Anda di halaman 1dari 9

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT


Bag./SMF IlmuKesehatanKulit&Kelamin FK UNISA Palu / RSU Anutapura

STATUS PENDERITA

Diagnosa : Dermatitis Seboroik

Nama : Tri Mulyani

NIM : 13 17 777 14 195

Pembimbing : dr. Sari Handayani, M.Kes, Sp.KK


1. Nama : Tn. Z
Umur : 77 tahun
Alamat : Desa Tonggolibibi
Status Perkawinan : Menikah
Tgl. MasukRs/Poli : 25 Juli 2018

2. Anamnesis : Autoanamnesis
KeluhanUtama : Gatal pada wajah
Anamnesis Terpimpin :
Keluhan dialami pasien sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu. Keluhan gatal yang
dirasakan teru-menerus bertambah gatal ketika berkeringat dan terkena sinar
matahari yang lama. Awal mula munculnya berupa bercak kemerahan didaerah
dahi dan lama-kelamaan menyebar satu wajah disertai sisik berwarna putih.
Bercak kemerahan yang di dahi berubah menjadi gelap disertai terjadi penebalan.
Perubahan itu terjadi kurang lebih 3 buulan. Pasien belum pernah berobat
sebelumnya. Dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalai keluhan yang
samma dengan pasien. Rowayat alergi makanan tidak ada, riwayat alergi obat
tidak ada.

3. StatusPasien
KeadaanUmum : Sakit (Ringan/Sedang/Berat) ;Kesadaran : Composmentis
Gizi (Kurang/Cukup/Baik) ;Higiene (Buruk/Sedang/Baik)
Tanda Vital : Tensi 130/90 mm/Hg ;Nadi 87 x/mnt ;
Pernapasan 23 x/mnt ;Suhu 36,5 oC
Kepala : * Sklera : Ikterus ( -/ - )
 Konjungtiva : Anemia (- / - )
 Bibir : Sianosis (-/-)
Jantung / Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak dilakukan pemeriksaan
KelenjarLimfa : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Status Lokalis : Kepala, Dada, Punggung, Bokong, Genetalia,
Ekstremitas(Superior/ inferior)

5. Status Dermatologi – Venereologi


Lokasi : Regio frontal, zygomatica, dan retromandibularis
Ukuran : plakat
Efloresensi : plak eritema, skuama dan macula hiperpigmentasi,
disertai likenifikasi

6. Laboratorium
Kerokan : (-)
Dan lain-lain : (-)

7. Resume :
Pasien laki-laki 77 tahun MRS dengan keluhan pruritus pada region frontal,
zygomatica dan region retromandibular (sun exposed). Dialami sejak kurang lebih
10 tahun yang lalu. Pruritus dirasakan kontinyu, bertambah ketika berkeringat dan
terkena sinar matahari yang lama. Awal mula munculnya berupa plak eritema di
frontal dan lama-kelamaan menyabr satu fasialis disertai skuama. Plak eritema di
frontal berubah menjadi macula hiperpigmentasi dan likenifikasi. Peruahan itu
terjadi kurang lebih 3 bulan. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Riwayat
keluarga, alergi makanan dan obat tidak ada. Riwayat menderita CHF ada hingga
sekarang.
Pemeriksaan status dermatologi lokasi region frontak, zygomatika, dan
retromandibularis, ukuran plakat, efloresensi plak eritema, skuama, macula
hiperpigmentasi disertai likenifikasi

8. Diagnosis Banding : psoriasis vulgaris dan liken planus


9. Diagnosis : dermatitis seboroik

10. Diskusi :

11. AnjuranPemeriksaan : Pemeriksaan Histopatologi


12. Terapi
Sistemik : cetirizine 10mg 1x1

Topikal : dexoksimetason krim 10 gr, asam fusidik krim 5 gr, dan


mikonazole krim 5 gr. (pagi-sore)

13. Prognosis : Dubia ad bonam


Pembahasan

Dermatitis Seboroik

Definisi :

Dermatitis seboroik adalah dermatosis papuloskuamous yang kronik, biasanya mudah dikenali.
Penyakit ini umunya pada bayi dan orang dewasa. Tempat predileksi pada tubuh dengan
konsentrasi folikel minyak yang tinggi dan kelenjar minyak yang aktif seperti wajah, kepala,
telinga, badan dan lipatan-lipatan (inguinal, inframammatory dan aksila). Tampak dermatitis
bewarna pink sampai kemerahan, bintik di superficial dan plak berwarna kuning, coklat dan
kadang-kadang keabuan. Dermatitis seboroik juga ditemukan pada pasien HIV dan AIDS, serta
keadaan yang berat seperti imunosupresan pada bayi premature dan pasien CHF.

Epidemiologi :

Dermatitis seboroik terjadi pada 2 kelompok usia dimana pada bayi yang biasanya self limiting
disease sampai 3 bulan dan dewasa yang biasanya terjadi sampai kronik. Predominan terjadi
pada laki-laki disemua usia. Prevalensi dermatitis seboroik 3%-5% pada dewasa muda dan 1%-
5% pada semua populasi.

Etiopatogenesis :

Patogenesis yang tepat dari dermatitis seboroik belum sepenuhnya dijelaskan, tapi dermatitis ini
umumnya menyangkut dengan jamur Malassezia, kelinan imunologik, aktivitas sebum, dan
pasien-pasien yang rentan. Produksi sebum bukan merupakan faktor penting karena tidak semua
pasien dengan dermatitis seboroik terjadi peningkatan produksi sebum. Pasien menunjukkan
kadar lipid trigliserida dan kolesterol pada permukaan kulit tinggi, tapi kadar asam lemak bebas
rendah. Kedua spesies Malassezia dan flora Propionobacterium acne mempunyai aktivitas lipase
yang menghasilkan transformasi dari trigliserida ke asam lemak bebas. Semua tujuh spesies
Malassezia bersifat lipofilik, kecuali Malassezia pachydermatis bersifat zoofilik. Produksi asam
lemak bebas dan raktivasi radikal oksigen mepunyai aktibitas antibakteri pada flora normal kulit.
Beberapa penulis mempercayai ketidakseimbangan flora, aktivitas lipase, dan oksigen radikal
bebas berhuubungan dengan dermatitis seboroik.
Gejala Klinis :

Predileksi dermatitis seboroik lebih sering terjadi pada kulit kepala, pelipis, dan pada glabella.
Juga dijumpai pada lipatan nasolabialis, lipatan retroaurikular, meauts akustikus externus, daerah
dada, dan daerah punggung. Lesi kulit tampak warna kuning sampai kemerahan, sisik tebal dan
berminyak kadang juga disebut dengan steatoide ptiriasis. Pada pasien juga akan didapatkan
keluhan gatal pada lesi.

Pemeriksaan penunjang :

Histopatologi : Gambaran dan histopatologi tergantung dari jenis dermatitis seboroik. Disertai
stadium akut, subakut dan kronik. Pada keadaan kronik terjadi hyperplasia dari psoriasis, dilatasi
kapiler disertai spongiosum minimal.

Diagnosis banding :

Psoriasis : penyakit kronik dengan predisposisi poligenik yang dikombinasi dengan faktor
lingkungan seperti trauma, infeksi atau pengobatan. Dijumpai skuama yang lebih tebal, kasar,
berlapis-lapis, putih seperti mutiara dan tak berminyak. Pada pemeriksaan kerokan kulit terdapat
tetesan lilin dan auspitz sign. Predileksinya daerah extensor (lutut, siku, dan punggung) dan
kulite kepala. Patologinya biasa disertai pelebaran pembuluh darah, penipisan dari
suprapapilaris, dan parakeratosis intermitten. Epidermal dan perivaskuler dermal terdapat
infiltrasi limfosit dengan agregasi neutrofil di epidermis.

Liken planus : peradangan pada kulit, mukosa membrane, kuku dan rambut. Lesinya simetris,
grup, dan polygonal papul. Predileksinya daerah lipatan tangan dan kaki. Patologi terjadi
kerusakan keratinosit di basal epidermal dan terjadi likenifikasi karena reaksi limfositik.

Penatalaksanaan :

Dermatitis seboroik pada dewasa yang kronik dan berulang, pasien harus diinformasikan tentang
tujuan utama pengobatan untuk mengontrol penyakit.
Pada kulit kepala diberikan sampo yang mengandung : zink pyrithione, selenium sulfide 1-2,5%,
imidazole (1%-2% ketokonazole sampo, krim, lotionm atau busa), scloirox (krim, gel dan
sampo), asam salisil (sampo dank rim), coal ter ( krim dan sampo), detergen ringan.

Pada wajah, badan dan telinga diberikan glukokortikoid yang low poten untuk menekan reaksi
inflamasi. Dan diberikan antijamur untuk topical diberikan metronidazole krim atau gel. Kasus
berulang diberikan isitretinoin dosis rendah 2,5-5 mg/hari atau 0,1-0,3 mg/kg/hari dalam 3-5
bulan.

Prognosis :

Pada pasien anak atau bayi prognosisnya baik karena bersifat self limiting disease, sedangkan
pada dewasa tejadi bertahun-tahun dan dapat kambuh kembali. Serta lesi dapat meluas akibat
dari pengobatan topical yang tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai