Anda di halaman 1dari 22

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR UPT RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH KOTA SALATIGA


NOMOR :
TANGGAL :

PANDUAN MENGURANGI RISIKO CIDERA KARENA PASIEN JATUH


PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SALATIGA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang


lebih terkenal dengan istilah Patient Safety adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien menjadi lebih
aman. Komponen-komponen yang termasuk di dalamnya
adalah: pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa
insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pasien yang dirawat di rumah sakit mempunyai hak
untuk mendapatkan asuhan pasien yang aman melalui suatu
sistem yang dapat mencegah terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan atau KTD. Kesadaran akan hal tersebutlah yang
mendasari pelaksanaan program patient safety
Dalam upaya mencegah terjadinya kejadian yang tidak
diharapkan pada pasien yang dirawat perlu ditumbuh
kembangkan kepemimpinan dan budaya rumah sakit yang
mencakup keselamatan pasien dan peningkatan mutu
pelayanan. Dalam sarana pelayanan kesehatan rumah sakit
dalam hal ini terdapat berbagai pasien dengan berbagai
keadaan dan berbagai macam kasus penyakit. Tiap-tiap pasien

1
adalah suatu pribadi yang unik dengan berbagai kelainan dan
kekhasan masing-masing.

B. TUJUAN
1. Identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh
2. Optimalisasi penggunaan asesmen jatuh untuk menentukan
kategori risiko jatuh
3. Membandingkan faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh
4. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman
faktor risiko jatuh, pencegahan,dan penanganannya dalam
meningkatkan klinis dan kepuasan pasien, serta
menurunkan biaya kesehatan.
5. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko
Jatuh, Pencegahan, danPenanganannya.
6. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan
meningkatkan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan,
dan Penanganannya.

C. PENGERTIAN
Istilah-istilah yang disebutkan dalam panduan ini akan
diartikan sebagaimana telah diidentifikasikan dalam bab ini,
kecuali apabila konteksnya menghendaki pengertian yang
berbeda :
1. Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami
jatuh dengan atau tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak
disengaja/tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh
dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan
(lantai yang licin).
2. Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang
umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor
fisiologis yang dapat berakibat cidera.
3. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) Profesional Pemberi
Asuhan adalah orang yang memberikan pelayanan kepada
pasien. Yang termasuk dalam Profesional Pemberi Asuhan
2
adalah Dokter, Perawat, Bidan, Ahli Gizi, Fisioterapis,
Farmasi klinis, Pekerja Sosial, dsb
4. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan,
pengobatan,tindakan,dan pelayanan lain yang telah di
berikan kepada pasien.
5. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)  adalah
lembar pada berkas rekam medis pasien dimana semua
kondisi dan perkembangan penyakit pasien serta tindakan 
yang dialami pasien dicatat.
6. Pasien adalah Penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Salatiga, baik dalam keadaan
sehat maupun sakit.
7. Dokter adalah Tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga,
mencakup dokter dan dokter gigi.
8. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
tenaga dan penelitian.
9. Staff adalah seluruh kaiyawan yang bekerja di Rumah Sakit
sesuai regulasi yang berlaku.
10. Individu adalah seseorang yang berada di lingkungan
Rumah Sakit.
11. Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
12. Insiden Keselamatan Pasien yang selanjutnya disebut
Insiden, adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
3
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan


rawat jalan adalah asesmen pasien untuk memperoleh informasi
terkait status medis pasien,begitu juga untuk pasien yang
mempunyai risiko jatuh, Asesmen pasien dengan risiko jatuh
dibutuhkan dalam membuat keputusan-keputusan terkait:
1. Status kesehatan pasien.
2. Kebutuhan dan permasalahan keperawatan
3. Intervensi guna memecahkan permasalahan kesehatan yang
sudah teridentifikasi atau juga mencegah permasalahan
yang bisa timbul di masa mendatang serta
4. Tindak lanjut untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan
pasien terpenuhi.
Pengelolaan risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada
pasien yang dirawat di ruangan Rawat Inap, Unit Intensive Care,
Hemodialisa, rawat jalan (poliklinik dan IGD). Semua petugas yang
bekerja di rumah sakit harus memahami bahwa semua pasien
yang berada di area rumah sakit memiliki risiko untuk jatuh, dan
semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah pasien
jatuh.

5
BAB III
KEBIJAKAN

A. Pengkajian Resiko Jatuh Pasien Rawat Jalan


1. Setiap pasien rawat jalan di RSUD Salatiga dilakukan
pengkajian dengan skala Get Up and Go saat pasien mendaftar.
2. Bentuk skala jatuh Get Up And Go mengkaji gaya berjalan ,
apakah Nampak sempoyongan/limbung dan saat pasien
duduk dikursi apakah pasien memegang pinggiran kursi, meja
atau benda lain sebagai penopang saat akan duduk.
3. Tingkat risiko ditentukan sebagai berikut :
Tidak berisiko :Jika tidak ditemukan poin 1 dan 2
Risiko sedang :Jika ditemukan salah satu poin (1 atau 2)
Risiko tinggi :Jika ditemukan keduanya (1 dan 2)
B. Pengkajian Resiko Jatuh Pasien Rawat Inap
1. Setiap pasien yang dirawat di RSUD Kota Salatiga dilakukan
pengkajian risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh
dengan Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan Humpty
Dumpty untuk pasien anak

2. Pengkajian ulang dilakukan sesuai dengan kategori hasil


pengkajian awal risiko jatuh, yaitu :

a. Kategori risiko rendah dilakukan pengkajian ulang setiap


12 jam
b. Kategori risiko sedang dilakukan pengkajian ulang setiap 8
jam
c. Kategori risiko tinggi dilakukan pengkajian ulang setiap 3
jam
4. Penatalaksanaan risiko jatuh yang dilakukan didasarkan pada
kategori hasil pengkajian :
a. Kategori risiko rendah; lakukan perawatan baik
b. Kategori risiko sedang, lakukan intervensi jatuh standar,
yaitu:

6
1) Tingkatkan observasi bantuan yang sesuai dengan
tabulasi.
2) Keselamatan lingkungan : hindari ruangan yang
terlalu banyak furniture, dekatkan bel kepasien
sehingga mudah dijangkau bila diperlukan, biarkan
pintu terbuka untuk memudahkan pengawasan
3) Gunakan lampu malam hari serta pagar tempat tidur
(side rail).
4) Monitor kebutuhan pasien secara berkala untuk
pasien yang sedang tidak ditunggu oleh keluarga.
5) Edukasi perilaku yang lebih aman saat jatuh dan
catat kedalam lembar edukasi.
6) Gunakan alat bantu jalan (walker, handrail) bagi
pasien yang kesulitan berjalan.
7) Anjurkan pasien menggunakan alas kaki yang tidak
licin.

c. Kategori risiko tinggi, lakukan intervensi jatuh risiko


tinggi,yaitu :

1) Pasang klip risiko jatuh berwarna kuning pada gelang


identitas pasien.
2) Pasang tanda peringatan pasien risiko jatuh berupa
segitiga warna kuning
3) Pasien ditempatkan dekat nurse station.
4) Hand rail harus terpasang di setiap kamar mandi dan
ruangan pasien.
5) Siapkan alat bantu jalan
6) Sediakan keset anti selip dan alas kaki anti selip
7) Libatkan dan edukasi kepada keluarga tentang adanya
risiko jatuh pada pasien.
8) Jangan tinggalkan pasien sendiri di kamar, samping
tempat tidur atau toilet.
9) Supervisi ketat pada pasien yang berisiko tinggi jatuh
pada malam hari.
7
5. Pengurangan risiko jatuh dilakukan dengan memberikan
identifikasi jatuh pada setiap pasien, memberikan intervensi
pada pasien yang berisiko serta memberikan lingkungan yang
aman

8
BAB III
TATA LAKSANA
A. Petugas penanggung jawab :
- Perawat Penanggung Jawab Asuhan (PPJA).
B. Perangkat kerja :
- Status rekam medis pasien
- Tanda risiko pasien jatuh (klip berwarna kuning tanda
segitiga berwarna kuning) untuk pasien rawat inap dan
pita warna kuning untuk pasien rawat jalan
- Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
- Formulir dokumentasi pemberian informasi risiko pasien
jatuh
- Formulir catatan kegiatan perawat dan intervensi risiko
jatuh

C. Tata laksana
1. Mengurangi Risiko Cidera Pasien Jatuh di Rawat jalan
a. Petugas terpilih melakukan pengkajian pada pasien
yang baru mendaftar dengan skala Get Up and Go
oleh.
b. Bila ditemukan hasil skrining sedang atau rendah
maka petugas akan melakukan intervensi:
1) memasang pita kuning dilengan pasien
2) memberikan edukasi resiko jatuh
3) menempatkan pasien dikursi prioritas
4) menawarkan penggunaan kursi roda/brankard
5) mendapatkan pelayanan fast track
c. Pita resiko jatuh akan dilepas setelah pasien
meninggalkan rumah sakit.

