Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN RISIKO JATUH

NO. /PD/MT/I/2024

PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE UTARA


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS ANDOWIA
BAB I
DEFINISI

Pasien jatuh merupakan salah satu dari 6 sasaran keselamatan


pasien di Puskesmas Andowia. Berdasarkan laporan yang masuk ke Joint
Commission periode 1995-2004 terjadi 133 kasus pasien jatuh yang
mengakibatkan pasien meninggal atau cidera berat. NationaI Patient Safety
Agency (NPSA) di lnggris menerima laporan pasien jatuh di RS sebesar
lebih dari 200.000 kegiatan dalam tahun 2005-2006, dan 26 kasus berakibat
meninggal.
Jatuh adalah seseorang tergeletak di lantai atau di tingkat yagn
lebih rendah (disaksikan oleh seseorang) atau dilaporkan tergeletak di lantai
(tanpa ada saksi) yang tidak disebabkan oleh gerakan yang disengaja atau
dikarenakan factor ekstrinsik seperti serangan stroke, pingsan atau kejang.
Nyaris jatuh atau kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba namun
tidak mengakibatkan jatuh atau cidera.
Pasien yang ditemukan berada dilantai tanpa diketahui mengapa
dan bagaimana terjadinya baik oleh pasien maupun oleh orang lain adalah
kejadian jatuh tanpa saksi mata.
BAB II
RUANG LINGKUP

Keselamatan pasien merupakan hal utama dalam pelayanan di


Puskesmas. Salah satu sasaran keselamatan pasien yaitu sasaran ke
enam adalah pengurangan risiko pasien jatuh. Tujuan dari keselamatan
pasien adalah agar puskesmas memberikan pelayanan kesehatan yang
aman bagii pasien yang dirawat. Maksud dari aman adalah terbebas
dari cidera yang tidak perlu, contohnya cidera akibat jatuh.
Risiko jatuh dapat dicegah, namun mencegah risiko jatuh bukan
berarti pasien harus membatasi mobilitas dan aktivitasnya (contohnya
berjalan, mandi, BAB, BAK, dsb) dan mengharuskan pasien untuk
berada ditempat tidur saja. Oleh karena itu pencegahan risiko jatuh
membutuhkan intervensi dan modifikasi sesuai kebutuhan individual
pasien berdasarkan hasil pengkajian terhadap factor risiko jatuh pasien.
Pengurangan risiko pasien jatuh memerlukan komitmen yang tinggi
dari pimpinan dan seluruh staf. Puskesmas harus memiliki budaya
aman agar setiap orang sadar dan memiliki tanggung jawab terhadap
keselamatan pasien karena pencegahan pasien jatuh merupakan
tangung jawab seluruh staf di puskesmas baik medik maupun non
medik, tetap dan tidak tetap. Seluruh karyawan harus waspada terhadap
risiko jatuh pasien dan berpartisipasi dalam melakukan tindakan
pencegahan diseluruh area rumah sakit dimana pasien berada, baik
area klinis/ perawatan maupun area non klinis (contohnya:area parkir,
ruang tunggu, koridor, ruang administrasi, dll). Ruang lingkup panduan
ini meliputi:

A. Identifikasi Umum Risiko Jatuh


Semua pasien di puskesmas diidentifikasi risiko jatuh. ldentifikasi
dilakukan dengan cara visual kemudian dilanjutkan dengan pengkajian
risiko jatuh lebih lanjut dengan menggunakan Formulir Pengkajian
Risiko latuh.
B. Upaya Mengurangi Resiko Jatuh
Sebagai upaya pengurangan risiko jatuh dan cidera yang ditimbulkan
akibat jatuh maka puskesmas menetapkan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengenali faktor risiko jatuh dan melakukan penilaian risiko
melalui pengkajian awal dan pengkajian ulang.
2. Melakukan intervensi pencegahan risiko jatuh
3. Memonitor risiko jatuh

Untuk melakukan pengkajian risiko jatuh maka harus


diketahui faktor risiko apa saja yang dapat mengakibatkan
pasien jatuh. Mengenali faktor risiko jatuh yang terdapat pasda
pasien penting dilakukan karena faktor risiko jatuh adalah hal-hal
yang melatar belakangi terjadinya jatuh pada pasien. Faktor risiko
jatuh terbagi menjadi kategori:
1. Ekstrinsik : berhubungan dengan kondisi fisik dan psikologis pasien
2. lntrinsic : berhubungan dengan lingkungan
3. Dapat diantisipasi : faktor risiko yang dapat diperkirakan
4. Tidak dapat diantisipasi : faktor risiko yang tidak dapat diperkirakan.

C. Pengkajian Risiko Jatuh


Pengkajian risiko jatuh dilakukan pada setiap pasien dengan
menggunakan Formulir Pengkajian. Semua pasien anak <5 tahun,
geriatric >60 tahun. Psien disabilitas atau pasien yang dirawat di unit
risiko tinggi yang telah ditetapkan adalah pasien berisiko jatuh, tidak
dilakukan penilaian tetapi langsung dilakukan intervensi.

D. Intervensi Risiko Jatuh


lntervensi dilakukan bagi pasien yang dalam pengkajian dikategorikan
pasien risiko jatuh.

E. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui
perkembangan, sehingga intervensi mungkin akan berubah

F. Strategi Pencegahan Risiko Jatuh


Puskesmas menggunakan strategi dalam mencegah pasien
jatuh dan diketahui oleh seluruh petugas

G. Penanganan Pasien Jatuh


Penanganan Pasien Jatuh dilakukan sesuai prosedur
BAB III

TATA LAKSANA

A. Identifikasi Umum Pasien Risiko Jatuh


1. Semua pasien harus diidentifikasi risiko jatuh dengan benar
sebelum dilakukan segala tindakan atau pengobatan.
2. Semua pasien anak < 5 tahun getiatri > 60 tahun, pasien
disabilitas atau pasien yang dirawat di unit risiko tinggi yang telah
ditetapkan adalah pasien berisiko jatuh, tidak dilakukan penilaian
tetapi langsung dilakukan intervensi.
3. ldentifikasi pasien risiko jatuh yang akan dipasangkan meliputi :
gelang kuning yan dipasang bersama gelang identitas
4. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang proses identifikasi
pasien risiko jatuh ini, kegunaan dan risiko jika menolak
dipasangkan tanda risiko jatuh.
5. Sebelum dilakukan pemasangan gelang kuning, keterangan
tentang nama lengkap, tanggal lahir dan nomor rekam medis
pasien harus diperiksa dengan cara bertanya dan dikonfirmasi
antara data rekam medis dan gelang pasien.
6. Ketika menanyakan skla risiko jatuh sesuai pertanyaan yang ada
di skala penilaian dan dari hasil pengamatan, kemudian dihitung
skor total sehingga didapatkan kriteria risiko jatuh.
7. Jika pasien tidak memungkinkan untuk menjawab pertanyaan
makan dinyatakan kepada penjaga/wali/keluarga terdekatnya.
8. Pasien jatuh di area lain puskesmas dilakukan penanganan
terlebih dahulu di tempat kejadian, jika memerlukan
penangananlebih lanjut pasien dibawa ke UGD 24 jam.
9. Pasien rawat jalan diidentifikasi risiko jatuh secara visual oleh
petugas yang pertama kali kontak dengan pasien agar diidentifikasi
kebutuhan akan alat bantu. Dalam hal ini petugas tersebut adalah
petugas di pintu masuk area puskesmas baik petugas klinis maupun
petugas non klinis puskesmas.

B. Pengkajian Risiko Jatuh

Setiap pasien yang masuk dan dirawat di puskesmas memiliki risiko


untuk jatuh terkait dengan penyakitnya atau alasan pasien dirawat. Oleh
karena itu pengkajian risiko jatuh dilakukan untuk mengidentifikasi
mengenali apakah pasien memiliki kemungkinan besar untuk jatuh
(berisiko tinggi jatuh) atau tidak (berisiko tidak jatuh). Untuk pasien rawat
jalan juga harus dinilai risiko jatuh dengan melihat kondisi pasien
sehingga dapat dilakukan intervensi terhadap kondisi pasien tersebut.
1. Penilaian risiko jatuh menggunakan Skala Humpty Dumpty untuk
pasien anak-anak dan Skala Morse untuk pasien dewasa dan
geriatric.
2. Penilaian dilakukan saat pasien akan dirawat.
3. Penilaian ulang dilakukan:
a. Terjadi perubahan status klinis meliputi perubahan kondisi fisik,
fisiologis dan psikologis; contohnya perubahan kesadaran,
perubahan pola eliminasi, perubahan perilaku, hipotensi,
hipoglikemi, kelemahan fisik, dll.
b. Dilakukan apabila pasien mendapat penambahan obat- obat
yang mengakibatkan kelemahan umum, penurunan tekanan
darah, penurunan kadar gula dan yang mengakibatkan
mengamuk. Diantarnya : oabt-obat anesthesia, sedative,
hipnotik, diuretic, antidiabetik dan antihipertensi.
c. Post operasi
4. Pasien untuk risiko jatuh dilakukan intervensi dan monitoring
setiap shift.
5. Untuk mengubah kategori berisiko jatuh menjadi tidak berisiko,
dinilai ulang setiap shift 2 kali berturut-turut

1) Pengkajian Risiko Jatuh Pada Anak


a)Pengkajian awal risiko pada anak
Petugas melakukan pengkajian awal risiko jatuh pada
saat menerima pasien baru form penilaian risiko jatuh
anak.
Petugas mengkaji faktor risiko meliputi :
- Usia
- Jenis kelamin
- Diagnosa medis
- Faktor lingkungan
- Pemakaian obat (anesthesia, antihistamin, anti
kejang, narkotik / psikotropika, diuretic)
b)Penilaian risiko jatuh
Setelah melakukan pengkajian, petugas menentukan
risiko jatuh pasien dengan cara menjumlahkan skor
yang ada:
- Skor ≥ 1 : risiko jatuh
- Skor 0 : tidak risiko jatuh
c)Intervensi
Setelah menentukan risiko jatuh pasien, petugas
melakukan intervensi setiap shift yang meliputi :
1) Penjelasan mengenai risiko jatuh
2) Memastikan bell pemanggil petugas berfungsi dan
dalam jangkauan tangan pasien
3) Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah,
roda terkunci, dan bed side rail terpasang semua
4) Membantu psien saat transfer / ambulansi
5) Memasang gelang kuning pada pasien
6) Menjelaskan obat-obat yang berefek enestesia, anti
histamine, anti kejang, psikotropika/ narkotika,
diuretic, dll.
Tabel 1 Tabel Skala Humpty Dumpty
Parameter Kriteria Nilai Skor
Usia - <3 tahun 4
- 3-7 tahun 3
- 7-13 tahun 2
- ≥ 13 tahun 1
Jenis kelamin - Laki-laki 2
- Perempuan 1
Diagnosis - Diagnosis neurologi 4

- Perubahan oksigenasi (diagnosis


3
respiratorik, dehidrasi, anemia,
anoreksia, sinop, pusing, dsb)
- Gangguan perilaku/psikiatri 2

- Diagnosis lainnya 1

Gangguan kognitif - Tidak menyadari keterbatasan 3

dirinya
2
- Lupa akan adanya keterbatasan

- Orientasi baik terhadap diri


1
sendiri
Faktor lingkungan - Riwayat jatuh/bayi diletakan 4

ditempat tidur dewasa

- Pasien mengunakan alat bantu/bayi


3
diletakan dalam tempat tidur
bayi/perabot rumah
- Pasien diletakan di tempat tidur 2
1
- Area diluar puskesmas
Respon terhadap: - Dalam 24 jam 3
1. Pembedahan/ - Dalam 48 jam
2
sedasi/anastesi 1
- 48 jam atau tidak menjalani
2. Penggunaan
pembedahan/sedasi/ anastesi
Medikamentosa
penggunaan multiple: sedatif,
obat hipnotis, barbitular,
fenotiazin, antidepresan,
pencahar, diuretic, narkose,
penggunaan salah satu obat
diatas penggunaan medikasi
lainnya/ tidak ada medikasi
Total skor :
Nama dan TTD Petugas
Interpretasi

