Anda di halaman 1dari 59

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG


Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Dokter Jaga IRD


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
440/392/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
22 Pebruari 2010
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Dokter Jaga IRD adalah dokter yang bertugas melaksanakan


pengelolaan pelayanan profesi kedokteran terhadap pasien
yang datang berobat ke IRD diluar jam kerja

II. Tujuan : Peningkatan mutu pelayanan medik kedokteran dan


terlaksananya pelayanan secara cepat terhadap pasien yang
datang ke IRD

III. Kebijakan : Pelayanan dokter kepada pasien dilakukan selama 24 jam

IV. Petugas : 1 orang Dokter Umum

V. Waktu : Hari Kerja : Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam


21.00 wita
Malam : Jam 21.00 wita s/d Jam 08.00 wita
Hari Libur : Pagi : Jam 08.00 wita s/d Jam
14.00 wita
Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam 21.00 wita
Malam : Jam 21.00 wita s/d Jam 08.00 wita

VI. Prosedur : 1. Melakukan anamnesa, pemeriksaan klinis, menyarankan


pemeriksaan penunjang bila diperlukan dan menegakkan
diagnosa serta memberikan terapi pada semua penderita
yang datang di IRD
2. Memberikan rekomendasi apakah pasien yang sudah
ditangani perlu rawat inap, rawat jalan atau dirujuk dan
melakukan observasi pada pasien yang memerlukan
perawatan one day care
3. Melaporkan dan mengkonsultasikan penderita gawat
darurat yang memerlukan perawatan spesialistik ke
dokter spesialis / dokter residen yang jaga sesuai jadwal
4. Membuat status rawat jalan dan status rawat inap pada
pasien yang masuk ke IRD
5. Bersama dokter jaga ruangan bertanggung jawab
sepenuhnya atas semua masalah yang terjadi di rumah
sakit selama jam jaga
6. Membuat laporan dokter jaga
7. Setiap ship jaga agar melaporkan / mengoperkan tugas
dan masalah yang belum mendapat tindak lanjut pada
dokter jaga ship berikutnya
8. Dokter jaga malam melaporkan semua kejadian / masalah
pada waktu laporan pagi bersama tim kerjanya dengan
tim kerja berikutnya yang diadakan di IRD

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Dokter Jaga Ruangan


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
440/393/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
22 Pebruari 2010
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Dokter Jaga Ruangan adalah dokter yang bertugas


melaksanakan pengelolaan pelayanan profesi kedokteran
terhadap pasien yang dirawat inap dan di ruang intensif

II. Tujuan : Peningkatan mutu pelayanan medik kedokteran dan


terlaksananya pelayanan secara cepat terhadap pasien yang
sedang dirawat inap di rumah sakit

III. Kebijakan : Pelayanan dokter kepada pasien dilakukan selama 24 jam

IV. Petugas : 1 orang Dokter Umum

V. Waktu : Hari Kerja : Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam


21.00 wita
Malam : Jam 21.00 wita s/d Jam 08.00 wita
Hari Libur : Pagi : Jam 08.00 wita s/d Jam
14.00 wita
Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam 21.00 wita
Malam : Jam 21.00 wita s/d Jam 08.00 wita

VI. Prosedur : 1. Sedini mungkin mengetahui / mengevaluasi pasien-pasien


kritis yang ada di ruang rawat inap atau rawat intensif
2. Menerima laporan tentang keluhan pasien yang ada di
ruang rawat inap / rawat intensif dan melakukan
pemeriksaan yang diperlukan
3. Melaporkan dan mengkonsultasikan keadaan pasien yang
telah diperiksa saat itu kepada dokter spesialis yang
terkait dan menindak lanjuti intruksi / advis terapi yang
diberikan oleh dokter spesialis tersebut dan melanjutkan
observasi yang sesuai dengan indikasi secara optimal
4. Untuk SMF atau ruangan yang ada Co.Ass nya agar
memaksimalkan tugas Co. Ass dalam pemeriksaan
penderita sebelum ditindaklanjuti oleh dokter jaga
ruangan dan atau dokter spesialis yang terkait
5. Untuk SMF atau ruangan yang ada dokter rersidennya
dokter jaga ruangan bisa berkoordinasi dalam
menjalankan tugasnya
6. Bila pelayanan di IRD perlu bantuan maka dokter jaga
ruangan agar membantu dokter jaga di IRD tanpa
mengabaikan tugas jaganya
7. Bersama dokter jaga IRD bertanggung jawab sepenuhnya
atas semua masalah yang terjadi di rumah sakit selama
jam jaga
8. Membuat laporan dokter jaga
9. Setiap ship jaga agar melaporkan / mengoperkan tugas
dan masalah yang belum mendapat tindak lanjut pada
dokter jaga ship berikutnya
10. Dokter jaga malam melaporkan semua kejadian /
masalah pada waktu laporan pagi bersama tim kerjanya
dengan tim kerja berikutnya atau Kepala Instalasi Rawat
Inap

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Dokter Jaga


Umum Daerah
Kabupaten No. Dokumen No. Revisi Halaman 1
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng

Prosedur Tetap Tanggal Terbit

( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )


Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Dokter jaga adalah dokter yang bertugas melaksanakan


pengelolaan pelayanan profesi kedokteran terhadap pasien
yang datang berobat ke rumah sakit dan yang sudah dirawat
di rumah sakit selama jam kerja

II. Tujuan : Peningkatan mutu pelayanan medik kedokteran dan


terlaksananya pelayanan secara cepat terhadap pasien yang
datang/ada di rumah sakit
III. Kebijakan : Pelayanan dokter kepada pasien/penderita dilakukan selama
24 jam

IV. Petugas : 2 orang Dokter Umum (1 orang di Instalasi Gawat Darurat, 1


orang di ruangan rawat inap dan rawat intensif)
V. Waktu : Pagi : Jam 07.30 wita s/d Jam 14.00 wita
Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam 20.30 wita
Malam : Jam 20.30 wita s/d Jam 07.30 wita
VI. Prosedur : 1. Memeriksa,menegakkan diagnosa dan memberikan
therapi pada semua penderita yang datang di IRD dan
memulangkan penderita yang tidak perlu dirawat inap
2. Melaporkan dan mengkonsulkan penderita gawat/yang
memerlukan perawatan spesialistik kedokter jaga
spesialis/dokter residen
3. Menerima laporan dan memeriksa penderita yang dirawat
di ruangan rawat inap dan rawat intensif bila ada keluhan
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas semua masalah
yang terjadi di rumah sakit selama jam jaga (Keluhan-
keluhan, pulang paksa, meninggal dll)
5. Bila pelayanan di Instalasi Gawat Darurat perlu bantuan,
maka dokter jaga ruangan agar membantu dokter jaga di
Instalasi Gawat Darurat tanpa mengabaikan tugas
jaganya
6. Membuat laporan dokter jaga
7. Dokter jaga malam melaporkan semua kejadian yang
terjadi selama jam jaga waktu laporan pagi bersama team
kerjanya dengan team kerja berikutnya yang diadakan di
Instalasi Gawat Darurat bagi yang bertugas di Instalasi
Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Inap bagi yang
bertugas jaga di ruangan rawat inap dan rawat intensif

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Dokter Jaga


Umum Daerah
Kabupaten No. Dokumen No. Revisi Halaman 1 s/d 2
Buleleng
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Dokter jaga adalah dokter yang bertugas melaksanakan


pengelolaan pelayanan profesi kedokteran terhadap pasien
yang datang berobat ke rumah sakit dan yang sudah dirawat
di rumah sakit selama jam kerja

II. Tujuan : Peningkatan mutu pelayanan medik kedokteran dan


terlaksananya pelayanan secara cepat terhadap pasien yang
datang/ada di rumah sakit

III. Kebijakan : Pelayanan dokter kepada pasien/penderita dilakukan selama


24 jam

IV. Petugas : Dokter Umum


V. Waktu : Sore : Jam 14.00 wita s/d Jam 21.00 wita
Malam : Jam 21.00 wita s/d Jam 08.00 wita
VI. Prosedur : 1. Memeriksa, menegakkan diagnosa dan memberikan
therapi pada semua penderita yang datang di IRD dan
memulangkan penderita yang tidak perlu dirawat inap
2. Melaporkan dan mengkonsulkan penderita gawat/yang
memerlukan perawatan spesialistik kedokter jaga
spesialis/dokter residen
3. Menerima laporan dan memeriksa penderita yang dirawat
di ruangan bila ada keluhan
4. Bertanggung jawab sepenuhnya atas semua masalah
yang terjadi di rumah sakit selama jam jaga (Keluhan-
keluhan, pulang paksa, meninggal dll)
5. Membuat laporan dokter jaga
6. Dokter jaga malam melaporkan semua kejadian yang
terjadi selama jam jaga waktu laporan pagi

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Tatalaksana Penderita Rabies


Umum Daerah No. Dokumen
Kabupaten 440/1611.4/RSU No. Revisi Halaman 1 s/d 2
Buleleng D
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
4 Nopember 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah penanganan dan perawatan yang dilakukan di rumah


sakit kepada penderita rabies
II. Tujuan : Untuk memperpanjang hidup, memberikan terapi
simptomatis dan suportif, menekan symptom untuk
memberikan timbulnya antibodi

III. Kebijakan : Memberikan tindakan dan penanganan yang sesuai prosedur

IV. Prosedur : 1. Cara Perawatan Rabies :


a. Pasien dirawat di ruang perawatan khusus dan
diisolasi, ruangan harus gelap dan tenang
b. Diberikan obat-obat penenang seperti ; Luminal,
Barbiturate, dan lain-lain kecuali Morphine
c. Bila terjadi spasmus otot diberikan muscle relaksan
seperti ; Diazepam, kalau perlu dilakukan tindakan
Tracheostomy
d. Monitoring jantung dengan digitalisasi
e. Pemberian cairan intravena (IVFD) ; Ringer laktat NaCL
0,9%, atau cairan lain
f. Pemberian makanan secara parenteral karena adanya
kesulitan menelan
g. Pengobatan paraplegi
h. Sebaiknya dilakukan fiksasi pada tempat tidur
2. Pelindung Diri
a. Alat Pelindung Diri
Untuk menghindari adanya kemungkinan penularan
dari pasien, maka sewaktu menangani kasus rabies
pada manusia, hendaknya dokter dan paramedis
memakai alat pelindung diri berupa ;
- Sarung tangan karet
- Kacamata plastik (google)
- Masker
- Jas laboratorium lengan panjang
Melakukan cuci tangan dengan menggunakan
desinfektan sebelum dan sesudah tindakan
b. Vaksin (Pre Exposure Treatment)
Pemberian vaksin pre exposure untuk petugas
kesehatan yang berIsiko tertular atau yang melakukan
perawatan kasus rabies di rumah sakit. Dosis dan cara
pemberian VAR :
Vaksinasi Dosis Waktu Pemberian
Dasar 1. 0,5 ml Pemberian 1 (hari ke-0)
2. 0,5 ml Hari ke-28
Ulangan 0,5 ml 1 tahun setelah
pemberian 1
Ulangan 0,5 ml Tiap 3 tahun
selanjutnya

3. Prosedur Penanganan Jenazah


Penatalaksanaan terhadap jenazah penderita rabies pada
dasarnya tetap mengacu para undang-undang Nomor 4
Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular yaitu :
a. Memperhatikan norma agama atau kepercayaan dan
perundangan yang berlaku
b. Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan oleh petugas
kesehatan
Yang perlu diperhatikan adalah menghindari atau
mencegah penularan kepada manusia :
a. Tetap menggunakan alat pelindung diri pada waktu
memandikan atau mengafani jenazah
b. Mencuci tangan dengan sabun setelah menyentuh
jenazah
c. Setelah semua prosedur jenazah dilaksanakan, jenazah
dapat dimakamkan di pemakaman umum

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362)
22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Penderita dengan Gigitan Hewan


Umum Daerah Penular Rabies (HPR)
Kabupaten No. Dokumen
Buleleng 440/1611.3/RSU . Revisi Halaman 1 s/d 3
D
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng

4 Nopember 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah penanganan yang dilakukan kepada penderita


dengan kasus gigitan hewan penular rabies mulai dari
perawatan luka sampai pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR)

II. Tujuan : Mencegah penularan rabies lebih lanjut dengan perawatan


luka dan pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) yang sesuai
dengan potap

III. Kebijakan : Memberikan tindakan dan penanganan kasus-kasus gigitan


hewan penular rabies sesuai prosedur

IV. Prosedur : 1. Penderita dengan gigitan hewan penular rabies (Anjing,


Kucing, Kera, Srigala, Kelelawar) disamping dilakukan
pemeriksaan fisik secara umum, dilakukan identifikasi
luka gigitan seperti : lokasi, jumlah gigitan dan keadaan
luka gigitan
2. Identifikasi luka gigitan ada 2 kategori :
a. Luka Resiko Rendah
Yang termasuk dalam luka risiko rendah adalah jilatan
pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi dan
ekskoriasi), luka kecil di sekitar tangan, badan dan kaki
b. Luka Resiko Tinggi
Yang termasuk luka risiko tinggi adalah ;
1. Jilatan pada selaput mukosa yang utuh, seperti
selaput lendir (konjungtiva) mata, selaput lendir
mulut, selaput lendir anus, selaput lendir alat
genitalia eksterna
2. Jilatan pada luka di atas daerah bahu (leher, muka
dan kepala)
3. Luka gigitan di atas daerah bahu (leher, muka dan
kepala)
4. Luka gigitan pada jari tangan dan jari kaki (daerah
yang banyak persarafan)
5. Luka gigitan pada genitalia
6. Luka gigitan yang lebar/dalam
7. Jumlah luka banyak (multipel)
Kedua kategori ini akan menentukan indikasi pemberian
VAR
3. Penatalaksanaan luka gigitan hewan penular rabies :
a. Pencucian luka
Pencucian luka merupakan langkah pertama yang
sangat penting dalam tatalaksana kasus gigitan HPR,
virus rabies akan menetap di sekitar luka selama 2
minggu sebelum virus mencapai ujung-ujung serabut
saraf posterior dan sifat virus rabies mudah mati
dengan sabun/detergent.
Usaha yang paling efektif untuk
mengurangi/mematikan virus rabies yang terdapat
pada luka gigitan adalah sesegera mungkin mencuci
luka gigitan dengan air mengalir dan sabun atau
detergent selama 10-15 menit.
Jadi tiga hal penting dalam pencucian luka gigitan
yaitu ;
1. Air mengalir
2. Sabun/detergent
3. Waktu (10-15 menit)
Pencucian luka mudah dilakukan oleh masyarakat dan
petugas kesehatan, dan sangat besar peranannya
dalam pencegahan rabies.
b. Pemberian Antiseptik
Antiseptik (alkohol 70%, betadine, obat merah, dll)
dapat diberikan setelah pencucian luka. Pemberian
antiseptik tanpa pencucian luka tidak akan
memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan
rabies. Oleh karena itu hal mutlak yang harus
dilakukan dalam tatalaksana kasus gigitan HPR adalah
pencucian luka.
c. Tindakan Jahitan Situasi
Luka gigitan HPR tidak boleh dijahit untuk mengurangi
tindakan invasif virus pada jaringan luka, kecuali pada
luka yang lebar dan dalam yang terus mengeluarkan
darah dapat dilakukan penjahitan situasi untuk
menghentikan perdarahan.
4. Pemberian VAR
VAR merupakan langkah selanjutnya setelah dilakukan
pencucian luka gigitan. Hasil wawancara dan pemeriksaan
fisik sangat menentukan dalam pemberian VAR
(pengobatan Pasteur). Seperti telah dijelaskan
sebelumnya bahwa pemberian VAR ditentukan menurut
kategori luka, sedangkan kontak (dengan liur atau saliva
hewan tersangka/hewan rabies atau penderita rabies)
tetapi tidak ada luka, maka tidak perlu diberikan
pengobatan VAR.
Pemberian VAR dihentikan bila hewan penggigit tetap
sehat selama 14 hari observasi atau dari hasil
pemeriksaan laboratorium negatif.
a. Luka Risiko Rendah
Pada luka risiko rendah hanya diberikan VAR saja.
Tidak semua kasus gigitan HPR harus diberikan VAR,
tergantung riwayat apakah sebelumnya penderita
gigitan pernah mendapatkan VAR (pre exposure
immunization)
1) Penderita yang belum pernah mendapatkan VAR
VAR harus diberikan pada semua penderita gigitan
HPR yang belum pernah mendaptkan VAR. VAR
yang digunakan di Indonesia saat ini adalah
Purified Vero Rabies Vaccine (PVRV).

Tabel Dosis dan Cara Pemberian VAR Sesudah Digigit (Post Exposure Treatment)
Jenis Dosis Cara & Lokasi
Vaksinasi Anak Dewas Pemberian Waktu Pemberian
a
Dasar 0,5 ml 0,5 ml IM regio Deltoideus 4 kali pemberian
kanan dan kiri Anak hari ke-0, 2x
usia < 1 thn, pemberian
pangkal paha (deltoideus kanan
dan kiri) Hari ke-7, 1
x pemberian Hari ke-
21, 1 x pemberian
Ulangan - - - -
2) Penderita yang sudah mendapatkan VAR
Kasus gigitan HPR yang sebelumnya telah
mendapat VAR lengkap dalam 3 bulan sebelumnya
tidak memerlukan pemberian VAR, bila lebih dari 3
bulan sampai 1 tahun diberikan VAR 1 kali dan bila
lebih dari 1 tahun dianggap penderita baru yang
harus diberikan VAR lengkap.

b. Luka Risiko Tinggi


Setiap kasus gigitan HPR risiko tinggi harus diberikan
VAR dan SAR, Serum Anti Rabies yang digunakan saat
ini adalah serum Homolog yang berasal dari serum
darah manusia, sedangkan serum Heterolog yang
berasal dari serum kuda tidak dianjurkan mengingat
efek sampingnya yang berbahaya.

Tabel Dosis dan Cara Pemberian VAR


Jenis Dosis Cara & Lokasi
Waktu Pemberian
Vaksinasi Anak Dewasa Pemberian
Dasar 0,5 ml 0,5 ml Cara : IM Lokasi : 4 kali pemberian hari
regio Deltoideus ke-0, 2x pemberian
kanan dan kiri (deltoideus kanan dan
Anak usia < 1 kiri) Hari ke-7, 1 x
thn, pangkal paha pemberian Hari ke-21,
1 x pemberian
Ulangan 0,5 ml 0,5 ml Sama dengan di Hari ke-90
atas
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Penderita Gawat Darurat di IRD


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 760 Halaman 1
445/760/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Penanganan yang dilakukan kepada penderita Gawat Darurat atau mengancam jiwa
di IRD

II. Tujuan : 1. Untuk memberikan pelayanan terbaik


2. Agar dapat memberikan penanganan yang segera

III. Kebijakan : Memberikan tindakan dan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita gawat
darurat

IV. Prosedur : 1. Penderita gawat dilaporkan ke dokter jaga


2. Dokter jaga memeriksa penderita, menegakkan diagnosa dan memberikan
penanganan sesuai dengan kegawatannya
3. Dokter jaga melaporkan keadaan penderita gawat ke dokter spesialis jaga I yang
terkait
4. Apabila dokter spesialis jaga I tidak bisa dihubungi/keluar kota, diganti oleh
dokter spesialis jaga II
5. Dokter jaga melaksanakan penanganan selanjutnya sesuai instruksi dari dokter
spesialis
6. Bila dianggap perlu, dokter spesialis jaga datang ke IRD untuk menangani
langsung penderita tersebut.
7. Dokter jaga terus memantau keadaan penderita gawat dan kalau perlu
melaporkan lagi ke dokter spesialis jaga

V. Yang Terkait : 1. Dokter Jaga


2. Dokter Spesialis Jaga
3. Rontgen
4. Laboratorium

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Observasi Kegawatan Yang Mengancam Jiwa


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 759 Halaman 1
445/761/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap 10 Juni 2009

( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )


Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pengawasan yang dilakukan kepada penderita sedang gawat atau mengancam
jiwanya

II. Tujuan : 1. Untuk memberikan pelayanan yang terbaik


2. Agar dapat mengetahui perkembangan pasien
3. Untuk dapat menegakkan diagnosa

III. Kebijakan : Melakukan observasi secara terus-menerus agar dapat ditentukan diagnosanya dan
mengetahui perkembangan pasien yang mengalami kegawatan

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima oleh paramedis juga untuk dibawa ke tempat yang telah
ditentukan
2. Paramedis memberikan pertolongan sesuai ABC tindakan gawat darurat
3. Pada saat bersamaan paramedis satunya melaksanakan anamnesa terhadap
pengantar /keluarganya
4. Dokter jaga menangani penderita sesuai dengan kegawatannya
5. Paramedis melakukan tindakan pertolongan sesuai dengan hasil pemeriksaan
dokter jaga
6. Observasi ketat terhadap kardinal IC.P Monitoring EKG
7. Lakukan sampai perkembangan penderita membaik dan selalu konsultasi
dengan dokter jaga
a. Lakukan observasi 2 jam I (pertama)
b. Bila ada kemajuan, bisa dirawat inap ke Ruangan
c. Bila ada kemajuan informasikan kepada keluarga untuk dirujuk

V. Unit Terkait : Rontgen, Laboratorium, ICU

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pelayanan Penderita Tak Dikenal atau Tidak Ada


Umum Daerah Keluarga
Kabupaten No. Dokumen
No. Revisi
Buleleng 758 Halaman 1
445/762/RSUD
Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap 10 Juni 2009

( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )


Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pelayanan yang diberikan walaupun tak dikenal/tidak ada keluarga

II. Tujuan : 1. Memberikan pelayanan yang sama dengan penderita yang lainnya
2. Agar pasien mendapatkan pertolongan cepat

III. Kebijakan : Pelayanan penderita tak dikenal/tidak ada keluarga diberikan pelayanan tidak
berbeda dengan penderita yang lainnya

IV. Prosedur : 1. Anamnesa lengkap dari


a. Penderita (berdasarkan KTP)
b. Pengantar
c. Family
d. Masyarakat sekitar
e. Kesehatan setempat
f. Kepolisian
2. Pemeriksaan physik (lengkap)
3. Lapor dokter jaga = instruksi dokter jaga
4. Hubungi/lapor
a. Staf perawatan/TU/Direktur
b. Dinas Sosial
c. Bag. Kesra. Pemda setempat
d. KIP Kepolisian setempat
5. Melengkapi administrasi kalau perlu =menyiapkan untuk retral

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasien Meninggal di Ruangan


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 757 Halaman 1
445/763/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pasien yang telah dinyatakan meninggal setelah dilakukan observasi selama 2 jam
di ruangan

II. Tujuan : 1. Membantu keluarnya untuk kelancaran penyampaian jenazah ke rumahnya


2. Agar dapat memberikan kesan yang baik kepada pihak keluarga

III. Kebijakan : Setiap pasien yang meninggal di ruangan harus di observasi selama 2 jam di
ruangan

IV. Prosedur : 1. Pasien setelah meninggal di observasi 2 jam di ruangan


2. Dibuatkan surat keterangan meninggal yang ditanda tangani oleh dokter yang
merawat untuk diberikan kepada keluarga pasien
3. Biaya perawatan pasien selama dirawat diserahkan kepada keluarga pasien
untuk mengurus pembayaran di loket pembayaran
4. Setelah 2 jam dari saat meninggalnya jenazah diantar ke ruang jenazah atau
dibawa ke mobil jenazah untuk dibawa pulang lewat pintu belakang rumah sakit
oleh keluarganya

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasien Konsul Antar Bagian di RSUD Kabupaten


Umum Daerah Buleleng
Kabupaten No. Dokumen
No. Revisi
Buleleng 756 Halaman 1
445/764/RSUD
Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah pasien-pasien yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan antar satu bagian
ke bagian lainnya untuk dapat menegakkan diagnosa yang lebih tepat

II. Tujuan : Dengan melakukan konsul antar bagian selain mempunyai tujuan memberikan
kepuasan pelayanan kepada pasien juga akan lebih cepat menegakkan diagnosa
yang pasti sehingga pengobatannya menjadi lebih cepat

III. Kebijakan : Pelayanan pasien konsul antar bagian di RSUD Kabupaten Buleleng dilakukan
dalam rangka kerjasama tim dan juga menjaga citra Rumah Sakit

IV. Prosedur : 1. Pasien Rawat


a. Poliklinik
1. Pasien diperiksa dahulu oleh dokter Poliklinik
2. Dilakukan pemeriksaan Penunjang diagnosa (Laboratorium, Rontgen,
EKG dsb) kemudian dibuat kesimpulan
3. Dokter Poliklinik kemudian melaporkan kepada spesialis dibagian yang
bersangkutan
4. Dokter spesialis yang bersangkutan mencocokkan pemeriksaan yang
didapat oleh dokter poliklinik dan menyimpulkan
5. Dokter spesialis membuat konsult kebagian lain
6. Dokter spesialis yang menerima konsult menjawab hasil jawaban
konsult untuk disampaikan kembali kepada dokter spesialis yang
mengirim konsult
7. Jawaban konsult bisa berupa pasien dirawat bersama diambil alih atau
advis terapi saja
b. IRD
1. Pasien diperiksa dahulu oleh dokter IRD
2. Dilakukan pemeriksaan fisik, Penunjang diagnostik (Laboratorium,
Rontgen, EKG dsb) dan dibuat kesimpulan
3. Dokter IRD kemudain melakukan konsult kepada dokter spesialis yang
dituju
4. Dokter spesialis menerima konsult dari dokter IRD kemudian mengambil
alih pasien yang bersangkutan atau mengembalikan kepada dokter IRD
dengan advis terapi atau tindakan
2. Pasien Rawat Inap
1. Dokter ruangan memeriksa pasien, melakukan pemeriksaan penunjang
diagnostik (Laboratorium, Rontgen, EKG dsb) kemudian
menyimpulkan/mendiagnosa
2. Dokter ruangan melaporkan pasien tersebut kepada dokter spesialis di
bagian yang bersangkutan
3. Dokter spesialis memeriksa kembali pasien tersebut, mencocokkan dengan
hasil pemeriksaan dari dokter ruangan
4. Dokter spesialis membuat konsult pada les pasien kepada dokter spesialis
lainnya
5. Dokter spesialis bagian lain menerima konsult, memeriksa pasien,
menyimpulkan kemudian menjawab hasil pada les pasien
6. Jawaban konsult bisa berupa :
a. Advis terapi : dirawat kembali oleh dokter konsult
b. Dirawat
c. Pasien diambil alih oleh bagian yang menerima konsult
7. Untuk pasien yang diambil alih, pasien baru boleh dipindahkan ke lain
bangsal apabila dokter spesialis yang menerima konsult sudah menulis
perintah ambil alih pasien, selanjutnya pasien menjadi tanggung jawab
dokter yang bersangkutan

V. Unit Terkait : 1. Dokter Spesialis


2. Dokter Umum
3. Paramedis
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penderita dengan Penyakit Menular


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 744 Halaman 1
445/765/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah penderita yang mempunyai penyakit yang dapat menularkan kepada petugas
dan penderita yang lainnya

II. Tujuan : 1. Mencegah penularan penyakit kepada petugas


2. Mencegah penularan penyakit kepada penderita lain
3. Mencegah terjadinya infeksi Nosokomial

III. Kebijakan : Agar semua petugas melaksanakan perlindungan diri dalam merawat penyakit
menular dan merawat pasien sesuai prosedur

IV. Prosedur : 1. Penderita berpenyakit menular tetap dilayani dengan memperhatikan ketentuan-
ketentuan perawatan penderita penyakit menular guna melindungi petugas atau
penderita lainnya
2. Petugas harus menggunakan pelindung secukupnya
3. Alat-alat medis yang dipergunakan harus mendapatkan perlakuan khusus
dengan mengikuti persyaratan asepsis atau anti sepsis yang benar
4. Diharuskan menggunakan peralatan yang diposible
5. Melakukan pelaporan sesuai petunjuk tentang pelaporan penderita menular
kebagian instansi terkait

V. Unit Terkait : Semua Unit

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Masalah Etika Kedokteran


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 745 Halaman 1
445/766/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Tata cara penerapan masalah etika kedokteran

II. Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah dalam penanganan masalah etika kedokteran

III. Kebijakan : Masalah etika kedokteran diproses melalui Direktur, Komite Medik dan Panitia Etik
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buleleng

IV. Prosedur : 1. Pengaduan dapat berasal dari keluarga, karyawan, paramedis, sejawat lain,
kotak saran dan Direksi (No Hp Direktur, dan ketiga Wadir)
2. Pengaduan diteruskan ke Direktur
3. Direktur menyampaikan ke Ketua Komite Medik untuk ditindak lanjuti
4. Ketua Komite Medik menyerahkan ke Panitia Etika Rumah Sakit untuk dipelajari
5. Panitia Etika Rumah Sakit meneliti
6. Panitia Etika Rumah Sakit membahas dengan SMF terkait, kalau perlu
mengundang Pakar dari luar melalui Komite Medik
7. Panitia Etika Rumah Sakit memberikan usulan ke Ketua Komite Medik untuk
dibicarakan bersama
8. Komite Medik menyampaikan saran final ke Direktur
9. Bila setuju, Direktur akan mengeluarkan surat keputusan
10. Langkah-langkah proaktif yang dapat dijalankan adalah antara lain :
a. Ceramah/penyuluhan etika profesi kedokteran, etika Rumah Sakit
b. Pemantauan penerapan standar pelayanan medik

V. Unit Terkait : 1. Direktur


2. Komite Medik
3. Etika Rumah Sakit
4. Jajaran Pelayanan

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pelayanan Penderita Datang Mati


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 746 Halaman 1
445/767/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan pelayanan kepada penderita yang datang meninggal setelah


kecelakaan lalu lintas

II. Tujuan : Untuk lebih meyakinkan dalam memberikan pelayanan kepada penderita dan
pernyataan telah tiada

III. Kebijakan : Semua pasien yang datang mati harus diperiksa oleh dokter jaga dan dibuatkan
visum

IV. Prosedur : 1. Anamnesa lengkap


a. Dari keluarga
b. Dari Pengantar
c. Dari Masyarakat sekitar
e. Dari Kesehatan/Puskesmas setempat
f. Dari Kepolisian
2. Pemeriksaan fisik secara lengkap
3. Lapor dokter jaga
a. Instruksi dokter jaga
b. Catat visum datang mati
4. Hubungi kepolisian setempat
5. Permintaan visum et repertum jenazah dari kepolisian setempat
6. Surat pengambilan jenazah dari kepolisian setempat
7. Persetujuan dokter jaga
8. Melunasi administrasi

V. Unit Terkait : 1. IRD


2. Dokter jaga
3. Loket pembayaran

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penderita Meninggal di IRD


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 747 Halaman 1
445/768/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Penderita yang datang ke IRD, setelah diberikan pertolongan kegawatan kemudian
meninggal

II. Tujuan : Agar petugas IRD dapat mempertanggung jawabkan atau dapat melakukan
pertolongan kepada pasien yang gawat

III. Kebijakan : Semua pasien yang meninggal di IRD harus dibuatkan surat keterangan sesuai
dengan sebab-sebabnya

IV. Prosedur : 1. Anamnesa penderita lengkap


2. Lapor dokter jaga
a. Instruksi dokter jaga
b. Tindakan yang diperlukan
c. Kalau perlu konsulkan ke dokter spesialis
3. Apabila penderita meninggal
a. Kartu Anamnesa penderita dilengkapi dengan keperluan opname
b. Surat keterangan kasus kematian
c. Surat keterangan rahasia kematian
d. Surat keterangan penyebab kematian
e. Administrasi (pembayaran rawat inap)
4. Bila penderita dengan kasus kecelakaan lalu lintas dilengkapi lagi dengan :
a. Hubungi kepolisian
b. Sertakan visum et repertum hidup dan mati
c. Surat pengambilan jenazah dari kepolisian
e. Bila sudah lengkap dan persetujuan dokter jaga

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasien dipindah ke Unit Perawatan Intensif


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 748 Halaman 1
445/769/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pasien yang kondisinya sangat kritis dan memerlukan perawatan yang lebih intensif
serta observasi yang lebih ketat dengan menggunakan peralatan yang lebih efisien

II. Tujuan : Agar pasien dengan cepat mendapatkan pertolongan dengan mengutamakan
peralatan yang lebih efisien serta dalam lingkungan dan suasana yang lebih nyaman

III. Kebijakan : Pelayanan pasien rujukan antar bidang atau antar unit, dilakukan guna memberikan
pelayanan kepada masyarakat ke arah yang lebih efisien

IV. Petugas : 1. Dokter jaga atau dokter spesialis


2. Perawat

V. Peralatan : 1. Kelengkapan status pasien/les


2. Brandcar
VI. Prosedur : 1. Pasien yang keadaan gawat diruang rawat inap dilaporkan oleh perawat
ruangan kepada dokter ruangan atau dokter jaga diluar jam kerja
2. Dokter ruangan, dokter jaga memeriksa pasien tersebut melaporkan
keadaannya kepada dokter spesialis
3. Apabila dokter spesialis menganggap perlu untuk dirawat diunit perawatan
intensif, maka dokter spesialis memberikan perintah agar pasien tersebut
dipindah ke ruang perawatan intensif
4. Perawat kemudian membawa pasien tersebut ke ruang perawatan intensif
beserta les pasien
5. Perawat diunit perawatan intensif menerima pasien tersebut kemudian
melaporkan pasien tersebut kepada dokter spesialis yang menangani pasien
tersebut
6. Perawat diunit perawatan intensif melakukan tindakan apa yang perlu dilakukan
terhadap pasien tersebut
7. Apabila terjadi perubahan terhadap pasien tersebut maka perawat melapor
segera kepada dokter spesialis yang menangani pasien tersebut

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pelayanan Rawat Jalan


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 749 Halaman 1
445/770/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien-pasien yang
dirujuk dari puskesmas atau pelayanan kesehatan yang perlu dibahas serta
melayani pasien-pasien umum dan follow up

II. Kebijakan : 1. Pasien yang datang kepoliklinik harus membawa karcis poli.
2. Poliklinik dibuka 6 kali seminggu dimulai pukul 08.00 wita.
3. Loket karcis dibuka pukul 07.00 dan ditutup pukul 13.00 kecuali hari Jum’at tutup
pukul 11.00 dan hari Sabtu pukul 12.00 wita.
4. Setelah pukul 13.00 wita semua pasien yang datang ke poli diarahkan untuk
datang ke IRD ( Instalasi Rawat Darurat ).
5. Masing-masing poliklinik melayani pasien sampai pukul 13.00 wita .
6. Pasien diperiksa oleh dokter spesialis, kecuali bila dokter spesialis tidak ada
ditempat diperiksa oleh dokter umum di pol triage
7. Pasien-pasien VIP atau orang asing harus diperiksa dokter spesialis kecuali
yang berobat ke poliklinik gigi (diperiksa oleh dokter gigi).
III. Prosedur : A. Poliklinik
1. Pasien mencari karcis dan menyerahkan kartu identitas berobat (Nomor CM)
di Loket
2. Loket karcis menerima uang pembelian karcis dari pasien umum, rujukan
dari puskesmas, RS lain, Dokter keluarga dan surat keterangan tidak
mampu (kartu miskin).
3. Loket karcis :
- Memberi karcis kepada pasien.
- Membuat laporan sebaran kepada bendaharawan.
- Membuat jumlah karcis terjual tiap hari.
- Membuat laporan kegiatan dan pendapatan tiap bulan.
4. Petugas loket mencari kartu berobat, melengkapi identitas pasien
selanjutnya menyerahkan kepada pasien.
5. Pasien mendapat kartu berobat, selanjutnya ke poliklinik menyerahkan
kepada petugas poliklinik.
6. Dokter poliklinik melakukan pemeriksaan kepada pasien.
7. Dokter poliklinik dapat melakukan pemeriksaan penunjang Diagnostik
seperti Laboratorium, Rontgen dan lain-lain.
8. Dokter memberikan permintaan pemeriksaan penunjang Diagnostik
kemudian pasien membayar dikasir dan kasir melegalisirnya memberikan
kwitansi asli kpada pasien.
9. Pasien menuju ke bagian penunjang medis (Laboratorium, Rontgen) dengan
memperlihatkan kwitansi pembayaran.
10. Pasien membawa hasil (Laboratorium, Rontgen) kembali ke poliklinik untuk
diperlihatkan kepada dokter.
11. Dokter memeriksa hasil (Laboratorium, Rontgen) mendiagnosanya
selanjutnya memberikan terapi.
12. Perawat menyerahkan resep kepada pasien, selanjutnya pasien pulang.
13. Kalau pasiennya dipandang perlu masuk rumah sakit, dokter membuatkan
surat pengantar masuk rumah sakit

B. IRD
1. Pasien langsung masuk IRD
2. Perawat menerima pasien tersebut, melakukan pemeriksaan tanda vital (4
gejala kardial) pembebasan jalan nafas dan lain-lain lalu melaporkan ke
dokter IRD
3. Dokter memeriksa pasien, mendiagnosa dan memberikan terapi/tindakan
4. Keluarga pasien/pengantar membeli karcis diloket poliklinik
5. Keluarga pasien menyerahkan karcis kepada petugas IRD
6. Petugas IRD (CM) membuat kartu (les Pasien), mencatat identitas pasien,
membuat rincian pembayaran rawat jalan kepada pasien
7. Dokter mencatat hasil pemeriksaan pasien di les pasien membuat
permintaan penunjang (Laboratorium, Rontgen) bila diperlukan
8. Petugas (Laboratorium, Rontgen) mengerjakan permintaan pemeriksaan
hasilnya lalu diserahkan kepada yang merawat untuk disimpulkan dan
pemberian terapi
9. Perawat mencatat tindakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien
kedalam rincian pembayaran rawat jalan
10. Perawat mencatat bila ada rujukan pasien Askes/Astek, dll dan selanjutnya
untuk menyelesaikan administrasi di IRD
11. Keluarga pasien membayar ke loket pembayaran dan menyerahkan rincian
pembayaran kepada petugas IRD yang menangani administrasi dan
keuangan
12. Setelah administrasi dan pembayaran selesai, keluarga pasien menunjukan
kwitansi yang sah kepada petugas IRD/perawat
13. Perawat menyerahkan resep kepada pasien dan pasien boleh pulang

IV Unit yang terkait: 1. Komite Medik, SMF, Dokter Umum/jaga


2. Paramedis
3. Petugas Askes
4. Farmasi

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasien Rujukan ke RSUD Kabupaten Buleleng


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 750 Halaman 1
445/771/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Suatu prosedur yang harus dilalui oleh pasien bila dirujuk di RSUD Kabuipaten
Buleleng

II. Tujuan : Mengatur tata tertib pelaksanaan rujukan penderita di RSUD Kabupaten Buleleng

III. Kebijakan : a. Setiap kasus rujukan penderita harus dilengkapi dengan surat pengantar rujukan
dan surat balasan rujukan
b. Setiap penderita yang dirujuk dari Pusat Kesehatan Masyarakat atau pelayanan
kesehatan lain harus dibalas
c. Diluar jam kerja, dokter jaga harus membuat surat balasan rujukan apabila
penderita yang dirujuk itu dipulangkan/dikembalikan ke tempat pelayanan yang
dirujuk atau pasien tersebut dapat pula dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih
tinggi apabila diperlukan
d. Urusan Rekam Medik (CM) bertanggung jawab atas pencatatan rujukan
penderita termasuk pengiriman surat balasan rujukan
IV. Prosedur : a. Penderita dirujuk ke RSUD Kabupaten Buleleng
1. Penderita Rawat Jalan/UGD
a. Penderita mencari karcis dan menyerahkan surat pengantar rujukan dari
Puskesmas / unit pelayanan lain
b. Petugas loket melampirkan surat pengantar rujukan dari Puskesmas/unit
pelayanan lain pada kartu berobat
c. Dokter ahli memeriksa penderita rujukan dan menegakan diagnosa
d. Setelah selesai memeriksa, membuat dan menandatangani surat
balasan tersebut kepada penderita untuk diberikan kepada dokter yang
mengirim dengan amplop.
2. Penderita Rawat Inap
a. Petugas loket/UGD melampirkan surat pengantar rujukan pada buku
status penderita rawat inap
b. Penderita diperiksa oleh dokter bangsal / ahli
c. Setelah perawatan selesai dibangsal dan pasien boleh pulang, dokter
bangsal yang merawat membuat surat balasan rujukan dan ditanda
tangani oleh dokter spesialis yang bersangkutan
d. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas pengiriman surat balasan
rujukan
b. Penderita yang dirujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi
1. Penderita Rawat Jalan
a. Penderita diperiksa oleh dokter ahli
b. Dokter ahli membuat surat pengantar rujukan ke rumah sakit yang lebih
tinggi
c. Petugas rekam medik mendata penderita yang dirujuk serta menyajikan
data rujukan berupa laporan bulanan tentang kegiatan sistem rujukan di
RSUD kabupaten Buleleng dan dilaporkan kepada Direktur dengan
tembusan kepada kepala SMF dan kepala bidang yang terkait.
2. Pendertia Rawat Inap
a. Setelah merawat penderita rawat inap dan dipandang perlu untuk dirujuk
maka dokter ahli membuat surat pengantar rujukan dan ditanda tangani
oleh dokter tersebut
b. Penderita diantar oleh perawat yang bertugas ke rumah sakit rujukan
c. Untuk penderita efektif diantar/dirujuk pada jam kerja
d. Untuk penderita emergency diantar setiap saat/sewaktu-waktu
e. Diluar jam kerja, dokter jaga dapat membuat surat balasan rujukan atau
merujuk ke rumah sakit yang lebih tinggi
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasien Pulang Paksa dari Ruangan Perawatan


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 751 Halaman 1
445/772/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pasien pulang paksa adalah pasien yang menolak untuk melanjutkan menjalani
perawatan di RSUD Kabupaten Buleleng

II. Tujuan : 1. Meningkatkan pengertian dari pasien atau keluarga pasien tentang arti
pentingnya suatu kesehatan
2. Mencari masukan kenapa pasien menolak untuk menjalani perawatan lebih
lanjut
3. Mencegah pasien sampai terputus menjalani perawatan

III. Kebijakan : 1. Perawat diruangan wajib mengetahui segala keluhan pasien, baik keluhan akan
penyakitnya, masalah biaya, masalah sosial
2. Perawat ruangan memberikan pengertian terhadap pasien + keluarga pasien
akan pentingnya untuk menjalani perawatan terhadap penyakitnya
3. Perawat ruangan berkewajiban untuk membantu mencarikan jalan keluar
keluhan pasien
4. Perawat ruangan melaporkan kepada dokter ruangan apabila ada masalah
terhadap pasien tersebut baik masalah terhadap penyakitnya atau masalah
sosial ekonomi
5. Dokter ruangan berkewajiban membantu memberikan jalan keluar atas keluhan
dari pasien/ keluarga pasien agar pasien dapat melanjutkan menjalani
perawatan penyakitnya

IV. Prosedur
N Unit Kegiatan
o
1 Pasien + Keluarga Melaporkan kepada perawat ingin pulang paksa
2 Perawat Ruangan  Menerima laporan pasien/keluarganya tentang arti pentingnya perawatan
agar mau melanjutkan perawatan
 Mencarikan jalan keluar dengan memberikan petunjuk apabila ada
masalah sosial ekonomi
 Melaporkan kepada dokter ruangan terhadap keluhan dari
pasien/keluarganya
3 Dokter Ruangan  Menerima laporan perawat ruangan
 Memberikan pengertian kepada pasien/keluarganya agar jangan terputus
menjalani perawatan
 Membantu mencarikan jalan keluar, misal dengan mencarikan bantuan
dana, sponsor, dll
 Apabila pasien masih menolak maka pasien/keluarganya disuruh untuk
menanda tangani surat menolak untuk menjalani perawatan

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pasian Menolak Dirawat di Rumah Sakit


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 752 Halaman 1
445/773/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pasien menolak di rawat di rumah sakit adalah semua pasien yang datang ke rumah
sakit yang tidak mau untuk menjalani perawatan lebih lanjut dengan berbagai alasan
tertentu

II. Tujuan : 1. Memberikan pengertian terhadap pasien/keluarga pasien tentang arti pentingnya
menjalani perawatan rawat inap
2. Untuk menurunkan angka kesakitan ataupun angka kematian
3. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan antara pasien/keluarga arti
pentingnya untuk menjalani perawatan di rumah sakit

III. Kebijakan : 1. Perawat di Poliklinik atau UGD wajib mengetahui keluhan baik sosial ekonomi
2. Perawat Poliklinik, UGD memberikan pengertian kepada pasien/keluarga arti
pentingnya untuk menjalani perawatan di rumah sakit
3. Perawat melaporkan kepada dokter yang memeriksa pasien tersebut bahwa
pasien tersebut menolak untuk menjalani rawat inap

IV. Prosedur : 1. Pasien/Keluarga


a. Melaporkan kepada perawat poliklinik atau UGD bahwa pasien tersebut
menolak untuk menjalani rawat inap
2. Perawat Poliklinik atau UGD
a. Menerima laporan pasien atau keluarga pasien
b. Memberikan pengertian terhadap pasien/keluarga arti pentingnya untuk
menjalani rawat inap
c. Membantu mencarikan jalan keluar terhadap masalah pasien

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Death Case


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 753 Halaman 1
445/774/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Suatu kejadian yang dialami oleh pasien sehingga meninggal dan penyebabnya
belum diketahui

II. Tujuan : 1. Untuk mengetahui penyebab kematian pasien


2. Untuk mendapatkan cara pemecahan
3. Agar mendapatkan pengalaman guna melangkah lebih tepat dimasa depan

III. Kebijakan : Agar setiap kasus dibuatkan laporan selengkap-lengkapnya

IV. Prosedur : 1. Dokter ruangan melaporkan pasien yang meninggal kepada dokter spesialis
yang bersangkutan
2. Dokter spesialis membahas bersama dokter ruangan tentang sebab kematian
pasien
3. Dokter spesialis mengusulkan kepada kepala SMF untuk membahas
4. Jika kepala SMF menyetujui maka dokter ruangan membuat laporan pasien
yang meninggal selengkap-lengkapnya
5. Kepala SMF melaporkan kepada ketua panitia audit medik/komite medik untuk
menyelenggarakan audit medik/death case

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Ronde Bedside


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 754 Halaman 1
445/775/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memilih pasien-pasien yang dapat dipakai sebagai bahan diskusi

II. Tujuan : 1. Guna lebih memperbanyak pengalaman


2. Mendapatkan masukan dari bidang yang lain

III. Kebijakan : Dipandang perlu melaksanakan agar lebih mengacu kepada profesionalisme

IV. Prosedur : 1. Seminggu sekali secara teratur kepala SMF melakukan ronde bedside minimal
2. Dokter umum yang tugas diruangan menyiapkan ronde bedside sebagai berikut :
a. Dokter umum melakukan visite seluruh pasien dahulu
b. Setelah selesai visite, membuat laporan tertulis secara singkat kondisi tiap
pasien yang dirawat
c. Kemudian dokter umum memberitahu kepada kepala SMF bahwa ronde
bedside siap dimulai
d. Kepala SMF mendiskusikan satu persatu pasien bersama dokter umum
diruangan
e. Saran-saran dari kepala SMF ditulis distatus pasien
f. Setelah selesai ronde bedside, kepala SMF memberikan tanda tangan pada
laporan dokter umum tersebut
3. Kepala SMF menulis kasus-kasus yang akan dibahas dalam pertemuan dokter

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Presentasi Kasus Sulit


Umum Daerah No. Dokumen
No. Revisi
Kabupaten 755 Halaman 1
445/776/RSUD
Buleleng Tahun 2003
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Menyajikan kasus-kasus yang langka dan sulit untuk ditangani

II. Tujuan : 1. Agar semua bagian mengetahui kasus-kasus yang langka dan sulit dengan
demikian akan lebih banyak mendapatkan masukan dari bidang-bidang/unit
yang lain
2. Apabila ada kasus yang sama dikemudian hari akan lebih mudah menanganinya
karena telah memiliki pedoman

III. Kebijakan : Presentasi kasus sulit agar dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan

IV. Prosedur : 1. Pada waktu ronde bedside kepala SMF menulis kasus-kasus yang sulit
2. Kepala SMF memerintahkan kepada dokter umum/dokter residen yang bertugas
diruangan untuk membuat laporan tertulis kasus sulit tersebut
3. Kasus sulit diajukan ke pertemuan komite medik untuk dibahas bersama
4. Apabila kasus sulit diperkirakan menyangkut SMF lain, maka kepala SMF
memberitahukan dahulu kepada SMF yang bersangkutan bahwa kasus tersebut
akan dibahas dipertemuan komite medik dan dimohon kehadirannya
5. Kasus sulit laporannya diedarkan dahulu kepada dokter-dokter sebelum dibahas
dianjurkan 1 (satu) hari sebelum pertemuan

V. Unit Terkait : 1. Komite Medik


2. SMF
3. Dokter Umum/Residen

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit 5 (lima) Kasus Kematian Terbanyak


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/777/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : 5 (lima) kasus terbanyak yang ditangani di Instalasi Rawat Inap

II. Tujuan : 1. Agar semua bagian mengetahui kasus terbanyak yang telah ditangani Instalasi
Rawat Inap
2. Agar dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada kasus 5 (lima)
kasus ancaman terbanyak di Instalasi Rawat Inap
3. Agar dapat menurunkan angka kematian pada 5 (lima) kasus terbanyak

III. Kebijakan : Melakukan penanganan yang cepat dan tepat sesuai dengan diagnosanya dan
mengetahui perkembangan pasien yang mengalami kegawatan secara terus
menerus
IV. Prosedur : 1. Menerima pasien di Instalasi gawat darurat kurang dari 5 (lima) menit
2. Dokter jaga menegakkan diagnosa dan melakukan koordinasi dengan Tim
Kegawat daruratan
3. Dokter jaga juga melengkapi diagnosanya dengan melaksanakan penunjang
sesuai dengan kasusnya (Laboratorium, Rontgen, EKG)
4. Setelah dokter menegakkan diagnosa dengan Tim Kegawat daruratan pasien
masuk di ruangan sesuai dengan kasusnya
5. Selama dirawat penderita diberikan pengobatan kemudian diobservasi dengan
Tim perawat jaga
6. Apabila dalam masa observasi ditemukan tanda-tanda kegawatan, maka pasien
dikonsulkan ke dokter spesialis dibidangnya
7. Setelah sembuh pasien dipulangkan, mengenai kasusnya dilaporkan ke Dinas
Kesehatan oleh bagian informasi RSUD kabupaten Buleleng

