Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

DI RUANG PENYAKIT DALAM LAKI RSUD DABO


TAHUN 2021

Disusun Oleh :
 ANDIKA
ANDRIATI
ARIE WAHYUDI
BETTI SRIWULANDARI
DEWI ANDRYANIE
ERNA
EVA WAHYUNI
FITRI ISMAWATI
GULBAHAR
IIN NOVITA LIANA
A. Gambaran Umum RSUD Dabo
1. Sejarah

Pada awalnya RSUD Dabo ini adalah merupakan Rumah Sakit Timah yang berdiri sejak tahun 1925.
Dikarenakan PT. Timah sudah menutup operasional di Dabo Singkep maka Rumah Sakit Timah ini
diserahterimakan ke Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau pada tahun 1993 dengan status
Puskesmas Perawatan. Sesuai dengan perkembangan nya, Puskesmas Perawatan menjadi
Puskesmas Rawat Inap. Sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lingga Nomor 28/KPTS/I/2010,
maka Puskesmas Dabomenjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dabo Kabupaten Lingga pada tanggal
26 Januari 2010.

2. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan


a. Instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Dabo, terdiri dari :
Poli Umum, Poli Penyakit Dalam, Poli gigi, Poli Bedah, Poli Kebidanan, Poli Anak dan Poli TB.
b. Instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Dabo, terdiri dari:
R. Kelas 1, R. Penyakit Kandungan VK, R. Perawatan Anak, Unit Gawat Darurat, Kamar Operasi, Unit
Radiologi, Laboratorium, Unit Pelayanan Farmasi, Unit Tranfusi Darah dan Rekam medik.
B. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Tenaga dan Pasien ( M1-Man )
Dokter Umum : 14
Dokter spesialis : 5
Perawat : 64
Bidan : 32
b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2- Material)
Instalasi Rawat Inap RSUD Dabo saat ini dapat menampung 63 Pasien yang di sesuaikan dengan
Jumlah TempatTidur, dimana:

- R. Kelas 1 : 11

- VIP :2

- R. Kebidanan Penyakit Kandungan VK :8

- R. Perawatan ANAK :6

- R. Zall Laki : 16

- R. Zall Wanita : 16

- R. High Care Unit : 4


c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3/ Methode)
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah Metode Tim.
Metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien.

d. Pembiayaan (M4/ Money)


Sejak tahun 2016, Rumah Sakit Umum Daerah Dabo telah mendapatkan izin untuk
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) dengan prinsip efisiensi
dan produktifitas serta mengutamakan bisnis yang sehat dalam rangka meningkatkan
sarana dan prasarana pelayanan kesehatan. Sehingga seluruh pendapatan Rumah Sakit
Umum Daerah Dabo yang berasal dari retribusi pelayanan kesehatan Rawat Inap dan
Rawat Jalan tidak lagi di setor ke Kas Daerah. Selain Pendapatan yang berasal dari
retribusi pelayanan, pembiayaan Rumah Sakit Umum Daerah Dabo juga berasal dari
APBD Kabupaten Lingga dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik.
e. Pemasaran (M5/ Marketing)
 

2. Data Khusus (fungsi manajemen keperawatan diruangan)


a. Fungsi Perencanaan
1. Visi Ruangan Zaal Laki : “Sebagai ruang rawat yang aman dan nyaman berlandaskan pada pemberian
asuhan keperawatan yang holistik”

Misi Ruang Zall Laki:


a. Meningkatkan kebersihan dan kerapihan ruangan.
b. Melindungi klien, pengunjung dan tenaga medis dari resiko infeksi nosokomial (INOS)
c. Meningkatkan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan Mengutamakan kepentingan
pasien.
d. Mengutamakan kepentingan pasien
2. Standar Asuhan Keperawatan
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Ruangan Zaal Laki memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang terdiri dari: pengkajian
keperawatan, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, akan
tetapi pendokumentasian Asuhan Keperawatan hanya dengan menggunakan lembar CPPT
(Catatan Perkembangan Pasien Terintergrasi).
Kuesioner:
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat pelaksana berpedoman pada standar asuhan
keperawatan (SAK)
Observasi:
Dari hasil observasi tidak ditemukan format pengkajian untuk ruang perawatan sehingga data
pengkajian tidak optimal. RSUD Dabo sudah memiliki format pengkajian awal secara head to
toe namun hanya untuk UGD saja sehingga pengkajian pasien di ruangan belum berjalan
secara efektif.
2 . S t an d a r Op e ra si o n al P ro sed u r
RSUD Dabo sudah memiliki SPO untuk semua tindakan yang akan dilakukan. Dari hasil wawancara kelompok dengan Kepala Ruangan Zaal Laki didapatkan bahwa di ruangan Zaal Laki sudah terdapat SPO untuk semua tindakan yang sering dilakukan di ruangan Zaal Laki.
3. St andar Asuhan Keperawat an
Wa w a n c a r a K e p a l a R u a n g a n Z a a l L a k i :
R u a n g a n Z a a l L a k i m e m i l i k i S t a n d a r A s u h a n K e p e r a w a t a n ( S A K ) y a n g t e r d i r i d a r i : p e n g k a j i a n k e p e r a w a t a n , d i a g n o s a k e p e r a w a t a n , i n t e r v e n s i k e p e r a w a t a n , i m p l e m e n t a s i k e p e r a w a t a n , a k a n t e t a p i p e n d o k u m e n t a s i a n A s u h a n K e p e r a w a t a n h a n y a d e n g a n m e n g g u n a k a n l e m b a r C P P T ( C a t a t a n P e r k e m b a n g a n P a s i e n Te r i n t e r g r a s i ) .
4. St andar Ki nerj a
Wa w a n c a r a K e p a l a R u a n g a n Z a a l L a k i :
Menurut Karu Zaal Laki standar kinerja diruangan sudah sesuai dengan tupoksi kinerja masing-masing perawat.
 

3. Pengaturan Daftar Pasien

• Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, pengaturan daftar pasien di lihat dari

jenis penyakit pasien. Biasanya untuk pasien yang masuk dengan penyakit menular
seperti TB diletakkan di kamar isolasi yang terdapat di bagian belakang.

• Observasi:

• Sedangkan dari hasil observasi kelompok di ruangan belum adanya papan daftar pasien

yang dipajang di ruang Zaal Laki.

 
4. Sistem Penghitungan Tenaga
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Perencanaan kebutuhan tenaga dilaksanakan langsung oleh Bidang Keperawatan dalam hal ini
Kasi keperawatan berdasarkan permintaan dari setiap unit perawatan. Menurut Karu Zaal Laki
tenaga perawat jaga untuk Ruangan Zaal Laki masih kurang dengan hanya 2 orang perawat
setiap shift nya.
Kuesioner:
Perawat ruangan mengatakan jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruangan tidak sesuai
dengan beban kerja.
Observasi:
Tidak dilakukan analisi kebutuhan tenaga keperawatan dalam menentukan jumlah tenaga
keperawatan yg dibutuhkan dapat dilihat dari beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah
perawat ruangan Zaal Laki.
 
5. Pre dan post conference
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan.
Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner yang di dapat bahwa sebagian perawat
mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya saat operan shift jadi tidak
perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya
kegiatan pre maupun post conference.

 
6. Supervisi
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Karu Zaal Laki mengatakan tidak ada kegiatan rutin supervisi karena tidak terdapat petugas
supervisor di RSUD Dabo.
Kuesioner:
Perawat ruangan mengatakan lebih tenang jika terdapat petugas supervisor yang melakukan
kegiatan supervisi guna meningkatkan efisiensi kerja.
Observasi:
Tidak terlihatnya ada kegiatan supervisi di ruangan Zall Laki.
7.Audit Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki:
Dari wawancara dengan Karu ruangan Zaal Laki, tidak ada dilakukan audit dokumentasi
Asuhan Keperawatan secara rutin.
Kuesioner:
Tidak ada audit dokumentasi Asuhan Keperawatan yang rutin di ruangan Zall laki.
 
Observasi:
Terlihat masih belum optimal nya pendokumentasian Asuhan Keperawatan .  
C. Analisis SWOT ( Strenght, Weakness, Opportunity, Threat ) berdasarkan
fungsi-fungsi manajemen keperawatan Planning, Organizing, Actuating,
Controlling (POAC)
Supervisi Kepala ruangan Tidak ada tim • Adanya kesempatan Jika pelaksanaan
memahami tentang supervisi atau untuk pembelajaran supervisi tidak
supervisi diruangan petugas supervisor ulang tentang supervisi. berjalan dengan
RS. • Dapat dibuat tim baik maka fungsi
supervisi manajemen tidak
• Adanya kesempatan terlaksana secara
untuk pembuatan maksimal dan
pedoman supervisi mempengaruhi mutu
secara tertulis. asuhan yang
diberikan pada
pasien
Ronde • Kepala ruangan • Adanya kesempatan • Jika pelaksanaan
keperawatan memahami tentang untuk pembelajaran ronde
ronde diruangan ulang tentang ronde keperawatan
• Perawat mengetahui keperawatan. tidak berjalan
adanya ronde • Dapat dibuat tim ronde dengan baik maka
diruangan keperawatan fungsi manajemen
• Perawat sering • Adanya kesempatan tidak terlaksana
mengadakan ronde untuk pembuatan secara maksimal
keperawatan pedoman ronde dan
keperawatan secara mempengaruhi
tertulis. mutu asuhan yang
diberikan pada
pasien
• Jika tidak ada tim
ronde
keperawatan
maka tidak dapat
dilakukan control
mutu askep yang
diberikan pada
pasien serta
kinerja anggota
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan. Hal ini sesuai dengan
hasil kuesioner yang di dapat bahwa sebagian perawat mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya
saat operan shift jadi tidak perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya kegiatan pre maupun post
conference.
D. IDENTIFIKASI MASALAH
Sesuai dengan hasil observasi di ruangan Zaal Laki terdapat beberapa masalah yang kelompok temui, antara lain:
1. Belum terpajang nya Visi dan Misi ruangan Zaal Laki
Visi dan misi ruangan Zaal Laki sudah ada, tetapi belum di tempel sehingga susah untuk dibaca.
2. Belum optimal nya pengisian SAK
Dari hasil observasi tidak ditemukan format pengkajian untuk ruang perawatan sehingga data pengkajian tidak
optimal.
RSUD Dabo sudah memiliki format pengkajian awal secara head to toe namun hanya untuk UGD saja sehingga
pengkajian pasien di ruangan belum berjalan secara efektif.
3. Jumlah tenaga perawat pelaksana tidak sesuai dengan beban kerja
Perawat ruangan mengatakan jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruangan tidak sesuai dengan beban kerja.
Observasi: Tidak dilakukan analisi kebutuhan tenaga keperawatan dalam menentukan jumlah tenaga keperawatan
yg dibutuhkan dapat dilihat dari beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah perawat ruangan Zaal Laki.

4. Tidak ada pengaturan daftar pasien di ruangan


Sedangkan dari hasil observasi kelompok di ruangan belum adanya papan daftar pasien yang dipajang di ruang Zaal

Laki.
5. Pre dan post conference tidak optimal
Menurut Karu Zaal Laki kegiatan pre dan post conference jarang dilakukan. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner
yang di dapat bahwa sebagian perawat mengatakan bahwa sudah tahu pekerjaan nya saat operan shift jadi tidak
perlu dilakukan pre dan post conference lagi.
Dari hasil observasi yang kelompok lakukan pun tidak terlihat ada nya kegiatan pre maupun post conference

6. Kegiatan supervise tidak rutin dilaksanakan


Wawancara Kepala Ruangan Zaal Laki
Karu Zaal Laki mengatakan tidak ada kegiatan rutin supervisi karena tidak terdapat petugas supervisor di RSUD Dabo.
Kuesioner:
Perawat ruangan mengatakan lebih tenang jika terdapat petugas supervisor yang melakukan kegiatan supervisi guna meningkatkan
efisiensi kerja.
Observasi:
Tidak terlihatnya ada kegiatan supervisi di ruangan Zall Laki.

7. Audit indikator mutu tidak optimal


Dari wawancara dengan Karu ruangan Zaal Laki, tidak ada dilakukan audit dokumentasi Asuhan Keperawatan secara rutin.
Kuesioner:
Tidak ada audit dokumentasi Asuhan Keperawatan yang rutin di ruangan Zall laki.
 Observasi:
Terlihat masih belum optimal nya pendokumentasian Asuhan Keperawatan .
E. PRIORITAS MASALAH ( SKORING )
Prioritas masalah berdasarkan skoring di lakukan dengan menggunakan Metode USG,
yaitu dengan rentang nilai 1 s/d 5.
F. RENCANA TINDAK LANJUT DALAM BENTUK PLAN OF ACTION (POA)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai