Anda di halaman 1dari 40

PROSEDUR PENCUCIAN

DIALISER PAKAI ULANG


OLEH :
AGUSTIN DWI RAHAYU, S.Kep. Ners
PENDAHULUAN
 Tindakan reuse dializer pertama kali dilakukan
oleh Shaldon pada tahun 1964, yaitu dengan
menyimpan dializer di dalam lemari es sampai
dialisis berikutnya.

 Tehnik reuse dializer selanjutnya semakin


berkembang.
Data yang ada di Amerika :
 Tahun 1983 baru 18%
 Tahun 1992 sebanyak 72%.
 Kebanyakan reuse dializer dilakukan di klinik-klinik swasta
(non hospital based) dengan profit oriented (87%) dibandingkan
dengan di rumah sakit pemerintah (31 %).
Di negara di luar Amerika reuse dializer jarang dilakukan, di
Australia pada tahun 1990 hanya 27% ,di negara-negara Eropa
hanya sekitar 10% bahkan di Jepang tidak dilakukan.
DIALISER RE USE
Dialiser re use adalah suatu tindakan dengan mengunakan
dialiser / tabung yang sama pada pasien yang dalam melakukan
tindakan hemodialisa.
HAL YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM MELAKUKAN TINDAKAN RE USE
(ANSI/AAMI RD47:2008)
 Training / pelatihan

 Water quality /kualitas air

 Reprocessing the dialyzer

 Dialyser inspection

 Dialyser labeling

 Storage

 Testing the reprocessed dialyzer for the presence of sterilant or disinfectant

 Testing the reprocessed dialyzer for residual sterilant or disinfectant

 Quality assurance activities


WHAT IS REPROCESSING ?

Dialiser bukan hanya digunakan ulang

REPROCESSING
Tindakan dimulai dari pelabelan dialiser baru sampai
dengan prosedur pengolahan

Dialiser siap dipakai kembali untuk dialisis berikutnya


TUJUAN
 Meringankan biaya tindakan dialisis dan
terjangkau sehingga proses dializer tetap bisa
dilakukan.

 Untuk menurunkan kejadian first use


syndrome
KEUNTUNGAN
1. Mengurangi biaya tindakan hemodialisa
2. Mengurangi paparan bahan kimia industri
yang digunakan pada pembuatan dializer
3. Meningkatkan biokompatibilitas dializer
4. Mengurangi gejala klinik selama HD
5. Meminimalisir penggunaan bahan dan
limbah
KERUGIAN
1. Potensi paparan bahan kimia pada pasien dan
petugas
2. Potensial kontaminasi bakteri pada dializer
3. Potensial penurunan kemampuan dializer
(klirens dan kapasitas UF)
4. Potensial terjadinya penularan agen infeksi
antara satu dializer dengan yang lain pada proses
re use
PERSETUJUAN PASIEN
 Pasien di berikan penjelasan tentang penggunaan dializer re-
use yang bertujuan untuk memberikan informasi
secukupnya kepada pasien tentang keuntungan dan kerugian
penggunaan dializer reuse
PENGERTIAN
 Pemakaian ulang dializer (reuse
dializer) adalah suatu tindakan
pemakaian dializer lebih dari satu
kali yang telah di proses secara baku
pada pasien yang sama.
PEMAKAIAN DIALIZER RE-USE
 Sebuah dializer dapat dipakai beberapa
kali, hal ini sangat bervariasi tergantung
pada keadaan pasien dan unit dialisisnya.

 Suatu penelitian pada beberapa pusat


dialisis, didapatkan kira-kira satu dializer
dapat dipakai sampai 13 kali.
KONTRAINDIKASI TINDAKAN REUSE DIALIZER

 Tindakan reuse dializer tidak dapat dikerjakan pada pasien yang


mengalami infeksi sistemik termasuk hepatitis akut.

 Dializer penderita Hepatitis B kronis sebaiknya tidak dilakukan


reuse karena sangat berisiko menularkan virus.

 Penderita human ‘immunodefi-ciency virus (HIV).


 Komite tidak merekomendasikan indikasi medis untuk
reprocessing atau mengevaluasi implikasi medis atau
ekonomi reprocessing tetapi memberikan rekomendasi
untuk melaksanakan reprocessing secara aman.
 Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (CDC)
tidak keberatan dengan reprocessing dialysers dari pasien
dengan hepatitis C atau pasien dengan infeksi HIV
dengan catatan Komite ini merekomendasikan bahwa
tindakan pencegahan standar digunakan dalam
reprocessing dialysers.
 Setiap fasilitas harus sadar akan bahaya infeksi dan
kebijakan yang ditetapkan.
SIAPA YANG MELAKUKAN RE USE ?
 Perawat
 Pekarya BERSERTIFIKAT
 Orang lain

Personil wajib memiliki pendidikan yang


memadai, pelatihan, atau pengalaman untuk
memahami dan melakukan prosedur.

SK Petugas Re Use
YANG HARUS DIPERHATIKAN PERSONIL YANG
MELAKUKAN RE USE
 SOP
 Dokumentasi
 Operasional dan pemeliharaan peralatan reprocessing dialyser
 Pencegahan infeksi
 Konsekuensi dari tidak melaksanakan tugas dengan baik
 Risiko dan bahaya yang berhubungan dengan zat beracun yang
digunakan saat reprocessing serta penanganan prosedur cairan tumpah
dan pembuangan zat beracun.
 Penggunaan APD : kacamata pelindung, respirator, masker dan
pakaian khusus

 Prosedur darurat
TEHNIK REUSE
1. Manual
2. Otomatis
Menggunakan mesin khusus untuk
membilas dializer. Misalnya Renatron.
TEHNIK PENCUCIAN ULANG
(REPROCESSING TECHNIQUES)
 Mengakhiri tindakan dialisis (Termination of hemodialysis)

 Pembilasan awal (Pre-rinsing)

 Pemeriksaan secara visual (Visual inspection)

 Pemberian label dan pengiriman ke tempat reuse

 Pembilasan (Rinsing)

 Pembersihan (Cleaning)

 Pemeriksaan alat (performance testing)

 Desinfeksi dan Penyimpanan


MENGAKHIRI TINDAKAN DIALISIS (TERMINATION OF
HEMODIALYSIS)

Yaitu ketika proses HD berakhir, darah


dikembalikan ke dalam tubuh pasien dengan NaCl
0,9 %.
PEMBILASAN AWAL (PRE-RINSING)
 Dibilas dengan air RO sesuai standar ANSI / AAMI RD62
 Pembilasan dengan air RO (flush)
Lakukan flush atau pembilasan pada kompartemen darah dari arah
arteri ke vena (atas ke bawah)
Kemudian lakukan pembilasan pada kompartemen dialisat dari bawah
ke atas berlawanan arah dengan kompartemen darah. Kemudian
lakukan pembilasan dari atas ke bawah.
Lakukan berulang secara bergantian dari kompartemen darah ke
arteri.
Pembilasan dilakukan kurang lebih 8 – 10 menit atau sampai terlihat
bersih.
PEMERIKSAAN SECARA VISUAL
 Bila ditemukan bekuan > 15 kapiler, dializer tidak
bisa dipakai lagi / harus dibuang.
 Diperiksa adakah keretakan / kebocoran pada
tabung dializer.
PEMBERIAN LABEL DAN PENGIRIMAN KE TEMPAT REUSE
 Tehnik bersih
 Semua port harus tertutup
 Sebelum dializer dibawa ke tempat re-use alangkah baiknya jika di
cek ulang apakah sudah diberi label atau belum.
 Dializer dikirim ke ruang reuse idealnya tidak lebih dari 10 menit.
 Ruang reuse sebaiknya:
a. Terpisah dari ruang dialisis.
b. Mempunyai ventilasi yang baik / dilengkapi exhaust fan.
c. Bukan tempat lalu lalang pasien maupun petugas.
PEMBERIAN LABEL PADA DIALISER
 Standar AAMI RD47 :
Nama pasien
No RM
Jumlah pemakaian
Tanggal terakhir dilakukan reprocessing
PEMBERIAN LABEL DI RS UGM

Nama Pasien : No. RM Pasien


Tanggal Lahir :
Alamat pasien :
B R1 R2 R3 STATUS
KESEHATAN
R4 R5 R6 R7 PASIEN
PEMBILASAN (RINSING)
 Dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain air, waktu / lamanya,
tekanan air dan aliran air yang dipergunakan.
 Semua air yang masuk kedalam dan kontak dengan kompartemen darah
maupun dialisat, harus mempunyai kualitas yang baik.
 Lakukan pembilasan / Flush pada kompartemen darah dari arah arteri
ke vena (atas ke bawah).
 Kemudian lakukan pembilasan pada kompartemen dialisat dari bawah ke atas
berlawanan arah dengan kompartemen darah. Kemudian lakukan pembilasan
dari atas ke bawah.
 Lakukan berulang-ulang secara bergantian. Untuk yang terakhir bersihkan
dengan air RO pada kompartemen darah dari vena ke arteri.
PEMBERSIHAN (CLEANING)
 Proses ini dilakukan apabila dializer masih terdapat
bekuan darah (garis–garis panjang merah) setelah di bilas
dengan air RO.
 Bahan-bahan yang dipergunakan adalah paracetic acid,
sodium hypochlorite (bleach), hydrogen peroxide atau
renaline
 Kompartemen darah diisi dengan sodium hypochlorite 1%
atau hydrogen peroxide 3% selama 30 – 60 detik.
 Pembersihan dengan renalin 3.5 %
Alirkan renalin yang sudah diencerkan dengan
dengan konsentrasi 3.5 % untuk membilas
kompartemen dialisat dari arah bawah ke atas.
Kemudian alirkan kembali renalin untuk
membilas kompartemen dialisat dari atas ke
bawah.
 Alirkan renalin 3.5 % untuk membilas
kompartemen darah dari arteri ke vena dan
sebaliknya (vena ke arteri). Alirkan terus renalin
atau diamkan selama ± 10 menit.
PEMERIKSAAN ALAT
(PERFORMANCE TESTING)
 Tes TCV (Total Cell Volume) / FBV (Fiber Bundle Volume)
Mengukur Total Cell Volume (TCV)
yaitu volume yang dibutuhkan untuk memenuhi kompartemen darah
pada dialiser.
TCV memperlihatkan jumlah kapiler yang tidak tersumbat, kapiler
dializer yang masih berfungsi, dan secara tidak langsung
memperlihatkan klirens dan kapasitas transfer solute.
Cara memeriksa TCV adalah kompartemen darah dibilas
dengan udara, cairan yang keluar kemudian diukur.
Idealnya TCV diukur sebelum pemakaian pertama sehingga
hasilnya dipakai sebagai angka dasar/base line untuk
perbandingan pada pemakaian berikutnya.
Penurunan TCV sebesar 20% akan menurunkan klirens
kreatinin sebesar 4 – 11 %.
Bila TCV turun lebih dari 20% maka dializer tersebut tidak
dapat dipakai lagi / harus dibuang.
 Test Kebocoran membrane dialiser (Pressure Leak Test)
Untuk mengetahui kebocoran pada membran (leak) dapat
dilakukan secara manual menggunakan pressure gauge dan
balon karet seperti pada tensimeter manual.
Pertama-tama hubungkan pressure gauge berikut balon karet
kekompartemen darah arteri. Biarkan kedua kompartemen
dialysate terbuka.
Kosongkan air yang ada di kompartemen darah dan dialysate.
Pada kompartemen darah vena sambungkan
selang darah yg dihubungkan ke syringe 50
cc. Berikan tekanan ke kompartemen darah
vena dengan syr 50 cc tekanan (1-2 bar)
sampai meteran (pressure gauge)
menunjukkan nilai tertentu.
Klam selang darah yang terhubung ke
syringe, perhatikan penunjukan pressure
gauge selama 1 menit.
 Jika terjadi kebocoran maka nilai pada pressure
gauge akan menurun.
DESINFEKSI DAN PENYIMPANAN
 Proses desinfeksi dializer reuse memakai bahan
kimia germicide untuk mengurangi koloni bakteri.
 Desinfeksi tidak adekuat bisa disebabkan oleh
karena bahan desinfektan yang dipakai kurang baik,
konsentrasi kurang, kontaminasi dari air yang
dipakai sebagai pelarut atau terlalu singkat proses
desinfeksi.
 Disinfektan biasanyan campuran Hydrogen proxide/acetic acid,
formaldehyde, glutaral dehyde.
 Digunakan pada di kedua kompartemen dializer.
 Di RS UGM menggunakan Renaline.
 Bagian dalam dialiser

hydrogen peroxide / sodium hypochlorite / peracetic acid


 Bagian luar dialiser

Di usap dengan sodium hypochlorite 0.05 % (1:100)


RESIDUAL TESTING PERFORMED
 Setelah semua tahapan proses re use selesai. Dialiser dapat
digunakan kembali pada tindakan hemodialisa selanjutnya.
 Setelah dilakukan soaking, rinsing dan priming.
 Lakukan test residual.
 Standar kurang dari 3 ppm.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai