Anda di halaman 1dari 30

SASARAN

KESELAMATAN
PASIEN
SKP 2. MENINGKATKAN
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi dapat berbentuk verbal, elektronik,


atau tertulis. Komunikasi yang jelek dapat
membahayakan pasien. Komunikasi yang rentan
terjadi kesalahan adalah saat perintah lisan atau
perintah melalui telepon, komunikasi verbal, saat
menyampaikan hasil pemeriksaan kritis yang
harus disampaikan lewat telpon.
Salah satu komunikasi efektif yang dapat
digunakan pada saat handover adalah
komunikasi SBAR.

SBAR dapat digunakan dalam


berkomunikasi praprosedur yang akan
dilakukan ke pasien, selama handover, atau
setiap saat ada perubahan yang tak terduga
dalam perawatan pasien (Haig, Sutton, &
Whittington, 2006).
TUJUAN KOMUNIKASI
EFEKTIF S-BAR
• Tersampaikannya gagasan atau pemikiran
kepada orang lain dengan jelas sesuai
dengan yang dimaksudkan.
• Adanya saling kesepahaman dalam suatu
permasalahan, sehingga terhindar dari
salah persepsi.
• Memberikan sesuatu pesan kepada pihak
tertentu, dengan maksud agar pihak yang
diberi informasi dapat memahaminya. 
KEUNTUNGAN DARI
PENGGUNAAN METODA SBAR

• Kekuatan perawat berkomunikasi secara


efektif.
• Dokter percaya pada analisa perawat
karena menunjukkan perawat paham akan
kondisi pasien.
• Memperbaiki komunikasi sama dengan
memperbaiki keamanan pasien.
TEHNIK PELAKSANAAN SBAR
S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada
pasien)

B : Background (info penting yang berhubungan


dengan kondisi pasien terkini)

A : Assessment (hasil pengkajian dari kondisi


pasien saat ini)

R : Recommendation
S (Situation)
• Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan
nomor kamar; Nomor Medical Record;
Diagnosa Medis; Daftar Obat

• Nyatakan masalah secara singkat: apa,


kapan dimulai, dan tingkat keparahan.
B (Background)
Informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi,
meliputi:
• Hasil terbaru pengkajian dan tanda-tanda vital pasien; 
• Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta
hasil dari tes labor sebagai pembanding; 
• Informasi klinik lainnya; dan
• Terapi dan/ atau tindakan (intervensi) yang telah
dijalankan dan diterankan Waktu pelaksanaan dan
memberikan nomor dari setiap tindakan sesuai dengan
SPO yang ada.
• Background merupakan informasi penting tentang apa
yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini.
A (Assesment/ Pengkajian)
• Assessment merupakan Masalah
Keperawatan
• Dapat ditulis lebih dari satu apabila
ditemikan Masalah Keperawatan yang
lainnya.
R (Recommendation)
• Recommendation merupakan apa saja hal
yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.
• Rekomendasikan intervensi keperawatan
yang telah dan perlu dilanjutkan (refer to
nursing care plan) termasuk discharge
planning dan edukasi pasien dan keluarga.
CONTOH : PENULISAN
LAPORAN SBAR PER SHIFT
CONTOH : PENULISAN
LAPORAN SBAR PER SHIFT
SKP 6. MENGURANGI RESIKO
PASIEN JATUH
• Banyak cedera yang terjadi di unit rawat inap dan
rawat jalan akibat pasien jatuh.
• Berbagai faktor yang meningkatkan riisiko
pasien jatuh antara lain: kondisi pasien; gangguan
fungsional pasien (contoh gangguan
keseimbangan, gangguan penglihatan, atau
perubahan status kognitif); lokasi atau situasi
lingkungan rumah sakit; riwayat jatuh pasien;
konsumsi obat tertentu; konsumsi alkohol.
Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisiko rendah
untuk jatuh dapat mendadak berubah menjadi berisiko tinggi.
Hal iIni disebabkan oleh operasi dan/atau anestesi, perubahan
mendadak kondisi pasien, serta penyesuaian pengobatan.

Rumah sakit melakukan evaluasi tentang pasien jatuh dan


melakukan upaya mengurangi risiko pasien jatuh dengan
membuat program yang meliputi manajemen risiko dan
asesmen ulang secara berkala di populasi pasien dan atau
lingkungan tempat pelayanan dan asuhan itu diberikan.
PROTOKOL PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
KEJADIAN JATUH PADA PASIEN

Tujuan

Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada


pasien, dengan cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh
dengan menggunakan Asesmen Risiko Jatuh.
2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien (setiap hari)
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap
pasien yang berisiko jatuh dengan menggunakan Asesmen
Risiko Jatuh Harian 4. Menetapkan standar pencegahan dan
penanganan risiko jatuh secara komprehensif
Prosedur

1. Perawat yang bertugas akan melakukan skrining risiko jatuh


kepada setiap pasien dengan menggunakan Asesmen Risiko
Jatuh Harian
2. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang setiap harinya
3. Asesmen ulang juga dilakukan pada pasien yang mengalami
perubahan kondisi fisik atau status mental
Instruksi dalam Melengkapi Asesmen Risiko Jatuh Harian

1. Perawat yang bertugas akan mengevaluasi pasien dengan


memberi skor pada setiap kriteria risiko yang dimiliki pasien
yang akan dipakai untuk menentukan kategori risiko jatuh
pada pasien.
2. Pasien akan dikategorikan ke dalam salah satu dari tiga
kategori: Rendah (R) Sedang (S) Tinggi (T)
3. Perawat yang bertugas akan mengidentifikasi dan
menerapkan Prosedur Pencegahan Jatuh, berdasarkan pada:
a. Kategori risiko jatuh
b. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
c. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat
pengaman (safety devices)
d. Asesmen Klinis Harian
4. Prosedur Pencegahan Jatuh pada pasien yang berisiko
rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan dan
penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal.
5. Dokumentasi / pencatatan
a. Pencatatan dilakukan pada setiap pasien dengan
menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Harian
b. Semua pasien dengan kategori risiko sedang dan tinggi
akan dilakukan pencatatan status jatuh pada bagian
Rencana Perawatan Interdisiplin di subbagian Proteksi.
6. Komunikasi
Saat pergantian jam kerja, setiap perawat yang bertugas
akan melaporkan pasien-pasien yang telah menjalani
asesmen risiko jatuh kepada perawat jaga berikutnya
7. Asesmen ulang
Semua pasien akan dilakukan asesmen ulang oleh perawat
yang bertugas setiap harinya
PROSEDUR PENCEGAHAN JATUH
UNTUK SEMUA PASIEN
1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak
licin
3. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya
63,5 cm), dan pastikan roda terkunci
4. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi
tempat tidur. Ingat bahwa menggunakan 4 sisi pegangan
tempat tidur dianggap membatasi gerak (mechanical restraint)
5. Pastikan pencahayaan adekuat
6. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
7. Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan
8. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada
pasien dan keluarganya
PENILAIAN RESIKO JATUH

Penilaian Resiko Jatuh merupakan suatu penilaian terhadap


faktor – faktor yang dapat menyebabkan pasien jatuh.

Penilaian resiko jatuh biasanya menggunakan:


1. Rawat jalan: menggunakan get up and go
2. Rawat inap, icu, igd:
a. Morse falls scale
b. Humpty dumpty
c. Sydney scoring
GET UP AND GO

Asesmen risiko jatuh time up & go adalah untuk


mengidentifikasi pasien resiko jatuh dan menilai
kemungkinannya dengan form asesmen resiko jatuh time up &
go di rawat jalan.

TUJUAN
1. Agar pasien resiko jatuh terdeteksi sehingga dapat
dihindarkan
2. Petugas mengetahui pasien – pasien yang resiko jatuh bagi
pasien umum ( dewasa & anak )
FORMULIR PENGKAJIAN GET UP AND GO

Penilaian/Pengkajian Ya Tidak
No.
Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)    
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung
a. 2. Jalan dengan menggunakan alat bantu
kruk, tripot, kursi, orang lain )

Menopang saat akan duduk : tampak    


memegang pinggiran kursi atau meja / benda
b.
lain penopang saat akan duduk
No. Hasil Penilaian / Pengkajian Ket.

1. Tidak Berisiko Tidak ditemukan a & b  


Ditemukan salah satu dari a
2. Risiko Rendah  
atau b
3. Risiko Tinggi Ditemukan a dan b  

No. Hasil Kajian Tindakan Ya Tidak TTD Petugas

1.  Tidak beresiko Tidak ada tindakan      


2. Resiko rendah Edukasi      
3. Resiko tinggi Pasang tanda berupa      
kalung atau gelang
berwarna kuning
MORSE FALLS SCALE

Skala ini biasa dipakai untuk mengukur tingkat resiko jatuh pada
orang dewasa. Skala Jatuh Morse (Morse Fall Scale) biasa
diaplikasikan untuk pasien yang dirawat inap di rumah sakit.

Penilaian menggunakan metode ini membutuhkan penilaian yang


sistematis dan membutuhkan keterlibatan pasien dan keluarga
terhadap faktor-faktor risiko jatuh pada saat masuk perawatan,
perubahan status dan dipulangkan atau dipindahkan ke tempat
yang lain
FORMULIR PENGKAJIAN MORSE FALLS SCALE
No Pengkajian Skala Nilai Keterangan
Apakah pasien pernah jatuh dalam 3 bulan terakhir ? Tidak 0    
1.
    Ya 25    
Diagnosa sekunder : apakah pasien memiliki lebih dari satu Tidak 0    
2. penyakit
    Ya 15    
3. Alat bantu jalan        
   Bedrest / dibantu oleh perawat   0    
   Kruk/ Tongkat/ Walker   15    
 Berpegangan pada benda – benda sekitar ( Meja,Kursi,   30    
  Lemari)
Teraphy Intravena = Apakah saat ini pasien terpasang infus Tidak 0    
4.
    Ya 20    
5. Gaya Berjalan / cara berpindah        
 Normal / Bedrest/ Immobile (tidak bergerak sendiri )   0    
 
   Lemas tidak bertenaga   10    
 Gangguan tidak normal   20    
  (Pincang / Diseret)
6. Status mental        
   Pasien menyadari kondisi dirinya   0    
   Pasien menyadari keterbatasan daya ingat   15    
Total nilai        
KETERANGAN HASIL MORSE FALLS SCALE

Tingkatan Nilai MPS Tindakan


Resiko

Tidak beresiko 0-24 Perawatan dasar

Resiko 25-50 Pelaksanaan Intervensi


Rendah Pencegahan Jatuh Standar

Resiko Tinggi ≥ 51 Pelaksanaan Intervensi


Pencegahan Jatuh Resiko Tinggi
HUMPTY DUMPTY SCALE

• Skala ini biasa dipakai untuk mengukur tingkat resiko jatuh


pada Pediatrik atau anak – anak.

• Kategori Skor:
7-11 Risiko Rendah (RR)
≥ 12 Risiko Tinggi (RT)
Skor
Faktor Risiko Skala Poin
Pasien
  Kurang dari 3 tahun 4  
  3 tahun – 7 tahun 3  
Umur 7 tahun – 13 tahun 2  
Lebih 13 tahun 1  
  Laki – laki 2  
Jenis Kelamin Wanita 1  
  Neurologi 4  
  Respiratori, dehidrasi, anemia, anorexia, syncope 3  
Diagnosa Perilaku 2  
Lain – lain 1  
  Keterbatasan daya piker 3  
Gangguan Kognitif Pelupa, berkurangnya orientasi sekitar 2  
Dapat menggunakan daya pikir tanpa hambatan 1  
  Riwayat jatuh atau bayi / balita yang ditempatkan di tempat tidur 4  
   
Faktor Lingkungan Pasien yang menggunakan alat bantu/ bayi balita dalam ayunan 3
Pasien di tempat tidur standar 2  
Area pasien rawat jalan 1  
Respon terhadap Dalam 24 jam 3  
pembedahan, sedasi, dan Dalam 48 jam 2  
anestesi Lebih dari 48 jam / tidak ada respon 1  
Penggunaan obat-obatan Penggunaan bersamaan sedative, barbiturate, anti depresan, diuretik,  
3
narkotik
Salah satu dari obat di atas 2  
Obatan –obatan lainnya / tanpa obat 1  
TOTAL    
SYDNEY SCORING
• Resiko jatuh pada pasien lanjut usia atau geriatri sangat tinggi,
tercatat untuk laporan pasien jatuh geriatri meningkat setiap
tahunnya, pasien diatas 65 tahun sebesar 30% dan pasien diatas
80 tahun sebesar 50%. Dari itu sebagai tenaga kesehatan kita
sebaiknya memantau tanda - tanda resiko jatuh pada pasien
geriatri yang akan dirawat, salah satu metode yang bisa
digunakan ialah penilaian Resiko Jatuh dengan skala Ontario
Modified Sratify – Sydney Scoring

• Keterangan skor:
• 0-5 : resiko rendah
• 6-16 : resiko sedang
Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor

apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?  Ya / tidak Salah satu jawaban  
Riwayat jatuh  
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir   Ya/ tidak ya = 6
  ini?  
apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola   Ya/ tidak  
pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat) Salah satu jawaban  
Status mental
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat,   Ya/ tidak ya = 14  
 
atau orang)  
 
apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)   Ya/ tidak  

apakah pasien memakai kacamata?   Ya/ tidak Salah satu jawaban  


Penglihatan apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?   Ya/ tidak  
ya = 1
  apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi   Ya/ tidak  
 
 
makula?  
apakah terdapat perubahan perilaku berkemih? (frekuensi, urgensi,   Ya/ tidak  
Kebiasaan berkemih ya = 2
inkontinensia, nokturia)
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0  
Transfer (dari tempat jumlahkan nilai  
memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan 1
tidur ke kursi dan memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2 transfer dan  
kembali ke tempat mobilitas. Jika nilai  
tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total 3
tidur) total 0-3, maka skor  
mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) 0 = 0. jika nilai total  
berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fisik) 1 4-6, maka skor = 7  
menggunakan kursi roda 2    
Mobilitas imobilisasi 3  
   
   
   
 
 

Anda mungkin juga menyukai