Di Susun Oleh :
IKKE SEPTYAGUSTI
(D0019029)
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu sumber daya manusia di rumah sakit adalah perawat, Oleh
karena itu perawat rumah sakit harus mencakup profesionalisme yang
bersifat mandiri, sejajar dan menjadi mitra profesi lain (Yani, 2011).
Sebagai perwujudan sikap profesional dari asuhan keperawatan,
Departemen Kesehatan RI telah memberlakukan adanya standar
operasional prosedur (SOP), apabila pelayanan rumah sakit sudah
memberikan pelayanan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
dalam standar, maka pelayanan kesehatan sudah dapat dipertanggung
jawabkan (Kemenkes 2012).
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan umum
1.2.1.1 Tujuan umum laporan ini adalah untuk mengidentifikasi
Tindakan Keperawatan yang Tidak Berkaitan dengan Konsep
Kepuasan Pasien
1.2.2 Tujuan khusus
1.2.2.1 Mengidentifikasi Tindakan keperawatan yang Tidak
Berkaitan dengan Kepuasan Pasien.
1.2.2.2 Mengidentifikasi tindakan keperawatan yang seharusnya
dilakukan terkait dengan kasus
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kasus
a. Saya menemukan kasus perawat yang sedang dinas di ruang rawat inap
RS T yang sedang melakukan perawatan luka kepada pasien, dalam
melakukan perawatan luka perawat sudah menerapkan beberapa prinsi
perawatan luka seperti memakai nacl, betadin, 1 set alat perawatan
luka untuk satu pasien, memakai sarung tangan, perawat sudah
melakukannya dengan baik. Permasalahan yang muncul terdapat pada
kurang tepatnya waktu perawatan luka, kurangnya alat perawatan luka
dan tidak adanya betadin saat melakukan perawatan luka. Berdasarkan
kenyataan yang saya temukan diruangan pada shift pagi, saya
menemukan perawat melakukan perawatan luka tidak sesuai dengan
jam yang sudah ditentukan, dimana perawat melakukan perawatan luka
pada pasien pada pukul 10.00 wib padahal seharus nya diberikan pada
pukul 08.00 wib, dan memakai 1 alat untuk 2 pasien bersamaan dan
tidak menggunakan betadin. Ketika ditanyakan alasan mengapa
terlambat, perawat mengatakan terlambat melakukan perawatan luka
dikarenakan keterbatasan alat yang ada diruangan dan tidak adanya
betadin untuk perawatan luka, perawat juga mengatakan ruangan
hanya memiliki 2 set perawatan luka, sedangkan pasien yang
membutuhkan perawatan luka ada 6 pasien.
b. Planning / perencanaan
a) Sasaran : sasaran disini sudah pasti pasien yang
membutuhkan perawatan luka, oleh karna itu perawat harus
focus kepasien yang membutuhkan tindakan.
b) Tindakan : tindakan yang dilakukan perawat adalah
melakukan perwatan luka kepada pasien yang emang
memerlukan tindakan perawatan luka.
c) Sumber daya yang diperlukan : perlengkapan perawatan
luka sesuia SOP, yang dimana seharusnya disetiap ruang rawat
inap memilikin perlengkapan perawatan luka yang dibutuhkan
minimal 3 set perlengkapan perawatan luka, betadin, nacl yang
di khususkan untuk melakukan perawatan luka.
d) Implementasi : perawat akan melakukan perawatan luka
setiap pagi nya,untuk mencegah terjadinya resiko infeksi dan
membuat ketidakpuasan pasien dan keluarga terhadap
pelayanan perawat melakukan perawatan luka.
d. Staffing : Di ruangan tersebut perawat yang dinas pada saat shift pagi
berjumlah 6 orang dan mahasiswa berjumlah 5 orang. Dan masing
masing mahasiswa diberi tanggung jawab untuk memegang 1 pasien
setiap mahasiswanya, untuk memenuhi tindakan keperawatan sesuai
dengan target yang sudah ditetapkan dari institusi
e. Actuating (Pergerak)
Actuating/directing tidak lepas dari kemampuan katim ataupun karu
untuk bisa mengarahkan perawat untuk meningkatkan fungsi masing-
masing dengan baik. Banyak yang harus diketahui oleh katim atau
karu untuk bisa mengarahkan perawat untuk bekerja sebaik mungkin
sehingga ruangan yang dipimpinnya berhasil dalam mencapai tujuan
yang dikehendaki. Seseorang karu seharusnya memberi semangat
perawat untuk bekerja dalam rangka upaya meningkatkan perawatan
luka yang sesuai SOP yang sudah ditetapkan, sebagai kepuasan pasien
dan keluarga pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat
selama dirawat diruangan.
f. Controling ( Pengendalian )
1. Merumuskan tatalaksana dalam bentuk, standar, kriteria, dan
prosedur lain, supaya memudahkan katim dan karu untuk
mengawasi kinerja perawat saat melakukan tindakan
keperawatan .
2. Melaksanakan evaluasi dan laporan, guna mendapatkan
informasi tentang kinerja perawat yang tidak sesuai SOP
perawatan luka dan rencana yang sudah dibuat oleh kesepakatan
bersama.
3. Melakukan kunjungan perawat guna mengidentifikasi cara-cara
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan perawat
dalam rangka penncapaian SOP perawatan luka.
2.3 Pembahasan
a) Strengthness: Di ruang rawat inap sendiri sudah ditetapkan aturan
dalam melakukan perawatan luka dan sudah terdapat lembar
pengecekan alat perawatan luka untuk perawat yang ingin melakukan
tindakan perawatan luka bisa mengecek terdahulu dan disesuaikan
dengan pasien yang ada.
b) Weakness:
Dalam pembagian tugas di dalam ruang rawat inap tersebut belum
begitu efektif
Di ruangan tersebut perawat yang dinas pada saat shift pagi berjumlah
6 orang dan mahasiswa berjumlah 5 orang. Dan masing masing
mahasiswa diberi tanggung jawab untuk memegang 1 pasien setiap
mahasiswanya, untuk memenuhi tindakan keperawatan sesuai dengan
target yang sudah ditetapkan dari institusi
Perawat katim tidak mendampingi atau melihat perawat yang
melakukan perawatan luka sudah sesuai sop atau belum.
Perawat melakukan perawatan luka pada pasien pukul 10.00 wib
sharusnya perawat melakukan perawatan luka pada pukul 08.00 wib
c) Opportunity: Mahasiswa praktek yang membantu dalam menyiapkan,
alat perawatan luka dan mengecek kembali alat yang ingin dipake
untuk tindakan perawatan luka.
d) Threats: kurang nya perawat penerapkan SOP perawatan luka
sehingga adanya ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan kepada
pasien.
2.3.1 Prinsip perawatan luka
Prinsip perawatan luka seharusnya perawat menggunakan SOP yang ada di
RS untuk melakukan perawatan luka kepada pasien dan menjalankan
prinsip perawatan luka. Menurut Mansjoer (2010), Ada dua prinsip utama
dalam perawatan luka, sebagai berikut
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran
Adapun saran untuk para perawat yang mengaplikasikannya di
lingkungan rumah sakit agar selalu mematuhi Standar Operasional
Prosedur yang sudah di tentukan di rumah sakit masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
1. Persiapan Alat
a. Alat-alat steril
1. Pinset anatomis 1 buah
2. Pinset sirugis 1 buah
3. Gunting bedah/ jaringan 1 buah
4. Kassa kering dalam kom tertutup secukupnya
5. Kassa desinfektan dalam kom tertutup
6. Sarung tangan (Handschoon) 1 pasang
7. Korentnag/ forcep
b. Alat-alat non steril
1. Gunting verban 1 buah
2. Plester
3. Pengalas
4. Pinset anatomi 1 buah
5. Kom kecil 2 buah bila dibutuhkan
6. Nierbeken 2 buah
7. Kapas alkohol
8. Aceton/bensin
9. Larutan NaCl 0,9%
10. Larutan savlon
11. Larutan H2O2
12. Larutan Boor Water (BWC)
13. Bethadine
14. Sarung tangan 1 pasang
15. Masker
16. Kantong plastik/baskom untuk tempat sampah
2. Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
3. Tahap orientasi
1. Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Tahap Kerja
1. Menutup sampiran
2. Pasang masker dan sarung tangan yang tidak steril
3. Atur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
4. Letakkan pengalas dibawah area luka
5. Letakkan nierbeen didekat pasien
6. Buka balutan lama (hati-hati jangan sampai menyentuh luka) dengan
menggunkan pinset anatomi, Buang balutan bekas kedalam nierbeken.
Jika menggunakan plester lepaskan plester dengan cara melepaskan
ujungnya dan menahan kulit di bawahnya, setelah itu tarik secara
perlahan sejajar dengan kulit dan kearah balutan. Bila masih terdapat
sisa perekat dikulit, dapat dihilangkan dengan aceton/ bensin
7. Bila balutan melekat pada jaringan dibawah, jangan dibasahi, tapi
angkat balutan dengan berlahan
8. Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik,
hindari kontaminasi dengan permukaan luar wadah
9. Kaji lokasi, tipe, jumlah jahitan atau bau dari luka
10. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
11. Membersihkan luka sesuai denganjenis lukanya apakah luka bersih
atau kotor serta sejenisnya.*
12. Menutup luka dengan cara tertentu sesuai keadaan luka*
13. Plester dengan rapi
14. Buka sarung tangan dan masukkan kedalam nierbeken
15. lepaskan masker
16. Atur dan rapikan posisi pasien
17. Buka sampiran
18. Evaluasi keadaan umum pasien
19. Rapikan peralatan dan kembalikan ketempatnya dalam keadaan
bersih, kering dan rapi
5. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
7. Dokumentasikan tindakan dalam catatan keperawatan