Anda di halaman 1dari 171

LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


DI RUANG YUDISTIRA RSUD JOMBANG

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. Andika Wahyu Kurniawan 206410008


2. Anggelisa Larasati 206410009
3. Anis Setyowati 206410010
4. Helen Ayu Prameswari 206410020
5. Putri Rosyita Dela Agustin 206410040
6. Robyansyah 206410043
7. Sonya Martha Santya 206410047
8. Sriwati 206410048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2020-2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dari system
pelayanan kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks
jumlah biaya yang dikeluarkan (Depkes, 2017). Tuntutan masyarakat
terhadap kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dirasakan sebagai
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan perlu mendapatkan prioritas utama dalam mengembangkan
pengetahuan. Pengembangan pengetahuan dapat dikembangkan menjadi
beberapa aspek keperawatan yaitu aspek keperawatan yang bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi, dan saling
berkepentingan. Oleh karena alasan–alasan diatas maka pelayanan
keperawatan harus dikelola secara professional, sehingga perlu adanya
manajemen keperawatan (Priharjo, 2017).
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian (2014), manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian
tujuan dalam batas-batas yang telah ditentukan pada tingkat administrasi.
Sedangkan liang lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan
seni perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengontrol dari benda
dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Sedangkan, keperawatan adalah suatu proses yang mencakup unsur
holistic seseorang, jadi mencakup beberapa hal yang sangat kompleks.
Karena sifatnya yang sangat kompleks dan holistic pemberian asuhan
keperawatan membutuhkan suatu perencanaan hingga pendokumentasian
yang baik sehingga kualitas pelayanan yang di berikan dapat dijaga.Menurut
Nurssalam (2016), manajemen adalah sebagai proses dalam menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain, sedangkan dalam keperawatan, manajement adalah
suatu proses bekerja melalui anggota keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu

2
pemahaman konsep tentang bagaimana mengelola dan memimpin orang lain dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Sebagai perawat profesional diharapkan mampu mengelola sebuah
proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang lain dapat
menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan peningkatan
derajat pasien menuju kearah kesehatan yang optimal. Sistem
pengorganisasian keperawatan profesional yang mampu memberikan suatu
manajemen asuhan yang secara holistic berdasarkan kebutuhan, namun tetap
berorientasi pada tugas dan mutu asuhan adalah model praktek keperawatan
primary nursing.
Kenyataannya sangat sulit untuk menerapkan model proses
manajemen keperawatan dalam pelayanan kesehatan atau lahan klinik. Masih
banyak kendala yang dialami seperti kurangnya pengetahuan perawat tentang
proses manajemen keperawatan, sarana dan prasarana pendukung, serta
kurangnya dukungan dari pihak lain. Di Ruang Yudistira RSUD Jombang saat
ini sudah menerapkan proses manajemen keperawatan dengan cukup baik.
Oleh sebab itu kami mahasiswa pendidikan Profesi Ners Stikes
ICMe Jombang, melakukan observasi dan evaluasi tentang proses manajemen
keperawatan di Ruang Yudistira RSUD Jombang dengan harapan
memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan proses manajemen
keperawatan di rumah sakit. Dengan demikian ruang tersebut merupakan
salah satu ruang yang dapat digunakan dalam pembelajaran praktik
manajemen keperawatan yang dilakukan mahasiswa pendidikan Profesi Ners
Stikes ICMe Jombang.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana pelaksanaan manajemen M1-Man di ruang Yudistira RSUD
Jombang?
b. Bagaimana pelaksanaan manajemen M2-Material di ruang Yudistira
RSUD Jombang?
c. Bagaimana pelaksanaan manajemen M3-Method di ruang Yudistira
RSUD Jombang?

3
d. Bagaimana pelaksanaan manajemen M4-Money di ruang Yudistira
RSUD Jombang?
e. Bagaimana pelaksanaan manajemen M5-Mutu di ruang Yudistira
RSUD Jombang?

1.3. Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses pembelajaran praktik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan prinsip- prinsip manajemen
keperawatan dengan menggunakan model asuhan keperawatan
profesional (MAKP) yang sesuai dengan Ruang Yudistira RSUD
Jombang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pembelajaran praktik manajemen keperawatan
diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menganalisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Yudistira RSUD
Jombang.
2. Menganalisa kecukupan sarana dan prasarana di Ruang Yudistira
RSUD Jombang.
3. Menganalisa pelaksaan MAKP di Ruang Yudistira yang meliputi:
a. Penerimaan pasien baru
b. Sentralisasi obat
c. Ronde keperawatan
d. Timbang terima pasien
e. Discharge planning
f. Supervisi
g. Dokumentasi
h. Diskusi refleksi kasus

1.4. Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat

4
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang akan
dilaksanakan.
2. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model
MAKP.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP.
4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode analisa
SWOT dan menyusun rencana strategi.
5. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan
model asuhan keperawatan profesional.
1.4.2 Bagi Pasien
1. Tercapai kepuasan klien yang optimal
2. Klien merasa aman dan nyaman saat perawatan
3. Klien merasa percaya pada perawat
1.4.3 Bagi Perawat
1. Tercapai tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antar perawat, perawat dengan tim kesehatan
yang lain, perawat dengan pasien serta dengan keluarga pasien.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin dari perawat.
4. Terbinanya hubungan dengan klien dan perawat secara harmonis.
1.4.4 Bagi Rumah Sakit
1. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat
sehingga dapat memodifikasi MAKP yang telah dijalankan
saat ini.
2. Sebagai evaluasi atas keefektifan penerapan model asuhan
keperawatan professional saat ini yang telah dijalankan.
3. Meningkatkan mutu pelayanan.
1.4.5 Bagi Institusi
1. Mampu menerapkan ilmu manajemen keperawatan khususnya
primary nursing
2. Menjalin hubungan kerjasama yang baik antar institusi

5
BAB 2
PENGUMPULAN DATA

2.1 Visi, Misi dan Gambaran Umum RSUD Jombang


RSUD jombang adalah Rumah tipe B Sebagai Rumah Sakit
Pendidikan (KMK HK.02.02/I/4603/2017) tanggal 12 Oktober 2017.
Terakreditasi Versi 2012 Dengan Predikat Tingkat Paripurna Tahun 2015 –
2018. Sudah mendapatkan reward yang pertama tahun 2006 RADAR
AWARD, PERSI AWARD dan Seritifikat Internasional, Rujukan Regional
Jawa Timur Bag. Tengah berdasarkan PERGUB 188/359/KPTS/013/2015.
Tahun 2007 penghargaan Jawa Post Institusi Pro Otonomi, Tahun 2008
mendapat Award Citra Pelayanan Prima Dari Gubernur, Tahun 2010
mendapatkan Award Citra Pelayanan Prima Tingkat Nasional, 2012
mendapatkan penghargaan juara ke 2 lomba RS sayang ibu dan tingkat
JATIM, Tahun 2012, mendapatkan Award pelaksanaan terbaik ke satu RSSIB
Prov, JATIM. Tahun 2015, Juara 1 Lomba Qosidah Se-Jawa Timur. Memiliki
layanan 16 unit rawat jalan, 12 rawat inap, 3 ruang instalasi rawat khusus
(IGD, ICU CENTRAL dan IBS). Jumlah seluruh tenaga di RSUD jombang
1.516 pada tahun 2018.
2.1.1 Visi
Menjadi rumah sakit rujukan terdepan dalam layanan pilihan
utama masyarakat dengan layanan paripurna melalui system pendidikan
kesehatan yang terintegrasi.

2.1.2 Misi
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna serta
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan sarana prasarana dan sumber daya manusia sesuai
standart.
c. Menyelenggarakan pendidikan kedokteran, kesehatan lainnya dan
penunjang system layanan kesehatan serta melaksanakan penelitian
secara terintegrasi.

6
d. Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang professional dan
akuntabel

2.1.3 Kredo ‘’CINTAKU’’


Kredo RSUD Jombang adalah ‘’CINTAKU’’ pelayanan yang
diberikan rumah sakit umum daerah jombang adalah pelayana prima
yaitu pelayanan yang cepat, sigap dan berhasil guna, dilayani dalam
kondisi lingkungan yang indah dan suasana yang nyaman serta tarif
yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat tak kalah pentingnya
adalah memberikan jaminan rasa aman baik secara fisik maupun
psikologis serta tetap menjaga kepercayaan pengguna jasa pelayanan
dengan tekad kepuasan pasien sebagai yang utama dan pertama yang
berlaku pada seluruh masyarakat umum tanpa membedakan
statussosial.

2.1.4 Sasaran Mutu RSUD Jombang


a. Ketepatan identifikasi pasien, meliputi :
1. Gelang biru untuk pasien laki-laki.
2. Gelang merah untuk pasien perempuan.
Isi gelang meliputi :
a) Nama minimal 2 kata.
b) Tanggal lahir.
c) Nomor rekam medic.
3. Peningkatan komunikasi yang efektif.
4. Keamanan obat yang perlu diwaspadai (High-Alert-Medication).
5. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
6. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
7. Pengurangan resiko pasien jatuh.

2.1.5 Falsafah Keperawatan


Bantuan keperawatan yang diberikan kepada pasien, keluarga,
masyarakat secara profesional tanpa memandang suku, agama, dan

7
pangkat sosial masyarakat yang dilandasi dengan niat ibadah kepada
Allah SWT.

2.1.6 Pedoman Perilaku Perawat


a. Benar dan bijaksana.
b. Saling menghargai dan bekerjasama.
c. Komunikatif dan santun.
d. Sabar dan kasih sayang.
e. Kompeten dan tanggungjawab.
f. Memecahkan masalah pasien melalui proses keperawatan.
g. Bekerja sesuai standart praktik keperawatan.
h. Kepedulian.
i. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
j. Cepat tanggap dan proaktif.

8
2.2 M1-MAN (Sumber Daya Manusia)
2.2.1 Tenaga
A. Struktur Organisasi

DIREKTUR RS
Dr. Pudji Umbaran, M.KP

KEPALA BIDANG YANMED dan


KEPERAWATAN

DR.dr. Ma’murotus Sa’adiyah, M.Kes

Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap

dr. Dhahlia Prihandini, M.Kes

Kepala Ruang Rawat Inap Yudistira

Etty Khamdiyah, S.kep, Ners

Katim Barat 1 Katim Barat 2 Katim Timur 1 Katim Timur 2


Nunik Wahyu K Lilik Maftuhah, Siti lailaturing Riza Agus Dwi
,S.Kep, Ners Amk H, Amk Irawano, Amk

Perawat Perawat Perawat Perawat


Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Ruang yudistira RSUD Jombang

. Pembagian Tugas
1. Kepala ruang
Tugas kepala ruangan ruang Yudistira diantaranya mengenai
perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan yang dibantu perawat
primer. Tugas pokok kepala ruangan yaitu mengawasi dan mengandalikan

9
kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat inap yang berada dibawah
tanggung jawabnya, yaitu:
a) Perencanaan
1. Merencanakan tenaga, sarana, merencanakan jenis asuhan yang
akan diselenggarakan.
2. Menyusun SAK dan SPO pelayanan keperawatan.
3. Merencanakan evaluasi pelayanan asuhan keperawatan.
b) Pengorganisasian
1. Merumuskan metode dan tujuan penugasan.
2. Membuat uraian tugas perawat (Katim atau perawat pelaksana).
3. Membuat daftar dinas serta tugas perawat.
4. Mengatur dan mengendalikan sarana.
5. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan.
6. Identifikasi masalah serta cara penangan.
c) Pengarahan
1. Memberikan arahan mengenai penugasan katim.
2. memberikan pujian serta motivasi dalam melaksanakan tugas,
peningkatan pengetahuan, keterampilan serta sikap.
3. Menginformasikan hal penting mengenai asuhan keperawatan pada
pasien.
4. Melibatkan semua anggota sejak awal hingga akhir penugasan.
5. Membimbing anggota yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
6. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
d) Pengawasan
1. Melakukan supervisi serta menilai kinerja perawat
2. Monitoring serta evaluasi pelayanan keperawatan.
3. Memantau kelengkapan dokumentasi rekam medik.
4. Bekerja sesuai dengan kewenangan sebagai perawat.
2. Perawat Primer
Perawat primer memiliki tanggung jawab antara lain:
a) Perencanaan

10
1. Bersama kepala ruangan mengadakan serah terima tugas setiap
pergantian dinas.
2. Melakukan pembagian tugas dengan anggota tim.
3. Menerima pasien baru
4. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
5. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
b) Pengorganisasian
1. Menjelaskan rencana keperawatan yang telah dibuat.
2. Mengkoordinir asuhan keperawatan bersama anggota tim.
3. Melakukan bimbingan evaluasi kinerja perawat.
4. Melakukan supervisi dokumentasi asuhan keperawatan.
5. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
6. Memberikan HE dan DP rencana pasien pulang.
7. Membuat evaluasi SOAP.
8. Memberikan pertolongan segera pada pasien dengan kedaruratan.
9. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan keperawatan kepada perawat
pelaksana.
10. Mengorientasikan pasien baru dan mahasiswa.
c) Pengarahan
1. Memberikan pengarahan serta petunjuk mengenai tugas setiap
anggota yang melaksanakan asuhan keperawatan.
2. Memberikan teguran serta pengarahan pada anggota tim jika terjadi
kelalaian dalam bertugas.
d) Pengawasan
1. Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat pelaksana
dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Mengawasi proses asuhan keperawatan dan catatan yang telah
dilaksanakan oleh anggota tim.
3. Mengevaluasi kinerja perawat pelaksana.
3. Perawat Assosiate
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan oleh
ketua tim atau perawat primer.

11
b. Mendokumentasikan tindakana keperawatan yang telah dilakukan .
c. Melaksanakan observasi kepada pasien.
d. Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
e. Menerima pasien baru dan memberikn informasi berdasarkan format
orientasi pasien dan keluarga jika perawat pelaksana atau ketua tim
tidak ada ditempat.
f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan serta
mendokumentasikan pada format yang telah disediakan.
Tabel 2.1 Tenaga keperawatan Ruang Yudistira RSUD Jombang
NO NAMA PENDIDIKAN KETERANGAN RIWAYAT
1. Etty S1 Ners Karu STR,SIPP,PPGD,BTCLS,
Khamdiyah, CWCCA, Manajemen
S.Kep, Ners bangsal, CI, Assesor, PPI
Dasar, Pelatihan K3,
PPK, Audit Keperawatan,
Perceptor
2. Yani S1 Ners Wa Karu STR, SIPP, PPGD,
Mutmainah, BTCLS, PPI Dasar, CI,
S.Kep, Ners Pelatihan K3, Perceptor
3. Nunik S1 Ners Katim barat 1 STR, SIPP, PPGD,
Wahyu K BTCLS, PPI Dasar, CI,
,S.Kep, Ners Pelatihan K3, Perceptor,
4. Lilik D3 kep Katim barat 2 STR, SIPP, PPGD,
Maftuhah, BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
5. Siti D3 kep Katim timur 1 STR, SIPP, PPGD,
lailaturing BTCLS, PPI Dasar,
H, Amk Pelatihan K3
6. Riza Agus D3 kep Katim timur 2 STR, SIPP, PPGD,
Dwi BTCLS, Pelatihan in
Irawano, house tryping
Amk (rawat luka), Pelatiahn

12
ICP, Pelatihan bedah
saraf, PPI Dasar,
Pelatihan K3
7. Badrut S1 Ners Pelaksana STR, SIPP, PPGD,
Tamam, BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3
8. Alfian S1 Ners Pelaksana HCU STR, SIPP, PPGD,
Hakiki, 3,4 BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3
9. Dian D3 Keb Pelaksana Kelas STR, SIPP, PPGD,
Suhartini, 1 BTCLS, PPI Dasar,
Amd.Keb Pelatihan K3
10. Emi SMA Asisten Perawat STR, SIPP, PPGD,
Kuswartini BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
11. Renny D1 Kep Asisten Perawat STR, SIPP, PPGD,
Katika BTCLS, PPI Dasar,
Widya H Pelatihan K3
12. Agus SMA Asisten Perawat PPI Dasar, Pelatihan K3
pambudi
13. Iswanto SMA Asisten Perawat PPI Dasar, Pelatihan K3
14. Diana D3 Kep Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Indriani, Pelaksana HCU BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
15. Sulistyawati, D3 Kep Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Amk Pelaksana HCU BTCLS, Pelatihan in
house typing (ICU), PPI
Dasar, Pelatihan K3
16. Abdul D3 Kep Pelaksana Kelas STR, SIPP, PPGD,
Rochim, 2 BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
17. Sunanik D3 Kep Pelaksana HCU 4 STR, SIPP, PPGD,

13
Afrida Nisa, BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
18. Zainal D3 Kep Pelaksana HCU 3 STR, SIPP, PPGD,
abidin, Amk BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
19. Rahmad D3 Kep Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Hardjono, Pelaksana HCU 4 BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
20. Novita Dwi D3 Kep Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Rahayu, Pelaksana HCU 1 BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
21. Meviana D4 Keb Pelaksana HCU 2 STR, SIPP, PPGD,
Erdana W, BTCLS, PPI Dasar,
SST, Keb Pelatihan K3
22. Yolanda S1 Ners Pelaksana HCU 2 STR, SIPP, PPGD,
Ayu Nova, BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3
23. Atik D3 Kep Pelaksana HCU 3 STR, SIPP, PPGD,
Purwati, BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
24. S. Rejeki A. S1 Ners Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Susanti, Pelaksana HCU 1 BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3
25. Enggar D3 Kep Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Bustomil, Pelaksana HCU 4 BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3
26. Erni Rumala D3 Kep Pelaksana HCU 3 STR, SIPP, PPGD,
Dewi, Amk BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3
27. Imam Hnafi, D3 Kep Pelaksana HCU 2 STR, SIPP, PPGD,
Amk BTCLS, PPI Dasar,
Pelatihan K3

14
28. Nur lisa D3 Keb Pelaksana Kelas STR, SIPP, PPGD,
Umammi, 2 BTCLS, PPI Dasar,
Amd. Keb Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
29. Anik S1 Ners Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Indrawati, Pelaksana HCU 4 BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
30. Rikky A. S1 Ners Ka JAGA + STR, SIPP, PPGD,
Permana, Pelaksana HCU 1 BTCLS, PPI Dasar,
S.Kep, Ners Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
31. Hardiana D3 Kep Pelaksana Kelas STR, SIPP, PPGD,
Pratami, 2 BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
32. Farida Tri D3 Kep Pelaksana HCU 2 STR, SIPP, PPGD,
Saraswati, BTCLS, PPI Dasar,
Amk Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
33. Rizal Adi D3 Kep Pelaksana HCU 3 STR, SIPP, PPGD,
Muchlisin, BTCLS, PPI Dasar,
Amd. Kep Pelatihan K3 STR, SIPP,
PPGD, BTCLS, PPI
Dasar, Pelatihan K3
34. Budi D3 Keb Administrasi STR, PPI Dasar,
Hartini, Pelatihan K3

15
Amd. Keb
35. Zakirah D3 Keb Administrasi STR, PPI Dasar,
Akbar, Pelatihan K3
Amd. Keb
36. Anita D4 Keb Administrasi STR, PPI Dasar,
Trinasari, Pelatihan K3
SST. Keb
37. Samiadi SMA Kebersihan PPI Dasar, Pelatihan K3

g. Analisa ketenagaan perawat mencakup setiap jumlah tenaga keperawatan


dan non keperawatan di Ruang Yudistira RSUD Jombang yang terdiri dari
NO NAMA JUMLAH
1. S1 Keperawatan 9
2. D3 Keperawatan 17
3. D3 Kebidanan 4
4. D4 Kebidanan 2
5. D1 Keperawatan 1
6. SMA 4
Jumlah 37

C. Tenaga Medis
Tabel 2.2 Tenaga Medis Ruang Yudistira RSUD Jombang
NO NAMA JUMLAH
1. dr. Urologi 2
2. dr. Orthopedi 3
3. dr.Bedah Umum 3
4. dr.Bedah Plastik 1
5. dr. Bedah syaraf 1
Jumlah 9

16
D. Tenaga Non Medis
Tabel 2.3 Tenaga Non Medis Ruang Yudistira RSUD Jombang
NO NAMA JUMLAH
1. Administrasi 3
2. Clining Service 1
Jumlah 4

E. Pembagian Dinas Tenaga di Ruang Yudistira RSUD Jombang


Tabel 2.4 Pembagian Dinas Tenaga di Ruang Yudistira RSUD Jombang
Dinas
Tenaga Libur
Pagi Sore Malam
Karu 1 - - -
Wakaru 1 - - -
Katim 1 1 1 1
Perawat pelaksana 7 6 5 4
Asisten Perawat 1 1 1 1
Administrasi 2 1 - -

F. Mahasiswa Praktika di Ruang Yudistira


Tabel 2.5 Mahasiswa Praktika di Ruang Yudistira
NO Nama Institusi Jumlah
1. D3 Keperawatan Stikes ICME Jombang 8
2. D3 Keperawatan Stikes Pemkab Jombang 6
3. D3 Keperawatan Stikes Bahrul Ulum Jombang 3
4. Profesi Ners Stikes ICME Jombang 5
5. SMK BIM Jombang 1

17
2.2.2 Gambaran Kasus Kelolaan Ruang Yudistira Kelas 2, HCU,
Combustio
Tabel 2.6 Gambaran Kasus Tanggal 7 Juni 2021 di Ruang Yudistira RSUD
Jombang
NO Daftar Kasus (07-06-2021) Jumlah
1. Hernia 1
2. Tumor Cerebra 1
3. COR 1
4. COS 1
5. Intra Abdomen 1
6. Fraktur Cruris 1
7. Tetra Pharese 1
Jumlah 7

Tabel 2.7 Gambaran Kasus Tanggal 8 Juni 2021 di Ruang Yudistira RSUD
Jombang
NO Daftar Kasus (08-06-2021) Jumlah
1. Combus 1
2. P.O Laparatomi 1
3. P.O Crniotomy 2
4. P.O Af Plate Mandibula 1
5. P.O Rynotomy 1
6. P.O Orip 1
7. Tetra Pharese 1
8. TTA 1
9. Debridemen 1
Jumlah 10

18
Tabel 2.8 Gambaran Kasus Tanggal 9 Juni 2021 di Ruang Yudistira RSUD
Jombang
NO Daftar Kasus (09-06-2021) Jumlah
1. P.O Af Plate Mandibula 1
2. Combus 1
3. Appendix sinistra 1
4. P.O Craniotomi 3
5. Faktur Kruris 1
6. Tambal kulit kepala 1
Jumlah 8

Tabel 2.9 Daftar 10 Besar Penyakit 1 Bulan Terakhir


NO Daftar Kasus (Bulan Mei 2021) Jumlah %
1. Cedera Otak Ringan 50 40%
2. Peritonitis 11 9%
3. Intra Cerebral Hemoragic 11 9%
4. Cedera Otak Sedang 9 7%
5. Fraktur Femur 8 6%
6. CVA bleeding 8 6%
7. Fraktur Humerus 7 6%
8. Fraktur Clavikula 7 6%
9. Fraktur Kruris 7 6%
10. HIL 6 5%
Jumlah 124 100%

19
PRESENTASE
HIL
Fraktur Cruris 5%
6%
Fraktur Clavicula
6%
Fraktur Humerus COR
6% 40%

CVA Bleeding
6%
Fraktur femur
6%
COS
7% Intra serebral
Peritonitis
hemoragic
9%
9%
Gambar 2.2 Daftar 10 Besar Penyakit di Ruang RSUD Jombang

2.2.3 Pengaturan ketenagaan dan tingkat ketergantungan


Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok
menggunakan klasifikasi ketergantungan pasien dengan teori orem yaitu
Self care deficit, sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang
dibutuhkan menggunakan perhitungan Gillies.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dibagi menjadi 3:
1. Kategori I : Perawatan Mandiri (Minimal care)
a. dapat melakukan kebersihan diri sendiri misalnya mandi, dan
berpakaian.
b. Makan serta minum bisa dilakukan sendiri.
c. Pengawasan dalam ambulasi dan gerakan.
d. Observasi tanda –tanda vital setiap shift.
e. Status psikologi stabil, pengobatan minimal.
f. Persiapan prosedur pengobatan
2. Kategori II : Perawatan intermediet (Partial care)
a. Dibantu sebagian dalam melakukan kebersihan diri, makan,
minu serta dalam melakukan ambulasi.
b. Observasi tanda –tanda vital setiap 4 jam sekali.

20
c. Pengobatan lebih dari satu kali
d. Memakai Foley kateter.
e. Terpasang Infus, intake input dan output dicatat.
f. Pengobatan memerlukan prosedur.
3. Kategori III : Perawatan Total (Total care)
a. Dibantu penuh dalam melakukan aktivitas misal, ambulasi,
kebersihan diri.
b. Observasi tanda –tanda vital setiap 2 jam sekali.
c. Pemakaian selang NGT.
d. Terapi Intravena.
e. Pemakaian suction.
f. Kondisi gelisah, tidak sadarkan diri.

a. Tingkat ketergantungan pasien menurut teori orem


Tingkat ketergantungan klien di ruang Yudistira dihitung
dengan menggunakan instrumen penilaian ketergantungan klien
menurut orem (Nursalam, 2014).
Tabel 2.10 Tingkat ketergantungan pasien
Tingkat
No 07 Juni 2021 08 Juni 2021 09 Juni 2021
Ketergantungan
1. Minimal care 1 1 0
2. Partial care 3 5 6
3. Total care 3 4 2
Jumlah 7 10 8
Berdasarkan Tabel 2.9 didapatkan hasil bahwa dalam 3 hari
terakhir di ruang Yudistira jumlah pasien partical care terbanyak ada
6 orang pada tanggal 09 Juni 2021.
b. Kebutuhan tenaga perawat
Menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu
unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-
masing kategori mempunyai nilai stardart persift (Douglas, 1984).

21
Tabel 2.11 Nilai standart jumlah perawat persif berdasarkan
klasifikasi
Klasifikasi Pasien
Jumlah
Minimal Parsial Total
pasien
P S M P S M P S M
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,30 0,81` 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

1) Tanggal 07 Juni 2021


Tabel 2.12 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat
Klasifikasi Jumlah
Pagi Siang Malam
pasien pasien
3 3 x 0,36= 3 x 0,30= 3 x 0,20=
Total care
1,08 0,9 0,6
3 3 x 0,27= 3 x 0,15= 3 x 0,10=
Partial care
0,81 0,45 0,3
Minimal 1 1 x 0,17= 1 x 0,14= 1 x 0,027=
care 0,17 0,14 0,027
Jumlah 7 2,06= 2 1,46= 1 0,927= 1
Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenaga
perawat:
Pagi : 2 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang +
Total : 4 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang
bertugas diruang Yudistira pada tanggal 07 juni 2021 berjumlah
4 orang, Akan tetapi pada kenyatanya di ruang Yudistira
terdapat 1 karu, 1 wakaru, 3 perawat jaga pagi kelolaan sebelah

22
barat, 2 jaga siang, 2 jaga malam, jadi pada tanggal 07-06-2021
tidak ada masalah dengan jumlah perawat.
2) Tanggal 08 Juni 2021
Tabel 2.13 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat
Klasifikasi Jumlah
Pagi Siang Malam
pasien pasien
1 1 x 0,36= 1 x 0,30= 1 x 0,20=
Total care
0,36 0,30 0,20
5 5x 0,27= 5 x 0,15= 5 x 0,10= 0,5
Partial care
0,35 0,75
Minimal 1 1 x 0,17= 1 x 0,14= 1 x 0,027=
care 0,17 0,14 0,027
Jumlah 10 0,88= 1 1,19= 1 0,727= 1

Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenaga


perawat:
Pagi : 1 orang
Siang : 1 orang
Malam : 1 orang +
Total : 3 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang
bertugas diruang Yudistira pada tanggal 08 juni 2021 berjumlah
5 orang, Akan tetapi pada kenyatanya di ruang Yudistira
terdapat 1 karu, 1 wakaru, 3 perawat jaga pagi kelolaan sebelah
barat, 2 jaga siang, 2 jaga malam, jadi pada tanggal 08-06-2021
tidak ada masalah dengan jumlah perawat.

23
3) Tanggal 09 Juni 2021
Tabel 2.14 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga
perawat
Klasifikasi Jumlah
Pagi Siang Malam
pasien pasien
Total care 2 2 x 0,36= 2 x 0,30= 2 x 0,20=
0,72 0,6 0,4
Partial care 6 6 x 0,27= 6 x 0,15= 6 x 0,10=
1,62 0,9 0,6
Minimal 0 0 x 0,17= 0 x 0,14= 0 x 0,027=
care 0,17 0,14 0,027
Jumlah 8 2,51= 2 1,64= 2 1,027= 1
Berdasarkan tenaga perawat menurut Dougles total tenanga
perawat:
Pagi : 2 orang
Siang : 2 orang
Malam : 1 orang +
Total : 5 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan perhari yang bertugas
diruang Yudistira pada tanggal 08 juni 2021 berjumlah 5 orang,
Akan tetapi pada kenyatanya di ruang Yudistira terdapat 1 karu,
1 wakaru, 3 perawat jaga pagi kelolaan sebelah barat, 2jaga
siang, 2 jaga malam, jadi pada tanggal 09-06-2021 tidak ada
masalah dengan jumlah perawat.

Total kebutuhan perawat pada tanggal 07 – 09 Juni 2021

No. 07 Juni 2021 08 Juni 2021 09 Juni 2021


1 4 orang 3 orang 5 orang

24
2.3 M2-MATERIAL (Sarana dan Prasarana)
2.3.1 Gambaran Umum Ruang Praktik
Lokasi Ruangan Paviliun Yudistira
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan ruangan Srikandi
b. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Dinas Kesehatan
c. Sebelah Barat : berbatasan dengan ruang Radiologi dan
Ruangan Drupadi 1
d. Sebelah Timur : berbatasan dengan ruang Istana
Pandawa
2.3.2 Data Tempat Tidur
Tabel 2.15 Jumlah tempat tidur ruangan Yudistira RSUD Jombang
No Ruangan Jumlah
1 HCU 32
2 Kelas 1 4
3 Kelas 2 12
4 Combustio 4
Jumlah 54
Ruang Penunjang
1. Ruang Kepala Ruangan 15. Ruang SAP
2. Ruang Linen Bersih 16. Ruang Administrasi
3. Ruang Dokter
4. Nurse Station 1 + 2/ Barat dan timur
5. Ruangan Oksigen
6. Ruang ME
7. Ruang Edukasi
8. Ruang Mahasiswa
9. Kamar Mandi Pasien
10. Kamar Mandi Petugas
11. Pantry/Dapur
12. Spoel Hoek
13. Ruang Ganti Perawat
14. Janitor

25
2.3.3 Denah Ruang Yudistira
Gambar 2.3 Denah ruangan Yudistira RSU
D Jombang
KM PX KM PX KM PX KM PX SAP Spoolhock Janitor

HCU 4 Kelas 2

Nurse Station Barat Pintu Exit


o Ruang Mahasiswa
Ruang Dokter
Ruang Edukasi
Ruang Linen Bersih
Ruang ME
Ruang Kepala Ruangan
Ruang Oksigen
Ruang Administrasi
Lift 2
Pantry
Lift Covid 1
Ruang alat/ Ruang Obat
KM Petugas
Ruang Nurse Station Timur
Pintu Exit
Ruang HCU 1
HCU 1
Ruang HCU 2 HCU 2

KM PX KM PX KM PX KM PX SAP Spoolhock Janitor

26
2.1.6 Daftar Inventaris Alat Medis Ruang Yudistira RSUD Jombang
JUMLAH JUMLAH
NO NAMA ALKES AWAL RUSAK HILANG TAMBAHAN AKHIR KET
JAN 2019 DES 2020
1 Suction pump 2 - - - 2 Baik
2 Thorax drain 8 - - - 8 Baik
3 Alat penunjang nafas 52 - - - 52 Baik
Nurse station terbagi
4 Emergency kids 2 - - - 2 menjadi 2 wilayah,
timur dan barat
5 Resuscitation 4 - - - 4 Kurang bagus
Accesoris tidak
6 Peralatan monitor 48 - - - 48
lengkap
7 Tensimeter 15 - - - 15 Baik
8 Stetoskop dewasa 20 - - - 20 Baik
9 Stetoskop anak 4 - - - 4 Baik
10 Thermometer digital 1 - - - 1 Baik 1
11 Thermometer digital gun 2 - - - 2 Baik
Infus pump dan Syringe Mutasi dari ICU
12 16 - - - 16
pump Central

27
13 Oxymeter portable 10 - - - 10 Baik
14 Regulator O2 Transport 5 - - - 5 Baik
15 Tempat tidur khusus 8 - - - 8 Baik
16 Nebulizer 4 - - - 4 Baik
17 Blood wanmer 1 - - - 1 Baik
18 Film viewer lamp 2 - - - 2 Baik
19 Timbangan badan 1 - - - 1 Baik
20 Timbangan bayi 1 - - - 1 Baik
21 Mortil 1 - - - 1 Pukulan patah
22 Drasing troli 5 - - - 5 Baik
23 Troli instrument 4 - - - 4 Baik
24 Troli ODD 2 - - - 2 Baik
25 Troli linen 1 - - - 1 Baik
26 Troli visite 1 - - - 1 Baik
27 Wheel chair 2 - - - 2 Baik
28 Brankar 1 - - - 1 Baik
29 Set pasien 52 - - - 52 Baik
30 Bak instrument kecil 25 - - - 25 Baik
31 Bak instrument sedang 25 - - - 25 Baik
32 Bengkok sedang 10 - - - 10 Baik

28
33 Bengkok kecil 2 - - - 2 Baik
34 Cucing 20 - - - 20 Baik
35 Duk klem 2 - - - 2 Baik
36 Gunting AJ 17 - - - 17 Baik
37 Gunting lurus 17 - - - 17 Baik
38 Gunting perban 3 - - - 3 Baik
39 Korentang 2 - - - 2 Baik
40 Tong spatel 4 - - - 4 Baik
41 Pinset chirurghie 26 - - - 26 Baik
42 Pinset anatomi 35 - - - 35 Baik
43 COM 4 - - - 4 Baik
44 Klem 7 - - - 7 Baik
45 Tromol verban kecil 4 - - - 4 Baik
46 Tromol verban sedang 1 - - - 1 Baik
47 Set rawat luka 20 - - - 20 Baik

29
Tabel 2.17 Daftar Inventaris Linen Ruang Yudistira RSUD Jombang
STOK SKOR
NO LINEN AWAL RUSAK HILANG TAMBAHAN AKHIR KET
JAN 2020 DES 2020
1 Sprei 60 - - - Baik -
2 Sarung Bantal 125 - - - Baik -
3 Handuk 70 - - - Baik -
4 Tali Tangan 7 - - - Baik -
5 Tali Dada 16 - - - Baik -
6 Duk Lubang 5 - - - Baik -
7 Perlak 20 - - - Baik -
8 Selimut 75 - - - Baik -
9 Stik Laken 142 - - - Baik -
10 Skot Pasien Dewasa 46 - - - Baik -
11 Skot Pasien Anak - - - - Baik -

30
Tabel 2.18 Daftar Inventaris Alat Tulis Kantor dan Mebeler Ruang Yudistira
STOK JUMLAH
NO NAMA BARANG AWAL JAN RUSAK TAMBAHAN AKHIR KET
2020 DES 2020
1 Almari arsip kayu kaca 2 Tidak - 2 Baik
2 Almari linen kaca stenlis 1 Tidak - 1 Baik
3 Almari kayu linen full kayu jati 2 Tidak - 2 Baik
4 Almari loker kertas kayu kaca 2 Tidak - 2 Baik
5 Almari narkotik 1 Tidak - 1 Baik
6 Almari pasien 25 Tidak - 25 Baik
7 Almari kayu dokumen besar 2 Tidak - 2 Baik
8 Bed side cabinet 21 Tidak - 21 Baik
9 Kursi bulat penunggu 10 Tidak - 10 Baik
10 Kursi future 16 Tidak - 16 Baik
11 Almari kaca alat 1 Tidak - 1 Baik
12 Almari loker perawat 1 Tidak - 1 Baik
13 Troli linen stenlis 2 Tidak - 1 Baik
14 Meja nurse station 2 Tidak - 1 Baik
15 Meja kantor 11 Tidak - 1 Baik
16 Kitchen set 1 Tidak - - Baik

31
17 Kursi jaguar 3 Tidak - - Baik
18 Almari ODD Central 1 Tidak - - Baik
19 Bed set 52 Tidak - - Baik

2.3.4 Daftar SPO


Tabel 2.19 Daftar SPO Ruang Yudistira RSUD Jombang
NO JUDUL SPO TAHUN KETERANGAN
SPO Tindakan
Penanganan jenazah propable/ konfirmasi covid-19 yang menolak pemulasaran 2020
1
dengan potokol pencegahan penularan penyakit menular
2 Transfer pasien ke ruangan isolasi central 2020
3 Perawatan luka decubitus /ganggren 2017
4 Menyuntikkan obat kemoterapi 2017
5 Memasang infus 2017
6 Perawatan pasien yang menghadapi kematian 2017
7 Ganti shift 2014
8 Memelihara kebersihan mulut 2017
9 Penanganan sampel rujukan 2014
10 Membantu memberikan makanan dan minuman kepada pasien 2017
11 Pemasangan NGT 2017

32
12 Pemeriksaan kesehatan berkala pegawai 2014
13 Pemeriksaan kesehatan pra bekerja 2014
14 Bimbingan mahasiswa 2011
15 Prosedur pemeriksaan colon in loop/enema 2014
16 Membantu pasien muntah 2014
17 Standing order tentang penyakit/kondisi hipoglikemi 2019
18 Memberi obat 2017
19 Mengukur tekanan darah 2017
20 Menghitung pernafasan 2014
21 Pengambilan sampel pemeriksaan analisa gas darah 2016
22 Memberi rendaman duduk 2017
23 Pemberian berbesser syringe pump 2017
24 Mengukur suhu tubuh 2017
25 Persiapan pemeriksaan penunjang 2014
26 Lavement 2017
27 Penggunaan dan pemeliharan nebulizer 2017
28 Mengukur tinggi badan 2017
29 Klisma gliserin 2014
30 Perawatan colostomy 2014
31 Memindahkan pasien ke unit lain 2014

33
32 Perawatan luka operasi 2017
33 Pemberian nutrisi parental 2017
34 Mengeluarkan feses dengan tangan 2017
35 Membersihkan alat-alat yang ada diruangan 2014
36 Mendampingi dokter visite 2017
37 Perawatan pasien post op 2017
38 Konsul pasien diruang rawat inap 2014
39 Pemberian makanan dan obat melalui NGT 2017
40 Pemanfaatan/penggunaan obat basic life saving 2014
41 Pemeriksaan radiagnostic yang menggunakan radiasi terhadap ibu hamil 2014
42 Angket dan pengaduan 2014
43 Evaluasi mutu radiograf 2014
44 Penyampaian informasi kepada keluarga pasien covid-19 2020
45 Penerimaan pasien baru diruang isolasi 2020
46 Memelihara rambut 2014
47 Pasien pulang 2014
48 Penertiban jam berkunjung 2017
49 Persiapan pasien pre op 2017
50 Siaga DHF 2016
SPO Prosedur

34
1 Menimbang berat badan 2017
2 Pemberian antibiotic profilaksis sebelum tindakan pembedahan 2017
3 Perawatan jenazah 2017
4 Ganti perban 2017
5 Melakukan BMP (Bone Mariau Punchure) 2017
6 Klisma gliserin 2014
7 Mengeluarkan feses dengan tangan 2014
8 Membersihkan alat-alat yang ada diruangan 2014
9 Perawatan askes vaskuler (AV-shunt) 2018
10 Mengganti cairan CAPD 2018
11 Konsul pasien diruang rawat inap 2014
12 Membantu dokter melakukan fungsi lumbal 2017
13 Pungsi pleura 2014
14 Tindakan dengan HBSAG positif 2018
15 Defribilasi dan kardioversi 2017
16 Publikasi pasien ke media 2017
17 Bilas lambung 2017
18 Monitor saturasi oksigen 2017
19 Merujuk pasien ke RS yang lebih tinggi 2014
20 Persetujuan dan penolakan Tindakan medis 2014

35
21 Permintaan perbaikan diluar jam kerja 2018
22 Pemeliharaan timbang bayi 2020
23 Pemeliharaan syringe pump 2020
24 Pemeliharaan infus pump 2020
25 Pemeliharaan manometer oksigen 2020
26 Pemeliharaan suction pump 2020
27 Pemeliharaan pasien monitor 2020
28 Pemeliharaan stetoskop 2020
29 Pemeliharaan timbangan dewasa 2020
30 Pemeliharaan tensimeter duduk 2020
31 Pemeliharaan timbangan dewasa berdiri 2020
32 Pemeliharaan baca foto rontgen 2020
33 Pemeliharaan nebulizer 2020
34 Penyampaian informasi kepada keluarga pasien covid-19 2020
35 Penerimaan pasien baru diruangan isolasi 2020
36 Pemakaian dan pelepasan APD 2020
37 Pemeliharan rambut 2014
38 Merawat pasien dengan skintraksi 2017
39 Menghitung denyut nadi 2017
40 Pelepasan kateter 2017

36
41 Perawatan pasien di dalam ambulance 2014
42 Menolong pasien pada waktu BAB dan BAK 2017
43 Merawat pasien luka bakar 2014
44 Pemeriksaan serologi hemodialisis 2017

37
2.3.5 Panduan Asuhan Keperawatan
Tabel 2.20 Panduan Asuhan Keperawatan
NO Panduan Asuhan Keperawatan
1 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Diabetes Mellitus
2 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan DHF
3 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Diare
4 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Typoid
5 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi
6 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan CKD
7 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan CVA
8 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hepatitis
9 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan TB Paru
10 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PJK
11 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BPH
12 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Mamae
13 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Luka Bakar
14 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Apendicitis Akut
15 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Cedera Otak ringan, sedang, berat.
16 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Batu Saluran Kencing
17 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Fraktur
18 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hernia
19 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Struma
20 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Paru
21 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Payudara
22 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kelainan Katup Jantung
23 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Meningitis
24 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Mistenia Gravis
25 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PJB
26 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Perdarahan Sub Arachnoid
27 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Pneumonia
28 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Pneumothorak

38
29 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PPOK
30 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sepsis Neunatorium
31 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sindroma Koroner
32 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Sirosis Hepatikum
33 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Snake Bite
34 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Status Epiletikus
35 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Stroke Hemoragic
36 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Stroke Iskemia
37 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Trauma Tumpul Abdomen
38 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Trauma Tumpul Thorak
39 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Vertyebrae
40 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Tumor Intra Kranial
41 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Ventilasi Mekanik
42 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Vertigo
43 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abnormal Uterine Bleeding
44 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abormal Inkomplit
45 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Antepartum Bleeding
46 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan APPB Placenta Previa
47 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BSC
48 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hiperemesis Gravidarum
49 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Kanker Servik
50 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan KPD
51 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Letak Lintang
52 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Myoma Uterin
53 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PPI
54 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Persalinan Kala II lama
55 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Date
56 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partum SC
57 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partus Spontan Sungsang
58 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Post Partum VE-VE
59 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan PEB

39
60 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abses Paru
61 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Abses Otak
62 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Aritmia
63 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Asma Bronchial
64 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Atelektasis
65 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Atresia Ani
66 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Batu Empedu
67 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Bayi BBLR
68 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Bayi RDS
69 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan BRPN
70 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Combustio
71 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Dengue Syok Syndrome
72 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Depresi
73 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Efusi Pleura
74 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Echepalitis
75 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GGK
76 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Gngguan Bipolar
77 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GEA
78 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan GBS
79 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hematemesis Melena
80 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hematopneumothorak
81 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hemoroid
82 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hidrochepalus
83 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Hisprung
84 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan Ikterus Neunatorium
85 Panduan Asuhan Keperawatan Dengan ISK

40
2.4 M3-METHODE (Metode Asuhan Keperawatan)
2.4.1 Model Asuhan Keperawatan Profesional
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan
empat unsure, yaitu : standart, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan, dan sistem MAKP (Nursalam, 2017).
Metode keperawatan modular (Tim) memiliki kesamaan baik
dengan metode keperawatan tim maupun metode keperawatan primer
(Gillies, 1994). Disamping itu dikatakan memiliki kesamaan dengan
metode keperawatan primer karena 2 atau 3 orang perawat
bertanggung jawab atas kelompok kecil pasien sejak masuk dalam
perawatan hingga pulang, bahkan dengan waktu follow up care.
Metode MAKP tim dan primer digunakan secara kombinasi dari
kedua system. Menurut (Sitorus dalam Nursalam, 2017) penetapan ini
didasarkan ada beberapa alasan :
1. Keperawatan primer tidak digunakan secara resmi, karena bertugas
sebagai perawat primer minimal pendidika Ners.
2. Keperawatan tim juga tidak digunakan secara murni karena
tanggung jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada
berbagai tim.
3. Digunakan melalui kombinasi keduanya diharapkan komunitas
asuhan keperawatan dan akuntabilitas asuhan ada pada perawat
primer
Berdasarkan hasil observasi Mahasiswa Profesi Ners di ruang
Yudistira RSUD Jombang, didapatkan kesimpulan bahwa model
asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah diterapkan di
ruangan sudah berjalan dengan lancar.
2.4.2 Timbang Terima
Prosedur timbang terima dilakukan setiap pergantian shift.
Timbang terima dilakukan dengan menggunakan status pasien dengan
format buku bantu operan bagi kelas 1, kelas 2 dan ruang HCU
menggunakan format handover yang dilakukan di nurse station .
Namun, kadang-kadang pelaksanaan timbang terima pada shift pagi

41
tidak terlaksana dengan optimal diakrenakan DPJP berada pada jam
yang sama.
Cara penyampaian dilakukan secara lisan dengan laporan
timbang terima pasiensehingga rencana tindakan yang belum dan yang
sudah dilakukan dapat diketahui. Setelah dilakukan timbang terima di
nurse station, kemudian ke pasien bed to bed dan kembali lagi ke
nurse station wilayah masing-masing. Pelaksanaan timbang terima
dipimpin oleh Penanggungjawab (PJ) jaga malam yang mengoperkan
tugas kepada PA jaga pagi yang terlebih dahulu membaca laporan
timbang terima dengan disaksikan oleh kepala ruangan dan
penanggung jawab perkasus yang ada di ruangan begitupun juga
dilakukan saat pergantian shift lainnya.
Untuk pelaporan timbang terima yang disampaikan meliputi
nama pasien, tanggal, nomor rekam medis, tanggal pemeriksaan dan
pemeriksaan hari ke…, keadaan pasien, TTV pasien, diagnose medis,
rencana tindakan yang sudah dilakuknan, rencana terapi yang sudah
dan belum dilakukan ke pasien, diit pasien, dan jumlah pasien serta
pesan khusus lainnya untuk perawat shift berikutnya. Namun,
mayoritas perawat melakukan timbang terima hanya menggunakan
diagnose medis, untuk masalah keperawatannya masih belum
ditampilkan.
Timbang terima atau operan di ruang Yudistira dilakukan 3 kali
dalam sehari, yaitu pergantian shift malam ke pagi (07.00 WIB), pagi
ke sore (14.00 WIB), dan sore ke malam (21.00 WIB) dan untuk shift
pagi dan siang dipimpin oleh kepala ruangan. Berdasarkan pengkajian
dan obeservasi yang dilakukan di ruang Yudistira, timbang terima
yang dilakukan tidak selalu tepat pada waktunya. Pelaksanaan
timbang terima dilakukan didokumentasikan di buku timbang terima
dan buku observasi. Pelaksaan timbang teria dilakukan mulai dari
perawat dan DPJP berkumpul di nurse station bagian barat kemudian
langsung ke pasien dan dilakukan dengan baik. Saat timbang terima
langsung ke pasien sebagian perawat hanya mengklarifikasi kepada

42
perawat shift berikutnya tanpa menanyakan kembali keluhan yang
dirasakan pasien saat dilakukannya bed to bed. Timbang terima sudah
dilaksanakan sesuai dengan kondisi pasien, isi timbang terima
meliputi identitas pasien, diagnosa medis, rencana keperawatan yang
sudah atau belum dilaksanakan dan persiapan rencana umum yang
perlu ditindak lanjuti.
ALUR TIMBANG TERIMA

SITUATION

DATA DIAGNOSIS
DEMOGRAFI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS

BACKGROUND

RIWAYAT
KEPERAWATAN

ASSESMENT

KU, TTV, GCS, SKALA,


NYERI, SKALKA, RESIKO
JATUH, ROS (poin yang
penting)

REKOMENDATION

1. Tindakan yang salah


2. Dilanjutkan
3. Stop
4. Modifikasi
5. Strategi baru

Gambar 2.4 Alur Timbang Terima

43
2.4.3 Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan disamping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
ruangan dan perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan (Nursalam, 2017).
a. Karakteristik ronde keperawatan adalah :
1. Pasien dilibatkan secara langsung
2. Pasien merupakan focus kegiatan
3. PA, PP dan konselor melakukan diskusi bersama
4. Konselor mefasilitasi kereatifitas
5. Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP
dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
b. Kriteria pasien yang dibuat ronde keperawatan :
1. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan
2. Pasien dengan kasus baru atau langka
3. Bukan pasien kritis
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan ruang
Yudistira, ronde keperawatan sebelum pandemi Covid-19 berjalan
dengan baik, namun selama pandemi ini diganti dengan DRK (Diskusi
Refleksi Kasus).
Diskusi Refleksi Kasus adalah program pembelajaran klinik
yang terstruktur yang membutuhkan alat bantu (tool) yang digunakan
sebagai panduan dari mentor dalam merefleksikan diskusi yang akan
membangun kemampuan keterampilan klinik. Pilot project yang
dilakukan yang dilakukan Hether (2011) menunjukan bahwa alat
bantu dalam diskusi berdasarkan kasus ini tidak hanya menyelesaikan
permasalah pada pasien, akan tetapi juga dapat digunakan sebagai
panduan dalam diskusi interdisiplin.

