Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Penyakit meniere adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan


berulang vertigo, tuli, dan tinnitus. Sifat kekambuhan penyakit secara signifikan
dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, terutama selama periode gejala akut.(2)
Insidensi penyakit Meniere di seluruh dunia adalah sekitar 12 dari setiap 1000
orang. Penyakit ini juga diperkirakan meningkat menjadi 100.000 pasien setiap
tahunnya. Di Amerika Serikat, prevalensi penyakit Meniere adalah sebesar 0,2%
populasi atau sekitar 615.000 individu dan berdasarkan Lembaga Nasional pada
Deafness dan Gangguan Komunikasi Lainnya (NIDCD) sebesar 45.500 kasus
baru didiagnosa setiap tahun. Penyakit Meniere dapat berkembang pada usia
berapa pun, tetapi lebih mungkin terjadi pada orang dewasa antara 40 dan 60
tahun. (7,8)
Penyebab pasti dan alasan mengapa penyakit Meniere belum diketahui.
Peningkatan volume endolimfa diperkiran karena adanya gangguan biokimia
cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.
Mekanisme yang mendasari yaitu diyakini distorsi dari labirin membran karena
akumulasi-berlebih dari endolimfe.(1)
Presentasi pasien dan perkembangan penyakit sangat bervariasi. Penyakit
Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan
banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk tiap
pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu hari
hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat. Namun ada
juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat.

(10)

PEMBAHASAN
I. DEFINISI
Penyakit meniere adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan
berulang vertigo, tuli, dan tinnitus. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
telinga bagian dalam dan memiliki trias klinis seperti vertigo berulang,
gangguan pendengaran sensorineural yang berfluktuasi, dan tinnitus. Sifat
kekambuhan penyakit secara signifikan dapat mempengaruhi kualitas hidup
pasien, terutama selama periode gejala akut. Vertigo terutama mempengaruhi
dimensi fisik, sedangkan tinnitus dan kehilangan pendengaran mempengaruhi
dimensi psikososial hidup pasien.
II. ANATOMI TELINGA
Telinga terbagi menjadi bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
A. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari pinna (daun telinga), meatus auditorius eksternus
(saluran telinga), dan membran timpani (gendang telinga). Pinna adalah
lipatan menonjol tulang rawan berlapis kulit yang mengumpulkan
gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Auricula
merupakan tambahan yang melekat pada sisi kepala untuk menangkap suara
yang dibentuk oleh cartilago dan di bagian caudalnya terdapat lobules
auriculae.

Gambar 1. Anatomi telinga.

Meatus acusticus externus adalah suatu saluran udara, panjang sekitar 2-3
cm dengan arah ke medial sampai pada telinga tengah, berada dalam pars
petrosa ossis temporalis. Sepertiga bagian lateral dibentuk oleh cartilago dan
2/3 bagian medial dibentuk oleh tulang biasa.
Pada ujung medial saluran tersebut terdapat membran timpani, yang
terletak miring memisahkan meatus acusticus externus dari cavum timpani.
Letak membran dengan sisi luarnya menghadap ke arah ventral, caudal dan
lateral. Pada sluran ini terdapat mucosa yang mengandung rambut, kelenjar
sebacea dan kelenjar keringat yang disebut serumen. Membrane timpani
berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat
oblik terhadap sumbu liang telinga.
B. Telinga tengah
Telinga tengan berisi udara, dipisahkan dari meatus acusticus externus
oleh membran timpani yang terdapat hubungan antara cellulae mastoidea
dangan cavum timpani melalui aditus (antrum) tympanicum. Membran
timpani berfungsi menerima getaran udara (suara) dan meneruskannya ke
nervus cochlearis (N. vestibulocochlearis). Terdapat tiga buah tulang kecil
yang menyilang dalam cavum timpani mulai dari lateral ke medial. Tulang
paling luar adalah malleus, ditangah incus dan sebelah dalam adalah stapes.
Ketiga tulang tersebut meneruskan getaran utara yang diterima oleh
membran timpani, selanjutnya diteruskan ke venestra vestibuli. Gerakan
dari tulang-tulang tersebut dikontrol oleh M. Tensor tympani dan M.
Stapedius.

Gambar 2. Anatomi telinga tengah dan membran timpani.


Telinga tengah berbentuk kubus dengan batas luar membran timpani,
batas depan tuba eustachius, batas bawah vena jugularis (bulbus jugularis),
batas atas tegmen timpani, batas dalam berturut-turut dari atas kebawah
kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis
fasialis, dan tingkap lonjong.
C. Telinga dalam
Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri helikotrema, menghubungkan perilimfa
skala timpani dengan skala vestibule. Pada irisan melintang koklea tampak
skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media
(duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi
perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Hal ini penting untuk
pendengaran. Dasar skala vestibule disebut sebagai membrane vestibule
sedangkan dasar skala media adalah membrane membran basalis.

Gambar 2. Anatomi Kanalis Semisirkularis.


III. FISIOLOGI PENDENGARAN
Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara
adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan
tinggi karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselangseling

dengan

daerah-daerah

bertekanan

rendah

karena

penjarangan

(rarefaction) molekul tersebut. Setiap alat yang mampu menghasilkan pola


gangguan molekul udara seperti itu adalah sumber suara. Suatu contoh
sederhana adalah garpu tala.
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut menggertarkan membran timpani diteruskan ke
telinga

tengah

melalui

rangkaian

tulang

pendengaran

yang

akan

mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian


perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang
telah di amplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap
lonjong sehingga perilimfa dalam pada skala vestibule bergerak. Getaran
diteruskan melalui membran reissner yang mendorong endolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan

terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi pengelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel.

Gambar 4. Mekanisme pendengaran.


A. Konduksi mekanis
Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam yang
berisi cairan. Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara harus
disalurkan ke arah dan dipindahkan ke telinga dalam, dan dalam prosesnya
melakukan kompensasi terhadap berkurangnya energi suara yang terjadi
secara alamiah sewaktu gelombang suara berpindah dari udara ke air. Fungsi
ini dilakukan oleh telingan luar dan telinga tengah.
Daun telinga yang merupakan bagian dari telinga luar mengumpulkan
gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga luar. Karena
bentuknya, daun telinga secara parsial menahan gelombang suara yang
mendekati telinga dari arah belakang dan, dengan demikian, membantu
seseorang membedakan suara datang dari arah depan atau belakang. Telinga
tengah memindahkan gerakan bergetar membran timpani ke cairan di
telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri
dari tiga tulang yang dapat bergerak atau osikula (maleus, inkus, dan stapes)
yang berjalan melintasi telinga tengah. Ketika membran timpani bergetar
sebagai respon terhadap gelombang suara, rantai tulang-tulang tersebut juga
bergerak dengan frekuensi sama, memindahkan frekuensi gerakan tersebut
dari membran timpani ke jendela oval.

Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan


menimbulkan getaran yang dihasilkan menimbulkan gerakan seperti
gelombang pada cairan telinga frekuensi yang sama dengan frekuensi
gelombang suara semula. Namun, diperlukan tekanan yang lebih besar
untuk menggerakkan cairan. Terdapat dua mekanisme yang berkaitan
dengan sistem osikuler yang memperkuat tekanan gelombang suara dari
udara menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena luas permukaan
membran timpani jauh lebih besar daripada luas permukaan jendela oval,
terjadi peningkatan tekanan ketika gaya yang bekerja di membran timpani
disalurkan ke jendela oval (tekanan=gaya/satuan luas). Kedua, efek
pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan mekanis
tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang
timbul pada jendela oval sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara
yang langsung mengenai jendela oval. Tekanan tambahan ini cukup untuk
menyebabkan pergerakan cairan koklea.
Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara refleks sebagai
respons terhadap suara keras (lebih dari 70 dB), menyebabkan membran
timpani menegang dan pergerakan tulang-tulang di telinga tengah dibatasi.
Pengurangan pergerakan struktur-struktur telinga tengah ini menghilangkan
transmisi gelombang suara keras ke telinga dalam untuk melindungi
perangkat sensorik yang sangat peka dari kerusakan. Namun, respons
refleks ini relatif lambat, timbul paling sedikit 40 mdet setelah pajanan suatu
suara keras. Dengan demikian, refleks ini hanya memberikan perlindungan
terhadap suara keras yang berkepanjangan, bukan terhadap suara keras yang
timbul mendadak, misalnya suara ledakan.
B. Konduksi di cairan
Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval
menyebabkan timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena
cairan tidak dapat ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu
stapes menyebabkan jendela oval menonjol ke dalam: (1) perubahan posisi
jendela bundar dan (2) defleksi membran basilaris. Pada jalur pertama,
gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di kompartemen atas,

kemudian mengelilingi helikotrema, dan ke kompartemen bawah, tempat


gelombang menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar ke dalam rongga
telinga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes
bergerak mundur dan menarik jendela oval ke luar ke arah telinga tengah,
perilimfe mengalir dalam arah berlawanan, mengubah posisi jendela bundar
ke arah dalam. Jalur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara; tetapi
hanya menghamburkan tekanan.
Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara
mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di kompartemen atas
dipindahkan melalui membran vestibularis yang tipis, ke dalam duktus
koklearis, dan kemudian melalui membran basilaris ke kompartemen
bawah, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol
ke luar-masuk bergantian. Perbedaan utama pada jalur ini adalah bahwa
transmisi gelombang tekanan melalui membran basilaris menyebabkan
membran ini bergerak ke atas dan ke bawah, atau bergetar, secara sinkron
dengan gelombang tekanan. Karena organ Corti menumpang pada membran
basilaris sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membran basilaris
bergetar. Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam
membran tektorial yang kaku dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan
membengkok ke depan dan belakang sewaktu membran basilaris menggeser
posisinya terhadap membran tektorial. Perubahan bentuk mekanis rambut
yang maju-mundur ini menyebabkan saluran-saluran ion gerbang mekanis
di sel-sel rambut terbuka dan tertutup secara bergantian. Hal ini
menyebabkan perubahan potensial depolarisasi dan hiperpolarisasi yang
bergantian potensial reseptor dengan frekuensi yang sama dengan
rangsangan suara semula.
C. Transduksi
Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui
sinaps kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk
saraf auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut (sewaktu membran
basilaris bergesar ke atas) meningkatkan kecepatan pengeluaran zat
perantara mereka, yang menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serat

aferen. Sebaliknya, kecepatan pembentukan potensial akasi bekurang ketika


sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat perantara karena mengalami
hiperpolarisasi (sewaktu membran basilaris bergerak ke bawah).
Dengan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi
gerakan-gerakan berosilasi membran basilaris yang membengkokkan
pergerakan maju-mundur rambut-rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk
mekanis rambut-rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan
(secara bergantian) saluran di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan
potensial berjenjang di reseptor, sehingga mengakibatkan perubahan
kecepatan pembentukan potensial aksi yang merambat ke otak. Dengan cara
ini, gelombang suara di terjemahkan menjadi sinyal saraf yang dapat
dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.

Gambar 5. Stimulasi sel rambut oleh deformasi membran.


D. Transduksi elektrik
Timbulnya potensial aksi pada saraf auditorius lalu dilanjutkan ke
nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus
temporalis.
IV. EPIDEMIOLOGI
Insidensi penyakit Meniere di seluruh dunia adalah sekitar 12 dari setiap
1000 orang. Penyakit ini juga diperkirakan meningkat menjadi 100.000 pasien
setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, prevalensi penyakit Meniere adalah
sebesar 0,2% populasi atau sekitar 615.000 individu dan berdasarkan Lembaga

Nasional pada Deafness dan Gangguan Komunikasi Lainnya (NIDCD) sebesar


45.500 kasus baru didiagnosa setiap tahun.
Perkiraan prevalensi diperoleh dari Jepang dan Populasi Skandinavia
menghasilkan angka yang jauh lebih rendah yaitu 20 dan 45 per 100.000 orang,
masing-masing.
Penyakit Meniere dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi lebih
mungkin terjadi pada orang dewasa antara 40 dan 60 tahun. Pria dan wanita
mungkin sama-sama memiliki resiko. Pada sekitar 1/2 sampai 2/3 dari kasus,
penyakit

Meniere

mempengaruhi

hanya

satu

telinga.

Dalam

kasus

bilateral,kedua telinga sebagian besar dipengaruhi dalam waktu lima tahun


setelah terjadinya penyakit.
Pengaruh genetik mungkin ada pada penyakit Meniere berdasarkan adanya
data riwayat keluarga pada 20% pasien. Pasien memiliki risiko lebih besar jika
terdapat infeksi viru atau infeksi pernapasan, ada riwayat alergi, merokok,
alkohol, stress, fatigue, dan penggunaan aspirin. Tidak ada perbedaan risiko
terhadap gender.
V. ETIOLOGI
Penyebab pasti dan alasan mengapa penyakit Meniere belum diketahui.
Peningkatan volume endolimfa diperkiran karena adanya gangguan biokimia
cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membran labirin.
Masalah sirkulasi, infeksi virus, alergi, reaksi autoimun, migrain, dan
kemungkinan hubungan genetik merupakan beberapa teori telah diajukan
selama bertahun-tahun. Teori terkemuka etiologi penyakit ini adalah
peningkatan tekanan dari jumlah normal dari endolimfe di telinga bagian dalam
dan atau dari adanya campuran kalium di daerah telinga dalam. Meniere dapat
dipicu oleh stres, terlalu banyak pekerjaan, kelelahan, gangguan emosi,
penyakit tambahan, perubahan tekanan, dan terlalu banyak diet garam.
Teori penyebab penyakit Meniere, seperti: 1) Autoimun: sebagian besar
bukti bahwa mekanisme kekebalan tubuh sendiri mungkin bertanggung jawab
atas penyakit ini. Para peneliti telah menemukan antibodi terhadap protein
telinga bagian dalam yang beredar dialiran darah lebih banyak pada pasien
dengan gangguan tersebut. 2) Anatomi: Kantung endolimfatik diduga
bertanggung jawab untuk membersihkan cairan telinga dalam. Kelainan fisik
10

tulang sekitar kantungnya mungkin bertanggung jawab untuk disfungsi sistem


pembersihan ini. 3) Viral: telah diidentifikasi pada telinga bagian dalam
ditemukan banyak partikel virus pada paisen Meniere.

VI. PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti penyakit Mnire adalah kontroversial. Mekanisme yang
mendasari yaitu diyakini distorsi dari labirin membran karena akumulasiberlebih dari endolymph. Sebuah sistem membran, yang disebut labirin
membranosa, berisi cairan yang disebut endolymph. Membran dapat menjadi
melebar seperti balon ketika tekanan meningkat. Hal ini disebut "hydrops".
Aliran endolymphatic sebelumnya telah digambarkan sebagai "danau-sungaikolam" model. Endolymph mengalir dari ruang cairan endolimfatik (danau)
melalui saluran air vestibular (sungai) untuk kantung endolimfatik (kolam) .
Jika ada halangan, maka hydrops endolimfatik akan terjadi.
Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul di duga disebabkan oleh:
1.
2.
3.
4.

Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri


Berkurangnya tekanan osmotic didalam kapiler,
Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler
Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan
cairan endolimfa.(1)
Labirin berisi organ keseimbangan (kanal berbentuk setengah lingkaran

dan organ otolithic) dan pendengaran (koklea). Sehingga terdapat dua bagian:
labirin tulang dan labirin membran. Labirin membranosa diisi dengan cairan yang
disebut endolymph.

