Anda di halaman 1dari 11

POA (PLAN OF ACTION)

PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH


DI RUMAH SAKIT …..
TAHUN …..

I. Pendahuluan
Program Keselamatan Pasien Rumah Sakit atau yang lebih terkenal dengan istilah
Patient Safety mempunyai (enam) sasaran yaitu: Ketepatan Identifikasi Pasien,
Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan Keamanan obat yang Perlu di
waspadai, Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat pasien operasi, Pengurangan
Resiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan, Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Ke enam sasaran ini saling terkait satu dengan yang lain, karena semuanya
berhubungan dengan keselamatan pasien. Program pengurangan insiden pasien jatuh
dalam pelaksanaanya diperlukan dilakukan screening resiko jatuh dan pengelolaan
pasien resiko jatuh yang tepat pada semua pasien yang di rawat di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut maka kami tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS)
Rumah Sakit Islam xxy akan menyusun kebijakan tentang manajemen resiko pasien jatuh
yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan keselamatan pasien khususnya
menurunkan insiden kejadian pasien jatuh hingga mencapai standar yang ditetapkan.

II. Latar belakang


Hasil observasi di Rumah Sakit xxy belum ada kebijakan tentang penanganan
pasien jatuh, dengan demikian maka perlu dibuat kebijakan dan panduan Standar
Prosedur Operasional (SPO) dalam menangani Risiko Pasien Jatuh di Rumah Sakiy xxy.

III. Tujuan
A. Umum :
Meningkatkan mutu pelayanan keselamatan pasien di Rumah Sakit xxy.
B. Tujuan Khusus :
1. Menurunkan angka insiden pasien jatuh
2. Identifikasi pasien resiko jatuh

1
3. Memberikan pemahaman kepada pasien dan atau keluarga tentang pasien
resiko jatuh
4. Menurunkan angka cidera dan kecacatan akibat pasien jatuh
5. Petugas melaksanakan standar prosedur operasional (SPO) tentang pasien
resiko jatuh

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


A. Evaluasi kebijakan keselamatan pasien rumah sakit (KPRS) tentang pasien jatuh
B. Menyusun Standar Prosedur Operasional (SPO) dan kebijakan, sebagai berikut:
1.) Screening pasien resiko jatuh
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Petugas menyampaikan maksud dan tujuan
5. Melakukan screening
- Anak-anak (<18) tahun menggunakan Humpty Dumpy scale
(form terlampir)
- Dewasa ( ≥18-<60 tahun) menggunakan Morse Fall Scale/MFS
(form terlampir)
- Orang tua( ≥ 60 tahun) menggunakan cecklist Pengkajian Jatuh Usia
Lanjut (form terlampir)
6. Petugas mencatat hasil skor dan kesimpulan tingkat resiko di format
screening serta menandatangani
7. Ucapkan terimakasih dan salam
8. Petugas menindaklanjuti hasil screening

2.) Pemasangan gelang identitas resiko jatuh


a. Persiapan

2
Isi dan cetak gelang resiko jatuh berwarna kuning ( nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis, dan tingkat resiko jatuh) sesuai berkas rekam medis pasien
b. Pelaksanaan
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit
mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Sampaikan maksud dan tujuan
5. Pasang gelang resiko jatuh berwarna kuning
6. Ucapkan terimakasih dan salam

3.) Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang resiko jatuh
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri dengan ramah dan sopan (sebut nama dan dari unit mana)
3. Pastikan identitas pasien (lihat gelang identitas)
4. Sampaikan maksud dan tujuan
5. Berikan edukasi kepada pasien dan atau keluarga
6. Lakukan evaluasi respon pasien dan atau keluarga terhadap edukasi yang
telah diberikan
7. Berikan liflet edukasi resiko pasien jatuh pada pasien atau keluarga
8. Minta tandatangan pada pasien atau keluarga sebagai bukti telah dilakukan
edukasi pada lembar informasi (RM 7C)
9. Ucapkan terimakasih dan salam

4.) Pengelolaan pasien resiko jatuh


a.Pasien Tidak Beresiko Jatuh
1. Merawat pasien sesuai diagnosa penyakit
2. Observasi perubahan dan perilaku pasien
3. Bila ada perubahan kondisi pasien maka dilakukan screening pasien
jatuh
b.Pasien dengan tingkat Resiko Sedang
1. Pastikan pasien memakai gelang resiko jatuh warna kuning
2. Tempatkan pasien di tempat tidur yang ada pengamannya

3
3. Memberikan penjelasan tentang resiko jatuh kepada pasien dan atau
keluarga
4. Pasien tidak boleh beraktifitas diluar ruangan rawat inap
5. Meminta keluarga menunggui pasien
6. Pasang Restrain bila diperlukan
7. Gunakan penerangan yang cukup pada malam hari ( lampu tidak boleh
di matikan)
8. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien (personal
higene, eliminasi dll)
9. Observasi perubahan kondisi dan perilaku pasien, bila terjadi perubahan
lakukan screening ulang resiko jatuh

c.Pasien dengan Tingkat Resiko Jatuh tinggi


1. Pastikan pasien memakai gelang resiko jatuh warna kuning
2. Tempatkan pasien di tempat tidur yang ada pengamannya
3. Memberikan penjelasan tentang resiko jatuh kepada pasien dan atau
keluarga
4. Pasien tidak boleh beraktifitas diluar ruangan rawat inap
5. Keluarga wajib menunggui pasien
6. Pasang Restrain bila diperlukan
7. Gunakan penerangan yang cukup pada malam hari ( lampu tidak boleh
di matikan)
8. Tawarkan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien tiap 2 jam
(personal higene, eliminasi dll)
9. Observasi perubahan kondisi dan perilaku pasien,
10. lakukan screening ulang resiko jatuh tiap 8 jam/ tiap shift

5.) Penanganan pasien jatuh


1. Posisikan pasien pada tempat yang aman
2. Pastikan ABC pasien
3. Bila diperlukan tindakan gawat darurat bawa pasien ke Intalasi Gawat
Darurat
4. Bila tidak ada kegawatan lakukan observasi tanda-tanda vital

4
5. Laporkan kondisi pasien kepada dokter yang merawat
6. Laporkan insiden pasien jatuh sesuai prosedur KPRS

6.) Pelaporan Insiden Kejadian Pasien (Pasien Safety) Pelayanan Keperawatan


1. Setiap ada insiden, orang yang bersangkutan/mengetahui wajib langsung
melaporkan kepada pimpinan diatasnya (kepala jaga/ kepala ruang/
koordinator/ perawat pengganti/ kasubag/ kasie/ kepala bidang/ bagian)
pada saat kejadian
2. Penerima laporan mengisi ceklist harian dan menulis di format laporan
insiden serta menentukan Grading Risk
3. Laporan insiden diserahkan tim KPRS maksimal 2 x 24 jam
4. Tim KPRS melaporkan kepada direktur setiap tiga (3) bulan sekali

C. Penetapan Kebijakan dan Standar prosedur operasional (SPO)


D. Sosialisasi dan pelatihan Standar prosedur operasional (SPO)
E. Penerapan Standar prosedur operasional (SPO)
F. Pelaporan dan evaluasi

V. Cara Melaksanakan Kegiatan


1. Perawat (kepala ruang, perawat palaksana) melakukan screening kepada semua
pasien baru yang di rawat di Rumah Sakit xxy
2. Bila teridentifikasi pasien mempunyai resiko jatuh maka dilakukan pemasangan
gelang identitas resiko jatuh
3. Pasien dan atau keluarga dengan resiko jatuh diberikan edukasi tentang resiko
jatuh
4. Pasien dengan resiko jatuh diberikan penanganan berdasarkan standar resiko
jatuh sesuai dengan tingkat resikonya.
5. Bila terjadi pasien jatuh dilakukan penanganan sesuai standar prosedur
operasional (SPO) Penanganan pasien jatuh
6. Bila terjadi pasien jatuh dilakukan Pelaporan sesuai standar prosedur operasional
(SPO) Pelaporan insiden pasien jatuh
7. Tim KPRS melakukan pelaporan ke direktur per tiga bulan (triwulan) sekali

5
8. Tim KPRS melakukan evaluasi setiap tahun dan dilaporkan kepada direktur untuk
mendapat rekomendasi dan tindak lanjut
9. Hasil dari rekomendasi direktur disampaikan oleh tim KPRS kepada unit
keperawatan dan unit penunjang medis

VI. Sasaran
A. Sasaran pelaksana
1. Pasien dan keluarga yang di rawat di Rumah Sakit xxy
2. Karyawan Rumah Sakit xxy
3. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) Rumah Sakit xxy
B. Sasaran Capaian Kegiatan
1. Angka pasien jatuh tidak ada
2. Pasien yang di rawat di Rumah sakit xxy dilakukan screening resiko pasien
jatuh
3. Pasien yang di rawat di Rumah Sakit xxy diberikan KIE tentang resiko jatuh
4. Angka cidera dan kecacatan tidak ada
5. Petugas melaksanakan Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang resiko
pasien jatuh

VII. Gant Chart Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan mulai dilaksanakan pada bulan …. tahun … setiap periodenya dengan
rincian sebagai berikut:

6
Tabel: Gant Chart Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Kegiatan Manajemen Resiko Pasien Jatuh
No Kegiatan Tahun 2013 Bulan
Okt Nop Des 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Evaluasi kebijakan KPRS √

2. Menyusun SPO √

3. Penetapan Kebijakan √ √

4. Sosialisasi dan pelatihan √


5. Pelaksanaan Kebijakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

1.) Screening pasien resiko jatuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

2.) Pemasangan gelang resiko jatuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3.) Edukasi pasien dan keluarga √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4.) Pengelolaan pasien resiko jatuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5.) Penanganan pasien jatuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6.) Pelaporan insiden kejadian pasien jatuh √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

6. Pelaporan √ √ √

7. Evaluasi

7
VIII. Fasilitas dan Sarana
Adapun sarana dan prasarana yang digunakan adalah:

1. Gelang identitas resiko pasien jatuh ( gelang berwarna kuning)


2. Restrain
3. Tempat tidur dengan pengaman
4. Leaflet edukasi
5. Form screening pasien jatuh

IX. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


● Pelaporan
Penanggung jawab kegiatan melaporkan hasil kegiatan setiap bulan kepada Tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS), kemudian tim KPRS melaporkan
kegiatan setiap trimester ( tiga bulan sekali) kepada direktur Rumah Sakit Islam
Unisma Malang

● Evaluasi
Evaluasi kegiatan dan kebijakan dilaksanakan setiap 1 tahun sekali dan
dilaporkan kepada Direktur

X. Penutup
Rumah Sakit wajib melakukan penanganan pasien resiko jatuh yang dapat dimulai dari
pengkajian di awal pasien masuk maupun pengkajian ulang secara berkala, termasuk
resiko potensial yang berhubungan dengan jadwal pemberian obat serta mengambil
tindakan untuk mengurangi semua resiko yang telah diidentifikasikan tersebut.
Manajemen resiko pasien jatuh ini dapat dilaksanakan sejak pasien mendaftar hingga
pasien pulang.

XI. Matrix Plan Of Action (POA)

8
Tabel Matrix Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Program Manajemen Resiko Pasien
Jatuh di Rumah Sakit xxy Tahun ..
Indikator
No Program Tujuan Kegiatan Sasaran
Pencapaian
I Identifikasi Akar Masalah
Legalitas
a. Kesepakatan
melaksanakan Program
Proposal Presentase Ada proposal
program tersampaikan
Magang
magang
b. Analisis akar
masalah,
Mengetahui Ada akar
sistem, Brain stroming POAC
akar masalah masalah
proses, plan,
produk
Pelaksanaan
II 21 Okt-14 Des
Magang
a. Meningkatkan Pencegahan 1.Membuat 1. Ada kebijakan 1. Ada Kebijakan
kewaspadaan pasien jatuh kebijakan tentang pencegahan pasien
petugas akan dalam pencegahan pencegahan jatuh
risiko pasien perawatan pasien jatuh. pasien jatuh di
jatuh rumah sakit RS
2. Membuat SPO 2. Terdapat SPO 2. Ada SPO tentang
sekrening risiko pendukung sekrening resiko
pasien jatuh dan kebijakan pasien jatuh dan
pencegahannya pencegahan pencegahannya
pasien jatuh
3.Melakukan 3. Petugas 3. Petugas mampu
Pelatihan mampu melakukan skrening
petugas dan melakukan risiko pasien jatuh.
sosialisasi skrening risiko
Serta ada bukti sosialisasi dan
tentang pasien jatuh pelatihan
kebijakan dan melakukan
pencegahan pencegahannya
pasien jatuh dan
SPOpendukung
b.Memudahkan Pencegahan 1.Latihan 1. Terdapat 1. Tersedia
identifikasi pasien jatuh pemberian tanda sebagai penanda
dan dalam tanda pada petunjuk pada pasien resiko
pencegahan perawatan pasien dengan pasien yang jatuh dan
pasien jatuh rumah sakit risiko jatuh berisiko jatuh petugas
2.Merencanaka 2. Terdapat alat mampu
n tersedia penghalang melaksanakan
sarana dan pencegah sesuai
pencegahan pasien jatuh prosedur.
pasien jatuh 2. Penghalang
3. Terdapat dan pencegah
3.Latihan sarana edukasi pasien jatuh
Pemberian kepada Pasien tersedia

9
edukasi dan keluarga cukup
kepada pasien (tersedia
dan keluarga tempat tidur
berpenghalan
g)
3. keluarga dan
pasien dengan
resiko jatuh
mendapat
edukasi
III Penyusunan Laporan Hasil Magang
a. Penyusunan Terlaksananya Membuat Studi literatur Ada laporan
Laporan program laporan
magang
b. Presentase Penyampaian Supervisi II Ada laporan Presentase
Hasil hasil program

10
11

Anda mungkin juga menyukai