44
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode
pembelajaran dalam merefleksikan pengalaman perawat yang aktual
dan menarik dalam memberikan dan mengelola asuhan keperawatan
melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pemahaman standar
yang ditetapkan. DRK ini merupakan wahana untuk masalah dengan
mengacu pada standar keperawatan atau kebidanan yang telah
ditetapkan. Selain itu, DRK dapat meningkatkan profesionalisme
perawat. Meningkatkan aktualisasi diri perawat dan bidan,
membangkitkan motivasi belajar perawat, belajar untuk menghargai
kolega untuk lebih aserfatif dan meningkatkan kerja sama,
memberikan kesempatan indvidu untuk mengeluarkan pendapat tanpa
merasa tertekan serta memberikan masukan kepada pimpinan sarana
kesehatan untuk penambahan dan peningkatan SDM perawat
(pelatihan, pendidikan berkelanjutan, magang, kalakarya),
penyempurnaan SOP dan bila memungkinkan, pengadaan alat.
c. Persyaratan ketika akan melakukan DRK
1. Suatu kelompok perawat atau kelompok bidan terdiri dari 5-8
orang.
2. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu
orang lagi sebagai penyaji dan lainnya peserta.
3. Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara
(equal).
4. Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman
klinis keperawatan atau kebidanan yang menarik.
5. Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja
atau benda lainnya, agar setia peserta dapat saling bertatapan
dan berkomunikasi secara bebas.
6. Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang
berbicara dalam satu saat, peserta lainnya memperhatikan
proses diskusi.
7. Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat
memojokkan peserta lainnya.

45
8. Membawa catatan diperbolehkan, naum perhatian tidak boleh
terkikis atau tertumpu hanya pada catatan, sehingga dapat
mengurangi perhatian dalam berdiskusi.
d. Proses Diskusi meliputi :
1. Sistem yang didukung oleh manajer lini pertama (kepala
ruangan/supervisordi puskesmas) yang mendorong serta
mewajibkan anggotanya untuk melaksanakan DRK secara
rutin, terencana dan terjadwal dengan baik.
2. Kelompok perawat atau kelompok bidan berbagi (sharring)
pengalaman klinis dan ilmu pengetahuan teknologi diantara
sejawat masing-masing selama 1 jam, minimal setiap bulan
sekali.
3. Setiap anggota secara bergilir mendapat kesempatan dan
menimba pengalaman sebagai fasilitator, penyaji dan sebagai
anggota dalam diskusi tersebut.
4. Proses diskusi memberikan kesempatan kepada setiap anggota
untuk menyampaikan pendapat dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan sedemikian rupa yang merefleksikan
pengalaman, pengetahuan serta kemampuan masing-masing.
5. Selama diskusi berlangsung harus dijaga agar tidak ada pihak-
pihak yang merasa tertekan atau terpojok. Yang diharapkan
terjadi justru ebaliknya yaitu dukungan dan dorongan bagi
setiap peserta agar terbiasa menyampaikan pendapat mereka
masing-masing.
6. DRK dapat dimanfaatkan sebagai wahana untuk memecahkan
masalah, namun tidak dipaksakan (tidak harus).
7. Adanya catatan kehadiran dan laporan DRK serta catatan
tentang isu-isu yang muncul tidak terjadi atau terulang lagi.
8. DRK merupakan salah satu metode in –service training yang
mengandung cirri-ciri pembelajaran antar sejawat dalam satu
profesi, sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan
kemampuan perawat dan bidan.

46
e. Peran sebagai Moderator, Penyaji dan Anggota
1. Pedoman bagi Moderator
a) Membuka pertemuan dan mengucapkan selamat dating
b) Menyampaikan tujuan pertemuan, mengajak semua peserta
untuk merefleksikan pengalaman klinis masing-masing.
c) Meminta persetujuan tentang lamanya waktu diskusi
(kontrak waktu)
d) Menyampaikan syarat-syarat pertemuan.
e) Mempersilahkan penyaji untuk mempresentasikan
kasusnya selama 10-20 menit.
f) Moderator memberikan kesempatan kepada peserta untuk
mengajukan pertanyaan secara bergilir selama 30 menit.
g) Mengatur lalu lintas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh peserta dan klarifikasi bila ada yang tidak jelas.
h) Moderator boleh mengajukan pertanyaan sama seperti
peserta lainnya.
i) Setelah pertanyaan terakhir, moderator bertanya kepada
presenter, apa yang bisa dipelajari dari diskusi tersebut,
kemudian dilanjutkan kepada semua peserta lainnya satu
persatu, termasuk fasilitator sendiri juga memberikan
pendapatnya.
j) Notulen membuat kesimpulan dan menyampaikan issue-
issue yang muncul berdasarkan pernyataan-pernyataan
yang disampaikan oleh semua peserta.
k) Notulen melengkapi catatan RDK meliputi materi, issue-
issue yang muncul, termasuk memintatanda-tangan semua
peserta.
l) Selanjutnya moderator meminta kesepakatan untuk
rencana pertemuan berikutnya.
m) Moderator menutup pertemuan pertemuan dan berjabat
tangan. Moderator menyimpan laporan RDK pada arsip
yang telah ditentukan bersama.

47
ALUR PELAKSANAAN DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)
TIM DRK

Mengidentifikasi
kasus/topik yang
akan didiskusikan

Menyusun
kasus/topik diskusi

Menyusun jadwal DRK

Kepala Ruang melakukan


Koordinasi dengan koordinasi dengan
Bidan/Komite Kep. Bidan/Komite Keperawatan

Sosialisasi jadwal Mepalaporkan kepada Kepala


kegiatan DRK kepada Ruang (Pembimbing) tentang
semua perawat pelaksaan DRK

Melaksanakan DRK
Menyusun laporan kegiatan
sesuai SPO

Gambar 2.5 Alur Pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus

48
49
Kepala Staff Komite Dokumen yang
Tahapan kegiatan Manajer Kasus Keterangan
Ruangan Keperawatan Keperawatan Digunakan
Kepala Ruangan merilis 1. SAK Kasus-kasus yang dirilis
kasus-kasus klinis yang 2. Hasil audit diurutkan berdasarkan
KASUS
belum memenuhi target, 3. SPO skala prioritas yang
standar maupun dirasakan disepakati
masih bermasalah
Manajer kasus membuat 1. Tool refleksi Kegiatan ini menghasilkan
telaahan hasil-hasil Menyusun Membuat 2. SAK sinopsis kasus yang
sinopsis refleksi
penelitian dan 3. SPO kemudian direfleksikan
terkait kasus berdasarkan
mengumpulkan informasi sinopsis 4. Sinopsis terkait oleh staff keperawatan.
baru yang berhubungan kasus Refleksi dilakukan
dengan kasus. Hasil siopsis menggunakan tool refleksi.
kemudian dibagikan kepada Pembuatan sinopsis dan
staff keperawatan untuk refleksi harus sudah selesai
refleksi dalam waktu 2 hari
Pada hari ketiga Kepala 1. SAK Jika hasil diskusi ternyata
Gap? Tidak
Ruangan memimpin Rekomendasi 3 2. SPO praktik sudah sesuai
penyelenggaraan diskusi. dengan pengetahuan baru
Ya
Masing-masing staff maka diberikan
keperawatan menyampaikan Standar rekomendasi 3 dan kasus
Unclear? Tidak Rekomendasi 1
hasil refleksi. Manajer kasus
Diskusi
Revisi selesai. Berarti sumber
bertindak sebagai terhadap masalah ada pada area lain.
hasil refleksi
narasumber diskusi. Dalam Ya Jika ternyata ada gap
yang dibuat

Rekomendasi 2

50
diskusi ini akan diputuskan maka dilihat apakah
RTL yang akan diambil dan masalahnya masih kabur
siapa saja stakeholder yang atau sudah jelas. Jika sudah
terlibat terkait dengan RTL jelas diberikan
tersebut rekomendasi 1 dan standar
diusulkan direvisi oleh
Komite. Tapi jika belum
jelas maka dilakukan
penelusuran literature
kembali, dst.

51
2.4.4 Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolahan obat dimana seluruh obat
yang akan diberikan kepada pasien diserahkan pengeloaan sepenuhnya
oleh perawat. ODD merupakan suatu metode dimana penyediaan obat
dilakukan oleh instalasi farmasi pada pasien rawat inap yang di kemas
atau disiapkan dalam dosis tunggal untuk pemakaian sehari (24 jam).
Dalam sistem ini pasien mendapatkan obat yang sudah dipisah-pisah
untuk pemakaian satu hari (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/2004). Kelebihan dari system
ini adalah pasien mudah mendapatkanobat, menghindari pemberian
obat double, pasien membaya obat yang digunakan saja. Sedangkan
kelemahan dari sistem ini antara lain penulisan permintaan obat
berulang-ulang dan dapat terjadi keterlambatan dalam pemberian obat.
Berdasarkan pelaksanaan ODD (One Day Dose) di Ruang
Yudistira yaitu Dokter meresepkan obat yang dibutuhkan pasien
kemudian dilanjutkan perawat menuliskan resep pasien di lembar
resep obat dikirimkan ke loket 30 dan menunggu obat beberapa menit.
Obat untuk setiap pasien disatukan dalam 1 box, dimana satu box
berisikan obat yang akan digunakan pasien selama 24 jam saja.

52
ALUR SENTRALISASI OBAT

DOKTER
Koordinasi dengan
Perawat

FARMASI/APOTEK
1. Surat persetujuan
sentralisasi obat
dari perawat
PP/Perawat yang 2. Lembar serah
menerima terima obat
3. Buku serah terima

Ruang Obat

Injeksi ke Pasien

Gambar 2.6 Alur Sentralisasi Obat


2.4.5 Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membatu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas dan kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
dan efektif (Huber, 2000). Tujuan supervise adalah pemenuhan dan
peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada
kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
Supervisi keperawatan adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang dilakukan secara kesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenaan dan
peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat
(Nursalam,2017). Menurut tingkatan atas elas manajer dalam
melakukan supervise yaitu :
a. Manajer Puncak (Top Manager)
Manajer puncak bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dari
kegiatan serta proses manajemem umum berkaitan dengan tujuan,

53
misalnya : Kakanwil Depkes Provinsi, Kadinkes Daerah, Direktur
RS, dll.
b. Manajer Menengah (Middle Manager)
Manajer menegah ini memimpin sebagai manajer tingkat
peratama, tugasnya menjabarkan kebijaksanaan top manager
kedalam program-program misalnya : Kepala Bagian Tata Usaha,
Kepala Bidang, Kasubdin Provinsi, Kasubbag Dati II.
c. Manajer Tingkat Pertama (First Line, First Level Manager,
Supervisor Manager)
Manajer tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung
para pelaksana atau pekerja. Melaksanakan supervise sebagai
mandor atau supervisor. Misalnnya : Kepala seksi, Kepala urusan.
Adanya supervise dan kegiatan ini mendapat dukungan dari
kepala bidang keperawatan serta kepala ruangan. Supervisi dapat
dilakukan dua macam yaitu normative (terjadwal), supervisi ini
terkait dalam kepatuhan melakukan tindakan dan SPO. Yang
kedua yaitu supervise formatif dilakukan oleh kepala ruangan
sebagai supervisor yang mampu melaksanakan peran sebagai
epala ruangan dalam lingkup tanggung jawabnya, terutama dalam
melaksanakan supervise klinis, berbasis teori proctor dan
Interpersonal Relationship Cycle (PJR-C) terhadap kelengkapan
dan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap
rumah sakit serta sesuai format alur supervisi keperawatan dan
terdapat feedback dari supervisor yang dibuktikan dengan adanya
follow. Banyak kegiatan yang perlu disupervisikan. Kendala
dalam melakukan supervise yaitu masih dilakukan kepala ruangan
kepada PP dan PA, dan PP belum berjalan supervise ke PA.
Dari hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan oleh
Mahasiswa Profesi Ners di Ruang Yudistira, didapatkan hasil bahwa
supervise di ruangan dilakukan setiap 1 bulan sekali pada minggu ke-3
atau minggu ke-4 dan hasilnya baik, tidak ada permasalahan.

54
ALUR SUPERVISI KEPERAWATAN

Kepala Bidang
Keperawatan

Menetapkan
PRA Kepala Per IRNA
kegiatan dan tujuan
serta instrument
atau alat ukur
Kepala Ruangan

Menilai kinerja PP 1 PP 2
SUPERVISI perawat:
Responsibility,
Accountability, PA 1 PA 2
Authority (R-A-A)

Kinerja Perawat dan


PEMBINAAN (3-F) Kualitas Pelayanan
- Penyampaian
PASCA penilaian (fair)
- Feed Back
(Umpan balik)
- Follow Up
(Tindak lanjut,
pemecahan
masalah dan
reward)

Gambar 2.7 Alur Supervisi Keperawatan

2.4.6 Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima
kedatangan pasien baru (pasien dan atau keluarga) di ruang pelayanan
keperawatan, khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif.
Dalam penerimaan pasien baru, maka sampaikan beberpa hal
mengenai orientasi ruang, pengenalan tenaga perawat atau medis tata
tertib ruang serta penyakit (Nursalam, 2017). Dari pengkajian yang
telah dilakukan oleh Mahasiswa Profesi Ners, didapatkan hasul bahwa
alur penerimaan pasien baru di ruang Yudistira yaitu perawat

55
menerima pasien dari IGD, Poli. Kepala ruang, PP dan PA menerima
pasien baru, memperkenalkan diri, lalu PP menjelaskan segala sesuatu
yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru, lalu PP
menjelaskan lember penerimaan pasien baru tentang fasilitas dan
peraturan, persetujuan tindakan medis dan persetujuan tindakan
operasi, anamnesa pasien oleh PP dan PA, terminasi dan evaluasim
namun penerimaan pasien baru dilakukan di ruangan melalui lisan
tidan terdapat validasi secara langsung di pasien.

ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU

Pasien masuk dari IGD di


skrining (Covid + atau
Covid -

Test Swab Antigent

Hasil Positif (+)


Hasil Negatif (-)
Masuk ruangan isolasi
Pindah Ruangan, sentral dan zonasi
kemudian diterima oleh
petugas Ruangan

Masuk ke ruang HCU Jika belum melakukan


akan dilakukan PCR test PCR, masuk HCU
sebelah timur

Gambar 2.8 Alur Penerimaan Pasien Baru

2.4.7 Discharge Planning


Discharge planning atau perencanaan pulang bertjuan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien secara signifikan dan
menurunkan biaya-biaya yang diperlukan untuk rehabilitas lanjut.
Dengan adanya discharge planning, pasien diharapkan dapat
mempertahankan kesehatannya dan membantu pasien untuk lebih

56
bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri (Nursalam,
2017).
Jadi dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah
komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan
kepada unit yang lain didalam dan diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan
dengan kondisi pasiennya.
Discharge planning sudah dilaksanakan di Ruang Yudistira
dimana dalam hal ini perawat memberikan health education saat
pasien awal masuk hingga pasien pulang, sehingga pasien dan
keluarga mempunyai kesiapan fisik, psikologis dan social terhadap
kesehatannya. Discharge planning ini diharapkan dapat mengurangi
angka kekambuhan, komplikasi dan perawatan pasien di rumah
setelah perawatan di rumah sakit.
Di ruangan ini telah tersedia format discharge planning dan
pendokumentasian discharge planning telah dilaksanakan.
Pemulangan tertentu dilakukan discharge planning hanya dengan
pemulangan kritis yang dilakukan, namun pendidikan kesehatan yang
diberikan kepada pasien ataupun keluarga hanya dilakukan secara
lisan.

57
ALUR DISCHARGE PLANNING

Dokter dan tim kesehatan Ners PP di bantu PA Ners,


selain Dokter PP dibantu PA

Penentuan keadaan pasien

1. Klinis dan pemeriksaan penunjang


lain
2. Tingkat ketergantungan pasien

PERENCANAAN
PULANG

Penyelesaian Program HE : Lain-lain


Administrasi
1. Pemberian leaflet
2. Pengobatan/control
3. Kebutuhan nutrisi
4. Aktivitas dan istirahat
5. Perawatan di rumah

Monitor

(Sebagai program service


savety oleh keluarga dan
petugas)

Gambar 2.9 Alur Discharge Planning

2.7.8 Dokumentasi Keperawatan


Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan
manajemen Asuhan Keperawatan Profesional. Perawat professional
diharapkan dapar mengahadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung
gugat terhadap segala tindakan yang dilakukan. Kesadaran masyarakat

58
terhadap hukum semakin meningkat sehingga dokumentasi yang
lengkap dan jelas sangat dibutuhkan (Nursalam, 2017).
Komponen penting dalam pendokumentasian adalah
komunikasi, proses keperawatan dan standart asuhan keperawatan.
Efektifitas dan efisien sangat bermanfaat dalam mengumpulkan
informasi yang relevan serta akan meningkatkan kualitas dokumentasi
keperawatan (Nursalam, 2017).
Salah satu bentuk kegiatan keperawatan adalah dokumentasi
keperawatan profesional yang akan tercapai dengan baik apabila
sistem pendokumentasian dapat dilakukan dengan benar. Kegiatan
pendokumentasian meliputi keterampilan mendokumentasikan proses
keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang telah
terakreditasi meliputi meliputi : surat permintaan masuk rumah sakit,
persetujuan umum, lembar masuk dan keluar rumah sakit, assesment
awal medis rawat inap, status present, lembar checklist penerimaan,
implementasi, assesment awal perawat rawat inap, catatan edukasi
terintegrasi, indikator skor pasien, diagnosa keperawatan, lembar
observasi, lembar gravik vital sign, catatan perkembangan perawat
terintegrasi, lembar permintaan konsul, persetujuan tindakan
kedokteran, penandaan lokasi operasi, perencanaan pasien pulang, dan
resume medis.

2.5 M4- MONEY


Sistem pembiayaan yaitu pertukaran produk dan jasa antar petugas dan
pasien. Sistem pembiayaan pada Ruang Yusdistira sekaligus pendapatan RS
dari medis pelayanan maupun farmasi.
Tabel 2.21 Jasa layanan keperawatan tindakan yang paling sering dilakukan
di ruang yudistira RSUD Jombang.
No Deskripsi layanan Kelas I Kelas ll HCU
1 Administrasi ruangan 44.500 44.500 44.500
2 Masukam obat Iv/im/sup hr 46.900 46.900 46.900
3 Monitor bedside/hari 30.000 300.00 30.000

59
4 Total care 75.000 75.000 75.000
5 Parsial care 50.000 50.000 50.000
6 Minimal care 40.000 40.000 40.000
7 Memasang infus dewasa 71.900 71.900 71.900
8 Perawatan luka/ganti balut
Besar 75.000 75.000 75.000
Kecil 30.000 30.000 30.000
Sedang 50.000 50.000 50.000
9 Skin test - - -
10 Jahit luka <15 cm 62. 500 62.500 62.500
11 Pemakaian oksigen
Masker 50.000 50.000 50.000
Nasal kanul
12 Nebulizer 50.000 50.000 50.000
13 Mengambil darah vena
50.000 50.000 50.000
dewasa
14 Observasi ruang HCU - - -
15 EKG + Baca 79.250 79.250 79.250

1. Tarif Akomodasi, Administrasi, Visite dan Konsultasi Dokter


Tabel 2.22 Tarif Adkomodasi, Administrasi, Visite dan Konsultasi dokter
No TARIF KELAS I KELAS II HCU
I Sewa kamar 120.000 60.000 200.000
2 Visite dokter spesialis 75.000 50.000 100.000
3 Konsultasi dokter
75.000 50.000 100.000
spesialis

60
2. Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan April
Tabel 2.23 Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan April
No JENIS PASIEN JUMLAH PASIEN KELUAR
1. Umum (Non BPJS) 16
2. Jasa Raharja (Non BPJS) 6
BPJS keteneagakerjaan (Non
3. 3
BPJS)
4. Jasa Raharja BPJS (BPJS) 5
5. BPJS 32
6. Kartu jombang sehat (non BPJS) 4
Jumlah 66

3. Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan Mei


Tabel 2.24 Jumlah Pasien Keluar Pada Bulan Mei
No JENIS PASIEN JUMLAH PASIEN KELUAR
1. Umum (Non BPJS) 29
2. Jasa Raharja (Non BPJS) 2
3. BPJS 31
4. Jasa Raharja (BPJS) 7
5. BPJS keteneagakerjaan (BPJS) 2
Jumlah 2

2.6 M5 – MARKETING
2.6.1 Kasus Terbanyak
Kasus penyakit terbanyak di ruang yudistira Tanggal 07-09 Juni
2021 (25 Pasien), rata-rata terbanyak adalah Post Op Craniotomy (3
Pasien). Adapun uraian penyakit antara lain hernia 1, tumor cerebra 1,
COR 1, COS 1, intra abdomen 1, fraktur cruris 1, tetra pharese 1,
combus 2, P.O laparatomi 1, P.O craniotomy 3 , P.O Af plate
mandibula 1, P.O rynotomy 1, P.O orip 1, tetra pharese 1, TTA 1,
debridemen 1, P.O af plate mandibula 1, appendix sinistra 1, fraktur
kruris 1, tambal kulit kepala 1.

61
2.6.2 Tingkat kepuasan pasien pre-penerapan model asuhan
keperawatan profesional (MAKP) di yudistira
Tingkat kepuasan pasien di yudistira diinput oleh bagian humas
dan hasilnya difeedback kembali ke yudistira. Pelaksanaan evaluasi di
kelas 1, kelas 2, HCU dan ruang combustion. Pernyataan pilihan
mencakup 1) pemberian penjelasan ruangan, 2) pemberian penjelasan
setiap prosedur tindakan, 3) sikap perawat selama memberikan asuhan
keperawatan jawaban pada pertanyaan pilihan terdiri dari 2 jawaban
yaitu “puas, kurang puas”.
Tabel 2.25 Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Perawat
No Pertanyaan P KP %P %KP Total%
1 3 3 67 33 100
2 9 0 100 0 100
3 5 4 56 44 100
4 7 2 78 22 100
5 6 3 67 33 100
6 8 1 89 11 100
7 7 2 78 22 100
8 9 0 100 0 100
9 8 1 89 11 100
10 8 1 89 11 100
11 8 1 89 11 100
12 8 1 89 11 100
13 8 1 89 11 100
14 9 0 100 0 100
15 9 0 100 0 100
JUMLAH 115 20 85 15 100

62
2.6.3 BOR pasien
Tabel 2.26 BOR Tanggal 07 Juni 2021
NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 3 8
2. Kelas 2 4 8
3. Ruang Combustion 0 8
Jumlah 7 24

Tabel 2.27 BOR Tanggal 08 Juni 2021


NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 4 8
2. Kelas 2 5 8
3. Ruang Combustion 1 8
Jumlah 10 24

Tabel 2.28 BOR Tanggal 09 Juni 2021


NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 1 8
2. Kelas 2 6 8
3. Ruang Combustion 1 8
Jumlah 8 24
Dalam 3 hari
Jumlah Pasien = 7+10+8 = 25
Jumlah Semua Bed = 24+24+24 = 72
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑑 𝑥 100%
25
BOR = 72 𝑥 100%

BOR =34%

63
2.6.4 Keselamatan pasien (Pasien Safety) dan 6 SKP
Tabel 2.29 Kejadian Dekubitus
Tanggal
No Variabel Total
07-06-21 08-06-21 09-06-21
1 Jumlah kejadian
0 0 0 0
Dekubitus
2 Jumlah pasien
beresiko 0 0 0 0
Dekubites

Tabel 2.30 Kejadian Flebitis dan Resiko Jatuh


Tanggal
No Variabel Total
07-06-21 08-06-21 09-06-21
1 Jumlah kejadian
0 0 0 0
Flebitis
2 Jumlah kejadian
0 0 0 0
resiko jatuh

Sasaran Keselamatan Pasien


a. Identifikasi pasien dengan benar
1. Identifikasi pasien dengan benar sudah diterapkan dengan baik
2. Perawat menanyakan nama pasien dengan kalimat tanya aktif
sebelum mengidentifikasi pasien dengan cara melihat gelang
3. Cara perawat mengidentifikasi pasien yaitu, melihat gelang
pasien yang berisi nama, nomor rekam medik, dan tanggal lahir.
4. Setelah perawat mengidentifikasi pasien dengan benar, perawat
akan melanjutkan tindakan sesuai dengan SOP
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif
1. Perawat menggunakan bahasa yang baik dan benar
2. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien dan keluarga pasien

64
3. Perawat tidak menggunakan bahasa medis kepada pasien
maupun keluarga pasien yang dapat membingungkan mereka.
4. Perawat memberikan KIE sesuai dengan prosedur
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
1. Untuk obat-obatan khusus atau obat dengan pengawasan ketat
oleh perawat disimpan di lemari high allert dan sudah
diinformasikan ke keluarga pasien.
2. Setelah pencampuran obat diruang bersih, label obat ditempel ke
spuit sesuai dengan masing-masing nama pasien
d. Pastikan lokasi pembedahan dan prosedur pada pasien dengan
benar
1. Ada pasien operasi selama 3 hari pengkajian
e. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
1. Di ruang Yudistira sudah terdapat pengaman disetiap bed
2.6.5 Kesimpulan
Dari perhitungan data BOR pada tanggal 07-09 Juni 2021 di
Ruang Yudistira RSUD Jombang didapatkan hasil 34% selain itu
promosi dilakukan melalui kesehatan (PKRS)
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 07-09 Juni 2021
didapatkan hasil bahwa di ruang Yudistira dalam satu bulan terakhir
tidak ada kejadian dekubitus, flebitis dan pasien resiko jatuh.
2.6.6 Produk
Ruang rawat inap Yudistira memiliki keunggulan dalam
menangani kasus penyakit trauma akut. Ruang ini juga dipergunakan
sebagai tempat praktik mahasiswa kesehatan di wilayah jombang dan
sekitarnya.

