LARINGITIS KRONIS
Disusun oleh :
Fitri Diyah Karina
20184010062
Diajukan kepada :
dr. Bakti Setio Gustomo, Sp.THT KL
PRESUS
LARINGITIS KRONIS
November 2018
Oleh :
FITRI DIYAH KARINA
20184010062
Disetujui oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Penulis meyakini bahwa karya tulis ilmiah ini tidak akan dapat tersusun
tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. dr. Bakti Setio Gustomo, Sp.THT-KL. selaku pembimbing Kepaniteraan
Klinik bagian Ilmu THT di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo yang telah
berkenan memberikan bantuan, pengarahan, dan bimbingan dari awal
sampai selesainya penulisan Presentasi Kasus ini.
2. Pasien di Poliklinik THT yang sudah bersedia meluangkan waktunya
untuk dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
3. Bapak ibu perawat di bagian THT RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
yang telah berkenan membantu berjalannya Kepaniteraan Klinik bagian
Ilmu THT.
Semoga pengalaman dalam membuat Presentasi Kasus ini dapat
memberikan hikmah bagi semua pihak. Mengingat penyusunan Presentasi Kasus
ini masih jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat menjadi masukan berharga sehingga menjadi acuan untuk penulisan
Presentasi Kasus selanjutnya.
Wonosobo, November 2018
iii
iv
Penulis
DAFTAR ISI
PRESENTASI KASUS.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
LAPORAN KASUS.................................................................................................1
A. Identitas Pasien..........................................................................................1
B. Anamnesis.................................................................................................1
C. Pemeriksaan Fisik......................................................................................3
5. Diagnosis...................................................................................................8
6. Penatalaksanaan.........................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9
A. ANATOMI................................................................................................9
B. DEFINISI................................................................................................18
C. EPIDEMIOLOGI....................................................................................18
D. ETIOLOGI..............................................................................................20
E. PATOFISIOLOGI...................................................................................20
F. GEJALA KLINIS....................................................................................22
G. DIAGNOSIS...........................................................................................22
H. PENATALAKSANAAN........................................................................24
I. PROGNOSIS...........................................................................................26
BAB III..................................................................................................................27
v
vi
KESIMPULAN......................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 40 Tahun
Alamat : Wonosobo
NO RM : 715442
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama
keluhan nyeri tenggorokan kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu. Pasien
dan sembuh. Tetapi pasien datang kembali lagi ke poli karena merasakan
sakit yang begitu hebat dan mengaku yang terparah sejak 1 bulan yang
lalu. Diikuti demam , hidung tersumbat, nyeri menelan (+) dan suara
serak saat berbicara (+) . Pasien mengaku sedang batuk dan pilek (+)
1
2
5. Anamnesis Sistem
Sistem Digestif : BAB lancar, lendir (-) darah (-) mual (-)
muntah (-)
6. Resume anamnesa
yang lalu, sekitar 1 bulan yang lalu kambuh lagi diikuti nyeri ketika
C. Pemeriksaan Fisik
c. Vital Sign :
Nadi : 75x/menit
Respirasi : 18x/menit
Temperatur :36,5°C
SpO2 : 96%
2. Status Generalisata
a. Kepala :
Bentuk : mesochepal
Telinga
dan kering, tonsil tidak edem dan tidak hiperemis, gigi lengkap
b. Leher :
c. Thorax :
Pulmo
dada kanan dan kiri simetris saat statis dan dinamis, tidak
paru kiri.
Cor
gallop (-)
d. Abdomen :
Inspeksi : Datar
Perkusi : Timpani
ekstremitas
3. Status Lokalis
a. Regio laring
(+)
6
Hasil :
Kesan :
b. Rontgen thorax PA
Hasil :
- Cor : tak tampak membesar
- Pulmo : corakan bronkovaskuler kasar
Diaphragma dbn dan sinus dbn
Kesan :
5. Working Diagnosis
Laringitis Kronis
6. Diagnosis banding
- Faringitis
- Bronkitis
7. Penatalaksanaan
- Betadine gargle 1
8. Prognosis
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
1. Laring
Cartilago laring
- Cartilago epigloticca
9
10
valecullae.
- Cartilago thyroidea
inferior.
11
- Cartilago cricoidea
anterior yang sempit dan lamina posterior yang lebar. Pada bagian
lateral nya ada facies articularis sirkular yang akan bersendi dengan
arytenoidea.
12
- Cartilago arythenoidea
bagian atas dan basis di bagian bawahnya. Dimana bagian apex nya
bagian basis nya bersendi dengan cartilage cricoidea. Pada basis nya
- Cartilago cuneiformis
13
tersebut.
- Cartilago cornicula
meninggi.
Aditus Laryngis
menghadap ke laryngopharynx.
Cavitas Laryngis
yang berisi lig. Vocalis. Rima glottidis adalah celah di antara plico
Syndesmosis Laryngeus
menjadi :
1. Membrana Thyrohyoidea
2. Ligamen Hyoepiglotticum
15
3. Ligamen Cricotracheal
laryng
1. Membrana Quadrangularis
3. Lig. Thyroepiglotticum
dan posterior.
cricoarytenoideum
Musculi Laryngei
n. laryngeus inferior)
inferior)
17
inferior)
inferior)
Adapun fungsinya :
a. Menegangkan : m.cricothyroidea
b. Mengendorkan : m. Thyroarytenoidea
a. Membuka : m. Thyroepiglotticus
a. Otot-otot Depressor :
+ m. Omohyoideus
+ m. sternohyoideus
+ m. sternothyroideus
b. Otot-otot Elevator :
+ m. Mylohyoideus
+ m. Stylohyoideus
+ m. Thyrohyoideus
+ m. Stylopharyngeus
+ m. Palatopharyngeus
Vaskularisasi Larynx
B. DEFINISI
parau. Pada peradangan ini seluruh mukosa laring hiperemis dan menebal dan
Laringitis kronik adalah proses inflamasi pada mukosa pita suara dan laring yang
19
terjadi dalam jangka waktu lama. Laringitis kronik terjadi karena pemaparan oleh
C. EPIDEMIOLOGI
bayi usia 0-5 bulan didapatkan 5.2 dari 1000 anak per tahun, pada bayi usia 6-12
bulan didapatkan 11 dari 1000 anak per tahun, pada anak usia 1 tahun didapatkan
14.9 dari 1000 anak per tahun, pada anak usia 2-3 tahun didapatkan 7.5 dari 1000
anak per tahun, dan pada anak usia 4-5 tahun didapatkan 3.1 dari 1000 anak per
tahun.
24.3, 39.7, 47, 31.2, dan 14.5, dan dari data-data tersebut didapatkan 1.26%
serangan croup selama tahun pertama kehidupan 107 kasus dari 961 anak.
Laringitis atau croup mempunyai puncak insidensi pada usia 1-2 tahun. Sebelum
20
D. ETIOLOGI
deviasi septum yang berat, polip hidung, bronchitis kronik atau tuberculosis
4. Pekerjaan yang terus menerus terpapar oleh debu dan bahan kimia;
E. PATOFISIOLOGI
21
Pada keadaan normal, plika vokalis membuka secara halus, membentuk suara
pada beberapa kasus suara dapat menjadi lemah atau bahkan tidak terdengar.
Laringitis kronis merupakan inflamasi dari mukosa laring dan pita suara
sel dari epitelium saluran nafas lokal yang bersilia, ditandai dengan edema
terlibat, kebanyakan ditemukan pada dinding lateral dari trakea dibawah pita
sempit, bahkan sampai hanya sebuah celah. Daerah glotis dan subglotis pada
bayi normalnya sempit, dan pengecilan sedikit saja dari diameternya akan
berkurang. Sumbatan aliran udara pada saluran nafas atas akan berakibat
terjadinya stridor dan kesulitan bernafas yang akan menuju pada hipoksia
ketika sumbatan yang terjadi berat. Hipoksia dengan sumbatan yang ringan
ventilasi dan perfusi akibat sumbatan dari saluran nafas bawah atau infeksi
F. GEJALA KLINIS
Laringitis ditandai dengan suara yang serak, yang disertai dengan puncak
suara (vocal pitch) yang berkurang atau tidak ada suara (aphonia), rasa
terjadi juga demam sampai 39-40, walaupun pada beberapa anak dapat tidak
terjadi. Gejala tersebut ditandai khas dengan perburukan pada malam hari,
dan sering berulang dengan intensitas yang menurun untuk beberapa hari dan
dipegangi tegak. Pada anak yang lebih dewasa penyakitnya tidak begitu
pernafasan yang ringan. Kebanyakan pasien hanya bergejala stridor dan sesak
nafas ringan sebelum mulai sembuh. Gejala tersebut sering disertai dengan
gejala-gejala seperti pilek, hidung tersumbat, batuk dan sakit menelan. Pada
23
G. DIAGNOSIS
pemeriksaan penunjang.
