Anda di halaman 1dari 173

LAPORAN DISEMINASI AKHIR

PRAKTIK PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG RAWAT NIFAS
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURABAYA

Disusun Oleh : “Kelompok C”


1. Deny Aufi Saputri, S.Kep (NIM. 20184663011)
2. Sanda Marta Ari Firmansyah, S.Kep (NIM. 20184663028)
3. Farhana Zulfa, S.Kep. (NIM. 20184663014)
4. Khoiriyah, S.Kep. (NIM. 20184663030)
5. Siti Rohma, S.Kep. (NIM. 20184663045)
6. Kholili, S.Kep (NIM. 20184663031)
7. Endjellia Permata Sari, S.Kep. (NIM. 20184663038)
8. Sahila Rizky A, S.Kep (NIM. 20184663043)
9. Roby Kurnia, S.Kep (NIM. 20184663005)
10. Rahmat Wihandana A, S.Kep (NIM. 20184663029)
11. Ririn Hastuti, S.Kep (NIM 20184663021)
12. Suci Isma U, S.Kep (NIM. 20184663040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen Keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan anggota
keperawatan dalam memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan Profesional. Pemberian
pelayanan keperawatan secara profesional perawat diharapkan mampu menyelesaikan tugasnya
dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien menuju ke arah
kesehatan yang optimal (Nursalam, 2016). Pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi di Indonesia.
Perubahan pelayanan kesehatan atau keperawatan merupakan kesatuan dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Bahkan, menjadi hal yang aneh atau
tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat umum dan lingkungannya terus-menerus berubah,
sedangkan keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam
menata kehidupan profesi keperawatan. Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan
diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era revolusi industri (4.0). Masyarakat
ilmuwan dan profesional keperawatan Indonesia melihat dan mempersiapkan proses
profesionalisasi pada ini bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari, tetapi
merupakan tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses profesionalisasi keperawatan
di Indonesia serta menyejajarkan diri dengan keperawatan di negara-negara lain. Mewujudkan
keperawatan sebagai profesi di Indonesia bukan hanya sekadar perjuangan untuk membela nasib
para perawat yang sudah lama kurang mendapat perhatian. Namun lebih dari itu, upaya ini
dilakukan untuk memenuhi hak masyarakat dalam mendapat asuhan keperawatan yang
profesional.
Menjadikan asuhan keperawatan yang profesional juga harus didukung dengan penerapan
manajamen keperawatan yang optimal. Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi
manejemen yang meliputi : Planning, Organization, Command, Coordination, dan Control.
Konsep Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000) dalam bentuk
tujuh aktivitas manajemen yang meliputi : Planning, Organizing, Staffing, Directing,
Coordinating, Reporting, dan Budgeting. Marquis dan Huston merangkum konsep yang
3

dikemukakan oleh Fayol dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen
keperawatan terdri dari planning, organization, staffing, directing, dan controllling. Bentuk-
bentuk manajemen tersebut harus diterapkan di rumah sakit agar pelaksanaan asuhan
keperawatan dapat terintegrasi dengan baik dan berjalan optimal.
Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional
dan baik atau etis. Keperawatan sebagai pelayanan atau asuhan profesional yang bersifat
humanistis, menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, tidak terlepas dari model asuhan keperawatan profesional (MAKP), pada suatu
penelitian dari Ana rahmayati (2016) dikatakan bahwa pelaksanaan MAKP sangat menunjang
mutu pelayanan suatu rumah sakit, hasil dari penelitian tersebut adanya perbedaan dampak
pasien antara di ruang yang menerapkan MAKP dan ruangan yang tidak menerapkan MAKP
hasilnya sangat jauh berbeda. Di ruangan yang menerapkan MAKP misalnya hari rawat menjadi
lebih pendek karena pasien sering distimulasi yaitu dengan program-program di ruang MAKP
sehingga pasien lebih terkontrol, lebih tenang, lebih mampu mengungkapkan perasaan, akrab
dengan perawatnya selain itu pasien juga tahu jenis-jenis dan kegunaan dari obat yang mereka
konsumsi setiap harinya. Kegiatan-kegiatan tersebut terdapat dalam penerapan model asuhan
keperawatan profesional (MAKP).
Berdasar atas fenomena di atas, maka kami mencoba menerapkan Model Praktek Asuhan
Keperawatan Profesional dengan metode primer, dimana pelaksanaannnya melibatkan semua
pasien kelolaan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya dengan perawat
yang bertugas di Ruang tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Primer.

1.2.2. Tujuan Khusus


Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Melaksanakan pengkajian di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
b. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT.
4

c. Menentukan rumusan masalah.


d. Menyusun rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model
Asuhan Keperawatan Profesional : Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi
obat, Supervisi Keperawatan, Discharge planning, Dokumentasi Keperawatan.
e. Melaksanakan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model
Asuhan Keperawatan Profesional: Timbang Terima, Ronde Keperawatan, Sentralisasi
Obat, Supervisi Keperawatan, Discharge Planning, Dokumentasi Keperawatan.
f. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional Ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional: Timbang Terima, Ronde
Keperawatan, Sentralisasi Obat, Supervisi Keperawatan, Discharge planning,
Dokumentasi Keperawatan.

1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi pasien
Tercapainya kepuasan klien yang optimal selama klien dirawat di Ruangan.

1.3.2. Bagi perawat


a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

1.3.3. Bagi rumah sakit


a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di Ruang mutazam Rawat Inap Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya yang berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan
professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun rencana
strategi.
c. Menerapkan Model Keperawatan Profesional (MAKP).
5

BAB 2
PENGKAJIAN

2.1 Visi, Misi, dan Motto


2.1.1 Visi Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya
Terwujudnya rumah sakit yang bermutu dan islami
2.1.2 Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu

2. Melaksanakan dakwah melalui layanan kesehatan yang islami

3. Meningkatkan kualitas sumber daya insani


2.1.3 Tujuan
1. Menjadikan rumah sakit yang bersih, rapi, dan bersahaja
2. Mengedepankan etika dalam pelayanan
3. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik
4. Mengutamakan kepuasan pasien
2.1.4 MOTTO
Resik-Sopan-Mumpuni-Simpatik
2.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan 01 April 2019 sampai 02 April 2019, meliputi ketenagaan,
sarana dan prasarana, Metode MAKP, sumber keuangan, dan sistem pemasaran. Data yang didapat
dianalisis menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian
dipilih satu sebagai prioritas masalah.
2.2.1 Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Analisis ketenagaan Bidan di ruang Rawat Inap nifas terdapat 8 tenaga perawat. Ruang
Rawat Inap nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya tidak terdapat SOP yang dapat dijadikan
acuan dalam pemberian asuhan kebidanan.
1. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
A. Kepala Ruangan
1. Mengatur pembagian tugas jaga rawat (Jadwal Dinas)
2. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
3. Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah diruangan
6

4. Membimbing siswa/mahasiswa (bekerjasama dengan pembimbing klink) dalam


pemberian asuhan keperawatan di ruangan, dengan mengikuti sistem MPKP yang sudah
ada.
5. Melakukan kegiatan administrasi dan surat-surat
6. Mengoreintasikan pegawai baru, residen, mahasiswa kedokteran dan mahasiswa
keperawtan yang akan melakukan praktik di ruangan
7. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien/ keluarga
dan tim kesehatan lain, antara lain kepala ruang rawat mengingatkan
kembaliklien/keluarga tentang perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka
diruangan yang bersangkutan.
8. Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal 5 set setiap hari.
9. Melaksanaan pembinaan terhadap PP dan PA dalam hal implementasi MPKP termasuk
sikap dan tingkah laku profesional.
10. Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP dapat di delegasikan kepada PA senior
(Wakil PP pemula yang di tunjuk) tetapi tetap dibawah pengawasan kepala ruang rawat
dan CCM
11. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang di utuhka di ruangan.
12. Membantu dan mengevaluasi penampilan kerja semua tenaga yang ada di ruangan,
membuat DP3, dan asulan kenaikan pangkat.
13. Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas
kebutuhan di ruangan.
14. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan keperawatan
15. Membuat peta resiko di ruang rawat.
B. Tugas Perawat Primer

1. Melakukan kontrak dengan klien/ keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan teraupetik. Hubungan ini dibina secara terus menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada klien/keluarga. Panduan orientasi ini sebaiknya di
laminating dan di gantung dikamar klien sehingga setiap saat klien/keluarga dapat
membaca kembali.
2. Melakukan pengkajian terhadapn klien baru atau melengkapi pengkajian yang sudah
dilakukan PP pada sore,malam/hari libur.
7

3. Menetapkan rencanaa asuhan keperawatan berdasarkan analisa standart renpra sesuai


dengan hasil pengkajian.
4. Menjelaskan renpra yang sudah di tetapkan kepada PA dibawah tanggung jawabnya
sesuai pasien yang di rawat (pre confrence)
5. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien, setiap kali giliran
jaga.pembagian klien didasarkan jumlah klien, tingkat ketergantungan klien dan tempat
tidur yang berdekatan. Bila pada satu tugas jaga(shift) PP di dampingi oleh dua orang
PA, maka semua klien dibagi pada keduan PA sebagai penanggung jawabnya.PP akan
membantu PA dlam asuhan keperawatan
6. Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek)PA dalam pemberian asuhan
keperawatan apakah sesuai SOP
7. Memonitor doklumentasi yang dilakukan oleh PA
8. Membantu dan mefasilitasi terlaksananya kegiatan PA
9. Melakukan tindakan keperawatan yang tidak dilakukan oleh PA
10. Melakukan kegiatan serah terima di bawah tanggung jawab bersama dengan PA
11. Mendampingi dokter visit bila PP tidak ada, visit di dampingi sesuai PA TIMnya
12. Membuat evaluasi dan catatan perkembagan klien setiap hari.
13. Memebrikan pendidikan kesehatan pada klien
14. Bila PP cuti/libur tugas PP di wakilkan kepada PA yang di tunjuk (wakil PP) dengan
bimbingan kepala ruang atau CCM
15. Membuat perencanna pulang
16. Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang memerlukan pembuktian
sehingga tercipta EBP (Evidence based practice).

C. Tugas Perawat Asosiete

1. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP


2. Membina hubungan tereupetik dengan klien/keluarga, sebagai lanjutan kontrak yang
sudah dilakukan PP
3. Menerima klien baru (kontrak) dn memberikan informasi berdasarkan format orientasi
klien/keluarga jika PP tidak ada di tempat.
4. Melakukan tindakan keperawatan pada klien yang berdasarkan renpra.
8

5. Melakulkan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumtasikannya


pada format yang tersedia
6. Mengikuti visit dokter bila PP tidak di tempat
7. Memeriksa kerapian dan kelengkapan status keperawatan
8. Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf
9. Mengkomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada klien/keluarga yang
dilakukan oleh PP
12. Melakukan inventarisasi vasilitas yang terkait dengan timnya
13. Membatu tim lain yang membutuhkan
14. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang menjadi tanggung
jawab dan berkordinasi dengan PP

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ruang Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya :

Kepala Ruangan
Siti Alfiyah, A. Md. Keb

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim Ketua tim


Siti Nurul A, A. Md. Keb Nurul Azizah, A. Md. Keb Masnur Eka P, A. Md. Keb Evi Arofah, A. Md. Keb

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA


Iva Liliana R, A. Md. Keb Yeni Aprilia, A. Md. Keb Putri Islamiyah, A. Md. Keb Ajeng Ratih, A. Md. Keb

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU Muhammadiyah Surabaya
2. Tenaga Kebidanan
Tabel 2.1 Tenaga Kebidanan di Ruang Rawat Inap Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya

STATUS PELATIHAN
TANGGAL SEMINAR
JABATAN KUALIFIKASI LAMA
NO NAMA MULAI YANG
RUANGAN PENDIDIKAN BEKERJA TETAP KONTRAK
KERJA DIIKUTI

1. Siti Alfiyah, A. Md. Keb Kepala Ruangan D3 Kebidanan 24 April 2002 17 tahun TETAP - PPGDON

2. Siti Nurul A, A.Md. Keb Ketua Tim D3 Kebidanan 19 September 9 tahun TETAP - PPGDON
2010

3. Nurul Azizah, A. Md. Keb Ketua Tim D3 Kebidanan 01 Juni 2012 7 tahun TETAP - PPGDON

4. Masnur Eka P, A. Md. Ketua Tim D3 Kebidanan 17 Oktober 5 tahun TETAP - PPGDON
Keb 2014

5. Evi Arofah, A. Md. Keb Ketua Tim D3 Kebidanan 22 Desember 3 tahun TETAP - PPGDON
2016

6. Iva Liliana R, A. Md. Keb Pelaksana D3 Kebidanan 22 Desember 3 tahun TETAP - PPGDON
2016

7. Yeni Aprilia, A. Md. Keb Pelaksana D3 Kebidanan 07 Desember 6 tahun TETAP - PPGDON
2013

8. Putri Islamiyah, A. Md. Pelaksana D3 Kebidanan 01 Maret 2015 4 tahun TETAP - PPGDON
Keb

9. Ajeng Ratih, A. Md. Keb Pelaksana D3 Kebidanan 03 Januari 3 tahun - KONTRAK PPGDON
2016
10

Latar belakang pendidikan tenaga keperawatan di Ruang Rawat Inap nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya , antara lain berjumlah 9 orang yang terbagi di 3 tingkat. Yaitu 1
bidan sebagai kepala ruangan, 4 bidan sebagai ketua tim, sedangkan 4 bidan sebagai bidan
pelaksana. Semua tenaga bidan di ruang rawat inap nifas masih di jenjang D3 kebidanan dan 9
bidan sudah mengikuti pelatihan PPGDON.

Kesimpulan yang didapatkan adalah perlu ada perbaikan pada kualitas mutu pelayanan
keperawatan yaitu dengan menambah pelatihan pada kinerja perawatnya.

3. Beban Kerja Bidan


a. Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift pagi di Ruang Rawat Inap Nifas RS
PKU Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 1-3 April 2019.
No Tindakan Kebidanan Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu (Jam)
Langsung

1. Obat oral 1,7 30 0,06


2. Pemberian injeksi 1,7 30 0,06
(sesuai jadwal)
3 Breads care (setiap pagi 1,7 30 0,06
dan pasien baru)
4. Rawat luka (pada 1,40 38 0,04
pasien post Op SC)
5. Observasi setiap sift 1,7 30 0,06
Pagi (11.00)
Sore (17.00)
Malam (05.00)
6. Personal hyegine 1,40 38 0,04
7. Penerimaan pasien baru 1,16 46 0,03
kebidanan
8. Pendidikan kesehatan 41,41 1 38,01
9. Memenuhi kebutuhan 1,6 46 0,03
cairan dan nutrisi
Total 53,333 281 3839
11

Tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung sift pagi yaitu
mengukur TTV, sedangkan kegiatan produktif langsung yang terendah dilakukan yaitu
Pendidikan kesehatan.

3.1 Beban Kerja Bidan


a. Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift pagi di Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 08-21 April 2019.

No. Tindakan Kebidanan Waktu Frekuensi Rerata Waktu


Langsung (Jam) (Jam)

1. Obat oral 1,7 14 0,12


2. Pemberian injeksi 1,7 14 0,12
(sesuai jadwal)
3. Breast Care 1,7 14 0,12
(setiap pagi dan pasien baru)
4. Rawat luka 1,40 11 0,12
(pada pasien post op SC)
5. Observasi setiap shift 1,7 14 0,12
Pagi ( 11.00)
Sore (17.00)
Malam (05.00)
6. Personal hygiene 1,40 14 0,12
7. Penerimaan pasien baru 1,16 22 0,52
kebidanan
8. Pendidikan kesehatan 1,41 1 1,41
9. Memenuhi kebutuhan cairan 1,6 22 0,52
dan nutrisi
Total 13,77 126 3,17

Tabel diatas menunjukkan frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung shift pagi yaitu
penerimaan pasien baru dan memenuhi kebutuhan cairan, sedangkan kegiatan produktif langsung
yang terendah dilakukan yaitu pendidikan kesehatan.
12

b. Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift Sore di Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 1-3 April 2019.

No Tindakan Kebidanan Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu (Jam)


Langsung
1. Obat oral 1,7 30 0,06
2. Pemberian injeksi (sesuai 1,7 30 0,06
jadwal)
3. Breast care (setiap pagi dan 0 0 0
pasien baru)
4. Rawat luka (pada pasien 1,40 38 0,04
post Op SC)
5. Observasi setiap sift 1,7 30 0,06
Sore (17.00)
6. Personal hyegine 0 0 0
7. Penerimaan pasien baru 1,16 46 0,03
kebidanan
8. Pendidikan kesehatan 0 0 0
9. Memenuhi kebutuhan 1,16 46 0,03
cairan dan nutrisi
Total 80,0 220 0,28

Tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung sift Sore
yaitu mengukur TTV sedangkan kegiatan produktif langsung yang terendah dilakukan yaitu
Pendidikan kesehatan.

b.1 Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift Sore di Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 08-21 April 2019.

No. Tindakan Kebidanan Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu


Langsung (Jam)
13

1. Obat oral 1,7 14 0,12


2. Pemberian injeksi 1,7 14 0,12
(sesuai jadwal)
3. Breast care 0 0 0
(setiap pagi dan pasien baru)
4. Rawat luka 0 0 0
(pada pasien post op sc)
5. Observasi setiap shift 1,7 14 0,12
Pagi ( 11.00)
Sore (17.00)
Malam (05.00)
6. Personal hygiene 0 0 0
7. Penerimaan pasien baru 1,16 22 0,52
kebidanan
8. Pendidikan kesehatan 0 0 0
9. Memenuhi kebutuhan cairan 1,6 22 0,52
dan nutrisi
Total 9,26 86 1,4

Tabel diatas menunjukkan frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung shift sore yaitu
penerimaan pasien baru dan memenuhi kebutuhan cairan, sedangkan kegiatan produktif langsung
yang terendah dilakukan yaitu pendidikan kesehatan.

c. Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift Malam di Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 1-3 Maret 2019.

No Tindakan Kebidanan Waktu Frekuensi Rerata Waktu(Jam)


Langsung (Jam)

1 Obat oral 1,7 30 0,06


2 Pemberian injeksi 1,7 30 0,06
14

(sesuai jadwal)
3 Breast care (setiap pagi 1,7 30 0,06
dan pasien baru)
4 Rawat luka (pada 1,40 38 0,04
pasien post Op SC)
5 Observasi setiap sift 1,7 30 0,06
Pagi (11.00)
Sore (17.00)
Malam (05.00)
6 Personal hyegine 1,40 38 0,04
7 Penerimaan pasien baru 1,16 46 0,03
kebidanan
8 Pendidikan kesehatan 41,41 1 38,01
9 Memenuhi kebutuhan 1,6 46 0,03
cairan dan nutrisi
Total 53,333 281 3839

Tabel diatas menunjukan bahwa frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung sift Malam
yaitu mengukur TTV sedangkan kegiatan produktif langsung yang terendah dilakukan yaitu
Pendidikan kesehatan.

c.1 Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Langsung Shift Malam di Ruang Rawat Inap Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 08-21 April 2019.

No. Tindakan Kebidanan Langsung Waktu Frekuensi Rerata Waktu


(Jam) (Jam)

1. Obat Oral 1,7 14 0,12


2. Pemberian Injeksi (Sesuai Jadwal) 1,7 14 0,12
15

3. Breast Care (Setiap Pagi Dan 0 0 0


Pasien Baru)
4. Rawat Luka (Pada Pasien Post Op 0 0 0
Sc)
5. Observasi Setiap Shift 1,7 14 0,12
Pagi ( 11.00)
Sore (17.00)
Malam (05.00)
6. Personal Hygiene 0 0 0
7. Penerimaan Pasien Baru Kebidanan 1,16 20 0,58
8. Pendidikan Kesehatan 0 0 0
9. Memenuhi Kebutuhan Cairan Dan 1,6 20 0,58
Nutrisi
Total 7,86 82 1,52

Tabel diatas menunjukkan frekuensi tertinggi kegiatan produktif langsung shift malam yaitu
penerimaan pasien baru dan memenuhi kebutuhan cairan, sedangkan kegiatan produktif langsung
yang terendah dilakukan yaitu observasi ttv dan pemberian obat.

d. Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Tidak Langsung Sift Pagi, Sore, Malam di Ruang Rawat Inap
Nifas RS Muhammadiyah Surabaya 1-30 April 2019

No. Tindakan Kebidanan Tidak Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu


Langsung (Jam)
1. Pendokumentasian catatan medik 1,33 90 0,014
2. Telekomunikasi dengan ruangan 0,06 180 0,004
16

lain
3. Timbang terima pasien 1,33 90 0,014

4. Memenuhi kebutuhan kebersihan 4 30 0,13


dan lingkungan
Total 7,32 360 0,165

Tabel di atas menunjukan bahwa frekuensi tinggi kegiatan produktif tidak langsung sift pagi,
sore, malam yaitu telekomunikasi dengan ruangan lain,sedangkan kegiatan produktif tidak
langsung yang terendah yaitu memenuhi kebutuhan kebersihan dan lingkungan.

d.1 Pelaksanaan Tindakan Kebidanan Tidak Langsung Shift Pagi, Sore, Malam di Ruang Rawat Inap
Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 08-21 April 2019

No. Tindakan Kebidanan Tidak Waktu Frekuen Rerata Waktu (Jam)


Langsung (Jam) si
1. Pendokumentaian catatan medic 1,33 48 0,03
2. Telekomunikasi dengaan ruangan 0,06 80 0,75
lain
3. Timbang terima pasien 1,33 48 0,03
4. Memenuhi kebutuhan kebersihan 4 14 0,28
dan lingkungan
Total 6,72 190 1,09

Tabel diatas menunjukkan bahwa frekuensi tinggi kegiatan produktif tidak langsung shift
pagi, sore, malam yaitu telkomunikasi dengn ruangan lain, sedangkan kegiatan produktif tidak
langsung yang terendah yaitu memenuhi kebutuhan kebersihan lingkungan.
e. Pelaksanaan Kegiatan Non Produktif Pada Sift Pagi, Sore, Malam di Ruang Rawat Inap Nifas di
RS Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 1-30 Maret 2019

No. Kegiatan Non Produktif Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu (Jam)
1. Pergi keperluan pribadi 3,2 30 0,11
2. Makan dan minum 1,6 60 0,03
17

3. Toilet 2,3 42 0,05

4. Telepon pribadi 3,6 27 0,13


5. Duduk di Ners stasion 0,8 114 0,007
Total 11,5 273 0,327

e.1 Pelaksanaan Kegiatan Non Produktif Pada Shift Pagi, Sore, Malam di Ruang Rawat Inap Nifas
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 08-21 April 2019

No. Kegiatan Non Produktif Waktu (Jam) Frekuensi Rerata Waktu (Jam)

1. Pergi keperluan pribadi 3,2 14 44,8


2. Makan dan minum 1,6 28 0,57
3. Toilet 2,3 43 0,53
4. Telepon pribadi 3,6 28 0,12
5. Duduk di ners station 0,8 52 0,15
Total 11,5 165 46,17

f. Rekapitulasi pelaksanaan perawatan di ruang nifas RSMS pada tanggal 1-30 maret 2019

NO Jenis Kegiatan Kebidanan Pagi (Jam) Sore (Jam) Malam (Jam)

1 Kegiatan produktif
a. Langsung 53,333 80,0 96
b. Tidak langsung 3,66 1,83 1,83
2 Kegiatan non produktif 5,75 2,87 2,81

Total 62,7 84,7 100,6

f.1 Rekapitulasi Pelaksanaan Perawatan Di Ruang Rawat Inap Nifas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 08-21 April 2019

No. Jenis Kegiatan Kebidanan Pagi (Jam) Sore (Jam) Malam (Jam)
18

1. Kegiatan Produktif
13,77 9,26 7,86
a. Langsung
3,36 1,68 1,68
b. Tidak Langsung
2. Kegiatan Non Produktif 5,75 2,87 2,87
Total 22,88 13,81 12,41

g. Beban kerja objektif di Ruang Rawat Inap Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya
Pada Tanggal 1-30 Maret April 2019

Beban Kerja Objektif

Shift Persentase Katagori

Pagi 50,29% Rendah

Sore 42,40% Rendah

Malem 29,84% Rendah

g.1 Beban Kerja Objektif Di Ruang Rawat Inap Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya
Pada Tanggal 08-21 April 2019
Beban Kerja Objektif
No. Shift
Persentase Kategori

1. Pagi 40,30% Rendah


2. Sore 37,30% Rendah
3. Malam 30,85% Rendah

1. Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan tergantung dari jumlah klien dan tingkat ketergantungannya.
Klasifikasinya tingkat ketergantungan klien dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Perawatan minimal (Minimal Care)
b. Perawatan Sebagian (Partial Care)
c. Perawatan Maksimal (Total Care)
19

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien kelompok menggunakan klasifikasi dan


kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan orem, yaitu teori self care defisit, perhitungan
tenaga yang dibutuhkan kelompok menggunakan perhitungan tenaga menurut Ratna Situorus,
2002. Berikut dibawah ini merupakan tingkat ketergantungan klien (berdasarkan teori D.orem:
self care defisit).

A. Minimal care
1. Pasien bisa mandiri atau hampir tidak memerlukan bantuan
a. Mampu naik turun tempat tidur.
b. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri.
c. Mampu makan dan minum sendiri.
d. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri).
e. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan.
2. Status psikologi stabil
3. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
4. Operasi ringan

B. Partial Care
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian
a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan dalam menyediakan makanan
c. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuapkan)
d. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut
e. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/berjalan
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK di tempat tidur/kamar mandi
2. Post operasi minor (24 jam)
3. Melewati fase akut dari post mayor
4. Fase awal dari penyembuhan
5. Observasi ttv setiap 4 jam
6. Gangguan emosional ringan
20

C. Total Care
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawatan yang
lebih lama
a. Membutuhkan 2 orang/lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong/kursi
roda
b. Membutuhkan latihan pasif
c. Membutuhkan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena
(infus/NGT/sonde)
d. Membutuhkan bantuan dan berdandan
e. Dimandikan perawat
f. Dalam keadaan inkontinensia menggunakan kateter
2. 24 jam post mayor
3. Pasien tidak sadar
4. Observasi ttv kurang dari 1 jam
5. Perawatan luka bakar
6. Perawatan kolostomy menggunakan alat bantu pernafasan/respirator

2.2.2 Perhitungan Ketenagaan Menurut Doglas


Kebutuhan tenaga bidan di Ruang Rawat Inap nifas di RSM Surabaya dari hasil
pengkajian adalah sebagai berikut. Tabel 2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan
tenaga bidan secara keseluruhan di Ruang Rawat Inap nifas di RSM Surabaya perhari pada
tanggal 01 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 1x0,17= 0,17 1x0,14= 0,14 1x0,07= 0,07

Partial Care 1x0,27= 0,27 1x0,15= 0,15 1x0,10= 0,10

Total Care 0 0 0
21

Total 0,44 (1) 0,29 (1) 0,17 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3 = 0,92 dibulatkan menjadi 1
279

Jadi, Jumlah bidan yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Rawat Inap di RSM
Surabaya adalah 6 orang + 1 orang struktural (Kepala Ruangan) + 2 orang lepas dinas = 9
orang.

Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Rawat inap di RSM Surabaya perhari pada tanggal 02 April 2019
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 1x0,17= 0,17 1x0,14= 0,14 1 x0,07= 0,7

Partial Care 1x0,27= 0,27 1x0,15= 0,15 1 x0,10= 0,10

Total Care 0 0 0

Total 0,44 (1) 0,29 (1) 0,17 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
22

279

Jadi, Jumlah Bidan yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Rawat Inap nifas di RSM
Surabaya adalah 6 orang + 1 orang struktural (Kepala Ruangan) + 2 orang lepas dinas = 9 orang.

2.2.2.1 Perhitungan Ketenagaan Menurut Doglas


Kebutuhan tenaga budan di Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas di
RSM Surabaya dari hasil pengkajian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan kebidanan secara keseluruhan di
Ruang Nifas di RSM Surabaya perhari pada tanggal 08 April 2019
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Klasifikasi
Pasien Pagi Sore Malam

Minimal Care 4 x 0,17 = 0,68 3 x 0,14 = 0,42 4 x 0,07 = 0,28

Partial Care 0 x 0,27 = 0 2 x 0,15 = 0,3 3 x 0,10 = 0,3

Total Care 3 x 0,36 = 1,08 1 x 0,3 = 0,36 1 x 0,20 = 0,2

Total 1,76 (2) 1,08 (1) 0,78 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi1orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas di RSM Surabaya adalah
1 orang Kepala Ruangan+ 3 orang PP + 8 orang PA = 12 orang.

Tabel 2.3 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 09 April 2019
23

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0.14 = 0,56 6 x 0,07 = 0,42

Partial Care 3 x 0,27 = 0,81 3 x 0,15 = 0,45 1 x 0,10 = 0,1

Total Care 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,3 = 0,36 01 x 0,20 = 0,2

Total 1,85 (2) 1,37 (1) 0,72 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas di RSM Surabaya adalah
1 orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 orang PA + 0 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.4 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas di RSM Surabaya perhari pada
tanggal 10 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam
24

Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 4 x 0,14 = 0,56 2 x 0,07 = 0,14

Partial Care 2 x 0,27 = 0,54 3 x 0,15 = 0,45 0 x 0,10 = 0

Total Care 3 x 0, 36 = 1,08 1 x 0,36 = 0,36 0 x 0,20 = 0

Total 2,44 (2) 1,37 (1) 0,14 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang NifasRSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 6 orang PA + 2 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.5 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 11 April 2019
Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 8 x 0,14 = 1,12 2 x 0,07 = 0,14

Partial Care 3 x 0,27 = 0,81 1 x 0,15 = 0,15 0 x 0,10 = 0

Total Care 3 x 0,36 = 1,08 0 x 0,36 = 0 0 x 0,20 = 0

Total 2,4 (2) 1,27 (1) 0,14 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
25

86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas di RSM Surabaya 1 orang
kepala ruangan + 3 orang PP + 6 orang PA + 2 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.6 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas di RSM Surabaya perhari pada
tanggal 12 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,07

Partial Care 0 x 0,27 = 0 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2

Total Care 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,4

Total 1,23 (1) 1,16 (1) 0,67 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang
+
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 6 orang PA +2 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.7 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 13April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam
26

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,7

Partial Care 0 x 0,27 = 0 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2

Total Care 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,4

Total 1,23 (1) 1,16 (1) 1,3 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang + 6 orang PA +2 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.8 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 14 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 2 x 0, 17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2x 0,07 = 0,14

Partial Care 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0

Total Care 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,4

Total 1,6 (2) 1,3 (1) 0,54 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 4 Orang
27

Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :


86 X 4
= 1,23dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang NifasRSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP+ 5 orang PA + 3 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.9 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 Ruang NifasRSM Surabaya perhari pada tanggal
15 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 4 x 0,17 = 0,68 04 x 0,14 = 0,56 4 x 0,07 = 0,28

Partial Care 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 1 x 0,10 = 0,10

Total Care 0 x0,36 = 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,20 = 0

Total 0,95 (1) 0,71 (1) 0,38 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 rang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 5 orang PA +3 orang lepas dinas = 12 orang

Tabel 2.10 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 16 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
28

Pagi Sore Malam

Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 1 x 0,14 = 0,14 1 x 0,07 = 0,7

Partial Care 0 x 0,27 = 0 0 x 0,15 = 0 0 x 0,10 = 0

Total Care 1 x 0,36 = 0 ,36 4 x 0,36 = 1,44 4 x 0,20 = 0,8

Total 1,21 (1) 1,58 (1) 1,5 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 orang PA = 12 orang

Tabel 2.11 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 17 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 2 x 0,17 = 0,28 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,07 = 0,14

Partial Care 5 x 0,15 – 0,75 3 x 0,15 = 0,45 3 x 0,10 = 0,3

Total Care 0 x 36 = 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,20= 0

Total 1,03 (1) 0,73 (1) 0,44 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
29

Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 PA = 12 orang

Tabel 2.12 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 18 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07 = 0,21

Partial Care 0 x 0,27 = 0 2 x 0,15 = 0,3 1 x 0,10 = 0,1

Total Care 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,3 = 0,36 1 x 0,20 = 0,2

Total 0,87 (1) 1,08 (1) 0,51 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang NifasRSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3orang PP + 8 orang PA = 12 orang

Tabel 2.13 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 19 April 2019
30

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07 = 0,21

Partial Care 4 x 0,27 = 1,08 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,1

Total Care 0 x 0,36 = 0 1 x 0,36 = 0 1 x 0,20 = 0,2

Total 1,59 (2) 0,72 (1) 0,51 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 orang PA = 12 orang

Tabel 2.14 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada tanggal 20 April
2019
31

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam
Minimal Care 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,07 = 0,14

Partial Care 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 0 x 0,10 = 0

Total Care 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,20 = 0,4

Total 1,6 (2) 1,3 (1) 0,54 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 orang PA = 12orang.

Tabel 2.15 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan di
Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 di Ruang Nifas RSM Surabaya perhari pada
tanggal 21 April 2019

Kebutuhan Tenaga Keperawatan


Klasifikasi Pasien
Pagi Sore Malam

Minimal Care 3 x 0,17 = 0,51 3 x 0,14 = 0,42 3 x 0,07 = 0,21

Partial Care 4 x 0,27 = 1,08 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,1

Total Care 0 x 0,36 = 0 1 x 0,36 = 0 1 x 0,20 = 0,2

Total 1,59 (2) 0,72 (1) 0,51 (1)

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
32

Malam : 1 Orang +
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 1
orang kepala ruangan + 3 orang PP + 8 orang PA = 12 orang
33

Tabel 2.16 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan Secara Keseluruhan
di Ruang Mina, Marwah, Shofa, Arofah 1 Ruang NifasRumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya pada tanggal 08 – 21 April 2019.

No Tgl Tingkat Jumlah Kebutuhan Jumlah Perawat


Ketergantungan Perawat

Klasifikasi Jumlah Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Total


Pasien Pasien
1 08- Minimal care 5 0,68 0,42 0,28 2 1 1 4
04- Parsial Care 3 0 0,3 0,3
2019 Total Care 3 1,08 0,36 0,2
Jumlah: 11 1,76 1,08 0,78
2 09- Minimal 4 0,68 0,56 0,42 2 1 1 4
04- Care
2019 Parsial Care 3 0,81 0,45 0,1
Total Care 1 0,36 0,36 0,2
Jumlah : 8 1,85 1,37 0,72
3 10- Minimal 5 0,85 0,56 0,14 2 1 1 4
04- Care
2019 Parsial Care 2 0,54 0,45 0
Total Care 3 1,08 0,36 0
Jumlah: 8 2 1 1
4 11- Minimal 3 0,51 1,12 0,14 3 2 1 6
04- Care
2019 Parsial Care 3 0,81 0,75 0
Total Care 3 1,08 0 0
Jumlah: 9 2,4 1,27 0,14
5 12- Minimal 3 0,51 0,14 0,07 1 1 1 3
04- Care
2019 Parsial Care 0 0 0,3 0,2
Total Care 2 0,72 0,72 0,4
Jumlah: 5 1,26 1,16 0,67
6 13- Minimal 2 0,34 0,28 0,14 2 1 1 4
04- Care
2019 Parsial Care 2 0,54 0,3 0
Total Care 2 0,72 0,72 0,4
Jumlah 6 1,6 1,3 0,54
7 14- Minimal 4 0,68 0,56 0,28 1 1 1 3
04- Care
2019 Parsial Care 1 0,27 0,15 0,10
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 5 0,95 0,71 0,38
8 15- Minimal 5 0,85 0,14 0,7 1 1 1 3
04- Care
2019 Parsial Care 0 0 0 0
Total Care 1 0,36 1,44 0,8
34

Jumlah 6 1,21 1,58 1,5


9 16- Minimal care 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
04- Parsil care 3 0 0,3 0,1
2019 Total care 1 0,36 0,36 0,2
Jumlah 7 0,87 1,08 0,51
10 17- Minimal care 5 0,85 0,14 0,7 1 1 1 3
04- Parsial care 0 0 0 0
2019 Total care 0 0,36 1,44 0,8
Jumlah 5 1,21 1,58 1,5
11 18- Minimal care 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
04- Parsial care 4 1,08 0,3 0,1
2019 Total care 0 0 0,36 0,2
Jumlah 7 1,59 1,08 0,51
12 19- Minimal care 6 0,51 0,42 0,42 2 1 1 4
04- Parsial care 3 1,08 0,3 0,3
2019 Total care 0 0 0 0
Jumlah 9 1,59 0,72 0,72
13 20- Minimal care 3 0,34 0,28 0,14 2 1 1 4
04- Parsial care 2 0,54 0,3 0
2019 Total care 0 0,72 0,72 0,4
Jumlah 5 1,6 1,3 0,8
14 21- Minimal care 4 0,51 0,42 0,21 2 1 1 4
04- Parsial care 1 1,08 0,3 0,1
2019 Total care 1 0 0 0,2
Jumlah 6 1,59 0,72 0,51
JUMLAH 23 15 15 52
RATA-RATA 1,64 1,07 1,07 3,71

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 2 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 4 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 4
= 1,23 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 3
orang + 1 orang kepala ruangan + 3 orang PP + 1 orang lepas dinas = 8 orang.
35

2.2.3 Perhitungan Ketenagaan Menurut Doglas


Kebutuhan tenaga perawat di Ruang Nifas RSM Surabaya dari hasil pengkajian adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.17 Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan secara
keseluruhan di Ruang Nifas RSM Surabaya selama 14 hari pada tanggal 08 – 21
April 2019.

No. Tanggal Tingkat Jumlah Kebutuhan Jumlah Perawat


Ketergantungan Perawat

Klasifikasi Jumlah Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Total


Pasien Pasien
1. 08 April Minimal 5 0,51 0,28 0 1 1 1 3
2019 care
Parsial 4 0,54 0,3 0,1
Care
Total Care 2 0,36 0,36 0
Jumlah: 11 1,41 0,94 1
2. 09April Minimal 4 0,34 0,14 0,07 1 1 1 3
2019 care
Parsial 2 0,27 0 0,1
Care
Total care 2 0,36 0,36 0
Jumlah 8 0,97 0,5 0,17
3. 10April2019 Minimal 6 0,51 0,28 0,7 1 1 1 3
Care
Parsial 2 0,27 0 0,1
Care
Total Care 3 0,36 0,36 0,2
Jumlah: 12 1,14 0,64 1
4. 11April Mimal 5 0,51 0,14 0,07 1 1 1 3
2019 Care
Parsial 4 0,54 0,3 0
Care
Total Care 0 0 0 0
Total: 9 1,05 0,44 0,07
5. 12 April Minimal 2 0,17 0 0,07 1 1 1 3
2019 Care
Parsial 1 0,27 0 0
Care
Total Care 2 0 0,36 0,2
Jumlah 5 0,44 0,36 0,27
36

6 13 April Minimal 2 0,17 0 0,07 1 1 1 3


2019 Care
Parsial 1 0 0 0,10
Care
Total Care 3 0,72 0,36 0
Jumlah 6 0,89 0,36 0,17
7. 14April Minimal 3 0,34 0,14 0 1 1 1 3
2019 Care
Parsial 0 0 0 0
Care
Total Care 2 0 0,36 0,2
Jumlah 5 0,36 0,5 0,2
8. 15April Minimal 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
2019 Care
Parsial 0 0 0 0
Care
Total Care 0 0 0 0
Jumlah 3 0,51 0,42 0,21
9. 16April Minimal 2 0,17 0,14 0 1 1 1 3
2019 care
Parsial 3 0,54 0 0,10
care
Total care 1 0,36 0,36 0,20
Jumlah 6 1,07 0,5 0,3
10. 17April Minimal 2 0,34 0,28 0,14 2 1 1 4
2019 care
Parsial 3 0,81 0,45 0,3
care
Total care 2 0,72 0,72 0,4
Jumlah 7 1,87 1,45 0,84
11. 18April Minimal 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
2019 care
Parsial 2 0,54 0,3 0,2
care
Total care 1 0,36 0,36 0,20
Jumlah 6 1,41 1,08 0,61
12. 19April Minimal 4 0,68 0,56 0,28 1 1 1 3
2019 care
Parsial 3 0,81 0,45 0,3
care
Total care 0 0 0 0
Jumlah 7 1,49 1,01 0,58
13. 20April Minimal 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
2019 care
Parsial 2 0,54 0,3 0,2
care
Total care 1 0,36 0,36 0,20
37

Jumlah 6 1,41 1,08 0,61


14. 21 April Minimal 3 0,51 0,42 0,21 1 1 1 3
2019 care
Parsial 2 0,54 0,3 0,1
care
Total care 0 0 0 0
Jumlah 5 1,05 0,72 0,31
JUMLAH 15 14 14 43
RATA –RATA 1,07 1 1 3,07

Total Tenaga Perawat :


Pagi : 1 Orang
Sore : 1 Orang
Malam : 1 Orang +
Total : 3 Orang
Jumlah Tenaga Yang Lepas Dinas Perhari :
86 X 3
= 0,92 dibulatkan menjadi 1 orang
279

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di Ruang Nifas RSM Surabaya adalah 3
orang + 1 orang kepala ruangan + 3 orang PP + 1 orang lepas dinas = 8 orang.

5. Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat


Evaluasi dilakukan dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 23 pertanyaan berbentuk
pilihan. Pilihan pertanyaan mencakup beberapa pertanyaan mengenai kinerja perawat yaitu 1.
Tangibles, 2. Emphaty, 3. Reability, 4. Responsiveness, 5. Assurance.
38

Tabel 2.16 Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Mina, Marwah, Shofa dan Arofah 1 Ruang Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya Perhari Pada Tanggal 08 – 21 April 2019

PERAWAT
No. Responden Umur Pendidikan TANGIBLES EMPHATI REALIBITY RESPONSIVENESS ASSURANCE
(Bukti Nyata) (Empati) (Keandalan) (Ketanggapan) (Kepastian)
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. Ny.F 31 SMA 4 80 4 80 4 80 4 100 3 60
2. Ny.SS 25 SMA 4 80 5 100 5 100 3 60 4 80
3. Ny.SA 43 SMA 4 80 5 100 5 100 4 80 4 80
4. Ny.S 43 SD 4 80 4 80 3 60 2 40 4 80
5. Ny. Z 29 SMP 4 80 5 100 3 60 5 100 4 80
6. Ny. NF 23 SMK 3 60 4 80 5 100 2 40 4 80
7. Ny.MS 24 SARJANA 4 80 5 100 3 60 5 100 4 80
8. Ny.I 45 SD 4 80 4 80 5 100 4 80 4 80
9. Ny. SA 23 SMK 3 60 5 100 3 60 5 100 4 80
10. Ny.L 43 SMP 4 80 4 80 5 100 2 40 3 60
11. Ny.JS 34 SARJANA 3 60 5 100 3 60 4 80 4 80
12. Ny.SB 36 SD 4 80 5 100 3 60 5 100 3 60
13. Ny. PP 24 SMA 3 60 4 80 3 60 4 80 3 60
14. Ny.M 27 SD 3 60 4 80 5 100 2 40 4 80
15. Ny.MS 35 SMA 4 80 4 80 5 100 2 40 4 80
16. Ny.Il 45 SMP 4 80 5 100 3 60 4 80 4 80
17. Ny. U 54 SMA 4 80 4 80 5 100 5 100 3 60
18. NY.P 34 SMP 3 60 4 80 5 100 3 60 3 60
19. Ny.T 33 SMA 4 80 4 80 4 100 5 100 3 60
39

20. Ny.J 45 SMA 4 80 4 80 3 60 3 60 3 75


JUMLAH 1270 1760 1620 1480 1455
RATA-RATA 64% 88% 81% 88% 73%
Hasil pengkajian kepuasan pasien terhadap pelayanan perawat sejumlah 20 responden
yang dilakukan pada tanggal 8 April -21 April 2019 menunjukan rata-rata tingkat kepuasan
terhadap kinerja perawat dari 20 pasien yang pulang di ruang rawat inap nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya yaitu Tangibles 64%, Emphati 88%, Realibity 81% Dan
Responsiveness 88%, Assurance 73 %.

6. Kepuasan Kerja Perawat


Evaluasi dilakukan dengan mempersiapkan kuesioner yang berisi 20 pertanyaan berbentuk
pilihan. Pertanyaan pilihan mencakup sebagai berikut :
a. Jumlah gaji yang diterima,
b. Sistem pengkajian yang dilakukan,
c. Pemberian intensive tambahan atas suatu prestasi atau kerja ekstra, dll.
Hasil pengkajian sebanyak 6 responden mengatakan bahwa sangat tidak puas dengan gaji
yang diterima, beban kerja tidak sesuai dengan seharusnya dan tidak ada penambahan gaji
intensif dan kepuasan kerja perawat sejumlah 8 responden yang dilakukan pada tanggal 8 april-
21 april 2019 menunjukkan sebanyak 5 bidan mengatakan cukup puas terhadap ketersedianyya
peralatan dan perlengkapan untuk mendukung pekerjaan. Sedangkan 1 bidan mengatakan tidak
puas dan terhadap tersedianya fasilitas penunjang. Sejumlah 5 responden mengatakan tidak puas
untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan atau pendidikan tambahan.
Hasil pengkajian kepuasan kerja perawat sejumlah 8 responden yang dilakukan pada tanggal
8 april-21 april 2019, puas berjumlah 2 (25 %) responden, cukup puas 5 (63%) responden.tidak
puas berjumlah 1 responden (13%).
41

2.2.2 Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2/ Material)


1. Lokasi dan Denah Ruangan
Ruang Rawat Inap Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya terletak
dengan uraian sebagai berikut :
Gambar 2.2 Denah Lantai 2 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya.

Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang Ruang


Toilet
Mina Jabal Marwah Shofa Arofah 1 Bidan
Nuur
NICU

Loundry

Dapur
Ruang Operasi

Ruang
gizi

Ruang R. Nurse
Ruang
Jabal Zam- R. Roudho R.Multazam R. Arofah 2 stasion HCU
Kasir
Rahman zam
v

Ruang Nifas adalah ruang rawat inap untuk pasien yang selesai bersalin dan ruangan pasien
terletak di lantai 2. Meliputi Ruang Arofah 1di sebelah ruang bidan,sebelahnya ada ruang
shofa,selanjutnya ada ruang marwah,dan yang paling pojok ada ruang mina dan di sebelah ada
kamar mandi atau toilet.

Ruang Nifas terbagi menjadi 4 golongan, yaitu Untuk ruang dewasa kelas 3 di ruang Mina,
untuk kelas 2 di ruang marwah,untuk kelas 1 di ruang shofa,untuk ruang VIP di ruang Arofah 1. Di
ruangan ini belum ada ruang diskusi khusus antara bidan/perawat dengan dokter.
42

2. Data Tempat Tidur Pasien


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 8-21 april 2019, didapatkan gambaran kapasitas
tempat tidur Ruang rawat inap adalah dengan rincian sebagai berikut :
a. Gambaran Umum Jumlah Tempat Tidur di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya

No Jenis Kelas Jumlah

1 Mina 6

2 Marwah 3

3 Shofa 2

4 Arofah 1 1

Total 12

3. Jumlah Alat, Kondisi, Perhitungan Sesuai Standart


a. Peralatan
Tabel 2.8 Fasilitas di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya
No Nama barang  Kondisi Standart Keterangan
Baik Rusak
1. Tempat tidur 12 12 12 Pengaman
dewasa
2. Meja pasien 12 12 12 -
3. Ac 4 4 4 -
4. Kursi kayu/plastik 15 15 15 -
Jam dinding
7. Timbangan 5 5 5 -
8. Kamar mandi dan -
9. WC 4 4 4 -
Handrub
10 TV 12 12 12 -
11. Tempat Sampah 4 4 4 -
43

14. non medis 5 5 5


Tempat sampah -
medis
15. Wastafel 1 1 1 1
Meja kayu
16. Kursi roda 4 4 4 -
17. Kulkas Obat 1 1 1 -
18. 4 4 4 -
19 1 1 1

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan


Ruang kepala ruangan terpisah dengan ruang bidan dengan fasilitas sebagai berikut :
1. Kamar mandi dan WC terpisah dengan ruang kepala ruangan.
2. Ruang konsulitasi dokter gabung dengan ruang bidan .
3. Musholla ada di depan ruang Logistik lantai 1.
4. Nurse station bagian pinggir ruangan.
5. Gudang di belakang Musholla.
6. Ruang TU di lantai 3.

c. Fasilitas untuk pasien


1. Ruang rawat inap yang terdiri dari ruang kelas I, II dan III.
2. Kamar mandi dan WC di dalam untuk kelas I,II dan diluar ruangan untuk kelas III.

d. Alat Medis/Keperawatan, Alat tenun, Alat Rumah Tangga, Administrasi


Tabel 2.9 Peralatan /Instrumen di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surabaya pada tanggal 8-21 April 2019
Kondisi

No Nama Alat Medik Jumlah Layak/ Tidak Layak


Baik
Ringan Berat

1. Stetoskop anak - - - -

2 Stetoskop dewasa 2 buah V


44

3. Nebulizer V

6. Spo2 Portable 1 buah V

7. Tensimeter Hg 1 buah V

8. Tensimeter Jarum 1 buah V

9 Stang infus ± 12 buah V

10 Pen light 1 buah V

11 Tongspatel 1 buah V

12 Thermometer 2 buah V

13 Bak instrumen besar 2 buah V

14 Bak instrumen kecil 2 buah V

Tabel 2.10 Fasilitas Alat Rumah Tangga di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 8-21 April 2019

No Fasilitas Jumlah Kondisi Standart Kurang


1 Piring 5 Baik
2 Sendok 3 Baik
3 Gelas 4 Baik
4 Dispenser 1 Baik
5 Gayung 1 Baik
6 Galon 1 Baik
7 Hitter 0 -
8 Loker perawat 1 Baik
9 Setrika 0 -
45

Gambar 2.3 Alur pengadaan Alat/Sarana Kebidanan di Ruang Rawat Nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya

Kepala Ruang

Bidang Keperawatan

Logistik

Ruang Rawat Inap Nifas

e. Obat Emergensi
Tabel 2.11 Obat Emergency di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surabaya pada tanggal 8-21 April 2019

No Nama Obat Jumlah Pemakaian Expired Date Sisa


1 MgSO4 20% 1 buah - Juli 2019 1 buah

2 MEYLON 1 buah - Sep 2019 1 buah

3 Spuit 3 cc 23 g 2 buah - Des 2019 2 buah


4 Spuit 5 cc 2 buah - Sep 2019 2 buah
5 Spuit 3 cc 23 g 2 buah - Des 2019 2 buah

6 D 10 500 cc 1 buah - Des 2019 1 buah


7 MgSO4 40% 1 buah - Juli 2019 1 buah
8 AMINOPHYLLIN INJ 2 buah - Des 2019 2 buah
9 INDEXON INJ 2 buah - Mar 2019 2 buah

10 DIPHENHIDRAMIN 2 buah - Jan 2019 2 buah


11 Ca.GLUCONAS INJ 1 buah - Nov 2016 1 buah

12 PLASMINEX 500 INJ 2 buah - Sep 2018 2 buah


46

13 SIBITAL INJ 1 buah - Aug 2017 1 buah

14 INVOMIT 4 INJ 1 buah - May 2017 1 buah

15 INTROCAN 24 1 buah - Sep 2018 1 buah


16 INTROCAN 26 1 buah - Mar 2019 1 buah
17 INFUSET MICROBURET 1 buah - Jan 2017 1 buah

f. Administrasi Penunjang
1. Buku Perencanaan Pasien Pulang
Buku Perencanaan Pasien Pulang obat yang harus diminum, pengaturan makan (dietnya),
kegiatan-kegatan/aktivitas yang tidak atau boleh dilakukan, pemeriksaan ulang secara teratur.
2. Seperangkat Computer Online
Computer Online berisi registrasi, nama dan umur.
3. Buku Timbang Terima dan Format Timbang Terima/Observasi
Didalam Buku Timbang Terima dan Format Timbang Terima/Observasi berisi identitas
pasien dan SBAR meliputi : Situasion (DJPJ, diagnosa medis, tanggal masuk, agama,
pendidikan, asal ruangan, tanggal pindahan ), Background ( keluhan saat masuk, Riwayat
alergi), Assesment (TTV, pengguna O2, resiko jatuh, program therapy, dan alat medis yang
terpasang serta tanggal pasang.
4. Buku Register
Didalam buku register berisi nomor register, Nama dan Umur pasien, alamat, diagnosa Medis,
dokter yang merawat, tanggal MRS dan tanggal KRS, dan keterangan.
5. Standart Operasional Prosedur (SOP)
a. Penerimaan pendapatan rawat inap (pasien umum)
b. Tindakan keperawatan pasien
c. Hak pasien dan keluarga
d. Pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI)
e. Sasaran keselamatan pasien
f. Komunikasi terapeutik pada pasien
g. Penerimaan pasien baru di ruang rawat inap
h. Persiapan pasien pulang rawat terencana
i. Pemasangan infus
47

j. Pemasangan kateter urin


k. Pemantauan pelaksanaan tranfusi darah
l. Laporan kasus KLB
m. Pengendalian dokumentasi
n. Pengendalian arsip
o. Bimbingan rohani pasien rawat inap
p. Pengusulan alat medis dan sarana keperawatan
q. Tata cara pemberian obat peroral penderita yang alergi obat
r. Penanganan limba medis tajam
s. Penanganan limba medis non tajam
t. Penanganan kedaruratan tumpahan bahan beracun
u. Menjawab konsul rawat inap
6. Standart Asuhan Keperawatan (SAK)
7. Buku Pemeriksaan Penunjang
Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan Alat Rumah Tangga di
Ruang Keperawatan Nifas sudah memenuhi standar jumlah yang ditetapkan RS Muhammadiyah.
Alat-alat kesehatan yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh Ruangan secara
optimal sesuai kebutuhan klien namun alat kesehatan di kalibrasi 1 tahun sekali. Untuk peralatan
yang tidak ada standar jumlahnya selama ini untuk mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria
kecukupan penggunaan dalam kegiatan sehari-hari.
48

2.2.4 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Methode)


1. Penerapan Pemberian Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)
Dari hasil wawancara dan pembagian kuisioner dengan kepala ruangan rawat inap
dan bidan Rumah sakit Muhammadiyah Surabaya pada tanggal 01 april 2019 didapatkan
bahwa sudah diterapkan metode asuhan keperawatan profesional (MAKP) dengan metode
tim namun belum optimal dikarenakan masih kurangnya tenaga kebidanan di ruang nifas.
Data didapatkan dari kuesioner 5 bidan (62,5%) bahwa metode asuhan keperawatan
profesional yang dilakukan di ruang nifas saat ini adalah model tim dan pada
pelaksanaannya sudah berjalan tetapi belum optimal. Hal ini dikarenakan salah satunya
pembagian tugas perawat hasil dari 5 kuesioner terdapat 3 bidan (37,5%) mengatakan
pembagian tugas tidak sesuai dengan job description, 1 bidan (12,5%) mengatakan
pembagian tugas sebagian sesuai dengan job description, 1 bidan (12,5%) mengatakan
sesuai dengan job description.

2. Penerimaan Pasien Baru


Dari pengkajian dan pengambilan data melalui kuisioner yang kami dapatkan
penerimaan pasien baru di ruang rawat inap sudah berjalan tetapi belum optimal
dikarenakan hanya ada beberapa lembar yang disediakan seperti : ada lembar serah terima
pasien dari ruang lain, pasien datang dari IGD, adanya lembar pasien masuk rumah sakit,
lembar pengkajian pasien, lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien ada di masing-
masing kamar pasien. untuk lembar inform consent sentralisasi obat sudah disediakan.
Kemudian alur penerimaan pasien baru, dari IGD dilakukan serah terima oleh perawat
yang mengantar dengan perawat yang jaga, setelah itu seharusnya dilakukan pengkajian
pasien baru dan menjelaskan segala sesuatu tercantum dalam lembar penerimaan pasien
baru tetapi di ruang rawat inap nifas kadang-kadang dilakukan.
49

3. Timbang Terima
Dari pengkajian yang kami dapatkan di ruangan rawat inap pelaksanaan timbang terima
dilakukan sudah fokus pada masalah keperawatan masalah medis. Hal ini dibuktikan dengan
hasil kuesioner sebagai berikut :
No. Pertanyaan Hasil Observasi
1. Setiap kegiatan operan dipimpin oleh Selalu = tidak ada (0%)
katim/kepala ruangan Kadang-kadang = 3 bidan (37,5%)
Tidak Pernah = 2 bidan (25%)
Tidak menjawab = 3 bidan (37,5%)
2. Setiap operan dilaksanakan setiap Selalu = 5 bidan (62,5%)
waktu/shift Kadang-kadang = tidak ada (0%)
Tidak Pernah = tidak ada (0%)
Tidak menjawab = 3 bidan (37,5%)
3. Setiap operan selalu dihadiri oleh semua Selalu = 5 bidan (62,5%)
anggota shift yang akan bertugas dan Kadang-kadang = tidak ada (0%)
yang akan pulang Tidak Pernah = tidak ada (0%)
Tidak menjawab = 3 bidan (37,5%)
4. Setiap dalam pelaksanaan operan ada Selalu = 1 bidan (12,5%)
interkasi yang berlangsung antara pasien Kadang-kadang = 4 bidan (50%)
dan petugas Tidak Pernah = tidak ada (0%)
Tidak menjawab = 3 bidan (37,5%)
5. Setiap masalah yang disampaikan dalam Selalu = 5 bidan (62,5%)
operan berfokus pada masalah Kadang-kadang = tidak ada (0%)
keperawatan pasien Tidak Pernah = tidak ada (0%)
Tidak menjawab = 3 bidan (37,5%)

Pelaksanaan timbang terima mencakup penyampaian tentang kondisi pasien, terapi medis
dan pemeriksaan penunjang yang belum atau sudah dilakukan sesuai instruksi dokter serta
acara pasien pada hari itu. Pelaksanaan timbang terima dipimpin oleh PJ Shift atau ketua tim
dan dilakukan secara lisan dan tertulis. Adanya format timbang terima yang sudah sesuai
dengan standart dan buku timbang terima. Setelah timbang terima dilakukan diruang bidan
station kemudian di validasi langsung ke semua pasien. Timbang terima sudah dilakukan pada
setiap shift, isi dan substansi dari kegiatan timbang terima sudah menyentuh aspek asuhan
keperawatan namun belum tersampaikan seluruhnya. Rencana tindakan keperawatan ada yang
tidak tersampaikan ke shift berikutnya dan hanya terbatas pada tim yang bertanggung jawab.
Tidak adanya lembar supervisi tentang timbang terima sehingga belum dilakukan supervisi
terhadap timbang terima di ruang rawat nifas.
50

4. Ronde Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan ronde keperawatan belum dilakukan di Ruang rawat
nifas karena masih kekurangan sarana dan prasarana dan ronde keperawatan belum terdapat
format atau dokumentasi maupun jadwal, didalam ruang nifas struktural yang ada didalamnya
hal ini dibuktikan dengan hasil kuesioner, 5 (62,5%) bidan mengatakan tidak pernah dilakukan
ronde keperawatan dan tidak mengenal ronde keperawatan, 0 (0%) bidan mengatakan ronde
keperawatan dilakukandan sesuai dengan kriteria. 5 (62,5%) bidan belum mengerti definisi
ronde keperawatan, kepala ruangan selama menjabat menjadi kepala ruangan belum pernah
diadakan ronde keperawatan. Salah satu kendala pelaksanaan ronde keperawatan adalah
kurangnya pengetahuan tentang ronde keperawatan, belum ada sarana prasarana yang
mendukung ronde keperawatan seperti belum disediakannya lembar informed concent pasien,
belum terjadwal sebagai kegiatan rutin di ruangan, dan tidak tersedianya SOP untuk ronde
keperawatan serta sarana prasarana yang belum memadai.

5. Supervisi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan, di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya sudah dilakukan tetapi, masih belum ada format dan dokumentasi. Hasil dari
kuesioner dibuktikan bahwa 5 bidan (62,5%) mengatakan supervisi rutin dilakukan dalam 1
bulan 3 kali (pembahasan supervisi meliputi evaluasi pelayanan, update ilmu, dan kunjungan),
kadang-kadang supervisi dilakukan tidak sesuai alur, tidak ada pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi kepada bidan.

6. Discharge Planning
Dari pengkajian yang kami dapatkan Discharge planning di ruang rawat inap sudah optimal
dan dilakukan hampir pada semua pasien yang akan pulang, tetapi Discharge planninghanya
dilakukan saat pasien akan pulang yang seharusnya Discharge planning dilakukan ketika pasien
datang, saat pasien dirawat dan saat pasien akan pulang. Di ruang anak sudah tersedia format
discharge planning,leaflet, resume keperawatan dan dokumentasi, format edukasi saat
Discharge planning dan pendidikan kesehatan hanya dilakukan secara lisan tanpa tulisan.
51

7. Pengelolaan Pemberian Obat Terintegrasi


Dari pengkajian yang kami dapatkan pemberian obat terintegrasi di ruang nifas dilakukan
secara oneday care. Alur pemberian obat terintegrasi diruang nifas dimulai dari dokter
memberikan resep kepada pasien/keluarga pasien lalu pasien memberikan resep tersebut kepada
depo farmasi. Setelah itu depo farmasi menyerahkan obat sesuai resep yang diminta kepada
pasien/keluarga pasien dan langsung diserahkan kepada bidan diruangan. Pengelolaan obat di
ruang nifas tidak dilakukan di tempat khusus pengelolaan obat. Seharusnya di setiap ruangan
diberikan ruangan khusus untuk mengelola obat karena pengelolaan obat membutuhkan ruangan
khusus, dalam penyimpanan obat ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti suhu
ruangan, cara penyimpanan dan kesterilan dari obat tersebut. Selain itu di ruang nifas tersedia
lembar informed concent tentang pemberian obat terintegrasi yang digunakan untuk mencatat
setiap obat yang akan diberikan dan diterima oleh pasien baik oral maupun injeksi. lembar
tersebut ditandatangani oleh bidan yang melakukan pemberian obat dan pasien/keluarga pasien
yang menerima obat tersebut.

8. Dokumentasi Keperawatan
Dari pengkajian yang kami dapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Rawat Nifas
adalah sistem SOR (Sources Oriented Record) dan sistem pendokumentasian laporan harian
untuk evaluasi menggunakan SOAP. Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh status pasien
yang ada, didapatkan :
a. Ada lembar pendokumentasian tidak terlampir, antara lain lembar program dokter laporan
perawat/bidan, lembar grafik dan daftar masalah.
b. Lembar untuk penempelan hasil pemeriksaan USG / NST / EKG / Laboratorium (DL,
Kimia Klinis, Imunologi, GDA) ditempelkan pada RM pasien.
c. Pengisian pendokumentasian lengkap, antara lain mencantumkan nama pasien dan No. RM
di lembar catatan harian dokter.
d. Lembar informed consent dan pengkajian penerimaan pasien baru sudah optimal
dilaksanakan.
e. Pemanfaatan SAK belum sepenuhnya dilakukan terlihat dari beberapa status pasien yang
tidak terdapat SAK, sedangkan SOP diruang rawat nifas masih belum terlaksana secara
optimal seperti SOP tentang cuci tangan ditempel di dekat tempat cuci tangan, namun SOP
yang lain juga belum dimanfaatkan atau terlaksana secara optimal.
52

Tabel 9.1 Adapun Bagan Uraian Lembar Dokumentasi Kebidanan yang ada di Ruang Rawat
Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

No. Uraian Bagan Sumber


1 RMK 1 : Ringkasan riwayat masuk dan keluar rumah Bidan
sakit

2 RMK 2 : Surat pengantar masuk rumah sakit Bidan

3 RMK 3 : Lembar penempelan surat (rujukan) Bidan

4 RMK 4 : Persetujuan umum/general consent Bidan

5 RMK 5 : Informd consent (persetujuan tindakan medis) Bidan

6 RMK 7 : Formulir keinginan pasien memilih DPJP Bidan


(dokter penanggung jawab pasien) rawat inap

7 RMK 8 : Catatan edukasi terintegrasi pasien/keluarga Bidan

8 RMK 9 : Serah terima pasien antar ruangan Bidan

9 RMK 10 : Daftar penerimaan dan pemberian obat Bidan

10 RMK 11 : Lembar penerimaan pasien baru Bidan

11 RMK 12 : Surat persetujuan sentralisasi obat Bidan


12 RMK 13 : Asuhan kebidanan Bidan

13 RMK 14 : Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Bidan

14 RMK 15 : Evaluasi Pasien Bidan

15 RMK 16 : Lembar observasi pasien Bidan


16 RMK 17 : Grafik

17 RMK 18 : Hasil pemeriksaan laboratorium radiologi, dll Bidan

18 RMK 19 : Catatan perkembangan pasien terintegrasi Bidan

19 RMK 20 : Resume asuhan kebidanan Bidan

20 RMK 21 : Formulir asuhan gizi Bidan

21 RMK 22 : Formulir bimbingan rohani Bidan


53

22 RMK 23 : Resume medis Bidan

2.2.5 Pembiayaan (M4/Money)


Pembiayaan dana renovasi, sumber dana operasional ruangan, alat kesehatan, fasilitas
kesehatan bagi pasien, fasilitas bahan habis pakai bagi pasien, dan fasilitas kesehatan bagi
petugas kesehatan berasal dari rumah sakit yang diperoleh dari Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya. Sedangkan dana kesejahteraan pegawai berasal dari RS Muhammadiyah Surabaya.
Intensif yang diberikan dari rumah sakit yaitu jasa pelayanan dan jasa tindakan yang diberikan
berdasarkan pendidikan, masa kerja, dan resiko pekerjaan. Sedangkan pembiayaan pasien saat
ini sebagian besar tercover oleh BPJS karena per tanggal 21 januari 2019 RS.Muhammadiyah
Surabaya sudah bekerjasama dengan BPJS kesehatan. Tapi selain itu biaya perawatan yang
berlaku tetap sesuai dengan kelas perawatan.

TARIP RAWAT INAP BERSALIN NORMAL


A. PERTOLONGAN BIDAN (PERAWATAN PER HARI )
Tarip Berdasarkan Kelas
No Jenis Pelayanan
VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Sewa Kamar 450.000,- 250.000,- 170.000,- 120.000,-

2. Perawatan 250.000,- 170.000,- 120.000,- 60.000,-

3. Sewa VK 350.000,- 275.000,- 225.000,- 150.000,-

4. Sewa Alat 150.000,- 125.000,- 100.000,- 75.000,-

5. Jasa Prtlgn Persal 550.000,- 375.000,- 275.000,- 225.000,-

6. BHP VK Sesuai pemakaian

7. Paket Ibu 200.000,- 200.000,- 140.000,- 140.000,-

8. Fisioterapi 70.000,- 60.000,- 45.000,- 40.000,-

9. Visite dr jaga/hari 7.500,- 7.500,- 7.500,- 7.500,-

Administrasi 80.000,- 75.000,- 50.000,- 50.000,-

Total 2.107.500,- 1.537.500,- 1.132.500,- 867.500,-

Patologis 250.000,- 165.000,- 110.000,- 75.000


54

NB :
1. Tarif diatas tidak termasuk laboratorium dan obat minum setelah melahirkan
2. Sewa kamar terhitung tanggal masuk
3. Konsul VIA tlp dr spesialis 95.000,- Dalam 1 hari apabila lebih dari 1x konsul,
maka tarip yang di bebankan hanya 1x Konsul
4. Jika IUFD maka paket ibu dihapus

B. PERTOLONGAN DOKTER SPESIALIS OBGYN (PERAWATAN PER HARI)

No JENIS PELAYANAN TARIP BERDASARKAN KELAS


VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
1. Sewa Kamar 450.000,- 250.000,- 165.000,- 120.000,-

2. Perawatan 250.000,- 170.000,- 120.000,- 60.000,-

3. Sewa (VK) 350.000,- 275.000,- 225.000,- 150.000,-

4. Sewa Alat VK 150.000,- 125.000,- 100.000,- 75.000,-

5. Jasa Prtlgn Persal 1.950.000,- 1.650.000,- 1.350.000,- 1.100.000,-


Dokter

6. BHP VK Sesuai pemakaian

7. Paket Ibu 200.000,- 200.000,- 140.000,- 140.000,-

8. Fisioterapi 70.000,- 60.000,- 45.000,- 40.000,-

9. Visite dr jaga/hari 7.500,- 7.500,- 7.500,- 7.500,-

Administrasi 80.000,- 75.000,- 50.000,- 50.000,-

Total 3.507.500,- 2.812.500,- 2.202.500,- 1.742.500,-

NB :
1. Tarip di atas belum termasuk resep post partum
2. Pada kasus patologis jasa dokter spesialis : ditambah 50 %
55

TARIP CURRATAGE (KURET) DOKTER SPESIALIS DI VK

No JENIS PELAYANAN Tarif (Rp)

1. Tindakan Dokter Kandungan Rp. 1.100.000,-

2. Sewa Kamar Bersalin (VK) Rp. 275.000,-

3. BHP VK Sesuai pemakaian

4. Jasa Medis VK Rp. 250.000,-

5. Sewa Alat Rp. 400.000,-

6. Administrasi Rp. 50.000,-

JUMLAH Rp. 2.075.000,-

NB :

1. Jika didampingi dr anestesi ditambah Rp. 450.000,-


2. Tarif Curretage belum termasuk obat minum

TARIP OPERASI BEDAH UMUM DAN OBSGYN

A. TARIP OPERASI SEDANG I ( Lipoma, Ganglion, Sircumcici, Papiloma)

JENIS TARIP BERDASARKAN KELAS


No
PELAYANAN VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Jasa Dokter Bedah 1,700,000 1,300,000 1,100,000 900,000

2. Jasa Anesthesi 650,000 500,000 450,000 300,000

3. Jasa Medis 325,000 300,000 240,000 180,000

4. Sewa Kamar 850,000 800,000 700,000 650,000


Operasi

5. Sewa Alat 400,000 300,000 250,000 150,000

Jumlah tind operasi 3,925,000 3,200,000 2,740,000 2,180,000

6. BHP OK Sesuai Pemakaian

7. BHP Post Op Sesuai Pemakaian


56

B. TARIP OPERASI SEDANG II ( Apendiktomi, FAM, Hernia, Haemorroid,


Curettage, Kondiloma, MOW )

No JENIS PELAYANAN TARIP BERDASARKAN KELAS


VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Jasa Dokter Bedah 1,900,000 1,500,000 1,300,000 1,100,000

2. Jasa Anesthesi 750,000 600,000 530,000 425,000

3. Jasa Medis 350,000 300,000 240,000 180,000

4. Sewa Kamar Operasi 850,000 800,000 700,000 650,000

5. Sewa Alat 400,000 300,000 250,000 150,000

Jumlah tind operasi 4,250,000 3,500,000 3,020,000 2,505,000

6. BHP OK Sesuai Pemakaian

7. BHP Post Op Sesuai Pemakaian

C. TARIP OPERASI BESAR (SC, Cholecsistectomi, Laparotomi, Basalioma)

TARIP BERDASARKAN KELAS


No JENIS PELAYANAN
VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Jasa Dokter Bedah 3,700,000 3,200,000 2,700,000 2,200,000

2. Jasa Anesthesi 1,300,000 1,100,000 950,000 850,000

3. Jasa Medik 450,000 400,000 350,000 300,000

4. Sewa Kamar Operasi 900,000 850,000 700,000 650,000

5. Sewa Alat 400,000 350,000 200,000 150,000

Jumlah tind operasi 6,750,000 5,900,000 4,900,000 4,150,000

6. BHP OK Sesuai Pemakaian

7. BHP Post Op Sesuai Pemakaian


57

D. TARIP OPERASI KHUSUS (Mastektomi, Struma, Hysterectomy,THBSO, Batu


Empedu, Prostat)
TARIP BERDASARKAN KELAS
No JENIS PELAYANAN
VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Jasa Dokter Bedah 4,000,000 3,100,000 2,600,000 2,475,000

2. Jasa Anesthesi 1,400,000 1,200,000 1,100,000 990,000

3. Jasa Medis 450,000 400,000 350,000 300,000

4. Sewa Kamar Operasi 1,300,000 1,100,000 950,000 850,000

5. Sewa Alat 400,000 300,000 250,000 200,000

Jumlah tind operasi 7,550,000 6,100,000 5,250,000 4,815,000

6. BHP OK Sesuai Pemakaian

7. BHP Post Op Sesuai Pemakaian

TARIF PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. JENIS PEMERIKSAAN Tarip (Rp)

A. HEMATOLOGI

1 Darah Lengkap 55.000,-

2 Golongan Darah ABO 30.000,-

3 Hemoglobin 25.000,-

4 LED 25.000,-

B. FAAL HEMOSTASIS

1 Waktu Pembekuan 25.000,-

2 Waktu Perdarahan 25.000,-

C. URINALISA

1 Protein 25.000,-

2 Tes Plano 25.000,-

3 Urine Lengkap 40.000,-

4 Urobilin 20.000,-
58

5 Urobilinogen 20.000,-

D.FAAL HATI ( LFT )

1 SGOT 35.000,-

2 SGPT 35.000,-

3 Albumin 45.000,-

4 Bilirubin Total 25.000,-

5 Bilirubin Direc 25.000,-

6 Bilirubin Indirec 25.000,-

E. FAAL GINJAL ( RFT )

1 BUN / Urea 35.000,-

2 Kreatinin 35.000,-

3 Uric Acid 35.000,-

F. GLUKOSA DARAH

1 Gula Darah Puasa / BSN 30.000,-

2 Gula Darah 2 Jam PP 30.000,-

3 Gula Darah Acak 30.000,-

G. LEMAK DARAH

1 Cholesterol Total 35.000,-

2 HDL 40.000,-

3 LDL 40.000,-

4 Trigliserida 45.000,-

H.IMUNOSEROLOGI

1 HBs Ag Strip 30.000,-

2 Widal 45.000,-

3 CRP Kualitatif 60.000,-

4 NS 1 150.000,-

5 HIV Stik 60.000,-


59

I.JANTUNG

1 EKG 60.000,-

J.FESES

1 Feses Lengkap 35.000,-

K.ELEKTROLIT

1. Natrium

2. Kalium 135.000,-

3. Clorida

TARIP PELAYANAN RADIOLOGI

A. RONTGEN

1 Foto Ankle Dex / Sin @ 90.000,-

2 Foto Antebrachii Dex / Sin @ 100.000,-

3 Foto BOF 100.000,-

4 Foto Cervical AP / Lat @ 100.000,-

5 Foto Cervical Oblique Dex / Sin @ 130.000,-

6 Foto Femur Dex / Sin @ 100.000,-

7 Foto Genu Dex / Sin @ 90.000,-

8 Foto IVP 500.000,-

9 Foto Lumbo Sacralis 125.000,-

10 Foto Manus Dex / Sin @ 100.000,-

11 Foto Pedis Dex / Sin @ 90.000,-

12 Foto Pelvis 100.000,-

13 Foto Skull AP / Lat @ 120.000,-

14 Foto Thoracalis AP / Lat @ 100.000,-

15 Foto Thoracalis Oblique D/S @ 100.000,-

16 Foto Thorax Lateral 90.000,-


60

17 Foto Thorax PA 90.000,-

18 Foto Water’s 100.000,-

19 Foto Wrist Dex / Sin 100.000,-

B.USG

1 Abdomen Upper Lower 600.000,-

2 Doppler carotis 600.000,-

3 Doppler vaskuler ekstremitas 1 sisi 750.000,-

4 Kepala bayi 450.000,-

5 Muskuloskeletal 450.000,-

6 Payudara 450.000,-

7. Thorax Marker 450.000,-

8. Thyroid 450.000,-

TARIP RAWAT JALAN

No. JENIS PELAYANAN Tarip (Rp)

Jasa Periksa

1. Poli Umum 35.000,-

2. UGD 35.000,-

3. Poli Gigi 35.000,-

4. Poli KIA :

a. KIA Hamil + Obat 45.000,-

b. Jasa Konsultasi KIA/KB 20.000,-

c. KIA KB (Suntik) 35.000,-

d. KIA KB Pasang IUD Nova T 500.000,-

e. KIA KB Pasang IUD Coper T 275.000,-

f. KIA KB IUD Kontrol (Bidan) 55.000,-


61

g. KIA KB Implanon 715.000,-

h. KIA KB Lepas IUD (Bidan) 85.000,-

i. KIA KB Lepas Susuk 220.000,-

j. TT CPW 35.000,-

k. Tindik telinga 35.000,-

l. KIA Anak + Imunisasi 35.000,-

m. Kontrol Ibu Nifas + jahitan 30.000,-

5. Kartu Baru 10.000,-

10.000,-
Karcis Poli Spesialis
Jasa Konsultasi Dokter Spesialis

1. Dokter Sp. Anak 105.000,-

2. Dokter Sp. Internis 105.000,-

3. Dokter Sp. Bedah 105.000,-

4. Dokter Sp. Obsgyn + USG 135.000,-

5. Dokter Sp. Mata 105.000,-

6. Dokter Sp. Penyakit Paru 105.000,-

7. Dokter Sp. Penyakit Syaraf 105.000,-

NB :
1. Konsul dari Poli Umum /KIA ke Poli Spesialis : Rp. 70.000,- ( dr 55.000, rs 15.000)
2. Konsul via telepon ke dokter spesialis : Rp. 95.000,-
3. VT ditambah sebesar : Rp. 35.000,- ( Ralan di VK)

TARIP TINDAKAN

No. JENIS PELAYANAN Tarip (Rp)

1. Resusitasi Jantung Paru 170.000,-

2. Suction 30.000,-

3. Pemakaian Oksigen s/d 2 ℓ/m per jam 15.000,-


62

4. Pemakaian Oksigen 2 – 6 ℓ/m per jam 25.000,-

5. Pemakaian Oksigen > 7 ℓ/m per jam 30.000,-

6. Pasang Infus Dewasa *) 30.000,-

7. Pasang Infus Anak *) 50.000,-

8. Pasang Tranfusi Darah *) 20.000,-

9. Pasang Infus Double *) 25.000,-

10. Injeksi /obat supp (per tindakan) *) 10.000,-

11. a. Jahit Luka Simpul pertama 45.000,-

b. Jahit Luka Persimpul selanjutnya 10.000,-

12. Lavement / Hukna 35.000,-

13. a. Angkat Jahitan per jahitan ( 1-3 jahitan) 25.000,-

b. Angkat Jahitan per jahitan ( 4-10 jahitan) 50.000,-

14. Rawat Luka Kecil ( 5 cm sudah termasuk sufratul 30.000,-

15. Rawat Luka Sedang ( 5 - 10 cm )sudah termasuk 30.000,-


sufratul

16. Rawat Luka Besar ( > 10 cm tidak termasuk 40.000,-


sufratul *)

17. Rawat Luka Gangren Kecil ( 5 cm )*) 45.000,-

18. Rawat Luka Gangren Sedang ( 5 - 10 cm )*) 50.000,-

19. Rawat Luka Gangren Besar ( > 10 cm )*) 70.000,-

20. Cross Incisi 40.000,-

21. Incisi Abses Kecil ( 1 cm atau di ekstremitas ) 40.000,-

22. Incisi Abses Sedang ( 2 – 5 cm atau di dalam ) 60.000,-

23. Incisi Abses Besar ( >5 cm atau di 70.000,-


wajah/mamae/perianal/genitalia )

24. Ekstrasi Kuku 50.000,-

25. Ekstrasi Corpus Alienum Hidung 60.000,-

26. Ekstrasi Corpus Alienum Telinga 60.000,-


63

27. Extrasi benda asing berat/sulit*) 60.000,-

28. Extrasi benda asing ringan*) 30.000,-

29. Kumbah Lambung *) 60.000,-

30. Pasang Kateter *) 35.000,-

31. Lepas Kateter 20.000,-

32. Ganti Kateter *) 35.000,-

33. Ekstirpasi < 3cm 60.000,-

34. Ekstirpasi >3 cm 80.000,-

35. Circumsisi :
a. Dewasa (termasuk BHP) >13 thn 600.000,-

b. Anak – anak (termasuk BHP) > 1 thn 500.000,-

c. Bayi (termasuk BHP) 0 sd 12 bln 600.000,-

d. Smart Clem 700.000,-

36. Tindik per telinga ( 2 tahun ke atas ) 30.000,-

37. EKG 60.000,-

38. Dawir telinga *) 120.000,-

39. Konsultasi Dokter Spesialis di IGD per hari 95.000,-

40. Resume Medis 50.000,-

41. Observasi di IGD **) 85.000,-

42. Pasang NGT / OGT *) 60.000,-

43. Pasang Intubasi 300.000,-

44. Ransel Verband*) 35.000,-

45. Pasang Elastis Bandage*) 20.000,-

46. Pasang Spalk Besar*) 35.000,-

47. Pasang Spalk Sedang*) 25.000,-

48. Pasang Spalk Kecil*) 20.000,-

49. Punksi Abcess*) 60.000,-


64

50. Tampon dengan Adrenalin*) 25.000,-

51. Tampon dengan Vaselin 25.000,-

52. Vena Seksi*) 300.000,-

53. Rawat Luka Bakar 15 % *) 65.000,-

54. Rawat Luka Bakar 30%*) 90.000,-

55. Rawat Luka Bakar diatas 30%*) 120.000,-

56. Nebulaizer 30.000,-

57. Nebulaizer + Bisolvon *) 45.000,-

58. Visum 150.000,-

59. Irigasi mata ringan*) 30.000,-

60. Irigasi mata sedang*) 40.000,-

61. Irigasi telinga*) 40.000,-

62. Dekontaminasi pasien intoksikasi*) 120.000,-

NB :
1. Tarip di atas hanya tarip tindakan, untuk BAHAN HABIS PAKAI diresepkan tersendiri
2. Lebih dari 2 jam WAJIB/HARUS Rawat Inap Semua tarip di atas TIDAK TERMASUK OBAT-
OBATAN yang diminum di rumah

TARIP PEMAKAIAN ALAT MEDIS IGD, NICU, HCU 2017

No JENIS TINDAKAN Tarip ( RP )

1. ECG 60.000,-
2. Pemakaian O2 besar: 110.000 Per Hari
- 2 lt/menit/jam 15.000,-
- 2-6 lt/menit/jam 25.000,-
- > 7 lt/menit/jam 25.000,-
- O2 mix tabung besar 250.000,- / tabung
- O2 mix tabung kecil 145.000,-/ tabung
65

3. Foto Therapi 24 berikutnya 100.000 Per hari


4. Pasien Monitor 110.000,- Per hari
5. Syringe Pump 90.000,- Per hari
6. Infus Pump 75.000,- Per hari
7. Defibilator 95.000,-
8. Suction 30.000,- Per hari
9. Dopler 20.000,- Per hari
10. NST 100.000,-
11. Punksi pleura/lumbal 330.000,- Dr 250
12. SPO2 100.000,- Per hari
13. Jaction Ress 165.000,-
14. Baby Cuve 110.000,- Perhari
15. Neo Puff 220.000,- Perhari
16. Incubator 300.000,- Perhari
17. Observasi Neonatus / HCU 60.000,- Perhari
18. Sewa Alat CPEEP 220.000,- Perhari
19. Resusitasi SC Non JS 35.000,- Perhari
20. Resusitasi SC JS 70.000,- Perhari
21. Observasi Bersalin 85.000,- Per 6 jam

TARIP PERAWATAN PENGOBATAN POLI GIGI

No. TINDAKAN Tarif (Rp)

1. Tindakan emergency 75.000,-

2. Penambalan Tumpatan Fusi/Glass Lonomer Besar 100.000,-

3. Penambalan Tumpatan Fusi/Glass Lonomer Kecil 80.000,-

4. Tumpatan Komposit Besar 175.000,-

5. Tumpatan Komposit Kecil 135.000,-


66

6. Insisi 85.000,-

7. Cabut Gigi Anestesi 110.000,-

8. Cabut Gigi Biasa Topical 60.000,-

9. Cabut gigi dengan citoject 85.000,-

10. Cabut dengan komplikasi 165.000,-

11. Pembersihan Karang Gigi Tiap Rahang 85.000,-

12. Alvelectomy dengan komplikasi 150.000,-

13. Alvelectomy Ringan 100.000,-

14. Bongkar Bridge 150.000,-

15. Grinding Okusal 50.000,-

16. Kontrol Post Extraksi 50.000,-

17. Pasang Kawat Gigi 4.000.000,-

18. Kontrol kawat Gigi 85.000,-

19. Gigi Palsu lepasan (akrilik), gigi pertama 350.000,-

20. Gigi Selanjutnya 100.000,-

21. Gigi Palsu lepasan (Valplast), gigi pertama 500.000,-

22. Gigi Selanjutnya 100.000,-

23. Mahkota Selubung ( Crown ) 1.000.000,-/gigi

24. Bridge ( gigi palsu cekat ) 1.000.000,-/gigi

25. Bracket Lepas & Hilang 75.000,-

26. Ganti Kawat Wire ( Kawat gigi ) 50.000,-


67

27. Lepas ortho (debonding) + retainer ortho 500.000,-

28. Perawatan saraf gigi (endo) akar ganda

1. Open bur/devital 100.000,-

2. Preparasi 175.000,-

3. Sterilisasi 50.000,-

4. Pengisian saluran akar 150.000,-

29. Perawatan saraf gigi (endo) akar tunggal

1. Open bur/ devital 75.000,-

2. Preparasi 100.000,-

3. Sterilisasi 50.000,-

4. Pengisian saluran akar 100.000,-


68

NB (Tarif tanpa sharing, masuk RS 100%)

TARIP TINDAKAN RAWAT JALAN POLI SPESIALIS

POLI KANDUNGAN

No JENIS TINDAKAN Tarip ( RP )

1. Pasang IUD Nova T 650.000,-

2. Lepas IUD 220.000,-

3. NST 100.000,-

4. Biopsi 250.000,-

5. Pasang dan lepas ring 250.000,-

6. Swab Vagina ( PAP SMEAR ) 165.000,-

7. Pasang Implant / Susuk 935.000,-

8. Lepas Implant / Susuk 330.000,-

POLI BEDAH

No JENIS TINDAKAN Tarip ( RP )

1. Rawat Luka Kecil 110.000,-

2. Rawat Luka Sedang 140.000,-

3. Rawat Luka Besar 180.000,-

4. Incisi 200.000,-

5. Extracsi Kuku Pertama 275.000,-

kuku ke-2 & seterusnya + 55.000,-


69

POLI MATA

No. JENIS TINDAKAN Tarip ( RP )

1. Exterpasi Corpus Alineum 220.000,-

2. Incici Hordielum/Cholazion + 440.000,-


Obat

3. Extarpasi Pterigium Graft ( OK ) 2.500.000,-

4. Pterigium Sklera (OK) 1.500.000,-

5. Katarak ( OK) 4.200.000,-

6. Irigasi Ductus Nazo Lacrinalis 165.000,-

7. Angkat Jahitan ( OK) 450.000,-

8. Irigasi Mata 165.000,-

9. Injeksi Sub Konjungtiva 165.000,-

TARIP PELAYANAN FISIOTERAPI

No. JENIS TINDAKAN Tarip ( RP )

1. Nebulizer 45.000,-

2. Senam Hamil 25.000,-

3. Senam Bayi Sehat 20.000,-

4. Pijat Bayi Sehat 25.000,-

5. Senam Nifas 20.000,-

6. Latihan

A. Berat ( Stroke) 85.000,-

B. Ringan ( Massage/Sretching) 45.000,-


70

TARIP KAMAR RAWAT INAP

A. PERAWATAN DOKTER SPESIALIS 2017

TARIP BERDASARKAN KELAS


No JENIS PELAYANAN
VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1. Sewa Kamar / hari Rp. 450.000,- Rp. 250.000,- Rp.170.000,- Rp. 120.000,-

2. Perawatan/hari Rp. 250.000 Rp. 170.000,- Rp. 120.000,- Rp. 60.000,-

3. Visite dr. Spesialis / hari Rp. 250.000,- Rp. 165.000,- Rp. 135.000,- Rp. 105.000,-

4. Visite dr Jaga/hari Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. 7.500,- Rp. 7.500,-

Total per hari Rp.957.500,- Rp. 592.500,- Rp.432.500,- Rp.292.500,-

Administrasi selama rawat Rp.250.000,- Rp. 150.000,- Rp.110.000,- Rp. 85.000,-


inap

NB : Konsul VIA tlp dr spesialis 95.000,- Dalam 1 hari apabila lebih dari 1x konsul, maka
tarip yang di bebankan hanya 1x Konsul

PERAWATAN RUANG HCU

No JENIS PELAYANAN Tahun 2017

1. Sewa Kamar /hari 180.000,-

2. Perawatan/hari 120.000,-

3. Visite dr. Spesialis/hari 200.000,-

4. Visite dr. jaga/hari 7.500,-

Jumlah 507.500 ,-
71

PERAWATAN NICU

No JENIS PELAYANAN Tahun 2017

1. Sewa Kamar /hari 180.000,-

2. Perawatan/hari 120.000,-

3. Visite dr. Spesialis/hari 200.000,-

4. Visite dr. Jaga/hari 7.500,-

Jumlah 507.500 ,-

TARIP RAWAT GABUNG BAYI

No JENIS PELAYANAN Tahun 2017


1. Perawatan Bayi Perhari ( 2 hari) 170.000,-

2. Visite dr. Spesialis Anak 1X 105.000,-

Jumlah 275.000,-

NB : Semua tindakan belum termasuk Obat, Alkes dan Laboratorium, jika px SC perawatan
bayi ditambah 85.000 perhari

TARIP FOTOTERAPI

No JENIS PELAYANAN Tahun 2017

1. Sewa Kamar / hari 120.000,-

2. Visite dr. Spesialis 165.000,-

3. Sewa alat fototerapi/hari 125.000,-

Jumlah 410.000,-

NB :
1. Jika fototerapi 24 jam berikutnya sewa kamar, visite sesuai tarip, Tapi sewa alat fototerapi
100.000,-
2. Semua tindakan belum termasuk Obat, Alkes dan Laboratorium
72

TARIP JASA AMBULANCE ANGKUT PASIEN

A. AMBULANCE RUJUK

AMBULANCE
NO Keterangan
Kendaraan Sopir Bidan/perawat

1. Dalam Kota :
a. < 1 km Free 30.000,- 50.000,-
b. 1 km SD 15 km
c. 15 km < 30 km 250.000,- 40.000,- 60.000,-
350.000,- 50.000,- 75.000,-

2. Luar Kota 350.000,- 50.000,- 75.000,-


ditambah 10%
( + > 30 km) ditambah ditambah dari per km
10.000,-/km 10% per
km

NB :
1. Tidak termasuk Biaya Tol PP
2. Pasien RS PKU MUH KE RSUD SOETOMO 7.8 KM Rp 350.000
3. Pasien RS PKU MUH KE RSUD SOEWANDIE 3.6 km
4. RS PKU MUH KE RSAL JAGIR 9.5 KM

B. AMBULANCE JENAZAH
Mobil Jenazah
NO Keterangan
Kendaraan Sopir

1. Dalam Kota : Free 30.000,-


a. < 1 km 250.000,- 50.000,-
b. 1 km < 30 km
73

2. Luar Kota 250.000,- ditambah 50.000,-


7.500,-/km
( + > 30 km) ditambah 10% dari perkm

NB :
1. Tidak termasuk Biaya Tol PP
2. Jenazah dari RS PKU MUH KE SAMPANG : 81 KM 250.000 + (51km x 7500) +
(50.000+ 38.250) = 720.750 + 30.000 (tol) = 750.750

2.2.5 Pemasaran (M5/Marketing) Pemasaran (M5/Marketing)


1. Jumlah Pasien Keseluruhan Diruang Nifas
Tabel. 1.1 Gambaran Jumlah Pasien di RuangNifas RS. PKU Muhammadiyah Surabaya.
Tanggal 08-21 April 2019
Jumlah pasien ∑ pasien
No Tanggal keseluruhan
Pagi Siang Malam

1. 08 April 2019 4 4 3 11

2. 09 April 2019 2 2 1 5

3. 10 April 2019 2 1 1 4

4. 11April 2019 0 2 1 3

5. 12 April 2019 3 1 0 4

6. 13 April 2019 2 2 1 5

7. 14 April 2019 1 1 0 2

8. 15April 2019 2 0 0 2

9. 16 April 2019 2 0 2 4

10. 17 April 2019 2 2 1 5

11. 18 April 2019 3 2 1 6


74

12. 19 April 2019 1 2 1 4

13. 20 April 2019 2 2 1 5

14. 21 April 2019 1 2 1 4

TOTAL 28 23 14 65

2. Tabel Kepuasan Pasien terhadap kinerja perawat diruang di RS Muhammadiyah


Surabaya

NO Pertanyaan Jumlah PROSENTASE

Tanggal 01-02 April 2019


1 Tangibles (Kenyataan)
a. sangat puas 2 18,2%
b. puas 5 45,5%
c. tidak puas 4 36,3%
d. sangat tidak puas 0 0%

Total 11 100%

2 Reliability (Keandalan)
a. sangat puas 1 9,1%
b. puas 6 54,5%
c. tidak puas 4 36,4%
d. sangat puas 0 0%

Total 11 100%

3 Responsivenes (Tanggung Jawab)


a. sangat puas 1 9,1%
b. puas 7 63,6%
c. tidak puas 3 27,3%
d. sangat puas 0 0%

Total 11 100 %

4 Assurance (Jaminan)
a. sangat puas 2 18,2%
b. puas 6 54,5%
c. tidak puas 3 27,3%
d. sangat puas 0 0%

Total 11 100 %
75

5 Emphaty (Empati)
a. sangat puas 2 18,2%
b. puas 5 45,5%
c. tidak puas 4 36,4%
d. sangat puas 0 0%

Total 11 100
Tabel Tingkat Kepuasan Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Mina, Marwah, Shofa dan Arofah 1 Ruang Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya Perhari Pada Tanggal 08 – 21 April 2019

PERAWAT
No. Responden Umur Pendidikan TANGIBLES EMPHATI REALIBITY RESPONSIVENESS ASSURANCE
(Bukti Nyata) (Empati) (Keandalan) (Ketanggapan) (Kepastian)
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
1. Ny.F 31 SMA 4 80 4 80 4 80 4 100 3 60
2. Ny.SS 25 SMA 4 80 5 100 5 100 3 60 4 80
3. Ny.SA 43 SMA 4 80 5 100 5 100 4 80 4 80
4. Ny.S 43 SD 4 80 4 80 3 60 2 40 4 80
5. Ny. Z 29 SMP 4 80 5 100 3 60 5 100 4 80
6. Ny. NF 23 SMK 3 60 4 80 5 100 2 40 4 80
7. Ny.MS 24 SARJANA 4 80 5 100 3 60 5 100 4 80
8. Ny.I 45 SD 4 80 4 80 5 100 4 80 4 80
9. Ny. SA 23 SMK 3 60 5 100 3 60 5 100 4 80
10. Ny.L 43 SMP 4 80 4 80 5 100 2 40 3 60
11. Ny.JS 34 SARJANA 3 60 5 100 3 60 4 80 4 80
12. Ny.SB 36 SD 4 80 5 100 3 60 5 100 3 60
13. Ny. PP 24 SMA 3 60 4 80 3 60 4 80 3 60
14. Ny.M 27 SD 3 60 4 80 5 100 2 40 4 80
15. Ny.MS 35 SMA 4 80 4 80 5 100 2 40 4 80
16. Ny.Il 45 SMP 4 80 5 100 3 60 4 80 4 80
17. Ny. U 54 SMA 4 80 4 80 5 100 5 100 3 60
18. NY.P 34 SMP 3 60 4 80 5 100 3 60 3 60
19. Ny.T 33 SMA 4 80 4 80 4 100 5 100 3 60
20. Ny.J 45 SMA 4 80 4 80 3 60 3 60 3 75
JUMLAH 1270 1760 1620 1480 1455
RATA-RATA 64% 88% 81% 88% 73%
Tabel Kecemasan Pasien terhadap kinerja bidan diruang di RS Muhammadiyah Surabaya

01- 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Tidak cemas 1

2 Cemas Ringan 7

3 Cemas Sedang 3

4 Cemas Berat 0

Total 11

Tabel kepuasan perawat diruangan nifas di RS Muhammadiyah Surabaya

01 April 2019

No Variabel Jumlah Perawat

1 Sangat puas 0

2 Puas 3

3 Cukup puas 4

4 Tidak puas 1

5 Sangat tidak puas 0

Total 8
Tabel perawatan diri diruangan nifas RS PKU Muhammadiyah Surabaya.

01- 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Mandiri dalam hal makan, BAK/BAB, mengenakan


5
pakaian,pergi ketoilet, berpindah dan mandi

2 Mandiri semuanya, kecuali salah satu dari fungsi di atas 2

3 Mandiri, kecuali mandiri dan salah satu dari fungsi di atas 1

4 Mandiri, kecuali mandi,berpakaian, ke toilet dan salah satu dari


3
fungsi di atas

5 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan salah satu dari


0
fungsi di atas

6 Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan


0
salah satu dari fungsi di atas

7 Ketergantungan untuk semua fungsi di atas

Total 11

Tabel keselamatan pasien sefety ruangan nifas RS PKU Muhammadiyah Surabaya

01- 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Kejadian flebitis 2

2 Kejadian dikubitus 0

3 Kejadian infeksi luka operasi 0

Total 2

Kejadian Flebitis selama 2 minggu pada tanggal 08 April - 21 April 2019 Pasien MRS yang
mengalami Flebitis 2 (3%) dari total pasien 65 selama 2 minggu di Ruang Nifas Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surabaya.
79

Tabel angka tatalaksana pasien nyeri di ruang nifas RS PKU Muhammadiyah Surabaya

01 - 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien Total

1 Jumlah pasien nyeri yang terdokumentasi 11 11

2 Jumlah pasien yang tidak terdokumentasi 0 0

3 Total pasien 11 11

Tabel angka kenyamanan pasien dengan nyeri terkontrol di ruang nifas RS PKU
Muhammadiyah Surabaya

01 -02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien Total

1 Jumlah pasien nyeri yang terkontrol 11 11

2 Jumlah pasien yang tidak terkontrol 0 0

Total pasien 11 11

Tabel pengetahuan perawatan penyakitnya di ruang nifas RS PKU Muhammadiyah


Surabaya

01 - 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Baik 2

2 Cukup 4

3 Kurang 5

Total 11
80

Tabel ILO (Infeksius luka operasi) di ruangan nifas RS PKU Muhammadiyah surabaya

01 - 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Luka bersih 2

2 Bersih kontaminasi 0

3 Kontaminasi 0

4 Kotor 0

Total 2

Tabel ISK (Infeksi saluran kencing) di ruangan nifas RS PKU Muhammadiyah surabaya

01 - 02 April 2019

No Variabel Jumlah Pasien

1 Pasien terpasang kateter 5

2 Pasien tidak terpasang kateter 6

Total 11

Kejadian ISK Selama 2 minggu pada tanggal 08 April-21 April 2019 adalah tidak terdapat
pasien yang mengalami ISK (0 %) di ruang rawat nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surabaya.
3. Bed Occupancy Rate (BOR)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under
consideration”.Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakian tempat tidur pada satuan waktu
tertentu.Indicator ini memberikan ganbaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di suatu rumah sakit.Nilai parameter
BOR yang ideal adalah antara 60%-85% (Depkes RI, 2005).

