Kelompok 1 :
1. Annisa Kamilah Humaira
2. Aqil Andika Pratiwi
3. Dinda Amalia Sayyidi
4. Kharin Gutary
5. M. Taufiqur Rizky Al-Farid
6. Muhammad Muzakir
7. Mas Ardhea Pramesti Regita
8. Norjehan Rihadatul Aisy
9. Noor Latifah
10. Zahtan Abi Rabdi Hamka
M1
Masalah yang ditemukan :
a. Struktur organisasi : Ada ketua tim yang pendidikan D3 sedangkan model asuhan
yang digunakan moduler
b. Tenaga keperawatan :
Hanya beberapa perawat yang ada di Ruang VIP Kutilang yang telah
mendapatkan pelatihan.
Perawat yang tidak sesuai standar yang mana jumlah ners lebih sedikit
daripada d3
c. Tenaga non kesehatan
d. Jumlah tenaga kesehatan
e. Tenaga mahasiswa praktik
f. Kebutuhan tenaga keperawatan : Menurut metode Douglas untuk kebutuhan perawat
tidak memiliki ketetapan, apabila semakin banyak pasien yang minimal care maka
kebutuhan perawat semakin sedikit. Sedangkan perhitungan menggunakan menurut
metode Gillies mengasumsikan bahwa seluruh perawat harus bekerja secara
professional dengan produktifitas optimal dengan hari libur yang lebih sedikit dan
nantinya akan berpengaruh pada beban kerja perawat.
g. Diagnosis Medis Terbanyak di Ruang VIP Kutilang
h. Diagnosis Keperawatan Terbanyak di Ruang VIP Kutilang : Rekaptulasi diagnosa
Keperawatan diruangan belum optimal dalam pendokumentasian
i. Tingkat Kepuasan Perawat :
Item pertanyaan terendah dari kepuasan perawat adalah terkait kepuasan
prestasi yang diperoleh perawat, cara interaksi dengan rekan kerja, dan gaji
dan jumlah pekerjaan yang dilakukan perawat.
Kepuasan perawat masih dibawah 90%
j. Tingkat kepuasan pasien: Item pertanyaan terendah dari kepuasan pasien adalah
kesadaran perawat akan kebutuhan pasien, waktu perawat memberikan pelayanan,
dan respon perawat menanggapi permintaan pasien.
k. Diskusi Refleksi Kasus
Diskusi Refleksi Kasus pernah dilaksanakan namun tidak terjadwal dan tidak ada
Standar Prosedur Operasional (SPO) khusus yang mengatur, sehingga DRK
dilaksanakan tidak terjadwal dan tanpa dokumentasi. Dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan perawat ruang VIP Kutilang mengenai DRK masih belum optimal.
l. Dokumentasi Keperawatan
Pengisian rekam medis belum sesuai, masih terdapat data pengkajian yang tidak terisi
di beberapa status pasien, seperti pada bagian asesmen ada yang tidak mengisi kondisi
spiritual dan kondisi ekonomi pasien dan keluarga, serta tidak menunjukan edukasi
yang dibutuhkan pasien. Perencanaan tidak dimuat dalam status pasien. Beberapa
implementasi tidak melakukan tindakan edukasi sesuai kondisi pasien. Dapat
disimpulkan bahwa tidak ada instruksi dari PPJA dan PP, masih terdapat PPJA yang
tidak memvalidasi terkait implementasi dan asesmen ulang yang dilakukan PP.
M2
Masalah yang ditemukan :
a. Lokasi dan Denah (ada)
b. Peralatan dan Fasilitas (baik)
c. Sarana dan Prasarana
Buku kelengkapan administrasi masih kurang lengkap, dimana untuk buku
sensus pasien, buku dressing, dan buku ambulan, sedangkan untuk buku
timbang terima memang tidak lagi diperlukan.