V. Unit Terkait : 1. Semua Ruangan dibawah Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
3. Instalasi Penunjang (Laboratorium, Rontgen, Farmasi, Gizi)
4. Tim Kegawat Daruratan
5. Semua Dokter Jaga, Dokter Spesialis

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Kasus dengan Korban Masal


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/778/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan penanganan kegawat daruratan dengan jumlah pasien yang melebihi
kemampuan tenaga medis

II. Tujuan : Mengidentifikasi (melaksanakan triage system) pasien untuk menghindari jatuhnya
korban lebih banyak

III. Kebijakan : Memberikan penanganan secara cepat dan tepat untuk mencegah korban lebih
banyak

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima di Instalasi Gawat Darurat


2. Kurang dari 5 (lima) menit sudah diperiksa oleh paramedis dan dokter jaga
3. Dokter jaga melaksanakan triage system (identifikasi dan klasifikasi) untuk
penderita
4. Dokter jaga menegakkan diagnosa dan melakukan pemeriksaaan penunjang
untuk penderita
5. Dokter jaga mengkonsulkan ke dokter spesialis sesuai dengan klasifikasi korban
6. Dokter spesialis memberikan jawaban konsultasi kepada dokter jaga,
selanjutnya dokter jaga menindak lanjutinya sesuai dengan instruksi dokter
spesialis
7. Apabila dokter spesialis jaga I tidak ada, maka yang dihubungi dokter spesialis
jaga II
8. Pasien selanjutnya diberikan penanganan sesuai dengan klasifikasi kasusnya
dimasing-masing ruangan rawat inap
9. Setelah sembuh pasien dipulangkan oleh dokter yang merawat

V. Unit Terkait : 1. Semua Ruangan dibawah Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
3. Instalasi Penunjang (Laboratorium, Rontgen, Farmasi, Gizi)
4. Tim Kegawat Daruratan
5. Semua Dokter Jaga, Dokter Spesialis
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Kasus Keracunan Masal


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/779/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan penanganan kegawat daruratan dengan jumlah pasien yang melebihi
kemampuan tenaga medis

II. Tujuan : Mengidentifikasi (melaksanakan triage system) pasien untuk menghindari jatuhnya
korban lebih banyak

III. Kebijakan : Memberikan penanganan secara cepat dan tepat untuk mencegah korban lebih
banyak

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima di Instalasi Gawat Darurat


2. Kurang dari 5 (lima) menit sudah diperiksa oleh paramedis dan dokter jaga
3. Dokter jaga melaksanakan triage system (identifikasi dan klasifikasi) untuk
penderita
4. Dokter jaga menegakkan diagnosa dan melakukan pemeriksaan penunjang
untuk penderita
5. Dokter jaga mengkonsulkan ke dokter spesialis sesuai dengan klasifikasi korban
6. Dokter spesialis memberikan jawaban konsultasi kepada dokter jaga,
selanjutnya dokter jaga menindaklanjutinya sesuai dengan instruksi dokter
spesialis
7. Apabila dokter spesialis jaga I tidak ada, maka yang dihubungi dokter spesialis
jaga II
8. Pasien selanjutnya diberikan penanganan sesuai dengan klasifikasi kasusnya
dimasing-masing ruangan rawat inap
9. Setelah sembuh pasien dipulangkan oleh dokter yang merawat

V. Unit Terkait : 1. Semua Ruangan dibawah Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
3. Instalasi Penunjang (Laboratorium, Rontgen, Farmasi, Gizi)
4. Tim Kegawat Daruratan
5. Semua Dokter Jaga, Dokter Spesialis
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Kasus Kejadian Luar Biasa


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/780/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan penanganan kegawat daruratan dengan jumlah pasien yang melebihi
kemampuan tenaga medis

II. Tujuan : Mengidentifikasi (melaksanakan triage system) pasien untuk menghindari jatuhnya
korban lebih banyak

III. Kebijakan : Memberikan penanganan secara cepat dan tepat untuk mencegah korban lebih
banyak

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima di Instalasi Gawat Darurat


2. Kurang dari 5 (lima) menit sudah diperiksa oleh paramedis dan dokter jaga
3. Dokter jaga melaksanakan triage system (identifikasi dan klasifikasi) untuk
penderita
4. Dokter jaga menegakkan diagnosa dan melakukan pemeriksaan penunjang
untuk penderita
5. Dokter jaga mengkonsulkan ke dokter spesialis sesuai dengan klasifikasi korban
6. Dokter spesialis memberikan jawaban konsultasi kepada dokter jaga,
selanjutnya dokter jaga menindaklanjutinya sesuai dengan instruksi dokter
spesialis
7. Apabila dokter spesialis jaga I tidak ada, maka yang dihubungi dokter spesialis
jaga II
8. Pasien selanjutnya diberikan penanganan sesuai dengan klasifikasi kasusnya
dimasing-masing ruangan rawat inap
9. Apabila penderita memerlukan tindakan operasi maka dokter jaga menghubungi
tim kegawat daruratan di kamar operasi
10. Setelah sembuh pasien dipulangkan oleh dokter yang merawat

V. Unit Terkait : 1. Semua Ruangan dibawah Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Intensif
3. Instalasi Penunjang (Laboratorium, Rontgen, Farmasi, Gizi)
4. Tim Kegawat Daruratan
5. Semua Dokter Jaga, Dokter Spesialis
6. Instalasi Bedah Sentral
7. Instalasi Pemulasaraan Jenazah

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Kasus – Kasus Khusus (Penanganan MCI)


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/781/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan penanganan kegawat daruratan di bidang penyakit jantung untuk


menyelamatkan jiwa pasien

II. Tujuan : Memberikan penanganan agar jiwa pasien dapat ditolong dan tidak mengalami
komplikasi lebih lanjut

III. Kebijakan : Memberikan penanganan secara cepat dan tepat di IRD untuk pasien dengan
kegawat daruratan jantung

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima di IRD


2. Penderita diperiksa oleh paramedis dan dokter kurang dari 5 (lima) menit
3. Dokter menegakkan diagnosa dan melakukan pemeriksaan penunjang
(Laboratorium, Rontgen, EKG), sambil menunggu hasilnya kepada penderita
diberikan pertolongan kegawat daruratan dasar (resusitasi, O2, pemasangan iv
line, obat-obat darurat)
4. Dokter jaga mengkonsulkan diagnosa dengan pemeriksaan hasil penunjangnya
dengan dokter spesialis jantung
5. Dokter Spesialis jantung meberikan jawaban konsul kurang dari 2 jam
6. Dokter jaga menindak lanjuti instruksi dari dokter konsultan (spesialis jantung)
7. Pasien dirawat di Instalasi Cardiac Care Unit (ICCU)
8. Diruang ICCU penderita ditangani secara intensive, diobservasi ketat (Vital
Sign)
9. Bila pasien sudah stabil dipindahkan dari ruangan ICCU ke ruangan rawat inap
biasa
10. Bila pasien sudah dianggap sembuh oleh dokter yang merawat diruangan pasien
dipulangkan

V. Unit Terkait : 1. Instalasi IRD


2. Instalasi Intensif Cardiac Care Unit (ICCU)
3. Instalasi Rawat Inap Biasa
4. Tim Kegawat Daruratan II (di UGD)
5. Dokter Spesialis Jantung

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/782/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit melalui kegiatan
pengendalian infeksi Nosokomial yang ada di rumah sakit baik untuk pengunjung,
petugas dan penderita

II. Tujuan : 1. Untuk mencegah terkena infeksi di rumah sakit


2. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian di rumah sakit

II. Kebijakan : Melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi melalui pengawasan
observasi langsung pada pasien yang dioperasi dan yang dipasang infus

IV. Prosedur : 1. Menyiapkan alat pelindung diri (APD) dimasing-masing unit pelayanan
2. Menyediakan bahan /obat pembersih ruangan
3. Menyediakan alat –alat kebersihan
4. Menyediakan jumlah linen yang sesuai dengan kebutuhan dimasing-masing unit
pelayanan
5. Menyediakan fasilitas CSSD untuk dimanfaatkan oleh masing-masing unit
pelayanan
6. Melaksanakan program pengendalian infeksi berupa pengawasan infeksi luka
operasi bersih dan pemasangan jarum infus

V. Unit Terakait : 1. Instalasi CSSD


2. Instalasi Binatu
3. Instalasi Rawat Inap
4. Cleaning Service

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Pengelolaan dan Pelayanan Kamar Operasi


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/783/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pengelolaan kamar operasi yang baik akan menyebabkan penggunaan kamar
operasi yang efektif dan efisien

II. Tujuan : Memberikan pelayanan optimal untuk pasien yang menggunakan IBS yang efektif
dan efisien

III. Kebijakan : Kamar operasi agar dapat memberikan pelayanan yang optimal yang efektif dan
efisien

IV. Prosedur : 1. Menyebarkan kebijakan, tata cara pengelolaan dan pelayanan kamar operasi
2. Memberi batasan apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan dimasing-masing
kamar operasi
3. Setiap petugas IBS melaksanakan aturan-aturan kamar operasi
4. Memberikan informasi yang lengkap tentang prosedur kerja di IBS
5. Membuat Job discription (pembagian tugas) kepada seluruh petugas IBS

V. Unit Terkait : 1. Pegawai IBS


2. Instalasi CSSD
3. Dokter Dokter Spesialis Bedah, Orthopedi, Obgyn, Mata, THT

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Indikasi Pasien Keluar Masuk ICU


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/784/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Pelayanan yang diberikan di Instalasi Intensive Care Unit disesuaikan dengan indikasi
pasien

II. Tujuan : Untuk memberikan pelayanan yang optimal pada pasien-pasien yang dirawat di Instalasi
Care Unit

III. Kebijakan : Memberikan Pelayanan sesuai dengan indikasi pasien secara optimal efektif dan efisien

IV. Prosedur : 1. Pasien-pasien yang masuk diruangan ICU bisa dari UGD/dari ruangan lain yang
dikonsulkan dan dipandang perlu untuk mendapatkan perawat intensive
2. Pasien yang masuk diruangan ICU diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kasus Penyakit Dalam
1. Keracunan Akut
2. Hematemesis Melena
3. Gagal Ginjal Akut
4. Krisis Tiroid
5. Reaksi Anafilaksis / Syok Anafilaksis
b. Kardiologi
1. Infark Miokard Akut
2. Angina Pektoris Tak Stabil
3. Hipertensi Berat
4. Edema Paru Akut
Klausa :
- Infark Miokard Akut Luas
- Hipertensi Berat
- Kelainan Katup (stenosis mitral/aorta)
5. Gangguan irama yang mengganggu hemodinamik/potensial mengganggu
hemodinamik
6. Miokarditis Akut
c. Paru
1. Status Asmatikus
2. PPOM Eksaserbasi Akut
3. Pneumothorax Ventile
4. Hemaptoe Massive + Sesak
5. Pneumonia + Sepsis
d. Neurologi
1. Stroke Non Heromagik /Heromagik
2. Status epileptikus
3. Sindroma Guillain-Barre
3. Apabila penderiat yang dirawat diruangan Intensive Care Unit sudah dianggap stabil
maka penderita tersebut dikembalikan ke ruangan masing-masing (sesuai dengan
kasusnya)
V. Unit Terkait : 1. Petugas di ICU
2. Dokter Jaga
3. Dokter Spesialis dimasing-masing ruangan
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Bencana


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/785/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan pertolongan kepada pasien dalam jumlah banyak dalam suatu kejadian
yang tidak bisa di tetentukan kapan, dimana terjadinya (bencana)

II. Tujuan : Agar dapat memberikan pertolongan/menyelamatkan jiwa pasien sebanyak-


banyaknya

III. Kebijakan : Memberikan pertolongan kepada penderita dengan cepat, tepat dan konfrenhensif
kepada penderita sehingga mampu menyelamatkan pasien sebanyak-banyaknya

IV. Prosedur : 1. Pasien diterima di ruang IRD / diruang yang telah ditentukan apabila jumlah
korban banyak
2. Dokter / Tim Bencana I (yang terdiri dari dokter dan petugas IRD) memeriksa
pasien, melaksanakan triage system kepada penderita
3. Setelah triage system pasien dikategorikan menjadi empat terdiri dari :
a. Label Hijau yaitu pasien bisa rawat jalan
b. Label Kuning yaitu pasien bisa observasi selanjutnya masuk rumah sakit
c. Label Merah yaitu pasien bisa masuk kamar operasi atau masuk ruangan
intensif
d. Label Hitam yaitu pasien dibawa keruang pemulasaran jenazah
4. Apabila pasien dikategorikan Kuning atau Merah dokter /tim bencana I
mengkonsultasikan dengan dokter spesialis jaga I yang membidanginya
5. Apabila dokter spesialis jaga I tidak ada, maka konsultasi dilanjutkan ke dokter
spesialis jaga II
6. Selanjutnya menindak lanjuti instruksi atau hasil jawaban konsul dari dokter jaga
spesialis
7. Pasien selanjutnya dirawat di instalasi rawat inap, diberikan terapi, dilakukan
observasi oleh tim jaga ruangan
8. Apabila keadaan sudah dianggap sembuh, maka pasien dipulangkan oleh dokter
yang merawat

V. Unit Terkait : 1. Tim Bencana


2. Petugas IRD
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Instalasi Intensive
6. Semua Dokter (dokter umum, gigi, spesialis)

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penangan Influensa yang Mewabah


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/786/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah penanganan Influensa kepada penderita yang mempunyai penyakit yang
dapat menularkan kepada petugas dan penderita yang lainnya

II. Tujuan : 1. Mencegah penularan penyakit influensa kepada petugas


2. Mencegah penularan penyakit influensa kepada penderita lain
3. Mencegah terjadinya infeksi Nosokomial

III. Kebijakan : Agar semua petugas melaksanakan perlindungan diri dalam merawat penyakit
menular influensa dan merawat pasien sesuai prosedur

IV. Prosedur : 1. Penderita berpenyakit menular influensa tetap dilayani dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan perawatan penderita penyakit menular guna melindungi
petugas atau penderita lainnya
2. Petugas harus menggunakan pelindung secukupnya
3. Alat-alat medis yang dipergunakan harus mendapatkan perlakuan khusus
dengan mengikuti persyaratan asepsis atau anti sepsis yang benar
4. Diharuskan menggunakan peralatan yang diposible
5. Untuk penderita influensa khususnya kasus-kasus Flu Burung/Flu Babi,
penderita langsung diterima dan selanjutnya ditangani diruangan isolasi (Ruang
Padma)
6. Untuk kasus Flu Burung/Flu Babi setelah dilakukan pemeriksaan dengan teliti
dan lengkap oleh tim dan telah diputusakn diagnosanya secara pasti
/terkonfirmasi, maka penderitra dirujuk ke rumah sakit rujukan khusus Flu
Burung/Flu Babi
7. Sebelum dirujuk oleh Tim Flu Burung/Flu Babi kepada penderita diberikan
penanganan
a. Penderita ditangani di ruang isolasi (Ruang Padma)
b. Pemberian cairan intravena (diinfus)
c. Oksigenasi
d. Obat Simptomastik
e. Oseltamivir dengan perincian sebagai berikut : ( menurut DITJEN PP dan PL
tentang kewaspadaan Swine Flu)
- Untuk dewasa dan anak ≥ 13 tahunh : 2 kali 75 mg per hari, selama 5
hari
- Untuk anak ≤ 1 tahun : 2 mg/kg BB, 2 kali sehari selama 5 hari
- Dosis oseltamavir dapat diberikan sesuai dengan berat badan sebagai
berikut :
a. > 40 kg : 75 mg, 2 kali sehari
b. > 15-23 kg : 45 mg, 2 kali sehari
c. > 23-40 kg : 60 mg, 2 kali sehari
d. ≤ 15 kg : 30 mg, 2 kali sehari

V. Unit Terkait : 1. Semua Unit Pelayanan di Instansi Rawat Jalan


2. Semua Unit Pelayanan di Instansi Rawat Inap
3. Instalasi IRD
4. Instalasi Anaestesi
5. Instalasi Laboratorium, Rontgen, Farmasi
6. Dokter Jaga, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Anak, Paru
7. Ambulance
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Pasien Oleh Dokter Jaga diluar Jam


Umum Daerah Dinas
Kabupaten No. Dokumen
No. Revisi Halaman 1
Buleleng 445/787/RSUD
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Adalah memberikan pelayanan/penanganan pada pasien secara optimal sehingga pasien merasa
puas, aman dan nyaman

II. Tujuan : 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pasien
2. Mengurangi keluhan ketidak puasan pasien akan pelayanan

III. Kebijakan : Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien sesuai dengan standar pelayanan minimal
sehingga pasien merasa aman, nyaman dan puas

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima oleh perawat diruang IRD


2. Setelah diperiksa oleh perawat kemudian dokter jaga memeriksa pasien tersebut
3. Dokter jaga menegakkan diagnosa dan melakukan pemeriksaan penunjang (Laboratorium,
Rontgen)
4. Apabila dipandang perlu dokter jaga wajib mengkonsulkan kondisi pasien yang ditanganinya ke
dokter spesialis jaga I
5. Apabila dokter spesialis jaga I tidak ada, selanjutnya dikonsultasikan ke dokter spesialis jaga II
6. Dokter jaga kemudian menindaklanjuti instruksi dari hasil konsultasi dari dokter jaga spesialis
7. Selanjutnya pasien dirawat diruangan, diberikan terapi, dilakuakn observasi tekait dengan terapi
yang diberikan
8. Pasien bisa dipulangkan apabila sudah dianggap sembuh oleh dokter yang merawat
9. Jika dalam observasi diruangan dipandang perlu untuk konsultasi ke bagian lain terkait dengan
keluhan pasien, maka pasien tersebut dikonsulkan oleh dokter spesialis yang merawat ke dokter
spesialis lain sesuai dengan keluhan pasien
10. Apabila pasien langsung datang ke ruang VIP, maka dokter jaga II di IRD segera memeriksa
pasien tersebut ke ruang VIP
11. Selanjutnya dokter jaga wajib mengkonsulkan ke dokter spesialis yang dipilih oleh pasiennya,
dan menindak lanjuti hasil konsultasi /instruksi dari dokter spesialis
12. Dokter spesialis wajib datang ke ruang VIP untuk memeriksa pasien yang dikonsulkan oleh
dokter jaga II
13. Apabila pasien datang rujukan dari rumah sakit lain dalam keadaan gawat darurat dan perlu
perawatan intensive, pasien dapat dibawa langsung ke ruang perawatan intensive yang
dimaksud (sesuai dengan kondisi pasien), namun administrasi tetap diurus ke kamar terima
(IRD) dan dokter jaga secepatnya memeriksa pasien yang masuk keruang intensive tersbut serta
mengkonsultasikannya dengan dokter spesialis yang merawatnya
14. Pasien yang mengeluh diruang rawat inap biasa oleh karena kegawat daruratan penyakitnya,
diperiksa oleh dokter jaga II, selanjutnya dokter jaga II mengkonsulkan ke dokter spesialis yang
merawat pasien diruangan tersebut
15. Dokter jaga II kemudian menindak lanjuti intruksi dari dokter spesialis yang merawat pasien
tersebut sambil menunggu kedatangan dokter spesialis tersebut

V. Unit Terkait : 1. Semua Unit Pelayanan di Instansi Rawat Inap


2. Instalasi IRD
3. Instalasi Intensive
4. Instalasi VIP
5. Instalasi Laboratorium, Rontgen, Farmasi
6. Dokter Jaga,I dan II, Dokter Spesialis I dan II

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Pasien di VIP


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/788/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Memberikan pelayanan prima pada pasien yang datang ke ruang VIP

II. Tujuan : 1. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pasien
2. Mengurangi keluhan ketidak puasan pasien akan pelayanan

III. Kebijakan : Memberikan pelayanan yang prima kepada pasien sesuai dengan standar pelayanan
minimal sehingga pasien merasa aman, nyaman dan puas

IV. Prosedur : 1. Penderita diterima oleh perawat diruang VIP


2. Bagi pasien yang sudah membawa surat rujukan dari dokter spesialis, langsung
dokter spesialis tersebut dihubungi oleh perawat VIP
3. Kalau pasien dalam keadaan gawat darurat masuk ke ruang VIP, maka perawat
VIP segera menghubungi dokter jaga di IRD
4. Dokter jaga wajib mengkonsultasikan hasil pemeriksaannya ke dokter spesialis
yang membidanginya (sesuai dengan kasusnya)
5. Dokter jaga kemudian segera menindaklanjuti instruksi dari hasil konsultasi
dengan dokter spesialis bersangkutan
6. Dokter spesialis wajib datang memeriksa pasien yang dikonsultasikan
7. Selanjutnya pasien ditangani oleh dokter spesialis yang membidanginya
V. Unit Terkait : 1. Instalasi VIP
2. Instalasi IRD
3. Semua Dokter Spesialis

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Penanganan Pasien di VK Obsgyn


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/789/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Penanganan yang dilakukan kepada penderita Gawat Darurat atau mengancam jiwa
di VK Obsgyn

II. Tujuan : 1. Untuk memberikan pelayanan terbaik


2. Agar dapat memberikan penanganan yang segera
3. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu/anak

III. Kebijakan : Memberikan tindakan dan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita gawat
darurat

IV. Prosedur : 1. Penderita yang datang membawa surat rujukan dari Puskesmas/Bidan langsung
menuju ke VK Obsgyn diterima oleh Tim Jaga (Bidan Jaga)
2. Penderita yang datang tanpa membawa surat rujukan (datang sendiri) maka
petugas IRD menghubungi Tim Jaga di VK Obsgyn bahwa ada pasien Obsgyn
yang menuju VK
3. Administrasi pada keadaan point 1 dan 2 diatas tetap diselesaikan di IRD
4. Setelah pasien tiba di VK pasien diperiksa oleh Tim Jaga (Bidan Jaga) dan
selanjutnya dikonsulkan ke dokter resident
5. Dokter resident memeriksa pasien tersebut dan selanjutnya kalau dipandang
perlu mengkonsultasikan dengan dokter jaga spesialis
6. Apabila tidak ada dokter resident maka setelah pasien di VK diperiksa oleh
Bidan Jaga, dokter jaga IRD segera memeriksa pasien tersebut ke VK Obsgyn
7. Selanjutnya dokter jaga IRD mengkonsulkan ke dokter jaga spesialis Obsgyn

V. Yang Terkait : 1. Instalasi IRD


2. Instalasi Rawat Inap (Ruang Melati I dan II)
3. Instalasi Itensive NICU
4. Dokter Jaga
5. Dokter Resident
6. Dokter Jaga Spesialis Obsgyn
7. PMI
8. Laboratorium

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit IPSRS


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/790/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Satu unit fungsional untuk melaksanakan kegiatan agar fasilitas yang menunjang pelayanan
kesehatan di rumah sakit yaitu sarana bangunan/gedung/pagar/jalanan, instalasi listrik, sanitasi
lingkungan, mesin mekanik/peralatan dan elektromedis selalu berada dalam keadaan baik dan siap
pakai

II. Tujuan : 1. Terciptanya kebijakan instalasi pemeliharaan sarana bangunan/gedung/pagar/ jalanan, instalasi
listrik, sanitasi lingkungan, mesin mekanik/peralatan dan elektromedis secara berkelanjutan
sehingga dalam keadaan siap pakai
2. Terwujudnya sarana bangunan/gedung/pagar/jalanan, instalasi listrik, sanitasi lingkungan, mesin
mekanik/peralatan dan elektromedis yang berumur panjang, efisien dan efektif
3. Terciptanya pembinaan teknis rumah sakit melalui bimbingan bengkel rujukan maupun dari pihak
ketiga

III. Kebijakan : Agar semua petugas UPSRS melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana
rumah sakit sesuai dengan prosedur

IV. Prosedur : 1. Surat atau order dari ruangan/bagian/supervisi ditujukan kepada kepala UPSRS
2. Secara administrasi di proses oleh sub administrasi untuk di teruskan ke masing-masing sub
instalasi di antaranya :
a. Sub bangunan/gedung/pagar/jalanan
b. Sub instalasi listrik
c. Sub sanitasi kesehatan lingkungan
d. Sub mesin/mekanik/peralatan
e. Sub elektromedis dan alat kesehatan
3. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan di bengkel/bagian/ruangan/SMF setempat dengan
prosedur sebagi berikut :
a. Proses I
Untuk kegiatan yang dilaksanakan di bengkel/bagian/ruangan/SMF tanpa membutuhkan
suku cadang, pekerjaan yang sudah dikerjakan dikembalikan ke bagian/ruangan yang
bersangkutan
b. Proses II
Untuk kegiatan yang dapat dilaksanakan di bengkel/bagian/ruangan/SMF namun
membutuhkan suku cadang, suku cadang dimintakan ke gudang materiil, pekerjaan yang
sudah selesai dikerjakan di kembalikan ke bagian/ruangan yang bersangkutan
c. Proses III
Kegiatan yang sudah dilakukan oleh UPSRS disebabkan keterbatasan keterampilan alat
kerja atau suku cadang khusus, maka kepala UPSRS membuat perencanaan bersama sub
instalasi untuk perbaikan yang nantinya dilaksanakan oleh pihak ketiga

V. Yang Terkait : 1. Bagian SDM


2. Bagian Perencanaan
3. Bagian Pengadaan
4. Bagian Keuangan
5. Bagian Perlengkapan
6. Semua Instalasi
7. Semua Unit Pelayanan Instalasi Rawat Jalan
8. Semua Unit Pelayanan Instalasi Rawat Inap

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Alur Pasien Gawat Darurat di Ruangan Rawat Inap


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/791/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Penanganan yang dilakukan kepada penderita Gawat Darurat atau mengancam jiwa
di Rawat Inap

II. Tujuan : 1. Untuk memberikan pelayanan terbaik


2. Agar dapat memberikan penanganan yang segera
3. Memberikan kepuasan kepada pasien

III. Kebijakan : Memberikan tindakan dan penanganan yang cepat dan tepat untuk penderita gawat
darurat di Ruang Rawat Inap

IV. Prosedur : 1. Pasien yang mengeluh oleh karena kegawatannya diperiksa oleh perawat jaga
2. Selanjutnya perawat jaga melaporkan keadaan pasien tersebut ke dokter jaga
3. Dokter jaga wajib datang memeriksa pasien tersebut memberikan penanganan
kegawat daruratan pada pasien
4. Setelah memberikan pertolongan kegawat daruratan dokter jaga mengkonsulkan
kondisi pasien tersebut ke dokter spesialis yang merawatnya
5. Dokter jaga menindak lanjuti instruksi terapi dari dokter spesialis yang
merawatnya
6. Dokter spesialis yang merawat pasien tersebut segera datang memeriksa pasien
tersebut
V. Yang Terkait : 1. Dokter Jaga
2. Dokter Spesialis Jaga
3. Semua Ruang Rawat Inap

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Alur Penangan Pasien yang Memerlukan Tindakan


Umum Daerah Vena Secti di Ruangan Rawat Inap
Kabupaten
No. Dokumen No. Revisi Halaman 1
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Vena Secti adalah tindakan darurat yang harus secepatnya diberikan agar dapat
menyelamatkan jiwa pasien

II. Tujuan : 1. Untuk dapat membantu pemberian pengobatan dengan cepat


2. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian di rumah sakit

II. Kebijakan : Memberikan pelayanan kedaruratan secara cepat dan tepat sesuai dengan teknis
operasional sehingga dapat memusakan pasien dan menyelamatkan jiwa pasien

IV. Prosedur : 1. Penderita yang memerlukan tindakan Vena Secti sesuai dengan indikasinya di
tempat rawat inapnya dikonsulkan oleh dokter spesialis yang merawatnya ke
dokter SMF Bedah
2. Dokter SMF Bedah wajib datang memeriksa pasien yang dikonsultasikan dan
melaksanakan tindakan Vena Secti di ruangan tempat pasien yang
dikonsultasikan
3. Apabila tindakan Vena Secti itu tidak memungkinkan dikerjakan di ruangan dan
melihat kondisi pasien masih memungkinkan dibawa ke IRD, maka tindakan
Vena Secti dapat dikerjakan di IRD
4. Alat-alat Vena Secti untuk tindakan Vena Secti diruangan disiapkan/diambil dari
IRD
V. Unit Terakait : 1. Instalasi VIP
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi IRD
4. SMF Bedah

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit 5 (lima) Kasus Kematian Terbanyak di IRD


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/818/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
10 Juni 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : 5 (lima) kasus terbanyak yang ditangani di Instalasi Rawat Darurat adalah
1. Infark Miokard Akut (IMA)
2. Cedera Kepala
3. Stroke
4. Fraktur Femur Tertutup
5. Hipertensi

II. Tujuan : 1. Agar semua bagian mengetahui kasus terbanyak yang telah ditangani Instalasi
Rawat Darurat
2. Agar dapat memberikan penanganan yang cepat dan tepat pada kasus 5 (lima)
kasus ancaman kematian terbanyak di Instalasi Rawat Darurat
3. Agar dapat menurunkan angka kematian pada 5 (lima) kasus terbanyak

III. Kebijakan : Melakukan penanganan yang cepat dan tepat sesuai dengan diagnosanya dan
mengetahui perkembangan pasien yang mengalami kegawatan secara terus
menerus

IV. Prosedur : 1. Infark Miokard Akut (IMA)


a. Kriteria Diagnosis
- Nyeri dada khas, lamanya 30 menit atau lebih
- Perubahan EKG Iskemik : gelombang Q, Elevasi segmen ST, Gel T
Hiper Akut
b. Diagnosis Banding
- Angina Pektoris tidak stabil
- Disekans Aorta
- Emboli Paru
c. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium : konfirmasi dengan enzim
- Foto Thoraks
- Pemantauan hemodinamika, hanya selektif atas indikasi
d. Konsultasi
- Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
e. Perawatan Rumah Sakit
- Rawat Inap segera mungkin
f. Terapi
- Non Formakolois
a. Reassurance
b. Tirah Baring
c. Oksigen
- Formakolois
a. Trombolisis : bila masih dalam 6 jam dan tersedia obat sesuai
protokol
b. Aspirin
c. Beta bloker, bila tidak ada indikasi kontra
d. Obat-obat peredam nyeri : Morfin/Petidin
f. Vasilidator sesuai indikasi
2. Cedera Kepala
a. Kreteria Diagnosa
- Riwayat cidera kepala
- Pernah tidak sadar/saat tidak sadar
- Vertigo, nyeri kepala, mual muntah
- GCS lebih dari 14-15 (ringan)
- GCS 9-13 (sedang)
- GCS < 9 (berat)
b. Pemeriksaan Penunjang
- Foto polos kepala
a. Kepala AP dan lateral : penderita CK dengan GCS < 15
b. Sefal hematoma diameter > 5 cm
c. Vulnas apetum dikepala panjang > 5 cm
d. CT-Scan kepala-penderita CK dengan gelisah
e. Keluhan bertambah berat, mesti dengan pemberian obat-obatan
f. Penurunan kesadaran
g. Lateralisasi
c. Konsultasi
- Kalau ada kelainan hipertensi, DM, Patah Tulang (internae,
kardio,orhopedi)
d. Perawatan Rumah Sakit
- Observasi terhadap penyakit yang timbul yaitu :
a. Keluhan : mual, muntah, nyeri kepala, gelisah bila memberat
walaupun dengan obat-obatan indikasi CT-Scan kepala
- Derajat kesadaran
- Lateralisasi
e. Terapi
- Sistomatis
- Analgetik
- Anti Vertigo
- Anti Emitik
- Cairan infus selama penderita minumnya tidak adekuat
3. Stroke
a. Kreteria Diagnosa
- Kesadaran menurun, hipertensi, hemiparesis mendadak reflek patologi,
muntah, kejang, sakit kepala
b. Diagnosis Banding
- Struk Non Hemorragic
- SOL
c. Pemeriksaan Penunjang
- CT-Scan, R”O Thorax, Lab darah lengkap
d. Konsultasi
- Spesialis Jantung, Fisiotherapi, Spesialis Penyakit Dalam
e. Perawatn Rumah Sakit
- Rawat Inap kira-kira 2 minggu
f. Terapi
- Awasi Airway, Breathing, Circulation dan Vital Sign
- Asam Tramexamat injeksi 6 x 1 gr
- Anti Hipertensi
- Neurometabolik (citicalin injeksi 2 x 100 mg piracetam injeksi)
- Raborantia injeksi (neurotropik vitamin)
- Anti konvulsi (kalau perlu)
- Anti edema ceretri (manitol 20%)
4. Fraktur Femur Tertutup
a. Kriteria Diagnosis
- Anamnesa : riwayat trauma
a. Klinis
b. Pemeriksaan fisik lokal
c. Look : luka terbuka (i)
d. Defomitas (I)
e. Feel : nyeri tekan (I)
f. Move : - nyeri gerak
fase movement
- Krepitasi (I)
Radiologi :
Diskontiyuitas tulang (I) (faktur)
b. Pemeriksaan Penunjang
- Radiologi plain foto femur AP/Lat
c. Konsultasi
- Pasang bidai, kemudian konsultasikan ke spesialis bedah/bedah
orthopedi
d. Perawatan Rumah Sakit
- Atasi kelainan penyerta
a. Perawatan Traksi
- Beban traksi 17 x berat badan
- Bila beban < 5 kg, bisa dengan skintraksi
Bila beban > 5 kg harus dengan sketal traksi pada tuibersitastibia
- Tukai dalam posisi abdak
- Kontrol foto : segera seltraksi dipasang, selanjutnya ulang
- Fisioterapi : General exercise
b. Quadriterapi exercise
e. Terapi
- Traksi – skin sketal traksi
a. Analgitika
b. Operatif (atas indikasi)
5. Hipertensi
a. Kriteria Diagnosis
- Tekanan darah lebih atau sama dengan 160/95 mmhg (WHO 1978)
b. Diagnosis Banding
- Hipertensi esensial : (primer tidak jelas sebabnya, didapat lebih dari
90% penderita)
- Hipertensi Sekunder
a. Penyakit Ginjal : stenosis arterirenalis, glomerulonefritis,
pielonefritis, ginjal polikisti nefropati
b. O.k.Obat : Konsentrasi, simpatomimetik
c. Endukrin : Fcokromositom, hiperfungsi, adrenokotikal
d. Neurogenik : lain-lain
c. Pemeriksaan Penunjang
- Mencari komplikasi Kardiovaskuler
a. Fungsi ginjal Urcum krealinumurinalisis/proteimuri
b. Kelainan Jantung : foto thorax, EKG
c. Kelainan vaskuler mata (retina0
- Mencari faktor resiko kardiovaskuler
a. Serum kolestrol, Trigliserida
b. Gula darah
- Pada yang dicurigai
Mencari faktor penyebab hipertensi sekunder (kasus sedikit sekali)
d. Konsultasi
- Mata (retina)
- Jantung
- Neurologi (pada hipertensi berat, atau dengan komplikasi)
e. Perawatan Rumah Sakit
- Rawat Inap, pada hipertensi berat, gawat atau yang mendesak, atau
dengan komplikasi
f. Terapi
- Non Farmakologi
Untuk hipertensi berat ringan –sedang : rendah garam (< 3 gr/hari),
penurunan berat badan, olah raga, latihan jiwa (yoga, transendental, dll)
- Obat : Diuretik :
HCT1 x 12,5-25 mg
Klortalidon 1 x 12,5-25 mg
Inda Pamide 1 x 2,5 mg
Spironolakton 1-2 x 25 mg
- Penghambat adrenergik, bekerja sentral
Klonidin 2 x 0,75 – 0,150 mg
Metildopa 2 x 250-750 mg
Reserpin 1 x 0,05-0,25 mg
- Penyekat Alfa – 1
Prazosin 2 x 1-8 mg
Doxazosia 1 x 1 - 5 mg
- Penyekat Beta
Metoprolol 1 x 50-200 mg
Atenolol 1 x 25-150 mg
Propanolol 2 x 40-160 mg
Oxprenolol 2 x 80-160 mg
Nadolol 1/40-320 mg
- Vasodilator
Hidralazin 2 x 50-150
- Penghambat ACE
Katopril 1-3 x 25-50 mg
Lisinopril 1 x 5 – 20 mg
- Penghambat
Kalsium diltiazem 2-3 x 60-120
Nifedipin 3 x 10-20
- Untuk krisis hipertensi gawat atau darurat Nifedipin sublingual, 10 mg
dapat diulang Drazoxide inj. Nitroprusid inj. Hidralajin inj.
- Pembedahan
Untuk hipertensi sekunder yang operabel (amat jarang)

V. Unit Terkait : 1. Instalasi IRD


2. Semua Ruangan dibawah Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Intensif
4. Instalasi Penunjang (Laboratorium, Rontgen, Farmasi, Gizi)
5. Semua Dokter Jaga, Dokter Spesialis
PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Protap Flu Burung


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
445/962/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
2 Juli 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Flu Burung merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza A Subtype H5
N1 yang pada umumnya menyerang unggas

II. Tujuan : Umum


Sebagai acuan penatalaksanaan pasien Flu Burung di RSUD Kabupaten Buleleng
Khusus
1. Memberi petunjuk penegakan diagnosa suspek Flu Burung di RSUD Kabupaten
Buleleng
2. Memberi petunjuk alur penatalaksanaan pasien Flu Burung RSUD Kabupaten
Buleleng

II. Kebijakan : 1. Agar mempunyai pedoman penatalaksanaan Flu Burung di RSUD Kabupaten
Buleleng
2. Agar dapat dipakai acuan oleh petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan medis kepada pasien Flu Burung

IV. Prosedur : 1. Penderita yang datang sendiri, rujukan dari puskesmas/swasta diperiksa diruang
Padma oleh perawat jaga di ruang Padma dan dokter jaga IRD lengkap dengan
alat pelindung diri (perawat jaga melengkapi rekam medis dan melaporkan
gejala kardinal dari pasien ke dokter jaga selanjutnya dokter jaga memeriksa
pasien)
2. Dokter jaga melengkapi pemeriksaan penunjang (Lab, Rontgen)
3. Dokter jaga melaporkan pemeriksaan ke Tim Flu Burung (sesuai dengan
kasusnya)
4. Tim Flu Burung menegakan diagnosa suspek Flu Burung (sesuai kriteria suspek)
5. Setelah ditegakan diagnosa suspek Flu Burung pasien selanjutnya disiapkan
untuk dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar (Rumah Sakit Rujukan Flu Burung)
6. Sebelum dirujuk penderita diberikan penangan di ruang Padma
a. Intra Venous Fluid Drip
b. Oksigenasi
c. Pemeberian obat Oseltamivir (sesuai dengan petunjuk)
d. Obat-obat Simptomatis
7. Saat merujuk penderita diantar dengan ambulance, perawat dari Tim Flu Burung

V. Unit Terakait : 1. Instalasi IRD


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Intensiv
4. Dokter Jaga
5. Tim Flu Burung
6. Kepala Ruangan Padma
7. Sopir Ambulance

Kriteria Suspek Flu Burung

Seseorang yang menderita demam dengan suhu ≥ 38˚C disertai satu atau lebih gejala dibawah ini :
1. Batuk
2. Pilek
3. Sesak Nafas
4. Sakit Tenggorokan

Dan disertai : satu atau lebih dari pajanan dibawah ini dalam 7 hari sebelum mulainya gejala :
1. Kontak erat dalam jarak 1 meter seperti merawat, berbicara atau bersentuhan dengan pasien
suspek, probable atau kasus H5N1 yang sudah konfirmasi
2. Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong, mempersiapkan untuk
konsumsi) dengan ternak ayam, unggas liar, bangkai unggas atau terhadap lingkungan yang
tercemar oleh kotoran unggas itu dalam wilayah dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau
manusia telah dicurigai atau dikonfirmasi dalam bulan terakhir
3. Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna diwilayah yang
dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang terinfeksi H5N1 dalam satu bulan
terakhir
4. Kontak erat dengan binatang lain (dalam ternak unggas atau unggas liar) misalnya kucing atau
babi yang telah di konfirmasi terinfeksi H5N1
5. Memegang/menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung virus H5N1
dalam suatu Lab atau tempat lainnya
6. Ditemukan Leukopeni (nilai hitung leukosit dibawah nilai normal)
7. Ditemukan adanya titer antibody terhadap H5 dengan pemeriksaan uji Hi menggunakan eritrosit
kuda atau uji Eliswa untuk influenza A tanpa subtype
8. Foto torak menggambarkan pneumesia yang cepat memburuk pada serial foto

Singaraja, 3 April 2009

TTD

(Tim Flu Burung)


PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BULELENG
Jalan Ngurah Rai No. 30 Singaraja 81112 Telp. (0362) 22046 Fax. 29629

Rumah Sakit Protap Flu Babi


Umum Daerah
No. Dokumen
Kabupaten No. Revisi Halaman 1
440/963/RSUD
Buleleng
Ditetapkan
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng
Tanggal Terbit
Prosedur Tetap
2 Juli 2009
( dr. I Nyoman Mardana, Sp. B )
Nip. 140 087 600

I. Pengertian : Influenza pada babi merupakan penyakit saluran pernafasan akut yang sangat
menular, disebabkan oleh virus influenza type A serotype H1N1 yang termasuk
dalam Orthomyxovirus

II. Tujuan : Umum


Sebagai acuan penatalaksanaan pasien Flu Babi di RSUD Kabupaten Buleleng
Khusus
1. Memberi petunjuk penegakan diagnosa suspek Flu Babi di RSUD Kabupaten
Buleleng
2. Memberi petunjuk alur penatalaksanaan pasien Flu Babi di RSUD Kabupaten
Buleleng

II. Kebijakan : 1. Agar mempunyai pedoman penatalaksanaan Flu Babi di RSUD Kabupaten
Buleleng
2. Agar dapat dipakai acuan oleh petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan medis kepada pasien Flu Babi

IV. Prosedur : 1. Penderita yang datang sendiri, rujukan dari puskesmas/swasta diperiksa diruang
Padma oleh perawat jaga di ruang Padma dan dokter jaga IRD lengkap dengan
alat pelindung diri (perawat jaga melengkapi rekam medis dan melaporkan
gejala kardinal dari pasien ke dokter jaga selanjutnya dokter jaga memeriksa
pasien)
2. Dokter jaga melengkapi pemeriksaan penunjang (Lab, Rontgen)
3. Dokter jaga melaporkan hasil pemeriksaan ke Tim Flu Burung/Flu Babi
4. Tim Flu Burung/Flu Babi menegakan diagnosa suspek Flu Babi (sesuai kriteria
suspek)
5. Setelah ditegakan diagnosa suspek Flu Babi pasien selanjutnya disiapkan untuk
dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar (Rumah Sakit Rujukan Flu Burung)
6. Sebelum dirujuk penderita diberikan penangan di ruang Padma
a. Intra Venous Fluid Drip
b. Oksigenasi
c. Pemeberian obat Oseltamivir (sesuai dengan petunjuk)
d. Obat-obat Simptomatis
7. Saat merujuk penderita diantar dengan ambulance, perawat dari Tim Flu
Burung/Flu Babi

V. Unit Terakait : 1. Instalasi IRD


2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Intensiv
4. Dokter Jaga
5. Tim Flu Burung
6. Kepala Ruangan Padma
7. Sopir Ambulance

Kriteria Suspek Flu Babi

Seseorang dengan gejala infeksi pernafasan akut (demam ≥ 38˚C) mulai dari yang ringan (influenza like
Ilness) sampai dengan pneumonia, ditambah salah satu keadaan dibawah ini :
1. Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi swine influenza (H1N1 /Flu
Meksiko)
2. Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu atau lebih kasus
konfirmasi swine influenza (H1N1 /Flu Meksiko)

Keterangan :
1. Yang dimaksud kontak adalah merawat, tinggal serumah atau berhubungan langsung dengan
secret pernafasan atau cairan tubuh dalam kasus probable atau konfirmasi swine influenza
(H1N1 /Flu Meksiko)
2. Yang dimaksud ”area terjangkit ” adalah area /negara yang mempunyai satu atau lebih kasus
konfirmasi yang ditetapkan oleh WHO, area negara ini setiap hari bisa bertambah, sehingga harus
selalu diikuti perkembangan melalui website : www.who.
3. Berkaitan dengan daftar negara /area terjangkit, sampai tanggal 29 April 2009 negara yang
terjangkit adalah Meksiko, Amerika serikat (California, Texas, New York, Kansas dan Ohio) Canada,
New Zealand, United Kingdom, Israel dan Spanyol. Informasi ini harus selalu di updite setiap hari
melalui website : www.who.

Singaraja, 12 Mei 2009

TTD

(Tim Flu Burung)


\

Dosis Pemberian Oseltamivir

1. Untuk Dewasa dan anak ≥ 13 tahun : 2 kali 75 mg perhari selama 5 hari


2. Untuk anak ≤ 1 tahun : 2 mg /kg bb, 2 kali sehari selama 5 hari
3. Dosis Oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan sebagai
berikut :
a. > 40 kg : 75 mg, 2 kali sehari
b. > 15-23 kg : 45 mg, 2 kali sehari
c. > 23-40 kg : 60 mg, 2 kali sehari
d. ≤ 15 kg : 30 mg, 2 kali sehari
TIM FLU BURUNG

Ketua I : dr. I Wayan Sudata, Sp. Pd


Ketua II : dr. I Nyoman Nama Putra, Sp. P
dr. Nyoman Suciawan, Sp. A
Sekretaris : dr. I Gede Karnaya

KONTAK PERSON

1. dr. I Wayan Sudata, Sp. PD : Untuk Kasus Dewasa


Hp. 0811399294
2. dr. I Nyoman Namaputra, Sp. P : Untuk Kasus Dewasa
Hp. 08123953240
3. dr. Nyoman Suciawan, Sp. A : Untuk Kasus Anak
Ho. 081337499644

KONTAK PERSON RSUP SANGLAH

1. Ibu sagung sariani : (0361) 7416791


2. dr. Putu Andika : 08123989192
3. dr. Putu Siadi : 08123812106
Kriteria Suspek Flu Burung

Seseorang yang menderita demam dengan suhu ≥ 38˚C disertai satu atau lebih gejala
dibawah ini :
1. Batuk
2. Pilek
3. Sesak Nafas
4. Sakit Tenggorokan
Dan disertai : satu atau lebih dari pajanan dibawah ini dalam 7 hari sebelum mulainya
gejala :
1. Kontak erat dalam jarak 1 meter seperti merawat, berbicara atau bersentuhan
dengan pasien suspek, probable atau kasus H5N1 yang sudah konfirmasi
2. Terpajan (misalnya memegang, menyembelih, mencabuti bulu, memotong,
mempersiapkan untuk konsumsi) dengan ternak ayam, unggas liar, bangkai
unggas atau terhadap lingkungan yang tercemar oleh kotoran unggas itu dalam
wilayah dimana infeksi dengan H5N1 pada hewan atau manusia telah dicurigai
atau dikonfirmasi dalam bulan terakhir
3. Mengkonsumsi produk unggas mentah atau yang tidak dimasak dengan sempurna
diwilayah yang dicurigai atau dipastikan terdapat hewan atau manusia yang
terinfeksi H5N1 dalam satu bulan terakhir
4. Kontak erat dengan binatang lain (dalam ternak unggas atau unggas liar) misalnya
kucing atau babi yang telah di konfirmasi terinfeksi H5N1
5. Memegang/menangani sampel (hewan atau manusia) yang dicurigai mengandung
virus H5N1 dalam suatu Lab atau tempat lainnya
6. Ditemukan Leukopeni (nilai hitung leukosit dibawah nilai normal)
7. Ditemukan adanya titer antibody terhadap H5 dengan pemeriksaan uji Hi
menggunakan eritrosit kuda atau uji Eliswa untuk influenza A tanpa subtype
8. Foto torak menggambarkan pneumesia yang cepat memburuk pada serial foto

Kriteria Suspek Flu Babi

Seseorang dengan gejala infeksi pernafasan akut (demam ≥ 38˚C) mulai dari yang
ringan (influenza like Ilness) sampai dengan pneumonia, ditambah salah satu keadaan
dibawah ini :
1. Dalam 7 hari sebelum sakit, pernah kontak dengan kasus konfirmasi swine
influenza (H1N1 /Flu Meksiko)
2. Dalam 7 hari sebelum sakit pernah berkunjung ke area yang terdapat satu atau
lebih kasus konfirmasi swine influenza (H1N1 /Flu Meksiko)
Keterangan :
1. Yang dimaksud kontak adalah merawat, tinggal serumah atau berhubungan
langsung dengan secret pernafasan atau cairan tubuh dalam kasus probable atau
konfirmasi swine influenza (H1N1 /Flu Meksiko)
2. Yang dimaksud ”area terjangkit ” adalah area /negara yang mempunyai satu atau
lebih kasus konfirmasi yang ditetapkan oleh WHO, area negara ini setiap hari bisa
bertambah, sehingga harus selalu diikuti perkembangan melalui website :
www.who.
3. Berkaitan dengan daftar negara /area terjangkit, sampai tanggal 29 April 2009
negara yang terjangkit adalah Meksiko, Amerika serikat (California, Texas, New
York, Kansas dan Ohio) Canada, New Zealand, United Kingdom, Israel dan
Spanyol. Informasi ini harus selalu di updite setiap hari melalui website : www.who.

Dosis Pemberian Oseltamivir

1. Untuk Dewasa dan anak ≥ 13 tahun : 2 kali 75 mg perhari selama 5 hari


2. Untuk anak ≤ 1 tahun : 2 mg /kg bb, 2 kali sehari selama 5 hari
3. Dosis Oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan sebagai berikut :
a. > 40 kg : 75 mg, 2 kali sehari
b. > 15-23 kg : 45 mg, 2 kali sehari
c. > 23-40 kg : 60 mg, 2 kali sehari
d. ≤ 15 kg : 30 mg, 2 kali sehari

Singaraja, 12 Mei 2009

TTD

(Tim Flu Burung)

Anda mungkin juga menyukai