Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cedera pasien rawat inap. Dalam
konteks populasi/masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan, dan fasilitasnya, fasilitas
pelayanan kesehatan perlu mengevaluasi risiko pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk
mengurangi risiko cedera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh, obat dan telaah
terhadap obat dan konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya/cara jalan dan keseimbangan, serta alat
bantu berjalan yang digunakan oleh pasien. Program ini memonitor baik konsekuensi yang
dimaksudkan atau yang tidak sengaja terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi
jatuh.
B. Pengertian
Penapisan risiko jatuh adalah sebuah proses untuk menilai dan menentukan ada-tidaknya risiko
jatuh pada pasien.
C. Tujuan
1. Menilai dan menentukan ada-tidaknya risiko jatuh pada pasien; dan
2. Mencegah terjadinya insiden jatuh yang berakibat cedera pada pasien yang memiliki risiko jatuh
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini diterapkan kepada semua pasien rawat jalan. Pelaksana panduan ini adalah semua
tenaga kesehatan (dokter, perawat, farmasi, bidan, staf rekam medis dan tenaga kesehatan lainnya)
beserta seluruh staf di poli, staf administratif dan staf pendukung yang bekerja di Puskesmas
Panambungan.
A. Prinsip
1. Cedera pada pasien dapat terjadi karena insiden jatuh di fasilitas kesehatan
2. Penapisan risiko jatuh dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun untuk
meminimalkan risiko jatuh pada pasien rawat jalan di Puskesmas
3. Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan (1) kondisi
pasien: contohnya geriatri/lansia, status kesadaran rendah, riwayat konsumsi alkohol dan/atau
penggunaan obat yang mengganggu keseimbangan; (2) diagnosis: contohnya dizziness, vertigo,
gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan dan Parkinson
4. Kriteria untuk melakukan penapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh harus ditetapkan, baik
untuk pasien rawat jalan, dan dilakukan upaya untuk mencegah atau menimbulkan kejadian jatuh
di fasilitas kesehatan
5. Contoh cara melakukan penapisan/pengkajian pada pasien rawat jalan ialah dengan menanyakan
tiga pertanyaan, yaitu (1) apakah pernah jatuh dalam enam bulan terakhir; (2) apakah
menggunakan obat yang mengganggu keseimbangan; dan (3) apakah jika berdiri dan/atau
berjalan membutuhkan bantuan orang lain. Jika satu dari pertanyaan tersebut mendapat jawaban
ya, pasien tersebut dikategorikan berisiko jatuh.
3. Manajemen
a. Memantau dan memastikan panduan pelaksanaan penapisan risiko jatuh dikelola dengan baik
oleh Kepala Ruangan; dan
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan pelaksanaan penapisan risiko jatuh.
BAB III
TATA LAKSANA
Demikian panduan ini disusun dengan harapan akan dapat dipakai sebagai acuan untuk
pelaksanaan penapisan risiko jatuh di Puskesmas Panambungan sehingga dapat dilakukan penilaian
dan penentuan ada-tidaknya risiko jatuh pada pasien serta mencegah terjadinya insiden jatuh yang
berakibat cedera pada pasien yang memiliki risiko jatuh.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien;