BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan
kekhasan masing-masing.
B. TUJUAN
1. Identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh
2. Optimalisasi penggunaan asesmen jatuh untuk menentukan
kategori risiko jatuh
3. Membandingkan faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh
4. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman
faktor risiko jatuh, pencegahan,dan penanganannya dalam
meningkatkan klinis dan kepuasan pasien, serta
menurunkan biaya kesehatan.
5. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko
Jatuh, Pencegahan, danPenanganannya.
6. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan
meningkatkan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan,
dan Penanganannya.
C. PENGERTIAN
Istilah-istilah yang disebutkan dalam panduan ini akan
diartikan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam bab ini,
kecuali apabila konteksnya menghendaki pengertian yang
berbeda :
1. Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami
jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak
disengaja/tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh
dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan
(lantai yang licin).
2. Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang
umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor
fisiologis yang dapat berakibat cidera.
3. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Profesional Pemberi
Asuhan adalah orang yang memberikan pelayanan kepada
pasien. Yang termasuk dalam Profesional Pemberi Asuhan
2
adalah Dokter, Perawat, Bidan, Ahli Gizi, Fisioterapis,
Farmasi klinis, Pekerja Sosial, dsb
4. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan,
pengobatan,tindakan,dan pelayanan lain yang telah di
berikan kepada pasien.
5. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) adalah
lembar pada berkas rekam medis pasien dimana semua
kondisi dan perkembangan penyakit pasien serta tindakan
yang dialami pasien dicatat.
6. Pasien adalah Penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Salatiga, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
7. Dokter adalah Tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga,
mencakup dokter dan dokter gigi.
8. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
tenaga dan penelitian.
9. Staff adalah seluruh kaiyawan yang bekerja di Rumah Sakit
sesuai regulasi yang berlaku.
10. Individu adalah seseorang yang berada di lingkungan
Rumah Sakit.
11. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
12. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut
Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
3
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
4
BAB II
RUANG LINGKUP
5
BAB III
KEBIJAKAN
6
1) Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai dengan
tabulasi.
2) Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang
terlalu banyak furniture, dekatkan bel kepasien
sehingga mudah dijangkau bila diperlukan, biarkan
pintu terbuka untuk memudahkan pengawasan
3) Gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur
(side rail).
4) Monitor kebutuhan pasien secara berkala untuk
pasien yang sedang tidak ditunggu oleh keluarga.
5) Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh dan
catat kedalam lembar edukasi.
6) Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail) bagi
pasien yang kesulitan berjalan.
7) Anjurkan pasien menggunakan alas kaki yang tidak
licin.
8
BAB III
TATA LAKSANA
A. Petugas penanggung jawab :
- Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA).
B. Perangkat kerja :
- Status rekam medis pasien
- Tanda risiko pasien jatuh (klip berwarna kuning tanda
segitiga berwarna kuning) untuk pasien rawat inap dan
pita warna kuning untuk pasien rawat jalan
- Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
- Formulir dokumentasi pemberian informasi risiko pasien
jatuh
- Formulir catatan kegiatan perawat dan intervensi risiko
jatuh
C. Tata laksana
1. Mengurangi Risiko Cidera Pasien Jatuh di Rawat jalan
a. Petugas terpilih melakukan pengkajian pada pasien
yang baru mendaftar dengan skala Get Up and Go
oleh.
b. Bila ditemukan hasil skrining sedang atau rendah
maka petugas akan melakukan intervensi:
1) memasang pita kuning dilengan pasien
2) memberikan edukasi resiko jatuh
3) menempatkan pasien dikursi prioritas
4) menawarkan penggunaan kursi roda/brankard
5) mendapatkan pelayanan fast track
c. Pita resiko jatuh akan dilepas setelah pasien
meninggalkan rumah sakit.
b. Asesmen ulang
1) Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko
jatuh setiap: 3 jam (risiko tinggi), 8 jam (risiko
sedang), 12 jam (risiko rendah), saat transfer ke unit
lain, setiap pergantian jaga, adanya perubahan
kondisi pasien, perubahan pemberian obat-obatan,
pasien post operasi, dan adanya kejadian jatuh pada
pasien.
2) Penilainan menggunakan asesmen risiko jatuh Morse
Fall Scale untuk pasien dewasa dan Humpty Dumpty
untuk pasien anak dan akan
diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil
asesmen.
3) Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko
rendah, diperlukan skor< 25 dan ≤ 11 dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut (double check).
12
c) Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi
risiko jatuh, yaitu:
1) Posisi tempat tidur rendah
2) Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
3) Pencahayaan yang adekuat
4) Ruangan rapi
5) Toilet dekat dengan tempat tidur pasien
d) Manajemen setelah kejadian jatuh
1) Nilai apakah terdapat cidera akibat jatuh (abrasi,
kontusio, laserasi, fraktur, cidera kepala).
2) Nilai tanda vital
3) Nilai adanya keterbatasan gerak
4) Pantau pasien dengan ketat
5) Catat dalam rekam medik
6) Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang
bertugas dan lengkapi laporan insiden
7) Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin
sesuai dengan kondisi pasien
e) Edukasi pasien dan keluarga
1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan
mengenai factor risiko jatuh dan setuju untuk
mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah
ditetapkan
2) Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi
mengenai factor risiko jatuh di lingkungan rumah
sakit dan melanjutkan keikutsertaannya
sepanjang keperawatan pasien
- Informasikan pasien dan keluarga dalam semua
aktifitas sebelum memulai penggunaan alat
bantu
- Ajari pasien untuk menggunakan pegangan
dinding
- Informasikan pasien mengenai dosis dan
frekuensi konsumsi obat-obatan, efek samping,
13
serta interaksinya dengan makanan/obat-
obatan
14
BAB IV
BUKTI DOKUMEN
15
ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT
pencegahan
kategori risiko
Tindakan pencegahan umum,
tinggi (skore
ditambah :
morse ≥ 51)
Beri klip kuning di gelang
pasien
Sandal anti licin
Tawarkan bantuan ke kamar
mandi/penggunaan pispot
Amati pasien setiap 2 jam
Nilai kebutuhan : fisoterapi,
okupasi terapi, alarm tempat
tidur
16
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA
Skala Jatuh Morse (Morse Fall Scale / MFS)
Skor Tindakan
Tingkat Risiko:
17
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN ANAK
(Skala Humpty Dumpty)
Nama Pasien : Tanggal lahir :
Nomor rekam medis : Jenis Kelamin :
Ruang :
18
DOKUMENTASI PEMBERIAN INFORMASI
RISIKO PASIEN JATUH
PEMBERIAN INFORMASI
PENERIMA INFORMASI
Gangguan penglihatan
Terpasang infus/CVP
Usia
Mobilisasi
Post operasi
Riwayat
kejang/vertigo/depresi/pingsan/pusing
/ delirium/disorientasi lingkungan
2 Tingkatan Rendah/sedang/tinggi
risiko jatuh
19
3 Tindakan Orientasi lingkungan dan fasilitas ruang
pencegahan perawatan (letak bel, posisi tempat tidur
risiko jatuh dengan posisi terendah dan roda
terkunci, letak kamar mandi)
20
BAB VI
PENUTUP
21
22