Anda di halaman 1dari 26

TUBERKULOSIS PARU

dr. Zakaria Mustari, SpPD, FINASIM

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSUD Syekh Yusuf Gowa – FK Unismuh, 2018
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis (TB) Paru adalah infeksi menular
yang menyerang jaringan parenkim paru, yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
• Bakteri TB merupakan bakteri tahan asam
• TB paru ditularkan melalui percik renik dahak
pasien TB BTA (+) (65%)

Dikutip dari : Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis – Kemenkes (2014)


PATOGENESIS
• Pulmonary TB - YouTube.MP4.MKV
• TB primer (laten)
• TB sekunder (aktif)

Dikutip dari : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi Keenam (2014)
Menurut Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (2012)

• 4A : Lulusan dokter mampu mendiagnosis, dan


melakukan penatalaksanaan penyakit secara
mandiri dan tuntas
• 3A : Lulusan dokter mampu mendiagnosis,
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan
yang bukan gawat darurat, menentukan rujukan
yang paling tepat untuk penanganan selanjutnya.
Juga mampu menindaklanjuti setelah kembali dari
rujukan
Dikutip dari : SKDI 2012 – Konsil Kedokteran Indonesia
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Gejala Klinis
Dahak

Batuk berdahak Mikroskopis

Dikutip dari : Pedoman Nasional


selama 2-3 langsung dengan

Pengendalian Tuberkulosis –
minggu atau lebih metode Sewaktu –
Pagi -Sewaktu (SPS)

Kemenkes (2014)
Disertai hemoptisis, sesak,
lemas, nafsu makan Kultur (biakan)
menurun, BB menurun,
atau tes cepat
malaise, berkeringat malam
hari tanpa aktivitas fisik,
demam meriang > 1 bulan
ALGORITME
DIAGNOSIS

Dikutip dari : Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis – Kemenkes (2014)


KLASIFIKASI (Riwayat Pengobatan)
1) PASIEN BARU TB : pasien yang belum pernah mendapatkan
pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT
namun kurang dari 1 bulan (< dari 28 dosis)
2) PASIEN YANG PERNAH DIOBATI TB : pasien yang sebelumnya
pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28
dosis), yaitu :
• Pasien kambuh (relaps) : pasien TB yang pernah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini
didiagnosis TB kembali
Dikutip dari : Pedoman Nasional

• Pasien gagal pengobatan (failure) : pasien TB yang pernah


Pengendalian Tuberkulosis –

diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir


• Pasien putus berobat (lost to follow-up) : pasien yang
Kemenkes (2014)

pernah diobati lebih dari 1 bulan dan berhenti lebih dari


2 bulan
• Lain-lain : pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir
pengobatan sebelumnya tidak diketahui
3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui
KLASIFIKASI (Uji Kepekaan Obat)
Mono resistan (TB • Resisten terhadap salah satu jenis OAT lini
MR) pertama

Poli resistan (TB • Resistan terhadap > 1 jenis OAT lini pertama
SELAIN Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara
PR) bersamaan

Multi drug • Resistan tehadap Isoniazid (H) dan Rifampisin


resistan (TB MDR) (R) secara bersamaan
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –

• TB MDR yang sekaligus juga resistan tehadap


Extensive drug salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan
resistan (TB XDR) minimal salah satu OAT lini kedua jenis
Kemenkes (2014)

suntikan (Kanamisin,Kapreomisin,Amikasin)

Resistan • Resistan terhadap Rifampisin


Rifampisin
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –
Kemenkes (2014) OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)
TATALAKSANA
• Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang
mengandung minimal 4 obat dengan dosis yang tepat
• Pengobatan meliputi tahap awal (menurunkan jumlah
kuman) dan tahap lanjutan (membunuh sisa kuman)
• Ditelan secara teratur dan diawasi langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat)
• Paduan OAT disediakan dalam bentuk paket obat
kombinasi dosis tetap (KDT) atau paket obat lepas
dalam bentuk blister (Kombipak)
Dikutip dari : Pedoman Nasional Pengendalian
Tuberkulosis – Kemenkes (2014)
TATALAKSANA (2)
• Kategori - 1 : 2(HRZE) / 4(HR)3
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
 Pasien baru TB paru BTA (+)
 Pasien TB paru BTA (-) foto toraks (+)
 Pasien TB ekstra paru
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –
Kemenkes (2014)
TATALAKSANA (3)
• Kategori – 2 : 2(HRZE)S / HRZE / 5(HR)3E3
Paduan OAT ini untuk pasien BTA (+) yang pernah
diobati sebelumnya (pengobatan ulang) :
 Pasien kambuh
 Pasien gagal pengobatan OAT kategori 1
 Pasien putus berobat (lost to follow-up)
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –
Kemenkes (2014)
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –
EVALUASI PASIEN TB Kemenkes (2014)
TATALAKSANA KHUSUS TB

• Hampir semua OAT aman, kecuali golongan


Aminoglikosida (streptomisin,dll)
Kehamilan • Pemberian Piridoksin 50 mg/hari dan Vit.K 10
mg/hari

Ibu Menyusui • Semua OAT aman


• Pengobatan pencegahan dengan INH untuk
dan bayinya bayi

Pengguna • Rifampisin menurunkan efektivitas kontrasepsi


hormonal (pil KB, suntik KB, susuk KB)
Kontrasepsi • Sebaiknya menggunakan KB non hormonal

Dikutip dari : Pedoman Nasional Pengendalian


Tuberkulosis – Kemenkes (2014)
TATALAKSANA KHUSUS TB (2)
• Pengobatan TB diberikan sesegera mungkin.

TB-HIV Pengobatan ARV diberikan setelah OAT dapat


ditoleransi (2-8 minggu setelah OAT)
• Pasien HIV tanpa TB diberi profilaksis INH

• Paduan OAT prinsipnya sama, namun target


TB-DM utama adalah mengontrol gula darah
• Rifampisin menurunkan efek sulfonilurea

• Dianjurkan 2HRZE/4HR
TB-CKD • Dosis Z dan E harus disesuaikan karena
diekskresi melalui ginjal*

* Dosis pemberian 3x/minggu bagi Z : 25 mg/kgBB dan E : 15 mg/kgBB


TATALAKSANA KHUSUS TB (3)

• Ditunda sampai hepatitis akutnya sembuh


Hepatitis akut dan sebaiknya dirujuk

• Bila hasil pemeriksaan fungsi hati >3x normal


Hepatitis sebelum pengobatan
• 2 obat hepatotoksik (2HRSE/6HR, 9HRE), 1 obat
kronis hepatotoksik (2HES/10 HE), Tanpa obat
hepatotoksik (18-24 SE + salah satu florokuinolon)

• Keadaan mengancam jiwa (Meningitis TB, TB


TB yang perlu Milier, Efusi pleura, Laringitis TB, dll)
kortikosteroid • Prednisolon per oral (anak : 2 mg/kgBB,
dewasa : 30-60 mg) sekali sehari
HEPATITIS IMBAS OBAT (Drug-Induced)
• Bila Klinis (+) (ikterus,mual-
muntah)
Hentikan • Bila klinis (+) dan SGOT,SGPT ≥ 3x

OAT • Bila klinis (-) dan Bilirubin > 2x


atau SGOT,SGPT ≥ 5x

• Hentikan OAT hepatotoksik (RHZ),


berikan SE sampai fungsi hati
membaik
Tatalaksana • Bila fungsi hati sudah normal,
OAT dimulai satu per satu (R lalu
H), Hindari Z

Jika klinis tidak hilang dan gangguan


fungsi hati berat berikan S18-24 SE +
Florokuinolon
Dikutip dari : Pedoman Nasional
Pengendalian Tuberkulosis –
Kemenkes (2014)
EFEK SAMPING OAT
KOMPLIKASI

• Komplikasi dini : Pleuritis, efusi pleura,


empiema, laringitis usus
• Komplikasi lanjut : Sindroma Obstruksi Pasca
Tuberkulosis (SOPT), fibrosis paru,
kor pulmonal, karsinoma paru, sindrom
gagal napas dewasa (ARDS)

Dikutip dari : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi Keenam (2014)
PROGNOSIS
• Dubia, tergantung berat penyakit, kepatuhan
pasien meminum obat, status imun pasien

Dikutip dari : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam


Edisi Keenam (2014)
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

Dikutip dari : Pedoman Nasional Pengendalian


Tuberkulosis – Kemenkes (2014)
TERIMA KASIH
Slide Title
Product A Product B
• Feature 1 • Feature 1
• Feature 2 • Feature 2
• Feature 3 • Feature 3
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
And now what?

Download More Free PowerPoint Templates

You can safely delete this slide, but please consider to read below:

Congratulations Did you know?


You can use this free PowerPoint template for When you finish your PowerPoint
your own presentations. Follow us on Twitter presentation, you can upload it to:
@ppttemplatenet

PPTTemplate.net SlideOnline.com

Anda mungkin juga menyukai