Anda di halaman 1dari 203

MATA

PRETEST

1
1. Pasien wanita 24 tahun datang 4. Anak laki-laki 6 tahun dibawa
dengan keluhan terdapat benjolan ibunya ke poliklinik dengan keluhan
pada kelopak mata bagian dalam mata merah dan gatal sejak 1
sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan minggu yang lalu. Dari pemeriksaan
hilang timbul dan tidak nyeri. Pada fisik didapatkan VODS 6/6.
pemeriksaan fisik didapatkan massa Didapatkan giant cell di konjungtiva
padat, tidak merah dan tidak nyeri. dan trantas dot di limbus mata kiri
Diagnosis pada pasien adalah .... dan kanan. Diagnosis pada pasien
A. Hordeolum interna adalah ....
B. Hordeolum eksterna A. Konjungtivitis alergi
C. Kalazion B. Konjungtivitis vernal
D. Dakrioadenitis C. Konjungtivitis bakteri
E. Darkriosistitis D. Konjungtivitis virus
E. Konjungtivitis jamur
2. Perempuan 20 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan mata 5. Seorang perempuan usia 54 tahun
kanan merah. Keluhan mata berair datang ke IGD RS dengan keluhan
dan nyeri disangkal. Penglihatan penglihatan mata kanan mendadak
tidak menurun. Tanda vital dalam menurun dan seperti melihat pelangi
batas normal. Pada pemeriksaan sejak tadi malam. Keluhan disertai
oftalmologi didapatkan VOD 20/20, nyeri kepala sebelah kanan, mual
konjungtiva hiperemis, injeksi dan muntah. Pada pemeriksaan fisik
episkiera (+). Diagnosis pasien didapatkan keadaan umum tampak
adalah .... sakit, TD 130/90 mmHg, nadi
A. Konjungtivitis 80x/menit, napas 18x/menit, suhu
B. Episkleritis 37,2C. pada pemeriksaan
C. Pingekula oftalmologi didapatkan VOD 1/300,
D. Pterigium pinhole tidak maju, palpebra
E. Uveitis spasme, hiperemis konjungtiva,
kornea edema, pupil mid-dilatasi,
3. Anak 8 tahun dibawa ibunya ke segmen posterior sulit dievaluasi
poliklinik dengan keluhan mata dan TlO 50 mmHg. Apakah
merah sejak 3 hari yang lalu. Pada diagnosis yang paling tepat?
pemeriksaan didapatkan kongesti A. Glaukoma primer sudut terbuka
konjungtiva khususnya di kantus B. Glaukoma akut
nasolakrimalis. Didapatkam hasil tes C. Glaukoma kronis simplek
regurgitasi (+). Kemungkinan D. Glaukoma absolute
diagnosis pasien adalah .... E. Glaukoma sekunder
A. Konjungtivitis kronik
B. Dakrioadenitis 6. Seorang laki-laki 50 tahun datang
C. Dakriosistitis dengan keluhan penglihatan ganda.
D. Hordeolum interna Keluhan mata merah dan nyeri
E. Hordeolum eksterna disangkal. Apabila salah satu mata
ditutup keluhan hilang. Pasien
memiliki riwayat hipertensi tidak

2
terkontrol dengan tekanan darah saat mata kiri merah, terdapat nodul di
pemeriksaan 180/100 mmHg, virus daerah temporal dengan injeksi pada
20/20. Hirschberg test ditemukan episklera. Penunjang yang tepat
eksotropia 30 derajat pada mata kiri pada kasus ini adalah ....
dan pupil isokor. Terdapat A. Lubrikasi lokal dan steroid lokal
keterbatasan gerak ke arah nasal B. Steroid lokal
pada mata kiri. Penyebab keluhan C. Epinefrin tetes mata 2,5%
pasien adalah .... D. Lubrikasi lokal
A. Nervus II E. Fenilefrin tetes mata 2,5%
B. Nervus III
C. Nervus IV 9. Seorang ibu usia 50 tahun datang
D. Nervus V berobat ke puskesmas dengan
E. Nervus VI keluhan benjolan pada kelopak mata
atas dan bawah dekat hidung. Pada
7. Seorang laki-laki 33 tahun datang ke pemeriksaan fisik ditemukan
puskesmas dengan keluhan benjolan bulat memanjang, simetris,
munculnya selaput kemerahan pada berwarna putih-kuning, yang terdiri
kedua mata disertai rasa mengganjal dari lemak. Pasien juga mempunyai
pada kedua mata. Pasien sering riwayat tinggi kolesterol. Diagnosis
terpapar sinar matahari dan debu pasien tersebut?
pabrik serta sering beraktivitas di A. Xantelasma
luar ruangan tanpa menggunakan B. Dermatitis seboroik
topi atau kacamata. Dari C. Dermatitis Numularis
pemeriksaan didapatkan selaput D. Ektima
berbentuk segitiga dari nasal sampai E. Impetigo Bulosa
melewati limbus tetapi tidak
melebihi 2 mm dari limbus kornea. 10. Seorang anak berusia 15 hari
Apakah diagnosis yang mungkin? dibawa ibunya ke praktek Anda.
A. Pterygium grade 4 Didapatkan mata mengeluarkan
B. Pterygium grade 3 cairan mukopurulen. Pada hapusan
C. Pseudopterygium dilakukan pengecatan Giemsa dan
D. Pterygium grade 2 ditemukan inclusion body. Penyebab
E. Pterygium grade 1 kelainan pada anak tersebut adalah?
A. Neisseria gonorrhea
8. Seorang laki-laki usia 45 tahun B. Chlamydia trachomatis
datang dengan keluhan mata kiri C. Candida albicans
nyeri dan merah. Keluhan sering D. Klebsiella sp.
kambuh dan hilang sendiri. Pada E. Staphylococcus aureus
pemeriksaan oftalmologi didapatkan

3
MATA
A. Anatomi

B. Pergerakan Bola Mata


Untuk melihat lurus : M. Rectus
Untuk melihat miring : M. Oblique
N.III : - Rectus Superior
- Rectus Inferior
- Rectus Medial
- Oblique Inferior
N. IV : - Oblique Superior
N. IV : - Rectus Lateralis

* MATA MERAH VISUS NORMAL

1. Konjungtivitis
Gejala Kilinis: Trias:
Merah, Sekret, Visus tidak terganggu

a. Konjungtivitis cataralis
Etio: S. Pneumonia , H. Aegypticus
GK : - Mata merah, bengkak, panas
- Sekret Mukopurulen
- Kelopak mata terasa lengket terutama
Saat bangun pagi
Tx: Kloramfenikol tetes / salep

b. Konjungtivitis Gonorica
Etio: N. Gonorrhea, diplococcus gram (-)
Klasifikasi: - Oftalmia Neonatorum (<1 – 3hr)
- K. Gonore Infantum ( > 10 hr)
- K. Gonore Adultorum ( > 1thn)
GK: - Mata merah
- Sekret purulen berat
- Kemosis

4
- Edema palpebra
Tx: - Sistemik: inj. Ceftriaxone IM
Neonatus: 25 – 50 mg/ KgBB
Dewasa : 1 gr SD
- Topikal: Kloramfenikol tetes; irigasi Nacl
- Profilaksis: Perat Nitrat ( AgNO3)

c. Konjuntivitis Angular
Etio: Basil Moraxella Anfeld
GK: Pasien sering berkedip
Tx: Tetrsiklin, Basitrasin

d. Konjungtivitis Membranosa
Etio: C. Difteri, basil gram (-)
Khas: Pseudomembran warna putih keabuan

e. Konjungtivitis Herpetik
etio: Adenovirus, HSV tipe 1, Herpes Zoster
GK: - sekret serous, bening
- reaksi folikel (+)
- pembesaran kel. Preaurikuler
- herpes → lesi kulit (+) sesuai dermatom
- adenovirus → lesi kulit (-)
Px: Lab (Giemsa) : Giant cell (+)
Tx: Adenovirus : self limited → Artificial tears
HSV : Asiklovir 5x200mg 7 hari
H. zoster : Asiklovir 5x800mg 10 hari

f. Konjungtivitis Vernalis ( Anak 4 – 20thn)


GK: - Mata merah berair
- sangat gatal
- sekret putih susu
Px : - Cobble stone (+)
- Tantras dot (+)
Tx: 1.Sel mast stabilizer (sodium cromolin 2%)
2. Antihistamin topikal
3. steroid topikal (betametason)

g. Konjungtivitis Chlamydia
etio: C. Trachomatis
GK: - mata merah, gatal, sekret mukopurulen
- reaksi folikel (+)
Px: - Pada pulasan : inclusion bodies (+)
- sumur herbert (+) → jar. Ikat
Tx: Topikal : Salep tetrasiklin/ eritromisin

5
Sistemik : Doksisiklin 2x100mg 7hari
2. Pterigium
Def: pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yg bersifat degeneratif & invasif
berbentuk segitiga, puncaknya mengarah ke kornea. mengenai usia tua > 60 thn.
Etio: cahaya matahari, debu, panas
GK: - Mata merah, berair
- rasa mengganjal
- bisa sampai gangguan penglihatan
Derajat:
I Terbatas limbus
II Lewat limbus, <2mm dari kornea
III Tidak sampai pupil, 3-4mm lewat
kornea
IV Melewati pupil

I Terbatas limbus
II Antara limbus & pupil
III Melewati pupil

DD: Pseudopterigium
Px: Tes sonde (+) : pseudopterigium
(-) : pterigium
Tx: - Rujuk spesialis mata

3. Pinguekula
Def: degenerasi hialin submukosa jar. Konjungtiva
Px: bintik kekuningan di K. Buli (+)
Tx: Steroid topikal

4. Episkleritis
Def: radang jar. Ikat vaskular antara konjungtiva dan tepi sklera
Etio: hipersensitivitas
GK: - Mata merah, kering
- terasa mengganjal
- nyeri minimal
Px: nodul berbatas tegas, unilateral, warna merah muda
PP: tes fenilefrin 2,5% = berkurang
Tx: - Artificial tears + kompres dingin
- streoid topikal

5. Skleritis
Def: peradangan pada sklera
Etio: penyakit sistemik (RA)
GK: - Mata merah, mengganjal

6
- nyeri(+) menjalar ke dahi & alis
Px: nodul berbatas tidak tegas, bilateral, warna merah keunguan
PP: tes fenilefrin 2,5% = tidak berkurang
Tx: - steroid topikal
- NSAID oral

6. Perdarahan subkonjungtiva
Def: perdarahan mulai dari ptekie kecil hingga menyebar ekstensif ke konjungtiva
bulbi
Etio: - trauma - anomali vaskuler
- Hipertensi - ruptur spontan
- tekanan mendadak
GK: warna merah homogen dengan batas tegas, direabsorpsi sempurna 7- 21 hari.
Tx: - Kompres dingin
- Artificial tears

* MATA MERAH VISUS TURUN

1. Keratitis
GK: Subjektif: nyeri, fotofobia, blefarospasm gg. penglihatan, lakrimasi.
Objektif: -infiltrat
- neovaskularisasi
- injeksi perikornea
Jenis: - K. Superfisialis → membr. Bowman
- K. Profunda → stroma
- Ulkus korna : sentral & marginal
Px: slitlamp

a. Keratitis bakteri
etio: bakteri gram (+) dan gram (-)
Fr: trauma benda asing, operasi
(cth: tukang las kena biji besi)
Khas: - lesi berbatas tegas, putih keabuan
- bisa hipopion (nanah dlm COA)
Tx: Kloramfenikol tetes / salep

b. Keratitis Virus
etio: HSV, Herpes Zoster
Khas: lesi dendritik/ geografik
PP: Tes sensibilitas kornea = menurun
Tx: Asiklovir

c. Keratitis Jamur

7
etio: Aspergilus, Candida
FR: Riw. trauma tumbuh – tumbuhan
Khas: lesi satelit
PP: KOH
TX: - Aspergilus →Natamycin topikal/ nistatin
- Candida → Amfotericin B topikal/ nistatin

d. Keratitis Protozoa
FR: Riw. berenang pakai lensa kontak
Khas: Ring shape lesion
Tx: Amebesida/ Neomicin

Bentuk lain:
1. Ulkus bakteri
- Pneumococcus: ulkus warna keabu-abuan, batas jelas, meluas ke arah sentral
kornea, ujung ulkus infiltrasi spt ular menjalar ( ulkus serpens)
- Stafilokokus: ulkus kekuningan, progresif, dapat mengenai seluruh kornea
- Ulkus mooren: ulkus marginal krn autoimun akibat peradangan kronik

Bedakan!!
Tes Fluorosensi (+): ulkus kornea
(-) : keratitis
Komplikasi keratitis:
1. sikatriks Nebula (berawan/ kabut)
Macula
Leucoma
2. Iritis/ iridosilitis:
3. Perforasi kornea→ Tes siedel (+)
4. Uveitis anterior

Terapi:
- Ulkus: sulfas atropin 1% (melebarkan pupil, mengistirahatkan iris, mencegah
sinekia)
- terapi kausal
2. Uveitis Anterior
Def: radang pada iris dan korpus siliaris
Etio: 1. Penyakit sitemik
2. Trauma
GK:
Subjektif: sakit di mata, kepala, kening.
fotofobia, lakrimasi, gg. visus.
Objektif: - Injeksi silier
- Keratis precipitates
- Cells & Flare ( efek thyndall)
di COA

8
- Hipopion di COA
- Pupil miosis
Tx: Atasi penyebab + Sulfas Atropin 1%
+ Steroid topikal

3. Glaukoma
Trias: - peningkatan TIO > 20 mmHg
- Pandangan kabur
- Penyempitan lapangan pandang

Glaukoma sudut terbuka


Merupakan glaukoma kronis
GK: - penyempitan lapangan pandang tepi
- nyeri kepala ringan
- halo sign
Px: - COA dalam, TIO bisa normal
- gg. di trabecular meshwork

Glaukoma sudut tertutup


Merupakan glaukoma akut
GK: - penyempitan lapangan pandang
- nyeri kepala (+)
- halo sign
Px: - COA dangkal, TIO meningkat
- sinekia posterior
- iris bombei

Glaukoma Skunder
Akibat kerusakan mata sebelumnya
(cth: uveitis & katarak)

Glaukoma Absolut
Glaukoma yg sudah tidak dapat diobati lagi dan sudah kehilangan penglihatan
karena menekan N. II
Diagnosa Glaukoma:
1. Tonometri
2. Funduskopi→ nilai cup to disc ratio (CDR)
3. Lapangan pandang konvrontasi
Kampimetri
3. Gonioskopi → Lihat sudut COA

Tx Glaukoma:
Akut: - A : Acetazolamide sistemik/ oral
- B : Beta blocker : timolol tetes
- C : piloCarpin (kecilkan pupil)

9
- D : Diuretik : manitol 20%
Kronis: - Timolol drop
- Latanaprost
Definitif: Trabeculectomy / Trabeculopasty

Glaukoma Kongenital
Trias: - Bofthalmos → >12mm
- Photophobia
- Epiphoria
Tx : Rujuk utk pembedahan

* MATA TENANG VISUS TURUN PERLAHAN

1. Kelainan refraksi
Yaitu keadaan dimana bayangan jatuh tidak di retina (makula lutea).
Ditentukan oleh media refraksi: kornea, lensa, aqous humor, corpus viterus.

a. Myopia
dimana bayangan jatuh di depan retina
GK: dapat melihat dengan jelas pada jarak
baca dekat (25cm) tp tidak dapat lihat
benda jauh dengan jelas.
- Bentuk:
1. myopia refraktif→ refraksi lensa terlalu
kuat. (cth: katarak)
2. myopia aksialis→bentuk mata lonjong
3. myopia curvatur→kornea lebih cembung
4. myopia index bias→ peningkatan KGD
- Berdasarkan sifat:
1. myopia simpleks→umur muda
2. myopia progresif
3. myopia maligna
Derajat miopia:
Ringan : -1.00 s/d -3.00
Sedang : > -3.00
Berat : > -6.00
Sangat Berat : > -9.00
Tx: Lensa cekung / bikonkaf

b. Hipermetropia
yaitu bayangan jatuh di belakang retina
GK: dapat melihat dengan jelas benda jauh tp
tidak dapat melihat benda dekat dgn jelas
- Bentuk:
1. aksialis→sumbu mata terlalu pendek

10
2. curvatur→ kornea kurang cembung
3. Refraktif
Tx: Lensa cembung / bikonveks
Komplikasi: - Glaukoma sudut tertutup
- Strabismus

c. Asigmatisma / silindris
dimana kornea atau lensa mata tidak simetris, sehingga bayangan jatuh di banyak
titik.
GK: pandangan yang samar atau tidak fokus
dan kesulitan melihat gambar scr utuh
Tipe astigmatisma:
1. Simplex→OD: Cyl -0,50 D (180◦)
2. Compound→ OD:S -1,00D; Cyl -0,50D (180◦)
3. Mixed→ OD: S -1,00D; Cyl +0,50D (90◦)
PP: Plasido test : nilai permukaan korea
TX: Lensa silindris

d. Presbiopia
yaitu gangguan daya akomodasi pada usia lanjut (>40thn) karena kelemahan otot
akomodasi / berkurangnya elastisitas lensa
GK: mata mudah lelah, berair, terutama saat
membaca terlalu lama

Koreksi presbiopia:
 + 1,0 D untuk usia 40 thn
 + 1,5 D untuk usia 45 thn
 + 2,0 D untuk usia 50 thn
 +2,5 D untuk usia 55 thn
 +3,0 D untuk usia 60 thn

e. Ambliopia (lazy eyes)


Gangguan refraksi dimana tajam penglihatan tdk mencapai optimal walau sudah
dikoreksi dengan lensa spheris.
Etio: kurangnya rangsang utk meningkatakan
perkembangan penglihatan
GK: - mata kabur
- beda kedua mata > 3D
- unilateral
- setiap koreksi, visus tidak sempurna 6/6
Tx: Terapi oklusi → tutup mata yg sehat

f. Anisometropia
GK: beda kedua mata >3D tapi bisa dikoreksi

11
sempurna 6/6
komplikasi : amblyopia

2. Katarak
Klasifikasi:
1. Usia:
- katarak kongenital ( < 1 thn)
- katarak juvenile ( > 1thn)
- katarak senile ( > 50 thn)
2. katarak traumatik→ kekeruhan stellata
3.katarak skunder
4. katarak diabetik
5. katarak subkapsularis posterior→akibat
Steroid jangka panjang
Insipien imatur matur hipermatur GK: - penglihatan kabur
Kekeruhan ringan sebagian seluruh masif dan berkabut
- silau terhadap
Cairan N (++) N (-) matahari
lensa - warna manik mata
Iris N terdorong N tremulans berubah / putih
COA N dangkal N Dalam
Sudut bilik N sempit N Terbuka Stadium katarak senilis:
mata
Shadow - + - +/-
tes

Katarak kongenital
Etio: tersering pada ibu terinfeksi rubella
GK: leukophoria ( bintik putih di lensa), sepertimata kucing
merupakan emergensi krn otak belajar melihat usia 3-4bulan pertama sehingga
harus dioprasi secepatnya

Katarak diabetik
Etio: akumulasi sorbitol di lensa
Sehingga terjadinya denaturasi protein lensa

Indikasi oprasi:

12
1. katarak hipermatur
2. lens induced glaucoma
3. dislokasi / subluksasi lensa
4. visus dengan hitung jari

Jenis tindakan operasi:


1. ECCE ( Extra capsular cataract extraction)
→lensa diangkat ditinggalkan kapsulnya
2. ICCE (Intracapsular cataract extraction)
→lensa dan kapsul diangkat
3. Fekoemulsifikasi → aspirasi lensa

3. Retinopati diabetikum
Yaitu kelainan retina yg dibebabkan oleh DM
GK: penurunan tajam penglihatan yg berlangsung perlahan- lahan

a. poliferatif : - neovaskularisasi (+)


- mikroaneurisma (+), exudat(+)
- perdarahan retina (+)
Std dini: perdarahan vitreus (-)
Std lanjut: perdarahan vitreus (+)→vitrectomy
b. non poliferatif: - neovaskularisasi (-)
- mikroaneurisma (+)
- exudat(+)
- perdarahan retina (+)
Tx: - obat anti diabetik + diet
- rujuk utk fotokoagulasi laser

4. Retinopati Hipertensif
Yaitu kelainan retina dan pemb. Darah retina akibat tekanan darah tinggi
GK: penurunan tajam penglihatan yg berlangsung perlahan – lahan
Khas: - eksudat berbentuk bintang (macular
Star)
- edema saraf retina gambaran cotton
wool spot
- fenomena crossing ( AV nicking/ AV
crossing)

*MATA TENANG VISUS TURUN PERLAHAN

1. Ablasio retina
Khas: pandangan seperti tertutup tirai

2. CRAO (Central retina artery oclusi)


Khas: “cherry red spot” yaitu bercak merah dikelilingi area pucat di makula

13
3. CRVO ( Central retina vena oclusi)
Khas: “perdarahan semua kuadran” pada funduskopi

4. Optic Neuritis
Khas: penglihatan scotoma sentral
GK: Reflkes pupil terganggu, tidak bisa melihat sebagian warna
- retrobulbar: funduskopi normal
- papilitis: papil edema

*KELAINAN DAN INKEFKSI KELOPAK MATA


1. Hordeolum
Def: infeksi kelenjar di palpebra
Klasifikasi:
- H. interna→kel. Meibom; konj. Tarsal
- H. Eksterna→ kel. Zeis&mol
GK: benjolan merah, hangat, edema,
Nyeri pada palpebra
Tx: -Awal : kompres hangat + Ab topikal
- Tepat : insisi / drainase
-H. Eksterna: insisi horizontal
- H. Interna: insisi vertikal
2. Kalazion
Def: Peradangan granulomatosa kronik
non-infektif pd kelenjar meibom
GK: benjolan yang tidak disertai nyeri
Tx: -konservatif
- insisi vertikal & kuretase

3. Blepharitis
Def: radang pada kelopak mata sampai ke
Tepi kelopak
Etio: bakteri, virus, jamur, alergi
Klasifikasi:
- B. Anterior→ zeis& moll
- B. Posterior→ meibom→ foamy tears(+)
GK: - bengkak pada kelopak mata
- merah, nyeri, sekret (+)
- bulu mata rontok
- skuama (+)
Tx: kompres hangat + shampo bayi + Ab topikal

4. Trikiasis
Def: tumbuhnya bulu mata ke arah dalam dgn posisi palpebra yg normal.
Etiologi: trachoma, blefaritis, hordeolum

14
GK: - sensai benda asing
- fotofobia, nyeri, lakrimasi
Tx: epilasi ( cabut bulu mata )

5. Distichiasis
Def: adanya barisan bulu mata tambahan pada kelopak mata, dimana
satu/keduanya menekuk ke arah bola mata
Etio: kongenital, riwayat trauma
GK: sensasi benda asing, fotofobia, nyeri, lakrimasi
Tx: epilasi

6. Entropion
Def: peggulungan margo pelpebra ke dalam
Etio: kongenital, degenerasi
GK: sensasi benda asing, nyeri, lakrimasi
Tx: rekonstruksi palpebra ( tarsotomi )

7. Ektropion
Def: penggulungan margo palpebra ke luar
Etio: degenerasi, trauma
GK: sensasi benda asing, nyeri, lakrimasi
Tx: rekonstruksi palpebra ( tarsotomi )

8. Simblefaron
Def: adhesi antara palpebra dan bola mata
Etio: trauma, konjungtivitis
GK: keterbatasan gerak bola mata, diplopia
Tx: artificial tears + simblefarektomi

9. Ankiloblefaron
Def: adhesi antara margo palpebra superior dan inferior
Etio: kongenital, trauma, blefaritis
GK: perlengketan palpebra superior &inferior
Tx: eksisi dan separasi palpebra

10. Lagophtalmus
Def: ketidakampuan menutup bola mata secara volunter
Etio: paralisis m. Orbicularis oculi
GK : amata kering
Tx: - Artificial tears
- Ab salep mata ( terutama tidur & koma)

15
11. Ptosis
Def: jatuhnya palpebra superior hingga menutupi bola mata superior
Etio: kongenital, neurogenik(myasthenia)
GK: amblyopia
Tx: koreksi bedah

12. Xanthelesma
Def: penonjolan ringan kulit kelopak mata berwara kuning
Etio: hiperlipidemia, hiperkolesterolemia, DM
Tx: ekstirpasi

*KELAINAN APARATUS LAKRIMAL

1. Dakrioadenitis
Def: peradangan kelenjar lakrimal
Etio: bakteri, virus, jamur
GK: - benjolan di kelopak mata lateral
- kelopak mata bentuk huruf “S” terbalik
- nyeri dan bengkak
Tx: - kompres hangat + ab topikal & sistemik
- jika abses → insisi

2. Dakriosistitis
Def: peradangan saccus lakrimal (kantong air mata)
Etio: bakteri, virus, jamur
GK: - benjolanmerah, nyeri, bengkak di saccus
- nyeri hebat di kantung mata
- kronik: air mata banyak
PP: - Anel test (-)
- tes regurgitasi (+)
Tx: 1. Kompres hangat
2. masase
3. antibiotik topikal / sistemik
4. jika abses → insisi

*PENYAKIT MATA YANG LAIN

1. Xerophtalmia
Def: gangguan penglihatan karena defisiensi vitamin A
- primer: kurang vit. A dalam diet
- skunder: malabsorbsi usus
GK: mata kering, nyeri, rabun senja, visus turun perlahan

16
Klasifikasi:
X 1-A Xerosis konjungtiva
X 1- B Bitot spot + xerosis konjungtiva
X2 Xerosis kornea
X3 Xerosis dgn tukak kornea
X 3-B Keratomalasia

Tx: Vitamin A dosis tinggi


- usia < 6bln : 50.000IU (1/2 kapsul biru)
- usia 6 – 12bln: 100.000IU (1 kapsul biru)
- usia >12 blm : 200.000IU (1 kapsul merah)

2. Lapangan Pandang

3. Hifema
Def: akumulasi darah dalam bilik depan mata
Etio: trauma tumpul yg merobek pemb. Darah iris atau corpus silier
GK: - nyeri pada mata
- blefarospasme
- penurunan tajam pengliahatan apabila
sudah mencapai setengah bilik mata dpn
Derajat:
I = <1/3 anterior chamber
II = 1/3 – 1/2 anterior chamber
III = >1/2 anterior chamber
IV = total anterior chamber

17
Tx: - bed rest total + elevasi kepala 30◦
- siklopegik
- jika rebleeding → koagulan
- jika peningkatan TIO → antiglaukoma
- parasintesis (sedot darah) → derajat 4

4. Dry eye syndrom (keratokonjungtivitis sicca)


Def: gangguan pengliahatan akibat sedikitnya produksi air mata / air mata menguap
terlalu cepat
Etio: usia tua, hormonal, peny. Sitemik
GK: - mata terasa kering sepanjang hari
- rasa terbakar, gatal, silau pada mata
- mata merah
PP: Schirmer test
Tx: Artificial tears

5. Strabismus
Def: keadaan dimana kedudukan kedua bola mata tidak ke satu arah
Klasifikasi:
- heterotropia ( strabismus manifest)
- heterophoria ( strabismus laten)
PP: - test hirschberg
- tes cover uncover

PEMERIKSAAN MATA!!
- Snellen chart = tes visus
- Jaeger chart = tes presbiopi
- Allen chart = tes visus utk anak2
- Anell tes = patensi duktus lakrimal
- Flouresen test= keratitis & ulkus kornea
- Siedel tes = kebocoran aquous humor
- Sonde tes = bedakan pterigium& pseudo
- Shadow tes = tentukan katarak
- Schimer tes = tes “dry eye syndrom”

18
POST-TEST
1. Seorang pria berusia 55 tahun 3. Seorang laki-laki 33 tahun
datang ke klinik mata dengan datang ke puskesmas dengan
keluhan mata kiri kabur, keluhan munculnya selaput
pemeriksaan VOS 3/60 kemerahan pada kedua mata
konjungtiva tenang, kornea disertai rasa mengganjal pada
jernih, COA sedang, pupil bulat kedua mata. Pasien sering
refleks cahaya (+), lensa jernih, terpapar sinar matahari dan debu
TIO 15 mmHg, funduscopy pabrik sering beraktivitas di luar
Cup/Disc ratio 0,9. Pemeriksaan ruangan tanpa menggunakan topi
gonioskopi sudut terbuka atau kacamata. Dari pemeriksaan
pemeriksaan apa lagi yang didapatkan selaput berbentuk
saudara lakukan? segitiga dari nasal sampai
A. Retinometer melewati limbus tetapi tidak
B. Octopus perimetry melebihi 2 mm dari limbus
C. Streak retinoscopy kornea. Apakah diagnosis yang
D. USG mungkin?
E. Refractometry A. Pterygium grade 4
B. Pterygium grade 3
2. Seorang petani ke puskesmas C. Pseudopterygium
dengan keluhan mata merah D. Pterygium grade 2
berair setelah terkena padi. Pada E. Pterigium grade 5
pemeriksaan didapatkan
gambaran lesi satelit pada 4. Pasien anak berusia 5 tahun
kornea. Diagnosis pada pasien diantar ibunya dengan keluhan
ini adalah .... pandangan kabur sejak 3 minggu
A. Keratitis bacterial yang lalu, mata nyeri, terasa
B. Keratitis fungal silau. Riwayat merah pada mata
C. Keratitis amuba tidak diketahui. Tanda
D. Konjungtivitis viral konjungtiva hiperemis dan
E. Konjungtivitis alergi injeksi siliar tidak ditemukan.
Pada pemeriksan, didapatkan
kornea tampak lesi berbentuk

19
koin di lapisan kornea subepitel. 0,25 axis 90 menjadi 6/6. VOS :
Apa diagnosisnya? 2/60 dengan koreksi S-4,25 C-
A. Keratitis akibat defisiensi 0,75 axis 90 menjadi 6/6.
vitamin Segmen anterior ODS : tak ada
B. Keratitis trakoma kelainan, segmen posterior ODS
C. Keratitis jamur dalam batas normal. Disebut
D. Keratitis virus apakah perbedaan dioptri pada
E. Keratitis bakteri kedua mata pasien tersebut ....
A. Hipermeteropia
5. Wanita, 30 tahun, datang B. Ambliopia
mengeluh berdebar, tidak tahan C. Anisometriopia
panas. BB turun 10 kg dalam 1 D. Ametropia
bulan terakhir. Pemeriksaan E. Anisokoria
fisik: TD 150/90, Nadi 120
x/menit, T 37,4 C, mata 8. Pria 28 tahun dengan keluhan
menonjol terutama kanan, mata merah sejak 1 hari yang
pembesaran difus kelenjar leher. lalu. Keluhan disertai mata
Pemeriksaan mata yang berair, terasa mengganjal, namun
diperlukan? penglihatan normal. Pasien
A. Lapang pandang merasa terkena debu saat
B. Eksoftalmometer mengendarai sepeda motor. Hasil
C. USG mata pemeriksaan: palpebra edema
D. Tonometri schiotz (+), sekret (-), injeksi
E. Funduskopi konjungtiva (+), silier (-),
terdapat benda asing pada
6. Seorang pasien mengeluhkan konjungtiva tarsal superior,
mata kanan silau, terasa berpasir, kornea jernih. Tata laksana?
kemerahan, dan penurunan A. Irigasi bola mata
penglihatan. Pada pemeriksaan B. Ekstraksi benda asing
flurosensi didapatkan gambaran menggunakan jarum spuit
denritik. Diagnosis pasien .... 1cc
A. Keratitis herpes C. Bebat tekan setelah diberi
B. Corneal body antibiotik
C. Keratokonjungtivitis D. Ekstraksi benda asing
D. Ulkus kornea menggunakan cotton Bud
E. Endoftaimitis E. Beri tetes mata steroid

7. Seorang anak umur 6 tahun 9. Anak laki-laki 6 tahun dibawa


datang diantar ibunya dengan ibunya ke poliklinik dengan
keluhan sering memicingkan keluhan mata merah dan gatal
kedua matanya bila melihat yang sejak 1 minggu yang lalu. Dari
dirasakan sejak 1 tahun yang pemeriksaan fisik didapatkan
lalu. Keluhan disertai sering VODS 6/6. Didapatkan giant cell
sakit kepala. Pemeriksaan di konjungtiva dan trantas dot di
oftalmologi didapatkan: VOD : limbus mata kiri dan kanan.
6/40 dengan koreksi S-0,50 C- Diagnosis pada pasien adalah ....

20
A. Konjungtivitis alergi kedalam setengah dari stroma
B. Konjungtivitis vernal dengan tetes fluoresens positif.
C. Konjungtivitis bakteri Apakah diagnosis pada kasus
D. Konjungtivitis virus tersebut?
E. Konjungtivitis jamur A. Keratokonjungtivitis
B. Konjungtivitis
10. Pasien wanita 24 tahun datang C. Karatitis
dengan keluhan terdapat D. Ulkus kornea
benjolan pada kelopak mata E. Blefaritis
bagian dalam sejak 1 bulan yang
lalu. Benjolan hilang timbul dan 13. Anak 8 tahun dibawa ibunya ke
tidak nyeri. Pada pemeriksaan poliklinik dengan keluhan mata
fisik didapatkan massa padat, merah sejak 3 hari yang lalu.
tidak merah dan tidak nyeri. Pada pemeriksaan didapatkan
Diagnosis pada pasien adalah .... kongesti konjungtiva khususnya
A. Hordeolum interna di kantus nasolakrimalis.
B. Hordeolum eksterna Didapatkan hasil tes regurgitasi
C. Kalazion (+). Kemungkinan diagnosis
D. Dakrioadenitis pasien adalah ....
E. Darkriosistitis A. Konjungtivitas kronik
B. Dakrioadenitis
11. Wanita usia 38 tahun datang C. Dakriosistitis
dengan keluhan kabur melihat D. Hordeolum interna
jauh. Pemeriksaan oftal OD 6/36 E. Hordeolum eksterna
OS 6/60. Setelah koreksi OD
-2.00 dan OS -2.75 keduanya 14. Perempuan 20 tahun datang ke
menjadi 6/6. Apa diagnosis kasus poliklinik dengan keluhan mata
ini? kanan merah. Keluhan mata
A. Anisometropia berair dan nyeri disangkal.
B. Hipermetropia ringan Penglihatan tidak menurun.
C. Miopia ringan Tanda vital dalam batas normal.
D. Presbiopia Pada pemeriksaan oftalmologi
E. Hipermetropia sedang didapatkan VOD 20/20,
konjungtiva hiperemis, injeksi
12. Seorang laki-laki usia 28 tahun episklera (+). Diagnosis pasien
datang ke puskesmas dengan adalah ....
keluhan mata terkena padi 1 A. Konjungtivitis
minggu yang lalu. Keluhan saat B. Episkleritis
ini nyeri, mata merah, dan C. Pingekula
penurunan penglihatan. D. Pterigium
Pemeriksaan fisik mata E. Uveitis
didapatkan visus 3/60, spasm
konjungtiva dan perikornea 15. Seorang perempuan usia 54
injeksi positif. Pada kornea tahun datang ke IGD RS dengan
terdapat defek dengan diameter 3 keluhan penglihatan mata kanan
mm keputihan dan menggaung mendadak menurun dan seperti

21
melihat pelangi sejak tadi konjungtiva, kornea edema,
malam. Keluhan disertai nyeri pupil mid-dilatasi, segmen
kepala sebelah kanan, mual dan posterior sulit dievaluasi dan
muntah. Pada pemeriksaan fisik TIO 50mmHg. Apakah diagnosis
didapatkan keadaan umum yang paling tepat?
tampak sakit, TD 130/90 mmHg, A. Glaukoma primer sudut
nadi 80x/menit, napas 18x/menit, terbuka
suhu 37,2C. Pada pemeriksaan B. Glaukoma akut
oftalmologi didapatkan VOD C. Glaukoma kronis simplek
1/300, pinhole tidak maju, D. Glaukoma absolute
palpebra spasme, hiperemis E. Glaukoma sekunder

22
NEUROLO
GI
23
PRETEST
1. Ny.V, 19 thn, mengeluh kedua bradikinesia, pillrolling tremor,
tungkai bawah lemah dan terasa cogwheel rigidity. Diagnosis
baal 4 hari yang lalu. Dari yang tepat adalah?
tungkai bawah lalu menyebar ke A. Parkinsonism
atas sampai ke kedua lengan. B. Parkinson disease
Riwayat batuk pilek 2 minggu C. Stroke iskemik
yang lalu. Refleks fisiologis D. Transient ischemic attack
menurun. Refleks patologis E. Ataksia
negative. Motorik: 3/3.
Pemeriksaan penunjang yang 3. Seorang pasien datang dengan
tepat? keluhan nyeri terutama di
A. GDP & HbA1c daerah pipi. Nyeri terutama
B. Rontgen femur & cruris saat pasien sedang menggosok
C. CT Scan Kepala gigi, nyeri beberapa saat.
D. MRI Tulang belakang Tatalaksana yang tepat
E. Periksa LCS adalah…
a. Paracetamol
2. Tn.Doni usia 82thn dibawa b. Ergotamin
keluarga ke poliklinik RS. c. Triptan
Mengeluhkan tangan gemetar, d. Carbamazepin
berjalan sempoyongan, kalau e. Steroid
berjalan sedikit-sedikit. PF &
TTV dbn. Status neurologis:

24
4. Laki-laki usia 50thn, datang ke Nyeri kepala disertai mual dan
IGD karena mengalami pelo muntah sehingga mengganggu
yang muncul tiba-tiba pada pagi pekerjaan pasien. Fotofobia dan
hari. Pada saat tiba di IGD, fonofobia positif. Sebelum nyeri
keluhan pelo sudah menghilang. kepala muncul pasien merasa
Pasien memiliki riwayat melihat bintik-bintik hitam.
hipertensi sejak 5 tahun yang Tanda vital dalam batas normal.
lalu namun pasien jarang minum Tidak ada Kelainan sentral.
obat. Pada pemeriksaan fisik, Diagnosa paling tepat adalah…
didapatkan: kesadaran compos A. Cluster headache
mentis, tekanan darah: 160/110 B. Classic migrain
C. Common migrain
mmHg, nadi: 95x/menit,
D. Migrain ophtalmoplegi
respirasi: 16x/menit, suhu: E. Tension type headache
36,5C. Pemeriksaan neurologi
dan saraf kranial dalam batas 7. Seorang perempuan usia 26thn
normal. Apa terapi yang paling datang ke poliklinik dengan
tepat diberikan oleh dokter IGD? keluhan wajah perot. Keluhan
A. Cilostazol muncul mendadak saat pasien
B. Asam asetil salisilat bangun tidur. Riwayat hipertensi,
C. Warfarin DM, dan kelemahan tubuh
D. Heparin disangkal pasien. Pada
E. Recombinant tissue pemeriksaan didapatkan:
plasminogen activator kesadaran compos mentis,
tekanan darah: 120/80 mmHg,
nadi: 80x/menit, respirasi:
5. Seorang perempuan usia 30thn
20x/menit, suhu: 36,5C. Pada
datang dengan keluhan pemeriksaan nervus cranialis,
kesemutan di tangannya. Pada didapatkan mata kiri tidak dapat
pemeriksaan fisik didapatkan menutup, alis kiri tidak dapat
posisi tangan pasien wrist diangkat, bibir pasien tampak
hand/drop hand. Saraf apa yang asimetris (bila tersenyum hanya
terkena pada pasien ini? bibir sebelah kanan yang
A. N. ulnaris terangkat), pemeriksaan lain
B. N. radialis dalam batas normal. Dokter
C. N. medianus kemudian menyimpulkan adanya
D. N. antebrachii paresis n.VII sinistra tipe LMN.
E. N. axillaris Apa terapi yang sebaiknya
diberikan pada pasien tersebut?
6. Seorang wanita berusia 28 tahun A. Vitamin B12
B. Dexamethason
mengalami nyeri kepala sebelah
C. Vitamin C
kiri sejak 3 hari lalu. Nyeri D. Gabapentin
kepala terasa berdenyut dan E. Prednison
terkadang menjalar ke tengkuk.

25
8. Seorang perempuan 25thn Dimanakah letak kelainan pada
datang dengan keluhan tangan pasien?
sering terasa nyeri dan kebas. A. Serebellum
Pasien merupakan seorang B. Lobus oksipital
C. Lobus frontal
sekretaris di sebuah perusahaan.
D. Serebrum
Tangan terasa nyeri dan kebas di E. Medulla spinalis
jari 1,2,3. Diagnosis yang
mungkin pada pasien adalah... 10. Seorang wanita 50thn datang ke
a. Carpal tunnel syndrome IGD dengan keluhan mulut pelo
b. Claw hand ke kiri. Dari pemeriksaan fisik
c. Wrist and finger drop didapatkan keadaan umum
d. Artritis rheumatoid compos mentis, sakit sedang. TD
e. SLE 150/90 mmHg, nadi 90x/menit,
RR 20x/menit, suhu 36,5C.
9. Seorang perempuan 30thn Dijumpai lemah pada lengan dan
datang ke poliklinik dengan tungkai kanan, setelah dilakukan
keluhan sakit kepala sejak 3 hari perawatan selama 20 jam di
yang lalu. Keluhan disertai rumah sakit keluahan tersebut
pusing berputar, mual dan hilang. Apakah diagnosis yang
muntah sejak 3 bulan terakhir. tepat pada pasien ini?
Pada pemeriksaan fisik A. Stroke hemoragik
didapatkan Romberg test (-), B. Stroke infark emboli
tandem gait (+). Pada C. Stroke infark thrombus
pemeriksaan radiologi D. TIA
didapatkan massa berupa tumor. E. PSA

26
NEUROLOGI

* PENYAKIT SEREBROVASKULAR *

STROKE
Def: tanda –tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global) dengan gejala-gejala yg berlangsung ≥24jam atau menyebabkan
kematian, tanpa ada penyebab lain yg jelas selain vaskuler

Regulasi aliran darah ke otak:


Otak menerima darah dari:
- A. Carotis communis→ A. Carotis interna →A. Ophtalmica →A. Choroidea anterior
→A.Cerebri anterior → A.Cerebri media

- A.vertebralis →A. Basilaris → A.Cerebri posterior = sistem vertebrobasiler

Kedua sistem arteri tersebut membentuk “Circulus Willisi”

Peredaran darah otak:


▪ sistem anterior (karotid) memperdarahi:
- korteks serebri
- subkorteks (white matter)
- basal ganglia
- kapsula interna

▪ sistem posterior (vertebro-basiler):

27
- brainstem
- thallamus
- cerebellum
- sebagian dari lobus occipital dan lobus temporalis

Faktor Resiko stroke:


- usia - kel. jantung
- ras - DM
- jenis kelamin - hiperlipidemia
- hipertensi - merokok

Serangan iskemik:

1. Transient Ischemic Attack (TIA)


Def: serangan defisit neurologik yg bersifat temporer akibat gangguan peredaran
darah otak, timbul mendadak, menghilang dengan cepat (<24jam) tanpa gejala
sisa.
Biasanya terjadi 5 – 60 menit
Gejala klinis TIA:
▪ Tipe karotid:
- Afasia
- Amaurosis fugax
- Hemiparesis
- Hemi- hipastesi
▪ Tipe vertebrobasiler:
- diplopia - hemihipastesi
- dysarthria - ataxia
- drop attacks - dysphagia
- hemipares alternans

Afasia → gg. kemampuan berbahasa:


- BROca MOtorik FrONtal
- WERnicke SEnsorik TEMporal

PP: Lab, EKG, EEG, CT scan, arteriografi, dll


Tx: - cari faktor risiko!
- Antiplatelet : Aspirin, Clopidogrel
- Antikoagulan: Warfarin, Heparin
- Operatif: Endarterectomy

2. Reversible Ischemic Neurologic Deficits (RIND)


Def: defisit neurologis fokal yang timbul krn gangguan aliran darah otak dimana
kemudian defisit neurologis menghilang secara lengkap dalam waktu >24jam dan
<72jam

28
3. Prolonged Reversible Ischemic Neurological Deficits (PRIND)
Def: defisit neurologis fokal yang timbul krn gangguan aliran darah otak dimana
kemudian defisit neurologis menghilang secara lengkap dalam waktu >72jam dan <
7hari

Klasifikasi stroke:

1. Stroke Iskemik
Def: kurangnya aliran darah ke otak sampai di level bawah kritis yg dibutuhkan
untuk kehidupan sel akibat infrak serebri
Etio: - Trombosis serebri → atherosklerosis
Cth: DM
- Emboli serebri → trombus yg lepas
Cth: fibrilasi atrium
GK: tergantung lokasi & luasnya infark
▪ Trombosis:
-Defisit neurologi timbul mendadak, tp berkembang agak lebih lambat
- onset sewaktu istirahat/ bangun tidur
▪ Emboli:
- defisit neurologi timbul mendadak dan sekaligus mencapai puncak
- onset sewaktu aktif
PP: CT- Scan : Gambaran hipodens(+)
Atau zona gelap
Tx:
- umum ( A B C D E)
- Reperfusi dgn trombolitic agents (<3jam):
Streptokinase IV, Alteplase IV
- Antiplatelet: Aspirin, Cilostazol
- Antikoagulan: Heparin, warfarin
- Neuroproteksi: Sitikolin
- Antihipertensi

2. Stroke Hemoragik
Etio: - Hipertensi
- Pakai antikoagulan sembarangan
- aneurisma
Klasifikasi:
▪ PIS (perdarahan intraserebral)
Perdarahan spontan ke dalam substansi otak
Lokasi: thalamus, basal ganglia, kapsula
Interna, dll
GK: - Nyeri kepala
- penurunan kesadaran
- kejang
- defisit neurologis tergantung lokasi dan

29
Luas hematom
PP: - CT- Scan : Gold starndard
Gambaran hiperdens(+) / zona terang
- arteriografi
Tx: - Konservatif
- atasi edema serebri: Manitol 20%
0,5 – 1cc / KgBB
- antihipertensi: Nicardipin, Labetolol
▪ PSA (Perdarahan Sub arachnoid)
Etio: - Trauma
- Aneurisme
GK: - Nyeri kepala paling hebat
- kesadaran menurun → koma
- Rangsang Meningeal (+)
PP: - CT- Scan : Gold standard
Gambaran hiperdens yg mengisi hingga
celah – celah sulci dan fissura
- Lumbal Punksi
- arteriografi
Tx: - atasi edema serebri: Manitol 20%
0,5 – 1cc / KgBB
- antihipertensi: Nicardipin, Labetolol
- simptomatik nyeri kepala/ gelisah

* KEJANG KARENA KELAINAN CNS *

1. Encephalitis
Def: Radang pada jar. Parenkim otak
Etio: Virus, bakteri, protozoa, cacing, jamur
GK: Trias: - kejang
- penurunan kesadaran
- demam
Px: - Refleks patologis(+)
- Defisit neurologis

2. Meningitis
Def: Radang pada selaput otak
GK: - tanda rangsang meningeal (+)
(kaku kuduk, brudzinsky1, brudzinsky2,
kernig)
- Penurunan kesadaran
- demam
PP: Lumbal Punksi:
- PMN ( neutrofil, basofil, eosinofil)
- MN (limfosit, monosit)

30
a. Meningitis Serosa/ Tuberculosa
▪ etio: Mycobacterium Tuberculosa
▪ PP: - Analisa CSF
- Tuberculin test (skin test)
- Foto Thorax
- CT- Scan
▪ Gambaran CSF:
- warna: jernih/ xantokrom
- tekanan meningkat
- Jumlah sel >500/mm3
- Diftel: MN >>> PMN
- Kadar protein meningkat (>45mg/dL)
- Kadar glukosa menurun
- Kadar klorida menurun
- Bila CSF didiamkan akan tbk pelicula (fibrinous web)
Tx: - Obat antituberculosa:
2RHZ + 9RH

b. Meningitis Purulenta
▪ etio:
- neonatus: Strep. Grup B, Staph. Aureus, enterobcter, pseudomonas,
- anak: S. Pneumonia, N. Meningitidis, H. Influenza
- dewasa: S. Pneumonia, N. Meningitidis, Strep, Staph
▪ Gambaran CSF:
- Warna: keruh/ Opalescent
- Nonne dan Pandy (+)
- Tekanan meninggi
- Sel: Ribuan
- Diftel: PMN >>> MN
- Kadar protein meningkat
- Kadar glukosa dan klorida menurun
Tx: Antibiotika
- Gen III cephalosporin:
Ceftriaxone dewasa: 4gr/ hari IV
Anak: 75mg/kg IV
Cefotaxim dewasa: 12gr/ hari IV
Anak: 50-100mg/kg IV M. Bakteri/ M. M. Virus
- Ampisilin dewasa: 300-400mg/ purulenta Tuberculosa
kgBB Warna Keruh Putih Jernih
Anak: 200-400 mg/ kekuningan
kgBB (xantokrom)
- Kloram dewasa: 4-6gr/ hari Glukosa ↓↓↓ ↓↓ ↓/N
Anak: 100mg/kgBB Protein ↑↑↑ ↑↑ ↑/N
Nonepandy
(+)
3. Neurocysticercosis
Sel Ribuan Ratusan Puluhan
Diftel PMN MN PMN
Khas (-) Pellicula (-)
31 (fibrinous
web)
Terapi Ceftriaxone 2RHZ + 9RH
4gr/ hari
Def: infeksi parasit cysticercus cellulosae (larva dari cacing pita Tenia solium)
yg melibatkan SSP.
GK: menyebabkan meningitis basiler:
- Rangsan gan meningeal (+)
Tx: ▪ Spesifik (cysticidal):
- Albendazole 15mg/kgBB 8hari
- Praziquantel 50mg/kgBB 2xsehari 8hari
▪ Simptomatik:
- Prednisolon 40-60mg/hr
- Dexamethason 12mg/hr

* EPILEPSI *

Def: Menifestasi klinis yang serupa dan berulang serta paroksismal yg disebabkan
oleh hiperaktifitas listrik sekelompok sel saraf diotak yang spontan, bukan
disebabkan oleh suatu penyakit otak akut.
PP: EEG (gelombang paku/ spike wave(+) )
Klasifikasi:
1. Serangan parsial (1/2 tubuh):
- Sederhana: Kesadaran baik
- Kompleks: Kesadaran menurun
- Umum sekunder: dari kejang parsial jadi kejang seluruh tubuh
Tx: - Fenitoin
- Carbamazepin (anak)
- Fenobarbital

2. Serangan umum (1tubuh)


- Tonik
- Klonik
- Tonik – Klonik / Grandmal
- Mioklonik
- Absans/ Lena/ Petitmal
Tx: - Carbamazepin
- As. Valproat
- Lamotrigin
* Kecuali absans!:
- Etosuksimid
- As. Valproat
- Lamotrigin

Catatan:
Semua terapi epilepsi sampai 3 tahun bebas kejang

3. Status Epileptikus
Def: Terjadi bangkitan epilepsi terus-menerus >30menit tanpa fase siuman

32
Tx: Berantas kejang!
Diazepam

Diazepam

Dizepam

Fenitoin 10-20mg/kgBB

Fenobarbital 20-25mg/kgBB
Dosis obat epilepsi:
- Carbamazepin: 400-600mg 3xsehari
- Fenitoin: 300mg 2xsehari
- As. Valproat: 1000mg 3xsehari

Efek samping:
- Carbamazepin: Steven Jhonson syndr
- Fenitoin: Hiperplasia ginggiva, anemia as.folat
- Fenobarbital: gg. mood, depresi & depresi pernafasan

* NYERI KEPALA *

Def: nyeri/ rasa tak enak sepanjang orbita sampai


Etio:
- Peregangan arteri/vena intra& ekstrakranial
- spasme pembuluh darah ekstra/intrakranial
- kontraksi otot scalp & leher/tengkuk
- tekanan yg langsung pada saraf

1. Migren
GK: Unilateral,tiba-tiba, serangan 4-72jam, bisa disertai
muntah/fotofobia/sensitif terhadap suara
- Aura: yg dirasakan sebelum serangan (kilatan cahaya/ fotofobia)
a. Common Migrain (tanpa aura)
b. Classic Migrain (dengan aura)
Tx: - Spesifik: - Sumatriptan
- Ergotamin
- Antiemetik: - domperidon
- metoklopramid
Profilaksis: B-blocker (propanolol), as. Valproat, TCA

2. Tension Type Headache / TTH

33
GK: Nyeri diikat, ketegangan otot pundak
Klasifikasi:
- Episodik: <15 hari/ bulan
- Kronik: >15 hari/bulan, berlangsung selama 6 bulan
Tx: NSAID (Ibuprofen, Parasetamol)

3. Cluster
GK: Nyeri pada mata, Syndrom Horner (rhinorea, lakrimasi, berkeringat
ipsilateral)
Klasifikasi:
- Episodik: periode tanpa nyeri bbrp minggu – tahun
- Kronik: periode tanpa nyeri <2mgg
Tx: - O2 100% 10 L selama 15 menit
- Sumatriptan/ Ergotamin
- Metoklopramid
Profilaksis: CCB (verapamil)

* VERTIGO *

Def: gangguan orientasi diruangan dimana perasaan dirinya bergerak berputar


ataupun bergelombang terhadap ruangan sekitarnya (vertigo subjektif), atau
ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya (vertigo objektif)
PP: - Tes romberg central: (+)
Perifer: (-)
- Dix Hallpike central: (-)/ nistagmus
langsung
perifer: (+)/ nistagmus tidak
langsung

Perbedaan vertigo perifer & central


Perifer Central
Onset Mendadak Lambat
Derajat Berat Ringan
Pengaruh ++ -
gerakan
kepala
Gejala ++ +
otonom
Tanda fokal - +
otak
Nystagmus Horizontal/ Multi direct
rotary
Fiksasi + -
okuler

1. BPPV

34
Etio: Deposit batu di kupula bejana semisirkularis posterior (kupulolithiasis)
sehingga bejana menjadi hipersensitif thdp perubahan gravitasi yg menyertai posisi
kepala
Tx: - CRT (Canalith Reposition Treatment):
Manuver Epley, Brand- Dandroft
- Simptomatik: - Cyclizine
- Dimenhidrinate
- Betahistin

2. Meniere’s Disease
GK: Tias: V = Vertigo
T = Tinitus
P = Penurunan pendengaran

* MYASTHENIA GRAVIS *

Def: berkurangangnya reseptor asetilkolin di neuromuscularjunction


Etio: autoimun
Khas: Kelemahan otot progresif pad saat bekerja diikuti pemulihan setelah
istirahat, biasanya diawali dari mata
Klasifikasi:
- grup 1 = ocular myasthenia
- grup 2 = mild generalized myasthenia
- grup 3 = severe generalized myasthenia
- grup 4 = crisis myasthenia
PP: - Tes Wartenberg → muncul ptosis (+)
- Tes Tensilon → disuntikkan reseptor
Tx: - Pyridostigmin / Neostigmin
- crisis myasthenia → intubasi!

* CEDERA MEDULLA SPINALIS *

Hafal!!
Inti motor neuron: Ekst. Atas : C5 –T1
Ekst. Bawah : L1-L5

UMN: Lesi diatas inti motor neuron


LMN: Lesi tepat di inti motor neuron

Gejala motorik:
Tipe UMN: - Parese
- Hipertonus
- gg. refleks
- refleks patologis (+)
Tipe LMN: - Paralise

35
- Atonia (flaksid)
- Arefleksia
- Atrofi otot
- Refleks patologis (-)

1. Erb’s Duchenne Palsy


Cedera plexus brachialis (C5, C6) pada jalan lahir
Khas: - Waiters tip (+)
- pergelangan tangan bisa gerak

2. Klumpke Palsy
Cedera plexus brachialis (C8, T1) pada jalan lahir
Khas: - tangan setengah fleksi
- wrist palsy (+)

* GUILLAIN – BARRE SYNDROME / GBS *

Etio: - Riwayat ISPA (H. Influenza, EBV)


- GE (Camphylobacter Jejuni)
GK:
- Ascending paralysis (lumpuh dari bawah)
- Bilateral dan simetris
PP: Lumbal Punksi : disosiasi sitoalbumin(+)
Tx: -Plasmapharesis
- Intravena Imunoglobulin (IVIG)

* BELL’S PALSY *

Def: Kelumpuhan N. VII perifer yg menyebabkan kelumpuhan tiba-tiba pada otot


di satu sisi wajah
Etio: paparan udara dingin terlalu lama
GK: - Tidak bisa kernyitkan dahi
- Lagoftalmus
- Mulut mencong
Tx: Prednison 1mg/kgBB/hari – 1 minggu
* TRIGEMINAL NEURALGIA *

Def: sindrom nyeri pada wajah yg rekuren dan kronik


GK:
- nyeri wajah unilateral, seperti tertusuk mengikuti distribusi nervus
trigeminus (N. V), biasanya menjalar ke area maksila/ mandibula
- frekuensi: <1x/hari sampai >10x/jam
- pemicu: mengunyah, berbicara, minum dingin/panas, sikat gigi, bercukur,
senyum
Tx: Carbamazepin 200mg/hari

36
* PARKINSON DISEASE *

Def: gangguan gerakan dengan penyebab yg tidak diketahui. Menyerang neuron


berpigmen yg mengandung dopamin dari substansia nigra
GK: T = Tremor saat istirahat (pill rolling
tremor)
R = Rigiditas
A = Atonia (tidak bergerak)
P = Postural dissability
Tx: - Levodopa
- Bromokriptin

* CARPAL TUNNEL SYNDROME *

Etio: Kompresi N. Medianus, bias karena tenosynovitis, RA, Osteofit


FR: pemain piano, juru ketik
GK: - Kesemutan
- Nyeri di jari 1,2,3, sebagian jari 4
-Nyeri neuropatik dan paresthesia
- Bisa disertai atrofi thenar
PP: - Flick sign
- Tinel test
- Phalen & Reverse phalen test
- Nerve Conduction Velocity
TX: - Splint pergelangan tangan malam hari 3 – 4 minggu
- Inj. Steroid intra lesi
- NSAID
- Atrofi thenar→ bedah retinocular

* CUBITAL TUNNEL SYNDROME *

Etio: Kompresi nervus ulnaris di siku


FR: menekuk siku terlalu lama (menelfon)
GK: - Nyeri & kebas daerah siku
- Kesemutan pada jari kelingking dan setengah jari manis
- Claw hand pada jari 4 , 5
PP: - Froment’s sign
- Jeanne Sign
Tx: - Splint malam hari 3 – 4 minggu
- Inj. Steroid intra lesi
- NSAID
- Operasi reposisi ulnar

* GUYON CANAL / TUNNEL SYNDROME *

37
Etio: Kompresi nervus ulnaris di guyon canal yaitu pada pergelangan tangan

* TETANUS *

Etio: eksotoksin C. Tetani mengakibatkan rangsangan spastik


GK: - Opistotonus
- Rissus sardonicus
- Trismus
- Disfagia
- Fleksi lengan, ekstensi tungkai
- Disfungsi otonom
PP: Tes Spatula
Tx: - Tentukan luka bersih atau kotor!
- IVFD D5% : RL = 1: 1 / 6jam
- ATS 20.000 IU / 1M 3-5hr
- HTIG 500-3.000 IU SD
- TT 0,5 CC IM
- Diazepam 10mg / IV
- Metronidazole 500mg / 8jam

* HERNIATED NUCLEUS PULPOSUS*

Adalah herniasi nucleus pulosus melalui annulus fibrosus yang akan menjepit
kanalis spinalis. Tersering di L4-L5
FR: mengangkat beban berat
GK: - nyeri menjalar (radikuler)
- kebas
- nyeri diperberat oleh batuk/bersin
PP: - Laseque test
- Bragard – Sicard
- Patrick – Contra Patrick
HNP Cervical : Lhermitte, Nafziger
Gold standard : MRI
Tx : NSAID

38
POST-TEST

1. Ny S membawa anaknya ke e. Klobazam


PKM Palmerah karena sering
tampak melamun atau bengong 2. Tn. Irwan, 25 tahun, datang
tiba-tiba. Kejadian berlangsung dengan keluhan nyeri di
selama beberapa detik dan sekeliling kepala seperti ditekan.
beberapa kali dalam sehari. Keluhan tanpa mual dan muntah.
Pemeriksaan fisik dan status Keluhan ini sering muncul
neurologi dalam batas normal. hilang timbul terutama saat
Terapi farmakologi yang paling sedang banyak pekerjaan di
tepat? kantor. Apa tatalaksana yang
a. Karbamazepin paling tepat pada kasus di atas?
b. Asam Valproat a. Gabapentin
c. Gabapentin b. Ibuprofen
d. Diazepam c. Amitriptilin

39
d. Ergotamin e. Tonic-clonic partial scizure
e. Oksigen 100% 10 lpm
6. Laki-laki usia 60 tahun dibawa
3. Laki-laki berusia 25 tahun keluarganya ke UGD dengan
datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2 jam
penurunan kesadaran. Selama ini SMRS. Sebelumnya
pasien dengan demam yang tidak mengeluhkan sakit kepala hebat
terlalu tinggi. Kesadaran dan muntah menyemprot. Pasien
somnolen. TD 110/70 mmHg, N memiliki riwayat hipertensi dan
100x/i, RR 20x/i, T 38,50C. diabetes mellitus. Pada
Pemeriksaan LCS diperoleh pemeriksaan fisik didapatkan,
jumlah sel 200, PMN 20 mg%, TD 200/160mmHg, GCS
MN 80% dan protein 200 mg%. E3V5M4. Status neurologis:
Diagnosis pada pasien di atas Hemiparesis sinistra, refleks
adalah? babinsky (+/+). Tatalaksana
a. Ensefalitis untuk tekanan darah?
b. Abses serebri a. Diturunkan setelah keadaan
c. Meningoensefalitis akut terlewati
d. Meningitis purulenta b. Tidak perlu diturunkan
e. Meningitis serosa c. Diturunkan 50%
d. Diturunkan 20%
4. Wanita, 45 tahun, keluhan nyeri e. Diturunkan hingga 120/80
di pipi 4 hari yang lalu. Nyeri mmHg
paroksismal seperti ditusuk,
tersetrum, terbakar, nyeri 7. Wanita 40 tahun datang dengan
bertambah terutama ketika keluhan nyeri kepala. Nyeri
menggosok gigi dan membasuh dirasakan dengan intensitas
wajah. Pmx normal. Kelainan berat, tidak berdenyut. Nyeri
pada nervus mana? kepala dirasakan pada sisi kiri
a. N. Olfaktorius kepala saja. Pada saat nyeri
b. N. Optikus kepala muncul, air mata sebelah
c. N. Okulomotorius kiri keluar dan hidung kiri keluar
d. N. Abdusen ingus. Apakah diagnosis yang
e. N. Trigeminus memungkinkan?
a. Tension type headache
5. Seorang anak laki-laki 5 tahun b. Migrain dengan aura
dibawa ke prakek dokter umum c. Migrain tanpa aura
dengan keluhan anak sekarang d. Trigeminal neuralgia
tampak diam tanpa reaksi. e. Cluster headache
Terlihat termangu 10 detik.
Pasien sadar dan setelah itu tidak 8. Pasien 55 tahun dibawa ke UGD
tampak bingung. Dx : karena tak bisa bicara, gangguan
a. Absence seizure berbahasa sejak sejam yang lalu.
b. Myclonic Saat diajak bicara pasien tak
c. Simple partial seizure menjawab pertanyaan, namun
d. Complex partial seizure pasien mengerti ketika diperintah

40
untuk melakukan sesuatu,
mampu repetisi. Apakah 11. Tn. Snow, 20 tahun, dibawa ke
diagnosis yang tepat? UGD RS setelah mengalami
a. Afasia transkortikal motorik kecelakaan lalu lintas kurang
b. Afasia transkortikal sensorik lebih 30 menit SMRS. Pasien
c. Afasia global mengeluhkan bahwa kedua
d. Afasia brocca kakinya mati rasa dan tidak bisa
e. Afasia wernick digerakkan. Dari pemeriksaan
didapatkan TD 100/80 mmHg,
9. Seorang laki-laki usia 40 tahun nadi 80x/menit
datang dengan keluhan tidak bisa
mengerutkan dahi khususnya di 12. Ny. Cantik, usia 30 tahun,
sebelah kanan. Pada seorang sekretaris perusahaan
pemeriksaan ditemukan sudut besar, datang ke dokter dengan
mata kanan melebar, dan mulut keluhan tangan kebas pada jari 1
sebelah kanan pasien tidak bisa dan 2 tangan kanan. Saat pasien
meringis. Sehari sebelum diminta untuk menekukkan
kejadian, pasien berkendara telapak tangan ke dalam selama
dengan menggunakan motor di 60 detik, timbul rasa sakit.
malam hari dan menerobos Diagnosis yang paling mungkin
hujan, tanpa mengenakan helm. adalah ....
Pemeriksaan fisik lain dalam a. Trigger finger
batas normal. Apa diagnosis b. Tenosinovitis
yang paling mungkin? c. Carpal tunnel syndrome
a. Stroke d. Guyon tunnel syndrome
b. Bell’s palsy e. Tabatiere anatomicum pain
c. Trigeminal neuralgia
d. Erb’s palsy
e. Guillain-Barre Syndrome 13. Tn. Kanye, 46 th, datang ke
UGD karena nyeri punggung
10. Seorang laki-laki dibawa ke IGD bawah sejak 2 hari SMRS. Nyeri
oleh polisi pasca kecelakaan. dirasakan terutama ketika pasien
Pada saat diperiksa, pasien sedang mengangkat beban berat.
tampak mengantuk namun Kualitas nyeri tajam, menjalar ke
merespon saat dipanggil. Pasien tungkai bawah kiri seperti
mengerti perintah motorik tersetrum. Nyeri mereda setelah
sederhana, orientasi waktu, istirahat dan memberat ketika
tempat, orang tidak terganggu. berjalan. Pada pemeriksaan fisik
Tidak ada defisit neurologis. didapatkan TD 120/80 mmHg,
Diagnosis yang tepat pada pasien nadi 70 x/menit, suhu 36,9 C,
ini adalah .... dan laju napas 22x/m. Lokasi
a. Cedera kepala berat nyeri di regio sisi kiri lumbal.
b. Cedera kepala sedang Straight leg test (+). Keluhan
c. Cedera kepala ringan BAK, BAB dan penurunan berat
d. Cedera kepala sederhana badan disangkal. Apa
e. Cedera kepala minimal pemeriksaan penunjang yang

41
paling ideal untuk mendeteksi
kondisi penyakit tersebut? 15. An. T’Challa, 6 tahun, dibawa
a. CT scan spinal ibunya ke rumah sakit karena
b. MRI spinal lemas tiba-tiba dan tidak bisa
c. X-ray spinal berjalan sejak 1 minggu smrs.
d. EMG Sebelumnya pasien mengalami
e. USG lumbosacral batuk pilek kurang lebih selama
2 minggu. Riwayat tumbuh
14. Ny. Taylor, 30 tahun, datang kembang dalam batas normal.
dengan keluhan kelopak mata Riwayat imunisasi tidak jelas.
seringkali turun tanpa sengaja Riwayat diet makan makanan
sejak 2 minggu smrs. Keluhan rumah. Dari pemeriksaan fisik
ini dirasakan makin memburuk didapatkan asymmetric flaccid
saat sore hari dan membaik motor paralysis dengan atrof
ketika bangun tidur. Dari ekstremitas inferior. Terdapat
pemeriksaan fisik didapatkan deformitas valgus pada lutut dan
tanda vital dalam batas normal. tungkai atas juga callus pada
Tes yang harus dilakukan untuk lutut. Kemungkinan diagnosis
menunjang diagnosis adalah .... pada pasien ini adalah ....
a. Arm drop test a. Poliomyelitis akut
b. Wartenberg test b. Guillan barre syndrome
c. Laseque test c. Multiple sclerosis
d. Finkelstein test d. ALS
e. McMurray test e. Myasthenia gravis

42
THT

PRETEST
1. Ny.J, 29thn mengeluh keluar kuning keputihan. Kemungkinan
cairan berbau yang hilang timbul diagnosis yang tepat adalah…
sejak 6 bulan yang lalu. Saat ini F. Otitis Media Akut Stadium
keluhan disertai nyeri dan agak Perforasi
kurang dengar. Tes Penala G. Otitis Media Supuratif
menyimpulkan tuli konduksi Kronik Benigna
kanan. Pada otoskopi ditemuan H. Otitis Media Akut Stadium
perforasi membrane timpani Resolusi
marginal dan terdapat masa I. Otitis Eksterna Nekrotikans

43
J. Otitis Media Supuratif c. Tes weber, lateralisasi (+),
Kronik Maligna tuli sensorineural
d. Tes scwabach, memanjang,
2. Seorang pasien berusia 13thn, tuli konduksi
gangguan pendengaran pada e. Tes scwabach, memendek,
kedua telinga sejak kemarin. tuli sensorineural
Nyeri telinga, demam, batuk
pilek disangkal. Pada 4. Seorang Pria 29thn,
pemeriskaan ditemukan massa mengeluhkan nyeri pada telinga
berwarna kecoklatan di kedua kanan disertai pendengaran
liang telinga, membrane timpani
menurun sejak 2 hari. Pasien
sulit dilihat, dan nyeri tekan
tragus (-). Diagnosis dan mengeluh batuk dan pilek
tatalaksana yang sesuai adalah… sebelumnya. Riwayat trauma
F. Serumen prop, karbogliserin disangkal. Pemeriksaan fisik
20% 3 hari dijumpai nyeri tarik pinna,
G. Kolesteatoma, H2O2 3% 3- membran timpani AD tampak
5 hari hipermesi, reflex cahaya
H. Serumen prop, air hangat
menghilang serta terdapat bulla
I. Serumen prop,
karbogliserin 10% 3 hari pada pars ossea dan membran
J. Kolesteatoma, NaCl 0,9% 3- timpani. Kemungkinan diagnosis
5 hari yang paling tepat?
F. OE difusa
3. Tn.T, 58thn, merasa telinga G. OE sirkumskripta
kanannya kurang mendengar. H. OMA fase hiperemis
Dokter ingin melakukan I. OMA fase supurasi
Pemeriksaan garpu tala. Tes J. Miringitis bulosa
yang dilakukan salah satunya
bertujuan membandingkan 5. Tn,D, 55thn dibawa ke IGD RS
konduksi tulang pasien dengan dengan keluhan keluar darah dari
dokter. Garpu tala yang sedang hidung yang tidak berhenti sejak
bergetar diletakkan di Mastoid 30 menit yang lalu. Pasien
kanan dokter. Ketika dokter memiliki riwayat hipertensi sejak
tidak lagi mendengar bunyi, 5thn yang lalu. Keluhan ini
garpu tala dipindahkan ke
sudah beberapa kali di alami
mastoid kanan pasien dan
ternyata masih terdengar oleh pasien. Pemeriksaan oleh
bunyi. Apakah tes yang dokter didapatkan bahwa
dilakukan dan bagaimana perdarahan berasal dari rongga
interpretasinya? hidung bagian belakang.
a. Tes rinne, AC<BC, tuli Pernyataan yang paling tepat?
konduksi F. Tatalaksana yang paling tepat
b. Tes schwabach, AC<BC, tuli adalah menekan hidung dari
konduksi luar selama 10-15 menit

44
G. Pemakaian AgNO3 25-30% B. Rinne kiri (+) kanan (-),
dikaustik dipertimbangkan weber lateralisasi ke kanan
karena diagnosis pasien ini C. Weber tidak ada lateralisasi,
epistaksis anterior Swabach memendek ke kiri
H. Tampon anterior bisa D. Weber lateralisasi ke kanan,
Swabach memendek ke telinga
digunakan untuk
kiri.
menghentikan perdarahan E. Rinne kiri (+) kanan (-),
I. Pasien dirawat inap, dipasang
Swabach memanjang telinga
tampon posterior dan bisa kanan
dilepas setelah 2-3 hari
J. Menggunakan larutan burowi 8. Pasien datang dengan keluhan
nyeri pada telinga, pada
6. Seorang laki-laki, usia 40thn
pemeriksaan didapatkan MT
datang dengan keluhan hidung
bulging dan hiperemis.
tersumbat sejak remaja. Keluhan
Diagnosis yang tepat pada kasus
lain hidung gatal-gatal dan
ini adalah...
keluar cairan bening. Keluhan a. Otitis Media Akut stadium
dirasakan setiap bangun pagi dan hiperemis
apabila terkena debu. Anak b. Otitis Media Akut stadium
pasien juga mengalami hal supuratif
serupa. Pada rinoskopi anterior c. Otitis Media Akut stadium
didapatkan secret cairan, mukosa perforasi
livid. Apakah kemungkinan d. Otitis Media Akut stadium
diagnosis yang tepat? resolusi
A. Rinitis Alergi e. Otitis Media Akut stadium
B. Rinitis vasomotor oklusi tuba
C. Rinitis medikamentosa
D. Rinosinusitis 9. Pasien laki-laki usia 18thn
E. Rinitis akut bersin-bersin 5x/hari terutama
saat pagi hari. Hidung meler dan
7. Pasien laki-laki 10thn datang tersumbat. Mata dan hidung
dengan keluhan kurang dengar. gatal. Keluhan dirasakan dalam
Saat dilakukan pemeriksaan fisik dua bulan terakhir. Aktivitas
ditemukan massa berwarna masih seperti biasa. Tatalaksana
kecoklatan di pada liang telinga awal yang mau diberikan
kanan, kesan penuh, membran adalah...
timpani sulit dilihat, dan nyeri F. Kortikosteroid
tekan tragus (-). Telinga kiri G. Antiinflamasi
kesan dalam batas normal. H. Antihistamin
Dokter melakukan pemeriksaan I. Antibiotik
garpu tala. Hasil yang J. Dekongestan
diharapkan adalah…
A. Rinne kiri (-) kanan (+), 10. Seorang perempuan usia 19thn,
weber lateralisasi ke kanan keluhan: nyeri tenggorokan,

45
nyeri menelan, hot potato voice A. Tumor nasofaring maligna
(+), sejak 6 hari yang lalu. PF: B. Limfoma maligna
suhu 38,6C, tonsil T3/T3 C. Abses peritonsilar
hiperemis, eksudatif, uvula D. Mononukleus
terdorong kekanan. Pp: leukosit E. Epiglositis
12.000. Diagnosis?

THT

● TELINGA ●

ANATOMI TELINGA

46
1. Telinga luar
- 1/3 luar : tdd pars kartilago
- 2/3 dalam : ttd tulang sejati
- membr. Timpani : N→ warna putih mutiara
Otoskop reflek cahaya jam 7: MT kiri
reflek cahaya jam 5: MT kanan
2. Telinga tengah : tdd maleus, inkus, stapes
3. Telinga dalam : vestibulokoklearis

PEMERIKSAAN THT
Audiologi dasar → tes berbisik, tes penala, audiometri nada murni
1. Derajat tuli menurut ISO
- normal = 0 – 25 dB
- tuli ringan = 26 – 40 dB
- tuli sedang = 41 – 55 dB
- tuli sedang berat = 56 – 70 dB
- tuli berat = 71 – 90 dB
- tuli sangat berat = > 90 dB

2. Tes penala

Rinne Weber Swabach


Normal + Tidak ada Sama
lateralisasi
Sensorineural + Lateralisasi Memendek
ke arah
sehat
Konduktif - Lateralisasi Memanjang
ke arah
sakit
3. Audiometri Nada Murni
GAP = antara AC & BC terdapat perbedaan > 10 dB minimal pada 2 frek yg
berdekatan
(-) GAP Tuli sensorineural: AC&BC > 25 dB
Normal : AC&BC < 25 dB
(+) GAP Tuli konduktif : BC < 25 dB
Tuli campuran : BC > 25 Db

47
4. Audiologi Anak
- > 4 thn / kooperatif free field test
Play audiometri
//- < 4 thn OAE→ screening : hanya koklea
BERA→ koklea & sensori otak

PENYAKIT – PENYAKIT TULI

1. Presbiakusis
Etio: degenerasi koklea& telinga dalam
Merupakan tuli sensorineural, usia tua
GK: - tinitus
- tuli memburuk pd keramaian (cocktail
party deafness)
Tx: rujuk untuk pemasangan ABD

2. O tosklerosis
Etio: sklerosis kaki stapes
Merupakan penurunan pendengaran pada usia muda, bilateral, tuli konduktif
GK: - tuli membaik di keramaian (paracussis
willisi)
- membr. Timpani kemerahan (schwarte sign /
Flamingo sign)
Tx: stapedectomy, pemasangan ABD

3. Noise induced hearing loss


Penurunan pendengaran akibat bising, tuli sensorineural
Etio: paparan bising yg kuat >85 dB / >8jam sehari

4. Sudden deafness
Menupakan penurunan pendengaran secara mendadak
Cth: akibat ada bom

KELAINAN TELINGA LUAR & TENGAH

1. Daun telinga
kongenital
a. microtia → daun telinga kecil
b. macrotia → daun telinga besar
c. fistula preauricular → lubang sebelum telinga
Tx fistel: hanya dibersihkan secara rutin, jika terbentuk abses → insisi & drainase

48
Didapat
a. hematom / othehematom → bekuan darah
Etio: trauma, cth: petinju, kecelakaan
GK: - Telinga bengkak, merah keunguan
- jika diaspirasi keluar darah
Tx: drainase + Ab
b. perikondritis → tulag rawan bengkak
Etio: infeksi bakteri, pemakaian anting
GK: daun telinga bengkak + tanda inflamasi
( demam > 38◦ C, nyeri)
Tx: Ab ( niacin, basitasin, polimiksin B)
Komplikasi: Cauliflower ear
c. pseudokista
GK: benjolan di liang telinga, tidak nyeri
PP: Aspirasi → cairan berwarna kuning

2. Liang telinga
a. serumen prop/ obturans
def: serumen menutupi liang telinga & mengeras
etio: ada riwayat berenang
GK: - telinga terasa penuh
- gatal, nyeri (+)
- tuli konduktif
PP: otoskopi →massa warna hitam kecoklatan
Tx: lunakkan dulu!!
- karbogliserin 10% selama 3 hari
- irigasi → air hangat / NaCL 0,9 %

b. Otitis eksterna
def: peradangan pada liang telinga
GK: trias: Gatal, Nyeri, Korek
Klasifikasi:
 OE Sirkumskripta
Etio: staph. Aureus
Lokasi: 1/3 bagian luar
GK: - merah bengkak
- bisul / furunkel
- nyeri saat buka mulut
Tx: - Ab lokal (polimiksin B, basitrasin)
- antiseptik lokal
 OE Difusa
Etio: pseudomonas aeroginosa
Lokasi: 2/3 telinga dalam
GK: - oedem / hiperemis
- MT sulit dinilai / tdk jelas batasnya

49
- nyeri tekan tragus
- nyeri saat mengunyah (alodinia)
Tx: Tampon Ab (liquor burrow) + Ab sistemik (penisilin, eritro, cipro)
Komplikasi:
* OE Malignant
Merupakan lanjutan OE DIfusa dan Kronis
FR: Usia tua, DM, Immunocompromised
GK: - Kerusakan N.VII (wajah mencong)
- Telinga gatal dan turun pendengaran
- Jar. Granulasi (+)
Tx: Ab : - Ciprofloxacin 400mg/ 8jam IV
- Ciprofloxacin 2x750mg PO 6-8mgg

c.Korpus alienum (benda asing)


biasanya pada anak-anak, unilateral
GK: - nyeri, sekret, telinga berbau
PP: otoskopi→ benda asing (+)\
Tx: ekstraksi benda asing!!
- jika bulat (cth: baterai jam)→ hook
- jika tak beraturan (cth:kassa)→aligator,pinset
- jika serangga→matikan dulu! Pakai lidocain
spray / alkohol 90%

d. Otomikosis
GK: - gatal, telinga penuh
- penurunan pendengaran
- sekret putih abu-abu
//PP: -otoskopi hitam: aspergillus niger
(wet newspaperlike mass)
Putih: candida albicans
(cotton wool like)
- KOH 20% → Pseudohifa (+), blastospora
Tx: antijamur topikal:ketokonazol; as. Asetat 2-5%

e. Otitis media non supurasi (efusi) / OME


etio: barotrauma (tek. Udara meningkat tiba-tiba)
cth: menyelam, naik pesawat
klasifikasi:
- akut→ sekret encer, (+) air bubble
- kronik→ sekret kental (mukoid) / glue ear
GK:telinga penuh, tinitus,penurunan pendengaran
PP: Otoskopi→ MT Suram
Tx: dekongestan oral (pseudoefedrin)

f. Otitis Media Akut (OMA)

50
GK: - nyeri telinga
- demam
- riwayat ISPA (flu/ batuk)
PP: otoskopi
Stadium MT Tx
Oklusi tuba Tertarik/ Nasal
retraksi dekongestan
oral
Hiperemis Hiperemis/ - Ab oral
merah (amox)
- analgetik
- antipiretik
Supurasi Bulging/ - miringotomi
menonjol di pars tensa
- analgetik
- Ab
Perforasi Ruptur ,cairan - ear toilet
aktif (+) H2O2 3% 3-
5hr
- Ab 3 mgg
Resolusi menutup - Ab oral 3mgg
(amox
3x500mg atau
Eritro 4x500
mg)

g. Otitis media supuratif kronik (OMSK)


Etio: OMA >3bln / tidak sembuh

Benigna (jinak) Maligna (ganas)


Perforasi sentral (pars Perforasi marginal &
tensa) attic (pars flaccid)
Tidak kena tulang, Kena tulang
mukosa (+)
Kolesteatoma (-) Kolesteatoma (+)
Tx: - ear toilet H2O2 Tx: mastoidektomi
3% radikal
- Ab oral
Jika sekret tdk aktif:
cukup ab oral +
miringotomi
- timpanoplasti
Komplikasi:
//1. intrakranial abses otak
Meningitis
2. Ekstrakranial
- Mastoiditis
GK:- nyeri dibelakang teling

51
- tragus ditekan keluar sekret kuning
Tx: analgetik & antibiotik
- Labirinitis → vertigo yg disebabkan OMSK
GK: - tekan tragus muncul vertigo
- riw. Keluar cairan dari telinga
- demam
Tx: labirinthectomy
- Abses bezold → abses di sepanjang m. Sternocleidomastoideus
GK: fluktuasi (+), kenyal
Tx: insisi + drainase

KELAINAN TELINGA DALAM

1. Meniere’s disease
Etio: Hidrops endolymph
Merupakan tuli sensorineural
GK: trias: vertigo, tinitus, penurunan
pendengaran
PP: tes gliserin→ diberi minuman gliserin 1,2cc/kgbb setelah periksa tes
kalori&audiogram. Jika membaik = hidrops endolimph(+)
Tx: simptomatik vertigo, diuterik, diet

2. BPPV
Etio: perubahan posisi kepala, kupulolithiasis (+)
GK: Onset mendadak, gejala otonom, nistagmus
PP: Dix hallpike→ provokasi nistagmus (+)
horizontal / rotatoar
Tx: - CRT (Canalith Repositioning Treatment)
Menggunakan Epley Manuver
- simptomatik: antihistamin

● HIDUNG ●

1. Polip Nasi
FR: Riwayat rhinitis yg berulang
GK: - massa bertangkai mudah digerakkan
- permukaan abu-abu/ pucat (spt mutiara)
- ditusuk tidak sakit
- keluhan hidung tersumbat
PP: tetes vasokonstriktor(epinefrin /
adrenalin 1%)
-konka tidak mengecil = polip
- konka mengecil = rhinitis
Tx: kortikosteroid intranasal, jika tidak berhasil pertimbangkan polipektomi

52
2. Rhinitis → peradangan mucosa nasal
GK: bersin + rhinorea + hidung tersumbat
PP: rhinoskopi
a. Rhinitis Alergi
etio: alergen
GK: - gatal pada mata
- alergic shiners
- alergic crease
- alergic salute
PP: - Rhinoskopi : konka pucat / lividae
- Skin prick test (+)
Klasifikasi:
*Sifat berlangsung:
-intermitten : <4hari seminggu / <4 minggu
- persisten: >4hari seminggu / >4 minggu
*Derajat:
-ringan: tidak mengganggu aktifitas
- sedang berat: mengganggu aktifitas
Tx: 1. Hindari faktor pencetus
2. Intermitten ringan→ AH oral / topikal
3. intermitten sedang berat & persisten ringan:
- AH oral/ topikal
- AH + dekongestan oral
- KS topikal
- sodium cromoglikans
Lalu evaluasi selama 2-4 mgg
4. persisten berat→KS topikal; evaluasi 2-4mgg

b. Rhinitis Vasomotor
etio: asap rokok
GK: khas: hidung tersumbat secara bergantian
PP: Rhinoskopi→konka warna merah tua/gelap
Tx: Tergantung keluhan!!
- bersin → antihistamin
- rhinorea → antikolinergik
- tersumbat → ks topikal/ dekongestan

c. Rhinitis Medikamentosa
etio: pemakaian vasokonstriktor lokal jangka panjang >1mgg (cth:
oxymethazoline)
Tx: Hentikan obat →ganti jadi oral (KS)

D. Rhinitis simpleks/ virus/ akut → 2mgg!


GK: Mukosa hiperemis; sekret encer
Tx: Simptomatik

53
e. Rhinitis atrofi/ ozaena / sika
etio: Klebsiella Ozaena
GK: - krusta kuning kehijauan berbau busuk
- Hiposmia (penurunan penciuman)
- Anosmia (hilang penciuman)
- Halitosis
PP: Rhinoskopi → konka atrofi
Tx: - debridement
- Ab topikal (gentamisin / klindamisin)
- Ab oral ( amoxicillin 2x500mg 7hari)

3. Sinusitis → peradangan pada sinus


///Derajat akut: < 1bulan
Subakut: 1-3 bulan
Kronis: >3bulan
GK: - hidung tersumbat
- nyeri tekan
- post nasal drips (+)
- sekret / ingus purulen
- demam
//PP: - awal Transiluminasi
Waters → (+)air fluid level
Radiografi sinus paranasal
Waters Sinus maksilaris
Schedel Sinus sphenoid
Caldwell Sinus frontalis
Submentovertex Sinus sphenoid
- Gold standard: CT- SCAN!
Tx: - akut: Ab (amoxicillin/ cotri/ coamoxiclave)
+ dekongestan + simptomatik
- kronik: - Ab 4-8 mgg
- irigasi sinus
- operasi caldwell – luc

4. Epistaksis → mimisan
Anterior Posterior
Lokasi Plexus -etmoidalis
kiesselbach posterior
-sfenopalatina
GK - keluar darah Keluar darah dari
dari depan tenggorokan
- mucosa nasi (nasofaring)
hiperemis
Riw. Mengorek Hipertensi/
hidung trauma

54
Tx - metode trotter - tampon
-bila perdarahan posterior/
terlihat→ kauter tampon bellocq 2-
AgNO3 3 hari
- bila perdarahan - ligasi/
masih kauterisasi a.
berlangsung→ sfenopalatina
tampon anterior
2x24 jam

5. Keganasan
a. Karsinoma Nasofaring
etio: -EBV
- Ikan asin (nitrosamin)
- merokok
Lokasi: Fossa rossenmuller
//GK: - Hidug epistaksis
Sumbatan hidung
// - Telinga tinitus
Otalgia
- Mata → diplopia
// - Kepala nyeri kepala
gg. nervus kranialis
jika suda metastase → pembesaran leher/benjolan
Px: pemeriksaan THT lengkap + pemeriksaan n. Cranialis + palpasi KGB
PP: Biopsi!

b. Angiofibroma Juvenille
merupakan tumor jinak pada anak- anak
klinis ganas mirip NPC sampai mendestruksi tulang tapi tumor jinak
GK: - Epistaksis (mimisan berulang)
- massa berwarna merah mudah berdarah
PP: Gold standard → biopsi / PA

6. Trauma Maxillofacial
///Klasifikasi Lefort I : Fx. Guerin
Lefort II: Fx. Pyramid
Lefort III: Craniofasial dysfnc
Tx: A – B – C – D
- Atasi syok & perdarahan
- atasi sumbatan jalan nafas

● TENGGOROKAN ●

1. Tonsilitis → radang pada tonsil palatina


GK: - tonsil bengkak/ hiperemis

55
- sulit menelan / nyeri menelan
Klasifikasi:
- akut: reaksi radang (+), detritus pada kripta (+), T1/T2
- kronis:berulang→ jar. Limfoid terkikis→ jar.parut
Kripta melebar (+), T3/T4
a. Tonsilitis viral
GK: - gejala common cold
- nyeri tenggorokan
- demam
- malaise
- tanda radang tanpa eksudasi

b. Tonsilitis bakterial
GK: - tonsil eritem
- eksudat purulen
- strawberry tounge
/// - detritus(+) jelas: T. Folikular
Menyatu: T. Lakunalis
Melebar:pseudomembran
Tx: Ab ( amoxicillin 3x500mg 7-10 hr)

c. Tonsilitis Fungal
GK: plak berwarna putih seperti keju
PP: KOH!

d. Tonsilitis Mebranosa
1.) Angina Plaut Vincent (stomatitis ulseromembranosa)
Etio: - def. Vitamin C
- bakteri spirocaheta
- oral hygiene yg buruk
GK: - gigi dan gusi yg mudah berdarah
- tonsil berbentuk ulkus
Tx: Vitamin C

2.) Tonsilitis Septik


Akibat minum susu sapi yang tidak dimasak
Etio: strep. Haemolyticus di susu sapi

3.) Tonsilitis Difteri


Etio: Corynebacterium Diphteria
GK: - Pseudomembran putih abu-abu yg diangkat
mudah berdarah
- Tonsil bengkak
- nyeri menelan

56
- riwayat tidak vaksin DPT
Tx: 1. ADS 20.000 – 100.000 IU + penisilin/ eritromisin 25 – 50mg/KgBB (14 hari)
Komplikasi: KGB leher membengkak akan mengobstruksi saluran nafas
Maka, Bull neck → trakeostomi

Indikasi tonsilektomi:
- infeksi berulang (>3x dalam setahun)
- etio: strep. B-haemolyticus
- obstruksi jalan nafas

2. Hipertrofi Adenoid
Merupakan pembesaran tonsilopharyngeal
FR: riwayat ISPA berulang
GK: - sumbatan hidung permanen
- bernafas melalui mulut
- facies adenoid
- gigi depan protursi
- IQ kurang
- sumbatan tuba eustachius(OME,OMA,OMSK)
Tx: Adenoidektomi

3. Faringitis → Radang pada faring


GK: - demam
- sakit menelan
- faring hiperemis
Derajat:
- akut: belum melewati lateral band
- kronik: melewati lateral band
* F. Katararal kronik: mukus berbentuk buih
(frothy fluid)
* F. Hipertrofi: - sekret lengket
- dinding faring bergranul
Tx: - istirahat
- Ab→ Amoxicillin 3x500mg
- obat kumur
- antipiretik

4. Abses Leher Dalam


a. abses perintonsil (Quinsy)
Trias: - membesar unilateral
- mendorong uvula kontralateral
- trismus
GK: - drooling (+)
- hot potato voice (muffle sound)
- halitosis

57
Tx: - insisi + drainase
- Ab: Penisilin G 10jt IU; Clindamycin 900mg/iv

b. abses retrofaring
mengenai anak-anak <5tahun
GK: posisi kepla hiperekstensi (dongak)
PP: rontgen leher lateral→ air fluid level(+)

c. abses parafaring
GK: - trismus
- pembengkakan sekitar angulus mandibula

d. abses submandibula
GK: - bengkak hiperemis dibawah mandibula
- trismus
- nyeri leher
//Px: Palpasi Fluktuasi: abses submandibula
Keras: angina ludovici/ ludwig

5. Laringitis → radang pada laring


GK:
Akut: - suara serak
- sulit menelan
- demam, mukosa laring hiperemis
Kronis: - suara sengau
- mendehem
- mukosa menebal
-(+) underlying disease
Tx: - vocal rest 2-3 hari + Ab

6. Vocal Nodule
FR: Guru, penyanyi, vocal abuse
GK: suara serak sampai hilang
PP: laringoskopi indirek→ (+) benjolan putih sebesar kacang hijau
TX: - istirahat bicara
- definitif : bedah mikrolaring
7. Laringomalasia
Def: kelemahan pada epiglotis
Etio: kongenital
GK : -setiap tarik nafas dijumpai stridor, saat
dimiringkan stridor hilang
- sesak dengan perubahan posisi (berbaring)
PP: Laringoskopi indirek → omega shape (+)

8. Epiglotitis Akut

58
Etio: Haemophilus Influenza B
GK: - tidak spesifik → tahap lanjut (+) stridor
//PP: X-ray cervical AP: steeple sign
Lateral: thumbprint sign

59
POST-TEST
1. Perempuan 18 tahun mengeluh nyeri C. Otitis
telinga kanan tiba-tiba setelah D.Meniere Disease
mengorek telinga. Pada pemeriksaan E. Labirinitis
fisik: nyeri tekan tragus (+), nyeri
tarik aurikula (+), tidak ada keluhan 4. Ny.A datang dengan keluhan pusing
keluar cairan dari telinga. Otoskopi: berputar,muncul ketika bangun dari
liang telinga luar hiperemis, edema, tidur dan jika kepala menoleh.
membran timpani tidak dapat dinilai. Pemeriksaan khas yg dilakukan utk
Tatalaksana.... menegakkan diagnosis?
a. Dix - Hallpike manuever
A. Antibiotik intravena b. Romberg
c. Coordination test
B. Antibiotik oral
d. Test kalori
C. Dekongestan oral E. Epley maneuver

D. Tampon antibiotik liang telinga 5. Seorang perempuan usia 25th datang


luar dengan keluahan penurunan
pendengaran sejak 3hari ini. 2
E. Insisi drainase liang telinga minggu yg lalu pasien pernah
2. Anak laki-laki 7 tahun datang dengan mengeluh telinga berdengung,
keluhan telinga terasa penuh. Keluhan demam dan nyeri sampai
dirasakan hilang timbul terutama jika mengeluarkan cairan dan demam
pasien pilek. Pemeriksaan fisik turun. Membran perforasi. Apa
didapatkan membran timpani intak, tatalaksana ?
tampak suram, dan ditemukan A. Antibiotik
gambaran air bubble. B. Dekongestan + Antibiotik
Diagnosis..... C. H2c02% + Antibiotik
A. Otitis media kronik D. Miringiotomi+ Antibiotik
B. Otitis media supuratif akut E. Dekongestan
C. Otitis media serosa
D. Otitis eksterna 6. Seorang perempuan berusia 24 tahun
E. Otomikosis dateng ke poliklinik dengan keluhan
hidung tersumbat. Pasien mengaku
3. Laki-laki 70 tahun datang dengan biasanya setiap kali hidung tersumbat
keluhan penurunan pendengaran. selalu menggunakan obat dokter dan
Pasien tidak mengetahui secara jelas keluhan menghilang, tapi saat ini
kapan pendengarannya mulai keluhan menetap. Pada pemeriksaan
berkurang. Pasien sulit mendengar di fisik dijumpai hipertrofi konka
tempat yang ramai. Apa diagnosis bilateral. Apakah kemungkinan
dari pernyataan diatas... diagnosa pasien di atas?
A. Presbiakusis A. Rinitis vasomotor
B. Otosklerosis B. Rinitis medikamentosa
C. Rinosinusitis
D. Rinitis sika
E. Rinitis alergi
b. Sinusitis
7. Pria 30 tahun datang dengan keluhan
bersin berulang sejak 3 hari yll. c. Corpus alienum nasi
Bersin dikatakan menggangu dan d. Polip nasi
disertai sekret serosa dan ditemukan
allergic shiner dan crease pada pasien. e. Deviasi septum
Pasien bekerja sebagai satpam yang 11. Anak laki-laki usia 4 thn, dtg ke poli
sering berjaga malam. Antihistamin umum dengan keluhan mengorok, sulit...
yang tepat untuk kasus di atas? Apakah yang menyebabkan keluhan
A. Cetirizine pada kasus di atas
B. Cimetidine a. ukuran adenoid dan tonsil palatina
C. Ranitidine normal
D. Chlonidine b. ukuran adenoid dan tonsil palatina
E. Chlorpheniramine maleate mengecil
c. hipertrofi adenoid dan tonsil palatina
8. Seorang anak 10 tahun mengalami normal
mimisan dari hidung sejak 30 menit d. hipertrofi adenoid dan tonsil palatina
yang lalu. Kemungkinan sumber membesar
perdarahan adalah? e. ukuran adenoid mengecil dan tonsil
palatina membesar
a. Plexus kisselbach
b. Plexus celiac 12. Laki-laki 20 tahun datang dengan
c. Plexus mesentericus keluhan leher bengkak dengan warna
d. Plexus Brachialis kemerahan sejak 4 hari yang lalu.
e. Plexus Ischiadicus KEluhan disertai demam, sesak napas,
9. Seorang pria 22 tahun ke rumah sakit dan nyeri menelan. TD 110/70 mmHg,
dengan keluhan hidung tersumbat. RR 28x/i, submandibular hiperemis,
riwayat alergi tidak ada. keluar sekret teraba keras, nyeri tekan (+),
bening disangkal, bersin di pagi hari Diagnosis...
disangkal. Pasien mengaku sering a. Tonsilitis akut
menggunakan heroin dengan cara heroin
di hirup langsung di hidung b. Tonsilitis kronik
a. rinitis okupasional
b. rinitis vasomotor c. Parotits
c. rinitis medikamentosa d. Abses peritonsil
d. rinitis alergika
e. rinitis sika e. Abses submandibula

10. Seorang anak usia 2 tahun diaantar 13.Laki-laki usia 26 tahun datang
orangtuanya karena ingusan dari 1 dengan keluhan tidur mendengkur sudah
lobang hidung, berwarna hijau dan 6 bulan. Pada pemeriksaan fisik
berbau busuk. Keluhan sudah dirasakan dijumpai tonsil membesar, kripta
sejak 3 hari yang lalu. Tidak ada demam. melebar. Komplikasi dari penyakit
Diagnosis? pasien adalah...

a. Common cold a. Abses Bezold


b. Angina Ludwig b. Karsinoma nasofaring
c. Abses Peritonsilar c. Karsinoma kelenjar getah bening
d. Abses Retrofaringeal d. Karsinoma sinonasal
e. Abses submandibular e. Karsinoma faring
14. Laki-laki 63 tahun datang dengan 15. Seorang laki-laki 68 tahun dibawa ke
keluhan benjolan pada leher. Hidung UGD RS karena pusing berputar, yang
terasa tersumbat, dan keluar cairan hijau sering kambuh 5 bulan ini. Setiap
dan darah. Telinga pasien terasa serangan telinga berdenging dan
berdengung. Pada pemeriksaan hidung pendengaran menurun. Dix Hallpike (-),
dijumpai pada hidung terdapat secret Diagnosis...
hijau, konka edema, pernafasan lewat
mulut, mata kanan tidak dapat melihat a. Meniere Disease
kea rah lateral, membrane timpani b. Fibrosis neuritis
retraksi, benjolan leher (+). Diagnosis
yang paling mungkin... c. Multiple Sclerosis

a. Karsinoma cavum nasi d. Labirinitis


e. BPPV
FORENSIK

PRETEST
1. Jenazah ditemukan di sungai dirinya, pasien mengaku
oleh orang yang sedang semalam pasien telah menjadi
memancing. Polisi bekerjasama korban tindakan pemerkosaan,
dengan dokter puskesmas namun ia malu melapor kepada
mencari penyebab kematian. pihak yang berwajib. Ia meminta
Jenazah berbuih, keriput, dokter melakukan pemeriksaan
ditemukan lebam pada kepala dan memberikan pengobatan
dan leher. Pemeriksaan yang saja. 1 minggu kemudian polisi
dilakukan untuk menentukan datang menemui dokter tersebut
tempat kematian? dan meminta untuk membuat
a. Tes apung paru laporan visum et repertum
b. Kimia darah berdasarkan pemeriksaan
c. Tes diatom seminggu yang lalu. Apa fungsi
d. Tes jenis air VER pada proses pengadilan?
e. Tes distensi Pulmonum a. Kesaksian
b. Barang bukti
2. Mayat bayi baru lahir ditemukan c. Surat keterangan
di sungai. Bayi itu diperkirakan d. Pengganti barang bukti
dibuang saat masih hidup. e. Berita acara pemeriksaan
Pemeriksaan apa yang
membuktikan bahwa saat 5. Dokter menemukan sebuah
dibuang ke sungai bayi masih kardus berisi bayi di depan
hidup? rumahnya. Tali pusar bayi
a. Tes apung paru tersebut masih tersambung
b. Adanya air di saluran nafas dengan plasenta. Dokter tersebut
c. Analisis diatom kemudian memberikan
d. Tes darah pertolongan kepada bayi tersebut
e. Tes urin dan melaporkan kejadian
tersebut ke kepolisian. Polisi
3. Pasien dibawa ke UGD dengan melakukan penyidikan dan
keluhan pandangan kabur menemukan orangtua yang telah
mendadak, lemas dan pucat, dari menelantarkan bayi tersebut.
anamnesa pasien baru saja Penyidik kemudian meminta
tertidur di mobil ber AC dan keterangan kepada dokter
tertutup. Di UGD pasien tersebut. Jenis keterangan yang
mengalami penurunan kesadaran diberikan oleh dokter tersebut
dan kejang. Pasien kemungkinan tergolong ke dalam ....
didiagnosa dengan? a. Visum repertum
a. Monoksida b. Keterangan ahli
b. Sianida c. Keterangan saksi ahli
c. CO2 d. Keterangan saksi
d. CO e. Laporan medis
e. Karbonsulfat
6. Pada sebuah kecelakaan pesawat
4. Seorang wanita 20 tahun datang terbang di daerah Sukoharjo,
ke dokter untuk memeriksakan seluruh penumpang pesawat
tersebut tewas. Komando operasi meter. Lebam mayat di pantat
evakuasi sudah tiba di tempat dan tungkai bawah. Saat
dan mengamankan lokasi serta kejadian rumah tidak dikunci.
membuat dokumentasi tempat Bantal dan selimut berserakan di
kejadian. Langkah selanjutnya lantai. Dari pemeriksaan
yang perlu dilakukan menurut ditemukan memar di abdomen.
tahapan DVI (disaster victim Apa yang menyebabkan
identification) adalah .... kematian pada korban tersebut?
a. Menghubungi keluarga a. Bunuh diri
korban b. Gantung diri
b. Mengumpulkan data c. Asfiksia
antemortem d. Pembunuhan
c. Mengembalikan jenazah e. Refleks vagal
kepada keluarga
d. Melaporkan kejadian ke tim 9. Seorang laki-laki 24 tahun
SAR ditemukan tenggelam dikolam,
e. Mengumpulkan data badan basah, pada pemeriksaan
postmortem ditemukan gambaran cutis
anserina, pada pemeriksaan
7. Seorang wanita dibawa ke IGD darah ditemukan adanya alkohol,
dengan penurunan kesadaran. maka diagnosanya adalah ....
Pasien ditemukan tidak sadarkan a. Wet drowning
diri oleh keluarganya. Dari mulut b. Dry drowning
keluar busa berbuih dan c. Secondary drowning
disebelahnya ditemukan botol d. Immersion syndrome
racun serangga. Pemeriksaan e. Keracunan
fisik pin point pupil, TD 80/50
mmHg, HR 100x/min, RR 10. Pria usia 30 tahun datang ke IGD
20x/min. Terapi awal yang dengan luka terbuka di lengan
diberikan pada pasien adalah .... kanan bawah. Tepi luka rata,
a. Adrenalin berukuran 4x6x5 cm, krepitasi
b. N-asetilsistein (+) dan jembatan jaringan
c. Naloxone dijumpai. Tampak serpihan pasir
d. Infus RL di tepi luka. Klasifikasi luka
e. Dopamin tersebut adalah ....
a. Luka sayat
8. Seorang laki-laki ditemukan b. Luka tusuk
dalam keadaan tergantung. Tali c. Luka robek
terpasang 3 lilitan di lehernya, d. Luka bacok
jarak antara mayat dan lantai 1 e. Luka sikit

FORENSIK
* TANATOLOGI *
Ilmu yg mempelajari tentang kematian dan perubahan yg terjadi setelah kematian
Mati Somatik
Seluler
Tanda pasti kematian:
1. Livor mortis (lebam mayat)
Etio: akumulasi sel darah merah krn pengaruh gravitasi. Berwana merah gelap dan
mucul dibagian terbawah tubuh
Muncul: ½ - 1jam setelah kematian, menetap 4 – 6 jam.
KK: - <6 jam: hilang dgn penekanan
- > 6 jam: tidak hilang dengan penekanan

2. Rigor mortis (kaku mayat)


Etio: tidak terbentuk ATP yang memisahkan aktin dan miosin
Muncul: 2 jam setelah kematian
KK: - > 12 jam: kaku mayat sempurna
- > 24 jam: hilang

3. Algor mortis (penurunan suhu)


KK: - < 8 jam: hangat
- > 8 jam: dingin

4. Pembusukan (Decomposition)
Pertama kali tampak pana perut kanan bawah (sekum)
Etio: Bakteri Clostridium Weichii
- Muncul setelah 1 minggu

5. Adiposera (Lilin mayat)


Etio: Karena hidrolisis lemak
- terbentuk bahan warna putih berminyak dan bau tengik
- muncul setelah 1 minggu

6. Mummifikasi
Etio: proses pengeringan jaringan atau dehidrasi jaringan
- muncul setelah 3 bulan

Cara Cepat:
Waktu Algor Livor Rigor Pembusuka
Mortis Mortis Mortis n
½- Start
1jam
2-3jam Start
hangat
6 jam menetap
8 jam
12 jam Sempur
dingin na
24 jam Mulai Start
hilang

* TRAUMATOLOGI *

1. Benda tumpul
GK: - jembatan jaringan (+)
- tepi luka tidak rata
a. Luka memar (vulnus contussum)
- merah/ungu: 0 - 3 hari
- hijau: 4 – 7 hari
- kuning: 7 – 10 hari
b. Luka lecet (vulnus eksoriatum)
arah: lihat tumpukan epidermis = ujung
c. Luka robek (vulnus laceratum)
- luka terbuka
- jembatan jaringan
- pinggir tidak rata

2. Benda tajam
GK: - jembatan jaringan (-)
- tepi luka rata
a. Luka sayat (vulnus insisivum)
lebar luka > dalam luka
b. Luka tikam (vulnus punctum)
dalam luka > lebar luka
c. Luka bacok (chop)
- dalam luka = lebar luka
- luka menganga
- tulang tampak

3. Luka akibat petir


KK: aborescent mark → seperti ranting/dahan
pohon, warna merah
kebiruan

4. Luka tembak
Harus ada luka masuk dan keluar (seperti corong)
Luka Khas
Tempel - Stelata (spt bintang)
Sangat dekat - cincin memar
( < 15 cm) - mesiu (kelim tatu)
- asap/ luka bakar (kelim
jelaga)
Dekat - kelim memar
( 15 – 70 cm) - mesiu (kelim tatu)
Jauh - cincin memar
(> 70 cm)

* DASAR HUKUM LUKA *

1. Luka ringan (KUHP 352)


- tidak mengganggu aktifitas sehari – hari
- 3 bulan penjara
2. Luka sedang ( KUHP 351(1) / KUHP 353 (3))
- mengganggu aktifitas
- berpotensi sembuh
- tidak menimbulkan kecacatan
- penjara 2 tahun 8 bulan
3. Luka berat (KUHP 90 )
- tidak bisa bekerja
- cacat berat
- kehilangan salah satu panca indra

* ASFIKSIA *
Berhenti nafas / mati lemas

- sebab kematian → diagnosa


- cara kematian wajar
tidak wajar
- mekanisme → patofisiologi

GK asfiksia:
- bendungan / kongesti (+)
- Tardeu spot (pecah pembuluh darah) di konjungtiva, pleura
- akral sianosis

Klasifikasi:
1. Dengan alat
a. Hanging (gantung diri)
Khas: jerat vertikal (V), fraktur os hyoid
Bekas luka: - coklat kemerahan
- edema (+)
- simpul letaknya di atas leher
Komplit (total) → kedua kaki tdk menyentuh
Lantai
Parsial → sebagian kaki menyentuh lantai
b. Strangulasi ( penjeratan)
Khas: jerat horizontal/ mendatar dan kontinu dibawah os hyoid (jakun)
Bekas luka : lunak & kemerahan
c. Smothering (pembekapan)
Khas: - bantal (+)
- tanda bulan sabit (kuku) di sekitar
wajah, cetakan gigi, bibir dalam

2. Tanpa alat
a. Manual strangulation (throtening/cekik)
Khas: tanda bulan sabit di leher korban
b. Gargling atau choking
Khas: ada benda asing di saluran nafas

* DROWNING *

Klasifikasi:
1. Wet drowning (tipical) komplit
parsial
- mati karena tenggelam
- paru terisi air
Air tawar Air laut
- Fibrilasi ventrikel - edem pulmonum
(hiperkalemi) - hemokonsentrasi
- Hemodilusi - hipernatremi/
- apnoe selama 1 – 2 hipermagnesemi
menit -kematian terjadi 10
- kematian setelah 5 – 12 menit
menit tenggelam
- cerebral anoksia

2. Atipical drowning (kering saluran nafas)


a. Dry drowning
etio: inhibisi vagal

- spasme laring
- sebelum tenggelam mati
(cth: bunuh diri lompat, tapi syok)
b. Immersion syndrome
mati tenggelam karena masuknya air dingin sebabkan inhibisi vagal
cth: - berendam di air dingin
- peminum alkohol

Tanda – tanda drowning:


- buih di saluran nafas yg sukar pecah (mussroom like appearance)
- lumpur/ pasir di saluran nafas
- cutis anserina
- lebam mayat di wajah
- cyanosis ujung jari
- washer woman hand
- cadaveric spasme

Pemeriksaan drwoning:
1. Diatome test → Gold standard
dijumpai cairan di saluran nafas
2. Lonset proef (getah paru)
utk mencari getah paru mayat
cth: pasir lumpur
3. Tes kimia darah
a. Tes gettler
- air tawar: kadar chlorida lebih tinggi di
jantung kanan
- air asin: kadar chlorida lebih tinggi di jantung
kiri
b. Tes durlacher
berat jenis plasma jantung kiri > kanan

* DVI ( TANGGAP BENCANA ) *

1. Olah TKP
- lihat korban hidup
- lihat korban mati
2. Kumpulkan data post mortem
Primer: - sidik jari
- DNA
- gigi

3. Kumpulkan data ante mortem


Skunder: - data properti
- foto korban
- data medik ( TB & BB)
4. Rekonsoliasi
Data post mortem dan ante mortem dicocokkan
5. Debriefing → korban diumumkan

Identifikasi tepat = 1 primer + 2 skunder

* INFANTICIDE *
Merupakan pembunuhan anak sendiri. Dibunuh oleh ibu kandung segera setelah
melahirkan
- Pasal 341 (sengaja ) → 7 tahun penjara
- Pasal 342 (direncanakan) → 9 tahun penjara

Syarat:
a. tidak ada tanda perawatan:
- tali pusat masih melekat
- tubuh masih berlumuran darah
- masih ada vernix caseosa
b. bayi lahir hidup
c. viable (layak hidup)

Bayi lahir hidup Bayi lahir mati


- Tes apung paru - Tes apung paru (-)
(+) - bentuk paru pipih
- bentuk paru sperti - dada belum
marmer / mozaik mengembang
- dada sudah
mengembang
(diafragma turun ke
sela iga 4 – 5)
berentuk tong

Syarat viable:
- BB > 1 kg (1000 gram)
- panjang badan > 35cm
- usia > 28 minggu

Kalau tanda perawatan (+) → pembunuhan anak biasa

* VISUM ET REPERTUM (VER) *


Keterangan yg dibuat dokter atas permintaan penyidik secara tertulis

KUHP 184 → Alat bukti yg sah adalah:


- keterangan saksi
- keterangan ahli
- surat
- petunjuk
- keterangan terdakwa

Klasifikasi:
1. Ver orang hidup
a. Defenitif (seketika)
- saat itu juga
- tidak butuh perawatan
b. Sementara
- rawat inap/ sewaktu menjalani perawatan
c. Lanjutan
- VER yg dibuat setelah dirawat ( sembuh / meninggal )

2. VER orang mati


a. Pemeriksaan luar
tidak ada kesimpulan
b. Pemeriksaan luar + dalam
- ada kesimpulan
- izin keluarga

Pemeriksaan Kejahatan Seksual


Penulisan VER:
- Tidak boleh menuliskan ada / tidak tanda pemerkosaan
- hanya menuliskan ada / tidak tanda persetubuhan

Tanda persetubuhan:
- ada cairan mani / sperma di liang vagina
- robekan himen sampai ke dasar arah jam 5 dan jam 7
- pemeriksaan sperma → malachite green

Otopsi / pemeriksaan dalam:


1. Medik : mahasiswa kedokteran
2. Klinik: cari sebab kematian
3. Medikolegal : penyebab kematian tidak wajar

Bentuk dan susunan VER


Pro Yustitia

Pendahuluan

Pemeriksaan

Kesimpulan
Penutup

* TOKSIKOLOGI *

Antidotum

Sianida (cth: umbi- - sodium nitrite


umbian) - sodium thiosulfate
Alkohol -ethanol
-fomepizole
Jengkol Natrium bicarbonat
4x2gr / hari
Karbon monoksida Oksigen
Morfin Naloxone 0,4mg/dl
Insektisida Sulfas atropin

Lebam mayat khas:


- Sianida → Merah terang
- CO → Cherry red
- CO2 → Mera bata

Tatalaksana keracunan:
1. A-B-C-D-E
2. Dekontaminasi
a. Pulmo: jauhkan dari paparan gas berbahaya
b. Mata: irigasi Nacl 0,9% 15 menit
c. Kulit: cuci dengan air sabun 10 menit
d. GI tract
Tx awal : - induksi muntah < 30 menit
- pakai sirup ipekak
Dewasa : 30 cc
< 12 tahun : 15 cc

Kontraindikasi: tidak sadar dan zat korosif


- Bilas lambung
( 1 – 4 jam pertama)
Hanya untuk substansi yang cair
Kontra indikasi: zat korosif & benda padat
- Arang aktif ( Norit )
30 gr norit : 240 cc air
- Irigasi usus
Poliethilen Glikol→ untuk zat yang tidak bisa diserap norit (cth: tablet dengan
selaput, narkoba, besi, lithium, logam berat)
POST-TEST

1. Mayat dibawa oleh polisi dalam masih kasar didaerah wajah. Di


keadaan sudah mengalami temukan juga adanya bendungan
pembusukan. Menurut polisi organ. Kemungkinan sebab
kematian sudah sekitar 2 hari kematian bayi tersebut adalah?
yang lalu. Dokter mengadakan a. Mati lemas
pemeriksaan. Beberapa hari b. Reflex vagal
kemudian keluarga datang dan c. Bendungan organ
mengatakan mayat tersebut d. Pembekapan
adalah anggota keluarganya. e. Pencekikan
Dikatakan sudah meninggal 7
hari yang lalu. Apa yang harus 4. Ditemukan mayat bayi di dalam
dilakukan dokter? sebuah kardus, mayat bayi
a. Mengatakan pada polisi dibawa oleh penyidik ke instalasi
bahwa sudah ada keluarga forensik dan dilakukan tes apung
yang mengakui mayat paru dengan hasil (+), maksud
tersebut dari hasil tersebut adalah ....
b. Mencocokkan data a. Bayi mati saat dilahirkan
antemortem dari keluarga b. Bayi viabel
dan data postmortem dari c. Bayi lahir hidup
pemeriksaan d. Bayi mati tenggelam
c. Mencocokkan data e. Bayi dicekik
antemortem dari keluarga
d. Mencocokkan data 5. Dilaporkan kasus pembunuhan,
postmortem dari pada pemeriksaan di TKP dokter
pemeriksaan kepolisian menemukan kaku
e. Tidak melakukan apapun mayat mulai menghilang dan
karena sudah diidentifikasi hanya tersisa pada rahang dan
sebelumnya ekstrimitas bawah saja. Tanda
komposisi belum tampak.
2. Pasien tenggelam, tangan kanan Perkiraan waktu kematian
memegang rumput, tangan kiri korban tersebut adalah?
lemas, mayat terlihat segar. a. Antara 1-4 jam
Kekakuan pada korban tersebut b. Antara 4-12 jam
lazim disebut apakah? c. Antara 12-24 jam
a. Rigor mortis d. Antara 24-36 jam
b. Livor mortis e. Lebih dari 36 jam
c. Cadaveric spasm
d. Heat stiffness 6. Kaku mayat menghilang, tanda
e. Cold stiffness pembusukan sudah tampak pada
perut kanan bawah. Perkiraan
3. Seorang bayi ditemukan sudah waktu kematian?
meninggal. Dalam pemeriksaan a. 0-1 jam
ditemukan adanya luka b. 1-4 jam
berbentuk bulan sabit bewarna c. 4-12 jam
kebiruan dan permukaannya d. 12-24 jam
e. 24-36 jam waktu kematian mayat pria
tersebut?
7. Wanita ditemukan tidak a. 1 minggu
bernyawa di dalam kamar pada b. 2 minggu
pukul 21.00 WIB. Pada saat c. 3 minggu
ditemukan lebam mayat ditekan d. 4 minggu
tidak hilang, kaku pada keempat e. 5 minggu
ekstrimitas. Perkiraan waktu
kematian pada wanita ini? 10. Wanita ditemukan meninggal,
a. Pada pukul 03.00 sampai diduga akibat pembunuhan,
dengan 09.00 wib disamping korban ditemukan
b. Pada pukul 03.00 sampai beberapa pisau sebagai barang
dengan 15.00 wib bukti, dari pemeriksaan luar
c. Pada pukul 09.00 sampai didapatkan luka pada punggung
dengan 15.00 wib dengan panjang luka 3 cm dan
d. Pada pukul 15.00 sampai dalam luka 15 cm. Perkiraan
dengan 19.00 wib pisau yang digunakan
e. Pada pukul 15.00 sampai berukuran?
dengan 21.00 wib a. Pisau dengan panjang 15 cm
dan lebar 4,5 cm
8. Ditemukan satu mayat di kali b. Pisau dengan panjang 17 cm
oleh 2 orang warga. Kondisi dan lebar 2,5 cm
mayat sudah membusuk dan c. Pisau dengan panjang 17 cm
mengeluarkan bau busuk. Warga dan lebar 5,5 cm
tersebut langsung melaporkan d. Pisau dengan panjang 10 cm
penemuan mereka pada pihak dan lebar 2,5 cm
polisi. Pihak polisi bekerja sama e. Pisau dengan panjang 10 cm
dengan pihak RS untuk dan lebar 3,5 cm
menyelidiki korban tersebut.
Pihak forensik RS ingin 11. Seorang wanita diantar polisi
melakukan pemeriksaan diatom, untuk melakukan visum.
maka organ yang diperiksa Ditemukan luka kekuningan
adalah? ukuran 3x2 cm pada lengannya.
a. Paru Perkiraan waktu kejadian?
b. Jantung a. 1 hari
c. Hati b. 2 hari
d. Sumsum tulang c. 3 hari
e. Hati d. 1 minggu
e. 2 minggu
9. Ditemukan seorang mayat pria
berkisar umur 45 tahun di semak 12. Seorang laki-laki datang ke IGD
belukar, pada pemeriksaan meminta visum, pada
didapatkan jenazah sudah tidak pemeriksaan didapatkan luka
dapat dikenali lagi didapatkan terbuka dengan bentuk tidak
tanda skin blackening & beraturan, tepi tidak rata, ujung
liquefaction. Kapan perkiraan luka tumpul. Terdapat memar
disekitar luka. Kesimpulan pada c. Mengobati dan
visum? menganjurkan lapor ke
a. Luka robek akibat benda kantor polisi
tumpul d. Tidak mengobati, langsung
b. Luka robek akibat kekerasan rujuk rumah sakit tipe A
tumpul e. Tidak mengobati dan
c. Luka memar akibat menyuruh lapor ke kantor
kekerasan tumpul polisi
d. Luka tusuk akibat benda
tajam 15. Wanita datang ke dokter
e. Luka tusuk akibat kekerasan puskesmas mengatakan dirinya
tajam telah diperkosa dan tidak mau
melapor pada polisi dan hanya
13. Tn. HP setelah mengalami meminta pemeriksaan dokter. 3
kekerasan dengan dipukul oleh hari kemudian polisi datang dan
beberapa orang dikampungnya meminta visum pada dokter
dibawa ke IGD dan diantar oleh berdasarkan pemeriksaan yang
beberapa warga. Tn. HP lalu. Tindakan dokter?
menginginkan dibuatkan visum. a. Meminta persetujuan
Tindakan dokter yang tepat pasien terlebih dahulu
adalah? b. Memberikan catatan
a. Menyarankan warga lapor medis
polisi c. Memberikan visum sesuai
b. Menyarankan satpam lapor keinginan polisi
polisi d. Memberikan visum sesuai
c. Melapor pada direktur RS pemeriksaan saat ini
d. Membuatkan visum et e. Memberikan rekam medis
repertum dan visum sesuai saat ini
e. Menyarankan korban lapor
polisi

14. Seorang laki-laki usia 35 tahun


datang ke IGD rumah sakit,
mengaku telah menjadi korban
penganiayaan. Terdapat luka
babras dan luka memar di pelipis
kanan. Korban datang bersama
polisi dengan membawa surat
permintaan visum. Sikap anda
yang tepat?
a. Mengobati dan membuatkan
visum
b. Mengobati dan merujuk ke
spesialis forensik
PSIKIATRI

PRETEST
1. Anak 5 tahun dibawa ibunya karena lalu. Sebelumnya pasien pernah
tidak mau berbicara. Kontak mata melihat seorang laki-laki ditodong
tidak ada. Anak setelah bangun lalu dibunuh. Pasien merasa sangat
tidur, suka melihat keluar rumah takut dan berlari sekencang-
melihat kendaraan lewat. Apabila kencangnya. Sejak saat itu pasien
kebiasaan dihentikan, anak tidak nyenyak tidur, kaget setiap
mengamuk. Apakah diagnosis melihat laki-laki berbadan kekar
diatas? sehingga membuat pasien berdebar-
a. Autism debar dan keringat dingin. Pasien
b. Mutism selektif tidak berani pulang kantor sendiri
c. Mutism non selektif
dan menghindari tempat tersebut.
d. ADHD
e. Rett Syndrome Gangguan apakah yang dialami oleh
pasien?
a. Insomnia dengan anxietas
b. Night terror
2. Seorang pasien datang ke IGD c. Nightmare
dengan keadaan lemah. Bicara d. Reaksi stress akut
ngelantur. Mual. Muntah. Gaduh e. Stres pasca trauma
gelisah. Nafsu makan turun. Sulit
BAB sejak 5 hari. Riwayat demam
sejak 10 hari muncul terutama pada 4. Seorang perempuan 20 th datang ke
malam hari. Pada pemeriksaan IGD dengan keluhan tidak bisa tidur
didapatkan nyeri epigastrium. Udah dan tidak makan sejak 2 hari ini.
kotor. Tensi 110/70 mmHg. Nadi Menurutnya ia selalu melakukan
89x/menit. RR 24x/menit. Suhu suatu pekerjaan secara berulang
38oC. Pada hapusan darah ulang sehingga akhirnya tidak
didapatkan Hb 13. Leukosit 12.000, tuntas. TD: 130/70 mmHg,
trombosit 320.000, Widal 1/640. N:90x/mnt RR:20x/mnt Suhu 36,0.
Kondisi apa yang dialami pasien Apa terapi farmakologis untuk
tersebut? pasien tersebut?
a. Syok demam thypoid a. Alprazolam
b. Dehidrasi berat b. Amytriptilin
c. Delirium c. Fluoxetine
d. Psikotik akut d. Carbamazepine
e. DHF grade IV e. Clobazam

3. Seorang perempuan usia 30 tahun 5. Seorang perempuan usia 32 tahun


datang ke poliklinik karena terus datang ke IGD mengeluhkan gaduh
bermimpi buruk sejak 1 bulan yang gelisah, keluhan sudah dirasakan
sejak 3 bulan yang lalu. Mempunyai
riwayat bertengkar dengan adik ipar
tanpa sebab yang jelas. Setelah itu 7. Seorang wanita 40 thn datang ke
pasien sering bicara, senyum, dan klinik dengan keluhan susah tidur
menangis sendiri. Pasien merasa sejak 2 bln lalu. Keluhan disertai
mendapat wahyu dari Tuhan. berdebar-debar, berkeringat dan
Pemeriksaan status mental gelisah terutama saat anaknya diluar
didapatkan waham kebesaran, rumah. Akhir-akhir ini pasien juga
tought of broadcasting, mood sulit sulit berkonsentrasi ketika bekerja
dinilai, afek meningkat, psikomotor dan mudah lelah. Dua bulan yang
meningkat, verbal membanjir. lalu suami pasien meninggal. Ia
Diagnosis? merasa khawatir akan masa depan
a. Skizoafektif tipe mania anaknya. Pemeriksaan fisik dbn.
b. Depresi Diagnosa yang mungkin pada pasien
c. Gangguan afektif bipolar tipe ini?
depresi a. Gangguan panik
d. Gangguan afektif bipolar tipe b. Gangguan depresi sedang
mania tanpa gejala psikotik c. Gangguan cemas menyeluruh
e. Gangguan afektif bipolar tipe d. Gangguan campuran cemas
mania dengan gejala psikotik depresi
e. Gangguan bipolar episode kini
depresi
6. Wanita, berusia 30 tahun, seorang
ibu rumah tangga, datang ke IGD
dengan keluhan sesak dan nyeri 8. Seorang wanita dengan riwayat
dada sejak 2 jam yang lalu. TD diperkosa mengeluh susah tidur dan
120/90 mmHg, nadi 87x/menit, malas makan. Wanita tersebut tidak
frekuensi napas 27 x/m, suhu 36,5 mau menyiram tanaman dan tidak
C. Pemeriksaan laboratorium, mau mengerjakan pekerjaan rumah
rontgen toraks, EKG dan enzim lagi. Pada saat anamnesa pasien
jantung dalam batas normal. selalu tampak murung, kadang ingin
Sebelumnya ia pernah mengalami membunuh dirinya sendiri.
keluhan serupa dan ia sangat yakin Diagnosa adalah?
a. Depresi ringan
bahwa dirinya mengalami serangan b. Depresi sedang
jantung. Diagnosis apa yang tepat c. Depresi berat
pada kasus ini? d. PTSD
a. Hipokondriasis e. Skizofrenia
b. Gangguan cemas menyeluruh
c. Gangguan somatisasi
d. Gangguan panik
e. Gangguan konversi 9. Seorang laki-laki berusia 40 tahun
dibawa oleh keluarganya dengan
keluhan gelisah sejak 4 minggu e. Gangguan obsesif
yang lalu. Pasien merasa tidak
membutuhkan tidur, lebih sering
berbicara, dan masih dapat 10. Seorang laki-laki datang dengan
dimengerti. Pasien memiliki keluhan mual, muntah, berdebar-
keinginan mengobati orang sakit debar, dan rasa akan gila dan merasa
karena ia mendapatkan kekuatan tercekik dan mau mati. Hal ini
dari Tuhan. Pada alloanamnese 5 sudah dialami 3x dalam minggu ini.
bulan yang lalu pasien lebih suka Namun pada pemeriksaan yang
murung dan mengurung diri. dilakukan semua dalam batas
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Apakah diagnosis pasien
normal. Diagnosis yang tepat adalah diatas?
.... a. Gangguan panik
a. Depresi ringan b. Gangguan hipokondriasis
b. Skizofrenia paranoid c. Gangguan somatisasi
c. Gangguan bipolar fase manik d. Gangguan somatoform
d. Gangguan kompulsif e. Gangguan konversi

PSIKIATRI

* GANGGUAN ANXIETAS*
1. Gangguan Fobia
a. Agorafobia
def: takut/ cemas berlebih apabila menghadapi ruang terbuka, meinggalkan
rumah, pergi belanja, ke tempat ramai, tempat umum, bisa pingsan di tempat
ramai sehingga takut keluar rumah dan menjadi kronis.
GK: - Cemas terbatas pada keadaan tertentu
- Gejala otonom (sesak, keringat dingin)
b. Fobia Sosial
def: cemas bila berbicara di depan umum, diperhatikan dalam kelompok, dan
menghadapi jenis kelamin yg berbeda
GK: - Cemas terbatas pada keadaan tertentu
- Gejala otonom (sesak, keringat dingin)
- muntah di depan umum, gemetar, ingin
BAK, wajah merah
c. Fobia Khas
def: cemas/ taku pada hal tertentu saja, mis: kamar kecil, ruang sempit, naik kapal
terbang, hewan, dll
GK: - Cemas terbatas pada keadaan tertentu
- dimulai dari masa anak-anak
Tx gangguan fobia:
1.) Desensitisasi
2.) Benzodiazepin
3.) SSRI

2. Gangguan panik
Def: serangan kekhawatiran berlebihan secara tiba-tiba pada suatu periode
tertentu, dan perasaan akan terjadinya malapetaka→10mnt
GK: - serangan berulang (1bulan)
- gejala otonom(+)
- rasa ingin mati pada saat terjadi
Tx: - serangan: Benzodiazepin
- definitif: SSRI

3. Gangguan Cemas Menyeluruh


Def: cemas yg menyeluruh dan menetap sampai 2 bulan
GK: - Cemas yg mengambang (free floating)
- stressor (+)
- gejala otonom (+)
- gejala motorik (gelisah, tidak bisa tidur,
gemetaran)
Tx: 1.) Psikoterapi (CBT)
2.) SSRI
3.) Benzodiazepin
* POST TRAUMA DISORDER *

Def: gangguan stres pasca trauma dengan kurung waktu kejadian 6bulan
GK: - Kejadian traumatik (+)
- Flashback (+)
- penghindaran nyata terhadap stimulus
Yg menyadarkan pada trauma
Tx: SSRI

* GANGGUAN PENYESUAIAN *

Def: gangguan yg disebabkan adanya gangguan traumatik tapi tidak begitu hebat
GK: - Terjadi dalam 1 bulan
- Tidak bertahan diatas 6 bulan
- gejala bervariasi (depresi, anxietas
campuran)

* GANGGUAN STRES AKUT *

Def: gangguan stres yg dapat hilang dengan cepat (beberapa jam), bila berlanjut
biasanya gejala menghilang setelah 3 hari
GK: - bervariasi: depresi, anxietas, campuran
Tx: - SSRI
- Benzodiazepin

* GANGGUAN TIDUR *

1. Insomnia (sulit masuk tidur)


a. Early insomnia
sulit memulai tidur, biasanya krn
gangguan axietas
b. Middle Insomnia
sulit memulai tidur, sering terbangun, dan
sulit tidur lagi, biasanya krn depresi
c. Late insomnia
sulit memulai tidur, sering terbangun, dan
tidak bisa tidur lagi

2. Hipersomnia
Sangat ngantuk pada siang hari walaupun
Tidur malam cukup

3. Parasomnia
Mimpi buruk dalam tidur:
- Nightmare:
- Night terror

4. Narkolepsi / Sleep attack


Serangan tidur, dijumpai tiba-tiba dan bisa
Tertidur dalam situasi apapun

Tx: - Psikoterapi (CBT)


- antianxietas: benzodiazepin
- antidepresan: SSRI
- antiinsomnia : Zolpidem

* GANGGUAN OBSESI KOMPULSI *

Gangguan pada neurotransmitter serotonin


- Obsesi: gagasan yg timbul dalam pikiran
Seseorang yg datang berulang dlm
bentuk yang sama
- Kompulsi: perilaku yg berulang. Disadari dan
Tidak dapat dhilangkan
Tx: - SSRI: Fluoxetin, Sertralin
- TCA : Amitriptilin, Klomipramin

* GANGGUAN DEPRESI *

Terjadi penurunan serotonin


▪ Gejala Mayor:
- Afek datar (tampak kesedihan)
- Hilang minat dan kegembiraan
- Lelah, aktifitas menurun
▪ Gejala Minor:
- Harga diri dan percaya diri ↓
- merasa bersalah, merasa tidak berguna
- nafsu makan kurang, tidur terganggu
- konsentrasi berkurang
- pandangan masa depan suram
Muncul sekurang-kurangnya 2minggu

Klasifikasi:
1. Ringan 2 gejala utama
2 gejala tambahan
Masih bisa beraktifitas sehari-hari
2. Sedang 2 gejala utama
3 gejala tambahan
Aktifitas terganggu
3. Berat 3 gejala utama
4 gejala tambahan
- Tidak memungkinkan beraktifitas
- ancaman melukai diri sendiri / suicide

Depresi dengan gejala somatis


Tanpa gejala somatis

Ciri psikosis tanpa ciri psikosis


Distimia : Depresi ringan ≥ 1 tahun

Tx: - Antidepresan :
- 1st: SSRI (Fluoxetin, Sertralin)
- 2nd: TCA (Amitriptiin)→ES: hipotensi
- depresi + neuropati perifer: amitriptilin

* GANGGUAN SEKSUAL *

Terjadi gangguan pada dopamin


1. Disfungsi seksual
a. gangguan pada minat → frigiditas

b. Aversi seksual
menolak seks karena ada trauma masa
lampau
c. Gagal respon fisiologis
- Disfungsi Ereksi
- Vaginismus: otot vagina spasme,
lubrikasi(+)
- Dispareuni: Lubrikasi (-)\
d. Tidak bisa orgasme/ ejakulasi dini

2. Parafilia

Ekshibionisme Suka menunjukkan


kelamin
Transvetisme Mengenakan
pakaian lawan jenis
utk kepuasan
seksual
Fetihisme Pemuasan seksual
dgn suatu benda
(sepatu, pakaian
dalam, dll)
Frotteurisme Suka menggosokkan
penis pada wanita
utk orgasme
Voyeurisme Mengintip/
mengamati seksual
org lain utk
kepuasan seksual
Masokisme Menyiksa diri utk
kepuasan seksual
Sadisme Menyiksa pasangan
utk kepuasan
seksual
Pedofilia Menjadikan anak
dibawah umur utk
kepuasan seksual
Zoofilia Milih binatang utk
kepuasan seksual
Nekrofilia Kepuasan seksual
pada mayat

3. Gangguan identitas jenis kelamin


a. Trans- seksual
Merasa dirinya memiliki identitas lawan jenis
b. Transgender
Mengubah alat kelaminnya menyerupai lawan jenis

Tx: Psikoterapi
* SKIZOFRENIA *

Terjadi peningkatan dopamin di otak


Muncul gejala ≥ 1 bulan
Jika dijumpai salah satu/ beberapa:
▪ Gangguan isi pikiran
(isi pikiran bergema, dikendalikan, tersiar,
Dipengaruhi, pasrah pd suatu kekuatan)
▪ Waham (delusi)
▪ Halusinasi yg menetap (Auditorik / Visual)
▪ Perilaku Katatonik (gaduh gelisah, postur
tertentu), atau gejala negatif (menarik diri,
apatis)
Gejala mucul dalam 1 bulan atau lebih,
Jika < 1bulan: gangguan psikosis akut

Klasifikasi:
a. Skizofrenia Paranoid
Kriteria skizo + Waham paranoid:
- W. Persekutorik (merasa dikejar, diburu,
diancam dibunuh)
- W. Pengendalian
- W. Referensi (merasa org lain menceritakan
Dirinya, merasa diguna-guna)
- W. Kebesaran
- W. Bizzare (merasa tuhan, nabi, dll)
b. Skizofrenia Herbefrenik
- Kriteria skizo
- onset usia muda: 15 – 25 thn
- perilaku yg tdk bertanggung jawab (afek dangkal dan tdk wajar, tertawa sendiri)
- berlangsung 2 – 3 bulan
c. Skizofrenia Katatonik
Gejala (-) + gangguan psikomotor
(Mempertahankan posisi tertentu)
d. Skizofrenia Residual
- Kambuh berulang, minimal 1 tahun
- Gejala negatif
- Tidak bisa mengurus diri sendiri
e. Skizofrenia Simpleks
cenderung depresi, waham (-)

Psikotik Akut → Jika gejala menyerupai skizofrenia, dengan kriteria waktu untuk
skizofrenia tidak terpenuhi (umumnya
< 2minggu)
Tx: - Psikoterapi
- Antipsikosis tipikal → gejala (+) :
Lini 1: - Haloperidol
- Olanzapin 10mg IM ulang /2jam
-Clozapin
- Antipsikosis atipikal → gejala (-)
Lini 1: Risperidon
Efek samping antipsikosis:
*Parkinson Like Syndrome:
- tremor
- Bradikinesia/ jalan sepeti robot
- wajah topeng
* Akatisia
Perasaan subjektif tidak bisa diam, gelisah
* Diskinesia Tardif
Gerakan mengecap – ngecap mulut
* Distonia Akut
Leher terpuntir dan mata mendelik
Tx: tambahan antikolinergik:
Trihexylphenidil (THP) 2mg
* NEUROLEPTIC MALIGNANT SYNDROME *

Merupakan reaksi toxic dari obat antipsikosis


GK: - Hipertermi
- Rigid (kaku otot)
- Delirium, coma
- gg. sistem otonom (TD tidak stabil)\
- peningkatan enzim CPK
Tx: - Simptomatik
- Bromocriptin

* GANGGUAN MOOD BIPOLAR *

Def: gangguan jiwa yg bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik,
hipomanik, depresi, dan campuran
Khas: antar episode dijumpai sembuh sempurna
1. Gangguan Bipolar I
a. Episode manik tunggal
b. Episode manik saat ini:
(manik-depresi) & (manik-manik)
c. Episode hipomanik saat ini
(dulunya manik)
d. Episode depresi saat ini
(dulunya manik)
2. Gangguan Bipolar II
- Depresi dengan hipomanik
Tx:
- Mood stabilizer : Lithium ca
- episode depresi: lithium + antidepresan
- episode manik: lithium + antipsikosis

* GANGGUAN SKIZOAFEKTIF *

Def: Gangguan jiwa dengan gambaran skizofrenia dan episode mood baik depresi
maupun bipolar
Khas: Skizo pada saat yg bersamaan dalam bbrp hari atau msh dalam 1 episode dgn
gg. bipolar / depresi

* SIKLOTIMIA *

Terdapat bbrp periode dgn gejala hipomania + depresi yg bukan mayor


Sedikitnya selama 2 tahun dan tidak pernah bebas dari gejala tersebut

* GANGGUAN KEPRIBADIAN KHAS *


Kluster A = Aneh
1. Gangguan kepribadian paranoid
- Berlebihan dalam kegagalan dan penolakan
- cenderung pendendam
- curiga tidak beralasan
2. Gangguan kepribadian skizoid
- penyendiri, afek datar
- tidak bisa mengekspresikan amarah dan bahagia
- kurang tertarik pd pengalaman seksual
3. Gangguan kepribadia Skizotipal
Memiliki pikiran, persepsi, dan kepercayaan yang aneh
Kluster B = Berisik
Gangguan kepribadian antisosial
- melanggar hak dan hukum
- tidak peduli perasaan orang
- cenderung menyalahkan orang lain
Gangguan kepribadian borderline
- Labil
- ingin bunuh diri
Gangguan kepribadian histrionik
- suka membesar-besarkan masalah
- ekspresi yg dibuat-buat
- mudah dipengaruhi org lain
- suka menjadi pusat perhatian
Gangguan kepribadian narsistik
Melebihkan diri sendiri, suka dipuji, dan sering merendahkan orang lain.
Pernyataannya dan dirinya harus selalu yang paling benar, tidak menerika kritik

Kluster C = Cemas
Gangguan kepribadian dependen
- perasaan tidak berdaya bila sendirian
- ketakutan bila ditinggal org terdekat
- tidak bisa membuat keputusan
Gangguan kepribadian obsesif Kompulsif / Anankastik
- perfeksionis
-keras kepala
- hati – hati & teliti berlebihan
- memaksa org lain mengikuti aturannya
Gangguan kepribadian cemas menghindar
Pemalu, merasa tidak layak dan tidak kompeten untuk bergabung dengan kelompok
lain→ ingin bergabung namun takut ditolak

* GANGGUAN DISOSIATIF / KONVERSI *

1. Amnesia Disosiatif
Hilang daya ingat kejadian penting yg baru terjadi, bukan krn gangguan mental
organik/ toxic
2. Fugue Disosiatif
- ciri amnesia disosiatif (+), memori yg hilang lebih besar lagi
- melakukan perjalanan tertentu
- sampai buat identitas baru
3. Stupor Disosiatif
- ada kejadian/ problem yg stresful
- gerakan sgt berkurang atau hilang tapi respon rangsang normal
4. Trans Disosiatif
- Hilang sementara identitas diri dan kesadaran lingkungan
- seakan dikuasai hal gaib
- seperti orang kesurupan
5. Malingering

* GANGGUAN SOMATOFORM *
Khas: keluhan/ gejala fisik yg berulang disertai permintaan medik
Hasil pemeriksaan → Normal

1. Gangguan Somatisasi
- Banyak keluhan fisik (>1 organ)
- pemeriksaan normal
- terganggu fungsi kehidupan
2. Gangguan Hipokondriasis
- Keyakinan menetap pada satu penyakit
- tidak menerima hasil pemeriksaan medis
3. Konversi
Gangguan psikiatrik dalam bentuk gangguan neurologi, misalnya pasien yg buta
setelah mendapat stressor berat
4. Psikosomatik
Stresor psikis yang turut mempengaruhi atau memperberat suatu penyakit somatis.
Cth: Dispepsia fungsional

* GANGGUAN MAKAN*

1. Anoreksia Nervosa
Diet ketat yg megakibatkan BMI dibawah normal
Takut berat badan naik meskipun badan kurus
Menanggap diri gemuk meskipun kurus
Amenorea
Tipe:
- Restriksi: mengurangi makan
- Purging: muntah paksa & laksatif
Tx:
- Koreksi abnormalitas metabolik
- Re- feeding perlahan
- Konseling Psikiatri
2. Bulimia Nervosa
Tidak dapat menahan nafsu makan, setelah makan akan merasa bersalah dan
memuntahkan serta minum pencahar. Tubuh dapat normal atau justru gemuk
Tx : SSRI = Fluoxetine
3. Pika
Memakan sesuatu yg bukan makanan

* GANGGUAN JIWA PASCA PERSALINAN*

1. Post partum blues/ baby blues


-gejala depresi paling ringan
- dialami setelah melahirkan umumnya < 2 minggu
- hilang sendiri tanpa pengobatan
2. Depresi post partum
- Gejala sama dengan depresi
- umumnya > 2minggu
- pada kasus berat, disertai keinginan bunuh diri
3. Psikosis Postpartum
- bentuk paling berat
-disertai halusinasi dan waham (anaknya jelmaan setan)

* DELIRIUM *

Def: sindrom yg ditandai dgn gangguan kesadaran dan kognisi yg tjd secara akut
dan berfluktuasi
Etio: - gg. elektrolit otak
- demam tinggi
- syok hipovolemik
GK: - Disorientasi tempat, waktu
- gg. persepsi (halusinasi & ilusi)
Tx: - Olanzapin 10 mg
- Haloperidol
- Atasi masalah

* DEMENSIA *
Penurunan kemampuan kognitif di berbagai bidang secara kronik dan progresif.
Fungsi kognitif yg terganggu meliputi amnesia, berbahasa, akalkulia, hingga apraksia

1. Demensia Alzheimer
Perjalanan gradual (perlahan-lahan).
- FR: usia tua dan riwayat keluarga
- Etio: atrofi lobus otak
- Tx: - Asetilkolinesterase inhibitor
(Rivastigmin atau Donepezil)
- Non farmako (stimulasi kognisi, latihan
memori)
- suportif
2. Demensia Vaskular
Penurunan fungsi kognitif yg mendadak, dapat disertasi dengan defisit neurologis
-FR: usia dan hipertensi
-Etio: riwayat stroke dan penyakit serebrovaskular
- Tx: atasi penyakit dasar
3. Demensia frontotemporal/ pick
Gangguan tingkah laku, emosi, dan kepribadian
Etio: atrofi lobus frontal dan temporal
4. Demensia Lewy Body
Demensia dengan perubahan postur dan cara berjalan. Terkait dengan penyakit
parkinson

* TIC DISORDER *

1. Tourette disorder
- Minimal 2 motor tic (cth: kedipan mata dan kedutan mata) + minimal 1 vocal tic
(suara mendehem atau suara mengorok)
- durasi > 1tahun
- onset usia < 18 tahun
- tidak memiliki riw. Penggunaan obat-obatan atau kondisi medis lain
2. Persisten (chronic) motor or vocal tic disorder
- Minimal 1 motor tic ATAU 1 vocal tic
- Durasi > 1 tahun
- Onset saat usia < 18 tahun
- tidak memiliki riw. Penggunaan obat-obatan atau kondisi medis lain
3. Provisional tic disorder
- 1 motor tics ATAU 1 vocal tics
- Durasi < 1tahun
- onset saat usia < 18 tahun
- tidak memiliki riw. Penggunaan obat-obatan atau kondisi medis lain

* RETARDASI MENTAL *
Penurunan kemampuan kognitif secara umum, dapat diklasifikasikan berdasarkan
poin IQ

Ringan 50 -74
Sedang 35 – 49
Berat 20 – 34
Sangat Berat < 20

* MEKANISME DEFENSIF *
1. Denial
Penyangkalan terhadap kenyataan sebenarnya, defensif primitif
2. Proyeksi
- impuls internal yang tidak dapat diterima dan dihadapi
- usaha menyalahkan orang lain atas kegagalannya
3. Introyeksi
Memasukkan hal-hal yang mengancamnya menjadi nilai-nilai dalam kehidupannya
4. Eksternalisasi
Suatu keadaan dimana seseorang tanpa sadar membagi keadaannya yang sama
dengan kondisi luar
5. Reaksi formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku
ke arah yang berlawanan agar menjadi rintangan
6. Regresi
Mundur kembali pada jenis adaptasi yang lebih dini untuk mengatasi/
menyesuaikan dengan situasi

7. Isolasi
Memisahkan ingatan tentang peristiwa traumatik dengan penghayatan emosinya
8. Splitting
Memisahkan orang-orang di lingkungannya menjadi dua macam, “baik” vs “buruk”
9. Displacement
Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek
yang lain.
10. Sublimasi
Dorongan atau kehendak yang tidak dapat disalurkan menjadi aktifitas yang
memiliki nilai sosial
11. Undoing
Secara simbolis melakukan kebaikan sesuatu yang telah dikerjakannya, atau pikiran
yang tidak dapat diterima oleh egonya dan masyarakat
12. Rasionalisme
Membenarkan tingakah lakunya yg tidak baik dengan memberikan penjelasan dn
keterangan yang dianggap rasional, dapat dibenarkan, dan dapat diterima
POST TEST
Soal untuk no 1-2 menggunakan narkoba, sehingga
Tn. Adam, 52 tahun, datang ke pasien tampak sangat kecewa
dokter dengan keluhan sudah dan marah. Tidak ada riwayat
merasa cape minum obat, lelah, penyakit umum, seperti
ingin menyerah pada pengobatan hipertensi, penyakit jantung, DM
dan rasanya ingin mati saja. dan lainnya. Apakah diagnosis
Pasien pernah menjalani operasi yang paling tepat?
amputasi pada beberapa jari a. Gangguan konversi
tangannya. Dahulu, pasien b. Hipokondriasis
adalah seorang pengrajin yang c. Malingering
handal, namun sekarang ia tak d. Factitious disorder
mampu melakukan pekerjaannya e. Gangguan somatisasi
lagi. Menurut istri, sehari-hari
pasien tampak murung dan tak 4. Tn. Dimas, usia 35 tahun dibawa
berminat melakukan apapun. ke IGD karena berdiri di tengah
1. Diagnosis yang paling tepat jalan dan terlihat seperti
untuk kasus diatas adalah .... mengatur lalu lintas. Saat di IGD
a. Gangguan cemas pasien tampak marah-marah dan
menyeluruh banyak berbicara dengan afek
b. Gangguan panik bergantian antara marah dan
c. Gangguan cemas bahagia. Pasien sudah tidak tidur
d. Depresi selama 3 hari, melakukan banyak
e. Gangguan stres pasca trauma aktivitas tanpa rasa lelah.
Menurut keluarga pasien,
2. Tatalaksana yang paling tepat setahun yang lalu pasien pernah
untuk kasus diatas adalah .... menderita depresi dan dibawa ke
a. Fluoxetin 1 x 20mg rumah sakit setelah melakukan
b. Risperidon 2 x 2mg percobaan bunuh diri. Diagnosis
c. Haloperidol 2 x 2mg yang paling tepat ....
d. Litium 1 x 300mg a. Demensia
e. Karbamazepin 2 x 200mg b. Delirium
c. Depresi
3. Ny. Mia, 50 tahun dibawa d. Gangguan cemas
keluarganya ke rumah sakit e. Gangguan bipolar
dengan keluhan lumpuh pada
lengan kanan sejak 1 bulan yang 5. Ny. Tia, 30 tahun datang ke RS
lalu. Keluarga mengkhawatirkan dengan keluhan cemas, gelisah
bahwa pasien terkena stroke. dan sangat ketakutan saat akan
Menurut keluarga, sebelumnya maju untuk berbicara di acara
pasien mengetahui bahwa anak tempat kerja suaminya. Keluhan
perempuan tunggalnya juga disertai gemetar dan
keringat dingin. Dari tahu asalnya darimana sedang
pemeriksaan fisik didapatkan menertawakan dirinya. Keluhan
tanda vital dalam batas normal dirasakan sejak 2 minggu lalu.
dan tidak ditemukan kelainan. Dari pemeriksaan fisik
Diagnosis yang paling mungkin didapatkan hasil dalam batas
adalah .... normal. Sebelumnya pasien
a. Gangguan cemas belum pernah mengalami
menyeluruh gangguan jiwa. Diagnosis yang
b. Fobia sosial paling tepat adalah ....
c. Gangguan panik a. Gangguan waham terinduksi
d. Gangguan somatisasi b. Gangguan bipolar episode
e. Gangguan konversi kini manik
c. Gangguan psikotik akut
6. Tn. Kenji, berusia 35 tahun d. Skizofrenia paranoid
datang ke Rumah Sakit dengan e. Skizoafektif
keluhan nyeri dan keluar darah
dari penis. Keluhan dialami Soal untuk no 8-9
setelah pasien memasukkan 8. Ny. Sakura, 29 tahun dibawa
kawat timah melalui lubang keluarganya karena sering
penis sampai kandung kemih dan menyendiri dan mengurung
kemudian ditarik keluar. Saat dirinya di kamar sejak 2 minggu
kawat timah ditarik keluar, lalu. Pasien tidak menjawab
timbul rasa sakit dan berdarah ketika dipanggil. Pasien
namun pasien merasa nikmat. terkadang mengamuk dan
Menurut istrinya, sejak satu berteriak-teriak karena
tahun ini pasien suka melakukan mendengar suara-suara yang
hal-hal yang melukai alat menyuruh untuk membunuh
kelaminnya sendiri untuk anaknya karena anaknya adalah
mendapatkan kenikmatan. jelmaan iblis. Pasien baru saja
gangguan apa yang dialami pria melahirkan anak pertamanya
ini .... sebulan yang lalu. Kemungkinan
a. Sadisme diagnosisnya adalah ....
b. Voyeurisme a. Gangguan depresi mayor
c. Eksibionisme b. Gangguan psikotik akut
d. Masokisme c. Baby blues syndrome
e. Fetihisme d. Depresi postpartum
e. Psikosis postpartum
7. Tn. Ara, 20 tahun dibawa
keluarganya ke IGD karena 9. Tatalaksana yang tepat pada
gaduh gelisah sejak 2 jam yang pasien ini ....
lalu. Pasien sering marah-marah a. Konseling saja, akan ada
pada keluarganya dan perbaikan secara spontan
membanting-banting barang di b. Pasien dirawat bersama
rumah. Pasien merasa bayinya karena bayi
keluarganya ingin membunuhnya membutuhkan ASI
dan mendengar suara yang tidak
c. Pasien diberikan berhubungan seksual, dirinya
antidepresan jangka panjang mempunyai kebiasaan untuk
d. Pemberian antipsikotik dan memukuli dan “menyiksa”
ibu dipisahkan dengan istrinya. Pasien mengatakan
bayinya bahwa yang dia rasakan secara
e. Pemberian antipsikotik dan seksual merangsang saat
antidepresan menyakiti dan mempermalukan
istrinya. Berdasarkan DSM IV-
10. Seorang laki-laki berusia 22 TR diagnosis pada pasien ini
tahun dibawa ke rumah sakit adalah?
karena halusinasi dengar yang a. Fetishisme
menyuruh pasien untuk b. Frotteurisme
menggantung dirinya. Pasien c. Tidak ada kelainan
diberikan haloperidol 5mg IM. d. Masokisme seksual
Saat follow up keesokan harinya e. Sadisme seksual
pasien mengeluh lehernya sakit
dan kaku. Diagnosis yang paling 13. Seorang laki-laki berusia 45
tepat pada kasus ini adalah? tahun dengan riwayat psikiatrik
a. Intoksikasi neuroleptik yang tidak diketahui. Saat
b. Neuroleptic Malignant pemeriksaan mental tidak
Syndrome didapatkan kelainan, tetapi kata-
c. Akathisia kata yang digunakannya tidak
d. Distonia Akut memiliki arti karena dibuat
e. Steven Johnson Syndrome sendiri. Apa istilah yang
menggambarkan fenomena ini?
11. Seorang laki-laki berusia 23 a. Word salad
tahun dibawa ke polisi ke poli b. Gejala negatif
psikiatri karena mengintip c. Disarthria
tetangganya saat berhubungan d. Neologisme
seksual. Pasien mengaku merasa e. Clang associations
puas saat melihat pasangan
melakukan hubungan seksual di 14. Seorang laki-laki berusia 34
depannya. Hasil pemeriksaan tahun mengeluhkan dirinya
lain tidak ditemukan kelainan. terkena kanker prostat. Pasien
Diagnosis yang paling tepat sudah berpindah-pindah dokter
adalah? tetapi pasien masih yakin bahwa
a. Sadism dirinya sudah terkena kanker
b. Masokisme prostat dan nyeri punggungnya
c. Fetihisme adalah karena metastasis dari
d. Voyeurism kanker prostatnya. Pasien sudah
e. Pedofilia diperiksa PSA, CT Scan dari
tulang belakang dan pernah
12. Seorang pria berusia 32 tahun dilakukan biopsi dari prostatnya
datang ke dokter untuk dengan hasil yang negatif. Pasien
melakukan konsultasi. Pasien merasa bahwa dokter
mengaku bahwa saat melewatkan penyakitnya dan
bila tidak diobati pasien akan dengan mood yang tidak stabil.
meninggal. Diagnosis yang Pasien menjadi sulit tidur
paling mungkin untuk pasien ini walaupun kebutuhan bayi sudah
adalah? terpenuhi. Pasien mengaku tidak
a. Psikotik akut ada keinginan untuk menyakiti
b. Gangguan somatisasi bayinya. Keluhan ini dirasakan
c. Gangguan konversi hilang sendiri setelah 1 minggu
d. Hipokondriasis tanpa perlu pengobatan.
e. Malingering Diagnosis yang paling tepat
dalam kasus ini adalah?
15. Seorang wanita berusia 24 tahun a. Sindrom baby blues
bdaru melahirkan anaknya 2 hari b. Psikosis postpartum
yang lalu. Sejak beberapa saat c. Depresi postpartum
setelah melahirkan anaknya d. Gangguan cemas
pasien sering merasa sedih e. Gangguan bipolar
HEMATOLOGI
PRETEST
1. Ny.U, 30 thn, datang dengan berbentuk lonjong. Penyebab
keluhan pusing sejak 6 bulan yang mungkin pada keadaan di
lalu. Keluhan tersebut disertai atas adalah…
dengan keluhan nafsu makan K. Defisiensi asam folat.
yang menurun, mual dan L. Defisiensi Fe
muntah. Pada Pemeriksaan fisik M. Defisiensi vit B12
didapatkan gizi kurang, lemah, N. Hemoglobinopati
pucat, konjungtiva anemis, papil O. Defisiensi vit B6
lidah atropi dan pada
Pemeriksaan lab didapatkan Hb 3. Seorang anak perempuan
7gr/dl, retikulosit index <10%, berusia 11 tahun dibawa
MCV>100, MCHC>30. dengan keluhan pucat. Riwayat
Kelainan anemia pada kasus ini? perdarahan ataupun demam
K. Anemia normokrom- disangkal. Pada pemeriksaan
normositer laboratorium didapatkan Hb
L. Anemia normokrom- 8g/dl, lain-lain dalam batas
makrositer normal. Pada pemeriksaan
M. Anemia hipokrom mikrositer sediaan apus darah tepi
N. Anemia mikrositik didapatkan gambaran anemia
O. Anemia makrositik mikrositik hipokrom. Apa saja
diagnosis banding yang
2. Tn.Chandra berusia 55 tahun mungkin pada anak ini?
datang dengan keluhan lemas a. Leukimia, anemia,
badan sejak 4 bulan yang lalu. defisiensi B12, thalasemia
Keluhan disertai baal dan
b. Anemia hemolitik,
kesemutan di kedua lengan dan
thalassemia, anemia
kaki, serta nyeri ulu hati dan
aplastik
luka-luka di lidah yang hilang
c. Anemia defisiensi besi,
timbul. Pasien diketahui pernah
thalassemia, anemia
mengalami operasi lambung 3
aplastik
tahun yang lalu. Dari
Pemeriksaan fisik, tekanan darah d. Anemia defisiensi besi,
100/70 mmHg, nadi 100x/menit, thalassemia, anemia infeksi
suhu 36,6C, respirasi 24x/menit, kronis
anemis (+), ikterik (-), e. Anemia infeksi kronis,
hepatomegaly, lien S3. anemia karena perdarahan,
Pemeriksaan laboratorium anemia aplastik
didapatkan Hb 8 gr/dl, Ht 24%,
leukosit 6500mm3, trombosit 4. Anak 7thn datang ke poliklinik
125.000/mm3, MCV meningkat, dengan keluhan pucat, nafsu
dengan eritrosit membesar dan makan menurun. Saat diperiksa
hb 7 gr/dl, dan kuku terlihat O. Apus darah tepi, retikulosit,
seperti sendok. Apakah diagnosis kadar besi serum, TIBC,
yang tepat pada pasien tersebut? feritin
K. Anemia hemolitik
L. Anemia defisiensi besi 6. Seorang wanita berusia 32thn
M. Anemia penyakit kronis datang ke tempat praktek anda.
N. Anemia aplasia Pasien adalah penderita DM tipe
O. Anemia pernisiosa
1 yang sejak 2 tahun terakhir
mengalami gagal ginjal
5. Seorang anak perempuan berusia
progresif. Dialisis belum
3 tahun dibawa ke poliklinik
dilakukan pada pasien ini.
dengan keluhan pucat. Anak
Pemeriksaan fisik tidak
sudah terlihat pucat sejak 1 bulan
menunjukkan tanda-tanda
yang lalu, rewel. Riwayat
abnormalitas. Hasil Pemeriksaan
keluhan yang sama pada
laboratorium menunjukkan kadar
keluarga tidak ada. Pada
Hb 9 g/dl, hematocrit 28%, dan
pemeriksaan fisis didapatkan
MCV 94 fl. Apus darah tepi
konjungtiva anemis, atrofi papil
menunjukkan sel-sel eritrosit
lidah, tidak ada
normositer normokromik.
hepatosplenomegali dan tidak
Apakah penyebab kondisi yang
ada limfadenopati. Pada
terjadi pada pasien tersebut?
pemeriksaan laboratorium
A. Perdarahan akut
didapatkan kadar Hb 6,2 g/dl, B. Defisiensi asam folat
leukosit 8.000/mm3, hematokrit C. Faktor VIII
19,5%, hitung jenis leukosit: D. von Wilbrand
basofil 1, eosinofil 10, batang 2, E. faktor X
segmen 40, limfosit 46, monosit
7. Seorang perempuan usia 17
1, MCV rendah.
tahun datang dengan keluhan
Apakah Pemeriksaan selanjutnya
terdapat bintik-bintik merah di
yang akan dilakukan untuk kedua kakinya. Pasien juga
menegakkan diagnosis pada mengeluhkan susah buang air
pasien ini? besar, nyeri sendi namun tidak
K. Apus darah tepi, indeks ada demam. Dua minggu
eritrosit, retikulosit, feritin sebelumnya pasien mengalami
L. Apus darah tepi, indeks batuk pilek. Pada pemeriksaan
eritrosit, kadar besi serum, fisik didapatkan kedua
TIBC ekstremitas bawah terdapat
M. Apus darah tepi, kadar besi palpable purpura dan beberapa
hematom serta hiperpigmentasi.
serum, TIBC, feritin
Diagnosis pada pasien ini
N. Apus darah tepi, retikulosit,
adalah…
kadar besi serum, feritin A. HSP
B. ITP
C. DHF hasil pemeriksaan Hb 10,4
D. Viral infection mg/dl, trombosit 60 x 109 /L
E. Measles dengan lomfoblast 30%. Faktor
resiko kelainan genetik yang
8. Seorang anak laki-laki berusia 3 menyebabkan ALL antara lain:
tahun dibawa ke RS dengan K. Sindrom down
keluhan utama pucat, ibu pasien L. Sindrom patau
M. Sindrom edward
tersebut sudah melihat anaknya
N. Sindrom metabolik
pucat sejak 2 minggu yang lalu. O. Sindrom cri du cat
Sejak 2 hari yang lalu pasien
mengalami perdarahan gusi. 10. Seorang anak berusia 5thb
Riwayat keluhan yang sama datang ke rumah sakit dengan
pada keluarga tidak ada. Pada keluhan pucat yang sudah
pemeriksaan fisik didapatkan berlangsung lama, mimisan,
bercak merah di kulit, demam,
status gizi kurang, anemia,
batuk, pilek. Pasien sudah sering
perdarahan gusi, bulak balik rumah sakit ke
hepatosplenomegali, dan dokter karena keluhan tersebut
limfadenopati. Pada pemeriksaan tidak membaik. Pada
darah didapatkan kadar pemeriksaan fisik didapatkan
hemoglobin 6 g/dl, leukosit konjungtiva anemis, petekiae
67.000/uL, hematokrit 18,4%, pada kedua ekstremitas, dan
mimisan pada hidung.
trombosit 45.000/mm3, hitung
Hepatosplenomegali juga
jenis leukosit sel blast 25%, ditemukan pada pasien. Hasil
basofil 1%, eosinofil 2%, batang pemeriksaan laboratorium
2%, segmen 13%, limfosit 55%, didapati leukositosis (55.000),
monosit 2%. Apakah diagnosis trombositopenia, Hb turun. Pada
yang paling mungkin? pemeriksaan darah tepi
a. Anemia defisiensi besi didapatkan sel blast. Apakah
b. Sindrom mielodisplasia penyebab Hb turun pada pasien
c. Talasemia beta mayor tersebut?
d. Leukimia limfoblastik akut A. Anemia hemolitik
e. Leukimia mieloblastik akut B. Anemia karena keganasan
C. Anemia aplastik
9. Seorang anak laki-laki, berusia 3 D. Anemia defisiensi Fe
tahun didiagnosis ALL dengan E. Anemia karena perdarahan

HEMATOLOGI
A.ANEMIA
WHO :
Hb Perempuan Menstruasi (< 12 gr/dl)
Hb Ibu Hamil (< 11 gr/dl)
Hb Laki-laki (< 13 gr/dl)

Gejala anemia secara umum


lemah, lesu, letih, lelah, penglihatan berkunang-kunang, pusing, telinga berdenging
dan penurunan konsentrasi.

Indeks Eritrosit
•mean corpuscular volume (MCV)
–Volume/ ukuran eritrosit : mikrositik (ukuran kecil), normositik (ukuran normal), dan
makrositik (ukuran besar).
Normal : 80-95 f
•mean corpuscular hemoglobin (MCH)
–bobot hemoglobin di dalam eritrosit tanpa memperhatikan ukurannya.
Normal : 27-34 pg
•mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC)
–konsentrasi hemoglobin per unit volume eritrosit.
Normal : 31-37 %

B.Anemia Hipokrom Mikrositik


MCV < 80
MCH <27
(Fe-Ta-Sidera-Kronik)

1. Anemia Def. Besi


Etiologi : -ibu hamil atau menyusui,
cacingan (hookworm), Haid
Memanjang

Gejala Khas :
-Atropi Papil Lidah (lidah licin)
-Kuku Sendok (koilonikia)
-Cheiiosis (radang sudut mulut)
-Pica

Pemeriksaan Lab :
-Sel Pensil (cigar cell)

Penegakan Diagnosa :
MCV <80 atau MCHC <31
Ditambah 1 dari salah satu dibawah
ini:
1. Serum Ferritin < 20 µg/dl
2. 2 dari 3 parameter dibawah ini:
a. Besi serum <50 µg/dl
b. TIBC > 350 µg/dl
c. Transferring > 15%
Tatalaksana :
-Sulfas Ferrosus 3x200mg , sampai Hb normal, dilanjutkan 3x100mg 2-6 bulan.
-Penyerapan besi dibantu Vit.C / Asam Askorbat
-Hambat penyerapan besi : tanin/teh, susu,antasida
-Diminum sebelum makan, efek samping mual,muntah, BAB hitam

2. Thallasemia
Penyakit Keturunan
Gejala Khas:
-Facial Cooley/Fascia Rodentia (muka seperti tikus)

-Ikterik
-Hepatosplenomegali

Penunjang :
- Xray : Haie On End

- Apusan Darah : sel target, tear drop cell


- GOLD STANDARD : HB ELEKTROFORESIS (HbA2 >>, HbF >>)
-
Tatalaksana :
-Transfusi PRC ( Seumur Hidup)
_ Chelating Agent ( cth : deferiprox 75mg.kg/hari ,deferoxamin/deferiptone), indikasi :
ferritin >1000mg/dl, Transferrin >50%
Transfusi >5L atau >10x atau >1 tahun
3. Anemia Sideroblastik
Apusan Darah : Dijumpai Cincin Sideroblast
4. Anemia Penyakit Kronik – Jarang

C. Anemia Normokrom Normositik


MCV : 80-95 fl,MCH :27-34 pg
1. Anemia Aplastik
Gangguan pembentukan sel darah di sumsum tulang
Penyebab :
-idiopatik (50%)
-Obat (kloramfenikol)
-Bahan Kimia ( benzene, sulphur)
-Infeksi

Gejala Klinis : PANSITOPENIA


Hb << (<11)
Leukosit << (<4000)
Trombosit << (<100.000)

Pemeriksaan:
Bone Marrow Puncture
Biopsi Sumsum Tulang
Analisa Protein

2. Anemia Penyakit Kronik


Faktor Risiko :
-Infeksi Kronik : TB
-Penyakit Kronik : CHF, Renal Failure
-Kanker

Penunjang : Analisis Darah


-TIBC <<
-SI >>/N
-Feritin >>/N

Tatalaksana : Tangani Penyebab


Ex: Anemia Akibat GAGAL GINJAL KRONIK
Anemia (Hb<) + Gejala gagal Ginjal (anuri )
Tatalaksana : EPO (Eritropoeitin)

3. Anemia Hemolitik
Gejala Klinis :
-Anemia
-Ikterik
-Hepatospelenomegali
Penunjang :
Coomb Test (+) : Anemia Hemolitik Autoimun
Terapi Awal : Steroid
Lanjutan : Transfusi Washed PRC (PRC Pekat)
Coomb Test (-) :Anemia Hemolitik Non Autoimun
Terapi : PRC
Ex : Anemia Def. G6PD (glukosa 6 pospatdehidrogenase)
Penyebab : obat malaria
Khas : Heme Body (+)

D. ANEMIA MAKROSITIK MAKROSITIK


MCV : >95 fl,MCH :>34 pg

Defisiensi Vit B12 ( Cyanocobalamin)


-Vegetarian,alkoholism
-Riw.reseksi lambung
-PPI (omeprazole)
Defisiensi B9 ( Asam Folat)
-Alkohol
-Obat Obatan Epilepsi (Fenobarbital)

Pemeriksaan Lab :
-Hiperpigmentasi Neutrofil
-Retikulosit Count <<
-Sel Makrositik

Diagnosa :
Def . B12 aja : ANEMIA PERNISIOSA
Def. B9+ B12 : ANEMIA MEGALOBLASTIK

Def . B9 pada saat hamil : Defek pada tabung saraf pada bayi yang lahir
-SPina Bifida
-Anencepali

Tatalaksana :
B12 -> 1000 mcg (parenteral) , 1-5mg (peroral)
B9 -> 4 mg-5mg
Pada ibu hamil – 400 mcg, bila ada riw def tabung saraf beri 4000mcg

E. POLISITEMIA VERA
Factor risiko : komponen darah >>
Primer : idiopatik
Sekunder : ada penyebab ( cth : tumor)
Gejala Khas :
Hb > 18, Ht > 60
Trombosit >450.000

Tatalaksana : Plebotomy (Donor darah tapi


di buang)

F.Gangguan Koagulasi :
1. Protrombin Time (PT) : Faktor Ekstrinsik
( VII, X, V)

2. Activated Partial Tromboplastin Time


(APTT) : Faktor Intrinsik (VIII, IX, XI,XII)

3. Trombin Time
Hemofilia A—Fak VIII (80%)
Hemofilia B—Fak IX (15%)

Th / Hemofilia A  Kriopresipitat
Hemofilia B FFP

Gejala :
Perdarahan Sulit berhenti
Hemartrosis ( perdarahan di sendi)
Lebam

Terapi :
Faktor 8
Kriopresipitat
Fresh Frozen Plasma

JIKA APPT,PT,TT semua Memanjang


- DEF.VIT K : bila ada riw pake antibiotic lama, gangguan empedu, gangguan
hepar
- DIC : bila D dimer (+)

ITP (Idiopatic Trombositopenia Purpura )


Faktor Risiko : Anak, Riw ISPA berulang, EBV

Khas : Perdarahan sulit berhenti


Lebam lebam
Trombosit <<<
Bleding Time Memanjang

Penunjang :
Lab Apusan darah : Megatrombosit
Biopsi sumsum tulang : megakaryosit
Tatalaksana : Prednisone , IVIG

Multiple Myeloma : Keganasan pada Sel plasma


Xray : Punch Out Lession
Hasil Analisis Darah : Bence Jones Protein, Fried egg cell

Evan’s Syndrome
Defenisi
• AIHA (direct Coomb’s test +) dan immune-mediated
thrombocytopenia tanpa adanya penyebab yang mendasari
Manifestasi Klinis
• Trombositopenia (76%), anemia (67%), neutropenia (24%),
pansitopenia (14%), hemolitik
Manajemen
• Stabilisasi fungsi kardiovaskular dan respirasi
• Transfusi PRC
• Prednison (first line), IvIg
Henoch-Schonlein Purpura
Definisi : (+) masalah ginjal, abdomen, sendi +purpura
• Gangguan imun akut yang diperantarai oleh IgA  vaskulitis general yang
melibatkan pembuluh darah kulit, GI tract, ginjal, sendi, dan paru / CNS (jarang)
Manifestasi Klinis
• Gejala prodromal : sakit kepala, anorexia, demam
• Ruam (95-100% kasus), terutama melibatkan tungkai. Lesi urtikaria atau
macula eritematosa, berkembang menjadi papul pucat lalu purpura
• Nyeri perut dan muntah
• Nyeri sendi, terutama di tungkai bawah dan ankle
• Edema subkutan, edema skrotum
• Feses berdarah
Manajemen
• Suportif, analgetik, corticosteroid
POST TEST
1. Seorang perempuan, 30 tahun, apusan darah tepi ditemukan sel
datang dengan keluhan sering blast 26%, gambaran aurer rod
merasa lemah, letih, lesu sejak 3 (+). Diagnosis yang tepat pada
bulan terakhir. Hb 9, Ht 22, pasien?
leukosit 8500, trombosit a. Leukemia limfositik akut
350.000. MCV 60 MCH 23 b. Leukemia limfositik kronik
MCHC 18. Dari gambaran c. Leukemia myeloid akut
didapatkan sel pensil. Apa d. Leukemia myeloid kronik
tatalaksana yang tepat untuk e. Leukemia Hodgkin
pasien?
a. Asam folat 4. Anak laki-laki 8 tahun datang
b. Vitamin B12 dengan keluhan terlihat pucat
c. Nlasin dan sering mengantuk ketika
d. Fero sulfat beraktivitas. Pada pemeriksaan
e. Magnesium fisik didapatkan konjungtiva
anemis, terdapat atrofi dari papil
2. Laki-laki 44 tahun datang ke lidah, tidak terlihat pembesaran
dokter dengan keluhan pucat, hepar atau lien. Pemeriksaan
lemas, disertai kesemutan sejak 1 laboratorium didapatkan 5 g/dl.
bulan. Pasien memiliki riwayat Diagnosis yang tepat adalah ....
peminum alkohol kronik. a. Anemia hemolitik
Riwayat DM dan hipertensi (-). b. Anemia defisiensi besi
Pada pemeriksaan fisik c. Anemia defisiensi asam folat
ditemukan konjungtiva pucat d. Anemia aplastik
(+), parastesia (+). Apa penyebab e. Anemia karena inflamasi
keluhan pasien tersebut? kronik
a. Defisiensi Fe
b. Defisiensi B12 5. Wanita 40 tahun datang dengan
c. Defisiensi Asam Folat keluhan wajah sering terlihat
d. Defisiensi Eritropoetin kemerahan. Keluhan sering
e. Hemolisis berulang disertai gatal-gatal,
telinga berdenging dan sakit
3. Laki-laki 55 tahun datang kepala. Pada pemeriksaan fisik
dengan keluhan pucat dan timbul menunjukan tekanan darah
lebam disekujur tubuhnya. Pada 140/86 mmHg, denyut nadi 62
pemeriksaan ditemukan x/i, laju nafas 14 x/i, suhu
konjungtiva anemis (+), afebris, hepatosplenomegali (-).
ekimosis (+), lien teraba Pemeriksaan laboratorium
schuffner II. Pada pemeriksaan menunjukkan Hb 19,6 g/dl, Ht
lab ditemukan Hb 8 gr/dl, 57% leukosit 17.500/mm,
leukosit 64.000, trombosit trombosit 670.000/mm dan LED
25.000. Pada pemeriksaan 15 mm/jam. Apakah yang
menyebabkan kondisi pasien GSC 456, konjungtiva anemis,
diatas? TD 110/80mmHg, denyut nadi
a. Polisitemia vera 102 x/menit, regular, frekuensi
b. Polisitemia sekunder napas 18x/menit, suhu 38,70C.
c. Leukemia akut Pemeriksaan abdomen hepar dan
d. Plasmasitoma limfa dbn. Pada pemeriksaan
e. Trombositosis essensial laboratorium Hb 4,9g%, leukosit
2.600/mm3, LED 75/jam,
3
6. Seorang laki-laki usia 16 tahun trombosit 55.000/mm . Apakah
datang ke dokter dengan keluhan diagnosis yang paling mungkin
pucat riwayat di keluarga dengan pada pasien ini?
keluhan yang sama disangkal. a. Anemia hemolitik
Anak tampak anemia, ikterik b. Anemia aplastik
sebagian. Pada pemeriksaan c. Anemia defisiensi besi
didapatkan Hepar teraba 3 cm d. Anemia post haemorrhagic
dibawah arus Costae dan 3 cm e. Anemia megaloblastik
dibawah procecus xyphoideus
Limpa: scuffner III dan tidak 8. Seorang anak perempuan berusia
ditemukan limfadenopati. Hasil 6th datang bersama ibunya ke
lab ditemukan : Hb 5,2, leukosit puskesmas dengan keluhan
7.300, Ht 15,8, trombosit tampak pucat sejak 2 bulan yang
185.000, MCV 53%. Gambaran lalu. Keluhan disertai dengan
morfologi : eritrosit mikrositik, mudah sakit, sering demam
polikrom, hipokrom, tubuh mudah lebam dan sering
anisopoikilositosis ringan. mimisan. Pada pemeriksaan fisik
Apakah pemeriksaan yang tepat ditemukan tampak pucat dan
untuk menegakkan diagnosis? hepatomegali. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan darah lengkap laboratorium : hb 9, leukosit
b. Pemeriksaan G6PD 67.000, trombosit 130.000.
c. Hb elektroforesis diagnosis yang paling mungkin
d. Pemeriksaan sumsum tulang adalah ....
e. Cemb test a. LLA
b. LMA
7. Seorang laki-laki usia 18th c. LMK
datang dengan keluhan pingsan d. LLK
beberapa saat sebelum ke RS. e. Anemia aplastic
Pingsan sering terjadi dalam satu
minggu terakhir disertai dengan 9. Seorang perempuan berusia 5
gusi berdarah dan timbul lebam- tahun datang diantar oleh kedua
lebam dikulit paha dan tangan. orangtuanya dengan keluhan
Keluhan juga disertai badan demam berulang, cepat lelah,
lemah, lekas capai dan sering dan memar pada kedua kaki
berdebar-debar dalam satu tahun sejak 5 bulan yang lalu. Keluarga
terakhir pasien mudah sekali menyangkal adanya riwayat
terkena flu pada. Pada pengobatan atau makanan-
pemeriksaan fisik didapatkan, makanan tertentu. Pada
pemeriksaan ditemukan kulit a. Immune thrombocytopenic
sangat pucat, suhu badan 38,90C. purpura
Ditemukan pteki pada orofaring b. Nonthrombocytopenic
dan limfadenopati pada leher. purpura
Terdapat ekimosis pada kedua c. Von Willebrand disease
kaki. Leukosit 65.000/mms, Hb d. Hemofilia
9,0 g/dL, trombosit 18.000/mma. e. Anemia aplastik
Ditemukan 84% sel blast.
Apakah diagnosis kasus 12. Anak usia 8 tahun, dibawa ke RS
tersebut? dengan keluhan lemas dan pucat
a. Leukemia limfoblastik akut 2 hari yang lalu dibawa ke
b. Leukemia limfoblastik puskesmas karena diare dan
kronik mendapat pengobatan
c. Talasemia kotrimoksazol, pasien tidak
d. Idiopatik tromositopenia nafsu makan, pemeriksaan
purpura laboratorium didapatkan Hb 8
e. Talasemia beta g/dL, pada sediaan apus darah
tepi ditemukan gambaran Hb 8
10. Seorang anak laki-laki berusia 11 g/dL, pada sediaan apus darah
tahun diantar ibunya ke UGD RS tepi ditemukan gambaran heinz
dengar/keluhan lebam di seluruh body. Apa penyebab anemia
tubuh jatuh dari motor. Keluhan pada anak ini?
disertai sendi lutut bengkak dan a. Defisiensi Fe
membiru. Pemeriksaan b. Defisiensi G6PD
laboratorium didapatkan hasil c. Defisiensi B12
aPTT memanjang, PT normal d. Defisiensi Asam Folat
dan kadar faktor VIII kurang dari e. Defisiensi B6
normal. Apakah diagnosis yang
paling mungkin? 13. Seorang laki-laki usia 58 tahun
a. Hemofilia A datang ke klinik dokter dengan
b. Hemofilia B keluhan mudah lelah sejak 1
c. Idiophatic trombocytopenia bulan yang lalu. Pada haisl
purpura (ITP) pemeriksaan fisik didapatkan TD
d. Talasernia 140/80 mmHg, Nadi 85
e. Acute myeloid leukemia kali/menit, RR 22x/menit.
Didapatkan konjungtiva anemis,
11. Anak laki-laki 4th datang dengan sklera ikterik lien S2, Hct 21,8%,
keluhan bengkak dan memar di trombosit 140.00, leukosit 4000,
kedua kakinya. Keluhan disertai bilirubln 1.33 bilirubin total 1,6,
sering lemas, td dalam batas sianokobalamin 81. Apa yang
normal. Tidak ditemukan adanya mendasari kelainan pada pasien?
organomegali. Hasil a. Hemolisis
pemeriksaan laboratorium Hb b. Hemodialisis
7,2 g/dl. Leukosit 2.000/mm3 c. Hemodilusi
trombosit 45.000mm3. Diagnosis d. Hemostasis
yang paling mungkin adalah .... e. Hemokonsentrasi
minggu yang lalu. Terdapat
14. Wanita usia 23 th datang ke perdarahan di bawah kulit. Anak
poliklinik dengan keluhan tampak anemis, terdapat
mudah lelah, lemah dan pucat. ekimosis. Pada pemeriksaan fisik
Hasil laboratorium Hb 10 g/dl, hepar dan lien temba membesar.
anemia mikrositik hipokrom. Pemeriksaan lain dbn. Pada
Hasil elektroforesis Hb A2 pemeriksaan lab Hb 7 gr/dL,
meningkat, Hb F meningkat. trombosit 40.000, leukosit
Apakah diagnosa kasus di atas? 120.000. Pemeriksaan hapusan
a. Thallasemia alfa darah tepi terdapat limfoblast.
b. Hb Burst Apakah diagnosis yang
c. HbH mungkin?
d. Thallasemia gamma a. AML
e. Thallasemia beta b. ALL L1
c. ALL L2
15. Seorang anak laki-laki usia 13 d. ALL L3
tahun datang ke RS dengan e. Hemofilia
keluhan lemas dan pucat sejak 1
ENDOKRIN
-
REUMATOLOGI
PRE-TEST

1.Seorang laki-laki usia 58 tahun, datang bulan yang lalu. Pasien juga mengalami
dengan penurunan libido sejak 1 tahun penurunan BB 6 kg dan penurunan nafsu
yang lalu. Pasien telah terdiagnosis DM makan dalam 3 bulan terakhir. Keluhan
sejak 10 tahun yang lalu dan saat ini disertai dengan kerontokan rambut
dalam pengobatan insulin, metformin, ketiak dan pubis, serta perubahan warna
dan simvastatin namun gula darah sulit kulit menjadi lebih gelap pada mukosa
terkontrol. Pemeriksaan fisik didapatkan mulut dan palmar tangan. Pada
TD 140/90 mmHg; nadi 86x/menit; pemeriksaan fisik tampak pembesaran
lingkar pinggang 106 cm; BMI 31. kelenjar tiroid (+) minimal,
Pemeriksaan laboratorium didapatkan hiperpigmentasi pada mukosa mulut dan
kolesterol total 270 mg/dl; LDL 175 palmar tangan. Pemeriksaan penunjang
mg/dl; TG 213 mg/dl; GDS 257; HDL didapatkan hipokortisol dan
35. Diagnosis yang tepat untuk pasien hipoaldosteron. Diagnosis yang mungkin
tersebut adalah: pada pasien adalah
a.Diabetes mellitus a.Penyakit Addison
b.Addison disease b.Penyakit Cushing
c.Cushing syndrome c.Hipotiroid
d.Dislipidemia d.Hipertiroid
e.Sindroma metabolic e.Tumor hipofisis

2.Pasien laki-laki, usia 50 tahun, datang 3.Seorang laki-laki usia 50 tahun, datang
dengan keluhan lemas dan lesu sejak 4 ke UGD dengan keluhan kaki kanan
bernanah tertusuk paku sejak 1 minggu GDS 450mg; ketonuria (+). Apa
yang lalu. Keluhan disertai demam dan patofisiologi dari kondisi yang terjadi
muntah-muntah. Luka meluas hingga pada anak ini?
punggung kaki dan berbau busuk namun a.def. insulin relative
pasien tidak merasakan kesakitan. Pasien b.def. insulin absolut
diketahui memiliki penyakit diabetes c.def. glukagon relative
melitus sejak 10 tahun yang lalu, namun d.def. glukagon absolut
tidak terkontrol. Pada pemeriksaaan fisik e.def. hormon pertumbuhan
didapatkan keadaan umum lemah; TD
85/50 mmHg; nadi 120x/menit; RR 5.Seorang perempuan usia 25 tahun
28x/menit; dan suhu 39.50C. Pada datang ke poliklinik karena mengalami
pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan BB 25 kg dalam 6 bulan
GDS 450 mg/dL; AGD PH 7.25; HCO3 terakhir. Gemuk terutama dirasakan pada
<19 mEq/L; PaCO2 45 mmHg; dan wajah, leher dan perut. Pasien sudah
anion gap 20 mEq/L. Apakah komplikasi mengatur pola makan dan berolahraga
yang dapat terjadi apabila penanganan tetapi tetap merasa gemuk dan BB terus
kasus di atas tidak tepat? meningkat. Pasien juga mengeluh
a.Neuropati muncul garis-garis merah keunguan di
b.Ketoasidosis diabetikum perut dan sekitar paha. 5 bulan terakhir
c.Hipoglikemia menstruasi tidak teratur; mudah lelah;
d.Hiperglikemia hyperosmolar dan cepat lupa. TD 180/100 dan TTV
e.Krisis Adrenal lain normal. TB 165 cm, BB 90 kg.
Wajah moon face dan pada abdomen
4.Seorang anak laki-laki, usia 13 tahun tampak stria-stria warna kemerahan.
diantar ibunya dengan keluhan nyeri Diagnosis yang mungkin pada pasien ini
perut, mual, dan muntah sejak 2 minggu adalah?
namun memberat 2 hari lalu. a.Obesitas
Pemeriksaan fisik didapatkan TD b.Hipertensi
80/palpasi; nadi 135x/menit; RR c.Metabolic syndrome
40x/menit; turgor menurun; akral dingin. d.Gangguan kecemasan
Pemeriksaan laboratorium didapatkan e.Cushing Syndrome
penunjang pada hipertiroid primer
6.Laki-laki, usia 50 tahun, datang ke adalah?
poliklinik dengan keluhan badan lemas a.T3 rendah, T4 rendah, TSH tinggi
sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga b.T3 rendah, T4 tinggi, TSH tinggi
merasa nafsu makan menurun namun c.T3 tinggi, T4 tinggi, TSH rendah
badannya bertambah gemuk. Sejak 2 d.T3 tinggi, T4 rendah, TSH rendah
bulan lalu, pasien tidak tahan berada di e.T3 tinggi, T4 tinggi, TSH tinggi
suhu dingin. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 100/80 mmHg, nadi 8.Pasien anak, usia 7 tahun, dibawa
62x/menit, RR 18x/menit, benjolan di orang tuanya ke poli dengan keluhan
leher (+) batas tegas, ukuran 3x2 cm, sulit berjalan sejak 3 bulan terakhir.
lunak, nyeri tekan (-), ikut bergerak saat Keluhan juga disertai pembengkakan
menelan. Kemungkinan diagnosis pada pada lutut, tidak mau sekolah karena
pasien adalah: susah berjalan, dan tidak bisa mengikuti
a.Grave’s disease olahraga. Pemeriksaan fisik TTV dalam
b.Thyroiditis batas normal, lutut bengkak, gait susah
c.Hashimoto thyroiditis dinilai karena nyeri, arm normal, ANA
d.Plummer disease test (+). Kemungkinan diagnosisnya
e.Addison disease adalah
a.SLE
7.Seorang perempuan, usia 14 tahun, b.Rheumatoid artritis
diantar orang tuanya ke poliklinik c.Juvenil cronic artritis
dengan keluhan adanya benjolan di leher d.Osteomyelitis
depan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien e.Gouty arthritis
juga mengeluh susah konsentrasi di
sekolahnya, suka marah, berdebar-debar, 9. Wanita, usia 48 tahun datang ke
tangan berkeringat, banyak makan tapi klinik layanan primer dengan keluhan
BB turun. Dari pemeriksaan fisik nyeri sendi, terutama di jari-jari tangan
didapatkan pasien gelisah, TD 140/90 dan kaki sejak 5 bulan yang lalu. Nyeri
mmHg, nadi 120x/menit, RR 26x/menit. juga disertai kaku sendi setiap pagi, yang
Kemungkinan hasil pemeriksaan menghilang jika sendi digerak-gerakkan.
Pemeriksaan fisik TD 120/80; nadi b.Reactive arthritis
78x/menit; RR 16x/menit; tampak c.Systemic lupus eritemathosus
sedikit eritema dan edema sendi-sendi d.Gouty arthritis
MCP dan PIP kanan kiri serta sendi MTP e.Viral arthritis
dan PIP kaki. Pemeriksaan apa yang
disarankan untuk menegakkan diagnosis 11. Seorang perempuan, usia 20 tahun,
pada pasien ini: datang ke poliklinik RS dengan keluhan
a.LED nyeri sendi hebat sejak 3 hari yang lalu.
b.ANA Keluhan tersebut dirasakan hilang timbul
c.dsDNA terutama pada area kedua tangan dan
d.RF kaki. Keluhan dirasakan memberat di
e.ASTO pagi hari dan tidak berkurang dengan
istirahat. Pada pemeriksaan fisik
10. Seorang perempuan, usia 45 tahun, didapatkan tanda vital dalam batas
datang ke puskesmas dengan keluhan normal, alopecia (+), malar rash (+),
nyeri pada sendi pergelangan kaki kiri didapatkan bengkak dan krepitasi pada
dan sendi ibu jari kaki kiri sejak 2 hari sendi-sendi tangan. Hasil pemeriksaan
yang lalu. Nyeri dirasakan saat pasien laboratorium didapatkan Hb 7.8 g/dL,
terbangun di pagi hari dan membaik saat hematokrit 44%, eritrosit 2.9 juta/mm3,
mulai beraktivitas. Keluhan ini sering leukosit 7.000/mm3, trombosit
dirasakan pasien, terutama setelah 225.000/mm3, proteinuria (+). Apakah
makan melinjo. Pada pemeriksaan fisik diagnosis yang paling mungkin?
didapatkan VAS 3, sendi pergelangan a.Leukemia akut
kaki dan metatarsofalang sinistra tampak b.Artritis reumatoid
kemerahan dan hangat pada perabaan. c.Artritis gout
Apakah diagnosis yang paling mungkin? d.SLE
a.Rheumatoid arthritis e.Chikungunya
Endokrin
# DIABETES MELITUS
Klasifikasi:
a. DM-1
 Destruski sel beta
 Def.insulin absolute
 Anak
b. DM-2
 Resistensi insulin
 Usia dewasa
 Terbanyak  OK: gaya hidup
c. DM Gestasional
 Saat hamil tau DM
 Bila Sebelum hamil dia udah DM terus saat hamil criteria DM terpenuhi
Dx nya jadi Diabetes pragestasional atau overt diabetes atau pre-existing
DM
th/ Terbaik adalah INSULIN 0,5-1,5 unit/KgBB/hari

Komplikasi DM Gestasional :
Ibu : Hipertensi, PE, DM tipe 2
Anak : makrosomia, distosia bahu, premature, RDS, Hipoglikemia, DM tipe 2 saat
dewasa

Faktor Risiko :
•Usia > 45 tahun
•Berat badan lebih: > 110 % BB idaman atau IMT > 23 kg/m2
•Hipertensi ( TD > 140/90 mmHg )
• garis keturunan
•Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat, atau BB lahir bayi > 4.000 gram
•Riwayat DM gestasional
•Riwayat TGT atau GDPT

Kriteria Dx DM
1. Gejala Klasik ( Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Penurunan BB)
2. Ditambah salah satu dari pemeriksaan :
a. GDP≥ 126 mg/dL
b. GD2hpp ≥ 200mg/dl
c. GDS ≥ 200 mg/dL
d. Pem.HbA1c > 6,5 %
Prediabetes :

-Glukosa darah puassa terganggu


(GDPT)  GDP 100-125 mg/dL
-Toleransi Glukosa terganggu (TGT) TTGO 140-199 mg/dL
-GDPT dan TGT
-Prediabetes : Hba1C : 5,7-6,4 %

Cara TTGO:
 Puasa 8 jam Cek GDP  Beri 75 gram glukosa dalam air 250 ml diminum dalam 5
menit  Cek GD2hpp
 Selama pemeriksaan tidak merokok. Cukup istirahat
4 pilar tatalaksa DM
1. Edukasi
2. Manajemen diet
a. Karbohidrat 45-65%
b. Protein 15-20%
c. Lemak 20-25%
d. Kolesterol <300mg/hari
e. KONSUMSI MUFA
f. Serat± 25 gr/hari
3. Aktivitas fisik

a. Olahraga 3-4x seminggu ± 30 menit


4. Obat2an
a. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) :
•Sulfonilurea
(glibenklamid 2,5-5 mg PO qHari max 20 mg)
•Glinid
b. Penambah sensitivitas terhadap insulin : •Metformin (500 mg PO q8-12jam
max 2500 mg)
•Tiazolidindion
c. Penghambat absorpsi glukosa :
` •Penghambat glukosidase alfa

Insulin:
–Indikasi:
•DM tipe 1
•↓berat badan yang cepat
•KAD, SHH, Hiperglikemia dgn asidosis laktat
•Gagal dengan kombinasi OHO dosis hampir maksimal
•Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)
•Kehamilan dengan DM / diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
•Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
•Kontraindikasi atau alergi OHO
Komplikasi DM
1. Akut
 Ketoasidosis Diabetik
KGD >250, Keton +
Th/ Cairan Isotonik, Insulin
 HiperOsmolar Non Ketotik
 KGD > 600, Keton (-)
Th/ Cairan Isotonik, Insulin
2. Kronik
 Makroangiopati jantung dan otak
 Mikroangiopati : Mara dan Ginjal

# HIPOGLIKEMIA : KGD <70 mg/dL.


Tanda : lapar, berkeringat, gelisah
Gejala : Pucat, takikardia.
Th/ Hipoglikemia ringan  minum larutan gula 15-20g
Hipoglikemia berat  dextrose 20% 50cc atau 40% 25 cc  maintenance D5% or D10%
Monitoring kgd per 15 menit

# HIPOTIROID
1.Primer (90%; ↑free T4, ↑ TSH)
–Goiter/struma
•Hashimoto’s thyroiditis
 Penyebab hipotiroid terbanyak
 Kerusakan akibat Autoimmun dengan gambaran patchy lymphocytic infiltration
 Klinis kelenjar tiroid membesar berlobul
 antithyroid peroxidase (anti-TPO)(+)& antithyroglobulin (anti-Tg) Abs (+), pd 90%
kasus , Ft4 ↑, TSH ↑
–Nongoiter:
o destruksi post op, pasca pemberian radioactive iodine
2.Sekunder/sentral (↓free T4, ↓/normal atau sedikit naik TSH):
–kerusakan hipotalamus atau hipofisis

COMA MYXEDEMA : Hipotermia, Hipotensi, Hipoventilassi, penurunan


kesadaran.

PENUNJANG :
•↓FT4; ↑TSH pada hipothyroid primer;
•Antithyroid Ab (+) pada Hashimoto’s thyroiditis
•Dapat terjadi hiponatremia, hipoglikemia, anemia, ↑ LDL, ↓ HDL, and ↑CK
•Skrining sangat dianjurkan untuk wanita hamil
•Apabila ibu dicurigai menderita hipotiroid, bayi perlu diperiksa antibodi antitiroid.
•Kadar thyroid binding globulin (TBG) diperiksa bila ada dugaan defisiensi TBG yaitu
bila dengan pengobatan hormon tiroid tidak ada respons.

TATALAKSANA:
•Levothyroxine (1.5–1.7 μg/kg/hari)
–Periksa ulang TSH q5–6minggu & titrasi hingga euthyroid
–gejala klinis butuh waktu bulanan utk resolusi
–turunkan dosis awal jika beresiko PJK (0.3–0.5 μg/kg/d)
–↑dosis jika dibutuhkan: kehamilan (↑30% pd minggu ke 8)
•Koma Myxedema:
–loading 5–8 μg/kg T4 IV, kemudian 50–100 μg IV qhari
–karena konversi T4 T3 di perifer terganggu berikan 5–10 μg T3 IV q8jam;
•Hipotiroid Subklinis
–↑ TSH &free T4 normal dengan gejala ringan atau tanpa gejala

# HIPERTIROID

Graves’ disease
(penyebab hipertiroid terbanyak)
•Pr:Lk5–10:1, usia terbanyak 40 - 60 thn
•Antibodi tiroid (+): TSI atauTBII (+pada 80%), anti-TPO, antithyroglobulin; ANA
•Manifestasi klinis yaitu gejala hipertiroid ditambah:
–Goiter
•diffusa, tdk nyeri, terdengar bruit
–ophthalmopati: 90% kasus
•Edema periorbital, retraksi kelopak, proptosis
–myxedema pretibial (3%):
•edema di tungkai bawah akibat dermopati infiltratif

Manifestasi klinis hipertiroid


•Apathetic thyrotoxicosis
–dpt terjadi pada org tua dengan satu2nya gejala berupa letargi
•Thyroid storm/krisis tiroid(mengancam jiwa, mortalitas 20–50%):
–delirium, demam, takikardia,
–hipertensisistolik dengan tekanan nadi melebar &↓MAP, gejala pencernaan;

Pemeriksaan penunjang
•↑FT4 &FT3; ↓TSH (↑ pada sebab sekunder)
•RAIU scan utk menentukan penyebab
•Tidak perlu periksa autoantibodi kecuali pada kehamilan (resiko fetal Graves)
•Dapat terjadi hipercalciuria, hipercalcemia, anemia
•Indeks Wayne
–Skor>19 hipertiroid
–Skor<11 eutiroid
–Antara 11-19 equivocal

•Hipertiroid Subklinis
–↓TSH ringan &free T4 normal,tanpa gejala klinis
–15%  hipertiroid dlm 2 thn; ↑resiko AF & osteoporosis
TATALAKSANA
•βblocker:
–dosis 40 – 200 mg dalam 4 dosis, mengontrol takikardia (propranolol juga↓ konversi T4
T3)
•Methimazole:
–dosis awal 20 – 30 mg / hari.
–70% rekuren setelah 1 thn
–ES: pruritus,rash, arthralgia, demam, &agranulocytosis pd 0.5% kasus
–DOC untuk pasien dewasa, anak-anak dan ibu hamil trimester kedua dan ketiga
•PTU:
–resiko ↑nekrosis hepatosellular; efek lebih lambat
– dosis awal 300 – 600 mg / hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
–Evaluasi: fx hepar, DPL, dan TSH sebelum terapi dan saat follow-up
–DOC pada ibu hamil trimester pertama
•Radioactive iodine (RAI):
– Premedikasi psn dgn obat antitiroid utk mencegah tirotoksikosis, hentikan 3 hari
sebelum terapi agar RAIbisa di uptake
– 75% pasisen setelah terapi radioaktif menjadi hipotiroid dan siap operasi

Awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-6 minggu  eutiroid, pemantauan setiap 3-6
bulan
–memantau klinis, FT4/T4/T3 dan TSHs.
•Obat antitiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil yang masih
memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan
–Setelah 12-24 bln, dihentikan, dan dinilai apakah terjadi remisi
–Remisi apabila setelah 1 tahun obat antitiroid dihentikan, pasien masih dalam keadaan
eutiroid
•Tindakan bedah
–usia muda dengan struma besar tidak respons dengan antitiroid
–hamil trimester kedua yang memerlukan obat dosis tinggi
–Alergi antitiroid
–tidak dapat menerima yodium radioaktif
–Adenoma toksik, struma multinodosa toksik, Graves yang berhubungan dengan satu
atau lebih nodul
•Radioablasi
– ≥35 tahun
–kambuh setelah dioperasi
–Gagal remisi
–Tidak mampu atau tidak mau obat antitiroid
–Adenoma toksik, struma multinodosa toksik

TATALAKSANA KRISIS TIROID


•Antipiretik (asetaminofen)
•Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit: infus D 5 % & NaCl 0,9 %,
•Mengatasi gagal jantung: O2, diuretik, digitalis
•Blokade produksi hormon tiroid: Propiltiourasil (PTU) loading dose 600-1000mg
dilanjutkan dosis 300 mg tiap 4-6 jam PO. Alternatif: Metimazol 20-30 mg tiap 4 jam
PO. Pada keadaan sangat berat: dapat per NGT, PTU 600 – 1.000 mg atau metimazol 60-
100 mg.
•Blokade ekskresi hormon tiroid:Solutio Lugol 8 tetes tiap 6 jam
•β-blocker: Propanolol 60 mg tiap 6 jam PO, dosis disesuaikan respons (target: frekuensi
jantung < 90 x/m).
•Glukokortikoid: Hidrokortison 100-500 mg IV tiap 12 jam.
•Bila refrakter terhadap Tata Laksana di atas: plasmaferesis, dialisis peritoneal.
•Pengobatan terhadap faktor pencetus: antibiotik, dll.

# TIROIDITIS
•Akut:
–infeksi bakteri (biasa pada post op)
•Subakut
–tirotoksikosis transient  hipotiroid transient  fgs tiroid normal
•Nyeri (viral, granulomatosa, ataude Quervain’s): demam, ↑LED; terapi
denganNSAID,ASA, steroid
•Silent(postpartum, autoimun, atau lymphocytic): tidak nyeri, +TPO Abs; pada kasus
postpartum, dpt terjadi rekurensi pd kehamilan berikutnya
•Lain2: amiodarone, thyroiditis palpasi, pasca radiasi
•Kronik :
–Hashimoto’s (hipotiroid), Riedel’s (fibrosis idiopathic)

# Nodul Tiroid Non Toksik


•Curiga ganas
–usia < 20 atau>70 thn, laki-laki, riw rontgen leher, massa keras dan terfiksir, tdk
menyerap iodium (cold nodul), ukuran besar, temuan USG(hipoechoic, solid, batas tdk
tegas, mikrokalsifikasi, aliran darah sentral), pembesaran KGB leher.
•Jinak
–riw keluarga dengan kelainan tiroid selain kanker, ada gejala hipo atau hipertiroid, ada
nyeri tekan
•USG
–skrining jika ada riw keluarga ca tiroid, riw rontgen leher, nodul yg jelas teraba, atau
struma multinodular
•Biopsi Jarum (FNA)
–semua nodul≥ 10 mm (8 mm jika batas tdk tegas), mikrokalsifikasi, vaskularisasi sentral

# HIPOFISIS
Dalam mengeluarkan hormonnya, hipofisis anterior diatur oleh hormon hypophysiotropic
yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Hormon-hormon tersebut antara lain:
–Growth Hormone-Releasing Hormone (GHRH) dan juga Growth Hormone Inhibitory
Hormone (GHRH) atau somatostatin
–Thyrotropin-Releasing Hormone (TRH)
–Corticotropin-Releasing Hormone (CRH)
–Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)
–Prolactin Inhibitory Hormone (PIH)
Hipofisis posterior : vasopressin, Oksitosin
Sindrom Hipopituitari  beberapa hormone yang munurun
Panhipohipopituitarisme defisiensi semua hormone hipofisis : cortisol , tiroksin,
sex steroid, GH

Gejala Panhipopituitari
•↓ACTH
–Insufisiensi adrenal sekunder. Manifestasi klinis seperti primer (lihat kelainan adrenal)
kecuali: tdk ada salt cravings atau hipokalemia (aldosteron tdk terganggu) tdk
hiperpigmentasi (ACTH/MSH tdk↑)
•↓TSH
–Hipotiroid sekunder, klinis seperti primer (lihat kelainan tiroid) kecuali: tdk adagoiter
–Pemeriksaan free T4 & TSH TSH ↓atau normal

•↓PRL (prolactin)
–Tdk bisa laktasi
•↓GH
–↑ resiko osteoporosis, mudah lelah, BB↑
–DiagnosisGH tidak ↑ walau dengan stimulus (cth, insulin, glucagon)
–Pemberian terapi GH pada dewasa  kontroversial
•↓FSH & LH
–Manifestasi klinis: ↓ libido, impotensi, oligomenorrhea atau amenorrhea, infertil
–Pemeriksaan fisis: ↓ ukuran testis; rambut ketiak, pubis, & rambut tubuh lain tdk
tumbuh
–Diagnosis ↓ testosterone atau estradiol,&FSH/LH ↓atau normal
–Tatalaksana: testosterone atau estrogen replacement therapy
•↓ADH (hipotalamus atau tangkai hipofisis): diabetes insipidus
–Manifestasi klinis: polyuria berat, hipernatremia ringan

•Tatalaksana
–Jika terjadi defisiensi maka diberi hormon pengganti
–Defisiensi yang harus dicari segera yaitu hipotiroid dan insufisiensi adrenal; jika ada
keduanya berikan glukokortikoid dahulu, baru berikan tiroidnya agar tidak terjadi krisis
adrenal

Sindrom Hiperpituitari/ Hiperhipofisis


Tumor Pituitari
•Patofisiologi:
–jika fungsional, adenoma ↑hormon tropik tertentu &menyebabkan defisiensi hormon
tropik lain karena kompresi
–dapat juga terjadi kosekresi seperti PRL & growth hormone pada 10% prolactinoma
–30–40%adenoma non fungsional
•Manifestasi klinis:
–sindrom tergantung hormon yang disekresikan (lihat di bawah); efek massasakit
kepala, penurunan lapang pandang, diplopia, neuropati kranial
•Pemeriksaan Penunjang
–MRI, hormon,lapang pandang
Hiperprolaktinemia
•Etiologi
–prolactinoma (terjadi pada 50% adenoma)
–kompresi tangkai akibat tumor nonprolactinoma  ↓dopamine  ↑ PRL
•Efek fisiologi
–PRL menginduksi laktasi & hambat GnRH  ↓ FSH & LH
•Manifestasi klinis
–amenorrhea, galactorrhea, infertil, ↓ libido, impotensi
•Pemeriksaan Penunjang
–↑PRL,(dapat meningkat pada kehamilan, pengguna KB hormonal, hipotiroid, obat
psikotik, gagal ginjal, sirosis, stres, diet karbo. MRI untuk mencari tumorjika terlihat
kompresi kiasma optik periksa lapang pandang.
•Tatalaksana:
–Asimptomatik dan kecil (<10 mm), follow up dengan MRI
–Simptomatik atau macroadenoma (>10 mm)
•farmakologi dengan dopamine agonist seperti bromocriptine (70–100%
keberhasilan)ataucabergoline (toleransi psn lbh baik); ESneurovaskular, orthostasis,
kongesti nasal.
•Pembedahan: bedah transsphenoidal (jika gagal dengan obat, ada ko sekresi GH,atau
gejala neurologis tanpa perbaikan); 10–20% rekurren.
•radiasi: jika tatalaksana obat dan pembedahan gagal atau tdk dapat ditoleransi.

# AKROMEGALI
(PENINGKATAN GROWTH HORMON )
Fisiologi
–merangsang sekresi insulin-like growth factor 1 (IGF-1)
•Manifestasi klinis
–↑jaringan lunak, arthralgia, pembesaran rahang, sakit kepala, carpal tunnelsyndrome,
macroglossia, serak, apnea saat tidur, amenorrhea, impotensi, diabetesmellitus,
akanthosis, ↑ sweating, polip kolon
•Pemeriksaan penunjang
–pemeriksaan GH tidak berguna karena sekresi pulsatil
–↑IGF-1 (somatomedin C)
– ±↑ PRL
–MRI untuk evaluasi tumor
–TTGO:tidak ada supresi GH <1 ng/mL dalam 2 jam
•Tatalaksana
–Pembedahan, octreotide, dopamineagonis (jika ada ko sekresi PRL), pegvisomant
(antagonist reseptor GH), radiasi
•Prognosis
–tanpa terapi tingkat mortalitas ↑2–3x, insufisiensi hipofisis, Ca kolon

#Kelainan Pertumbuhan: Pubertas Prekoks


•Onset pubertas pada anak laki-laki kurang dari 9 tahun atau anak perempuan kurang dari
8-9 tahun.
•Klasifikasi dari pubertas prekoks:
–Pubertas prekoks komplit (GnRH dependent)
•konstitusional, idiopatik, tumor, infeksi, trauma, radiasi pada sistem saraf pusat
–Pubertas prekoks inkomplit (GnRH independent)
•Pria:
–tumor pensekresi gonadotropin, produksi berlebihan androgen, tumor testis atau adrenal
•Wanita:
–kista ovarium, tumor pensekresi estrogen, hipotiroidisme berat.
–Prekoks kontraseksual inkomplit
•tumor pensekresi estrogen pada pria dan tumor pensekresi androgen pada wanita
•Paparan steroid: telarke prematur, menarche prematur, pubarche prematur, dan
ginekomastia

#DISLIPIDEMIA
Definisi : Kelainan fraksi lipid
–↑kolesterol total
–↑ trigliserid
–↓kolesterol HDL.

#METABOLIC SYNDROME
Diagnosis jika kadar gula darah abnormal dan ada 2 criteria lainnya
•GDP 100-125 atau riwayat DM tp 2
•Lingkar pinggang ≥ 94 cm Pria, atau ≥ 80 cm Wanita
•TG ≥150 mg/dl atau HDL < 40 utk pria, dan < 50 untuk wanita
•Dalam pengobatan hipertensi atau
•TD ≥130/85 mmHg
Modifikasi gaya hidup
•Diet, dengan komposisi:Lemak jenuh < 7%; PUFA 10%; MUFA 10%; Lemak total25 –
35%; Karbohidrat 50 – 60%; Protein 15%; Serat20 – 30 g/hari; Kolesterol< 200 mg/hari
•Latihan jasmani dan Penurunan berat badan bagi yang gemuk
•Menghentikan kebiasaan merokok, minuman alcohol
Farmakologis
•Golongan statin: Simvastatin 5 – 40 mg/hr (↓kolest; ES: mialgia, ↑SGOT/PT;
KI:kehamilan)
•Golongan resin:Kolestiramin 4 – 16 g/hr (kombinasi dgn statin ↓kolest)
•Golongan asam nikotinat:Lepas cepat 1,5 – 3 g, Lepas lambat 1 – 2 g (kombinasi dgn
statin ↓kolest & TG; Interaksi dgn Aspirin; ES: gout, ↑glukosa)
•Golongan asam fibrat: Gemfibrazil 2x600 atau1x900 mg/hr (↓TG; jgn kombinasi dgn
statin ↑resiko ES miopathy)
•Penghambat absorpsi kolesterol: Ezetimibe 10 mg/hr

#Hiperaldosteron
Etiologi
•Primer (gangguan adrenokorteksAddison’s disease)
–autoimun
–infeksi: TB, CMV, histoplasmosis
–vaskular:perdarahan, trombosis, trauma
–metastasis
–deposit: hemochromatosis, amyloidosis, sarcoidosis
–obat: ketoconazole, etomidate, rifampin, antikejang
•Sekunder kegagalan hipofisis mensekresi ACTH (tapi aldosteron tidak terganggu karena
RAA)terapi glukokortikoid, megestrol (progestin dgn efek supresi glucocorticoid

Insufisiensi Adrenal
•Klasifikasi klinis insufisiensi adrenal:
–Insufisiensi adrenal primer (Addison’s disease): gangguan pada korteks adrenal
–Insufisiensi adrenal sekunder: sekresi ACTH menurun.
–Insufisiensi adrenal tersier: sekresi CRH menurun.

Addison disease (or Addison's disease) is adrenocortical insufficiency due to the


destruction or dysfunction of the entire adrenal cortex.
•Sign and symptoms:
–Hyperpigmentation of the skin and mucous membranes
–Dizziness
–Myalgias and flaccid muscle paralysis
–Impotence and decreased libido
–progressive weakness, fatigue, poor appetite, and weight loss
•Defisiensi kortisol  penurunan umpan balik pada aksis hipotalamus-pituitary
meningkatkan kadar ACTH plasma
•Defisiensi mineralokortikoid produksi renin meningkat oleh sel juxtaglomerular di
ginjal
Osteoartritis
•Kartilago: bantalan antara tulang untuk menyerap tekanan & agar tulang dapat
digerakkan.
•Osteoarthritis: degenerasi sendi  fungsi bantalan menghilang  tulang bergesekan satu
sama lain.

Terapi Non farmakologi


–Edukasi pasien. (Level of evidence: II)
–Program penatalaksanaan mandiri (self-management programs):modifikasi gaya hidup.
(Level of evidence: II)
–Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan, minimal
penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25. (Level of evidence: I).
–Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises). Level of Evidence: I)
–Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan otot- otot
(quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive devices for ambulation):
pakai tongkat pada sisi yang sehat. (Level of evidence: II)
–Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi, menggunakan splint dan
alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-hari. (Level of evidence: II)

Terapi Farmakologi: (lebih efektif bila dikombinasi dengan terapi nonfarmakologi)


•Pendekatan terapi awal
–Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, dapat diberikan salah satu obat
berikut ini, bila tidak terdapat kontraindikasi pemberian obat tersebut:
•Acetaminophen (kurang dari 4 gram per hari).
•Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS). (Level of Evidence: II)
–Paracetamol 4x500mg,
–Ibuprofen 3x 600-800 mg
–Na Diclofenac 50 mg t.i.d, Piroksikam 20 mg o.d, Meloksikam 7.5 mg o.d

RHEUMATOID ARTHRITIS
Penyakit inflamasi kronik dengan penyebab yang belum diketahui, ditandai oleh
poliartritis perifer yang simetrik.
•Merupakan penyakit sistemk dengan gejala ekstra-artikular.
•Berbagai faktor risikonya meliputi infeksi (mycoplasma, EBV, parvovirus, rubella),
genetik, wanita usia produktif.
•Terdapat:
•inflamasi dan proliferasi synovium
•Kartilago sendi menghilang
•Erosi juxtarticular
GEJALA UMUM
–Demam
–Lemas
–Penurunan Berat Badan
•GEJALA LOKAL
–Poliartritis simetris terutama pada PIP, MCP
–Kekakuan sendi >30 menit
–Sendi merah, bengkak
–Deformitas sendi
•EKSTRA-ARTIKULAR
–Nodul Rematoid
–Keratokonjungtivitis sicca
–Efusi pericardium
–Pyoderma gangrenosum
–Anemia

Terapi :
METOTREKSAT

GOUT ARTHRITIS
Definisi
•Kelainan metabolisme purin yang ditandai dengan adanya hiperuricemia, deposisi kristal
monosodium urat monohidrat pada sendi serta jaringan preartikular serta serangan
sinovitis berulang.
•Faktor Resiko: Pria usia tua, wanita menopause, riwayat keluarga dengan artritis gout,
gangguan ginjal, menerima terapi diuretic

•Klinis
•Fase akut:
•Nyeri sendi disertai kemerahan, bengkak dan panas pada sendi MTP 1 (podagra)
•Sendi yang terlibat: sendi besar, seperti ankle, pergelangan tangan, lutut, siku, namun
bisa menyerang jari tangan.
•Fase kronis.
•Gout poliartikular: nyeri, kaku sendi serta deformitas sendi.
•Bisa terdapat tofi, yaitu penimbunan kristal pada jaringan lunak.
•Bisa terdapat gejala batu ginjal.
•Keterlibatan mata: tofus pada kelopak mata dan penurunan penglihatan

TATALAKSANA
•Tujuan penanganan serangan akut untuk meredakan nyeri dengan cepat.
–NSAID indometasin 150-200 mg/hari, 2-3 hari, atau naproxen 2 x 500 mg, atau sulindac
2 x 200 mg.
–Colchicine (dalam 36 jam (ACR); dalam 12 jam (EULAR): 1,2 (ACR)/1 (EULAR) mg,
dilanjutkan 0,6 (ACR)/0,5 mg (EULAR) mg 1 jam kemudian, diikuti dengan 2 x 0,6 mg
12 jam kemudian sampai serangan gout menghilang.
–Kortikosteroid, jika NSAID dan kolkisin kontraindikasi.
•Pencegahan serangan dengan menurunkan asam urat:
–Allopurinol (lini 1): 300 mg/hari, maksimal 800 mg dosis terbagi
–Probenecid: 2x250 mg/hari minggu pertama, selanjutnya 2x500 mg, maksimal 2-3
g/hari.
•Agen penurun asam urat tidak diberikan saat serangan akut, kecuali sudah rutin diminum
dari sebelum serangan.

Gout dan Pseudogout


•Keduanya merupakan artropati yang disebabkan karena deposit kristal. Yang
membedakan:
–Gout disebabkan oleh kristal urat
–Pseudogout disebabkan oleh kristal kalsium pirofosfat

SEPTIC ARTHRITIS _demam


•Infeksi synovium dan cairan synovial
•Ditemukan pada semua umur
•Sendi panggul (anak-anak)
•Sendi lutut (dewasa)

GEJALA KLINIS
Riwayat trauma atau infeksi sebelumnya
•Sering mengenai sendi panggul dan lutut
•Sendi sakroiliaka dapat terinfeksi pada brucellosis
•Interphalangeal joints: human and animal bites
•Demam, malaise, anoreksia, nausea
•Inflamasi lokal
Pemeriksaan Laboratorium
•Synovial fluid sampling:
•>50.000 leukocytes/ml
•Gram staining and culture: Gram-positive bacteria 60%, Gram-negative bacteria 40%
•Blood culture / urethral discharge culture
•Antigen detection (S. pyogenes, S. pneumoniae, H. influenzae)

•PCR (B. burgdorferi, N.


gonorrhoeae)
•Leukocytosis, ESR, and CRP increase

Tatalaksana
•Aspirasi cairan sendi
•Antibiotik berspektrum luas sebelum ada hasil kultur dan diubah setelah hasil kultur
diperoleh
•Drainase sendi yang terinfeksi
•Indikasi tindakan bedah:
•Infeksi koksa pada anak-anak
•Infeksi mengenai sendi yang sulit dilakukan drainase secara adekuat
•Terdapat bukti osteomielitis
•Infeksi berkembang ke jaringan lunak sekitarnya
SLE
•Merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis  peradangan pada kulit, sendi, ginjal,
paru-paru, sistem saraf dan organ tubuh lainnya
•Kebanyakan mengenai
–wanita : pria 9-14:1
–usia reproduksi, 20 sampai 30 tahun
–kelompok kulit hitam dan Asia.
•Predisposisi yang ada pemicu kacaunya sistem toleransi imunologis sehingga respon
imun melawan antigen diri sendiri.
–Faktor genetik
–imunologik
–hormonal serta
–Lingkungan

TATALAKSANA
Tatalaksana Umum
•Pilar pengobatan lupus eritematosus sistemik
–Edukasi dan konseling
–Program rehabilitasi
–Pengobatan medikamentosa

•Proteksi terhadap sinar matahari, sinar ultraviolet, dan sinar fluoresein


•Pemberian Kortikosteroid
–Dosis rendah sampai sedang digunakan pada lupus yang relatif tenang.
–Dosis sedang sampai tinggi berguna untuk lupus yang aktif.
–Dosis sangat tinggi dan terapi pulse diberikan untuk krisis akut yang berat seperti pada
vaskulitis luas, nephritis lupus, lupus cerebral.
POSTEST
1. Perempuan 26 tahun dengan mengeluhkan mual, pusing dan
keluhan cepat lelah sejak 6 bulan bertambah parah sejak sehari
yang lalu. Pasien juga mengeluh sebelumnya. Selama lima bulan,
sering berkeringat, berat badan pasien mengeluhkan berat badan
berkurang. Pemeriksaan fisik mudah menurun, sering kencing.
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan gcs e3m4v4,
Teraba tiroid leher membesar. berat badan 35 kg td; 110/70
Bruit (+). Pemeriksaan nadi 90 respi 28 suhu normal.
penunjang yang paling tepat Gds 400 keton (+). Diagnosis?
untuk diagnosis? a. KAD DM 1
a. TSH dan free T4 b. KAD DM 2
b. T3 dan T4 c. HONK
c. Free T3 dan free T4 d. KAD NIDDM
d. TSH e. Krisis adrenal
e. FT 4
4. Seorang laki-laki berusia 47
2. Seorang laki-laki usia 50th tahun datang dengan membawa
dibawa keluarganya ke UGD RS hasil pemeriksaan. Dari
dengan penurunan kesadaran anamnesa tidak ada keluhan.
sejak 1 jam yang lalu. Dari Orang tua riwayat DM. Hasil lab
anamnesis diketahui bahwa gula darah puasa 99, gula darah
pasien adalah penderita DM dan 2JPP 190, hasil tes toleransi gula
minum obat anti diabetik oral darah 160. Apa diagnosis yang
secara rutin 3 kali sehari. paling tepat?
Riwayat sebelumnya, sejak satu a. Normal
minggu yang lalu nafsu makan b. DM 1
pasien turun, tetapi pasien masih c. DM 2
rajin minum obat. Pada d. Toleransi glukosa terganggu
pemeriksaan glukosa darah e. Toleransi glukosa puasa
sewaktu didapatkan hasil 40 terganggu
mg/dL. Apakah penatalaksanaan
pertama yang paling tepat? 5. Perempuan 39 tahun datang
a. Infuse RL tetesan cepat dengan keluhan seluruh badan
b. Infuse Dextrose 5% tetesan terasa lemas, mudah lelah dan
cepat berkeringat, serta berat badan
c. Infus NaCL tetesan cepat tidak naik padahal makan
d. Bolus Dextrose 40% iv banyak. Dari pemeriksaan fisik
e. Injeksi insulin dosis tinggi didapati tekanan darah 130/70
mmHg, laju nadi 105 x/i dan laju
3. An perempuan usia 12 tahun nafas 20 x/i, suhu 36,8 C. kedua
datang ke IGD dengan keluhan mata tampak menonjol,
penurunan kesadaran sejak kemerahan dan berair. Kedua
setengah jam yang lalu. Pasien mata juga tampak jarang
mengedip dan kelopak mata memiliki riwayat operasi
tidak menutup sempurna. Pada thyroidectomy beberapa bulan
leher teraba massa difus, kenyal yang lalu. Apa tatalaksana pada
batas tegas tidak nyeri tekan pasien?
ukuran 2x2 cm. Hasil a. Kalsium glukonas IV
laboratorium fungsi tiroid b. Kalsium laktat PO
didapatkan fT4 meningkat c. Kalsium laktat IM
sedangkan TSH kurang dari d. Kalsium clorida
normal. Apa terapi dari kasus e. Kalifim sitrat
diatas?
a. PTU 100 mg loading dose 8. Pasien laki-laki dengan check
b. PTU 100 mg dalam dosis kesehatan, sekarang tidak ada
terbagi keluhan pemeriksaan fisik
c. PTU 300 mg single dose lingkar pinggang 78 cm.
d. PTU 600 mg single dose Pemeriksaan lab LDL 250 mg/dl,
e. PTU 600 mg dalam dosis HDL 30mg/dl trigylceride
terbagi 350mg/dl. GDP 110mg/dl. Gula
darah 2 jam post prandial
6. Seorang perempuan 23th datang 140mg/dL. Apa diagnosis yang
ke dokter umum dengan keluhan tepat pada pasien ini?
benjolan leher sejak 3 bulan a. Dyslipidemia
yang lalu. Pasien juga b. Familial
mengeluhkan berdebar-debar dan hypercholesterolemis
kedua tangan gemetar. Pada c. Sindrom metabolik
pemeriksaan TTV didapatkan d. Hiperkolesterolemia
TD 130/80 nadi 120 x/menit e. Hipertrigliseridemia
nafas 20x/menit suhu 37C dan
kedua mata exopthalmus. Pada 9. Laki-laki usia 20th perawakan
pemeriksaan lab ditemukan gemuk datang dengan penurunan
serum TSH menurun, FT3 dan kesadaran. Pasien sopor dan pola
FT4 meningkat. Pasien napas cepat dalam kadar gula
dikonsultasikan ke dokter bedah darah 600mg/dl, natrium
untuk dilakukan tiroidektomi. 160mmol, keton 3 mmol(normal
Apa terapi awal yang dapat 0,4-0,5). PH 7,2 pCO245, HCO3
diberikan? 17. Apa diagnosis pasien?
a. Lugol a. Ketoasidosis diabetikum
b. Bromokriptin ketotik
c. Metimazol b. Ketoasidosis diabetikum non
d. Propiturasil ketotik
e. Kortikosteroid c. Hiperglikemi reaktif
d. Hiperglikemi hyperosmolar
7. Seorang wanita, 45 tahun, datang e. Ketosis diabetikum
ke IGD karena kejang sudah 6
jam. Sebelumnya pasien 10. Seorang pasien laki-laki berusia
mengeluh kebas dan kaku pada 5 tahun, datang dengan keluhan
jari tangan hingga lengan. Pasien sering lemas, ibu mengatakan
pasien menjadi lebih sering 12. Seorang pasien laki-laki, usia 25
makan, sering kencing, dan lebih tahun, IMT 22, lingkar perut 78,
mudah merasa haus, namun BB GDP 110, G2PP 140, LDL 160,
tidak meningkat. 5 hari yang lalu HDL 30, TG 220. Diagnosis
pasien sempat demam tinggi pada pasien ini adalah ....
namun sembuh dengan a. Prediabetes
sendirinya. Pemeriksaan fisik b. Diabetes
dan tanda vital dalam batas c. Sindrom metabolic
normal. Namun GDS didapatkan d. Dislipidemia
320 g/dl. Penyebab paling e. Hipertrigliserida
mungkin untuk pasien ini
sehingga terjadi peningkatan 13. Seorang wanita, 45 tahun, datang
GDS adalah .... ke IGD karena kejang sudah 6
a. Resistensi insulin jam. Sebelumnya pasien
b. Peningkatan penggunaan mengeluhkan kebas pada kaku
glukosa darah yang pada jari tangan hingga lengan.
berlebihan Pasien memiliki riwayat operasi
c. Gangguan hepar thyroiclectomy beberapa bulan
d. Destruksi sel islet beta yang lalu. Apa tatalaksana pada
pankreas pasien?
e. Kurangnya intake glukosa a. Kalsium glukonas IV
b. Kalsium laktat PO
11. Seorang perempuan berusia 23 c. Kalsium laktat IM
tahun datang ke praktik dokter d. Kalium clorida
umum dengan keluhan benjolan e. Kalium sitrat
dileher sejak 3 bulan lalu. Pasien
juga mengeluh berdebar-debar 14. Perempuan berusia 40 tahun
dan kedua tangan gemetar. Pada datang dengan keluhan
pemeriksaan TTV didapatkan td penurunan kesadaran. Dalam 3
130/80 nadi 120x/menit nafas bulan ini pasien mengeluh selalu
20x/menit suhu 37 dan kedua lapar, selalu haus dan sering
mata exopthalmus. Pada terbangun tengah malam hari
pemeriksaan lab ditemukan untuk buang air kecil. GDS
serum TSH menurun, fT3 dan 900mg/dl. Ph7,3. Diagnosa pada
fT4 meningkat. Pasien pasien ini adalah ....
dikonsultasikan ke dokter bedah a. Hiperosmolar hiperglikemi
untuk dilakukan tiroidektomi. dm tipe 1
Apa terapi awal yang dapat b. Hiperosmolar hiperglikemi
diberikan? dm tipe 2
a. Lugol c. Keatoasidosis diabetik dm
b. Bromokriptin tipe 1
c. Metimazol d. Keatoasidosis diabetik dm
d. Propitilurasil tipe 2
e. Kortikosteroid e. Sindrom hiperglikemia
15. Pasien 40th, didiagnosis DM b. Sebelum makan
oleh dokter dan diberi obat c. Sebelum tidur
glibenklamid satu kali sehari. d. Saat siang hari
Obat glibenklamid diminum saat e. Saat malam hari
....
a. Sesudah makan
PUBLIC HEALTH
Desain penelitian
Desain penelitian terdiri dari
 Analitik
o Observasional
 Cross-sectional
 Cohort
 Case-control
o Eksperimental
 Clinical trial
 Field trial
 Deskriptif
o Case report
o Case series
o Cross sectional

Observasional
Tidak ada perlakuan/intervensi, hanya diamati
Cohort
 Analisa faktor resiko, dengan mengikuti kelompok yang tidak/belum menderita penyakit
dengan faktor resiko dan tidak dengan faktor resiko
 Hasilnya : Incidence rate dan relative risk
 Keuntungan : dapat menentukan faktor risiko terjadinya penyakit karena bersifat
longitudinal observation
 Kelemahan : mahal, memakan waktu lama, drop out ratio tinggi

Case control
 Menganalisa faktor risiko dengan menentukan dua kelompok yang memiliki perbedaan
outcome (penyakit), kemudia dihubungkan dengan casual attribute nya
 Keuntungan : membutuhkan sumber daya dan dana yang lebih sedikit, serta waktu yang
lebih singkat. Baik untuk kasus langka, periode laten yang lama, dan kasus yang tidak etis
untuk dilakukan secara langsung.
 Bermanfaat ketika terjadi outbreak suatu penyakit
 Hasil : odds ratio
 Kelemahan : huungan sebab-akibat kurang dapat dibuktikan

Cross sectional
 Peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu,
observasi hanya dilakukan satu kali saja dan pengukuran variabel subjek dilakukan pada
saat pemeriksaan

Hasil
 Kohort : RR

o RR : =

o RR>1 pajanan berupa faktor resiko


o RR<1 pajanan berupa faktor protektif
 Case control : OR

o OR :

 Cross sectional

o PR : =

Case report : laporan lengkap profil suatu penderita, untuk kasus langka atau kasus
baru
Case series : gambaran beberapa penderita yang sama
Eksperimental
 Ada intervensi dari peneliti, misalnya peneliti membagi dua kelompok terhadap masing-
masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda
 Dapat menjelaskan hubungan sebab akibat yang lebih kuat

Populasi
 Populasi target : kumpulan individu yang dibatasi kriteria klinis dan demografis, dan
merupakan tujuan utama dimana hasil penelitian tersebut akan diaplikasikan
 Populasi terjangkau : populasi target yang memenuhi kriteria tempat dan waktu
 Sampel : populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi dan drop out

Uji Diagnostik
Hasil Status penyakit Total
skrining + -
+ A B A+B
- C D C+D
Total A+C B+D A+B+C+D

Sensitivitas =

Spesifisitas =

Nilai Prediksi positif =

Nilai Prediksi negatif =

Jenis variabel
 Variabel bebas/independen : variabel yang menyebabkan/mempengaruhi (merupakan
variabel yang dimanipulasi/menjadi penentu)
 Variabel terikat/dependen : variabel yang dipengaruhi/diteliti sebagai pengaruh dari
perbedaan variabel diatas
 Variabel perancu : variabel yang memengaruhi baik variabel bebas dan variabel terikat

Skala pengukuran
 Numerik
o Rasio : tidak bisa nilai minus, cth : BB, TB
o Interval : bisa nilai minus, cth : suhu
 Kategorik
o Nominal : sederajat, cth : gender, sembuh tidak sembuh, hidup-mati, gol darah
o Ordinal : bertingkat, cth : baik-sedang-buruk, stadium penyakit, kadar kolestrol
(normal-tinggi-sangat tinggi)

Classification of Sampling Technique


 Probablitiy sampling
o Simple random sampling : semua memiliki kesempatan yang sama, syarat :
populasi homogen
o Sistematic random sampling : terdapat sistematika dalam pengambilan sampel
o Stratified random sampling : populasi dibagi menjadi strata/tingkatan. Dari
setiap strata, dilakukan randomisasi
o Simple cluster sampling : populasi terbagi menjadi cluster. Dipilih cluster secara
acak. Cluster dianlisis secara utuh
 Non probability sampling
o Convinient/accident sampling : memilih siapa saja yang kebetulan ada, nyaman
dan mudah terjangkau oleh peneliti
o Consecutive sampling : setiap yang memenuhi kriteria inklusi langsung diikutkan
o Purposive/judgemental sampling : pemilihan sampel berdasarkan keputusan
peneliti semata
o Snowball sampling : subjek dipiih secara berantai, dengan subjek satu memilih
subjek yang lain.
Uji hipotesis
Uji hipotesis digunakan jika kiata akan menganalisis dua variabel, yakni variabel
bebas dan variabel bergantung (analisis bivariat). Misal : ingin dicari hubungan
antara konsumsi ekstrak kulit manggis dengan penurunan rsiko kanker prostat. Dari
informasi ini : ada 2 variabel yang ingin dikaitkan, yakni variabel bebas (konsumsi
ekstrak kulit manggis) dan variabel tergantung (risiko kanker prostat)
Untuk mengetahui ASOSIASI (hubungan) antara variabel, setidaknya terdapat dua
macam analisis yang dapat dipakai, yakni analisis bivariat komparatif dan analisis
bivariat korelatif.
Analisis bivariat komparatif : artinya Compare, menggunakan istilah perbandingan
atau perbedaan

Variabel tergantung
Variabel Variabel Tidak Berpasan
independen depende berpasa gan
n ngan
Variab Numerik T test T test
el unpair pair
indepe Kategori Mann Wilcoxon
2
nden : k ordinal Whitne
kelomp
katego y
ok
rik Kategori Chi McNema
k Square r
nominal
Numerik One Repeated
way Anova
annova
>2
Kategori Kruskal Friedma
kelomp
k ordinal wallis n
ok
Kategori Chi McNema
k square r
nominal Cochran

Analisis bivariat korelatif juga digunakan untuk mencari hubungan (asosiasi).


