Anda di halaman 1dari 7

11.

Anatomi Telinga

21.1. Anatomi Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari aurikula dan kanalis auditorius eksternus dan dipisahkan dari
telinga tengah oleh membrana timpani. Aurikula berfungsi untuk membantu pengumpulan
gelombang suara. Gelombang suara tersebut akan dihantarkan ke telinga bagian tengah melalui
kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus terdapat sendi
temporomandibular. 1

Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral


mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat tempat kulit melekat. Dua pertiga medial
tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada
membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Serumen mempunyai sifat antibakteri
dan memberikan perlindungan bagi kulit. 1

11.2. Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah berbentuk kubus dengan : 2

Batas luar : membrane timpani

Batas depan : tuba eustachius

Batas bawah : vena jugularis

Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis

Batas atas : tegmen timpani (meningen/otak)

Batas dalam : berturut-turut dari atas ke bawah kanalis semi sirkularis horizontal,
kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round
window), dan promontorium.

Membrane timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas membrana timpani disebut pars flaksida,

1
sedangkan bagian bawah pars tensa. Pars flaksida mempunyai dua lapisan, yaitu bagian luar
ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti
epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapisan lagi di tengah, yaitu lapisan
yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di bagian luar
dan sirkuler di bagian dalam. 1

Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang tersusun dari luar ke
dalam, yaitu maleus, inkus, dan stapes. Tulang pendengaran di dalam telinga tengah saling
berhubungan. Prosesus longus maleus melekat pada membrana timpani, maleus melekat pada
inkus, dan inkus melekat pada stapes. Stapes terletak pada tingkap oval yang berhubungan
dengan koklea. Hubungan antara tulang-tulang pendengaran merupakan persendian. Tuba
eustachius termasuk dalam telinga tengah menghubungkan daerah nasofaring dengan telinga
tengah. 1

11.3. Anatomi Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari kokolea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler
yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Koklea bagian tulang dibagi menjadi dua lapisan
oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina spiralis ossea dan bagian luarnya adalah
lamina spiralis membranasea. Ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua, yaitu skala
vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini bertemu pada ujung koklea yang disebut
helikotrema. 1

Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani berakhir pada foramen
rotundum. Pertemuan antara lamina spiralis ossea dan membranasea ke arah perifer membentuk
suatu membrana yang tipis yang disebut membrana Reissner yang memisahkan skala vestibuli
dengan skala media (duktus koklearis). Duktus koklearis berbentuk segitiga, dihubungkan
dengan labirin tulang oleh jaringan ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari
nervus koklearis dan organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan sakkulus dengan
perantaraan duktus Reuniens. 1

Organ Corti terletak di atas membrana basilaris yang mengandung organel-organel yang
penting untuk mekenisme saraf perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel
rambut dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dan tiga baris sel rambut luar yang berisi kira-kira

2
12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horisontal dari suatu jungkat-
jangkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen menempel pada
ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut terdapat strereosilia yang melekat pada
suatu selubung yang cenderung datar yang dikenal sebagai membrana tektoria. Membrana
tektoria disekresi dan disokong oleh limbus. 1

2. Fisiologi Pendengaran

12.1. Fisiologi Pendengaran Normal

Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai
membrana timpani sehingga membrana timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang
pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap
oval window menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan
tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes menyebabkan oval

3
window menonjol ke dalam : (1) perubahan posisi round window dan (2) defleksi membrane
basilaris. Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di kompartemen
atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan ke kompartemen bawah, tempat gelombang
tersebut menyebabkan round window menonjol ke luar ke dalam rongga telinga tengah untuk
mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes bergerak mundur dan menarik oval
window ke luar kea rah telinga tengah, perilimfe mengalir dalam arah berlawanan, ,mengubah
posisi round window ke arah dalam. Jalur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara, tetapi
hanya menghamburkan tekanan. 3

Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan melalui membrane vestibularis


yang tipis, ke dalam duktus koklearis, dan kemudian melalui membrane basilaris ke
kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan round window menonjol keluar
masuk secara bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang
tekanan melalui membrane basilaris menyebabkan membrane ini bergerak ke atas dan ke bawah
atau bergetar, secara sinkron dengan gelombang tekanan. Karena organ corti menumpang pada
membrane basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membranan basilaris
bergetar. Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam membrane tektorial yang
kaku dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke depan dan belakang sewaktu
membrane basilaris menggeser posisinya terhadap membrane tektorial. Perubahan bentuk
mekanis rambut yang maju-mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang mekanis di
sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan potensial
depolarisasi dan hiperpolarisasi yang bergantian dengan frekuensi yang sama dengan rangsangan
suara semula. 3

Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui sinaps kimiawi
dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf auditorius (koklearis). Depolarisasi
sel-sel rambut (sewaktu membrane basilaris begeser ke atas) meningkatkan kecepatan
pengeluaran zat perantara mereka, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serat aferen.
Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut
mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrane
basilaris bergerak ke bawah). 3

4
Dengan demikian telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi gerakan-gerakan
berosilasi membrane basilaris yang membengkokkan pergerakan maju-mundur rambut-rambut di
sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan
penutupan (secara bergantian) saluran di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial
berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial
aksinyang merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara diterjemahkan menjadi sinyal
saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara. 3

2.2. Fisiologi Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran atau ketulian dapat bersifat sementara atau menetap, parsial atau
total. Tuli dibagi atas tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campur, bergantung pada bagian
mekanisme pendengaran yang kurang berfungsi secara adekuat. Tuli konduktif terjadi apabila
gelombang suara tidak secara adekuat dihantarkan melalui telinga luar dan tengah untuk
menggetarkan cairan di telinga dalam. Tuli konduktif mungkin disebabkan oleh sumbatan fisik
saluran telinga oleh kotoran telinga, rupture membrane timpani, infeksi telinga tengah diseryai
3
penimbunan cairan, atau restriksi gerakan osikula karena adhesi antara stapes dan oval window.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara
bisik pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang mengandung nada rendah.
Melalui tes garputala dijumpai Rinne negatif. Dengan menggunakan garputala 250 Hz dijumpai
hantaran tulang lebih baik dari hantaran udara dan tes Weber didapati lateralisasi ke arah yang
sakit. Dengan menggunakan garputala 512 Hz, tes Scwabach didapati Schwabach memanjang. 1

Pada tuli sensorineural, gelombang suara disalurkan ke telinga dalam, tetapi gelombang
tersebut tidak diterjemahkan menjadi sinyal saraf yang diinterpretasikan oleh otak sebagai
sensasi suara. Defek mungkin terletak pada organ corti, pada saraf auditorius atau jalur auditorius
asendens, atau yang jarang pada korteks auditorius itu sendiri. 3 Pada pemeriksaan fisik atau
otoskopi, kanal telinga luar maupun selaput gendang telinga tampak normal. Pada tes fungsi
pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar percakapan bisik pada
jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang mengundang nada tinggi (huruf
konsonan). Pada tes garputala Rinne positif, hantaran udara lebih baik dari pada hantaran tulang.
Tes Weber ada lateralisasi ke arah telinga sehat. Tes Schwabach ada pemendekan hantaran
tulang. 1

5
Pada tuli campuran, gangguan jenis ini merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran
jenis konduktif dan gangguan pendengaran jenis sensorineural. Mula-mula gangguan
pendengaran jenis ini adalah jenis hantaran (misalnya otosklerosis), kemudian berkembang lebih
lanjut menjadi gangguan sensorineural. Dapat pula sebaliknya, mula-mula gangguan
pendengaran jenis sensorineural, lalu kemudian disertai dengan gangguan hantaran (misalnya
presbikusis), kemudian terkena infeksi otitis media. Kedua gangguan tersebut dapat terjadi
bersama-sama. Misalnya trauma kepala yang berat sekaligus mengenai telinga tengah dan telinga
dalam. Gejala yang timbul juga merupakan kombinasi dari kedua komponen gejala gangguan
pendengaran jenis hantaran dan sensorineural. Pada pemeriksaan fisik atau otoskopi tanda-tanda
yang dijumpai sama seperti pada gangguan pendengaran jenis sensorineural. Pada tes bisik
dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik pada jarak lima meter dan sukar
mendengar kata-kata baik yang mengandung nada rendah maupun nada tinggi. Tes garputala
Rinne negatif. Weber lateralisasi ke arah yang sehat. Schwabach memendek.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Univ Sumatera Utara. Fisiologi Mendengar. Diunduh dari:


repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1435/1/07002749.pdf pada tanggal 14 september 2011
2. Efiaty Arsyad, Prof, Dr,SpTHT (K), dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : FKUI. 2007.

3. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001.

Anda mungkin juga menyukai