Anda di halaman 1dari 3

Notulensi Rapat Pembentukan SOP Pelayanan Perioperatif

Tanggal: Rabu, 16 Oktober 2019


Waktu: 09.00-selesai
Tempat: OK RSUD Waikabubak

Pemimpin rapat: dr. IBP Okta S, SpAn, Ketua PAB

Agenda rapat:
Pembacaan latar belakang
Penyampaian rencana SOP Pelayanan Perioperatif
Tanggapan dari peserta

SOP yang baru perlu dibentuk karena pelayanan saat ini belum optimal, kurangnya kepatuhan terhadap
SOP, pengembangan perlu terus menerus dilakukan terutama pada pengembangan SDM dan sarana
prasarana.

Berdasarkan SNARS, pelayanan optimal dan bermutu memiliki beberapa target:


1. Tidak ada penundaan operasi
2. Rendahnya kejadian reoperasi (contoh: infeksi luka operasi, tidak tuntas meningkatkan masa
rawat inap)
3. Diskrepansi masalah bedah rendah (contoh: diagnosis masuk APP tapi saat dibuka bukan APP)
4. Pelayanan anti nyeri pasca operasi harus adekuat (contoh permasalahan: syringe pump tidak
ada setelah laparatomi, pasien terus mengeluh nyeri)
5. Tidak adanya kematian pasien kurang dari 24 jam setelah operasi
6. Waktu perawatan lebih efisien (untuk pasien yang tidak terlalu banyak masalah seharusnya
lebih cepat)
7. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain yang efektif dan efisien

SOP yang akan kita buat diharapkan dapat mencapai target tersebut.

Kepatuhan terhadap SOP:


1. Menulis status dan format dengan lengkap (preop, aturan operasi , pasca operasi), keberhasilan
sudah 90% seharusnya bisa 100%
2. Ketepatan waktu pengamprahan, visite preop (permasalahan: aprahaan telat, tidak ditulis
sesuai dengan ketentuan, visite tidak dikerjakan, rencana operasi tidak sesuai jadwal)
3. Kepatuhan side marking
4. Kepatuhan pelayanan sesuai instruksi yang diberikan
5. Kesesuaian rencana tindakan dengan tindakan sebenarnya
6. Pengembangan pelayanan preoperatif

Rencana SOP Perioperatif RSUD Waikabubak


1. Poliklinik perioperatif dan nyeri. Tujuannya agar dapat direncanakan operasi dengan sesuai. Ada
dokter anestesi yang sesuai. Pasien dikonsulkan dulu, dinilai, jika belum layak bisa diperrsiapkan
terlebih dahulu, tidak menunggu lama di ruangan. Mengurangi jumlah pasien yang tidak efisien
untuk dilakaukan pembedahan menunggu di ruangan.
2. Pelayangan sedasi sedang moderate untuk pelayanan radilogi. Saat ini sudah ada radiologi, bisa
berkembang jadi ct scan dan lain lain pasti memerlukan sedasi.
3. Pelayanan acute pain service. Oleh 1 tim. Ada form di ruangan. Tim bergerak 24 jam, standby,
begitu ada pasien yang nyeri belum teratasi dengana baik dapat dipanggilkan tim ini. Istilahnya
tim respons cepat terhadap nyeri. Diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien.
4. Pengambangan SDM dan sarana prasarana. Dokter bedah, kandungan, anestesi, staf
keperwatan, poliklinik, dan ok. Melalui pelatihan.

Tanggapan dari peserta rapat

Bpk Vincent: Ada penugasan yang dilakukan oleh peserta dan implementasinya. Terkait sop, ini adalah
suatu terobosan yang perlu dilakukan. Harapannya sop dapat memberikan panduan bagi semua, ok dan
ruangan terkait, menjadi acuan dalam pelayanan. Masalah akan tidak terjadi jika sop dilakukan dan
diimplementasikan dalam pelayanan kita. Terobosan di ok.
Terkait pengembengna poli klinik, hal baru, dari sisi lokasi belum ada, perlu dikomunikasikan dengan
manajemen dan direktur untuk dapat dilaksanakan. Menghindari kasus yang belum perlu rawat ruangan
malah mengambil hak pasien lain yang lebih memerlukan.

Mama Frederika: Ini merupakan inovasi dan tugas yang perlu dilaksanakan. Sop sudah ada sebenarnya
tapi kepatuhannya masih rendah. Yang sudah dilakukan ini harus diteruskan untnuk mengurangi cost
rumah sakit. Sop harus dipatuhi.

Dr okta: Perukah diberikan sanksi dalam sop?

Bpk vincent: Sanksi bersifat Intern dan bentuk evaluasi saja. Setiap 1 bulan perlu terus dievaluasi. Untuk
sanksi tidak dapat dimasukkan ke sop.

Dr okta: Dalam sop akan dimasukkan aturan tentang monev. Angka pasien operasi, pasca operasi,
kepatuhan.

Bpk vincent: Setuju.

Bpk karu bedah: Amprahan elektif, kalau bisa, ditambah waktu. Operator langsung diberitahu kapan
pasien ok. Sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama untuk bisa masuk ok. Tidak ada poli operatif,
pasien elektif yang ingin dikerjaian hari senin masuk sejak jumat, itu pemborosan bhp.

Dr okta: Kita ini rs rujukan, jadi kita yang mengatur jumlah operasi yang bisa kita kerjakan dalam satu
hari. Dan ini dapat diatur melalui polI klinik operatif. Surat amprah rawat inap dapat diberikan sehari
sebelum operasi. Primer nya saja sudah kualahan apalagi untuk yang rujukan. Kasus yang pulang tidak
balik lagi jangan terlalu dipqermasalahkan, karena kita menjadi rujukan. Tujuan poli untuk
mensinkronkan dengan operatornya. Jumlah dokter anestesi disini juga cuma 1, perlu dikondisikan
dokter umum untuk mengisi polinya terlebih dahulu baru siang hari dokter anestesi kesana.

Bpk karu bedah: Assessment anestesi, dokter jaga yang mengisi seharusnya langsung melakukan KIE
kepada pasien. Preop pasien.

Dr okta: Evaluasi juga dikerjakan. Hal hal yang tidak diketahui bisa melalui TPHK.
Mama karu poliklinik: Pasien tidak datang lagi itu menjadi issue. Sangat tertarik dengan poli perioperatif.
Karena di Sumba, pasien nyeri datang ke rs jika ditentukan operasi kadang ngotot untuk harus segera
operasi padahal memerlukan banyak persiapan. Disiapkan ruangan poli untuk skrining.

Dr okta: Kadang jika menggunakan resep, sering lupa menuliskan ada yang kurang. Jika ada form list
bahan untuk bedah begitu bagaimana?

Bpk apoteker: Belum ada sop nya. Sebenarnya sudah ada form nya. Tapi kebijakan dan sop nya harus di
acc dahulu. Kendala dengan surveyor saat ini perlu ada kesamaan resep obat, tidak boleh ada form. Tapi
perlu dirubah dulu kebijakan dan sop obat.

Dr okta: Sebelum pasien operasi, sehari sebelumnya seharusnya dokter bedah sudah membuat
amprahan, dengan melihat form itu tidak akan ada yang terlupa. Dari form itu juga dapat diketahui apa
yang tidak terpakai dan dapat dikembalikan.

Dr bastian: Pasien sering complain dalam hal penjadwalan. Kita rujukan dan semua kesini. Perlu
pemilahan, tim perawat memberitahu ke pasien. Komunikasi. Masukan tentang perioperatif poli sangat
baik.

Dr okta: Kita sudah memiliki visi yang sama. Profesional, bermutu, dan adil.

Mama karu IGD: Dari latar belakang sudah sesuai dengan target dan hasil dari evaluasi sebelumnya.
Harapan dari igd: penundaan tidak semakin lama karena bed igd sedikit. Cito langsung ke ruangan dulu
baru mempersiapkan nya. Karena pasien emergency lain perlu tempat di igd.

Dr okta: Selanjutnya akan dipertajam lagi dengan manajemen. Untuk poli nyeri dapat digunakan untuk
cancer pain dll mengurangi jumlah pasien nyeri yang masuk ke igd. Akan dikonsulkan juga ke ARK.

Mama karu VIP: Penundaan jadwal operas idi VIP implikasi nya pembayaran harus dari waktu masuk,
menyebabkan peningkatan biaya di ruangan. Poli perioperatif perlu diadakan. Mempengaruhi kepuasan
pelanggan.

Penutupan
Minggu depan direncanakan pertemuan lagi. Sambil dibuat draft format SOP yang baru. Diskusi
selanjutnya bisa di aula. Dua minggu lagi sk pemberlakuan. Akan diadakan pelatihan untuk perwakilan
perawat cara mengisi formnya. Terutama di ok, perawatan bedah dan obgyn.

Anda mungkin juga menyukai