2. Mengurangi Risiko Cidera Pasien Jatuh di Rawat Inap


a. Asesmen awal / skrining
1) Perawat akan melakukan penilaian dengan
Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall Scale untuk
pasien dewasa dan Humpty Dumpty untuk pasien
9
anak dalam maksimal 4 jam dari pasien masuk
rumah sakit dan mencatat hasil asesmen ke dalam
rekam medis pasien.
2) Rencana intervensi akan segera disusun,
diimplementasikan, dan dicatat dalam dokumentasi
pemberian informasi risiko pasien jatuh dalam
waktu 2 jam setelah skrining.
3) Skrining farmasi dan atau fisioterapi dilakukan jika
terdapat adanya risiko jatuh pada pasien.

b. Asesmen ulang
1) Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko
jatuh setiap: 3 jam (risiko tinggi), 8 jam (risiko
sedang), 12 jam (risiko rendah), saat transfer ke unit
lain, setiap pergantian jaga, adanya perubahan
kondisi pasien, perubahan pemberian obat-obatan,
pasien post operasi, dan adanya kejadian jatuh pada
pasien.
2) Penilainan menggunakan asesmen risiko jatuh Morse
Fall Scale untuk pasien dewasa dan Humpty Dumpty
untuk pasien anak dan akan
diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil
asesmen.
3) Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko
rendah, diperlukan skor< 25 dan ≤ 11 dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut (double check).

c. Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas


akan mengidentifikasi dan menerapkan “prosedur
pencegahan jatuh”, berdasarkan pada:
1) Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi).
2) Kebutuhan dan keterbatasan per pasien
3) Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat
pengaman (safety devices).
4) Asesmen Klinis Harian
10
d. Prosedur Pencegahan Jatuh pada pasien yang berisiko
rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan
dan penggunaan peralatan yang sesuai harus optimal.
e. Intervensi pencegahan jatuh
a) Tindakan pencegahan umum
1) Lakukan orientasi kamar rawat inap kepada
pasien
2) Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda
terkunci, kedua sisi pegangan tempat tidur
terpasang dengan baik
3) Ruangan rapi
4) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
(telepon genggam, tombol panggilan, air minum,
kacamata)
5) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan
kebutuhan pasien)
6) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat
penopang)
7) Optimalisasi pengunaan kacamata dan alat bantu
dengar (pastikan bersih dan berfungsi)
8) Patau efek obat-obatan
9) Anjurkan ke kamar mandi secara rutin bila
memungkinkan
10) Sediakan dukungan emosional dan psikologis
11) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada
pasien dan keluarga
12) Pemasangan tanda atau tulisan pada lantai yang
licin
13) Pemasangan hand rail pada dinding dan kamar
mandi
b) Kategori risiko tinggi; lakukan tindakan pencegahan
umum dan hal-hal berikut ini :
1) Beri tanda (klip berwarna kuning di gelang pasien
dan tanda kuning di tempat tidur pasien)
2) Sandal anti licin bila memungkinkan
11
3) Tawarkan bantuan ke kamar mandi/penggunaan
pispot setiap 2 jam (saat pasien terbangun),
secara periodic (saat malam hari)
4) Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam
5) Nilai kebutuhan akan :
- Fisioterapi dan okupasiterapi
- Alarm tempat tidur
- Tempat tidur rendah (tempat tidur khusus)
- Usahakan lokasi kamar pasien berdekatan
dengan ruang perawat (nurse station)
f. Strategi rencana keperawatan
a) Strategi umum untuk pasien jatuh, yaitu:
1) Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam
(saat pasien terbangun)
2) Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
3) Sampaikan kepada pasien untuk tidak ragu
meminta bantuan
4) Letakkan barang pribadi pasien dalam jangkauan
5) Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan
partisipasi tim keperawatan
6) Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen
yang lebih spesifik, misalnya fisioterapi
7) Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang
lebih kuat saat hendak turun dari tempat tidur
b) Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian
jatuh fisiologis, yaitu:
1) Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
2) Libatkan pasien dalam pemilihan aktifitas sehari
hari
3) Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat
psikotropika
4) Kurangi suara berisik
5) Lakukan asesmen ulang
6) Sediakan dukungan emosionaldan psikologis

12
c) Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi
risiko jatuh, yaitu:
1) Posisi tempat tidur rendah
2) Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
3) Pencahayaan yang adekuat
4) Ruangan rapi
5) Toilet dekat dengan tempat tidur pasien
d) Manajemen setelah kejadian jatuh
1) Nilai apakah terdapat cidera akibat jatuh (abrasi,
kontusio, laserasi, fraktur, cidera kepala).
2) Nilai tanda vital
3) Nilai adanya keterbatasan gerak
4) Pantau pasien dengan ketat
5) Catat dalam rekam medik
6) Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang
bertugas dan lengkapi laporan insiden
7) Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin
sesuai dengan kondisi pasien
e) Edukasi pasien dan keluarga
1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan
mengenai factor risiko jatuh dan setuju untuk
mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah
ditetapkan
2) Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi
mengenai factor risiko jatuh di lingkungan rumah
sakit dan melanjutkan keikutsertaannya
sepanjang keperawatan pasien
- Informasikan pasien dan keluarga dalam semua
aktifitas sebelum memulai penggunaan alat
bantu
- Ajari pasien untuk menggunakan pegangan
dinding
- Informasikan pasien mengenai dosis dan
frekuensi konsumsi obat-obatan, efek samping,

13
serta interaksinya dengan makanan/obat-
obatan

g. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko


jatuh pada catatan keperawatan

14
BAB IV
BUKTI DOKUMEN

A. Dokumen self assesmen risiko pasien jatuh


B. Pengkajian risiko jatuh (Morse Fall Scale)
C. Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty
Dumpty.
D. Asesmen risiko jatuh harian pada pasien.
E. Ceklis alat pengamanan.
F. SPO pengelolaan pada pasien risiko jatuh di rawat inap Rumah
Sakit
G. SPO penilaian resiko jatuh skala Get Up and GO
H. SPO Pemasangan klip berwarna kuning pada pasien risiko
jatuh di instalasi rawat inap
I. Dokumen self assesmen risiko pasien jatuh

15
ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK RUMAH SAKIT

PASIEN MASUK RUMAH SAKIT

Skrining farmasi Asesmen Risiko Jatuh


dan atau
fisioterapi pada
pasien dengan
faktor risiko
Asesmen ulang
Risiko Jatuh
Orientasi kamar rawat inap Morse
kepada pasien Dua hari sekali
Posisi tempat tidur rendah Saat transfer ke
Lantai tidak silau/memantul unit lain
dan tidak licin Saat terdapat
Pencahayaan yang adekuat perbahan kondisi
Tindakan Ruangan rapi Saat ada
pencegahan Toilet dekat dengan tempat perubahan terapi
umum (semua tidur pasien
pasien) Ruangan rapi
Alat bantu dalam jangkauan
Optimalisasi penggunaan kaca
mata dan alat bantu dengar
Pantau efek obat obatan
Sediakan dukungan emosional
dan psikologis
Edukasi pasien dan keluarga
tentang pencegahan jatuh

pencegahan
kategori risiko
Tindakan pencegahan umum,
tinggi (skore
ditambah :
morse ≥ 51)
Beri klip kuning di gelang
pasien
Sandal anti licin
Tawarkan bantuan ke kamar
mandi/penggunaan pispot
Amati pasien setiap 2 jam
Nilai kebutuhan : fisoterapi,
okupasi terapi, alarm tempat
tidur

16
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN DEWASA
Skala Jatuh Morse (Morse Fall Scale / MFS)

Nama Pasien : Tanggal lahir :


Nomor rekam medis : Jenis Kelamin :
Ruang :

No. Risiko Skala Skoring

Riwayat jatuh, yang baru Tidak: 0


1 atau dalam 3 bulan
terakhir Ya : 25
Diagnosis Medis Sekunder Tidak: 0
2
>1 Ya : 15
Alat bantu jalan:
- Bed rest/ dibantu perawat 0
3 - Penopang, tongkat/ 15
walker
- Furnitur 30
Memakai terapi heparin Tidak: 0
4
lock/ iv Ya : 20
Cara berjalan/ berpindah
- Normal/ bed rest/ 0
5 imobilisasi
- Lemah 10
- Terganggu 20
Status mental:
- Orientasi sesuai 0
6
kemampuan diri
- Lupa keterbatasan diri 15
Total

