Anda di halaman 1dari 63

PROPOSAL SEMINAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

RUANG CEMPAKA RSUD KAB.TANGERANG

Tugas ini dibuat untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Alpan Habibi, S.Kep., Ners., M.K.M

Disusun Oleh
Kelompok 7 :

 Astia Rohma S.21.14.901.036  Maryati 21.14.901.032


 Noer Kholifah S. 21.14.901.037  Amelia Aghni J.21.14.901.039
 Dian Novitawati 21.14.901.038  Ryan Nur F. 21.14.901.047
 Putri Andini21.14.901.040  Desti Sumiasti 21.14.901.049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan organisasi yang sangat kompleks dan merupakan
komponen yang sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi
masyarakat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan
asuhan keperawatan yang merupakan bagian dari system pelayanan kesehatan dengan
tujuan memelihara kesehatan masyarakat seoptimal mungkin. Pelayanan keperawatan
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam pelayana kesehatan,
keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan oleh kenyataan bahwa 40-
60 % pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan dan hamper semua
pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di rumah sakit maupun
tatanana pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh perawat.
Menurut Nursalam (2015) Keperawatan sebagai pelayanan yang professional
bersifat humanistic, menggunakan pendekatan holistic, dilakukan berdasarkan kiat
keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar
professional Keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan
utama. Keperawatan professional secara umum merupakan tanggung jawab seorang
Perawat yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusian, sehingga dituntut
untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik
(etika). Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan di era global
sekarang dirasakan sebagai siatau fenomena uamh harus direspon oleh perawat. Oleh
karena itu, keperawatan di Indonesiapada saat ini dan di masa akan yang dating perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan dengan
memperhatikan dan mengelola perubahan di Indonesia secara professional. Konstribusi
pelayanan keperawatan terhadap pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di sarana
kesehatan sangat tergantung pada manajemen pelayanan keperawatan yang ada di
rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan.
Manajemen merupakan suatau pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Grant & Massey, 1999) sedangkan menurut Gillies (1986)
manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Sementara menurut Nursalam (2015), manajemen keperawatan merupakan
suatu pelayanan keperawatan professional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, perorganisasian,
motivasi, dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual
yang mendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil bagi
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen keperawatan perlu mendapat
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di masa depan, karena berkaitan
dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap perkembangan serta perubahan
memerlukan pengelohan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi.
Manajemen keperawatan merupakan salah satu mata kuliah yang ada pada
Pendidikan profesi ners Universitas Muhammadiyah Tangerang yang berfokus pada
pengeloaan praktek klinik, kepemimpinan dan manajemen keperawatan di ruang rawat
untuk memenuhi pencapaian kompentensi melalui aplikasi mengintegrasikan fungsi-
fungsi kepemimpinan dan manajemen asuhan keperawatan pada ruang rawat dan harus
dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, Kompetensi pada
manajemen keperawatan yaitu mahasiswa mampu mengelola manajemen asuhan dan
manajemen pelayanan keperawatan tingkat dasar secara prefosional sehingga perawat
perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan
itu sendiri. Ciri-ciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang merupakan salah
satu tempat praktek klinik yang bisa digunakan mahasiswa profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Tangerang (UMT) untuk menuntut ilmu dan menerapkan ilmu
manajemen keperawatan yang telah dipelajari karena seperti yang kita ketahui bahwa
RSUD Kabupaten Tangerang adalah rumah sakit Pendidikan dengan akreditasi A.
Ruangcempaka RSUD Kabupaten Tangerang dalam pengelolaan asuhan
keperawatan profesionalnya menerapkan model pemberian asuhan keperawatan dengan
metode TIM, melalui kerja kelompok yang terkoordinasi dan kooperatif dapat terwujud
pemberian asuhan keperawatan yang menyeluruh lengkap terhadap pasien.
Berdasarkan uraian diatas, mahasiswa program profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Tangerang dituntut mengaplikasikan langsung pengetahuan di ruang
cempaka RSUD Kabupaten Tangerang. Adanya praktek ini diharapkan mahasiswa
mampu mengelola suatu ruangan keperawatan dengan pendekatan proses manajemen

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik profesi Manajemen Keperawatan, diharapkan
mahasiswa mampu menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen keperawatan
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan dan model pemberian asuhan
keperawatan secara professional pada unit pelayanan kesehatan nyata dalam upaya
meningkatan mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.dengan prinsip MAKP
yang dijalankan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan praktek profesi manajemen
keperawatan,mahasiswamampu:
a. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan Manajemen Keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di
ruangan cempaka
b. Mampu menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah Manajemen Keperawatan
di ruangan cempaka
c. Mampu menyusun tujuan dan rencana alternative pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.
d. Mampu menyusun rencana tindak lanjut dan hasil yang dicapai berupa upaya
mempertahankan dan memperbaiki masalah yang ada di ruangan cempaka
e. Mampu melaksanakan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang telah disusun sesuai
prioritas di ruang cempaka
f. Melakukan kegiatan Manajemen Keperawatan di Ruangan dalam bentuk:
1) Mampu membuat fungsi perencanaan
2) Mampu melaksanakan fungsi perorganisasian di Ruangan Cempaka
3) Melaksanakan fungsi pengarahan di Ruangan Cempaka
4) Melaksanakan fungsi pengendalian dalam bentuk audit hasil di
ruanganCempaka
C. Manfaat
1. Rumah Sakit
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan Cempaka yang
berkaitan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional
b. Mempelajari penerapan asuhan keperawatan profesional secara optimal
2. Institusi Pendidikan
Manfaat praktis bagi instansi akademik/pendidikan yaitu dapat digunakan
sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu Manajemen
Keperawatan
3. Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruangan rawat khususnya di
ruang kemunng bawah sehingga dapat mengelola manajemen ruangan dan
asuhan keperawatan pada pasien
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan pasien
safety di ruang Cempaka
c. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta Menyusun
rencana strategi identifikasi, menganalisi masalah
BAB 2
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

A. Rumah Sakit
1. Sejarah RSUD Tangerang
Rumah Sakit di Tangerang didirikan pada Tahun 1928 dengan menempati
sebuah ruangan Bui atau Penjara, yang bekas lahannya sekarang menjadi Lokasi
Mesjid Agung Al-Ittihad dan mempunyai 12 tempat tidur. Pada Tahun 1932
Lokasi Rumah Sakit pindah ke Gedung bekas Bank di Jl. Daan Mogot No.3
dengan kapasitas 40 tempat tidur. Tahun 1946 Rumah Sakit dievakuasi ke
Wilayah Balaraja. Tahun 1950 setelah penyerahan Kedaulatan Republik
Indonesia, Rumah Sakit kembali berlokasi di Jl.Daan Mogot tangerang bergabung
dengan Rumah Sakit bekas NICA dan berfungsi sebagai Rumah Sakit Umum
( RSU ). Tahun 1959 mulai direncanakan membangun sebuah Rumah Sakit baru
dilokasi sekarang di Jl. Ahmad Yani No.9 Tangerang, berselebahan dengan
Gedung Sekolah Djuru Rawat ( SDK ) Kementerian Kesehatan. Permulaan pada
Tahun 1964 Menteri Kesehatan Prof. dr. Satrio menyerahkan Gedung SDK
Kepada Pemerintahan Daerah Tangerang. Tanggal 5 Mei 1964 Rumah Sakit
Umum Tangerang pindah dari Jl. Daan Mogot ke Lokasi baru di Jl. Ahmad Yani
No.9 dan menggunakan Gedung bekas SDK sebagai tempat perawatan dengan
kapasitas 46 tempat tidur, sedangkan Gedung Kantor yang baru untuk ruang Tata
Usaha, Poliklinik Umum, Bedah, Apotik serta Laboratorium. Sejak Tahun
Anggaran 1968/1970 Rumah Sakit Umum Kabupaten tangerang mulai
dikembangkan secara terhadap dengan biaya dari APBD Tk.I dan APBN sehin
gga sekarang Rumah Sakit Umum Tangerang mempunyai bangunan dengan luas
keseluruhannya 11.289,75 m2 berdiri diatas tanah seluas 37.000 m2. Tanggal 29
April 1998 pemanfaatan Gedung Poliklinik lama berlantai 3.

2. Hari Jadi
Hari jadi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ditetapkan berdasarkan
Surat Keputusan Direktur Nomor : 250/131.1/V/1983 yaitu tanggal 5 Mei 1964
sebagai Hari Jadi Rumah Sakit Umum Tangerang yang ditandai dengan
digunakannya Rumah Sakit yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.9
Tangerang.
3. Kelas RumahSakit
Tanggal 15 Desember 1993 Status Rumah Sakit Umum Tangerang
ditingkatkan dari kelas C menjadi B non Pendidikan dengan kapasitas sebanyak
337 tempat tidur dan melayani 23 jenis keahlian/spesialis. Pada Tanggal 18 Maret
2013 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.03/I/0501/2013 Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ditingkatkan
menjadi Rumah Sakit Kelompok B Pendidikan Satelit FKUI.

4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan


Tahun 1955 pengelolaan Rumah Sakit Umum Tangerang diserahkan kepada
Pemerintahan Swatantra Kabupaten Tangerang. Bulan April 1994, dilakukan uji
coba Rumah Sakit Unit Swadana Daerah bagi Rumah Sakit Umum Tangerang.
Bulan April 1996 Rumah Sakit Umum Tangerang diresmikan sebagai Rumah
Sakit Unit Swadana Daerah. Keputusan Bupati Tangerang Nomor 445/Kep.402-
Huk/2005 Tanggal 20 Desember 2005 tentang RSUD Kabupaten Tangerang
sebagai Penyelenggara Pola Keuangan Badan Layanan Umum(PPK-BLUD).
Keputusan Bupati Tangerang Nomor.445/Kep.113-Huk/2008 tentang Penetapan
Rumah sakit Umum daerah selaku penyelenggara Pola Keuangan Badan Layanan
Umum (PPK-BLUD) Kabupaten Tangerang Peresmian Pelayanan Thalassemia
pada Tanggal 27 Agustus 2008 oleh Bupati Tangerang

5. Visi Misi RSUD Tangerang


a. Visi RSU Kab. Tangerang
“Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya”
b. Misi RSU Kab. Tangerang
1) Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang profesional, santun dan
mempunyai daya saing yang tinggi.
2) Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan peralatan canggih
dan antisipasi tuntutan lingkungan dan perkembangan penyakit.
3) Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan kedokteran dan
kesehatan untuk mendukung pendidikan dan penelitian di bidang
kedokteran dan kesehatan.
6. NilaiBudaya RSUD Tangerang
“I CARE “

Integritas
a. Dapat Dipercaya
b. Jujur
c. Bertanggung jawab
d. Amanah
e. Disiplin
f. Bermartabat

Cakap
a. Profesional
b. Kompeten
c. Terampil
d. Gesit

Akuntabel
a. Komitmen & Transparan
b. Tepat Waktu
c. Tertib Administrasi

Responsif
a. Cepat Tanggap
b. Siap Melayani
c. Memberikan Perhatian
d. Merespon Keluhan

Efisien
a. Cepat
b. Tepat
c. Akurat
7. Motto RSUD Tangerang
“Kami Ada Untuk Anda”

8. Falsafah RSUD Tangerang


“Memberikan pelayanan melebihi harapan pelanggan”

9. Quality &Safety
“Keselamatan Pasien Merupakan Prioritas Dalam Memberikan Pelayanan
Terbaik Kami”

10. Struktur Organisasi RSUD Tangerang

Gambar 2.1Struktur Organisasi RSU Kabupaten Tangerang


11. Alur Pelayanan
Pelayanan awal pada pasien diberikan di Instalasi Gawat Darurat, berikut ini Alur
Pasien Gawat Darurat:
Gambar 2.2Alur Pasien Gawat Darurat
Setelah pasien diberikan pelayanan awal di IGD, selanjutnya pasien akan diarahkan
ke pelayanan Rawat Inap jika kondisi pasien belum membaik. Berikut Alur Pasien
Rawat Inap:
Gambar 2.3 Alur Pasien Rawat Inap
Pelayanan awal pada pasien di Instalasi rawat jalan yang dimulai dari pasien datang
sendiri atau rujukan sampai pasien menunggu dan dilayani poliklinik yang dituju.
Berikut Alur Pasien Rawat Jalan:
Gambar 2.4 Alur Pasien Rawat Jalan
B. Ruangan
1. Gambaran Umum Ruang Perawatan
Tabel 2.1 Jumlah Tempat Tidur Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten
Tangerang

NO RUANGAN KELAS KAPASITAS TEMPAT TIDUR


1 Soka III 24
2 Seruni II 16
3 Seruni I 8
4 Perina Atas COVID-19 II 2
5 Perina Atas II 16
6 IGD Observasi III 12
7 Obs. Bayi Rawat Gabung III 12
8 Obs. Bayi Rawat Gabungan II 16
9 Obs. Perinatologi Bayi II 10
10 NICU 2
11 NICU COVID-19 2
12 Mawar II 16
13 Mawar I 8
14 Cempaka III 24
15 Kemuning Atas III 19
16 Kemuning Atas I 1
17 IKW HCU 2
18 Topaz VIP 10
19 Ruby VIP 11
20 Diamond VIP 4
21 ICU 19
22 Flamboyan III 8
23 Flamboyan II 4
24 Flamboyan I 2
25 Edelwies Isolasi 8
26 Dahlia II 24
27 Cempaka III 24
28 Aster III 24
29 Anyelir Bawah Kanguru II 4
30 Anyelir Bawah HCU 2
Kebidanan
31 Anyelir Bawah HCU 2
32 Anyelir Bawah II 12
33 Anyelir Bawah I 4
34 Anyelir Atas II 8
35 Anyelir Atas I 16
36 Anggrek HCU, ICU Khusus 15
37 Anggrek B,C Khusus 6
38 Anggrek A,B,C Kelas 1 1
Isolasi

2. Konsep Pelayanan di Ruang Cempaka


a. Pengertian
Ruang rawat inap cempaka merupakan ruangan kelas 3 yang terletak di lantai
satu untuk memberikan asuhan keperawatan pada individu baik perempuan
maupun laki-laki dengan berbagai kelainan atau gangguan fisiologis baik
actual maupun potensial.

b. Tujuan dan Prinsip keperawatan


1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa baik laki-laki
maupun perempuan secara professional
2) Menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar klien selama perawatan
3) Membina peran serta atau kerja sama dengan keluarga klien
4) Menyediakan lahan Pendidikan bagi calon praktisi keperawatan dan tenaga
kesehatan lain.

c. Flow OF Care
1) Penerimaan
a) Klien masuk keruangan atas rujukan dari poliklinik dan UGD
b) Serah terima kepada perawat ruang rawat inap cempaka
c) Melakukan pemeriksaan status, seleksi kasus berdasarkan diagnose
d) Memberikan informasi kepada keluarga klien tetang fasilitas yang
tersedia
2) Pengelolaan
a) Menempatkan klien sesuai dengan diagnose
b) Mengorientasikan klien dan keluarga terhadap ruangan dan bangsal
(kamar mandi, lemari, kantor perawat, depo farmasi, ruang panata jasa)
c) Informed consent awal, yaitu menjelaskan kepada klien bahwa ia harus
dirawat untuk perbaikan keadaan umum.
d) Pengkajian awal meliputi pengkajian bio, psiko, sosio dan spiritual.
e) Pre conference dengan tim kesehatan berkaitan dengan kondisi klien
f) Pemenuhan kebutuhan klien sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada pengkajian awal.\Pemeriksaan penunjang (laboratorium, EKG,
USG, fungsi paru dan X-ray)
g) Pembatasan diet
h) Persiapan operasi : daerah operasi, pemasangan infus dan kateter
i) Informed consent akhir : diagnosa yang ditegakan, sifat dan luas
tindakan yang akan dilakukan, manfaat dan urgensi tindakan, resiko
tindakan, konsekuensi tindakan jika dilakukan dan tidak dilakukan,
biaya menyangkut tindakan, surat izin dari keluarga.

d. Perencanaan Pasien Pulang


Perencanaan pasien pulang merupakan bagian penting dari pelayanan klien
dan keluarga yang dimulai dari saat klien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu bentuk kerjasama antara tim kesehatan, klien maupun orang
yang penting bagi klien yang dimulai pada tahap pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. (Carpenito, 1993)
Tujuan perencanaan pasien pulang adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan klien untuk menyesuaikan diri di rumah dan di masyarakat
setelah pulang dari rumah sakit.
2) Menyiapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap klien serta keluarga
tentang penyakit klien, pemberian obat, aktifitas dan perawatan sehari-
hari, pemberian nutrisi yang tepat, semua bertujuan untuk
mempertahankan status kesehatan klien setelah di rumah.
3) Menyiapkan diri klien dan keluarga baik dari segi fisik maupun psikologis
bila terdapat gejala sisa. (Stuart &Sundeen, 1995)

Tahap-tahap perencanaan pasien pulang adalah sebagai berikut :


1) Tahap pengkajian
a) Perawat mengkaji keadaan umum klien
b) Perawat mengkaji keadaan luka klien
c) Perawat mengkaji tingkat ketergantungan klien
d) Perawat mengkaji pemenuhan kebutuhan klien
e) Perawat mengkaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang
penyakit klien.
2) Tahap perencanaan
a) Perawat menyiapkan materi yang akan diberikan kepada klien sesuai
dengan kondisi penyakit yang diderita klien, seperti pengertian
penyakit, tanda dan gejala, cara penanganan, obat-obatan, diet dan
perawatan luka.
b) Perawat mempersiapkan metode pengajaran
c) Perawat mempersiapkan media pengajaran (alat peraga)
3) Tahap pelaksanaan
a) Perawat menjelaskan kepada klien tentang pengertian, tanda dan gejala
penyakit dan penanganan penyakit.
b) Perawat memberikan pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan
pasien dirumah
c) Pemberian informasi mengenai tanda dan gejala terjadinya infeksi serta
pencegahanya, diet, obat-obatan, aktifitas dan perawatan diri.
d) Memberitahukan dan menegaskan jadwal kontrol.
4) Tahap evaluasi
a) Perawat bertanya pada klien tentang pengertian penyakit.
b) Perawat bertanya kepada klien tentang tanda dan gejala penyakit.

e. Lingkungan Fisik
1) Bangunan
a) Ruangan
Lingkungan kerja untuk pencapaian proses manajerial
keperawatan di ruang rawat inap dewasa secara keseluruhan
mempunyai : ruang perawatan lengkap dengan tempat tidur dan kamar
mandi klien, ruang perawat/nurse station berada diawal setelah pintu
masuk ruangperawatan kelas 3 ruang dokter, ruang janitor, ruang
kepala ruangan, ruang tindakan, ruang ganti perawat, kamar mandi
perawat, ruang administrasi,
b) Letak
Ruang cempaka terletak dilantai satu jauh dari tempat
keramaian seperti kantin, dekat dengan kamar operasi dan pemeriksaan
diagnostik, aman dan nyaman..
c) Kondisi
Pencahayaan cukup dan sesuai dengan luas ruangan,besar
ruangan, sesuai dengan jumlah tempat tidur, jumlah dan ukuran jendela
sesuai dengan besar ruangan, warna cat lembut, tidak berjamur,
bersih, pintu pleksibeldandapat dilalui brankar,bersih,letak
terjangkau oleh pasien, kasur bersih, dapat dirubah posisinya, terdapat
side rails, fasilitas ruangan tidak mengganggu delivery pasien.
2) Alat dan bahan
a) Alat tenun : Barak schort perawat, stik laken, sarung bantal, selimut
tebal.
b) Alat-alat pemeriksaan tanda vital : stetoskop, thermometer, oksimetri
c) Alat-alat pemeriksaan fisik : Reflek hamer, tongue spatel, penlight.
d) Alat tansportasi : Brancard, kursi roda
e) Emergency trolly
f) Troly Oksigen kecil.dan manometer
g) Alat-alat rumah tangga : AC, bantal, lemari es, lemari laken, loker 4
lubang.
h) Alat tulis kantor : Hecter kecil, hecter besar, map personil kecil,
penggaris, computer, lemari arsip,

f. Lingkungan Non Fisik


1) Hubungan perawat – klien
a) Hubungan perawat klien dimulai sejak klien masuk, selama perawatan
(pelaksanaan proses keperawatan) sampai pulang.
b) Pada profesi keperawatan, komunikasi jadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan pada klien sangat tergantung pada hubungan perawat dan
klien.
2) Hubungan perawat – perawat
a) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik
b) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.
c) Kegiatan serah terima pasien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
d) Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
e) Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
f) Media komunikasi antar perawat menggunakan buku laporan, buku
ronde dan white board.
g) Mempunyai protap timbang terima
3) Hubungan perawat – profesi lain
a) Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk menangani masalah
tim.
b) Komunikasi antar profesi berjalan baik.
c) Proses pendelegasian jelas dilakukan secara tertulis.
d) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas.
e) Saling menghargai antar profesi.
4) Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah sikap yang positif yang menyangkut
penyesuaian diri yang positif sehat dari para karyawan terhadap kondisi
dan situasi kerja termasuk didalamnya upah, kondisi sosial, kondisi fisik
dan kondisi psikologis. (Anoraga, 2006). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja menurut Anoraga (2006):
a) Faktor individual, berhubungan dengan sikap, umur, dan jenis kelamin.
b) Faktor-faktor luar berhubungan dengan keadaan keluarga karyawan,
rekreasi dan pendidikan.
c) Faktor sosial berhubungan dengan interaksi sosial antar karyawan,
atasan, maupun antar karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya,
sugesti dari teman kerja, emosi dan situasi kerja.
d) Faktor fisik yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja dan
kondisi fisik karyawan termasuk didalamnya pekerjaan, pengaturan
waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu,
penerangan, kondisi kesehatan karyawan, dan lain-lain.
e) Faktor finansial yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan
karyawan yang meliputi sistem dan besaran gaji, jaminan sosial,
macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan lain-
lain.

Beberapa alasan pentingnya kepuasan kerja yang tinggi dalam sebuah


organisasi:
a) Ada bukti bahwa kepuasan kerja yang rendah lebih sering mangkir dan
lebih besar kemungkinan mengundurkan diri.
b) Karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan mempunyai
kesehatan yang lebih baik dalam usia yang lebih panjang.
c) Kepuasan kerja yang tinggi sejalan dengan produktifitas yang tinggi.
3. Struktur Organisasi Ruang Cempaka
Gambar 2.5Struktur Organisasi Ruang Cempaka

Kepala Instalasi Ruang Rawat Inap


Dr.Serita Br.Ginting
NIP: 196501161997032001

Kepala ruangan
Ns. Dwi Wahyuni, S.Kep
NIP: 197804152021212007

Wakil kepala ruangan


Ns. Yan Wulandari, S.Kep
NIP: 197701062014062001
ADM
Ahmad Faisal
……………………....

Ketua TIM I KetuaTIM II


Yeti Nuraeni, S.Kep Nuzulur Rohmah, A.MK
NPP: 20140119880505 NPP: 20160719910691

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


Vidayatra, A.MK Humaesih, A.MK
NPP: 20210719981028 NPP: 20200219960924

Titi Dwi Astuti, A.MK Jasma Elita, A.MK


NPP: 20140119920518 NPP: 198001112010012008

Desi Dwi Yani, A.MK Ns. Neneng Hasanah, S.Kep


NPP: 20160719910697 NPP: 20130419920457

Hayati Nufus, A.MK M.Kurniawan, A.MK


NPP: 20170319940777 NPP: 20200219940935

Yusep Fajar, A.MK Dewi Aninta Ratnasari, A.MK


NPP: 20200219940959 NPP: 20170319910748

Hepri Hutasoit, A.MK Ns. Annisa Ftri Hawes , S.Kep


NPP: 20130819850463 NIP: 199303212022032011
Khairul Imam, A.MK Ns. Ade Kurniawan, S.Kep
NPP: 20210619961007 NIP: 198909292022031003

Ns. Rustini, S.Kep


NIP: 197809282021212006

POS
Brian
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISIS SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. HasilPengkajian
1. 5M (Man, Material & Machine, Method, Money, Market)
a. Man (SDM (kualitas dan Kuantitas), pasien, peserta didik) (M-1)
1) Kuantitas SDM
Pada penilaian ini berkaitan dengan jumlah pegawai yang bertugas di
Ruang Cempaka RSUD kabupaten Tangerang. Berdasarakan hasil
wawancara dengan kepala ruangan di dapatkan data jumlah pegawai
sebagai berikut :
- Dokter ruangan : 1 orang
- Dokter sepsialis : 14 orang
- Karu : 1 orang
- Wakaru : 1 orang
- Katim : 2 orang
- Perawat pelaksana : 15 orang
- POS : 1 orang
- ADM : 1 orang
2) Kualitas perawat (SDM)
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di rumah
sakit. Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
selama 24 jam kepada pasien sehingga perawat menjadi orang yang
paling penting mengetahui perkembangan pasien. Pelayanan keperawatan
yang diberikan hendaknya bermutu, efektif dan efisien. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah
ketersedianan sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia atau
perawat harus sesuai dengan kebutuhan dari rumah sakit. Keberhasialan
rumah sakit sangat tergantung pada kemampuan manajemen dalam
menentukan tenaga perawat dengan sistem, struktur, organisasi,
teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Sumber daya manusia
seringkali menjadi penyebab kegagalan rumah sakit dalam
mengembangkan kualitas pelayanan. Oleh sebab itu penetapan sumber
daya manusia di rumah sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu di
perhatikanModel penetapan yang dilakukan dalam perhitungan tenaga
keperawatan menurut Departemen Kesehatan adalah :
- Rata rata jam perawatan
- Bedah 4 jam/hari/ klien
- Dalam 3,5 jam/ hari/ klien
- Anak 4,5 jam/ hari / klien
- Total care 6,16 jam / hari / klien
- Gawat 10 jam/ hari / klien
- Kebidanan 2,5 jam/ hari/ klien
a) Model penetapan yang dilakukan dalam perhitungan kebutuhan
tenaga keperawatan menurut Departemen Kesehatan adalah :
Cara penghitungan bedasarkan :
(1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan tingkat jenis kasus:
- Rata-rata pasien perhari
- Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
- Jam perawatan diperlukan/ruangan/hari
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut
Departemen Kesehatan adalah:
(a)
jmlh hari minggu dalam 1tahun +cuti+ haribesar
x jmlh prwt tersedia
jmlh hari kerja efektif pertahun
Tenaga keperawatan yang mengerjakan pekerjaan non
keperawatan diperkirakan 25% dan jam pelayanan
keperawatan
jumlah jam perawatan di ruangan/hari
(b)
jam hari kerja efektif
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu di tambah
(factor koreksi) dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day)
jumlah tenaga keperawatan+loss day
(c) x 25
100
Jumlah tenaga = tenaga yang tersedia + factor koreksi

Bedasarkan hasil pengkajian didapatkan perhitungan:


(a) Diketahui
- Rata-rata pasien setiap hari : 24
- Rata-rata perawatan/pasien/hari : 3,5
- Rata-rata jam perawatan/kerja efektif per shif: 7
jumlah jam perawatan ruangan /hari
Rumus =
jam efektif perawat
24 x 35
=
7
84
=
7 jam
= 12 dibulatkan jadi 12
(b) Rumus Loss Day
=
jm lhhari minggu dlm satu tahun+ cuti+hari besar
xjml prwt tersedia
jumlah hari kerja efektif pertahun
51+12+12
= x 12
286
75
= x 12
286
= 3.14 dibulatkan menjadi 3
(c) Rumus factor koreksi
= (jumlah tenaga perawat + loss day)x25%
= (12+3) x 25%
= 3,75 dibulatkanmenadi 4 orang

Menurut Departemen Kesehatan:


=Jumlah tenaga perawat+ loss day+factor koreksi
= 12+3+4
=19 orang perawat
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan di ruang cempaka adalah 19
orang perawat.
b) Menurut Douglas (1984)
Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut Douglas dihitung
berdasarkan tingkat ketergantungan setiap shif klien dan hasil
keseluruhan ditambah sepertiga (1/3) untuk perawat yang libur atau
cuti. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan klasifikasi tingkat
perbulan/30 hari/ hari

Table 3.1 Rekap data perhitungan tenaga perawat


Minimal Partial Total Jumlah
Pagi 0. 0,17 x 0 = 0,27 x 3= 0,36 x 21 = 8,37
0 0,81 7,56 (8
orang)
Siang 0.14 x 0 = 0 0,15 x 3 = 0,30 x 21 = 6,75
0,45 6,3 (7
orang)
Malam 0.07 x 0 = 0 0,10 x 3 = 0,20 x 21 = 4,5
0,3 4,2 (5
orang)
Jumlah 20 orang
Berdasarkan perhitungan douglas didapatkan jumlah tenaga
keperawatan yang diperlukan yaitu 20 orang perawat. Sedangkan di
ruang cempaka tersedia 19 orang perawat, dari 19 orang di ruang
cempaka termasuk karu dan wakaru menujukan bahwa tenaga di
ruang cempaka kurang sesuai. Sehingga perawatan yang diberikan
kurang optimal.

Table 3.2 Rekap data penghitungan tenaga perawat


Data di ruang
No Rumus penghitungan Hasil Keterangan
cempaka
1 Menurut Depkes 19orang 19 orang Sudah sesuai
2 Menurut Douglas 20 19 orang Kurang1
orang orang

− Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan di


ruangan cempaka diperoleh data jumlah perawat 19 orang
termasuk karu dan wakaru. Berdasarkan penghitungan menurut
depkes didapatkan 19 orang, sedangkan menurut douglas
20orang.
− Berdasarkan analisis beban kerja didapatkan hasil bahwa beban
kerja perawat termasuk dalam kategori cukup, sehingga tingkat
kelelahan pun akan meningkat, hal ini dapat dilihat, dari
pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh 20 orang, tetapi
hanya dikerjakan oleh 19 orang.

3) Kualitas Tenaga keperawatan


Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang berhubungan
dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam proses pemberian
pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan konsumen.
Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat bergantung pada
kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur karyawan
(tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi, tekhnologi, tugas,
budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah disadari bahwa SDM
seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu organisasi di rumah sakit.
Secara teori indikator keberhasilan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas. Supaya dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas diperlukan sumber daya yang cukup dengan kualitas
yang tinggi dan profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya. Menurut
Darmanto Djojosubroto (1997) konsep pengembangan sumber daya
manusia yang disebut Human Resources Development (HRD) memiliki 3
program yaitu :
a) Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan pada
pekerjaan saat ini.
b) Education, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan untuk
pekerjaan yang akan datang.
c) Development, yaitu dimana proses belajar diarahkan untuk pekerjaan
pegawai yang bersangkutan secara langsung.
d) Etika komunikasi : Komunikasi terapeutik dalam keperawatan, Etika
keperawatan dsn Manajemen keperawatan
Sumber daya Manusia (SDM) Ruang cempaka terdiri dari kepala
ruangan, wakil kepala ruangan, ketua tim, perawat pelaksana dengan
total 14 orang. Adapun pengembangan kompetensi tenaga keperawatan
yang sudah dan akan dilaksanan perlu diselaraskan dengan tuntutan dan
kebutuhan profesi, sistem penghargaan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.

Table 3.3 Klasifikasi pendidikan format tenaga keperawatan

di ruang cempaka bulan juli-agustus 2022


No Jenis pendidikan Jumlah %
1 S1 Keperawatan dan Ners 4 23,6 %
2. S1 Keperawatan 1 5,8 %
2 DIII keperawatan 12 70,6 %
Jumlah 100%
(Sumber : pengkajian dan dokumentasi data di ruang cempaka 2022)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan di dapatkan


tingkat pendidikan pegawai di ruang cempaka rata-rata diploma tiga
keperawatan sebanyak 12 tenaga perawat, sarjana keperawatan 1
perawat, perawat yang memiliki gelar profesi keperawatan ada 4
perawat.

Table 3.4 pengalaman klinis


PK IV -
PK III 1 orang
PK II 2 orang
PK I 11 orang
PK 0 2 orang
Total 17 orang
(Sumber : pengkajian dan dokumentasi data di ruang cempka,2022)
Berdasarkan tabel diatas jumlah perawat yang mempunyai
pengalaman klinis (PK IV) sebanyak 0 orang, (PK III) 1 orang, (PK II)
2 orang, (PK I) 11 orang, dan (PK 0) 2 orang berdasarkan pengkajian
menurut kepala ruangan cempaka kenaikan PK menurut Kemenkes No
40 Tahun 2017 tentang pengembangan jenjang karir profesional perawat
klinis.
Table 3.5 Klasifiksi status ketenagaan kepegawaian bulan

Juli 2022
No Status ketenagaan jumlah %
kepegawaian
1 PNS 2 11,76%
2 BLUD 15 88,24%
Jumlah
(Sumber : pengkajian di ruang cempaka,2022)
Klasifikasi status ketenagakerjaan kepegawaian di ruang cempaka
dibagi menjadi dua yaitu PNS dan BLUD, Jumlah 2PNS dan 15
pegawai berstatus BLUD.

4) Pasien
Ruang cempaka atas memiliki kapasitas 24 tempat tidur, data bulan juli-
agustus 2022
Table 3.6 Distribusi pasien masuk di ruang cempaka april - juni
No Bulan Jumlah
1 April 114
2 Mei 94
3 Juni 123
Total 331
Rata-rata pebulan 110
Berdasarkan data di atas pasien masuk di ruang cempaka selama
bulan April sampai juni pasien dengan rata-rata perhari pasien.

5) Peresta didik
RSUKabupaten Tangerang sebagai rumah sakit dibawahpemerintahan
daerah kabupaten tangerang sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan
tentu memiliki tingkat mobilisasi mahasiswa yang cukup tinggi. Banyak
mahasiswa dari universitas, STIKes, maupun poltekes yang membantu
kebutuhan dasar manusia pada pasien.
Masalah :
Berdasarkan dari hasil penghitungan kebutuhan tenaga didapatkan
jumlahkebutuhan tenaga perawat sebanyak 20 orang sementara di ruang
cempaka hanya terdapat 19 orang perawat termasuk karu dan wakaru. Hasil
pengalaman klinis menunjukkan lebih banyak PK I dibanding PK II, sehingga
beban kerja PK I lebih banyak.

b. Material : sarana dan prasarana (M-2)


1) Fasilitas
Jumlah peralatan dan perlengkapan di ruang cempaka RSU
Kabupaten Tangerang sudah cukup lengkap dan sesuai dengan jumlah
yang dibutuhkan untuk memenuhi segala kebutuhan tindakan
keperawatan, kebutuhan administrasi dan kebutuhan untuk menunjang
keberlangsungan aktifitas ruangan.
Berikut merupakan fasilitas yang ada di ruang cempaka atas sebagai
berikut :
Tabel 3.7 Ruang perawatan Cempaka
Kamar Kapasitas Tempat Tidur
1 2
2 2
3 6
4 6
5 4
6 4
Jumlah 24 Tempat Tidur
(Sumber pengkajian dan observasi RSU kabupaten)
Untuk fasilitas tempat tidur layak dan sesuai dengan fungsinya dan
dapat di gunakan tidak ada perbaikan.Kondisi lingkungan di ruang
cempaka bersih hanya sajah jarak antar tempat tidur kurang dari 1 meter.
Ada nya 2 tempat tidur yang menghalangi jalur menuju ke toilet. Terdapat
beberapa kamar mandi mengalami kerusakan.
2) Alat kesehatan yang diperlukan
Tabel 3.8 Alat Kesehatan Ruang Cempaka
Alat kesehatan Jumlah
Ambu bag 3 unit
Defibrilator 1 unit
ETT 1 unit
Papan Resusitasi 1 unit
Suction pump 3 unit
mobile
Tabung Oksige kecil 4 unit
Tong Spatel logam 1 unit
Kasur Dekubitus 2 unit
Monitor 2 unit
Brankar pasien 2 unit
Buli buli panas 1 unit
Kursi roda 3 unit
EKG 3 unit
Syringe Pump 12 unit
Infus Pump 4 unit
Oksigen Konsentrat 1 unit

Fasilitas dan jumlah peralatan di Ruang Cempaka Cukup lengkap,


namun ada beberapa alat yang rusak dan terkadang ada alat yang hilang.
Sarana dan prasarana yang ada diruang Cempaka sudah sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan untuk keberlangsungan kegiatan di ruang
cempaka.
Masalah:
Alat belum cukup lengkap karena ada beberapa alat yang rusak dan
terkadang ada alat yang hilang, jarak antar tempat tidur kurang dari 1
meter dan tata letak bedmenghalangi jalur menuju ke toilet.
Kurangnya media informasi diruangan atau kamar pasien.

c. Metode pemberian asuhan keperawatan (M-3 METHOD)


1) Pedoman asuhan keperawatan
Panduan Asuhan Keperawatan (PAK) meliputi pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan asuhan keperawatan
(Departemen Kesehatan, 2001).Asuhan keperawatan merupakan proses
atau rangkaian kegiatan praktik keperawatan langsung pada klien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang pelaksanaannya berdasarkan
kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik keperawatan (Ali,
2009).
Penerapan proses keperawatan dalam standar asuhan keperawatan
untuk klien merusapakan salah satu wujud tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat terhadap klien. Pada akhirnya, penerapan proses
keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan pada
klien (Asmadi, 2008).
Panduan asuhan keperawatan ruang Cempaka RSU Kabupaten
Tangerang disusun berdasarkan standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI
untuk target waktu dan kriteria hasil nya, SIKI untuk tindakan atau
intervensinya.
Berdasarkan analisa kelompok ruang cempaka RSU Kabupaten
Tangerang sudah menggunakan Metode TIM namun belum optimal
karena terkadang masih menggunakan Metode Fungsional, ini disebabkan
karena kurangnya tenaga perawat yang dibutuhkan.

2) Standar operasional procedure


Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong
dan menggerakan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
Standar operasional prosedur merupakan tata cara tahapan yang
dilakukan dan yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja
tertentu.
Prosedur tetap adalah tahap kegiatan yang pasti untuk menyelesaikan
suatu aktivitas. Prosedur tetap atau Standart Operating Prosedure (SOP).
Suatu ruang didalam sebuah Rumah Sakit idealnya mempunyai Prosedur
Tetap (Protap) tindakan yang berlaku secara resmi, dipahami dan
diterapkan oleh seluruh staf ruangan
Berdasarkan hasil pengakajian dan wawancarasudah melakukan
tindakan sesuai dengan SOP yang ada, SOP tersebut sudah di terbitkan
Oleh RSU kabupaten tangerang adapun SOP tersebut sebagai berikut:
Table 3.9 Standar Operasional Prosedur Ruang Cempaka
No Nama SOP Nomor Dokumen Tahun
Diterbitkan
1 Menerima pasien baru 445/. Bid.Yan Kep 2019
2 Melaksanakan orientasi pasien 445/. Bid.Yan Kep 2019
baru
3 Mengukur suhu tubuh 445/. Bid.Yan Kep 2019
4 Mengukur pernafasan 445/. Bid.Yan Kep 2019
5 Mengukur tensi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
6 Menghitung denyut nadi 445/. Bid.Yan Kep 2019
7 Memindahkan pasien dari kereta 445/. Bid.Yan Kep 2019
dorong ke tempat tidur
8 Memindahkan pasien dari kursi 445/. Bid.Yan Kep 2019
roda ke tempat tidur
9 Memberikan obat melalui mulut 445/. Bid.Yan Kep 2019
untuk dewasa
10 Memberikan obat pada kulit 445/. Bid.Yan Kep 2019
11 Memberikan obat dibawah lidah 445/. Bid.Yan Kep 2019
12 Memberikan obat tetes mata 445/. Bid.Yan Kep 2019
13 Memberikan obat melalui suntikan 445/. Bid.Yan Kep 2019
subkutan
14 Memberikan obat suntikan melalui 445/. Bid.Yan Kep 2019
intramuskuler
15 Memberikan obat suntikan 445/. Bid.Yan Kep 2019
intrakutan
16 Memberikan obat suntikan melalui 445/. Bid.Yan Kep 2019
intra vena
17 Tepid sponge 445/. Bid.Yan Kep 2019
18 Memasang selang nasogatrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
19 Melepas selang nasogatrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
20 Irigasi selang nasogastrik 445/. Bid.Yan Kep 2019
21 Memasang kateter pada 445/. Bid.Yan Kep 2019
perempuan
22 Memasang kateter pada laki-laki 445/. Bid.Yan Kep 2019
23 Menghitung cairan ang masuk dan 445/. Bid.Yan Kep 2019
keluar
24 Pengambilan spesimen urine 445/. Bid.Yan Kep 2019
25 Merawat luka 445/. Bid.Yan Kep 2019
43 Memberikan O2 perkule 445/. Bid.Yan Kep 2019
44 Melakukan latihan napas dalam 445/. Bid.Yan Kep 2019
45 Hisap lender 445/. Bid.Yan Kep 2019
46 Memasang Infus Intravena 445/. Bid.Yan Kep 2019
47 Memberikan transfusi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
48 Pengambilan darah untuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
pemeriksaan analisa gas darah
21 Memasang kateter pada 445/. Bid.Yan Kep 2019
perempuan
22 Memasang kateter pada laki-laki 445/. Bid.Yan Kep 2019
23 Menghitung cairan ang masuk dan 445/. Bid.Yan Kep 2019
keluar
24 Pengambilan spesimen urine 445/. Bid.Yan Kep 2019
25 Merawat luka 445/. Bid.Yan Kep 2019
43 Memberikan O2 perkule 445/. Bid.Yan Kep 2019
44 Melakukan latihan napas dalam 445/. Bid.Yan Kep 2019
45 Hisap lender 445/. Bid.Yan Kep 2019
46 Memasang Infus Intravena 445/. Bid.Yan Kep 2019
47 Memberikan transfusi darah 445/. Bid.Yan Kep 2019
48 Pengambilan darah untuk 445/. Bid.Yan Kep 2019
pemeriksaan analisa gas darah

Masalah:
Tidak ditemukan kesenjangan masalah

d. Money (M-4)
1) Pemasukan Ruang Perawatan
a) Sumber daya
RSU Kabupaten Tangerang dalam operasionalnya memperoleh
anggaran dari APBD dan Sebagian diperoleh Dari BLUD, yang oleh
rumah sakit sendiri untuk memajukan dan meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit.
Berdasarkan data subjektif, didapatkan data bahwa dana
operasional RSU kabupaten Tangerang sebagai berikut:
- BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)
- APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
Sistem gaji untuk perawat di ruangan yaitu terdiri dari gaji pokok
dan jasa medik. Besarnya gaji pokok dan jasa medis berbeda masing-
masing perawat di sesuikan berdasarkan tingkat pendidikan dan
jabatan perawat di ruangan. Baik gaji pokok maupun gaji jasa medis
dibayarkan setiap satu bulan sekali melalui transfer bank.
Masalah:
Tidak ditemukan kesenjangan masalah

e. Market (M-5)
1) Pasien Ditinjau Dari Sistem Pembiayaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diketahui
bahwa mayoritas pembiayaan pasien menggunakan sistem jaminan
kesehatan seperti: BPJS Kesehatan, Jamkesda, Asuransi Swasta dan
Kartu Indonesia Sehat (KIS). Meskipun ada beberapa pasien yang masih
menggunakan pembiayaan secara umum akan tetapi presentasenya kecil
atau sedikit.
2) Asal Daerah Pasien
RSU Kabupaten Tangerang adalah pusat rujukan untuk masyarakat
Provinsi Banten karena sarana prasarana sudah lengkap. Berdasarkan
hasil dari buku registrasi diketahui bahwa asal pasien diruang Cempaka
mayoritas berasal dari Kota dan Kabupaten Tangerang.
3) Strategi pemasaran
Aspek pemasaran pelayanan RSU Kabupaten Tangerang dikelola
dengan berbagai media dan website yang cukup lengkap dan mudah
diakses serta mempunyai program unggulan terutama pada sektor
pelayanan kesehatan kardiovaskular dan kesehatan ibu dan anak.
Masalah:
Tidak ditemukan kesenjangan masalah
2. Fungsi – Fungsi Manajemen
a. Perencanaan
1) Jadwal dinas Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang cempaka beliau
mengatakan penyusunan jadwal dinas dibuat oleh wakil kepala ruangan
dengan jadwal yang dibuat dibagi menjadi 3 shift, yaitu shift pagi, siang
dan malam. penjadwalan yang sudah direncakan sudah sesuai dengan
pembagian 3 shift jadwal dinas, berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala ruangan bahwa dinas di ruang cempaka sudah 40 jam perminggu.
Berdasarkan hasil kuesioner bahwa kepala ruangan dan kepala tim tidak
pernah mendiskusikan atau membuat jadwal bersama. Dari hasil
kuesioner setiap bulannya belum di adakan rapat keseluruhan perawat
diruang cempaka.
2) Visi dan Misi Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara, kepala ruangan mengatakan tidak ada
visi misi dalam ruang cempaka, namun ruang cempaka menggunakan
visi misi RSU Kabupaten Tangerang yaitu sebagai berikut:
a) Visi RSU Kabupaten Tangerang:
“Rumah Sakit Modern, Unggul dan Terpercaya”.
b) Misi RSU Kabupaten Tangerang:
− Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang profesional,
santun dan mempunyai daya saing yang tinggi
− Memberikan pelayanan unggulan yang didukung dengan
peralatan canggih dan antisipasi tuntutan lingkungan dan
perkembangan penyakit
− Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan
kedokteran dan kesehatan untuk mendukung pendidikan dan
penelitian dibidang kedokteran dan kesehatan.
3) Filosofi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara, menurut kepala ruangan cempaka
filosofi keperawatan yang diterapkan adalah berfokus pada kebutuhan.
Dasar manusia dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Mengutamakan pelayanan, mengurangi kesalahan dan komplen pasien.
Berdasarkan hasil observasi : pada saat pelaksanaan di ruangan
cempaka sudah di implementasikan.
4) Perencanaan Jangka Pendek dan Jangka Menengah
Perencanaan harian kepala ruangan dan semua SDM ruang
cempaka dibuat sebelum melakukan kegiatan harian dan dilengkapi
pada saat kegiatan pre dan post conference, dan pada saat timbang
terima pasien setiap pergantian shif. Rencana bulanan kepala ruangan
cempaka yang sudah dilaksanakan berdasarkan hasil observasi yang
telah dilakukan adalah sebagai berikan
- Merencanakan dan membuat jadwal dinas untuk satu bulan.
- Membuat jadwal pre dan post conference.
- Membuat perencanaan kebutuhan bulanan untuk alat kesehatan,
alat tenun, obat-obatan untuk ruang cempaka.
- Membuat perencanaan untuk pertemuan rutin bulanan atau rapat
ruangan.
- Rapat yang diadakan membahas terkait penyelesaian masalah
diruangan jika ada.
5) Perencanaan Jangka Panjang
Menurunkan angka kematian di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang.
b. Fungsi Pengorganisasian
1) Pengorganisasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruang Cempaka beliau
mengatakan penyusunan jadwal dinas dibuat oleh wakil kepala ruangan
dengan jadwal yang dibuat dibagi menjadi 3 shift, yaitu shift pagi, siang
dan malam. Berdasarkan hasil observasi: penjadwalan yang sudah
direncakan sudah sesuai dengan pembagian 3 shift jadwal dinas,
berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan bahwa dinas di ruang
cempaka sudah 40 jam perminggu. Dari bagan struktur organisasi ruang
Cempaka tergambar bahwa dalam menjalankan fungsi manajemen
keperawatan kepala ruangan cempaka dibantu oleh 1 orang wakil kepala
ruangan, 2 orang ketua tim, dan 15 perawat pelaksana.
2) Struktur Organisasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan data
bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim,
dengan membentuk dalam ruangan 2 tim. Berdasarkan hasil observasi:
penugasan yang direncakan sudah sesuai dengan perencanaan berdasarkan
tugas masing-masing.
Masalah:
Tidak ada masalah pada struktur organisasi diruang cempaka.
3) Pengorganisasian Perawatan Pasien
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan data
bahwa metode penugasan yang dilakukan menggunakan metode tim,
dengan membentuk dalam ruangan 2 tim. Berdasarkan hasil observasi:
didapatkan saat mengamati ada 2 tim diruangan yang dibuat sesuai tugas
sehari-hari. Pembagian tanggung jawab terhadap pasien dilakukan
berdasarkan kamar, perawat pelaksana langsung bertanggung jawab
kepada kepala ruangan, dan bertanggung jawab kepada ketua tim
Masalah:
Tidak ada masalah dalam Pengorganisasian Perawatan Pasien.
4) Uraian Tugas
Berdasarkan hasil wawancara : Menurut Kepala ruangan cempaka
belum menerapkan uraian tugas-tugas diruangan, hanya pakai metode 2
tim saja. Berdasarkan hasil observasi: Hasil pengamatan di ruangan
perawat hanya bertugas pakai tim 1 dan tim 2.
Masalah :
Masalah yang didapat pada ruang cempaka belum membuat uraian
tugas bagi perawat pelaksana.
5) Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
informasi bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan sudah sesuai
dengan format yang ada dan sudah disepakati bersama antara kepala ruang
dan komite keperawatan. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan hasil
dalam pendokumentasian keperawatan sudah tersedia lembar penulisan
standar asuhan keperawatan dan sudah sesuai dengan format.
Pada format rencana keperawatan, dalam dokumentasi terlihat sudah
berkesinambungan antara masalah dengan tindakan keperawatan yang
dilakukan serta sudah terdapat rencana tindak lanjutnya.
Masalah :
Tidak ada masalah dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan.
6) Pengaturan Jadwal Dinas
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan pengaturan shift
yang dilakukan oleh kepala ruang disesuaikan dengan jumlah perawat
yang ada di ruangan. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan kepala
ruangan dan ketua tim belum membuat jadwal secara bersama. Hasil
format daftar shift diruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang
ada.
c. Pengarahan dan Pengawasan
1) Komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan didapatkan
hasil komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan diketahui arah komunikasi yang
dibangun diruangan cempaka yaitu komunikasi dua arah, dimana
biasanya antara kepala ruangan dengan ketua tim saling berdiskusi untuk
menyelesaikan suatu masalah ataupun memberikan saran.
Pada saat timbang terima pasien di ruangan, dilaporkan tindakan
yang telah dilakukan dan yang akan dilanjutkan oleh perawat pada shift
berikutnya, kemudian perawat mengunjungi ruang-ruang rawat untuk
memeriksa kondisi pasien tetapi masih belum memperkenalkan perawat
yang akan berjaga selanjutnya. Komunikasi ketua tim dengan perawat
baru mengenai orientasi ruangan belum dilakukan.
Masalah :
Pada saat timbang terima pasien di ruangan, perawat yang saat itu
berjaga belum memperkenalkan perawat yang akan berjaga
selanjutnya.
2) Motivasi Kepada Perawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan dan hasil
kuesioner bahwa selain peningkatan motivasi yang dilakukan oleh
rumah sakitbaik secara langsung maupun tidak langsung peningkatan
motivasi dilakukan juga oleh kepala ruangan.
3) Pendelegasian
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangandiketahui
bahwa mekanisme pendelegasian menggunakan tingkatan
pengorganisasian. Kepala ruangan mengatakan jika kepala ruangan tidak
dapat menghadiri kegiatan berupa rapat biasanya kepala ruangan akan
mendelegasikan kepada wakilnya terlebih dahulu. Jika wakil kepala
ruangan juga tidak bisa maka pendelegasian akan diserahkan kepada
perawat primer. Akan tetapi jika perawat primer juga tidak. bisa, maka
pendelegasian akan diserahkan kepada perawat pelaksana yang sudah
lama bekerja diruangan.
Menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa pendelegasian
diruangan masih sudah ada, dan sudah dilakukan secara optimal tetapi
kadang dilakukan hanya dengan cara lisan dengan format SBAR dan
TBAK.
Masalah:
Tidak ada masalah dalam Uraian tugas pendelagasian.
4) Mekanisme penyelesaian masalah : manajemen konflik
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan diketahui
bahwa mekanisme penyelesaian masalah yang biasa dilakukan didalam
ruang yaitu cempaka dengan melakukan diskusi bersama terlebih dahulu
bersama ketua tim terlebih dahulu dan jika masalahnya berat biasanya
kepala ruangan menyelesaikan masalah dengan bersama-sama untuk
menentukan solusi yang tepat.
d. Pengendalian
1) Program pengendalian mutu
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari kepala ruangan
sudah ada tim pengendalian mutu, namun pelaksanaan gugus kendali
mutu yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner mengenai
tingkat kepuasaan. Kuesioner ini diberikan saat pasien pulang.
Masalah: Tidak ada masalah dalam Program Pengendalian Mutu
2) Pengembangan standar
Menurut Kepala ruangan Asuhan keperawatan yang diberikan sudah
mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang sudah
ditetapkan, dan untuk tindakan keperawatan sudah sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) jika tidak akan dilakukan
pengawasan secara langsung.
Masalah: Tidak ada masalah dalam Pengembangan standar
B. Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats).
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland  analisis SWOT adalah instrumen
perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan
dan kelemahan serta kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen ini memberikan
cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah
strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal
apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Berikut ini gambaran analisa SWOT Ruang cempaka RSU Kabupaten
Tangerang adalah:
Keterangan:
S = Streghts (Kekuatan)
W = Weaknesses (Kelemahan)
O = Opportunities (Kesempatan)
T = Threat (Ancaman)
Tabel 3.10 SWOT Ruang cempaka
RSU Kabupaten Tangerang Bulan Agustus 2022

N
MASALAH STRENGTH WEAKNEES OPPORTUNITY THREATS
O
1. Man  Berdasarkan dari hasil  Adanya Mahasiswa  Adanya tuntutan
 Adanya CI yang membimbing penghitungan kebutuhan yang sedang masyarakat yang
mahasiswa tenaga didapatkan jumlah magang baik tinggi untuk
 Beberapa perawat diruang kebutuhan tenaga perawat kedokteran dan mendapatkan
cempaka sudah banyak sebanyak 20 orang sementara profesi pelayanan yg lebih .
melakukan pelatihan BTCLS dll di ruang cempaka hanya keperawatan.
(semua pelatihan yang terdapat 19 orang perawat. 
dikoordinasikan oleh PPI RSU  Berdasarkan hasil wawancara
Kabupaten Tangerang ) dengan kepala ruangan di
 Diruangan sudah membuat dapatkan tingkat pendidikan
jadwal 3 shif dengan waktu 40 pegawai di ruang cempaka
jam dalam waktu satu minggu. rata-rata diploma tiga
 Ruang Cempaka sudah memiliki keperawatan sebanyak 12
Cleaning Service sendiri dan tenaga perawat, sarjana
bertugas membersihkan keperawatan 1 perawat,
lingkungan dan alat-alat perawat yang memiliki gelar
kesehatan.
 Sudah terdapat pegawai yang profesi keperawatan ada 4
membantu menunjang perawat.
pelayanan keperawatan seperti  Perawat di ruang cempaka
POS dan Administrasi memili jenjang karir klinis
(PK IV) sebanyak 0 orang,
(PK III) 1 orang, (PK II) 2
orang, (PK I) 11 orang, dan
(PK 0) 2 orang.

2. Material &  Jumlah kapisitas tempat tidur  Belum ada tugas perawat  Hanya sedikit yang  Jarak antar tempat tidur
Machine ruang Cempaka RSUD Kabupaten penanggung jawab peruangan masih kurang dari kurang dari 1 meter dan
Tangerang bulan april, mei, juni, sehingga papan nama sarana dan prasarana tata letak bed
juli, agustus, september2022 penanggung jawab ruangan yang harus menghalangi jalur
berjumlah 24 tempat tidur belum di gunakan sesuai disediakan, jadi dapat menuju ke toilet.
 Ruangan bersih fungsinya. lebih mudah untuk  Jika alat-alat tidak
 Fasilitas seperti Bell, Oksigen,  Belum terpasangnya arah kiblat ditingkatkan. lengkap akan
TT, dan lemari masih berfungsi disetiap kamar pasien  Membagi tugas mengganggu proses
dengan baik  Belum tersedianya poster diet penanggung jawab tindakan keperawatan
 Sarana edukasi, poster, leaflet Dm ( mayoritas Dm) perkamar kepada  Jika arah kiblat sudah
sudah tersedia di ruang cempaka.  Belum tersedianya perlak kecil perawat pelaksana. dipasang maka lebih
 Gedung kokoh untuk tindakan infus atau ambil mudah untuk pasien dan
 Fasilitas hand scrub tersedia darah . keluarga untuk
disetiap kamar pasien, ruang  Masih menggunakan kertas beribadah bagi yang
tindakan, dan di setiap depan atau formulir pada pasien beragama islam .
kamar pasien. Rawat Inap dan map/bantex.
 Tersedia nya tempat pembuangan
sampah yang di bagi sesuai
dengan jenis sampah medis, non
medi, plabot, botol kaca/vial,
sefty box dan pembuangan limbah
B3.
 Tempat penyimpanan linen sudah
sesuai dengan peraturan IPCN
dan tempat penyimpanan sudah
tertutup di dalam lemari .
 Sudah tersedia nya troly
emergency dan terisi obat obatan
emergency yang sesuai
kesepakatan rs.
 Adanya struktur organisasi
ruangan yang terbaru yang
terpasang di ruang Cempaka.
 Di ruangan cempaka ada nya
pergantian sirkulasi di jam 07:00-
14:00 setiap pintu dan jendela yg
terdapat di ruangan pasien di buka
lebar dan ac di tiap kamar di
matikan.
3. Methode  Pada saat timbang terima dari  Fungsi pengawasan dan  System kerja  Jika pengawasan dan
shift pagi ke shift siang, dari siang pengendalian perlu diruangan lebih pengendalian kurang,
ke malam berlangsung di ruangan ditingkatkan lagi agar proses terarah karna maka sulit untuk
dan di sertai kunjungan pasien . perencanaan dan menggunakan dilakukan evaluasi
 Ruang cempaka menggunakan pengorganisasian berjalan metode tim kinerja
metode tim, dengan adanya 2 sesuai dengan harapan  Sering dilakukan
katim, serta pembagian jadwal pengarahan dan
dinas yang sesuai sehingga pasien pengawasan untuk
mendapatkan perawatan yang selalu patuh
optimal dengan perhitungan melakukan tindakan
antara pasien dan perawat. sesuai SOP
 Dalam sistem pendokumentasian
sudah tertulis SOAP dan
verifikasi
 Seluruh Pendokumentasian di
ruang cempaka masih
menggunakan form.
 Pendokumentasian asuhan
keperawatan sudah sesuai dengan
format yang ada dari RSU
Kabupaten Tangerang

4. Money  RSU Kab. Tangerang adalah salah  Belum terlaksananya  Staff mendapatkan  Jika reward yang
satu rumah sakit tipe B, dimana asessment kompetensi dengan kesempatan untuk diberikan kepada
semua keuangan diatur oleh rutin terkait kesibukan remonasi dan perawat tidak sesuai,
manajemen RSU Kab. Tangerang manajemen membuat penilaian kenaikan jenjang kinerja para perawat dan
 Berdasarkan hasil wawancara kompetensi belum objektif karir jika kinerja staff dapat menurun.
dengan kepala ruangan diketahui dengan kewenangan perawat di baik dan lama kerja.  Terdapat nya rs swasta
bahwa sistem gaji untuk perawat ruangan  Ruangan cempaka yang memiliki
di ruangan yaitu terdiri dari gaji dapat memberikan pelayanan dan fasilitas
pokok dan jasa medik . pelayanan asuransi yang lebih lengkap dan
 Perlengkapan dan pergantian alat BPJS atau menerima pasien BPJS
yang rusak di laporkan oleh karu JAMKESDAS. atau JAMKESDA.
kemudian ke penanggung jawab
alat rs.
5. Market  RSU Kab. Tangerang adalah  Karena pasien di ruang  Fasilitas yang  Peraturanpenggunaan
rumah sakit tipe B dan memiliki cempaka mayoritas warga cukup lengkap jaminan yaitu perdaerah
sarana prasarana yang sudah daerah, dibutuhkan lebih membuat RSU tempat tinggal, tetapi
lengkap banyak media informasi, Kabupaten masih banyak pasien
 RSU Kab. Tangerang memiliki contoh: syarat-syarat untuk Tangerang sudah dari luar daerah yang
website yang cukup lengkap mendaftar rawat inap, banyak dikenal oleh dirawat di RSU
 Tidak membeda-bedakan pengambilan obat, rawat masyarakat Kabupaten Tangerang
pelayanan baik pasien jalan, dll. sehingga sehingga menyebabkan
menggunakan BPJS dengan memotivasi untuk jumlah pasien dengan
pasien umum lebih berkembang. jumlah kapasitas tempat
 Pelayanan dan jaminan tidur tidak sesuai.
dipermudah jika sesuai dengan
prosedur
Tabel 3.11 Masalah yang Ditemukan di Ruang Cempaka RSU Kabupaten
Tangerang
No. Masalah
1 Kurang optimalnya ketenagaan diruang cempaka dari sisi kuantitas dan
kualitas
2 Belum optimalnya penggunaan papan infomasi penanggung jawab asuhan di
ruangan.
3 belum optimal untuk sarana di ruang cempaka
5 Kurangnya media informasi kesehatan di ruangan pasien
BAB IV
PRIORITAS MASALAH ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH & POA
PENYELESAIAN MASALAH
MANAJEMEN KEPERAWATAN DIRUANGAN

Setelah dilakukan pengkajian di Ruang Cempaka RSUD Kabupaten Tangerang pada


tanggal 12-20 september 2022, didapat beberapa masalah di Ruang Cempaka, untuk
menyelesaikan masalah tersebut maka perlu ditentukan prioritas masalah dan Plan Of
Action dari tiap masalah yang diangkat

A. Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah merupakan salah satu langkah penting untuk
memecahkan masalah. Penentuan proritas masalah kesehatan adalah suatu proses
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu
untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai yang kurang
penting. Ivancevich, Konopaske dan Mattesson (2008) menyatakan beberapa
faktor yang dapat menentukan penting atau tidaknya sebuah masalah yaitu faktor
urgency, impact, dan growth tendency-trend. Adapun, cara penentuan prioritas
masalah secara sederhana dapat dibedakan menjadi 2,yaitu:
1. Scoring Technique
Dengan cara ini pemilihan prioritas masalah dilakukan dengan
memberikan nilai (score) untuk parameter kriteria yang ditetapkan. Teknik
merumuskan dan atau menetapkan keputusan dengan menggunakan kriteria
yang disusun dalam bentuk matrik ini dikenal dengan nama teknik kriteria
matriks (criteria matrix technique).
2. Non ScoringTechnique
Memilih masalah dengan mempergunakan berbagai parameter, hanya
dapat dilakukan jika data tersedia dengan lengkap. Jika data tidak tersedia
dengan lengkap maka cara yang dapat dipergunakan adalah Non Scoring
Technique.
B. Daftar Masalah
Berdasarkan cara penemuan masalah yang penulis lakukan Ruang Perawatan
cempaka, diperoleh daftar masalah yang ditemukan, yaitu:
1. Man
 Kurang optimalnya ketenagaan diruang cempaka dari sisi kuantitas
2. Material
 Belum optimalnya penggunaan papan infomasi penanggung jawab asuhan
di ruangan
 Kurangnya sarana pada ruangan cempaka
 Masih menggunakan kertas atau formulir pada pasien Rawat Inap dan
map/bantex
3. Metode
 Belum optimal nya penangan patient safety di ruang cempaka
 Kurangnya media informasi kesehatan di ruangan pasien
C. Penetapan PrioritasMasalah
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan
masalah dikarenakan dua alasan. Pertama yaitu terbatasnya sumber daya yang
tersedia dan karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua,
adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya dan karena itu
tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar,1996). Penetapan prioritas
masalah menggunakan pembobotan yang dilakukan oleh kelompok, sebagai
berikut:
No. Masalah Mg Sv M Nc Af Total Prioritas
n
1 Kurang optimalnya ketenagaan d 4 2 2 3 2 13 4
iruang cempaka dari sisi kuantita
s dan kualitas.

2. Belum optimalnya sarana 4 3 3 2 2 15 3


diruang cempaka ( perlak kecil ,
arah kiblat , gantungan baju
untuk goun )
3 Belum optimalnya penggunaan 4 3 3 2 3 16 2
papan infomasi penanggung
jawab asuhan di ruangan.

4 Masih menggunakan kertas atau 4 3 2 2 1 12 5


formulir pada pasien Rawat Inap
dan map/bantex

5 Kurangnya media informasi 5 4 4 3 3 19 1


kesehatan di ruangan pasien

Keterangan:
MG = Magnitude 1 = Sangat kurang penting
SV = Severity 2 = Kurang penting
MN = Manageability 3 = Cukup penting
NC = Nursing Consern 4 = Penting
AF = Affordability 5 = Sangat penting

D. Tujuan dan Alternatif PenyelesaianMasalah


No Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah
1 Kurangnya Kurang fasilitas yang Menyusun media edukasi tentang
media informasi memadai Teknik Relaksasi Nafas Dalam
kesehatan di
ruang pasien
2 Belum Kurangnya Berdiskusi dengan karu untuk
optimalnya kedisiplisan dan lebih mendisplinkan para
penggunaan kesadaran perawat perawat yang bertugas setiap
papan infomasi diruang cempaka harinya Agar pasien dan keluarga
penanggung dapat mengetahui siapa saja yang
jawab asuhan di bertugas pada hari ini diruang
ruangan. cempaka
3 Belum optimal Kurang tersedianya Mendiskusikan ke kepala
nya sarana fasilitas diruang ruangan untuk menyediakan
diruang cempaka sarana yang belum terpenuhi
cempaka

E. Seleksi terhadap PenyelesaianMasalah


Setelah alternative masalah diidentifikasi selanjutnya melakukan prioritas alter
natife penyelesan masalah dengan mothode CARL (capabillty,accesebelity,readin
ess and leverage)
Capability C adalah kemampuan kedua belaah pihak antara mahasiswa dan ru
mah sakit untuk menyelesaikan masalahnya
Accesability A adalah kemudahan dalam melaksanakan pemecahan altternatif
masalah.
Readiness R adalah kesiapan untuk menyelesaikan alternative
Levverage L adalah daya ungkit alternative dalam penyelesaian masalah.
Masing – masing aspek diberikan dengan rentang sampai dengan 5, dengan pema
knaan sebagai berikut :
Nilai 1= sangat kurang penting
Nilai 2 = kurang penting
Nilai 3 = cukup penting
Nilai 4= penting
Nilai 5 = sangat penting
No Alternative penyelesaia C A R L SKOR
n masalah
1 Menyusun media edukasi 4 4 4 4 16
tentang
- Teknik Relaksasi
Nafas Dalam
2 Belum optimalnya 4 4 4 3 15
penggunaan papan
infomasi penanggung
jawab asuhan di ruangan
3 Belum optimal nya 4 4 3 3 14
sarana diruang cempaka
PLAN OF ACTION (POA)

No Masalah Uraian kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Media PJ PJ perawat


cempaka
1 Kurangnya Menyusun media Mempermudah Pasien September Poster Teknik Astia Bu Dwi
media informasi edukasi teknik dalam proses 2022 Relaksasi Tia
kesehatan di relaksasi nafas pemberian edukasi Nafas Dalam Ryan
ruangan pasien dalam Teknik Relaksasi
Nafas Dalam
2 Belum optimal Mengidentifikasi Mempermudah Ruangan September Pulpen , kertas Desti Bu Dwi
nya sarana sarana yang belum dalam proses asuhan cempaka 2022 , diksusi , Maryati
diruang optimal diruang keperawatan perlak ,
cempaka cempaka gantungan
goun
3 Belum Melakukan diskusi Meningkatkan Kepala September Diskusi Dian Bu Dwi
optimalnya dengan kepala kedisiplinan ruangan, 2022 Putri
penggunaan ruangan untuk diruangan cempaka katim Amel
papan infomasi memberikan Dan pengunjung , dan
penanggung rewards dan keluarga dan pasien perawat
jawab asuhan di punishment pada mengetahui perawat pelaksana
ruangan perawat diruangan yang bertugas diruang
cempaka diruang cempaka . cempaka
BAB V

LAPORAN KEGIATAN

IMPLEMENTASI ̵ EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

Sesuai dengan rencana kegiatan atau Plan Of Action(POA) yang telah disusun sebelumnya,

pelaksanaan dan evaluasi kegiatan berdasarkan prioritas masalah di Ruang Cempaka RSUD

Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut:

A. Laporan Kegiatan Implementasi

No Implementasi Tujuan Pelaksanaan Penanggung Hasil


jawab
1 Membuar Agar pasien dapat 27 Ibu Dwi Poster relaksasi nafas
poster relaksasi mempraktekan September dalam berjumlah satu
nafas dalam sehingga dapat 2022 buah dan diserahkan
mengurangui kepada kepala ruangan
nyeri dengan cara untuk dipasang di
non farmakologis dinding
2 Memberikan Agar perawat 27 Ibu Dwi Gantungan Baju
tempat menggantungkan September berjumlah 1 buah dan
gantungan baju goun di 2022 telah di pasang di
untuk baju tempatnya dan ruang tindakan.
goun tidak di
sembarang
tempat apalagi
dibawa masuk ke
dalam ruangan
perawat atau
diskusi
3 Memberikan Agar setiap 27 Ibu Dwi Perlak berjumlah 5
perlak pegawai September dan diserahkan kepada
melakukan 2022 kepala ruangan untuk
tindakan kepada digunakan oleh
pasien, cairan pegawai yang lain saat
ataupun darah melakukan tindakan
pasien tidak
langsung kena ke
linen atau apapun
itu dan untuk
menjaga
kebersihan
ruangan.

B. Evaluasi (Hasil Penyelesaian Masalah)

No Implementasi Evaluasi
1 Membuat poster relaksasi  Poster berukuran A3+ di pasang mengunakan
nafas dalam bingkai agar perawat mampu mempraktekikan
kepada pasien saat merasakan nyeri
 Penempatan poster relaksasi nafas dalam ini
diletakan di dinding yang cukup terlihat oleh
banyak orang
2 Memberikan tempat  Gantungan baju digunakan untuk agar pegawai
gantungan untuk baju bisa meletakkan baju goun di gantungannya,
goun agar tidak memakai baju goun ke dalam ruangan
diskusi atau pegawai
 Penempatan gantungan baju di letakan di ruang
tindakan
3 Memberikan perlak  Perlak digunakan agar setiap pegawai melakukan
tindakan (mis, menginfus, mengambil darah,
memasang kateter dll) cairan ataupun darah
pasien tidak terkena linen langsung
 Perlak diletakkan di ruang tindakan agar terlihat
oleh pegawai ruangan dan memakai perlak setiap
kali tindakan
C. Tindak Lanjut

Selama menjalankan praktek manajemen keperawatan di ruang cempaka RSUD

Kabupaten Tangerang, kelompok sudah mengambil prioritas masalah terkait

kurangnya media informasi kesehatan di ruangan pasien dan belum optimalnya

penanganan patient safety di ruangan cempaka. Untuk alternative penyesalan masalah

sudah disusun, dan sebagian sudah di implementaasikan. Yang perlu di tindak lanjuti

yaitu :

1. Pelaksanaan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri pada pasien

di Ruang Cempaka RSUD Kabupaten Tangerang.

2. Pelaksanaan pemakaian perlak saat melakukan tindakan keperawatan

3. Menggantungkan baju gound di gantungan yang sudah disediakan di ruangan.


BAB V
PEMBAHASAN

Pelaksanaan Praktek manajemen keperawatan mahasiswa Program Profesi Ners


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang yang dilakukan di Ruang
Cempaka RSUD Kabupaten Tangerang dari tanggal 12 sampai dengan 25 September 2022,
berdasarkan hasil kajian situasional yang telah kami lakukan dari tanggal 12 sampai dengan
25 September 2022 didapatkan beberapa masalah berupa kurang optimalnya ketenagaan
diruang cempaka dari sisi kuantitas dan kualitas, belum optimalnya penggunaan papan
infomasi penanggung jawab asuhan di ruangan, melakukan tindakan kurang optimal karena
tidak adanya perlak untuk mencegah terjadinya cairan pasien mengalir ke laken, belum
adanya kesadaran perawat yang sudah melakukan tindakan menggantung gound
disembarang tempat dan kurangnya media informasi kesehatan di ruangan pasien.
Dari beberapa masalah yang ditemukan, maka telah direncanakan penyelesaian
masalah yang dilakukan berdasarkan POA (Planning Of Action) yang telah disepakati pada
tanggal 27 September 2022 yang dilaksanakan di ruang cempaka RSUD Kabupaten
Tangerang.
Berdasarkan hasil diskusi tersebut maka disepakati untuk melakukan kegiatan
secara bersama-sama untuk mengatasi masalah yang telah ditemukan, karena adanya
pertimbangan waktu, keterbatasan sumberdaya dan kewenangan ataupun kemampuan,
maka semua masalah yang ditemukan tidak semua terlaksana. Kegiatan yang telah
dilakukan di ruangan Cempaka RSUD Kabupaten Tangerang dibahas berikut ini :
1. Kurangnya media informasi kesehatan di ruangan pasien
a. Masalah
Pelaksanaan teknik relaksasi belum optimal terutama untuk menangani nyeri pada
pasien di ruang cempaka.
b. Tujuan
Terlaksananya penerapan mengajarkan teknik relaksasi di ruang cempaka.
c. Kegiatan
Memasang poster teknik relaksasi di dinding ruang cempaka.
d. Proses
Membuat poster teknik relaksasi dalam, lalu dikonsultasikan dengan pembimbing
institusi dan pembimbing lahan. Setelah mendapat persetujuan dari pembimbing
institusi dan pembimbing lahan, mencetak poster teknik relaksasi dalam.
e. Hasil
Terpasangnya poster teknik relaksasi nafas dalam di dinding perawatan ruang
cempaka
f. Tindak Lanjut
1) Pelaksanaan refresh teknik relaksasi nafas dalam pada pasien maupun seluruh
pegawai di ruang Cempaka RSUD Kabupaten Tangerang
2) Pelaksanaan edukasi disertai dengan leaflet tentang teknik relaksasi nafas dalam.
g. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruang cempaka RSUD
Kabupaten Tangerang dari tanggal 12 – 24 September 2022 didapatkan masalah nya
media informasi kesehatan di ruangan pasien sehingga mahasiswa Program Profesi
Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat media edukasi tentang teknik
relaksasi nafas dalam.
Pembuatan media edukasi tersebut sudah dilakukan, dikonsultasikan baik
dengan pembimbing institusi maupun pembimbing lahan dan media edukasi seperti
poster teknik relaksasi nafas dalam sudah terpasang di dinding lorong perawatan
ruang cempaka.
Menurut kelompok teknik relaksasi nafas dalam merupakan teknik yang
efektif untuk mengurangi rasa nyeri, kecemasan dan lain sebagainya yang harus
diketahui dan dipahami oleh pasien maaupun seluruh pegawai ruang cempaka untuk
menangani rasa nyeri guna mengurangi konsumsi obat-obatan.

2. Belum optimalnya peralatan seperti tidak adanya perlak diruang cempaka


a. Masalah
Tidak adanya perlak diruangan untuk melakukan tindakan keperawatan (mis:
menginfus, mengambil darah, memasang cateter dll) agar cairan ataupun darah
pasien tidak terkanan linen langsung.
b. Tujuan
Terlaksananya tindakan keperawatan yang optimal dan adanya kenyamanan pada
pasien serta pegawai ruangan memakai perlak setiap kali melakukan tindakan
keperawatan.
c. Kegiatan
Mempersediakan perlak di ruangan cempaka.
d. Proses
Memberikan perlak untuk digunakan diruang cempaka kepada kepala ruangan lalu
disetujui oleh kepala ruangan.
e. Hasil
Perlak diletakkan diruang tindakan agar terlihat oleh pegawai ruangan dan memakai
perlak setiap kali melakukan tindakan keperawatan.
f. Tindak Lanjut
Setiap melakukan tindakan keperawatan harus menggunakan perlak dan setiap
selesai tindakan keperawatan alangkah baiknya dirapihkan kembali dan jangan
sampai tertinggal di tempat tidur pasien.
g. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruang cempaka RSUD Kabupaten
Tangerang dari tanggal 12 – 24 september 2022 didapatkan masalah: jika
melakukan tindakan keperawatan tidak menggunakan perlak sebagai alas sehingga
mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang menyelesaikan masalah tersebut dengan memberikan
perlak kepada ruangan cempaka.

3. Belum optimalnya peralatan seperti gantungan baju untuk menaruh gound


a. Masalah
Gantungan baju untuk menaruh gound kurang memadai, sehingga perawat
menggantungkannya di sembarangan tempat.
b. Tujuan
Agar perawat menggunakan gantungan baju gound di tempatnya dan tidak di gantung
disembarang tempat, apalasi dimasukan kedalam ruangan perawat atau ruang diskusi
c. Kegiatan
Mempersediakan tempat gantungan baju gound di ruangan cempaka.
d. Proses
Memberikan gantungan baju gound untuk digunakan diruang cempaka kepada kepala
ruangan lalu disetujui oleh kepala ruangan.
e. Hasil
Gantungan gound diletakkan diruang tindakan agar terlihat oleh pegawai ruangan dan
pearawat. Sehingga setelah melakukan tindakan ke pasien langsung menaruh gound di
gantungan agar tidak mememakai baju gound ke dalam ruang diskusi atau ruang
pegawai
f. Tindak Lanjut
Setiap selesai melakukan tindakan gound dilepas dan di taruh di gantungan. Menegor
teman sejawat yang masih menaruh gound sembarangan.
g. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di ruang cempaka RSUD Kabupaten
Tangerang dari tanggal 12 – 24 september 2022 didapatkan masalah: jika setelah
melakukan tindakan keperawatan tidak menaruh gound di gantungan melainkan
disembarang tempat. sehingga mahasiswa Program Profesi Ners Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang menyelesaikan masalah tersebut
dengan memberikan gantungan baju gound kepada ruangan cempaka.
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan merupakan pelaksanaan pelayanan keperawatan
melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Manajemen mengandung tiga prinsip pokok yang menjadi ciri utama
penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya, efektif dalam
memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan rasional
dalam pengambilan keputusan manajerial. Penerapan manajemen keperawatan
memerlukan peran tiap orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi
masing-masing melalui fungsi manajemen.
Ruang Cempaka merupakan ruang rawat inap kelas 3 perawatan penyakit
dalam, paru-paru, jantung, dan neurologi yang terdiri dari 1 nurse stastion, 1
ruang perawat, 1 ruang kepala ruangan, dan 6 kamar ruang perawatan dengan 24
tempat tidur.Berdasarkan hasil makalah tentang Manajemen Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Cempaka di RSUD Kabupaten Tangerang, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Lebih dari separuh perawat di Ruangan Cempaka berpendidikan DIII dan
sebagian besar perawat adalah wanita.
2. Ruangan cempaka memiliki pelaksanaan metode tim keperawatan.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan bagi mahasiswa agar dapat belajar dalam meningkatkan
komunikasi yang baik terhadap tim dalam pelaksanaan konferensi, lebih
fokus pada penetapan tugas yang telah ditetapkan dan selalu memberikan
informasi terhadap pekerjaan kepada ketua tim dan juga kepada kepala
ruangan, sehingga tujuan meningkatkan pelayanan keperawatan bisa
terlaksana dengan baik dan terarah.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan RI. 2001. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1239/MENKES/SK/III/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat. Jakarta:

Depkes RI.

Guyton, A C., 1993, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 7, Bagian I, Alih Bahasa: dr.

Ken Ariata Tengadi, dkk. EGC, Jakarta.

Nursalam. (2015). Metodologi ilmu keperawatan, edisi 4, Jakarta: Salemba Medika.

https://rsud-tangerangkab.id/

Stuart GW, Sundeen, 1995, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.

Louis Mosby Year Book.


Lampiran dan Implementasi

Anda mungkin juga menyukai