Anda di halaman 1dari 29

-1-

BAB I
DEFINISI

.
Insiden keselamatan pasien adalah kejadian atau situasi yang dapat menyebabkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera yang seharusnya tidak terjadi. Insiden Keselamatan Pasien di Puskesmas memiliki
jenis-jenis yang berbeda terdiri dari: Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cidera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event dan Kejadian Sentinel
atau sentinel event (Kementerian Kesehatan, 2017)

Menurut Departemen Kesehatan RI, 2008 menyatakan Insiden keselamatan pasien/ patient safety
incident merupakan kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang tidak seharusnya terjadi (dapat dicegah). Adapun beberapa jenis insiden adalah sebagai
berikut :
1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil,
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis.
2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu 11 tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dapat terjadi karena:
3. “keberuntungan” (misalnya pasien yang menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak
timbul reaksi obat).
4. “pencegahan” (misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan suatu obat dengan
dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan).
5. “peringanan” (misalnya pasien secara tidak sengaja telah diberikan suatu obat dengan dosis
lethal, segera diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan cidera yang
berarti).
Kejadian Nyaris Cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur safety management
sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan
efek diakhir pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang (Aspden,
2004). KNC juga diungkapkan sebagai kejadian yang berpotensi menimbulkan cedera atau kesalahan,
yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebetulanm dimana hasil akhir pasien tidak
cedera (Medical Human Reseources, 2008).
KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak diharapkan, frekuensi kejadian
ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dana
pembentukan sistem dapat dibuat sehingga cedera aktual tidak terjadi. Sebagian besar kasus KNC
memberi dampak pada pada penyebab insiden atau proses hingga kejadian nyaris cedera itu terjadi
(Mustikawati, 2011). Terciptanya keselamatan pasien sangat didukung oleh sistem pelaporan yang
baik setiap kali inisiden terjadi. Faktor penyebab kejadian nyaris cedera sulit didapatkan jika tidak
didukung oleh dokumentasi yang baik (sistem pelaporan). Hal ini dapat mengakibatkan langkah
pencegahan dan implementasi untuk perbaikan sulit dilakukan (Cahyono,2008)
-2-
Standar Keselamatan Pasien di rumah sakit Standar Keselamatan pasien berdasarkan
“Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang diterbitkan pada tahun 2006.
Menguraikan tentang Standar Keselamatan Pasien, yang dimana standar tersebut terdiri dari tujuh
standar, yaitu : 1. Hak pasien, 2. Mendidik pasien dan keluarga, 3. Keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan, 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, 5. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien, 6. Mendidik staf 13 tentang keselamatan pasien, dan 7.
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
-3-
-4-

BAB II
RUANG LINGKUP

Komponen utama dari proses pelayanan pasien rawat inap dan


rawat jalan adalah asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait
status medis pasien, begitu juga untuk pasien yang mempunyai resiko
jatuh, Asesmen pasien dengan resiko jatuh dibutuhkan dalam membuat
keputusan-keputusan terkait: (a) status kesehatan pasien; (b) kebutuhan
dan permasalahan keperawatan; (c) intervensi guna memecahkan
permasalahan kesehatan yang sudah teridentifikasi atau juga mencegah
permasalahan yang bisa timbul dimasa mendatang; serta (d) tindak lanjut
untuk memastikan hasil-hasil yang diharapkan pasien terpenuhi.
Pengelolaan risiko pasien jatuh terutama dapat terjadi pada pasien
yang riwayat jatuh, penggunaan obat, minuman alkohol, gangguan
keseimbangan, gangguan visus, gangguan mental dll.
Semua petugas yang bekerja di Puskesmas harus memahami
bahwa semua pasien yang dirawat inap memiliki risiko untuk jatuh, dan
semua petugas tersebut memiliki peran untuk mencegah pasien jatuh.
-5-

TATA LAKSANA

Dalam pentatalaksanan pengelolaan pasien dengan resiko jatuh


meliputi :
A. Petugas penanggung jawab:
 Petugas
B. Perangkat kerja
 Status Rekam Medis Pasien
 Tanda risiko pasien jatuh (gelang kuning)
 Formulir pengkajian risiko pasien jatuh
 Formulir dokumentasi informasi risiko pasien jatuh
 Formulir catatan kegiatan perawat tentang asesmen dan
intervensi risiko jatuh
C. Tata laksana
1. Asesmen awal / skrining
a. Petugas akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko
Jatuh Morse Fall Scale dalam waktu 4 jam dari pasien masuk Puskesmas
dan mencatat hasil asesmen dan langsung dilakukakan talaksana risiko
jatuh
2. Asesmen ulang
a. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang risiko jatuh
setiap: saat transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien,
adanya kejadian jatuh pada pasien.
b. Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Morse Fall
Scaledan Rencana Keperawatan Interdisiplin akan
diperbaharui/dimodifikasi sesuai dengan hasil asesmen.
c. Petugas yang bertugas akan mengidentifikasi dan
menerapkan “Prosedur Pencegahan Jatuh”,
-6-

d. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)


e. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
f. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman
(safety devices)
g. Asesmen Klinis Harian
h. Assesmen ulang resiko jatuh dilaksan setiap hari, saat
transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi pasien, adanya kejadian
jatuh pada pasien.
i. Untuk mengubah kategori dari resiko tinggi ke rendah
diperlukan skor <25 dalam 2 kali pemeriksaan berturut turut.
j. “Prosedur Pencegahan Jatuh” pada pasien yang berisiko
rendah, sedang, atau tinggi harus diimplementasikan dan penggunaan
peralatan yang sesuai harus optimal.
k. Intervensi pencegahan jatuh
3. Intervensi Pencegahan Jatuh
a. Tindakan pencegahan umum (untuk semua kategori):
1) Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2) Posisikan tempat tidur serendah mungkin, roda terkunci,
kedua sisi pegangan tempat tidur tepasang dengan baik
3) Ruangan rapi
4) Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan (telepon
genggam, tombol panggilan, air minum, kacamata)
5) Pencahayaan yang adekuat (disesuaikan dengan
kebutuhan pasien)
6) Alat bantu berada dalam jangkauan (tongkat, alat
penopang)
7) Optimalisasi penggunaan kacamata dan alat bantu dengar
(pastikan bersih dan berfungsi)
8) Pantau efek obat-obatan
9) Anjuran ke kamar mandi secara rutin
10) Sediakan dukungan emosional dan psikologis
-7-

11) Beri edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan


keluarga
b. Kategori risiko tinggi: lakukan tindakan pencegahan
umum dan hal-hal berikut ini.
1) Beri penanda berupa gelang berwarna kuning yang
dipakaikan di pergelangan tangan pasien
2) Sandal anti-licin
3) Tawarkan bantuan ke kamar mandi
4) Nilai kebutuhan akan:
5) Fisioterapi dan terapi okupasi
6) Alarm tempat tidur
7) Tempat tidur rendah (khusus)
8) Usahakan lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos
perawat (nurse station)
c. Asesmen risiko jatuh pada anak-anak dilakukan
pencegahan umum dan hal hal sebagai berikut:
1) Pencegahan risiko jatuh pasien anak-anak:
Kategori Pasien dengan Risiko Tinggi
 Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi roda
terkunci
 Pagar sisi tempat tidur/brankard dalam posisi
berdiri/terpasang
 Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan
 Berikan penjelasan kepada orang tua tentang pencegahan
jatuh
 Pastikan pasien memiliki stiker penanda risiko tinggi jatuh
pada gelang identifikasi dan tanda kewaspadaan dan panel informasi
pasien.
l. Strategi Rencana Keperawatan
1) Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu:
-8-

 Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam (saat


pasien bangun)
 Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
 Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan
pasien untuk mendemonstrasikan penggunaan lampu panggilan
 Jangan ragu untuk meminta bantuan
 Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan
 Adakan konferensi multidisiplin mingguan dengan partisipasi
tim keperawatan
 Rujuk ke departemen yang sesuai untuk asesmen yang lebih
spesifik, misalnya fisioterapi
 Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat
saat hendak turun dari tempat tidur
2) Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh
fisiologis, yaitu:
 Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
 Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
 Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika
(lihat daftar)
 Kurangi suara berisik
 Lakukan asesmen ulang
 Sediakan dukungan emosional dan psikologis
3) Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko
jatuh, yaitu:
 Lampu panggilan berada dalam jangkauan
 Posisi tempat tidur rendah
 Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
 Pencahayaan yang adekuat
 Ruangan rapi
 Sarana toilet dekat dengan pasien
-9-