Skor Tindakan
Tingkat Risiko:

Tidak berisiko 0-24 Perawatan yang baik

Risiko Rendah 25-50 Lakukan intervensi jatuh standar

Lakukan intervensi jatuh risiko


Risiko Tinggi ≥51
tinggi

17
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN ANAK
(Skala Humpty Dumpty)
Nama Pasien : Tanggal lahir :
Nomor rekam medis : Jenis Kelamin :
Ruang :

No Parameter Kriteria skor

Usia Di bawah 3 tahun 4


3 - 7 tahun 3
1
7 - 13 tahun 2
> 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-laki 2
2
Perempuan 1
Kelainan Neurologi 4
Perubahan dalam oksigenasi (Masalah 3
Saluran Nafas. Dehidrasi, Anemia,
3 Diagnosa
Anoreksia, Sinkop/sakit kepala, dll)
Kelainan Psikis/ Perilaku 2
Diagnosis Lain 1
Gangguan Tidak Sadar Terhadap Keterbatasan 3
4 Kognitif Lupa Keterbatasan 2
Mengetahui Kemampuan Diri 1
Faktor Riwayat jatuh dari tempat tidur saat 4
Lingkungan bayi-anak
Pasien menggunakan alat bantu atau 3
5
box atau mebel.
Pasien berada di tempat tidur 2
Di luar ruang rawat 1
Respon Dalam 24 jam 3
Terhadap Dalam 48 jam 2
6 Operasi/ Obat > 48 jam 1
Penenang/
Efek Anestesi
Penggunaan Bermacam-macam obat yang digunakan: 3
Obat obat sedatif (kecuali pasien ICU yang
menggunakan sedasi dan paralisis) ,
Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin,
7
Antidepresan, Laksans/
Diuretika,Narkotik
Salah satu dari pengobatan di atas 2 2
Pengobatan lain 1
TOTAL

Skor 7-11: Risiko Rendah Untuk Jatuh


Skor ≥ 12: Risiko Tinggi Untuk Jatuh
SkorMinimal:7

18
DOKUMENTASI PEMBERIAN INFORMASI
RISIKO PASIEN JATUH

PEMBERIAN INFORMASI

PENERIMA INFORMASI

N JENIS ISI INFORMASI TANDA


O INFORMAS I (√)
I

1 Faktor Gangguan pendengaran


risiko
pasien
jatuh

Gangguan penglihatan

Terpasang keteter urine

Terpasang infus/CVP

Menggunakan obat pencahar

Usia

Mobilisasi

Tergantung pada kursi roda

Riwayat jatuh dalam 30 hari

Rasa Baal pada ekstrimitas

Menggunakan obat sedasi

Perlu bantuan ambulasi

Perlu bantuan dalam proses eliminasi

Post operasi

Riwayat
kejang/vertigo/depresi/pingsan/pusing
/ delirium/disorientasi lingkungan

2 Tingkatan Rendah/sedang/tinggi
risiko jatuh

19
3 Tindakan Orientasi lingkungan dan fasilitas ruang
pencegahan perawatan (letak bel, posisi tempat tidur
risiko jatuh dengan posisi terendah dan roda
terkunci, letak kamar mandi)

Pemasangan tanda risiko jatuh (klip


berwarna kuning, tanda segitiga risiko
jatuh)

Pemasangan pengaman/pagar tempat


tidur

Mendekatkan semua kebutuhan pasien

20
BAB VI
PENUTUP

Demikian panduan ini dibuat untuk menjadi panduan


bagi praktisi kesehatan yang bekerja di pelayanan rumah sakit
dalam memberikan asuhan yang memperhatikan sasaran
keselamatan pasien, baik rawat inap maupun rawat jalan.
Dengan panduan ini maka identifikasi pasien secara
benar dapat dilakukan seseuai standar dan dapat diberikan di
semua rumah sakit sesuai dengan kondisi, sumber daya
manusia, fasilitas dan kebutuhan rumah sakit dalam
pelayanan pasien.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


DAERAH
PADA DINAS KESEHATAN KOTA
SALATIGA

dr. RIANI ISYANA P, M.Kes


NIP. 19760204 200501 2 012

21
22

Anda mungkin juga menyukai