d. Daftar Inventaris Barang
Alat keperawatan dan kedokteran belum lengkap (seperti tabung oksigen besar
yang belum tersedia di ruangan) dan beberapa alat kondisinya kurang baik
(tensi meter, tourniquet, trolly instrumen, refleks hammer, kom)
Pengelolaan sampah kurang optimal, karena hanya menggunakan plastik
hitam untuk seluruh tempat sampah medis dan non-medis. Seharusnya untuk
sampah medis ditempatkan dalam tempat sampah berwarna kuning dan non-
medis berwarna hitam
Pemenuhan sprei belum memenuhi standar dari PERMENKES, dimana satu
pasien memiliki 5 sprei
Tidak ada penggantian keseluruhan linen setiap hari
e. Alur Masuknya Barang (baik)
M3
Masalah yang ditemukan :
a. Konsep Metode
Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
manejerial. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan
kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada
sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu serta uang dan
kegiatan usaha. Perlu diingat, meskipun metode baik, sedangkan orang yang
melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman, maka hasilnya
tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap
manusianya yang bisa menggerakkan sendi metode yang ada. Metode yang di
gunakan dalam kasus :
Penerapan Metode Penugasan PPJA
Penerimaan Pasien Baru
Supervisi Keperawatan
Discharge Planning
Ronde Keperawatan
Timbang Terima
M4
Masalah yang ditemukan :
Sumber pembiayaan
Sumber pembiayaan ruang VIP Kutilang
M5
Masalah yang ditemukan :
Method (Pemasaran)
a. Alur pasien masuk
Kendala pasien IGD saat masuk ke ruangan yang harus menunggu lama,
karena ruangan yang baru mempersiapkan ruangan terlebih dahulu
e. Keselamatan pasien
Ketepatan Identifikasi Pasien (IPSG 1), ditemukan 7 perawat ruangan yang
diobservasi kurang optimal dalam melakukan identifikasi pasien yakni dengan
menanyakan nama saja tanpa melihat gelang identitas pasien saat akan
melakukan tindakan.
Komunikasi Efektif/ IPSG 2, perawat sudah melakukan sebagian komunikasi
efektif sesuai dengan SBAR, namun pada bagian penyampaian diagnosa
keperawatan tidak pernah dilakukan sama sekali saat timbang terima.
High Alert Obat (IPSG 3), didapatkan data bahwa 7 orang perawat belum
melakukan double check secara baik dan benar sesuai dengan SPO yang ada
Benar Prosedur Pembedahan (IPSG 4), tentang prosedur pembedahan tidak
dapat dilakukan observasi karena merupakan ruangan rawat inap umum untuk
semua penyakit.
Pencegahan Infeksi (IPSG 5), terdapat 3 orang (42%) perawat ruangan tidak
melakukan kebersihan tangan pada moment sebelum kontak dengan pasien
dan setelah kontak dengan lingkungan pasien
Pencegahan Resiko Jatuh (IPSG 6), didapatkan data 7 perawat melakukan
pencegahan resiko jatuh sesuai dengan SPO yang tersedia. Namun dilihat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada di rekam medis pasien
lembar asesmen resiko jatuh tidak terisi dan Berdasarkan observasi di ruangan
pada tanggal 01-07 November 2021, rata- rata pasien yang dirawat memiliki
resiko jatuh tidak terpasang gelang kuning tetapi perawat telah memasang
bedside rail pada tempat tidur pasien tersebut
M6
Masalah yang ditemukan :
a. Standar Prosedur Operasional
Di Ruang Kutilang RSUD Impian Kota Banjarbaru sudah digambarkan
mengenai jumlah serta daftar SPO yang ada diruangan, baik itu SPO
manajerial atau SPO klinik. Terdapat 124 SPO.
SPO yang dianalisis yaitu, penggunaan APD, penatalaksanaan benda tajam
jarum, tindakan SPO (Instrumen C) dan kelengkapan leaflet dan label
penandaan pasien.
b. Pada penggunaan APD sudah dilaksanakan dengan baik oleh perawat dengan
presentase 100%
c. Penatalaksanaan Benda Tajam Jarum masih ada (43%) 3 orang yang tidak menutup
jarum dengan satu tangan dan terdapat kesalahan karena adanya perbedaan presentase
antara tabel dan penjelasan pada poin menutup jarum dengan satu tangan
d. Tindakan SPO (Instrumen C) sudah baik dilakukan oleh perawat namun perlu
dioptimalkan dalam tindakan membersihkan tutup karet dengan kapas alkohol sesuai
SPO RS.
e. Kelengkapan Leaflet dan Label Penandaan Pasien sudah baik namun tidak ada tabel
nya sehingga tidak dicantumkan jumlah persentase.
f. Panduan Asuhan Keperawatan
Masih belum ada pembaharuan belum ada revisi, dan 4 dari 5 diagnosis penyakit yang
masuk di PAK, bukan penyakit terbanyak yang ada di ruang kutilang