Kontras dengan uji komparatif, uji korelatif akan menghasilkan suatu koefisien (r).
Clue penting : jika di soal ingin mengaitkan numerik dengan numerik, hampir pasti
menggunakan uji hipotesis dengan analisis bivariat korelatif

Variabel 1 Variabel 2 Uji hipotesus


Numerik Pearson
Numerik
Ordinal Spearman

152
Regresi
Regresi memiliki analogi dengan persamaan garis. Berapa nilai variabel 2 jika nilai
variabel 1 diketahui ? dengan demikian, regresi dapat diibaratkan sebagai cara
untuk melakukan prediski terhadap 2 variabel jika diktetahui terhadap variabel 1.
Bagaimana membedakan regresi dengan kolerasi numerik pearson ??
Cth Korelatif numoerik pearson : bagaimana hubungan antara kadar hemoglobin
dengan CRP ?
Apakah ada hubngan yang kuat ? sedang ? atau lemah ? jka hemoglobin meningkat,
apakah CRP juga ikut meningkat ??
Cth Regresi numerik : bagaimana prediksi nilai CRP jika diketahui nilai hemoglobin ?
jika nikai Hb 10, berapa kira-kira nilai CRP ? jika Hb 12, bagaimana kira-kira nilai
CRP ?
Kata kunci lain yang mengarahkan ke regresi adalah sistem skoring, ingin
mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh dari banyak variabel.

Variabel Uji hipotesis Contoh


dependen
Nominal Regresi logistik Skor alvarado
Numerik Regresi linear Prediksi nilai
CRP dengan
hemoglobin

153
PUBLIC HEALTH -2

A. PUSKESMAS
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kepmenkes RI
No.128/Menkes/SK/II/2004).

Wilayah Kerja Puskesmas


• Berkaitan INPRES Kesehatan No 5 thn 1974 sejak pelita III maka konsep puskesmas
mencakup satu wilayah yang mempunyai penduduk 30.000 jiwa
• Untuk wilayah dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa dikoordinasi dengan 2 puskesmas.Salah
satu sebagai puskesmas induk dan salah satu menjadi puskesmas pembantu
• Satu dokter sebagai kepala puskesmas dapat merangkap sebagai dokter di poliklinik dan 1
dokter bertugas di puskesmas pembantu
• Rasio dokter-penduduk bervariasi mulai 1:5000 sampai 1:2500 (rata rata 1:4000)

Fungsi Puskesmas
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan lingkungan
3. Upaya kesehatan ibu dan anak
4. Upaya perbaikan Gizi
5. Upaya pencegahan dan pem-berantasan penyakit menular
6. Upaya pengobatan

Indikator Program Gizi Puskesmas


1. Cakupan pemimbangan balita
2. Cakupan vitamin A dan yodium untuk bayi, balita dan ibu nias
3. Tablet tambah darah (fe) ibu hamil
4. Status gizi balita : pelayanan terhadap gizi buruk dan MP-ASI
5. Keluarga sadar gizi
6. Kecamatan bebas rawan gizi

Klasifikasi Puskesmas
Jenis Puskesmas menurut pelayanan kesehatan medis, dibagi dua kelompok yakni:
1. Puskesmas Perawatan, pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap (memberikan
pelayanan 24 jam dan dapat merawat pasien one day care (atau maksimal selama 3 hari)
2. Puskesmas Non Perawatan, hanya pelayanan kesehatan rawat jalan (pelayanan
pengobatan di fasilitas pelayanan kesehatan dalam jam kerja saja, kecuali untuk
pelayanan persalinan)

Menurut wilayah kerjanya, dikelompokkan menjadi:

1. Puskesmas Induk / Puskesmas Kecamatan  Sasaran penduduk 30.000/puskesmas

154
2. Puskesmas Satelit / Puskesmas Kelurahan

PUSKESMAS RAWAT JALAN:


- Tidak melayani 24 jam (termasuk prosedur diagnostic dan terapuetik)
- Tenaga Kerja :
o Administrasi (non medis)-pendaftaran dan pembayaran
o Tenaga Keperawatan (paramedic)-mitra dokter dalam pemeriksaan dan
pengobatan
o Tenaga dokter (medis) – sesuai poliklinik

PUSKESMAS RAWAT INAP


- Melayani 24 jam
- Ada tambahan ruangan RA-NAP (<10 bed)
- Fasilitas IGD

Syarat Bangun PUSKESMAS RAWAT INAP:


- Jarak dgn Rumah sakit <20 km
- Mampu dicapai dgn kendaraan bermotor
- Dipimpin dokter dan tenaga kerja yang memadai
- Jumlah kunjungan min 100 orang perhari
- Penduduk wil.kerja puskesmas dan penduduk wil 3 puskesmas disekelilingnya minimal
rata-rata 20.000 orang /puskesmas
- Pemerintah bersedia mendanai

Puskesmas Pembantu (Pustu):

1. Biasanya ada satu buah di setiap desa/kelurahan


2. Membantu puskesmas induk
3. Pelayanan medis sederhana oleh perawat atau bidan, disertai jadwal kunjungan dokter
4. Sasaran meliputi 2-3 desa atau dengan jumlah penduduk 2.500 (luar jawa & bali) sampai
10.000 orang (jawa & bali)

Puskesmas Keliling (Puskel) :

1. Kegiatan pelayanan khusus ke luar gedung, di wilayah kerja puskesmas.


2. Menggunakan kendaraan bermotor roda 4, roda 2, atau perahu.
3. Pelayanan medis terpadu oleh dokter, perawat, bidan, gizi, pengobatan dan penyuluhan.
4. Menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam wilayah
kerjanya yang belum terjangkau.

System kesehatan Nasional

155
UKM UKP
PRIMER PUSKESMAS PUSKESMAS
SEKUNDER DINKOT PRAKTEK
SPESIALIS,
RS TIPE B-C
TERSIER DINPROV/ RS TIPE A
DEPKES

TIPE RUMAH SAKIT


TIPE A
Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat
pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit pusat.

TIPE B
Rumah sakit Tipe B adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran medik
spesialis luas dan subspesialis terbatas.

TIPE C
Rumah Sakit Kelas C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran
subspesialis terbatas. Terdapat empat macam pelayanan spesialis disediakan yakni pelayanan
penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak, serta pelayanan kebidanan dan
kandungan.

TIPE D
Rumah Sakit Kelas D adalah rumah Sakit ini bersifat transisi karena pada suatu saat akan
ditingkatkan menjadi rumah sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan rumah sakit tipe D hanyalah
memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.

TIPE E
Rumah Sakit Kelas E merupakan rumah sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan
hanya satu macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak tipe E yang didirikan
pemerintah, misalnya rumah sakit jiwa, rumah sakit kusta, rumah sakit paru, rumah sakit
jantung, dan rumah sakit ibu dan anak.

KLASIFIKASI RUJUKAN

156
INTERVAL REFERRAL
- Jangka waktu tertentu
- Dokter yg merujuk tidak ikut campur

COLLATERAL REFERRAL
- Raber
- 1 masalah kedokteran saja
o Cth DM , PJK

CROS REFERRAL
- Rawat Alih
- Selamanya , sepenuhnya
- Menyerahkan rekam medis

SPLIT REFERRAL
- Rujuk ke beberapa dokter spesialis
- Dokter yang merujuk tidak ikut campur
o Cth : triase IGD

Rujukan
a. Masalah Medis rujukan medis
1. Penderita/kasus
2. Pengetahuan
3. Bahan pemeriksaan
b. Kes.Masy  rujukan kesehatan
1. Teknologi/IPTEK
2. Sarana
3. Operasional

RUJUKAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN

157


• Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operasi dan lain– lain
• Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik
yang lebih lengkap.
• Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau mengirim
tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan tindakan, memberi
pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kualitas
pelayanan.

RUJUKAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

• Rujukan sarana berupa bantuan laboratorium dan teknologi kesehatan.


• Rujukan tenaga dalam bentuk dukungan tenaga ahli untuk penyidikan, sebab dan asal usul
penyakit atau kejadian luar biasa suatu penyakit serta penanggulangannya pada bencana
alam, dan lain – lain
• Rujukan operasional berupa obat, vaksin, pangan pada saat terjadi bencana, pemeriksaan
bahan (spesimen) bila terjadi keracunan massal, pemeriksaan air minum penduduk dan
sebagainya

• Rujukan horizontal : rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan dalam satu
tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang
sifatnya sementara atau menetap.
– Misalya rujukan dari RS tipe B ke RS tipe B lainnya
• Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang
berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat
pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
– Misalnya rujukan dari puskesmas ke RS

158
B. POSYANDU
- (bayi < 1 tahun, balita, BUMIL, BUSUI, BU-FAS)

MEJA 1 : Daftar
MEJA 2 : Timbang
MEJA 3 : Catat
MEJA 4 : Penyuluhan, Bayi-Ibu nya
MEJA 5 : Pengobatan, Imunisasi, Oralit

KEGIATAN POSYANDU : KIA, KB, IMUNISASI, GIZI, DIARE, SANITASI, PENGOBATAN


PROGRAM BERHASIL JIKA : > 50%

159
160
Kaidah Dasar Moral
1. BENEFICENCE
- Melakukan yang terbaik
- Dokter punya banyak pilihan dan waktu
a. Dokter beri resep generic
b. Dokter menyampaikan edukasi pada pasien
2. Non Maleficence
- PRINSIP GAWAT DARURAT
- Memberikan yang terbaik diantara yang terburuk
- Dokter menghindari tindakan yang memperrburuk kondisi pasien
a. Menolak aborsi tanpa indikasi medis
b. Menolong pasien gawat darurat
3. Autonomy
- Dokter menghormati keputusan pasien
a. Informed consent
b. Tidak membocorkan rahasia pasien
4. Justice
- Dokter memegang prinsip adil
- NO SARA
a. Pasien harus tetap antri tanpa pandang jabatan
b. Dokter melayani pasien adil tanpa pandang SARA

JENIS KELALAIAN :
MALFEASCENE : melakukan tindakan tanpa indikasi , Infeksi Virus dikasi antibiotik
MISFEACENCE : tindakan sesaui indikasi , tapi TIDAK SESUAI SOP, beri antibiotic IV tapi tidak di
skin test terlebih dahulu
NON FEASENCE : tidak melalukan tindakan yang merupakan kewajiban , pasien susp DHF –tidak
di touniquet

161
EUTHANASIA
Berdasarkan Pelaksanaan
AKTIF : intervensi aktif , cth : suntik mati
PASIF :
a. INDIREK (tidak diapa apai, lagi Cardiac arrest tidak diberi epinefrine)
b. DIREK (pasien Ventilator, dicabut ventilatornya)

Berdasarkan yang meminta


a. Volunteer : pasien yang minta
b. Involunterr : keluarga yang minta

Syarat :
- Dokter kompeten
- Informed Consent Keluarga
- Disetujui pimpinan RS, Komite Medik

162
Fakir miskin
Kelas 3, ga bisa
naik

Kelas 1 : bila gaji ≥2x Kelas 1,2,3 Kelas 1,2,3


UMR

SISTEM PEMBAYARAN :
 Fee for sevice /reimbursement out of pocket  diganti kemudian hari oleh perusahaan
 Pembayaran pra –upaya
o System kapitasi PUSKESMAS
o System paket (INA-CBGs) RS
o Sistem kelompok diagnose
o Sistem anggaran

POTONGAN GAJI- UNTUK PASUTRI DAN MAX 3 ANAK


PNS/BUMN/POLRI PEG.SWASTA

163
GAJI 2% 1%
INSTANSI 3% 4%
BPJS 5% 5%

BILA TIDAK EMERGENCY – PERGI KE FASKES SESUAI KARTU DAN MENERIMA RUJUKAN
BERTINGKAT,

BILA EMERGENCY- BISA KE RS TINGKAT APAPUN , DAN BISA KE RUMAH SAKIT BUKAN FASKESNYA,
BILA BEROBAT KE PEL.KES NON BPJS,  SETELAH EMERGENCY TERATASI RUJUK KE FAS KES
BPJS  BIAYA NANTI DITANGGUNG FAS KES BPJS KE PEL KES NON BPJS

KECELAKAAN TUNGGAL  BPJS


KECELAKAAN LALU LINTAS ( BANYAK YANG TELIBAT)  JASA RAHARJA

TIDAK DITANGGUNG BPJS :


-KECANTIKAN, SHIN SHE, CIROPRACCTIC
- INFERTILITAS
-MERATAKAN GIGI
-KESEHATAN  LUAR NEGERI
-KONTRASEPSI/ASI
Konsep Biopsikososial
• Lingkungan Fisik

Komponen lingkungan fisik diantaranya mencakup suhu udara, kelembaban, penyinaran


matahari, kebisingan, dan lain-lain.

• Lingkungan Biologi

Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman penyakit,
vektor, binatang ternak, dll.

• Lingkungan Sosial-Budaya

Informasi mengenai keadaan sosial budaya masyarakat juga sangat bermanfaat dalam
menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan

Pola hubungan Dokter pasien

1. Priestly model (paternalistik)  dokter dominan


2. Colegial model (partnership)  dokter dan pasien adalah mitra dengan tujuan yang
sama .
3. Engineering model (pasien dominan)

164
Pelayanan Kedokteran Keluarga
HOLISTIK

• Mencakup seluruh tubuh jasmani dan rohani pasien (whole body system), nutrisi
• Tidak hanya organ oriented
• Patient and Family oriented
• Memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial pada ekosistemnya.

KOMPREHENSIF (Menyeluruh)

• Tidak hanya kuratif saja, tapi pencegahan dan pemulihan


• Health promotion
• Spesific protection
• Early diagnosis and Prompt treatment
• Disability limitation
• Rehabilitation
• Penatalaksanaan tidak hanya patient oriented, tapi juga family oriented dan community
oriented

BERKESINAMBUNGAN

• Tidak sesaat, ada follow upnya dan perencanaan manajemen pasien

TERPADU / TERINTEGRASI

165
• Memakai seluruh ilmu kedokteran yang telah di dapat bekerja sama dengan pasien,
keluarga, dokter spesialis atau tenaga kesehatan lain

FAMILY ASSESSMENT TOOL


1. Family Genogram  pohon keluarga
a. Silsilah keluarga
b. Informasi : anggota keluarga, status perkawinan, meninggal, hubungan
emosional, konflik
2. Family life cycle  Siklus hidup keluarga
a. Isinya tahapan perkembangan dalam keluarga.
b. Mulai dari lahir remaja dewasa muda menikah punya anak lansia
3. Family APGAR
a. Menilai kepuasan anggota keluarga
b. Adaptation(sesuai kewajiban), Partnership(saling membantu), Growth(bebas
berkembang), Affection(kasih saying) dan Resolve(kebersamaan).
Primer : health Promotion
Secondary : Spesific Protect- Early Diag
Tersier : Disability-Rehabilitation

166
1. Penelitian cross sectional antara Pake Sun 4 8
merokok dan dengan kanker paru Block
Kanker Tidak Tidak pake 10 10
kulit kanker kulit Sun Block

167
Berapakah faktor resiko tidak 4. Pada suatu wilayah puskesmas
pake sun block dengan kanker ditemukan peningkatan jumlah
kulit? penderita dengan keluhan sakit
a. 0,5x dibandingkan dengan kepala dari siswa SMP. Dokter
tidak merokok mencurigai adanya pengaruh
b. 1,5x dibandingkan dengan kebiasaan makan makanan di
tidak merokok warung yang banyak
c. 2x dibandingkan dengan mengandung MSG yang
tidak merokok berlebihan di lingkungan sekitar.
d. 3x dibandingkan dengan Waktu penelitian yang akan
tidak merokok dilakukan hanya singkat. Apakah
e. 4x dibandingkan dengan metode penelitian yang tepat
tidak merokok pada kasus ini?
a. Cohort
2. Dokter diajak melakukan b. Deskriptif
penelitian di RS untuk c. Eksperiment
mengetahui hubungan hipertensi d. Case control
dengan aktivitas fisik dengan e. Cross sectional
biaya yang hemat dan efisien.
Apa desain penelitian yang 5. Peneliti ingin meneliti hubungan
digunakan? antara meminum pil KB dengan
a. Cross sectional kejadian Ca Mammae. Dari 150
b. Case control orang peminum pil KB, yang
c. Cohort terkena Ca adalah 30 orang.
d. Studi deskriptif Sedangkan dari 300 orang yang
e. Quasi eksperimental tidak minum pil KB, dijumpai
285 orang tidak terkena Ca.
3. 10 pasien anak-anak datang Besarnya faktor resiko terkena
bersamaan ke IGD dengan Ca mammae pada peminum Kb
keluhan muntah dan pusing adalah ....
setelah makan snack. Setelah a. (30/150) : (15/300)
diselidiki ada 250 orang b. (30x285) : (120x15)
memakan snack, setelah c. (30/120) : (15/285)
beberapa saat 40 anak lain d. (30/285) x (120/15)
dibawa ke IGD dengan keluhan e. (30/120) x (15/285)
yang sama. Setelah dilakukan
pertolongan semua baik namun 6. Seorang dokter di puskesmas
terdapat 1 anak yang meninggal mengadakan penelitian
dunia. Berapa case fatality rate sederhana antara hubungan pola
pada kasus ini? hidup sehat (variabel bebas)
a. 1/250 dengan infeksi kecacingan
b. 1/40 (variabel terikat). Variabel pola
c. 1/50 hidup sehat diukur dengan skor
d. 1/10 antara 0-100. Variabel infeksi
e. 40/250 kecacingan dinilai sebagai ada

168
infeksi dan tidak ada infeksi. Uji mengambil sampel 200 subjek
statistik yang sesuai adalah .... dengan cara dari suatu wilayah
a. Kai square terdapat 20 blok rumah.
b. Regresi linier Kemudian dipilih menjadi 5
c. T independent blok. Masing blok diambil 40
d. AMVO orang. Metode pengambilan
e. Kruskal wallis sampel seperti itu adalah ....
a. Simple random sampling
7. Dokter di puskesmas melakukan b. Stratified sampling
penelitian pada 3 kelompok ibu c. Cluster random sampling
hamil yang mendapatkan Fe,Zn d. Systematic random sampling
dan Fe+Zn, keefektifannya e. Multistage sampling
dilihat berdasarkan Hb. Metode
analisis yang dipakai untuk 10. Di suatu wilayah, terdapat 32
penelitian ini adalah .... orang yang berobat ke
a. Study t test puskesmas karena gigitan kera
b. Anova liar. Rerata 5 orang setelah
c. Kai square tergigit menderita demam, 2
d. T dependent minggu setelah kejadian seorang
e. T independent mengalami kejang kemudian 3
hari setelahnya meninggal.
8. Seorang peneliti melakukan Sebelumnya tidak pernah
penelitian dengan mengambil terdapat kejadian gigitan kera
masing-masing 200 sample dari liar. Istilah yang tepat untuk
kelompok anak yang sudah kasus diatas adalah ....
diimunisasi BCG dan tidak a. Endemic
pernah diimunisasi BCG. Dari b. Epidemic
anak yang telah diimunisasi c. Pandemic
terdapat 40 anak yang terkena d. Outbreak
campak, sedangkan dari anak e. Sporadik
yang tidak pernah diimunisasi
BCG terdapat 80 anak yang 11. Pasien datang ke puskesmas
terkena campak. Hitung odd dengan keluhan demam sejak 4
ratio nya .... hari, tidak terus menerus, ada
a. 160x40/80x120 bintik-bintik kemerahan di
b. 40x120/160x80 badan. Dokter menganjurkan
c. 160x80/40x120 melakukan pemeriksaan
d. 120x40/160x80 laboratorium dan didapatkan
e. 40x80/120x160 hasil Hb 9 g/dl, eritrosit 6000,
trombosit 80.000. Apa prinsip
9. Seorang dokter ingin melakukan yang sudah dilakukan dokter?
penelitian tentang kebutuhan a. Pencegahan primer
puskesmas yang dibutuhkan oleh b. Pencegahan sekunder
masyarakat pada suatu wilayah. c. Pencegahan tersier
Terdapat dua wilayah yang akan d. Disability limitation
diamati. Kemudian peneliti e. Rehabilitation

169
menjadwalkan operasi tanpa
12. Ada seorang pasien gangguan menanyakan persetujuan kepada
jiwa yang diketahui sedang pasien. Apa aspek etik yang
hamil, kemudian pasien tersebut dilanggar dokter tersebut?
mengalami perdarahan. Pasien a. Justice
diantar keluarganya datang ke b. Beneficence
dokter dan direncanakan c. Non-Malficence
persalinan bayi tersebut. d. Autonomy
Keluarga datang kepada dokter e. Independently
dan bilang ingin dokter
melakukan sterilisasi pada pasien 15. Anda bertugas di sebuah
tersebut agar tidak dapat hamil puskesmas sebagai dokter dan
lagi karena gangguan jiwa yang anda ingin mengetahui tingkat
sedang dialaminya. Hal tersebut kesehatan bayi di lingkungan
masuk ke dalam kaidah moral anda. Menurut SKDN dengan S:
apa? jumlah balita di seluruh wilayah
a. Beneficence anda, K: jumlah balita yang
b. Nonmaleficence memiliki KMS, D: jumlah balita
c. Autonomy yang ditimbang di posyandu, N:
d. Justice jumlah balita yang naik berat
e. Altruism badannya. Maka yang mengukur
baik dan kurangnya peran serta
13. Perempuan datang dengan masyarakat di wilayah kerja
perdarahan pervaginam 2 bulan. anda digunakan rumus?
Terdapat benjolan di perut. a. K/S
Anemis, konjungtiva pucat. b. D/S
Pasien belum pernah hamil c. D/N
sebelumnya. Dokter d. N/S
menyarankan untuk e. N/D
histerektomi. Prinsip
kedokteran? 16. Pasien koma di ICU dan
a. Autonomy tergantung ventilator. Keluarga
b. Beneficence menghendaki untuk mengakhiri
c. Non-maleficence hidup pasien dengan suntik obat
d. Justice penenang. Tapi dokter menolak
e. Videlity keinginan keluarga. Sikap dokter
berlandaskan apa?
14. Seorang laki-laki usia 60 tahun a. Autonomy
datang ke IGD RS dengan b. Beneficence
keluhan nyeri kepala sejak 2 hari c. Nonmaleficence
lalu. Dari anamnesa, pasien d. Justice
didiagnosa tumor otak sejak 6 e. Veracity
bulan lalu. Dokter mengatakan
kepada pasien bahwa tumornya 17. Di puskesmas A, diketahui
sudah berkembang dengan jumlah seluruh bayi: 500. Bayi
progresif dan langsung yang ditimbang berat badan:

170
495. Bayi yang naik berat b. Justice
badannya: 480. Bayi yang c. Autonomy
memiliki KMS: 500. Berapa d. Beneficence
tingkat partisipasi masyarakat? e. Alturism
a. 90%
b. 94% 20. Sebuah RS yang bekerja sama
c. 95% dengan BPJS memiliki
d. 99% pelayanan sbb:
e. 100%  Pelayanan gawat darurat
 Pelayanan dokter spesialis:
18. Pasien perempuan umur 60 spesialis penyakit dada,
tahun diantar oleh anaknya ke bedah, anak
dokter keluarga dengan keluhan  Pelayanan dokter spesialis
kaki kanan bernanah dan tidak penunjang: spesialis
bisa berjalan. Pasien diketahui radiologi, laboratorium
mempunyai riwayat DM sejak Termasuk tipe RS?
20 tahun yang lalu. Dokter akan a. RS tipe A
melakukan pengobatan dan b. RS tipe B
perawatan serta berkunjung ke c. RS tipe C
rumahnya untuk mengetahui d. RS tipe D
perkembangan pengobatan. e. RS tipe E
Prinsip apa yang digunakan
dokter tersebut? 21. Ruangan radiologi yang
a. Holistik menggunakan sinar X umumnya
b. Komprehensif berdinding tebal atau bahkan
c. Berkesinambungan dilapisi dengan Pb. Bagi petugas
d. Koordinatif RS yang ditempatkan di ruangan
e. Preventif radiologi wajib untuk
menggunakan pakaian khusus,
19. Seorang perempuan usia 40 yaitu apron yang berbahan Pb.
tahun dibawa ke RS swasta Kewajiban tersebut termasuk
dengan keluhan nyeri dada dalam?
menjalar dan baru dirasakan a. Health promotion
pertama kali, setelah ditangani b. Spesific protection
dengan memberikan injeksi dan c. Early diagnosis & Prompt
obat pertama kali akhirnya treatment
dokter merujuk ke RS d. Disability limitation
pemerintah dikarenakan keadaan e. Rehabilitation
ekonomi pasien yang kurang
mampu untuk mendapatkan 22. Seorang pasien datang setelah
terapi selanjutnya sehingga mengalami kecelakaan di tempat
mencegah keparahan pada kerja sekitar 1 jam yang lalu.
pasien. Kaidah apa yang Pasien memiliki BPJS
dilakukan dokter tersebut dalam ketenagakerjaan. Dengan apakah
mengambil keputusan? klaim pembayaran tsb?
a. Non-Maleficence a. Jamsostek

171
b. BPJS kesehatan a. Kapitasi
c. BPJS ketenagakerjaan b. INA CBG’S
d. Out of pocket c. Fee for service
e. Jasa Raharja d. Non kapitasi
e. Out of pocket
23. Dokter puskesmas ingin
melakukan fogging karena angka 26. Dr Eni adalah dokter keluarga di
DBD yang meningkat. Tetapi klinik Rawat Sehat yang
puskesmas tidak memiliki alat mendapat px rujuk balik dr RS.
fogging. Sehingga puskesmas Px membawa kelengkapan surat-
meminjam ke dinas kesehatan. surat dari RS yang isinya berupa
Jenis rujukan? keterangan bahwa px dapat
a. Rujukan sarana dan logistik dirawat di fasilitas kesehatan
b. Rujukan operasional tingkat satu. Apa jenis rujukan
c. Rujukan horisontal yang sesuai?
d. Rujukan vertikal a. Colaterral referral
e. Rujukan teknologi b. Split referral
c. Vertical referral
24. Seorang wanita 40 th datang ke d. Cross referral
dokter umum di suatu klinik e. Horizontal referral
dengan keluhan batuk lama
disertai keringat malam dan
penurunan berat badan. Setelah
dianamnesa, didapatkan suami
pasien mengkonsumsi obat Tb
sudah 2 bulan. Dokter berencana
merujuk pasien ke puskesmas
untuk pemeriksaan sputum. Jenis
rujukan?
a. Split referral
b. Vertical referral
c. Horisontal referral
d. Cross referral
e. Colateral referral

25. Walikota baru saja membuat RS


tipe D pratama. Dengan
membangun kamar rawat inap
dengan 100 bed setara dengan
kelas 3. Untuk kemitaraan
dengan BPJS menggunakan
sistem pembayaran?

172
ANAK

PRETEST

173
1. Bayi laki-laki lahir spontan usia 4. Bayi 9 bulan dibawa oleh ibunya
kehamilan 30-31 minggu, dengan keluhan bayi mengalami
ketuban jernih, APGAR score 7- kesulitan ketika menyusu,
8, dan dirawat di incubator.
keringat yang berlebihan dan
Beberapa saat setelah lahir bayi
merintih, sesak dan sianosis, berat badan tidak bertambah. Ibu
nadi 130x/menit, bising jantung juga melihat sepertinya anaknya
(-), temperature 37,2C. terlihat sesak. Demam (-), batuk
Diagnosis apa yang paling pilek (-). Pada pemeriksaan fisik
mungkin pada pasien ini? jantung ditemukan BJ I-II
P. Penyakit membrane hyalin (normal), murmur pansistolik (+)
Q. Transient tachypnea of
di apeks. Anak tidak tampak
newborn
R. Asfiksia perinatal biru. Apakah diagnosis pasien
S. Aspirasi mekonium tersebut?
T. Pneumonia neonatal P. ASD
Q. Stenosis Aorta
2. Bayi laki-laki usia 4 hari datang R. VSD
dibawa oleh ibunya ke UGD S. TOF
karena muntah darah, anak T. Stenosis pulmonal
terlihat lemah dan tidak mau
menetek. Diketahui bayi lahir di 5. Anak usia 6 hari kuning sejak
paraji. Apakah pengobatan untuk usia 4 hari. BB saat lahir 3000
bayi tersebut? gram, spontan, normal, diberikan
P. Vit k 3 mg ASI sejak lahir. Dari
Q. As. Tranexamat 500 mg pemeriksaan fisik didapati
R. Etamsilat 500 mg
jaundice kramer II. Keadaan
S. Omeprazole 40 mg
T. Ranitidin 40 mg yang sesuai dengan pasien ini
adalah...
3. Bayi usia 3 hari datang dengan P. ABO inkompabilitas
dibawa ibunya dengan keluhan Q. Rhesus inkompatibilitas
badan kuning sejak 1 hari. R. Defisiensi G6PD
Pada pemeriksaan seluruh S. Breastfeeding jaundice
badan kuning hingga telapak T. Belum sempurna fungsi hati
tangan. Bilirubin total = 18
mg/dL. Stage kanker pada bayi 6. Bayi usia 2 hari dibawa ibunya
di atas adalah… ke puskesmas karena ada
a. Kremer 1 benjoaln di belakang kepala.
b. Kremer 2 Pasien lahir dengan proses
c. Kremer 3 persalinan spontan, lahir di
d. Kremer 4 bidan, berat lahir 3200 gram.
e. Kremer 5 Persalinan berjalan lama karena
ibu kelelahan mengedan. Setelah

174
lahir bayi tampak aktif, Pemeriksaan fisik pada bayi
menangis kuat, langsung tidak ditemukan kelainan, bayi
menyusu pada bagian oksipital tidak demam, tampak sehat dan
kepala, diameter 8 cm, minum ASI seperti biasanya.
kemerahan, lunak, dan melewati Riwayat kelahiran bayi ini lahir
garis tengah kepala. Diagnosis spontan dengan BBL 2700 gram,
dan tatalaksana yang tepat pada usia kandungan 37 minggu, air
pasien ini adalah.. ketuban jernih dan bayi langsung
A. Sefal hematoma; observasi menangis. Ayah dan ibu bayi ini
benjolan dan perdarahan bergolongan darah B. Penyebab
B. Kaput suksadenum; berikan ikterus yang paling mungkin
terapi sinar untuk mencegah dialami bayi ini adalah...
ikterus a. Ikterus neonatorum karena
C. subgaleal hematom; awasi inkompatibilitas rhesus
kemungkinan komplikasi berupa b. Ikterus neonatorum karena
anemia dan ikterus inkompatibilitas ABO
D. subdural hematom; evakuasi c. Ikterus neonatorum
perdarahan fisiologis
E. kaput suksadenum; observasi d. Ikterus neonatorum karena
benjolan dan perdarahan sepsis
e. Ikterus neonatorum karena
7. Ny.K, melahirkan bayi usia 37 infeksi TORCH
minggu dengan BB 3500 gram,
lahir SC dengan APGAR menit 1 9. Seorang ibu datang ke IGD,
sebesar 5, lalu APGAR menit 5 membawa anaknya umur 6 bulan
adalah 8. Bayi lahir dengan dengan keadaan seperti tertidur,
pertolongan secara spontan. reflex pupil (-), ubun-ubun
Ketuban jernih. Setelah 30 menit cekung, turgor kembali sangat
bayi tampak agak sesak RR 78x lambat. Dua hari sebelumnya
dengan pernafasan cuping setiap diberi susu formula selalu
hidung. Kemungkinan yang muntah, diare, kembung. Ibu
menyebabkan hal ini adalah… juga mengatakan pantat anaknya
A. Hyalin membrane disease kemerahan. Diagnosis yang tepat
B. Sindrom aspirasi mekonium adalah?
C. Transient tachypnea of P. Diare akut disentri tanpa
newborn dehidrasi
D. Asfiksia Q. Diare akut disentri
E. Bronkopneumonia dehidrasi ringan sedang
R. Diare akut non disentri
8. Seorang bayi usia 6 hari dibawa tanpa dehidrasi
ibunya ke puskesmas dengan S. Diare akut non disentri
keluhan kuning. Kuning timbul dehidrasi ringan sedang
sejak bayi berusia 3 hari dari T. Diare akut non disentri
bagian mata, wajah hingga perut. dehidrasi berat

175
C. Memberikan antibiotika
10. Tindakan apa yang harus segera peroral
dilakukan kepada anak di atas? D. mengganti susu ASI dengan
A. Menghentikan pemberian susu rendah laktosa
ASI E. Memberi garam oral
B. Rehidrasi cairan lewat IV
e. Tonsilitis kronis eksaserbasi
11. Seorang anak laki-laki berusia 4 akut
tahun dibawa ke klinik dokter
umum dengan keluhan demam
sejak 5 hari yang lalu. Keluhan 13. Anak 5 tahun datang dengan
didahului dengan batuk, pilek keluhan sesak sejak 2 jam
dan ruam kemerahan yang SMRS. Pada pemeriksaan fisik
menyebar ke seluruh tubuh. Dari didapatkan suhu 38oC, napas
pemeriksaan didapatkan 40x/menit. Pemeriksaan
konjungtiva hiperemis dan ruang orofaring didapatkan benjolan
makulopapular seluruh tubuh. abu-abu yang sulit dilepas
Apakah diagnosis yang disertai gejala obstruksi jalan
mungkin? nafas grade 3. Pemeriksaan
a. Morbili mikroskopik ditemukan
b. Roseola infantum gambaran seperti drum stick.
c. Penyakit Kawasaki
d. Scarlet fever Terapi antibiotik untuk penyakit
e. Rubela tersebut adalah ....
a. Makrolid
b. Quinolon
c. Metronidazol
12. Anak, demam sejak 3 hari yang d. Kloramfenikol
lalu. Pasien tampak sakit berat. e. Tetrasiklin
Pada pemeriksaan fisik
didapatkan RR 40 x/menit, suhu
38 Celcius. Pada inspeksi 14. Seorang anak laki-laki 5 tahun,
orofaring didapatkan benjolan datang dengan keluhan demam
keabuan pada tepi selaputnya. dan nyeri tenggorokan.
Pada pemeriksaan swap Pemeriksaan fisik di dapatkan
didapatkan gambaran drum stick suhu 38oC, terlihat selaput warna
(+). Diagnosa pada pasien keabuan pada tonsil yang sulit
adalah? dilepaskan, bull neck (+). Terapi
a. Difteri apa yang tepat diberikan?
b. Pertusis a. ADS 40.000 IM
c. Tonsilitis akut b. ADS 20.000 IM
d. Faringitis c. Penisilin prokain 40.000
U/kgBB/hari IM

176
d. Penisilin prokain 20.000 ekstremitas bawah kanan kiri
U/kgBB/hari IM keras. Diagnosis yang tepat
e. ADS 80.000 IV ialah ....
a. Enterokolitis nekrotikans
b. Pneumonia
c. Hipoglikemia dan hipotermia
15. Anak X, 7 tahun, datang dengan
berat
keluhan sesak 2 jam lalu. Sesak
d. Sepsis neonatorum awitan dini
berbunyi saat bernafas, pasien e. Sepsis neonatorum awitan
gelisah, posisi duduk bungkuk, lambat
hanya dapat mengucapkan
sepatah kata. Serangan terakhir
terjadi kemarin. Diagnosis yang
17. Seorang anak perempuan, 2
mungkin adalah ....
tahun, datang dibawa ibunya
a. Asma episodik jarang serangan
untuk kontrol kesehatan. 6 bulan
ringan
b. Asma episodik jarang serangan yang lalu pasien mantoux test (-),
sedang sekarang mantoux test (+). Tidak
c. Asma episode sering serangan ada keluhan batuk maupun
sedang demam, ataupun gejala klinis
d. Asma episodik sering serangan lainnya yang mengarah pada TB,
berat hasil BTA (-), rontgen dalam
e. Asma persisten serangan berat batas normal. Riwayat kontak
dengan pasien TB tidak ada. Apa
tindakan selanjutnya?
16. Bayi laki-laki usia 2 hari dibawa a. Ulangi rontgen 2 bulan lagi
ke puskesmas dengan keluhan b. Ulangi mantoux tiap bulan
c. Profilaksis INH 6 bulan
tidak mau minum. Sehari
d. INH dan rifampicin 2 bulan
sebelumnya minum susu
dilanjutkan INH selama 6 bulan
formula. Tidak ada keluhan e. Profilaksis INH 2 bulan
muntah. Riwayat lahir spontan di
bidan, kehamilan cukup bulan,
BBL 2700 gr, APGAR score 8-9,
18. Anak laki-laki umur 1 tahun 20
riwayat ketuban pecah dini 2 hari
bulan datang karena batuk sejak
sebelum lahir. Pasien
3 hari yang lalu. Jika batuk
dipulangkan bidan 24 jam setelah
pasien sesak sampai membiru
lahir. Pada pemeriksaan
dan mengeluarkan suara whoop
didapatkan BB 2600 gr, letargis,
sesudahnya. Pada stadium
napas 48x/menit terkadang
o penyakit apakah pasien tersebut?
ireguler, suhu 36,2 C, nadi a. Pertusis stadium katarrhal
120x/menit kuat. Pasien tampak b. Pertusis stadium prodromal
ikterik, abdomen sedikit distensi, c. Pertusis stadium paroksismal

177
d. Pertusis stadium konvalesen b. Amoxicilin 3 x 500 mg
e. Pertusis stadium rekonvalesen c. Axiclovir 4 x 500 mg
d. Asam Mefenamat 3 x 500 mg
e. Dexametason 3 x 0.5 mg
19. Anak, 12 tahun, dibawa oleh ke
puskesmas dengan keluhan
bengkak pada kedua pipi di 20. Anak laki-laki, 10 tahun,
bawah telinga sejak 3 hari yang mengeluh muntah sejak 1 hari
lalu. Bengkak terasa panas dan lalu muntah 5-7 x/hari. Nyeri
nyeri saat ditekan. Keluhan perut kanan atas. Mual tidak mau
disertai demam tinggi selama 3 makan. Demam sejak 5 hari lalu,
hari, pegal-pegal, nyeri sendi, selalu tinggi terus menerus. 2
mulut terasa kering dan pahit, hari lalu mata kuning. BAK
dan penurunan nafsu makan. seperti teh (+). Pasien duduk di
Pemeriksaan fisik tekanan darah kelas 4 SD dan memiliki
120/80 mmHg, nadi 90x/menit kebiasaan jajan di pinggir jalan.
RR 20x/menit S 38,5oC. Status Pemeriksaan fisik didapatkan
lokalis pada regio bukal sinistra nadi 120x/menit, napas
o
et dekstra menunjukkan 24x/menit, suhu 38,5 C, sklera
pembengkakan yang memanjang ikterik, nyeri tekan kuadran
dari depan liang telinga sampai kanan atas (+), hepar teraba 3 jari
rahang bawah berukuran 5x3x2 dibawah arcus costae. Terapi
cm dengan konsistensi kenyal, yang tepat adalah ....
a. Interferon
hangat, tidak ada makula eritem,
b. Antibiotik
nyeri tekan ada. Pengobatan yang c. Antipiretik
diberikan berupa .... d. Imunuglobulin
a. Paracetamol 3 x 500 mg e. Antivirus

Ilmu Kesehatan Anak


Neonatologi
Pemeriksaan APGAR
Kriteria 0 1 3

178
Warna Pucat Merah pada Merah
atau bagian tubuh pada
biru dan biru pada tubuh dan
ekstremitas ekstremita
s
HR Absen <100 >100
pernafa Absen Lambat dan Pernafasa
san tidak teratur n baik dan
menangis
Refleks Absen Grimace dengan Batuk atau
facial movement bersin
minimal
Tonus Absen Sdikit fleksi pada Gerak
otot ekstremitas ekstremita
s aktif

Resusitasi Neonatus
1. Jika bernafas, menangis dengan tonus baik :
a. Pastikan bayi hangat
b. Keringkan bayi
c. Lanjutkan observasi
2. Jika salah 1 poin dari nomor 1 tidak terpenuhi:
a. Pastikan bayi tetap hangat
b. Posisikan dan bersihkan jalan nafas
c. Keringkan dan stimulasi
d. Posisikan kembali
3. Observasi kembali, jika tidak bernafas atau megak-megap HR<100
a. Lakukan VTP
b. Bila HR tetap <100 lihat pengembangan dada adekuat atau tdak, jika telah
adekuat, lanjutkan VTP sambil mengevaluasi posisi, adanya obstruksi jalan nafas,
kebocoran sungkup
c. Bila HR<60 : kompresi dada dengan 3:1
4. Jika bernafas spontan, tapi ada distres pernafasan (takipnea, retraksi, atau merintih) :
pakai CPAP
5. Jika bernafas spontan, tapi sianosis tanpa ada distres pernafasan : pertimbangkan
suplementasi oksigen

Imunisasi dasar
1. BCG

Dilakukan satu kali untuk mencegah penyakit TBC. Dapat diberikan setelah bayi lahir di
tempat pelayanan kesehatan. Namun disarankan diberikan pada anak usia 2 bulan.
Apabila sudah berumur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberculin

179
Diberikan : 1x

2. Hepatitis B

Paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah dan didahului dengan penyuntikan vit
K. Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B diberikan vaksin hepatitis B dan
imunoglobulin hep B pada ekstremitas yang berbeda

Diberikan : saat lahir, bulan 1 dan 6

3. DPT-Hib

Diberikan pada usia 2 bulan

Diberikan : bulan 2,3,4

4. Polio

Diberikan pada saat bayi dipulangkan dari fasilitas pelayanan kesehatan berupa vaksin
polio oral. Selajutnya untuk polio 1,2,3 dan booster dapat diberikan vaksin OPV atau IPV

Diberikan : saat lahir, bulan 2,3,4

5. Campak

Vaksin campak ke dua tidak perlu diberikan pada usia 24 bulan apabila sudah diberikan
pada usia 15

Diberikan : bulan 9

Gangguan Pernafasan Neonatus


Asfiksia Neonatorus
Definisi
Kondisi terganggunya pertukaran gas intrapartum, yang apabila menetap dapat
menyebabkan hipoksemia dan hiperkarbia progresif serta asidosis metabolik

180
Kriteria Asfiksia Neonatus
 Nilai apgar menit ke 5 0-2
 Terdapat asidosis pada pemeriksaan darah tali pusat (pH<7)
 Gangguan neurologis (kejang, hipotonia, koma, dll)
 Gangguan sistem multiorgan

Tanda bahaya gawat nafas


 Sianosis
 Apnea
 Stridor
 Kesulitan bernafas (gasping)
 Retraksi dada yang berat
 Syok

Evalusi kegawatan nafas biasanya menggunakan Down Score

Hyaline Membran disease /Acute Respiratory Distress Syndrome


Definisi
Merupakan sindroma gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama
pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang (<34 minggu)
Etiologi
Defisiensi surfaktan, karena kurang bulan sehingga pematangan paru belum
sempurna
Karakteristik
 Terjadi pada bayi lahir prematur
 Gangguan nafas termasuk takipnea (>60x/menit), retraksi dada, sianosis terjadi segera
setelah lahir dan menetap atau berlangsung selama 48-72 jam pertama kehidupan
 Gambaran X ray : ground glass appearance, pola retikulogranular seragam dan
bronkogram udara perifer

Tatalaksana
 Terapi surfaktan
 Dukungan pernafasan
 Dukungan cairan dan nutrisi
 Terapi antibiotik

Transient Tachypnea of newborn


Definisi
Suatu penyakit ringan pada neonatus yang mendekati cukup bulan atau cukup bulan
yang mengalami gawat nafas segera setelah lahir dan hilang dengan sendirinya
dalam waktu 5-7 hari
Tanda klinis TTN
 Neonatus biasanya hampir cukup bulan

181
 Takipnea, nafas cuping hidung, retraksi dada dan sianosis
 Biasanya membaik dalam 24 jam dan menghilang dalam 5-7 hari
 Pada x ray : hiperinflasi dada, garis pada perihilar, kardiomegali ringan, peningkatan
volume paru, cairan pada fisura minor, dan umumnya ditemukan cairan pada rongga
pleural

Tatalaksana
 Umum :
o Pemberian Oksigen
o Pembatasan cairan
o Pemberian asupan setelah takipne membaik
 Konfirmasi diagnosis dengan membuang penyebab takipnea yang lain

Sindrom Aspirasi mekonium


Definisi
Distres pernafasan yang terjadi pada bayi baru lahir dengan cairan ketuban yang
terwarnai dengan mekonium
Diagnosis
Anamnesis
 Kehamilan lebih buan
 PE atau E
 Ibu dengan DM
 Gangguan pertumbuhan intrauterine
 Oligohidramnion
 Ibu perokok berat
 APGAR skor 5 menit yang rendah
 Gawat janin

Pemfis
 Tanda-tanda bayi lebih bulan
 Tali pusar terwarnai mekonium
 Apnea, gasping, sianosis, pernafasan cuping hidung, retraksi interkostal
 Rongki, mengi
 Pada pengisapan mulut dan jalan nafas terdapat mekonium

Radiologi
 Hiperinflasi dada
 Infiltrat kasar yang menyebar di lapangan paru
 Efusi pleura minimal
 Atelektasis paru

Tatalaksana
 Intubasi secepatnya  mekonium aspirator

182
 Antibiotik : ampisilin 50mg/kgbb/dosis
 Surfaktan
 Nitrit oksida inhalasi

Kejang demam
 Kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh diatas 38 derajat.
 Demam disebabkan proses ekstra kranial
 Usia antara 6 bulan-6 tahun. Mayoritas 12-18 bulan

Klasifikasi
 Kompleks : kejang demam fokal, lebih dari 15 menit, atau berulang dalam 24 jam
 Sederhana : kejang bersifat umum, singkat, dan hanya sekali dalam 24 jam

Tatalaksana
Saat kejang
 Di rumah : diazepam supp5 mg (BB<12kg), 10 mg (BB>12kg), maksimal diberi 2x dengan
jarak 5 menit
 Di rumah sakit
o Diazepam IV 0.2-0.5 mg/kgBB, maksimal 10 mg
o Fenitoin 20mg/kgBB iv (diencerkan dalam NS) selama 20 menit
o Fenobarbital 20mg/kgBB iv selama 5-10 menit
o ICU knock down

Profilaksis intermiten
Kejang demam dengan faktor resiko :
 Usia muda saat awitan kejang I
 Riwayat KD pada keluarga kandung
 Suhu yang rendah saat kejang
 Interval yang pendek antara demam dan kejang
 Defisit neurologis berat
 Berulang 3x/6 bln, 4x/lebih dalam 1 tahun
 Obat diazepam 0.3 mg/kgBB/kali, diberikan selama 48 jam

Profilaksis Kontinu
 Bila didapatkan salah satu : kejang fokal, kejang > 15 menit, defisit neurologis yang berat
 Obat fenobarbital atau asam valproat
 Diberikan selama 1 tahun

Malnutrisi
Kekurangan Energi Protein (KEP)
Definisi
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein
dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan Gizi

183
Klasifikasi :
KEP Ringan, sedang, berat  dapat dilihat dalam kurva WHO atau CDC
Adapun KEP berat secara klinis dibagi menjadi 3 tipe, yaitu marasmus, kwasiorkor,
dan marasmik-kwasiorkor. Tanpa melihat berat badan, bila disertai edema tanpa
penyakit lain adalah KEP berat tipe kwasiorkor.
Perbedaan kwasiorkor dan Marasmus
Kwasiorkor Marasmus
Edema Ada Tidak ada
Perubahan Sering Jarang
rambut
Perubahan Sering Jarang
status mental
Dermatosis Sering Tidak pernah
Nafsu makan tidak baik Baik
Lemak Berkurang Tidak ada,
subkuan namun ada baggy pants
Wajah Edema Reyot, seperti
orang tua

Kriteria Diagnosis
 Anamnesis makanan
 Klinis, termasuk antopometri
 Laboratorium : darah rutin, albumun, protein total, ureum, kreatinin, kolestrol, KGD,
elektrolit, Fe, TIBC, bilirubin, waktu perdarahan
 Urin

Penyulit
 Mudah terserang infeksi
 Diare
 Hipotermia
 Hipoglikemi
 Anemia

Tatalaksana KEP berat


Pada tatalaksanaan rawat inap KEP berat di rumah sakit terdapat 5 aspek penting
yang perlu diperhatikan
 10 prinsip dasar pengobatan rutin KEP
 Pengobatan penyakit penyerta
 Kegagalan pengobatan
 Penderita pualgn sebelum rehabilitasi
 Tindakan pada kegawatan

10 langkah utama pengobatan KEP berat


1. Atasi/cegah hipoglikemia
2. Atasi/cegah hipotermia
3. Atasi/cegah dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

184
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Koreksi defisiensi mikronutrien
8. Fasilitas tumbuh kejar
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi atau mental
10. Siapkan dan rencanakan tindak lanjur setelah tumbuh

 Defisiensi vitamin A : berikan Vit A pada hari 1,2 dan 14


o Umur > 1 tahun : 200.000/kali
o 6-12 bulan : 100.000/kali
o <6 bulan : 50.000/kali
 Pengobatan dan pencegahan infeksi
o Pemberian antibiotik spektrum luas : Kotrimoksazol, ampisilin, amoksisilin
o Vaksinasi campak
o Dapat ditambahkan metronidazol
 Pemeberian makanan
o Fase stabilisasi (7 hari) : F75 : 80-100kkal/kgBB/hari
o Fase transisi (hari ke 8-14) : F100 : 100-159kal/kg/hari
o Fase rehabilitasi : F75 : 150-220 kkal/kgBB/hari

185
Kelainan Jantung Kongenital
Tetralogy of Fallot
Penyakit jantung bawaan Sianotik berupa kelainan :
 Pulmonary stenosis
 VSD besar
 Overriding Aorta
 Hipertrofi ventrikel kanan

Gejala
 Sianosis, terutama disekitar bibir dan ujung-ujung jari
 Dyspnea on exertion
 Spells terjadi saat aktivitas, menyusui
 Clubbing finger
 Murmur sepanjang tepi sternum kiri

Penunjang
 Foto thoraks : boot shape heart, penurunan vaskularisasi paru
 Ekokardiografi : kelainan katup dan DSV dengan jelas

Transportasi Arteri Besar


Ketidak sesuaian atrioventrikular : aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri
pulmonal keluar dari ventrikel kiri
Manifestasi klinis
 Sianosis berat tampak beberapa jam setelah lahir
 Murmur tidak terdengar jika tidak terdapat defek septum ventrikel

Penunjang
 Foto thoraks : jantung berbentuk telur dengan mediastinum sempit

Atrial Septal Defect (ASD)


Pembukaan persisten pada ineratrial septum yang menyebabkan adanya hubungan
langsung antara atrium kanan dan kiri
Gejala
 Kebanyakan asimtomatik
 Dyspnea on exertion
 Palpitasi, takiaritmia, stamina menurun

Pemeriksaan fisik
 S2 Wide split dan fixed split
 Bisik ejeksi sitolik di daerah pulminal

Ventrikular Septal Defect (VSD)


Gejala
 VSD yang kecil : asimtomatik
 VSD besar : gejala CHF, termasuk takipnea, poor feeding, gagal tumbuh, infeksi saluran
bawah yang berulang

186
Pemeriksaan fisik
 Holosistolik murmur (semakin kecil defek, suara murmur semakin keras)
 Mid diastolik rumble pada apeks
 Thrill

Patent Ductus Arteriosus


Pembuluh darah yang mengubungkan pulmonary arteri dengan descending aorta
pada fetus
Manifestasi klinis
 Asimtomatis
 Gejala CHF termasuk takipnea, poor feeding, gagal tumbuh kembang, ispa berulang
 Fatigue, dyspnea, palpitasi
 Continuous, machinary murmur yang terdengar di regio subclavicular

Koarktasio Aorta
Merupakan penyempitan aorta, aliran darah yang menuju descending aorta dan
ekstremitas bawah menjadi berkurang, lama kelamaan dapat menyebabkan
hipertensi pada ekstremitas atas
Pemeriksaan fisik
 Murmur sepanjang tepi sternum kiri
 S2 tunggal dan keras
 Thrill di sepanjang batas kiri sternum
 Tekanan darah ekstremitas atas dan bawah berbeda
 X ray thoraks : boot shape

187
Acquired Prothrombin Complex Deficiency
Defisini
Suatu perdarahan serius pada periode infant awal karena kekurangan kompleks
protrombin. APCD merupakan salah satu dari Vitamin K Feficiency Bleeding (VKDB)
Gejala Klinis
 Perdarahan
 Konvulsi (kejang)
 Anemia

Faktor Resiko
 Obat-obat yang mengganggu metabolisme vitamin K yang diminum ibu selama
kehamilan (Antikonvulsan, antibiotik, antituberkulosis, dan antikoagulan)
 Kurangnya asupan Vit K pada bayi yang mendapat ASI eksklusif
 Malabsorbsi vit K akibat kelainan usus atau diare

Mekanisme
Vit K akan mengganggu faktor II, VII, IX, dan X
Diagnosis
Anamnesis
 Onset perdarahan
 Lokasi perdarahan
 Pola pemberian makanan
 Riw obat selama kehamilan

Pemeriksaan Fisik
 Adanya perdarahan di saluran cerna, umbilikus, hidung, berkas sirkumsisi dan lain
sebagainya

Penunjang
 Waktu pembekuan memanjang
 PT, aPTT
 TT normal
 USG, CT dan MRI kepala

Pencegahan
 Pemberian Vit K pada bayi baru lahir
 TatalaksanaBAyi yang dicurigai mengalami VKDB : vit K1 dengan dosis 1-2 mg/hari
selama 1-3 hari  subkutan
 Pemberian FFP pada ayi dengan perdarahan yang luas dengan dosis 10-15 ml/kg

188
Diare dan dehidrasi
Definisi
Diare adalah BAB dengan konsistensi lebih lunak atau cair, yang terjadi lebih dari
satu atau sama dengan 3 kali dalam 24 jam
Klasifikasi
 Berdasarkan lama berlangsung
o Diare akut : <14 hari
o Diare persisten : >=14 hari
 Berdasarkan patomekanisme
o Diare sekretorik
o Diare Invasif
o Diare Osmotik

Etiologi
 Virus : paling sering adalah rota virus
 Bakteri
o Shigella
o Salmonella
o Yersinia
o Campilobacter
o Dll
 Parasit
o Entamoeba histolitika, giardia lambia, dan criptosporodium
 Malabsorbsi karbo
 Alergi
 Keracunan makanan

Dehidrasi
Klasifikasi
 Tanpa dehidrasi
 Dehidrasi ringan sedang
 Dehidarasi berat

Kriteria dehidrasi
Dehidrasi KU Turgor Rasa Mata
kulit haus
Tanpa Baik Kembali Masih Normal
dehidrasi cepat bisa
minum
Ringan Iritabilitas Kembali Anak Cekung
sedang lambat merasa
haus
Dehidrasi Penurunan Kembali Malas Cekung
berat kesadaran sangat minum
lambat

189
Penatalaksanaan
 Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
 Zinc (<6 bulan: 10 mg, >6 bulan :20mg) diberikan selama 10 hari berturut-turut
 ASI dan makanan lain tetap di teruskan
 Antibiotik selektif
 Nasehat atau penyuluhan kepada orang tua

Rencana Terapi A (tanpa dehidrasi) :


 Beri cairan lebih dari biasanya
 Berikan zinc
 Makanan tetap diberi
 Antibiotik selektif
 Jumlah cairan yang diberi tiap kali BAB
o Anak usia < 1 tahun : 50-100 ml
o Anak 1-5 tahun : 100-200
o Anak 5-12 tahun : 200-300
o Dewasa : 300-400

Rencana Terapi B (dehidrasi ringan sedang):


 Berikan oralit 75 ml x BB selama 3 jam
 Setelah 3 jam, lakukan penilaian, jika tetap dehidrasi, ulangi langkah diatas, jika sudah
membaik, lakukan paket A

Rencana Terapi C (dehidrasi berat)


Berikan cairan IV : 100ml/kgBB dalam dosis terbagi
UMUR Pemberian Pemberian 70
30ml/kgBB ml/kgBB

< 1tahun 1 jam 5 jam

>=1 tahun 30 menit 2.5 jam

Antibiotik

Penyebab DOC Alternatif

Kolera Tetrasiklin Eritromisin


50mg/kgBB/ 50mg/kgbb/hari
hari

Shigella disentri Cotrimoksazol Cefiksim 10


50 mg/kgBB/hari
mg/kgBB/hari

Tiamfenikol 50

190
mg/kgbb/hari

Amoebiasis Metronidazol
giardiasis 20-50
mg/kgBB/hari

Neonatal Hiperbilirubinemia

Definisi

Keadaanklinis bayi yang ditandai dengan pewarnaa kuning dan sklera akibat akumulasi bilirubin
tak terkonjungasi yang berlebih

Secara klinis akan tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin serum 5-7 mg/dL

Klasifikasi

Tanya dan Tanda dan gejala Klasifikasi


lihat

191
Onset ikterus Segera setelah lahir

Pada hari pertama

Pada usia > 14 hari

Daerah ikterus Ikterus lutut, siku atau Patologis


lebih

Bayi kurang Kurang bulan


bulan

Warna tinja Pucat

Ikterus usia 3-13 hari Fisiologis

Tanda patologis (-)

Ikterus patologis

 Cut Off > 15mg/dl pada bayi cukup bulan


 Awitan terjadi sebelum usia 24 jam
 Ikterus bertahan
o > 8 hari pada bayi cukup bulan
o > 14 hari pada bayi prematur

Etiologi berdasarkan waktu


 Ikterus yang berkembang cepat pada hari 1 kemungkinan besar
o Rhesus, ABO, atau penyakit hemolitik lain
o Sferositosis

 Usia > 48 jam


o 2-3 hari awal : breast feeding jaundice
o >1 minggu : breastmilk jaundice
o Persisten di usia > 1 bulan : atresia biliaris
o Infeksi
o Defisiensi G-6-PD

Perbedaan Breastfeeding jaundice dengan brest-milk jaundice


Breastfeeding Breast milk
Onset 7 hari pertama Hari ke 4,

192
kehidupan saat memuncak
produksi ASI pada hari ke
belum banyak 14, lalu
menurun
perlahan
Patofisiologi Ikterus karena Ikterus akibat
kekurangan minum ASI dan
asupan ASI akan
sehingga berkurang saat
terjadi ASI dihentikan
sirkulasi
enterohepatik

Derajat Kuning (kramer)


 Laju sefalokaudal
o Wajah : 5 mg/dL
o Dada atas : 10 mg/dL
o Abdomen dan paha atas : 15 mg/dl
o Telapak kaki : 20 mg/dL

Zona Bagian tubuh Rata-rata


yang kuning serum bilirubin
indirek
1 Kepala dan 6
Leher
2 Pusat-leher 9
3 Pusat-paha 12
4 Lengan dan 15
tunkai
5 Tangan dan >15
kaki

Tatalaksana
 Terapi sinar : mengguanakan pancaran sinar (460-490nm), jarak lampu bayi 35-50 cm
 Status hidrasi dan pemberian minum
 Monitoring kadar bilirubin
 Transfusi tukar
 Obat-obatan : fenobarbital, IVIG, metaloporphyrins, cholestryramin

Trauma lahir pada bayi


Trauma kepala
1. Kaput suksadenum
a. Subkutan, ekstraperiosteal
b. Isinya darah, edema
c. Pitting, lunak
d. Tidak meningkat setelah lahir

193
e. Melintasi sutura
f. Sembuh sendiri dalam beberapa hari
2. Sefalhematoma
a. Subperiosteal
b. Isinya darah
c. Padat, tegang
d. Meningkat setelah lahir
e. Tidak melintasi sutura
f. Sembuh senidir 2-8 minggu
3. Perdarahan subgaleal
a. Dibawah gakea aponeorosis
b. Isinya darah
c. Padat, berfluktiasi, menyebar ke seluruh kavarium hingga leher
d. Meningkat setelah lahir
e. Melewati sutua
f. Dapat menyebabkan shock
g. Tatalaksana suportif

Paralisis bahu
Paralisis ERB
Gangguan ekstremitas atas pada bayi akibat paralisis saraf perifer C5 dan C6.
Kejadian ini biasanya terjadi akibat traksi yang terlalu keras pada kasus distosia
bahu
Gejala
Kehilangan mobilitas lengan atas : posisi : lengan adduksi dan rotasi internal, siku
akan mengalami ekstensi dan pronasi lengan bawah dan pergelangan tangan fleksi.
Paralisis Klumke
Gangguan ekstremitas akibat paralisis parsial dari pleksus brakialis bagian bawah
C8-T1 akibat distosia bahu
Gejala
Paralisis lengan bawah dan tangan, lengan berada dalam posisi supinasi dan
pergelangan tangan pada posisi ekstensi

194
Demam Reumatik Akut
Definisi
Merupakan komplikasi nonsupuratif infeksi strepto B hemolitikus grup A di faring
yang diperantarai oleh respon imunologis tipe lambat, biasanya timbul 1=5 minggu
sesudah infeksi tersebut
Kriteria Demam Reumatik Akut
Kriteria Jones
Mayor Minor
Poliartritis CRP meningkat
Carditis Arthralgia
Nodus subcutaneus Fever
Eritema marginatum Elevated ESR
Syndeham chirea PR interval memanjang
Anamnesis of rheuma??
LEukositosis

 Poliartritis
o Melibatkan 1 sendi besar
o Terdapat tanda radang pada sendi
 Karditis (minimal 1 dari 4 kriteria)
o Bising jantung organik
o Perikarditis
o Kardiomegali pada x ray
o CHF
 Eritema marginatum
o Makila/papula kemerahan yang berbatas tegas, menyebar secara melingkat atau
serpiginosa, tidak sakit atau gatal, hilang pada penekanan
o Terutama pada badan dan proksimal ekstremitas bagian dalam, tidak pernah
diwajah
 Nodul subkutan
o Nodul bulat, keras, tidak nyeri, tidak gatal dan mudah digerakkan dengan
diameter 0.2-2 cm. Biasanya pada daerah ekstensor
 Syndeham korea
o Gerakan spontan tidak terkoodinasi, tanpa tujuan, diserta kelemahan otot,
bicara cadel
 Bukti infeksi step b hemolitikus
o Peningkatan ASTO > 120-400 IU atau kultur apus tenggorok

Diagnosis
Menggunakan kriteria jones
 2 kriteria mayor ATAU
 1 kriteria mayor + 2 kriteria minor

Terapi
 Benzatin Penisilin G : BB<30 : 600.000 IU im

195
 Benzatin Penisilin G : BB>30 : 1.2 juta IU im ATAU
 Eritromisin 40-50 mg/KgBB/hari dibagi 2-4 dosis selama 10 hari ATAU
 Penisilin V 4x250 mg PO selama 10 hari

Difteri
Definisi
Suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh karena toksin dari
bakteri dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa
dan penyebarannya melalui udara. Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium
Diphteriae
Etiologi
C. Diphteriae : gram (+), tidak bergerak, tidak berkapsul, tidak membentuk spora,
dapat mengeluarkan eksotoksin
Manifestasi klinis
 Difteri saluran pernafasan
 Difteri hidung
 Difteri tonsil faring
 Difteri laring
 Difteri kulit
 Difteri vulvovaginal, konjungtiva, dan telinga

Diagnosis
Gambaran klinis dibagi menjadi 3
 Gejala umum : demam subfebris, nyeri kepala, badan lemah, anoreksia
 Gejala lokal : tonsil membengkak  pembuluh darah melebar  keluarkan sel darah
putih sel sel nekrosis  terbentuk fibrin  membran putih keabu-abuan
(pseudomembran)  membran yang sukar diangkat dan mudah berdarah.
 Gejala akibat exotoksin : biasanya terjadi setelah 4-7 minggu terinfeksi kuman difteri :
o Pada jantung : miokarditis
o Saraf kranial : lumpuh otot palatum dan pernafasa
o Pada ginjal : albuminuaria

Penunjang
 Laboratorium : sediaan langsung, gram, metilen blue
 Sediaan langsung diambil dari pseudimembran dan usap tenggorok
 Biakan

Tatalaksana
 Antitoksin : ADS
o Difteri hidung : 20.000 IM
o Difteria tonsil : 40.000 IM/IV
o Difteria faring : 40.000 IM/IV
o Difteria laring : 40.000 IM/IV
o Kombinasi lokasi : 80.000 IM/IV

196
o Difteri+penyulit, bullneck : 80.000 – 100.000 IM/IV
o Terlambat berobat (>72 jam) : 80.000 – 100.000 IM/IV
 Antibiotik
o Prokain penisilin 25.000-50.000 U/KgBB/ hari i.m, tiap 2 jam selama 14 hari atau
bila hasil biakan 3 hari berturut-turut (-)
o Eritromisin 40-50mg/kgBB/hari selama 14 hari
o Penisilin G kristal aqua 100.000-150.000 U/KgBB/hari, IM atau IV dibagi dalam 4
dosis
 Kortikosteroid
o Prednisosn : 1-1.5 mg/kgbb/ hari PO dibagi dalam 3-4 dosis pada ksus berat
selama 4 hari

Infeksi Saluran nafas


Pneumonia
Klasifikasi pneumonia berdasarkan WHO
 Bayi kurang dari 2 bulan
o Pneumonia berat : nafas cepat atau retraksi yang berat
o Pneumonia sangat berat : tidak mau menetek, kejang, letargis, demam atau
hipotermia, bradipnea atau pernafasan ireguler
 Anak umur 2 bulan-5 tahun
o Pneumonia ringan : nafas cepat
o Pneumonia berat : retraksi
o Pneumonia sangat berat : tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, malnutrisi

Tatalaksana pneumonia
Rawat jalan/ ringan
 Kotrimoksazol 4 mg/kgbb/kali selam 3 hari atau
 Amoksisilin 25mg/kg/kali selama 3 hari

Rawat inap (berat dan sangat berat)


 Amipisilin/amoksisilin (25-50mg/kgbb/kali IV atau IM setiap 6 jam). Bila anak memberi
respon baik dala 24-72 jam, lanjutkan selama 5 hari. Selanjutnya dilanjutkan dengan
amoksisilin oral 15mg/kg/kali utk 5 hari berikutnya
 Bila klinis memburuk sebelum 48 jam, tambahkan kloramfenikol (25mg/kg/kali IM atau
IV setiap 8 jam)
 Bila dengan klinis yang snagt berat, berikan kombinasi ampisilin-kloram atau ampi-genta

Bronkiolitis
Merupakan infamasi bronkiolis terutama disebabkan oleh RSV, adenovirus, dll yang
mengenai anak usia <2 tahun. Gejala klinis : demam subfebris, nafas cepat, retraksi
dan wheezing

197
Tatalaksana : simtomatik, karena etiologi yang paling sering adalah RSV

Pertusis
Definisi
Penyakit akibar infeksi bordetella pertusis dan bordetella parapertusis, basil gram
(-) yang dikarakteristikkan dengan batuk paroksismal dengan diakhiri inspirasi
dalam sehingga terdengan bunyi whoop. Disebut juga whooping cough
Stadium
 Kataralis : hidung tersumbat, rinorea, demam subfebris, sulit dibedakan dari infeksi
biasa. Penularan terjadi dalam stadium ini
 Stadium paroksismal : batuk paroksismal yang lama, bisa diikuti dengan whooping atau
stadium apnea. Bisa disertai muntah
 Stadium konvelesens : batuk kronik hingga beberapa minggu

Tatalaksana
 Suportif umum : oksigen
 Antibiotik : Eritromisin 30-50mg/kgBB/ hari dalam dosis terbagi (maks 2 gram) selama
14 hariatau Azitromisin 10 mg/kgbb/hari selama 5 hari

Croup (laringotrakeobronkitis viral)


Infeksi virus di saluran nafas atas yang menyebabkan penyumbatan. Merupakan
penyebab stridor tersering pada anak. Gejala : batuk menggonggong (barking
cough). Stridor, demam, suara serak, nafas cepat disertai tarikan dinding dada
Pemeriksaan penunjang : foto AP nect soft tissue, akan didapatkan gambaran steeple
sign (pencil-point sign) yang terjadi karena penyempitan subglotik
Tatalaksana : Steroid dosis tunggal Deksa metason 0.6mg/kg IM/PO dapat diulang
dalam 6-24 jam. Epinefrin 1:1000 2mL dalam 2-3 ml NS dinebul

198
Eksantema Akut
Merupakan gejala ruam kemerahan yang terjadi pada anak. Paling banyak
disebabkan oleh virus. Berdasarkan etiologinya dapat dibedakan menjadi
Morbili/measles/rubeola/campak
Etiologi : paramyxovirus
MI : 8-12 hari
Masa infeksius : 1-2 hari sebelum prodormal hingga 4 hari setelah keluar rash
Gejala klinis
 Demam tinggi 2-3 hari pertama
 3 C (cough, conjuntivitis, corryza)
 Ruam makulopapular pada hari ke 3 demam dan disertai demam tinggi.
 Bercak koplol
 Urutan timbul nya ruam : bagian belakang telinga, tubuh, ekstremitas

Komplikasi :
 OMA
 Bronkopneumonia
 Ensefalitis
 Perikarditis
 Dll

Tatalaksana :
Simtomatik dan pemberian Vit A 100.000 IU/oral 3 hari berturut
Rubella
Etiologi : infeksi Togavirus
MI : 14-21 hari
Infeksius : 5-7 hari sebelum rash hingga 3-5 hari setelah keluar rash.
Gejala klinis
 Demam subfebris
 Ruam muncul bersamaan dengan demam, ruam muncul dari wajah, leher, tubuh,
ekstremitas
 Malaise, nyeri tenggorok, nausea, limfadenopati

Tatalaksana : simtomatik
Roseolla Infantum
Etiologi : HHV tipe 6
MI : 9-15 hari
Gejala klinis
 Demam tinggi 40 derajat 3-4 hari
 Rash muncul dan demam langsung turun
 Ruam muncul pertama kali di tubuh, lalu ke atas, baru ke bawah
 Sering pada ada 6 bulan-3 tahun

Scarlet Fever
Etiologi : Group A strepto

199
Primernya : faringitis, tapi sekundernya infeksi kulit
Gejala klinis :
 Ruamnya sunburn like, scarlatiniform. Terutama di ketiak, leher, selangkangan
 Strawberry toung
 Faring inflamasi, tonsil hiperemis dan edema

Tatalaksana
 Penisilin 250-500 mg/x, 1 hari 2-3x per hari selama 10 hari
 Eritromisin

TBC anak
Pada umumnya, anak yang terinfeksi TB tidak menunjukkan gejala yang khas, sering
terjadi over/underdiagnosed.
BATUK bukan merupakan gejala Utama TB pada anak.
Pertimbangkan tuberkulosis pada anak jika :
 BB berkurang dalam 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh
 Demam sampai 2 minggu tanpa sebab yang jelas
 Batuk kronik >= 3 minggu
 Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa

Penegakkan Diagnosis TB anak didasrkan 4 hal


 Konfirmasi bakteriologis TB
 Gejala klinis yang khas TB
 Adanya bukti infeksi TB (tuberculin atau kontak TB)
 Foto thoraks sugestif TB

Sistem skoring digunakan untuk mendiagnosis TB anak, namun bila tidak terdapat
fasilitas pemeriksaan tuberculin dan foto thoraks, maka skoring ini akan tidak dapat
terpenuhi eluruh komponennya, sehingga dibuat alur diagnositik berdasarkan klinik
dan pemeriksaan bakteriologis
Sistem skoring jika nilai diatas >6
Tatalaksana TB anak

200
TB klinis
TB kelenjar
Efusi pleura TB 2RHZ + 4 HR
TB paru dengan
kerusakan luas
TB paru terkonfirmasi
bakteriologis
2RHZE + 4 HR
EB ekstra paru (selain
meningitis, dan TB
tulang)
TB tulang
2RHZE + 10 HR
TB meningitis
TB milier

Profilaksis
Pengobatan profilaksis pada anak hanya diberikan pada pasien dengan kontak TB
dan tidak bergejala, yaitu kelompok infeksi laten TB (tuberculin positif) dan
terpajan (tuberculin negatif)
Profilaksis diberikan selama 6 bulan dengan dosis 10mg/kgBB/hari, maksimal
300mg sehari
Umur HIV Hasil Tatalaksana
Pemeriksaan
Balita +/- ILTB PP INH
Balita +/- Terpajan PP INH
>5 tahun + ILTB PP INH
> 5 tahun + Terpajan PP INH
>5 tahun - ILT B Observasi
> 5 tahun - Terpajan Observasi

201
202

Anda mungkin juga menyukai