Disusun Oleh :
ANDIKA
ANDRIATI
ARIE WAHYUDI
BETTI SRIWULANDARI
DEWI ANDRYANIE
ERNA
EVA WAHYUNI
FITRI ISMAWATI
GULBAHAR
IIN NOVITA LIANA
A. Gambaran Umum RSUD Dabo
1. Sejarah
Pada awalnya RSUD Dabo ini adalah merupakan Rumah Sakit Timah yang berdiri sejak tahun 1925.
Dikarenakan PT. Timah sudah menutup operasional di Dabo Singkep maka Rumah Sakit Timah ini
diserahterimakan ke Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau pada tahun 1993 dengan status
Puskesmas Perawatan. Sesuai dengan perkembangan nya, Puskesmas Perawatan menjadi
Puskesmas Rawat Inap. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lingga Nomor 28/KPTS/I/2010,
maka Puskesmas Dabomenjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dabo Kabupaten Lingga pada tanggal
26 Januari 2010.
- R. Kelas 1 : 11
- VIP :2
- R. Perawatan ANAK :6
- R. Zall Laki : 16
- R. Zall Wanita : 16
• Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, pengaturan daftar pasien di lihat dari
jenis penyakit pasien. Biasanya untuk pasien yang masuk dengan penyakit menular
seperti TB diletakkan di kamar isolasi yang terdapat di bagian belakang.
• Observasi:
• Sedangkan dari hasil observasi kelompok di ruangan belum adanya papan daftar pasien
4. Sistem Penghitungan Tenaga
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Perencanaan kebutuhan tenaga dilaksanakan langsung oleh Bidang Keperawatan dalam hal ini
Kasi keperawatan berdasarkan permintaan dari setiap unit perawatan. Menurut Karu Zaal Laki
tenaga perawat jaga untuk Ruangan Zaal Laki masih kurang dengan hanya 2 orang perawat
setiap shift nya.
Kuesioner:
Perawat ruangan mengatakan jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruangan tidak sesuai
dengan beban kerja.
Observasi:
Tidak dilakukan analisi kebutuhan tenaga keperawatan dalam menentukan jumlah tenaga
keperawatan yg dibutuhkan dapat dilihat dari beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah
perawat ruangan Zaal Laki.
5. Pre dan post conference
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan.
Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner yang di dapat bahwa sebagian perawat
mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya saat operan shift jadi tidak
perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya
kegiatan pre maupun post conference.
6. Supervisi
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Karu Zaal Laki mengatakan tidak ada kegiatan rutin supervisi karena tidak terdapat petugas
supervisor di RSUD Dabo.
Kuesioner:
Perawat ruangan mengatakan lebih tenang jika terdapat petugas supervisor yang melakukan
kegiatan supervisi guna meningkatkan efisiensi kerja.
Observasi:
Tidak terlihatnya ada kegiatan supervisi di ruangan Zall Laki.
7.Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Dari wawancara dengan Karu ruangan Zaal Laki, tidak ada dilakukan audit dokumentasi
Asuhan Keperawatan secara rutin.
Kuesioner:
Tidak ada audit dokumentasi Asuhan Keperawatan yang rutin di ruangan Zall laki.
Observasi:
Terlihat masih belum optimal nya pendokumentasian Asuhan Keperawatan .
C. Analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, Threat ) berdasarkan
fungsi-fungsi manajemen keperawatan Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC)
Supervisi Kepala ruangan Tidak ada tim • Adanya kesempatan Jika pelaksanaan
memahami tentang supervisi atau untuk pembelajaran supervisi tidak
supervisi diruangan petugas supervisor ulang tentang supervisi. berjalan dengan
RS. • Dapat dibuat tim baik maka fungsi
supervisi manajemen tidak
• Adanya kesempatan terlaksana secara
untuk pembuatan maksimal dan
pedoman supervisi mempengaruhi mutu
secara tertulis. asuhan yang
diberikan pada
pasien
Ronde • Kepala ruangan • Adanya kesempatan • Jika pelaksanaan
keperawatan memahami tentang untuk pembelajaran ronde
ronde diruangan ulang tentang ronde keperawatan
• Perawat mengetahui keperawatan. tidak berjalan
adanya ronde • Dapat dibuat tim ronde dengan baik maka
diruangan keperawatan fungsi manajemen
• Perawat sering • Adanya kesempatan tidak terlaksana
mengadakan ronde untuk pembuatan secara maksimal
keperawatan pedoman ronde dan
keperawatan secara mempengaruhi
tertulis. mutu asuhan yang
diberikan pada
pasien
• Jika tidak ada tim
ronde
keperawatan
maka tidak dapat
dilakukan control
mutu askep yang
diberikan pada
pasien serta
kinerja anggota
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan. Hal ini sesuai dengan
hasil kuesioner yang di dapat bahwa sebagian perawat mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya
saat operan shift jadi tidak perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya kegiatan pre maupun post
conference.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan hasil observasi di ruangan Zaal Laki terdapat beberapa masalah yang kelompok temui, antara lain:
1. Belum terpajang nya Visi dan Misi ruangan Zaal Laki
Visi dan misi ruangan Zaal Laki sudah ada, tetapi belum di tempel sehingga susah untuk dibaca.
2. Belum optimal nya pengisian SAK
Dari hasil observasi tidak ditemukan format pengkajian untuk ruang perawatan sehingga data pengkajian tidak
optimal.
RSUD Dabo sudah memiliki format pengkajian awal secara head to toe namun hanya untuk UGD saja sehingga
pengkajian pasien di ruangan belum berjalan secara efektif.
3. Jumlah tenaga perawat pelaksana tidak sesuai dengan beban kerja
Perawat ruangan mengatakan jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruangan tidak sesuai dengan beban kerja.
Observasi: Tidak dilakukan analisi kebutuhan tenaga keperawatan dalam menentukan jumlah tenaga keperawatan
yg dibutuhkan dapat dilihat dari beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah perawat ruangan Zaal Laki.
Laki.
5. Pre dan post conference tidak optimal
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner
yang di dapat bahwa sebagian perawat mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya saat operan shift jadi tidak
perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya kegiatan pre maupun post conference