Anda di halaman 1dari 81

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang didirikan dan
dikembangkan dengan kebutuhan masyarakat yang berfungsi untuk melakukan
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau kesehatan penunjang, didalam
menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial
dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Salah satu fungsi
rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara
kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatan memiliki
kontribusi sangat besar terhadap citra sebuah rumah sakit untuk melakukan
evaluasi atas pelayanan yang telah diberikan (Nursalam, 2011). Mutu pelayanan
keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi salah satu
faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini
terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah
terbanyak, paling depan dan dekat dengan pasien maupun keluarga pasien. Salah
satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan merupakan
perbandingan kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan, kebutuhan
dan harapan (Nursalam, 2014).
Hasil beberapa survei menunjukan bahwa kepuasan pasien di Indonesia
banyak dipengaruhi secara langsung oleh mutu pelayanan yang diberiakn oleh
rumah sakit terutama yang berhubungan dengan fasilitas rumah sakit, proses
pelayanan dan sumber daya yang bekerja di rumah sakit. Sebagian besar keluhan
pasien dalam satu survei kepuasan menyangkut tentang keberadaan petugas yang
tidak profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan diantaranya masih
terdengar keluhan akan petugas yang tidak ramah dan acuh terhadap keluhan
pasiennya. Selain itu juga masih sering terdengar tentang sulitnya meminta
informasi dari tenaga kesehatan terutama dokter dan tenaga perawat dan lain
sebagainya yang mencerminkan betapa lemahnya posisi pasien sebagai penerima
jasa pelayanan kesehatan (Suryawati, 2008).
Model metode asuhan keperawatan profesional (MAKP) adalah suatu
kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar, proses
keperawatan, pendidikan keperawata dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang di yakini dan akan menentukan kualitas
produksi atau jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai
tersebut sebagai pengambilan keputusan yang independent, maka tujuan
pelayanan kesehatan atau keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak
akan terwujud (Nursalam, 2014). Kelly & Heidental (2004) dalam Julianto
(2014) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan

1
2

pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima


tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian (Marquis dan Huston, 2010 dalam Nursalam, 2014). Suyanto
(2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen
pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan
keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang
perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala
bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau
supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang rawat inap perawatan).
Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer
keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya.Prosedur timbang terima,
selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga, namun cara
penyampaian isi timbang terima belum terungkap secara komprehensif meliputi:
isi timbang terima (masalah keperawatan pasien lebih fokus pada diagnosis
medis), dilakukan secara lisan tanpa ada pendokumentasian, sehingga rencana
tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada
yang terlewati untuk disampaikan pada shift berikutnya. Selain itu mekanisme
timbang terima belum sesuai dengan standar baku (Nurssalam, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada tanggal 02 sampai
dengan 05 April 2018, sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien di bangsal Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo adalah metode
Kombinasi. Yaitu metode pemberian asuhan keperawatan, yaitu seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada klien mampu melalui upaya kooperatif dan kolaboratif
(Douglas, 1992). Metode kombinasi di bangsal Arafah dipimpin oleh satu orang
kepala ruang, 4 orang KaShift yang memimpin 8 perawat pelaksana. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara dengan Kashift didapatkan beberapa masalah di
bangsal Arafah yaitu Pre-Post conference belum optimal, kemudian berdasarkan
observasi selama 2 hari pre conference pada hari pertama terlaksana sebesar
60%, dan hari kedua sebesar 60%, pelaksanaan pendelagasian 100%, dan
pelaksanaan ronde 0%.

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Tempat praktik mahasiswa/mahasiswi profesi Ners stase manajemen
keperawatan dilaksanakan di ruang Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo. Praktik
profesi Ners stase manajemen keperawatan berlangsung mulai tanggal 02 April
sampai dengan 21 April 2018.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran Stase Manajemen
Keperawatan di Bangsal Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo selama 21 hari
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen
3

keperawatan pada unit layanan kesehatan secara nyata dalam upaya


meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang rawat
inap bangsal Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
yang terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis
situasi nyata di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama pihak rumah sakit tempat praktek terkait dengan masalah baru
yang mungkin teridentifikasi maupun masalah lama yang akan
dievaluasi.
c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang bersifat teknis operasional bagi RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo.
e. Melaksanakannya alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang disepakati bersama unit terkait RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
f. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan,
proses, hasil dan dampak pada manajemen keperawatan.
g. Menyusun rencana tidak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan unit
terkait dengan RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.

D. Metodologi
1. Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar checklist
b. Instrumen evaluasi penerapan MAKP (Metode Asuhan Keperawatan
Profesional).
c. Instrumen evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC).
d. Kuesioner.
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk mengidentifikasi
masalah dilakukan dengan metode:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data seperti: kondisi fisik
ruang rawat inap, inventaris ruang rawat inap, proses pelayanan dan
asuhan keperawatan yang langsung dilakukan pada pasien.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruang rawat inap, perawat primer,
perawat pelaksana, pasien dan keluarga pasien untuk mengumpulkan data
tentang proses pelayanan pasien dan proses yang dilakukan oleh perawat.
4

c. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruang rawat
inap, prosedur tetap tindakan, prosedur tetap ruang rawat inap dan
inventaris ruang rawat inap.
d. Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan yang dilakukan
kepada pasien atau keluarga pasien.
3. Metode pelaksanaan
a. Sosialisasi
b. Role Play
c. Pendampingan
d. Evaluasi
4. Kriteria Penilaian
Baik : 76-100%
Cukup : 56-75%
Kurang : <55%

E. Manfaat
1. Bagi Institusi Bidang Perawatan Rumah Sakit
a. Mengetahui permasalahan yang ada pada ruang rawat inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo.
b. Mampu mendukung sistem MAKP tim.
2. Bagi profesi
a. Mampu memahami proses managemen MAKP.
b. Mampu memahami dan melaksanakan praktek MAKP Tim khususnya di
Ruang rawat inap bangsal Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.
3. Bagi Keilmuan
Sebagai referensi untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan mutu
pedoman manajemen keperawatan.

F. Mahasiswa Profesi Ners


Praktik manajemen keperawatan dilaksanakan oleh Profesi Ners Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta tahun 2017 yang terdiri dari 7 mahasiswa yaitu:
Arivianti Fajar Dwi P, S.Kep. 1710206021
Dewi Yuliana, S.Kep. 1710206010
Hesti Damayanti, S. Kep. 1710206012
Hidayah Rizki Rachmaniyati, S.Kep. 1710206022
Rahmawati Nur Fauzi, S.Kep. 1710206023
Muhamad Haidar, S.Kep. 1710206001
Ikbal Dwi Cipta, S.Kep. 1710206099
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN DATA

A. Pofil dan Gambaran Umum RSU ‘Aisyiyah Ponorogo


1. Gambaran umum Rumah Sakit
Nama : RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Pemilik : Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Pendiri : Pimpinan daerah ‘Aisyiyah Ponorog
Penyelenggara : Majelis kesehatan PDA Ponorogo
Alamat : JL. Doktor. Sutomo Nomor. No.18-24
Kode/Telp/Faks : 63419/(0532)461560 hunting
Kelas/Tipe : Tipe C
Luas lahan : 6215 m2
Status Tanah : hak Milik
Luas Bangunan : 10500 m2
Luas lahan kosong : 1400 m2
Jumlah TT : 158 TT
a. Kelas 3 : 42 TT
b. Kelas 2 : 58 TT
c. Kelas 1 : 15 TT
d. Utama : 2 TT
e. VIP : 21 TT
f. VVIP : 2 TT
g. Isolasi : 4 TT
h. Perinatologi : 6 TT
i. ICU/IPI : 8 TT

2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo


a. Falsafah
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Ponorogo merupakan Sarana Dakwah
Bidang Kesehatan untuk mewujudkan masyarakat islami yang sebenar-
benarnya melalui pelayanan kesehatan yang bermutu dalam rangka
membantu sesama untuk mencari ridho Allah SWT.
b. Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang Islami, bermutu, terpercaya dan menjadi
rujukan bagi masyarakat Ponorogo dan sekitarnya.
c. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang Islami sebagai sarana dakwah.
2) Mewujudkan Sumber Daya Insani yang loyal dan profesional.
3) Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan
memuaskan serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
4) Menyelenggarakan layanan kesehatan yang berpusat pada pasien
dengan mengutamakan keselamatan pasien.

d. Motto
“Layananku Ibadahku”
e. Tujuan
5
6

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal bagi semua


lapisan masyarakat dalam rangka terwujudnya masyarakat utama adil
dan makmur yang diridhoi Allah SWT melalui pendekatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative yang dilaksanakan secara
menyeluruh.

B. Profil dan Gambaran Umum Ruang Arafah


1. Profil Ruang Arafah
Ruang Arafah merupakan salah satu ruang rawat inap yang dimiliki
oleh RSU ‘Aisyiyah Ponorogo. Ruang Arafah merupakan bangsal kelas I, II
dan III yang terdiri dari 7 ruangan A-G sejumlah 21 tempat tidur yang
melayani pasien dengan kategori pelayanan umum, JKN, dan asuransi
lainnya. Ruang Arafah dipimpin oleh perawat 1 orang kepala ruangan dengan
pendidikan D3 Keperawatan dan 4 Ka Shif dengan pendidikan D3
keperawatan, di bantu oleh orang perawat pelaksana dengan pendidikan D3
keperawatan. Ruang Arafah bukan merupakan ruang perawaan khusus,
melainkan ruangan yang menangani berbagi macam jenis penyakit, yang
menangani semua kasus kecuali penyakit pada anak.
2. Fasilitas Ruang Arafah
a. Kelas I : 2 ruangan kamar terdapat 1 bad, kipas angin, almari, kursi
tunggu, kamar mandi dalam, tabung gas, standart infus, televisi.
b. kelas II: 14 tempat tidur terdapat terdapat tabung gas, kipas angin, jam
dinding, almari. Dalam 1 ruang kamar ada 2 bad tempat tidur, 1 kipas
angin kecil, 1 lemari besi, 1 kursi tunggu dan 1 tabung gas.
c. kelas III: 5 tempat tidur terdapat tabung oksigen, kipas angin, jam dinding,
lemari besi dalam satu ruangan.
3. Batas–batas ruang Rawat Inap Arafah
a. Utara : Ruang OK
b. Timur : Rumah Warga
c. Selatan : Jalan Raya
d. Barat : Ruang Multazam
4. Struktur Organisasi
Diruang rawat inap Arafah struktur organisasi sudah ada tetapi tidak
terpasang karena adanya struktur organisasi yang baru.

KEPALA
RUANGAN
7

KASIF 1 KASIF 2 KASIF 3 KASIF 4

PA PA PA PA PA PA PA PA

C. Unsur Input
1. Raw Input
a. Pasien
1) Kajian teori
Pasien adalah sesorang yang datang ke instansi atau pelayanan
kesehatan yang membutuhkan pelayanan medis atau kesehatan
yang terganggu baik jasmani maupun rohani.
Karakteristik pasien yang dirawat di suatu ruang rawat inap
berpengaruh dalam pemberian pelayanan kesehatan. Semakin
banyak ragam kasus penyakit yang di rawat di ruang rawat inap
menuntut semakin banyak pula pengetahuan dan keterampilan
yang harus dimiliki oleh perawat. Demikian juga perangkat lunak
yang harus dimiliki ruang rawat inap seperti petunjuk teknis
standar asuhan keperawatan juga semakin banyak yang harus
disediakan.
2) Kajian data
Pasien yang di rawat di Ruang rawat inap Arafah, adalah
pasien dewasa dengan bermacam-macam kasus penyakit baik yang
berat maupun yang ringan. Persebaran kasus penyakit di ruang
rawat inap tergambar dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Sepuluh Besar Kasus Penyakit di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo pada
Tahun 2017 - Februari 2018
No Nama Jumlah %
1 CVA 598 15,24
2 GEA 587 14,96
3 DM 488 12,44
4 Anemia 380 9,68
5 DHF 377 9,61
6 FEBRIS (FUO) 335 8,54
7 BPH 324 8,26
8 BATU URETER 319 8,13
9 CHF 259 6,60
8

10 BATU GINJAL 255 6,50


Sumber: Data rekam medik 2017- Februari 2018 RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui bahwa distribusi 10 penyakit
terbanyak di RSU ‘Aisyiyah pada tahun 2017- Februari 2018 yang tertinggi
adalah CVA sebanyak 598 (15,24%) kasus dan yang terendah adalah batu
ginjal sebanyak 255 (6,50%) kasus yang terdapat di RSU ‘Aisyiyah.

Tabel 2.2 Sepuluh Besar Kasus Penyakit di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo pada tahun 2017
No Nama Jumlah %
1. CVA 132 18,72
2. DM 97 13,75
3. ANEMIA 79 11,20
4. BPH 66 9,36
5. GE 63 8,93
6. DHF 62 8,79
7. BATU URETER 57 8,08
8. DYSPEPSIA 54 7,65
9. CHF 51 7,23
10. THYPOID 44 6,24
Sumber: Data rekam medik 2017 RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.2 dapat diketahui bahwa distribusi 10 penyakit
terbanyak diruang rawat inap Arafah selama tahun 2017 yang tertinggi
adalah CVA sebanyak 132 kasus dan yang terendah adalah Thypoid
sebanyak 44 kasus yang terdapat di ruang inap Arafah pada tahun 2017.

Tabel 2.3 Sepuluh Besar Kasus Penyakit di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo pada bulan Januari – Maret 2018.
No Nama Jumlah %
1. CVA 31 19,37
2. DHF 21 14
3. ANEMIA 19 12,67
4. DM 17 11,3
5. HIL 14 9,33
6. BPH 13 8,67
7. DYSPEPSIA 13 8,67
8. BATU GINJAL 11 7,33
9. CKD 11 7,33
10. GEA 10 6,67
Sumber: Data rekam medik Januari - Maret 2018 RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.

Interpretasi Data:
9

Berdasarkan tabel 2.3 dapat diketahui bahwa distribusi 10 penyakit


terbanyak diruang rawat inap Arafah selama Januari-Febuari 2018 yang
tertinggi adalah CVA sebanyak 31 kasus dan yang terendah adalah GEA
sebanyak 10 kasus yang terdapat di ruang inap Arafah pada bulan Januari-
Febuari 2018.

b. Mahasiswa
1) Kajian Teori
Program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik
dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan
keterampilan profesional yaitu intelektual, sikap, dan teknis dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien (Nursalam, 2007).
Perawat professional Ners mempunyai wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap
dan kemampuannya. Untuk itu, perlu dikembangkan pengertian praktik
keperawatan rumah sakit dan lingkup cakupannya sebagai bentuk
praktik keperawatan professional, seperti proses dan prosedur
registrasi, dan legislasi keperawatan (Nursalam, 2014).
2) Kajian Data
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo merupakan rumah sakit swasta yang
juga digunakan untuk praktek klinik keperawatan dan kebidanan serta
mahasiswa bidang kesehatan lain. Di ruang rawat inap Arafah
digunakan untuk praktik keperawatan dewasa dan manajemen
keperawatan S1 keperawatan.
Data mahasiswa keperawatan yang praktik di ruang rawat inap
Arafah berdasarkan asal institusi pendidikan dapat dilihat pada tabel 2.3
berikut ini:

Tabel 2.4 Rekapitulasi Data Mahasiswa Praktek Di Ruang Rawat Inap Arofah
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo Januari 2017 – November 2017
No. Nama Universitas Nama Praktek Tanggal Jumlah
1. Universitas Praktek Klinik 01 juni – 15 7 Mahasiswa
Muhammadiyah Keperawatan Agustus 2017
Ponorogo Dewasa II
2. Universitas Praktek 17 Juni 2017 6 Mahasiswa
Muhammadiyah Ketrampilan Dasar
Ponorogo Kebidanan
3. Universitas Praktek Klinik 08 Mei 2017 5 Mahasiswa
Muhammadiyah Keperawatan I
Ponorogo
4. Universitas Praktek Klinik 02 Desembar 5 Mahasiswa
Muhammadiyah Keperawatan 2017
10

Ponorogo Dasar
5. Universitas Praktek Klinik 30 Januari 9 Mahasiswa
Muhammadiyah Keperawatan 2017
Ponorogo Dewasa II
6. Universitas Aisyiyah Praktek 23 Oktober 4 Mahasiswa
Yogyakarta Keperawatan -02 Desember
Dewasa 2017
7. Universitas Aisyiyah Praktek Stase 06 - 25 8 Mahasiswa
Yogyakarta Manajemen Profesi Februari 2017
Ners
Sumber : Bagian Diklat tanggal 04 April 2018
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.4 dapat diketahui bahwa mahasiswa terbanyak yang
pernah melakukan praktek di Ruang rawat inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo pada periode januari – november 2017 adalah dari Universitas
Muhammadiyah Ponorogo periode praktek tanggal 30 januari 2017 yaitu
sebanyak 9 orang. Paling sedikit mahasiswa berasal dari Universitas
‘Aisyiyah Ponorogo tanggal 23 oktober – 2 desember yaitu sebanyak 4 orang
mahasiswa.

2. Instrumenal Input
1. Ketenagaan (Man)
1) Kuantitas
a) Kajian teori
Penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, kelompok, komunitas, atau sosial. Masing-masing
diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang
holistis dan terbuka (Nursalam, 2007). Kebijakan yang telah
dirumuskan dalam suatu rencana mencakup struktur organisasi
yang diciptakan, pengadaan, penggunaan tenaga kerja, dan
system serta prosedur yang hendak digunakan, serta pelayanan
yang dibutuhkan untuk kelancaran suatu kegiatan.
Kesesuaian tenaga keperawatan yang mencakup jumlah,
jenis dan kualifikasi dengan kebutuhan pelayanan diperlukan
untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan yang efektif
dan efisien (Depkes, 2005 dalam Susilo, 2015). Untuk
menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dapat
menggunakan beberapa rumus, antara lain:

(1) Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014)


Penghitungan jumlah tenaga keperawatan menurut
Douglas dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan
setiap shift pasien seperti pada tabel berikut:
11

Tabel 2.5 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan


Klasifikasi Ketergantungan Pasien
Kebutuhan perawat
Waktu klasifikasi
Pagi Sore Malam
Minimal 0.17 0.14 0.07
Intermediate 0.27 0.15 0.10
Maksimal 0.36 0.30 0.20
Sumber: Douglas, 1984

Jumlah perawat yang diperlukan untuk jaga adalah


pagi, sore, dan malam. Sedangkan klasifikasi derajat
ketergantungan pasien terhadap keperawatan menurut
Douglas berdasarkan kriteria sebagai berikut:
(a) Perawatan minimal memerlukan waktu selama 1-2
jam/24 jam, dengan kriteria:
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri.
- Ambulasi dengan pengawasan.
- Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift.
- Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
- Persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
(b) Perawatan intermediate memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam dengan kriteria:
- Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
- Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam.
- Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali.
- Folley catheter/intake output dicatat.
- Pasien dengan pemasangan infus, persiapan
pengobatan memerlukan prosedur.
(c) Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6
jam/24jam dengan kriteria:
- Segalanya diberikan/dibantu.
- Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam.
- Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi
intravena.
- Pemakaian suksion.
- Gelisah, disorientasi.
12

Kebutuhan Jam Perawatan

1. Jam Perawatan Langsung


a. Total : 6 jam x 0 orang = 0 jam
b. Parsial : 3 jam x 16 orang = 48 jam
c. Minimal : 2 jam x 2 orang = 8 jam
2. Jam Perawatan Tidak Langsung
38 Menit x 18 orang = 684 menit = 11,4 jam
3. Jam Penyuluhan
15 Menit x 18 orang = 270 menit = 4,5 jam
4. Jumlah Total Perawatan yang Dibutuhkan = 71,9 jam
5. Kebutuhan tenaga perawa

6. Pembagian perawat/shift
Pagi : 47% x10 orang = 5 orang
Siang :35% x 10 orang = 3 orang
Malam : 17% x10 orang = 2 orang

Kesimpulan
Jumlah pasien pada tanggal 3 April 2018 adalah 18 orang yaitu perawatan
parsial 16 orang dan minimal 2 orang. Jumlah total perawat yang dibutuhkan
adalah 71,9 jam 9 menit. Kebutuhan perawat adalah 10 orang dengan
pembagian shift pagi 5 orang, shift siang 3 orang dan shift malam 2 orang.

Sumber data: Dari data primer 3 April 2018


13

Kebutuhan Jam Perawatan

1. Jam Perawatan Langsung


a. Total : 6 jam x 0 orang = 0 jam
b. Parsial : 3 jam x 14 orang = 33 jam
c. Minimal : 2 jam x 2 orang = 8 jam
2. Jam Perawatan Tidak Langsung
38 Menit x 15 orang = 570 menit = 9,5 jam
3. Jam Penyuluhan
15 Menit x 15 orang = 225 menit = 3,7 jam
4. Jumlah Total Perawatan yang DIbutuhkan = 54, 25 jam
5. Kebutuhan tenaga perawa

6. Pembagian perawat/shift
Pagi : 47% x 8 orang = 4 orang
Siang :35% x 8 orang = 3 orang
Malam : 17% x 8 orang = 2 orang

Kesimpulan
Jumlah pasien pada tanggal 4 April 2018 adalah 16 orang yaitu perawatan
parsial 14 orang dan minimal 2 orang. Jumlah total perawat yang dibutuhkan
adalah 54 jam 25 menit. Kebutuhan perawat adalah 8 orang dengan
pembagian shift pagi 4 orag, shift siang 3 orang dan shift malam 2 orang.

Sumber data: Dari data primer 4 April 2018

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 3-4 April 2018 didapatkan
hasil rata-rata jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 9 orang/hari.

2) Kualitas Tenaga Keperawatan


a) Kajian teori
Keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan salahsatu indikatornya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatanya ngberkualitas memerlukan SDM yang sesuai
dengan kualitas yang tinggi danprofesional sesuai dengan
tugas dan fungsinya. Upaya untuk mempertahankan
profesionalisme perawat bisa dilaksanakan dengan Pendidikan
Perawatan Berkelanjutan (PBP) sesuai standari PPNI.
Salah satu kualitas pelayanan Rumah Sakit adalah
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas diperlukan
sumber daya manusia yang sesuai dengan kualitas dan
14

profesionalitas perawat dalam melaksanakan tugas dan


fungsinya. Praktik profesional yang merupakan ciri profesi
yang harus dipelihara dan ditingkatkan dalam rangka
mempertahankan akuntabilitas kinerja yang tinggi.
Menurut Djojodibroto (1997) dalam Mayawati (2009),
konsep pengembangan SDM yang disebut Human Resource
Development mempunyai 3 program yaitu :
(1) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan
kepada pekerjaan saat ini.
(2) Education, yaitu aktivitas dimana proses diarahkan pada
pekerjaan yang akan datang.
(3) Development, yaitu aktivitas dimana proses belajar
tidakdiarahkan untuk pekerjaan pegawai yang
bersangkutan secara langsung.
Bagi tenaga profesional di RS menurut Djojodibroto (1997)
dalam Mayawati (2009), pelatihan, kursus, dan lokakarya yang
diperlukan untuk para medis:
(1) Etika komunikasi
(2) Komunikasi terapeutik dalam keperawatan
(3) Etika keperawatan
(4) Manajemen keperawatan
(5) Hospital management training
(6) Audit medik
(7) Pencegahan infeksi nosokomial
(8) Sanitasi rumah sakit
b) Kajian data
Pola ketenagaan keperawatan di ruang rawat inap
Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo selama tahun 2018 dapat
dilihat pada tabel 2.8 berikut ini:
15

Tabel 2.6 Distribusi Tenaga Keperawatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Jabatan, Pelatihan yang diikuti dan Lama Kerja Di Ruang
Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo Tahun 2018

Status Jenis Masa Kerja Tahun


No Nama Karyawan Pendidikan TTL Diklat Yang pernah Diikuti
Kelamin Th Bln masuk
1 Iwan karyawan DIII Kep Ponorogo, L 8 1 Februari a. Pelatihan BLS (Basic Life Support) 2015
Sugiharto, tetap 14 2010 b. Pelatihan APAR, evakuasi bencana dan
Amd. Kep. (karu) Februari sosialisasi K3RS 2015
mulai dari 1 1986 c. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
februari 2012
2 Suprayitno, karyawan DIII kep Ponorogo, L 4 4 Juli 2013 a. Training Basic Cardiac Life Support dan
Amd. Kep. tetap 06 Automated External Defibrillation 2015
terhitung Desember b. Pelatihan Basic Trauma and Cardiac Life
mulai 1 juli 1985 Support 2016
2015 c. Pelatihan BLS medis (Basic Lif Support)
2015
d. Pelatihan APPAR, evakuasi bencana dan
sosialisasi K3RS 2015
e. Pelatihan konsep dasar PPI dan Hand
Hygiene 2015
f. Pelatihan Hand Hygiene 2013
g. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
h. Pelatihan BCLS dan tim code blue
(sebagai pemateri) 2015
i. Pelatihan Basic Cardiac Life Support
2007
j. Kegiatan ideology politik dan organisasi
(IDEOPOLITOR) 2015
16

k. Workshop penanganan kegawatdaruratan


persyarafan 2015
l. Pendidikan computer ACC 2004
m. Seminar nasional peran perawat dalam
penatalaksanaan korban bencana 2008
n. TOT presentasi diklat karyawan 2014
o. Seminar keperawatan deteksi dini kasus
Bedah Saraf dan Penanganan
Kegawatdaruratan Persarafan 2015
p. Seminar Sehari Management terkini
Hipertensi pada kehamilan, stabilisasi
neonates, penanganan bedah kasus CVA
serta perawatannya
q. Seminar Antisipasi Dini Penyakit
Jantung Koronerdi usia muda dan
workshop BHD, EKG 2013
r. Lomba kebersihan tangan 2013
s. Pelatihan TOT PIC pengumpul data
indicator mutu RS 2014
t. Pelatihan Basic Life Support tenaga
kesehatan 2013
u. Round Table Discussion “Up Date
Wound Management” 2013
v. Pelatihan Up Date Wound Care
Management and Anafilatiktik Syok
Basic and Applikation 2012
w. Workshop Wound and Ostomy
Management 2010
x. Seminar dan workshop penanganan
17

kegawatdaruratan musculoskeletal dan


ambulasi dini 2014
y. Seminar penerapan stabilisasi rujukan
maternal dan neonatal serta teknologi
mutahir sebagai upaya peningkatan
keselamatan pasien 2015
z. Seminar danworkshop praktek mandiri
perawat dalam konsep asuhan
keperawatan keluarga 2013
aa. Seminar seri management keperawatan
“enjoy your job as a nurse maximizing
your work performance” 2013
bb. Pelatihan perseptor 2016
cc. Training “in house training komunikais
yang efektif, pendidikan pasien dan
keluarga serta management complain”
2016
dd. Training “ in house training informed
consent” 2017
ee. Training “ in house training pendidikan
dan pelatihan PPI bagi seluruh petugas”
2016
3 Umi Khoirun karyawan DIII Kep Ponorogo, P 10 1 Februari a. Pelatihan tehnik aseptic dan pemberian
Nikmah, Amd. tetap 23 juli 2008 terapi cairan 2015
Kep. terhitung 1985 b. Pelatihan BLS (Basic Life Support) 2015
mulai1 mei c. Pelatihan APPAR, evakuasi bencana dan
2008 sosialiasai K3RS 2015
d. Pelatihan konsep dasar PPI dan hand
hygiene 2015
18

e. Training “ In house training keselamatan


pasien dan manajemen resiko RS
(KPRS)” 2016
f. Training “in house training informed
consent 2017”
g. Pelatihan Clinical Educator 2012
h. Seminar modern wound care 2012

4 Dista Ika karyawan DIII Kep Ponorogo, P 3 5 Agustus a. Pelatihan “ In house training PIC
Arista, Amd. tetap 15 2014 pengumpul data indicator rumah sakit”
Kep. terhitung September 2016
mulai 1 1992 b. Training “ in house training public
september relation dsn customer service untuk
2016 frontliner” 2017
golongan IIB c. Pelatihan pemakaian alat ECG 2017
5 Ida Mustiko kayawan DIII Kep Ponorogo, P 3 6 September a. Pelatihan BLS 2015
Wati, Amd. kontrak 5 juni 2014 b. Pelatihan APPAR , evakuasi bencana dan
Kep. (i oktober 1992 sosialisasi K3RS 2015
2014-30 c. Pelatihan konsep dasar PPI dan Hand
september Higiene 2015
2016) d. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
e. Pelatihan penanggulangan penderita
gawat darurat (PPGD)/basic trauma and
cardio vascular life support (BTCVLS)
2013
f. BLS 2013
g. Seminar curren management in children
with bronkopneumonia 2012
h. Seminar tehnik perawatan luka 2012
19

i. Seminar kesehatan diabetes militus dan


stroke 2012
6 Muhammad karyawan DIII Kep Magetan, L 1 5 Oktober a. pelatihan basic trauma and cardiac life
Ikhsan kontrak 13 juli 2016 support (BT dan CLS) 2015
Santoso (1 oktober 1993 b. Pelatihan penanggulangan penderita
2017-30 gawat darurat (PPGD) 2015
september c. In house training PPI 2017
2019) d. Seminar management pelayanan
kesehatan jamaah haji scara paripurna
2017
e. Workshop hipnocaring dalam
keperawatan 2013
f. Seminar penanganan kegawatdaruratan
muskoloskeletas dan ambulasi dini 2014
g. Seminar nurse interpreneur: menghadapi
persaingan masyarakat ekonomi asean
2017
h. Seminar keperawatan “antisipasi dini
penyakit jantung koronen diusia muda”
dan workshop “BHD, EKG” 2013
i. Workshop legalitas pelayanan asuhan
praktek mandiri keperawatan hipnoterapi
Wound pain and auppressure 2017
j. Seminar keperawatan penatalaksanaan
intensive pada kasus cardiovaskuler
2017
k. Workshop interpretasi ECG dasar pada
cardiovaskuler 2016
l. Workshop presedur rekrutmen PKHI dan
20

pendaftaran onine PKHI 2017


m. Seminar update management
cardiovaskuler emergency and
abdominal in pregnant woman 2013
7 Erna Kepala shift DIII Kep Ponorogo, P 3 2 Mei 2015 a. Pelatihan BLS medis 2015
Rahmawati 26 b. Pelatihan APAR, evakuasi bencana dan
Ma’rufah, Fberuari sosialisasi K3RS 2015
AMd. Kep. 1987 c. Pelatihan konsep dasar PPI dan Hand
Higiene 2015
d. In house training :Informed Consent”
2017
e. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
f. Pelatihan Basic Cardiac Life Support
2010
g. Seminar dan Workshop Management
Terapi Cairan 2013
8 Nevita karyawan DIII Kep Ponorogo, P 1 1 Februari a. Pelatihan penanggulangan penderita
Fatmaningtyas kontrak 10 2017 gawat darurat (PPGD) 2015
AMD.Kep (1 oktober November b. In house training PPI 2017
2017-30 1993 c. Workshop prosedur rekruitmen PKHI &
september Pendaftaran online PKHI 2017
2019) d. Seminar management pelayanan
kesehatan jamaah haji secara paripurna
2017
e. Pelatihan Basic Trauma and Cardiac life
support (BT & CLS) 2015

9 Eka Arnias karyawan DIII Kep Ponorogo, P 4 9 Juni 2013 a. Pelatihan BLS 2015
Purworini, kontrak 6 juni b. Pelatiahn APAR, evakuasi bencana dan
21

AMd.Kep. (1 juni 2013- 1990 sosialisasi K3RS 2015


31 mei 2015) c. In house training PPI 2017
d. Pelatihan konsep dasar PPI dan hand
hygiene 2015
e. In house training budaya kerja 2017
f. Workshop prosedur rekrutmen PKHI dan
pendaftaran online PHKI 2017
g. Seminar manajemen pelayanan
kesehatan jamaah haji secara paripurna
2017
h. In house training lean hospital 2017
i. In house training keselamatan pasien dan
manajemen risiko RS (KPRS) 2016
j. Pelatihan BCLS, stabilisasi, transportasi
dan SPGDP 2015
k. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
10 Alfia Wahyu Karyyawan DIII Kep Ponorogo, P 3 5 November a. Pelatihan BLS medis 2015
Safitri, AMd. konntrak 15 juni 2014 b. Pelatihan APAR evakuasi bencana dan
Kep. (1 november 1988 sosialisasi K3RS 2015
2014- 31 c. Pelatihan konsep dasar PPI dan hand
oktober hygiene 2015
2016) d. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
e. In house training keselamatan pasien dan
manajemen resiko RS (KPRS) 2016
f. In house training komunikasi yang
efektif, pendidikan pasien dan keluarga
serta manajemen complain 2016
g. Pelatihan manajemen complain 2015
h. Workshop prosedur rekrutmen PKHI dan
22

pendaftaran online PKHI 2017


i. Seminar manajemen pelayanan
kesehatan jamaah haji secara paripurna
2017
j. In house training PPI dan cara
penyuntikan yang aman 2016
k. Seminar deteksi dini kasus bedah syaraf
dan penanganan kegawatdaruratan
persyarafan 2015
l. In house training budaya kerja 2017
m. Musyawarah daerah dan seminar
keperawatan legitimasi perawat
menghadapi MEA dengan STR dan
NIRA nasional 2016
n. Seminar penerapan stabilisasi rujukan
maternal dan neonatal serta teknologi
mutakhir sebagai upaya peningkatan
keselamatan pasien 2015
11 Resqi Karyawan DIII Kep Ponorogo, P 4 8 Agustus a. Pelatihan BLS 2015
Hartanti, kontrak 9 2013 b. Pelatihan APAR, evakuasi bencana dan
AMd. Kep. (2 desember september sosialisasi K3RS 2015
2013) 1990 c. Pelatihan konsep dasar PPI dan hand
hygiene 2015
d. Pelatihan customer satisfaction 2012
e. Seminar nasional perilaku seks bebas
sebelum menikah dan citra diri pada
remaja 2009
f. Pelatihan pemakaian alat ECG 2015
g. Seminar manajemen terkini: hipertensi
23

pada kehamilan, stabilisasi neonates,


penanganan bedah kasus CVA serta
perawatannya 2014
h. Basic trauma and cardiac life support
training(BT DAN CLS) 2011
12 Muh. Fitra Karyawan DIII Kep Ponorogo, L 1 6 September a. Pelatihan penanggulangan penderita
Alamsyah, kontrak 1 April 2017 gawat darurat (PPGD) 2013
AMd. Kep. (1 oktober 1992 b. In house training PPI 2017
2017-30 c. Seminar manajemen pelayanan kesehatan
september jamaah haji secara paripurna 2017
2019) d. Workshop prosedur rekrutmen PKHI dan
pendaftaran online PKHI 2017
13 Dini Karyawan DIII Kep Ponorogo, P 1 6 September a. Pelatihan penanggulangan penderita
Rahmawati, Kontrak 27 2017 gawat darurat (PPGD) 2015
AMd. Kep (1 oktober Agsutus b. Pelatihan basic trauma and cardiac life
2017-30 1994 support (BT dan CLS) 2015
september c. Seminar penatalaksanaan intensive pada
2019) kasus cardio vaskuler 2016

Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 2.6 didapatkan, 13 perawat ruang rawat inap Arafah sudah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan baik
didalam maupun diluar rumah sakit. Pelatihan perlu dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan demi
meningkatkan mutu pelayanan. Dari data yang didapatkan seluruh perawat tercatat masih berpendidikan diploma III. Untuk kepala
ruang belum ada sertifikat pelatiahn kepala ruang sehingga perlu direkomendasikan untuk melakukan pelatihan sebagai kepala ruang.
24

Dalam hal ini kami belum melakukan penghitungan jumlah jam


pelatihan yang dilakukan apakah sudah memenuhi jumlah jam pelatihan
yang minimal 20 jam pertahun (Depkes, 2001).
1) Jumlah tenaga keperawatan berdasarkan tingkat pendidikan di Ruang
rawat inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo selama tahun 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo Tahun 2018
No. Jenis Pendidikan Jumlah Persentase
1. S1 Keperawatan 0 0
2. D3 Keperawatan 13 100%
3. SPK 0 0
Total 13 100%
Sumber : Data Primer dan studi dokumentasi
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.7 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan
perawat keseluruhan di Ruang rawat inap Arafah yaitu D3 sebanyak 13
(100%) perawat.

2. Efisiensi Ruang rawat inap Rawat


1) Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi empat indikator mutu pelayanan
kesehatan rumah sakit yang meliputi:
a) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR menunjukkan seberapa jauh pemakaian tempat tidur yang
tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar
nasional BOR untuk RSU dalam jangka 1 tahun adalah 75-85%.
BOR = Jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah TT x hari perawatan


b) LOS (Length Of Stay)
LOS menunjukkan lama waktu hari rawat pada setiap pasien.
Waktu perawatan yang baik maksimal 12 hari. Standar nasional
LOS untuk RSU dalam 1 tahun adalah 7-10 hari.

LOS
c) TOI = Lama
(Turn Overhari perawatan
Internal) x 100%
Jumlah pasien keluar hidup atau mati

TOI menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong


atau waktu antara suatu tempat tidur ditinggalkan pasien sampai
dengan diisi lagi. Standar nasional TOI untuk RSU dalam 1
tahun adalah 1-3 hari.
25

2) Kajian Data RS.

Tabel 2.8 Rerata Indikator Efisiensi Ruang Rawat Inap Rawat RSU
‘Aisyiyah Ponorogo pada Bulan Januari – Februari 2018
No Tahun BOR LOS TOI
1. 2018 85,37% 3,54 0,62

STANDART 75-85 % 7-10 Hr 1-3 Hr


Sumber : Data Rekam Medis 4 April 2018

3) Analisa Data
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR diruang rawat inap Arafah bulan januari – februari 2018
dengan rata-rata 85,37% dengan demikian pemakaian tempat
tidur sudah efisien.
2) LOS (Lenght Of Stay)
Pasien di ruang rawat inap Arafah sebesar 3,54 hari, lama rata-
rata hari perawatan belum sesuai standar (7-10 hari).
3) TOI (Turn Over Internal)
Di ruang rawat inap Arafah rata-rata suatu tempat tidur kosong
sebesar 0,62 hari. Dengan demikian waktu rata-rata tempat
tidur kosong belum sesuai dengan standar nasional yaitu 1-3
hari.

2. Money (Sumber Dana)


1) Kajian Teori
Memberikan pelayanan kesehatan baik medis maupun non medis
merupakan salah satu fungsi Rumah Sakit agar pelayanan Rumah
Sakit tersebut dapat berjalan secara optimal dan dapat dirasakan oleh
seluruh masyarakat. Untuk itu Rumah Sakit perlu mempersiapkan
peralatan atau bahan medis, non medis, dan jasa pemborongan.
Sumber dana suatu Rumah Sakit daerah bisa didapatkan melalui
pendapatan fungsional dan non fungsional dari penapatan pelayanan
RS.
2) Kajian data
Ketetapan tarif diruang rawat inap Arafah sesuai ketatapan RSU
‘Aisyiyah Ponorogo yaitu dapat dilihat pada tabel 2.11 dibawah ini.

Tabel 2.9 Tarif Pelayanan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU


‘Aisyiyah Ponorogo Tahun 2018
No Keterangan Tarif Kamar Dokter Spesialis Umum
1. Kelas I Rp.300.000 Rp.75.000 Rp.300.000
2. Kelas II Rp.150.000 Rp.63.000 Rp.300.000
3. Kelas III Rp.100.000 Rp.52.000 Rp.300.000
Sumber data: Data primer 2018
26

Interpretasi Data:
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan prosedur
yang berlaku di Rumah Sakit. Di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo, pengelolaan
keuangan diatur sepenuhnya secara sentral oleh bagian keuangan RSU
‘Aisyiyah Ponorogo.

3. Method (Metode)
1) Kebijakan
a) Kajian Teori
Menurut Stevens (1983), standar mempunyai dua
pengertian yaitu pertama sebagai kriteria keberhasilan dan
kedua sebagai dasar untuk mengukur peristiwa atau perilaku.
Menurut Gillies (1994) dalam Nursalam (2014), standar
sebagai pernyataan diskriptif tentang tingkat penampilan yang
dipakai untuk menilai kualitas struktur, proses, dan hasil.
Menurut Undang-Undang RI. No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan dalam penjelasan pasal 53 ayat 2 mendefinisikan
standar profesi sebagai “pedoman yang harus dipergunakan
sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik” atau
secara singkat dapat dikatakan standar adalah pedoman agar
pekerjaan dapat berhasil dan bermutu. Berdasarkan alasan
inilah maka adanya standar pelayanan dan asuhan keperawatan
yang identik dengan standar profesi keperawatan, berguna
sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu
pelayanan dan asuhan keperawatan.
b) Kajian data
Kebijakan di Ruang rawat inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel 2.12
berikut ini.
Tabel 2.10 Kebijakan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo Tahun 2018
No Kebijakan
1 Jam kerja perawat:
Shift pagi: jam 07.00 WIB-14.00WIB
Shift siang: jam 14.00WIB-21.00 WIB
Shift malam: 21.00WIB-07.00 WIB
2 Cuti dari kepegawaian tenaga shift 15 hari, tenaga non shift 12 hari
3 Keterlambatan akan mendapatkan teguran lisan
4 Ketentuan seragam:
Setiap bulan pada tanggal 1 dan minggu memakai batik RSUA
Senin-Selasa:Seragam abu-abu
Rabu-Kamis: Seragam Hijau
Jumat-Sabtu: Seragam Biru
27

Jumat minggu ke-3 : Seragam batik PPNI


5 Bila sakit menggunakan izin dokter
Sumber: Data Primer November 2018

Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.10 dapat diketahui bahwa kebijakan
semua ruang rawat inap termasuk kebijakan di ruang rawat inap
Arafah telah tercantum dalam SK Nomor: RSU.A.165.09.2008.

2) SAK (Standar Asuhan Keperawatan)


a) Kajian Teori
Menurut Nursalam (2002) standar merupakan
pernyataan yang sah, model yang disusun berdasarkan
wewenang, kebiasaan atau kesepakatan mengenai apa yang
memadai dan sesuai,dapat diterima dengan layak.
Menurut Nursalam (2002) Standar praktik keperawatan
adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang
perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang dirumuskan
sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta sebagai
tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat.
Menurut Gillies ( 1994, dalam Nursalam, 2014), Standar
Asuhan Keperawatan mempunyai tiga tujuan,yaitu :
(1) Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memusatkan upaya meningkatkan motivasi perawat
terhadap pencapaian tujuan.
(2) Mengurangi biaya asuhan keperawatan dengan
mengurangi kegiatan asuhan keperawatan yang tidak
penting.
(3) Memberikan landasan untuk menentukan kelalaian
keperawatan dengan mengantisipasi suatu hasil yang tidak
memenuhi standar asuhan keperawatan, serta menentukan
bahwa kegagalan dari perawat untuk memenuhi standar
dapat membahayakan pasien.
Standar asuhan keperawatan terdiri dari kriteria-kriteria
yang harus dipenuhi dalam pemberian asuhan keperawatan,
apabila kriteria-kriteria tersebut dapat dipenuhi maka mutu
asuhan keperawatan dapat dipertanggung jawabkan secara
profesional dengan memahami dan mematuhi kriteria dalam
standar asuhan keperawatan yang selanjutnya diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan maka bukan hanya
keprofesian yang dapat dijaga dan ditingkatkan, tetapi juga
meliputi pemenuhan kebutuhan dalam aspek-aspek keamanan
dan kenyamanan pasien.
28

Dasar hukum standar profesi keperawatan adalah UU


Kesehatan RI No. 23 tahun 1992 pasal 53.

Ayat 1:
“Tenaga kesehatan memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas sesuai profesinya”.
Ayat 2:
“Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
berkewajiban standar profesi dan pasien”.
Standar Keperawatan menurut Depkes RI meliputi:
(1) Standar Pelayanan Keperawatan (SPK)
(2) Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Saatini telah dikembangkan persamaan penggunaan
bahasa standar dalam penentuan Kasus Keperawatan
berdasarkan NANDA (North American Nursing
DiagnosisAssociation), penetapan tujuan dengan NOC
(Nursing Outcome Classification) dan rencana intervensi
dengan NIC (Nursing Intervention Clasiffication).
Suatu ruang rawat inap perawatan di sebuah rumah sakit
idealnya mempunyai prosedur tetap (protap)
tindakanyangberlakusecararesmi yang dipahami dan diterapkan
oleh seluruh staf di ruang rawat inap tersebut. Ruang rawat
inap perawatan harus mempunyai prosedur tetap semua
tindakan perawatan dan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
minimal 10 penyakit terbanyak yang sering muncul di ruang
rawat inap tersebut.

b) Kajian Data
Tabel 2.11 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Ruang Rawat Inap Arafah
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Standar Asuhan Keperawatan Jumlah
1 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM SALURAN CERNA
Asuhan Keperawatan Hiatal Cerna 1
Asuhan Keperawatan Gastritis 1
Asuhan Keperawatan Gastro Enteritis Dehidrasi 1
Asuhan Keperawatan Apendisitis Akut 1
Asuhan keperawatan Peritonotis 1
Asuhan Keperawatan Cholecystitis 1
Asuhan Keperawatan Hepatitis 1
Asuhan Keperawatan Chirosis Hepatis 1
Asuhan Keperawatan Pankreastitis 1
Asuhan Keperawatan Hemoroid 1
Asuhan Keperawatan Pre dan Post Laparotomy Atas Indikasi Illeus 1
Obsruktif
Asuhan Keperawatan Obstruktif 1
29

Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Pre Post 1


Koleksistektomi
2 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH
Asuhan Keperawatan Hipertensi Krisis 1
Asuhan keperawatan Gagal jantung/DC/CHF 1
Asuhan Keperwatan Angina Pectoris 1
Asuhan Keperawatan Myocard Infark (MCI) 1
Asuhan Keperawatan Gangguan Irama Jantung/Arithmia 1
Asuhan keperawatan Cardiogenik Syok 1
3 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM ENDOKRIN
Asuhan keperawatan Diabetes Ketoacidosis 1
Asuhan Keperawatan Hypoglikemia 1
Asuhan Keperawatan Ganggren Diabetes Melitus 1
4 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PERNAFASAN
Asuhan Keperawatan PPOM 1
Asuhan keperawatan Pneumonia 1
Asuhan Keperawatan Emboli Paru 1
Asuhan Keperawatan Pneumothorax/Hamathorax 1
Asuhan Keperawatan ARDS 1
Asuhan Keperawatan Status Asthmatikus 1
Asuhan Keperawatan Haemopttitis Masif 1
Asuhan Keperawatan TBC Paru 1
Asuhan keperawatan Pada pasien Dengan Trauma Thorax 1
5 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM SYARAF PUSAT
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Koma 1
Asuhan keperawatan Pada Pasien Dengan Kejang 1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gangguan Peredaran Darah 1
Otak/CVA
Asuhan Keperawatan Infeksi Intra Cranial 1
Asuhan Keperawatan Guilain Barre Syndrom (GBS) 1
Asuhan Keperawatan Trauma System Syaraf Pusat 1
Asuhan Keperawatan Kontusio Cerebri 1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Craniotomi 1
Epidural Hematoma
6 ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN
Asuhan Keperawatan GGA 1
Asuhan Keperawatan ISK 1
Asuhan Keperawatan Urolithiasis 1
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre dan Post 1
Ureterolitithomi 1
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Pre dan Post Tur Atau
Indikasi Hipertropi Prostat
7 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Fraktur Femur Terbuka Dengan 1
Pemasangan Plate & Screw
8 ASUHAN KMEPERAWATAN SISTEM INTEGUMENT
Asuhan Keperawatan Herpes Zozter/Simplex 1
Asuhan Keperawatan Luka Bakar 1
30

9 ASUHAN KEPERWATAN SISTEM INDRA


Asuhan Keperawatan Kedaruratan Sistem Penglihatan 1
Asuhan Kedaruratan Sistem pendengaran,Penciuman dan 1
Tenggorokan
10 ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM HEMATOLOGI
Asuhan Keperawatan Anemia 1
Asuhan Keperawatan Anemia Hemolitics 1
Asuhan keperawatan leukimia 1
Asuhan Keperawatan DIC/KID 1
11 ASUHAN KEPERAWATAN PSIKIATRI
Asuhan kedaruratan Psikiatri 1
12 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT KRONIK
Asuhan Keperawatan DHF 1
Asuhan Keperawatan Demam Typoid 1
Sumber: Data Primer tanggal 03 April 2018

Interpretasi Data :
Ruang rawat inap Arafah menggunakan SAK yang telah ditetapkan oleh RSU
‘Aisyiyah Ponorogo sesuai Keputusan Direktur No. RSU.A.161.08.2007 yang terdiri
dari 56 jenis asuhan keperawatan. Tipe SAK di ruang rawat inap Arafah
menggunakan TIM kombinasi. Akan tetapi, ada beberapa jenis penyakit yang belum
memiliki SAK spesifik khususnya untuk 10 besar penyakit yang ada di ruang rawat
inap Arafah seperti CVA, dyspepsia, CKD, HIL.

Tabel 2.12 Standar Prosedur Operasional (SPO) di Ruang Rawat Inap Arafah
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Daftar Standar Operating Prosedur
31

1 Menimbang Berat Badan


2 Melaksanakan Program Orientasi pada Keluarga
3 Membantu Pasien Istirahat
4 Penilaian Tingkat Kesadaran (GCS)
5 Melatih Batuk Efektif
6 Clapping Vibrating
7 Pemasangan Oropharingeal Tube
8 Suction Oropharingeal Tube
9 Memberikan Oksigen
10 Persiapan Pasien Sebelum Operasi (Secara Umum)
11 Mengukur Cairan yang Masuk dan Keluar
12 Melaksanakan Ambulasi Dini
13 Memberikan/Menyuapi Makan dan Minum Kepada Pasien
14 Memeriksa Gula Darah Sewaktu
15 Rekam Jantung EKG
16 Pemasangan Neck Coller
17 Mencukur/ Memotong Rambut
18 Memotong Kuku
19 Menghitung Pernapasan
20 Menghitung Nadi
21 Mengukur Tekanan Darah
22 Mengukur Suhu Badan
23 Memberikan Kompres Dingin dengan Air Biasa atau Es
24 Memberikan Kompres Hangat
25 Memasang Infus
26 Perawatan Infus
27 Melepas Infus
28 Skin Tes/Tes Hypersensitivity
29 Mantoux Test
30 Memberikan Obat Melalui Suntikan Subcutan
31 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intramuskuler
32 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intravena
33 Memberikan Obat Melalui Suntikan Intracutan
34 Memberikan Obat Tetes
35 Memberikan Obat Oral
36 Memberikan Obat Suppositoria
37 Memberikan Obat Melalui Syring Pump
38 Memberikan Obat Melalui Infus Pump
39 Memasang Kateter
40 Bladder Training Pola 2 Jam
41 Melepas Kareter
42 Vulva Hygiene
43 Memasang Kondom Kateter
44 Memberikan Huknah Rendah
45 Memberikan Huknah Tinggi
46 Memberikan Gliserin
47 Darmbuis
48 Membantu Pasien BAB dan BAK
49 Memasang Naso Gastric Tube (NGT)
50 Memberikan Makan Melalui Nasogastric Tube (NGT)
32

51 Kumbah Lambung/Gastric Lavage


52 Mengganti Balutan Luka
53 Mengangkat Jahitan Luka
54 Perawatan Luka Bakar
55 Perawatan Kolostomi
56 Memasang Bidai
57 Memandikan Pasien di Tempa Tidur
58 Membersihkan Mulut
59 Menyisir Rambut
60 Mengganti Alat Tenun Kotor pada Tempat Tidur Pasien (dengan Pasien di
Atas Tempat Tidur)
61 Mengganti Alat Tenun Kotor pada Tempat Tidur Pasien
62 Memberikan Pelayanan Spritual Kepada Pasien yang Menghadapi Sakarotul
Maut
63 Merawat Pasien yang Baru saja Meninggal
64 Humiditas dan Aerosol Nebulizer
65 Pemberian Penyuluhan atau Edukasi
66 Komunikasi Perawat dengan Pasien dalam Membina Relationship
67 Transfusi Plasma / FFP
68 Transfusi Trombosit Konsentrat (TC)
69 Transfusi WB/PRC pada Dewasa
70 Tehnik Memindahkan obat dari Ampul

Sumber: Data Primer 2018

Interpretasi Data :
Berdasarkann tabel 2.12 dapat diketahui bahwa dari hasil studi dokumentasi di
Ruang rawat inap Arafah menggunakan acuan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Keperawatan yang berisi 70 SPO mengingat ruang rawat inap Arafah adalah ruang
rawat inap rawat inap yang menangani kasus semua penyakit kecuali penyakit anak-
anak, akan tetapi SPO yang digunakan masih secara umum dan penerapannya tidak
spesifik pada kasus-kasus yang ada.

4. Matherial (Materi) dan Machine (Mesin)


1) Kajian Teori
Dua komponen penting yang menjadi fokus utama pada rumah
sakit atau puskesmas yaitu: Mutu atau kualitas dan pembiayaan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas, sehingga mutu
pelayanan kesehatan rumah sakit atau Puskesmas juga ditentukan oleh
mutu pelayanan keperawatan yang perlu dikelola secara profesional
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap citra rumah sakit atau
Puskesmas melalui pemberian jasa pelayanan kesehatan yang
menyeluruh.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas sehingga mutu
pelayanan kesehatan rumah sakit atau puskesmas juga ditentukan oleh
33

mutu pelayanan keperawatan secara professional. Mutu pelayanan


secara professional ini dapat memberikan kontribusi terhadap citra
rumah sakit atau puskesmas melalui pemberian jasa pelayanan
kesehatan yang menyeluruh.
Di dalam manajemen keperawatan sangat diperlukan adanya
pengelolaan peralatan sebagai faktor pendukung atau penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan. Peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan atau
peralatan lain yang dipergunakan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan sehingga
diperoleh tujuan pelayanan keperawatan efisien dan efektif.
Pengelolaan peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan
ikut menentukan tercapainya mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit atau puskesmas. Rumah sakit atau puskesmas memiliki kondisi
yang berbeda-beda dan kompleks. Keadaan ini mempengaruhi
manajemen pelayanan keperawatan termasuk pengelolaan peralatan
kesehatan untuk pelayanan keperawatan. Sehubungan dengan hal ini
diperlukan adanya standar pengelolaan peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan sebagai pedoman bagi manajer keperawatan
dari perawat pelaksana dalam menggunakan sumber daya peralatan
untuk mencapai pelayanan keperawatan secara efisien dan efektif.
Standar pengelolaan peralatan ini mencakup standar tentang alat
tenun, peralatan untuk pelayanan keperawatan, peralatan rumah
tangga, peralatan pencatatan dan pelaporan, serta pengelola peralatan.
Rumah Sakit memiliki kondisi yang berbeda-beda dan
kompleks keadaan ini mempengaruhi manajemen pelayanan
keperawatan termasuk pengelolaan fasilitas dan peralatan kesehatan
untuk pelayanan keperawatan. Sehubungan dengan hal itu diperlukan
adanya standar pengelolaan fasilitas dan peralatan kesehatan untuk
pelayanan keperawatan sebagai pedoman bagi manager keperawatan
dalam menggunakan sumber daya fasilitas peralatan demi mencapai
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.
Fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing
institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan atau warna, ukuran,
jenis kegiatan, dan jumlah yang dibutuhkan.
Standar fasilitas dan alat keperawatan adalah penetapan fasilitas
dan alat-alat yang digunakan dalam memberikan pelayanan dan
asuhan keperawatan di Ruang rawat inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo.
2) Kajian Data
Standar Peralatan Keperawatan Instalasi Rawat Inap Ruang
Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dijelaskan dalam tabel berikut ini.
34

Tabel 2. 13 Standar Peralatan Keperawatan Instalasi Rawat Inap Ruang Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo pada tahun 2018

No Nama Jumlah Merk Tanggal Keterangan


Kalibrasi
1 ECG 1 CE 30-01-2018 Baik
2 Suction 1 ABN Aspira 20-11-2015 Baik
3 Continous Suction 1 Constant 1400 20-11-2015 Baik
4 Syring Pump 2 Terumo 31-01-2018 Baik
5 Matras Decubitus 2 Oasis Series - Baik
6 Nebulizer 1 Omron 30-01-2018 Baik
7 Regulator 13 CE - Baik
8 Regulator 8 Gentec - Baik
9 GD Stik 1 Accu Check - Baik
10 Kipas Angin Besar 15 Panasonic - Baik
11 Sphymomanometer 1 Onemed 30-01-2018 Baik
Mercury
12 Sphymomanometer 2 Riester 30-01-2018 Baik
Mercury
13 Stetoskop 2 Riester Duplex - Baik
14 Stetoskop 1 ABN - Baik
15 Bed 5 Supramax - Baik
1 Gea - Baik
15 Tanpa merk - 1 Rusak
16 Bed Side 13 MAK - Baik
8 Tanpa Merk - Baik
17 Kipas Angin 19 Cosmos - 20 Baik
2 Panasonic - 4 Rusak
18 Tangga Tempat Tidur 11 - - Baik
19 Standar Infus 8 Stainlestil - Baik
13 - - Baik
20 Tempat Handsrub 12 - - Baik
21 Lampu Baca Rontgen 1 - - Baik
22 Lampu Tindakan 1 - - Baik
23 APAR 2 - - Baik
24 Kursi Penunggu 21 Futura - Baik
(Pasien) - Baik
- Baik
2 Futura (ruang jaga) - Baik
25 Lemari Es 1 National - Baik
26 Trolly Tindakan 1 - - Baik
Trolly ECG 1 - - Baik
Trolly Suction 1 - - Baik
27 Sambungan Kabel 1 - - Baik
28 Loker Karyawan 1 Krisbrow - Baik
29 Dispenser 1 Miyako - Baik
35

30 TV 1 Panasonic - Baik
1 Sharp
31 Gunting Perban Kecil 2 - - Baik
32 Gunting Perban Besar 1 - - Baik
33 Bak Instrument Besar 5 - - Baik
34 Bak Instrunen Kecil 2 - - Baik
35 Verbandin set
a. Pinset Chirurgic 3 - - Baik
b. Pinset Anatomi 6 - - Baik
c. Klem 1 - - Baik
d. Gunting
6 - - Baik
e. Nal Foder
1 - - Baik
36 CPU 1 SIM-V - Baik
37 Monitor 1 LG - Baik
38 Mouse 1 Mice - Baik
39 Telepon 1 Panasonic - Baik
40 Senter 1 Honaga - Baik
41 Brancart 1 - - Baik
42 Kursi Roda 2 - - Baik
Sumber: Data primer 2018
Interpretasi:
Berdasarkan tabel 2.13 dapat diketahui bahwa di ruang rawat inap Arafah
sudah tersedia dan memenuhi standar dan dalam kondisi baik serta
pengelolaannyapun baik.

D. UNSUR PROSES
1. Proses Manajemen dan Asuhan Keperawatan
a. Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
1) Kajian Teori
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Proses akhir dari proses keperawatan bisa berupa sebuah
pembebasan dari gejala, risiko, pencegahan komplikasi, argumentasi
pengetahuan atau ketrampilan kesehatan dan kemudahan dari
kebebasan maksimal (Nursalam, 2012). Proses keperawatan
merupakan pemberian asuhan keperawatan yang logis, sistematis,
dinamis dan teratur. Langkah-langkah proses keperawatan dilakukan
secara berurutan meliputi:
a) Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara keseluruhan. Asuhan keperawatan
memerlukan data yang
lengkap dan dikumpulkan secara terus-menerus guna
menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau keperawatan
yang dialami pasien. Tahap pengkajian data terdiri dari 3 kegiatan
yaitu:
36

(1) Pengumpulan data keperawatan


(2) Pengelompokkan data atau analisa data
(3) Perumusan kasus
b) Kasus
Kasus keperawatan adalah suatu pernyataan dari masalah
pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang
dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas
wewenang perawat melakukannya. Perumusan kasus keperawatan
mengacu pada toksonomi NANDA 2011-2012:
(1) Rumus PES untuk kasus aktual: Problem (masalah), Etiologi
(penyebab), dan Symptom (gejala dan tanda)
Rumus PE untuk kasus risiko: Problem (masalah), Etiologi
(penyebab). Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan menanggulangi masalah sesuai
dengan kasus keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perumusan tujuan diutamakan
menggunakan NOC dan perumusan rencana diutamakan
menggunakan NIC.
Langkah-langkah penyusunan perencanaan keperawatan
terdiri dari 3 kegiatan:
(1) Menetapkan urutan prioritas masalah.
(2) Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai.
(3) Menentukan rencana tindakan keperawatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
secara umum adalah sebagai berikut:
(1) Spesifik (Specific) artinya pernyataan tujuan harus merupakan
perilaku pasien yang menunjukkan berkurangnya masalah
pasien. Masalah tersebut telah diidentifikasi dalam kasus
keperawatan.
(2) Measurable yaitu ditulis secara singkat dan jelas sehingga
mudah dimengerti oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya.
(3) Dapat diukur (achievable) artinya dapat diamati, ditafsirkan
dan dinilai. Hindari penggunaan kata-kata baik, cukup,
normal, dll.
(4) Realitas (reality) artinya dapat dilaksanakan dengan tenaga
dan fasilitas yang tersedia serta realistis untuk kemampuan
pasien pada waktu yang telah ditetapkan.
(5) Time yaitu tujuan di tegakan berdasarkan diagnosis
keperawatan dan kriteria waktu tertentu.
(6) Rumusan penulisan tujuan menggunakan formula
T=S+P+K+
KO
T = Tujuan S = Subjek
37

P = Predikat K = Kriteria
KO = Kondisi

c) Tindakan
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan
yang telah ditentukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien
terpenuhi secara optimal. Tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan sebagian oleh pasien itu sendiri, oleh perawat secara
mandiri atau mungkin dilakukan secara bekerjasama dengan
anggota tim kesehatan lain.

d) Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta
pengkajian ulang rencana keperawatan. Tujuan evaluasi ini
adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan
perannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
dalam pelaksanaan (Nursalam, 2007).
Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi, Kriteria
evaluasi keperawatan meliputi:
(1) Evaluasi hasil menggunakan indikator perubahan fisiologis
dan tingkah laku pasien.
(2) Hasil evaluasi segera dicatat dan ditindaklanjuti.
(3) Evaluasi melibatkan keluarga, pasien dan tim kesehatan lain.
(4) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar (tujuan yang ingin
dicapai dan standar praktik keperawatan.
Ruang rawat inap lingkup standar praktik keperawatan
berdasarkan SK Dirjen Yan Med No.YM.00.03.2.6.7637 sebagai
berikut:
(1) Standar 1 : Falsafah Keperawatan
(2) Standar 2 : Tujuan asuhan keperawatan
(3) Standar 3 : Pengkajian
(4) Standar 4 : Perencanaan
(5) Standar 5 : Pelaksanaan
(6) Standar 6 : Evaluasi
Keberhasilan pencapaian standar ini akan dinilai dengan
instrumen yang baku yaitu instrumen A, B, C.
b. Penerapan Standar asuhan keperawatan dengan Instrumen A
1) Kajian Teori
Penerapan Standart asuhan keperawatan dinilai dari
pelaksanaan instrumen A, B dan C. Instrumen A merupakan evaluasi
terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah baku.
Evaluasi dilakukan terhadap dokumentasi asuhan pasien yang dirawat
minimal 3 hari. Sedangkan Instrumen B merupakan salah satu
38

indikator mutu asuhan keperawatan adalah dilihat dari persepsi pasien


tentang mutu asuhan keperawatan yang di berikan. Dan untuk
mengevaluasi hal ini juga perlu suatu instrumen yang baku. Dalam
melakukan tindakan keperawatan yang baik harus sesuai dan
mengacu pada protap-protap yang telah ditetapkan, protap-protap
tersebut merupakan Instrumen C. Prosentase dari masing-masing
instrumen akan menentukan tingkat mutu asuhan keperawatan yang
dilakukan. Rentang nilai untuk instrumen ABC adalah:

(a) 76-100% adalah baik


Keterangan : Dipertahankan
(b) 56-75% adalah cukup
Keterangan : Ditingkatkan
(c) <55% adalah kurang
Keterangan : Perlu dilakukan pelatihan
2) Kajian Data
Tabel 2.14 Analisa Pengkajian di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 21)
No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total
N % N % N %
1 Mencatat data yang dikaji sesuai 21 100 0 0 21 100%
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan (bio-psiko-sosial- 21 100 0 0 21 100%
spiritual)
3 Data dikaji dari pasien masuk sampai 21 100 0 0 21 100%
pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 21 100 0 0 21 100%
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma pola dan fungsi
Pencapaian rata-rata (%) 100%
Sumber: Studi dokumentasi tanggal 02-04 April 2018

Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.14 analisa pengkajian yang dilakukan sudah baik yaitu sebesar
100%.

Tabel 2.15 Analisa Kasus Keperawatan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo (n: 21)
Ya Tidak Total
No Aspek yang dinilai
N % N % N %
1 Kasus keperawatan berdasarkan masalah
21 100% 0 0% 21 100%
yang telah dirumuskan
2 Kasus keperawatan mencerminkan PES 21 100% 0 0% 21 100%
39

3 Merumuskan kasus keperawatan


actual/resiko/kolaboratif 21 100% 0 0% 21 100%

Pencapaian rata-rata (%) 100%


Sumber: Studi dokumentasi tanggal 03-04 April 2018

Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.15 dapat diketahui bahwa pembuatan kasus keperawatan di ruang
rawat inap Arafah yaitu dalam kategori baik sebesar 100%.

Tabel 2.16 Perencanaan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah


Ponorogo(n: 21)
Ya Tidak Total
No Aspek yang dinilai
N % N % N %
1 Berdasarkan kasus keperawatan 21 100% 0 0% 21 100%
2 Disusun menurut prioritas 21 100% 0 0% 21 100%
3 Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subyek,perubahan
21 100 % 0 0% 21 100%
perilaku, kondisi pasien, dan atau
criteria
4 Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
21 100% 0 0% 21 100%
terinci dan jelas atau melibatkan
pasien/keluarga
5 Rencana tindakan menggambarkan
21 100% 0 0% 21 100%
keterlibatan pasien/keluarga
6 Rencana tindakan menggambarkan
kerjasama dengan tim kesehatan 21 100% 0 0% 21 100%
lain
Pencapaian rata-rata (%) 100 %
Sumber: Studi dokumentasi tanggal 02-04 April 2018

Intepretasi Data:
Berdasarkan Berdasarkan tabel 2.16 perencanaan asuhan keperawatan di ruang rawat
inap Arafah masuk dalam kriteria baik dengan angka sebesar 100%.

Tabel 2.17 Implementasi Tindakan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 21)

No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total


N % N % N %
1 Tindakan dilaksanakan mengacu 21 100 0 0 21 100
pada rencana perawatan
2 Perawat mengobservasi respon 21 100 0 0 21 100
pasien terhadap tindakan
40

keperawatan
3 Revisi tindakan berdasarkan hasil 19 90,5 2 9,5 21 100
evaluasi
4 Semua tindakan yang telah 0 0 21 100 21 100
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas
Pencapaian rata-rata (%) 72,6 % 34,5% 100%
Sumber: Studi dokumentasi tanggal 02-04 April 2018

Intepretasi data:
Berdasarkan tabel 2.17, tindakan keperawatan yang dilakukan sudah baik yaitu
sebesar 89.9%. Presentase cukup dengan aspek yang dinilai yaitu semua tindakan
yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas. Berdasakan hasil wawancara
dengan perawat dibangsal mengatakan bahwa untuk implementasi dilakukan di
bangsal tetapi tidak dokumentasikan. Perawat sudah melakukan intervensi
dokumentasi langsung pada evaluasi.

Tabel 2.18 Evaluasi Tindakan di Ruang rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo (n: 21)

Ya Tidak Total
No Aspek yang dinilai
N % N % N %
1 Evaluasi mengacu 21 100% 0 0% 21 100%
pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat 21 100% 0 0% 21 100%
Pencapaian rata-rata (%) 100%
Sumber: Studi dokumentasi tanggal 02-03 April 2018

Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.18 dapat diketahui bahwa evaluasi asuhan keperawatan di ruang
rawat inap Arafah sudah baik yaitu sebesar 100%.

Tabel 2.19 Catatan Asuhan Keperawatan Tindakan di Ruang Rawat Inap


Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n: 21)

No Aspek yang dinilai Ya Tidak Total


N % N % N %
1 Menulis pada format yang baku 21 100 0 0 21 100
2 Pencatatan dilakukan sesuai 21 100 0 0 21 100
dengan tindakan yang
dilaksanakan
3 Pencatatan ditulis dengan jelas, 21 100 0 0 21 100
ringkas, istilah yang baku dan
benar
41

4 Setiap melakukan tindakan/ 21 100 0 0 21 100


kegiatan perawat melakukan
mencantumkan paraf/nama jelas
dan tanggal jam dilakukannya
tindakan
5 Berkas catatan keperawatan 21 100 0 0 21 100
disimpan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Pencapaian rata-rata (%) 100%
Sumber: Studi dokumentasi data tanggal 02-04 April 2018
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.19 dapat diketahui bahwa hasil catatan asuhan keperawatan di
Ruang rawat inap Arafah sudah baik yaitu sebesar 100%.

2. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan (MPKP)


a. Definisi Manajemen
Manajemen adalah kegiatan pengelolaan dan pengambilan
keputusan bersama orang lain. Manajer keperawatan dituntut untuk
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengevaluasi sarana dan
prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan
yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga, dan
masyarakat. Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain (Gillies, 1989 dalam Nursalam 2014). Swanburg
(2000) dalam Julianto (2014) mendefenisikan manejemen sebagai ilmu
atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien,
efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pelayanan keperawatan adalah pelayanan yang dilakukan oleh
banyak orang sehingga diperlukan penerapan pendekatan manajemen.
Pendekatan manajemen adalah suatu proses kerja sama anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan, terapi, dan bantuan kepada
pasien (Gillies, 1989 dalam Nursalam 2014). Model praktik keperawatan
menempatkan pendekatan manajemen (management approach) sebagai
pilar praktik profesional yang pertama. Maka proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin demi menjamin pelayanan yang diberikan
kepada pasien dan atau keluarga.
Proses manajemen keperawatan dilakukan dengan pendekatan
sistem terbuka, dimana masing – masing komponen saling berhubungan
dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh lingkungan terdiri dari lima
komponen:
1) Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,
personal, peralatan dan fasilitas.
2) Proses adalah sekelompok manajer atau dari tingkat pengelolaan
keperawatan tertinggi sampai keperawatan pelaksana yang
42

mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
3) Output dari proses manajemen keperawatan adalah asuhan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
4) Kontrol dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, standar prosedur
dan akreditasi.
5) Umpan balik proses manajemen keperawatan berupa laporan finansial
dan hasil audit keperawatan.
b. Fungsi Manajemen
Ada empat (4) fungsi manajemen yang harus diperhatikan yaitu
perencanaan, organisasi, penggerakan dan pengawasan.

a. Planning (perencanaan)
a) Kajian teori
Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen yaitu
suatu tugas prinsip dari semua manajer dalam divisi
keperawatan. Elemen pertama dari manajemen menurut Fayol
adalah perencanaan. Fayol mendefinisikan hal ini sebagai
membuat rencana tindakan untuk memberikan pandangan ke
depan (Swanburg, 2000 dalam Julianto 2014).
Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu
perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk
menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan kepada semua
pasien. Menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,
memutuskan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat
pola struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas
staf serta menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional
untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah ditetapkan.
Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama
rencana strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata dan ancaman eksternal
yang harus diantisipasi.
Kerangka perencanaan terdiri dari:
(1) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana
langkah-langkah dari profesi keperawatan dalam
melaksanakan visi yang telah ditetapkan.
(2) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi.
(3) Tujuan, berikan tujuan yang akan dicapai.
(4) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai
tujuan.
(5) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan.
43

(6) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang


menyinggung.
Ciri-ciri pelaksanaan yang baik:
(1) Disusun atas dasar tujuan yang telah ditetapkan.
(2) Dimengerti dengan baik oleh orang-orang yang akan
melaksanakan kegiatan.
(3) Penjabaran kegiatan lengkap dan jelas.
(4) Dikoordinasikan dengan perencanaan yang disusun oleh
satuan.
(5) Kerja lain yang ada hubungannya.
(6) Fleksibel/luwes.
b) Kajian data
(1) Falsafah
(a) Pemberian asuhan keperawatan dengan
mempertimbangkan pasien sebagai makhluk bio-
psikososial, spiritual yang unik.
(b) Pemberian asuhan keperawatan yang bermutu, menyeluruh
tidak membedakan dan menjunjung tinggi harkat martabat
manusia dengan dilandasi nilai etik dan berdasarkan
standar asuhan keperawatan.
(c) Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat,
memiliki wewenang melakukan asuhan keperawatan.
(d) Pendidikan keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan
terus menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf
dalam pelayanan keperawatan.
(2) Tujuan
(a) Memberikan asuhan keperawatan dengan berbagai macam
kasus penyakit anak sesuai dengan standar asuhan
keperawatan dan standar operasional prosedur yang
berlaku.
(b) Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
memperhatikan aspek bio-psikososial, spiritual.
(c) Mencegah terjadinya infeksi nosokomial.
(d) Menciptakan iklim kerja yang kondusif.
(e) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja bagi perawatan
pasien.
c) Intepretasi Data
Selama dilakukan observasi di ruang rawat inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo sudah terdapat falsafah, tujuan, struktur
organisasi yang lama, daftar perawat jaga, dan daftar pasien.
Untuk Falsafah, Visi dan Misi di RSU ‘Aisyiyah Ponorogo sudah
dipahami oleh para perawat ruang rawat inap Arafah.

1) Perencanaan Bulanan
44

Tabel 2.20 Penilaian Rencana Bulanan di Ruang rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo

No Aspek yang dinilai Ya Tida Keterangan


k
1 Menentukan rencana √ Kepala ruang sudah mementukan
bulanan rencana bulnan yang akan dilakukan
oleh perawat di Inap Arafah
2 Rencana bulanan √
berisi seluruh
kegiatan yang akan
dilaksanakan selama
sebulan
3 Ada aktivitas √
menejerial
4 Ada aktivitas asuhan √
5 Rencana bulanan √ Rencana bulanan yang dibentuk
dikerjakan secara tidak terlaksana secara konsisten.
konsisten
Skor total 5
Presentase 100%
Sumber: Wawancara tanggal 03 April 2018

Intepretasi Data:
Kepala Ruang sudah membuat rencana bulanan, namun pada rencana bulanan belum
dikerjakan secara konsisten dan belum ada pendokumentasian

b. Organizing (pengorganisasian)
a) Kajian teori
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen organisasi
yang kedua sesudah perencanaan. Pengorganisasian adalah
pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan
objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas
pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat dengan unit lainnya, baik
secara vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk
mencapai objektif organisasi. Dalam pengorganisasian
menentukan tentang tenaga yang akan melaksanakan
perencanaan, pembagian tugas, wewenang, tanggung jawab dan
mekanisme pertanggung jawaban masing-masing kegiatan.
Menurut Nursalam (2007), fungsi pengorganisasian dari kepala
ruang rawat inap adalah sebagai berikut:
(1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
(2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
(3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas.
45

(4) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim


dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.
(5) Mengatur dan mengendalikan logistik unit.
(6) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
(7) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat
kepada ketua tim.
(8) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi pasien.
(9) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya.
(10) Identifikasi masalah dan cara penanganan.
Ada beberapa metode pemberian asuhan keperawatan
professional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan.
(1) MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruang rawat inap dibagi
menjadi2 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional,
teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu.
Konsep metode Tim:
(a) Ketua Tim sebagai perawat professional harus mampu
menggunakan berbagai teknik kepemimpinan.
(b) Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin.
(c) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
(d) Peran kepala ruang rawat inap penting dalam model tim,
model tim akan berhasil bila didukung oleh kepala ruang
rawat inap.
(2) MAKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggungjawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat
dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Konsep dasar metode primer:
(a) Ada tanggungjawab dan tanggung gugat.
(b) Ada otonomi.
(c) Ketertiban pasien dan keluarga.
(3) MAKP Kasus
46

Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh


kebutuhan pasien saat ia dinas.pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaArafahn bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam memberikan
asuhan keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive
care.
Kelebihannya:
(a) Perawat lebih memahami kasus per kasus.
(b) System evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya:
(a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggungjawab.
(b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai
kemampuan dasar yang sama.
(4) Modifikasi: MAKP Tim-Primer
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi
dari kedua system. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000) dalam
Tamsuri (2004), penetapan system model MAKP ini
didasarkan pada beberapa alasan:
(a) Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena
perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan S-1 keperawatan atau setara.
(b) Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena
tanggungjawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim.
(c) Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan
komunitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer, karena pada saat ini
perawat yang ada di RS sebagian besar adalah lulusan D-3,
bimbingan tentang asuhan keperawatan diberikan oleh
perawat primer/ketua tim.
b) Kajian data
Tabel 2.21 Hasil kajian Organizing di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo
No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 Pembagian tugas 1 Sudah ada pembagian tugas
antara karu, kashift dan
perawat pelaksana
2 Pendelegasian tugas 1 Sudah dilakukan dan tidak
ada masalah terkait dengan
pendelegasian
3 Koordinasi tugas 1 Koordinasi dari karu, ka shift
sudah berjalan dengan baik
47

4 Pengaturan management waktu 1 Saat operan dan kegiatan


lainnya sudah tepat waktu
5 Pengaturan dan pengendalian situasi 1 Sudah baik, sudah ada
praktek pembagian konsul oleh karu
dan ka shift
6 Pengembangan MAKP dengan metode 1 Pelaksanaan tugas dan
kombinasi : hubungan professional sudah
a. Pelaksanaan tugas 1 terjalin dengan baik
1. Pelaksanaan tugas kepala ruang
rawat inap keperawatan 1
2. Pelaksanaan tugas ketua shift 1
3. Pelaksanaan tugas perawat
pelaksana 1
b. Hubungan profesional
1. Hubungan profesional antara staf 1
keperawatan dengan pasien
2. Hubungan profesional antara staf 1
keperawatan
3. Hubungan profesional antara staf
keperawatan tim dokter /tim 1
kesehatan yang lain
4. Hubungan profesional antara staf 1
keperawatan dengan peserta didik
5. Hubungan profesional antara staf 1
keperawatan
6. Pelaksanaan operan jaga
 Pelaksanaan pre conference 0
 Pelaksanaan post conference 0
7. Pelaksanaan pemberian informasi 1
kepada pasien
Jumlah 14
Presentase 87%
Sumber: wawancara tanggal 03 April 2018
Interpretasi Data :
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil kajian organizing sudah baik sebesar
87% tetapi masih ada beberapa aspek yang tidak terpenuhi seperti pelaksanaan
pre dan post conferance karena waktu yang kurang efisien dan belum
memenuhi waktunya untuk dilakukanna pre dan post serta minimnya waktu.

2) Pengembangan MAKP Dengan Metode tim


a. Kajian teori
Kemampuan atau tanggung jawab yang harus dimiliki ketua tim
antara lain adalah:
1) Membuat perencanaan
2) Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien
4) Mengembangkan kemampuan anggota
48

5) Menyelenggarakan konferensi
Tanggung jawab anggota tim:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah
tanggung jawabnya
2) Bekerjasama dengan anggota tim dan antartim
3) Memberikan laporan.
Tanggung jawab kepala ruang rawat inap:
1) Perencanaan diantaranya: mengikuti serah terima pasien
pada shif sebelumnya, merencanakan strategi pelaksanaan
keperawatan, menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
2) Pengorganisasian diantaranya: merumuskan metode
penugasan yang digunakan, mengatur dan mengendalikan
situasi tempat praktek, mendelegasikan tugas kepada yang
berkompeten.
3) Pengarahan antara lain: memberi pengarahan tentang
penugasan kepada ketua tim, menginformasikan hal-hal
yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep
pasien
4) Pengawasan melalui komunikasi dan supervisi.

Tabel 2.22 Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang Rawat Inap Keperawatan di


Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=1)
No Uraian Tugas SL SR KD TP
1 Membuat perencanaan untuk rencana bulanan √
2 Menyusun jadwal dinas selama 1 bulan √
3 Memimpin operan √
4 Menciptakan iklim motivasi √
5 Melakukan supervisi √
6 Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga pasien, √
perawat
7 Melakukan penilaian kinerja kepala shift √
8 Merencanakan dan melaksanakan pengembangan √
staff.
9 Memimpin rapat keperawatan √
10 Melakukan kolaborasi dengan dokter √
11 Memberikan reinforcement kepada ketua sift dan √
perawat pelaksana setiap melakukan tindakan
keperawatan
12 Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien √
JUMLAH 6 4 1
SUB TOTAL 24 12 2
TOTAL 50% 33,3% 8,3%
Sumber: wawancara tanggal 03 April 2018
Intepretasi Data:
49

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada kepala ruang rawat inap di ruang
rawat inap Arafah sudah baik dengan hasil 91,6% dan terdapat satu aaspek yang
tidak sesuai karena diruang arofah belum melakukan kegiatan supervisi.
50

Tabel 2.23 Pelaksanaan Tugas Ketua Shift di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo (n= 4)

No Variabel yang dinilai SL SR KD TP


1. Membagikan alokasi pasien kepada perawat 2 2
pelaksanan.
2. Memimpin pre dan post conference 3 1
3. Menciptakan iklim motivasi dalam pelaksanaan 4
4. Mengatur pendelegasian untuk perawat pelaksana 2 2
5. Melaksanakan supervisi kepada perawat pelaksana 2 2
6. Menilai kinerja perawat pelaksana 2 2
7. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien 4
Jumlah 19 5 2
Sub total 76 15 4
TOTAL 67,8% 17,8% 14,3%
Sumber: Data wawancara dan observasi tanggal 03 April 2018

Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.23 tentang pelaksanaan tugas ketua shift didapatkan hasil
sebanyak (92,74%) dalam kategori baik. Dan didapatkan hasil yang tidak sesuai
karena ka shift belum melakukan supervisi pada perawat pelaksana.

Tabel 2.24 Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Arafah
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=21)
No Variabel yang dinilai SL SR KD TP
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga 21
dari dan kepada Perawat pelaksana yang ada dalam satu
group
2. Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi 21
pasien segera setelah selesai operan setiap pasien
3. Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas 21
yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas
jaga
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan ketua shift 21
setiap awal tugas
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang 21
menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam
keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di 10 9 2
rekam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga 2 9 10
kepada ketua shift
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan 10 6 5
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha 10 9 2
mengatasinya
51

10. Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua 21


pasien yang menjadi tanggung jawabnya
11. Melakukan evaluasi catatan asuhan keperawatan pada 15 4 2
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
12. Melakukan post conference yang diadakan oleh ketua 21
shift pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi
dan perkembangan semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya kepada ketua shift
13. Bila tidak ada ketua shift wajib mengenalkan perawat 21
pelaksana yang ada dalam group yang akan
memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya
kepada pasien/keluarga baru
14. Melaksanakan pendelegasian tugas ketua shift pada sore 21
malam libur
15. Berkoordinasi dengan dokter/tim kesehatan lain bila ada 21
masalah pasien pada sore malam libur
16. Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan 21
lain setiap seminggu sekali
17. Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin 10 11
keperawatan di ruang rawat inap
18. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas perawat 10 11
pelaksana
19 Membantu melakukan bimbingan praktekan kepada 10 9 2
peserta didik keperawatan
Jumlah 172 88 76 63

Sub total 688 264 152 63

TOTAL 43% 22% 19 % 16%


Sumber: Data wawancara dan observasi tanggal 02-04 April 2018
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.24 tentang tugas perawat pelaksana dengan cara observasi dan
wawancara didapatkan hasil sebesar 43% dalam kategori baik dan di dapatkan hasil
tidak sesuai sebesar 16% karena di bangsal arafah belum melaksanakan supervisi
dan pre post conference

4) Actuating (Pengarahan)
a) Kajian teori
Pengarahan adalah tindakan manajemen keperawatan yang
bertujuan menyelesaikan sasaran keperawatan atau proses
penerapan rencana manajemen untuk menyelesaikan sasaran
keperawatan. Pengarahan meliputi proses pendelegasian,
pengawasan, koordinasi dan pengendalian, implementasi, rencana
organisasi (Swanburg dalam Nursalam 2012).
Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan
untuk bisa mengarahkan stafnya ataupun bawahannya untuk
menjalankan fungsi masing-masing dengan baik. Tiga elemen
52

utama dalam pengarahan adalah mewujudkan pengawasan dalam


personel perawatan: motivasi, kepemimpinan, dan komunikasi
(Swanburg dalam Nursalam 2012).
b) Kajian Data

Tabel 2.25 Pelaksanaan Timbang Terima Tugas Jaga (Operan) di Ruang rawat
Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=13)
No VARIABEL YANG DINILAI SL SR KD TP
1 Menyiapkan tempat untuk jalannya serah terima

tugas jaga.
2 Serah terima tugas jaga diikuti kepala ruang

rawat inap, kepala shift, perawat pelaksana.
3 Didahului dengan do’a bersama. √
4 Operan dilaksanakan setiap pergantian shift. √
5 Prinsip operan, terutama pada semua pasien
baru masuk dan pasien yang dilakukan operan
khususnya pasien yang memiliki permasalahan √
yang belum / dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
6 Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah √
dilakukan beserta waktu pelaksanaan.
7 Menginformasikan jenis dan waktu rencana

tindakan keperawatan yang belum dilakukan.
8 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada

selama shift.
9 Kedua kelompok dinas sudah siap. (shift jaga). √
10 Kelompok yang akan bertugas menyiapkan

buku catatan/kertas
11 Kepala ruang rawat inap membuka acara

operan.
12 Menginformasikan kepada pasien / keluarga

nama perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
13 Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari
lima menit kecuali pada kondisi khusus dan √
memerlukan keterangan yang rumit.
14 Adanya catatan khusus untuk kemudian
diserahterimakan kapada petugas berikutnya

apabila ada pasien yang memerlukan tindakan
yang lebih intensif.
15 Memberi salam kepada pasien, keluarga, serta
mengobservasi dan menginspeksi keadaan

pasien, menanyakan keluhan keluhan pasien
(dalam rangka klarifikasi).
16 Ditutup oleh Kepala ruang rawat inap dan di

akhiri dengan doa.
Jumlah 9 4 1 2
Sub Total 36 12 2 2
Total (%) 52 (81%)
53

Sumber: Data observasi 03 April 2018

Interpretasi data:
Berdasarkan tabel 2.25 tentang pelaksanaan serah terima tugas operan jaga
didapatkan hasil sebesar 81% dalam kategori baik. Serta ada beberapa data
yang tidak sesuai karena setiap timbang terima perawat tidak pernah
menginformasikan pada pasaien atau keluarga nama perawat dan tidak
menjelaskan penanggung jawab shift berikutnya.

b) Pre Conference
Tujuan dari pre conference :
- Mengenali masalah pasien
- Membuat rencana asuhan keperawatan
- Membagi tugas ketua Tim
- Tugas Perawat Pelaksana pada pre conference
- Menyiapkan ruang rawat inap
- Menyiapkan rekam medis yang menjadi tanggung jawabnya
- Menjelaskan tujuan dilakukan pre conference
- Memandu pelaksanaan pre conference
- Menjelaskan dan mengidentifikasi masalah keperawatan
pasien, membuat rencana keperawatan
- Membagi tugas ketua tim sesuai kemampuan yang dimiliki
dengan memperhatikan keseimbangan beban kerja
- Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan asuhan
keperawatan

Tabel 2.26 Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Rawat Inap Arafah


RSU ‘Aisyiyah Ponorogo

No. Aspek yang Dinilai


Ya Tidak
1. Menyiapkan rekam medis pasien yang akan √
menjadi tanggung jawabnya
2. Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conference √
3. Memandu pelaksanaan pre conference √
4. Menjelaskan masalah keperawatan pasien, √
keperawatan dan rencana keperawatan yang
menjadi penanggungjawabnya
5. Membagi tugas anggota tim sesuai kemampuan √
yang dimiliki dengan mempertimbangkan
keseimbangan kerja
6. Mendiskusikan cara kerja dan strategi √
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien
7. Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan √
54

penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan


8. Mengklarifikasi kesiapan anggota tim untuk
melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien √
yang menjadi tanggungjawabnya
9. Memberikan reinforcement positif pada anggota

tim
10. Menyimpulkan hasil pre conference √
Total 6 4
Sumber : hasil observasi tanggal 02-04 April 2018

Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 2.26 mengenai pelaksanaan pre conference secara
observasi pada perawat yang berjaga di shift pagi dan siang didapatkan
beberapa tahap kegiatan pre conference yang dilaksanakan sesuai tahapan.
Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan proses timbang terima, hal ini
membuat beberapa perawat sulit membedakan proses timbang terima dengan
pelaksanaan pre conference sehingga pelaksanaan pre conference terasa
kurang maksimal.

Post Conference
Tujuan:
(1) Mengetahui perkembangan pasien
(2) Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan
(3) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan
keperawatan
(4) Mengetahui kejadian-kejadian lain yang ditemukan

Tugas Perawat post conference:


(1) Menyiapkan ruang rawat inap
(2) Menyiapkan rekam medis pasien yang menjadi tanggung jawabnya
(3) Menjelaskan tujuan dilakukannya post conference
(4) Menerima penjelasan dari Perawat Assosiate tentang tindakan/hasil
asuhan keperawtan yang telah dilakukan oleh Perawat Asosiate

Tabel 2.27 Pelaksanaan Post Conference di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo

No. Aspek yang Dinilai


Ya Tidak
1. Menyiapkan rekam medis yang √
akan menjadi tanggungjawabnya
2. Menjelaskan tujuan dilakukannya

post conference
3. Memandu pelaksanaan post √
conference
4. Menjelaskan masalah keperawatan, √
55

keperawatan dan rencana


keperawatan yang menjadi
tanggungjawabnya
5. Membagi tugas anggota tim sesuai √
kemampuan yang dimiliki dengan
mempertimbangkan keseimbangan
kerja
6. Mendiskusikan cara kerja dan √
strategi pelaksanaan asuhan
keperawatan pasien
7. Memotivasi untuk memberikan
tanggapan dan penyelesaian √
masalah yang sedang didiskusikan
8. Mengklarifikasi kesiapan anggota
tim untuk melaksanakan asuhaan

keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggungjawabnya
9. Memberikan reinforcement positif

pada anggota tim
10. Menyimpulkan hasil post √
conference
Total 6 4
Sumber : hasil observasi 02-04 April 2018
Interpretasi Data
Berdasarkan tabel 2.27 tentang pelaksanaan post conference secara observasi pada
perawat yang berjaga di shift pagi dan siang didapatkan hasil bahwa tidak pernah
dilakukan pelaksanaan post conference. Dimana perawat langsung melaksanakan
kegiatan operan jaga tanpa didahului oleh pelaksanaan post conference.

Tabel 2.28 Pelaksanaan Pendelegasian di Ruang Rawat Inap Arafah RSUA


Ponorogo
No Aspek yang Dinilai Skor Keterangan
1. Pendelegasian dilakukan kepada 1 Pendelegasian dilakukan dari atas ke
staf yang memiliki kompetensi bawah seperti dari karu ke ka shift
yang dibutuhkan dalam terlebih dahulu, jika ka shif tidak ada
menjalankan tugas maka baru perawat pelaksana
2. Tugas yang dilimpahkan 1 Pendelegasian dilakukan secara lisan
dijelaskan sebelum maupun tertulis di note
pendelegasian
3. Selain pelimpahan tugas, 1 Pendelegasian yang dilakukan maka
kewenangan juga dilimpahkan yang bertanggungjawab yang
melimpahkan tugas/wewenang
4. Waktu pendelegasian tugas 1 Sebelum pendelegasian, waktu sudah
ditentukan ditentukan sehingga kontrak waktu
terjalin baik
5. Apabila si pelaksana tugas 1 Sebelum pendelegasian jika ada hal
mengalami kesulitan, kepala yang kurang jelas, dijelaskan hingga
ruang rawat inap dan ketua tim yang penerima tugas memahaminya.
memberikan arahan untuk
56

mengatasi masalah
6. Ada evaluasi masalah setelah 1 Evaluasi setelah tugas selesai seperti
selesai tugas dilaksanakan berdiskusi hasil dari pendelegasian
Jumlah 6
Persentaase 100%
Sumber : hasil observasi 02-04 April 2018
Intepretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.28 tentang pelaksanaan pendelegasian di ruang rawat inap
Arafah sudah baik dengan persentasi 100%, hal ini perlu dipertahankan.

Tabel 2.29 Pelaksanaan Ronde di Ruang Rawat Inap Arafah RSU‘Aisyiyah


Ponorogo
No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Adakah jadwal ronde terencana √
2. Adakah perencanaan kasus yang dibahas √
3. Apakah melibatkan keluarga √
4. Apakah pasien diberikan inform concent √
5. Apakah pasien terlibat dalam pembahasan masalah pasien √
6. Apakah dalam pembahasan melibatkan tenaga medis lain √
7. Apakah ada proses klarifikasi dan validasi √
8. Apakah ada laporan dari ronde yang dilaksanakan √
9. Apakah ada proses evaluasi √
Total 1 8
Presentasi 1% 99%
Sumber : hasil wawancara 03 April 2018
Intepretasi Data:
Berd ronde didapatkan hasil bahwa pelaksanan ronde 0%, dalam kategori buruk.
Perawat ruang Arafah mengatakan ronde keperawatan hanya dilakukan ketika ada
mahasiswa praktek saja.

Tabel 2.30 Pelaksanaan Supervisi di Ruang Rawat Inap Arafah RSU’A Ponorogo
No. Aspek yang Dinilai SLL SR KD TP
1. Supervise disusun secara terjadwal √
2. Semua staf mengetahui jadwal supervise √
3. Materi supervise dipahami oleh supervisor √
maupun staff
4. Supervisor mengorientasikan materi supervise √
kepada staf yang disupervisikan
5. Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai √
dengan materi supervise
6. Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf √
dan memberikan reinforcement
7. Supervise mengidentifikasi aspek kinerja yang √
perlu ditingkatkan oleh staf
8. Supervisor memberikan solusi dan role model √
bagaimana meningkatkan kinerja perawat
9. Supervisor menjelaskan tindak lanjut √
supervise yang telah dilakukan
57

10. Supervisor memberikan reinforcement √


terhadap pencapaian keseluruhan staf
Jumlah 0 0 5 5
Total skor 10 5
Presentase 50% 50%
Sumber: Data wawancara 03 April 2018
Intepretasi Data:
Pelaksanaan supervisi di ruang rawat inap Arafah belum berjalan
dengan maksimal untuk rencana pelaksanaan supervisi bulanan sudah ada
tetapi dalam terlaksana secara optimal oleh Kepala Ruang rawat inap, dengan
persentase sebesar 50% dalam kategori kurang.

E. Unsur Output
1. Hasil Evaluasi Mutu Asuhan Keperawatan
Persentase dari masing-masing instrumen akan menentukan tingkat
mutu Asuhan Keperawatan yang dilakukan. Rentang nilai untuk instrumen
ABC adalah:
a. 76-100% adalah baik
b. 56-75% adalah cukup
c. 40<55 adalah kurang
1) Hasil evaluasi penerapan SAK dengan standart instrumen A
Instrumen A merupakan instrumen yang digunakan untuk menilai
pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. studi dokumentasi 6
pasien di ruang rawat inap Arafah dengan kriteria pasien lama perawatan
minimal tiga hari, data yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 2.31 Nilai Rata-Rata Instrumen A di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo (n=21)
No Aspek yang Dinilai Hasil Keterangan
(%)
1 Pengkajian 100 Pengkajian sudah baik
2 Kasus 100 Penulisan kasus sudah baik
3 Perencanaan 98.7 Perencanaan sudah baik akan tetapi
Rumusan tujuan belum mengandung
komponen pasien/subyek,perubahan
perilaku, kondisi pasien, dan atau criteria
4 Implementasi 72,6 Penulisan implementasi Sudah baik akan
tetapi terdapat tindakan yang telah
dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas
5 Evaluasi 100 Penulisan evaluasi sudah baik
6 Catatan asuhan 100 Penulisan catatan asuhan keperawatan sudah
keperwatan baik
Rata-rata (%) 95,2%
Sumber: Studi dokumentasi data tanggal 02-04 April 2018
58

Interpretasi Data
Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap 21 dokumen asuhan keperawatan
pasien maka nilai mutu asuhan keperawatan dari instrumen sebanyak 95,2% yang
berarti dalam kategori baik.
2) Hasil Evaluasi Penerapan SAK dengan standart instrumen B
Instrumen B merupakan instrumen untuk menilai persepsi pasien
dan keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan yang telah diberikan.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuisioner kepada
10 pasien atau keluarga pasien di ruang rawat inap Arafah yang telah
dirawat selama 3 hari dan pasien dalam persiapan pulang.

Tabel 2.32 Instrumen B Persepsi Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan di Ruang


Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=15)
Ya Tidak
No Kriteria
N % N %
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri pada 9 60% 6 40%
keluarga dan pasien saat komunikasi?
2 Apakah perawat menjelaskan setiap tindakan yang 13 86.7% 2 13.3%
akan dilakukan pada keluarga dan pasien
3 Apakah perawat memberikan penjelasan tentang 11 73.3% 4 26.7%
fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya,
peraturan atau tata tertib yang berlaku kepada
keluarga dan pasien?
4 Apakah perawat mengawasi pasien secara teratur 8 53.3% 7 46.7%
setiap jam?
5 Apakah perawat selalu memeriksa cairan atau 13 86.7% 2 13.3%
tetesan dan area sekitar pemasangan infuse?
6. Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, 9 60% 6 40%
diganti setiap kotor
7 Apakah perawat pernah memberikan penjelasan 6 40% 9 60%
akibat dari kurang bergerak atau berbaring terlalu
lama?
8 Apakah perawat selalu menjaga privasi 8 53.3% 7 46.7%
(memasang sampiran/selimut, menutup pintu,
jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruang
rawat inap) pasien setiap memberikan tindakan
keperawatan seperti membantu pasien BAB/BAK,
sibin?
9 Apakah perawat segera memberikan bantuan saat 15 100% 0 0%
pasien maupun keluarga memerlukan bantuan?
10 Apakah perawat memberikan obat sesuai jadwal? 15 100% 0 0%
11 Apakah perawat bersikap sopan dan ramah pada 15 100% 0 0%
pasien maupun keluarga?
12 Selama pasien dalam perawatan apakah perawat 15 100% 0 0%
memanggil nama pasien maupun keluarga dengan
benar?
59

13 Selama di rumah sakit apakah anda diberikan 12 80% 3 20%


penjalasan tentang perawatan, pengobatan,
pemeriksaan lanjutan setelah pasien pindah ruang
rawat inap nanti?
14 Apakah perawat pernah menanyakan pengetahuan 14 93.3% 1 6.7%
pasien dan keluarga tentang makanan yang boleh
dan tidak boleh dimakan oleh perawat?
15 Apakah perawat menanyakan atau memperhatikan 8 53.3% 7 46.7%
berapa jumlah makanan dan minuman yang pasien
habiskan?
16 Apabila pasien tidak mampu makan sendiri 8 53.3% 7 46.7%
apakah perawat membantu menyuapinya?
17 Apakah lantai ruang rawat inap pasien selalu 15 100% 0 0%
dijaga kebersihannya: bersih, tidak licin, tidak
berbau, pencahayaan cukup terang?
18 Apakah pasien dibantu oleh perawat pada saat: 4 26.7% 11 73.3%
menggosok gigi, mebersihkan mulut, mengganti
pakaian, menyisir rambut?
19 Apakah perawat selalu memberi tahu perawat 2 13.3% 13 86.7%
yang bertanggung jawab setiap kali pergantian
dinas kepada pasien dan keluarga?
20 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan 14 93.3% 1 6.7%
dan memperhatikan setiap keluhan pasien dan
keluarga?
Jumlah nilai 214 71,3% 86 28,7%
Sumber: Hasil pengkajian tanggal 02-04 April 2018

Interpretasi Data
Berdasarkan kuisioner di dapatkan hasil 71,3% yang berarti bahwa pasien merasa
puas dengan pelayanan yang telah diberikan di ruang rawat inap Arafah. Namun
28,7% pasien merasa belum puas dengan pelayanan yang ada di ruang rawat inap
Arafah.

3) Hasil evaluasi penerapan SAK dengan standart instrumen C


Observasi pada tindakan keperawatan di ruang rawat inap Arafah pada
tanggal 2-4 April 2018. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
60

Tabel 2.33 Instrumen C Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan di Ruang Rawat Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Jenis ASPEK YANG DINILAI Observasi Ket
Kegiatan
1 pemasangan Persiapan
kateter Mempersiapkan alat
1. Urine bag √
2. Jelly √
3. Aquades √
4. Spuid √
5. Kateter set √
6. Plester/hepafix √
7. APD (handscoon dan masker) sesuai √
kebutuhan
Pelaksanaan
1. Lakukan hand hygiene √
2. Gunakan APD √
3. Ucapkan salam dan perkenalkan diri
-
perawat
4. Lakukan identifikasi pasien √
5. Berikan penjelasan tentang prosedur dan

tujuan tindakan
6. Pastikan persetujuan pasien √
7. Dekatkan alat ke pasien √
8. Jaga privasi pasien √
9. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan √
10. Baca basmalah √
11. Tahap kerja √
12. Rapikan pasien, bersihkan dan

kembalikan alat pada tempatnya
13. Akhiri dengan hamdalah √
14. Lepas APD dan lakukan hand hygiene √
15. Dokumentasikan tindakan dan respon

pasien pada catatan RM
Total 21
Presentase 95,45 %
Sumber: Data primer diolah tanggal 02-04 April 2018
61

Jenis
No. Aspek Yang Dinilai Observasi Ket.
Kegiatan
2 Memberikan Persiapan
obat melalui Mempersiapkan alat
suntikan 1. Bak injeksi √
Intravena 2. Spuit disposable dan needle sesuai √
kebutuhan
3. Kapas alkohol √
4. Kikir ampul dan cairan pelarut atau √
aquabides jika diperlukan
5. Safety Box √
6. Pengalas √
7. Obat yang akan diberikan √
8. APD(handscoon dan masker) sesuai √
kebutuhan
Pelaksanaan
1. Lakukan hand hygiene √
2. Gunakan APD (handscoon dan √
masker)
3. Ucapkan salam dan perkenalkan diri √
perawat
4. Lakukan identifikasi pasien √
5. Berikan penjelasan tentang prosedur √
dan tujuan tindakan
6. Pastikan persetujuan pasien √
7. Dekatkan alat ke pasien √
8. Atur posisi berbaring sesuai kondisi √
pasien
9. Jaga privasi pasien √
10. Baca basmalah √
11. Tentukan daerah yang akan disuntik √

12. Desinfeksi daerah penyuntikan √


13. Tusukkan jarum dengan lubang jarum √
menghadap ke atas, ke dalam pembuluh
darah vena dengan sudut 450 dari
permukaan kulit

14. Masukkan obat dalam spuit √


seluruhnya (sesuai program terapi)
15. Tarik jarum dari tempat penusukan √
dengan cepat, tekan dengan kapas
alkohol dan lakukan massage dan pasang
plester/hapafix
16. Rapikan pasien, bersihkan dan √
kembalikan alat pada tempatnya
62

17. Lepas APD dan lakukan hand hygiene √


18. Baca hamdalah √
19. Dokumentasikan hasil pemberian obat √
atau tes obat, tanggal waktu dan jenis
obat serta reaksi dan respon pasien
setelah penyutikan pada catatan rekam
medis
Total 19
Persentase 100%
Sumber: Data primer diolah tanggal 02-04 April 2018

4) Analisa Data
Hasil observasi tindakan di ruang rawat inap Arafah terhadap 2 tindakan
keperawatan yang dilakukan menunjukan nilai rata-rata 100%. Hal ini
menunjukan bahwa tindakan keperawatan yang dilakukan diruang rawat
inap Arafah dikategorikan sudah mengacu pada SOP yang sudah
ditetapkan.
5) Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan Instrumen ABC
Pada penilaian mutu Asuhan Keperawatan, dapat diperoleh dengan
wawancara, observasi, kuisioner, dokumentasi asuhan keperawatan dan
tindakan pelayanan keperawatan yang dilakukan. Nilai mutu asuhan
keperawatan dari keseluruhan instrumen adalah:
Tabel 2.34 Hasil Evaluasi Total Instrumen ABC di Ruang Rawat Inap Arafah
RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Ruang rawat
Nilai Instrumen (%) Rata-rata (%)
inap
A B C
Arafah 98,1 71,3 100 89,8%
Sumber : rekapitulasi instrumen ABC di Ruang rawat inap Arafah tanggal 14-15
November 2017
Interpretasi Data:
Berdasarkan tabel 2.34 tentang hasil evaluasi total instrumen ABC didapatkan
hasil persentase 89,8 %. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan keperawatan yang
dilakukan di ruang rawat inap Arafah dikategorikan baik dan sudah mengacu pada
SOP yang sudah ditentukan oleh Rumah Sakit RSU ‘Aisyiyah Ponorogo.

5. Hasil Evaluasi Mutu pelayanan keperawatan


a. Kajian teori
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien tergantung
aktivitas dari semua praktisi dari masing-masing ilmu kesehatan, dengan
satu tujuan yang sama yaitu upaya peningkatan pelayanan kesehatan
melalui pendekatan multi disiplin, maka hal tersebut akan lebih
63

membantu dalam memulihkan kesehatan pasien dan mencapai tujuan


yang efektif serta pelayanan yang bermutu tinggi.
Mutu pelayanan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan yang dapat
memberikan kepuasan pasien sesuai tingkat kepuasan rata-rata serta
penyelenggaraanya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang
telah ditetapkan (Azwar, 1996).
Standar pelayanan keperawatan RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
menggunakan Standar Akreditasi KARS (Komisi Akreditasi Rumah
Sakit) Indonesia versi 2012 meliputi 1 kelompok standar pelayanan
berfokus pada pasien, diantaranya:
1. Kelompok standar pelayanan berfokus pada pasien
a. Bab 1. Akses ke pelayanan dan kontimutas pelayanan (APK)
b. Bab 2. Hak Pasien dan keluarga (HPK)
c. Bab 3. Asesmen Pasien (AP)
d. Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)
e. Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
f. Bab 6 Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
g. Bab 7. Pendidikan Pasien dan keluarga (PPK)
2. Kelompok Standar Manajemeb Rumah sakit.
a. Bab 1. Peringkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (Pmkp)
b. Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (Ppi)
c. Bab 3. Tata Kelolan, Kemimpinan dan Pengarahan (Tkp)
d. Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (Mfk)
e. Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (Kps)
f. Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (Mki)
3. Sasaran Keselametan Pasien Rumah Sakit.
a. Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
b. Sasaran II : Peningkatan Komukasi Yang Efektif
c. Sasaran III: Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
(High-Alert)
d. Sasaran IV : Kepastian Tepat Lokal, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Operasi
e. Sasaran V: Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan
Kesehatan
f. Sasaran VI: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

4. Sasaran Milenium Development Goals


64

a. Sasaran 1: Penuruan Angka Kenatian Bayi dan Peningkatan


Kesehatan Ibu
b. Sasaran II: Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS
c. Sasaran III: Penurunan Angka Kesakitan TB

b. Kajian Data
Standar pelayanan keperawatan RSU ‘Aisyiyah mrnggunakan Standar
Akreditasi KARS Indonesia versi 2012 meliputi 1 kelompok standar
pelayanan berfokus pada pasien ada 7 Bab, II kelompok standar
Manajemen Rumah sakit pada pasien 6 Bab, III sasaran keselametan
pasien rumah sakit, IV sasaran Melenium Development Goals. RSU
Aisyayah Ponorogo menggunakan akreditasi KARS Indonesia dengan
versi 2012 dan mengacu pada system akreditasi JCI agar mencapai target
menjadi sebuah Rumah Sakit tingkat Madya nantinya.

6. Hasil Evaluasi SKP 1-6


a. Kajian Teori
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/
Per/ VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi
asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 menyatakan
bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran
Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya
hal-hal sebagai berikut:
a) Ketepatan identifikasi pasien
b) Peningkatan komunikasi yang efektif
c) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
d) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
e) Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan
f) Pengurangan risiko pasien jatuh.
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan syarat untuk
diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi
65

Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life Saving
Patient Safety Solutions dari World Health Organization (WHO) dalam
Sutanto (2014) Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI (KKPRS, PERSI), dan dari Joint
Commission International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan
Pasien adalah mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien.
Sasaran menyoroti bagian-bagian yang bermasalah dalam pelayanan
kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti
dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik
secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman
dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan
pada solusi-solusi yang menyeluruh.

Tabel 2.35 Format Pengukuran Ketepatan Identifikasi Pasien di Ruang rawat


inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n: 21)
Ya Tidak
No Pertanyaan
N % N %
1 Pasien menggunakan gelang identitas 21 100% 0 0%
2 Pasien mengetahui manfaat menggunakan gelang 11 52,3% 10 47,6
identitas %
3 Pasien mengetahui kerugian tidak memakai 6 28,5% 15 71,4
gelang identitas %
4 Perawat melakukan verifikasi sebelum 21 100% 0 0%
memberikan tindakan keperawatan
Jumlah 59 70,3 25 29,7
% %
Sumber: observasi wawancara tanggal 14-15November 2017

Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.35 diatas didapatkan data jawaban Ya sebanyak 70,3% dan
tidak sebanyak 29,7%. Sampel yang diambil tidak semua mengetahui tentang
manfaat dan kerugian dari pemakaian gelang yang terpasang pada pasien.

Tabel 2.36 Pelaksanaan Komunikasi Efektif di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo (n=4)
No Komponen SL SR KD TP
1 Perawat datang tepat waktu 2 2 0 0
2 Serah terima tugas jaga diikuti oleh kepala ruang, 4 0 0 0
ketua shift, perawat pelaksana
3 Didahului dengan doa bersama 4 0 0 0
66

4 Operan dilakukan setiap pergantian shift. 4 0 0 0


5 Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx 4 0 0 0
keperawatan, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu dilakukan.
6 Menginformasi jenis dan waktu rencana tindakan 4 0 0 0
keperawatan yang belum dilakukan.
7 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada 4 0 0 0
selama shift.
8 Perawat yang akan bertugas menyiapkan lembar 4 0 0 0
catatan
9 Kepala ruang membuka acara operan jaga 4 0 0 0
10 Menginformasikan kepada pasien/ keluarga nama 0 0 0 4
perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
11 Adanya catatan khusus untuk kemudian diserah 4 0 0 0
terimakan kepada petugas berikutnya apabila ada
pasien yang memerlukan tindakan lebih intensif.
12 Memberikan salam kepada pasien, keluarga serta 4 0 0 0
mengobservasi dan mengispeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan pasien.
Jumlah 42 2 0 4
Subtotal 194 144 48
Total 86,5% 14,3% 8,3
Sumber: hasil pengkajian tanggal 2-4 April 2018

Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.38 tentang pelaksanaan komunikasi efektif didapatkan
persentase hasil 86,5% dalam kategori baik.

Tabel 2.37 Format Pengukuran Penggunaan Obat High Allert di Ruang Rawat
Inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=4)
Ya Tidak
No Pertanyaan
N % N %
1 Perawat melakukan double crosscheck sebelum 4 100% 0 0%
pemberian obat high allert
2 Perawat menjelaskan tujuan pemberian tujuan 4 100% 0 0%
obat high allert kepada keluarga dan pasien
3 Perawat melakukan prosedur pemberian obat 4 100% 0 0%
high allert dengan prinsip 7B
4 Penyimpanan obat high allert sudah memenuhi 4 100% 0 0%
ketentuan
Jumlah 16 100% 0 0%
Sumber: hasil pengkajian tanggal 2-4 April 2018

Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.37 diatas tentang penggunaan Obat High allert didapatkan data
jawaban Ya sebanyak 100%.
67

Tabel 2.38 Format Ketepatan 7 Benar Obat di Ruang Rawat Inap Arafah RSU
‘Aisyiyah Ponorogo (n=4)
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Prinsip 7 benar pemberian obat penting diterapkan untuk 4 0
menghindari kesalahan pemberian obat
2 Mengecek identitas pasien (gelang identitas atau papan nama 4 0
pasien) akan menambah beban kerja perawat
3 Pendokumentasian dilakukan segera setelah obat diberikan 2 2
4 Sebelum memberikan obat, label obat dicek sebanyak 3 kali 0 4
5 Perawat memberikan informasi mengenai tujuan pemberian obat 2 2
(nama obat, manfaat obat, rute/cara pemberian, efek samping)
Jumlah 12 8
Persentase 60% 40%
Sumber: hasil pengkajian tanggal 2-4 April 2018
Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.38 tentang pengkuruan 7 benar obat didapatkan data
jawaban Ya sebanyak 60% dan tidak sebanyak 40% dalam kategori baik.

Tabel 2.39 Format Pengukuran Pencegahan Infeksi di Ruang rawat inap


Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=4)
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien 4 0
2 Mencuci tangan sebelum tindakan aseptik 4 0
3 Mencuci tangan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 4 0
4 Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien 4 0
5 Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien lingkungan 1 3
6 Mensterilkan alat-alat kesehatan setiap kali habis pakai 4 0
7 Mengganti selang infus dan abbocath setiap 3 hari sekali 0 4
8 Menggunakan sarung tangan, masker dan baju khusus setiap 4 0
mengganti balut luka
9 Memberkan informasi bagi pasien dan keluarganya agar 4 0
menjaga kebersihan di rumah sakit
10 Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan tehnik 3 1
aseptik
11 Baskom mandi tidak dibersihkan sebelum dan sesudah 4 0
dipakai
12 Spuit tidak digunakan lebih dari 1 kali pemakaian 4 0
13 Sampah medis dipisah dengan sampah non medis 4 0
Jumlah 44 8
Subtotal 84,6% 15,4%
Sumber: observasi tanggal 2-4 April 2018

Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.39 diatas didapatkan data jawaban Ya sebanyak
84,6% dan tidak sebanyak 15,4%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan
pencegahan infeksi di ruang rawat inap Arafah baik. Selama observasi dari
3hari didapatkan data bahwa selang ifus dan abocat tidak pernah diganti
68

selama 3hari dikarenakan pasien tidak mau karena sakit, dari biaya juga
kurang efisien.

Tabel 2.40 Format Pengukuran Pencegahan Pasien Jatuh di Ruang Rawat Inap
Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo (n=4)
Ya Tidak
No Pertanyaan
N % N %
1 Perawat melakukan assesment risiko jatuh 4 100% 0 0%
2 Perawat melakukan upaya pencegahan risiko
jatuh :
a. Memasang gelang risiko jatuh pada pasien 4 0% 0 0%
b. Memasang papan risiko jatuh 0 0% 4 100%
c. Memasang pengaman tempat tidur 4 100% 0 0%
3 Perawat memberikan informasi dan edukasi 4 100% 0 0%
pencegahan risiko jatuh pada pasien dan
keluarga
Jumlah 16 80% 4 20%
Sumber: Observasi wawancara tanggal 2-4 April 2018

Interpretasi Hasil:
Berdasarkan tabel 2.40 diatas didapatkan data jawaban Ya sebanyak
80% dan tidak sebanyak 20%. Saat dilakukan observasi dan wawancara
tidak ada pasien yang memakai gelang risiko jatuh, tidak ada pemasang
papan risiko jatuh. Pemasangan gelang dan papa risiko jatuh hanya
dipasangkan pada pasien dengan risiko jatuh tinggi.
69

F. ANALISIS SWOT
Tabel 2.41 Analisa SWOT di Ruang rawat inap Arafah RSU ‘Aisyiyah Ponorogo

No Unsur Strength Weakness Opportunity Treat

1 Man / - Berdasarkan wawancara dan hasil - Berdasarkan hasil - Adanya mahasiswa S1 - Adanya tuntutan
manusia observasi tanggal 03 April 2018 observasi dan keperawatan yang praktik dari masyarakat
didapatkan bahwa tenaga wawancara terhadap dibagian stase manajemen untuk mendapatkan
keperawatan dibangsal Arafah jalannya operan keperawatan pelayanan yang
merupakan tenaga kesehatan dalam didapatkan beberapa - Terbukanya peluang lebih professional
usia produktif dan sebagian perawat bagian yang perlu kesempatan untuk dan bermutu
mau memberikan bimbingan kepada diperbaiki yaitu melanjutkan pendidikan - Adanya Rumah
mahasiswa praktik, dari hasil keterlambatan perawat pada jenjang yang lebih Sakit lain sebagai
observasi tindakan keperawatan saat operan, tinggi . kompetitor dalam
yang dilakukan kepada pasien sikap berkeliling ke pasien memberikan
perawat ramah dan menggunakan setelah operan belum pelayanan yang
nilai spiritual dalam pemberian tertib serta tidak ada prima dan membuat
asuhan keperawatan sebagai contoh komunikasi saat konsumen memilih
perawat selalu membaca doa berkeliling dikamar pelayanan kesehatan
sebelum dan sesudah melakukan pasien. tersebut
operan shift, perawat selalu - Saat opera jaga
mengucapkan salam serta mengucap perawat tidak
basmallah saat pemberian obat dan menjelaskan kepada
tindakan pada pasien. pasien dan keluarga
- Tenaga perawat memiliki latar penanggung jawab
belakang pendidikan yang sama : pasien selanjutnya.
Perawat yang memiliki pendidikan
D3 keperawatan ada 13 namun ada
70

2 perawat yang sedang


menyelesaikan pendidikan Strata 1.
- Tenaga perawat terbuka dan mau
membantu saat wawancara dengan
adanya informasi yang ada di
bangsal Arafah.
- Perawatan di bangsal Arafah
mengikuti kegiatan pelatihan In
house training pendidikan dan
pelatihan PP1 (2017), pelatihan BLS
(basic life support ) 2015, Pelatihan
APAR, evakuasi bencana dan
sosialisasi K3RS 2015, pelatihan
Dasar PPI dan Hand Hygiene 2015
sehingga perawat di bangsal Arafah
sudah memiliki skill dalam
melakukan tindakan keperawatan.
2 Money - Dana RSU ‘Aisyiyah Ponorogo RSU ‘Aisyiyah Ponorogo - RSU ‘Aisyiyah melayani - Penggunaan yang
(Dana) didapatkan murni dari pelayanan tidak mendapatkan dana klien yang menggunakan tidak tepat pada
pasien di RSU ‘Aisyiyah untuk dari APBN maupun APBD pelayanan kesehatan sumber dana yang
pembagian dana atau pembayaran Kerjasama dengan BPJS didapatkan
dibangsal arafah dibagi dengan sistem (ASKESàSosial, - Dana yang hanya
kelas. Komersial, Jamkesmas, didapat dari
Tarif Dokter Jampersal; TNI, pelayanan
Kelas 1 300.000 75.000 Jamsostek, Jasarahaja).
Kelas 2 150.000 63.000 - Kerjasama dengan 58
Kelas 3 100.000 52.000 Asuransi dan 5 Instansi.
- Fungsi Sosial RS:
TURBA, BAKSOS
71

3 Method - Ruang Arafah sudah memiliki SOP - Berdasarkan hasil - Adanya mahasiswa Akreditasi
(SAK dan yang sudah dibuat oleh RSU observasi dan wawancara keperawatan yang sedang merupakan hal yang
SOP) ‘Aisyiyah Ponorogo terhadap jalannya operan menempuh stase penting untuk
- Terdapat format dokumentasi asuhan didapatkan beberapa menejemen keperawatan pengembangan mutu
keperawatan bagian yang perlu menjadi supervisi bagi Rumah Sakit
- RSU ‘Aisyiyah sudah terakreditasi diperbaiki yaitu tindakan diantaranya
Paripurna 2 keterlambatan perawat - Untuk penyegaran tentang mencakup fasilitas
- Perhatian terhadap patient safety dan saat operan, berkeliling ke materi yang ada yang harus terpenuhi
pencegahan infeksi sudah ada pasien setelah operan yaitu SAK dan SOP
sosialisasi belum tertib serta pasien disetiap ruangan.
hanya didiamkan tanpa Dalam hal tersebut
ditanya. pendokumentasian
- Di bangsal Arafah sudah yang lengkap dan
menerapkan SOP dan terinci adalah sangat
SAK tetapi saat pengisian penting
dokumentasi belum
lengkap khusunya
dibagian implementasi
seperti pada bagian
implementasi pengisian
tindakan evaluasi belum di
isi dengan lengkap.
4 Material - Tersedia sarana prasarana untuk - Kenyamanan dari nurse - RSU ‘Aisyiyah Ponorogo - Fasilitas yang ada
(fasilitas) melaksanakan proses keperawatan station kurang luas, menyediakan dana khusus dapat menentukan
dan yang sudah ada dalam SOP. penempatan file belum (RAP) untuk menambah mutu pelayanan
Machine - Tempat pembuangan sampah sudah tertata rapi, belum ada fasilitas dan peralatan kesehatan di
(pelayanan dipisahkan berdasarkan sampah papan struktur organisasi, dengan tekhnologi yang ruangan
dan asuhan) medis nonmedis dan sampah benda belum ada papan tata terbaru. - Tersedianya
tajam. - Tersedianya teknologi peralatan yang
72

- Alat keperawatan yang digunakan tertib untuk perawat, yang berbasis IT dapat lebih canggih dan
baik dan layak pakai sesuai standar - belum ada papan nama meningkatkan mutu lengkap di rumah
namun ada beberapa alat medis pasien, sudah ad arak pelayanan di RSU sakit pesaing.
yang belum dikalibrasi ulang. sepatu tetapi tidak ‘Aisyiyah Ponorogo.
- Alat yang sudah dipakai di dipergunakan dengan - Tersedianya peralatan
sterilisasi. sesuai. untuk memnuhi standar
- Sebagian besar di ruang Arafah - Untuk pembagian tempat yang dapat menambah
Ruang Arafah memiliki tempat pembuangan sampah ketepatan diagnosa dan
pembuangan sampah sudah antara plabot, alcohol menambah pasien Arafah
dipisahkan berdasarkan sampah swab bekas, spuit bekas, untuk menggunakan jasa
medis dan non medis handscoon bekas, masker pelayanan.
- Rumah sakit ini sudah memiliki bekas dan vial.
fasilitas ESWL dan CT-SCAN.
G. Analisis Data
Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan di ruang Arafah didapatkan beberapa
masalah yang dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.42 Analisa data


No Data fokus Masalah
1 Objektif : Operan jaga belum berjalan optimal Operan jaga
- Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
telah dilakukan terhadap jalannya operan didapatkan
hasil sebesar 81%.
- Operan jaga tidak dilakukan secara maksimal, pada
saat operan jaga perawat tidak menjelaskan tentang
pergantian shift secara langsung ke ruang rawat inap
pasien.
2 Objektif : Pre confrence dan Post confrence belum MAKP
berjalan optimal Pre confrence dan
- Berdasarkan table pelaksanaan pre-post conference Post confrence
didapatkan hasil jumlah total sebesar 60% tidak
optimal. Hasil wawancara didapatkan bahwa
pelaksanaan pre conference dan post confrence di
ruang rawat inap Arafah dilakukan bersamaan
dengan timbang terima, dan salah satu perawat
mengatakan belum terlalu mengerti tentang
pelaksanaan pre confrence dan post confrence.
- Pre confrence dan post confrence sudah dilakukan
namun bersamaan dengan timbang terima.
3 Objektif : Ronde keperawatan
- Didapatkan dari hasil pengisian instrumen bahwa
pelaksanaan ronde di ruang rawat inap Arafah
kurang baik dengan presentasi 0% namun hal ini
hanya dilakukan jika ada mahasiswa yang praktik
keperawatan manajemen
4 Objektif:
- Perawat tidak menjelaskan manfaat memakai gelang SKP 1 dan 5
dan kerugian jika tidak memakai gelang sehingga
pasien tidak mengetahui kegunaan memakai gelang.
- perawat mencuci tangan sebelum tindakan aseptik
maupun setelah melakukan tindakan
5 Objektif: Supervisi
- Pada tabel pelaksanaan tugas ketua shift
didapatkan data tidak pernah melakukan supervisi
pada perawat pelaksana

73
74

H. SKORING MASALAH

Prioritas Masalah
T R I Ʃ Priority
No Masalah Importensi
P S RI PC DU PE
1. Ronde 3 3 2 3 3 4 3 3 3 27 2
Keperawatan
2. MAKP 3 3 3 2 2 3 3 3 3 25 3
Pre dan post
conference
3. Operan jaga 2 3 2 2 2 3 3 3 2 22 5
4. SKP 1 dan 5 3 4 3 2 2 3 3 4 4 28 1
5. Supervisi 3 3 3 2 2 2 3 3 3 24 4

Keterangan :
Importancy (I) : pentingnya masalah
Prevalency (P) : masalah lebih banyak ditemukan
Severity (S) : akibat yang ditimbulkan lebih serius
Rate of Increase (RI) : kenaikan jumlah masalah lebih cepat
Publict concert (PC) : keprihatinan masyarakat
Degree of Ummeetneeds (DU) : tingkat keinginan yang tidak 3terpenuhi
untuk selesainya masalah
Political Elimate (PE) : iklim politik mendukung
Technology (T) : tekhnologi yang tersedia
Resource (R) : sumber daya (manusia, dana, alat)
Rentang penilaian mulai dari 1 sampai 5
1: Sangat tidak penting
2: Tidak penting
3: Penting
4: Sangat penting
5: Paling penting
75

H. PRIORITAS MASALAH
1. SKP 1 Dan SKP 5
2. Ronde Keperawatan
3. MAKP pre dan post conference
4. Supervisi
5. Operan Jaga
BAB III
PLANNING OF ACTION

Tabel 3.1 Planning Of Action (Poa) Praktik Manajemen Di Ruang Rawat Inap Arafah Rsu ‘Aisyiyah Ponorogo

No Masalah Pokok Urutan kegiatan Sasaran Target Waktu Yang Penanggung


Utama kegiatan pelaksanaan terkait jawab
1. Sasaran Role play 1. Mencari Literature Karu, kashift, 100% 09-17 April Karu, Hesti
keselamatan Identifikasi2. Konfirmasi dengan perawat 2018 Kashift, Damayanti
pasien 1 dan pasien dan kepala ruang pelaksana Perawat
5 Hand 3. Proses sosialisasai pelaksana,
hygine 4. Role play cuci tangan mahasiswa
Mengevaluasi
pelaksanaan
ketepatan identifikasi
pasien dan
pencegahan risiko
infeksi
2. Ronde Role play 1. Mencari literature Karu, 100% 09-17 April Karu, Arivianti dan
Keperawatan ronde 2. Menyusun proposal Perawat 2018 kashift, Dewi
bel um keperawatan kegiatan ronde pelaksana perawat
opimal 3. Melakukan sosialisasi pelaksana,
terkait ronde mahasiswa,
keperawatan Dokter, Ahli
4. Melakukan Gizi,
koordinasi dengan keluarga
keluarga pasien, karu, pasien
dan pembimbing
5. Melakukan informed

76
77

consent dengan
keluarga
6. Mengkonsultasikan
denga preceptor,
karu, dan ka shift
7. Melakukan ronde
keperawatan
8. Evaluasi pelaksanaan
ronde keperawatan

3 MAKP Role Play 1. Mencari literature Ka shift, 100% 09-17 April Ka shift, Haidar
Belum Pre-post 2. Melakukan perawat 2018 perawat
Optimal conference koordinasi dengan pelaksana pelaksana,
kabid keperawatan, mahasiswa
karu dan katim
3. Diskusi dengan
pembimbing dan
kelompok
4. Melakukan sosialisasi
tentang pre dan post
conference
5. Pendampingan dan
pelaksaan pre dan
post conference
6. Mengevaluasi
pelaksaan pre dan
post conference
4 Supervisi Pembuatan 1. Mencari literature Perawat 100% 09-17 April Pembimbin Rizki dan
draft 2. Menyusun proposal 2018 g, Kabid, Rahma
78

Supervisi supervisi pelaksana Kasi 2


3. Melakukan kordinasi keperawata
dengan pembimbing, n , Tim PPI
Karu, Kabid
keperawatan
4. Mengkonsultasikan
dengan pembimbing,
Karu, Kabid
keperawatan
5. Mendiskusikan dalam
penyusunan supervisi
6. Evaluasi penyusunan
supervise
5 Operan Jaga Role Play 1. Mencari literature Karu, ka 90% 09-17 April Karu, ka Ikbal
Timbang dan observasi shift, dan 2018 shift,
terima pelaksanaan timbang perawat perawat
terima di ruang pelaksana pelaksana,
Arafah mahasiswa
2. Konfirmasi dengan
karu dan kabid
keperawatan
3. Role play
4. Pendampingan dan
motivasi
5. Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2001. Petunjuk Pelaksanaan Indikator Pelayanan Rumah Sakit. Depkes RI,
Jakarta.
Julianto. M. 2014. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan dalam Manajemen Konflik.
Instalasi Rawat Inap (IRNA) Gedung Prof. Dr. Soelarto, RSUP Fatmawati. Jakarta.
Indonesia. http://202.137.25.13/ejurnal/pdf/
Mayawati. D. 2009. Hubungan Antara Motivasi Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di
Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Klaten. Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
http://eprints.ums.ac.id/9447/2/J210040076.pdf
MC. Closky J dan Bulaceck G. 2002. Nursing interventions Clasification. (NIC). Philadelphia
USA: Mosby
MC. Closky J dan Bulaceck G. 2002. Nursing Outcome Clasification. (NOC). Philadelphia
USA: Mosby
Nursalam. 2011.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: Salemba Medika.
2014.Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Salemba Medika
2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta.
Salemba Medika.
2009. Manajemen Keperawatan:Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
kedua. Salemba Medika. Jakarta.
2014. Manajemen Keperawatan:Aplikasi Dalam Keperawatan Profesional. Salemba Medika:
Jakarta
Ratna S. Sudarsono 2000 dalam Tamsuri. A. 2004. Klein Dengan Gangguan Keseimbangan
Cairan Dan Elektrolit Seri Asuhan Keperawatan. Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
https://books.google.co.id/
Suryawati. 2008. Kepuasan Pasien Rumah Sakit (Tinjauan Teoritis Dan Penerapannya Pada
Penelitian). JMPK. Vol. 07, No. 04, 189-194. November 17.
Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit.
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Susilo. R. dan Tito Yustiawan. 2015. Perhitungan Tenaga Keperawatan Dengan Metode Full
Time Equivalent Di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya. Universitas
Airlangga Mulyorejo. Surabaya. Jawa Timur
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=434858&val=4892&title=Calculation%20of%20Nursing%20Staff%20Using
%20Full%20Time%20Equivalent%20in%20Adi%20Husada%20Undaan%20Wetan
%20Hospital%20Surabaya

79
80
I.

81

Anda mungkin juga menyukai