Anda di halaman 1dari 20

Latar Belakang

• Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses


bekerja dengan melibatkan anggota keperawatan
dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
Profesional. Melalui pemberian pelayanan
keperawatan secara profesional perawat diharapkan
mampu menyelesaikan tugasnya dalam memberikan
asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat
pasien menuju ke arah kesehatan yang optimal
(Nursalam, 2011)
PENGKAJIAN mulai 22-24 mei 2017
1. Ketenagaan (M1)
Di RBK RSUD Blambangan dipimpin oleh
seorang kepala ruangan, 2 Katim, 5
penanggung jawab shift, 5 perawat pelaksana
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan
alur masuk pasien.
2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 22 –
24 mei 2017 didapatkan bahwa sarana dan
prasaran diruang RBK kurang memenuhi
kebutuhan keperawatan.
MAKP
3. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-
Methode)
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 22 –
24 mei 2017 didapatkan bahwa model
pemberian asuhan keperawatan di ruang RBK
sudah menggunakan model tim. Komunikasi
antar tim terjalin dengan baik, jika ada masalah
yang tidak bisa diatasi oleh katim, katim
mendiskusikan kepada karu untuk
penyelesaiannya.
3. Penerapan Timbang Terima
Berdasarkan observasi yang kami lakukan pada
tanggal 22 – 24 Mei 2017 diruangan Bedah
Kecelakaan Timbang terima sudah dilakukan,
dan berjalan secara efektif. Timbang terima
dilakukan di nurse station terlebih dahulu, lalu
di lakukan timbang terima ke pasien, timbang
terima di lakukan dari sift jaga ke sift
selanjutnya.
SUPERVISI
• Dalam meningkatkan pelayanan yang
berkualitas sesuai misi di RSUD Blambangan,
maka dilakukan supervisi yang bekelanjutan
terhadap berbagai kinerja pegawai dalam
melaksanakan aktivitasnya sebagai karyawan
untuk melayani konsumen (pasien). Berdasarkan
pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 22 –
24 Mei 2017 di ruang bedah kecelakaan belum
pernah kami mengikuti supervisi yang dilakukan
kepala ruangan di ruangan. Dari hasil
wawancara terhadap perawat di ruang Bedah
Kecelakaan, supervisi pernah dilakukan namun
untuk saat ini belum dilakukan kembali supervisi
di ruangan.
DISCHARGE PLANNING
• Dischard Planning saat pengkajian tanggal 22 – 24
Mei 2017 yang sudah dijalankan dengan baik, sudah
ada form discharge planning yang diisi pada saat
pasien akan pulang. Hal-hal yang disampaikan
meliputi cara meminum obat yang diresepi dokter
dan waktu untuk kontrol ulang. Kegiatan ini sudah
dilakukan oleh Karu dan seluruh anggotanya secara
lisan dan tulisan dalam bentuk Dischard Planning.
Di ruangan sudah tersedia resume pasien pulang
yang terdiri dari 3 yaitu resume medik yang diisi
oleh dokter dan resume keperawatan yang diisi oleh
perawat/petugas dan surat kontrol. Sarana yang
belum ada adalah leaflet untuk 10 kasus terbanyak
di Ruang bedah kecelakaan.
SENTRALISASI OBAT
• Sentralisasi obat diruang bedah kecelakaan sudah
dilakukan. Obat yang di kelola yaitu obat oral, injeksi
ataupun cairan diberikan kepada perawat. Alur
sentralisasi obat pada ruang bedah kecelakaan yaitu
resep obat yang diresepkan oleh dokter diserahkan
kepada perawat/bidan, kemudian Resep Obat oral,
injeksi dan cairan diberikan perawat ruangan ke
keluarga untuk di tebus di apotik ataupun perawat yang
nantinya mengambilkan di apotik. Setelah resep
diberikan petugas apoteker, lalu obat di bawa keluarga
keruangan.
• Saat obat sudah ada diruangan oleh petugas obat injeksi
disimpan di dalam lemari obat sesuai nama pasien. Pada
sentralisasi obat di ruang tidak ada buku dokumentasi
keluar masuk obat. Dengan kata lain ruangan Bedah
Kecelakaan melakukan sentralisasi obat namun masih
belum optimal.
DOKUMENTASI
• Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada medical
record (status) didapatkan pendokumentasian yang berlaku
diruang Bedah Kecelakaan dengan sistem pendokumentasian
yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan,
misalnya dari dokter dan perawat. Berdasarkan hasil
observasi seluruh status pasien yang ada didapatkan
menunjukkan bahwa dari sampel dokumen Asuhan
Keperawatan pada pasien rawat inap menunjukkan hal yang
kurang maksimal, seperti diagnosa yang diangkat kurang
menyeluruh sehingga aspek holistic biopsiko social untuk
keluarga kurang tersentuh.
• Saran: sebaiknya dalam pendokumentasi di urutkan sesuai
dengan alur awal masuk sampai dengan pasien pulang. Para
perawat sudah menentukan diagnosa keperawatan sesuai
dengan prioritas masalah yang dialami pasien namun belum
menggunakan nanda nic-noc secara optimal.
PENERIMAAN PASIEN BARU
• Dari hasil wawancara dengan Koordinator
manajemen ruangan bedah kecelakaan RSUD
Blambangan merupakan pelayanan kesehatan tipe
B dimana dalam penyelesaian masalah klien
dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan
berbagai profesi
• Berdasarkan hasil wawancara di ruang bedah
kecelakaan, sebenarnya ronde keperawatan pernah
dilakukan diruangan dengan mahasiswa
manajemen, tapi setelah itu tidak dilakukan secara
berkelanjutan.
RONDE KEPERAWATAN
• Berdasarkan hasil wawancara di RBK RSUD
blambangan, sebenarnya ronde keperawatan pernah
dilakukan diruangan dengan mahasiswa manajemen,
tapi setelah itu tidak dilakukan secara berkelanjutan. Di
ruang ini memiliki kasus dan bervariasi sehingga perlu
diadakan ronde keperawatan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada. Petugas keperawatan dan karu
sangat mendukung jika proses ronde keperawatan dapat
dilaksanakan dan diterapkan lagi, dengan jenis kasus
yang sangat bervariasi sehingga untuk pelaksanaan
ronde sangat dianjurkan untuk rutin dilaksanakan agar
semakin banyak kasus penyakit yang bisa tertangani
dengan maksimal.
SWOT
D:\desiminasi awal makalah\SWOT.docx
Diagram layang
D:\desiminasi awal makalah\DIAGRAM
LAYANG.docx
Perencanaan

• planing bab 4.docx


Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai