1/2
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Ditetapkan oleh :
Direktur
Laksatif/diuretic, narkotik/metadon.
b) Skor 2, bila pasien menggunakan salah satu obat diatas
c) Skor 1, bila pasien menggunakan obat lain.
6. Menentukan tingkat resiko setelah dilakukan scoring sebgai berikut:
a) Skor 7-11 Resiko rendah
b) Skor 12, Resiko Tinggi
7. Memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga oleh
perawat, bidan dan dokter.
8. Memberikan Brosur risiko jatuh.
9. Mendokumentasikan hasil penilaian resiko jatuh.
Unit Terkait
1. Ruang perawatan
2. INPESA
(MORSE SCALE)
No Dokumen
Halaman
1/3
RSU WISATA
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
Ditetapkan oleh :
Direktur
Pengertian
Tujuan
1. Menurunkan risiko pasien jatuh dan akibat tak terduga lainnya pada
pasien dewasa.
2. Membuat asuhan keperawatan pasien dewasa menjadi lebih aman.
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
4.
Komite keperawatan
Bidang pelayanan perawatan
Instalasi Rawat inap
Para SMF
No Dokumen
Halaman
1/3
RSU.WISATA
INDONSIA
TIMUR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
Pengertian
Ditetapkan oleh :
Direktur
Tujuan
Memberikan pelayanan yang sigap, cepat, dan tepat terhadap pasien jatuh
mengurangi risiko komplikasi yang ditimbulkannya.
Kebijakan
Prosedur
nama dan tanggal lahir pasien dan mencocokkan dengan data pada
gelang identitas.
2. Pemeriksaan untuk menemukan cedera/luka dan penilaian awal terhadap
pasien setelah jatuh.
3. Meminta bantuan pada petugas lain atau keluarga untuk memindahkan
pasien ketempat tidur.
4. Hasil penilaian dan pemiraksaan pasien jatuh segera ditindaklanjuti dan
dilaporkan ke DPJP.
5. Penanggulangan pasien jatuh terdiri dari dua hal utama, yaitu penilaian
awal setelah jatuh dan dokumentasi dengan follow-up.
6. Penilaian awal setelah jatuh dilakukan dengan mengutamakan
pemeriksaan terhadap pasien untuk menemukan cedera/luka dan
mengumpulkan informasi mengenai apa yang telah terjadi. Informasi
yang diperlukan adalah:
a. Tanggal/waktu jatuh
b. Deskripsi pasien mengenai kejadian jatuh (bila memungkinkan):
- Apa yang sedang dilakukan pasien saat terjatuh.
- Dimana lokasi pasien saat terjatuh
c. Pemberitahuan kepada keluarga/wali.
d. Pemeriksaan tanda vital (suhu,nadi,prnafasan,tekanan darah dalam
posisi berbaring , duduk dan berdiri tingkat kesadaran dan skala
nyeri.
e. Pengobatan yang sedang diterima ( apakah semua obat telah diberikan,
apakah ada obat yang diberikan ganda).
f. Pemeriksaan pasien:
- Daerah/lokasi cedera.
- Kemungkinan penyebab jatuh.
-Kondisi komorbid (misalnya: Demensia, Penyakit jantung, neuropati,
dll).
- Faktor resiko (misalnya: gangguan keseimbangan/cara berjalan).
- Penilaian ulang risiko jatuh.
g. faktor-faktor lain:
1. Apakah pasien menggunakan alat bantu jalan? Bila Ya, jenis apa?
2. Apakah pasien menggunakan alas kaki yang tepat?
3. Apakah terdapat pakaian yang terserak di lantai?
4. Apakah pasien menggunakan alat bantu sensorik? (kacamata,alat
bantu dengar).
5. Lingkungan
a. Tempat tidur pada posisi tinggi atau rendah.
b. Roda tempat tidur terkunci/tidak.
c. Kursi roda terkunci/tidak.
d. Lantai basah atau tidak.
e. Bel memanggil perawat terjangkau/tidak.
f. Meja di sisi tempat tidur dapat terjangkau/tidak.
g. Barang-barang berserakan/tidak.
h. Penghalang tempat tidur ada atau tidak. Bila ada, berapa
banyak?
6. Pengobatan diikuti/tidak. Bila tidak, mengapa?
7. Melaporkan insiden pasien jatuh ke Tim Keselamatan Pasien
menggunakan formulir insiden.
8. Tindakan dilakukan sesuai dengan tingkat resiko jatuh,yaitu:
Resiko sedang:
Resiko tinggi:
a. Edukasi terhadap pasien dan keluarga.
b. Pengawasan melibatkan keluarga.
c. Menghindari semua yang menjadi faktor resiko seperti: Faktor
lingkungan yang tidak kondusif.
d. Pembatasan aktivitas.
e. Kontrol penggunaan obat, terutama waktu pemberian dan
dosisnya.
f. Perbaiki status gizi Tim Keselamatan Pasien Unit Kerja
melaporkan secara periodic setiap bulan ke Tim Keselamatan
Pasien RS.
Unit Terkait
1. Ruang perawatan
2. INPESA
Halaman
RSU WISATA
1/2
INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
Tanggal Terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
( SPO )
Pengertian
Ditetapkan oleh :
Direktur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
keperawatan
dan
pasien
dinyatakan
berisiko
oleh
perawat
penanggung jawab.
2. Perawat berkoordinasi dengan DPJP tentang hasil penilaian risiko.
3. Pemasangan ident-alert risiko disesuaikan dengan warna yang
memiliki makna.
4. Ident-alert risiko warna merah untuk risiko bagi warna kuning untuk
risiko jatuh dan warna ungu untuk..
5. Perawat
6. Perawat
menjelaskan
kepada
pasien/keluarga
tentang
tujuan
pemasangan ident-alert.
7. Ident-alert risiko dipasang dengan cara mengancingkan pada gelang
identitas pasien dengan tulisan risiko sejajar/searah dengan barcode pasien.
8. Bila selama perawatan gelang rusak atau hilang, maka gelang harus diganti.
9. Ident-alert risiko dilepaskan oleh perawat bila pasien pulang/meninggal/atau
resiko berubah menjadi risiko rendah.
10. Bila pasien menolak pemasangan ident alert risiko, maka pasien harus
menanda tangani surat penolakan tindakan.
Unit Terkait
1. IRD.
2. REKAM MEDIK.
3. RUANG PERAWATAN