Tabel Jumlah Pasien Tidur di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 01 - 28 Maret 2019

No. Jumlah Pasien Pasien Pasien Pasien Jumlah BOR


lama baru pulang pasien
Tanggal Marwah dan Mina Muzdalifah I,II,III Arofah dan Shofa
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1. 01-04-2019 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 15,7%
2. 02-04-2019 3 1 1 0 0 0 0 0 0 3 2 2 3 15,7%
3. 03-04-2019 2 1 1 0 0 0 0 0 0 3 1 1 3 15,7%
4. 04-04-2019 1 1 3 0 0 0 0 0 0 3 2 2 3 15,7%
5. 05-04-2019 1 3 2 2 0 0 0 0 0 3 6 2 7 36,8%
6. 06-04-2019 2 4 5 0 3 0 0 0 0 7 7 4 10 52,6%
7. 07-04-2019 6 3 3 0 0 0 0 1 0 10 3 7 6 66,6%
8. 08-04-2019 0 2 1 0 1 0 1 0 0 6 6 2 10 52,6%
9. 09-04-2019 2 2 1 0 0 0 0 0 1 10 6 5 11 57,8%
10. 10-04-2019 0 1 1 0 0 0 0 0 0 11 2 5 8 42,1%
11. 11-04-2019 0 2 2 0 0 0 1 0 0 8 5 6 7 36,8%
12. 12-04-2019 1 1 0 0 0 0 0 1 0 7 3 3 6 66,6%
13. 13-04-2019 0 1 2 0 1 0 0 0 0 6 4 4 6 66,6%
82

14. 14-04-2019 0 0 3 3 2 2 0 0 0 6 4 2 8 42,1%


15. 15-04-2019 6 0 2 0 3 0 0 0 0 8 4 4 8 42,1%
16. 16-04.2019 6 3 0 0 0 3 1 0 0 8 6 6 8 42,1%
17. 17.04.2019 4 2 0 0 2 2 0 0 0 8 2 4 6 66,6%
18. 18-04-2019 6 2 0 0 2 1 0 1 0 6 6 2 10 52,6%
19. 19-04-2019 2 4 1 0 0 0 0 0 0 10 5 8 7 36,8%
20. 20-04-2019 6 3 0 0 1 0 0 0 0 7 4 1 10 52,6%
21. 21-04-2019 5 2 0 2 0 0 0 1 0 10 4 4 10 52,6%
22. 22-04-2019 6 3 0 0 2 0 2 0 0 10 9 6 13 68,4%
23. 23-04-2019 4 2 0 0 2 0 0 0 0 13 2 7 8 42,1%
24. 24-04-2019 4 1 2 0 0 0 0 1 0 8 4 4 8 42,1%
25. 25-04-2019 5 0 3 0 0 0 0 0 0 8 4 4 8 42,1%
26. 26-04-2019 4 2 2 0 2 0 0 0 0 8 5 3 10 52,6%
27. 27-04-2019 3 3 2 0 0 0 0 0 0 10 4 6 8 42,1%
28. 28-04-2019 2 2 2 2 0 0 1 0 0 8 7 6 9 47,3%
JUMLAH 87 52 41 9 21 8 6 5 1 205 120 110 211 45,1
%
83

b. Gambaran Berdasarkan Jumlah Pasien tidur Di Ruang Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya
Tabel Jumlah Pasien Tidur di Ruang nifas Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surabaya Pada Tanggal 08 – 21 April 2019

No. Jumlah Pasien Pasien Pasien Pasien Jumlah BOR


lama baru pulang pasien
Tanggal Marwah Mina Arofah 1 dan Shofa
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1. 08-04-2019 0 2 0 2 1 0 1 1 0 4 4 1 7 58,33%
2. 09-04-2019 0 0 0 0 2 1 0 1 1 5 1 1 5 41,66%
3. 10-04-2019 0 0 0 2 2 0 0 0 0 3 1 0 4 33,33%
4. 11-04-2019 0 0 0 2 0 1 0 0 0 4 0 1 3 25%
5. 12-04-2019 1 0 0 0 2 2 0 0 0 6 2 3 5 41,66%
6. 13-04-2019 0 0 0 2 1 0 0 1 0 5 0 1 4 33,33%
7. 14-04-2019 0 0 0 1 2 0 0 0 0 4 1 2 3 25%
8. 15-04-2019 0 0 0 1 1 1 0 0 0 5 0 2 3 25%
9. 16-04-2019 0 1 0 1 0 1 1 0 0 4 2 2 4 33,33%
10. 17-04-2019 1 1 0 0 2 2 0 1 0 4 3 0 7 58,33%
11. 18-04-2019 0 0 1 2 1 1 0 0 0 7 0 2 5 41,66%
12. 19-04-2019 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 0 0 5 41,66%
13. 20-04-2019 0 1 0 2 1 0 1 0 0 5 1 1 5 41,66%
14. 21-04-2019 1 1 0 0 2 0 1 0 0 5 3 3 5 41,66%
JUMLAH 3 6 2 15 18 10 5 5 1 66 18 19 65 38,68
%
LOS-ALOS

No Lama Hari Rawat JumlahPasien

1 1-3 hari 170

2 4-7 hari 91

3 8-15 hari -

4 16-30 hari -

5 >30 hari -

JumlahPasien 261

ALOS 1-3 hari

LOS-ALOS

Tabel Los-Alos Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya

No Lama Hari Rawat JumlahPasien

1 1-3 hari 65

2 4-7 hari -

3 8-15 hari -

4 16-30 hari -

5 >30 hari -

JumlahPasien 65

ALOS 1-4 Hari

ALOS (Average Long Of Stay)


Lama rawat inap pasien di ruang rawat nifas pada bulan April 2019 Pada
tanggal 08 April-21 April 2019 rata – rata lama rawat inap adalah 1-3 hari,
sebanyak 65 pasien
Indikator Mutu 6 Sasaran Keselamatan Pasien

Tabel Laporan Harian Pasien RuangNifasKelolaan Mahasiswa Praktek Manajemen RS. PKU Muhammadiyah Surabaya

Tanggal
No Variabel
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1. Jumlah kematian ibu melahirkan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah pasien yang mengalami


2. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dekubitus saat perawatan

3. Jumlah kejadian jatuh pada pasien 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah pasien yang tidak


4. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
terpasang gelang identitas

5. Kesalahan identifikasi pasien 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah pasien infeksi akibat


6. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
setelah operasi sectio caesar

Jumlah kematian setelah operasi


7. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sectio caesar

8. Kesalahan pemberian obat 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


86

9. Jumlah pasien yang pulang paksa 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0

Jumlah pasien yang mengalami


10. 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
plebitis

Jumlah pasien yang mengalami


11. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ISK

12. Jumlah ketersediaan APAR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

13. Jumlah ketersediaan tabung O2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Jumlah ketersediaan obat


14. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
emergenci

15. Jumlah pasien yang ada di nifas 11 5 4 3 4 5 2 2 4 5 6 4 5 4


87

Tabel Tingkat Depresi Pasca Persalinan Pada Pasien di Ruang Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya Perhari Pada Tanggal
08April – 21April 2019
Kriteria N %
Usia
23-30 7 35
31-38 6 30
39-46 6 30
47-54 1 5
Pendidikan
SD 4 20
SMP 4 20
SMA 10 50
S-1 2 10
Dukungan Sosial
Ada 18 90
Tidak ada 2 10
Tingkat Depresi
Tidak Depresi 17 85
Ringan 3 15
Sedang 0 0
Berat 0 0
Data penyakit terbanyak

Tabel Jumlah Penyakit terbanyak selama 1 bulan terakhir pada bulan April 2019
di ruang Nifas RS PKU Muhammadiyah Surabaya.

No Penyakit Kasus Presentase

1. PP NORMAL DGN KPP 19 24%

2. POST SC DGN KPP 4 5%

3. PP NORMAL DGN HPP 10 13%

4. PP NORAMAL DGN ANEMIA 7 9%

5. POST SC + ANEMIA 2 2%

6. PP NORMAL +PE DGN ATAU/ 16 20%


TANPA PU (+)

7. POST SC+PE 5 6%

8. PERSALINAN DGN 9 11%


OLIGOHIDRAMNION

9. KEHAMILAN + HEG 3 4%

10. KEHAMILAN + HBSAG (+) 4 5%

TOTAL 79 100%
11. Alur Pasien Masuk

Rujukan/datang sendiri

Loket

UGD

Zam-zam Ruang Rawat Inap Mutazam

Pulang
90

2.2.6 Analisis SWOT


Identifikasi Situasi Ruangan Berdasarkan Pendekatan Analisis SWOT.
Dari hasil pengkajian dilakukan analisis SWOT berdasarkan sub sistem
dalam MPKP yang meliputi :Penerapan MPKP, Sentralisasi obat, Supervisi,
Timbang terima, Dokumentasi, Discharge Planning, Ronde Keperawatan,
Penerimaan Pasien Baru
Tabel 2. 25 Analisa SWOT
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING

1 M1 (KETENAGAAN)
Internal Factor (IFAS)

STRENGHT
1. Adanya tugas, peran dan 0,45 2 0,9 S-W=
wewenang yang jelas bagi 3,2-2,55=
karyawan 0,65

2. Adanya 1 orang CI di ruangan 0,25 3 0,75


yang membimbing mahasiswa.

3. Adanya perawat yang pernah


mengikuti pelatihan dan seminar. 0,35 1 1,05

4. Jenis Ketenagaan :
D3 Kebidanan : 8 orang
0,25 2 0,5
TOTAL

WEAKNESS 1 3,2
1. Kurangnya ketenagaan bidan
sejumlah orang. Bidan yang
ada berjumlah 8 sedangkan
kebutuhannya 9 orang bidan. 0,15 0,6
4

2. Sebanyak 2 (75%) perawat


mengatakan sangat tidak puas 0,10 4 0,4
terhadap ketersedianya
peralatan dan perlengkapan
untuk mendukung pekerjaan.
91

3. Sebanyak 2 (50%) responden 0,10 4 0,4


mengatakan sangat tidak puas
terhadap tersedianya fasilitas
penunjang di rumah sakit

4. Sejumlah 2 responden 0,25 3 0,75


mengatakan tidak puas untuk
meningkatkan kemampuan
kerja melalui pelatihan atau
pendidikan tambahan.

5. Sebanyak 3 (50%) orang Bidan 0,10 4 0,4


mengatakan sangat tidak puas
dengan gaji yang diterima
dibandingkan dengan pekerjaan
yang harus dilakukan.

6. Kepala ruangan belum pernah


mengikuti manajemen bangsal. 0,10 4 0,4

TOTAL 1 2,55

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kepala ruangan dan staf 0,10 4 0,4 O-T=
menerima dengan baik,dan 2,05- 1,8=
fasilitas untuk mahasiswa 0,25
praktek manajemen
keperawatan di ruangan kurang
memadai.

2. Adanya kerjasama antara 0,10 3 0,3


perawat klinik dan mahasiswa.
.
3. Adanya kebijakan pemerintah 0,15 4 0,45
tentang profesionalisasi perawat

4. Sejumlah 7 (58,3%) responden 0,10 4 0,4


mengatakan Bidan di Rsms
sangat sopan
92

5. Sejumlah sejumlah 7 (58,3%)


responden mengatakan Bidan di 0,10
Rsms sangat ramah 2 0,20

2,05
TOTAL 1

THREATENED
2 0,3
1. Ada tuntutan dari pasien untuk 0,15
pelayanan yang lebih
profesional.
0,5
2. Makin tingginya kesadaran 0,25
masyarakat akan pentingnya 2
kesehatan.
0,5
3. Adanya pertanggung jawaban 0,25
legalitas bagi pasien. 2

4. Makin tinggi kesadaran 0,10 0,2


masyarakat akan hukum
2
5. Kebijakan pemerintah tentang
0,3
ASKESKIN/JAMKESMAS 0,15
TOTAL 2 1,8
1

ANALISA SWOT BOBOT RANTI BOBOT X RANTING


NG

2. Sarana dan prasarana (M2)

a. Internal factor
(IFAS)
S–W=
STRENGTH.
3 0,6 2,7 – 1,5 = 1,2
1. Mempunyai sarana
dan prasarana yang 0,2 3 0,6
memadai untuk pasien 2 0,4
dan tenaga kesehatan.
2. Semua sarana dan 3 0,6
prasarana sudah
0,2 2 0,2
digunakan sesuai
93

kebutuhan ruangan. 0,2 3 0,3


3. Terdapat administrasi
penunjang: buku obat 0,2
4. Semua administrasi 0,1
penunjang telah
digunakan secara 0,1
optimal.
5. Tersedianya Ruang
Bidan
6. Pengelolaan sampah
ruangan sudah
terpisah antara
sampah medis dan
non medis.

TOTAL 1 0 2,7

WEAKNESS

1.Belum ada ruang diskusi 0,5 2 1


khusus untuk dokter dan
bidan. 0,5 1 0,5

2. Belum ada ruang isolasi


pasien dengan kasus khusus.

TOTAL 1 1,5

b. Ekternal Faktor (EFAS)

OPPORTUNITY

1.Tersedianya dana untuk 0,5 3 1,5


perbaikan dan penggantian
alat-alat yang tidak layak O–T=
pakai atau rusak. 0,2 3 0,6 2,7 – 2 = 0,7
2. Adanya bantuan dari 0,3 2 0,6
Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya dalam pengadaan
alat kesehatan.

3. Sudah termanfaatkannya
system administrasi secara
optimal.
94

TOTAL 1 2,7

THREATENED

1. Adanya tuntutan 1 2 2
tinggi dari pasien
untuk memberikan
sarana dan prasarana
yang memadai.

TOTAL 1 2
95

3. M3-METODE
1. MAKP
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi dan 0,2 3 0,6 S–W
motto sebagai acuan 2,75– 2,8=
melaksanakan kegiatan -0.05
pelayanan.
2. Sudah ada model MAKP yang 0,2 2 0,4
digunakan metode TIM.
3. Terlaksananya komunikasi yang 0,1 3 0,3
adekuat antar perawat dan tim
kesehatan yang lain.
4. Ada dokumentasi SOR 0,05 3 0,15
5. Mempunyai Standar Asuhan 0,1 3 0,3
Kebidanan
6. Kepala ruangan melakukan 0,1 3 0,3
supervisi setiap bulan
7. 100% bidan mau menerapkan 0,1 3 0,3
TIM
8. Adanya kepuasan pasien dan 0,05 2 0,1
kepuasan kinerja perawat
9. Pendokumentasian keperawatan 0,1 3 0,3
sudah optimal
1 2,75

TOTAL
0,3 3 0,9
WEAKNESS
1. Pelaksanaan model MAKP Tim 0,2 2 0,4
dilaksanakan belum optimal.
2. Tidak terdapat protap/sap setiap 0,2 3 0,6
tindakan
3. Sentralisasi obat belum 0,2 4 0,8
dilaksanakan dengan optimal
4. Ronde keperawatan belum 0,1 1 0,1
pernah dilakukan
5. Proses Timbang terima tidak
selalu di supervisi oleh kepala
ruangan 0,1 1 0,1
6. SOP san SAK yang digunakan
lama dan belum diperbaruhi 2,8
TOTAL 1 2
96

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY 0,2 4 0,4 O-T=
1. Adanya kebijakan RS terhadap 3,1-3,2=
profesionalisasi kebidanan. -0,1
2. Adanya mahasiswa S1
keperawatan melaksanakan 0,3 3 0,9
praktek manajemen di Ruang
rawat inap nifas.
3. Ada kerjasama antara institusi
pendidikan dengan RS. 0,3 3 0,9
Muhammadiyah Surabaya.
4. Ada kerjasama yang baik antara
mahasiswa keperawatan dengan 0,2 3 0,9
bidan ruangan.
TOTAL
1 3 3,1

THREATENED
1. Persaingan antar RS swasta 0,4 2 1,6
yang semakin ketat.
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,2 2 0,4
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
kebidanan yang lebih
profesional
3. Makin tinggi kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 3,2
2. Dokumentasi Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Pendokumentasian asuhan 0,3 4 1,2
S–W
keperawatan model SOR
2,8 – 2 =
(Sources Oriented Record).
0,8
2. Tersedianya sarana dan 0,2 4 0,8
prasarana untuk
pendokumentasian (format
timbang terima dan sentralisasi
obat, SAK).
3. Sistem pendokumentasian 0,2 3 0,6
laporan harian untuk evaluasi
menggunakan sistem SOAP.
4. Adanya kemauan bidan untuk 0,3 3 0,9
97

melaksanakan
pendokumentasian.
TOTAL 1 2,8

WEAKNESS
1. Dari observasi status pasien, 0,2 2 0,4
pengisian dokumentasi tidak
optimal: nama, tanda tangan
belum dicantumkan, respon
pasien pasca tindakan kurang
dipantau
2. SAK belum dilaksanakan secara 0,2 2 0,4
optimal karena isinya yang
kurang sesuai dengan intervensi
yang dibutuhkan.
3. Pengawasan terhadap 0,2 2 0,4
sistematika pendokumentasian
kurang dilaksanakan secara
optimal.
4. Sebanyak 2 bidan (25%) 0,2 2 0,4
mengatakan dokumentasi yang
ada tidak sesuai dengan
perkembangan pasien
5. SOP belum pernah 0,2 0,4
diaplikasikan secara optimal
TOTAL 1 2

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan yang 0,15 3 0,45
dapat membantu bidan dalam
melakukan pendokumentasian
yang benar.
2. Peluang bidan untuk 0,2 3 0,6 O-T=
meningkatkan pendidikan
2,35-3=
(pengembangan SDM).
3. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 2 0,8 -0,65
praktik manajemen keperawatan
4. Kerjasama yang baik antara 0,25 2 0,5
bidan dengan mahasiswa.
TOTAL 1 2,35

TREATHENED
1. Adanya tingkat kesadaran yang 0,5 3 1,5
tinggi dari pasien tentang
tanggung jawab dan tanggung
gugat.
2. Persaingan RS dalam 0,5 3 1,5
98

memberikan pelayanan
kesehatan.
TOTAL 1 3

3. Ronde Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Kepala ruangan telah memahami 0,5 1,5 S-W=
3
ronde keperawatan. 2,2-1=-1,2
2. Bidang keperawatan mendukung 0,3 1 0,3
adanya ronde.
3. Banyaknya kasus-kasus post SC 0,1 2 0,2
yang perlu mendapatkan
perhatian khusus
4. Terdapat SDM antar 0,1 2 0,2
multidisiplin yang memahami
kasus-kasus kebidanan.
TOTAL 1 2,2

WEAKNESS
1. SOP ronde keperawatan tidak 0,1 1 0,1
tersedia.
2. Belum diadakan informed 0,2 1 0,2
concent ronde keperawatan.
3. Ronde keperawatan belum 0,3 1 0,3
terjadwal sebagai kegiatan rutin
di ruangan.
4. Belum adanya bidan yang 0,2 1 0,2
mengikuti pelatihan tentang
ronde keperawatan.
5. Sebanayak 5 bidan (62,5%) 0,2 1 0,2
mengatakan ronde keperawatan
tidak dilakukan
TOTAL 1 1

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari Karu 0,5 1 0,5
untuk mengadakan ronde O-T=
keperawatan pada bidan dan 1-2,5=-1,5
mahasiswa praktek.
2. Adanya pelatihan dan seminar 0,5 1 0,5
tentang managemen
keperawatan
TOTAL 1 1
99

TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,3 2 0,6
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih professional.
2. Persaingan antara RS semakin 0,2 2 0,4
kuat dalam pemberian
pelayanan. 1,5
3. Perkembangan jenis penyakit 0,5 3
baru.
2,5
TOTAL 1

4. Pemberian Obat Terintegrasi


Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk pengelolaan obat 0,3 3 0,6
terintegrasi (format sentralisasi)
2. Kepala ruangan mendukung
kegiatan pengelolaan obat S-W=
terintegrasi 0,2 3 0,6
3-2,4= 0,6
3. Sebagian dilaksanakan kegiatan
pengelolaan obat di ruang nifas, 0,3 3 0,9
obat oral dilakukan pengelolaan
obat tetapi belum ada buku
inventarisasi obat.
4. 100% bidan mengatakan bahwa
pernah berwenang mengurusi 0,2 3 0,6
pengelolaan obat terintegritas

TOTAL 1 3

WEAKNESS
1. Ada lembar serah terima obat 0,3 3 0,9
kepada pasien tentang
pengelolaan obat, dilakukan
namun belum optimal
2. Depo farmasi belum ada disetiap 0,2 2 0,4
ruangan masih tersentral di Depo
farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap 0,1 1 0,1
kegiatan pengelolaan obat
4. Tidak ada ruangan atau tempat 0,2 3 0,6
khusus untuk pengelolaan obat
5. 100% bidan mengatakan bahwa
pengelolaan obat dilakukan 0,2 2 0,4
100

sebagian hanya obat oral tetapi


belum ada buku inventarisasi
obat.
TOTAL 1 2,4

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 2 0,6
keperawatan yang dapat
membantu pelaksanaan
sentralisasi obat O-T=
2. Kerjasama yang baik antara 0,2 1 0,2
bidan dan mahasiswa 2,3-
3. Adanya kemauan pasien yang 0,5 3 1,5 2,0=0,3
menyetujui dilakukannya
pengelolaan obat
TOTAL 1 2,3

TREATHENED
1. Adanya tuntunan pasien untuk 0,5 2 1,0
mendapatkan pelayanan yang
profesional
2. Pasien kadang tidak percaya 0,5 2 1,0
tentang pengelolaan obat yang
dilakukan
TOTAL 1 2,0

5. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS Muhammadiyah Surabaya 0,15 2 0,3 S–W
adalah rumah sakit pendidikan 1,95 – 4.0
yang terakreditasi C = -2,05
2. Supervisi keperawatan sudah 0,2 1 0,2
dilakukan di Ruang nifas dari
bidang keperawatan kepada
kepala ruangan
3. Kepala ruangan mendukung 0,4 3 1,2
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
4. Kegiatan supervisi di ruangan 0,25 1 0,25
dilakukan 3x secara rutin dalam
sebulan.
TOTAL 1 1,95
101

WEAKNESS
1. Topik pembahasan dalam 0,3 4 0.12
supervisi kepala ruangan belum
sesuai dengan tindakan yang
dilakukan bidan diruangan.
2. Kurangnya program pelatihan 0,2 4 0.8
dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi 0,3 4 0.12
supervisi yang jelas.
4. 5 (62,5%) bidan mengatakan 0,2 4 0.8
supervisi dilakukan tetapi tidak
terstruktur. O–T
TOTAL 1 1 2 – 2,5=
-0,5
Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 2 1
Keperawatan yang praktik
manajemen keperawatan.
2. Adanya teguran dari kepala 0,5 2 1
ruangan bagi bidan yang tidak
melaksanakan tugas dengan
baik.
TOTAL 1 2

THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0,5 2 1
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu.
2. Persaingan antar RS akan 0,5 3 1,5
kualitas pelayanan
keperawatan.
TOTAl 1 2,5

6. Timbang terima
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
3 0,6
1. Timbang terima sudah 0,2
dilakukan pada setiap
pergantian shift
3 0,6
2. Tahap – tahap proses 0,2
timbang terima sudah
dijalankan secara optimal
2 0,2 S-W
3. PJ Shift atau ketua tim 0,1
102

memimpin kegiatan timbang 2,7 – 1,32


terima = 1,38
4. Format timbang terima 0,2 3 0,6
sudah sesuai dengan
standart
5. Diikuti oleh semua bidan 0,1 2 0,2
yang telah dan akan dinas
6. Ada buku khusus tentang 0,2 2 0,4
pelaporan timbang terima

TOTAL 1 2,7

WEAKNESS
1. Belum ada protap timbang 0,4 2 0,12
terima diruangan
2. Selalu ada interaksi dengan 0,3 0,6
pasien saat timbang terima 2
3. Tehnik timbang terima 0,3 0,6
masih belum optimal 2
TOTAL 1 1,32

External Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 2 0,6
Keparawatan profesi ners
yang praktik manejemen
keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang 0,4 2 0,8
baik antara mahasiswa S1
Keperawatan profesi ners
yang praktik dengan bidan
ruangan
3. Sarana dan prasarana 0,3 4 0,12
penunjang cukup tersedia
TOTAL 1 1,52 O-T=1,52-
1,9 = -0,38
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi 0,3 2 0,6
dari pasien untuk
memberikan sarana dan
prasarana yang memadai
2. Meningkatnya kesadaran 0,3 3 0,9
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat bidan
sebagai pemberi asuhan
kebidanan
103

3. Persaingan antar ruangan 0,4 1 0,4


yang semakin kuat dalam
pemberian pelayanan
TOTAL 1 1,9

7. Discharge planning
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Di ruang nifas sudah 0,2 3 0,9
dilakukan discharge
planning
2. Tersedia format discharge 0,2 2 0,4
planning diruang rawat inap
3. Tersedia resume yang 0,3 1 0,3
ditetapkan oleh RS untuk
discharge planning
4. Tersedia dokumentasi 0,1 4 0,4
Discharge planning
5. Adanya kemauan bidan 0,1 4 0,4
untuk memberikan
pendidikan kesehatan S-W=2,8-
kepada pasien /keluarga 2,3 = 0,5
6. Memberikan penkes kepada 0,1 4 0,4
pasien/keluarga selama di
rawat atau pulang secara
lisan.
Total 1 2,8

WEAKNES
1. Tidak tersedianya 0,4 2 0,8
leaflet/brosur saat pasien
pulang
2. Discharge planning tidak 0,3 3 0,9
sesuai tahapan.
3. Pemberian pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan 0,3 2 0,6
pasien jarang dilakukan
secara lisan pada setiap
pasien/keluarga
Total 1 2,3

Eksternal Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 yang
praktik managemen 0,3 3 0,6
keperawatan
2. Adanya kerja sama yang
104

baik antara mahaasiswa 0,3 3 0,9


dengan bidan ruang nifas.
3. Pasien dan keluarga
sebagian besar
berpendidikan tinggi 0,1 2 0,2
sehingga memudahkan
penerimaan penkes yang
disampaikan perawat.
4. Kemajuan pasien / keluarga
terhadap masukan dari
tenaga kesehatan (bidan) 0,2 1 0,2

Total 1 1,9 O-T


1,9 – 3,2
THREATENED = -1,3
1. Adanya tuntutan masyarakat 0,3 4 1,2
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
professional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar Rumah 0,2 4 0,8
Sakit negeri yang makin
ketat.
4. Makin tingginya 0,3 4 0,6
keingintahuan
pasien/keluarga/masyarakat
tentang penyakit dan mutu
pelayanan RS.
Total 1 3,2

8. Penerimaan Pasien Baru


a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Di ruang rawat inap sudah 0,3 3 0,9
dilakukan penerimaan pasien
baru
2. Adanya serah terima pasien oleh 0,2 4 0,8
perawat yang mengantar dengan
perawat yang jaga
3. Tersedianya format lembar 0,5 4 2
serah terima pasien dari ruang
lain, Ok atau IGD, adanya
lembar pasien masuk rumah
sakit, lembar pengkajian pasien,
lembar tata tertib pasien dan
keluarga pasien dan lembar
105

inform consent sentralisasi obat. S-W=


TOTAL 1 3,7
3,7-2=1,7
WEAKNESS
1. Bidan masih belum melakukan 0,4 2 0,8
pengkajian pasien baru
2. Bidan tidak menjelaskan segala 0,3 2 0,6
sesuatu tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru
3. Bidan belum menjelaskan 0,3 2 0,6
inform consent sentralisasi
kepada keluarga pasien secara
optimal
TOTAL 1 2

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,6 1 0,6
praktik manajemen keperawatan
2. Kerjasama antara mahasiswa 0,4 1 0,4
keperawatan dengan perawat
ruangan
TOTAL 1 1

TREATHENED
1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan 0,5 4 2
pelayanan keperawatan yang
profesional
2. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung 0,5 3 1,5
jawab dan tanggung gugat O-T=1-
perawat sebagai pemberi asuhan 3,5=-2,5
keperawatan
TOTAL 1 3,5
106

NO Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating

4 Keuangan (M4)

c. Internal Faktor
(IFAS)
Strength S-W
1. Dana operasional 0,3 4 1,2
ruangan dan dana 3,6-2 = 1,6
fasilitas kesehatan
diperoleh dari rumah
sakit

2. Dana operasional
rumah sakit di cover 0,3 4 1,2
oleh BPJS Kesehatan

3. Bidan mengatakan 0,4 3 1,2


bahwa dana operasional
sebagaian besar dari
rumah sakit dan BPJS
Kesehatan

Total 1 3,6

WEAKNESS

1. Jasa intensif untuk 0,5 2 1


pelayanan dan jasa
medik yang di berikan
sama dengan semua
bidan 0,5 2 1
2. Sistem administrasi
terpusat

1 2
Total

d. Ekternal Faktor (
EFAS)
OPPARTUNITY

1. Adanya penjualan 1 2 2
perlengkapan bayi
seperti
107

pampes/underpad di
ruangan yang
bekerjasama dengan O-T
VK sebagai penambah 2-2,5 = -0,5
dana kesejahteraan
ruangan
Total 1 2

TREATHENED

1. Adanya tuntutan dari


masyarakat untuk 0,5 2 1
pelayanan yang lebih
bermutu dan profesional

2. Alokasi dana untuk


penunjang fasilitas 0,5 3 1,5
kesehatan belum optimal

Total 1 2,5

BOBOT x RATING
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING

5. M5 (Marketing)

a. Internal Faktor
(IFAS)
STRENGTH

1. Tingkat kepuasan
pasien terhadap kinerja
bidan
 2 (18,2%) pasien 0,4 4 1,6
mengatakan bahwa
merasa sangat puas
S-W=
terhadap kinerja bidan
 5 (45,5%) pasien 14,8-13,6=1,2
mengatakan bahwa 0.3 4 1,2
merasa puas terhadap
kinerja bidan
 4 (36,3%) pasien 0,2 4 0,8
mengatakan bahwa
merasa tidak puas
terhadap kinerja bidan
108

yang sangat tanggap


 0 (0%) pasien
mengatakan bahwa 0,1 3 0,3
merasa sangat tidak
puas terhadap kinerja
bidan yang sangat
tanggap

2.Tingkat kepuasan bidan


di ruangan nifas
 0 (0%) Bidan 0,4 3 1,2
mengatakan
merasa sangat puas
di ruang nifas
 3 (37,5%) Bidan 0,3 3 0,9
mengatakan
merasa puas di
ruang nifas
 4 (50%) Bidan
mengatakan cukup 0,2 4 0,8
puas di ruang nifas
 1 (12,5%) Bidan
mengatakan 0,1 4 0,4
merasa tidak puas
di ruang nifas
 0 (0%) Bidan
mengatakan 0,0 3 0,0
merasa sangat
tidak puas di ruang
nifas

3. tingkat perawatan
mandiri di ruang nifas
 5 (45,4%) Mandiri
sepenuhnya 0,4 4 1,6
Perawatan mandiri
di ruang nifas
 2 (18,2%) Mandiri 0,3 4 1,2
sebagian
perawatan mandiri
di ruang nifas
 3 (27,3) Mandiri di
109

bantu perawatan 0,2 4 0,8


mandiri di ruang
nifas
 1 (9,1%) Mandiri 0,1 3 0,3
di bantu seutuhnya

4. tingkat kenyamanan
pasien dengan nyeri
terkontrol di ruang nifas
 11 (100%) Jumlah 0,7 4 2,8
pasien nyeri yang
terkontrol
 0 (0%) Jumlah 0,3 3 0,9
pasien yang nyeri
tidak terkontrol
TOTAL 4 14,8

WEAKNESS

1. Tingkat kecemasan
pasien terhadap kinerja
bidan

 11 (9,1%) Pasien
mengatakan bahwa 0,4 3 1,2
merasa tidak
cemas terhadap
kinerja bidan

 77 (63,6%) Pasien
mengatakan bahwa
4 1,2
merasa cemas 0,3
ringan terhadap
kinerja bidan

 33 (27,3%) Pasien
mengatakan bahwa
merasa cemas
sedang terhadap
3 0,6
kinerja bidan 0,2

 00 (0%) Pasien
110

mengatakan
merasa cemas
berat terhadap
kinerja bidan 0,1 3 0,3

2.Tingkat kepuasan bidan


di ruang nifas
 0 (0%) Bidan
mengatakan
merasa sangat puas
di ruang nifas 0,4 3 1,2
 3 (37,5%) Bidan
mengatakan
merasa puas di
ruang nifas
 4 (50%) Bidan 0,3 3 0,9
mengatakan cukup
puas di ruang nifas
 1 (12,5%) Bidan
0,2 4 0,8
mengatakan
merasa tidak puas
di ruang nifas
 0 (0%) Bidan 0,1 4 0,4
mengatakan
merasa sangat
tidak puas di ruang
nifas
0,0 3 0,0
3. keselamatan pasien
sefty di ruang nifas
 2 (18,2%) Kejadian
flebitis di ruang
nifas
 0 (0%) Kejadian
dikubitus di ruang
0,4 4 1,6
nifas
 0 (0%) Kejadian
infeksi luka operasi
0,3 3 0,9

4. angka tatalaksana pasien


nyeri di ruang nifas
0,3 3 0,9
 11 (100%) Jumlah
111

pasien nyeri yang


terdokumentasi di
ruang nifas
 0 (0%) Jumlah 0,6 4 2,4
pasien yng tidak
terdokumentasi
TOTAL
0,4 3 1,2

b. Eksternal Faktor
(EFAS) OPPORTUNITY 4 13,6

1. mahasiswa DIII
Bidan Praktek dan
S1 Keperawatan
2
praktek manajemen 0,5
2. kerjasama yang 4
baik antara Bidan
dan mahasiswa
praktek 2
0,5
TOTAL
4
TREATHENED

1. adanya 4
peningkatan 1
standart
masyarakat yang
harus dipenuhi
1,5 O-T=
2. Persaingan dengan 0,5 3
RS lain dalam 4-3 = 1
memberikan
pelanan kesehatan
yang baik
TOTAL
3 1,5
0,5

3
1
O

1 M5 (0,2;1)

0,7 TT (0,6;0,7) M2 (1,2;0,7)


M3 (-0,5;0,5)
0,5

0,3 SO (0,6;0,3)
0,2
M1 (O,6;0,2)
W -0,5 0,2 0,6 1,2 1,5 1,6 1,7
S
-2,05

SV (-0,5;-2,05) -0,5
M4 (-0,5;1,6)
-0,6
DK (-0,6;1,5)

-1,5
PK (-1,5;1,2)
-1,6
DP (-1,6;0,2)

-2,5
PP (-2,5;1,7)
2.5 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT
maka kelompok dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Ketenagaan (M1)
a. Ketidakpuasan terhadap ketersediaan peralatan dan perlengkapan untuk
mendukung pekerjaan
b. Ketidak puasan pasien terhadap fasilitas penunjang
c. Kurangnya pelatihan dan pendidikan tambahan bagi tenaga kesehatan

7. Material (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.

3. Metode (M3)
a. Penerapan (MAKP)
1) Pelaksanaan model MAKP Tim dilaksanakan belum optimal
2) Tidak terdapat protap/SOP setiap tindakan menejemen
3) Pemberian obat belum dilaksanakan dengan optimal dibuktikan
dengan tidak adanya ruangan khusus penyimpanan obat sesuai
standar
4) Proses timbang terima tidak selalu di supervisi oleh kepala ruangan
b. Dokumentasi
1) Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap:
nama, tanda tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca
tindakan kurang dipantau secara optimal.
2) SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang
sesuai dengan intervensi yang dibutuhkan.
3) Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang
dilaksanakan secara optimal.
4) Sebanyak 2 bidan (25%) mengatakan dokumentasi yang ada tidak
sesuai dengan perkembangan pasien
114

5) Tidak terdapat SOP sehingga belum pernah dilaksanakan secara


optimal
c. Ronde Keperawatan
1) SOP ronde keperawatan tidak tersedia.
2) Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
3) Ronde keperawatan belum dilaksanakan.
d. Sentralisasi obat
1) Belum ada ruangan khusus yang sesuai standar untuk kegiatan
pemberian obat terintegrasi
2) Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo
farmasi.
3) Tidak ada supervisi terhadap kegiatan terhadap pemberian obat
terintegrasi.
e. Supervisi
1) Telah ada program terjadwal untuk pelaksanaan supervisi namun
supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan tidak sesuai dengan
tindakan yang dilakukan oleh bidan dan tindakan menejemen
2) Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3) Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4) 5 bidan (62,5%) mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak
terstruktur.
f. Timbang terima
1) Sebanyak 3 bidan (37,5%) mengatakan timbang terima jarang
dihadiri oleh kepala ruangan/katim, 2 bidan (25%) mengatakan
timbang terima tidak pernah dihadiri oleh kepala ruangan/katim
namun cukup dipimpin oleh PJ Shift dan 4 bidan (50%)
mengatakan selama timbang terima kadang-kadang terdapat
interaksi yang berlangsung antara pasien dan bidan.
2) Dokumentasi timbang terima belum terlaksana secara optimal.
3) Belum ada protap timbang terima diruang rawat nifas.
4) Tehnik timbang terima masih belum terlaksana secara optimal.\
115

g. Discharge planning
1) Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang.
2) Discharge planning dilakukan tidak sesuai tahapan.
3) Pemberian pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien jarang
dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga.
h. Penerimaan Pasien Baru
1) Pengkajian pada pasien baru belum dilakukan secara optimal oleh
bidan.
2) Bidan tidak menjelaskan secara detail segala sesuatu yang
tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru.
3) Bidan belum menjelaskan inform consent sentralisasi kepada
keluarga pasien secara optimal.

4. Keuangan (M4)
a. Jasa perawatan intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang
diberikan sama dengan semua bidan
b. Sistem administrasi rumah sakit terpusat

5. Mutu/Marketing (M5)
a. Sebagaian besar pasien merasa puas dengan kinerja bidan di ruang
nifas
b. Sebagian besar pasien merasa cemas ringan dengan kinerja bidan di
ruang nifas
c. Sebagian besar kepuasan bidan merasa cukup puas di ruang nifas
d. Sebagian besar pasien mampu melakukan perawatan secara mandiri
di ruang nifas
e. Sebagian kecil dari pasien yang di rawat di ruang jifas mengalami
flebitis
f. Sebagian besar angka tatalaksana pasien nyeri yang terdokumentasi
di ruang nifas
g. Sebagian besar kenyamanan pasien dengan nyeri dapat terkontrol di
ruang nifas
116

2.6 Prioritas Masalah

Masalah Skor Analisis Swot Prioritas


IFAS EFAS
1. MAKP -0,05 -0,1 1
2. Dokumentasi Keperawatan 0,6 -0,65 2
3. Supervisi -2,05 -0,5 3
4. Discharge planning 0,5 -1,3 4
5. Timbang terima 0,9 -0,4 5
6. Ronde keperawatan -1,2 -1,5 6
7. Sentralisasi obat 0,6 0,3 7
8. Penerimaan Pasien Baru 1,7 -2,5 8
9. Marketing (M5) 0,2 1 9
10. Ketenagakerjaan (M1) 0,39 0,25 10
11. Keuangan (M4) 1,6 -0,5 11
12. Sarana Prasarana (M2) -0,3 -0,3 12
117

BAB 3
PERENCANAAN
4.3 Rencana Strategis

No. Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator Keberhasilan Waktu Penanggung Jawab

1. MAKP Mengupayakan 1. Mensosialisasikan MAKP primary nursing Senin, Sanda Marta Ari
adanya metode pelaksanaan model diterapkan secara baik 08-03-2019 Firmansyah S. Kep
Belum MAKP MAKP yang dilakukan.
terlaksananya 2. Membuat SOP tindakan
secara optiomal 6 proses manajemen
MAKP diruangan keperawatan.
3. Merencanakan
kebutuhan tenaga
perawat dan bidan.
4. Melakukan pembagian
peran perawat dan bidan.
5. Menentukan deskripsi
tugas dan tanggung
jawab perawat dan bidan
sesuai dengan MAKP
yang akan dijalankan.
6. Melakukan pembagian
jadwal serta pembagian
tenaga perawat dan
bidan.
118

2. Dokumentasi Terlaksananya 1. Kepala ruangan Peningkatan pengetahuan Senin, Ririn Hastuti


Keperawatan dokumentasi yang memberikan motivasi dan perawat dan ketepatan 08-03-2019 S.Kep
secara optimal dukungan kepada semua
Belum optimal perawat agar mampu
pendokumentasian melakukan dokumentasi
diruangan keperawatan yang benar.
2. Kepala ruangan
melakukan supervise dan
menganalisa terhadap
hasil pendokumentasian
asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat
setiap dilakukan timbang
terima serta memberikan
masukan yang positif
terhadap perawat.
3. Membuat etiket identitas
pasien untuk melengkapi
RM dan berkas lainnya.
4. Membuat SOP
dokumentasi keperawatan
atau kebidanan
119

3. Supervisi 1. Tersusunnya 1. Melaksanakan supervise Supervisi terdokumentasi Senin, Roby Kurnia


Belum optimalnya jadwal supervise keperawatan bersama- dengan baik dan benar 08-03-2019 S. Kep
pelaksanaan dari kepala ruangan sama perawat atau bidan
kepada perawat dan kepala ruangan.
supervisi di
2. Tersedianya 2. Mendokumentasikan hasil
ruangan dokumentasi pelaksanaan supervise.
supervisi yang jelas keperawatan.
3. Terlaksananya 3. Membuat format
supervisi yang supervise.
struktur 4. Membuat SOP tindakan
supervisi.

4. Discharge 1. Tersedianya 1. Membuat alur Setiap pasien mulai masuk Sewaktu- Rachmat
planning leaflet pelaksanaan discharge sampai pulang sudah waktu Wihandana Agasi
2. Terlaksananya planning mendapatkan discharge S. Kep
1. Discharge Discharge 2. Menentukan penyakit planning dengan media
Planning hanya Planning saat terbanyak untuk leaflet.
dilakukan tidak pasien masuk,saat dilakukan discharge
sesuai tahapan. intervensi dan saat planning
2. Tidak pulang 3. Melakukan sosialisasi dan
tersedianya 3. Terlaksananya HE simulasi discharge
leaflet untuk secara lisan dan planning diruangan.
keluarga dan tulisan 4. Membagikan media
pasien sosialisasi berupa leaflet
bagi pasien.
5. Pembuatan dan
pemasangan poster alur
discharge planning
120

diruangan.
6. Memberikan pendidikan
kesehatan sesuai
kebutuhan pasien.
7. Dokumentasi discharge
planning.

5. Timbang terima 1. Timbang terima 1. Timbang terima dihadiri 1. Timbang terima Senin, Farhana Zulfa
1. Timbang dilakukan secara oleh ketua tim/PP/KARU. dilakukan di nurse station 08-03-2019 S.Kep
terima sudah optimal dan 2. Menentukan penanggung dan di pasien, dilakukan
dilakukan sesuai standart jawab timbang terima. secara lisan dan tertulis.
namun belum 2. Melukakan 3. Menyusun format 2. Isi timbang terima
optimal dan validasi data ke timbang terima pasien tentang masalah
belum sesuai bad pasien secara serta petunjuk teknis keperawatan atau
standart. bersama-sama pengisiannya lebih kebidanan yang sudah
2. Perawat menekankan pada aspek dan belum teratasi.
Tidak keperawatan atau 3. Timbang terima
mevalidasi kebidanan. terdokumentasi dengan
data langsung 4. Melaksanakan timbang baik.
ke bad pasien terima, setiap pergantian
shif dan melakukan
validasi ke bad pasien.
5. Dokumentasi timbang
terima.
6. Membuat SOP timbang
terima.
121

6. Ronde Ronde keperawatan 1. Kepala ruangan Ronde keperawatan sudah Senin, Khoiriyah S. Kep
keperawatan terlaksana dengan melaksanakan ronde terlaksana bersama bidan 08-03-2019
optimal sesuai keperawatan. ruangan
Belum adanya dan prosedur 2. Perawat atau tim ronde
dilakukannya keperawatan
ronde keperawatan menyediakan informed
atau kebidanan concent ronde
keperawatan.
3. Ronde keperawatan
dilaksanakan secara rutin
dan telah ditetapkan
jadwal tertentu agar
ronde lebih terjadwal
dan masalah yang terjadi
di ruangan dapat lebih
cepat terselesaikan,
misalnya 1x dalam
sebulan dan
dilaksanakan 30 menit
serta dipimpin oleh
kepala ruangan.
4. Kepala ruangan
mengajukan pelatihan
ronde keperawatan
kepada institusi agar
perawat atau bidan
memiliki kompetensi.
122

5. Membuat protap atau


SOP Ronde
keperawatan.

7. Sentralisasi Obat Sentralisasi obat 1. Mengadakan informed Seluruh obat pasien sudah Senin, Endjellia
dilaksanakan secara consent untuk pasien tersentralisasi dengan baik 08-03-2019 Permatasari S. Kep
Sentralisasi Obat optimal atau keluarga dalam
belum terlaksana melaksanakan
dengan optimal sentralisasi obat.
2. Melaksanakan
sentralisasi obat pasien
bekerja sama dengan
perawat atau bidan,
dokter dan bagian
farmasi.
3. Katim/PP/KARU
melaksanakan supervisi
sentralisasi obat.

8. Mutu (M5) Keselamatan pasien Mengusulkan : Kepuasan pasien terpenuhi. Senin, Sahila Rizki
meningkat, kepuasan Peningkatan mutu pelayanan 1. Tidak ada komplain dari 08-03-2019 Ardillah S. Kep
Pelayanan dan pasien meningkat, terus-menerus sehingga pasien dan keluarga
keselamatan pendokumentasian memberi kesan yang baik pasien terhadap
pasien. Mutu mutu pelayanan pada pasien. Menyusun pelayanan.
pelayanan sudah teroptimalkan dan perencanaan keselamatan 2. Mengupayakan adanya
berjalan tapi adanya pasien sesuai standar Information Center di
pendokumentasian pendokumentasian akreditasi rumah sakit Ners Station bagi
patient safety yang rapi untuk terbaru (6 sasaran utama). keluarga pasien.
123

masih kurang indikator mutu. 3. Keselamatan pasien


terjaga.

9. Ketenagakerjaan Meningkatnya Mengusulkan : 1. Rasio tingkat kepuasan Senin, Kholili S. Kep


(M1) kualitas dan kuantitas 1. Merekomendasikan perawat terhadap 08-03-2019
SDM berdasarkan peningkatan jenjang peningkatan kemampuan
kebutuhan pasien pendidikan pegawai kerja melalui pelatihan
lebih tinggi atau pendidikan
2. Peningkatan skill meningkat.
pegawai melalui 2. Peningkatan institusi
pendidikan dan pelatihan rumah sakit terhadap
secara berkala. perawat
3. Penyegaran ilmu 3. Beban kerja perawat
keperawatan atau sesuai dengan tugasnya.
kebidanan oleh tenaga 4. Peningkatan kinerja
yang berkompeten secara perawat dalam pelayanan
periodik. keperawatan
4. Membuat struktur
organisasi yang jelas di
ruangan.
124

Tabel Realisasi Program Kerja pada tanggal 08-21 April 2019 di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surabaya

No. Masalah Realisasi program/kegiatan Waktu pelaksanaan Penanggung


jawab
1. MAKP 1. Telah melaksanakan sosialisasi 1. 09 April 2019 Sanda Marta Ari
pelaksanaan model makp yang Firmansyah S.
Belum dilakukan dengan bentuk Kep
terlaksananya penempelan struktur organisasi
secara MAKP serta penjelasan kepada
optiomal bidan nifas tentang pelaksanaan
makp makp. (bukti gambar dalam 2. 03 April 2019
diruangan bentuk file)
2. Telah membuat sop tindakan 6
proses manajemen keperawatan
penerimaan pasien baru,
sentralisasi obat, discharge
planning, supervisi
keperawatan, ronde
keperawatan, timbang terima 3. 08-21 April 2019
(bukti terlampir)
3. Telah merencanakan kebutuhan
tenaga perawat sesuai dengan
kualifikasi pasien berdasarkan
4. 08-21 April 2019
minimal care, partial care, total
care. (bukti terlampir)
4. Telah melakukan pembagian
peran dan tupoksi perawat
berdasarkan tugas sebagai
karu,perawat primer, perawat 5. 08 April 2019
associate. (bukti terlampir)
5. Telah menentukan deskripsi
tugas dan tanggung jawab 6. 08-21 April 2019
perawat sesuai dengan makp
yang akan dijalankan. (bukti
terlampir)
6. Membuat pembagian jadwal
serta pembagian tenaga perawat.

2. Dokumentasi 1. Kepala ruangan memberikan 1. 08-21 April 2019 Ririn Hastuti


S. Kep
125

keperawatan motivasi dan dukungan kepada


semua perawat agar mampu
Belum melakukan dokumentasi
optimal keperawatan yang benar.
pendokument (dilaksanakan saat berperan
asian dalam struktural makp selama 2
diruangan minggu)
2. Kepala ruangan melakukan
supervisi dan menganalisa
terhadap hasil 2. 08-21 April 2019
pendokumentasian asuhan
keperawatan yang dilakukan
oleh perawat setiap dilakukan
timbang terima serta
memberikan masukan yang
positif terhadap perawat.
(dilaksanakan saat berperan
dalam struktural makp selama 2
minggu)
3. Membuat etiket identitas pasien
untuk melengkapi rm dan 3. 10-16 April 2019
berkas lainnya. (pembuatan
etiket dilaksanakan namun
belum optimal)
4. Telah membuat sop 4. 03 April 2019
dokumentasi keperawatan dan
sop pengisian rekam medik
(bukti terlampir)
5. Telah membuat inovasi 5. 08-21 April 2019
penandaan penyakit menular
dengan menggunakan sticker
warna yang bertujuan agar
tenaga kesehatan meningkatkan
kewaspadaan penggunaan apd

3. Supervisi 1. Telah melaksanakan supervisi 1. 15 April 2019 Roby Kurnia S.


keperawatan bersama- sama Kep
Belum perawat, bidan dan kepala
optimalnya ruanganserta pembimbing
pelaksanaans dalam kegiatan roleplay
upervisi di supervisi keperawatan tentang
ruangan tindakan rawat luka (bukti
126

dokumentasi terlampir)
2. Telah mendokumentasikan hasil 2. 15 April 2019
pelaksanaan supervisi
keperawatan.
3. Telah membuat format 3. 13 April 2019
supervisi. (bukti terlampir)
4. Telah membuat sop tindakan 4. 03 April 2019
supervisi. (bukti terlampir)

4. Discharge 1. Telah membuat alur 1. 03 April 2019 Rachmat


planning pelaksanaan discharge planning Wihandana
yang tertuang dalam sop Agasi S. Kep
Discharge discharge planning. (bukti
planning terlampir)
hanya 2. Telah menentukan penyakit 2. 02 April 2019
dilakukan terbanyak untuk dilakukan
tidak sesuai discharge planning
tahapan. 3. Melakukan sosialisasi dan 3. 15 April 2019
simulasi discharge planning
Tidak diruangan melalui roleplay
tersedianya discharge planning. (bukti
leaflet untuk dokumentasi dalam bentuk file)
keluarga dan 4. Membagikan media sosialisasi 4. 08-21 April 2019
pasien berupa leaflet bagi pasien.
Leaflet yang disebarkan berupa
hard file dan telah membuat
inovasi leaflet online yang
bertujuan untuk keefektifan
dalam pemberian kebutuhan
pendidikan kesehatan pasien
(bukti dalam bentuk file)
5. Telah membuat alur discharge 5. 03 April 2019
planning diruangan dalam sop
discharge planning.
6. Telah memberikan pendidikan 6. 08-21 April 2019
kesehatan sesuai kebutuhan
pasien. (bukti dokumentasi
terlampir)
7. Telah melakukan dokumentasi 7. 15 April 2019
discharge planning.
1. 9
5. Ronde 1. Mengusulkan kepada kepala 1. 18 April 2019 Khoiriyah S.
127

keperawatan ruangan melaksanakan ronde Kep


keperawatan (melalui proses
Belum roleplay ronde keperawatan)
adanya dan 2. Membentuk tim ronde 2. 16 April 2019
dilakukannya keperawatan dalam roleplay
ronde ronde keperawatan.
keperawatan 3. Menyediakan informed concent 3. 16 April 2019
atau ronde keperawatan.
kebidanan 4. Mengusulkan pelaksanaan 4. 18 April 2019
ronde keperawatan kepada
kepala ruangan dilaksanakan
secara rutin dan telah ditetapkan
jadwal tertentu agar ronde lebih
terjadwal dan masalah yang
terjadi di ruangan dapat lebih
cepat terselesaikan, misalnya 1x
dalam sebulan dan dilaksanakan
30 menit serta dipimpin oleh
kepala ruangan.
5. Membuat protap atau sop ronde 5. 03 April 2019
keperawatan. (bukti terlampir)

6. Timbang 1. Telah melakukan timbang 1. 08-21 April 2019 Farhana Zulfa S.


terima terima dihadiri oleh ketua Kep
tim/pp/karu (dilaksanakan saat
Timbang berperan dalam struktural makp
terima selama 2 minggu).
sudah 2. Telah menentukan penanggung 2. 08 April 2019
dilakukan jawab timbang terima.
namun 3. Telah menyusun format 3. 08 April 2019
belum timbang terima pasien
optimal dan berdasarkan sbar (bukti ada).
belum 4. Melaksanakan timbang terima, 4. 08-21 April 2019
sesuai setiap pergantian shif dan
standart. melakukan validasi ke bad
pasien. (dilaksanakan saat
berperan dalam struktural makp
Perawat/bida selama 2 minggu)
n tidak 5. Telah melakukan 5. 08-21 April 2019
mevalidasi pendokumentasian timbang
data langsung terima. (dilaksanakan saat
ke bad pasien berperan dalam struktural makp
128

selama 2 minggu).
6. Telah membuat sop timbang 7. 08 April 2019
terima. (bukti terlampir)

7. Sentralisasi 1. Memastikan pasien atau 1. 08-21 April 2019 Endjellia


obat keluarga menandatangani Permatasari S.
informed consent sentralisasi Kep
Sentralisasi obat.
obat belum 2. Telah melaksanakan sentralisasi 2. 08-21 April 2019
terlaksana obat pasien bekerja sama
dengan dengan perawat atau bidan,
optimal dokter dan bagian farmasi.
3. Telah membuat lembar rpo dan 3. 03 April 2019
lembar serah terima obat (bukti
terlampir)
4. Katim/pp/karu telah 4. 08-21 April 2019
melaksanakan supervisi
sentralisasi obat, bentuk
supervisi berupa stempel 7
benar jika pemberiannya
dianggap sesuai dengan
ketentuan 7 benar pemberian
obat.

8. Mutu (m5) 1. Untuk kepuasan pasien, 1. 07 April 2019 Sahila Rizki


kelompok membuat information Ardillah S. Kep
Pelayanan center di ners station bagi
dan keluarga pasien.
keselamatan 2. Mendokumentasikan indikator
2. 21 April 2019
pasien. Mutu mutu 6 sasaran keselamatan
pelayanan pasien selama 2 minggu,
sudah tercatat dalam m5.
berjalan tapi 3. Sosialisasi dan penempelan
3. 21 April 2019
pendokument poster 6 sasaran keselamatan
asian patient pasien. (bukti dokumentasi foto
safety masih dalam bentuk file)
kurang 4. Sosialisasi dan penempelan
poster kepuasan pasien “ingat 4
4. 21 April 2019
kupas”(bukti dokumentasi foto
dalam bentuk file)
129

9. Ketenagakerj 1. Telah menghitung beban kerja 1. 22 April 2019 Kholili S. Kep


aan (m1) perawat/bidan yang tertuang
dalam m1
2. Telah membuat struktur 2. 08 April 2019
organisasi yang jelas di ruangan
(bukti dokumentasi foto dalam
bentuk file)
130

3.2 Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik profesi manajemen keperawatan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut:
Ketua : Deny Aufi Saputri., S.Kep.
Wakil Ketua : Sanda Marta Ari F., S.Kep.
Sekretaris : Farhana Zulfa., S.Kep.
Khoiriyah ., S.Kep.
Bendahara : Siti Rohma., S.Kep.
Pj MAKP : Sanda Marta Ari F. S.Kep.
Kholili, S.Kep
Pj Sentralisasi Obat : Endjellia Permata Sari.Kep.
Pj Timbang Terima : Farhana Zulfa S.Kep.
Pj Ronde Keperawatan : Khoiriyah, S.Kep
Sahila Rizky A, S.Kep
Pj Supervisi : Roby Kurnia, S.Kep
Pj Discharge Planing : Rahmat Wihandana A, S.Kep
Pj Dokumentasi : Ririn Hastuti, S.Kep
Pj Penerimaan Pasien : Suci Isma U, S.Kep
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian dengan
pembagian peran sebagai berikut:
1. Kepala Ruangan
2. Perawat Primer
3. Perawat Asosiasi
Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri setelah pelaksanaan
model asuhan keperawatan di ruangan.
131

3.2 Strategi Kegiatan


3.2.1 Penataan Ketenagaan
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengumpulan data dan analisis data tentang tenaga (ketenagaan) sesuai
dengan tingkat ketergantungan dan jumlah pasien, mahasiswa mampu merencanakan pemetaan
tenaga.

2. Tujuan Khusus
- Mampu mengelola kebutuhan tenaga (menghitung jumlah perhari sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien).
- Mampu menyusun job description.
- Mampu membuat jadwal dinas.

B. Rencana Strategi
1. Menghitung jumlah tenaga dengan menggunakan rumus Douglas Lovitgel.
2. Membuat jadwal shift.
3. Mengevaluasi efektifitas pembagian tenaga dengan rumus Douglas Lovvitgel.

C. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
- Mengidentifikasi jumlah dan tingkat ketergantungan pasien perhari.
- Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik (proposal kegiatan).
- Menyiapkan format klasifikasi pasien dan perhitungan jumlah tenaga.
- Membuat format jadwal shift.

2. Evaluasi proses
- Mahasiswa dapat mengumpulkan data mengenai jumlah pasien dan ketergantungannya.
- Melakukan tabulasi dan penghitungan kebutuhan jumlah tenaga.
- Membuat jadwal dinas perhari.
132

3. Evaluasi hasil
- Asuhan keperawatan dapat diberikan secara maksimal.
- Semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi dan tercover.
- Pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
- Perawat puas memberikan asuhan kepada pasien.

3.2.2 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)


Model perawatan Primary Nursing merupakan salah satu model praktik keperawatan
profesional dimana perawat bertanggung jawab penuh terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien mulai dari klien masuk sampai keluar Rumah Sakit. Model ini mendorong kemandirian
perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan selama klien dirawat. Model ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara klien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
asuhan keperawatan selama klien di rawat. Konsep dasar dan model ini adalah tanggung jawab dan
tanggung gugat.
Berikut sistem pemberian asuhan keperawatan Primary Nursing :

TIM MEDIS KEPALA RUANGAN SARANA RS

PP 1 PP 1
PA 1 PA 1

PA 2 PA 2

Klien Klien

Keterangan:
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

Gambar 3.1 Sistem pemberian Model Asuhan Keperawatan Primary Nursing


Dalam penerapan MAKP model Primary Nursing terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan.
133

Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri
3. Klien merasa diperlakukan sewajarnya karena kebutuhan secara individu sudah terpenuhi.
4. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan proteksi,
informasi dan advokasi (Gillies, 1989)

Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria assertif, self direction, kemampuan pengambilan keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinik, accountable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
profesi.

A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional dengan model
keperawatan primer di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
b) Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP primary nursing, mahasiswa mampu:
1. Mengatur kebutuhan tenaga perawat,
2. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan,
3. Melakukan sistem pendokumentasian,
4. Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme, dan
5. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lain.

B. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Sanda Marta Ari Firmansyah S. Kep

C. Pelaksanaan
134

MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal dinas mulai minggu ke-II sampai dengan minggu
ke-IV praktik profesi Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya tanggal 8 Maret – 21 Maret 2019.

D. Rencana Strategis
1. Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang
akan dilaksanakan yaitu model Primary Nursing.
2. Merencanakan kebutuhan tenaga perawat.
3. Melakukan deskripsi tugas dan tanggung jawab perawat.
4. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat.
5. Menerapkan model MAKP yang direncanakan.

E. Kriteria evaluasi
1) Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional sebelum dilaksanakan di Ruang Rawat Nifas Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya dikoordinasikan dan disetujui oleh pembimbing pendidikan
dan pembimbing ruangan.
2) Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di Ruang Rawat Nifas Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya berjalan sesuai dengan rencana.
3) Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah
Surabaya tentang model asuhan keperawatan atau kebidanan profesional meningkat.

3.2.3 Pemberian Obat Terintegrasi


Teknik pengelolaan pemberian obat terintegrasi adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat
yang diberikan kepada pasien baik obat oral maupun obat injeksi pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan oleh perawat atau bidan. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah Kepala
Ruangan yang secara operasional dapat didelegasikan kepada Staf yang ditunjuk. Keluarga wajib
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3.2.3.1 Penerimaan obat :
135

1. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat atau bidan dan obat yang telah diambil
oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan menerima lembar terima obat.
2. Kaluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang harus diminum beserta kartu sediaan
obat.
3. Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat atau bidan dalam kotak obat.

3.2.3.2 Pembagian obat :


1. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar pemberian obat.
2. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat atau bidan dengan
memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat : dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstrusikan dan kartu obat yang diinstrusikan oleh dokter dan
kartu obat yang ada pada pasien.
3. Pada saat pemberian obat, perawat atau bidan menjelaskan macam obat, keguanaan obat,
jumlah obat, dan efek samping obat. Usahakan tempat obat kembali ke perawat atau bidan
setelah obat dikonsumsi oleh pasien dan observasi adanya efek samping setelah minum obat.
4. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap shift oleh petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat.

3.2.3.3 Penambahan Obat Baru :


1. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau jadwal pemberian obat, maka
informasi ini akan dimasukkan dalam buku obat masuk dan sekaligus dilakukan dalam kartu
sediaan obat.
2. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja), maka dokumentasi hanya
dilakukan pada buku obat masuk dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga/pasien
dengan kartu kontrol obat.

3.2.3.4 Keuntungan pengelolaan obat


1. Terjadi interaksi intensif antara farmasi, dokter, perawat, dan bidan.
2. Resep dapat dikaji dulu oleh apoteker.
3. Farmasi dapat membuat profil farmasi pasien dengan lengkap.
4. Farmasi dapat melakukan terapi drugs monitor.
5. Pasien menerima pelayanan farmasi 24 jam.
136

6. Pasien hanya membayar obat yang dipakai.


7. Efisiensi Ruang perawatan dari penyimpangan obat.
8. Mengurangi beban perawat.
9. Menghindari penggunaan obat yang salah.
10. Mengurangi kemungkinan kehilangan obat.
11. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga professional.

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran perawat atau bidan dalam pengelolaan pemberian
obat terintegrasi dan mendokumentasikan hasil pengelolaan pemberian obat terintegrasi
secara maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengelola obat pasien : pemberian obat secara tepat dan benar sesuai dengan prinsip
6T+1W.
b. Menyaragamkan waktu pemberian obat oral dan injeksi serta mengamankan obat-obat yang
dikelola.
c. Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi.
d. Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap perawat dalam pengelolaan
sentralisasi obat.
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan.
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Endjellia Permatasari S. Kep

C. Pelaksanaan
Kegiatan pemberian obat terintegrasi dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu ke-IV.
Ruang yang digunakan adalah nurse atau midwivery station. Metode yang digunakan adalah
pendekatan secara langsung dengan klien dan keluarga dengan komunikasi terapeutik untuk
meyakinkan klien agar bersedia mengikuti pengelolaan pemberian obat terintegrasi.
137

Alur Pelaksanaan Sentralisasi Obat

DOKTER

Pendekatan
Perawat

PASIEN / KELUARGA

FARMASI/APOTIK

PASIEN / KELUARGA - Persyaratan


pengambilan obat
sesuai dengan
ketentuan
- Lembar serah terima
obat
PP / PERAWAT / BIDAN
YANG MENERIMA - Buku serah
terima/masuk obat

PENGATURAN DAN
PENGELOLAAN OLEH
PERAWAT ATAU BIDAN
Gambar 3.2 Alur Pemberian Obat Terintegrasi. ( Nursalam, 2007)

Keterangan :
PASIEN
: Garis Komando
: Garis Koordinasi

D. Rencana Strategi
1. Menyusun format pemberian obat terintegrasi.
2. Melaksanakan pengelolaan pemberian obat terintegrasi pasien beserta perawat .
3. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan obat.
138

E. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Persiapan dilakukan pada saat pasien MRS di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya.
2) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
3) Persetujuan proposal.
4) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya.
5) Persiapan pelaksanaan pemberian obat terintegrasi.
6) Perawat yang bertugas pelaksanaan pemberian obat terintegrasi.
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan pemberian obat terintegrasi dilakukan sesuai dengan Ruangan yang telah di
tentukan dan pasien telah menyetujui inform consent untuk dilakukan pemberian obat
terintegrasi.
2) Pelaksanaan pemberian obat terintegrasi sesuai dengan rencana dan alur yang telah
ditentukan.
3) Perawat yang bertugas sesuai perannya
c. Evaluasi Hasil
1) Klien dan keluarga puas dengan hasil pelaksanaan pemberian obat terintegrasi.
2) Perawat atau bidan mudah mengontrol pemberian obat.
3) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan benar.
4) Klien dapat mempercayakan pengaturan dan pemberian obat kepada petugas.
5) Mampu mengelola obat klien dengan tepat dan benar 6T + 1W.
6) Meningkatkan kepatuhan klien terhadap program terapi.

3.2.4 Supervisi Keperawatan


Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan
perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan (Nursalam, 2007). Pada
proses pelaksanaannya terdapat langkah-langkah supervisi, yaitu :
139

a. Tahap I
Di Nurse Station (Pra-Supervisi) : Supervisor (Kepala Ruangan) memberitahu PP
(Perawat Primer) bahwa akan dilakukan supervisi prosedur tindakan injeksi obat intra
vena melalui venflon. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menilai
pengetahuan, kinerja, sikap perawat dalam melaksanakan pemberian obat intra vena
melalui venflon sehingga dapat meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
b. Tahap II
Di Ruang perawat (Pra-Supervisi) : PP bersama PA (perawat assosiate)
menyiapkan peralatan. Setelah siap PP mengkonfirmasi kepada Kepala Ruangan.
c. Tahap III
Di Bed Pasien (Supervisi) : PP bersama PA melakukan prosedur tindakan injeksi
obat intra vena melalui venflon. Karu menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen
yang telah disiapkan, menilai kognitif, afektif dan psikomotor saat melakukan tindakan di
depan pasien. Bila memungkinkan dilakukan follow up saat itu juga. Misal cara cuci
tangan, komunikasi yang terlewatkan atau pemasangan perlak. Pelaksananan supervisi
dengan inspeksi, wawancara, dan validasi data.
d. Tahap IV
Di Ruang Karu (Pos-Supervisi) :
Supervisor (Karu) mengklarifikasi permasalahan yang ada
”Fair” (Karu menyampaikan kepada PP tentang hal-hal yang belum sesuai dengan
standar prosedur tindakan).
“Feedback” (Karu mengadakan klarifikasi dan validasi data sekunder kepada PP).
“Follow-Up” (Karu bersama PP merencanakan tindakan tersebut secara bersama untuk
melakukan perbaikan).
“Reinforcement” (Karu memberikan reward dan dukungan pada PP dan PA).

A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor dalam supervisi keperawatan dan
mendokumentasikan hasil pengelolaan sentralisasi obat sehingga tercapai pemenuhan dan
peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
140

b) Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa dalam pelaksanaan supervisi
keperawatan.
2. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan keperawatan yang diberikan.
3. Meningkatkan kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Roby Kurnia S. Kep
Kepala Ruangan :
Perawat Primer 1 :
Perawat Primer 2 :
Perawat Associate1 :
Perawat Associate2 :

C. Pelaksanaan
Kegiatan supervisi keperawatan dilaksanakan pada minggu II praktik profesi Manajemen
Keperawatan.

D. Rencana Strategi
1. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
2. Menetapkan materi supervisi keperawatan.
3. Membuat format supervisi keperawatan.
4. Melaksanakan supervisi keperawatan bersama-sama dengan kepala Ruangan dan staf
keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
141

E. Alur Supervisi

Ka. Bid Perawatan

Kasi Perawatan

Ka. Perawatan

Menetapkan kegiatan dan tujuan Kepala Ruangan


serta instrumen / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja Perawat PP 1 PP 2

Delegasi

 Fair PA PA
 Feed Back
 Follow Up, pemecahan
masalah,
reward/reinforcement

Kualitas Pelayanan Meningkat

Keterangan : Kegiatan supervisi


Delegasi dan supervisi

Gambar 3.3 Alur Supervisi Keperawatan (Nursalam, 2007)


142

E. Evaluasi
1. Struktur :
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan
b. Menyusun konsep supervisi keperawatan.
c. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
d. Menentukan materi supervisi.
e. Persiapan alat dan pasien
2. Proses :
a. Melaksanakan supervisi keperawatan oleh Karu kepada perawat primer dan perawat
pelaksana.
b. Perawat primer dan perawat pelaksana melaksanakan tugas sesuai dengan diskripsi tugas
masing-masing.
c. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi keperawatan.
d. Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunjuk teknis pengisian.

3. Hasil :
a. Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara optimal.
b. Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
c. Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
d. Supervisor memberikan reward/feed back pada perawat primer dan perawat pelaksana

3.2.5 Timbang Terima


Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat maupun dengan tim kesehatan lain.
Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima pasien).
Timbang terima (operan) merupakan teknik atau cara menyampaikan laporan yang
berhubungan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
143

sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer kepada perawat primer pada shif
berikutnya secara tertulis dan lisan.
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi
yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam, 2007).
Teknik pengelolaan timbang terima dimulai dari perawat dari kedua shift dan KARU siap
berkumpul di nurse station, Karu mengecek kesiapan timbang terima tiap PP dan PA; persiapan
membawa: status pasien, buku timbang terima, work sheet, nursing kits; Karu membuka acara
timbang terima; hal-hal yang perlu disampaikan PP pada saat timbang terima: identitas klien dan
jumlah pasien, jumlah pasien baru, jumlah pasien lama, jumlah pasien pulang, diagnosa medis,
masalah keperawatan, data yang mendukung, tindakan keperawatan yang sudah atau belum
dilaksanakan, rencana umum yang perlu dilakukan: pemeriksaan penunjang, konsul, prosedur
tindakan tertentu; perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi dan
validasi tentang hal-hal yang telah ditimbang terimakan; lama timbang terima setiap pasien kurang
lebih 5 menit, kecuali kondisi khusus yang memerlukan keterangan lebih rinci; klarifikasi hasil
validasi data; laporan timbang terima ditanda tangani oleh kedua PP dan Karu (kalau pagi saja);
reward Karu terhadap perawat yang akan dan selesai bertugas; dan penutupan dilakukan oleh
karu.

A. Tujuan
a) Tujuan umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat di Ruang Rawat Nifas
Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai
keadaan klien dapat dipertahankan.
b) Tujuan Khusus
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan keperawatan atau
kebidanan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
144

B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Farhana Zulfa S. Kep
Kepala Ruangan :
Perawat Primer (pagi) :
Perawat Associate (pagi) :
Perawat Primer (sore) :
Perawat Associate(sore) :

C. Pelaksanaan
Kegiatan timbang terima dilaksanakan pada minggu ke-II sampai minggu ke-V praktik profesi
Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.

D. Rencana Strategi
1. Menyusun alur timbang terima bersama-sama dengan perawat Ruangan.
2. Menyusun materi timbang terima.
3. Membuat format timbang terima dan juknis.
4. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil timbang terima penderita.
145

E. Alur Timbang Terima

KLIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KOLABORATIF KEPERAWATAN

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /KEADAAN
KLIEN

MASALAH :

1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU

Gambar 3.4 Alur Timbang Terima

F. Evaluasi
a. Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan
timbang terima, status klien, working sheet dan kelompok shift timbang terima. Kepala
Ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift
yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
b. Proses
Proses timbang terima di pimpin oleh kepala Ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat
yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat
primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di ners
station kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke ners station. Isi timbang terima mencakup
146

jumlah klien, masalah keperawatan. Intervensi yang sudah dilakukan. Intervensi yang belum
dilakukan dan pesan khusus. Setiap klien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui
perkembangan, masalah keperawatan klien, dan intervensi keperawatan klien yang belum
dilakukan dan sudah diselesaikan. Sehingga komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

3.2.6 Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh Perawat Primer dan
atau konselor, Kepala Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh PA kesehatan
(Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam
masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berfikir kritis
perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori
kedalam praktik keperawatan.
Teknik pengelolaan ronde pada waktu tahap pra ronde adalah menetapkan kasus dan topik,
membuat informed consent, menentukan tim ronde, membuat proposal, diskusi kelompok dan
mencari sumber dan literatur. Setelah itu, PP1 melaporkan rencana ronde pada karu. Pada tahap
pelaksanaan dilakukan:
a. Pembukaan : salam pembukaan, memperkenalkan tim ronde dan menyampaikan tujuan ronde.
b. Penyajian masalah : penyajian riwayat penyakit dan masalah klien, menyampaikan masalah
keperawatan yang belum terselesaikan dan diskusi antar PA tentang masalah keperawatan.
c. Validasi data : memberi salam dan memperkenalkan tim ronde kepada klien dan keluarga, validasi
data yang telah disampaikan dengan melibatkan keluarga, PP2 menanyakan dan memberi
masukan, konselor menguatkan validasi masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan
Diskusi/tanya jawab : diskusi antar PA tentang masalah keperawatan, menentukan tindakan
keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan, evaluasi dan rekomendasi intervensi
keperawatan.
147

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah klien melalui pendekatan kritis.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
a. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah
b. Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
c. Meningkatkan kemampuan validasi data klien
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi keperawatan.
f. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah
klien.
g. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Khoiriyah S. Kep
Kepala Ruangan :
Konselor :
Dokter :
Perawat Primer 1 :
Perawat Associate 1 :
Perawat Associate1 :
Perawat Primer 2 :
Perawat Associate 2 :
Perawat Associate 2 :
Spesialis Kandungan :
Supervisor : 1.
2.
Pembimbing : 1.
2.
Notulen :
Observer :
148

C. Pelaksanaan
Kegiatan Ronde Keperawatan dilakukan pada minggu ke-III.

D. Rencana Strategi
a) Menentukan penderita yang akan dijadikan subjek ronde keperawatan.
b) Menentukan strategi ronde keperawatan yang akan digunakan.
c) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
d) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan termasuk menghubungi pihak-
pihak terkait dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
e) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala Ruangan dan staf keperawatan.
f) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan ronde keperawatan.
149

E. Alur Pelaksanaan Ronde Keperawatan

TAHAP PRA PP
RONDE
PROPOSAL
PENETAPAN PASIEN

PERSIAPAN PASIEN :
 INFORMED CONCENT
 HASIL PENGKAJIAN/
INTERVENSI

 APA YANG MENJADI MASALAH


TAHAP RONDE  CROSS CEK DATA YANG ADA
PENYAJIAN MASALAH  APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
 BAGAIMANA PENDEKATAN
(PROSES, SAK, SOP)

TAHAP RONDE VALIDASI DATA

DISKUSI KARU, PP,


TAHAP RONDE PERAWAT KONSELOR

TAHAP PASCA RONDE EVALUASI

di Nurse Station MASALAH TERATASI


di Bed Pasien

Gambar 3.5 Alur Pelaksanaan Ronde


F. Evaluasi
150

a) Struktur
 Persyaratan administrative (informed concent, alat dan lainnya).
 Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
 Persiapan dilakukan sebelumnya.
b) Proses :
 Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
 Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan.
c) Hasil :
 Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
 Masalah pasien dapat teratasi :
1. Dengan pemberian nutrisi pada pasien bubur halus dahulu baru kemudian diberikan
sonde
2. Memotivasi ibu untuk memberikan asupan nutrisi dengan sedikit tapi sering
3. Motivasi orang tua untuk memberikan stimulasi motorik pada anaknya terutama bapak
juga perlu dilibatkan.
d) Perawat dapat :
 Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah,
 Meningkatkan kemampuan validasi data klien,
 Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan,
 Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang sesuai dengan masalah
klien,
 Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

3.2.7 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi adalah semua catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan adalah keterangan tertulis dari seluruh
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien, baik pasien yang mengalami rawat inap
ataupun rawat jalan.
Dokumentasi keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan model
asuhan keperawatan profesional, karena mempunyai fungsi lain sebagai alat komunikasi, aspek
hukum, jaminan mutu pendidikan/peneliti dan akreditasi. Kelompok memilih mendokumentasikan
151

bentuk model PIE dengan alasan pendokumentasian model ini aplikatif dan efektif karena sudah
tampak adanya masalah keperawatan.
Secara garis besar model pendokumentasian ini terdiri dari format pengkajian, format
problem, intervensi dan evaluasi dalam satu lembar. Setiap pasien dilakukan pengkajian oleh
perawat primer kemudian dilakukan analisis dan ditegakkan diagnosa pengkajian keperawatan.
Selanjutnya intervensi keperawatan ditulis sesuai dengan dengan format SAK yang ada. Format
cetakan keperawatan diisi oleh perawat assosiate, sedangkan hasil observasi, vital sign, pemberian
obat ditulis dilembar observasi oleh perawat assosiate.
Tujuan Utama Pendokumentasian
1) Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien,
merencanakan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan.
2) Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
1) Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai hukum,
oleh karena itu data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh
tenaga kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu dan sebaiknya
dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interpretasi yang salah.
2) Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan perawat untuk
menyelesaikan masalah klien serta untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal
ini juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah baru secara dini.
3) Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan dengan klien sehingga dapat
dijadikan sebagai alat komunikasi antar tenaga kesehatan.

4) Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap
sebagai acuan dalam menentukan biaya perawatan klien.
5) Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan keperawatan yang dapat digunakan
sebagai bahan atau referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
152

6) Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan mengandung informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
7) Akreditasi
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat sejauh mana peran dan fungsi
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian (Potter dan Perry, 2005)
1) Jangan menghapus dengan type-x atau menghapus tulisan yang salah. Cara yang benar
adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2 garis kemudian dituliskan kata salah
dan diberi paraf, setelah itu dituliskan catatan yang benar.
2) Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat digunakan sebagai bukti
terhadap asuhan keperawatan yang tidak professional.
3) Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya akurat.
4) Catat hanya fakta, akurat, reliable.
5) Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa yang kosong dan
bubuhkan tanda tangan.
6) Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
7) Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang mengklarifikasi.
8) Tulis hanya untuk diri sendiri.
9) Hindari penulisan yang kurang spesifik.
10) Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan. Pastikan urutan
kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani.
Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang mengacu pada model
PIE. Tehnik pengisian lembar dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan
“I” (intervensi), nomor masalah dicatat dan dibuat oleh PP.
153

f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasi
dengan tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah, berisi tentang jam dan paraf perawat.
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal tiap 8 jam (setiap pergantian jaga).
Selain menggunakan model PIE pada minggu ke-II, digunakan modifikasi model
dokumentasi keperawatan untuk klien Ruang Marwah, Mina, dan Muzdalifah. Dokumentasi
tersebut meliputi lembar pengkajian, lembar intervensi keperawatan dan evaluasi dalam satu hari
(3 shift). Dengan modifikasi ini diharapkan dokumentasi yang dilakukan lebih efektif dan efisien
yang dilaksanakan pada minggu ke-II.
Keuntungan pendokumentasian :
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara kontinyu.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
Kerugian pendokumentasian :
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk beberapa situasi
keperawatan.
Bagian dari dokumentasi keperawatan :
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian persistem. Lembar
dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi tentang :
a. Nama klien
b. Umur
c. No register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Kolom implementasi
j. Evaluasi
k. Kolom tanda tangan
Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:
154

1. Komunikasi
1) Koordinasi asuhan keperawatan
2) Mencegah informasi berulang
3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan
4) Penggunaan waktu lebih efisien
2. Mekanisme pertanggungjawaban
1) Dapat dipertangggungjawabkan baik kualitas dan kebenaran
2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat.
3. Metode pengumpulan data
1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif
2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
3) Sebagai bahan penelitian
4) Sebagai data statistik
4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara terintegrasi berbagai aspek
pasien : kebutuhan, kekuatan dan keadaan khusus.
5. Sarana untuk evaluasi
6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim kesehatan
7. Sarana pendidikan lanjutan
8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi yang berhubungan
untuk asuhan keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan, berupa:
1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh profesi atau pemerintah.
Pencatatan tersebut menyediakan pedoman penggunaan singkatan, tanda tangan, metode jika
ada kesalahan, dan peraturan jika data terlambat masuk.
2. Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data yang ada
menjabarkan apa yang dilakukan perawat.
3. Peraturan tentang praktek keperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan. Data
yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat yang independent dan interdependen.
4. Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data tentang kegiatan
observasi dan evaluasi.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1. Dokumentasian pengkajian keperawatan
155

Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses keperawatan untuk
mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari pangkajian adalah untuk mengumpulkan,
mengorganisir dan mencatat data yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan.
Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang dinyatakan dalam diagnosa
keperawatan yang mempengaruhi tindakan keperawatan yang diperlukan
b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan dari beberapa sumber
menjadi satu sumber umum, sehingga pola-pola kesehatan pasien dapat dianalisa dan
masalah-masalah dapat diidentifikasi
c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak sebagai poin referensi untuk
mengukur perubahan pada kondisi pasien.
d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan kebutuhan pasien terhadap
pelayanan keperawatan
e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif.
2. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang meliputi :mengidentifikasi
masalah pasien yang dapat dipecahkan (ditangani, dikurangi atau dirubah) melalui intervensi
keperawatan. Diagnosa keperawatan menggunakan pengkajian data sampai respon pasien pada
masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah sebuah pernyataan singkat dalam
pertimbangan perawat menggambarkan respon pasien pada masalah keperawatan yang aktual dan
resiko.
Tujuan diagnosa keperawatan :
a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh semua perawat
b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian data
c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan
Kategori diagnosa keperawaran :
a. Aktual : Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data
b. Resiko/resiko tinggi : Merupakan masalah potensial dari pengkajian data yang apabila tidak
dilakukan tindakan keperawatan dapat menjadi masalah aktual
c. Kemungkinan : Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan pada pengamatan dan
pengawasan.
156

Komponen diagnosa keperawatan :


a. Pernyataan masalah
b. Penyebab masalah
c. Tanda dan gejala
3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan termasuk menentukan
prioritas ,dan menentukan metode yang digunakan untuk penyelesaian masalah. Tujuan dari
perencanaan, menyusun rencana keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual, resiko
atau kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan.
Fokus dari perencanaan adalah untuk menyususn rencana tindakan dengan pendekatan
penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat memprioritaskan dan membuat daftar masalah
klien yang memerlukan intervensi keperawatan.
Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3 komponen :
1) Diagnosa keperawatan
2) Hasil yang diharapkan/kriteria hasil
3) Instruksi perawat/intervensi keperawatan

4. Dokumentasi intervensi keperawatan


Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan
1) Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada pasien (mencegah
duplikasi terhadap pengobatan)
2) Sebagai klaim malpraktek
3) Sebagai justifikasi staffing
4) Efektif dan efisiensi dana
Jenis intervensi :
1) Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan keadaan pasien. Intervensi
terapeutik meliputi tindakan keperawatan dan tindakan medis.
2) Intervensi pemantapan/ observasi
Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi kesehatan pasien yang serta
yang mempengaruhi hambatan-hambatan dalam kesehatan klien.
157

Dokumentasi intervensi mengidentifikasi mengapa suatu tindakan dilakukan pada pasien, apa
yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukan intervensi.
Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:
 WHY : Alasan tindakan
 WHAT : Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap dan rinci
 WHO : Siapa yang melaksanakan intervensi
 WHEN : Waktu pelaksanaan
 HOW : Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.
5. Dokumentasi evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas selama tahap ini termasuk
pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi rencana tindakan keperawatan dan intervensi
keparawatan jika perlu. Tujuan evaluasi keperawatan adalah untuk menentukan seberapa
efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati respon manusia terhadap
prosedur kesehatan.
Tujuan dokumentasi evaluasi :
1) Merupakan faktor penentu terhadap keefektifan keputusan pencegahan, pengobatan dan
pengobatan terhadap respon pasien akan masalah keperawatan
2) Menilai pencapaian tujuan keperawatan
3) Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan keperawatan
Komponen evaluasi :
1) Mencatat rumusan evaluasi
2) Merevisi atau memodifikasi rencana keperawatan
3) Intervensi jika diperlukan
4) Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien
5) Pengkajian ulang
Tipe pernyataan evaluasi :
1) Evaluasi formatif
Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap
respon pasien langsung setelah intervensi keperawatan
2) Evaluasi sumatif
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan synopsis observasi serta analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu.
158

A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan sistem dokumentasi keperawatan model PIE dengan benar di
Ruang Marwah dan Mina Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya.
b. Tujuan Khusus
Mendokumentasikan asuhan keperawatan :
1. Mendokumentasikan pengkajian keperawatan
2. Mendokumentasikan diagnosis keperawatan
3. Mendokumentasikan perencanaan keperawatan
4. Mendokumentasikan pelaksanaan keperawatan
5. Mendokumentasikan evaluasi keperawatan
6. Mendokumentasikan pengelolaan logistik dan obat
7. Mendokumentasikan HE (health education) melalui kegiatan perencanaan pulang
8. Mendokumentasikan timbang terima
9. Mendokumentasikan kegiatan supervisi
10. Mendokumentasikan kegiatan penyelesaian kasus melalui ronde keperawatan
B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ririn Hastuti S. Kep
C. Pelaksanaan
Kegiatan dokumentasi dilaksanakan pada minggu ke-II.
D. Rencana Strategi
1. Menyusun format pengkajian model ROS ( Review Of System)
2. Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang telah dibuat sesuai dengan 10
diagnosa keperawatan yang sering dijumpai di Ruang Rawat Nifas Rumah Sakit
Muhammadiyah Surabaya.
3. Membuat SAK terdiri dari 10 diagnosa keperawatan yang sering di Ruang rawat inap Sakit
Muhammadiyah Surabaya.
4. Menyiapkan petunjuk teknis pengisian format dokumentasi keperawatan
5. Melaksanakan pendokumentasian bersama dengan perawat Ruangan
6. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan dokumentasi keperawatan.
159

Metode
1. Melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri dari :
1) Lembar penerimaan pasien baru
2) Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)
3) Lembar pemeriksaan patologi
4) Lembar advice dokter
5) Analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
6) Asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan,
evaluasi)
7) Lembar observasi
8) Discharge planning
9) Resume keperawatan
10) Surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
11) Lembar serah terima obat
12) Daftar pemberian obat
13) Surat persetujuan tindakan medis
14) Surat penolakan tindakan medis
15) Surat permintaan konsultasi.
Media
1. Lembar penerimaan pasien baru
2. Lembar format pengkajian menggunakan ROS (Review Of Siystem)
3. Lembar pemeriksaan patologi
4. Lembar advice dokter
5. Lembar analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
6. Lembar standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi)
7. Lembar observasi
8. Lembar discharge planning
9. Lembar resume keperawatan
10. Lembar surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
11. Lembar serah terima obat
12. Lembar daftar pemberian obat
160

13. Lembar surat persetujuan tindakan medis


14. Lembar surat penolakan tindakan medis
15. Lembar surat permintaan konsultasi.
16. Juknis penerimaan pasien baru
17. Juknis format pengkajian menggunakan ROS (Review Of System)
18. Juknis pemeriksaan patologi
19. Juknis advice dokter
20. Juknis analisa data (disesuaikan berdasarkan prioritas)
21. Juknis standart asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi)
22. Juknis lembar observasi
23. Juknis discharge planning
24. Juknis resume keperawatan
25. Juknis surat persetujuan sentralisasi obat (informed concent)
26. Juknis lembar serah terima obat
27. Juknis daftar pemberian obat
28. Juknis surat persetujuan tindakan medis
29. Juknis surat penolakan tindakan medis
30. Juknis surat permintaan konsultasi.
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru, lembar
pengkajian keperawatan, lembar pemeriksaan patologi, lembar advice dokter, analisa data
(disesuaikan berdasarkan prioritas), asuhan keperawatan (diagnosa, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan, evaluasi), lembar observasi, discharge planning, resume
keperawatan, surat persetujuan sentralisasi obat, lembar serah terima obat, daftar pemberian
obat, surat persetujuan tindakan medis, surat penolakan tindakan medis dan surat permintaan
konsultasi.
2. Evaluasi Proses
a. PP melakukan pengkajian, menentukan problem dan intervensi sesuai SAK.
b. PP mendelegasikan penulisan implementasi kepada PA.
c. PP melakukan evaluasi setiap diagnosa keperawatan yang dilakukan setiap shift
161

3. Evaluasi Hasil
b. Format dokumentasi didokumentasikan dengan lengkap, akurat, relevan dan baru.
c. Job description yang jelas antara PP dan PA

3.2.8 Discharge Planning


Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang
terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden dan Traft, 1990). Discharge planning keperawatan merupakan
komponen yang terkait dengan rentang keperawatan atau yang sering disebut dengan
keperawatan berkelanjutan, dimana perawatan yang dibutuhkan oleh pasien harus diberikan
dimanapun pasien berada. Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan
perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup dan disfungsi
fisik. Dalam perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa
yang disampaikan dapat dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di rumah.
Komponen perencanaan pulang (Komponen Discharge Planning)
a. Pada saat pasien masuk Ruangan :
1. Menyambut kedatangan pasien
2. Orientasi Ruangan, jenis pasien, peraturan dan denah Ruangan
3. Memperkenalkan pasien pada teman sekamar, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Menyampaikan kepada keluarga perkiraan lama masa perawatan.
b. Selama masa perawatan :
1. Pemeriksaan klinis dan penunjang yang lain
2. Melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang muncul sampai dengan
evaluasi perkembangan pasien selama dirawat.
3. Penyuluhan kesehatan : penyakit, perawatan, pengobatan, diet, aktivitas, kontrol
Persiapan pasien pulang :
1. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education) mengenai
aturan diet, aktivitas istirahat, waktu dan tempat kontrol. Pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan tingkat pemahaman klien dan keluarga mengenai perawatan selama klien di rumah
nanti, perawatan lanjutan seperti perawatan luka, NGT.
162

2. Obat-obatan yang masih dikonsumsi klien dan dosisnya


Penjelasan mengenai obat-obatan klien yang masih harus diminum, dosis, cara pemberian dan
waktu yang tepat untuk minum obat, efek samping yang mungkin muncul.
3. Obat-obatan yang dihentikan
Pada semua pasien kalau ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh klien, obat-obatan
tersebut tetap dibawakan ke klien.
4. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan foto selama dirawat di RS dibawakan pulang pada klien, tetapi untuk hasil
pemeriksaan laboratorium asli menjadi milik RS.
5. Surat-surat seperti: surat keterangan sakit, surat kontrol, surat rujukan dll.

Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang


1. Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis, social dan cultural)
2. Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah diterapkan dan mendokumentasikan
strategi discharge
3. Memberi pendidikan kepada keluarga dan klien.

A. Tujuan
a) Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik manajemen keperawatan diharapkan Ruang Marwah dan
Mina Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya mampu menerapkan discharge planning.
b) Tujuan Khusus
1. Mengkaji kebutuhan rencana pemulangan
2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Memprioritaskan masalah pasien yang utama
4. Membuat perencanaan pasien pulang yaitu mengajarkan pada pasien yang dilakukan dan
dihindari selama dirumah
5. Melakukan evaluasi pada pasien selama diberikan penyuluhan
6. Mendokumentasikan
163

B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Rachmat Wihandana Agasi S. Kep
Kepala Ruangan :
Perawat Primer 1 :
Perawat Associate1 :
Perawat Primer 2 :
Perawat Associate2 :

C. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan mulai pasien masuk hingga pulang Ruang Rawat Nifas.

D. Rencana Strategi
1. Menyusun konsep discharge planning
2. Menentukan materi discharge planning
3. Menyiapkan format discharge planning, kartu kontrol, kartu obat
4. Melaksanakan discharge planning bersama dengan perawat Ruangan
5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan discharge planning
164

E. Alur Discharge Planning


- Menyambut kedatangan pasien
- Orientasi Ruangan, peraturan dan
denah Ruangan.
- Memperkenalkan pasien pada
Pasien teman sekamar, perawat, dokter dan
masuk tenaga kesehatan lain
- Melakukan pengkajian keperawatan

- Pemeriksaan klinis dan


penunjang yang lain - Perawat
- Melakukan asuhan - Dokter
Pasien selama keperawatan - Tim
dirawat - Penyuluhan kesehatan : kesehatan
penyakit, perawatan, lain
pengobatan, diet, aktivitas,
kontrol

Pasien Perencanaan
keluar pulang

Program HE :
Penyelesaian - Pengobatan/ control
Lain-lain
administrasi - Kebutuhan nutrisi
- Aktivitas dan istirahat
- Perawatan di rumah

Monitoring oleh petugas kesehatan


dan keluarga

Gambar 3.6 Alur Discharge Planning


165

F. Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk Ruang Rawat Nifas Sakit Muhammadiyah
Surabaya.
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c. Penyusunan proposal
d. Menetapkan kasus
e. Pengorganisasian peran
f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning
2. Proses
a. Discharge planning dilaksanakan perawat terhadap setiap pasien baru, pasien sedang
dirawat, dan pasien pulang
b. Perawat atau bidan memberikan informasi kepada pasien sesuai dengan masing-masing
kasus yang dihadapi pasien
3. Hasil
a. Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien dan keluarga.
b. Keluarga mampu mendemonstrasikan ulang yang disampaikan perawat atau bidan.
c. Keluarga mampu menjawab dan menjelaskan ulang penjelasan dari perawat atau bidan
dengan benar.

3.2.9 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada
suatu Ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi
Ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib Ruangan.
A. Tujuan
1. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik
2. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien
3. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
166

B. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Suci Isma Ullia S. Kep
Kepala ruangan :
Perawat IRD :
Perawat Primer :
PerawatAssociate :
Perawat Primer :
PerawatAssociate :

C. Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan saat pasien datang.

D. Tahapan Penerimaan Pasien Baru


1) Menyiapkan kelengkapan administrasi (askes, maskin, BPJS)
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK (obat & alat, data
pemeriksaan penunjang yang dibawa & catatan khusus)
5) Menyiapkan format pengkajian
6) Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
7) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung Ruangan

E. Tahap Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru


1. Pasien datang di Ruangan diterima oleh kepala Ruangan/perawat primer/perawat/bidan
yang diberi delegasi.
2. Perawat/bidan memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarganya.
3. Perawat/bidan menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang
telah ditetapkan.
4. Perawat/bidan bersama karyawan lain memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila
pasien datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan posisi yang nyaman.
5. Perawat PP/bidan menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan
catatan khusus dari perawat yang mengantar kemudian mendokumentasikan pada lembar
167

serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK dan penandatanganan antara perawat
sebelumnya dengan PP.
6. Perawat PP/PA/bidan melakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format.
7. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
8. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi
kepada klien dan keluarga tentang orientasi Ruangan, perawatan (termasuk perawat yang
bertanggung jawab dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan
jadual visite),tata tertib ruangan.
9. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan
10. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani lembar
informed concent pemberian obat terintegrasi.
168

F. Alur Penerimaan Pasien Baru


Pra Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:

1. Lembar serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK


(kelengkapan administrasi)
2. Lembar pasien masuk rumah sakit
3. Lembar pengkajian pasien
4. Nursing kit
5. Lembar inform consent sentralisasi obat
6. Lembar tata tertib pasien dan keluarga pasien
7. Kamar pasien (tempat tidur, kursi, meja, saran khusus
yang diperlukan seperti oksigen, suction dsb)

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Pelaksanaan
Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum


dalam lembar penerimaan pasien baru (tata tertib
rumah saki, Ruangan, pasien sekamar, obat,
perawatan) dan petugas farmasi

Terminasi

Evaluasi
Post
Gambar 3.8 Alur Penerimaan Pasien Baru
169

Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
- Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar penerimaan pasien baru, lembar
serah terima pasien dari Ruangan lain atau OK, informed consent, format pengkajian, dan
lembar tata tertib pasien dan pengunjung serta penjaga 1 orang.
- Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP, dan PA/bidan.
Sedangkan pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA/bidan.
2. Evaluasi Proses
- Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA/bidan.
- PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang dibawa dan catatan khusus.
- PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA/bidan.
- Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi Ruangan, perawatan (termasuk pemberian
obat terintegrasi), medis, serta tata tertib Ruangan.
- Keluarga pasien menandatangani informed consent untuk pemberian obat terintegrasi.
- Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
3. Evaluasi Hasil
- Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
- Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis, serta tata tertib ruangan.
- Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan tahu alur pengambilan
obat (askeskin, askes, BPJS, dan umum).
170

BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari pengkajian kelompok kami di temukan beberapa masalah di Ruang rawat nifas Rumah
Sakit Muhammadiyah Surabaya antara lain:
1. Ketenagaan (M1)
a. Ketidakpuasan terhadap ketersediaan peralatan dan perlengkapan untuk mendukung
pekerjaan
b. Ketidak puasan pasien terhadap fasilitas penunjang
c. Kurangnya pelatihan dan pendidikan tambahan bagi tenaga kesehatan

2. Material (M2)
a. Belum ada ruang diskusi khusus untuk dokter dan perawat.
b. Belum ada ruang isolasi pasien dengan kasus khusus.

3. Metode (M3)
a. Penerapan (MAKP)
1) Pelaksanaan model MAKP Tim dilaksanakan belum optimal
2) Tidak terdapat protap/SOP setiap tindakan menejemen
3) Pemberian obat belum dilaksanakan dengan optimal dibuktikan dengan tidak
adanya ruangan khusus penyimpanan obat sesuai standar
4) Proses timbang terima tidak selalu di supervisi oleh kepala ruangan

b. Dokumentasi
1) Dari observasi status pasien, pengisian dokumentasi tidak lengkap: nama, tanda
tangan belum dicantumkan, respon pasien pasca tindakan kurang dipantau secara
optimal.
2) SAK belum dilaksanakan secara optimal karena isinya yang kurang sesuai dengan
intervensi yang dibutuhkan.
3) Pengawasan terhadap sistematika pendokumentasian kurang dilaksanakan secara
optimal.
171

4) Sebanyak 2 bidan (25%) mengatakan dokumentasi yang ada tidak sesuai dengan
perkembangan pasien
5) Tidak terdapat SOP sehingga belum pernah dilaksanakan secara optimal

c. Ronde Keperawatan
1) SOP ronde keperawatan tidak tersedia.
2) Belum diadakan informed concent ronde keperawatan.
3) Ronde keperawatan belum dilaksanakan.

d. Sentralisasi obat
1) Belum ada ruangan khusus yang sesuai standar untuk kegiatan pemberian obat
terintegrasi
2) Depo farmasi belum ada disetiap ruangan masih tersentral di Depo farmasi.
3) Tidak ada supervisi terhadap kegiatan terhadap pemberian obat terintegrasi.

e. Supervisi Keperawatan
1) Telah ada program terjadwal untuk pelaksanaan supervisi namun supervisi yang
dilakukan oleh kepala ruangan tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh
bidan dan tindakan menejemen
2) Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
3) Belum adanya dokumentasi supervisi yang jelas.
4) 5 bidan (62,5%) mengatakan supervisi dilakukan tetapi tidak terstruktur.

f. Timbang terima
1) Sebanyak 3 bidan (37,5%) mengatakan timbang terima jarang dihadiri oleh kepala
ruangan/katim, 2 bidan (25%) mengatakan timbang terima tidak pernah dihadiri
oleh kepala ruangan/katim namun cukup dipimpin oleh PJ Shift dan 4 bidan (50%)
mengatakan selama timbang terima kadang-kadang terdapat interaksi yang
berlangsung antara pasien dan bidan.
2) Dokumentasi timbang terima belum terlaksana secara optimal.
3) Belum ada protap timbang terima diruang rawat nifas.
4) Tehnik timbang terima masih belum terlaksana secara optimal.
172

g. Discharge planning
1) Tidak tersedianya leaflet/brosur saat pasien pulang.
2) Discharge planning dilakukan tidak sesuai tahapan.
3) Pemberian pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan pasien jarang dilakukan secara
lisan pada setiap pasien/keluarga.

h. Penerimaan Pasien Baru


1) Pengkajian pada pasien baru belum dilakukan secara optimal oleh bidan.
2) Bidan tidak menjelaskan secara detail segala sesuatu yang tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru.
3) Bidan belum menjelaskan inform consent sentralisasi kepada keluarga pasien
secara optimal.

4. Keuangan (M4)
a. Jasa perawatan intensif untuk pelayanan dan jasa medik yang diberikan sama dengan
semua bidan
b. Sistem administrasi rumah sakit terpusat

5. Mutu/Marketing (M5)
a. Sebagaian besar pasien merasa puas dengan kinerja bidan di ruang nifas
b. Sebagian besar pasien merasa cemas ringan dengan kinerja bidan di ruang nifas
c. Sebagian besar kepuasan bidan merasa cukup puas di ruang nifas
d. Sebagian besar pasien mampu melakukan perawatan secara mandiri di ruang nifas
e. Sebagian kecil dari pasien yang di rawat di ruang jifas mengalami flebitis
f. Sebagian besar angka tatalaksana pasien nyeri yang terdokumentasi di ruang nifas
g. Sebagian besar kenyamanan pasien dengan nyeri dapat terkontrol di ruang nifas
173

DAFTAR PUSTAKA

Gillies, 1989. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi Terjemahan. Alih Bahasa
Dika Sukmana dkk. Jakarta.

Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2011. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
3. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam, 2014. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
4. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, 2016. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi
5. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai