Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan akhir-akhir ini
mengalami kesulitan untuk dapat menangkap pembicaraan anggota keluarga. Hasil tes
garputala adalah sebagai berikut:
Rinne - +
Weber Lateralisasi -
Swabach Diperpanjang Sama
Bing Indeferent Deferent
Pembahasan :
Dari hasil tes garputala di atas pada tes Rinne didapatkan bahwa pada telinga kanan pasien
hasilnya negative, sedangkan pad telinga kiri pasien didapatkan hasil positif. Tujuan tes Rinne
adalah untuk membandingkan pendengaran melalui penghantaran suara oleh tulang dan
udara. Dari hasil tes rinne tersebut dapat dinterpretasikan sebagai berikut :
• Tes Rinne positif = hantaran udara (AC) > hantaran tulang (BC) = probandus memiliki
pendengaran normal atau mengalami tuli persepsi
• Tes Rinne negatif = hantaran tulang (BC) > hantaran udara (AC) = probandus mengalami tuli
konduksi.
Dapat disimpulkan bahwa pada telinga kanan pasien kemungkinan mengalami Tuli Konduksi,
sedangkan pad telinga kiri pasien normal atau mengalami tuli persepsi atau tuli sensorineural.
Kemudian pada tes Weber didapatkan terjadi lateralisasi ke telinga kanan, sedangkan pada
telinga kiri tidak mengalami lateralisasi. Tujuan dari tes Weber adalah untuk membandingkan
pendengaran melalui penghantaran suara oleh tulang pada kedua telinga pasien. Dari hasil tes
Weber tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
Selanjutnya pada tes Swabach didapatkan hasil pada telinga kanan tes Swabach diperpanjang
(tidak mendengar suara), sedangkan pada telinga kiri tes swabach sama (mendengar suara).
Tujuan dari tes Swabach adalah untuk membandingkan daya hantar suara melalui tulang
(tulang mastoid) antara probandus dengan orang normal (penguji). Dari hasil tersebut dapat
diinterpretasikan sebagai berikut :
Dapat disimpulkan bahwa pada telinga kanan pasien kemungkinan mengalami tuli konduksi,
sedangkan pada telinga kiri pasien normal
Terakhir pada tes Bing didapatkan hasil pada telinga kanan pasien tes Bing indifferent,
sedangkan pada telinga kiri pasien tes Bing different. Tujuan dari tes Bing adalah untuk
mengetahui ada tidaknya tuli konduksi dengan cara membandingkan hantaran suara sebelum
dan sesudah penutupan kanalis aurikularis. Dari hasil tersebut dapat diinterpretasikan sebagai
berikut :
Dapat disimpulkan bahwa pada telinga kanan pasien kemungkinan mengalami tuli konduksi,
sedangkan pada telinga kiri pasien normal atau mengalami tuli persepsi (tuli sensorineural)
Dari hasil keempat tes garputala tersebut dapat didiagnosis bahwa pasien mengalami tuli
konduksi pada telinga kanan yang menyebabkan pasien akhir-akhir ini kesulitan menangkap
pembicaraan anggota keluarganya. Tuli konduksi biasanya terjadi karena gangguan pada canalis
auditorius externus, membrane timpani, maupun pada tulang-tulang pendengaran. Gangguan
ini berupa sumbatan kotoran telinga, infeksi (otitis media atau eksterna), hingga tumor.
Telinga terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga
bagian dalam. Setiap bagian telinga bekerja dengan tugas khusus untuk mendeteksi dan
menginterpretasikan bunyi. Telinga bagian luar fungsi utamanya adalah mengumpulkan dan
menghubungkan suara menuju meatus akustikus eksterna. Telinga bagian tengah terdiri dari 3
buah tulang (ossicle) yang akan mengamplifikasikan tekanan 20 kali dari gelombang suara untuk
menghasilkan getaran cairan pada koklea. Pada telinga bagian dalam terdapat koklea, membran
basilaris membentuk dasar duktus koklear. Membran basilaris ini sangat penting karena di
dalamnya terdapat organ korti yang merupakan organ perasa pendengaran. Organ corti, yang
terletak di atas membran basilaris di seluruh panjangnya, mengandung sel rambut yang
merupakan reseptor suara. Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya
mengalami perubahan bentuk secara mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam. Resonansi
frekuensi tinggi dari membran basilaris terjadi dekat basis, tempat gelombang suara memasuki
koklea melalui jendela oval dan resonansi frekuensi rendah terjadi dekat apeks. Sel rambut
dalam yang mengubah gaya mekanik suara (getaran cairan koklea) menjadi impuls listrik
pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan pesan pendengaran ke korteks serebri). Pada
manusia proses mendengar suara bisa melalui 2 jalur yaitu melalui udara (Air Conduction) dan
melalui tulang (Bone Conduction).
Pada Air Conduction, ketika terdengar bunyi baik dari jarak dekat maupun jauh bunyi yang
berupa getaran udara akan ditaangkap oleh pinna atau daun telinga kemudian diteruskan ke
meatus akustikus eksternus. Pada organ ini terjadi peningkatan gelombang bunyi hingga 3000
Hz – 4000 Hz. Gelombang suara selanjutnya sampai di membrane timpani, disini karena
perbdeaan tekanan dari rendah ke tinggi, dimana tekanan tinggi berasal dari sumber bunyi dan
tekanan rendah berada pada telinga tengah, menyebabkan membran timpani bergetar.
Bergetarnya membrane timpani meyebabkan osicle atau tulang pendengaran juga ikut bergetar
yang akan diteruskan ke oval window. Sistem ossicle mengamplifikasikan tekanan dari
gelombang suara pada udara dengan dua mekanisme untuk menghasilkan getaran cairan pada
koklea. Pertama adalah karena permukaan area dari membran timpani lebih besar dari oval
window, tekanan di tingkatkan ketika gaya yang mempengaruhi membran timpani disampaikan
oleh ossicle ke oval window (tekanan = gaya/area). Kedua adalah kerja dari ossicle memberikan
keuntungan mekanis lainnya. Kedua hal tersebut meningkatkan gaya pada oval window sampai
20 kali. Tambahan tekanan tersebut penting untuk penting untuk menggerakkan cairan pada
koklea. Komponen fungsional koklea dibagi menjadi tiga kompartemen longitudinal yang berisi
cairan. Duktus koklear yang ujungnya tidak terlihat dikenal sebagai skala media, yang
merupakan kompartemen tengah. Bagian yang lebih diatasnya adalah skala vestibuli yang
mengikuti kontur dalam spiral dan skala timpani yang merupakan kompartemen paling bawah
yang mengikuti kontur luar dari spiral. Cairan di dalam skala timpani dan skala vestibuli disebut
perilimfe. Sementara itu, duktus koklear berisi cairan yang sedikit berbeda yaitu endolimfe.
Bagian ujung dari duktus koklearis dimana cairan dari kompartemen atas dan bawah bergabung
di sebut dengan helikotrema. Skala vestibuli terkunci dari telinga tengah oleh oval window,
tempat stapes menempel. Sementara itu, skala timpani dikunci dari telinga tengah dengan
bukaan kecil berselaput yang disebut round window. Membran vestibular tipis membentuk
langit-langit duktus koklear dan memisahkannya dari skala vestibuli. Membran basilaris
membentuk dasar duktus koklear yang memisahkannya dengan skala timpani. Membran
basilaris ini sangat penting karena di dalamnya terdapat organ korti yang merupakan organ
perasa pendengaran. Organ corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh
panjangnya, mengandung sel rambut yang merupakan reseptor suara. Dari permukaan masing-
masing sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang dikenal sebagai stereosilia. Sel rambut
menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya mengalami perubahan bentuk secara
mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam.Stereosilia ini berkontak dengan membrane
tektorium, suatu tonjolan mirip tenda yang menutupi organ corti di seluruh panjangnya.
Gerakan stapes yang mirip piston terhadap jendela oval memicu gelombang tekanan di
kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat mengalami penekanan, maka tekanan disebarkan
melalui dua cara ketika stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) penekanan
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris.Pada bagian-bagian awal jalur ini, gelombang
tekanan mendorong maju perilimfe di kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema,
dan masuk kedalam kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan oval
window menonjol keluar mengarah ke rongga telingga tengah untuk mengkompensasi
peningkatan tekanan. Sewaktu stapes bergerak mundur dan menarik oval window kearah luar
ke telinga tengah, perilimfe mengalir kearah berlawanan menyebabkan oval window menonjol
ke dalam. Transmisi gelombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan membran ini
bergerak naik-turun, atau bergetar sesuai gelombang tekanan. Karena organ corti berada di
atas membran basilaris maka sel-sel rambut juga bergetar naik-turun sewaktu membran
basilaris bergetar Sel rambut dalam adalah sel yang mengubah gaya mekanik suara (getaran
cairan koklea) menjadi impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan pesan
pendengaran ke korteks serebri). Karena berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan
stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilaris
mengubah posisi relatif terhadap membran tektorium. Deformasi mekanis maju mundur
rambut-rambut ini secara bergantian membuka dan menutup saluran ion berpintu mekanis di
sel rambut sehingga terjadi perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang
bergantian. Sel rambut dalam berhubungan melalui suatu sinaps kimiawi dengan ujung serat-
serat saraf aferen yang membentuk nervus auditorius (kokhlearis). Lintasan impuls auditori
selanjutnya menuju ganglion spiralis korti, saraf VIII, nukleus koklearis di medula oblongata,
kolikulus superior, korpus genukulatum medial, dan terakhir akan diterjemahkan di korteks
auditori di lobus temporalis serebri.
Pada tes Schwabach terdapat 3 interpretasi hasil yaitu, tes schwabach memanjang, tes
schwabach memendek, dan tes schwabach sama. Tujuan dari tes schwabach sendiri seperti
yang disebutkan diatas adalah untuk membandingkan daya hantar suara melalui tulang atau
Bone Conduction (tulang mastoid) antara probandus dengan orang normal (penguji). Pada
keadaan tes schwabach diperpendek atau BC pasien < BC pemeriksa, sehingga pemeriksa masih
mendengar bunyi garputala sedangkan pasien sudah tidak bisa mendengar bunyi garputala,
keadaan ini menunjukkan adanya gangguan pada telinga dalam atau biasa disebut SNHL (tuli
sensorineural), kemudian pada keadaan tes schwabach diperpanjang atau BC pasien > BC
pemeriksa sehingga pasien masih mendengar bunyi garputala sedangkan pemeriksa sudah tidak
mendengar lagi. Keadaan ini menunjukkan adanya gangguan pada telinga bagian luar atau
telinga tengah yang biasa disebut CHL (tuli konduksi). Pada tuli sensorineural biasanya terjadi
kerusakan pada sel rambut di koklea atau keruskan pada nervus VIII yang menyebabkan
penghantaran impuls suara ke otak terganggu, pada Bone Conduction dimana getaran yang
dihasilkan dari sumber suara akan langsung mengenai tulang-tulang pendengaran tanpa melalui
membrane timpani, dan arti dari tes schwabach diperpendek dimana BC pasien < BC pemeriksa
hal ini terjadi karena yang terjadi gangguan adalah pada telinga bagian dalam, sehingga pada
AC atau BC jika diperiksa akan mengalami kesulitan untuk mendengar. Kemudian pada tuli
konduksi biasanya terjadi gangguan pada telinga luar atau telinga tengah, biasanya terjadi
sumbatan atau karena infeksi, hubungannya dengan tes schwabach diperpanjang atau BC
pasien > BC pemeriksa, seperti mekanisme dari BC yang sudah dijabarkan diatas diman pada BC
getaran yang dihasilkan sumber suara akan langsung mengenai tulang-tulang pendengaran
tanpa melalui membrane timpani, sehingga apabila terjadi gangguan pada telinga luar maupun
telinga tengah bisa menjadi alternatif mendengar selain melalui AC.
Koklea adalah sebuah struktur yang menyerupai siput yang merupakan bagian dari telinga
dalam yang merupakan sistem tubular terkurung yang berada didalam tulang temporalis.
Berdasarkan panjangnya, komponen fungsional koklea dibagi menjadi tiga kompartemen
longitudinal yang berisi cairan. Duktus koklear yang ujungnya tidak terlihat di kenal sebagai
skala media, yang merupakan kompartemen tengah. Bagian yang lebih diatasnya adalah skala
vestibuli yang mengikuti kontur dalam spiral dan skala timpani yang merupakan kompartemen
paling bawah yang mengikuti kontur luar dari spiral. Antara skala timpani dengan skala media
dipisahkan oleh sebuah membrane yang dinamakan membrane basilaris. Pada membrane
basilaris ini merupakan tempat yang sangat peka terhadap frekuensi bunyi karena terdapat
organ corti. Organ corti, yang terletak di atas membran basilaris di seluruh panjangnya,
mengandung sel rambut yang merupakan reseptor suara. Sekitar 30.000 ujung saraf dan
sebanyak 16.000 sel rambut di dalam masing-masing koklea tersusun menjadi empat baris
sejajar di seluruh panjang membran basilaris: satu baris sel rambut dalam dan tiga baris sel
rambut luar. Dari permukaan masing-masing sel rambut menonjol sekitar 100 rambut yang
dikenal sebagai stereosilia. Sel rambut menghasilkan sinyal saraf jika rambut permukaannya
mengalami perubahan bentuk secara mekanik akibat gerakan cairan di telinga dalam.Stereosilia
ini berkontak dengan membrane tektorium, suatu tonjolan mirip tenda yang menutupi organ
corti di seluruh panjangnya.
Masking effect adalah suatu proses dimana ambang pendengaran seseorang meningkat dengan
adanya suara lain. Pad saat yang bersamaan terdapat lebih dari satu suara dimana frekuensi
dan panjang gelombangnya sama tetapi amplitudonya berbeda. Hal inilah yang menyebabkan
penutupan antara suara yang satu dengan yang lainnya. Akibatnya, komunikasi pembicaraan
harus dilakukan dengan cara berteriak. Hal inilah yang terjadi misalnya ketika orang tua kita
sedang menggoreng makanan atupun ketika sedang menyalakan air kita memanggil dan orang
tua tidak mendengar.
Jenis garputala berdasarkan frekuensinya dibagi menjadi, garputala frekuensi 2048 Hz,
garputala frekuensi 1024 Hz, garputala frekuensi 512 Hz, garputala frekuensi 440 Hz, garputala
frekuensi 256 Hz, garputala frekuensi 128 Hz
Masking effect yang terpapar secara berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada telinga,
terutama telinga bagian dalam. Pada manusia terdapat nilai batas ambang yang dapat didengar
oleh manusia berikut adalah tablenya :
Apabila waktu atau intensitas kebisingannya melebihi seperti yang ditabel maka bisa
menyebabkan SNHL atau tuli sensorineural. Hal ini terjadi karena sel rambut dalam yang
berfungsi sebagai reseptor suara berkontak dengan membran tektorium yang kaku dan
stasioner, maka stereosilia sel-sel reseptor ini tertekuk maju-mundur ketika membran basilaris
mengubah posisi relatif terhadap membran tektorium. Deformasi mekanis maju mundur
rambut-rambut ini apabila terjadai secara terus menerus yang diakibatkan oleh masking effect
atau kebisingan, sel rambutnya akan terjadi aus dan terjadilah SNHL. Atau bisa juga selain
terjadi kerusakan pada sel rambut dalam juga terjadi gangguan penghantaran impuls nervus VIII
menuju otak, hal ini terjadi karena impuls bergerak dengan cepat karena paparan masking
effect tersebut sehingga ada beberapa impuls yang gagal menuju otak dan penerjemahan suara
menjadi terganggu