I.
IDENTITAS PASIEN:
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Status Perkawinan
Agama
Suku
Warga Negara
Alamat
Pendidikan
Pekerjaan
No. Rekam Medis
Tanggal berobat pertama kali
RIWAYAT PSIKIATRI
: Nn. S
: Perempuan
: 22 tahun
: Belum Menikah
: Islam
: Makassar
: Indonesia
: Jl. Bukit Maghfira Blok F No.7
: S1
: Tidak bekerja
:
: 25 April 2013
merasa terganggu bila mendengar suara bising. Pasien mengaku sering merasa sedih,
cemas, was-was, takut dan terkadang pasien menangis sendiri. Pasien sulit memulai
tidur, jika tertidur, pasien sering terbangun tengah malam dan tidak dapat tertidur
lagi. Pernah minum obat tidur (lelap), tapi tetap susah tidur. Takut berada di
ruangan gelap. Pasien cepat merasa lelah. Nafsu makan menurun dan sering
mengalami nyeri ulu hati.
2) Hendaya/ Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya penggunaan waktu senggang (+)
3) Faktor Sressor Psikososial
Ayah pasien meninggal
4) Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya
Gangguan psikosomatik : gastritis sejak 1 bulan yang lalu.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami gangguan kejiwaan. Tidak
terdapat riwayat trauma, infeksi, kejang dan penyakit medis yang lain. Serta
tidak ada riwayat penggunaan NAPZA. Pasien juga tidak mempunyai riwayat
kelainan neurologik.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan perinatal
Pasien lahir di rumah sakit, secara normal, cukup bulan, dan ditolong oleh
dokter. Selama ibu pasien mengandung, kesehatan ibu pasien dikatakan dalam
keadaan sehat.
2. Riwayat masa kanak awal (1 3 Tahun)
Pasien mendapat ASI dari ibunya sehingga berusia 2 tahun. Pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan anak seusianya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4 11 Tahun)
P
DM
P
DM
P
P
DM
P
melamun dok..
: Kira-kira tepatnya kapan mba jadi susah tidur dan sering melamun?
: Tepatnya 1 bulan yang lalu dok. setelah ayah saya meninggal. saya jadi
DM
P
KP
DM
KP
DM
P
DM
KP
DM
KP
DM
P
DM
P
DM
P
KP
DM
P
DM
P
DM
waktunya..
:Iya dok..sama-sama..
I.
Halusinasi
: Tidak ada
Ilusi
: Tidak ada
Depersonalisasi
: Tidak ada
Derealisasi
: Tidak ada
E. Proses Berfikir
Arus Pikiran
Produktivitas
: Cukup
Kontinuitas
: Relevan, Koheren
Hendaya berbahasa : Tidak ada
Isi Pikiran
Pre-okupasi
Sedih memikirkan kematian ayahnya.
Gangguan isi pikir
: Tidak ada
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
Normo sosial
: Baik
Uji Daya Nilai
: Baik
Penilaian Realitas
: Baik
H. Tilikan (insight)
Derajat 6, yaitu pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan.
I. Taraf Dapat Percaya
Dapat dipercaya.
II.
IV.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini tidak ditemukan halusinasi auditorik yang dapat
ditemukan pada penyakit-penyakit Skizofrenia.
Pada pasien ini ditemukan gejala-gejala depresif yang berupa
kehilangan minat dan kegembiraan. Pasien merasakan kurang bertenaga
dan merasa lelah. Serta afek depresif yang nyata dari pasien.
Maka pada pasien ini dapat di diagnosis banding antara penyakit
Episode Depresif Sedang (F32.1), Gangguan Anxietas YTT (F41.9)
dan Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) .
V.
EVALUASI MULTIAKSIAL
A. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, serta pemeriksaan
status, di temukan gejala klinis Selalu marah tanpa sebab. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada pasien dan keluarganya serta
menimbulkan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.
Pada pemerikasaan status mental, tidak ditemukan adanya hendaya
berat dalam menilai realiti, sehingga dapat digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa Non-psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum
yang menimbulkan gangguan fungsi otak, sehingga penyebab organik
dapat disingkirkan, sehingga dapat digolongkan ke dalam Gangguan
Non-Psikotik Non Organik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan afek
depresif. Ditemukan pula gejala-gejala suka menyendiri dan melamun,
VII.
VIII.
PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
Faktor Pendukung:
Tidak ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama
Tidak ada riwayat gangguan jiwa yang sama sebelumnya
Adanya keinginan pasien untuk sembuh
Adanya dukungan dari keluarga
Stessor psikologis yang jelas
RENCANA TERAPI
A. Farmakoterapi
Fluoxetine (Kalxetin) 20 mg tab (1-0-0)
Alprazolam 0,5 mg (0-1/2-1)
B. Psikoterapi Suportif
Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga dapat
membantu pasien dalam memahami dan cara menghadapi penyakitnya,
manfaat pengobatan serta motivasi pasien supaya makan obat secara
teratur.
C. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya sehingga dapat
memberikan dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang
kondusif untuk membantu proses penyembuhan dan keteraturan obat.
IX.
FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya
serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping dari pengobatan yang diberikan.
X.
10
11
12