Dua cairan mengisi ruang dari telinga bagian dalam:

endolymph dan perilymph. Cairan ini dipisahkan oleh membran tipis, yang kaya
jaringan saraf pendengaran dan keseimbangan. Lebih khusus, episode hidrops
mungkin disebabkan oleh peningkatan tekanan endolimfatik yang menyebabkan
kerusakan dalam membrane yang memisahkan perilymph (cairan ekstrasel-kalium
miskin) dan endolymph (cairan intraseluler kaya kalium). Campuran bahan kimia
yang dihasilkan menggenangi reseptor saraf vestibular, menyebabkan depolarisasi
blokade dan kehilangan fungsi sementara. Perubahan mendadak dalam laju

11

pembakaran saraf vestibular menciptakan ketidakseimbangan vestibular akut,


memberikan rasa vertigo. Fluktuasi tekanan cairan ini menekankan membran kaya
saraf dan dapat menyebabkan gangguan, gangguan telinga berdenging, vertigo,
ketidakseimbangan, dan sensasi tekanan di telinga.
VII.MENISFESTASIS KLINIS
The American Academy of Neck Surgery Foundation (AAO-HNS) Komite
Otolaryngology-Head and on Hear and Equilibrium menerbitkan pedoman
diagnosis klinis penyakit Mnire pada tahun 1972, 1985, dan, terakhir, pada
tahun

1995,

terdapat

trias

gejala

yaitu

vertigo,

tinnitus

dan

tuli

(sensoriurineural terutama nada rendah. Menurut pedoman ini, penyakit


Mnire didefinisikan sebagai vertigo berulang episodik spontan, gangguan
pendengaran, rasa penuh,. dan tinnitus. Baik tinnitus atau kepenuhan aural
(atau keduanya).
Vertigo adalah sensasi subjektif gerak saat bergerak. Serangan pertama
sangat berat, yaitu vertigo disertai muntah. Setiap kali pasien berusaha untuk
berdiri dia merasa berputar, mual dan terus muntah lagi. Vertigo periodik
biasanya dirasakan dalam dua puluh menit sampai dua jam atau lebih dalam
periode serangan seminggu atau

sebulan yang diselingi periode remisi,

meskipun keadaannya berangsur baik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat dan
gejala penyakit bisa hilang sama sekali pada serangan ke dua kalinya dan
slanjutnya dirasakan lebih ringan tidak seperti serangan yang pertama kali.
Vertigo menyebabkan

nistagmus, mual, dan muntah. Serangan akut bisa

disertai dengan tiba-tiba jatuh tanpa kehilangan kesadaran. (1, 12)


Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar
serangan. Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus
sering didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging,
berdengung, dan dengung dalam telinga. (1)
Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal
serangan, namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan
pendengaran yang tetap. Penyakit Meniere mungkin melibatkan semua
kerusakan saraf di semua frekuensi suara pendengaran namun paling umum

12

terjadi pada frekuensi yang rendah. Suara yang keras mungkin menjadi tidak
nyaman dan sangat mengganggu pada telinga yang terpengaruh.(12)
VIII. DIAGNOSIS
Diagnosis dipermudah dengan dibakukannya kriteria diagnosis, yaitu:
Episode periodik vertigo atau pusing berputar, gangguan pendengaran, Tinnitus
(Sebuah sensasi "kepenuhan" atau tekanan di telinga). Penyakit Meniere
disease ditegakkan apabila seseorang telah memenuhi gejala tersebut.(11)
A. Episode periodik vertigo atau pusing berputar.
Ciri Gejala Penyakit Meniere adalah vertigo. Vertigo didefinisikan
sebagai perasaan dunia berputar di sekitar individu. Serangan periodik dari
vertigo adalah yang paling mengganggu dari gejala lain yang dirasakan
pasien. serangan vertigo ini biasanya yang menyebabkan pasien untuk
mencari perawatan medis. Biasanya, vertigo terjadi dalam bentuk
serangkaian serangan selama periode minggu atau bulan, vertigo mungkin
akan dirasakan bertahan selama berjam-jam atau hari. (11)
B. Gangguan pendengaran.
Timbulnya vertigo dapat didahului oleh sensasi rasa tekanan di telinga,
peningkatan gangguan pendengaran dan tinnitus. Hilangnya pendengaran
biasanya mempengaruhi satu telinga. (11)
C. Tinnitus
Kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar
serangan. Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo.
Tinnitus sering didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh,
berdenging, berdengung, dan denging dalam telinga. (11)
IX. DIAGNOSIS BANDING
A. Vestibular schwannoma
Pasien dengan schwannoma vestibular (neuroma akustik) biasanya hadir
dengan progresif gangguan pendengaran asimetris tapi kadang-kadang dapat
memiliki berfluktuasi gangguan pendengaran.Pasien tersebut jarang
memiliki vertigo tetapi mungkin mengeluh ketidakseimbangan. Kadangkadang pasien akan memiliki tinnitus dan ketidakseimbangan dengan
pendengaran

normal.

Respon

batang

otak

pendengaran

(auditory

membangkitkan respon) pengujian dan MRI pada pasien dengan vestibular


13

schwannoma menunjukkan kelainan yang menunjukkan kompresi kompleks


saraf kedelapan.
B. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis (MS) dapat hadir dengan gejala identik dengan
Penyakit Meniere. Namun, nistagmus diamati selama serangan MS biasanya
lebih parah dan lebih tahan lama, dan pasien mungkin memiliki keluhan
neurologis

lainnya.

Kelainan

sentral

terlihat

pada

pengujian

electronystagmogram (yang biasanya normal pada awal penyakit Meniere).


Putih lesi materi dapat dilihat pada MRI dan kelainan cairan serebrospinal
dapat dideteksi.
C. Transient ischemic attack
Serangan transien iskemik (TIA) biasanya dari durasi yang lebih singkat
dari Serangan Meniere. Selain itu, pasien dengan TIA jarang mengalami
vestibular simultan dan Gejala koklea, dan TIA tidak menimbulkan tinnitus
persisten atau kehilangan.
X. PENGOBATAN
Pengobatan menieres disease bersifat simtomatik, dengan target terapi yaitu
menurunkan frekuensi dan derajat serangan vertigo, menurunkan atau
menghilangkan ketulian dan tinnitus yang terkait serangan, mengurangi gejala
kronik (tinnitus dan gangguan keseimbangan), meminimalisir disabilitas, serta
mencegah

progresivitas

penyakit,

terutama

ketulian

dan

gangguan

keseimbangan.(15) Pengobatan jangka panjang yang paling konservatif untuk


penyakit Mnire di AS yaitu dengan melakukan diet rendah garam dan
menggunakan obat yang membantu retensi control air. Tujuan dari perawatan
ini adalah untuk mengurangi tekanan cairan dalam telinga. Diet rendah garam
memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada plasma, karena
tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk mempertahankan level
sodium dalam plasma. Untuk mempertahankan keseimbangan konsentrasi
sodium, ginjal menyesuaikan kapasitas untuk kemampuan transport ion
berdasarkan intake sodium. Penyesuaian ini diperankan oleh hormon

14

aldosteron yang berfungsi mengontrol jumlah transport ion di ginjal sehingga


akan memengaruhi regulasi sodium di endolimfe sehingga mengurangi
serangan penyakit Meniere. Selain diet rendah garam, menghindari konsumsi
kafein, nikotin dan alkohol juga sangat penting dalam mengontrol tekanan
cairan dalam telinga.(15)
Obat dapat digunakan selama serangan untuk mengurangi vertigo, mual /
muntah atau keduanya. Beberapa obat yang digunakan untuk hal ini mencakup
diazepam

(Valium),

lorazepam

(Ativan),

promethazine

(Phenergan),

dimenhydrinate (Dramamine Asli Formula), dan meclizine hydrochloride


(Antivert, Dramamine Kurang Mengantuk Formula).
Selain itu bisa juga dilakukan terapi rehabilitasi vestibular (VRT) kadangkadang

digunakan

mengganggu

untuk

penderita.

membantu

Tujuannya

ketidakseimbangan

adalah

untuk

yang

membantu

dapat
melatih

kemampuan tubuh dan otak untuk memperoses informasi. Jika berhasil, ini
dapat membantu seseorang mendapatkan kembali kepercayaan dalam
kemampuan untuk bergerak.
Ketika perawatan konservatif tidak bekerja: Untuk 20-40% dari orang-orang
yang tidak merespon terhadap obat maupun diet, dokter mungkin menyarankan
pengobatan yang melibatkan risiko fisik. Salah satu pengobatan tersebut, ialah
gentamisin intratympanic ,obat ini menghancurkan jaringan vestibular dengan
suntikan ke dalam telinga antibiotik aminoglikosida (gentamisin). Baru-baru
ini, suntikan steroid intratympanic telah digunakan dengan risiko kehilangan
pendengaran dan peristent ketidakseimbangan.
Metode lain yang kurang konservatif pengobatan yaitu operasi .Dua
kategori operasi yang tersedia.Tujuan dari tipe pertama adalah untuk
meringankan tekanan pada telinga bagian dalam. Operasi ini untuk mengurangi
tekanan.
Tujuan dari operasi tipe kedua adalah untuk memblokir pergerakan
informasi dari telinga ke otak yang terkena. Proses ini melibatkan baik
menghancurkan telinga bagian dalam sehingga telinga tidak menghasilkan
informasi untuk dikirim ke otak, atau

dengan cara menghancurkan saraf

vestibular sehingga informasi tidak diteruskan ke otak. Dalam kedua contoh,

15

terapi fisik ini berguna untuk membantu otak mengkompensasi dari hilangnya
fungsi telinga bagian dalam karena operasi.
XI. PROGNOSIS
Presentasi pasien dan perkembangan penyakit sangat bervariasi. Penyakit
Meniere belum dapat disembuhkan dan bersifat progresif, tapi tidak fatal dan
banyak pilihan terapi untuk mengobati gejalanya. Penyakit ini berbeda untuk
tiap pasien. Beberapa pasien mengalami remisi spontan dalam jangka waktu
hari hingga tahun. Pasien lain mengalami perburukan gejala secara cepat.
Namun ada juga pasien yang perkembangan penyakitnya lambat.

Tingkat

remisi spontan biasanya lebih dari 50% dalam waktu 2 tahun dan lebih dari
70% setelah 8 tahun. Sebagian besar sisanya diberikan perawatan dengan baik
dengan obat-obatan. Sekitar kurang lebih hanya 5-10% pasien yang
memerlukan penanganan pembedahan.

KESIMPULAN

16

Penyakit

Mnire adalah

gangguan telinga

bagian dalam

yang

menyebabkan pusing berat (vertigo), telinga berdenging (tinnitus), gangguan


pendengaran, dan perasaan penuh di telinga. Vertigo menyebabkan nistagmus,
mual, dan muntah. Serangan akut bisa disertai dengan tiba-tiba jatuh tanpa
kehilangan kesadaran.
Tinnitus kadang menetap (periode detik hingga menit), meskipun di luar
serangan. Tinnitus sering memburuk sebelum terjadi serangan vertigo. Tinnitus
sering didekripsikan pasien sebagai suara motor, mesin, gemuruh, berdenging,
berdengung, dan dengung dalam telinga.
Gangguan pendengaran mungkin terasa hanya berkurang sedikit pada awal
serangan, namun seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi kehilangan
pendengaran yang tetap. Beberapa dikabarkan memiliki gejala minimal,
sedangkan yang lain memiliki serangan yang parah. Tingkat remisi spontan
biasanya lebih dari 50% dalam waktu 2 tahun dan lebih dari 70% setelah 8 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

17

18

Anda mungkin juga menyukai