M. Amrullah 025
M. Fajarulhuda 026
1. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Siapa korban dalam kasus ini?
Jawaban: Parjo
2. Siapa dokter yang pertama kali menangani pasien?
Jawaban: Dokter Ndang Sun Tiken Spb.
3. Apa yang terjadi pada pasien?
Jawaban: pasien datang ke rumah sakit Remen Waras karena fraktur pada
tulang femur, kemudian ditangani oleh dokter Ndang Sun Tiken juga
dilakukan operasi oleh dokter tersebut.
4. Apa yang terjadi pada pasien setelah dilakukan operasi?
Jawaban: . Operasi reposisi Parjo telah berhasil dengan baik, dari foto
rontgen pasca operasi, pen telah menancap pada tempat yang benar,
kelurusan tulang telah sesuai dengan yang diharapkan. Parjo setelah
recovery dan perawatan di bangsal yang memadai akhirnya bisa
dipulangkan. Belum ada seminggu, di tempat luka operasi, setiap saat selalu
keluar nanah, hingga membuat pembalut luka selalu diganti.
5. Apa yang dilakukan pasien dan keluarga atas hal ini?
Jawaban: Parjo bermaksud kontrol lagi ke Rumah Sakit Remen Waras,
tetapi ia mendapati antrian begitu panjang, dan sudah menunggu mulai dari
jam 8.00 hingga 11.00 dokter Ndang Sun Tiken tidak kunjung datang.
Berkali-kali ia bertanya kepada perawat poliklinik, selalu saja jawabannya
masih melakukan operasi. Karena tidak nyaman dengan apa yang
dialaminya, serta tidak enak dengan pandangan-pandangan orang di sekitar
yang tampaknya jijik melihat kondisi pahanya. Parjo dan keluarga
memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit Arto Wedi yang
letaknya ratusan kilometer dari rumah tinggalnya.
6. Apa tindakan rumah sakit Arto Wedi yang menjadikan pembuktian atas
kasus ini?
Jawaban: pasien di operasi oleh dokter Hangabehi SpBO. FICS dan
ditemukan adanya kasa yang tertinggal antar tulang dan otot. Hal ini
membuktikan bahwa terjadi kelalaian yang dilakukan oleh dokter Ndang
Sun Tiken dalam melakukan operasi.
Kesimpulan:
- Dari kasus di atas termasuk dalam kasus kelalaian oleh tenaga medis (dokter
Ndang Sun Tiken) yang mengakibatkan luka berat sehingga dapat dijerat
pasal 359 KUHP dan pasal 360/361 KUHP dengan hukuman paling lama 5
tahun penjara.
- Selain pidana, dokter Ndang Sun Tiken juga dijerat hukum perdata yaitu
pasal 1367.
- Dari pihak keluarga dan pasien menuntut ganti rugi sebesar 1 milyar rupiah.
- Dokter Ndang Sun Tiken juga menyalahi kode etik kedokteran.
2. DEFINISI MASALAH
Terdapat ILO pada post op reposisi fraktur femur yang dilakukan kurang
dari 1 minggu
Pada saat kontrol di Poli, dr Sp.B datang tidak tepat waktu dengan alasan
sedang melakukan operasi Saat kontrol di Poli, pasien- pasien lain
memandang luka tuan Parjo dengan pandangan jijik
Tn Parjo dan keluarga merasa tidak dilayani dengan baik oleh RS Remen
Waras, lalu pindah berobat ke RS di luar kota
Dokter Sp.BO di RS Artowedi menyatakan bahwa terdapat kasa tertinggal di
tulang yang telah di reposisi
Keluarga pasien Tn Parjo marah dan melakukan Somasi kepada RS Ramen
Waras serta menuntut ganti rugi 1M
3. DATA
<1 minggu post op, keluar nanah setiap saat dari luka operasi
Ketika dilakukan debridement, ditemukan kasa tertinggal di tulang yang
telah di reposisi
Pasien mengalami kerugian materi (biaya keluar kota dan biaya berobat di
RS Lain) dan imateri (rasa malu karena nanah yang keluar terus menerus
dari luka sehingga membuat orang lain merasa jijik)
4. IDENTIFIKASI PENYEBAB
Dokter tidak tepat
Infeksi Luka waktu saat jam *Terlalu baknyak
Operasi pelayanan jadwal operasi