65
2.7 ANALISA SWOT
2.7.1 ANALISA SWOT M1-MAN
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Terdapat sistem
pengembangan anggota
seperti telah mengikuti
pelatihan seperti:
PPGD, BTCLS,
BLS,ECG, CI, audit
0,4 4 1,6
keperawatan, MAKP,
CWWCA,Assesor, PPI
dasar, Pelatihan K3,
Pelatihan rawat luka,
Pelatihan rawat luka,
Pelatihan manajemen nyeri
2. Jenis ketenagaan:
S1 NERS : 8 orang S-W =
0,4 4 1,6
D3 keperawatan : 19 orang 4-3 =
D4 Kebidanan: 1 orang 1
3. Tenaga keperawatan sudah
0,2 4 0,8
memiliki STR
TOTAL 1 12 4
2. WEAKNESS
1. Perawat yang mengikuti
pelatihan MAKP terdapat 0,4 3 1,2
3 orang
2. Mayoritas perawat lulusan
0,3 3 0,9
Diploma III (D3)
3. Perawat yang mengikuti
pelatihan khusus sangat
0,3 3 0,9
terbatas yaitu Audit,
Manajemen nyeri,

66
Asessor, CWCCA dan CI
TOTAL 0,8 9 3
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama dengan
institusi untuk mahasiswa
praktika manajemen 0,2 3 0,6
keperawatan dengan
petugas ruangan
2 Terdapat program
pelatihan seminar khusus
0,3 3 0,9
tentang manajemen
keperawatan dari diklat
3 Adanya rencana atau
kesempatan melanjutkan
0,2 3 0,6
pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
4 Adanya Kerjasama yg baik
0,3 3 0,9
dengan petugas medis lain
TOTAL 1 14 3
4. TREATH
1. Adanya peningkatan
kesadaran masyarakat
dalam pemenuhan 0,2 3 0,6
pelayanan kesehatan yang
lebih baik dan maksimal
2 Semakin tinggi kesadaran
masyarakat mengenai
0,2 2 0,4 O- T =
pentingnya mutu fasilitas
3 -2,6 =
kesehatan
0,4
3 Banyaknya Rumah sakit
swasta yang berdiri di 0,2 3 0,6
sekitar jombang
4 Makin tinggi pengetahuan
0,2 3 0,6
masyarakat akan adanya

67
pelayanan kesehatan
5 Terbatasnya biaya untuk
melanjutkan pendidikan ke 0,2 2 0,4
jenjang yang lebih tinggi
TOTAL 1 13 2,6

2.7.2 ANALISA SWOT M2-MATERIAL


No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. RSUD Jombang sudah
terakreditasi sebagai RS 0,2 4 0,8
pendidikan
2. Mempunyai administrasi
0,1 4 0,4
penunjang
3. Memiliki ruangan
penunjang : ruang spoel 0,1 4 0,4
hock, ruang pantry
4. Memiliki nurse station 0,1 4 0,4
5. Mempunyai peralatan
khusus untuk kasus
seperti syringe pump, 0,3 3 0,9
trolly dan alat
emergency
6. Sebagai ruang trauma,
lokasi ruang Yudistira
sangat tepat karena
0,2 4 0,8
dekat dengan
Laboratorium, Bank
Darah, Radiologi
TOTAL 1 23 3,7
2. WEAKNESS S-W =

68
1. Fasilitas alat kesehatan 3,7-2,7 =
dan fasilitas ruangan 1

yang kurang mencukupi


oksigen central ada
tetapi tidak sesuai
dengan tempat tidur
pasien, monitor di HCU
0,3 3 0,9
tidak sesuai dengan
jumlah TT yang
seharusnya setiap TT
ada monitornya, kipas
angin tidak sesuai
dengan besar ruangan
dan jumlah pasien
2. Tidak ada tissue di
tempat cuci tangan,
handuk kecil dengan 0,3 2 0,6
jumlah terbatas dan
sering habis
3. Alat habis pakai
terkadang kurang dari 0,4 3 1,2
kebutuhan pasien
TOTAL 1 8 2,7
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Memiliki kesempatan
untuk mengganti alat
yang sudah lama di
pakai dan menggantinya 0,4 3 1,2
dengan yang baru atau
lebih canggih

69
2. Ada kebijakan dari
RSUD untuk mendata
inventaris secara rutin
0,3 3 0,9
dan mengajukan alat
baru jika ada alat yang
rusak
O-T =
3. Ada respon cepat dari
3,3-3 =
RSUD jika ada alat yang 0,3 4 1,2 0,3
rusak untuk diperbaiki
TOTAL 1 9 3,3
4. TREATH
1. Adanya tuntutan tinggi
dari masyarakat untuk
pengadaan alat yang 0,4 3 1,2
canggih dalam
penunjang diagnostic
2. Adanya kesenjangan
antara jumlah pasien
0,3 3 0,9
dengan peralatan yang
di perlukan
3. Adanya tuntutan tinggi
dari masyarakat untuk
0,3 3 0,9
pelayanan yang lebih
professional
TOTAL 1 9 3

2.7.3 ANALISA SWOT M3-METHODE


1. MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS) S-W =
STRENGHT 3,8-2,3 =
1 RSUD Jombang memiliki 0,2 4 0,8 1,5

70
visi dan misi sebagai
acuan melaksanakan
kegiatan pelayanan
2 MAKP yang diterapkan di
ruang Yudistira yaitu
0,2 4 0,8
MAKP TIM dengna
modifikasi tim moduler
3 Ketenagaan keperawatan
sudah memenuhi syarat
0,2 4 0,8
MAKP (S1 Keperawatan =
9 orang)
4 Komunikasi yang adekuat
dengan anggota tim 0,2 4 0,8
lainnya sudah terlaksana
5 Wewenang dan tugas di
ruang Yudistira sudah
jelas (kepala ruangan,
wakil kepala ruangan, 0,2 4 0,8
kepala tim, perawat
pelaksana, perawat
asosiate)
TOTAL 1 22 3,8
2. WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode
MAKP tim sudah
0,3 3 0,9
dilaksanakan namun
belum optimal
2. Tenaga yang diperlukan di
0,4 2 0,6
ruangan cukup banyak
3. Lulusan S1 Keperawatan
lebih sedikit dibandingkan 0,4 2 0,8
lulusan D3 Keperawatan
TOTAL 1 7 2,3
3. Eksternal Faktor (EFAS) O-T =
OPPORTUNITY 3,3-2,7 =

71
1. Kepercayaan dari pasien 0,6
dan masyarakat sekitar 0,2 3 0,6
cukup baik
2. Adanya kerjasama antara
RSUD Jombang dengan
0,3 4 1,2
institusi pendidikan di
ruang Yudistira
3. Adanya dukungan dari
Rumah Sakit untuk 0,3 3 0,9
pelatihan MAKP
4. Adanya kebijakan dari
Rumah Sakit terkait model 0,2 3 0,6
MAKP tim
TOTAL 1 13 3,3
4. TREATH
1. Adanya persaingan dengan
0,3 3 0,9
Rumah Sakit lain
2. Tuntutan masyarakat
terhadap mutu pelayanan 0,4 3 1,2
yang maksimal
3 Kebebasan pers
mengakibatkan mudahnya
penyebaran informasi yang 0,3 2 0,6
belum akurat ke
masyarakat
TOTAL 1 8 2,7
2. TIMBANG TERIMA
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
S-W =
1. Kepala ruangan memimpin
5-2 =
langsung kegiatan timbang 0,1 4 0,4
3
terima
2. Timbang terima dilakukan 0,4 4 1,6

72
3 kali setiap pergantian sift
3. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan timbang 0,2 4 0,8
terima
4. Adanya nurse station
sebagai tempat timbang 0,3 4 1,2
terima
TOTAL 1 14 5
2. WEAKNESS
1. Timbang terima masih
0,3 2 0,6
sering tidak tepat waktu
2. Timbang terima yang
dilakukan masih terfokus
0,4 2 0,8
pada masalah medis bukan
masalah keperawatan
3. Timbang terima memakai
format hand over dan 0,3 2 0,6
rekam medis
TOTAL 1 6 2
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya kejasama antara
mahasiswa praktika dan 0,3 2 0,6
perawat ruangan
2. Adanya mahasiswa
praktika manajemen 0,4 3 1,2 O-T =
diruang Yudistira 2,7-3 =
3. Sarana dan prasarana -0,3
0,3 3 0,9
penunjang cukup tersedia
TOTAL 1 8 2,7
4. TREATH
1. Adanya tuntutan yang
lebih tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk

73
mendapatkan pelayanan
yang lebih profesional
2. Kesadaran masyarakat
yang semakin meningkat
terhadap tanggung jawab
0,5 3 1,5
dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
TOTAL 1 6 3

3. RONDE KEPERAWATAN
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan
prasarana dokumentasi 0,3 4 1,2
untuk perawat
2. Banyaknya kasus-kasus
ortopedi yang memerlukan 0,2 3 0,6
perhatian khusus
3. Program RDK yang
dilaksanakan di ruang S-W =
0,5 3 1,5
Yudistira sudah sesuai 3,3-2=
dengan kondisi saat ini 1,3
TOTAL 1 10 3,3
2. WEAKNESS
1. Ronde keperawatan belum
terjadwal sebagai kegiatan 0,6 2 1,2
rutin diruangan
2. Karakteristik tenaga yang
memenuhi kualifikasi 0,4 2 0,8
belum merata
TOTAL 1 4 2
3. Eksternal Faktor (EFAS) O-T =

74
OPPORTUNITY 3,6-2,4 =
1. Adanya kesempatan dari 1,2
kepala ruangan kepada
perawat dan mahasiswa 0,6 4 2,4
praktik untuk mengadakan
ronde keperawatan
2. Adanya pelatihan dan
seminar tentang 0,4 3 1,2
manajemen keperawatan
TOTAL 1 7 3,6
4. TREATH
1. Tuntutan dari masyarakat
yang tinggi untuk
mendapatkan pelayanan 0,4 3 1,2
kesehatan yang optimal
dan profesional
2. Persaingan antar rumah
sakit yang semakin kuat
0,3 2 0,6
dalam pemberian
pelayanan kesehatan
3. Perkembangan jenis
0,3 2 0,6
penyakit baru
TOTAL 1 7 2,4

4. SENTRALISASI OBAT
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Tersedianya sarana dan
S-W =
prasarana untuk
0,3 4 1,2 3,3 – 3,0 =
pengelolaan sentralisasi
0,3
obat
2. Terlaksananya kolaborasi
0,2 3 0,6
antara perawat dengan

75
farmasi mengenai
sentralisasi obat
3. Kepala ruangan
mendukung sentralisasi 0,1 3 0,3
obat
4. Adanya kemauan perawat
untuk melakukan 0,2 3 0,6
sentralisasi obat
5. Adanya lembar
pendokumentasian obat
0,2 3 0,6
yang diterima di setiap
status pasien
TOTAL 1 16 3,3
2. WEAKNESS
1. Ketersediaan obat yang
terkadang belum lengkap
0,5 3 1,5
sehingga mengganggu
pengaturan obat
2. Box injeksi saat
melakukan injeksi ke
pasien hanya tertera nomor
0,5 3 1,5
bed dan ruangan, namun
tidak tertera identitas
pasien
TOTAL 1 6 3,0
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Sebagai lahan praktik bagi
mahasiswa untuk
0,3 4 1,2
mengetahui dosis obat
setiap pasien
2. Kerjasama yang baik
antara perawat dengan 0,3 3 0,9
mahasiswa praktika
3. Adanya kemauan pasien 0,4 3 1,2

76
untuk mendapatkan O–T=
pelayanan yang 3,3-2,6 =
professional 0,7
TOTAL 1 10 3,3
4. TREATH
1. Adanya pasien yang tidak
percaya dengan
0,6 3 1,8
pengelolaan obat yang
dilakukan
2. Adanya tuntutan dari
pasien untuk mendapatkan
0,4 2 0,8
pelayanan yang
profesional
TOTAL 1 2,6

5. SUPERVISI
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Kepala ruangan
mendukung kegiatan
supervise demi
0,3 4 1,2
peningkatan mutu
pelayanan keperawatan
yang profesional
2. Adanya format buku S-W =
dalam pelaksanaan 0,2 3 0,6 3,1-2=
supervise 1,1
3. Supervisi di ruang
0,3 3 0,9
Yudistira terstruktur
4. Memiliki format buku
0,2 2 0,4
supervise yang sesuai
TOTAL 1 13 3,1
2. WEAKNESS

77
1. Sebagian perawat masih
belum memahami metode
saat supervise dilakukan 1 2 2
(langsung dan tidak
langsung)
TOTAL 1 2 2
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa profesi
ners yang praktika
0,4 4 1,6
manajemen di ruang
Yudistira
2. Adanya teguran dari
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak 0,3 2 0,6
melakukan tugas dengan
O-T =
baik
3,1-2 =
3. Adanya reward dalam
1,1
bentuk latihan atau jasa
0,3 3 0,9
bagi yang melaksanakan
pekerjaan dengan baik
TOTAL 1 8 3,1
4. TREATH
1. Persaingan antar Rumah
Sakit akan kualitas
1 2 2
pelayanan keperawatan
semakin meningkat
TOTAL 1 2 2

6. PENERIMAAN PASIEN BARU


No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS) S-W =
STRENGHT 3,4-3 =
1. Adanya bagan alur masuk 0,2 4 0,8 0,4

78
pasien di Ruang Rawat
Inap Yudistira
2. Perawat bekerja sama
dengan tim medis untuk
melakukan pengkajian
0,2 3 0,6
awal meliputi diagnosa
medis, Tindakan, terapi
yang sudah dilakukan
3. Perawat menyiapkan
ruangan pasien, kemudian
perawat mengantar pasien
ke ruang rawat inapnya
0,2 3 0,6
dan langsung melakukan
anamnesa pasien dan
mencatatnya di buku
rekam medis
4. Perawat menjelaskan
fasilitas dan tata tertib 0,2 3 0,6
yang ada diruangan
5. Keluarga pasien telah
mendapatkan health
education tentang cuci
0,2 4 0,8
tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien yang benar
TOTAL 1 17 3,4
2. WEAKNESS
1. Kepala ruangan tidak
selalu ada saat penerimaan 1 3 3
pasien baru
TOTAL 1 3 3
3. Eksternal Faktor (EFAS)
O-T =
OPPORTUNITY
2,7-2 =
1. Adanya mahasiswa
0,4 3 1,2 0,7
praktika yang membantu

79
perawat untuk memeriksa
tanda-tanda vital pasien
yang baru datang
2. Adanya mahasiswa
praktika yang membantu
0,3 3 0,9
perawat untuk pemindahan
transfer pasien
3. Adanya mahasiswa
praktika yang menyiapkan
0,3 2 0,6
ruangan untuk penerimaan
pasien baru
TOTAL 1 8 2,7
4. TREATH
1. Adanya persaingan rumah
sakit dengan kualitas yang 0,4 2 0,8
lebih baik
2. Pengetahuan akan
kesehatan masyarakat 0,3 2 0,6
lebih meningkat
3. Adanya tuntutan
masyarakat tentang 0,3 2 0,6
pelayanan professional
TOTAL 1 6 2

7. DISCHARGE PLANNING
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Perawat memberikan
S-W =
health education kepada
0,4 4 1,6 4-2,5 =
keluarga dan pasien
1,5
dengan baik
2. Tersedia format discharge
0,3 4 1,2
planning

80
3. Tersedia resume
keperawatan untuk pasien 0,3 4 1,2
pulang
TOTAL 1 12 4
2. WEAKNESS
1. Leaflet tidak selalu
dibagikan saat pasien 0,2 2 0,4
pulang
2. Tidak ada dokumentasi
0,3 2 0,6
Pendidikan kesehatan
3. Pendidikan kesehatan
0,5 3 1,5
dilakukan secara lisan
TOTAL 1 7 2,5
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Kerjasama antara perawat
ruangan dan mahasiswa 0,3 4 1,2
praktika baik
2. Adanya kemauan
melaksanakan yang 0,2 3 0,6
dianjurkan oleh perawat
3. Pemberian promosi
kesehatan sebagai O-T =
0,3 4 1,2
informasi tambahan pasien 3,4-3 =
saat dirumah 0,4
4. Mendemonstrasikan
tekhnik Range of Motion 0,2 2 0,4
(ROM)
TOTAL 1 13 3,4
4. TREATH
1. Semakin kritis pemikiran
masyarakat untuk bertanya
0,5 3 1,5
untuk mendapatkan
informasi kesehatan

81
tentang sakit dan
pengobatan penyakitnya
2. Persaingan antar Rumah
Sakit yang semakin ketat 0,5 3 1,5
dan meningkat
TOTAL 1 6 3

8. DOKUMENTASI KEPERAWATAN
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Sistem dokumentasi SOR 0,3 2 0,6
2. Sudah ada kesadaran
tentang tanggung jawab 0,3 3 0,9
dan tanggung gugat
3. Format asuhan
keperawatan sudah 0,4 4 1,6
terintegrasi S-W =
TOTAL 1 9 3,1 3,1-3 =
2. WEAKNESS 0,1
1. Observasi dokumen tidak
lengkap, ronde
0,5 3 1,5
keperawatan dan supervise
masih belum ada
2. Respon klien kurang
terpantau dalam lembar 0,5 3 1,5
evaluasi
TOTAL 1 6 3
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
O-T =
1. Peluang perawat untuk
0,3 3 0,9 3,4-3 =
mengembangkan SDM
0,4
2. Kerjasama antara dokter,
0,4 4 1,6
perawat dan mahasiswa

82
sangat baik
3. Adanya program pelatihan 0,3 3 0,9
TOTAL 1 10 3,4
4. TREATH
1. Tingkat kesadaran pasien
dan keluarga akan
0,5 3 1,5
tanggung jawab dan
tanggung gugat
2. Persaingan Rumah Sakit
dalam memberikan 0,5 3 1,5
pelayanan keperawatan
TOTAL 1 6 3
2.7.4 ANALISA SWOT M4-MONEY
No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Ada pendapatan dari jasa
medik, untuk pasien
dengan biaya BPJS dan 0,3 4 1,2
UMUM, yang dapat di
klaim setelah perawatan
Adanya jasa pelayanan
2. 0,3 3 0,9
yang sesuai
Tiap perawat memperoleh S-W =
3. 0,1 3 O,3
pendapatan rumah sakit 3,3-3 =
Untuk tarif, seperti dokter 0,3
4. 0,3 3 0,9
makan perawat
TOTAL 1 13 3,3
2. WEAKNESS
1. Jumlah BOR setiap bulan 1 3 3
menurun karena takut
karena pandemi covid-19
TOTAL 1 1 3
3. Eksternal Faktor (EFAS) O-T =

83
OPPORTUNITY 3-3 =
1. Pengeluaran sebagaian 0
1 3 3
besar dibiayai rumah sakit
TOTAL 1 1 3
4. TREATH
1. Adanya tuntutan dari
pasien dan keluarga untuk
mendapatkan pelayanan
1 3 3
yang lebih baik sesuai
dengan biaya yang
dikeluarkan
TOTAL 1 3 3

2.7.5 ANALISA SWOT M5-MARKETING


No. Kode Analisa SWOT Bobot Rating Skor Keterangan
1. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Mutu pelayanan sudah
terlaksana secara efektif 0,4 3 1,2
dan sesuai
2. Tidak ada kejadian
pasien dekubitus, resiko
0,3 4 1,2
dekubitus, kejadian
flebitis dan resiko jatuh
3. Rata-rata Bor cukup
baik
25 0,2 3 0,6
BOR = 72 𝑥100%

BOR = 34%
3. Ruang Yudistira
merupakan ruang kelas 0,1 3 0,3 S-W=
2 dan HCU 3,3-1,8 =
TOTAL 1 13 3 1,5
2. WEAKNESS

84
1. Adanya beberapa pasien
yang mengatakan
0,4 2 0,8
kurang puas dengan
kebersihan kamar mandi
2. Tidak adanya penanda
di bed pasien mengenai
0,6 3 1,8
kondisi khusus pasien
(pasien resiko jatuh)
TOTAL 1 3
3. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa
profesi ners praktik
manajemen kerjasama 0,3 3 0,9
dengan baik antara
perawat dan mahasiswa
2 Adanya indikator mutu 0,2 2 0,4
dari komite keperawatan
3 Adanya pelatihan untuk
peningkatan pelayanan 0,3 4 1,2
yang berkualitas O-T =
4 Adanya mahasiswa 2,8-2,0 =
profesi ners praktik 0,8

manajemen kerjasama 0,2 3 0,6


dengan baik antara
perawat dan mahasiswa
TOTAL 1 12 3,1
4. TREATH
1. Adanya peningkatan
standart yang harus 0,5 2 1,0
dipenuhi
2 Adanya persaingan 0,5 2 1,0

85
Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan
keperawatan
TOTAL 1 4 2

2.8 EVALUASI
A. M-1 (Man)
Rencana
No Masalah Penyebab Target
Program
1. Hanya 3 orang Kurangnya Adanya Dilakukan
perawat yang seminar atau sertifikat pelatihan
sudah mengikuti pelatihan yang sebagai MAKP bagi
pelatihan MAKP dilaksanakan tanda bukti perawat yang
oleh sebab itu untuk perawat telah belum
perlu dilakukan ruangan di melakukan mengikuti
pertimbangan Yudistira MAKP pelatihan
untuk mengirim tentang MAKP MAKP
perawat yang
belum melakukan
MAKP

B. M-2 (Materials)
Rencana
No Masalah Penyebab Target
program
Fasilitas alat kesehatan dan fasilitas ruangan yang tidak mencukupi
1 Monitor di Monitor Mengajukan
ruangan HCU terbatas penambahan
tidak sesuai monitor
dengan bed pasien
seharusnya jumlah
bed pasien sama
dengan jumlah

86
bed pasien

2 Oksigen central

C. M-3 (Methode)
Rencana
No Masalah Penyebab Target
program
1. Model MAKP 1. Pendidikan Memahami Dilakukan
1. Pelaksanaan terakhir di dan pelatihan
metode ruang menerapkan manajemen
MAKP tim Yudistira model bangsal
sudah terbanyak MAKP misalnya
dilakukan adalah D3 dalam mengikuti
tetapi belum (diploma). melakukan dalam 3 bulan
optimal 2. Kurangnya asuhan sekali
2. Tenaga yang pengetahua keperawata
perlukan n mengenai n
cukup banyak model
3. Dari lulusan aplikasi
D3 MAKP
Keperawatan
sampai dengan
S1
Keperawatan
2. Timbang terima Mengikuti 1. Mampu Dilakukan
1. Timbang trima visite doktrer melakuk pembinaan dan
masih sering an pelatihan
tidak tepat timbang setiap hari saat
pada waktunya terima dilakukan
karena DPJP dengan timbang terima
sebagai tepat sehingga lebih
operator waktu terstruktur

87
sehingga 2. Menyam dengan baik
perawat paikan
banyak yang masalah
kurang karena keperaw
mendampingi atan
dokter visite yang
2. Menurut tepat
observasi 3. Terdapat
timbang dokume
terima masih ntasi isi
terfokus pada materi
masalah medis sesuai
bukan masalah dengan
keperawatan asuhan
3. Isi materi keperaw
belum terarah atan
ke masalah
keperawatan
3. Ronde Mengikuti Melakukan Melakukan
keperawatan prosedur ronde penyusunan
1. Ronde Ronde keperawata medis dan
keperawatan keperawatan n (RDK) keperawatan
di ruangan (RDK) secara rutin pada kasus
yudistira dilakukan minimal 1 yang kompleks
belum ketika bulan
terjadwalkan mendapatkan sekalu
sebagai kasus yang
kegiatan rutin kompleks
2. Ronde
keperawatan
diganti RDK
4. Sentralisasi obat Mengikuti Pemberian Sesuai dengan

88
prosedur indentifikasi SOP yang
pada setiap sudah
loker obat ditetapkan
pasien yang
berisikan
nama,
nomer RM,
alamat.
5. Supervisi Jadwal
supervisi
berjalan yaitu
1 bulan 2x
minggu ke 3
dan ke 4

4. M-4 (Money)
Rencana
No Masalah Penyebab Target
program
1. Alokasi dana Tingginya Mampu Pengajuan
untuk alat alat kebutuhab memberikan kembali untuk
atau sarana dalam pelayan penggandaan
prasarana ketersediaan yang baik barang
penunjang di sarana dan
ruangan HCU prasarana
yang belum
optimal

5. M5 (Mutu pelayanan )
Rencana
No Masalah Penyebab Target
program
1. Adanya beberapa Kurangnya Pasien Peningkatkan
pasien yang kebersihan merasa puas kualitas

89
mengatakan kamar mandi dengan pelayanan
kurang puas pelayanan kepada pasien
dengan yang
kebersihan kamar diberikan
mandi

Setelah dilakukan analisa situasi, dengan menggunakan pendekatan SWOT,


maka kelompok dapat merumuskan masalah yang ditemukan adalah :
a. Prioritas Masalah
Tabel 2.31 Prioritas Masalah berdasarkan jumlah IFAS dan EFAS

Skor Analisa
MASALAH SWOT JUMLAH PRIORITAS
IFAS EFAS
Timbang Terima 3 -0,3 2,7 1
Ronde Keperawatan 1,3 1,2 2,5 2
M5 1,5 0,8 2,3 3
Supervisi 1,1 1,1 2,2 4
MAKP 1,5 0,6 2,1 5
Discharge Planning 1,5 0,4 1,9 6
M2 1 0,3 1,3 7
Penerimaan Pasien Baru 0,4 0,7 1,1 8
Sentralisasi Obat 0,3 0,7 1 9
M1 1 0,4 0,6 10
Dokumentasi
0,1 0,4 0,5 11
Keperawatan
M4 0,3 0 0,3 12

90
b. Identifikasi Masalah
1. Timbang terima di Ruang Yudistira tidak selalu dilaksanakan dengan tepat
waktu, timbang terima yang dilakukan masih terfokus pada masalah
medis, sedangkan masalah keperawatan belum dimunculkan.
2. Ronde keperawatan di Ruang Yudistira belum terjadwalkan sebagai
kegiatan rutin.
3. Pada M5 (mutu pelayanan) masih ada beberapa pasien yang mengatakan
kurang puas dengan kebersihan ruangan.
4. Sebagian perawat masih belum memahami metode yang digunakan pada
saat supervise dilakukan (langsung dan tidak langsung).
5. Belum berjalan dengan optimal pelaksanaan metode MAKP di ruang
Yudistira.
6. Banyaknya penggunaan SOP lama dibawah 5 tahun yang masih digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan keperawatan.

91
7. Diagram Lying
2,0

1,8

1,6

1,4

1,2 RK (1,9-1,2)
SV (1,1-1,1)

1,0 M5 (1,2-0,7)

0,8 SO (0,3-0,7)
PBB (0,,4-0,7)
0,6 MAKP (1,5-0,6)

0,4
DK (0,1-0,4)) M-1 (1-0,4) DP (1,5-0,4)
M4 (0,3-0)
M-2 (1,0-0,3)
0,2
-2,0 -1,8 -1,6 -1,4 -1,2 -1,0 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0
-0,2
-0,4

-0,6

-0,8

-1,0

-1,2

-1,4

-1,6

-1,8

-2,0 TT (1,4-(-0,3)

Gambar 2.10 Gambar Diagram Layang


KETERANGAN :
M-1 (MAN) : M-1 DOKUMENTASI-KEP : DK
M-2 (MONEY) : M-2 M-4 MONEY : M4
MAKP : MAKP M-5 MUTU : M5
TIMBANG TERIMA : TT
RONDE KEPERAWATAN : RK
SUPERVISI : SV
SENTRALISASI OBAT : SO
PPB : PBB
DISCHARGE PLANNING : DP

92
BAB III
PERENCANAAN

3.1 PENGORGANISASIAN
1. Kepala ruangan : Etty Khamdiyah, S. Kep. Ns.
2. Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S. Kep. Ns.
3. Pembimbing Akademik : Dwi Prasetyaningati, S.Kep. Ns, M. Kep.
4. Ketua Kelompok : Andika Wahyu Kurniawan
5. Wakil kelompok : Anggelisa Larasati
6. Sekretaris : Helen Ayu Prameswari
7. Bendahara : Sriwati
8. Humas : Sonya Martha Santya
Penanggung Jawaban Kegiatan
Penanggung Jawaban MAKP : Robyansyah
Ronde Keperawatan : Anggelisa Larasati
Supervisi Keperawatan : Helen Ayu Prameswari
Penerimaan Pasien Baru : Anis Setyowati
Sentralisasi Obat : Sriwati
Discharge Planning : Andika Wahyu Kurniawan
Dokumentasi Keperawatan : Sonya Matha Santya
DRK : Putri Rosyita Della
Sarana dan prasarana : 1. Anis Setyowati
2. Robyansyah
Adanya pengelolaan ruangan maka diselenggarakan perorganisasian
dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. Katim (Perawat Primer)
3. Angggota (Perawat Pelaksana)
Pembagian ini secara rinci akan dilampirkan pada lembaran tersendiri
setelah pelaksanaan model asuhan keperawatan di ruangan.

93
3.1.1 Alokasi Waktu dan Tempat
Penyelenggaraan praktik Profesi Ners Stase Keperawatan
Manajemen oleh kelompok 2 di Ruang Yudistira yang dimulai tanggal
07-19 juni 2021.

3.2 Program Unggulan


1. RDK Via Zoom
Diskusis Refleksi Kasus didefinisikan sebagai suatu metode dalam
merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam menerapkan standar
dan uraian tugas. Pengalaman klinis yang direfleksikan merupakan
pengalaman aktual dan menarik baik hal-hal yang merupakan
keberhasilan maupun kegagalan dalam memberikan pelayanan
keperawatan termasuk untuk menemukan masalah dan menetapkan
upaya penyelesaiannya misalnya dengan membuat rencana untu
menyusun SOP baru. DRK dilakukan minimal satu bulan sekali selama
60 menit (Kementerian Kesehatan RI, 2015).
Ronde Keperawatan yang dilakukan di Ruang Yudistira sebelum
masa pandemi dilakukan secara langsung (tatap muka), namun saat
pandemi ronde keperawatan diganti dengan RDK. Namun RDK di
ruang Yudistira masih belum dilakukan secara rutin dikarenakan adanya
aturan untuk meminimalisir perkumpulan dan mematuhi protokol
kesehatan.
Oleh karena itu, kelompok mengangkat tema RDK Via Zoom
dengan cara mengundang petugas kesehatan Ruang Yudistira. Hal ini
dilakukan dapat menguntungkan bagi semua pihak, sehingga ronde
keperawatan dapat berjalan dengan baik dan rutin walaupun dilakukan
via daring.
2. Penilaian Mutu Ruangan Melalui Kuesioner Digital
Penilaian mutu ruangan yang dilakukan di Ruang Yudistira yang
masih menggunakan media kertas dan berisikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai kualitas kerja perawat, kualitas sarana dan prasarana di ruang
Yudistira dan kritik saran bagi ruangan.

94
Di era modern seperti saat ini, penggunaan smartphone banyak
digunakan oleh berbagai kalangan, bukan hanya di kalangan remaja
akan tetapi juga orang dewasa sudah mampu mengaplikasikan sosial
media. Sehinga, kelompok mengangkat tema penilaian mutu ruangan
melalui kuesioner digital. Hal ini guna mengurangi penggunaan kertas
dan lebih memanfaatkan jaringan sosial pada era globalisasi seperti saat
ini.

3.3 Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)


Setelah dilakukan analisa masalah dengan metode SWOT maka
kelompok ingin mencoba untuk menerapkan MAKP Tim. Model asuhan
keperawatan profesional di Ruang Yudistira RSUD Jombang saat ini
menerapkan MAKP model tim dan telah terdapat tugas, peran, dan
wewenang yang jelas untuk setiap anggota tim. Pada pelaksanaan MAKP
bisa berjalan maksimal dikarenakan pembagian jumlah ketenagaan pada
masing-masing shift sudah sama dan sudah jelas.
Struktur organisasi di Ruang Yudistira RSUD Jombang. Berikut ni
model keperawatan tim :

95
STRUKTUR ORGANISASI MAKP

Dokter Kepala ruangan Sarana RS

Perawat primer

Pasien / klien

Perawat Perawat Perawat pelaksana


pelaksana pelaksana jika diperlukan

sore malam pagi

Gambar 3.1 diagram asuhan keperawatan primer (Marquis & Huston, 1998)

3.3.1 Pembagian tugas


1. Tugas Kepala Ruangan
a. Perencanaan
1) Menunjuk katim dan mendeskripsikan tugas masing-
masing anggota tim.
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasan tingkat ketergantungan pasien yang
dibantu oleh perawat primer.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
berdasarkan aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien
dibantu oleh perawat primer guna merencakan strategi
pelaksanaan perawat.

96
5) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologis, tindakan medis yang dilakukan pada pasien.
6) Mengatur serta mengendalikan asuhan keperawatan.
7) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
8) Membimbing penerapan proses asuhan keperawatan.
9) Menilai asuhan keperawatan.
10) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
11) Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga yang
baru masuk ruangan.
12) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan
diri.
13) Membantu membimbing peserta didik (mahasiswa praktik).
14) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah
sakit.
b. Pengorganisasian
1) Merumuskan metode penugasan yang diinginkan.
2) Merumuskan tujuan metode penugasan.
3) Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat
pelaksana secara jelas.
4) Membuat rencana kendali kepala ruangan yang
membawahi dua orang perawat primer lalu perawat primer
yang membawahi dua orang perawat pelaksana.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan,
membuat proses dinas, dan mengatur tenaga yang ada di
setiap hari.
6) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
7) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik.
8) Medelegasikan tugas saat kepala ruang tidak ada ditempat
kepada perawat primer.
9) Mengetahui kondisi pasien dan menilai tingkat kebutuhan
pasien.
10) Mengembangkan kemampuan anggota

97
11) Menyelenggarakan konferensi.
c. Pengarahan
1) Memberi pengarahan mengenai penugasan kepada perawat
primer.
2) Memberikan pujian kepada perawat saat melaksanakan
tugas dengan baik.
3) Memberi motivasi dalam meningkatkan pengetahuan dan
sikap.
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien.
5) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
d. Pengawasan
1) Melakukan komunikasi dengan baik
2) Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien melalui supervisi
3) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati
sendiri atau melalui laporan langsung secara lisan dan
memperbaiki atau mengawasi kelemahan yang ada saat
ini.
4) Pengawasan secara langsung, yaitu mengecek daftar hadir,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan secara
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan (dokumentasi) serta mendengar
laporan dari perawat primer.
e. Evaluasi
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan
rencana keperawatan yang telah diselesaikan bersama.

2. Tugas perawat primer

98
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan klien secara
komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Membuat rencana yang telah dibuat selama praktik
d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang
telah yang diberikan oleh kepala ruangan maupun perawat
lainnya
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Membuat jadwal perjanjian klinik
h. Mengadakan kunjungan rumah
3. Tugas perawat asosiated (PA)
a. Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung
berdasarkan proses keperawatan dengan kasih sayang
b. Menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai dengan masalah
pasien
c. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
keperawatan
d. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
e. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan
respon kien pada catatan perawatan (dokumentasi).
f. Melaksanakan program medis dengan penuh tanggungjawab.

3.3 PERENCANAAN MAKP


3.3.1 Penerapan model praktik keperawatan profesional (MAKP)
1. Penanggung jawab
Robyansyah
2. Tujuan
Diharapkan setelah dilakukan manajemen oleh mahasiswa profesi
ners ruangan mampu menerapkan MAKP primary nursing secara
baik
3. Waktu

99
19-24 Juli 2021
4. Rencana strategi
a. Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP pada pasien
kelolaan
b. Merencanakan pembagian jumlah tenaga perawat berdasar
BOR per hari
c. Melakukan pembagian tugas peran perawat beserta tugasnya
d. Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
e. Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
f. Menerapkan model MAKP tim yang direncanakan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien kelolaan
5. Kriterian evaluasi
a. Struktur :
1) Menentukan penanggung jawaban MAKP
2) Mendiskusikan bentuk perawatan MAKP tim
3) Merencanakan kebutuhan tenaga perawat
4) Melakukan pembagian peran perawat
5) Menentukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
6) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga
perawat
b. Proses : Menerapkan MAKP tim
c. Hasil : Mahasiswa mampu menerapkan MAKP sesuai dengan
job description

3.4 RONDE KEPERAWATAN


Ronde keperawatan merupakan suatu prosedur dimana melakukan
kunjungan pada pasien untuk mendapatkan informasi yang akan membantu
dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan kesempatan
pada pasien untuk ikut berdiskusi mengenai masalah keperawatannya serta
mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah pasien terima yang
melibatkan kepala ruangan, perawat pelaksana serta seluruh anggota tim.
a. Kriteria klien yang dilakukan ronde :

100
1. Klien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meski sudah
dilakukan tindakan keperawatan
2. Klien dengan kasus baru atau langka
b. Karakteristik:
1. Klien dilibatkan secara langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. PP, PA, Karu, Gizi, Farmasi, Fisioterapi, DPJP dan Konselor
melakukan diskusi bersama.
4. Konselor memfasilitasi kreatifitas
5. Konselor membantu mengembangkan mengembangkan kemampuan
PP, PA untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah
c. Prosedur pelaksanaan Ronde Keperawatan
1. Persiapan
a) Penetapan kasus maksimal 1 hari sebelumnya waktu
pelaksanaan ronde
b) Pemberian informed consent kepada klien dan keluarga
2. Pelaksanaan ronde
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh PP atau konselor / kepala ruangan
tentang masalah klien seta rencana tindakan yang kan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
akan yang akan ditetapkan.
3. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut seta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

101
ALUR RONDE KEPERAWATAN

Tahap pra PP

Penetapan pasien

Persiapan Pasien:
- informed consent
- Hasil
pengkajian/validasi
data

Penyajian
Tahapan pelaksanaan di Nurse Station Masalah

- apa diagnosis keperawatan?


- apa data yang mendukung?
- bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?
- apa hambatan yang
dilakukan?

Validasi
Tahap pelaksanaan di kamar pasien Data

Diskusi PP,
Tahap pelaksanaan di Nurse Station Konselor, KARU

Lanjutan – Diskusi di
Nurse Station

Pasca Ronde Kesimpulan dan Rekomendasi


Solusi Masalah

Gambar 3.2 Alur Rnnde Keperawatan

102
PENERAPAN RONDE KEPERAWATAN

a. Penanggung jawab : Anggelisa Larasati


b. Tujuan : Setelah dilaksanakan praktik manajemn keperawatan, diharapkan
Ruang Yudistira mampu menerapkan ronde keperawatan dengan baik
c. Waktu : Senin/19 Juli 2021
d. Rencana strategi :
1) Menentukan klien yang akan dijadikan subyek dalam ronde
keperawatan.
2) Menentukan kasus sulit dengan masalah keperawatan yang tidak
terselesaikan.
3) Menentukan stategi ronde keperawatan yang akan dilakukan.
4) Menentukan materi dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
5) Menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan ronde keperawatan.
6) Membuat format pedokumentasian kegiatan ronde keperawatan.
7) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama dengan PPA.
8) Mendokumentasikan kegiatan ronde keperawatan sesuai dengan
format yang telah dibuat.
9) Mengevaluasi kegiatan ronde keperawatan yang telah dilakukan.
e. Kriteria evaluasi :
1) Struktur :
a) Menentukan penanggung jawab ronde keperawatan.
b) Menetapkan kasus yang akan dirondekan.
2) Memberikan informed consent kepada klien dan keluarga.

3) Proses :
a) Melaksanakan ronde keperawatan bersama-sama kepala ruangan
dan staf keperawatan.
b) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan intervensi
yang telah dilaksanakan tetapi belum mampu mengatasi masalah
pasien.

103
c) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
d) Pemberian masukan solusi tindakan yang lain yang mampu
mengatasi masalah klien tersebut.
4) Hasil :
a) Dapat dirumuskan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan
masalah pasien.
b) Hasil diskusi yang disampaikan dapat ditindak lanjuti dan
dilaksanakan.

ALUR RONDE KEPERAWATAN

104
3.5 TIMBANG TERIMA
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, sign out, sign over dan cross
coverage. Timbang terima merupakan suatu cara dalam menyampaikan suatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah waktu
dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggungjawab tentang pasien dari
perawat yang satu ke perawat yang lain (Nursalam, 2008). Tujuan dari
handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat tentang rencana
perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang akan terjadi
dan antisipasinya. Proses transisi dalam setiap titik pelayanan melibatkan
pengalihan informasi dan tanggungjawab pelayanan. Transisi tersebut dapat
terjadi antar petugas keperawatan dalam waktu, unit, dan organisasi yang
berbeda. Seorangperawat melakukan transisi tanggungjawab dan infromasi
antar jam jaga yang lazim disebut sebagai proses timbang terima atau operan
jaga., disamping transisi infromasi dengan dokter maupun petugas kesehatan
lainnya. Komunikasi yang jelas, lengkap dan adekuat disamping redesain,
penyederhanaan, dan integrasi sistem menjadi kunci keberhasilan proses
transisi. Beberapa strategi komunikasi yang digunakan untuk timbang terima
yaitu seperti SBAR, call back, tuli-baca-konfirmasi, dan I PASS the
BATTON (Wardhani, 2017).
Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal-hal apa yang akan
disampaikan.
3. PP menyampaikan kepada penanggungjawab shift selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan klien secara umum.
b. Tindak lanjut atau dinas yang menerima operan.
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.
d. Penyampaian operan diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buuru
e. PP dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung
melihat keadaan klien.

105
Tahapan timbang terima
Petunjuk pelaksanaan pelaporan perawat dengan komunikasi efektif
ISBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) (Hadi, 2017).
1. Introduction: Fase orientasi (perawat shift sebelumnya dan perawat shift
selanjutnya bersama pasien/keluarga)
- Ucapkan salam sebelum masuk ke kamar pasien
- Perkenalkan diri kepada pasien
- Jelaskan maksud atau tujuan kunjungan kepada pasien atau keluarga
2. Fase Interaksi (perawat shift sebelumnya dan perawat shift selanjutnya
bersama pasien/keluarga)
Pelaporan menggunakan SBAR :
a. Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
- Sebutkan nama pasien dan umur pasien
- Sebutkan tanggal masuk ruangan dan hari perawatan
- Sebutkan nama dokter yang menangani pasien
- Sebutkan diagnosa medis dan masalah keperawatan yang
belum atau yang sudah teratasi
b. Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini)
- Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dari setiap diagnosa
keperawatan
- Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan
alat invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
- Jelaskan dan identifikasi pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosa medis
c. Assessment (hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini)
- Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini
- Jelaskan kondisi klinik lain yang mendukung (Lab, Rontgen
dll)

106
d. Recommendation
- Rekomendasi intervensi keperawatan yang sudah dan perlu
dilanjutkan termasuk discharge planning serta edukasi pasien
dan keluarga.
3. Fase Terminasi (perawat shift sebelumnya dan perawat shift
selanjutnya bersama pasien/keluarga)
- Berikan kesempatan pasien untuk bertanya dan menanggapi
pertanyaan yang diajukan
- Berikan reinforcemen positif kepada pasien
- Ucapkan terima kasih
- Ucapkan salam penutup sebelum meninggalkan kamar pasien
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum timbang terima pasien
saat dinas yaitu (Hadi, 2017):
1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan, yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan
3. Pastikan diagnosis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian
perawat shift sebelumnya
5. Siapkan medikal record pasien termasuk rencana perawatan hariannya

107
PENERAPAN TIMBANG TERIMA
a. Penanggung jawab : Helen Ayu Prameswari
b. Tujuan
Setelah dilaksanakan praktik manajemn keperawatan, diharapkan Ruang
Yudistira mampu melaksanakan timbang terima dengan baik.
c. Waktu : Rabu/21 Juli 2021
d. Rencana strategi :
1. Mendiskusikan teknik timbang terima bersama-sama dengan staf
perawatan diruang Yudistira RSUD Jombang.
2. Timbang terima dapat dilakukan secara lisan dan tertulis dalam buku
operan.
3. Merevisi materi timbang terima dengan berfokus pada masalah
keperawatan.
4. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan
staf keperawatan.
5. Dilakukan pada setiap pergantian shift.
6. Dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab sift.
7. Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan dinas.
8. Merevisi materi timbang terima dengan berfokus pada masalah
keperawatan.
9. Melaksanakan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan
staf keperawatan:
a. Dilaksanakan pada setiap pergantian shift.
b. Dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab shift.
c. Diikuti perawat, mahasiswa yang berdinas atau akan berdinas.
d. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis yang
menggambarkan kondisi saat ini dengan tetap menjaga kerahasiaan
klien.
e. Timbang terima berorientasi pada permasalahan keperawatan,
rencana keperawatan, tindakan dan perkembangan kesehatan klien.
f. Mendokumentasikan hasil timbang terima klien pada buku operan.

108
e. Kriteria evaluasi :
1) Struktur:
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima.
b. Menyususn teknik timbang terima bersama-sama dengan staf
keperawatan.
c. Menentukan materi timbang terima.
d. Status pasien disiapkan.
2) Proses:
a. Melaksanakan timbang terima bersama dengan karu dan staf
keperawatan pada pergantian shift.
b. Timbang terima dipimpin oleh PP sebagai penanggung jawab.
c. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas
atau akan berdinas.
3) Hasil:
a. Perawat mampu melaporkan timbang terima yang berisi
(identifikasi, doiagnosis medis,hari rawat pasien, masalah
keperawatan, intervensi yang sudah dan belum dilaksanakan,
intervensi kolaboratif, rencana umum pasien).
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien.
c. Dapat meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
d. Menjalin hubungan kerja sama yang bertanggung jawab antar
perawat.
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan
berkesinambungan.

109
ALUR TIMBANG TERIMA

Gambar 2.4 Alur Timbang Terima

3.6 PENERIMAAN PASIEN BARU


Penerimaan pasien baru adalah metode dalam menerima kedatangan
pasien baru (pasien dan/atau keluarga) di ruang pelayanan keperawatan,
khususnya pada rawat inap atau keperawatan intensif. Dalam penerimaan
pasien baru, maka sampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruang,
pengenalan ketenagaan ners−medis, dan tata tertib ruang, serta penyakit.
Tujuan:
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik
b. Menigkatkan komunikasi antar perawat denagn klien
c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum

110
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS
e. Pasien dapat mengetahui kondisi ruangan
f. Mengetahui rencana perawatan yang akan di terimanya
g. Pasien dapat mengetahui rencana tindakan medik (dokter yang
menangani dan jadwal visite)
h. Pasien dan keluarga mengetahui tentang tata tertib ruangan
i. Pasien mengetahui tentang hak-hak dan kewajiban pasien
Hal-hal yang perlu di perhatikan
1 Pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2 Dilakukan oleh kepala ruang atau ners primer dan/atau ners associate
yang telah diberi wewenang/delegasi.
3 Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.
4 Ajak pasien komunikasi yang baik dan beri sentuhan terapeutik.
Tahapan Penerimaan pasien Baru
a. Tahap penerimaan pasien baru :
1) Menyiapkan kelengkapan administrasi
2) Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) Menyiapkan format pengkajian
5) Menyiapkan nursing kit
6) Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
7) Menyiapkan lembar serah terima obat
8) Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan
9) Menjelaskan hak-hak pasien
10) Alat-alat dan sarana penunjang seperti oksigen, standart infus
b. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru :
1) Pasien baru datang diruangan diterima oleh kepala ruangan. Kepala
ruangan memperkenalkan diri, termasuk perawat primer dan
perawat assosiate.
2) Perawat primer menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan
mengantar ketempat yang telah di tetapkan

111
3) Perawat associate bersama dengan karyawan lain memindahkan
pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan
branchard/kursi roda) dan diberikan posisi yang nyaman
4) Perawat primer yang diberi delegasi oleh KARU memberikan
informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan
pasien mulai dari tempat pengambilan obat, kamar mandi, nurse
Station, dll
5) Perawat primer memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang
sekamar bila ada
6) Barang-barang untuk pasien di inventarisasi, yang diperlukan
diletakkan di lemari pasien, yang tidak dapat diperlukan dapat
dibawa pulang oleh keluarganya
7) Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasikan kepada klien dan keluarga tentang:
a. Dokter, kepala ruangan, dan perawat yang bertanggungjawab/
akan merawat klien
b. Letak kamar perawat, ruangan konsultasi dokter, dan kamar
mandi/WC
c. Jam berkunjung
8) Apabila pasien dan keluarga telah memahami apa yang dijelaskan
oleh perawat, pasien dimintai menandatangani lembar penerimaan
pasien baru dan persetujuan sentralisasi obat
9) Perawat mempersilahkan keluarga lain untuk keluar
10) Perawat primer melaksanakan pemeriksaan tanda-tanda vital.

112
PENERAPAN PENERIMAAN PASIEN BARU

Penanggung jawab : Sonya Martha Santya


Tujuan :
Setelah dilakukan praktek manjemen keperawtan diharapkan semua perawat
diruang Yudistira dan mahasiswa ners mampu menerapkan prosedure penerimaan
pasien baru secara optimal
Waktu : Kamis/ 22 Juni 2021
Rencana strategi :
a. Menyusun teknis penerimaan pasien baru bersama-sama dengan perawat
ruangan
b. Menunjukkan perawat untuk menerima pasien baru dan mwngorientasi pasien
baru serta keluarga
c. Melaksanakan penerimaan pasien baru
d. Melengkapi dokumen penerimaan pasien baru
Hasil :
a. Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar
b. Pasien mengetahui fasilitas ruangan perawatan medis serta tata tertib ruangan
c. Pasien sudah menandatangani persetujuan penerimaan

113
Alur Penerimaan Pasien Baru

Gambar 2.5 Alur Penerimaan Pasien Baru

3.7 SUPERVISI KEPERAWATAN


Supervisi keperawatan adalah pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan. Supervisi menjadi suatu kegiatan pembinaan, bimbingan atau
pengawasan oleh pengelola (manajer) terhadap pelaksanaan dari tingkat
terendah, menengah, atas dalam rangka menetapkan kegiatan sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Gunawan & Sukarana, 2016).
Supervisi yang diberikan secara langsung akan memungkinkan manajer
keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan dengan mencoba memandang

114
secara menyuluruh faktor-faktor yang mempengaruhi dan bersama dengan
staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya (Mamik, 2015).
1. Langkah-langkah supervisi :
a. Pra supervisi
1) Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi.
2) Supervisor menetapkan tujuan supervisi, instrumen.
b. Supervisi
1) Supervisor ikut dalam pendokumentasian kegiatan pelayanan
bersama-sama, perawat primer dan perawat pelaksana.
2) Supervisor meneliti dokumentasi status pasien.
3) Supervisor mendapatkan hal-hal yang perlu dilakukan pembinaan.
4) Supervisor memanggil PP dan PA yang perlu dilakukan pembinaan.
5) Supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada.
6) Supervisor memberikan masukan kepada PP dan PA.
c. Evaluasi
1) Supervisor mengevaluasi hasil bimbingan.
2) Supervisor memberikan reward atau umpan balik kepada PP.
2. Prinsip Supervisi
a. Supervisi dilakukan sesuai struktur organisasi.
b. Supervisi memerlukan pengetahuan dan ketrampilan dasar manajemen,
kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisir dan sesuai
standart.
d. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokrasi antara
supervisor dan perawat pelaksana.
e. Supervisi menerapkan visi, misi, falsafah, tujuan dan rencana yang
spesifik.
f. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi, efektif
kreativitas dan motivasi.
g. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna
dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasan klien, perawat
dan manajer.

115
3. Fungsi dan Peran Supervisor
Fungsi dan peran supervisor khususnya dalam supervisi keperawatan
mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan,
manajemen sumber daya, dan manajemen anggaran yang tersedia.
Manajemen pelayanan keperawatan meliputi : mendukung pelayanan
keperawatan, rencana program keperawatan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
4. Tugas Supervisor
a. Mempertahankan standart praktek keperawatan.
b. Menilai kualitas asuhan keperawatan yang diberikan.
c. Mengembangkan peraturan dan prosedur pelayanan keperawatan,
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya.
d. Memantapkan kemampuan perawat.
e. Memastikan asuhan keperawatan profesional dilaksanakan.

116
ALUR SUPERVISI KEPERAWATAN

Kepala Bidang
Keperawatan

Menetapkan
PRA Kepala Per IRNA
kegiatan dan tujuan
serta instrument
atau alat ukur
Kepala Ruangan

Menilai kinerja PP 1 PP 2
SUPERVISI perawat:
Responsibility,
Accountability, PA 1 PA 2
Authority (R-A-A)

Kinerja Perawat dan


PEMBINAAN (3-F) Kualitas Pelayanan
- Penyampaian
PASCA
penilaian (fair)
- Feed Back
(Umpan balik)
- Follow Up
(Tindak lanjut,
pemecahan
masalah dan
reward)

Gambar 2.7 Alur Supervisi Keperawatan

3.8 SENTRALISASI OBAT


Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diatur baik penerimaan stok, penyimpanan, distribusi
dan pembariannya oleh petugas khusus/ farmasi (UDD) atau diberikan kepada
perawat selama 1 kali 24 jam (ODD) (Nursalam, 2011).
1. Tujuan Sentralisasi Obat
a. Tujuan pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana
dan menghindarkan pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan
keperawatan pasien dapat terpenuhi.

117
Hal-hal berikut ini adalah beberapa alasan yang paling sering mengapa
obat perlu di sentralisasi.
1 Memberikan bermacam-macam obat untuk satu pasien.
2 Menggunakan obat yang mahal dan bermerek, padahal obat
standar yang lebih murah dengan mutu yang terjamin memiliki
efektivitas dan keamanan yang sama.
3 Meresepkan obat sebelum diagnosis pasti dibuat “hanya untuk
mencoba”.
4 Menggunakan dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan.
5 Memberikan obat kepada pasien yang tidak mempercayainya, dan
yang akan membuang atau lupa untuk minum.
6 Memesan obat lebih daripada yang dibutuhkan, sehingga banyak
yang tersisa sesudah batas kadaluarsa.
7 Tidak menyediakan lemari es, sehingga vaksin dan obat menjadi
tidak efektif.
8 Meletakkan obat di tempat yang lembap, terkena cahaya, atau
panas.
9 Mengeluarkan obat (dari tempat penyimpanan) terlalu banyak
pada suatu waktu sehingga dipakai berlebihhan atau dicuri.
Teknik Pengelolaan Sentralisasi Obat
Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
1. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
2. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
3. Penerimaan obat.
a. Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan obat
yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
b. Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, serta diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk obat.
Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan penjelasan kapan

118
atau bilaman obat tersebut akan habis, serta penjelasan tentang 5T
(jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara pemberian).
c. Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta d. Obat yang telah diserahkan selanjutnya
disimpan oleh perawat dalam kotak obat (Nursalam, 2007).

4. Pembagian obat
a. Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
b. Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh perawat
dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar
pemberian obat; dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi
yang diinstruksi dokter dan kartu obat yang ada pada pasien.
c. Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan
tempat/wadah obat kembali ke perawat setelah obat dikonsumsi.
Pantau efek samping pada pasien.
d. Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh kepala
ruang atau petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku
masuk obat.
e. Obat-obatan yang hampir habis akan diinformasikan kepada
keluarga dan kemudian dimintakan resep (jika masih perlu
dilanjutkan) kepada dokter penanggung jawab pasien (Nursalam,
2007).
5. Penambahan obat baru.
a. Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis atau
perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan dimasukkan
dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan perubahan dalam
kartu sediaan obat.
b. Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya

119
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat (Nursalam,
2007).
6. Obat khusus.
a. Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga yang cukup
mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup sulit, memiliki efek
samping yang cukup besar atau hanya diberikan dalam waktu
tertentu/sewaktu saja.
b. Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus obat,
dilaksanakan oleh perawat primer.
c. Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama obat,
kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab
pemberian, dan wadah obat sebaiknya diserahkan atau ditunjukkan
kepada keluarga setelah pemberian. Usahakan terdapat saksi dari
keluarga saat pemberian obat (Nursalam, 2007). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat dengan
cara-cara berikut ini.
1. Membuat catatan mengenai obat-obatan yang sering dipakai,
jelaskan penggunaan, dan efek samping, kemudian berikan
salinan kepada semua staf.
2. Tuliskan dosis yang tepat obat-obatan yang sering digunakan dan
gantungkan di dinding.
3. Adakan pertemuan staf untuk membahas penyebab pemborosan
obat.
4. Beritahu kepada semua staf mengenai harga bermacam-macam
obat.
5. Aturlah kuliah atau program diskusi dan bahaslah mengenai satu
jenis obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf
6. Taruhlah satu atau lebih eksemplar buku farmakologi sederhana
di perpustakaan (Mc Mahon, 1999).kartu sediaan obat.

120
PENERAPAN SENTRALISASI OBAT

Penanggung jawab : Sriwati


Tujuan :
Setelah dilakukan praktik manajemenkeperawatan,
diharapkan mahasiswa di Ruang Yudistira mampu
menerapkan sentralisasi obat yang benar.
Waktu : Jum’at/23 Juli 2021
Rencana strategi :
1) Merencanakan sentralisasi obat klien dengan bekerja sama dengan
perawat,dokterdan bagian farmasi.
2) Membuat lembar persetujuan pasien/keluarga pasien terhadap
rencanadilakukannyasentralisasi obat.
3) Membuat petunjuk teknis pengisian format sentralisasi obat.
4) Membuat format pemberian obat yang ringkas, lengkap dan jelas.
5) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat
6) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan sentralisasi obat.
7) Struktur:
a) Menetukan penanggungjawab sentralisasi obat.
b) Menyiapkan format sentralisasi obat
8) Proses:
a) Melaksanakan sentralisasi obat klien bersama-sama dengan perawat,
dokterdan bagian farmasi.
b) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan sentralisasi obat.

9) Hasil:
a) Klien menerima sistem sentralisasi obat
b) Perawat mampu mengelola obat klien.

121
ALUR SENTRALISASI OBAT KEPERAWATAN

Gambar 2.8 Alur Sentralisasi Obat

3.9 DISCHARGE PLANNING


Perencanaan pelaksanaan discharge planning adalah suatu dokumentasi
untuk menyelesaikan masalah, tujuan, dan intervensi pasien yang akan pulang
dan asuhan keperawatan saat pasien di rumah.
1. Langkah-langkah dalam perencanaan pulang
a. Pra Discharge Planning
1) Katim mengidentifikasikan pasien yang direncanakan untuk pulang.
2) Katim melakukan identifikasi kebutuhan pasien yang akan pulang.
3) Katim membuat perencanaan pasien pulang.
4) Melakukan kontrak waktu dengan pasien dan keluarga.
b. Tahap Pelaksanaan Discharge Planning :
1) Menyiapkan pasien dan keluarga, peralatan, status, kartu dan lingkungan.
2) Katim dibantu perawat pelaksana melakukan pemeriksaan fisik sesuai
kondisi pasien.

122
3) Katim memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan pasien dan
keluarga untuk perawatan di rumah tentang aturan diet, obat yang harus
diminum di rumah, aktivitas, yang harus di bawa pulang, rencana
kontrol. yang perlu di bawa saat kontrol, prosedur kontrol, jadwal pesan
khusus.
4) Katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk
mencoba mendemonstrasikan pendidikan kesehatan yang telah diajarkan.
5) Katim memberikan kesempatan kepada pasien dan keluarga
untukbertanya bila belum mengerti.

c. Tahap post pelaksanaan Discharge Planning:


1) Karu melakukan evaluasi terhadap perencanaan pulang
2) Karu memberikan reinforcement atau reward kepada pasien
dankeluarga jika dapat melakukan dengan benar apa yang
sudahdilaksanakan.
3) Followup

123
PENERAPAN DISCHARGE PLANNING

Penanggung jawab : Andhika Wahyu Kurniawan


Tujuan : Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan
diharapkan semua perawat di Ruang Yudistira dan mahasiswa mampu
melaksanakan discharge planning dengan benar.
Waktu : Sabtu/24 Juli 2021
Rencana Strategi :
a. Mendiskusikan sistem pendokumentasian kegiatan discharge planning dengan
Kepala Ruang Yudistira RSUD Jombang
b. Membuat format pendokumentasian discharge planning.
c. Membuat petunjuk teknis pengisian format discharge planning.
d. Merencanakan jadwal pelaksanaan discharge planning pada pasien baru datang
selama perawatan dan akan pulang.
e. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pada pasien baru datang, selama
perawatan dan akan pulang.
f. Melaksanakan pendokumentasian discharge planning dengan benar
g. Evaluasi sistem pelaksanaan discharge planning yang telah dilakukan.

124
ALUR DISCHARGE PLANNING

Dokter dan tim


Ners PP di bantu PA
Kesehatan lain

Penentuan keadaan pasien


1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian Program HE Lain-lain


administrasi  Pengobatan / kontrol
 Kebutuhan nutrisi
 Aktivitas & istirahat
 Perawatan dirumah

Monitor
(sebagai program service safety
oleh keluarga dan petugas)

Gambar 2.6 Alur Discharge Planning

3.9 DOKUMENTASI KEPERAWATAN


Dokumentasi adalah catatan otentik yang dapat dibuktikan atau
dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Komponen dari dokumentasi
mencakup aspek komunikasi, proses keperawatan, standar keperawatan.
1. Tujuan Utama Pendokumentasian
a. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat
kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasitindakan.

125
b. Dokumentasi untuk penelitian, hukum dan etika.
2. Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Hukum
Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi
resmi dan bernilai hukum, oleh karena itu data harus diidentifikasi
secara lengkap, jelas, objektif dan ditandatangani oleh tenaga
kesehatan atau perawat. Dalam hal ini perlu dicantumkan waktu
dan sebaiknya dihindari adanya penulisan yang dapat
menimbulkan interpretasi yang salah.
b. Jaminan Mutu (kualitas pelayanan)
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberi
kemudahan perawat untuk menyelesaikan masalah klien serta
untuk mengetahui sejauh mana masalah dapat teratasi. Hal ini
juga memungkinkan perawat untuk mengetahui adanya masalah
baru secara dini.
c. Komunikasi
Dokumentasi merupakan alat perekam masalah yang berkaitan
dengan klien sehingga dapat dijadikan sebagai alat komunikasi
antar tenaga kesehatan
d. Keuangan
Semua tindakan keperawatan yang belum, sedang dan telah
diberikan dicatat dengan lengkap sebagai acuan dalam
menentukan biaya perawatan klien.
1. Pendidikan
Dokumentasi berisi kronologis dari kegiatan asuhan
keperawatan yang dapat digunakan sebagai bahan atau
referensi pembelajaran bagi siswa atau profesi keperawatan.
2. Penelitian
Data yang terdapat dalam dokumentasi keperawatan
mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
riset untuk pengembangan ilmu keperawatan.
3. Akreditasi

126
Dokumentasi keperawatan dapat digunakan untuk melihat
sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendokumentasian :
a. Jangan menghapus dengan tipe x atau menghapus tulisan yang salah.
Cara yang benar adalah dengan mencoret tulisan yang salah dengan 2
garis kemudian dituliskan kata salah dan diberi paraf, setelah itu
dituliskan catatanyang benar.
b. Jangan mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain yang dapat
digunakan sebagai bukti terhadap asuhan keperawatan yang tidak
professional.
c. Jangan tergesa-gesa melengkapi catatan, pastikan dulu bahwa datanya
akurat.
d. Catat hanya fakta, akurat, reliable.
e. Jangan biarkan pada akhir catatan perawat kosong. Coret bagian sisa
yangkosongdan bubuhkan tanda tangan.
f. Semua catatan ditulis dengan tinta dan bahasa yang lugas.
g. Jika mempertanyakan suatu instruksi catat bahwa anda sedang
mengklarifikasi.
h. Tulis hanya untuk diri sendiri.
i. Hindari penulisan yang kurang spesifik.
j. Catatlah dokumentasi dengan waktu dan diakhiri dengan tanda tangan.
Pastikanurutan kejadian dicatat dengan benar dan ditanda tangani
4. Kelompok mencoba membuat suatu model pendokumentasian yang
mengacupada model PIE. Teknik pengisian lembar dokumentasi
keperawatan:
a. Pengkajian pada waktu klien masuk diikuti pengkajian persistem.
b. Pengkajian dilakukan secara komprehensif.
c. Lembar dokumentasi asuhan keperawatan:
1) Pengisian nama, umur, jenis kelamin, tanggal, dan nomor register
klien.
2) Tiap lembar data diisi problem, intervensi dan evaluasi.

127
d. Pada kolom problem ditambahkan data subjektif dan objektif.
e. Pada kolom intervensi, intervensi langsung terhadap
penyelesaianmasalah ditandai dengan "I" (intervensi), nomor masalah
dicatat dandibuat oleh katim.
f. Pada kolom evaluasi dicatat keadaan klien sebagai pengaruh dari
intervensi diidentifikasi dengan tanda "E" (evaluasi) dan nomor
masalah. berisi tentang jam dan paraf perawat
g. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi sesuai dengan hasil dari
jumlah ewss (setiap pergantian jaga).
Keuntungan pendokumentasian:
1) Memungkinkan penggunaan proses keperawatan.
2) Rencana tindakan dan catatan perkembangan dapat dihubungkan.
3) Memungkinkan pemberian asuhan keperwatan secara berkelanjutan.
4) Perkembangan klien dapat dengan mudah digambarkan.
Kerugian pendokumentasian:
1) Tidak dapat digunakan untuk pencatatan semua disiplin ilmu.
2) Pembatasan rencana tindakan keperawatan yang tidak aplikatif untuk
beberapa situasi keperawatan.
Bagian dari dokumentasi keperawatan:
Format pengkajian dengan menggunakan format pengkajian
persistem.
Lembar dokumentasi keperawatan dengan system PIE berisi tentang:
a. Nama klien
b. Umur
c. No Register
d. Diagnosa medis
e. Diagnosa keperawatan
f. Kolom tanggal dan jam
g. Kolom problem
h. Kolom intervensi
i. Kolom implementasi
j. Evaluasi

128
k. Kolom tanda tangan
Tujuan dari pendokumentasian keperawatan adalah:
1. Komunikasi
1) Koordinasi asuhan keperawatan
2) Mencegah informasi berulang
3) Meminimalkan kesalahan dan meningkatkan asuhan keperawatan
4) Penggunaan waktu lebih efisien
2. Mekanisme pertanggung jawaban
1) Dapat dipertangggung jawabkan baik kualitas dan kebenaran
2) Sebagai perlindungan hukum bagi perawat
3. Metode pengumpulan data
1) Mencatat kemajuan pasien secara reliable dan objektif
2) Mendeteksi kecenderungan yang mungkin terjadi
3) Sebagai bahan penelitian
4) Sebagai data statistik
4. Sarana pelayanan keperawatan secara individu: mencatat secara
terintegrasiberbagai aspek pasien: kebutuhan, kekuatan dan keadaan
khusus.
5. Sarana untuk evaluasi
6. Sarana untuk meningkatkan kerjasama antar disiplin dalam tim
kesehatan
7. Sarana pendidikan lanjutan
8. Memantau kualitas asuhan keperawatan yang diterima dan kompetensi
yangberhubungan untuk asuhan keperawatan
Standar Dokumentasi Keperawatan berupa:
1. Kepatuhan terhadap aturan pendokumentasian yang ditetapkan oleh
profesi atau pemerintah. Pencatatan tersebut menyediakan pedoman
penggunaansingkatan, tanda tangan, metode jika ada kesalahan, dan
peraturan jika data terlambat masuk.
2. Standar profesi keperawatan dituliskan kedalam catatan kesehatan. Data
yang ada menjabarkan apa yang dilakukan perawat.Peraturan tentang
praktekkeperawatan dapat dilihat pada catatan pelayanan kesehatan.

129
Data yang tertulis menunjukkan kegiatan perawat yang independent dan
interdependen.
3. Pedoman akreditasi harus diikuti. Penekanan yang khusus pada data
tentangkegiatan observasi dan evaluasi.
Dokumentasi Asuhan Keperawatan:
1. Dokumentasian pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah fase pengumpulan data dari proses
keperawatan untuk mengumpulkan data yang sistematis. Tujuan dari
pangkajian adalah untuk mengumpulkan, mengorganisir dan mencatat
data yang menjelaskan respon manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan. Tujuan dari pencatatan data pengkajian keperawatan adalah:
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan respon pasien yang
dinyatakan dalam diagnosa keperawatan yang mempengaruhi
tindakan keperawatan yang diperlukan
b. Menggabungkan dan mengorganisir informasi yang dikumpulkan
daribeberapa sumber menjadi satu sumber umum, sehingga pola-
pola kesehatan pasien dapat dianalisa dan masalah-masalah dapat
diidentifikasi.
c. Meyakinkan garis dasar informasi yang ada dan untuk bertindak
sebagai poinreferensi untuk mengukur perubahan pada kondisi
pasien.
d. Mensuplai data yang cukup untuk memberikan alasan akan
kebutuhan pasien terhadap pelayanan keperawatan
e. Memberikan dasar guna penulisan rencana keperawatan yang efektif.
2. Dokumentasi diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah tahap proses keperawatan yang
meliputi: mengidentifikasi masalah pasien yang dapat dipecahkan
(ditangani, dikurangi atau dirubah) melalui intervensi keperawatan.
Diagnosa keperawatan menggunakan pengkajian data sampai respon
pasien pada masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan adalah
sebuah pernyataan singkat dalam pertimbangan perawat

130
menggambarkan respon pasien pada masalah keperawatan yang aktual
dan resiko.
Tujuan diagnosa keperawatan:
a. Menyampaikan masalah pasien dalam istilah yang dimengerti oleh
semuaperawat
b. Mengenali masalah-masalah pasien yang utama pada pengkajian
data
c. Mengenali perkembangan tindakan keperawatan
Kategori diagnosa keperawaran:
a. Aktual: Menunjukkan masalah yang ada pada pengkajian data
b. Resiko/resiko tinggi: Merupakan masalah potensial dari pengkajian
data yang apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan dapat
menjadi masalah aktual
c. Kemungkinan: Menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan
padapengamatan dan pengawasan.
Komponen diagnosa keperawatan:
a. Pernyataan masalah
b. Penyebab masalah
c. Tanda dan gejala
3. Dokumentasi rencana tindakan keperawatan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan
termasukmenentukan prioritas dan menentukan metode yang digunakan
untuk penyelesaian masalah. Tujuan dari perencanaan, menyusun
rencana keperawatan yang dapat digunakan dalam masalah aktual,
resiko atau kemungkinan reaksi manusia terhadap masalah kesehatan.
Fokus dari perencanaan adalah untuk menyusun rencana tindakan
dengan pendekatan penyelesaian masalah. Melalui proses ini, perawat
memprioritaskandan membuat daftar masalah klien yang memerlukan
intervensi keperawatan.
Komponen yang mendasari rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3
komponen:
1) Diagnosa keperawatan

131
2) Hasil yang diharapkan/kriteria hasil
3) Instruksi perawat/intervensi keperawatan
4. Dokumentasi intervensi keperawatan
Tujuan dokumentasi intervensi keperawatan
1) Mengkomunikasikan secara tepat apa yang telah dilakukan pada
pasien (mencegah duplikasi terhadap pengobatan)
2) Sebagai klaim malpraktek
3) Sebagai justifikasi staffing
4) Efektif dan efisiensi dana.
Jenis intervensi:
1) Intervensi terapeutik
Tindakan terapeutik adalah tindakan yang langsung sesuai dengan
keadaan pasien. Intervensi terapeutik meliputi tindakan keperawatan
dan tindakan medis
2) Intervensi pemantapan/ observasi
Observasi dan penilaian yang benar tentang kemajuan kondisi
kesehatan pasien yang serta yang mempengaruhi hambatan-
hambatan dalam kesehatan klien. Dokumentasi intervensi
mengidentifikasi mengapa suatu tindakan dilakukan pada pasien, apa
yang terjadi, kapan, bagaimana dan siapa yang melakukanintervensi.
Komponen dokumentasi intervensi keperawatan meliputi:
a. WHY: Alasan tindakan
b. WHAT: Penjelasan tentang apa yang dilakukan secara lengkap
dan rinci
c. WHO: Siapa yang melaksanakan intervensi
d. WHEN : Waktu pelaksanaan
e. HOW: Tindakan dilakukan dengan prinsip alamiah dan rasional.
5. Dokumentasi evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan. Tugas
selama tahap ini termasuk pencatatan pernyataan evaluasi dan revisi
rencana tindakan keperawatan dan intervensi keparawatan jika perlu.
Tujuan evaluasi keperawatan adalah untuk menentukan seberapa

132
efektifnya tindakan keperawatan itu untuk mencegah atau mengobati
respon manusia terhadap prosedur kesehatan.
Tujuan dokumentasi evaluasi:
1) Merupakan faktor penentu terhadap keefektifan keputusan
pencegahan. pengobatan dan pengobatan terhadap respon pasien
akan masalahkeperawatan
2) Menilai pencapaian tujuan keperawatan
3) Menilai efektifitas rencana keperawatan atau strategi asuhan
keperawatan
Komponen evaluasi :
1) Mencatat rumusan evaluasi
2) Merevisi/ memodifikasi rencana keperawatan
3) Intervensi jika diperlukan
4) Mencatat secara berkesinambungan informasi tentang pasien
5) Pengkajian ulang
Tipe pernyataan evaluasi :
1. Evaluasi formatif
Pernyataan formatif langsung merefleksikan observasi perawat dan
analisis terhadap respon pasien langsung setelah intervensi
keperawatan.
2. Evaluasi sumatif
Pernyataan sumatif merefleksikan rekapitulasi dan sypnopsis
observasi serta analisis mengenai status kesehatan klien terhadap
waktu.

133
ALUR DOKUMENTASI

PP dibantu PA
Pasien Baru

Penulisan status pasien secara


menyeluruh

Dokumentasi hingga
pasien pulang

Gambar 3.3 Alur Dokumentasi

134
BAB IV
PELAKSANAAN

Pada bab ini akan diuraikan aplikasi Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam praktek manajemen keperawatan
di Ruang Yudistira pada tanggal 07-Juni 2021. Pelaksanaan MAKP ditekankan
pada komponen utama yaitu : (1) Penetapan tenaga keperawatan, (2) Sarana
Prasarana, (3) Sistem MAKP, (4) Penerimaan pasien baru, (5) Sentralisasi obat,
(6) Tembang terima, (7) Discharge Planning, (8) Supervisi, (9) Ronde
Keperawatan/RDK, dan (10) Dokumentasi Keperawatan.
Untuk efektifitas pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dalam menentukan kebijakan-kebijakan internal yang sifatnya umum
kelompok menyusun struktur organisasi sebagai berikut :
Kepala ruangan : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati, S.Kep.Ns, M. Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep.,Ns.,MM
Ketua Kelompok : Andika Wahyu Kurniawan
Wakil kelompok : Anggelisa Larasati
Sekertaris : Helen Ayu Prameswari
Bendahara : Sriwati
Humas : Sonya Martha Santya

Penanggung Jawaban Kegiatan


Penanggung Jawaban MAKP : Robyansyah
Ronde Keperawatan : Anggelisa Larasati
Supervisi Keperawatan : Helen Ayu Prameswari
Penerimaan pasien baru : Anis Setyowati
Sentralisasi Obat : Sriwati
Discharge Planning : Andika Wahyu Kurniawan
Dokumentasi Keperawatan : Sonya Matha Santya
DRK : Putri Rosyita Della

135
Sarana dan prasarana : 1. Anis Setyowati
2. Robyansyah
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan pengorganisasian
dalam pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala ruangan
2. Katim (Perawat primer)
3. Anggota (Perawat Associate)

4.1 M1-MAN
Penilaian dan pengawasan M-1 (Man) Pada Perhitungan kebutuhan tenaga
perawat dilakukan oleh mahasiswa praktek profesi managemen kepada pasien
kelolaan periode 07 Juli 2021 menggunakan Metode Douglas Dengan
rekapitulasi sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan buku pencatatan jumlah penderita setiap hari serta tingkat
ketergantungannya.
b. Menyiapkan konsep perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan klien.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan data mengenai jumlah klien serta tingkat
ketergantungan dari shif pagi, siang, malam mulai tanggal 07-09 Juni
2021.
b. Melakukan tabulasi data dan melaksanakan perhitungan jumlah
kebutuhan tenaga berdasarkan tingkat ketergantungan klien.
c. Melakukan perhitungan jumlah tenaga yang bertugas dalam sehari pada
shif pagi, siang dan malam.
Pertimbangan kelompok menggunakan metode primer sebagai MAKP
dalam praktek manajemen keperawatan adalah :
a. Adanya tenaga dengan kualifikasi sarjana keperawatan (Praktik
Mahasiswa).

136
b. Terdapat standart asuhan keperawatan dari ruangan dan standart yang
dicoba dibuat mahasiswa praktek manajemen.
c. Berdasarkan analisa situasi yang dilakukan, rasio perawat cukup seimbang,
dimana kebutuhan perawat rata-rata perhari adalah 10-15 orang.
Pembagian shift juga dilaksanakan mulai tanggal 10 Juli – 16 Juli 2021.
Selama jaga dinas mahasiswa mencoba melaksanakan asuhan keperawatan
secara komprehensif sesuai dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa
serta di damping dan dibimbing oleh perawat ruangan. Setiap mahasiswa
diberi kesempatan untuk melakukan peran menjadi Kepala Ruangan,
Perawat Primer, Perawat Associate dengan pembagian yang cukup adil.
3. Hambatan dan Dukungan
a. Hambatan
Kendala dan hambatan yang dialami mahasiswa selama
pelaksanaan peran antara lain : adaptasi peran yang dilakukan oleh
mahasiswa baik dari KARU, Perawat Primer, dan Perawat Associate
belum diterapkan secara maksimal, namun semua mahasiwa sudah
berperan dan menjalankan tugas sesuai peran masing-masing sebagai
kepala ruangan, perawat primer, dan perawat associate.
b. Dukungan
Dukungan diperoleh dari kepala ruangan, pembimbing akademik,
pembimbing ruangan, tenaga keperawatan ruangan terhadap
pelaksanaan profesi manajemen dengan memberikan sarana, masukan
dan bantuan ketenagaan dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan yang terbaik pada pasien kelolaan kami.
c. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk ketenagakerjaan (M1) adalah perlu
pemahaman kembali mengenai tugas dan kewajiban setiap peran baik
Karu, Katim, dan PA yang sudah diterapkan oleh mahasiswa sehingga
dapat meningkatkan kesiapan tenaga keperawatan untuk
memaksimalkan kinerja yang profesional dan meningkatkan kualitas
asuhan keperawatan yang dilakukan.

137
4.2 M2-MATERIAL
1. Persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan kelompok adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan peralatan yang difasilitasi oleh pihak Rumah Sakit.
b. Pengadaan investarisasi APD dengan pendanaan mandiri.
c. Menyiapkan lembar operan setiap shif.
d. Menyiapkan lembar asuhan keperawatan pasien.
2. Pelaksanaan
a. Memanfaatkan peralatan yang telah tersedia dengan baik.
b. Merawat sarana dan prasarana dengan baik.
3. Hambatan
Kelompok tidak menemukan hambatan dalam pemanfaatan sarana
dan prasarana selama praktek manajemen berlangsung.
4. Dukungan
Dukungan Kepala Ruangan sekaligus pembimbing ruangan dan
perawat, memfasilitasi sarana dan prasarana ruangan serta fasilitas yang
diperlukan saat melakukan praktek manajemen keperawatan, lebih
utamanya dalam membantu dan mengijinkan mahasiswa dalam
melaksanakan asuhan pada pasien kelolaan di kelas 2 ruang Yudistira.
5. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk sarana dan prasarana (M2) adalah
mahasiswa dapat memanfaatkan dan bisa menjaga sarana prasarana yang
sudah ruangan fasilitasi, sehingga proses praktika dapat berjalan dengan
baik.

4.3 M3-METHODE
4.3.1 (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
Berdasarkan hasil pengkajian, kelompok menerapkan Model
Asuhan Keperawatan Primer.
1. Pelaksanaan
Pelaksanaan tahap minggu pertama mulai tanggal 12 Juli hingga 17
Juli 2021 dengan pembagian jadwal shif 1 dan shif 2. Selama jaga dinas

138
mahasiswa mencoba melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa dengan bantuan
pembimbing dari perawat ruangan. Setiap mahasiswa diberi kesempatan
untuk melakukan peran dari Kepala Ruangan, Perawat primer, Perawat
Associate dengan pembagian yang merata.
2. Hambatan
Kelompok masih mengalami sedikit hambatan dalam pengolaan
pasien, karena waktu dinas yang terbatas hanya 3 jam dan waktu yang
dibagi dengan penyelesaikan laporan sehingga kurang menguasai pasien.
3. Dukungan
Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana. Pihak perawat
ruangan tetap mematuhi tindakan asuhan keperawatan mahasiswa yang
dilakukan kepada pasien di kelas 2.
4. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk MAKP berdasarkan hambatan adalah
mahasiswa harus memaksimalkan peran masing-masing di setiap shiftnya
walaupun dengan waktu yang singkat sehingga dapat memahami dan
menerapkan model MAKP tim dengan baik.

4.3.2 Timbang Terima Keperawatan


1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Setelah penanggungjawab timbang terima ditunjuk, disusun
proposal kegiatan.
b. Menyusun format timbang terima klien (hand over) serta petunjuk
teknisi pengisiannya.
c. Menyiapkan kasus kelolaan yang akan dilakukan timbang terima.
d. Menyiapkan pelaksanaan timbang terima.
2. Pelaksanaan
Topik : Timbang Terima
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 Juli 2021

139
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pelaksana : Dari PP pagi, diikuti PA dan KARU
sebagai fasilitator
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Helen Ayu P
Kepala Ruangan : Robyansyah
Perawat Primer : Sriwati
Perawat Associate : Della
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati S.Kep.Ns, M. Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep.,Ns.,MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Supervisor : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Pasien : Anis
3. Evaluasi Pelaksanaan
Pelaksanaan secara penuh dilaksanakan pada tanggal 21 Juli
2021 sejumlah 1 pasien kelolaan kelompok. Pelaksanaan peran
timbang terima dilaksanakan hari rabu, 21 Juli 2021 jam 10.00 WIB
dari shift 1 ke shift 2. Timbang terima diawali di nurse station
dengan berdoa, timbang terima dilakukan dengan menyampaikan
identitas klien, diagnosa medis, keluhan klien, masalah keperawatan,
data subyektif, data obyektif, intervensi yang sudah dan belum
dilaksanakan, diit dan pesan khusus. Setelah semua klien ditimbang
terimakan, perawat melakukan validasi data dengan mendatangi
klien satu persatu, setelah validasi data selesai perawat kembali ke
nurse station dan melakukan klarifikasi. Setelah itu PP, PA dan
kepala ruangan menandatangani lembar timbang terima.
4. Hambatan
1. Kepala ruangan belum membagi pasien ke perawat saat dilakukan
timbang terima.
2. Perawat primer tidak menjelaskan terapi yang sudah diberikan
kepada perawat pelaksana.

140
3. Perawat primer tidak menjelaskan tindakan selanjutnya kepada
perawat pelaksana.
4. Perawat primer tidak menekankan masalah keperawatan kepada
perawat pelaksana.
5. Perawat primer tidak menjelaskan hasil laboratorium kepada
perawat pelaksana.
6. Perawat primer belum menjelaskan mengenai pasien KRS.
7. Perawat primer belum memvalidasi kondisi pasien terkini,
mengidentifikasi pasien (sapaan, pertanyaan terbuka)
8. Form hand over tidak ad
5. Dukungan
1. Proses bimbingan pelaksanaan timbang terima oleh pembimbing
klinik.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.
6. Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan saat timbang terima, mahasiswa memvalidasi
kondisi pasien terkini dan mengidentifikasi pasien (sapaan dan
pertanyaan terbuka) saat melakukan timbang terima bed to bed.

4.3.3 Discharge Planning


1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan antara lain :
a. Ditunjuk penanggung jawab.
b. Penanggung jawab menyusun proposal dan menyiapkan format
discharge planning yang dibuat mahasiswa.
c. Penanggung jawab membuat roleplay dan leaflet.
d. Menyiapkan pasien kelolaan yang akan dilakukan discharge
planning.
e. Mengadakan pendekatan dengan klien dan keluarga mengenai
discharge planning.

141
f. Mengadakan pendekatan dengan tim medis lain untuk persiapan
discharge planning.
2. Pelaksanaan
Topik : Discharge planning masuk dan pulang
Hari/Tanggal : Kamis, 12 Agustus 2021 dan Sabtu 14 Agustus
2021
Waktu : 13.00 WIB dan 14.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Andhika Wahyu
Kepala Ruangan : Andhika Wahyu
Perawat Primer : Sonya Martha
Perawat Associate : Putri Rosyita Della
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati S.Kep.Ns, M. Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep.,Ns.,MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Supervisor : Etty Khamdiyah,S.Kep.Ns
Pasien : Robyansyah
3. Evaluasi Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning dilakukan pasien pulang
sudah dilakukan pada kelompok pada tanggal 12 dan 14 Agustus
2021 diruang nurse station bagian barat ruang Yudistira yang
dilakukan Perawat Primer antara lain :
a. PP memberikan HE (Healt Education) pada klien saat awal dan
akan pulang. Yang akan direncanakan pulang meliputi : Dokter
yang merawat, diagnosa penyakit, rencana pemeriksaan,
pengobatan, perawatan dirumah, perkembangan asuhan pasien,
penggunaan obat, diit makanan, perawatan lanjutan setelah pasien
pulang, pembayaran administrasi.
b. Setelah klien dan keluarga mendapatkan discharge planning,
maka klien mendatangani format discharge planning.

142
c. Kegiatan roleplay discharge planning yang dihadiri kepala
ruangan sekaligus pembimbing ruangan pada hari sabtu 12
agustus 2021 pukul 14.00 WIB. Discharge Planning diberikan
kepada keluarga klien Sdr D dengan diagnosa P.O laparatomi +
Omentexhtomy appendictomy.
4. Hambatan
Kurangnya lembar leaflet untuk edukasi pada keluarga.
5. Dukungan
1. Proses bimbingan pelaksanaan discharge planning oleh
pembimbing klinik.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk mengatasi hambatan dari
pelaksanaan discharge planning adalah persiapkan kembali dengan
baik seperti media edukasi (leaflet) dan semua persiapan untuk
kebutuhan pasien pulang seperti obat, hasil pemeriksaan penunjang
seperti foto CT-Scan, X-Ray dan surat kontrol pasien.

4.3.4 Dokumentasi Keperawatan


1. Persiapan
Format asuhan keperawatan yang disediakan terdiri dari
penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien baru, lembar
persetujuan rawat inap, lembar informasi dan edukasi pasien dan
keluarga terintegrasi, lembar assesment awal asuhan keperawatan,
catatan perkembangan, lembar observasi vital sign, lembar
pemberian obat injekasi dan oral, lembar persetujuan tindakan,
lembar penolakan tindakan, discharge planning, lembar resiko jatuh,
dan timbang terima (Hand Over).
2. Pelaksanaan
Topik : Dokumentasi Keperawatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Juni 2021

143
Waktu : 14.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Sonya Martha Santya
Kepala Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep., Ns
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati,S.Kep.,Ns, M.Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep., Ns, MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep., Ns
Supervisor : Etty Khamdiyah, S.Kep., Ns
3. Evaluasi Pelaksanaan
Proses pelaksanaan pengisian dokumen mulai tahap pengisian
format asuhan keperawatan yang disediakan terdiri dari penerimaan
pasien baru, lembar serah terima pasien baru, lembar persetujuan
rawat inap, lembar informasi dan edukasi pasien dan keluarga
terintegrasi, lembar assesment awal asuhan keperawatan, catatan
perkembangan, lembar observasi vital sign, lembar pemberian obat
injekasi dan oral, lembar persetujuan tindakan, lembar penolakan
tindakan, discharge planning, lembar resiko jatuh, dan timbang
terima (Hand Over).
4. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Tidak ada hambatan dalam melakukan pendokumentasian.
5. Dukungan
a. Lahan praktek mendukung diadakannya kegiatan
pendokumentasian rekam medis yang dilakukan oleh mahasiswa
praktek manajemen.
b. Adanya bimbingan dari pembimbing akademik dan pembimbing
klinik yang rutin memberikan masukan untuk pelaksanaan
kegiatan pendokumentasian rekam medis serta tersedianya format
pendokumentasian rekam medis.

144
6. Rencana Tindak Lanjut
Kurangnya pemahaman sebagian kecil anggota kelompok
terhadap cara pengisian format, maka perlu dilakukan supervisi
dokumentasi minimal 1 kali, sehingga mahasiswa mampu
memahami cara dalam pengisian format pendokumentasian.

4.3.5 Supervisi
1. Persiapan
a. Menentukan penanggung jawab supervisi keperawatan.
b. Menyusun proposal kegiatan supervisi dengan menetapkan
supervisi tindakan keperawatan yang telah dipilih.
c. Menyusun instrumen supervisi dan format lainnya.
d. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
2. Pelaksanaan
Topik : Supervisi
Hari/Tanggal : Senin, 14 Juni 2021
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Helen Ayu Prameswari
Kepala Ruangan : Helen Ayu Prameswari
Perawat Primer : Anggelisa Larasati
Perawat Associate : Sonya Martha
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati,S.Kep.,Ns, M.Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep., Ns, MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
Supervisor : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
Pasien : Tn. Andhika
3. Evaluasi Pelaksanaan
Pelaksanaan supervisi keperawatan sudah dilakukan oleh
kelompok yaitu supervisi langsung dengan mengunjungi ke bed
pasien dan dilaksanakan pada 14 Juni 2021. Kegiatan roleplay

145
supervisi ini dihadiri oleh pembimbing ruangan dan perawat
ruangan. Kegiatan supervisi ini dilakukan secara langsung yaitu
tindakan injeksi IV dan petugas yang berperan adalah Nur Faizah
(KARU), Mellysa (KATIM), Ika (PA).
4. Hambatan
Hambatan yang dialami dalam peaksanaan supervisi yaitu:
a. Kurangnya pemahaman kelompok dalam menjalankan masing-
masing peran
b. Kurangnya persiapan kelompok dalam meakukan kegiatan
supervisi
5. Dukungan
a. Lahan praktik mendukung supervisi yang dilakukan oleh
mahasiswa manajemen
b. Adanya bimbingan langsung dari pembimbing klinik yang selalu
memberi masukan serta arahan kepada kelompok
c. Penerapan SOP saat melakukan supervisi belum dilaksanakan
dengan baik
d. Kelompok kurang teliti dalam menyiapkan peralatan sebelum
melakukan supervisi
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang harus dilakukan yaitu mahasiswa lebih
meningkatkan persiapan dan memahami isi SOP, dan lakukan SOP
dengan benar, serta memahami peran masing-masing.

4.3.6 Penerimaan Pasien Baru


1. Persiapan
Penerimaan pasien baru seharusnya bagian dari MAKP PRIMER,
penerimaan pasien baru ini merupakan kegiatan tambahan. Persiapan
penerimaan pasien baru meliputi :
a. Menunjuk penanggungjawab kegiatan penerimaan klien baru.
b. Menyusun proposal kegiatan.
c. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai dengan pesanan.

146
d. Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, lembar serah terima
pasien baru dari IGD
2. Pelaksanaan
Topik : Penerimaan pasien baru
Hari/Tanggal : Senin, 14 Juni 2021
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Anis Setyowati
Kepala Ruangan : Andhika Wahyu
Perawat Primer : Putri Rosyita Della
Perawat Associate : Sriwati
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati,S.Kep.,Ns, M.Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep., Ns, MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
Supervisor : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
Pasien : Tn. Robyansah
3. Evaluasi Pelaksanaan
Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru masih belum maksimal.
Kekurangan dari pelaksanaan role play yang dilakukan oleh
mahasiswa adalah belum menyebutkan status administrasi pasien,
tindakan yang sudah dilakukan di IGD, rencana yang akan
dilakukan selanjutnya, serta lembar tranfer internal dari IGD belum
ada.
4. Hambatan
Tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru, tetapi mahasiswa belum sepenuhnya memahami peran
masing-masing
5. Dukungan
1. Dukungan langsung dari pembimbing dan perawat ruangan untuk
pelaksanaan penerimaan pasien baru

147
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara
perawat ruangan dan mahasiswa sebagai pelaksana
6. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan penerimaan pasien baru yaitu perlu adanya bimbigan
lanjut agar mahasiswa dapat menguasai dengan baik peran dari
masing-masing.

4.3.7 Sentralisasi Obat


1. Persiapan
a. KARU memberitahukan kepada PP terhadap pasien baru yang
akan dilakukan penjelasan tentang sentralisasi obat yang
dilakukan di ruang Yudistira kelas 2.
b. PP melakukan persiapan sentralisasi obat meliputi infomed
consent, format serah terima obat, format persetujuan dilakukan
sentralisasi obat dan format pemberian obat.
c. PP melaksanakan sentralisasi obat berkolaborasi dengan dokter
dan bagian farmasi.
d. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan pengelolaan
2. Pelaksanaan
Topik : Sentralisasi obat
Hari : Senin, 14 Juni 2021
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira
Pengorganisasian :
Penanggung jawab : Sriwati
Kepala Ruang : Anggelisa Larasati
Perawat primer : Robyansyah
Perawat Assosiate : Anis Setyowati
Pasien : Sriwati
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati,S.Kep.,Ns, M.Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep., Ns, MM

148
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
Supervisor : Etty Khamdiyah, S.Kep.,Ns.
3. Evaluasi
Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan bersamaan dengan
penerimaan pasien baru. Kekurangan dari pelaksanaan ini adalah
perawat tidak menerangkan bagaimana sistem sentralisasi obat
diruang yudistira
4. Hambatan
Tidak ada hambatan dalam pelaksanaan sentralisasi obat
5. Dukungan
Besarnya dukungan dari kepala ruangan dan perawat ruangan
terhadap mahasiswa untuk mengikuti kegiatan sentralisasi obat
diruangan Yudistira
6. Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan dalam sentralisasi obat sesuai dengan SOP RSUD,
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada
pasien.

4.3.8 Refleksi Diskusi Kasus


1. Persiapan
1. Menentukan penanggungjawab RDK
2. Mencari kasus pasien tanggal 8 Juni 2021 serta melakukan
pengkajian.
3. Menyusun Asuhan Keperawatan dari Pengkajian sampai dengan
Evaluasi Keperawatan.
4. Menyusun Proposal kegiatan.
5. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
2. Pelaksanaan
Topik : Refleksi Diskusi Kasus
Hari/Tanggal : Kamis, 17 Juni 2021
Waktu : 12.00 sampai dengan 13.00 WIB
Tempat : Ruang Yudistira

149
Pengorganisasian
Penanggungjawab : Anggelisa Larasati
Kepala Ruangan : Anggelisa Larasati
Perawat Primer : Sonya Martha
Perawat Associate : Andhika Wahyu P
Pembimbing Akademik 1 : Dwi Prasetyaningati, S.Kep., Ns. M.Kep
Pembimbing Akademik 2 : Maharani Tripuspita, S.Kep., Ns. MM
Pembimbing Ruangan : Etty Khamdiyah, S.Kep., Ns
Supervisor : Etty Khamdiyah, S.Kep., Ns
Pasien : Tn.Robyansyah
3. Evaluasi pelaksanaan
Refleksi Diskusi Kasus (RDK) diaksanakan pada hari Rabu
tanggal 17 Juni 2021 pada jam 12.00 – 13.30 WIB pada klien Tn.R
dengan diagnosa medis Tetraparese ec Spinal Cord Injury +
Neurogenik Shock + Post COR + Post Hematuria, kegiatan Refleksi
Diskusi Kasus ini dihadiri oleh dr. Yvonne Sarah, Sp.OT,Spine dan
dr. Raden Taufan Mulyo., Sp. OT, Kepala ruangan, serta diikuti
oleh perawat ruangan via zoom.
Alur pelaksanaan RDK dimulai dari PP mengusulkan RDK
kepada Karu, kemudian Karu mengecek apa yang disampaikan oleh
PP, Karu mendapatkan kasus, Karu membuka pelaksanaan Refleksi
Diskusi Kasus. Pada hari pelaksanaan Diskusi Refleksi Kasus, Karu
membuka pelaksanaan kemudian penyaji mereview kasus kelolaan
yang digunakan untuk RDK, dalam diskusi ini mereview apa
tindakan yang dilakukan dengan kasus yang dialami oleh Tn.R,
menentukan masalah keperawatan yang ada saat pengkajian pada
Tn.R, serta menentukan tindakan maupun kesiapan keluarga dalam
merawat Tn.R saat dirumah.
4. Hambatan
a. Selama pandemi yang seharusnya dilakukan ronde keperawatan,
digantikan dengan Refleksi Diskusi Kasus

150
b. Kurang memunculkan masalah prioritas pada pasien kelolaan
yaitu pada masalah Breathing (pola nafas)
5. Dukungan
Pembimbing ruangan dan pembimbing akademik selalu memberi
arahan dan masukan sebelum dan esudah melakukan rolepay
6. Rencana Tindak Lanjut
Pelaksanaan RDK perlu dpersiapkan yang lebih matang lagi,
sehingga dalam pelaksanaan tidak mengalami hambatan baik dalam
hal waktu maupun data yang dipaparkan lebih lengkap.

4.4 M4-MONEY
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari Rumah Sakit yang
diperoleh dari APBD provinsi Jawa Timur dan dari ruang Yudistira. Selain
itu adanya depo farmasi diruangan memungkinkan menyimpan stok
peralatan medis yang diperlakukan. Sedangkan pembiayaan pasien
sebagian besar dari BPJS dan sebagian kecil umum. BPJS sendiri dibagi
menjadi 2 yaitu PBI dan Non PBI.

4.5 M5 - MARKETING
BOR PASIEN
Tabel BOR Tanggal 07 Juni 2021
NO Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1 HCU 3 8
2 Kelas 2 4 8
4 Ruang Combustion 0 8
Jumlah 7 24

151
Tabel BOR Tanggal 08 Juni 2021
NO Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1 HCU 4 8
2 Kelas 2 5 8
3 Ruang Combustion 1 8
Jumlah 10 24

Tabel BOR Tanggal 09 Juni 2021


NO Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1 HCU 1 8
2 Kelas 2 6 8
3 Ruang Combustion 1 8
Jumlah 8 24
Dalam 3 hari
Jumlah Pasien = 7+10+8 = 25
Jumlah Semua Bed = 24+24+24 = 72
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑑 𝑥 100%
25
BOR = 72 𝑥 100%

BOR =34%

Keselamatan Pasien (Patient Safety)


Tabel Kejadian Dekubitus
Tanggal
No Variabel Total
07-06-21 08-06-21 09-06-21
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0
Dekubitus
2 Jumlah pasien 0 0 0 0
beresiko
Dekubites

152
Tabel Kejadian Flebitis dan Resiko Jatuh
Tanggal
No Variabel Total
07-06-21 08-06-21 09-06-21
1 Jumlah kejadian 0 0 0 0
Flebitis
2 Jumlah kejadian 0 0 0 0
resiko jatuh

153
BAB V
EVALUASI

5.1 Penataan Ketenagaan Keperawatan (M1-Man)


Evaluasi Struktur
Pengelompokan ketenagakerjaan di setiap shift di Ruang Yudistira
RSUD Jombang berbeda karena tingkat intensitas kegiatan dimana shift
pagi hari lebih banyak dibandingkan shift siang atau malam karena
membutuhkan lebih banyak orang atau perawat.
Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan perorganisasian ketenagakerjaan, setiap hari pada
waktu shift terdapat kepala ruangan dimana masing-masing mahasiswa
mendapatkan bagian menjadi kepala ruangan pada shift pagi, PP (Perawat
primer pagi, perawat primer siang, perawat primer sore) dan Perawat
Asosiate (Perawat asosiate pagi, perawat asosiate siang, perawat asosiate
sore).
Evaluasi Hasil
Kebutuhan tenaga rata-rata perhari selama pelaksanaan praktek
manajemen keperawatan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien
Rata-rata jam perawatan atau pasien per hari
Rumus : Rata-rata per hari x Rata-rata jam perawatan pasien per jam
Rata-rata pasien perawatan pasien perhari = 7
Rata-rata jam perawatan pasien perhari = 3,5 jam
Maka 7 X 3,5 = 24,5
Jumlah tenaga = Jumlah jam perawat = 24,5 = 3,5 = 4
Jam kerja atau shift 7

Berdasarkan hari libur :


a. Loss Day atau hari libur atau cuti atau hari besar
Rumus :
Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat yang tersedia
Jumlah hari kerja efektif

154
(48+12+14)x4 = 116 = 0,4 = 1 orang
286 286

b. Tugas perawatan (PRS)


Faktor koreksi = jumlah tenaga keperawatan + Loss Day x 25 %
(4+1) x 25% = 4x25 = 100 = 1
100 100

Jumlah total perawat yang dibutuhkan :


Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + faktor koreksi
=4+1=5
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
78 x 5 = 390 = 1,36 = 1
286 286

Keterangan :
1) 78 adalah jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun
2) 286 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1 tahun
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :
4 orang + 1 orang kepala ruangan + 1 orang lepas dinas adalah 6 orang
Kebutuhan tenaga rata-rata perhari selama pelaksanaan praktek
manajemen keperawatan dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat
ketergantungan klien.
Evaluasi Tingkat Kepuasan Klien
Tingkat keberhasilan pelaksanaan penerapan metode Tim di Ruang
Yudistira RSUD Jombang diketahui dari hasil kuisioner tingkat kepuasan
pasien post perawatan. Kriteria hasil yang diberikan kuisioner adalah
sebagai berikut :
1. Lama perawatan di ruang Yudistira Kelas II selama 24 jam
2. Klien yang dirawat mulai tanggal 07-19 Juni 2021

155
Kuisioner tingkat kepuasan pasien diisi oleh klien/keluarga klien.
Kuisioner berisi 9 pertanyaan dan 1 essay saran dan kritikan . Dari data
yang sudah diperoleh melalui via web yang diberikan oleh mahasiswa
dan diisi oleh 10 orang dalam 3 hari tingkat kepuasan pasien didapatkan
a. Pertanyaan nomor 1. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 5 orang
b) Sesuai 5 orang
c) Kurang sesuai 0
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
b. Pertanyaan nomor 2. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 7 orang
b) Sesuai 3 orang
c) Kurang sesuai 0
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
c. Pertanyaan nomor 3. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 4 orang
b) Sesuai 5 orang
c) Kurang sesuai 1
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
d. Pertanyaan nomor 4. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 4 orang
b) Sesuai 6 orang
c) Kurang sesuai 0
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
e. Pertanyaan nomor 5. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 4 orang
b) Sesuai 5 orang
c) Kurang sesuai 1
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
f. Pertanyaan nomor 6. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sesuai sejumlah 4 orang
b) Sesuai 5 orang

156
c) Kurang sesuai 1
d) Tidak sesuai 0 dari 10 orang
g. Pertanyaan nomor 7. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat kompeten sejumlah 1 orang 5 orang
b) kompeten 5 orang
c) Kurang kopeten 1 orang
d) Tidak kopeten 0 orang
h. Pertanyaan nomor 8. Yang menjawab pilihan :
a) Sangat sopan dan ramah sejumlah 5 orang
b) Sopan dan ramah 4 orang
c) Kurang sopan dan ramah 1
d) Tidak sopan dan ramah 0 dari 10 orang
i. Pertanyaan nomor 9. Yang menjawab pilihan :
a) Dikelola dengan baik 6 orang
b) Berfungsi tapi kurang baik 3 orang
c) Ada tapi tidak berfungsi 1 orang
d) Tidak ada 0 dari 10 orang
Hambatan
Kelompok tidak mengalami hambatan dalam pembagian shift dengan
jumlah anggota 6 orang sehingga dibagi jadi 2 shift shift pagi 3 orang dan
siang 3 orang dalam kelolaan kelompok mendapatkan kelas II berjumlah 8
bed.
Dukungan
Masukan dari kepala ruangan, PP dan PA tentang data mengenai ruang
Yudistira dan kritikan mengenai alur MAKP yang sudah direncanakan
sangat berguna untuk pelaksanaan pengorganisasian tenagakerja yang
dikelola.

5.2 Evaluasi Model MAKP


Evaluasi Struktur
Dalam penerapan MAKP telah dibentuk struktur organisasi kelompok
dalam TIM, Gancart kegiatan , jadwal dinas, daftar pasien dan daftar uraian

157
kegiatan kepala ruangan, perawat primer, perawat asosiate serta mekanisme
MAKP.
Dari setiap kegiatan memiliki tanggung jawab dan peran masing-
masing dimulai dari persiapan sampai dengan evaluasi pada setiap kegiatan.
Evaluasi Proses
Selama melakukan pelaksanaan MAKP kelompok sudah menjalankan
tugas atau perannya masing-masing sesuai dengan petunjuk uraian tugas dan
jadwal dinas, hal ini dikarenakan mahasiswa masih dalam tahap proses
pembelajaran
Evaluasi Hasil
Penatalaksanaan MAKP pada pasien di ruang Yudistira di RSUD
jJombang sudah berjalan sesuai dengan peran masing-masing dengan
dukungan dari kepala ruangan , perawat-perawat yang ada di ruangan serta
bimbingan dan arahan dari pembimbing akademik dan kerja sama dari
anggota kelompok
Berdasarkan rencana yang telah dilakukan maka kegiatan yang
terlaksana adalah pada tabel 5.2 pelaksanaan kegiatan MAKP
No. Tanggal Kegiatan Ket.
1. 07 Juni 2021 - Pembekalan dan orientasi ruangan
2. 07-09 Juni 2021 - Pengkajian
- Pengumpulan data
- Penyusunan proposal
3. 10-15 Juni 2021 - Pelaksanaan dokumentasi
keperawatan dan Penerapan MAKP
Tim
4. 11 Juni 2021 - Desiminasi awal
- Revisi laporan desiminasi awal
- Penyusunan proposal role play
5. 12 Juni 2021 - Role play timbang terima
- Role play Discharge planning
6. 14 Juni 2021 - Role play supervise
- Role play sentralisasi obat

158
- Role play penerima pasien baru
7. 15-16 Juni- Persiapan dan penyusunan proposal dan
2021 askep RDK (via zoom)
8. 17-Juni-2021 RDK
9. 18-19 Juni-2021 - Desiminasi akhir
- Revisi laporan menejemen
desiminasi akhir
- Pengumpulan laporan

5.3 Evaluasi Timbang Terima


Evaluasi struktur
1) Persiapan dilakukan 1 minggu sebelum melakukan Role play. Timbang
terima dilakukan di ruang Yudistira kelas II RSUD Jombang, dalam
persiapannya sudah dibuat proposal kegiatan timbang terima dan juga
alur timbang terima. Untuk pelaksanaan timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift.
2) Acara dihadiri oleh :
a. Pembimbing Ruangan
b. Mahasiswa STIKES Insan Cendekia Medika Jombang sejumlah 6
orang

Evaluasi proses
Timbang terima dilakukan sebelum pergantian shift , pelaksana
timbang terima hadir ditempat pelaksana timbang terima 5 menit sebelum
acara dimulai dan kemudian kepala ruangan memimpin kegiatan timbang
terima yang dilakukan sebelum pergantian shift yaitu dari malam ke pagi.
Proses timbang terima diawali dengan doa bersama dan diikuti oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang digantikan shift.
Pada saat timbang terima pagi perawat asosiate malam melaporkan
kondisi pasien serta kegiatan yang telah dilakukan dan rencana keperawatan
selanjutnya kepada perawat shift pagi. Timbang terima berisi mengenai

159
nama klien, diagnosa medis, keluhan pasien saat ini, masalah keperwatan
dan hal apa saja yang perlu diperhatikan.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri semua mahasiswa praktek manajemen dan kepala
ruangan Yudistira RSUD Jombang timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift dari pagi ke siang, setiap perawat mengetahui
perkembangan dan kondisi pasien. Perawat mempunyai rencana kerja untuk
kegiatan berikutnya selain itu komunikasi antar perawat berjalan dengan
baik sehingga timbang terima berjalan dengan lancar. Peserta aktif dalam
diskusi dan peserta tidak meninggalkan tempat saat kegiatan berlangsung.
Hambatan
Pelaksanaan timbang terima dengan menggunakan lembar handover
pada saat timbang terima belum fokus pada masalah keperawatan yang
muncul pada pasien.
Dukungan
1) Proses bimbingan pelaksanaaan timbang terima dengan pembimbing
ruangan
2) Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
ruangan dan mahasiswa sebagai pelaksana
3) Adanya kerjasama antara teman sejawat dalam pelaksanaan timbang
terima
4) Terjadinya fasilitas pendukung untuk kelancaran pelaksanaan timbang
terima

5.4 Evaluasi Sentralisasi Obat


Hasil evaluasi
Evaluasi Struktur
1) Sebelum pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan persiapan format :
UDD, Format serah terima obat antara keluarga pasien dan perawat, buku
penerimaan obat, lembar pemberian obat selain itu sudah dibuat alur
sentralisasi obat. Dalam pelaksanaan yang bertanggung jawab

160
sepenuhnya adalah kepala ruangan dan di delegasi kepada katim atau
perawat primer yang bertugas
2) Acara dihadiri oleh :
a) Pembimbing ruangan Yudistira
b) Mahasiswa menejemen profesi ners Stikes ICME Jombang sebanyak 6
orang
Evalusi proses
Pelaksanaan sentralisasi obat dengan UDD dapat berjalan lancar.
Keluarga pasien bersedia mengikuti sentralisasi obat. Dalam memberikan
pemberian obat selama 24 jam yaitu PP shift pagi, sedangkan pemberiannya
dilakukan oleh PP dan PA masing-masing shift.
Evaluasi hasil
Sentralisasi obat dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana hal ini
ditandai dengan pemberian obat yang tepat, waktu, tepat, dosis, tepat cara
pemberian, tepat pasien, tepat obat, tepat pendokumentasian dan tepat
tempat pemberian obat.
Hambatan
Pelaksanaan sentralisasi obat tidak mengalami kendala karena
dilakukan sesuai dengan konsep ODD (one day dose) yang lebih tepatnya
mengelola penerimaan dalam pembagian dosis obat setiap harinya, sehingga
tidak ada obat yang lebih maupun kurang.
Dukungan
1. Proses bimbingan pelaksanaan sentralisasi obat oleh pembimbing
ruangan
2. Adanya kerjasama dan kesempatan seluas luasnya antara pihak perawat
dan mahasiswa sebagai pelaksana
3. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga dan pelaksanaan
atau perawat sehingga sentralisasi obat berjalan lancar.
Rencana Tindak Lanjut
Diharapkan dalam sentralisasi obat harus dilakukan sesuai dengan SOP
RSUD Jombang, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat
kepada pasien.

161
5.5 Evaluasi Discharge Planning
Evaluasi struktur
1) Persiapan dalam role play dalam Discharge planning yang telah
dilakukan oleh kelompok, yaitu meliputi lembar Discharge planning
awal dan akhir pembuatan proposal, pembagian peran, sebagai KARU,
PP dan PA serta mekanisme yang harus dilakukan pada saat role play
Discharge planning pasien yang dilakukan saat pasien kelolaan yang
baru masuk RS dan pulang RS
2) Acara dihadiri oleh :
Pembimbing ruangan dan mahasiswa profesi ners sebanyak 6 orang.
Evaluasi proses
Pada dasarnya adalah prinsip perawatan selama berada di RS dan dari
RS ke rumah untuk perawatan dirumah. Kegiatan Discharge planning,
penyuluhan kesehatan, dan pelaksanaan Discharge planning pada pasien
dilakukan sesuai dengan peran masing-masing mahasiswa saat pelaksanaan.
Evaluasi hasil
Kegiatan dihadiri oleh semua mahasiswa profesi ners stase menejemen
didampingi oleh pembimbing ruangan, selama kegiatan setiap mahasiswa
berperan bekerja sesuai tugas masing-masing dan berjalan lancar sesuai
harapan dan tujuan.
Hambatan
Pelaksanaan Discharge planning yang dilakukan mahasiswa tidak ada
hambatan. Discharge planning berjalan sesuai dengan perencanaan dan
dilakukan pada pasien kelolaan di ruang Yudistira RSUD Jombang.
Dukungan
a. Proses bimbingan pelaksanaan Discharge planning oleh pembimbing
ruangan
b. Adanya kerja sama dan kesempatan yang seluas-luasnya
c. Tersediannya fasilitas pendukung untuk kelancaran proses Discharge
planning yang baik di ruang Yudistira

162
Rencana lanjutan
Discharge planning awal masuk rumah sakit sangat penting mulai dari
nama perawat, nama dokter yang akan bertanggung jawab merawat pasien,
perawatan selama diruangan, rencana tindakan yang akan diberikan,
sentralisasi obat, orientasi ruangan, estimasi dari biaya perawatan untuk
pasien umum maupun BPJS dan tata tertib rumah sakit sehingga pasien
maupun keluarga pasien mengerti alur perawatan selama di RS.
Discharge planning saat pasien akan pulang juga penting dilakukan
perencanaan pasien pulang. Perawatan pasien saat dirumah, pengobatan,
kontrol rutin, memberikan HE (Health education) kepada keluarga tentang
penyakit yang dialami klien, tanda dan gejala, cara pengobatan mengatur
diit makanan, membatasi pola aktivitas dan memberikan leaflet pada
keluarga.

5.6 Evaluasi Refleksi Diskusi Kasus (RDK)


Hasil evaluasi
Evaluasi struktur
1) Persiapan dilakukan selama 2 hari dimulai dari pembuatan proposal
sampai dengan kegiatan diskusi kasus, pasien yang dilakukan diskusi
refleksi kasus adalah pasien yang memiliki maslah yang kompleks atau
yang perlu dilakukan review untuk mencapai intervensi yang lebih tepat
sesuai kelolaan ruangan kelas II di ruang Yudistira RSUD Jombang
2) Acara dihadiri oleh kepala ruangan, dokter perawat ruangan sekaligus
pembimbing akademik dan mahasiswa profesi ners berjumlah 6 orang
Evaluasi proses
Pelaksanaa diskusi refleksi kasus untuk penyajian kasus dari klarifikasi
data sesuai dengan peran mahasiswa di Ruang Yudistira setelah itu kegiatan
dimulai dengan me-review pasien kasus kelolaan, terdapat masukan dari
perawat ruangan, dokter dan pembimbing ruangan.
Evaluasi hasil
Kegiatan diskusi refleksi kasus dihadiri oleh kepala ruangan, dokter,
perawat ruangan, pembimbing akademik serta mahasiswa profesi ners yang

163
bertugas masing-masing. Acara dimulai pukul 12:00 WIB kegiatan berjalan
dengan lancar dan tujuan mahasiswa berjalan dengan lancar.

Hambatan
Pelaksanaan diskusi refleksi kasus yang dilakukan oleh mahasiswa
memiliki hambatan yaitu kurangnya diagnosa keperawatan yang belum
dimunculkan.
Dukungan
Pelaksanaan diskusi refleksi kasus perlu dipersiapkan lebih matang dan
selalu kontrak waktu sehingga pelaksanaan diskusi refleksi kasus berjalan
dengan baik.

5.7 Evaluasi Supervisi Keperawatan


Hasil evaluasi
Evaluasi struktur
1) Pelaksanaan supervise kelompok telah melakukan persiapan diantaranya,
persiapan instrumen, penilaian supervise, format dokumentasian, hasil
supervise tentang jenis kegiatan yang akan disupervisi. Pembagian peran
diantaranya kepala ruangan sebagai supervisor, PP dan PA yang akan di
supervise, mekanisme yang harus dilakukan serta evaluasi kegiatan.
2) Acara dihadiri oleh: pembimbing ruangan, perawat ruangan dan
mahasiswa menejemen ners Stikes ICME Jombang sebanyak 6 orang.
Evaluasi proses
Pelaksanaan supervise dilakukan oleh kepala ruangan dimulai dengan
pemberitahuan kepada PP bahwa hari ini akan di lakukan supervise dengan
melakukan injeksi intravena. Setelah siap kepala ruangan memeriksa
kelengkapan dokumentasi serta alat yang digunakan diakhiri kepala ruangan
menyampaikan hasil kepada PP dan PA.
Evaluasi hasil
Selama kegiatan masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan
tugas serta perannya masing-masing. Kegiatan berjalan lancar dan tujuan
mahasiswa tercapai.

164
Hambatan
Anggota yang memerankan sebagai PA kurang memerankan kurang
persiapan dalam kelengkapan alat seperti kurangnya safety box pada trolly.
Dukungan
1) Proses bimbingan pelaksanaan supervise yang dilakukan oleh
pembimbing ruangan berjalan dengan lancar
2) Tersedianya fasilitas pendukung untuk pelayanan proses supervise yang
baik dan maksimal di ruang Yudistira
Rencana tindak lanjut
1) Diharapkan dalam pelaksanaan supervise KARU dapat memberikan
motivasi serta masukan kepada PP dan PA.
2) Jika ada perawat yang tidak berkompeten akan dilakukan pelatihan.

5.8 Evaluasi Penerimaan Pasien Baru


Hasil evaluasi
Evaluasi struktur
1. Persiapan sarana serta prasarana yang menunjang dalam role play
penerimaan pasien baru yang telah dilakukan oleh kelompok yang
berisikan dilembar penerimaan pasien baru, sentralisasi obat, pengkajian,
nursing kit, status pasien, pembuatan lembar proposal kegiatan,
pembagian peran sebagai KARU, PP dan PA serta rencana yang akan
dilakukan pada saat role play berlangsung.
2. Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU, PP dan
PA. Acara dihadiri oleh : Pembimbing ruangan dan mahasiswa sebanyak
6 orang.
Evaluasi proses
Prinsip pelaksanaaan penerimaan pasien baru pada dasarnya
menyambut kedatangan pasien serta keluarga pasien dengan hangat,
mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum dan menurunkan
tingkat kecemasan klien pada saat MRS, diawali pasien disambut oleh
KARU, PP dan PA. PP melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan

165
dibantu oleh PA, sentralisasi obat dilakukan dengan tata tertib ruangan
perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan keluarga.
Evaluasi hasil
1. Kegiatan dihadiri oleh semua mahasiswa praktik profesi ners
manajemen STIKES ICME jombang dan didampingi oleh pembimbing
ruangan
2. Hasil penerimaan pasien baru di dokomentasikan dengan benar
3. Pasien mengetahui tentang fasilitas ruang perawatan medis serta tata
tertib ruangan
4. Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat

Hambatan
Hambatan yang dialami dalam pelaksaan penerimaan pasien baru
kurangnya lembar transfer pasien serta kelengkapan administrasi belum
dimunculkan.
Dukungan
1. Perorganisasian kegiatan penerimaan pasien baru yang terstruktur
2. Proses bimbingan dalam pelaksanaan penerimaan pasien baru oleh
pembimbing ruangan
3. Adanya kerjasama antara pihak ruangan dan mahasiswa sebagai pelksana
Rencana tindak lanjut
1. Rencana untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan penerimaan
pasien baru yaitu mempersiapkan dengan baik sesuai dengan prosedur
yang benar sehingga dalam penerimaan pasien baru dapat terlaksana
diruangan dengan baik dan benar
2. Selalu mengaplikasikan dalam asuhan keperawatan sehari hari sehingga
pelayanan selalu memuaskan pasien

5.9 M4 (Money)
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari rumah sakit yang
diperoleh dari APBD Provinsi Jawa Timur dan dari Ruang Yudistira selain
itu adanya dekofarmasi diruangan memungkinkan menyimpan stok

166
peralatan medis yang diperlukan, sedangkan pembiayaan pasien sebagian
besar ditanggung dari BPJS dan BPJS sendiri mempunyai dua jenis yaitu
BPJS PBI dan Non PBI serta umum.

5.10 M5 (Market)
Pengamatan M5 di Ruang Yudistira dilakukan pada tanggal 07-09 Juni
2021. Pengamatan yang dilakukan meliputi antara lain jumlah pasien selama
perawatan di Ruang Yudistira dan angka kejadian jatuh selama menjalani
perawatan di Ruang Yudistira.
a. Angka Kejadian Jatuh
Dari tanggal 07-09 Maret 2021 didapatkan bahwa 100% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan di Ruang Yudistira,
meskipun sebagian pasien memiliki resiko jatuh.
b. BOR Pasien
BOR Tanggal 07 Juni 2021
NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 3 8
2. Kelas 2 4 8
3. Ruang Combustion 0 8
Jumlah 7 24

BOR Tanggal 08 Juni 2021


NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 4 8
2. Kelas 2 5 8
3. Ruang Combustion 1 8
Jumlah 10 24

167
BOR Tanggal 09 Juni 2021
NO. Nama Ruang Jumlah pasien Jumlah Bed
1. HCU 1 8
2. Kelas 2 6 8
3. Ruang Combustion 1 8
Jumlah 8 24
Dalam 3 hari :
Jumlah Pasien = 7+10+8 = 25
Jumlah Semua Bed = 24+24+24 = 72
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑏𝑒𝑑 𝑥 100%
25
BOR = 72 𝑥 100%

BOR = 34%

168
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
a. Discharge Planning yang dilakukan di Ruang Yudistira RSUD Jombang
telah berjalan dan terdokumentasi dengan baik. Discharge planning yang
dilakukan di awal dan pulang pasien sangat bermanfaat bagi pasien dan
keluarga untuk mendapatkan informasi tentang keadaan serta tindak lanjut
mengenai penyakitnya. Dalam pelaksanaan Discharge Planning pulang
telah terlaksana sesuai dengan prosedur dan pemberian HE (Health
Education) tentang penyakitnya disertai leaflet sebelum pasien keluar dari
Rumah Sakit.
b. Ketenagaan di rRuang Yudistira RSUD Jombang secara kuantitas sudah
mencukupi dan secara kualitas sudah mampu melakukan tugas sesuai
dengan tugas pokok serta fungsi masing-masing dalam memberikan
pelayanan keperawatan sehari-hari pada pasien.
c. Sarana prasarana yang ada di Ruang Yudistira RSUD Jombang secara
kuantitas dan kualitas sudah baik dan dalam keadaan baik sehingga dapat
digunakan untuk memberikan pelayanan keperawatan sehari-hari.
d. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Yudistira RSUD Jombang telah
berjalan dengan baik dan efektif sehingga mampu menjamin asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien secara berkesinambungan.
e. Diskusi Refleksi Kasus yang dilaksanakan sebagai pengganti ronde
keperawatan sudah dilakukan oleh mahasiswa dengan lancar dan sesuai
alur di Ruang Yudistira RSUD Jombang.
f. MAKP yang telah diterapkan di Ruang Yudistira RSUD Jombang dapat
berjalan sesuai target serta diharapkan mampu meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan di ruangan.
g. Penerimaan pasien baru yang sudah dilaksanakan mahasiswa sesuai
dengan format dan tahapan dalam alur penerimaan pasien baru seperti
memperkenalkan perawat yang menerima, menjelaskan hal yang perlu
diketahui sesuai dengan format yang tersedia, dan mengorientasikan klien

169
serta keluarga pada lingkungan mengenai Ruang Yudistira RSUD
Jombang.
h. Supervisi yang dilaksanakan di Ruang Yudistira RSUD Jombang telah
terstruktur dan dapat memberikan dampak positif bagi perawat dan kepala
ruangan, karena dapat digunakan sebagai bahan penilaian kinerja yang
objektif selain itu bisa memberikan umpan balik untuk meningkatkan
kinerja perawat yang ada diruangan.
i. Dokumentasi keperawatan di Ruang Yudistira RSUD Jombang telah
mencerminkan tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat
sehingga bisa menjadi bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat.
j. Pelaksanaan sentralisasi obat di Ruang Yudistira RSUD Jombang yang
telah dilaksanakan akan meningkatkan efisiensi dan efektfitas kerja
perawat dan petugas kesehatan yang lain mengurangi tingkat kesalahan
pemberian obat. Pelaksanaan sentralisasi obat dengan teknik ODD (One
Day Dose) yang dilaksanakan Di Ruang Yudistira sudah berjalan dengan
baik dimana perawat dan farmasi bekerja sama mengawasi pemberian obat
pasien sehingga dapat memaksimalkan prinsip pemberian obat.

6.2 Saran
1. Discharge Planning yang sudah dilakukan di ruangan harus dipertahankan
dan tingkatkan secara kualitas dengan memberikan lembar leaflet kepada
pasien sehingga memberikan pengetahuan tambahan untuk pasien dan
keluarga.
2. Ketenagaan keperawatan di Ruang Yudistira RSUD Jombang diharapkan
memiliki jenjang pendidikan Sarjana Keperawatan Ners. Sehingga metode
asuhan keperawatan MAKP tim yang diterapkan di Ruang Yudistira
RSUD Jombang diharapkan dapat ditingkatkan menjadi MAKP Primary
Nursing di masa depan dengan menambah jumlah perawat lulusan S1 dan
Ners sehingga mampu bekerja secara optimal, professional, serta bisa
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien.

170
3. Penerapan Ronde Keperawatan di Ruang Yudistira RSUD Jombang
diganti dengan Diskusi Refleksi Kasus selama pandemi. Namun perlu
ditingkatkan khususnya apabila dijumpai pasien dengan masalah yang
belum teratasi atau timbulnya masalah baru selama masa perawatan.
4. Supervisi di Ruang Yudistira RSUD Jombang terhadap kinerja perawat
sudah baik dan diharapkan kinerja perawat lebih ditingkatkan serta bekerja
sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
5. Penerimaan pasien baru di Ruang Yudistira RSUD Jombang sudah sesuai
dengan SOP dan diharapkan saat melakukan edukasi pasien dipastikan
dalam keadaan siap untuk menerima edukasi dengan keadaan tenang dan
sadar sehingga bisa menerima edukasi dengan baik.

171

Anda mungkin juga menyukai