Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

RISIKO JATUH, PENCEGAHAN, DAN


PENANGANANNYA

RUMAH SAKIT SURYA ASIH


TAHUN 2016

1
BAB I
DEFINISI

1. Peningkatan keamanan pasien terhadap risiko jatuh adalah suatu prosedur dan
tata cara pendekatan untuk mengurangi risiko pasien cidera akibat jatuh.
Keselamatan pasien merupakan hal yang utama dalam pelayanan rumah sakit.
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab terjadinya
cidera pasien rawat inap. Rumah sakit perlu mengevaluasi risiko jatuh dan
mengambil tindakan untuk mengurangi risiko jatuh dan mengambil tindakan
untuk risiko pasien cidera jika sampai jatuh. Evaluasi risiko jatuh
menggunakan form skala risiko jatuh. Pasien yang dirawat di rumah sakit
akan selalu memiliki risiko jatuh terkait kondisi dan penyakit yang diderita
oleh klain/pasien, contohnya pada pasien dengan kelemahan fisik akibat
dehidrasi, status nutrisi yang buruk, perubahan kimia darah, perubahan gaya
berjalan, pasien bingung atau gelisah. Faktor lingkungan juga mempengaruhi
terjadinya pasien jatuh, contohnya lantai kamar mandi yang licin, tempat tidur
yang terlalu tinggi, tidak terpasangnya handrail, ada perbedaan tinggi lantai
dan penerangan ruangan yang kurang.

2. Faktor - faktor Risiko Terjadinya Jatuh:


a. Riwayat jatuh sebelumnya
b. Gangguan kognitif.
c. Gangguan keseimbangan, gaya berjalan, atau kekuatan pasien.
d. Gangguan mobilisasi.
e. Penyakit neurologis, seperti stroke dan parkinson.
f. Penyakit kronis, seperti osteophorosis, penyakit kardiovaskuler,
penggantian sendi,
g. Penyakit paru dan diabetes.
h. Gangguan muskuloskeletal seperti arthritis dan deformitas.
i. Masalah nutrisi.
j. Medikamentosa ( terutama konsumsi obat lebih dari 4 macam ).

3. Kunci Keberhasilan Program Pencegahan Jatuh


a. Prioritas utama adalah keselamatan pasien ( patient safety ).

2
b. Gunakan pendekatan yang sederhana dan terstandarisasi.
c. Kata kunci :
- Semua pasien berisiko jatuh
- Semua petugas berperan serta dalam pencegahan kejadian jatuh
d. Pelatihan dan edukasi semua staf rumah sakit.
e. Perlengkapan sumber daya yang mendukung dan adekuat.

4. Setiap karyawan terkait harus melaksanakan standar prosedur keamanan


terhadap pasien yang berisiko jatuh.
5. Pencegahan pasien jatuh merupakan tanggung jawab seluruh karyawan rumah
sakit.
6. Seluruh pasien yang dirawat dianggap mempunyai risiko untuk jatuh dan
harus dilakukan pengkajian risiko jatuh.
7. Penilaian risiko jatuh adalah suatu penilaian untuk menentukan pasien yang
memiliki risiko jatuh, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan
menghindari cidera akibat jatuh.
Pasien rawat jalan dianggap berisiko jatuh apabila :
a. Berumur diatas 65 tahun
b. Terdapat gangguan mobilisasi, dengan melihat cara berjalan, adanya alat
bantu yang digunakan, atau terdapat gangguan orientasi.
c. Dalam 3 bulan terakhir ada riwayat jatuh.
d. Anak dengan gangguan tumbuh kembang.

8. Semua pasien baru rawat inap dilakukan penilaian risiko jatuh dengan
mengidentifikasi faktor - faktor yang mungkin berperan.
9. Penilaian risiko jatuh dilakukan secara berkesinambungan dari pasien masuk
melalui pengkajian awal dan dievaluasi ulang jika ada perubahan kondisi atau
pengobatan.

