BAB I
DEFINISI
.
Insiden keselamatan pasien adalah kejadian atau situasi yang dapat menyebabkan atau berpotensi
mengakibatkan cidera yang seharusnya tidak terjadi. Insiden Keselamatan Pasien di Puskesmas memiliki
jenis-jenis yang berbeda terdiri dari: Kejadian Potensial Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cidera (KNC),
Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau adverse event dan Kejadian Sentinel
atau sentinel event (Kementerian Kesehatan, 2017)
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2008 menyatakan Insiden keselamatan pasien/ patient safety
incident merupakan kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang tidak seharusnya terjadi (dapat dicegah). Adapun beberapa jenis insiden adalah sebagai
berikut :
1. Kejadian tidak diharapkan (KTD)/ adverse event yaitu insiden yang mengakibatkan cedera
pada pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil,
dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis.
2. Kejadian nyaris cedera (KNC)/ near miss merupakan suatu insiden yang tidak
menyebabkan cedera pada pasien akibat melaksanakan suatu 11 tindakan (commission) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), dapat terjadi karena:
3. “keberuntungan” (misalnya pasien yang menerima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak
timbul reaksi obat).
4. “pencegahan” (misalnya secara tidak sengaja pasien akan diberikan suatu obat dengan
dosis lethal, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan).
5. “peringanan” (misalnya pasien secara tidak sengaja telah diberikan suatu obat dengan dosis
lethal, segera diketahui secara dini lalu diberikan antidotumnya, sehingga tidak menimbulkan cidera yang
berarti).
Kejadian Nyaris Cedera mengacu pada salah satu definisi dalam literatur safety management
sebagai suatu kejadian yang berhubungan dengan keamanan pasien yang berpotensi atau mengakibatkan
efek diakhir pelayanan, yang dapat dicegah sebelum konsekuensi aktual terjadi atau berkembang (Aspden,
2004). KNC juga diungkapkan sebagai kejadian yang berpotensi menimbulkan cedera atau kesalahan,
yang dapat dicegah karena tindakan segera atau karena kebetulanm dimana hasil akhir pasien tidak
cedera (Medical Human Reseources, 2008).
KNC lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian tidak diharapkan, frekuensi kejadian
ini tujuh sampai seratus kali lebih sering terjadi. Data KNC harus dianalisis agar pencegahan dana
pembentukan sistem dapat dibuat sehingga cedera aktual tidak terjadi. Sebagian besar kasus KNC
memberi dampak pada pada penyebab insiden atau proses hingga kejadian nyaris cedera itu terjadi
(Mustikawati, 2011). Terciptanya keselamatan pasien sangat didukung oleh sistem pelaporan yang
baik setiap kali inisiden terjadi. Faktor penyebab kejadian nyaris cedera sulit didapatkan jika tidak
didukung oleh dokumentasi yang baik (sistem pelaporan). Hal ini dapat mengakibatkan langkah
pencegahan dan implementasi untuk perbaikan sulit dilakukan (Cahyono,2008)
-2-
Standar Keselamatan Pasien di rumah sakit Standar Keselamatan pasien berdasarkan
“Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang diterbitkan pada tahun 2006.
Menguraikan tentang Standar Keselamatan Pasien, yang dimana standar tersebut terdiri dari tujuh
standar, yaitu : 1. Hak pasien, 2. Mendidik pasien dan keluarga, 3. Keselamatan pasien dan
kesinambungan pelayanan, 4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien, 5. Peran kepemimpinan dalam
meningkatkan keselamatan pasien, 6. Mendidik staf 13 tentang keselamatan pasien, dan 7.
Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
-3-
-4-
BAB II
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
BAB IV
DOKUMENTASI
Bukti dokumen yang terdapat pada kegiatan pengelolaan pencegahan pada pasien beresiko jatuh terdiri dari :
-12-
Faktor Skala P S
risiko oin kor
pasien
Riwayat Ya 2
jatuh 5
Tidak 0
Diagnosis Ya 1
sekunder (≥2 5
diagnosis medis) Tidak 0
Alat bantu Berpegangan pada 3
perabot 0
Berpegangan pada 1
perabot 5
Tidak ada/kursi 0
roda/perawat/tirah baring
Terpasang Ya 2
infuse 0
Tidak 0
-17-
Gaya Terganggu 2
berjalan 0
Lemah 1
0
Normal/tirah 0
baring/imobilisasi
Status Sering lupa akan 1
mental keterbatasan yang dimiliki 5
Sadar akan kemampuan 0
diri sendiri
Total
Keterangan:
Tulis jumlah skor yang sesuai pada kolom skor pasien
Kategori:
- Risiko rendah : 0 – 24
- Risiko sedang : 25 - 44
- Risiko Tinggi : > 45
b. Diagnosis sekunder:
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15; jika tidak,
berikan skor 0.
c. Alat bantu:
-18-
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30.Jika
pasien menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jik pasien dapat
berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0.
d. Terapi intravena (terpasang infus):
Jika pasien terpasang infus, berikan skor 20; jika tidak, berikan skor 0.
e. Gaya berjalan:
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan
untuk bangun dari kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong
tubuhnya, kepala menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan
bantuan sedang – total untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada
perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor
20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk;
tidak dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau memerlukan
bantuan ringan untuk berjalan; dan langkah-langkahnya pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gaya berjalan normal, berikan skor 0
f. Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai
kemampuannya untuk berjalan.Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap
kemampuan fisiknya, berikan skor 15.Jika asesmen pasien sesuai dengan kemampuan
sebenarnya, berikan skor 0.
S
Faktor P
Skala kor
Risiko oin
Pasien
Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun – 7 tahun 3
Umur 7 tahun – 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Laki – laki 2
Jenis
Wanita 1
Kelamin
Neurologi 4
Respiratori, dehidrasi,
3
Diagno anemia, anorexia, syncope
sa Perilaku 2
Lain – lain 1
standar
Dalam 24 jam 3
Respo Dalam 48 jam 2
n terhadap
pembedahan, Lebih dari 48 jam / tidak ada
1
sedasi, dan respon
anestesi
Pengg Penggunaan bersamaan
unaan obat- sedative, barbiturate, anti depresan, 3
obatan diuretik, narkotik
Salah satu dari obat di atas 2
Obatan –obatan lainnya /
1
tanpa obat
TOTAL
Kategori:
Skor: 7-11 Risiko Rendah (RR)
≥ 12 Risiko Tinggi (RT)
Sala
nisir, gangguan daya
Stat h satu
ingat)
us mental jawaban ya
apakah pasien
= 14
disorientasi? (salah Ya/ tidak
menyebutkan waktu, tempat,
atau orang)
apakah pasien
mengalami agitasi? Ya/ tidak
(ketakutan, gelisah, dan
cemas)
Pen apakah pasien Sala
glihatan memakai kacamata? Ya/ tidak h satu
apakah pasien jawaban ya
mengeluh adanya Ya/ tidak =1
-22-
penglihatan buram?
apakah pasien
mempunyai glaukoma, Ya/ tidak
katarak, atau degenerasi
makula?
apakah terdapat
Keb perubahan perilaku Ya/ tidak
ya =
iasaan berkemih? (frekuensi,
2
berkemih urgensi, inkontinensia,
nokturia)
mandiri (boleh 0
menggunakan alat bantu jumla
Tra
jalan) hkan nilai
nsfer (dari
memerlukan sedikit 1 transfer dan
tempat
bantuan (1 orang) / dalam mobilitas.
tidur ke
pengawasan Jika nilai
kursi dan
memerlukan bantuan 2 total 0-3,
kembali ke
yang nyata (2 orang) maka skor =
tempat
tidak dapat duduk 3 0. jika nilai
tidur)
dengan seimbang, perlu total 4-6,
bantuan total maka skor =
mandiri (boleh 0 7
menggunakan alat bantu
Mo jalan)
bilitas berjalan dengan 1
bantuan 1 orang (verbal /
fisik)
menggunakan kursi 2
roda
imobilisasi 3
Total skor
-23-
Keteranga
n skor:
0-5 =
risiko rendah
6-16 = risiko
sedang
17-30 = risiko
tinggi
Mengkonsum 2
si obat – obatan di
bawah ini :
TOTAL
SKOR
Beri tanda
cek ( v)
Psikotropika
Diuretic
Anti hipertensi
Anti-
Parkinson
Opioid
Hypnotic
kardiovaskula
r
Anti-ansietas
Laksatif
Kebutuhan
alat : (beri tanda cek
(v) pada alat yang
dibutuhkan :
*Walker/
wheeled walker
(R,S,T)
Tongkat
/quad cane (R,S,T)
Wedge/
pommel cusion
-26-
(bantalan) (R,S,T)
Dudukan
toilet yang ditinggikan
(R,S,T)
Karpet / tikar
anti licin (R,S,T)
Lap buddy
(S,T)
Alarem
tempat tidur (S,T)
Guid bell
(S,T)
Kategori
resiko jatuh (R,S,T)
Inisial
Petugas
NAMA:………………………………………KAMAR:…………………
Kategori resiko jatuh :
0-4 : resiko rendah (R)
5-8 : resiko sedang (S)
>9 : Resiko tinggi (T)
* penggunaan walker/ cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah
menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterafis
-27-
Tumpuan Kaki
(foot stole)
Kaki kursi Proteksi karet anti-selip di (
kesemua kaki, stabil tidak goyang ……)
Bagian Atas Permukaan tidak licin (
kkursi ……)
Bell
panggilan/
pencahayaan
Operasional Lampu diluar kamar, alarm (
berbunyi di pos perawat, nomor ……)
kamar muncul di monitor intercom
Akses Sinyal panel kamar mudah (
diraih saat di kamar mandi dalam ……)
jangkauan saat pasien ditempat tidur
Walker/ cane
Keamanan Ujung karet pada alat (
berfungsi dengan baik, stabil ……)
-29-
Toilet berjalan
roda Mudah berputar/ diarahkan, (
tidak melekat ……)
Stabil saat pasien duduk
diatasnya
Rem Mengamankan toilet saat (
dioperasikan ……)
Kursi beroda
(Mobility Chair)
Kursi Tingginya disesuaikan (
dengan pasien, untuk meminimalisir ……)
terjatuh atau terjungkal
Roda Mudah berputar atau (
diarahkan tidak melekat ……)
Rem Dioperasikan saat kursi (
dalam posisi diam ……)
Pengaman kursi
Tumpuan kaki Dapat dilipat atau dilepas (
denngan mudah, diposisikan dengan ……)
derajat kemiringan yang sesuai
untuk mencegah terjungkal
Posisi Kedepan atau merosot (
……)
Nampan Dalam posisi aman (
……)