Di Susun Oleh :
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit dan pusat pelayanan kesehatan lainnya dituntut untuk mampu
mengembangkan kualitas pelayanan yang memilki daya saing tinggi untuk
memenangkan persaingan. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan
tersebut tidak ada upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya. Meningkatkan kualitas dan
keamanan pelayanan merupakan salah satu strategi bersaing yang sangat
efektif, termasuk kualitas pelayanan keperawatan yang merupakan bagian
integrasi dari pelayanan kesehatan.
Sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Batara Siang Kab. Pangkep yang
berusaha untuk meningkatkan pelayanan masyarakat dengan memperhatikan
salah satu aspek pentingnya yaitu aspek manajemen. Keberhasilan manajemen
dalam suatu rumah sakit dapat menjadi salah satu indikator penunjang dalam
peningkatan pelayanan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Operan
b) Prekonference
c) Post conference
d) Ronde keperawatan
e) Supervisi Keperawatan
f) Discharge planning
g) Dokumentasi Keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi pasien
2. Bagi perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
4. Bagi mahasiswa
TINJAUAN TEORITIS
Filosofi perawatan Mawar adalah salah satu perawatan yang ada di RSUD
Batara Siang dimana dalam perawatan ini perawat maupun tenaga medis yang
lainnya memberikan tindakan keperawatan, diagnose keperawatan, dan
treatment respon pasien terhadap masalah kesehatan yang dihadapi baik secara
actual maupun potensial yang terus berlanjut agar dapat meningkatkan status
kesehatan pasien secara optimal. Perawatan ini memiliki falsafah yang
berbunyi dengan budaya “Dengan Budaya Sipakatau, Sipakainge, Sipakalebbi
Kita Wujudkan Kebersamaan dan Keharmonisan Dalam Pelayanan Rumah
Sakit”.
1. Pengertian
Ruang rawat inap penykit infeksius adalah suatu perawatan airlock yang
digunakan dalam kasus penyakit menular. Suatu ruangan memberikan asuhan
keperawatan pada klien mengalami gangguan dari berbagai system seperti
HbSAG, HIV/AIDS.
3. Sifat Kekaryaan
a. Fokus telah
Dalam bidang pelayanan focus telaah ruang rawat inap infeksius dan
neuorolgi adalah suatu perawatan airlock yang digunakan dalam kasus
penyakit menular dan neurologi untuk membantu pemulihan lesi dengan
manfaat mekanisme dasar pemulihan sistem saraf dimana kita memberikan
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan sistem syaraf
baik yang aktual maupun yang potensial seperti stroke, Epilepsi, dan
Meningitis.. Suatu ruangan memberikan asuhan keperawatan pada klien
mengalami gangguan dari berbagai system seperti HbSAG, HIV/AIDS.
b. Basic Intervensi
c. Lingkungan Garapan
B. Manajemen
1. Pengertian
2. Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Pengarahan (Directing)
d. Pengevaluasian (Controlling)
C. Timbang Terima
b. Bagi Pasien
Klien bisa menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
c. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
1. Pengertian
d. Teknik evaluasi
f. Akreditasi
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan, hasil
yang di harapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan berdasarkan
diagnosa keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang membuat
klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan restorasi
kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi kesehatan
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk data
biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-obatan
j. Jika ada ksalahan, pernyataan yang salah dicoret, twetapi harus dapat
dibaca selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan
tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat
a. Pengkajian
b. Mengumpulkan data
c. Pengoorganisasian data
d. Validasi data
e. Pencatatan data
f. Diagnose keperawatan
1) Akurat
2) Resiko
1) Problem
2) Etiologi
Mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah kesehatan
dalam melakukan intervensi keperawatan yang mencakup tingkah laku,
lingkungan disekitar atau gabungan dari keduanya.
3) Simtom
g. Perencanaan
h. Implementasi
E. Metode Fungsional
1. Metode Fungsional
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang memiliki tenaga kesehatan dengan
perbandingan tenaga perawwat professional (pelaksana lanjut atau
penyedia) yang lebih sedikit dibandingkan dengan tenaga perawat
pelaksana dan perawat pembantu (pemula).
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan askep terhadap pasien. Perawat dibagi menjadi 2-3 grup
yang terdiri dari tenaga professional teknikal pembantu dalam satu grup kecil
yang saling membantu dengan jumlah tenaga 6-7 orang dalam satu tim.
4) Peran kepala ruangan penting dalam model ini model tim akan
berhasil baik bila di dukung oleh kepala ruangan
1) Membuat perencanaan
3) Memberikan laporan
5. Metode Primer
Konsep dasar model askep ini adalah adanya tanggung jawab, tanggung
gugat serta otonomi dari perawat serta melibatkan keterlibatan pasien dan
keluarga.
2) beban kasus pasien 4-6 orang perawat atau dengan rasio perawat dan
pasien sebesar 1 : 4 atau 1 : 5 disesuaikan dengan jumlah yang ada di
ruangan dan jumlah perawat yang ada
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama
1. Kepala ruangan
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala rungan adalah perawat
dengan kemampuan DIII Keperawatan dengan pengalaman dan pada MPKP
tingkat I adalah perawat dengan kemampuan S.Kep/Ners dengan pengalaman.
Kepala ruangan bertugas sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
k. Bila PP cuti tugas dan tanggung jawab PP tersebut diambil alih oleh
kepala ruangan/CCM dan dapat didelegasikan kepada PA senior (wakil
PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah pengawasan kepala
ruangan
Pada ruang rawat dengan MPKP pemula CCM adalah SKp/Ners dengan
pengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah seorang Ners spesialis. Pada
MPKP tingkat II, jumlah Ners Spesialis lebih dari satu orang tetapi disesuaikan
dengan kekhususan (Majoring) sesuai kasus yang ada.CCM brtugas sesusai
jam kerja yaitu dinas pagi.
a. Melakukan kontrak dengan pasien dan keluarga pada awal masuk ruangan
berdasarkan format orientasi pasien dan keluarga sehngga tercipta
hubungan terapeutik
4. Perawat pelaksana
k. Berperan serta dalam penkes pada pasien dan keluarga yang dilakukan PP
n. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dengan berkoordinasi dengan PP
BAB 3
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
4. Penampilan Kerja
Berdasarkan laporan indicator pelayanan rumah sakit, data triwulan
dari bulan Desember tahun 2021 yaitu :
a. Jumlah pasien yang dirawat = 13 Orang (14 hari)
b. BOR
BOR (Bed Occupancy Rate)
= Jumlah hari perawatan pada episode tertentu x 100 %
Kapasitas TT x Jumlah hari pada periode waktu yang sama
= 71 hari x 100 %
17 x 14 hari
= 29,83 % (Tidak Ideal)
c. LOS
LOS ( Leght Of Stay)
= Jumlah lama di rawat pasien keluar
Jumlah pasien keluar ( Hidup + Mati )
= 46 hari
7 orang
= 7 orang
17
e. TOI
TOI ( Turn Over Interval )
= ( Kapasitas TT x Jumlah hari ) – Jumlah hari perawatan
= (17 x 14) - 71
7 orang
a. Fungsi perencanaan
1) Visi Misi Organisasi
Wawancara, Menurut kepala ruangan sampai saat ini belum
ada visi misi tersendiri di ruang mawar, hanya berlandaskan
pada visi misi rumah sakit itu sendiri.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar tidak
terlihat visi misi keperawatan yang terpasang di dinding
ruangan.
Masalah : Perumusan visi dan misi ruangan belum ada
2) Filosofi Keperawatan
Wawancara, Menurut kepala ruangan sampai saat ini belum
ada filosofi keperawatan di ruang mawar
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar tidak
terlihat filosofi keperawatan yang terpasang di dinding ruangan.
Masalah : Filosofi ruangan belum ada
3) Peraturan Organisasi
Wawancara, Menurut kepala ruangan untuk aturan di ruangan
mawar hanya secara lisan saja tetapi sudah terdapat aturan atau
tata tertib dari rumah sakit yang harus ditaati oleh seluruh
pegawai.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar tidak
ada aturan yang tertempel di dinding ruangan.
Masalah : -
4) Pembuatan rencana harian
Wawancara, Menurut kepala ruangan sudah dibuat rencana
harian serta sudah ada buku pencatatan tiap bulan dan tahunnya.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
sudah ada catatan harian dalam bentuk baku.
Masalah : -
b. Fungsi pengorganisasian
1) Struktur organisasi
Wawancara, Menurut kepala ruangan sudah ada struktur
organisasi dengan struktur ketenagaan yang dibentuk dengan 2
tim sebagai penerjamaan dari konsep MPKP di ruangan.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
sudah terdapat struktur organisasi yang terpasang di dinding
ruang mawar.
Masalah : -
STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA RUANGAN
Nurcaya, S.Kep.,Ns
KATIM A KATIM B
3) Uraian tugas
Wawancara, Menurut kepala ruangan setiap perawat sudah
mempunyai uraian tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
seluruh tenaga perawat bertugas dengan tanggung jawabnya
masing-masing.
Masalah : -
4) Metode penugasan
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa perhitungan jumlah tenaga keperawatan belum
menggunakan standart minimal dengan rumus, tetapi
disesuaikan dengan rasio klien dikarenakan jumlah pasien yang
tidak menentu.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
jumlah tenaga perawat cukup. Dengan rincian dinas sebagai
berikut dinas pagi = 6 orang, dinas sore = 4, dinas malam = 3
orang.
Masalah : Perhitungan tenaga perawat belum menggunakan
standar minimal dengan rumus.
5) Pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai dengan
format yang ada dan sudah disepakati bersama antar kepala
ruangan dan komite keperawatan.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
tersedia lembar penulisan standar asuhan keperawatan. Tersedia
lembar pengkajian, lembar intervensi, dan lembar evaluasi
SOAP tersendiri.
Masalah : -
6) Pengaturan jadwal dinas
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi
bahwa pengaturan jadwal dinas sudah diatur oleh karu
disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar
untuk pengaturan jadwal shift disesuaikan dengan jumlah
perawat yang ada di ruangan.
Masalah : -
c. Fungsi pengarahan
1) Motivasi kepada perawat
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
selalu dilakukan seminar ataupun pelatihan untuk tenaga perawat
tetapi untuk saat ini sudah jarang dilakukan karena masa pandemi
yang mengharuskan untuk tetap physical distancing.
Masalah : kurangnya pelatihan ataupun seminar yang diadakan
2) Komunikasi
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
asuhan keperawatan yang didokumentasikan diberitahukan dalam
bentuk timbang terima pasien dan ditindak lanjuti oleh perawat yang
bertugas pada shift selanjutnya. Untuk kegiatan timbang terima
hanya dilakukan di ruang perawat untuk tetap menjaga physical
distancing atau mengurangi kontak langsung kepada pasien
dikarenakan masa pandemic covid 19. Tetapi sebelum masa
pandemi, operan langsung ke kamar pasien selalu dilaksanakan.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar untuk
proses timbang terima hanya dilakukan di ruang perawat tidak ada
kegiatan operan bed to bed langsung pada pasien.
Masalah : -
3) Pendelegasian
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
mengenai pendelegasian diatur dan ditunjuk langsung oleh kepala
ruangan secara lisan.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar sudah ada
pendelegasian.
Masalah : -
d. Fungsi pengendalian
1) Program pengendalian mutu
Wawancara, Menurut kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
sudah ada tim pengendalian mutu di ruangan mawar sesuai dengan
struktur kerja tim pokja rumah sakit.
Observasi, Berdasarkan hasil pengamatan di ruang mawar ada tim
pengendalian mutu di ruang mawar sesuai dengan tim pokja RS.
Masalah : -
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai
berikut:
- Nilai 1 = sangat kurang sesuai
- Nilai 2 = kurang sesuai
- Nilai 3 = cukup sesuai
- Nilai 4 = sesuai
- Nilai 5 = sangat sesuai
A. PERSIAPAN KEGIATAN
1. Persiapan
1. Pelaksanaan
C. OPERAN
Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien atau
komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan
dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan
dinas sore ke dinas malam langsung dipimpin oleh penanggung jawab tim
sore ke penanggung jawab tim malam. Tujuan operan pasien menurut
Taylor (1993) adalah untuk mendapatkan informasi yang dapat membantu
untuk menetapkan rencana perawatan pasien, mengevaluasi intervensi
keperawatan, memberi kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan
tentang perawatan yang diberikan kepadanya, serta membantu menentukan
prioritas diagnosa dan tujuan dari perawatan yang diberikan. Dalam operan
diterangkan tentang asuhan keperawatan yang telah diberikan oleh perawat
yang telah selesai tugas. Operan ini harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara sinkat, jelas dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum
dan perkembangan klien saat itu.
a. Pre-post conference
Pre-post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan dan sebelum operan berikutnya yang
dipimpin oleh katim atau penanggung jawab tim. Isi pre conference adalah
rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari katim
atau PJ tim. Isi post conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap
perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
b. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana, 2004).
Kron & Gray (1987) mengartikan supervisi sebagai kegiatan yang
merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai dan mengevaluasi secara
berkesinambungan anggota secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan yang dimiliki anggota.
Supervisi dalam konteks keperawatan sebagai suatu proses
kegiatan pemberian dukungan sumber-sumber (resources) yang
dibutuhkan perawat dalam rangka menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Mc Farland, Leonard & Morris,1984).
Supervisi merupakan hal yang penting dilakukan untuk
memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar
mutu yang ditetapkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan
mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat
yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada
pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang
belum terpenuhi. Untuk menjadi supervisor yang baik diperlukan
kompetensi yang harus dimiliki dalam melaksanakan supervisi ( Bittel,
1997).
Dalam penerapan MPKP diruang kegiatan supervisi sudah dapat
dilakukan oleh kepala ruangan maupun ketua tim, antara lain supervisi
kegiatan operan, pre-post conference, pemberian askep dan dokumentasi
asuhan keperawatan, tetapi kegiatan masih belum terjadual dan dilakukan
secara spontan jika kepala ruang tidak sibuk.
Kendala dalam pelaksanaan supervisi yang ditemukan adalah
belum terbiasa dengan perencanaan pengarahan dan merasa canggung
untuk melakukan supervisi, serta tenggelam dengan kegiatan rutin, ilmu
pengetahuan masih kurang, kepala ruangan dan katim tidak dapat
memberikan masukan dan perbaikan kepada perawat yang disupervisi. Hal
ini akan berdampak terhadap kualitas pemberian asuhan keperawatan yang
tidak optimal.
Rencana tindak lanjut pelaksanaan supervisi yang harus dilakukan
adalah : direncanakan siapa, kapan waktunya, kegiatan apa yang akan
disupervisi, bagaimana supervisi dilaksanakan dan penentuan standar serta
alat supervisi. Agar supervisi dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala
ruangan / ketua tim perlu melatih dan membudayakan kegiatan supervisi
secara terus menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pihak
manajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervisi diruangan-
ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun
informal, dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala
ruangan dan katim terutama yang berkaitan dengan supervisi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian data diruangan mawar memakai alat kuesioner, wawancara
dan dari hasil analisis ditemukan beberapa masalah yang perlu
dilakukan diruangan mawar yaitu kegiatan manajemen belum
dijalankan sesuai dengan fungsi manajemen dengan optimal.
2. Model yang dilakukan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi TIM dan primer dengan pembagiantim menjadi 2 kelompok
besar yang diketuai oleh kepala tim dan bertindak sebagai perawat
primer.
3. Kegiatan manajemen keperawatan seperti operan, preconference, post
conference, ronde keperawatan, supervise keperawatan, discharge
planning, dan dokumentasi keperawatan tidak dilakukan secara optimal
dikarenakan masih adanya keterbatasan saat ini masih dalam kondisi
pandemi covid-19.
B. Saran
1. Seluruh tenaga medis atau non medis , pasien dan keluarga pasien
untuk menjaga fasilitas yang sudah ada disediakan oleh rumah sakit.
2. Tetap menjalankan format pengkajian checklist untuk memudahkan
perawat mengisi pendokumentasian asuhan keperawatan.
3. Mengadakan pendidikan kesehatan secara rutin dan terjadwal terhadap
klien dan anggota keluarga dalam rangka mengoptimalkan mutu asuhan
keperawatan yang diberikan.
4. Mengusulkan pada pimpinan RSUD Batara Siang Pangkep adanya
penambahan alat ataupun bahan untuk mempermudah kerja perawat di
ruangan mawar RSUD Batara Siang Pangkep.
5. Perawat ruangan mawar melakukan pendokumentasian dengan baik dan
benar demi terpenuhinya kebutuhan pasien.
6. Tetap mensosialisasikan slogan anjuran yang telah ada di ruangan
mawar guna untuk mempertegas peraturan rumah sakit pada klien dan
anggota keluarga.