Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun panduan “Komunikasi
Efektif di RSU Adhyaksa” yang merupakan bagian dari tujuan Sasaran Keselamatan
Pasien.
Panduan komunikasi efektif pasien ini dibuat dengan berbagai observasi dan
beberapa bantuan dari berbagai pihak unit-unit yang terkait dalam proses memberikan
pelayanan pasien di Rumah Sakit Umum Adhyaksa. Penyusun mengucapkan terima
kasih pada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
dalam mengerjakan panduan. Kepada Tim Kars Penyusun juga mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya karena selalu membimbing dan memberikan pengajaran
kepada kami sehingga penyusunan panduan komunikasi efektif dapat terselesaikan
dengan baik.
Buku Panduan ini dibuat berdasarkan Surat Keputusan Direktur No. / SK/
07/ 2017 tentang Kebijakan Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit
Umum Adhyaksa untuk mengkoordinasikan standar skrining pasien di RSU Adhyaksa.
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR……………………………………………………. 1
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………… 2
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 3
BAB I : DEFINISI …………………………………………. 4
BAB II : RUANG LINGKUP ………………………………. 6
BAB III : TATA LAKSANA ………………………………… 7
BAB IV : DOKUMENTASI …………………………………. 11
BAB I
DEFINISI
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tak disengaja/ tak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi
faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin). Risiko jatuh
adalah pasien yang beresiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan oleh
faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat berakibat cidera.
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat
asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Keselamatan pasien merupakan
hal yang utama dalam pelayanan rumah sakit. Jumlah kasus jatuh menjadi
bagian yang bermakna penyebab cidera pasien rawat inap. Rumah sakit perlu
mengevaluasi resiko jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko jatuh
dan mengambil tindakan untuk risiko pasien cidera jika sampai jatuh. Evaluasi
risiko jatuh menggunakan skala resiko jatuh. Pasien yang dirawat di rumah sakit
akan selalu memiliki resiko jatuh terkait kondisi dan penyakit yang diderita
1.1 Tujuan:
1. Identifikasi pasien yang mempunyai risiko jatuh
2. Optimalisasi penggunaan asesmen jatuh untuk menentukan kategori risiko
jatuh
3. Membandingkan faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh
4. Mendeskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor risiko jatuh,
pencegahan, dan penanganannya dalam meningkatkan klinis dan kepuasan
pasien, serta menurunkan biaya kesehatan.
5. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan,
dan Penanganannya.
6. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan
Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan, dan Penanganannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
Asesmen risiko jatuh Morse ini dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan
dengan asesmen inisial /awal.
Keterangan
No Parameter Skrining Jawaban Skor
Nilai
Ya/Tidak
Apakah pasien datang
Riwayat kerumah sakit karena jatuh? Salah satu
1 Jatuh jawaban
Imobilisasi 3
Total
Kategori Risiko :
Risiko rendah : 0 – 5
Risiko Sedang : 6-16
Risiko Tinggi : 17 -30
III.5 . Asesmen Risiko Jatuh GET UP AND GO
2. Hasil
3. Tindakan
Edukasi
III.6. Faktor Resiko
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat
diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor
risiko yang dapat diperkirakan merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi
sebelum pasien jatuh.
Intrinsik (berhubungan Ekstrinsik (berhubungan
dengan kondisi pasien) dengan lingkungan)
Dapat 1. Riwayat jatuh sebelumnya 1.Lantai basah/silau, ruang
diperkirakan 2. Inkontinensia berantakan, pencahayaan
3.Gangguan kurang, kabel
kognitif/psikologis longgar/lepas
4. Gangguan 2. Alas kaki tidak pas
5. keseimbangan/mobilitas 3. Dudukan toilet yang
6. Usia > 65 tahun rendah
7. Osteoporosis 4. Kursi atau tempat tidur
8. Status kesehatan yang beroda
buruk 5. Rawat inap
berkepanjangan
6. Peralatan yang tidak
aman
7. Peralatan rusak
8.Tempat tidur
ditinggalkan dalam posisi
tinggi
Riwayat Tidak =0
jatuh yang
baru atau Ya = 25
dalam 3
bulan
terakhir
Diagnosa Tidak =0
Medis
Sekunder > Ya = 25
1
Memakai Tidak =0
terapi
heparin Ya = 20
lock/IV line
Cara Normal/bedrest/imobilisasi =0
berjalan/ber
pindah Lemah / Pincang = 10
Total
Tingkat Risiko Skor Pencegahan Tindakan
Perawatan
Tidak Berisiko 0-24
yang dasar
Perubahan
Tgl / Skor kondisi
Tindakan yang di lakukan
Jam jatuh yang
terjadi
Dilakukan jika ada perubahan kondisi : kesadaran, pasca operasi , pindah dari unit
biasa ke unit khusus atau sebaliknya, perubahan terapi.
Tidak berisiko dilakukan setiap 24 jam
Risiko rendah dilakukan setiap shift
Risiko tinggi dilakukan setiap 1 jam sekali
Perawat Jaga
(….……………………)
Nama & Tandatangan
b. Asesmen ulang resiko jatuh Humpty Dumpty
3-7 tahun
=3
7-13 tahun
=2
>13 tahun
=1
Perempuan
=1
Gangguan Prilaku/Psikiatri
=2
Diagnosis lainnya
=1
Total
Total
Dilakukan jika ada perubahan kondisi : kesadaran, pasca operasi , pindah dari unit
biasa ke unit khusus atau sebaliknya, perubahan terapi.
Tidak berisiko dilakukan setiap 24 jam
Risiko rendah dilakukan setiap shift
Risiko tinggi dilakukan setiap 1 jam sekali
Perawat Jaga
(….……………………)
Nama & Tandatangan
c. Asesmen ulang resiko jatuh Sydney Scoring
Ya/
Apakah pasien memakai kacamata? Tidak
Total
Perubahan
Kondisi
Tgl Skor Yang Tindakan Yang Dilakukan
/jam Jatuh Terjadi
BAB IV
DOKUMENTASI
5.1 Dokumentasi pengkajian risiko jatuh dilakukan dengan cara melakukan audit
jumlah pasien jatuh selama satu bulan
5.2 Observasi atau monitoring dapat dilakukan penanggung jawab instalasi rawat
inap masing-masing dan mutu sebagai verifikasi.
5.3 Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan kepala instalasi rawat inap unit
masing-masing. Kemudian data dilaporkan kepada komite keselamatan RS. Data
yang diperoleh akan direkapitulasi dan dianalisis oleh komite keselamatan RS
setiap bulannya dan akan dilaporkan kepada KPMKPRS setiap 3 bulan.
5.4 Cara perhitungan monitoring pengkajian risiko jatuh dilakukan dengan formula
jumlah pasien jatuh selama satu bulan ( orang ) : Jumlah menurut bangsal
perawatan dalam bulan yang sama ( hari ) x 100 %= ----%
5.5 Setiap laporan insiden yang berhubungan dengan identifikasi pasien akan
dipantau dan ditindak lanjuti saat dilakukan revisi kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA