PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks biaya yang
(Depkes, 2012).
Sakit dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat.
1
2
dapat dimulai dari latihan mengelola hal-hal yang kecil terlebih dahulu,
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus.
mampu:
analisa SWOT
ruangan.
telah ditetapkan.
keperawatan.
C. Manfaat
ruangan.
keperawatan
antar perawat.
berkesinambungan.
komprehensif.
BAB II
PENGUMPULAN DATA
Rumah Sakit milik pemerintah Kota Mataram yang resmi berdiri pada
20.473 m2.
Visi:
Misi:
profesional.
kemajuan IPTEKDOK.
Tujuan:
dan internal.
Motto:
Senyum
Mutu
Inovatif
Lengkap
Efisien
3. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
Visi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram Adalah:
“Pelayanan Rawat Inap Pilihan Masyarakat Dengan Tingkat Kepuasan
Misi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram adalah:
Internasional.
Mataram:
Mataram.
1. Landasan Teori
a. Pendidikan
anak- anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota
b. Pelatihan Kerja
tertentu.
c. Masa kerja
prestasi kerja sebelumnya, tetapi sampai saat ini belum dapat diambil
(Mangkunegara, 2003).
12
b.
dinas di ruang IRNA III B terdiri dari dinas pagi yang bertugas adalah
15
karu, katim, PP, ahli gizi, administrasi apoteker dan cleaning servise.
Sedangkan untuk dinas siang dan malam yang bertugas adalah katim
kriteria :
dengan kriteria :
memerlukan prosedur
16
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi/tidak sadar
IGD POLI
Sembuh/KRS Meninggal
20
Mataram
keperawatan.
tangga, bahan habis pakai (BHP) alat pencatatan dan pelaporan, alat
Lahan diperoleh informasi bahwa pengadaan alat atau bahan yang sudah
dilakukan tiap 3 kali seminggu yaitu pada hari selasa, hari kamis dan hari
sabtu atau bisa sesuai dengan kebutuhan. Amprahan ini tidak sepenuhnya
a. Lokasi
Keterangan :
R. 1-R.8 : Ruang Rawat Inap Kelas III B
R.9 : Nurse Station
R.10 : Ruang Obat
R. 11 : Ruang Alat Dan Linen
15 : Jalur Evakuasi
Masing-masing ruangan memiliki ukuran (6 meter x 3,5 meter x 3
diisi 3 tempat tidur, AC, jendela dan kamar mandi. Nurse Station
belakang nurse
22
b. Fasilitas Pasien
2) Kamar Mandi
3) Tempat Tidur
4) Kursi Pengunjung
5) Tiang Infus
6) AC
e. Inventaris Peralatan
1) Alat Kesehatan
2) Non-Alkes
Tabel 2.8 Daftar Alat Non-Kesehatan Di Ruang IRNA III B
RSUD Kota Mataram
Kondisi
No Nama Barang Jumlah
Baik Rusak
1. Lampu pijar 40 buah 40 -
2. Lemari Pasien 24 buah 24 -
3. Bad/Tempat Tidur 24 buah 24 -
4. Rak sepatu 7 buah 7 -
5. Jam Dinding 8 buah 8 -
6. Handrub 7 buah 7 -
7. Gorden / tirai 86 buah 86 -
8. Lampu Bed 35 buah 35 -
9. Kursi cetose 6 buah 6 -
10. Kursi plastic 16 buah 16 -
11. AC 10 buah 10 -
12. Oksigen Line 24 buah 35 -
13. Suction Line 24 buah 35 -
14. Gayung 11 buah 11 -
15. Pispot 6 buah 6 -
16. Ember 8 buah 8 -
17. Pengharum Ruangan 1 buah 1 -
18. Cok Listrik 26 buah 26 -
19. Bantal 17 buah 17 -
20. Guling 0 buah 0 -
21. CCTV 2 buah 2 -
26
42 Komot 1/ ruangan
Sumber: Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan,
2001)
3) Fasilitas Tempat Tidur Kelas
III B : 24 Tempat tidur
penunggu.
permukaan.
pengadaan alat.
Sistem kalibrasi pada Ruang IRNA III B tiap 6 bulan sekali, dan
7) Pengelolaan sampah
infus, sampah vial dan botol cairan infus, dan safety box untuk
8) Renovasi Ruangan
rusak dan tidak ada penutupnya, plapon yang sudah berjamur dan
2020).
30
1) Metode primer
Tim Primer
Satu tim keperawatan dapat terdiri tiga sampai lima perawat untuk
c. Timbang Terima
dinas berikutnya.
Dilakukan
Tahap Kegiatan Ya Tidak
Persiapan 1. Timbang terima dilakukan setiap
pergantian shift/operan.
2. Prinsip timbang terima, semua pasien baru
masuk dan pasien yang dilakukan timbang
terima khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum dapat teratasi
34
Keterangan penilaian:
d. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk
terkait masalah pasien, baik itu antar perawat, antar dokter, maupun
36
ronde keperawatan.
e. Supervisi Keperawatan
sama.
harus memberikan solusi dan menjadi role model bagi staf dan
bersangkutan.
manajamen.
ruangan masing-masing.
sebelumnya.
keperawatan.
pasien.
keperawatan.
keperawatan.
keperawatan.
ruangan.
39
didik keperawatan.
digunakan.
lain-lain.
ruangan.
tempat praktik.
40
pakarnya.
mengembangkan kepemimpinan.
dengan baik.
41
tugasnya.
tim.
6) Melakukan supervise.
keperawatan di ruangan.
pendokumentasian.
tim.
keperawatan.
5) Melakukanpelaporan dan
pendokumentasian.
42
7) Melalui supervisi:
(didokumentasikan), mendengar
tugas.
d. Audit keperawatan.
43
f. Discharge Planning
budaya pasien.
saat pasien pulang. Hal hal yang disampaikan meliputi: obat, kontrol
dan nutrisi/diit.
setelah keluar rumah sakit dan dapat dilihat dari kesiapan untuk
dan keluarga
44
Dilakukan
Tanggal Kegiatan Ya Tidak
1. Pengobatan di rumah, mencakup resep
baru, pengobatan yang sangat dibutuhkan,
dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama,
dosis, frekuensi, dan efek samping
yangumum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium
yang dianjurkan, dan pemeriksaan
lain,dengan petunjuk bagaimana untuk
memperoleh atau bilamana waktu
akandiadakannya.
4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup
dan tentang perubahan aktivitas,
latihan,diet makanan yang dianjurkan dan
pembatasannya.
45
g. Pendokumentasian Keperawatan
Catatan yang berisikan seluruh dat yang dibutuhkan untuk
yang lengkap dan benar, tentang keadan pasien selama di rawat yang
hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai
1. Tn. F 5 Hari
2. Ny. S 5 Hari
3. Ny. S 5 Hari
4. Ny.E 5 Hari
5. Ny.Z 4 Hari
6. Tn.J 3 Hari
27
AVLOS=
6
Ruang IRNA III B yaitu 5 hari, dan merupakan hasil yang tidak ideal.
Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
Hari Perawatan 27
24 𝑥 5 − 27
TOI= 6
BTO menurut Huffman 1994 adalah “... The net effect of changed in
kali tempat tidur dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam
satu tahun, satu tempat tidur rata rata dipakai 40-50 kali.
BTO = 6
24
setelah dirawat untuk tiap tiap 1000 penderita keluar. Indicator ini
setiap perawat mendapatkan Bayaran dari Rumah sakit berupa gaji dan
6. M5 (Market) Mutu yang dihasilkan dari Ruang IRNA III B RSUD Kota
Mataram
tempat tidur rumash sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
bed.
= 11 X 100%
24
= 45,8 %
bed.
= 14 X 100%
24
= 58,3 %
bed.
= 16 X 100%
24
= 66,7%
kategori ideal.
b) Kepuasan Pasien
Pasien
dengan sample acak didapatkan data bahwa sekitar 5 orang yang menjadi
akan menggunakan set alat maka terlebuh dahulu ruangan tersebut harus
ANALISA SWOT
A. Hasil Analisa Swot Diruang Irna IRNA III B Rumah Sakit Kota
ANALISA S.W.O.T
55
56
pemerintah di mana
MAKP merupakan
salah satu penilaian
8. Adanya pelatihan
dan seminar tentang
Management
Bangsal yang telah
diikuti oleh Kepala
Ruangan IRNA III
B Keperawatan.
58
tindakan pasien
pulang dan
buku SOP
4. Nurse station
terletak di
tengah ruangan,
sehingga
memudahkan
komunikasi dan
kerjasama
perawat serta
memudahkan
dalam
pemberian
asuhan
keperawatan di
setiap ruang
pasien
61
5. Penggantian
alat tenun
dilakukan setaip
hari dan apabila
alat tenun kotor,
saat itu juga
langsung
diganti
6. Terdapat
pemeliharaan
dan perawatan
dari sarana
3. Metode 1. RS memiliki Visi 1. perawat yang 1. Adanya kesempatan 1. Tuntutan tinggi oleh
(M3) misi dan Motto belum mengerti untuk melanjutkan masyarakat untuk
RS sebagai metode MAKP pendidikannya. mendapatkan
acuan yang digunakan di 2. Adanya program pelayanan kesehatan
melaksanakan IRNA III B yang pelatihan dan yang lebih
kegiatan baru bergabung di seminar. profesional.
pelayanan IRNA III B
62
3. Kepala ruangan
mendukung dan
melaksanakan
supervise di
ruangan masing
masing satu
bulan sekali
Timbang 1. Adanya laporan 1. Timbang terima yang 1. Adanya mahasiswa 1. Adanya tuntutan
Terima jaga setiap shift, dilaksanakan di Profesi Ners yang yang tinggi dari
timbang terima ruang IRNA III B sedang praktisi masyarakat untuk
(Hand over) belum optimal masih manajemen mendapatkan
sudah lebih banyak keperawatan. pelayanan
merupakan membahas masalah 2. Adanya kerja sama keperawatan yang
kegiatan rutin medis dibandingkan yang baik antara profesional
dilakukan. masalah keperawatan mahasiswa profesi 2. Meningkatnya
2. Adanya ners dengan perawat kesadaran
kemampuan ruangan masyarakat tentang
perawat untuk 3. Kebijakan rumah tanggung jawab dan
sakit (bidang tanggung gugat
65
4. Keuangan 1. Selain gaji yang 1. Tidak ada masalah 2. Pengeluaran 1. Adanya tuntutan
(Money) menetap sebagian besar yang lebih tinggi dari
M4 diterima oleh dibiayai institusi. masyarakat untuk
pegawai, 3. Ada kesempatan mendapatkan
adanya untuk menggunakan pelayanan kesehatan
pendapatan instrumen media yang lebih
tambahan yaitu dengan re-use professional
dari jasa sehingga menghemat sehingga
pelayanan pengeluaran, membutuhkan
medic seperti pendanaan yang
jasa BPJS, jasa lebih besar untuk
raharja asuransi sarana
umum dan dan prasarana yang
Dinas sosial lebih baik.
2. Pengeluaran
dan kebutuhan
ruangan
69
dibiayai oleh
institusi dan
adanya
kesempatan
untuk
menggunakan
instrument
media dengan
re-use sehingga
menghemat
pengeluaran
5. Market 1. Rata – rata lama 1. Tidak ada masalah 2. Mahasiswa Profesi 1. Adanya peningkatan
(M5) pasien rawat ners Keperawatan standar masyarakat
berdasarkan yang praktek yang harus
perhitungan manajemen terpenuhi.
AVLOS adalah keperawatan. 2. Persaingan Rumah
7 hari dan 3. Kerja sama yang baik Sakit dalam
merupakan hasil anatara mahasiswa memberikan
yang ideal dengan perawat. pelayanan
70
6. Mesin (M6) 1. Tersedianya 1. Tidak ada masalah 2. Mahasiswa Profesi 1. Adanya pegawai
fasilitas mesin Ners yang praktek teknisi mesin.
yang lengkap manajemen 2. Adanya seminar atau
seperti EKG, keperawatan. pelatihan tentang
suction, Syring 3. Kerja sama yang baik pengaplikasian
pump tunggal, antara mahasiswa mesin.
syring pump dengan perawat.
ganda, infuse
pump,
nebulizer,
monitor.
71
III B, untuk menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan plan of action dari tiap masalah
1 Man
Berdasarkan
observasi terdapat
masih adanya 5 orang
perawat yang
pendidikannya D3
4 2 5 4 5 20 2
Masih adanya
perawat yang belum
mengikuti pelatihan
secara maksimal.
Antara lain:
72
Service excellent
Resusitasi neonates
Perawatan medical
No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
1 Methods
perawat yang belum
mengerti metode
MAKP yang
digunakan di IRNA
III B yang baru
bergabung di IRNA
III B 4 4 5 5 5 23 1
Timbang terima yang
dilaksanakan di ruang
IRNA III B belum
optimal karena lebih
banyak membahas
masalah medis
74
dibandingkan masalah
keperawatan
Ronde keperawatan
adalah kegiatan yang
belum dilaksanakan
secara teratur diruang
IRNA III B
Pengawasan terhadap
sistematika
pendokumentasian
belum optimal
dilaksanakan terbukti
hasil observasi status
pasien masih banyak
yang kosong, perawat
mengisi pada saat
pasien akan pulang
75
terangan :
1. Magnitud (Mg) : kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah
2. Severity (Sv) : besarnya kerugian yang ditimbulkan
3. Manageability (Mn) : kemungkinan masalah bisa dipecahkan
4. Nursing Consent (Nc) : melibatkan pertimbangan dan perhatian perawat
5. Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya.
76
keperawatan Semua
meningkat Mahasiswa
Profesi Ners
4. Menyediakan sarana dan Agar
prasarana discharge pelaksanaan
planning seperti leafleat discharge
untuk penyakit tertentu planning lebih
seperti CHF,SNH dan optimal
Hipertensi
78
1. Timbang Terima
a. Menyusun POA Timbang Terima
- Hari/Tanggal : Jum'at 15 April 2022
- Penanggung Jawab : Nurhasanah, Sahrul Ramadhan, Dewinta
Husdianti Ikmalia, Silvia Rismawati, Tri Putranto Maytas. A,
Yuliatri Kresnawati
b. Membuat buku laporan timbang terima.
c. Pelaksanaan
1) Dilaksanakan setiap kali pergantian shift.
2) Dilaksanakan di ruang nurse station.
3) Dilaksanakan di ruang pasien.
- Penanggung Jawab : Nurhasanah, Sahrul Ramadhan,
Dewinta Husdianti Ikmalia, Silvia Rismawati, Tri Putranto
Maytas. A, Yuliatri Kresnawati
d. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswa Profesi Ners
Poltekkes Mataram dan perawat ruangan.
2) Adanya mahasiswa yang membuat buku timbang terima.
3) Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia
e. Faktor penghambat
1) Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang lebih profesional.
2) Banyaknya masalah klien dengan penyakit yang berbeda
dan komplikasinya.
3) Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan
79
80
f. Evaluasi
1) Mahasisawa praktikan menyebutkan diagnosa medis dan
diagnosa keperawatan serta keluhan pasien.
2) Mahasiswa melanjutkan intervensi keperawatan yang belum
teratasi
3) Mahasiswa melakukan dan memahami bagaimana cara
timbang terima yang baik dan benar.
4) Saat melakukan timbang terima ke ruang pasien mahasiswa
dan perawat melakukan validasi data keluhan pasien.
2. Discharge Planning
a. Menyusun POA Discharge Planning
Tanggal : 20 April 2022
Penanggung Jawab : Ria Elviana Sukma Dewi, Haryati Syamsuddin,
Resti Komalasari.
b. Menentukan tim Discharge Planning
c. Menyusun proposal Discharge Planning
d. Meyiapkan Lembar Discharge Planning
e. Menyiapkan dan memberikan kartu discharge planning.
f. Menyiapkn leaflet dan memberikan leaflet pada pasien.
g. Pelaksanaan Discharge Planning
Hari/Tanggal : 20 – 22 April 2022
Ruangan : IRNA III B
Penanggung Jawab :Ria Elviana Sukma Dewi, Haryati Syamsuddin,
Resti Komalasari
h. Faktor pendukung :
1) Adanya kerjasama antara mahasiswaProfesi Ners Poltekkes
Mataram dengan perawat klinik.
2) Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
perawat ruangan
3) Adanya kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.
81
i. Faktor penghambat
1) Faktor pelaksanaan discharge Planning membutuhkan
komunikasi yang baik
2) Keterlibatan dan partisipasi dari keluarga cenderung masih
kurang
j. Evaluasi
1) Mahasiswa dapat melakukan Discharge planning sesuai
dengan perencanaan rencana pulang yang sesuai standar
2) Mahasiswa memberikan leaflet dan kartu Discharge
Planning.
3) Mahasiswa menerima dan melakukan penyuluhan saat
pasien masuk.
4) Pasien dan keluarga pasen mengerti dan memahami
penjelasan tentang penyakit pasien, pencegahan, perawatan,
nutrisi, aktivitas, maupun istrahat sesuai dengan laeflet yang
diberikan.
5) Pasien dan keluarga tampak kooperatif
3. Ronde Keperawatan
a. Menyusun POA ronde keperawatan
- Hari/Tanggal : Jumat, 22 April 2022
- Penanggung Jawab : kelompok 8
b. Menentukan masalah untuk ronde keperawatan
1) Masalah yang diambil adalah masalah dengan diagnosa medis
Diabetes Melitus, deangan diagnose keperawatan Nyeri,
ketidakstabilan Glukosa Darah, Gangguan Mobilitas Fisik,
Kurang Pengetahuan dengan masa perawatan 9 hari.
c. Menentukkan tim ronde keperawatan
d. Menyusun proposal ronde keperawatan
e. Pelaksanaan ronde keperawatan
1) Hari/Tanggal : Jum'at 22 April 2022
2) Ruangan : IRNA III B
82
86
87
B. Saran
1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dari perawat di ruangan, perawat
harus mengerjakan semua tindakan sesuai protap yang sudah ditetapkan
2. Pada saat melakukan timbang terima diharapkan mencantumkan
masalah keperawatan dan tindakan yang telah dilakukan, serta
melaporkan keadaan alat-alat
3. Diperlukan pengembangan ilmu-ilmu terbaru oleh pemberi pelayanan
kesehatan khususnya perawat dalam persiapan menghadapi era
globalisasi
4. Dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien harus
memperhatikan teknik komunikasi terapeutik untuk memotivasi
kesembuhan pasien dan untuk menghindari sigma negatif terhadap
pelayanan keperawatan oleh pasien dan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Indar, & Syafar., M. (2008). Analisis hubungan karakteristik induvidu
dan motivasi dengan kinerja asuhan perawatan BP. Rumah Sakit Umum
Labung Baji Makassar.. Kesehatan Masyarakat Madani, 1(2)
Ansori, R. R., & Martiana, T. (2017). Hubungan faktor karakteristi individu dan
kondisi pekerjaan terhadap stres kerja pada perawat gigi Jurnal Of Public
Health, 12(1),75-84.
Arruum, D., Sahar, J., & Gayatri, D. (2015). Kontribusi perbedean psikologis
perawat terhadap Pemberdayaan psikologia.Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(1), 17-22.
Yogyakarta: Liberty.
Astini, A., Sidin, A. I., & Kapalawi, I. (2013). Hubungan kepuasan kerja
Damanik. (2016). Pengruh Jenis Kelamin, Motivasi belajar, dan bimbingan karier
Desima, R. (2013). Tingkat stres kerja perawat dengan perilaku caring perawat.
86
87
Faizin, A., & Winarsih. (2008). Hubungan tingkat pendidikan dan lama kerja
perawat dengan kinerja perawat di RSUD Pandan Kabupaten Boyolali. 137–
142.67
Fritz. (2011). Hubungan Usia, Masa Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit dr. Koesnadi Bondowoso. Jurnal Of Health Science,
1(2), 30–37.
Gobel, R. S., Rattu, J. A. M., & Akili, R. H. (2014). Faktor – Faktor Yang
Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Perawat Di Ruang Icu Dan UGD
RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow.
salemba medika.
Heruqutanto, Harsono, H., Damayanti, M., & Setiawati, E. P. (2017). Stres Kerja
Indriono Anik, & Zaenudin. (2015). Hubungan antara motivasi kerja perawat
dengan kepuasan kerja perawat di instalasi rawat inap badan rumah sakit umum
daerah kabupaten batang, 1–14.
Indriyani. (2009). Pengaruh konflik peran ganda dan stres kerja terhadap kinerja
perawat wanita rumah sakit. (Tesis). Universitas Diponegoro Semarang,
Depok, Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. (2017). Situasi Tenaga Keperawatan. Info Datin, 1–12.
Kreitner dan Kinichi Angelo. (2004). Perilaku Organisasi (1st ed.). Jakarta:
Salember Empat.
88
Makatiho, J. G., Tilaar, C., & Ratag, B. (2015). Motivasi kerja Perawat di Instalasi
Meta Nurita D.S. (2012). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional (EQ) dengan
Rodaskarya.