, T: 37,2°C. Dari pemeriksaan fisik dijumpai lebam di
costovertebral. Hasil USG: ginjal kanan sulit dinilai. Arteriogram menunjukkan hasil putusnya seluruh arteri
utama dan vena utama renalis. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
a. Ruptur ginjal derajat 1
b. Ruptur ginjal derajat 2
c. Ruptur ginjal derajat 3
d. Ruptur ginjal derajat 4
e. Ruptur ginjal derajat 5
Kunci Jawaban : E
RUPTUR GINJAL
Level Kompetensi : 3B
Etiologi : trauma tumpul penetrating trauma
Gejala dan Tanda : Abdominal or flank pain, Hematuria

Klasifiasi :

Pemeriksaan Penunjang :
CT-SCAN
Tatalaksana :
- Resusitasi : Cairan- Pernafasan
- Manajemen nyeri : NSAIDs dan pemberian antibiotik profilaksis
- Pemberian As.Tranexamat 1 gr
- Rujuk ke RS (Operatif)

103. Marlina datang ke IGD RS dengan membawa bayi perempuan usia 1 bulan dengan keluhan muntah terus
menerus setiap habis minum atau makan. Muntah mengandung sisa-sisa makanan bercampur cairan bening.
Anak tampak kurus. Pemeriksaan Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen tampak
distended. Gambaran radiologi tampak one bubble appearance. Apakah diagnosa pasien diatas ?
a. Atresia Duodenum
b. Atresia Jejunum
c. Hipertropic Stenosis Pyloric
d. Atresia Esofagus
e. Ca colon

Kunci Jawaban : C
HYPERTROPHY PYLORIC STENOSIS
Level Kompetensi : 2
Etiologi : defek kongenital
Tanda dan Gejala :
 Mntah non bilier (tidak berwarna hijau)
 Muntah berisi apa yang dimakan dan diminum
 Anak tampak kelaparan
 PD : Olive sign di regio epigastrium
Pemeriksan Penunjang :
 BNO : Single Buble sign
 Barium Enema : Mushroom/ embrella sign
Tatalaksana :
 Resusitasi ABC
 NIDAR ( Nuchter, Infus, Decompresi, Antibiotik,Rujuk)

104. Doni usia 30 tahun penderita Gastritis sudah mengantri untuk bertemu dengan dokter A, tiba-tiba perawat
membawa seorang pasien dan ingin masuk terlebih dahulu, diketahui pasien tersebut merupakan sahabat dari
dokter A. Dokter A menyampaikan kepada perawat, bahwa tetap harus sesuai dengan antrian. Asas etik apa
yang menjadi landasan tindakan dokter ?
a. Justice
b. Emergency
c. Non-maleficence
d. Beneficence
e. Autonomy

Kunci Jawaban : A
KAIDAH DASAR ETIK
105. Wati usia 58 tahun datang kedokter dengan keluhan tangan dan kaki sering terasa panas. Selain itu pasien juga
sering merasa sering pusing dan badan terasa gatal-gatal. Dari pemeriksaan Vital sign TD: 150/80 mmHg, N:
112 x/menit, RR: 30 x/menit, T: 37,3°C. Dari pemeriksaan penunjang di dapatkan Hb 18 g/dl, eritrosit 9 juta/ml,
leukosit 23.000, trombosit 800.000/µl. Apakah diagnosa pada kasus diatas?
a. Eritrositosis relatif
b. Pseudoeritrositosis
c. Polisitemia sekunder
d. Polisitemia Vera
e. Polisitemia spurious

Kunci Jawaban : D
POLISITEMIA VERA
Etiologi : Idiopatik
Temuan klinis :
Biasanya sakit kepala, telinga berdenging, mudah
lelah, gangguan daya ingat, susah bernafas, darah
tinggi, gangguan penglihatan, rasa panas pada
tangan dan kaki, pruritus, perdarahan dari hidung,
lambung, sakit tulang, hepatomegali,
splenomegali.
Kriteria Diagnosis :
3 kriteria Mayor atau 2 Kriteria mayor yang pertama + 2 Kriteria minor
Tatalaksana : Phlebotomi
106. Dedi usia 30 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
sakit kepala, mual, dan muntah disertai nyeri perut. Keluhan muncul setelah pasien memindahkan barang saat
banjir. Saat dilakukan pemeriksaan fisik di dapatkan TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 38°C.
Nyeri tekan gastrocnemius (+), konjungtiva suffusion (+). Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
a. Hepatitis A
b. Leptospirosis
c. Demam Dengue
d. Demam Tifoid
e. Hepatitis B

Kunci Jawaban : B
LEPTOSPIROSIS
Etiologi :Leptospira Sp
Vektor Transmisi : Tikus (Urin Tikus)
Faktor Resiko : pekerjaan dengan
resiko tinggi terpapar vektor (petani,
Pembersih jalan, musibah banjir, dll).
Temuan Klinis :

107. Andre usia 5 tahun datang bersama orang tuanya dengan keluhan demam sejak 1
minggu yang lalu. Demam dirasakan pada malam hari disertai nyeri kepala, lemah,
lesu, mual, nafsu makan menurun dan diare. Penderita tinggal di dekat danau lindu
Sulawesi Tengah. Pada pemeriksaan vital sign N: 100 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 38°C.
Pada pemeriksaan feses ditemukan gambaran sebagai berikut. Bagaimana metode
penyebaran parasit tersebut ?
a. Menelan larva infeksius
b. Menelan telur cacing
c. Lara rhabditiform menembus kulit
d. Larva metaserkaria menembus kulit
e. Larva serkaria menembus kulit

Kunci Jawaban : E
SCHISTOSOMIASIS
Level Kompetensi : 4A
 Dijumpai spina Terminalis
 4S : Schistosoma, Sulawesi, Spina terminalis, Serkaria
 Vektor : S. J : Biomphalaria , S.H : Bulinus, S.M : Oncomelania
 Ada 3 jenis : S.japanicum, S.hematobium, S.mansoni
 Daerah : sungai dan paling banyak dari Sulawesi
 Patogenesis : Serkaria menembus kulit
 Tatalaksana :
Praziquantel (10 mg/KgBB, dosis tunggal)

108. Yuni usia 5 tahun dibawa ibunya ke IGD RS dengan keluhan mimisan sejak 3 jam SMRS. Sebelumnya pasien
mengalami demam 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital TD:
110/80 mmHg, N: 120 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 38,5°C. Hasil laboratorium didapatkan trombosit 45.000, Hb:
13, Ht: 46%, leukosit: 3.200. Apakah diagnosis pada pasien tersebut ?
a. Demam dengue
b. Demam berdarah dengue derajat 1
c. Demam berdarah dengue derajat 2
d. Demam berdarah dengue derajat 3
e. Demam berdarah dengue derajat 4

Kunci Jawaban : C
DHF
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Virus DEN 1, 2, 3, dan 4
Vektor : Nyamuk Aedes Aegepty Betina, Kemampuan terbang 50 m
Tanda dan Gejala :
 Demam : onset akut, tinggi dan menetap durasi 2-7 hari.
 Manifestasi perdarahan : test tourniquet (+), petechie, purpura dan ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis/ melena.
 Hepatomegali
 Syok = dimanifestasikan dengan
takikardia, perfusi jaringan yang buruk,
nadi lemah, penyempitan tekanan nadi (<
20mmHg), hipotensi, kulit dingin dan
lembab dan gelisah
 Terdapat hemokosentrasi
Pemeriksaan Penunjang :
 NS1 pada hari 1 dan 2 demam
(dapat diperiksa sampai hari ke 5)
 IgM Anti Dengue diperiksa hari 3-5
dapat diperiksa sampai hari 7
 IgG Anti Dengue pada hari 8 dan 9
Tatalaksana :
 Non Farmakologi : Bed Rest Total
dan Diet TKTP
 Farmakologi : terapi simtomatis,
Terapi cairan

109. Pasangan suami istri yang telah menikah 5 tahun datang kedokter karena belum memilik keturunan. Pada
pemeriksaan istri dalam batas normal. Pada pemeriksaan suami, Vital sign TD: 110/70 mmHg, N: 88 x/menit,
RR: 22 x/menit, T 37,2°C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa berkelok-kelok seperti cacing pada
skrotum. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus diatas ?
a. Orkitis luetika
b. Kista epididimis
c. Hernia skrotaliss
d. Hidrokel
e. Varikokel

Kunci Jawaban : E
VARIKOKEL
Level Kompetensi : 2
Definisi :
Dilatasi plexus pampiniformis dari vena testicularis. Kebanyakan terjadi di
sisi kiri.
Asimtomatik atau bergejala :
 Nyeri skrotum, memberat saat berdiri , berkurang saat
berbaring.
 Atrofi testis (adanya apoptosis dari sel germinal akibat paparan
suhu yang relatif lebih tinggi).
 Infertilitas
Palpasi skrrotum : teraba masa seperti “kantong berisi cacing”

110. Ani usia 22 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan terdapat benjolan di dada kanan. Benjolan tidak
nyeri. Pada pemeriksaan vital sign TD: 100/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,8°C. Pada
pemeriksaan lokalisata (payudara kanan) didapatkan benjolan berbatas tegas, mobile, permukaan halus, tidak
nyeri, ukuran 4x4 cm. Apa diganosis yang tepat untuk kasus diatas ?
a. Fibroadenoma mammae
b. Fibrocystic disease
c. Ca mammae
d. Lipoma
e. Tumor phyloides

Kunci Jawaban : A
FIBROADENOMA MAMMAE
Level Kompetensi : 2
 Usia muda (15-25 tahun)
 Benjolan soliter/multiple, bulat, ukuran 1-3 cm, batas
tegas, kenyal, mobile, tidak nyeri (non tender)
Pemeriksaan Penunjang :
- USG : cocok untuk pemeriksaan pada wanita muda
- Mammografi : dapat digunakan pada usia tua

111. Rudi usia 23 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan mudah lelah. Selain itu pasien juga mengeluhkan
pusing, badan terasa lemas, gusi sering berdarah dan sering mengalami demam sejak beberapa bulan yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak pucat, TD: 100/60 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 37,6°C,
hepatosplenomegali (-). Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 8,1 g/dl, leukosit: 3000 µ/l,
trombosit: 30.000 µ/l. Pemeriksaan hapus darah tepi menunjukan sel darah normokromik normositer. Apakah
diagnosis pasien tersebut ?
a. Thalasemia
b. AIHA
c. Anemia aplastik
d. Leukimia
e. Hemofilia

Kunci Jawaban : C
ANEMIA APLASTIK
Level Kompetensi : 2
Key word : pansitopenia : Hb turun , trombosit
turun , leukosit turun
Definisis : kegagalan hemopoiesis yang jarang
terjadi , dan dapat mengancam jiwa.
Etiologi : Idiopatik
Tanda dan Gejala :
 Tanda-tanda anemia pada umumnya
 Trombositopenia : perdarahan spontan
 Leukopenia : rentan terhadap infeksi
Pemeriksaan Penunjang :
 Darah lengkap : pansitopenia
 Morfologi darah tepi : gambaran
normokrom normositer
 Pemeriksaan sumsum tulang : kepadatan
sumsum tulang < 25% sisanya diisi lemak
 Waktu perdarahan memanjang
Tatalaksana :
Definitif : transplantasi sumsum tulang
Komplikasi :
 Infeksi berat
 Perdarahan

112. Tono usia 30 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan diare sejak 1 hari yang lalu. Diare disertai lendir dan
darah. Diare cair dan 1 hari bisa lebih dari 10 x. Pasien juga merasakan nyeri perut bagian bawah dan rasa
panas pada anusnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 18 x/menit, T:
39,0°C, nyeri tekan pada abdomen bawah. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb: 12 g/dl, leukosit:
11.000 µ/l, trombosit: 150.000 µl. Apakah diagnosis yang tepat untuk pasien diatas ?
a. Disentri amoeba
b. Giardiasis
c. Balantidiasis
d. Disentri Basiler
e. Oxyuriasis

Kunci Jawaban : D
A. DISENTRI
Level Kompetensi : 4A
Disentri Basiler
Etiologi : Shigella disentriae
Temuan Klinis :
 Mendadak 24 jam pertama, bisa tanpa darah
 Setelah 12- 72 jam : disertai lendir dan darah (+)
 Panas tinggi 39,5- 40 C, kelihatan toksik
 Muntah
 Anoreksia
 Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB
 Kadang-kadang disertai gejala yang menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit kepala, letargi, kaku
kuduk dan halusinasi)
Pemeriksaan penunjang : Feses rutin . Kultur (Gold standart)
Komplikasi : Uremic Syndrome, GGA
Tatalaksana :
 Dewasa : Siprofloksasin 2 x 500 mg ( 5 hari)
Anak : Kotrimoksazole 10 mg/KgBB/hari (5-7 hari)
113. Nisa usia 12 tahun dibawa oleh ibunya ke RS dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Riwayat nyeri
perut bagian bawah 1 minggu yang lalu. Saat ini pasien juga mengeluhkan nyeri pada kedua pinggang. Pada
pemeriksaan vital sign TD: 100/ 70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 38°C. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri ketok costovertebra. Pemeriksaan laboratorium urinalisa dijumpai leukosit 20/LPB, eritrosit
5/LPB. Penyebab tersering pada kasus ini adalah ?
a. Bakteri gram positif, Staphylococcus aureus
b. Bakteri gram negatif, Staphylococcus aureus
c. Bakteri gram positif, Streptococcus pyogene
d. Bakteri gram negatif, Escherichia coli
e. Bakteri gram positif, Escherichia coli

Kunci Jawaban : D
INFEKSI SALURAN KEMIH
Level Kompetensi : 4A
Definisi :
ISK merupakan reaksi inflamasi sel-sel urotelium melapisi saluran kemih
Etiologi :
A. Organisme gram negatif: Escherichia coli, Proteus (mirabilis pada kasus batu), Klebsiella
B. Organisme gram positif : Staphylococcus saprophyticus (melalui aktivitas seksual)
Faktor Resiko :
Wanita > Pria, Kehamilan, Riwayat keputihan , Penyakit prostat, Batu, Obstruksi, Refluks, Kelainan kongenital,
Kebiasaan menahan kencing , Diabetes, Transplantasi ginjal, Instrumentasi/kateter
Kriteria Diagnosis :
Tanda dan Gejala :
 Gejala umum : Demam, Malaise, Nausea, Vomitus
 Pielonefritis : Nyeri pinggang, Nyeri ketok CVA, Kolik dan Non kolik, Dysuria, dan frekuensi miksi
meningkat.
 Sistitis : Nyeri tekan pada supra pubik, Nyeri di akhir miksi.
 Prostatitis : DRE : Prostat membesar, Kenyal dan Nyeri
 Epididimitis : Nyeri prostat, Eritema dan Hangat, Phern Sign (+), Creamaster Refleks (+)
 Uretritis : Nyeri pada panggkal penis (Area perineum), Dysuria, menjalar hingga ke OUE
Pemeriksaan Penunjang :
a) Pemeriksaan Urin :
 Sel-sel darah putih (leukosit) dapat diperiksa dengan dipstick maupun secara mikroskopis
3
(piuria >10 leukosit per mm ) atau terdapat >5 leukosit/LPB

5
Urin pancar tengah didapatkan 10 cfu (colony forming unit) per mL

3
Urin melalui aspirasi Supra pubik >10 cfu per mL
Tatalaksana :
Non Farmakologi :
 Menjaga kebutuhan hidrasi (banyak minum air putih)
Menjaga kebersihan (hyginitas) genitalia
Farmakologi :
 Floroquinolon
 Sefalosphorin Generasi III
114. Dude usia 28 tahun mengeluh nyeri pada pinggang sebelah kanan sejak 3 hari yang lalu. Nyeri tidak menjalar.
Pasien juga merasa demam tinggi selama 3 hari. Pemeriksaan vital sign TD: 120/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR:
22 x/menit, T: 38,2°C. Pemeriksaan fisik didapat nyeri ketok CVA pada pinggang kanan. Pada urinalisis
didapatkan leukosit esterase (+), leukosit 20/ LPB. Kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah?
a. Pieolonefritis
b. Sisititis
c. Ureterolithiasis
d. Vesicolithiasis
e. Uretritis

Kunci Jawaban : A
PIELONEFRITIS
Etiologi :
A. Organisme gram negatif: Escherichia coli, Proteus (mirabilis pada kasus batu), Klebsiella
B. Organisme gram positif : Staphylococcus saprophyticus (melalui aktivitas seksual)
Faktor Resiko :
Wanita > Pria, Kehamilan, Riwayat keputihan , Penyakit prostat, Batu, Obstruksi, Refluks, Kelainan kongenital,
Kebiasaan menahan kencing , Diabetes, Transplantasi ginjal, Instrumentasi/kateter
Kriteria Diagnosis :
Tanda dan Gejala :
 Gejala umum : Demam, Malaise, Nausea, Vomitus
 Pielonefritis : Nyeri pinggang, Nyeri ketok CVA, Kolik dan Non kolik, Dysuria, dan frekuensi miksi
meningkat.
 Sistitis : Nyeri tekan pada supra pubik, Nyeri di akhir miksi.
 Prostatitis : DRE : Prostat membesar, Kenyal dan Nyeri
 Epididimitis : Nyeri prostat, Eritema dan Hangat, Phern Sign (+), Creamaster Refleks (+)
 Uretritis : Nyeri pada panggkal penis (Area perineum), Dysuria, menjalar hingga ke OUE
Pemeriksaan Penunjang :
b) Pemeriksaan Urin :
 Sel-sel darah putih (leukosit) dapat diperiksa dengan dipstick maupun secara mikroskopis
3
(piuria >10 leukosit per mm ) atau terdapat >5 leukosit/LPB

5
Urin pancar tengah didapatkan 10 cfu (colony forming unit) per mL

3
Urin melalui aspirasi Supra pubik >10 cfu per mL
Tatalaksana :
Non Farmakologi :
 Menjaga kebutuhan hidrasi (banyak minum air putih)
Menjaga kebersihan (hyginitas) genitalia
Farmakologi :
 Floroquinolon
Sefalosphorin Generasi III
115. Bayi perempuan usia 2 hari lahir dengan persalinan caesarean dari ibu usia 30 tahun dengan usia kehamilan 38
minggu. Ibu pasien mengeluhkan anaknya muntah setiap kali diberikan ASI. Selain itu air liur sering tampak
mengalir dari mulutnya. Bayi juga sering batuk dan sesekali sesak dan terlihat kebiruan. Saat dilakukan
percobaan memasukan orogastric tube tidak dapat masuk hingga ke lambung. Dari hasil pemeriksan babygram
didapatkan gambaran usus yang tidak terisi udara. Apakah diagnosis kasus diatas ?
a. Intususepsi
b. Hirschprung’s Disease
c. Atresia Duodenum
d. Atresia Esofagus
e. Hernia Diafragma

Kunci Jawaban : D
ATRESIA ESOFAGUS
Level Kompetensi : 2
Etiologi : defek kongenital, kehamilan dengan polihidramnion
Tanda dan Gejala :
 Muntah : Non bilier (tidak hijau)
 Muntah berisi apa yang dimakan dan diminum
 Muntah terjadi sesaat setelah makan
 Anak tampak kelaparan
Pemeriksaan Penunjang :
 OGT/ Catheter masuk ke esofagus <10 cm
 Foto Rontgen : Hour Glass Appearance / No Gasses in Abdomen
Tatalaksana :
 Resusitasi ABC
 Terapi farmakologis : simtomatik
 Rujuk ke RS : Operatif
116. Aris usia 20 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan mual. Hal ini sudah dirasakan sejak 6 hari yang
lalu. Selain itu pasien juga merasakan badan terasa lemas. Pada pemeriksaan vital sign Td: 100/70 mmHg, N:
80 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,8°C. Pasien mengaku sering mengkonsusmsi daging setengah matang. Pada
pemeriksaan fese didaptkan gambaran sebagai berikut. Apakah diagnosa yang tepat untuk pasien di atas ?
a. Taeniasis
b. Schistostomiasis
c. Ancylostomiasis
d. Ascariasis
e. Enterobiasis

Kunci Jawaban : A
TAENIASIS
Level Kompetensi : 4A
Taenia
 Terdapat dua jenis T. Saginata (pada sapi) dan
T. Solium (pada babi)
 Proglotid persegi empat T. Solium segmen
gravid 5-10 cabang, T. Saginata segmen gravid
15-30 cabang.
 Scolex T. Solium Rostellum (+), T. Saginata
Rostellum (-)
 Komplikasi : Neurosistersiskosis (T. Solium)
 Tatalaksana :
Albendazole 2 x 400 mg, 8-30 hari
Praziquantel 10 mg/KgBB, Dosis tunggal
117. Yudi usia 5 tahun dibawa ibunya ke IGD dengan keluhan lemas dan nafsu makan menurun. Psien duduk
dibangku SD dan belakangan sulit berkonsentrasi saat belajar di sekolah. Dari riwayat kebiasaan dijumpai
pasien sering bermain di kebun dan tidak memakai sandal. Pemeriksaan vital sign N: 100 x/menit, RR: 24
x/menit, T: 36,5°C. Hasil laboratorium menunjukan Hb 5.6 g/dl. Dari pemeriksaan feses ditemukan telur
transparan dinding tipis. Apakah Etiologi pada kasus diatas ?
a. Trikuris Triciura
b. Necator Americanus
c. Ancylostoma Braziliensis
d. Ascaris Lumbrocoides
e. Strongiloides Stercoralis

Kunci Jawaban : B
Level Kompetensi : 4A
Hookworm (Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus)
 Cacing yang dapat menyebabkan anemia
 Bentuk telur bening dan terdapat ovum bersegmen didalamnya
 Penatalaksanaan :
Albendazole 400 mg (SD)

118. Yulia usia 25 tahun baru melahirkan 1 minggu yang lalu. Datang ke praktek dokter dengan keluhan bahwa ASI
tidak bisa keluar. Pada pemeriksaan vital sign TD: 100/70 mmHg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,5°C.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan papilla mammae yang tertanam ke dalam. Puting susu masih dapat
dikeluarkan dengan menekan areola, namun puting tertanam kembali setelah dilepas. Apakah diagnosis yang
paling tepat pada pasien tersebut?
a. Inverted Nipple Grade 1
b. Inverted Nipple Grade 2
c. Inverted Nipple Grade 3
d. Inverted Nipple Grade 4
e. Cracked Nipple

Kunci Jawaban : B
INVERTED NIPPLE
Level Kompetensi : 4A
Grad 1:
 Puting tampak datar atau
masuk kedalam
 Puting dapat dikeluarkan
dengan mudah dengan
tekanan jari di sekitar
areoa
 Terkadang dapat keluar
sendiri tanpa manipulasi
 Saluran ASI tidak
bermasalah, dan dapat
menyususi dengan biasa
Grade 2:
 Dapat dikeluarkan dengan
menekan areola, namun
kembali masuk saat
tekanan dilepas
 Terdapat kesulitan
menyusui
 Saluran ASI dapat mengalami retraksi namun pembedahan tidak diperlukan
 Pada pemeriksaan histologi ditemukan stromata yang kaya kolagen dan otot polos
Grade 3:
 Puting sulit untuk dikeluarkan pada pemeriksaan fisik dan membutuhkan pembedahan untuk
dikeluarkan
 Saluran ASI terkontriksi dan tidak memungkinkan untuk menyususi
 Dapat terjadi infeksi, ruam, atau masalah kebersihan
 Secara histologi ditemukan atrofi unit lobuler duktus terminal dan fibrosis yang parah
Tatalaksana :
 Penarikan puting secara manual/dengan tanagan.
 Menggunakan spuit ukuran 10-20 ml, bergantung pada besar puting
 Jika kedua upaya diatas tidak berhasil, ibu dapat memberikan ASI dengan cara memerah atau
menggunakan pompa payudara
119. Bayi baru lahir dirujuk oleh bidan ke RS karena tampak pucat dan ikterik. Riwayat persalinan normal
pervaginam, usia kehamilan cukup bulan, BBL 2.900 gram, AS 8-9. Pemeriksaan tanda vital dalam batas
normal, didapatkan anemis dan ikterus kramer IV. Pemeriksaan lab : Hb 6 g/dl, Hct 28%, eritrosit 2.400.000,
leukosit 9.200, trombosit 160.000. Ibu pasien memiliki golongan darah O rhesus positif dan bayi AB rhesus
positif. Apakah diagnosa pasien ?
a. Anemia
b. Asfiksia neonatorum
c. Sepsis neonatorum
d. Inkompatibilitas rhesus
e. Inkompatibilitas ABO

Kunci Jawaban : E
INKOMPABILITAS ABO
Definisi :
 Terjadi pada bayi golongan
darah A atau B dengan ibu O
 Isoantibodi pada golongan O
merupakan IgG yang dapat
menembus plasenta
Klinis :
 Hemmolisis signifikan terjadi
<1%
 Jaundice, anemia,
hepatosplenomegaly (jarang)
 Sering muncul 24 jam pertama
Laboratorium:
 Peningkatan Retikulosit ,
eritroblas
 Coombs test direct : newborn
 Coomb test indirect : Ibu

120. Dika usia 5 tahun dibawa orang tuanya ke dokter karena sakit saat buang air kecil. Pasien juga mengeluhan
saat buang air kecil penisnya menggelembung dan urin lama untuk keluar. Pemeriksaan vital sign dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik dijumpai preputium tidak dapat di retraksikan ke belakang. Apakah diganosa
yang tepat untuk kasus diatas?
a. Fimosis
b. Parafimosis
c. Hipospadia
d. Epispadia
e. Varikokel

Kunci Jawaban : A
FIMOSIS
Level kompetensi : 4A
Definisi :
Ketidak mampuan retraksi preputium (foreskin) yang menutupi glans penis.

Tanda dan Gejala :


 Disuria
 Retensi urin
 Penggelembungan preputium saat miksi
 Mengedan saat miksi
 Nyeri ereksi
 Iritasi penis
 Perdarahan
Tatalaksana :
Kebanyakan kasus fimosis akan resolve spontan
Terapi konservatif :
 Perawatan preputium rutin
 Bila dapat diretraksikan parsial, lakukan retraksi rutin saat mandi dan jaga kebersihan glans penis
 Steroid topikal : bisa digunakan selama 4-6 minggu untuk meningkatkan retraktabilitas fimosis fisiologis
Sirkumsisi :
 Fimosis fisiologis bukan indikasi sirkumsisi
 Indikasi sirkumsisi : fimosis patologis, kegagalan terapi dengan salep steroid, parafimosis, ISK
berulang, balanoposthitis berat dan berulang, fimosis fisiologis yang persisten hingga remaja.
121. Yudi, usia 13 tahun datang ke unit gawat darurat ditemani ayahnya dengan keluhan nyeri kantung telur sejak 3
hari yang lalu. Keluhan disertai bengkak dan demam. 1 minggu sebelumnya pasien mengalami bengkak pipi
yang saat sekarang sudah berangsur sembuh. Pada pemeriksaan fisik: tanda vital : nadi 100 x/menit, RR 20
0
x/menit, tax 37,9 C, TD 110/70 mmHg, pemeriksaan genital skrotum kanan lebih horizontal dibandingkan
skrotum kiri, fluktuasi(-). Apa kemungkinan diagnosis pasien ?
a. Epididymo-orchitis
b. Verikokel
c. Torsiotestis
d. Hernia skrotalis
e. Hidrokel

Kunci Jawaban : A
ORKHITIS / EPIDIMO-ORKHITIS
Level Kompetensi : 3B
Definisi :
Inflamasi pada testis dan/atau epididimis
Etiologi :
Infeksi Bakteri Infeksi Virus
 Chlamydia trachomatis Komplikasi Mumps (kebanyakan
 Neisseria gonorrhea : pada pada anak < 10 tahun.
remaja dan dewasa (< 35 tahun)
yang aktif secara seksual
(komplikasi IMS)
 Eschericia coli, Pseudomonas,
Klebsiella : pada dewasa >35
tahun
Gejala :
 Sistemik : demam, sakit kepala, mual, muntah, malaise
 Lokal : nyeri dan pembengkakan skrotum
Tanda :
 Prehn’s sign (+) elevasi testis mengurangi rasa nyeri skrotum
 Edema dan indurasi testis. Kulit skrotum hiperemia, tenderness skrotum .
Tatalaksana :
 Orchitis Viral : analgetik, antipiretik
 Orchitis Bakterial : abtibiotik (ceftriaxone, doksisiklin, azitromisin, ciprofloxacin, kotrimoksazol)
analgetik, antipiretik.
122. Rudi usia 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut setelah kecelakaan
lalu lintas.Keadaan umum compos mentis TD: 110/70 mmHg, N:88 x/menit, RR:
20 x/menit, T: 37,3°C. Pada pemeriksaan fisik terlihat jejas disekitar perut bawah
dan paha kiri, nyeri tekan diseluruh lapangan perut. Kemudian dilakukan
pemasangan kateter dan di dapatkan urin brcampur darah. Dari pemeriksaan BNO
IVP menggunakan kontras didaptkan gambar sebagai berikut. Apakah diagnosa
kasus diatas ?
a. Ruptur ginjal
b. Ruptu urethra anterior
c. Ruptur urethra posterior
d. Ruptur bladder intraperitoneal
e. Ruptur bladder ekstraperitoneal

Kunci Jawaban : E
RUPTUR BLADDER
Level Kompetensi : 3B
Gejala dan Tanda :
 Terdapat Trauma Pelvis/ Fraktur pelvis
 Pasien biasanya tidak dapat berkemih
 Jika dapat berkemih : gross hemsturia
 Nyeri abdomen bawah , suprapubic atau pelvis
Klasifikasi :
 Extraperitoneal bladder
 Intraperitoneal bladdr
 Combined

123. Budianto usia 70 tahun datang ke klinik dokter dengan keluhan kencing berwarna kemerahan. Keluhan disertai
dengan sering kencing pada malam hari disertai Berat badan yang menurun. Pemeriksaan tanda vital dalam
batas normal. Pada pemeriksaan colok dubur prostat konsistensi keras, permukaan kasar dan berdungkul-
dungkul, nyeri (-). Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas ?
a. Prostatitis
b. Ca prostat
c. BPH
d. AKI
e. Ruptur buli

Kunci Jawaban : B
CA PROSTAT
Level Kompetensi : 2
Jenis : terbanyak adenokarsinoma (95%)
Gejala :
 Gejala obstruktif mirip BPH
 Pernurunan berat badan
 Anoreksia
 Anemia
 Nyeri punggung (metastasis vertebra)
 Nyeri tulang dan fraktur (metastasis ke tulang)
 Buli distensi, retensi urin
Rectal toucher : prostat teraba asimetris, permukaan tidak rata/ berbenjol-benjol/ nodul, konsistensi
keras
124. Yuni usia 40 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sering mengompol. Keluhan ngompol timbul saat pasien
tertawa atau bersin pada pagi hari. Pada pemeriksaan vital dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat
untuk kasus diatas ?
a. Inkontinensia overflow
b. Inkontinensia stress
c. Inkontinensia fungsional
d. Inkontinensia urge
e. Neurogenik bladder

Kunci Jawaban : B
INKONTINENSIA URINE
Keadaan dimana keluarnya urine di luar kemauan tanpa dapat mengendalikan dan menahannya
Dibagi menjadi :
 Inkontinensia stress : Dipicu bersin, batuk, atau olah raga
 Inkontinensia urgensi : Dipicu overactive bladder (kontraksi bladder yang hiperaktif)
 Inkontinensia overflow :Kandung kemih yang penuh melampaui kapasitasnya mengakibatkan urine
bocor
 Inkontinensia fungsional : Karena ketidakmampuan seseorang untuk mencapai toilet
 Inkontinensia campuran : Campuran stress dan urgensi
125. Yani membawa bayinya berusia 2 hari ke UGD RS dengan keluhan kejang. Riwayat persalinan di tolong oleh
dukun, bayi lahir cukup bulan. Ibu tidak pernah melakukan ANC selama kehamilan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien sadar, N: 132x/menit, RR: 32 x/menit, T: 38°C, dijumpai spasme otot berulang, mulut
mencucu, dan tali pusat kotor dan berbau. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
a. Sepsis neonatoru
b. Neonatal pneumonia
c. Asfiksia neonatorum
d. Tetanus neonatorum
e. Ischemic encephalopaty

Kunci Jawaban : D
TETANUS NEONATORUM
Level Kompetensi : 3B
Etiologi : infeksi yang disebabkan oleh Clostridium tetanii.
Faktor Resiko : persalinan yang kurang higienis terutama ditolong oleh tenaga nonmedis yang tidak terlatih.
Perawatan tali pusat yang tidak higienis, pemberian dan penambahan suatu zat pada tali pusat.
Gejala Klinis : Bayi sadar, terjadi spasme otot berulang, anggota gerak spastik, trismus, opistotonus, mulut
mencucu, tali pusat kotor dan berbau.
Tatalaksana :
 Berikan diazepam 10 mg/Kg/hari IV dalam 24 jam atau dengan bolus IV setiap 3-6 jam (dengan dosis
0,1-0,2 mg/kg/hari) maks : 40 mg/kg/hari
 Berikan bayi HTIG 500 U IM atau ATS 5000 U IM. Pada pemberian ATS , dilakukan skin test dahulu
 TT 0,5 ml IM
 Metronidazol 30 mg/kg/hari/6 jam selama 7-10 hari : lini pertama
 Penisillin procain 100.000 U/kg dosis tunggal selama 7-10 hari : lini ke dua
126. Tina usia 35 tahun datang kepraktek dokter dengan keluhan sesak nafas dan sering muntah. Pada pemeriksaan
vital sign TD: 160/100 mmHg, N: 110 x/menit, RR: 28 x/menit, T: 37,3°C. Berat badan pasien 60kg. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai edema ada kedua kaki dan didapatkan rales pada kedua basal paru. Pemeriksaan
darah menunjukan kadar Hb: 7,3 g/dl, MCV dan MCHC normal, Ureum: 400 mg/dl, kreatinin : 30 mg/dl. Pasien
memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya. Pada pemeriksaan ultrasonografi didaptkan ukuran ginjal
mengecil, densitas kortek meningkat, dan batas kortek medula kabur. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
diatas ?
a. Penyakit ginjal kronis stadium V
b. Penyakit ginjal kronis stadium IV
c. Gagal ginjal akut
d. Sindroma nefrotik
e. Sindroma nefritis akut

Kunci Jawaban : A
GAGAL GINJAL KRONIS
Level Kompetensi : 2
Definisi :
Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural atau fungsional,
dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG), dengan manifestasi :
 Kelainan patologis
 Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau kelainan
dalam tes pencitraan (maging test).

2
LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73 m selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal .
Derajat GGK Berdasarkan LFG Rumus :
2 *
LFG (ml/menit/1,73m ) = (140- umur) x BB / 72 kreatinin plasma (mg/dl)
*
pada perempuan dikalikan 0,85
Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik
berdasarkan GF berdasarkan Etiologi
Pendekatan Diagnosis :
Gambaran Klinis :
 Adanya penyakit yang mendasari : DM, HT, Infeksi saluran kemih, SLE,dsb.
 Sindrom Uremia : lemah, lethargi, anoreksia, mual- muntah, nokturia, kelebihan cairan, kejang, hinga
koma.
 Gejala Komplikasi : anemia, hipertensi, payah jantung, asidosis metabolik, osteodistrofi renal,
gangguan elektrolit.
Laboratorium :
 Penurunan Fungsi Ginjal : peningkatan kadar ureum dan kreatininseru, penurunan LFG
 Kelainan Kimia Darah : Penurunan kadar Hb, Kelainan Elektrolit darah
 Urinalisa : Proteinuria (+)
Gambaran Radiologis :
 Foto Polos Aabdomen : Gambaran batu radio Opak
 USG : Ukuran ginjal mengecil, korteks menipis, massa/ kista ginjal, hidronefrosis.
Tatalaksana :
Non-Farmakologi :
 Pengaturan asupan protein, kalori, lemak, karbohidrat
 Pengaturan asupan garam (NaCl), Kalsium, Besi, Magnesium, Asam Folat
 Air, jumlah urin 24 jam + 500 ml
Farmakologi :
 Kontrok tekanan darah
 ACE-I atau ARB, evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 30% dalam
waktu 2 minggu atau timbul hiperkalemi harus dihentikan.
 CCB
 Diuretik
 Pada pasien DM, kontrol guladarah hindari pemakaian metformin dan obat-obatan sulfonilurea dengan
masakerja panjang. Target HbA1C untuk DM tipe 1 0,2 di atas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2
adalah 6%.
 Koreksi anemia : EPO (Hb target 10-12 g/dl)
 Kontrol hiperfosfatemia : Kalsium karbonat atau kalsium asetat
 Kontrol renal osteodistrofi : kalsitriol
 Kontrol asidosis metabolik (target HCO3 20-22 mEq/l)
 Koreksi hiperkalemi
 Kontrol dislipidemia dengan target LDL <100 mg/dl, dianjurkan golongan statin
 Tatalaksana ginjal penganti bila kreatinin klirens <15 ml/menit.
127. Susanti membawa anak perempuannya yang berusia 2 tahun ke praktek dokter
karena merasa pertumbuhan anaknya terhambat. Ibu pasien mengaku anaknya belum
berjalan sampai sekarang. Pada pemeriksaan vital sign dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapati adanya kelemahan otot, dan kaki atau tempurung lutut
bengkok. Seperti terlihat pada gambar berikut. Pada kasus diatas pasien kekurangan
Vitamin ?
a. Vitamin B1
b. Vitamin C
c. Vitamin D
d. Vitamin K
e. Vitamin B6

Kunci Jawaban : C
PENYAKIT DEFISIENSI VITAMIN

128. Tari 30 tahun P2A0, baru saja melahirkan seorang bayi perempuan di praktek dokter. Bayi lahir spontan dan
cukup bulan dengan BB saat lahir 3000 gram. APGAR baik. Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya benjolan
yang berisi cairan di daerah tulang belang. Diketahui ibu pasien jarang melakukan kontrol ANC dan ibu pasien
juga jarang makan sayur saat hamil. Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus diatas?
a. Spina bifida
b. Meningitis
c. Trauma medula spinalis
d. HNP
e. Osteosarcoma

Kunci Jawaban : A
SPINA BIFIDA
Adalah salah satu gannguan penutupan neural tube yang menyebabkan
terjadinya malformasi kongenital dan mempengaruhi sistem saraf.
Faktor Resiko :
 Kekurangan Asam folat
 Faktor keturunan
 Jenis kelamin : Paling sering pada wanita
 Ibu dengan Diabetes
 Ibu dengan obesitas
Jenis spina bifida :
 Spina bifida okulta
 Spina bifida meningokel
 Spina bifida mielomeningokel
Pemeriksaan penunjang : Darah lengkap dan USG
Tatalaksana : operasi
129. Deni, usia 31 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan nyeri tenggorokan sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan sariawan yang sulit untuk sembuh sejak 1 bulan yang lalu dan disertai penurunan
berat badan. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan TD:100/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,8°C.
Dijumpai faring hiperemis. Pasien pernah menjalani VCT dan hasilnya positif. Apakah Diagnosa yang tepat
untuk pasien ini?
a. HIV stadium 1
b. HIV stadium 2
c. HIV stadium 3
d. HIV stadium 4
e. HIV stadium 5

Kunci Jawaban : B
HIV STADIUM 2
Level Kompetensi : 4A
Etiologi : Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Transmisi : Luka terbuka (Port de entree), Darah (transfusi), Cairan vagina/semen
Fase HIV-AIDS :
 Priode jendela (windows period) : waktu infeksi primer sampai terdeteksi antibody 2 minggu – 3 bulan,
setelah terinfeksi HIV
 Fase akut : muncul Flu-Like Syndrom 2-4 minggu pasca pajanan
 Fase kronis (Laten) : virus hidup dan bereplikasi lambat dan tidak menimbulkan gejala

3
AIDS : seluruh fase HIV dengan CD4 < 14% atau CD4 <200/mm
Konseling dan Pemeriksaan Penunjang :
Konseling :
 Konseling dan Test HIV Sukarela (Voluntary Counceling & Testing/ VCT)
 Test HIV dan Konseling Inisiatif Petugas Kesehatan (Provider Initiated Testing and Counceling)
Test HIV :
 Rapid Test, ELISA 3 metode dan Western Blot

3
CD4 Count : Mmemulai terapi HRV jika < 350/ mm
Tatalaksana :
2 NRTI 1 NNRTI
(Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor) (Non- Nucleoside Reverse Transciptase Inhibitor)
Zidovudine (AZT) + Lamvivudine (3CT) Nepiravine (NVP) / Epavirenz (EFV)
Tenofovir (TDF) + Lamvivudine (3CT) Nepiravine (NVP) / Epavirenz (EFV)

130. An. Jie, perempuan, berusia 6 tahun dibawa orangtuanya ke poliklinik RS karena mudah lelah dan sering
berdebar-debar. TD: 110/70mmHg, RR: 24x/I, HR: 110x/I, Tax: 36,5C. Pada inspeksi tidak tampak sianosis, jari
tabuh, dan gangguan tumbuh kembang. Pada auskultasi didapatkan bunyi jantung S2 splitting, bising jantung
ejeksi sistolik pada ICS IV parasternal kiri. Diagnosis yang tepat untuk kasus diatas adalah....
a. VSD
b. Coartationof aorta
c. ASD
d. PDA
e. TOF

Kunci Jawaban: C
KELAINAN JANTUNG KONGENITAL (2)
Klasifikasi
Asianosis Sianosis
Dx: mudah lelah, gangguan pertumbuhan, murmur (+), Jenis :
sianosis (-) TOF: VSD, Stenosis Pulmonal, Overiding Aorta,
RVH
Eisenmenger : Asianotik Sianotik

Jenis : Dx Tof:
Temuan klinis :
 Pasien sianosis pada saat bermain,
jongkok untuk mengurangi
sesak/sianosis
 Sesak napas, mudah lelah, gangguan
pertumbuhan
 Murmur  murmur pansistolik (VSD),
murmur sistolik di ICS II parasernal kiri
(Stenosis pulmonal)

P.penunjang:
Boot Shape (RVH)
131. Tn. Minguk, 45 tahun datang dengan keluhan nyeri dada menjalar ke punggung sejak 1 hari yang lalu, nyeri
hanya berlangsung 10 menit dan hialng dengan istirahat. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Pasien adalah
perokok aktif. Riwayat DM (+) terkontrol. Dari pemeriksaan EKG tidak ada kelainan. Pemeriksaan penunjang
lainnya yang diperlukan pada kasus adalah....
a. Ekokardiogram
b. Treadmill Test
c. Angiografi
d. Rothorax
e. Cardiac enzim

Kunci Jawaban: B
ANGINA (3B)
Klasifkasi:
1. Angina Pectoris Stabil (APS)
2. Acute Coronary Syndrome (ACS)
Angina Pectoris Stabil (APS) (3B) Acute Coronary Syndrome (ACS) (3B)
Defenisi: Sindroma klinis yang disebabkan karena Defenisi: Kumpulan gejala dari STEMI, NSTEMI dan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai UAP
darah pada Arteri Coroner
Kriteria Diagnosis: Kriteria Diagnosis:
 Nyeri dada <15 menit  Hilang saat Temuan Klinis:
istirahat  Nyeri dada ≥15 menit  tidak hilang saat
 Faktor Risiko : Merokok, DM, HT (+), istirahat
Dislipidemia, Obesitas, Keturunan, dll  Faktor Risiko : Merokok, DM, HT (+),
Dislipidemia, Obesitas, Keturunan, dll
 Sifat nyeri : tertusuk/tertindih menjalar
sampai ke rahang ke punggung
Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan
 EKG Normal  ―Sinus‖ Penunjang:
 Stress Test Treadmill Test  Nyeri
Dada (+), EKG ulang  T inversi  EKG
STEMI
gambaran ST
elevasi
NSTEMI/UAP
gambaran ST
depresi/T inversi

 Pemeriksaan enzim jantung: dalam  Pemeriksaan enzim jantung:


batas normal
Meningkat STEMI, NSTEMI
Normal  UAP

132. Tn. Jong Gook, 65 tahun, datang dengan keluhan sesak sejak 3 jam yang lalu. keluhan memberat jika pasien
berbaring datar. Pasien baru saja menjalankan operasi ORIF di paha kanannya. Dari pemeriksaan fisik pasien
tampak sesak, tekanan darah 140/80mmHg, denyut nadi 102 x/menit, frekuensi nafas 35 x/menit , suhu 37C,
SpO2 89%, dan ronki basah halus terutama kedua basal paru. Apakah kemungkinan yang terjadi pada pasien?
a. Gagal jantung kronis
b. Gagal jantung akut
c. ACS
d. Hematotorax
e. Pneumothorax

Kunci Jawaban: B
GAGAL JANTUNG (3A-3B)
Klasifikasi
Gagal Jantung Akut Gagal Jantung Kronis (3A)
(3B)
Defenisi: Sindroma Defenisi: sindroma klinis yang ditandai abnormalitas bentuk dan fungsi jantung
muncul akibat yang menyebabkan kegagalan sirkulasi ≥3 bulan
disfungsi jantung yang Klasifikasi:
cepat dalam hitungan
jam atau hari
Etiologi: infark jantung
(ACS)

Kriteria Dx: Kriteria Dx:


Sesak napas muncul Gagal jantung kiri ( decompensato Gagal jantung kanan
saat aktifitas cordis sinistra) Temuan klinis:
Sesak napas karena Temuan klinis: Edema pretibial
perubahan posisi  Orthopnea Asites
edema paru Dyspnea on effort Hepatomegali
TVJ meningkat, faktor PND (Paroksismal Nocturnal Dyspnea) TVJ meningkat
risiko: ACS Rhonki basah basal PD:
Edema pretibial PD: Batas jantung membesar
PD: Ronki basah basal Pemeriksaan Area Jantung Auskultasi: S3 Gallop (+)
Durasi : <3 bulan Auskultasi: S3 Gallop (+)
P.penunjang: P. penunjang P. penunjang 
Foto thorax: ―Bat wing Foto Rontgen Thorax Foto Rontgen Thorax
appearance‖ CTR >50% CTR >50%
LAH : Double countur RAH : Jantung pendulum/ Globuler

RVH : Boot Shape

LVH : Apex tenggelam/apex tertanam

EKG
LAH : P pulmonal

*P≥ 5mm
RVH :
R/S d V1/V2 >1
R/S di V5/v6 <1

EKG
LAH : P mitral

LVH : R di V5/V6 + S di V1/V2 ≥ 35


mm

*LVH + Hipertensi  HHD


133. Ny. Eun Jie, 28 tahun, datang dengan keluhan jantung berdebar-dengan sejak 1 jam yang lalu. Keluhan seperti
nyeri dada dan sesak napas disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan pernah mengalami hal yang sama
namun tidak pernah selama ini dan biasanya dapat hilang dengan batuk. Dari pemeriksaan fisik didapatkan laju
nadi pasien 175 kali/menit, regular. Suara paru normal. EKG menunjukkan tampak gelombang P dan T tumpang
tindih, interval R-R regular, dan durasi kompleks QRS 0,11 detik. Apa diagnosis yang paling mungkin untuk
pasien tersebut .....
a. Sinus Takikardi
b. Supra Ventrikular Takikardia
c. Atrial Fibrilasi
d. Ventrikel Fibrilasi
e. Ventrikel Takikardia

Kunci Jawaban: B
ARITMIA (3A-3B)
Klasifikasi
Atrial Ventrikular
EKG: Gel p (+), QRS < 0,12 sec (sempit) EKG: Gel p (-), QRS lebar > 0,12 sec
Jenis : Jenis:
 SVT (R-R regular, gel P dan T tumpang tindih)  V.Tachicardia (R-R interval regular)
 A.Flutter (R-R interval regular), gel P (+) lebih dari  V. Fibrilasi (R-R interval irregular)
2 seperti gambaran gergaji
 A.Fibrilasi (R-R interval irregular), gel P sulit
dinilai
Temuan klinis :
 Palpitasi (jantung berdebar-debar HR ≥ 160x/i)
 Penurunan kesadaran +/-
 Sesak napas +/-
 Nadi karotis +
P. penunjang: P. penunjang:
EKG: EKG:

SVT V.Takikardia Monomorfik

A.Flutter V.Takikardia Polimorfik

A.Fibrilasi V.Fibrilasi
134. Tn. Daehan, berusia 55 tahun dibawa ke IGD RS dengan keluhan dada terasa berdebar-debar dan nyeri dada
menjalar sampai rahang kiri. Pada pemeriksaan fisik pasien tampak gelisah, frekuensi nadi 160 kali/menit,
tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas 24 kali/menit, suhu dalam batas normal. EKG tampak gambaran
seperti berikut:

Apakah kemungkinan diagnosis pasien?


a. Atrial flutter
b. Atrial fibrilasi
c. Supraventrikuler takikardi
d. Ventrikel takikardi
e. Ventrikel fibrilasi

Kunci Jawaban: E
ARITMIA (3A-3B)
Klasifikasi
Atrial Ventrikular
EKG: Gel p (+), QRS < 0,12 sec (sempit) EKG: Gel p (-), QRS lebar > 0,12 sec
Jenis : Jenis:
 SVT (R-R regular, gel P dan T tumpang tindih)  V.Tachicardia (R-R interval regular)
 A.Flutter (R-R interval regular), gel P (+) lebih dari  V. Fibrilasi (R-R interval irregular)
2 seperti gambaran gergaji
 A.Fibrilasi (R-R interval irregular), gel P sulit
dinilai
Temuan klinis :
 Palpitasi (jantung berdebar-debar HR ≥ 160x/i)
 Penurunan kesadaran +/-
 Sesak napas +/-
 Nadi karotis +
P. penunjang: P. penunjang:
EKG: EKG:
SVT V.Takikardia Monomorfik

A.Flutter V.Takikardia Polimorfik

A.Fibrilasi V.Fibrilasi

135. Tn. Lee Yong jie, 62 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan kepala terasa berat, terutama tengkuk.
Keluhan dirasakan hilang timbul. Terdapat riwayat darah tinggi pada ayah dan kakek pasien. Pasien telah
mengalami penyakit DM sejak 5 tahun lalu. Pada pemeriksaan tekanan darah 170/90 mmHg, denyut nadi
88x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. Pemeriksaan darah didapatkan kolesterol dalam batas normal, GDS 230
mg/dl. Apakah terapi yang tepat diberikan pada pasien ini ?
a. ACE inhibitor
b. Beta blocker
c. Inhibitor kanal calcium
d. Diuretik
e. ARB

Kunci Jawaban: A
HIPERTENSI JNC 8
Sistole (mmHg) Diastole (mmHg)
Normal < 120 < 80
Pre-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 ≥ 160 ≥ 100
Target Penurunan Tekanan Darah :
Target tekanan darah pada usia di atas/sama dengan 60 tahun adalah 150/90 mmHg
Target tekanan darah pada usia di bawah 60 tahun adalah 140/90 mmHg
Tatalaksana :
 Hipertensi Stage I : Monoterapi Antihipertensi
 Hipertensi Stage II : Kombinasi 2 Obat Anti Hipertensi
1 st line hipertensi : Thiaside, observasi 1 bulan, jika tidak respon dapat dikombinasikan dengan ace inh/ARB
atau CCB.
Hipertensi dengan Penyulit :
 HT + DM = Ace inh/ARB
 HT + CKD = Ace inh/ARB
 HT + Proteinuria = ACE inh/ARB
 HT + BPH = alfa 1 bloker (prazosin, tamsulosin, doxazosin)
 HT + edeman paru + Furosemide
 HT + post MCI = beta blocker (pasien MCI, sebisa mungkin HR jangan tinggi agar oxygen demand
tidak >>>)
 HT + kehamilan = Nifedipin atau Metildopa
136. An Soon Gook, 7 tahun mengalami sesak napas sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat nyeri sendi berpindah-pindah
sejak 1 tahun. Pasien juga sering mengalami nyeri tenggorokan namun jarang berobat. TD: 100/70 mmHg, RR:
24x/i, HR: 110x/i, Tax: 38,5C. terdapat nodul-nodul di kulit. Pada auskultasi jantung didapatkan suara bising mid
diastolik di apeks. Terdapat nodul subkutan di tubuh. ASTO (+), CRP meningkat. Diagnosis pasien adalah.....
a. Kardiomiopati
b. Infektif Endokarditis
c. ASD
d. VSD
e. Penyakit Jantung Rematik

Kunci Jawaban: E
PENYAKIT JANTUNG REUMATIK (2)
Etiologi:Streptococcus Beta Hemoliticus Group A  autoimun
F.resiko:‖ISPA‖(faringitis, dll)
Diagnosis:
jika 2 Mayor + ASTO (+)
jika 1 Mayor + 2 Minor + ASTO (+)
*Demam rematik + murmur sistolik/diastolik penyakit jantung rematik
Kriteria Mayor Kriteria Minor
KaPoCES Atralgia
Karditis  nyeri dada (+) Demam
Poliartritis  Nyeri > 1 sendi Prolong PR interval
Chorea Gerakan tak terkendali CRP>>>
Eritema Marginatum Leukositosis
Subkutan Nodul  nodul di kulit
137. Ny. Song Hye Kyo, 33 th datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kanan sejak 5 jam ini. Nyeri
ditungkai bawah kanan disertai rasa panas, bengkak dan kemerahan, riwayat pasien menjalani kemoterapi
akibat penyakit kanker payudara yang dideritanya. Pada pemeriksaan fisik tungkai bawah kanan teraba hangat,
eritematosa edematous, Homan Sign (+). Riwayat tirah baring lama (+). Pemeriksaan laboratarium D-Dimer
meningkat. Diagnosa pada kasus ini adalah....
a. Phlebitis
b. Trombosis Vena Dalam
c. Iskemik Arteri Akut
d. Penyakit Buerger
e. Penyakit Arteri Perifer

Kunci Jawaban: B
Deep Vein Trombosis (DVT) (2)
Defenisi: kumpulan gejala disebabkan embolus yang terdapat pada vena
Kriteria Dx: scoring “WELLS”
Temuan Klinis:
Edema pada tungkai
Nyeri pada tungkai
Otot –otot tegang
Eritema dan hangat
Fak. Resiko : riwayat imobilisasi yang terlalu lama
Pemfis: Homan sign
P. penunjang  D.Dimer >>, USG Dopler vena
138. Tn. Lee, 52 tahun, datang dengan keluhan nyeri dada mendadak sejak 3 jam yang
lalu. Nyeri dirasakan seperti tertimpa benda berat, menjalar ke lengan kiri dan tidak
membaik dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 140/90 mmHg, N
100 kali/menit, RR 22 kali/menit, Tax 36,7C. Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST
elevasi di lead V1 sampai V4 dan kadar troponin 0,5 ng/ml. Apakah diagnosis
kasus tersebut?
a. Angina pectoris stabil
b. Angina pectoris tidak stabil
c. Non STEMI
d. STEMI
e. Gagal jantung kongestif

Kunci Jawaban: D
ANGINA (3B)
Klasifkasi:
3. Angina Pectoris Stabil (APS)
4. Acute Coronary Syndrome (ACS)
Angina Pectoris Stabil (APS) (3B) Acute Coronary Syndrome (ACS) (3B)
Defenisi: Sindroma klinis yang disebabkan karena Defenisi: Kumpulan gejala dari STEMI, NSTEMI dan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai UAP
darah pada Arteri Coroner
Kriteria Diagnosis: Kriteria Diagnosis:
 Nyeri dada <15 menit  Hilang saat Temuan Klinis:
istirahat  Nyeri dada ≥15 menit  tidak hilang saat
 Faktor Risiko : Merokok, DM, HT (+), istirahat
Dislipidemia, Obesitas, Keturunan, dll  Faktor Risiko : Merokok, DM, HT (+),
Dislipidemia, Obesitas, Keturunan, dll
 Sifat nyeri : tertusuk/tertindih menjalar
sampai ke rahang ke punggung
Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan
 EKG Normal  ―Sinus‖ Penunjang:
 Stress Test Treadmill Test  Nyeri
Dada (+), EKG ulang  T inversi  EKG
STEMI
gambaran ST
elevasi
NSTEMI/UAP
gambaran ST
depresi/T inversi

 Pemeriksaan enzim jantung: dalam  Pemeriksaan enzim jantung:


batas normal

Meningkat STEMI, NSTEMI


Normal  UAP

139. Tn. Joong berusia 62 tahun adalah pasien yang sedang mengalami perawatan
intensif di ruang ICU karena mengalami nyeri dada hebat. Seketika pasien menjadi
berhenti bernafas dan nadipun tidak teraba. Dokter segera melakukan pemerikaan
EKG untuk mengetahui apa yang terjadi pada pasien. Dari hasil EKG didapatkan
gambar sebagai berikut :

Tatalaksana paling tepat yang harus dilakukan adalah?


a. Kardioversi 50 J
b. Defibrilasi 360 J
c. Resusitasi Jantung Paru
d. Injeksi epinefrin
e. Injeksi amiodaron

Kunci Jawaban: C
ARREST (3B)
Etiologi:
5H + 5T
Hipovolemia Tension pneumothorax
Hipoksia Temponade cordis
Hidrogen ion Toxin
Hip/Hiperkalemia Trombosis pulmonum
Hiponatremia Trombosis cardia
Temuan klinis:
Kesadaran turun/(-)
Nadi karotis (-)
Napas (-)
Klasifikasi
Shockable Non-Shockable

Asistol VT
PEA: semua gambaran EKG nadi (-) yang bukan gambaran VF
VT, VF atau asistole

TATALAKSANA

140. Ny. pink berusia 26 tahun, belum menikah datang ke poliklinik psikiatri dengan keluhan merasa sakit kepala,
mual-mual, tidak napsu makan, sakit perut, dan nyeri-nyeri sendi. Pasien mempunyai riwayat medis yang rumit.
Ditemukan pula adanya masalah psikologis dan masalah interpersonal yang menonjol pada pasien. Pasien
selalu berpindah-pindah dokter (shopping doctor) oleh karena keluhannya tersebut. Namun dokter selalu
mengatakan tidak ada kelainan dan hasil pemeriksaan dalam batas normal. Kemungkinan diagnosis pada kasus
diatas adalah?
a. Somatization disorder
b. Panic disorder
c. Depresive disorder
d. Psychotic disorder
e. Conduct disorder

Kunci Jawaban : A
GANGGUAN SOMATOFORM (4A)
GANGGUAN GANGGUAN BODY KONVERSI MALINGERING FACTITIOUS
SOMATISASI HIPOKONDRIK DYSMORPHIC DISORDER
DISORDER
merasakan merasakan merasa bagian muncul Pura-pura sakit Pura-pura
nyeri di punya satu tubuh cacat gejala fisik dengan tujuan sakit karena
berbagai penyakit serius, atau jelek yang nyata eksternal ingin
organ. Cth: sensasi gejala akibat (malas masuk mendapatkan
mual muntah sesuai penyakit. kejadian kerja) perhatian
sakit kepala Cth: merasa yang
pegal2 dsb kanker otak stressful. Cth.
Istri buta saat
melihat
suami
selingkuh
Tatalaksana:antidepresan (golongan SSRI atau golongan benzodiazepine),Cognitive behaviour therapy
141. Nn. Lisa usia 17 tahun datang dengan keluhan tidak datang bulan sejak 3 bulan lalu. Dari keterangan pasien
diketahui bahwa dirinya dulu sering diejek oleh teman-temannya karena terlalu gemuk. Oleh karena itu, pasien
diet ketat, dan akhirnya dia menjadi sangat kurus. Pasien sama sekali tidak makan nasi ataupun daging, pasien
hanya makan buah-buahan atau sayuran. Terkadang, bila dirasa makan terlalu banyak, pasien akan minum
obat pencahar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hipotensi, BB 38 kg, TB 160 cm, tulang-tulang iga menonjol,
dan lemak subkutan sangat tipis hampir tidak ada. Pasien tidak merasa dirinya terlalu kurus justru masih
merasa kelebihan berat
badan. Apakah diagnosis pasien tersebut?
a. Anoreksia nervosa
b. Bulimia nervosa
c. Body dismorfic syndrome
d. Gangguan depresi
e. Gangguan cemas menyeluruh

Kunci Jawaban: A

GANGGUAN MAKAN (2)


BULIMIA NERVOSA ANOREKSIA NERVOSA
Kriteria diagnosis harus memenuhi ketiga hal ini: Kriteria diagnosis harus memenuhi semua hal
1. Preokupasi menetap untuk makan ini:
2. Pasien melawan efek kegemukan (merangsang 1. Berat badan dipertahankan < 15% di
muntah, pencahar, puasa, obat-obatan bawah normal
penekan nafsu makan) 2. Ada usaha mengurangi berat (muntah,
3. Rasa takut yang berlebihan akan kegemukan & pencahar, olahraga, obat penekan
mengatur beratnya di bawah berat badan yang nafsu makan)
sehat. 3. Terdapat distorsi body image
4. Adanya gangguan endokrin yang
meluas (amenorea, peningkatan GH,
kortisol.
5. Jika terjadi pada masa prepubertas,
maka pubertas dapat tertunda.
Tatalaksana: psikoterapi
142. Ny. Soon Geul berusia 27 tahun mengeluh tidak memiliki anak setelah 1 tahun menikah. Pasien mengaku suami
tidak pernah berhasil dilakukan penetrasi ke vagina. Tidak ada riwayat penggunaan obat atau penyakit
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik dan penunjang tidak ditemukan kelainan. Tidak ada disfungsi ereksi pada
suami. Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah?
a. Voyerisme
b. Serangan panik
c. Fetihisme
d. Trauma psikologis
e. Vaginismus

Kunci Jawaban: E

GANGGUAN SEKSUAL (3A)


Genito-pelvic pain disorder/ Penetration disorder
Vaginismus Dyspareuni
• Spasme otot di daerah vagina secara Nyeri pada kemaluan saat melakukan hubungan seksual
invelunter, (koitus)
persisten, dan rekuren
• Gangguan tersebut menyebabkan tekanan
dan
gangguan interpersonal
• Gangguan tidak termasuk aksis sebelumnya
(somatisasi, pengobatan, dll)
143. Tn. Park Joo, berusia 30 tahun, datang bersama istrinya ke praktek dokter dengan keluhan dirinya merasa tidak
nyaman dengan situasinya. Pasien mengatakan berkali-kali merasa cemas dan terganggu pada saat sedang
pulang
ke rumah. Setiap kali pulang kerumah, pasien selalu mencuci tangan, kaki, dan muka berulang-ulang sampai
kulitnya keriput. Istrinya mengatakan sebenarnya tidak ada yang kotor, tetapi pasien merasa tangan, kaki, dan
mukanya kotor sehingga berulangkali melakukannya,. Diagnosis yang tepat pada kasus diatas adalah?
a. Gangguan cemas menyeluruh
b. Serangan panik
c. OCD
d. Body dysmorfik
e. Gangguan penyesuaian

Kunci Jawaban: C

GANGGUAN OBSESIF KONFULSIF (2)


Diagnosis:
Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami gejala-gejala
obsesif kompulsif yang memiliki ciri-ciri berikut:
• Diketahui/disadari sebagai, pikiran, bayangan atau impuls dari diri individu sendiri
• Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang
tidakmenyenangkan (ego-distonik)
• Melaksanakan tindakan sesuai dengan pikiran, bayangan atau impuls tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari
ketegangan atau anxietas)
• Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil dilawan/ dielakkan,
meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan/dielakkan oleh penderita
Klasifikasi:
Kontaminasi  terobsesi pada sterilitas
Contoh : setiap selesai bersalaman  selalu cuci tangan
Checking  terobsesi pada ritual ―mengecek‖ berulang-ulang
Contoh : Cek kompor masih menyala atau belum setiap keluar rumah
Simetrikal  terobsesi pada keteraturan
Contoh : wajib hukumnya menyusun buku menurut kesamaan warna
Hoarding  terobsesi untuk mengoleksi benda tertentu karena yakin
suatu saat bisa terpakai
Contoh : bersikeras untuk menyimpan majalah lama
Intrusive thought (Pikiran mengganggu)  terobsesi pada suatu topik
umumnya religiusitas, hal-hal magis
Etiologi:kelainan pada neurotransmitter serotonin (5-HT)
Tatalaksana:Th/ gol TCA/SSRI
144. Ny. Song, 27 tahun dibawa Ibunya ke poli RS dengan keluhan ketakutan saat diajak kepasar untuk berbelanja.
Keluhan disertai jantung berdebar-debar dan keringat dingin saat dikeramaian. Keluhan dialami sejak 6 bulan
yang lalu, memberat 1 bulan sampai pasien tidak mau pergi bersama teman ke pusat perbelanjaan, tidak mau
datang ke pesta ulang tahun teman dan tidak mau naik kendaraan umum karena takut hal buruk terjadi
padanya. Apakah diagnosis pada pasien tersebut....
a. Gangguan Panik
b. Gangguan Penyesuaian
c. Gangguan Cemas
d. Agoraphobia
e. Phobia Social

Kunci Jawaban: D

AGORAFOBIA DENGAN/TANPA PANIK (2)


• Kecemasan timbul ketika berada di tempat atau situasi di mana meyelamatkan diri sulit
dilakukan (atau memalukan) atau tidak tersedia pertolongan pada saat terjadi serangan
panik.
• Situasi tersebut mencakup berada di luar rumah seorang diri, di keramaian, atau bepergian
dengan bus, kereta, atau mobil.

145. Nn. Mun Hae, berusia 21 dibawa ke RS oleh ibunya karena suka berbicara tetapi juga terkadang suka murung.
2 tahun yang lalu pasien pernah mengikuti ujian masuk kedokteran dan dinyatakan tidak lulus. Sejak saat itu
pasien sedih karena merasa bodoh tidak bisa mencapai cita-citanya menjadi seorang Dokter . Pasien terlihat
sering murung, lemas, dan sulit untuk tidur, tetapi masih bernapsu untuk makan dan masih mau diajak
memasak makanan kesukaannya Beberapa bulan kemudian, pasien diterima dijurusan lain dan teman-
temannya mengatakan bahwa dikelas pasien suka berbicara, suka bertanya, suka disuru maju kedepan,
padahal biasanya tidak begitu. Selang beberapa minggu kemudian, pasien terlihat murung lagi, tidak mau disuru
kedepan dan tidak mau bertanya di kelasnya. Hal ini terjadi berulang selama 2 tahun. Diagnosis yang paling
mungkin untuk pasien ini adalah?
a. Gangguan afektif bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
b. Gangguan afektif bipolar episode kini dpresif dengan gejala psikotik
c. Gangguan afektif bipolar episode kini manik tanpa gejala psikotik
d. Gangguan afektif bipolar episode kini depresif tanpa gejala psikotik
e. Gangguan siklotimia

Kunci Jawaban: E

GANGGUAN SIKLOTIMIA(2)
Definisi: mengalami episode-episode hypomania dan juga depresi ringan selama setidaknya 2 tahun.
Namun, gejalanya tidak memenuhi persyaratan diagnostik untuk gangguan bipolar jenis lain apa pun
146. Nn. Chun Ah, 20 tahun, dibawa ke IGD rumah sakit oleh keluarganya karena mengamuk dan membanting-
banting hpnya berulang kali. Menurut keluarga sebelumnya pasien tampak gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak.
Sebelumnya pasien adalah korban selamat atas peristiwa penculikan dan pemerkosaan 10 gadis serta prostitusi
online 3 hari yang lalu, 3 diantaranya adalah sahabatnya sendiri. Pasien diberikan obat penenang oleh dokter
dan sekarang pasien mulai tenang. Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya. Saat dilakukan pemeriksaan
psikiatri pasien terlihat sedih. Apa diagnosis yang paling tepat untuk pasien ini?
a. Reaksi stress akut
b. Gangguan psikotik akut
c. Gangguan penyesuaian
d. Gangguan stress pasca trauma
e. Gangguan depresi

Kunci Jawaban: A

GANGGUAN STRES AKUT (3A)


Definisi: Ada kaitan waktu dengan adanya stresor luar biasa dengan gejala, Onset gejala muncul ≤ 4
minggu setelah stressor, Durasi berkisar dari 2 hari hingga 4 minggu
Gejala (Symtoms):
• Terpaku (daze)
• Sedih
• Cemas
• Marah
• Kecewa
• Overaktif
• Penarikan diri
• Disorientasi

147. An. Eun Jung, perempuan berusia 12 tahun, datang ke praktek dokter dibawa oleh ibunya karena anaknya
sering mencabuti rambutnya sendiri. Ibunya mengatakan bahwa lahir dan tumbuh kembang anaknya normal,
tapi memang anaknya selalu menyendiri, lebih suka di kamar dan jarang bermain dengan teman sebayanya.
Prestasi di sekolah biasa saja. Pasien mengatakan, jika tidak mencabuti rambut maka ia merasa gelisah.
Bahkan terkadang tidak hanya mencabuti rambut kepala saja tetapi juga bulu mata. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak gelisah. Pada pemeriksaan kepala tampak rambut tipis dengan bagian pitak di
beberapa tempat. Begitu juga pada bulu matanya. Diagnosis yang paling mungkin yang dialami pasien
adalah....
a. Gangguan Cemas Menyeluruh
b. Gangguan Obsesif Kompulsif
c. Trikotilomania
d. Alopecia Aerata
e. Fobia Sosial

Kunci Jawaban: C
IMPULS CONTROL DISORDER
Trikotilomania (3A) Kleptomania Piromania Erotomania Judi Patologis
Keinginan untuk Keinginan untuk selalu Keinginan Merasa Berjudi secara
selalu mencabut mengambil/mencuri untuk selalu bahwa semua berulang yang
rambut diri sendiri di benda-benda yang menyalakan api lawan jenis menetap,
mana tindakan umumnya tidak berharga, tanpa motif mencintainyaseringkali
tersebut dan penderita yang jelas meningkat
menimbulkan merasakan (tidak meskipun ada
kelegaan. Paling kelegaan/kenikmatan memberikan konsekuensi
sering mencabut setelah melakukan keuntungan), di social yang
rambut di bagian tindakan mencuri tersebut mana tindakan merugikan seperti
kepala, namun dapat tersebut menjadi miskin.
juga di tempat lain menimbulkan Harus dibedakan
seperti alis, bulu kelegaan pada dengan judi untuk
mata, dll. diri penderita. kesenangan, atau
pada gangguan
manik
148. Ny. Jin Ae, 50 tahun, diantar keluarganya ke IGD karena suka bingung. Badannya panas, meracau, dan gaduh.
Pasien sering bicara pada tembok dan seolah-olah ingin mengusir sesuatu yang ada didepannya. Pasien lupa
siapa nama anaknya, tidak mengenali suaminya, tidak tau sedang berada dimana serta tidak dapat
membedakan waktu. Saat pemeriksaan penunjang, didapatkan SGOT dan SGPT jauh diatas normal. Kondisi
manakah yang paling sesuai untuk pasien diatas?
a. Demensia alzheimer
b. Delirium
c. Pick disease
d. Demensia vaskuler
e. Amnesia disosiatif

Kunci Jawaban: B

DELIRIUM (3A)
Definisi: Gangguan kesadaran dan perhatian, gangguan siklus tidur-bangun, gangguan emosional,
gangguan kognitif umum yang terjadi secara akut dan bersifatfluktuatif
Diagnosis
Gejala (Symtoms) :
 Gangguan kesadaran dan perhatian : kesadaran berkabut-koma, 3P (pemusatan,
 pertahankan, pengalihan) terganggu
 Gangguan kognitif secara umum : distorsi persepsi (ilusi, halusinasi (visual)), disorientasi,
hendaya daya ingat segera dan pendek
 Gangguan psikomotor : hipo/hiperaktivitas
 Gangguan siklus tidur-bangun : insomnia, gejala memburuk di malam hari
 Gangguan emosional : depresi, anxietas/takut, mudah marah, apatis, kehilangan akal
Pemeriksaan penunjang: GDS, SGPT, SGOT
Tatalaksana
Farmako:
 Cari penyebab kondisi dan tatalaksana sesuai etiologi
 Antipsikotik: Haloperidol (drug of choice),
 risperidone
 Benzodiazepin: Digunakan bersamaan dengan
 antipsikotik, tidak digunakan sebagai monoterapi
149. Ny.Hae Won, berusia 26 tahun, dibawa keluarganya ke poliklinik rumah sakit karena sering memukuli suaminya
sendiri. 2 bulan yang lalu, dia bercerita kepada ibunya bahwa suaminya berselingkuh dengan wanita lain. Sejak
saat itu, dia selalu mencari-cari bukti perselingkuhan dengan mengeluarkan isi tas kantor dan masuk ke dalam
mobil suaminya. Padahal suami dan keluarganya telah berulang kali menjelaskan bahwa hal tersebut tidak
benar. Sebulan yang lalu, pasien pernah mendengar suara-suara yang menertawakannya pada saat dia sedang
sendirian. Pada pemeriksaan psikiatri didapatkan waham curiga dan halusinasi auditorik. Diagnosis yang tepat
adalah?
a. Skizofrenia katatonik
b. Skizofrenia hebefrenik
c. skizofrenia paranoid
d. depresi pasca skizofrenia
e. skizofrenia residual

Kunci Jawaban: C

SKIZOFRENIA (3A)
Diagnosis:  waham + halusinasi + ≥ 1 bulan
Harus ada sedikitnya 1 gejala yang jelas:
• Tought echo, tought insertion/Withdrawal, broadcasting
• Delusion of control, influence, passivity, perception
• Halusinasi auditorik
• Waham menetap jenis lainnya yang tidak wajar dan mustahil
Atau Sedikitnya 2 gejala secara jelas:
• Halusinasi pancaindera mana saja yang menetap, disertai waham yang mengambang
• Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan → inkoherensi,
neologisme
• Perilaku katatonik, gaduh gelisah, posturing, negativisme, mutisme, stupor
• Gejala-gejala negatif → apatis, bicara< , menarik diri, dll
Klasifikasi
Skizofrenia Skizofrenia Skizofrenia Skizofreni Depresi Skizofenia Skizofreni
paranoid katatonik hebefrenik a tak pasca residual a simpleks
terinci skizofrenia
halusinasi, mempertahanka Disorganisasi Memenuhi depresi gejala gejala
waham yang n posisikaku , perilaku tak kriteria setelah 1 negatif negatif
mengancam bertanggung skizofrenia tahun setelah 1 seperti
penderita jawab, afek namun menderita tahun pada
(dikejar, dangkal tidak skizofrenia menderita residual
dibicarakan, disertai memenuhi , beberapa skizofrenia namun
dikendalikan cekikikan kriteria gejala , dimana tidak
, dll) atau ketiga tipe skizofrenia intensitas didahului
menyeringai skizofreni masih ada gejala diagnosis
(grimace), a di atas namun nyata skizofrenia
serta tidak lagi waham dan sebelumny
unngkapan menonjol halusinasi a (tanpa
yang diulang- telah riwayat
ulang sangat waham
berkurang dan
Onset usia halusinasi
muda (15-25 yang jelas)
tahun)

150. Tn. Min Gook, berusia 40 tahun, datang dengan kakaknya dengan keluhan selalu curiga bahwa isterinya
selingkuh. Hal ini dimulai sejak 2 tahun lalu setelah isterinya diangkat sebagai PNS. Awalnya pasien selalu
menelepon untuk menanyakan aktivitas dan keadaan isterinya, sampai 1 tahun yang lalu pasien melarang
isterinya membawa handphone sama sekali. Padahal isterinya tidak pernah selingkuh. Pemeriksaan psikiatri
didapatkan waham cemburu tanpa gangguan psikiatri yang lain. Apa diagnosis yang tepat....
a. Psikotik Akut
b. Skizofrenia Paranoid
c. Gangguan Waham Menetap
d. Gangguan Penyesuaian
e. Gangguan Campuran Cemas Dan Depresi

Kunci Jawaban: C

GANGGUAN WAHAM MENETAP (3A)


Waham yang menonjol, sistematik, khas pribadi, menetap dalam waktu > 3 bulan. Tidak ada halusinasi
Contoh: Waham persekutori (kejar), waham kebesaran, waham nihilistic
151. Ny. A-Yeong,25 tahun, dibawa ibunya ke IGD RS B karna tidak mau keluar kamar sejak 1 bulan terakhir.
Keluhan ini berlangsung terus menerus disertai keluhan lesu, perasaan sedih yang tidak bisa dijelaskan, putus
asa, dan keinginan bunuh diri. Riwayat 5 bulan yang lalu pasien banyak bicara dan terus beraktivitas tanpa
merasa lelah. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Diagnosis mengarah ke?
a. Skizoafektif dengan gejala depresi
b. Gangguan bipolar, episode manik
c. Gangguan bipolar, episode depresif
d. Gangguan siklotimia
e. Gangguan distimia

Kunci Jawaban: C

GANGGUAN AFEK/MOOD (3A)


Etiologi: Kelainan di serotonin
- Depresimood depresik, sedih berkepanjangan,menarik diri, merasa bersalah, sekurang kurangnya
2 minggu
Th/ antidepresan (1st line: golongan SSRI cth: fluoxetine 20 mg/hari  2nd line: golongan TCA:
amitriptiliin 25 mg/hari)
- Manik perilaku meluap, bahagia tak terkendali, tak kenal lelah, arus ide tidak dimengerti,
sekurangnya 1 minggu
Th/ Mood stabilizer: Lithium kar
- Bipolar memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya. Th/ Lithium
- Siklotimia hipomania dan depresi ringan 2 tahun
- Distimik mood depresif yang tidak parah, berlangsung selama 2 tahun

GANGGUAN BIPOLAR(3A)
memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya
Diagnosis, Klasifikasi
Bipolar I Disorder Bipolar II Disorder
episode manik atau campuran yang berlangsung episode depresi dan episode hipomanik, tetapi
setidaknya 7 hari tidak ada
episode manik atau campuran

152. An. Manse, usia 13 tahun datang ke Poliklinik diantar ibunya dengan keluhan tidak mau sekolah, pasien baru
saja masuk SMP 2 bulan lalu. Pasien mengaku bahwa ia sering berkeringat dingin jika diminta untuk maju ke
depan kelas karena takut jawaban yang diberikan salah dan ditertawakan temannya. Pasien pernah juga disuru
berpidato tetapi pasien merasa takut dan berkeringat dingin. Tidak terdapat riwayat bullying. Apa diagnosis pada
pasien tersebut ?
A. Gangguan cemas menyeluruh
B. Serangan panic
C. Fobia sosial
D. Gangguan penyesuaian
E. Agoraphobia

Kunci Jawaban: C

FOBIA SOSIAL (2)


Rasa takut yang berlebihan akan dipermalukan atau melakukan hal yang memalukan pada berbagai
situasi sosial, seperti bicara di depan umum, berkemih di toilet umum, atau makan di tempat umum
153. Ny. A-young, 65 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 2 minggu disertai dengan batuk berdahak. Pasien
juga mengatakan mengalami demam sejak 2 minggu. Riwayat pengobatan TB dan merokok disangkal oleh
pasien. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, Nadi 88 kali/menit, RR 28 kali/menit, Tax 37.3C,
suara napas vesikuler, ronkhi dikedua lapang paru. Pemeriksaan BTA -/-/-. Pemeriksaan rontgen didapatkan
gambaran radioopak homogen pada lapang paru bawah menutupi sudut kostofrenikus dan terdapat gambaran
meniscus sign. Diagnosis yang paling tepat pada pasien adalah…
a. Efusi pleura
b. TB paru
c. Pnemonia
d. Abses paru
e. Tumor mediastinum

Kunci Jawaban: A

EFUSI PLEURA (2)


Defenisi: Akumulasi caira pada kavum pleura
Gejala (Symtoms) : sesak, nyeri dada, gejala sesuai dengan penyebab yang mendasari
Tanda (sign): ekspansi dada asimetris, perkusi redup, Suara napas hilang, egophoni, friction rub,
mediastinal shift
Klasifikasi: Hidrothorax(Cairan transudate/eksudat), hemothorax(darah), chylothorax,pyiothorax/empyema
(pus)
Pemeriksaan penunjang
Test Rivalta foto thorax
sudut costofrenicus tumpul, meniscus sign (+)

Th/ Chest tube + WSD


Komplikasi:
• Efusi pleura: Kerusakan ventilasi, Pleuritis
• Empiema: Pleuritis, Perikarditis, septikemia
154. Tn. Dae Hyun, usia 45 tahun datang ke UGD dengan keluhan batuk
berdahak kehijauan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga demam
menggigil dan sesak. Pemeriksaan fisik TD 120/70 mmHg Nadi 82x/m RR
30x/m, suhu 39 C. Pada pemeriksaan fisik, fremitus paru kiri tengah
meningkat, perkusi paru kiri tengah redup, auskultasi ronki basah paru kiri
tengah, krepitasi (+) pemeriksaan darah ditemukan leukositosis.
Pemeriksaan rontgen di temukan gambaran sebagai berikut. Apa diagnosis
yang paling tepat?
A. Pneumonia
B. metastasis paru
C. Abses paru
D. Tumor paru
E. PPOK

Kunci Jawaban: C

ABSES PARU (3A)


Defenisi: Lesi paru berupa supurasi dan nekrosis jaringan. Paling sering dilapangan bawah paru
Etiologi: Streptcoccus, staphylococcus
Gejala (Symtoms) : batuk
Tanda (sign): ronki basah dan krepitasi ditempat abses
PP: Leukositosis, foto thorax air fluid
level dalam kavitas berdinding tebal

Th/ AB spektrum luas, drainase


155. Tn. Baek son, 50 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak seperti karat.. Batuk banyak dan terdapat
sputum 3 lapis. Pada pemeriksaan vital sign didapati TD: 130/80 mmHg, FN: 88x/I, FP: 24x/i. Tax: 37C. Pada
pemeriksaan fisik didapati ronki basah dan jari tabuh. Pada pemeriksaan penunjang terdapat gambaran
dibawah ini:

Apa diagnosis yang paling mungkin untuk kasus diatas?


a. Bronkiolitis
b. PPOK
c. Bronkitis akut
d. Bronkiektasis
e. Bronkitis akut

Kunci Jawaban: D

BRONKIEKTASIS (3A)
Defenisi: Dilatasi abnormal saluran napas kronik dan dekstruksi dinding bronkus
Gejala (Symtoms) : Batuk dengan sputum produktif, berwarna seperti karat, berbau sangat busuk dengan
jumlah yang sangat banyak dan membentuk 3 lapisan
Tanda (Signs): auskultasi: ronki basah, biasanya pada basal paru, jari tabuh
Pemeriksaan penunjang: kultur, foto thoraxhoneycomb appearance
Th/ Bronkodilator, Mukolitik, Kortikosteroid inhalasi, Antibiotik (jika eksaserbasi)
156. Tn. Park seon Joo, usia 45 tahun, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari lalu dan makin
memberat 1 hari ini. Sebelumnya pasien demam, batuk, dan pilek sejak 3 hari lalu. Pasien merupakan pekerja
di kandang ayam dan 1 minggu lalu banyak ayam mati mendadak. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80
mmHg; nadi 88x/menit; RR 40x/menit; suhu 39oC. Terapi yang tepat untuk pasien ini adalah:
A. Osetalmivir
B. Zidovudin
C. Lamivudin
D. Acyclovir
E. Evafirenz

Kunci Jawaban: A

FLU BURUNG (3B)


Etiologi: virus H5N1  menyerang unggas da manusia
o
Gejala: demam > 39 C, batuk berdahak, sesak napas, faktor risiko kontak dengan unggas yang mati
mendadak
Pemeriksaan penunjang: foto thorax: ground glass app

Klasifikasi kasus:
Suspek Dx: jika penegakan Dx flu burung dengan anamnesa + p. Fisik
ProbableDx: jika penegakan Dx flu burung dengan pem penunjang non gold standart
ConfirmDx: jika penegakan Dx flu burung dengan p. Penunjang gold standart (PCR/kultur Virus)
Th/ oseltamivir 2mg/kgBB/hari (Max 75 mg/ hari) selama 5 hari
157. An. Minguk, 5 tahun datang dengan keluhan batuk terus menerus sejak 1,5 bulan yang lalu. Batuk diawali
dengan tarikan napas panjang dan biasanya setelah batuk pasien muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
‖whoop‖ saat inspirasi. TD: 110mmHg, HR: 98x/I, RR: 24x/I, Tax: 38C. Riwayat batuk lama dalam keluarga tidak
ada dan riwayat imunisasi tidak lengkap. Apa etiologi pada kasus tersebut?
A. Streptococcus pneumonia
B. Escherichia coli
C. Corynebacterium diptheriae
D. Salmonella typhi
E. Bordetella pertussis

Kunci Jawaban: E
PERTUSIS (4A)
Etiologi: B. Pertusis (basil gram negatif)
Dx: gejala: batuk berbunyi whoop, batuk panjang, batuk rejan, disertai muntah, perdarahan subkonjungtiva,
riwayat imunisasi tidak lengkap (DPT), sianosis
Th/ Eritromicin 40 -50 mg/BB/hari selama 14 hari
158. Tn. Dae Jung, usia 74 tahun, datang dengan keluhan sesak sejak 3 bulan namun sesak dirasakan memberat
sejak 4 hari yang lalu. Pasien perokok berat sejak usia muda. TD: 130/80 mmHg, FN: 88x/I, FP: 30x/I, Tax:
36,5C. Pada pemeriksaan fisik ditemukan barrel chest, kulit memerah, sela iga melebar, hipersonor seluruh
lapang paru. Dari foto thorax didapatkan gambaran diafragma mendatar, jantung pendulum (+), hiperaerated
lung. Diagnosa kasus ini ....
a. Emfisema Pulmonum
b. TB Paru
c. Pneumonia
d. Asma Bronkial
e. Bronkhitis Akut

Kunci Jawaban: A

PPOK (3A)
Defenisi: Penyakit paru kronik yang ditandai hambatan aliran udara, progresif, nonreversibel atau reversibel
parsial, akibat paparan gas atau partikel berbahaya.
Gejala : sesak nafas, batuk berdahak kronis, riwayat terpajan dengan faktor resiko
Pemeriksaan fisik : inspeksi: pursed lips breathing, barrel chest, pelebaran sela iga,tvj meningkat,
penggunaan otot bantu pernapasan, palpasi: fremitus lemah, perkusi: hipersonor, auskultasi: SP :
vesikuler N atau melemah ST: ronkhi, wheezing, ekspirasi memanjang
Klasifikasi:
Bronkitis kronik : diagnosis klinis : batuk kronik produktif minimal 3 bulan berturut-turut , sianois (+),
auskultasi : suara brobkovaskuler (foto thorax: corakan bronkovaskular meningkat)
Emfisema : kulit tubuh merah muda, diagnosis radiologis : hiperinflasi paru, hiperlusen
Pemeriksaan penunjang : Darah rutin, foto thorax: hiperinflasi, hiperlusen, sela iga melebar,diafragma
mendatar, jantung menggantung
faal paru (spirometri FEV1/FVC ≤ 0,70 % post bronkodilator), AGDA

Klasifikasi PPOK
GOLD I : Ringan : VEP1≥80%  SABA + vaksin influenza
GOLD II : Sedang : 50%≤VEP1<80%  terapi GOLD I + LABA + Rehabilitasi (Thorax exercise)
GOLD III : Berat : 30%≤VEP1<50%  terapi GOLD II + Glukokoticoid inh
GOLD IV : Sangat berat : VEP1<30%  terapi GOLD III + O2 terapi
Tatalaksana
Edukasi : berhenti merokok
Reguler : bronkodilator dan expectoran
Rehabilitasi: oksigen dan nutrisi
PPOK eksaserbasi akut: infeksi sekunder S. Pneumonia
 Kriteria :sesak bertambah, sputum purulen, bertambah batuk
 Th/ O2 92% + bronkodilator (Nebule SABA) + antikolinergik(ipratropium bromida), antibiotic
sistemik(makrolide,kuinolon, cepalosporin gen 3), kortikosteroid (P.O/IV) dan mukolitik
 Gagal napas  ICU
159. An. Park Son, usia 24 tahun dengan ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang dialami 3 kali dalam setahun.
Sesak nafas yang dialami tidak mengganggu aktifitas. Ibu pasien menderita riwayat atopi. Pemeriksaan vital
0
sign dijumpai TD 110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, pernapasan 32 x/menit dan suhu 37 C. Pada pemeriksaan
thoraks dijumpai wheezing (+) dan ekspirasi memanjang. Dari pemeriksaan siprometri ditemukan FEV1 > 80%
dengan APE < 20%. Apa kemungkinan diagnosis diatas ?
a. Asma intermiten
b. Asma persisten ringan
c. Asma persisten sedang
d. Asma persisten berat
e. Bronkitis kronik eksaserbasi akut

Kunci Jawaban: A

ASMA (4A)
Defenisi: Inflamasi kronik saluran napas yang dipicu oleh reaksi hipersensitivitas (alergi), gejala episodik
berulang, obstruksi jalan napas, reversibel, genetik
Etiologi: alergen (IgE/histamin)

Gejala (Symtoms)sesak napas setelah terpapar allergen, batuk berdahak (+/-)puth, riwayat atopi
Tanda (sign) SP : vesikular/bronchial ST: wheezing/ekspirasi memanjang/mengi
Pemeriksaan Penunjang : faal paru (spirometri atau Arus Puncak Ekspirasi), uji reversibilitas, uji alergi/skin
prick/patch test, imunologi (IgE meningkat, esosinofilia), Spirometri menilai obstruksi jalan napas FEV1 dan
kapasiti vital paksa (KVP)obstruksi : FEV1<80%, FEV1 naik ≥ 12% post bronkodilator, foro
thorax:peningkatan corakan bronkovaskuler/normal
Klasifikasi
Berdasarkan Frekuensi Berdasarkan Serangan

160. Tn. Dong Min, berusia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan batuk lebih dari 3 minggu, penurunan
berat badan dan keringat malam.. Satu tahun yang lalu pasien pernah pengobatan OAT namun hanya dua
bulan selebihnya pasien tidak melanjutkan pengobatan. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Tergolong
dalam pengobatan TB apakah pasien tersebut?
a. OAT sebagai gagal pengobatan
b. OAT sebagai kambuh
c. OAT sebagai kasus baru
d. OAT sebagai putus pengobatan
e. OAT sebagai relaps

Kunci Jawaban: D

TB PARU TANPA KOMPLIKASI (4A)


memliki riwayat depresi atau manik sebelumnya
Gejala (Symtoms) : batuk berdahak ≥ 2 minggu, hemoptisis, BB menurun, keringat malam, badan lemas
Tanda (Signs): demam subfebris,stermfremitus menurun, palpasi redup apex, SP : Bronchial, vesikuler
melemah pada apex ST: Ronkhi basah, amforik
Pemeriksaan penunjang:
 BTA SPS (sputum)
 foto thorax (kavitas/bercak/infiltrate/konsolidasi(corakan inhomogen)
 Gold standard : Kultur dimedia Lowenstein Jensen
 Mikrobiologis : Pewarnaan Zhiel Nelson 3x (S-P-S)
 Serologi : Mantouxtest, IGRA, ICT-TB
 Interpretasi Mantouxtest : 0-4 mm: negative, 5-9 mm: meragukan, ≥10 mm: positip
 Pemeriksaan GeneXpert

Diagnosis:
Skoring TB anak
Tb : score>6

Klasifikasi
Berdasarkan anatomiTB paru, TB ekstraparu
Berdasarkankan BTA BTA (+), BTA(-)
Berdasarkan riwayat penggunaan obat
- Minum OAT <28 hari (1 bulan)
Baru Belum pernah minum OAT atau sudah minum OAT <1 bulan
- Minum OAT >28 hari
Kambuh/relapspernah sembuh atau OAT lengkap kemudian terinfeksi TB lagi
Drop out/Default/lost of follow/putus obatOAT ≥1 bulan, kemudian putus obat ≥2 bulan berturut-turut
Kasus GagalBTA (+) pada akhir bulan ke 5
- Uji resistensi obat
TB MR (Mono resistan)resistan 1 jenis OAT lini pertama
TB PR (Poli resistan)resistan 2 jenis OAT lini pertama, selain isoniazid dan rifampisin bersamaan
TB MDR (Multi Drug Resistan)resistan isoniazid dan rifampisin secara bersamaan
TB XDR (Extensive Drug Resistan)TB MDR + resistan salah satu OAT gol fluorokuinolon + minimal
OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin, Amikasin)
Protokol pengobatan Tb paru
 Fase intensif/Tahap Awal : 2 bulan/3 bulan
 Fase Lanjutan/Tahap Lanjutan : 4 bulan/5 bulan
 Kategori I : 2 RHZE/4R3H3  TB paru kasus baru, BTA +, BTA -, ekstra paru
 Kategori II : 2 RHZES/RHZE/5R3H3E3  Kasus kambuh, dropout, gagal kategori I
 Kategori anak: 2 RHZ/4RH atau 2 RHZE(S)/4-10 RH
 Kortikosteroid diperlukan untuk kasus TB Milier, Meningitis TB, Pericarditis TB ataupun Efusi
pleura ec TB dengan volume cairan yang banyak.
 Dosis OAT per KgBB per hari I-R-S-E-P
 Isoniazid : 5 mg/KgBB
 Rifampisin : 10 mg/KgBB
 Streptomisin : 15 mg/KgBB
 Etambutol : 15-20 mg/KgBB
 Pirazinamid : 25 mg/KgBB
Therapy jika timbul efek samping:
Rifampisin  edukasi
INH  vitamin B6 1 x 100 mg
Pyrazinamide  aspirin , pct, oains
Etambutol  stop etambutol
Streptomisin  stop streptomisin
Evaluasi pengobatan
*)
Kategori I : akhir bulan 2 , akhir bulan 5, akhir bulan 6
Kategori II : akhir bulan 3, akhir bulan 5, akhir bulan 8

(+) uji sensifitas/ suspect MDR


Tb dengan keadaan khusus
TB + Hamil/menyusui mulai OAT kecuali streptomisin
TB + kontrasepsi hormonal
hormonal
TB + DM prinsip pengobatan sama, lama pengobatan bisa sampai 9 bulan jika KGD tidak terkontrol,
rifampicin menurunkan OAD sulfonilurea
TB + Ggn Ginjal hindari aminoglikosid, sesuaikan dosis pirazinamid dan etambutol
TB + HIV mulai dahulu pengobatan TB, ARV dimulai segera dalam 2-8 minggu setelah pengobatan TB
dapat ditoleransi, Zidovudin: meningkatkan toksik OAT Rifampicin menurunkan efek nelfinafir
TB + Ggn Hati jika ikterik (+) / SGOT/SGPT >5x awal / Bilirubin >2  stop OAT hingga ikterik (-) / bilirubin
<2 / SGOT/SGPT <2x normal
161. Tn Lee Young Jae, berusia 30 tahun dibawa keluarganya ke IGD Rumah sakit dengan keluhan sesak nafas
tiba-tiba sejak setengah jam yang lalu setelah kecelakaan. Keluhan juga disertai dengan nyeri dada.
Pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 100x/menit, frekuensi nafas 30x/menit.
Pemeriksaan paru ditemukan perkusi hipersonor, fremitus melemah, suara nafas menghilang, pergerakan
dinding dada yang sakit tertinggal. Apakah kemungkinan diagnosis untuk kasus di atas?
a. Pneumothoraks
b. Efusi pleura
c. Emboli paru
d. PPOK
e. Oedema paru

Kunci jawaban: A

PNEUMOTHORAX (3A)
Defenisi: akumulasi udara di kavum pleura
Klasifikasi:
• P. SpontanSpontan primer : robek pleura visceralis, ruptur blebs, destruksi alveoli (perokok),
Spontan sekunder : TB, PPOK, Fibrosis kistik
• P. tarumatikSimple: (-) berhubungan udara luar/medistinum, (-) pergeseran midline, Tension:
(+) pergeseran midline, (+) kompresi paru kolateral dan pembuluh darah besar
Diagnosis:
Simple pneumothorax:
Gejala : nyeri dan sesak napas tiba-tiba, RPT: yang termasuk P.spontan dan traumatik(KLL)
Tanda : P. Fisik: perkusi hipersonor, dada asimetris, fremitus menurun/hilang

Tension pneumothorax:
Gejala: sesak napas tiba-tiba, riwayat KLL, nyeri dada
Tanda: gejala simple pneumothorax + Takikardi, JVD, (-) Suara nafas, Pegeseran trakhea ke arah
Yang sehat
Trias: sesak napas tiba-tiba, TVJ menigkat, suara paru menghilang

Open Pneumothorax:
Gejala : nyeri dan sesak napas tiba-tiba, riwayat KLL
Tanda: gejala simple pneumothorax + luka (+)

Hiperlusen avaskuler,
Pleural white line,
Shift mediastinum
kearah berlawanan

Tatalaksana:
Simple pneumothorax: A,B,C,D, defenitif: WSD
Tension pneumothorax: dekompresi jarum di sela iga 2/3 linea midclavikularis, defenitif:WSD
Open pneumothorax: tutup plaster 3 sisi, defenitif : WSD
162. Ny. Song hye kyo, Perempuan, 45 tahun datang dengan keluhan sesak sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
mengeluh batuk berdahak berwarna kekuningan. Demam (+). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum tampak sakit sedang, TD 100/70 mmHg, N 98x/menit, RR 25 x/menit, Tax 38,9C. Pemeriksaan thorak
didapatkan palpasi fremitus mengeras, perkusi redup dan auskultasi,ronki basah, serta ditemukan adanya
retraksi (+). Pada pemeriksaan radiologis didapatkan infiltrate difus bilateral. Diagnosis yang tepat adalah….
a. Pnemonia
b. TB Paru
c. Asma bronkial
d. PPOK
e. Empema

Kunci Jawaban: A

PNEUMONIA (4A)
Defenisi: Suatu infeksi parenkom paru yabg disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit)
kecuali M. Tuberculosis
Etiologi dan ciri khas
- Pneumonia dewasa (tipikal): Klabsiella pneumonia , (demam tinggi, batuk purulen, sesak berat)
- Pneumonia atipikal: Klamidia sp, legionella, dan mycoplasma (demam afebris, batuk dan sesak
tidak terlalu berat)
- Pneumonia virus
- Pneumonia jamur (aspergilus sp), riwayat imunocompromissed 0
Gejala (Symtoms) : trias pneumonia: Demam tinggi: 39-40 c, Sesak napas disertai Pernapasan cuping
hidung, atau gejala sianosis lain (retraksi iga), Batuk dengan dahak purulen
Tanda (Signs):inspeksi: bagian yang sakit tertinggal saat bernapas, palpasi: fremitus dapat mengeras,
perkusi: redup, auskultasi: dijumpai pernapasan bronkial dan ronchi basah
Pemeriksaan penunjang: kultur dahak, foto thorax:konsolidasi inhomogen, air bronkogram, infiltrat
Klasifikasi
Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan predileksi infeksi
mikroorganisme epidemiologi
penyebab
Pneumonia dewasa Community
(tipikal): demam tinggi, Acquired
batuk purulen, sesak Pneumonia (CAP):
berat Etiologi: gejala pneumonia di
Klabsiella pneumonia. luar rumah sakit atau
Th/ Golongan <48 jam setelah
makrolide dirawat, pilihan
Pneumonia atipikal: antibiotik : gol
demam afebris, batuk betalactam,
dan sesak tidak terlalu macrolide
berat Etiologi: Klamidia Hospital Acquired
sp, legionella, dan Pneumonia (HAP):
mycoplasma. Th/ gejala penumonia
golongan makrolide setelah rawat inap ≥
Pneumonia virus 48 jam di RS ,
Pneumonia jamur pilihan antibiotik: gol
betalactam iv,
fluorokuinolon
Ventilator
Associated
Pneumonia: muncul
gejala penumonia
setelah pemasangan
ventilator
Tatalaksana:
Prinsip :
Berat : rawat inap iv
Ringan: rawat jalan  P.O
Tatalaksana umum (R. inap) oksigenasi 1-2 L/I, Bed rest, Diet TKTP
Farmakologi:
st
1 makrolide (azitromicin, eritromicin)
nd
2  fluoroquinolon (ciprofloxaci, levofloxacin)
3nd  B. laktam (ampicilin, amoxicilin)
163. Tn. Boong Sun, usia 36 tahun dibawa ke UGD setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Pasien mengeluh
adanya nyeri dan sesak napas. Pada pemeriksaan fisik TD 90/60, HR 130 x/menit, RR 40 x/menit. Pada dada
kanan didapatkan gerak napas paradoksal dan bunyi napas melemah. Pada foto dada menunjukkan gambaran
radiolusen paru kanan dan fraktur iga 3-6 kanan. Apa diagnosis pada pasien ini?
A. Flail chest
B. Hematothorax massif
C. Tension pneumothorax
D. Open pneumothorax
E. Tamponade jantung

Kunci Jawaban: A

FLAIL CHEST (2)


Defenisi: fraktur costae  segmental, multiple berurutan
Segemental  fraktur komplit pada 2 tempat atau lebih pada costae
Multiple berurutan  terjadinya pada 2 atau lebih costae berurutan
Gejala (Symtoms) : sesak berat, nyeri hebat,severe respiratory distress
Tanda (sign): paradoxal movement gerakan gerakan dinding dada yangasimetris dan ankoordinasi,
krepitasi pada saat palpasi
Pemeriksaan penunjang: foto thorax: fraktur iga
Th/ ABCDE, ventilasi adekuat, oksigenasi, analgesia
164. Song Jong Ki, 34 tahun, datang dengan keluhan tidak selera makan dan demam 3 bulan ini, demam hilang
timbul. Selain itu pasien sering mencret sejak 1 tahun yang lalu. Berat badan turun os turun 10 kg dalam 2 bulan
ini. Os mengaku hal ini disebabkan dirinya tidak selera makan akibat jijik karena terdapat bintik bintik putih
seperti susu di langit-langit mulutnya. Pemeriksaan fisik: dijumpai selaput putih di palatum os, selaput mudah
dilepaskan dan tidak berdarah. Diagnosa pada pasien ini adalah…
a. Hairy leukoplakia
b. Oral Kandidiasis
c. Xerostomia
d. Ulkus Apthosa
e. Angular Cheilitis

Kunci Jawabanya: B

Kandidiasis Oral Leukoplakia


Etiologi Candida sp., Merokok, sirih, alcohol, HPV,
Usia, hormonal, imunocompromised, gigi Trauma, Bad hygiene,Candida
palsu sp.
Gejala Klinis Selaput putih mudah dikerok selaput putih tidak dapat
dikerok
Penunjang KOH, Kultur, Histopatologi histopatologi
Tatalaksana Nystatin, amphotericin B, flukonazole Pembedahan eksisi
165. Meriam, perempuan, 54 tahun, datang ke IGD dengan keluhan BAB hitam 2 minggu ini, yang lalu cair, dan
berwarna seperti ter. Hasil pemeriksaan fisik dijumpai: TD 100/60 HR: 96x/menit RR 24x/i T 36,3. Mata:
konjuctiva anemis, sclera ikterik, abdomen simetris membesar, shifting dullness (+), ekstremitas edema (+).
Hasil pemeriksaan laboratorium dijumpai Hb 10,0, leukosit 3500, trombosit 110.000, Bil Total 13,0 Bil Direk 8,4,
HbsAg (+). Pasien sudah pernah dilakukan gastroskopi dengan hasil: tampak pembesaran pembuluh darah
yang berkelok-kelok didaerah esophagus. Obat-obatan yang dapat diberikan terkait keluhan pasien…
a. sulfas ferosus
b. diuretik
c. B12
d. Propranolol
e. Vitamin K

Kunci Jawabanya: D

PSMBA adalah suatu kondisi perdarahan saluran cerna bagian atas , (perbatasan : ligamentum treitz)
Dapat berasal dari esophagus maupun gaster
Etiologi: varises esophagus, Mallory weis tear, tukak peptic
Varises Esofagus:
Merupakan komplikasi tersering sirosis hepatis
Terjadi akibat peningkatan tekanan portal
Gejala klinis: BAB hitam, muntah hitam, adanya gejala sirosis (ikterik, splenomegaly, asites)
Pemeriksaan Penunjang: DR, Gastroskopi tampak varises di esophagus, USG Abdomen Gambaran
sirosis hepatis
Tatalaksana: propranolol  mengurangi hipertensi porta
Definitive  ligasi varises
Komplikasi: rupture varises esophagus perdarahan syok

166. Seorang bayi baru lahir, dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan selalu tersedak jika diberi ASI. Anak
sama sekali tidak bisa menyusu. Jika menyusui, susu langsung keluar kembali dari hidung dan mulut.
Kemungkinan diagnosis pada anak ini?
a. Atresia Esofagus
b. Atresia Duodenum
c. Atresia Bilier
d. Hirsprung Disease
e. Hypertrophic pyloric stenosis

Kunci Jawabanya: A

Atresia esofagus kelainan bawaan tidak menyambungnya esofagus bagian proksimal dan distal
Gejala Klinis tidak bisa menyusu, keluar busa dari hidung dn mulut
Penujang foto thorax, USG, CT scan, MRI
Tatalana Rujuk ke faskes tersier untuk pembedahan
167. Salman Khan, Laki-laki 27 tahun datang ke IGD, dengan keluhan nyeri perut dan tidak bisa BAB 5 hari ini. Dari
pemeriksaan fisik dijumpai TD 100/60, HR 89x/i, RR 24x/i, T 36,7, abdomen tampak distensi dan peristaltik
meningkat. Diagnosa pada pasien ini …
a. Konstipasi
b. Ileus Obstruktif
c. Ileus Paralitik
d. Peritonitis
e. Obstipasi

Kunci Jawabanya: B

Etiologi : obstruktif -> benda asing/askariasis, invaginasi, neoplasma, volvulus, hernia


Paralitik-> hypokalemia dan peritonitis
Diagnosis
Ileus
Gejala (Symtoms) : Klasifikasi :
Distensi abdomen, nyeri kolik, mual muntah  Ileus obstruktif : peristaltic usus meningkat, metalic sound
 Ileus obstruktif letak tinggi
 Ileus obstruktif letak rendah
 Ileus paralitik : peristaltic usus menurun, seperti kuburan
Pemeriksaan rongten abdomen 3 posisi  Ileus obstruktif : multiple air fluid level step ladder, herring
Erect, spine, LLD appereance, distribusi udara tidak mencapai distal
 Ileus paralitik : air fluid level minimal, dilatasi usus , dan u
sampai ke distal
168. Salman Khan, Laki-laki 77 tahun datang ke IGD, dengan keluhan nyeri perut dan tidak bisa BAB 5 hari ini. 4
hari sebelumnya pasien mencret hebat hingga 10x/hari lalu tidak pernah BAB lagi setelah minum obat-obatan
dari warung. Dari pemeriksaan fisik dijumpai TD 100/60, HR 89x/i, RR 24x/i, T 36,7, abdomen tampak distensi
dan peristaltik hilang. Hasil pemeriksaan foto polos: tampak udara di seluruh usus. Tindakan selanjutnya yang
tepat untuk dilakukan adalah…
a. pasang ngt, puasakan pasien, iv line, antibiotik parenteral
b. pasang ngt, beri nutrisi enteral, iv line, antibiotik peroral
c. pasang ngt, puasakan pasien, iv line
d. pasang ngt, puasakan pasien, antibiotik parenteral
e. pasang ngt, puasakan pasien, iv line, antibiotik peroral

Kunci Jawabanya: A

Etiologi : obstruktif -> benda asing/askariasis, invaginasi, neoplasma, volvulus, hernia


Paralitik-> hypokalemia dan peritonitis
Diagnosis
Ileus
Gejala (Symtoms) : Klasifikasi :
Distensi abdomen, nyeri kolik, mual muntah  Ileus obstruktif : peristaltic usus meningkat, metalic sound
 Ileus obstruktif letak tinggi
 Ileus obstruktif letak rendah
 Ileus paralitik : peristaltic usus menurun, seperti kuburan
Pemeriksaan rongten abdomen 3 posisi  Ileus obstruktif : multiple air fluid level step ladder, herring
Erect, supine, LLD appereance, distribusi udara tidak mencapai distal
 Ileus paralitik : air fluid level minimal, dilatasi usus , dan u
sampai ke distal
Tatalaksana  Fasting, IV line, Dekompresi, Antibiotik
169. Song hye kyo, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut sejak 3 bulan yang lalu. Frekuensi BAB 2-3 kali/
hari, dan keluhan berkurang setelah BAB, serta hilang timbul. Hal ini dialami pasien sejak akan menghadapi
sidang perceraiannya. Tidak terdapat penurunan berat badan. Uji darah samar (-), kolonoskopi dan endoskopi
dengan biopsi menunjukkan hasil normal, serta kultur tinja (-). Apa kemungkinan diagnosa penyakit tersebut?

a. Irritable bowel syndrome


b. Chron’s Disease
c. Ulkus duodenum
d. Ca colon
e. Ulkus peptic

Kunci Jawabanya: A

IBS adalah suatu kumpulan gejala gastrointestinal yang ditandai dengan adanya perubahan pola defekasi oleh
stress psikologi
Etiologi :Stress psikologis
DIAGNOSIS
IBS adalah suatu kumpulan gejala gastrointestinal yang ditandai dengan adanya perubahan pola defekasi
oleh stress psikologi
IBS adalah suatu kumpulan gejala gastrointestinal yang Kriteria ROMA Tatalaksana :
ditandai dengan adanya perubahan pola defekasi oleh stress III/ROMA IV Edukasi
psikologi Nyeri perut ditambah 2 Tipe D : diet
kriteria dibawah : rendah serat
Membaik setelah Tipe C : diet
defekasi tinggi serat
Perubahan konsistensi
Perubahan fekuensi
BAB
Selama > 3 bulan
dalam onset 6 bulan
170. 1. Captain America, laki-laki, 65 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas. Hal ini
dirasakannya hilang timbul dan seperti mencengkram. Penurunan BB dijumpai 10 kg dalam 3 bulan ini. Dari
pemeriksaan diperoleh TD 110/60 mmHg HR 100x/i RR 24x/i T 37,8. Mata tampak ikterik, abdomen simetris,
hepar teraba 3 jari bac, permukaan berbenjol benjol, konsistensi keras. Pemeriksaan penunjang yang dapat
membantu diagnosis pada pasien ini …
a. Darah Rutin
b. SGOT, SGPT
c. Bilirubin
d. USG Abdomen
e. Foto polos

Kunci Jawabanya: D

KARSINOMA HEPAR
• Disebut juga hepatocellular carcinoma atau kanker hati
• Faktor Risiko: alkohol, hepatitis kronik, alfatoksin, sirosis hepatis
• Gejala Klinis:
Ikterik
Perut membesar (Asites)
Berat Badan Turun, anoreksia, lemah
Hepatomegali
Pemeriksaan Penunjang:
USG Abdomen, Fungsi Hati, AFP meningkat
Gold Standar: Biopsi Hepar
171. Thor, laki-laki, 45 tahun, datang ke RS untuk melakukan medical check up. Hasil medical check up dijumpai BB
134 kg TB 175 cm. TD 130/90 HR 86x/i, RR 20x/i, T 37, KGD 256 mg/dl, Total kolestrol 250, LDL 170 TG 280.
Foto thorax tampak cor dan pulmo dalam batas normal. USG Abdomen: tampak echoparenkim hepar yang
meningkat. Dokter kemudian menjelaskan bahwa Thor mengalami perlemakan hati. Hal ini disebabkan, kecuali

a. Obesitas
b. Diabetes
c. Hiperkolestrol
d. Rokok
e. Alkohol

Kunci Jawabanya: D

FATTY LIVER/ PERLEMAKAN HATI


Dibagi menjadi fatty liver alkoholik dan penyakit non alkoholik.

Etiologi:
Alcohol, obesitas, DM, obat-obatan, kehamilan, keracunan vit A, syndrome Reye

Gejala:
Fatty liver umumnya tidak bergejala. Orang baru mengetahuinya saat melakukan tes kesehatan (pemeriksaan
fisik), dan selanjutnya dipastikan dengan menjalani tes darah (Lab Darah lengkap, SGOT/SGPT, bilirubin,
kolesterol) atau pemeriksaan USG bila hati membesar.
 Tetapi kadang bisa menimbulkan sakit kuning (jaundice),
mual, muntah, kembung dan yang paling sering terjadi yaitu nyeri tumpul di perut kanan atas (cenut-cenut,
kemeng, terasa panas di kulit perut), terutama hal ini saat kecapekan dan habis makan terlalu banyak.


Diagnosis:
SGOT/SGPT, Bilirubin, kolesterol (TG, LDL, HDL) dan USG Abdomen. Gambaran USG Abdomen dari fatty liver
menunjukkan echoparenkim hepar yang meningkat (hepar terlihat lebih gelap), dan dari sini bisa ditentukan
derajat keparahan dari fatty liver.

172. Han Ji Eun, perempuan, 42 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri perut kanan atas yang hilang
timbul. Nyeri muncul terutama jika makan makanan berlemak. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 HR 86x/mnt RR
20x/mnt suhu 37C. Mata ikterik (-), abdomen: simetris, nyeri tekan kuadran kanan atas (-), murphy sign (-)
hepar, lien dan renal tidak teraba . Kemungkinan diagnosis pada pasien…
a. Cholesistitis
b. Cholelitiasis
c. Cholangitis
d. Gastritis
e. Abses Hepar

Kunci Jawabanya: B

Kolelitiasis Kolesistitis Kolangitis


Gejala Nyeri RUQ Nyeri RUQ Nyeri RUQ
Murphy sign (+) Murphy sign (+)
demam Demam
ikterik
Laboratorium Biasanya normal leukositosis Leukositosis dan
peningkatan bilirubin
Penunjang USG Abdomen
ERCP
MRCP
173. Hritik Roshan, usia 37 tahun dibawa ke IGD karena nyeri hebat pada perut kanan bawah sejak 4 jam yang lalu.
Pasien mengatakan lebih nyaman saat tidur terlentang dan lutut ditekuk ke depan sedikit. Dokter kemudian
memeriksa dan menginstruksikan pasien tidur terlentang dengan melakukan fleksi sendi panggul. Pasien
merasa kesakitan saat dokter merotasikan sendi panggul kearah dalam. Tanda yang dialami pasien disebut...
a. Psoas sign
b. Blumberg sign
c. Rovsing sign
d. Obturator sign
e. Phren sign

Kunci Jawabanya: D

174. Sisi, 55 tahun datang ke IGD degan keluhan nyeri ulu hati dan muntah berwarna hitam 2 jam yang lalu. Pasien
sudah beberapa kali muntah seperti ini sejak 1 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat konsumsi meloxicam
untuk keluhan pada lutut kirinya yang nyeri sejak 2 tahun yang lalu. Pada PF didapatkan konjungtiva anemis,
pada pemeriksaan lab dijumpai Hb 10 g/dl, MCV 82 fl, MCH 27 pg. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien
ini adalah…
a. Pecah varises esofagus
b. Mallory-Weiss tear
c. Tukak peptikum
d. Sindrom dispepsia
e. Peritonitis

Kunci Jawabanya: C

Perbedaan gambaran Ulkus Duodenum, Ulkus Peptikum dan Ulkus Stress


Ulkus duodenum Ulkus peptikum Ulkus stress
Insidensi Usia puncak: 40 tahun Usia puncak 50-60 tahun Berhubungan dengan
stress, trauma, sepsis,
luka bakar, cidera
kepala yang berat
Patologi 90% pada bulbus duodeni 90% pada antrum dan Biasanya multiple, erosi
kurvatura minor difus; lebih sering
terletak dilambung,
terutama fundus
Penyulit Sekitar 10% pasien; Lebih sering
sebagian besar berespon dibandingkan ulkus
terhadap terapi medis duodeni
Perforasi Lebih sering bila terletak Lebih sering pada Sering
pada dinding anterior dinding anterior lambung
duodenum
Perdarahan Sering pada dinding 25% kejadian Penyulit yang paling
posterior bulbus duodeni sering, mortalitas tinggi
Gambaran Nyeri hilang bila diberi Nyeri tumbul bila diberi Mungkin asimtomatik
klinis makanan makanan sampai timbul penyulit
Biasanya gizi penderita Sering terjadi anoreksia, berat seperti
baik penurunan berat badan perdarahan atau
Eksaserbasi musiman Nyeri waktu malam dapat perforasi
(lebih sering pada musim terjadi
semi dan gugur)
Sering timbul nyeri pada
waktu malam
Penunjang H pylori: UBT, CLO test H pylori: UBT, CLO test Gastroskopi
Gastroskopi Gastroskopi
175. Mila Kunis, 22 tahun datang dengan keluhan mual dan muntah 1 hari ini. Nyeri ulu hati dijumpai 2 minggu ini.
Demam tidak ada. Pada pemeriksaan fisik dijumpai nyeri tekan epigastrium (+). Hasil endoskopi menunjukkan
mukosa gaster tampak utuh dan sedikit kemerahan. Urea Breath Test (+). Diagnosis pada pasien ini…
a. Gastritis
b. Mallory-Weiss tear
c. Tukak peptikum
d. Sindrom dispepsia
e. Tukak duodenum

Kunci Jawabanya: A

Gastritis
Definisi: peradangan pada mukosa lambung
Gejala Klinis: mual, muntah, nyeri ulu hati, perut terasa penuh, bisa demam
Etiologi: NSAID, H. Pylori, alkohol, makanan, zat kimia, stress
Pemeriksaan penunjang: Gastroskopi, UBT (untuk H pylori), histopatologi
Tatalaksana:
 Hindari Pencetus
 PPI, AH2, Antasida
 Terapi eradikasi H. pylori
176. Abas, 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan BAB cair 1 minggu ini, frekuensi 4-6 x/hari, lendir (-), darah
(+). Setiap BAB pasien juga mengeluhkan nyeri yang luar biasa pada daerah anus. TD 120/80 HR 98x/menit RR
20x suhu 38C. DRE: Spingter Ani ketat, mukosa rectum licin dan mudah berdarah, ampula rekti kosong, sarung
tangan feses (-), lendir (+), darah (+). Dokter kemudian mengatakan pasien menderita proktitis. Berikut ini
merupakan penyebab yang mungkin, kecuali…
a. Hubungan seksual
b. Infeksi
c. Radiasi
d. Alcohol
e. Riwayat colitis

Kunci Jawabanya: D

Proktitis
Peradangan pada mukosa rektum
Etiologi: colitis, penyakit menular seksual, trauma rektum, terapi radiasi
Manifestasi: BAB berdarah. Nyeri +/-, frekuensi BAB >>>, diare, rasa penuh pada rektum
Pemeriksaan fisik: mukosa anus eritem dan rapuh, pembersaran KGB inguinal
Penunjang: DR, feses rutin, biopsi jaringan, anoskopi, sigmoidoskopi, kolonoskopi
Terapi: tergantung etiologi
177. Sekelompok siswa dibawa gurunya ke IGD dengan keluhan muntah hebat, tampak temas, nyeri kepala dan
diare. Siswa-siswa tersebut diketahui baru sarapan di kantin. Pem Fisik: TD 110/60, pols 102x/i, RR 20x/i, T
37C. Mata tampak cekung. Diagnosis siswa ini...
a. Gastritis akut
b. Gastritis Kronis
c. Dyspepsia
d. Keracunan Makanan
e. Gastroenteritis

Kunci Jawabanya: D

Keracunan Makanan

DIAGNOSIS
Keracunan Makanan
Gejala (Symtoms) : Penyebab:
Diare setelah makan, sakit kepala, mual muntah, Botulisme : pasien bisa kejang, C. botulinum ->
malaise, tanda dehidrasi makanan kaleng
Bacillus cereus : makanan basi
C. perfringes : makanan basi, makanan dengan
pematangan tidak sempurna
C. dificille : konsumsi beberapa jenis AB tanpa indikasi
yang jelas
o Ringan : diare
o Sedang : diare + demam
o Berat : diare+ demam+dehidrasi berat
Tatalaksana Rehidrasi
*untuk C. dificille
o Ringan : rehidrasi + hentikan AB
o Sedang : Rehidrasi + hentikan AB + ganti
metronidazole
o Berat : Rehidrasi + hentikan AB + Vancomisin
178. Barbie, 43 tahun datang dengan keluhan bercak merah yang gatal pada sela-sela payudara sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien mengoleskan lesi dengan obat yang dibeli sendiri namun keluhan tidak membaik. Pasien
jarang mengganti pakaian dalam karena malas mencuci. Pemeriksaan menunjukkan BB 75 kg TB 159 cm.
Status dermatologis tampak lesi makula eritem (+), erosi (+) lesi satelit (+), lesi bersifat basah. Diagnosis pasien
tersebut adalah...
a. Psoriasis inversa
b. Ptyriasis versicolor
c. Tinea cruris et corporis
d. Candidiasis intertriginosa
e. Dermatitis kontak iritan

Kunci Jawabanya: D

Kandidiasis Kutis
Etiologi: candida albicans
Predileksi: lipatan kulit
Diagnosis:
Temuan klinis:
 Gatal (+): pasien imunocompromissed (HIV/AIDS:
kortikosteroid jangka panjang)
 Ruam: macula/patch eritema (+) berbentuk satelit
―chicken and hen‖
Pem.penunjang:
 KOH 20% : kepala dan kaki
 KOH 10% : selainnya
Hasil: blastospora, pseudohifa, yeast
Tatalaksana:
 Topikal: Mikonazole salep
Jika ruam luas, tambahkan anti fungal
Sistemik: Ketokonazole 1 x 200 mg, Fluconazole atau itrakonazole
179. Lee Min Ho, 25 tahun, laki-laki datang ke RS dengan keluhan bengkak dan nyeri pada tungkai kanan bawah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema (+), nyeri tekan (+). Pada pemeriksaan status dermatologis
didapatkan eritema batas tegas, edema, kemerahan, bula hipopion (+). Diagnosis pada pasien ini adalah...
a. Erisipelas
b. Ektima
c. Selulitis
d. Eritrasma
e. Impetigo contagious bullosa

Kunci Jawabanya: E

PIODERMA
Defenisi: penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus b hemolyticus, atau
keduanya
Etiologi: Staphylococcus aureus ( impetigo bulosa, folikulitis, karbunkel, furunkel, pionikia), Streptococcus b
hemolyticus (impetigo krustosa, ektima, selulitis, erysipelas, plegmon)
Tatalaksana: Antibiotik
 Lokal
 Banyak pus/krusta: kompress dengan PK 1/5000, rivanol 3x sehari @1jam selama
keadaan akut
 Tidak tertutup pus/krusta: krim mupirosin 2% atau asam fusidat 2% 2x sehari selama 7-
10 hari
 Sistemik (5-7 hari)
 Kloksasilin atau dikloksasilin
 4x250-500 mg (dewasa); 50 mg/kg/hari dalam 4 dosis (anak)
 Amoxicillin 4x500 mg P.0 (dewasa);25-50 mg/kgBB/hari (anak)
 Amoxiclav 3x250-500 mg (dewasa); 25 mg/kg/hari dalam 3 dosis (anak)
 Eritromisin 4x250-500mg (dewasa); 20-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis
Insisi dan drainase: Khusus karbunkel yang menjadi abses
180. Seorang bayi usia 3 tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena tampak kropeng-kropeng kekuningan di sekitar
hidung dan bibirnya sejak 1 minggu yang lalu, anak demam dan tampak rewel. Riwayat 2 minggu yang lalu
pasien mengalami flu dan batuk. Pemeriksaan fisik tampak lesi krusta kuning tebal seperti madu. Tatalaksana
yang tepat..
a. ketoconazole topical
b. asiklovir topical
c. bedak salisil
d. kompres NaCl
e. neomisin topikal

Kunci Jawabanya: E

PIODERMA
Defenisi: penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus b hemolyticus, atau
keduanya
Etiologi: Staphylococcus aureus ( impetigo bulosa, folikulitis, karbunkel, furunkel, pionikia), Streptococcus b
hemolyticus (impetigo krustosa, ektima, selulitis, erysipelas, plegmon)
Tatalaksana: Antibiotik
 Lokal
 Banyak pus/krusta: kompress dengan PK 1/5000, rivanol 3x sehari @1jam selama
keadaan akut
 Tidak tertutup pus/krusta: krim mupirosin 2% atau asam fusidat 2% 2x sehari selama 7-
10 hari
 Sistemik (5-7 hari)
 Kloksasilin atau dikloksasilin
 4x250-500 mg (dewasa); 50 mg/kg/hari dalam 4 dosis (anak)
 Amoxicillin 4x500 mg P.0 (dewasa);25-50 mg/kgBB/hari (anak)
 Amoxiclav 3x250-500 mg (dewasa); 25 mg/kg/hari dalam 3 dosis (anak)
 Eritromisin 4x250-500mg (dewasa); 20-50 mg/kg/hari dalam 4 dosis
Insisi dan drainase: Khusus karbunkel yang menjadi abses
181. Tony Stark, 40 tahun, datang dengan keluhan timbul bercak-bercak kemerahan di tangan, disertai dengan rasa
perih dan gatal. Gejala ini muncul sejak pasien menjadi tukang bangunan 2 bulan yang lalu. Pasien sehari-hari
bertugas sebagai pengaduk semen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan eritema, ekskoriasi, dan fissure. Edukasi
cara pencegahan yang paling tepat untuk kondisi ini?
a. Meningkatkan kebersihan diri
b. Menghindari kontak dengan teman kerja
c. Berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lain
d. Melakukan pemeriksaan untuk cek alergen apa yang menyebabkan
e. Memakai sarung tangan saat bekerja

Kunci Jawabanya: E

DERMATITIS KONTAK (3A-4A)


Etiologi: Kontak dengan allergen (+)
Klasifikasi:
Dx Penyebab Ruam Patofisiologi
D. Kontak Kontak langsung dengan bahan Polimorfik setelah terpapar Substansi iritan
Iritan (4A) iritan/korosif. Cth : Asam basakuat, < 12 jam Prostaglandin
detergen daninflamasi lokal

D. Kontak Kontak langsung dengan bahan Makula;papular;skuama;p Hipersensitivitas tipe 4


alergik (3A) yang sebenarnya tidak apul setelah kontak
menimbulkan gejala pada orang dengan alergen ≥12 jam
lain. Cth: karet, kosmetik, plastik

DKI DKA
Pem. Penunjang: skin patch test  ditempatkan di punggung, diangkat stlh 48 jam, nilai reaksi 72-96 jam
Tatatalaksana:Kortikosteroid (potensi rendah: hidrocortison salep)
182. Fattah, laki-laki, 27 tahun, datang dengan keluhan gatal dan nyeri didaerah kemaluan 1 minggu ini. Demam,
mencret dan penurunan berat badan dijumpai 2 bulan ini. Pada pemeriksaan fisik tampak vesikel-vesikel
dengan dasar eritem dan berkelompok pada alat kemaluan pasien. Diagnosis pada pasien ini…
a. Varicella
b. Herpes Zooster
c. Herpes Simpleks tipe 1
d. Herpes Simpleks tipe 2
e. Kondiloma akuminata

Kunci Jawabanya: D

HERPES SIMPLEKS (4A)


Etiologi: HSV tipe I dan HSV tipe II
Predileksi: mulut (tipe 1) dan genital (tipe 2)
Diagnosis:
Tanda (Signs):
 Vesikel dasar eritem nyeri, multiple di mulut
(HVS tipe I) /genital (HVS tipe II)

Pemeriksaan penunjang: Tzank test (sel datia berinti


banyak)
Tatalaksana:
Farmako:
 Asiklovir 5x200 mg
 Valasiklovir 2 x 500 mg
183. Pritti Zinta, 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada pinggang kiri. 1 minggu sebelumnya pasien
juga merasakan demam, batuk dan pilek. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran sebagai berikut.

Diagnosis?
a. Varicella
b. Herpes Zooster
c. Herpes Simpleks tipe 1
d. Herpes Simpleks tipe 2
e. Variola

Kunci Jawabanya: B

HERPES ZOSTER (4A)


Etiologi:reaktivasi VZV
Predileksi: thorakal (unilateral sesuai dermatom)
Diagnosis: Tanda (Signs):
Gejala (Symtoms) :  Vesikel berkelompok dengan
Lenting kemerahan berisi cairan, dasar eritema
nyeri (+)  Unilateral tersusun sesuai
Riwayat varicella (+),Didahului gejala dermatome
prodromal

Pemeriksaan penunjang:Tzank test


(sel datia berinti banyak)

Tatalaksana:
Farmako:
 Acyclovir 5x800 mg
 Valasiclovir 3x1000 mg (5-7 hari)
Komplikasi:
 Neuralgia pasca-herpetik (>>pr, prevensi steroid, th/ gabapentin/amitriptilin)
 Ramsay Hunt Syndrome: herpes pada ganglion genikulatum, ditandai dengan gangguan
pendengaran, keseimbangan dan paralisis parsial.
 Herpes zoster oftalmikus, dapat terjadi ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, serta
neuritis optik.
184. Baim, 35 tahun mengeluh terdapat bintil pada wajah 2 minggu terakhir, pasien sehari-hari bekerja
dilaboratorium. Pada wajah pasien tampak gambaran berikut. Penanganan yang tepat adalah...

a. Klindamisin topical
b. Betametason topical
c. Permetrin
d. Ketoconazole topical
e. Kompres Nacl

Kunci Jawabanya: A

FOLIKULITIS SUPERFISIAL (4A)


Definisi: Inflamasi primer dari folikel rambut karena infeksi, oklusi atau trauma (Impeto bockhart)
Etiologi: Staphylococcus aureus
Predileksi: tungkai bawah (bagian yang berambut)
Diagnosis:
Gejala (Symtoms) : Tanda (Signs):
Bintil bernanah, Nyeri  Pustule dengan folikel rambut
(+) ditengahnya
 Biasanya multiple

185. Mentari, perempuan 21 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan ditelapak tangan terdapat benjolan benjolan
yang kasar. Pemeriksaan dijumpai papul sedikit meninggi dengan bagian atas yang datar. Fenomena koebner
(+). Diagnosis?
a. Moluskum kontangiosum
b. Veruka Vulgaris
c. Veruka Filiformis
d. Veruka Plana
e. Variola

Kunci Jawabanya: D

VERUKA VULGARIS (4A)


Definisi:hyperplasia epidermis (kutil / common wart)
Etiologi:HPV tipe 2 & 4
Predileksi: tangan, jari, kaki, lutut
Diagnosis:
Temuan klinis:
 Bentuk bulat abu-abu
 Hiperkeratik berbentuk plaque
 Ukuran lentikuler
 Verukosa (permukaan kasar,
seperti bunga kol)
 Autoinokulasi
 fenomena koebner (+)

Pemeriksaan penunjang:
Test asetat aceto white, Histopatologi:
biopsi kulit
Tatalaksana:
Farmako: Non farmako: Hindari terapi agresif yang menimbulkan
Awal keratolitik nyeri karena veruka dapat resolusi spontan dalam

st
1 line : kauter kimia: beberapa bulan
Asam salisilat 10, 20, 40 %
tergantung ukuran dan lokasi lesi

nd
2 line: kauter mekanik:
Cryosurgery
Electrosurgery
Excision hamil
186. Park Shin Ye, 25 tahun, datang dengan keluhan di selangkangan terasa gatal. Pada pemeriksaan dijumpai
plaque eritem hiperpigmentasi. Pemeriksaan lampu wood menunjukkan coral red. Apakah kemungkinan
diagnosis tersebut?
a. eritrasma
b. selulitis
c. ektima
d. erysipelas
e. flegmon

Kunci Jawabanya: A

ERITRASMA
Etiologi: Corinebacterium minutissimum
Predileksi: lipatan kulit, Penderita DM
Diagnosis:
Temuan Klinis :
Makula eritema sampai kecoklatan pada kulit

Pem. Penunjang:
Lampu wood merah bata (coral red)

Tatalaksana:
Topikal: asam fusidat, Sistemik: Eritromisin/tetrasiklin
187. Tao Ming Tse, laki-laki, 34 tahun datang dengan keluhan terdapat bercak-bercak putih di punggungnya. Bercak
tidak gatal. Pada pemeriksaan dijumpai macula hipopigmentasi, hipoanestesi. Pemeriksaan Lab dijumpai
bakteri tahan asam, bentuk pleomorf lurus, batang ramping dan sisanya berbentuk
paralel dengan kedua ujung – ujungnya. Bakteri ini dapat ditemukan pada pemeriksaan…
a. Papanicolou
b. Giemsa
c. Kinyoun Gabbet
d. Ziehl Nielssen
e. Gins-Burry’

Kunci Jawabanya: D

MORBUS HANSEN/KUSTA/LEPRA
Etiologi: M. leprae
Diagnosis:
Temuan Klinis :
Macula/patch hipopigmentasi
Tidak gatal
Anestesi (+)
Pem.fis pem saraf tepi. Penunjang : histopat - slit skin
smear  sel vrichow (histiosit dengan M leprae di
dalamnya)

Klasifikasi:

Tatalaksana:

 Jumlah lesi 1: ROM (Rifampicin, ofloksasin,


Minosiklin) single dose Jumlah lesi 2-5: RD
(rifampicin , dapson)
 Jumlah lesi >5: RDK (rifampicin, dapsone,
klofazimin/lamprene)
 Th/ kusta pada bumil  lanjut spt biasa, tidak ada
pengaruh. Kec. Regimen ROM  tunda

Reaksi pengobatan kusta: (3A)

188. Luna, wanita, 25 tahun, datang dengan keluhan luka pada kemaluan. Pada pemeriksaan genitalia dijumpai
ulkus, dangkal dengan dasar yang bersih. Diagnosis keadaan diatas adalah…
a. Ulkus mole
b. Ulkus durum
c. Herpes simplex
d. Ulkus mikstum
e. Impetigo

Kunci Jawabanya: B

Sifilis (Ulkus Durum)


Temuan klinis: vesikel pd kelamin →hilang ±1bln→radang sangat nyeri→demam. Th.
NonGo Sifilis (ulkus durum): muncul ulkus bersih, soliter, tidak berdarah dan tidak nyeri
Kadang dapat sembuh dengan sendirinya, kemudian muncul stadium II dan III,
menyebar sistemik
Etio: treponema palidum
Px: VDRL dan TPHA (mendeteksi antigen Treponema). Direct test: mikroskop lap
gelapmotile treponema
Th/ Benzatine benzilpenicilin 2,4 jt IU, SD, i.m. atau PP 600.000 IUi.m

189. Cinta, anak perempuan, 8 tahun, diantar ibunya memeriksakan diri ke puskesmas dengan keluhan gatal pda
kepala, terutama bagian belakang. Penyakit yang serupa juga diderita oleh teman-teman sekolahnya. Pada
pemeriksaan didapatkan rambut kusam dan lengket. Apakah penyebab penyakit pasien tersebut?
a. Pedikulosis
b. Dermatosis
c. Tineasis
d. Scabies
e. Pitiriasis

Kunci Jawabanya: A

PEDICULOSIS (4A)
Etiologi: Pediculus capitis (head lice), Pediculus corporis (body lice), and Pthirus pubis (pubic lice).
Klasifikasi: Pediculosis Kapitis (kepala), Pediculosis pubis (kemaluan), pediculosis corporis (badan)
Transmisi: kontak fisik/seksual
Diagnosis:
Temuan Klinis:
Gatal pada kepala/pubis/tubuh
Dijumpai makula/patch hiperpigmentasiblue dots / sky dots (makula serulae)

Tatata laksana:
Nonfarmako: Cuci dgn air hangat 5 mnt,
obati sekeluarga

190. Naysilla, umur 24 tahun dibawa ke RS karena muncul bercak-bercak kemerahan diseluruh tubuhnya. Keluhan
disertai pecah-pecah pada bibir, tenggorokan nyeri dan mata sakit. Seminggu yang lalu pasien menderita
kejang-kejang dan diberi obat phenobarbital.
Pada pemeriksaan dermatologi tampak makula eritem hampir generalisata, terdapat beberapa vesikel yang
kendur pada tubuh dan ekstremitas. Pada mata didapatkan konjungtivitis chatarralis dan pada bibir terdapat
krusta hemoragik yang tebal dan rapuh. Apa diagnosa yang paling mungkin?
a. Morbus hansen
b. Urtikaria
c. Sindrom Steven Johnson
d. Herpes Gestasiones
e. Dermatitis Atopik

Kunci Jawabanya: C

SJS-NET (3B)
Diagnosis:
Temuan Klinis:
 SJS : kulit (eritem, vesikel, bula), mukosa mata
(konj), mulut dan genital, <10% tubuh. KU sedang.
Komplikasi : syok, Bronkopneumonia
 NET : ada epidermolisis dan seluruh tubuh (>30%).
Nikolsky sign (+). KU jelek. Komplikasi : Syok,
sepsis

Tatatalaksana: resusitasi, inj kortikosteroid sistemik, lnj antihistamin (AH1), AB,


simtomatik
191. Seorang ibu, membawa bayinya berusia 8 bulan kedokter dengan keluhan terlihat plak putih di rambut. Pada
pemeriksaan dijumpai gambaran berikut. Diagnosis?

a. Dermatitis numularis
b. Dermatitis seborroik
c. Pedikulosis Kapitis
d. Dermatitis atopi
e. Dermatitis statis

Kunci Jawabanya: B
DERMATITIS SEBOROIK (4A)
Etiologi: Pityrosporum ovale
Temuan Klinis:skuama kekuningan berminyak, di kepala, belakang
telinga, nasolabial, leher, gatal (+)
Tanda Patognomonis
a. Papul sampai plak eritema.
b. Skuama berminyak agak kekuningan.
c. Berbatas tidak tegas
Etiologi: Pityrosporum ovale
Tatatalaksana:hidrokortison 1% (bayi), steroid ringan-sedang + shampoo
192. Seorang ibu membawa anaknya berusia 4 bulan dengan keluhan kulit anaknya menebal dan terlihat bersisik.
Hal ini telah dialami sang anak dari lahir namun semakin lama semakin menebal. Hasil pemeriksaan
menunjukkan gambaran berikut. Diagnosis pada anak ini?

a. ichtiosis vulgaris
b. dermatitis atopi
c. pemphigus vulgaris
d. ichtiosis lamellar
e. sifilis tersier

Kunci Jawabanya: A

ICHTYOSIS
Definisi: penyakit heterogen differensisasi epidermal yang memiliki gambaran sisik yang berlebihan
Etiologi: X-linked, autosomal link, malignansi, lupus dan obat-obatan
Pemeriksaan Penunjang: Histopatologi
193. Seorang ibu, membawa anak perempuannya berumur 4 tahun dengan keluhan kaki berwarna kemerahan
setelah terkena tumpahan kuah sop. Hasil pemeriksaan tampak macula eritem pada daerah dorsum pedis kiri,
bula (-), nyeri (+). Terapi yang dapat diberikan pada anak tersebut?
a. antibiotik topical
b. bedak salicyl
c. kortikosteroid topical
d. silver sulfa salep
e. permetrin

Kunci Jawabanya: D
LUKA BAKAR (4A-3B)
Derajat 1merah, hieperemis, nyeri
Derajat 2a ada bula, nyeri hebat, warna
hiperemis
Derajat 2bada bula, masih merasakan nyeri,
warna putih
Derajat 3 ujung saraf sudah terkena sehingga
tidak nyeri lagi, Semua luka bakar listrik
INDIKASI RAWAT
Derajat 2 > 20 %
Derajat 3-5 %
Derajat 2 atau 3-10 % pada anak dibawah 10
tahun atau dewasa diatas 50 tahun
Luka pada ekstremitas, kelamin dan perineum
Semua trauma inhalasi
Semua trauma listrik dan kimia
Luka bakar kimia Luka akibat basa > luka akibat asam. Th/
irigasi dengan air mengalir selama 20-30 menit . Luka bakar
listrik Penunjang: EKG serial menyebabkan fibrilasi
ventrikel; RFT terjadi rhabdomyolisis Trauma inhalasi
luka bakar yang mengenai wajah dan leher, suara serak, alis
mata dan bulu hidung hangus, sputum mengandung arang,
riwatat terkurung dalam api
Th / intubasi dan 02 100 %

TERAPI CAIRAN  RULE of NINE


Terapi awal : resusitasi cairan dengan formula Parkland
Baxter 4 x kg x % luas
Setengah dari cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
Selebihnya diberikan dalam 16 jam kedua
194. Bob, laki-laki, 27 tahun dibawa bosnya ke rumah sakit dalam keadaan penurunan kesadaran. Bos pasien
mengatakan bahwa pabrik mereka baru saja terbakar dan bob tadinya berada didalam pabrik tersebut. Dari
pemeriksaan fisik: TD 110/60 HR 100x/menit RR 28x/menit SpO2 80%., tampak alis mata terbakar, jelaga pada
mulut, dan hiperemis serta edema faring dan uvula. Dokter menduga pasien mengalami trauma inhalasi. Hal
berikut merupakan hal yang mendasari dugaan dokter, kecuali…
a. adanya jelaga pada mulut
b. alis terbakar
c. faring edema
d. SpO2 80%
e. Penurunan kesadaran

Kunci Jawabanya: E

LUKA BAKAR (4A-3B)


Derajat 1merah, hieperemis, nyeri
Derajat 2a ada bula, nyeri hebat, warna
hiperemis
Derajat 2bada bula, masih merasakan nyeri,
warna putih
Derajat 3 ujung saraf sudah terkena sehingga
tidak nyeri lagi, Semua luka bakar listrik
INDIKASI RAWAT
Derajat 2 > 20 %
Derajat 3-5 %
Derajat 2 atau 3-10 % pada anak dibawah 10
tahun atau dewasa diatas 50 tahun
Luka pada ekstremitas, kelamin dan perineum
Semua trauma inhalasi
Semua trauma listrik dan kimia
Luka bakar kimia Luka akibat basa > luka akibat asam. Th/
irigasi dengan air mengalir selama 20-30 menit . Luka bakar
listrik Penunjang: EKG serial menyebabkan fibrilasi
ventrikel; RFT terjadi rhabdomyolisis Trauma inhalasi
luka bakar yang mengenai wajah dan leher, suara serak, alis
mata dan bulu hidung hangus, sputum mengandung arang,
riwatat terkurung dalam api
Th / intubasi dan 02 100 %

TERAPI CAIRAN  RULE of NINE


Terapi awal : resusitasi cairan dengan formula Parkland
Baxter 4 x kg x % luas
Setengah dari cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
Selebihnya diberikan dalam 16 jam kedua

195. Barbie, 43 tahun datang dengan keluhan bercak merah yang gatal pada sela-sela payudara sejak 2 minggu
yang lalu. Pasien mengoleskan lesi dengan obat yang dibeli sendiri namun keluhan tidak membaik. Pasien
jarang mengganti pakaian dalam karena malas mencuci. Pemeriksaan menunjukkan BB 75 kg TB 159 cm.
Status dermatologis tampak lesi makula eritem (+), erosi (+) lesi satelit (+), lesi bersifat basah. Diagnosis pasien
tersebut adalah...
a. Psoriasis inversa
b. Ptyriasis versicolor
c. Tinea cruris et corporis
d. Candidiasis intertriginosa
e. Dermatitis kontak iritan

Kunci Jawabanya: D

Kandidiasis Kutis
Etiologi: candida albicans
Predileksi: lipatan kulit
Diagnosis:
Temuan klinis:
 Gatal (+): pasien imunocompromissed (HIV/AIDS:
kortikosteroid jangka panjang)
 Ruam: macula/patch eritema (+) berbentuk satelit ―chicken
and hen‖
Pem.penunjang:
 KOH 20% : kepala dan kaki
 KOH 10% : selainnya
Hasil: blastospora, pseudohifa, yeast
Tatalaksana:
 Topikal: Mikonazole salep
Jika ruam luas, tambahkan anti fungal
Sistemik: Ketokonazole 1 x 200 mg, Fluconazole atau itrakonazole
196. Seorang bayi usia 1 hari dibawa ayahnya karena sesak nafas. Bayi lahir dengan BB 3500 gr, ditolong oleh paraji
dirumah. Bayi dilahirkan 43 minggu dan pada air ketuban sebelumnya ditemukan berwarna hijau. Apakah
diagnosis pada bayi tersebut
A. Transient Takipneu of newborn
B. Hyalin Membran disease
C. Aspirasi Mekonium
D. Pneumonia
E. Displasia bronkopulmoner

Kunci Jawabanya: C

RESPIRATORY DISTRESS
Level kompetensi: 3B

Transient Tachypnea of Hyaline Membran Disease Meconium Aspirasii Syndrome


Newborn (TTN)
 Bayi aterm (< 34  Bayi preterm  Bayi postterm
minggu)  Imaturitas paru, def. surfaktan  Bayi menelan ketuban yang
 Riwayat persalinan SC  Ro : gambaran ground glass, tercampur mekonium
 Ro : hiperinflasi paru / retikulogranuler menyeluruh serta  Ro : Densitas Ropey, kasar,
normal perluasan ke perifer dan dijumpai patchy luas menyeluruh
air bronkogram pada kedua lapangan paru

197. Seorang anak usia 2 tahun datang ke RS karena diare ± 3 hari. Pasien juga mengalami berat badan turun
dalam 1 bulan terkahir ini. Ibu pasien mengeluhkan bahwa anaknya sering mengalami diare, batuk pilek, dan
penurunan nafsu makan dalam beberapa bulan terakhir. Pada pemeriksaan tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lemak subkutis tipis dan sedikit edema dibagian perut dan kaki, rambut
pirang mudah rontok jika dicabut tanpa terasa sakit. Apakah diagnosis pasien
A. Marasmus
B. Kwarsiorkor
C. Marasmus-kwarsiorkor
D. Diare akut
E. Diare persisten

Kunci Jawaban : C

GIZI BURUK
Level kompetensi : 4A
Key word : “ antropometri < -3 SD”
Klasifikasi
Marasmus (Def. Energi) Kwarshiorkor (Def. Protein) Marasmus-Kwarsiorkor (Def.
Energi-Protein)
 Tampakan kurus, kulit  Edema tungkai  Dijumpai tanda dan gejala
dan tulang  Moon face klinis marasmus dan
 Wajah tua  Rambut kemerahan kwarsiorkor secara
 Iga gambang (mudah (rambut jagung) bersamaan
terlihat)  Gagal tumbuh
 Baggy pants  Crazy pavement
(kehilangan lapisan dermatosis
lemak dan otot dibokong)  Hepatomegali,
cardiomyopati
 Anemia

Tatalaksana :
1. Hipoglikemia :

2. Hipotermia  diselimuti dengan kain atau pakaian yang hangat


3. Dehidrasi  5cc/kg/30 menit pada 2 jam pertama
5-10 cc/kg/jam 4 -10 jam berikutnya
4. Elekrolit  kalium : 3-4 mmol/KgBB/hari
Magnesium : 0,4-0,6 mmol/kgBB/hari
5. Infeksi  Antibiotik spektrum luas :
 Anak tanpa komplikasi : oral Amoxicillin (25-40 mg/KgBB/8jam selama 5 hari
 Anak dengan komplikasi : IV ampicillin (50mg/KgBB/6jam selama 2 hari) dilanjutkan oral
Amoxicillin selamma 5 hari + IV Gentamicyn (7,5 mg/KgBB/ Hari) selama 7 hari
6. Mikronutrisi :
 Asam folat 5mg/hari dilanjut 1mg/hari
 Zinc 2mg/KgBB/hari
 Zat Besi :

 Vitamin A :
Umur Dosis Sediaan
< 6 bulan 50.000 IU ½ kapsul biru
6-11 bulan 100.000 IU 1 kapsul biru
≥ 12 bulan 200.000 IU 1 kapsul merah
7. Pemberian makan inisial
 Fase stabilisasi  F75 (H 1-2 )
 Fase transisi  F100 (H 3-7)
 Fase Rehabilitasi  F135 (Minggu ke 2-6)
 Fase Tindak lanjut  minggu ke 7-26
8. Makan untuk tumbuh kejar  mengganti dari F75 ke F100 dengan jumlah dan frekuensi yang sama
9. Sensorik stimulasi  pemberian kasih sayang, terapi bermain 15-30 menit/hari
Edukasi ibu  pola makan yang teratur yang kaya energi dan protein, kelengkapan imunisasi dan suplemen
vit.A setiap 6 bulan
198. Seorang perempuan usia 39 tahun G2P1A0 dengan riwayat DM gestasional. Saat terminasi terjadi kesulitan
saat mengeluarkan bayi. Bayi keluar tidak menangis, tidak aktif. Kemudian setelah bayi dibersihkan dan
dihangatkan, pada pemeriksaan didapatkan denyut jantung < 100x/I kemudian dilakukan ventilasi positif akan
tetapi denyut jantung menjadi < 60x/i. apakah langkah resusitasi selanjutnya yang harus dilakukan
A. Rawat inkubator segera dan kompresi dada
B. Dilakukan VTP dengan oksigenasi
C. Konsul anastesi untuk intubasi
D. Kompresi dada dengan VTP
E. Injeksi epinefrin IM

Kunci Jawaban : D
RESUSITASI NEONATUS IDAI

199. Seorang bayi usia 1 bulan dibawa ibunya ke puskesmas untuk mendapatkan imunisasi. Menurut dokter, bayi
tersebut memiliki kelainan yaitu down syndrome. Bayi saat ini belum pernah mendapatkan imunisasi apapun.
Pada pemeriksaan anak tampak aktif, menangis kuat dan suhu normal. Apakah imunisasi yang biberikan
A. Berikan BCG, DPT, dan polio
B. Berikan BCG, Polio, dan Hep.B
C. Berikan BCG, DPT, dan Hep.B
D. Berikan Polio, DPT, dan Hep.B
E. Tidak perlu diberikan imunisasi

Kunci Jawaban : B

VAKSINASI
IMUNISASI BERBAGAI KEADAAN :
Pada Bayi HIV :
• Pada bayi dengan HIV (+), selama masih belum muncuk gejala HIV yang signifikan, imunisasi TETAP
diberikan sesuai jadwal
• Pada bayi umur <1 tahun, imunitas masih cukup tinggi meskipun HIV (+), sehingga imunisasi diberikan
sedini mungkin
• Khusus vaksin Campak, berikan tambahan vaksin Campak pada bulan ke-6 (selain vaksin campak di
bulan ke-9)
• Bayi HIV dengan gejala yang signifikan, vaksin BCG tidak diberikan
Pada Anak Demam :
 Vaksin yang paling sering menyebabkan demam: DPT
 Kontraindikasi vaksin DPT:
- Keadaan hiperpireksia (temp > 40,5 C)
- Ensefalopati dalam 7 hari terakhir
- Syok
 - Kejang (dengan atau tanpa demam dalam 2 hari terakhir)
Pada Bayi Prematur :
Vaksinasi pada usia 0 bulan, sebaiknya ditunda sampai
 usia anak 2 bulan, atau
 berat badan anak minimal 2000 gram
Pada Bayi dapat Obat :
 Imunisasi pada bayi yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid sebaiknya ditunda hingga 1 bulan dari
dosis terakhir steroid yang diberikan
 Pemberian antibiotik tidak mengganggu kerja vaksin sehingga tidak perluy menunda pemberian vaksin
Vaksin Polio
 Jika bayi muntah setelah pemberian vaksin polio kurang dari 10 menit, maka pemberian vaksin
DIULANG, dan jika bayi kembali muntah, maka vaksin diulang keesokan harinya
 Pemberian ASI tidak mengganggu kerja vaksin polio oral pada bayi usia lebih dari 1 minggu
Imunisasi Campak dan MMR
• Bayi yang sudah pernah menderita Campak dan MMR bukanlah kontraindikasi untuk pemberian vaksin
Campak atau MMR, sehingga vaksin TETAP DAPAT DIBERIKAN
• Vaksinasi akan meningkatkan kekebalan, dan tidak meningkatkan resiko
Bayi umur > 12 bulan yang belum mendapatkan vaksin Campak  berikan vaksin MMR
200. Bayi berusia 2 hari, lahir dengan ekstraksi vakum karena partus lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
penurunan kesadaran, mulut kering, ada benjolan dikepala yang bertambah besar, kemerahan, tekanan darah
70/40 mmHg, ada gejala syok, perdaraham melewati sutura. Diagnosis yang tepat adalah
A. Caput sucadanaum
B. Subgaleal hematom
C. Cepal hematom
D. EDH
E. Intracerebral hemorrhage

Kunci Jawban : B

Anda mungkin juga menyukai