menerus, dan anak bisa sampai megap-megap (air hunger). Bila terjadi
sumbatan total jalan nafas maka akan didapatkan hipoksia dan saturasi
oksigen yang rendah. Bila hipoksia terjadi, anak akan menjadi gelisah
difus bersama dengan pelebaran pembuluh darah dari pita suara. Pada
24
didapatkan
H. PENATALAKSANAAN
Perawatan Umum
1. Istirahat berbicara dan bersuara selama 7 hari atau lebih (vocal rest)
3. Menghirup uap hangat dan dapat ditetesi minyak atsiri / minyak mint bila
(saline 0,9 %) yang dikemas dalam bentuk semprotan hidung atau nasal
spray
Perawatan Khusus
Terapi Medikamentosa
Pencegahan
banyak air karena cairan akan membantu menjaga agar lendir yang
26
I. PROGNOSIS
satu minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3 tahun penyakit ini
menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan
KESIMPULAN
pada laring yang biasanya kelanjutan dari penyakit sinusitis kronis,deviasi septum
yang berat, polip hidung atau bronchitis kronis.Penyakit ini bagi penderita anak
kurang dari 3 tahun bisa menjadi penyakit yang berat. Hal ini dikarenakan pada anak
dapat menimbulkan udem laring dan subglotis sehingga obstruksi jalan nafas yang
sangat berbahaya dalam waktu beberapa jam saja penderita akan mengalami obstruksi
total jalan nafas sementara itu pada orang dewasa tidak terjadi secepat pada anak.
Laringitis akut ini juga dapat tejadi dari kelanjutan infeksi saluran nafas seperti
influenza atau common cold. infeksi virus influenza (tipe A dan B), parainfluenza
(tipe 1,2,3), rhinovirus dan adenovirus. Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae,
cuaca, pemakaian suara yang berlebihan, trauma, bahan kimia, merokok dan minum-
Adapun gejala klinis yang sering kita temukan pada laringitis kronis ini
adalah suara parau bahkan sampai hilangnya suara atau afoni, sesak nafas bahkan
stridor, nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan berbicara, gejala common cold dan
inflenza, dan pada pemeriksaan fisik kita akan menemukan mukasa laring yang
hiperemis, membengkak terutama dibagian atas dan bawah pita suara dan juga
didapatkan tanda radang kronis dihidung atau sinus paranasal atau paru. Obstruksi
jalan nafas akan ditemukan apabila ada udem laring diikuti udem subglotis yang
27
28
terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering terjadi pada anak berupa anak
menjadi gelisah, air hunger, sesak semakin bertambah berat, dan pada pemeriksaan
fisik akan ditemukan retraksi suprasternal dan epigastrium yang dapat menyebabkan
yang adekuat dan kortikosteroid. Umumnya penderita laringitis kronis tidak perlu
dirawat dirumah sakit namun ada indikasi dirawat di rumah sakit apabila
penderitanya berumur kurang dari setahun, tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau
axhausted, diagnosis penderita masih belum jelas dan perawatan dirumah kurang
memadai.
pemulihannya selama satu-dua minggu. Namun pada anak khususnya pada usia 1-3
tahun penyakit ini dapat menyebabkan udem laring dan udem subglotis sehingga
dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan bila hal ini terjadi dapat dilakukan
.
DAFTAR PUSTAKA
29