10. Penilaian skor jatuh pada pasien rawat inap:


- Dewasa menggunakan skor morse
- Anak-anak menggunakan skor Humty Dumty
11. Skala Humty Dumpty untuk pasien anak:
- Nilai < 7 : Tidak berisiko
- Nilai 7-11 : Risiko jatuh rendah

3
- Nilai ≥ 12 : Risiko jatuh tinggi
12. Skala morse (Morse Fall Scale/MFS) untuk pasien dewasa:
- Nilai < 24 : tidak berisiko jatuh
- Nilai 24-44 : risiko jatuh rendah
- Nilai ≥ 45 : risiko jatuh tinggi
13. Penandaan pasien dengan risiko jatuh tinggi di rawat jalan adalah dengan
menggunakan gelang risiko warna kuning.
14. Penandaan pasien berisiko jatuh tinggi untuk pasien rawat inap adalah dengan
memberikan gelang risiko warna kuning dan memasang sign jatuh pada pintu
kamar pasien atau di dinding di atas tempat tidur pasien.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Adapun lingkup pencegahan dan penanganan pasien jatuh adalah:


1. Protokol pencegahan dan penanganan kejadian jatuh pada pasien,
keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam
rangka menurunkan risiko cidera akibat jatuh pada pasien, petugas akan
menilai dan melakukan penilaian ulang terhadp kategori risiko jatuh pasien,
serta bekerja sama dalam memberikan intervensi sesuai prosedur.
2. Menetapkan standart pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
3. Perawat rawat inap yang bertugas melakukan asesmen yang
berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh dengan menggunakan
“asesmen jatuh harian”.
4. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang risiko jatuh dan
pencegahannya.
5. Bila terjadi insiden pasien jatuh , maka harus dilaporkan tim keselamatan
pasien rumah sakit.
6. Sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan pasien risiko jatuh kepada
seluruh staf rumah sakit.
7. Pemantauan dan monitoring pasien risiko jatuh dilakukan oleh tim mutu
rumah sakit.
8. Memberikan fasilitas untuk pencegahan pasien jatuh, yaitu:
- Memberikan alas kaki yang tidak licin
- Mendekatkan bel pasien
- Memberikan nurse call di kamar mandi
- Memastikan lantai kamar mandi tidak licin
- Handrail di setiap koridor ruang rawat inap
- Pemberian sign bila ada perbedaan tinggi lantai
- Penerangan ruang cukup
- Tempat tidur yang layak.

5
BAB III
TATA LAKSANA

1. Pencegahan pasien jatuh merupakan tanggung jawab seluruh karyawan rumah


sakit.
2. Setiap karyawan yang terkait harus melaksanakan prosedur keamanan
terhadap pasien berisiko jatuh.
3. Pasien rawat jalan yang dianggap berisiko jatuh apabila:
- Berusia lebih dari 65 tahun.
- Terdapat gangguan mobilisasi, dengan melihat cara berjalan, adanya alat
bantu yang digunakan, atau terdapat gangguan orientasi.
- Dalam 3 bulan terakhir mempunyai riwayat jatuh.
- Anak dengan gangguan tumbuh kembang
4. Penatalaksanan pencegahan pasien risiko jatuh di rawat jalan:
- Petugas yang mengetahui pertama pasien yang mempunyai kriteria resiko
jatuh, maka petugas memakaikan gelang risiko jatuh ( kuning ) dan
memberikan penjelasan pencegahan pasien jatuh, dan jika pelayanan sudah
selesai maka gelang kuning dilepaskan oleh petugas terakhir yang
melayani pasien ( Customer Care, perawat, petugas administrasi atau
security ).
- Memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga untuk duduk
berdekatan dengan nurse station supaya mudah diawasi petugas.
- Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien untuk tetap mendampingi
pasien dan dibantu saat beraktifitas.
- Pasien atau keluarga pasien diedukasi untuk mencegah terjadinya jatuh.
- Jika dipindahkan untuk melakukan pelayanan ke unit penerima, maka
petugas memberitahu status risiko jatuh pasien.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi pada Pengkajian dan Monitoring Risiko Jatuh menggunakan


formulir KPWT/0144/KRPJ/12/REV.0 dan formulir Lembar Observasi dan
Ukur Minum & Urin KPWT/183/LOUMU/13/Rev.0

Anda mungkin juga menyukai