4) Manajemen Setelah Kejadian Jatuh


 Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio,
laserasi, fraktur, cedera kepala)
 Nilai tanda vital
 Nilai adanya keterbatasan gerak
 Pantau pasien dengan ketat
 Catat dalam status pasien (rekam medik)
 Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan
lengkapi laporan insidens
 Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan
kondisi pasien
m. Edukasi pasien/keluarga
1) Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor
risiko jatuh dan setuju untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang
telah ditetapkan. Pasien dan keluarga harus diberikan edukasi mengenai
faktor risiko jatuh di lingkungan rumah sakit dan melanjutkan
keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien.
2) Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas
sebelum memulai penggunaan alat bantu
3) Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
4) Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi
obat-obatan, efek samping, serta interaksinya dengan makanan/ obat-
obatan lain.
n. Dokumentasikan semua kegiatan pencegahan risiko jatuh
pada catatan keperawatan
-10-

ALGORITMA PASIEN SAAT MASUK PUSKESMAS

Pasien masuk Puskesmas

Asesmen Risiko jatuh


Skrining farmasi dan atau
fisioterapi pada pasien dengan Morse dilakukan saat pasien
faktor risiko masuk Puskesmas
bersamaan dengan asesmen
awal

Orientasi kamar rawat inap kepada Asesmen Ulang Risiko


Tindakan pencegahan pasien Jatuh Morse
umum(semua pasien) Tempat tidur posisi rendah, roda Saat transfer ke unit lain
terkunci, pegangan di kedua sisi Saat terdapat perubahan
kondisi pasien
tempat tidur terpasang baik
Adanya kejadian jatuh
Ruangan rapi
faktor risiko Barang pribadi dalam jangkauan
(telepon, lampu panggilan, air
minum, kacamata, pispot)
Pencahayaan adekuat
Alat bantu dalam jangkauan
(walker, cane, crutch)
Optimalisasi penggunaan kacamata
dan alat bantu dengar
Pantau efek obat-obatan
Sediakan dukungan emosional dan
psikologis
Edukasi pasien dan keluarga
mengenai pencegahan jatuh

Pencegahan kategori risiko Tindakan pencegahan umum,


tinggi (pasien denganskor ditambah:
Morse ≥ 45) Penanda berupa gelang berwarna
kuning di pergelangan tangan
Alas kaki anti-licin
Tawarkan bantuan ke kamar
mandi / penggunaan pispot
Nilai kebutuhan akan:
Fisioterapi dan terapi okupasi
Alarm tempat tidur
Lokasi kamar tidur berdekatan
dengan pos perawat
-11-

BAB IV
DOKUMENTASI

Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien beresiko jatuh terdiri dari :
-12-

A. Dokumen self assesmen risiko pasien jatuh


USIA S RIWAYAT JATUH S AKTIFITAS S
kor kor kor
Kurang dari 60 0 Tidak pernah 0 Mandiri 0
tahun 1 Pernah jatuh < 1 tahun 1 ADL dibantu 2
Antara 60-69 tahun 2 Pernah jatuh < 1 bulan 2 sebagian 3
Lebih dari 70 tahun Jatuh pada saat dirawat 3 ADL dibantu penuh
sekarang
MOBILITAS/ S KOGNITIF S POLA BAB/BAK S
MOTORIK kor kor kor
Mandiri 0 Orientasi baik 0 Teratur 0
Menggunakan alat 1 Kesulitan mengerti perintah 2 Inkontinensia 1
bantu 2 Gangguan memori 2 urine/faeses 2
Koordinasi/ Bingung/Disorientasi 3 Nokturia 3
keseimbangan buruk Urgensi/Frequensi
Pilihan di bawah ini dapat di jumpai lebih dari satu
DEFISIT S PENGOBATAN S KOMORBIDITAS S
SENSORIS kor kor kor
-13-

Kacamata bukan 0 Kurang dari 4 jenis & tidak 1 Diabetes/Cardiac/ISK 1


biofokal 1 termasuk yang tsb dibawah 2 Gangguan 2
Kacamata biofokal 1 Antihipertensi/Hipoglikemik/ 3 SSP/Stroke/ 3
Gangguan 2 Antidepressan/Neurotropik Parkinson
pendengaran 2 Sedatif/Psikotropika/ Pascabedah 0-24
Kacamata 3 Narkotika/ jam
multifocal Infus epidural/Spinal/Diuretik/
Katarak/Glaukoma Laxativ
Hampir tidak
melihat/buta
TOTAL SKOR: ____________
-14-

Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi


Skor 0 - 5 Skor 6-13 Skor ≥14

1. Pastikan ‘bel’ mudah 1. Lakukan SEMUA pedoman 1. Lakukan SEMUA


dijangkau pencegahan untuk resiko rendah pedoman pencegahan untuk
resiko rendah dan sedang

2. Roda tempat tidur pada 2. Pasangkan gelang khusus 3. Kunjungi dan


posisi terkunci (warna kuning) sebagai tanda resiko monitor pasien setiap 1 jam
pasien jatuh
3. Posisikan tempat tidur 4. Tempatkan tanda resiko 5. Tempatkan
pada posisi terendah pasien jatuh pada daftar nama pasien pasien di kamar yang paling
(warna kuning) dekat dengan nurse station
(jika memungkinkan)
-15-

4. Pagar pengaman tempat 6. Beri tanda resiko pasien


tidur dinaikkan jatuh pada pintu kamar pasien
-16-

B. Pengkajian resiko jatuh (morse fall sacale)

Nama No. Rekam


Pasien: ................................... Medis: ...........................

Tanggal lahir Kelas/


: ...................... Kamar: .................................

Diagnosis: ........................... Tanggal/


............. Jam: .................................

Faktor Skala P S
risiko oin kor
pasien
Riwayat Ya 2
jatuh 5
Tidak 0
Diagnosis Ya 1
sekunder (≥2 5
diagnosis medis) Tidak 0
Alat bantu Berpegangan pada 3
perabot 0
Berpegangan pada 1
perabot 5
Tidak ada/kursi 0
roda/perawat/tirah baring
Terpasang Ya 2
infuse 0
Tidak 0
-17-

Gaya Terganggu 2
berjalan 0
Lemah 1
0
Normal/tirah 0
baring/imobilisasi
Status Sering lupa akan 1
mental keterbatasan yang dimiliki 5
Sadar akan kemampuan 0
diri sendiri
Total
Keterangan:
 Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien
 Kategori:
- Risiko rendah : 0 – 24
- Risiko sedang : 25 - 44
- Risiko Tinggi : > 45

1. Petunjuk pengisian Morse Fall Scale


a. Riwayat jatuh:
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau terdapat
riwayat kejadian jatuh fisiologis dalam 12 bulan terakhir ini, seperti pingsan atau
gangguan gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien tidak mengalami jatuh, berikan
skor 0.

b. Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak,
berikan skor 0.

c. Alat bantu:
-18-

Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30.Jika
pasien menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jik pasien dapat
berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0.
d. Terapi intravena (terpasang infus):
Jika pasien terpasang infus, berikan skor 20; jika tidak, berikan skor 0.
e. Gaya berjalan:
 Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan
untuk bangun dari kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong
tubuhnya, kepala menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan
bantuan sedang – total untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada
perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor
20.
 Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk;
tidak dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan
bantuan ringan untuk berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
 Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
f. Status mental:
 Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai
kemampuannya untuk berjalan.Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap
kemampuan fisiknya, berikan skor 15.Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan
sebenarnya, berikan skor 0.

C. Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan Humpty Dumpty


sebagai berikut:

Nama No. Rekam


Pasien: ................................... Medis: ...........................

Tanggal lahir Kelas/


: ...................... Kamar: .................................
-19-

Diagnosis: ........................... Tanggal/


............. Jam: .................................

S
Faktor P
Skala kor
Risiko oin
Pasien
Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun – 7 tahun 3
Umur 7 tahun – 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Laki – laki 2
Jenis
Wanita 1
Kelamin
Neurologi 4
Respiratori, dehidrasi,
3
Diagno anemia, anorexia, syncope
sa Perilaku 2

Lain – lain 1

Keterbatasan daya piker 3


Gangg Pelupa, berkurangnya
2
uan Kognitif orientasi sekitar
Dapat menggunakan daya
1
pikir tanpa hambatan
Riwayat jatuh atau bayi /
balita yang ditempatkan di tempat 4
Faktor tidur
Lingkungan Pasien yang menggunakan
3
alat bantu/ bayi balita dalam ayunan
Pasien di tempat tidur 2
-20-

standar

Area pasien rawat jalan 1

Dalam 24 jam 3
Respo Dalam 48 jam 2
n terhadap
pembedahan, Lebih dari 48 jam / tidak ada
1
sedasi, dan respon
anestesi
Pengg Penggunaan bersamaan
unaan obat- sedative, barbiturate, anti depresan, 3
obatan diuretik, narkotik
Salah satu dari obat di atas 2
Obatan –obatan lainnya /
1
tanpa obat
TOTAL
Kategori:
Skor: 7-11 Risiko Rendah (RR)
≥ 12 Risiko Tinggi (RT)

D. Asesmen risiko jatuh pada pasien lanjut Usia menggunakan Sydney


Scoring sebagai berikut:

Nama No. Rekam


Pasien: ................................... Medis: ...........................

Tanggal lahir Kelas/


: ...................... Kamar: .................................

Diagnosis: ........................... Tanggal/


............. Jam: .................................
-21-

SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY -


SYDNEY SCORING
Par Skrining J Kete S
ameter awaban rangan Nilai kor
apakah pasien  
Sala
datang ke rumah sakit Ya /
Riw h satu
karena jatuh? tidak
ayat jatuh jawaban ya
jika tidak, apakah   
=6
pasien mengalami jatuh Ya/ tidak
dalam 2 bulan terakhir ini?
apakah pasien   
delirium? (tidak dapat Ya/ tidak
membuat keputusan, pola
pikir tidak terorga

Sala
nisir, gangguan daya
Stat h satu
ingat)
us mental jawaban ya
apakah pasien   
= 14
disorientasi? (salah Ya/ tidak
menyebutkan waktu, tempat,
atau orang)
apakah pasien   
mengalami agitasi? Ya/ tidak
(ketakutan, gelisah, dan
cemas)
Pen apakah pasien    Sala
glihatan memakai kacamata? Ya/ tidak h satu
apakah pasien    jawaban ya
mengeluh adanya Ya/ tidak =1
-22-

penglihatan buram?
apakah pasien   
mempunyai glaukoma, Ya/ tidak
katarak, atau degenerasi
makula?
apakah terdapat   
Keb perubahan perilaku Ya/ tidak
ya =
iasaan berkemih? (frekuensi,
2
berkemih urgensi, inkontinensia,
nokturia)
mandiri (boleh 0
menggunakan alat bantu jumla
Tra
jalan) hkan nilai
nsfer (dari
memerlukan sedikit 1 transfer dan
tempat
bantuan (1 orang) / dalam mobilitas.
tidur ke
pengawasan Jika nilai
kursi dan
memerlukan bantuan 2 total 0-3,
kembali ke
yang nyata (2 orang) maka skor =
tempat
tidak dapat duduk 3 0. jika nilai
tidur)
dengan seimbang, perlu total 4-6,
bantuan total maka skor =
mandiri (boleh 0 7
menggunakan alat bantu
Mo jalan)
bilitas berjalan dengan 1
bantuan 1 orang (verbal /
fisik)
menggunakan kursi 2
roda
imobilisasi 3
Total skor
-23-

Keteranga
n skor:
0-5 =
risiko rendah
6-16 = risiko
sedang
17-30 = risiko
tinggi

E. Asesmen risiko jatuh harian pada pasien sebagai berikut:

Nama No. Rekam


Pasien: ................................... Medis: ...........................

Tanggal lahir Kelas/


: ...................... Kamar: .................................

Diagnosis: ........................... Tanggal/


............. Jam: .................................

ASESMEN RESIKO JATUH HARIAN


Bulan S T T Ta
kor anggal anggal nggal
Faktor resiko (berikan tanda (V) pada keluhan yang
dimiliki pasien
Usia > 70 1
tahun
Lingkungan 1
-24-

asing (tidak Familiar)


Menggunakan 3
penilaian dalam
ambulansi/ transfer
Mengalami 3
kejadian jatuh dalam
2 minggu terakhir
Delirium/ 2
disorientasi
Gaya berjalan 3
tidak stabil/
keterbatasan geraka
Inkontinuitas 3
uri
Adanya 2
pingsan atau
hipotensi ortostatik
Riwayat 1
gangguan pola tidur
Gangguan 1
penglihatan/
pendengaran
Berjalan 3
dibantu orang lain
Keterbatasan 1
aktivitas
Tidak 2
memakai alas kaki
saat turun dari tempat
tidur
-25-

Mengkonsum 2
si obat – obatan di
bawah ini :
TOTAL
SKOR
Beri tanda
cek ( v)
Psikotropika
Diuretic
Anti hipertensi
Anti-
Parkinson
Opioid
Hypnotic
kardiovaskula
r
Anti-ansietas
Laksatif

Kebutuhan
alat : (beri tanda cek
(v) pada alat yang
dibutuhkan :
*Walker/
wheeled walker
(R,S,T)
Tongkat
/quad cane (R,S,T)
Wedge/
pommel cusion
-26-

(bantalan) (R,S,T)
Dudukan
toilet yang ditinggikan
(R,S,T)
Karpet / tikar
anti licin (R,S,T)
Lap buddy
(S,T)
Alarem
tempat tidur (S,T)
Guid bell
(S,T)
Kategori
resiko jatuh (R,S,T)
Inisial
Petugas
NAMA:………………………………………KAMAR:…………………
Kategori resiko jatuh :
0-4 : resiko rendah (R)
5-8 : resiko sedang (S)
>9 : Resiko tinggi (T)
* penggunaan walker/ cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah
menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterafis
-27-

Ceklis Alat Pengaman


Kursi Roda
rem Pengaman Kursi Roda (
……)
Bantalan Mudah dilepaskan saat (
tangan transfer ……)
Bantalan Kaki Mudah untuk di sesuaikan (
dan diposisikan ……)
Pedal kaki Mudah dilipat sehingga (
pasien dapat berdiri tanpa merasa ……)
terganggu
RODA Tidak bengkok dan (
melengkung ……)
Anti-tip Terpasang dengan baik (
……)
Kursi Roda
Listrik
Kecepatan Diatur pada kecepatan paling (
rendah ……)
Klakson Bekerja dengan baik (
……)
Listrik Kabel tidak tersingkap (
……)
Tempat Tidur
Pegangan sisi Mudah dinaikan dan (
tempat Tidur diturunkan, terkunci dengan aman ……)
saat dinaikan hanya dipergunakan
untuk mobilitas
Roda Mudah berputar atau (
diarahkan, tidak melekat ……)
Rem Mengamankan tempat tidur (
-28-

saat diooerasikan ……)


Mekanik Pengaturan ketingian tempat (
tidurmudah dilakukan ……)
Meja samping Roda terkunci dengan baik, (
tempat tidur letak nya disamping tempat tidur, ……)
menempel di dinding
Tiang Infuse
Tiang Mudah dinaikan dan (
diturunkan, stabil, tidak mudah ……)
goyang
Roda Mudah berputar/ diarahkan, (
tidak melekat ……)

Tumpuan Kaki
(foot stole)
Kaki kursi Proteksi karet anti-selip di (
kesemua kaki, stabil tidak goyang ……)
Bagian Atas Permukaan tidak licin (
kkursi ……)
Bell
panggilan/
pencahayaan
Operasional Lampu diluar kamar, alarm (
berbunyi di pos perawat, nomor ……)
kamar muncul di monitor intercom
Akses Sinyal panel kamar mudah (
diraih saat di kamar mandi dalam ……)
jangkauan saat pasien ditempat tidur
Walker/ cane
Keamanan Ujung karet pada alat (
berfungsi dengan baik, stabil ……)
-29-

Toilet berjalan
roda Mudah berputar/ diarahkan, (
tidak melekat ……)
Stabil saat pasien duduk
diatasnya
Rem Mengamankan toilet saat (
dioperasikan ……)
Kursi beroda
(Mobility Chair)
Kursi Tingginya disesuaikan (
dengan pasien, untuk meminimalisir ……)
terjatuh atau terjungkal
Roda Mudah berputar atau (
diarahkan tidak melekat ……)
Rem Dioperasikan saat kursi (
dalam posisi diam ……)
Pengaman kursi
Tumpuan kaki Dapat dilipat atau dilepas (
denngan mudah, diposisikan dengan ……)
derajat kemiringan yang sesuai
untuk mencegah terjungkal
Posisi Kedepan atau merosot (
……)
Nampan Dalam posisi aman (
……)

Anda mungkin juga menyukai