Tingkat Risiko Skor Tindakan

MFS
( ) Tidak ada risiko 0 - 24 Tidak ada
( ) Risiko rendah 25-50 Lakukan pencegahan jatuh standar
( ) Risiko tinggi >51 Lakukan intervensi pencegahan

jatuh risiko-tinggi

2) Pengkajian Risiko Jatuh Dewasa


Langkah-langkah pencegahan risiko jatuh adalah melakukan
pengkajian risiko jatuh pasien dewasa menggunakan form
penilaian risiko jatuh dewasa, menetapkan nilai risiko jatuh,
memberikan intervensi yang sesuai dan melakukan pengkajian
ulang.
a) Pengkajian awal risiko pada dewasa
Petugas UP 24 jam dan RB melakukan pengkajian awal risiko
jatuh pada saat menerima pasien baru form penilaian risiko
jatuh dewasa. Perawat mengkaji faktor risiko meliputi :
1) Riwayat jatuh dalam 6 bulan terakhir
2) Diagnosa medis / penggunaan obat: anesthesia, antihistamin,
anti kejang, narkotik/ psikotropika, diuretic)
3) Usia
4) Alat bantu jalan
5) Terpasang infus
6) Gaya jalan
7) Kondisi mental
b) Penilaian risiko jatuh
Setelah melakukan pengkajian, perawat menentukan risiko
jatuh pasien dengan cara menjumlahkan skor yang ada :
Skor > 4 : risiko jatuh
c) Intervensi
Setelah menentukan risiko jatuh pasien, perawat
melakukan intervensi setiap shift yang meliputi :
1) Penjelasan mengenai risiko jatuh
2) Memastikan bell pemanggil perawat berfungsi dan
dalam jangkauan tangan pasien
3) Menempatkan tempat tidur dalam posisi rendah, roda
terkunci, dan bed said rail terpasang semua
4) Membantu pasien saat transfer / ambulansi
5) Memasang gelang kuning pada gelang identitas pasien
6) Menjelaskan obat-obat yang berefek anesthesia, anti
histamine, anti kejang, psikotropika/ narkotika, diuretic, dll

Tabel 2. Skala Morse


No Kriteria Skala Skor
1. Riwayat jatuh : Baru ( ) Ya = 25
saja atau dalam 3 bulan ( ) Tidak = 0
2. Diagnosis sekunder (≥ 2 ( ) Ya = 15
diagnosis medis) ( ) Tidak = 0
3. Bantuan Berjalan ( ) Tidak ada, tirah baring, di kursi roda,
bantuan orang lain = 0
( ) Tongkat ketiak (crutch), tongkat (cane), alat
bantu berjalan (walker) =
15
( ) Furnitur = 30
4. Terpasang infus ( ) Ya = 20
( ) Tidak = 0
5. Cara berjalan / ( ) Normal, tirah baring, tidak
berpindah bergerak = 0
( ) Lemah = 0
( ) Terganggu = 20
6. Status mental ( ) Mengetahui kemampuan diri = 0
( ) Lupa keterbatasan = 15
Total Skor
Nama dan TTD Petugas

Interpretasi
Tingkat Risiko Skor Tindakan
MFS
( ) Tidak ada risiko 0 - 24 Tidak ada
( ) Risiko rendah 25-50 Lakukan pencegahan jatuh standar
( ) Risiko tinggi >51 Lakukan intervensi pencegahan jatuh
risiko-tinggi
3) Pengkajian Risiko Jatuh Rawat Jalan
a) Semua pasien rawat jalan dinilai terhadap risiko jatuh
b) Orang yang melakukan penilaian adalah petugas (siapapun)
yang pertama kali kontak dengan pasien yaitu petugas sekiriti
puskesmas
c) Penilaian dilakukan secara visual dengan melihat kondisi
secara umum dari pasien, cara datang ke puskesmas, cara
mobilitas/ memerlukan alat bantu/ tidak, gaya jalan, hambatan
dalam berjalan

C. Intervensi Risiko Jatuh

1. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien anak

lntervensi pencegahan pasien jatuh dilakukan berdasarkan


pengkajian risiko jatuh yang dilakukan oleh perawat. Intervensi
risiko jatuh pada anak :
a. Orientasikan ruangan kepada keluarga dan dekatkan bel pasien
b. Pasang gelang kuning pada pasien
c. Berikan edukasi risiko jatuh dan pencegahan jatuh pada orang
tua
d. Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
e. Pastikan handrail TT terpasang
f. Gunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang mampu
berjalan
g. Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
h. Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapi dan bersih
i. Pastikan penerangan yang cukup
j. Observasi tiap jam
k. Singkirkan benda yang tidak diperlukan untuk pasienKonsul
dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan obat- obatan

2. Intervensi pencegahan pasien jatuh pada pasien dewasa

lntervensi pencegahan pasien jatuh dilakukan berdasarkan


pengkajian risiko jatuh yang dilakukan oleh perawat. Intervensi risiko
jatuh dewasa :
a. Orientasikan ruangan keapda keluarga dan dekatakan bel pasien
b. Pasang gelang kuning pada pasien
c. Berikan edukasi risiko jatuh dan pencegahan jatuh pada orang
tua atau keluarga
d. Posisikan tempat tidur rendah, rem tempat tidur terkunci
e. Pastikan handrail TT terpasang
f. Gunakan alas kaki yang tidak licin untuk pasien yang
mampu berjalan
g. Bantu pasien saat transfer atau ambulansi
h. Jaga daerah sekitar tempat tidur agar rapi dan bersih
i. Pastikan penerangan yang cukup
j. Observasi tiap jam
k. Singkirkan bendayang tidak diperlukan untuk pasien
l. Konsul dengan farmasi klinis dalam melakukan tinjauan obat-
obatan

D. Strategi Pencegahan Risiko Jatuh

1. Peningkatan pelayanan kepada pasien

Melakukan pemantauan medikasi berkolaborasi dengan farmasi klinis


untuk :
a. Meninjau obat-obat yang diresepkan
b. Mengevaluasi pasien yang mendapat obat-obat atau kombinasi
obat yang memungkinkan terjadinya jatuh, dan obat yng
meningkatkan risiko cedera akibat jatuh (misalnya anti
koagalan).
c. Memberikan usulan kepada dokter yang merawat untuk
mempertimbangkan antara manfaat dan risiko jatuh akibat obat
yang digunakan

2. Meningkatkan kondisi pasien


a. Mobilisasi dini sesuai kondisi pasien, peningkatan kekuatan dan
fungsi otot dan keseimbangan
b. Pemenuhan nutrisi dan cairan yang adekuat
c. Penatalaksanaan medis untuk penyakit pasien, misalnya
gangguan jantung, cidera obat, masalah persendian, tulang
,dll.

3. Edukasi
a. Pasien dan keluarga
Pasien dan keluarga perlu diedukasi secara langsung dan
menggunakan leaflet yang berisikan cara pencegahan jatuh
yang dapat dilakukan oleh pasien dan keluarga.
b. Staff
Staff diedukasi mengenai cara mengidentifikasi pasien berisiko
jatuh, intervensi yang harus dilakukan dan tindakan yang harus
dilakukan apabila pasirn jatuh

4. Peningkatan Keamanan saat ambulansi


a. Pindahkan pasien ke sisi yang lebih stabil
b. Anjurkan pasien menggunakan pegangan
c. Anjurkan pasien memanggil petugas jika ingin turun dari tempat
tidur
d. Ajarkan penggunaan alat bantu jalan, gunakan alat bantu yang
sesuai dengan pasien

5. Penataan Lingkungan dan Fasilitas


a. Perbaikan lingkungan fisik : Yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko pasien jatuh antara lain:
1) Pencahayaan yang terang pada gang/koridor, tangga, kamar
mandi dan jalan masuk. Cahaya jangan menyilaukan mata.
2) Mengurangi penghalang dengan mengurangi penggunaan
benda-benda atau furniture yang tidak perlu dan
merapikan kabel listrik
3) Kursi dan furniture yang digunakan untuk menopang pada
saat pasien duduk dan bangkit berdiri tidak terlalu rendah
atau tinggi.
4) Pengontrolan bahaya yang mungkin terjadi yang terdapat
dikamar mandi seperti: pegangan yang mudah terlihat dan
aman serta perekat yang berwarna mencolok sehingga
mudah terlihat dan tidak licin, lantai tidak berlumut dan
licin, letak toilet yang ditinggikan / toilet duduk posisinya
tidak rendah dan terdapat pegangan tangan arah vertical.
5) Menyiapkan alas kaki yang layak
b. Kursi dan Kursi Roda
Memastikan pasien risiko jatuh telah duduk dengan posisi
yang baik
c. Tempat tidur
Memasang tempat tidur dalam posisi rendah, mengunci rem
dengan baik, dan tempat tidur mempunyai pagar pengaman.
Pagar pengaman hendaknya memagari sebagian saja, sebab
bila pagar tempat tidur penuh, memungkinkan pasien yang
bingung untuk loncat dari tempat tidur, kasur, alas kasur dan
sprei tidak licin

E. Penanganan Pasien Pasca Jatuh

Apabila pasien mengalami kejadian jatuh maka berikut ini


adalah langkah- langkah penanganannya:
1. Kaji adanya cedera dan tentukan tingkat cedera

Tingkat
Cedera
0 Tidak ada cedera
1 Minor, abrasi, memar, laserasi mimor yang
membutuhkan
jahitan
2 Mayor, fraktur, trauma kepala/spiral
3 Meninggal

2. Kaji tanda-tanda viral, tingkat kesadaran, perubahan ROM (Range


Of Motion) dan melakukan pemeriksaan GDS ( Gula DArah
Sewaktu) khususnya pada pasien DM
3. Pindahkan pasien dari posisi jatuh dengan aman dan perhatikan
adanya risiko cedera spinal dan kepala
4. Beritahu dokter dan kepala ruang
5. Observasi pasien secara berkala
6. Dokumentasikan tindakan yang harus di lakukan dalam catatan
keperawatan
7. Lakukan pengkajian ulang risiko jatuh
8. Komunikasikan kepada seluruh petugas kesehatan dan keluarga
pasien bahwa pasien mengalami jatuh dan berisiko untuk jatuh
lagi
9. Buat laporan insiden keselamatan pasien dan laporan ke PMKP
dalam waktu 2x24 jam.
10. Lakukan investigasi pasien jatuh menggunakan format investigasi
pasien jatuh untuk mengetahui faktor intrinsic dan ektrinsik yang
berkontribusi terhadap jatuhnya pasien.

F. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Seluruh staf puskesmas
a. Memahami dan mengerti hasil identifikasi pasien jatuh
dengan melihat gelang risiko jatuh yang dikenakan pasien
(gelang warna kuning)
b. Mematuhi intervensi yang telah ditetapkan sesuai hasil
identifikasi pasien jatuh yang dilakukan
c. Melaporkan kejadian pasien jatuh ditempat tugasnya
dengan menggunakan laporan insiden
d. Melakukan assesmen awal / identifikasi pasien risiko jatuh
e. Menuliskan hasil dan melakukan intervensi pasien jatuh jika
hasil identifikasi ditemukan pasien dengan risiko jatuh
f. Menginformasikan hasil identifikasi jatuh saat serah terima
dengan petugas ruang rawat inap
g. Melakukan penilaian ulang /identifikasi ulan jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau
pengobatan aau yang lainnya dan mencatat dalam lembar
catatanperawatan
h. Perubahan intervensi pasien jatuh, jika hasil identifikasi ulang
mengalami perubahan
BAB IV

DOKUMENTASI

A. KEBIJAKAN

Kebijakan umum sasaran keselamatan pasien

1. Puskesmas melakukan penilaian, intervensi dan


monitoring terhadap pasien berisiko jatuh
2. Setiap pasien dinilai terhadap risiko jatuh. Di rawat jalan
secara visual dan di rawat inap.
3. Semua pasien anak < 5 tahun, geriatric > 60 tahun, pasien
disabilitas adalah pasien berisiko jatuh tidak dilakukan
penilaian, tidak dilakukan pemasangan gelang warna kuning
tetapi langsung intervensi
4. ldentifikasi pasien risiko jatuh yang akan dipasangkan gelang
berwarna kuning

B. PANDUAN

Panduan Sasaran Keselamatan Pasien

C. PROSEDUR

Prosedur yang memandu penepisan pasien jatuh adalah SOP


penepisan pasien jatuh baik dirawat jalan maupun UGD dan tindakan
pencegahan pasien jatuh dan penanganan apabila pasien jatuh
adalah SOP penanganan pasien jatuh.
BAB V

PENUTUP

Penilaian terhadap risiko jatuh diharapkan dapat megurangi


risiko jatuh dan meningkatkan kewaspadaan terhadap pasien berisiko
jatuh di Puskesmas Andowia. Dengan mengenali risiko jatuh maka
akan dapat diprediksi risiko jatuh seseorang, dan dilakukan tindakan
pencegahan yang sesuai. Oleh karena itu, memahami risiko jatuh,
melakukan tindakan pencegahan dan penanganan pasien jatuh,
merupakan langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan risiko
jatuh dan cedera pada pasien yang dirawat.

KEPALA PUSKESMAS ANDOWIA

SRI WAHYUNI, SKM.,M.KES


NIP : 19810529 200604 2 035
-

Anda mungkin juga menyukai